BAB VI HAMA HUTAN KHUSUS DI INDONESIA Dalam

advertisement
BAB VI
HAMA HUTAN KHUSUS DI INDONESIA
Dalam bab ini akan dibahas tentang Hama Hutan Khusus di Indonesia, yang
meliputi 2 sub bab yaitu Penggolongan Hama Hutan Berdasarkan Bagian Pohon yang
Diserang dan Penggolongan Hama Hutan Berdasarkan Jenis Pohon yang Diserang.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) adalah : setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa
akan dapat menyebutkan jenis-jenis hama hutan yang penting di Indonesia
berdasarkan penggolongannya dan dapat menjelaskan biologi, dampak serangan dan
upaya pengendaliannya.
Di Indonesia terdapat banyak sekali hama hutan, tetapi tidak semuanya akan
dibicarakan di dalam buku ini. Hama yang akan dibahas hanyalah hama hutan yang
mempunyai arti ekonomis, artinya kerugian yang ditimbulkan dapat rnencapai nilai
ekonomis yang berarti. Hama hutan yang akan dibahas dibatasi pula pada hama yang
merusak hutan dan jenis kayu industri (HTI), yaitu hutan Jati, Pinus, Sengon dan
Mahoni. Untuk tanaman hutan Iainnya yang kurang penting akan disinggung sepintas
lalu saja.
Ahli-ahli hama hutan membagi hama hutan dengan dasar pembagian yang
berbeda-beda. Dasar pembagian yang sering digunakan adalah:
(1) Berdasarkan bagian pohon yang dirusak.
(2) Berdasarkan jenis tanaman yang diserang.
Penggolongan Hama Hutan Berdasarkan Bagian Pohon yang Dirusak /Diserang
(1)
Serangga perusak daun (Depoliating insects)
Akibat dari serangan serangga sebagian atau seluruh bagian dan daun rusak
karena dimakan. Serangga perusak daun biasanya termasuk di dalam ordo-ordo
Lepidoptera (larva), Hymenoptera (dewasa) dan Diptera (hanya stadium larva
yang merusak daun, sedangkan dan ordo Coleoptera (dewasa) dan Orthoptera
(nimfa dan dewasa) dapat merusak daun.
(2)
Serangga pengebor kulit pohon (inner bark boring insects)
Bagian yang dirusak adalah kulit pohon bagian dalam sampai ke kambium.
Lubang gerekan serangga dapat merusak atau menutup jalan pengiriman bahan
makanan dari daun ke akar. Apabila kerusakan yang ditimbulkan sampai
melingkari pohon, maka pohon seperti diteres yang mengakibatkan terhalangnva
pengiriman makanan dari daun ke akar. Apabila akar pohon sampai mati, maka
Universitas Gadjah Mada
pohonnyapun menjadi mati. Serangga pengebor kulit pohon biasanya termasuk
dalam ordo Coleoptera (larva).
(3)
Serangga pengebor batang pohon dan kayu (Wood boring insects)
Kerusakan yang berbentuk lubang-lubang yang mempunyai bermacam-macam
ukuran dan bentuk. Lubang-lubang dapat dijumpai baik pada batang dan cabang
pohon yang masih hidup ataupun pada balok-balok ataupun pada kayu-kayu
kering. Tiap-tiap serangga pengebor kayu mempunyai spesifikasi sendiri, ada
yang tinggal di dalam kayu sebagai tempat tinggalnya saja, tetapi kebanyakan
hidup dengan makan batang/ kayu. Beberapa serangga hanya merusak pohon
yang sehat, ada yang merusak pohon yang sedang merana atau hanya merusak
pohon yang sudah mati. Sebagian besar dan pengebor batang/ kayu termasuk
ke dalam ordo Coleoptera (larva), beberapa Lepidoptera (larva) dan isoptera
(nimfa dan dewasa).
(4)
Serangga penghisap cairan pohon (Sap sucking insects)
Kerusakan
yang
(discoloration),
ditimbulkan
bentuk
yang
berbentuk
membesar
noda-noda,
perubahan
(mulformation)
atau
warna
terhentinya
pertumbuhan dan bagian-bagian tertentu misalnya daun-daun atau cabangcabang, serangga penghisap cairan pohon hampir semuanya dari ordo-ordo
Homoptera (nimfa dan dewasa), Hemiptera (nimfa dan dewasa) dan mites.
(5)
Serangga perusak pucuk dan cabang (Bud and twig insects)
Kerusakan yang timbul pucuk dan cabang berlubang-lubang dan seperti diteres.
Mengingat pucuk adalah tempat pertumbuhan pohon, maka serangga perusak
pucuk dan cabang sangat merugikan. Penderitaan paling berat apabila serangga
mengebor di dalam pucuk pohon. Serangga yang merusak pucuk biasanya
termasuk di dalam ordo Lepidoptera (larva), Coleoptera (dewasa/ larva),
Hemiptera dan Homoptera (nimfa & dewasa), Diptera (larva).
(6)
Serangga perusak anakan (Seedling insects)
Pada umumnya seluruh bagian dari anakan merupakan makanan yang digemari
oleh bermacam-macam serangga karena bagian-bagiannya masih muda dan
lunak. Pada umumnya serangga atau binatang perusak anakan merusak pada
waktu malam hari, sehingga pada waktu siang hari anakan telah putus-putus
batang, akar, atau daunnya sedang kalau dicari perusaknya sudah tidak ada.
Serangga perusak anakan adalah ordo Isoptera (dewasa), Lepidoptera (larva),
Orthoptera (nimfa & dewasa), Homoptera dan Hemiptera (nimfa & dewasa).
