HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL (STUDI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III) DI PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH : YULIASARI 106104003521 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/ 2010 M FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Skripsi, November 2010 Yuliasari, NIM : 106104003521 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Pelaksanaan Senam Hamil (Studi Pada Ibu Hamil Trimester II Dan III) Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan xv + 71 Halaman + 6 Tabel + 6 Lampiran Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Pelaksanaan, Senam Hamil. ABSTRAK Selama kehamilan seorang ibu akan mengalami berbagai perubahan – perubahan baik anatomis maupun fisiologis. Senam hamil merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan atau prenatal care yang bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dalam persalinan normal. Pengetahuan dan sikap merupakan faktor terbentuknya perilaku. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan pelaksanaan senam hamil. Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Waktu penelitian pada tanggal 18 Agustus – 3 September tahun 2010. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling melalui non probability sampling sebanyak 55 orang. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data yang di gunakan adalah univariat dan bivariat ( chi square, regresi logistic sederhana, dan uji korelasi) Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil di Puskesmas Ciputat memiliki pengetahuan baik tentang senam hamil, yaitu sebanyak 40 responden (72,7%), memiliki sikap positif terhadap senam hamil yaitu sebanyak 36 responden (65,5%), dan 32 responden (58,2%) tidak melakukan senam hamil. Berdasarkan analisa data bivariat, diperoleh nilai p Value = 0,037, yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan senam hamil (p < 0,05). Hasil yang signifikan juga di peroleh nilai p Value = 0,001, yang berarti ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan senam hamil (p < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis menyarankan meningkatkan promosi kesehatan tentang senam hamil, dan mengadakan program senam hamil untuk ibu-ibu hamil. Daftar bacaan : 38 (1994 – 2009) FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES THE STUDY PROGRAM OF NURSING SCIENCES Undergraduated Thesis, Desember 2010 Yuliasari, NIM: 106104003521 Relationship between knowledge and attitude with practising physical exercise of pregnancy (study on mother having pregnancy in two and third trimester) in Public Health Center in Ciputat South Tangerang city. xv + 71 Pages + 6 Tables + 6 attachments Key words: Knowledge, Attitude, Practice, Physical Exercise Of Pregnancy ABSTRACT Having pregnancy, a mother would have alteration in anatomic and also physiologic. physical exercise of pregnancy was one of activities on services as pregnancy or prenatal care, which had purpose to prepare and practise muscle. So that it can be used optimally on normal childbirth. Knowledge and attitude were factor of formed habitual. The purpose of the research was to identify relationship between knowledge and attitude with practising physical exercise of pregnancy. The approach of this research, is using analytical – quantitative methode by using cross sectional design. The period of this research is 18th of Agust – 23th of september 2010. The sample number are 55 participant, is taken by non probability sampling with pusposive technique. Data collection by interviews using structured questionaires. Analysing data used were univariat and bivariat (chi square, simple logistic regression, and correlation test). The result of the research showed that most of pregnant women in Pamulang Public Health Center in Ciputat had good knowledge about physic exercise to pregnancy. They were 40 respondens (72,7%), 36 respondens (65,5%) had good attitude to physic exercise of pregnancy, 32 respondens (58,2%) didn’t do physic exercise of pregnancy. According to bivariat data analysis, obtained the value P value = 0,037, which have mean that there is relationship between knowledge and practising physic exercise of pregnancy (p < 0,05). The significant result also obtained the value P value = 0,001, which have mean that there is relationship between knowledge and practising physic exercise of pregnancy (p < 0,05). According to the result of the researcher, the writer suggests to increase the promotion of the health about physic exercise of pregnancy and to do the physic exercise programme to the mother having pregnant. Reading list: 38 (1994 – 2009) LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, Desember 2010 Yuliasari PERNYATAAN PERSETUJUAN Skripsi dengan judul HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL (STUDI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III) DI PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta DISUSUN OLEH YULIASARI 106104003521 Pembimbing I Irma Nurbaeti, Skp.Mkep.Sp,Mat NIP. 132146260 Pembimbing II Uswatun Khasanah,MNS NIP. 19770401 2009 12 2003 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI DENGAN JUDUL HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL (STUDI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III) DI PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh : Nama : Yuliasari NIM : 106104003521 Pembimbing I Pembimbing II Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat NIP . 