HAMA DAN PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN NUR HIDAYATI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN Kerusakan Hutan » Hama » Penyakit » Faktor lingkungan abiotik » Gulma » Kebakaran » Satwa liar dan penggembalaan Hama Hutan Adalah semua organisme hidup yang tergolong jenis serangga/satwa yang dapat menimbulkan kerusakan pada biji, bibit dan tanaman yang secara ekonomi berarti Sebab Munculnya Serangga Hama Tingkat keragaman agroekosistem Pengelolaan tanaman Varietas unggul modern yang rentan Menanam satu varietas tertentu secara terus-menerus tanpa pola Musim tanam yang salah Hama masuk ke daerah baru Terlalu mengandalkan pestisida Dasar pembagian yang sering digunakan dalam membagi hama hutan adalah: (1) Berdasarkan bagian pohon yang dirusak. (2) Berdasarkan jenis tanaman yang diserang. Serangga perusak daun Akibat dari serangan serangga sebagian atau seluruh bagian daun rusak karena dimakan Serangga perusak daun biasanya termasuk di dalam ordo-ordo Lepidoptera (larva), Hymenoptera (dewasa) dan Diptera (hanya stadium larva yang merusak daun, sedangkan dan ordo Coleoptera (dewasa) dan Orthoptera (nimfa dan dewasa) Serangga pengebor kulit pohon (inner bark boring insects) Bagian yang dirusak adalah kulit pohon bagian dalam sampai ke kambium. Lubang gerekan serangga dapat merusak atau menutup jalan pengiriman bahan makanan dari daun ke akar. Apabila kerusakan yang ditimbulkan sampai melingkari pohon, maka pohon seperti diteres yang mengakibatkan terhalangnva pengiriman makanan dari daun ke akar. Serangga pengebor kulit pohon biasanya termasuk dalam ordo Coleoptera (larva). Serangga pengebor batang pohon dan kayu Kerusakan yang berbentuk lubang-lubang Tiap-tiap serangga pengebor kayu mempunyai spesifikasi sendiri, ada yang tinggal di dalam kayu sebagai tempat tinggalnya saja, tetapi kebanyakan hidup dengan makan batang/ kayu Sebagian besar dan pengebor batang/ kayu termasuk ke dalam ordo Coleoptera (larva), beberapa Lepidoptera (larva) dan isoptera (nimfa dan dewasa) Serangga penghisap cairan pohon (Sap sucking insects) Kerusakan yang ditimbulkan berbentuk noda-noda, perubahan warna (discoloration), bentuk yang membesar (mulformation) atau terhentinya pertumbuhan dan bagian-bagian tertentu Hama jenis ini hampir semuanya dari ordo-ordo Homoptera (nimfa dan dewasa), Hemiptera (nimfa dan dewasa) dan mites. Serangga perusak pucuk dan cabang (Bud and twig insects) Kerusakan yang timbul pucuk dan cabang berlubanglubang dan seperti diteres. Mengingat pucuk adalah tempat pertumbuhan pohon, maka serangga perusak pucuk dan cabang sangat merugikan. Penderitaan paling berat apabila serangga mengebor di dalam pucuk pohon. Serangga yang merusak pucuk biasanya termasuk di dalam ordo Lepidoptera (larva), Coleoptera (dewasa/ larva), Hemiptera dan Homoptera (nimfa & dewasa), Diptera (larva). Serangga perusak anakan (Seedling insects) Pada umumnya seluruh bagian dari anakan merupakan makanan yang digemari oleh bermacam-macam serangga karena bagian-bagiannya masih muda dan lunak. Serangga perusak anakan adalah ordo Isoptera (dewasa), Lepidoptera (larva), Orthoptera (nimfa & dewasa), Homoptera dan Hemiptera (nimfa & dewasa). Serangga perusak akar (Root Insect) Pada umumnya bagian dari akar yang dirusak adalah ujung akar tanaman muda yang merupakan bagian yang sangat lunak. Di samping serangga perusak akar yang sering dijumpai adalah Nematoda. Serangga perusak akar biasanya masuk dalam ordo Coleoptera (larva), Isoptera (dewasa). Berdasarkan jenis tanaman yang diserang. 