Universitas Gadjah Mada
(7)
Serangga perusak akar (Root insect)
Pada umumnya bagian dari akar yang dirusak adalah ujung akar tanaman muda
yang merupakan bagian yang sangat lunak. Anakan-anakan yang dirusak
biasanya anakan yang masih berada di tempat persemaian. Di samping
serangga perusak akar yang sering dijumpai adalah Nematoda. Serangga
perusak akar biasanya masuk dalam ordo Coleoptera (larva), Isoptera (dewasa).
Penggolongan Hama Berdasarkan Jenis Pohon yang Diserang
Penggolongan ini yang akan dipakai untuk membahas hama hutan yang
terpenting di Indonesia, di antaranya adalah hama Jati, hama Pinus, hama Sengon
laut, hama Mahoni dan lainnya.
Hama-hama Pinus Merkusii
(1) Millionia Basalis WLK
Nama daerah : Famili
: Geometridae
Ordo
: Lepidoptera
Penggundulan dan kerusakan hebat terjadi pada hutan Pinus di Sumatera Utara.
Misalnya pada tahun 1924 di dataran tinggi Karo, 1932 di Seribu Dolok, 1935 di Aek
Na Uli yang menghebat sampai 75 % hutan menjadi gundul. M basalis merusak daun
pada pohon Pinus muda dan Pinus tua dan serangan berjalan sepanjang tahun.
Panjang larva 3,5 - 4 cm dengan tebal 0,3 - 0,4 cm. Berwarna kehitam-hitaman
dengan baris-baris warna putih kekuning-kuningan yang membujur, dengan bulu amat
jarang. Di samping tiga pasang tungkai asli terdapat 2 tangkai palsu pada ruas-ruas
ujung abdomen. Sewaktu mau berkepompong ulat turun ke tanah dengan pertolongan
benang kelenjar liur.
Pupa berada di tanah, berwarna merah merang sampai coklat tua. Panjang pupa
17 - 18 mm dengan tebal 5 mm. Kupu berwarna biru tua sampai hitam dengan kilauan
biru baja. Sayap bergaris orange sampai kuning, dipinggir sayap kadang-kadang
terdapat bintik-bintik hitam. Lebar sayap membentang 4 cm. Kupu terbang siang hari,
banyak terdapat pada bulan Juli sampai dengan September. Siklus hidup diperkirakan
3 bulan, sementara lama tiap-tiap stadium belum diketahui.
Universitas Gadjah Mada
Fluyt pernah menganjurkan pemberantasan serangan pada tanaman muda dengan
larutan 1 % arsenat. Lembaga Penelitian Hutan telah berhasil mengadakan
pemberantasan dengan parasit telurnya yang termasuk dalam famili Trichogramatidae.
richogramatidae.
(2) Dyorictria sp.
kulit batang/ cabang
Narna daerah : Penggerek kulit/
Famili
: Pyralidae
Ordo
: Lepidoptera
Hama ini merusak Pinus di Aek Na Uli pada tahun 1941 pada tegakan
tegakan umur 3 - 5
tahun, kemudian tampak menghebat pada tahun 1944. Pada tahun 1956 menyerang
Pinus umur 4 tahun di Simpanganbolon II yang dalam waktu pendek telah meliputi
daerah seluas 350 ha. Pada tahun yang sama menjalar ke Simpangbolon II pada
Pinus umur I - 4 tahun seluas 430 ha, pada tahun 1957 meluas lagi sampai 102 ha.
Pada tahun 1957 Juga menyerang Pinus umur 4 tahun seluas 50 ha. Ternyata pohon
yang disukai dan paling menderita adalah yang berumur 2 - 8 tahun.
Bagian yang paling yang disukai adalah pangkal cabang, walaupun bagian
lainnyapun diserang juga. Lubang tempat penggerek masuk masih terlihat getah Pinus
yang membeku, mula-mula putih kemudian coklat, pada getah Pinus sering tercampur
dengan serbuk gesekan dan kotoran hamanya.
Telur diletakkan satu per satu pada kulit pohon bagian luar, setelah menetas
larva menggerek kulit dan masuk ke bagian dalam dari kulit. Hidup dengan makan
bagian dalam kulit dan kambium pohon. Apabila telah sampai di tengah-tengah batang
penggerek membelok ke bawah sampai dapat mencapai 15 - 20 cm dengan diameter
lubang penggerek ± 0,3 cm. Penggerek itu dapat pula masuk ke dalam batang pohon,
juga pada cabang dan pucuk. Tegakan yang terserang berat tampak seperti habis
terbakar, daunnya menjadi kuning dan akhirnya coklat. Di bawah pohon dapat dijumpai
pucuk-pucuk cabang yang jatuh, tampak pula pucuk-pucuk yang patah dan
menggantung.
Menurut ‘British Museum of Natural History” di London dari contoh yang dikirim,
walaupun belum pasti, hama ini mirip yang terdapat di pulau Chusan de Shanghai
yang bernama Dyorictria rubella Hamps. Larva berwarna putih kotor yang kemudian
berubah menjadi hijau ke coklat-coklatan, kepala dan pronotumnya hitam. Panjang
larva 2 cm dengan tebal 0,3 cm. Tiap-tiap ruas terdapat 4 bintik-bintik hitam di bagian
atas dan 2 bintik-bintik hitam di samping. Pupa berwarna coklat mengkilat dengan
panjang 1,3 cm dan tebal 0,25 cm. Kupu berwarna coklat kotor dengan panjang tubuh
1,3 cm dan panjang sayap 2,9 cm. Stadium telur belum banyak diketahui karena sulit
ditemukan. Siklus hidup ± 76 hari, dengan rincian stadium telur 8 hari, larva 45 hari,
pupa 15 hari dan dewasa 8 hari. Cara pencegahan dan pemberantasan yang baik
belum ditemukan, sebagai tindakan sementara dianjurkan mengadakan penanaman
campuran dengan jenis pohon yang berdaun lebar. Kalshoven pernah menganjurkan
untuk mengganti tanaman Pinus Aceh dengan Pinus Tapanuli, di samping itu
dianjurkan untuk mencari parasit dan predatornya.