132146260 Penguji I Uswatun Khasanah,MNS NIP. 19770401 2009 12 2003 Penguji II Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat NIP . 132146260 Uswatun Khasanah,MNS NIP. 19770401 2009 12 2003 Penguji III Ns. Puspita Palupi, S.Kep, M.Kep LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI DENGAN JUDUL HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL (STUDI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III) DI PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh : Nama : Yuliasari NIM : 106104003521 Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tien Gartinah, MN Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. DR (hc). Dr. Muhammad Kamil Tajuddin, Sp. And. DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Yuliasari Tempat/tanggal lahir : Tangerang, 01 September 1988 Agama : Islam Status : Belum Menikah Alamat : Jl.Raya Puspiptek RT 15/04 Ds. Setu No. 5 Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan 15314 Tlp : 085691981901 / (021) 97821109 Email : [email protected] Riwayat Pendidikan : SDN Setu 2 Muncul (1994-2000) SLTP Al-Amanah Serpong (2000-2003) SMA Triguna Utama Ciputat (2003-2006) Program S1 Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2006-Sekarang) MOTTO DAN PERSEMBAHAN “Jika cita-cita telah kita miliki, maka langkah selanjutnya adalah memiliki semangat untuk menggapainya”. “Segala rintangan, cobaan dan hambatan baik kecil maupun besar, bukanlah suatu masalah besar jika kita mempercayakannya kepada Sang Pemurah yang akan senantiasa membantu menyelesaikannya”. Skripsi ini kupersembahkan untuk yang telah memberikan arahan, dukungan dan serta motivasi : ★ Keluarga Ayahanda H.Yahya, Ibunda Hj.Encim, seluruh kakak-kakakku dan keluargaku ★ Dosen Pembimbing Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat Uswatun Khasanah,MNS ★ Dosen Penguji Ns. Puspita Palupi, S.Kep, M.Kep KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya dan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL (STUDI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III) DI PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN”. Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta, untuk menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah. Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi, sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis dalam melihat fakta, memecahkan masalah yang ada serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih. Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada 1. Prof. DR (hc). Dr. Muhammad Kamil Tajuddin, Sp. And., selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. H . Achmad Gholib, MA, selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dra. Farida Hamid, M. Pd, selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Tien Gartinah, MN, selaku Ketua Program Studi dan Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp.MKep.Sp.Mat, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Irma Nurbaeti, Skp.Mkep.Sp,Mat, dan Ibu Uswatun Khasanah,MNS, Selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Ibu Ns. Puspita Palupi, S.Kp,M.Kep, selaku dosen penguji Seminar Proposal Skripsi. Terima kasih atas kesediaannya menjadi penguji, dan terima kasih pula atas masukan dan saran yang telah diberikan. 7. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, Ibu Uswatun Khasanah,MNS, dan Ibu Ns. Puspita Palupi, S.Kp.M.Kep, selaku dosen penguji Sidang Skripsi. Terima kasih atas kesediaannya menjadi penguji, dan terima kasih pula atas masukan dan saran yang telah diberikan. 8. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf Pengajar, pada lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama duduk pada bangku kuliah. 9. Seluruh Staff karyawan Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Jakarta (PSIK UIN Jakarta). 10. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan Fakultas yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi. 11. Staff karyawan Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangerang Selatan dan Puskesmas Ciputat yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk melakukan penelitian. 12. Orang tuaku yang memelihara, mendidik, serta mencurahkan semua kasih sayang tiada tara tanpa pamrih yang senantiasa mendo’akan keberhasilan penulis dan memberikan bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini. 13. Kakak-kakakku dan seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi. 14. Teman-teman PSIK angkatan 2006 khususnya (Nurjanatunnaim, Ummi, Hikmah, Hajar, Ibnu, Titi, Mulyati, Rizki, Qona’ah, Ulfa) yang telah memberikan inspirasi, do’a dan semangat dalam menyusun skripsi. 