1. Xystrocera festiva, Boktor pada Sengon Ordo : Coleoptera Hama utama pada Sengon dan Acacia mangium Dampak : Kerusakan batang pada tanaman yang diserang Pertanaman murni sengon secara besar-besaran mendorong mewabahnya populasi X. festiva 2. Neotermes tectonae (Inger-inger) pada Jati Ordo : Isoptera Dampak : Batang membengkak, bagian dalam berlubanglubang hingga tidak mempunyai nilai ekonomis 3. Hama penggerek pucuk Hypsipyla robusta (Swietenia macrophyla) Mahoni Ordo : Lepidoptera Dampak : Serangan hama ini menyebabkan pucuk patah, kering sehingga akan timbul cabangcabang baru. Kualitas dan kuantitas kayu akan turun karena batang bebas cabang menjadi lebih pendek 4. Hama entung Jati, Hyblaea puera Ordo : Lepidoptera Dampak : Daun jati menjadi berlubang lubang 5. Hama Kutu daun, Aphis gossypii pada Eucalyptus Ordo Homoptera Dampak : Pertumbuhan daun abnormal (keriting) dan dapat menyebabkan kekerdilan Teknik Pengendalian hama Mengusahakan pertumbuhan tanaman sehat Pengendalian hayati Pengendalian secara fisik & mekanik Senyawa-senyawa kimia semio Penggunaan varietas tahan Pengendalian secara genetik Pestisida KONSEP PENYAKIT TANAMAN Penyakit tumbuhan : Penyimpangan dari sifat normal yang menyebabkan tumbuhan atau bagian tumbuhan tidak dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya Semua tumbuhan atau bagian tumbuhan yang sifatnya menyimpang daripada biasa disebut sakit. Keadaan abnormal ini ditunjukkan dengan keadaan patologis yang khas yang disebut gejala (symtomp) dan tanda (sign) Berdasarkan Penyebab, Penyakit Dibedakan Menjadi Dua : 1. Penyakit biotik - inang yang rentan - lingkungan yang mendukung - patogen yang virulen (jamur, bakteri, virus, dll) 2. Penyakit abiotik - inang - lingkungan (Suhu, kelembaban, ph, cahaya, unsur hara dll) PENYAKIT YANG MENYERANG HUTAN 1. Peyakit busuk hati Organisme Penyebab : Phellinus noxius, Rigidiporus hypobrunneus dan Tinctoporellus epimitinus Tumbuhan inang : Acacia spp. Gejala : Tanaman yang terserang busuk hati dari luar akan nampak sehat. Busuk ini hanya akan nampak ketika tanaman di tebang Dampak Yang Timbul : Volume kayu yang bernilai jual berkurang dan mempengaruhi kualitas apabila digunakan sebagai bahan baku plup dan paper Perubahan warna Busuk dengan ciri kayu sangat lunak Beberapa bagian kayu busuk Busuk sekali disertai lubang Pengelolaan Penyakit : Jamur penyebab penyakit busuk hati akan masuk ke dalam tanaman melalui permukaan luka. Kegiatan Prunning dan singling seharusnya dilakukan pada cabang yang masih muda dan berdiameter kecil. Bila dalam suatu areal telah terjadi epidemi penyakit busuk hati, maka rotasi berikutnya harus diganti dengan jenis lain yang lebih tahan terhadap serangan jamur Phellinus sp. 4. Penyakit busuk akar oleh Ganoderma sp. Dampak yang Timbul : Akar yang sakit menjadi busuk sehingga proses translokasi air dan hara menjadi terganggu Pengelolaan Penyakit : Membongkar tonggak sisa tebangan, Penggunaan fungisida, mengganti species tanaman pada rotasi berikutnya 1. Embun Tepung oleh jamur oidium sp. Inang : Acacia spp. Gejala/Tanda : Terdapat lapisan berwarna putih seperti tepung pada permukaan daun. Lapisan ini merupakan miselium dan konidia dari jamur penyebab penyakit Dampak Yang Ditimbulkan : Pada daun yang terserang hebat mengalami perubahan bentuk menjadi mengkerut, keriting, dan bergelombang yang lama-lama daun menjadi keriting rontok Pengelolaan Penyakit : Penyakit ini banyak menyerang bibit di persemaian. Tanaman dibawah naungan biasanya rentan terkena penyakit ini. Bila diketahui sudah ada yang terserang sebaiknya tanaman segera dipindahkan untuk menjaga agar penyakit ini tidak menyebar lebih luas. Serangan penyakit ini juga dapat dikurangi dengan menempatkan bibit lebih lama di bawah sinar matahari langsung. Penggunaan Fungisida juga bisa dilakukan untuk mengurangi serangan penyakit ini 2. Embun Jelaga oleh jamur meliola sp. dan Capnodium sp. Inang : Acacia spp. Gejala/Tanda : Terdapat bercak-bercak berwarna hitam pada permukaan daun dan lamakelamaan bercak semakin banyak dan menyatu sehingga seperti jelaga hitam yang menebal. Dampak Yang Timbul : Dapat mengurangi luas permukaan daun untuk