Universitas Gadjah Mada
(3) Hama Pinus lainnya
Masih banyak serangga yang merusak, baik hutan tanaman Pinus maupun hutan
Pinus alam, tetapi tidak terlalu merugikan dan belum
belu banyak diselidiki pula. Hama
perusak daun Pinus yang sering tampak adalah dari
da famili Tenthredinidae, ordo
Hymenoptera yang dikenal dengan nama
na
Kerawai-daun.
daun. Ulat kantong yang merusak
daun Pinus adalah Eumeta
a variagatus (ulat kantong besar) dan Eumeta psendo (ulat
kantong kecil) dari famili
ili Psycidae, ordo Lepidoptera.
Berdasarkan observasi
servasi telah diperoleh penggerek-penggerek
penggerek
dari famili
famili-famili
Tortricidae, Eucosmidae dan Pyralidae, demikian juga dilaporkan adanya penggerek
bunga/ buah di Takengon dan genus Evetria (sekarang dikenal sebagai Rhyacionia).
Di pulau Jawa beberapa kali dilaporkan
dilaporkan kerusakan pohon Pinus karena serangan
rayap tanah. Di KPH Banyumas Timur pohon Pinus dilaporkan diserang oleh ulat bulu
ordo Lepidoptera.
Hama Sengon laut (Paraserianthes falcataria)
(1) Xystrocerajestiva Pascoe
Nama daerah: Uter-uter,
uter, Boktor Wowolan, Kumbang Serendang dan Engkes
Engkes-engkes
Famili : Cerambycidae
Ordo
: Coleoptera
Hama ini menyerang beberapa species dari famili Leguminoceae yang lain, yaitu
: Albizzia sumatrana, A. stipulate, A. lebbock dan Pithecellobium lobatum, mempunyai
daerah penyebaran di Burma, Sumatera, Kalimantan dan Jawa.
Telur diletakkan pada bekas-bekas cabang atau Iuka-luka secara berkelompok.
Seekor kumbang dapat meletakkan telurnya sampai 400 butir, diletakkan saling
berlekatan karena zat perekat yang dikeluarkan bersama-sama telurnya.
Larva yang baru menetas mulai menggerek kulit bagian dalam dari kayu muda,
secara bergerombol ke arah bawah. Bagian pohon yang digerek akan mengeluarkan
cairan, sehingga terlihat berwarna hitam atau coklat. Bubuk-bubuk gerekan tertinggal
dalam lubang gerek dan sebagian keluar dari lubang-lubang kulit atau kulit-kulit yang
pecah.
Larva yang akan masuk stadium pupa mengebor ke dalam batang pohon arah
tegak lurus dan pada tengah-tengah batang dan membelok ke arah atas. Panjang
lubang gerek dapat mencapai 20 cm. Larva akan berkepompong di ujung lubang gerek
dengan kepala di bawah. Pupa dilindungi dengan CaCo2 yang merupakan dinding.
Kumbang yang muncul akan keluar melalui lubang gerek dengan menggigit kulit pohon
yang menghalanginya.
Apabila banyak larva yang mengebor ke dalam lubang pohon maka bila ada
angin sedikit saja pohon Sengon akan patah. Kalau kerusakan pohon tidak terlalu
berat, maka pohon akan menyembuhkan diri dengan membuat kalus. Pohon yang
diserang oleh X pestiva umur 2 - 3 tahun ke atas.
Telur berbentuk jorong dengan ukuran 2 x 1 mm, berwarna hijau kekuningkuningan sampai kuning, berlekatan dengan zat perekat yang tidak berwarna. Lama
stadium telur 15 sampai 20 han. Larva berwarna kekuning-kuningan, tidak bertungkai
jelas. Sewaktu barn menetas dan telur berukuran 2 x 1 mm, sewaktu akan menjadi
pupa berukuran 50 x 9 mm. Lama stadium larva 5 - 6 bulan. Pupa berwarna putih
kekuning-kuningan dengan ukuran 30 x 10 mm. Lama stadium pupa 15 sampai 21
hari.
Kumbang sering tidak segera keluar dan lubang gerek, tetapi beberapa saat
tinggal di dalamnya. Warna kumbang kuning kemerah-merahan dengan pita hijau ke
biru-biruan pada pinggir luar elytra dan sisi prothorax. Tibia berwarna coklat tua.
Panjang antenna kumbang jantan 2 x panjang badan, sedang yang betina 1 x panjang
badan. Ukuran panjang badan 30 - 38 mm dengan lebar 7 - 9 mm. Umur kumbang
Universitas Gadjah Mada
untuk yang jantan 2 - 13 hari,
ri, sedang yang betina 2 - 7 hari. Siklus
us hidup serangga ini
berkisar antara 6 - 8 bulan.
Pengendalian yang disarankan
disaranka adalah:
(a) Sarang-sarang
sarang infeksi di dekat pertanaman dihilangkan.
(b) Pada penjarangan pertama di mana tegakan telah berumur 3 tahun hendaknya
diperhatikan adanya pohon-pohon
pohon pohon yang sudah diserang. Sebaiknya ditebang dan
dimusnahkan
usnahkan agar tidak menjalar.
(c) Tiap-tiap tahun (setelah umur 3 tahun) diadakan pemeriksaan, pohon yang
diserang ditebang dan bagian yang diserang dimusnahkan.
(d) Tanaman dalam suatu petak yang sudah diserang berat ditebang habis dan
diganti dengan tanaman baru.
bar
Dr.
Jong
pada
tahun
1921
pernah
melakukan
melakukan
percobaan
dengan
Paradichlorobenzol. Lembaga Penelitian Hutan pernah mencoba dengan Arkotin,
Dieldrin, Aidrin dan Endrin.
n. Telah diketahui untuk parasit telurya,
telu ya, yaitu da
dari famili
Encyrtidae dan parasit larvanya
vanya dari
da famili Braconidae, tetapi semua belum jelas
hasilnya. Juga pernah dicoba mengendalikan hama inii (pada stadium larva) dengan
jamur
ur patogenik Beauveria bassiana.