15. Sunaryo, yang dengan penuh pengertiannya memberikan bantuan, dorongan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya. Jakarta, Desember 2010 Yuliasari DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ....................................................................................................... i ABSTRACT ..................................................................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ iii PERNYATAAN PERSETUJUAN ………………………………………………... iv LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... v RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vii MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xviii DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………..... 7 C. Pertanyaan Penelitian ………………………………………… 8 D. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 8 E. Manfaat Penelitian ………………………………………….... 9 F. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………… 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEHAMILAN……………………………………………… 11 1. Pengertian ………………………………………………... 11 2. Proses Kehamilan ………………………………………... 11 3. Perubahan Saat Kehamilan ………………………………. 12 4. Keluhan Yang Sering Dirasakan Oleh Ibu Hamil ……...... 14 B. SENAM HAMIL …………………………………………… 15 1. Pengertian ……………………………………………....... 15 2. Tujuan dan manfaat senam hamil ………………………... 17 3. Syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan senam hamil ……………………………………………………... 18 4. Waktu Pelaksanaan Senam Hamil ……………………….. 19 5. Kontra Indikasi Senam Hamil ……………………………. 20 C. PERILAKU …………………………………………………. 20 1. Pengertian …………………………………………….. …. 20 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ……………... 22 3. Domain perilaku …………………………………………. 23 a. Pengetahuan …………………………………………. 23 b. Sikap ……………………………………………......... 27 c. Praktek ………………………………………….......... 30 D. KERANGKA TEORI ………………………………………. 32 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS BAB IV BAB V A. Kerangka Konsep ……………………………………….......... 33 B. Definisi Operasional ……………………………………......... 35 C. Hipotesis ……………………………………………………... 36 METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ……………………………………………. 37 B. Tempat dan Waktu ………………………………………….. 37 C. Populasi dan Sampel ………………………………………... 37 D. Instrumen Penelitian ………………………………………… 40 E. Uji Validitas dan Reliabilitas ……………………………….. 41 F. Metode Pengumpulan Data …………………………………. 43 G. Pengolahan data ………………………………………........... 44 H. Analisa Data ............................................................................ 45 I. Etika Penelitian ....................................................................... 46 HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ………………………………... 48 B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas …………………………. 50 C. Analisa Univariat ……………………………………………. 51 1. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil ................ 51 2. Sikap ibu hamil tentang terhadap senam hamil ................. 52 3. Pelaksanaan ibu hamil terhadap senam hamil ................... 52 D. Analisa Bivariat ....................................................................... 53 1. Hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan ibu hamil tentang senam hamil ……………………………… 53 2. Hubungan Antara Sikap Dengan Pelaksanaan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil …………………………………... BAB VI 55 PEMBAHASAN A. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester II Dan III Tentang Senam Hamil ………………………………………. 56 B. Gambaran Sikap Ibu Hamil Trimester II Dan III Terhadap Senam Hamil ………………………………………………... 58 C. Gambaran Pelaksanaan Ibu Hamil Trimester II Dan III Terhadap Senam Hamil ……………………………………... 60 D. Hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan ibu hamil trimester II dan III tentang senam hamil ……………………. 64 E. Hubungan sikap dengan pelaksanaan ibu hamil trimester II BAB VII dan III tentang senam hamil ………………………………… 66 F. Keterbatasan Penelitian ……………………………………... 67 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………………………………………………….. 68 B. Saran ………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 69 DAFTAR TABEL Nomor Tabel Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional ……………………………………….. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Puskesmas Ciputat ……… Tabel 5.2 53 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Dengan Pelaksanaan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil …… Tabel 5.5 52 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pelaksanaan Ibu Hamil Terhadap Senam Hamil di Puskesmas Ciputat ……... Tabel 5.4 52 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Ibu Hamil Terhadap Senam Hamil di Puskesmas Ciputa ……………... Tabel 5.3 35 54 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Dengan Pelaksanaan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Puskesmas Ciputat ……………………………………………………… 55 DAFTAR BAGAN Nomor Bagan Halaman Bagan 2.1 Proses terbentuknya sikap ...................................................... 28 Bagan 2.2 Kerangka Teori …………………………………………….. 31 Bagan 3.1 Kerangka konsep penelitian ………………………………... 