mengadakan fotosintesa dan menyebabkan bagian tumbuhan tersebut terlihat kotor. Pada tingkat serangan berat daun akan menjadi kuning dan gugur. Pengelolaan Penyakit : - Pada tanaman yang dewasa penyakit ini efektif dikendalikan dengan pemangkasan karena dapat meningkatkan sinar matahari yang masuk sehingga mengurangi kelembaban - Menjaga kebersihan kebun 3. Penyakit Karat tumor (Gall Rust) Penyebab penyakit : Uromicladium tepperianum Inang : Acacia spp., Sengon Gejala : Terdapat bercak nekrotik berbentuk agak bulat dengan warna hijau pucat, yang terletak pada permukaan daun maupun pada batang dan tangkai. Bercak ini agak menebal dan membentuk bintil. Bila bintil ini sudah tua warna coklat kehitam-hitaman. Dampak Yang Timbul : Pada serangan yang berat bagian pucuk mengalami perubahan bentuk menjadi mengkerut dan mengeriting, daun menghitam, daun gugur sebelum waktunya atau pada daun timbul lubang karena gall luruh. Akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat, bahkan bibit/ tanaman muda akan mengalami kekeringan dan mati Pengelolaan Penyakit : - Monitoring yang ketat, eradikasi, sanitasi yang baik pada pertanaman muda Dampak yang Timbul : Akar yang sakit menjadi busuk sehingga proses translokasi air dan hara menjadi terganggu. Pengelolaan Penyakit : Membongkar tonggak sisa tebangan, Penggunaan fungisida, mengganti species tanaman pada rotasi berikutnya 6. Penyakit Tumor/Kanker batang Organisme Penyebab :Nectria sp., Cytospora sp. dan Hypoxylon mammatum Tumbuhan inang : Acacia spp. Eucalyptus, Pinus Gejala : Pembengkakan pada batang yang meluas ke bagian atas dan bawah, keluarnya blendok,batang pecah-pecah Dampak Yang Timbul : Jaringan kayu pada batang menjadi lunak, rapuh dan retak-retak. Bila tumor ini sudah meluas tanaman menjadi kering dan mati Pengelolaan Penyakit : Bila ditemukan pohon yang menunjukkan gejala serangan penyakit sebaiknya segera ditebang dan disingkirkan Pemeliharaan dan pembersihan lokasi pertanaman karena kondisi tanah yang kurang subur dan kurang terawat dicurigai senagai faktor yang memacu perkembangan penyakit 8. Penyakit Layu bakteri Penyebab Inang Gejala : Pseudomonas tectonae : Jati : Penyakit layu pada jati diawali dengan timbulnya kelayuan. Layunya bagian daun dapat serentak ataupun perlahan-lahan, dimulai dari pada bagian daun tua atau pucuk lama kelamaan seluruh daun layu dan berwarna kuning kecoklat-coklatan dan menghitam seperti terbakar, daun luruh yang diikuti dengan kematian tanaman dalam waktu yang relatif singkat Gejala penyakit layu bakteri (Foto : Illa Anggraeni) Pengelolaan penyakit : Tempat persemaian atau pembibitan diusahakan tidak terlalu lembab Pembersihan gulma karena gulma merupakan inang perantara bagi bakteri penyebab penyakit Pemilihan jenis tanaman campuran yg tepat jangan menanam tanaman dari famili solanaceae karena dapat menularkan bakteri ke tanaman jati Prinsip-prinsip pengelolaan penyakit yang dapat dikembangkan dalam program kesehatan hutan adalah Resistensi : dengan jalan menanam jenis tanaman yang tahan terhadap penyakit Sanitasi : membebaskan lapangan dari penyebab (patogen) misalnya dengan mengadakan penyemprotan dengan fungisida atau aliran udara panas pada tanah. Eradikasi : memusnahkan patogen beserta tanaman yang terserang penyakit supaya tidak menjadi sumber inokulum/penularan bagi tanaman yang lain. Enklusi /karantina : pencegahan perkembangan patogen pada areal yang sebelumnya bukan daerah infeksinya Penghindaran : penanaman hutan pada daerah atau pada waktu patogen tidak aktif atau tidak ada Terapi atau penyembuhan : mengusahakan tanaman yang sakit diberi perlakuan penyembuhan. Biologis : Melepaskan musuh-musuhnya hingga patogen dimatikan Pergiliran tanaman : dengan mengadakan pergilingan tanaman, maka patogen-patogen yang ada pada suati waktu akan kehilangan inangnya hingga dapat mati. Terima kasih