(2) Eurema spp.
Nama daerah : Kupu kuning
Farnih
: Pieridae
Ordo
: Lepidoptera
Species-species dari kupu kuning yang merusak daun Sengon laut ialah Eurema
hacabe L. dan Eurema blanda Bsd. Diberitakan menyerang tanaman Sengon yang
digunakan sebagai penaung di perkebunan-perkebunan Teh, Kopi dan Kakao di Jawa
Barat sejak tahun 1895. Serangan pada pohon Sengon yang sudah besar jarang
terlihat, biasanya sering terlihat pada persemaian Sengon dan tanaman muda yang
daunnya digunduli oleh Eurema sp. akan cukup merugikan.
Daerah penyebaran untuk F. hacabe sangat luas mulai dari Afrika, Tiongkok,
Jepang, Korea, Asia Tenggara, Philipina dan Australia, sampai ke pulau-pulau di
Samudera Pasifik. Penyebaran E. blanda adalah Taiwan, Tiongkok Selatan, Asia
Selatan (India, Ceylon dan Burma), Asia Tenggara dan Philipina. Selain menyerang
jenis-jenis Albizia, (A. chinensis, A. lebbeck, A. odoratisslina dan A. procera), juga
merusak pohon Dadap (Erythrina sp.), Johar (Cassia siamea), Turi (Seshania
grandflora), Jengkol (Pithecelobium lobatum), dan Pete (Parkla speciosa), bahkan
dapat pula menyerang Jati (Tectona grandis).
Telur diletakkan oleh kupu satu per satu atau berkelompok pada daun. Larva
yang menetas dan telur segera makan daun. Pada waktu larva akan masuk stadium
pupa, maka turun untuk berkepompong pada pohon lain atau pada batang/ cabang
Sengon. Kupu aktif pada siang hari, senang berada di tempat-tempat yang basah.
Apabila terbang mengikuti angin, kupu dapat terbang melewati gunung-gunung atau
menyeberang lautan. Telur berwarna putih berbentuk lonjong dengan ukuran 1 x 1½
mm, lama stadium telur 3 - 4 hari. Larva berwarna hijau dengan garis putih memanjang
pada sisi badan, panjang yang akan masuk stadium pupa 2½ cm, lama stadium larva ±
17 hari. Pupa berwarna hijau kehitam-hitaman, panjang ± 1½ cm, lama stadium pupa 5
- 6 hari. Kupu bersayap kuning dengan garis hitam dipinggirnya. Lebar sayap terbuka 4
½ cm, umur ± 10 hari. Siklus hidup serangga ini diperkirakan 36 hari.
Pemberantasan hama ini belum pernah dikerjakan, biasanya populasinya ditekan
oleh keadaan alam atau oleh parasit kepompongnya yaitu Brachymeria sp.
Universitas Gadjah Mada
(3) Hama Sengon laut laiimya
Hama lain yang sering dijumpai rnenyerang Sengon adalah pemakan kulit kayu
Squaniura acustriata
a dan famili Squamuridae, ordo Lepidoptera. Di samping itu
dijumpai pula serangga bubuk ambrosia yang merusak ranting, batang dan akar yaitu
Xyleborus
eborus inorigerus dan X. fornicatus
rnicatus dan famili Scolytidae, ordo Coleoptera. Di
samping Sengon juga menyerang Instia palembanica,
anica, Leucaena glauca, Ochro
Ochroma
lagopus dan Schleichera oleosa.
Hama Mahoni (Switetenia mahagoni
ma
dan Swietenia macrophyla)
(1 ) Hypsipyla robusta Moore
Nama daerah : Penggerek pucuk
Famili
: Pyralidae
Ordo
: Lepidoptera
Daerah penyebaran serangga hama adalah India, Ghana, Malawi, Mauritius,
New South Wales, Nigeria, Pakistan, Queensland, Sabah,
Sabah, Serawak, Siera Leone,
Pulau Solomorn, Indonesia dan Australia. Hama inii telah menyerang tanaman Mahoni
hampir di seluruh Jawa. Di daerah yang mempunyai musim dingin seperti di India dan
Australia mempunyai cara hidup yang lain dengan di Jawa. Jenis-jenis
Jenis enis pohon lain yang
diserang adalah Cedrela mexicana, C. odorata, Chioroxylon swietenia, Chukrasia
tabularis, Entandrophragma angollensis, E.. utile, Khaya antotheca, K. nyasica, K.
sinega/ensis, Lovoa trichilicides, Toona australis, T. ciliata dan T serrata.
serra
Telur diletakkan
etakkan di pucuk pohon, daun-daun
daun
muda dan ranting-ranting
ranting muda.
Seekor ngengat betina dapat meletakkan beberapa ratus teur. Ulat yang baru menetas
terus menggerek dan mencari pucuk. Ulat menggerek pucuk pohon ke arah bawah,
apabila tidak cukup
p satu pucuk dapat berpindah ke pucuk lain. Untuk daerah yang
mempunyai musim dingin seperti India dan Australia serangga inii mempunyai cara
hidup yang berbeda. Di samping pucuk pohon ulat ini juga dapat menyerang bunga
dan buahnya. Lubang gerek larva pada pucuk pohon dapat mencapai panjang 25 cm.
Pupa dalam kokon umumnya berada di dalam lubang gerek, walaupun dapat pula di
tempat lain yang terlindung.
Akibat matinya pucuk pohon maka akan timbul tunas-tunas/
tunas
pucuk-pucuk
pucuk baru
yang lebih dari satu, hingga pohon
pohon mempunyai percabangan yang banyak, sehingga
kualitas produksi kayupun akan sangat menurun.
Telur keputih-putihan
putihan dengan ukuran 0,9 x 0,75 mm, karena kecilnya sulit untuk
menemukan telurnya di lapangan. Larva berwarna kelabu sampai kecoklat
kecok at-coklatan
dengan bintik-bintik
bintik hitam dan bulu-bulu
bulu
yang jarang. Kepala berwarna
a cok
coklat sampai
hitam. Pupa berwarna coklat muda sampai
sa
coklat tua dengan panjang 1 - 1½ cm.
Ngengat berwama coklat,
at, sayap depan berwarna coklat
cok at dengan garis dan noda
noda-noda
hitam, panjang sayap yang direntangkan 26 - 42 mm. Sayap belakang berwarna pucat.
Ngengat betina lebih besar daripada ngengat jantan. Siklus
Sik us hidup serangga ini di
Indonesia diperkirakan 7 minggu.
Cara pemberantasan yang memuaskan
memuas
belum didapat. Usaha-usaha
usaha yang
pernah dilakukan ialah dengan cara:
(a) Membuat tanaman campuran.
(b) Pemangkasan pucuk yang diserang
(c) Mengganti jenis tanaman dengan tanaman yang kebal terhadap serangan H.
robusta.
tunas baru
bar yang tumbuh dan menyisakan
yisakan satu tunas yang baik
(d) Memangkas tunas-tunas
dan tumbuh ke atas, begitu seterusnya sehingga batang pokok (tunggal) mencapai
tinggi ± 8 m. Cara ini diharapkan dapat diperoleh batang pokok yang berkualitas
baik.
Hama Jati
Telah banyak hama Jati dikenal dan dilaporkan, tetapi hanya beberapa saja yang
kadang-kadang
kadang dapat menghebat serangannya.
(1 ) Xyleborus destruens Bldf
Nama daerah : Bubuk Jati
Famili
: Scolytidac
Ordo
: Coleoptera
Hama X. destruens mulai
mula dilaporkan pada tahun 1918 dari Sumber pucung
(Malang Utara) dan 1920 dan Sabah (Pekalongan),
(Peka ongan), kemudian laporan adanya
serangan di tempat lain saling menyusul. Pada tahun 1952 ternyata hampir semua
tanaman
an jati di Jawa diserang. Penyebaran di luar Indonesia adalah Fiji, Malaysia,
Serawak
wak dan Pulau Solomon. Kumbang Ambrosia inii banyak dilaporkan menyerang
pohon yang sudah tumbang dan beberapa jenis pohon. Khusus di Jawa merupakan
perusak Jati yang masih tumbuh. Biasanya berkembang biak pada
pa daerah yang musim
kemaraunya hanya pendek, curah
cur hujan tinggi atau pada tanaman
an Jati yang tumbuh di
atas 500 mdpl. Di Jawa selain Jati juga dilaporkan menyerang Kemlandingan (Lucaena
glauca), Kakao (Theobroina cacao) dan Kesambi (Schleichera oleosa).
Kumbang menggerek batang pohon arah melintang, setelah
setelah sampai di dalam lalu
berbelok, kadang-kadang
kadang dapat berbelok ke arah atas atau ke bawah, dengan
diameter lubang gerek ± 2 mm dan bercabang-cabang.
bercabang cabang. Telur diletakkan di dalam
lubang gerek yang berwarna abu
abu-abu
abu sampai hitam yang disebabkan adanya jamur
ambrosia
rosia yang ditularkan oleh kumbang. Tanaman Jati yang diserang berumur 5 tahun
ke atas. Kumbang berwarna sawo matang sampai hitam,
hita , yang betina mempunyai
panjang 4,5 - 5 mm dengan lebar 1,7 - 1,8 mm, yang jantan lebih kecil dan yang
ya
betina. Siklus hidup di Indonesia ± 3 minggu.
Pemberantasan yang pernah dilakukan dengan cara:
(a) Tidak menanam Jati di daerah yang mempunyai curah
cura hujan lebih dari 2000 mm/
tahun, atau pada ketinggian tempat di atas 500 mdpl.
(b) Menebang dan memusnahkan
usnahkan pohon-pohon
pohon
yang diserang, terutama sewaktu
penjarangan.
(c) Mengurangi tanaman bawah untuk mengurangi kelembaban udara.
(2) Hybalea puera Cr.
Nama daerah : Ulat daun Jati
Famili
: Noctuidae
Ordo
: Lepidoptera
Pada tahun 1926 telah diberitakan adanya
adan penggundulan daun Jati oleh H. puera
seluas 200.000 ha dalam waktu 10 hari.. Daerah penyebarannya adalah India,
Indonesia, Australia, Ceylon, Melawai,
Melawa Malaysia, Pakistan, Pulau Solomon, Afrika
Af
Selatan dan Afrika
ka Timur. Telur diletakkan oleh ngengat satu per satu, dapat di bagian
atas atau bawah permukaan daun. Seekor ngengat betina dapat meletakkan telur
sampai 1000 butir. Pada siang hari
ha ngengat bersembunyi
bunyi dan terbang pada waktu
malam hari.. Larva yang keluar da
dari telur memakan semua jaringan daun dan yang
ditinggalkan hanya tulang daun (vein) yang besar.
esar. Larva makan dan dengan
melindungi dinnya dengan sebagian dari
da daun, bila diganggu akan menjatuhkan di
diri
dengan benang suteranya. Pupa dapat dijumpai pada daun
daun yang digulung, tapi bila
daun-daun
daun telah gundul, sewaktu larva akan masuk stadium pupa, turun dengan
bantuan benang-benang
benang suteranya dan berkepompong di tanah atau seresah daun.
Larva dapat mencapai panjang sampai 35 mm, mula-mula
mula mula berwa
berwarna hijau
dengan kepala hitam, kemudian berubah menjadi gelap atau kehitam-hitaman.
hitaman. Pupa
berwama coklat
at tua sampai kehitam
kehitam-hitaman.
hitaman. Ngengat mempunyai sayap depan yang
berwarna coklat
at kelabu, dengan garis-garis
garis garis yang berwarna gelap. Panjang sayap yang
dibentangkan 4 cm. Sayap belakang coklat
cok
tua-ungu dengan
an bulatan kuning. Sik
Siklus
hidup di India 15 hari di bagian Selatan dan 47 hari
ha di bagian Utara. Di Indonesia
(Jawa) ±20 hari.. Tindakan pengendalian belum pernah
pe ah diadakan, biasanya alam akan
menekan sendiri populasinya.
(3) Pyrausta machueralis Wlk.
k.
Nama daerah : Ulat daun Jati
Famili
: Pyralidae
Ordo
: Lepidoptera
Hama inii dikenal pula dengan nama Hapalia niachaeralis, merupakan leaf
skelentonizer atau pembuat rangka daun. Ulat inii hanya makan bagian daun yang
lunak saja, dan meninggalkan rangka daun. Daerah penyebaran di luan Indonesia
adalah Ceylon, India dan Pakistan. Seekor ngengat betina dapat meletakkan telur
sampai beberapa ratus butir,
buti , diletakkan baik pada bagian as maupun bawah
permukaan daun. Larva melindungi dirinya
di
dengan benang-benang
g sutera. Pupa juga
melindungi dengan benang-benang
benang sutera yang berada di daun, di tanah ataupun di
seresah daun.
Larva dapat mencapai panjang 22 sampai 25 mm, warna hijau kecoklat
kecok at-coklatan
atau ungu dengan garis-garis
is yang berwarna
berwa
coklat, kuning atau hijau dan meirilhiki
empat titik hitam pada tiap ruas. Ngengat mempunyai panjang sayap yang
direntangkan 19 — 26 mm. Sayap depan kekuning-kuningan
kekuning kuningan dengan berbagai warna
yang membentuk garis-garis
garis zigzag. Sayap belakang berwarna pucat dengan warna
kuning atau kemerah-rnerahan
rnerahan pada pinggirnya atau batasnya. Siklus
Siklus hidup 18 - 33
hari,, sehingga satu tahun dapat menghasilkan 10 generasi atau lebih, tetapi
kenyataannya eksplosi serangga ini di pulau Jawa hanya terjadi 1 kali setiap tahun,
pada awal musim hujan pada
da saat daun muda sedang/
sedang baru tumbuh setelah daun Jati
meranggas.
eranggas. Tindakan pengendalian serangga inii diserahkan kepada kemampuan
alam.
(4) Neotermes tectonae
e Damm.
Nama daerah : Inger-inger
Famili
: Kalotermitidae
Ordo
: Isoptera
Hama ini merupakan
erupakan jenis rayap yang sangat merugikan baik pada hutan Jati
tanaman maupun hutan Jati alam. Pada tahun 1930 serangan hama
ha a ini telah
didapatkan tersebar di seluruh Jawa. Penyebaran rayap inii di Indonesia adalah di
pulau Jawa, Sumatera, Muna dan Irian Jaya.
Ja
Rayap inii makan selulosa dan kayu yang
berada di dalam sarang, dan sarang tersebut terletak pada batang dan cabang tinggi di
atas permukaan tanah dan tidak pernah
pe
berhubungan dengan tanah.
N. tectonae merupakan serangga sosial artinya hidup berkoloni yang terbagi
dalam kasta-kasta sebagai berikut.
(a) Kasta kelamin yang bersayap, yaitu individu dalam kasta kelamin yang bersayap
mempunyai tugas untuk membuat keturunan. Guna penyebarannya maka individu
ini mempunyai sayap, yang akan segera terlepas setelah dipakai terbang.
(b) Kasta kelamin yang tak bersayap.
Kasta ini sering juga disebut sebagai kasta suplementer atau Neoten. Tugasnya
menggantikan kedudukan raja dan ratunya bila mati.
(c) Kasta prajurit.
Individu dan kasta prajurit steril (tak berkelamin) dan tak bersayap. Tugasnya
melindungi keselamatan anggota koloni dan segala gangguan dan luar.
Pekerjaan-pekerjaan mengurus telur-telur dan makanan dilakukan oleh individuindividu yang masih muda (young stage).
(d) Kasta “pekerja” dalam koloni rayap ini tidak dijumpai secara khusus oleh karena itu
pekerjaan kasta ini dalam sarang dilakukan oleh nimfa dan larva yang lebih kuat.
Serangan awal rayap ini dimulai dari bagian pohon yang mati (bekas pangkal
ranting yang gugur), kemudian serangan diteruskan pada bagian pohon yang sehat,
baik pada bagian kayu teras maupun gubal. Kerusakan yang ditimbulkan berbentuk
liang-liang, lorong-lorong atau terowongan yang saling berhubungan, akibatnya dapat
menganggu/ terhentinya pengiriman bahan makanan tanaman. Bagian pohon yang
diserang menjadi membengkak bergembol-gembol dan kulitnya terbelah-belah sebagai
akibat terjadinya pertumbuhan hiperplasial untuk membentuk jaringan pengangkutan
yang baru. Kerusakan kayu teras tidak dapat pulih (sembuh), namun demikian dengan
bertambahnya umur pohon kulit menjadi licin dan permukaan batang yang terserang
menjadi rata kembali/ tidak terdapat gembol. Pohon yang diserang biasanya berumur 3
tahun ke atas. Bagian batang pohon yang diserang dapat rnencapai ketinggian 10 m
dari permukaan tanah. Serangan makin berat pada Jati yang tumbuh pada bonita yang
makin rendah. Pohon yang diserang mudah patah apabila tertiup angin kencang.
Rayap kasta kelamin dewasa berwama coklat mengkilap, dengan bagian bawah
tubuh berwarna coklat muda, sedangkan kepala berwarna coklat sampai hitam.
Panjang tubuh (tanpa sayap) 8 ½ - 9½ mm. Larva dan nimfa berwarna putih kekuningkuningan. Larva berukuran panjang 2 - 3 mm sedang nimfa 9 - 10 mm. Individu prajurit
dengan kepala membesar berwarna coklat mengkilap, memiliki mandibula besar dan
kuat berwarna hitam. Dalam perkembangan hidupnya stadium nimfa dibedakan
menjadi instar 1 sampai dengan 5 disebut larva, dan instar 6 dan 7 disebut nimfa.
Universitas Gadjah Mada
Masa perkembangan koloni yang baik dengan anggota beberapa ratus ekor
diperlukan waktu 5 - 6 tahun. Setelah itu anggota koloni berkurang, melemah dan
akhirnya mati.i. Pengendalian yang pernah dilakukan adalah dengan cara penjarangan
yang teratur, sebaiknya dilakukan sebelum hujan pertama atau kira-kira
kira kira bulan Agustus
- September, untuk mencegah penyebaran kasta kelamin. Pohon yang diserang oleh
inger-inger
inger dengan koloni masih aktif ditebang dan bagian batang maupun cabang
yang diserang segera dimusnahkan (misa
(misalnya dengan jalan dibakar) atau dipindahkan
ke tempat yang jauh dari hutan Jati.
(5) Coptotermes curvignathus Hepper
Nama daerah : Rengas atau Anai-anai
Anai
putih
Famili
: Rhinotermitidae
Ordo
: Isoptera
Di indonesia dikenal sebagai perusak pohon Karet (Hevea dan Ficus) sejak
tahun 1919, tahun 1930 mulai dikenal sebagai perusak pohon kapok. Serangan pada
hutan Jati mulai diketahui sejak tahun 1932. Serangan di kebun percobaan Yanlapa
(Jawa Barat) yang diselidiki sejak tahun 1964 sampai 1969 masih terlihat cukup berat.
Di samping Jati juga menyerang tanaman Albizzia procera, Eucalyptus spp, Pinus
caribea, P. insularis, Pinus merkusii, Shorea spp., Aghatis spp., Inisia spp.,
Koompassia inalaccensis, dan Canarium spp.
Daerah penyebaran adalah India, Burma, Indocina, Malaysia, Filipina, dan
Indonesia. Di Indonesia telah tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.
Tempat hidup yang disukai adalah tempat-tempat yang lembab. Sarangnya dapat
meliputi seluas 1 ½ - 2 ha, sarang sekundernya dapat berada 90 m dari pusatnya.
Penyerangan pada pohon hidup dimulai dari akarnya, tampaknya dimulai dari bagian
akar yang sudah mati atau membusuk. Apabila menyerang kulit pohon maka bagian
luar dari liang-liangnya ditutupi dengan tanah. Pohon yang diserang secara terusmenerus dapat sampai mati. Serangan juga dapat terjadi pada tanaman Jati muda
yang menggunakan stump atau apabila penanaman terlambat waktunya sehingga
harus disiram pada musim kemarau. Dalam kehidupan sosialnya dapat dijumpai kastakasta reproduktif primer, reproduktif sekundair, pekerja (steril) dan prajurit (steril).
Kasta reproduktif mempunyai panjang badan 7,5 - 8,0 mm, sedang yang bersayap
mempunyai panjang sayap yang direntangkan 15 - 16 mm. Kasta pekerja mempunyai
panjang 4,5 - 5,0 mm. Kasta prajurit mempunyai panjang 5,0 - 5,3 mm. panjang
mandibula ± 0,9 mm dengan lebar kepala 1,4 - 1,5 mm.
Pemberantasan yang pernah dilakukan adalah:
• Membersihkan lapangan dan pohon-pohon yang diserang, pohon-pohon mati,
tunggak-tunggak dan jenis-jenis pohon yang disukai pada waktu persiapan
lapangan untuk penanaman.
• Menggunakan insektisida untuk membunuh serangga. Insektisida yang pernah
dipakai adalah gas-gas belerang yang dipompakan ke dalam lubang sarang atau
menggunakan termitisida.
Universitas Gadjah Mada
(6) Hama Jati Iainnya
Beberapa hama Jati perlu untuk mendapat pengawasan agar populasinya tidak
meningkat, walaupun sampai kini belum dilaporkan banyak menimbulkan kerusakan.
Duomitus ceramicus Wlk. dari
ri famili Cossidae, ordo Lepidoptera dikenal dengan na
nama
Oleng-oleng.
oleng. Larvanya mempunyai panjang sampai 8 cm, memakan kulit, kambium
selanjutnya ke kayu gubal dan terus ke dalam kayu. Arah
Ara lubang gerek mula
mula-mula
tegak lurus batang seterusnya membelok ke arah atas, dapat
dapat mencapai panjang 75
cm. Sering batang pohon membentuk gembol-gembol.
gembol gembol. Pohon yang diserang beru
berumur
8 bulan - 30 tahun.
Monochamus rusticator Fab. dan famili Cerambycidae, ordo Coleoptera yang
dikenal dengan nama Ulan--ulan atau Engkes-engkes. Larva yang berwarna putih
menggerek kulit, kambium terus
te s masuk ke kayu dan setelah sampai di hati gerekan
membelok ke atas dan ke bawah mencapai
encapai panjang ± 20 cm, dapat menimbulkan
gembol-gembol
gembol yang di dalamnya berlubang.
Phassus damor Morr
Morr. dari famili Hepialidae, ordo
rdo Lepidoptera yang dikena
dikenal
dengan nama Uter-uter.
uter. Larva berwarna putih kekuning-kuningan
kekuning kuningan dengan panjang
sarnpai 6 - 7,5 cm menyerang leher akar atau 30 cm di atasnya. Larva akan terus
masuk sampai akar besar.
Upaya pengendalian jenis-jenis
jenis
serangan hama tersebut di atas belum pernah
dilaporkan dan tampaknya diserahkan kepada kemampuan
ke
alam.
Hama Persemaian
Perkecambahan dan persemaian tanaman kehutanan selalu mendapat
ancaman dari berbagai binatang, khususnya serangga yang merusak. Sebagian besar
serangga tersebut merusak pada malam hari, sehingga di waktu siang hari bibit-bibit
tanaman telah rusak, sedangkan perusaknya tidak dijumpai karena telah bersembunyi
di dalam tanah, batu-batu, daun kering atau tempat persembunyian yang lain.
Binatang-binatang yang sering merusak persemaian adalah:
(a) Agrolis segetum Schiff., A. ipisilon, A. interjectionis dari famili Noctuidae, ordo
Lepidopetera. Serangga-serangga ini sering disebut sebagai ulat tanah.
(b) Gryllus mitratus Burm., Gryllus bimaculatus Deg. (Jangkrik) dan Brachytrypes
portentosus Licht. (gangsir, kasir) dari famili Gryllidae, ordo Orthoptera.
(c) Species-species dari famili Acrididae, ordo Orthoptera yang dikenal dengan nama
belalang.
(d) Larva dari famili Melolonthidae, ordo Coleoptera, dikenal dengan nama uret.
(e) Species-species dari famili Formicidae, ordo Hymenoptera yang dikenal dengan
nama semut.
Binatang lain yang merusak persemaian adalah:
(a) Achalinu fulica Fer., dan filum Mollusca yang dikenal dengan nama bekicot, siput
darat atau keyong racun.
(b) Tikus dan berbagai macam burung.
Pencegahan dan/ atau pemberantasan yang pernah dilakukan untuk melindungi
persemaian adalah :
(a) Membuat selokan di sekitar persemaian dan mengairi selokan.
(b) Menutupi biji-biji yang baru disebar, misalnya dengan daun-daun kering.
(c) Secara mekanis yaitu dengan menangkap baik dengan tangan ataupun dengan
perangkap kemudian membunuhnya.
(d) Menggunakan insektisida yang dicampur pada tanah, biji ataupun disemprotkan.
Hama Tanaman Hutan Lainnya
Masih banyak hama yang telah dilaporkan dijumpai di dalam hutan di
indonesia, tetapi sejauh ini masih belum dianggap merugikan secara ekonomis,
sekalipun demikian perlulah diawasi dan dijaga jangan sampai populasinya naik,
terutama apabila penanaman jenis pohon makanannya akan diperluas. Di dalam daftar
Universitas Gadjah Mada
berikut inii beberapa jenis hama yang telah dilaporkan ada di dalam hutan Indonesia,
walaupun masih belum dianggap mempunyai arti ekonomis.
Rangkuman
Di Indonesia banyak jenis hama yang menyerang tegakan hutan, terutama
hutan tanaman industri (HTI), jenis-jenis
jenis jenis hama tersebut dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu berdasarkan bagian pohon yang diserang dan berdasarkan jenis
pohon yang diserang. Species serangga
serangga tertentu menyerang bagian pohon maupun
jenis pohon tertentu, sedangkan species serangga yang menyerang tersebut dapat
terjadi pada stadium larva, nimfa maupun dewasa.
Penggolongan hama berdasarkan bagian pohon yang diserang adalah
serangga perusak daun,
n, serangga pengebor kulit pohon, serangga pengebor batang
pohon dan kayu, serangga pengisap cairan pohon, serangga perusak pucuk dan
cabang, serangga pemakan anakan/
anakan semai dan serangga perusak akar. Sementara itu
penggolongan hama berdasarkan jenis pohon yang diserang antara lain hama Jati,
hama Pinus, hama Sengon laut, hama Mahoni dan lainnya. Species-species
Species species hama
yang menyerang bagian pohon maupun jenis pohon memperlihatkan variasi dala
dalam
biologi, bagian/ jenis pohon yang diserang, gejala serangan, dampak serangan
maupun cara pengendaliannya.
Latihan
1.
Semua bagian pohon, mulai dari akar sampai ke daun, dapat diserang oleh
serangga yang berbeda-beda. Sebutkan 3 species serangga yang menyerang
daun, sebutkan ordonya dan stadium aktif serangga yang menyerang.
2.
Sebutkan 2 ordo serangga yang menyerang bagian meristematik tanaman hutan
dan sebutkan pula stadium aktif yang menyerang.
3.
Tegakan hutan Jati, Sengon laut dan Mahoni pada wilayah KPH dilaporkan
diserang oleh serangga penggerek/ pengebor batang dan perusak pucuk
tanaman.
a. Sebutkan species, ordo, tipe metamorfosis dan stadium aktif menyerang hama
tersebut.
b. Sebutkan bagian-bagian pohon yang diserang dan uraikan gejala kerusakan/
serangan.
c. Uraikan dampak serangan dan upaya pengendaliannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kaishoven, L.G.E. 1981., Pest of Crops in Indonesia. Revised & Translated by P.A van
der Laan. PT. Ichtiar Baru-Van Hove, Jakarta.
Subyanto,
1994.
Inger-inger
pada
Tegakan
Jati.
Permasalahan
dan
Cara
Pengendaliannya. Laporan Penelitian Tahap I. Kerjasama antara Perum
Perhutani dan Fakultas Kehutanan UGM.
Subyanto,
1995.
Inger-inger
pada
Tegakan
Jati.
Permasalahan
dan
Cara
Pengendaliannya. Laporan Penelitian Tahap II. Kerjasama antara Perum
Perhutani dan Fakultas Kehutanan UGM.
Universitas Gadjah Mada
Download