32 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran 1. Surat Izin Penelitian 2. Informed Consent 3. Kuesioner 4. Output Analisis Univariat 5. Output Analisis Bivariat 6. Gambar Senam Hamil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997). Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya. Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon progesteron dan hormon esterogen yakni hormon kewanitaan yang ada didalam tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan (Mandriwati, 2008). Agar seorang ibu hamil dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi baik fisik maupun mentalnya, perlu dilakukan asuhan antenatal yang bertujuan untuk mempersiapkan persalinan yang fisiologis dengan tujuan ibu dan anak yang akan dilahirkannya dalam keadaan sehat (Depkes RI, 1994). Pengawasan selama kehamilan (antenatal) terbukti mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik kehamilan untuk mengahadapi persalinan. Tujuan pengawasan kehamilan untuk ibu adalah mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, menegakkan dan mengobati secara dini komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, dilakukannya pengawasan hamil juga dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) (Manuaba, 1999). Menurut survei Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 jumlah AKI di Indonesia yaitu 228 per 100 ribu kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2008). Dalam catatan tahun 2008, AKI di Propinsi Banten berjumlah 256 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Banten, 2008). Jumlah angka kematian Ibu di wilayah Kabupaten Tangerang pada tahun 2009 adalah sebanyak 22 orang dengan estimasi AKI sebesar 197 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Tangerang, 2009). Salah satu sebab tingginya kematian maternal dan perinatal di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya adalah akibat partus lama. Ada tiga faktor penyebab persalinan memanjang atau partus lama yaitu tenaga, jalan lahir dan janin (Supriatmaja & Suwardewa, 2003). Kelainan pada faktor tenaga bisa disebabkan karena terjadinya inersia (his yang tidak sesuai dengan fasenya), inkoordinit (his tidak teratur, tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antara kontraksi bagian-bagiannya) dan tetanik (his yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim). Hal tersebut di atas dapat menyebabkan kemacetan persalinan, jika tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan gawat janin dan rahim ibu pecah. Upaya yang bisa dilakukan ibu hamil agar persalinan berjalan lancar dapat dikendalikan dengan melakukan senam hamil (Achmad, 2008). Senam hamil merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada ibu-ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk menghadapi dan mempersiapkan persalinan yang cepat, aman, dan spontan (Hulliana, 2007). Senam hamil sudah mulai mendapat perhatian masyarakat, dan banyak diselenggarakan oleh rumah sakit sehingga kesehatan rohani dan jasmani ditingkatkan serta dapat menghilangkan rasa takut menghadapi persalinan (Manuaba, 1999). Senam hamil yang diterapkan, bukan senam yang berorientasi sebatas pada kebugaran tubuh semata. Melainkan untuk memperkuat otot, melenturkan persendian, dan utamanya melatih konsentrasi agar bisa mengalihkan pikiran sehingga bisa melupakan rasa sakit saat melahirkan, serta menguatkan napas. Metode ini terbukti cukup berhasil untuk membantu meringankan proses persalinan. Di samping itu, rasa nyeri saat proses persalinan berlangsung juga dapat diminimalisasi, dengan jalan mengatur pernafasan, berkonsentrasi, dan mengalihkan pikiran, sehingga dengan sendirinya stres saat melahirkan bisa dikurangi. Maka proses persalinan dapat berjalan lebih mulus dan singkat (Mulyata, 2007). Varney (1997) dalam Hamilton (2004) menjelaskan bahwa senam hamil akan memberikan suatu produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih baik, dibandingkan pada ibu-ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil. Clapp (2005) juga menjelaskan bahwa ibu yang melakukan senam hamil selama kehamilan dilaporkan dapat mengurangi stres dalam menjelang kelahiran, mengurangi nyeri saat proses persalinan, bayi yang dilahirkan memiliki berat badan yang normal, dan dapat mengurangi resiko terjadinya preeklamsi, dibandingkan ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil selama kehamilan. Hasil dari penelitian terkait yang dilakukan oleh Wulandari (2006) dengan judul Efektivitas Senam Hamil sebagai Pelayanan Prenatal dalam Menurunkan Kecemasan Menghadapi Persalinan Pertama, yaitu hasil penelitian menunjukkan nilai sebesar 0.034, taraf signifikansi p<0.05, yang berarti ada perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan. Tingkat kecemasan kelompok kontrol pada saat pretest maupun post test berada pada kategori kecemasan sedang, sementara tingkat kecemasan kelompok eksperimen setelah mengikuti senam hamil semakin menurun, yaitu dari kategori kecemasan sedang menjadi rendah. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa senam hamil sebagai pelayanan prenatal efektif dalam menurunkan kecemasan menghadapi persalinan pertama. Sejak lama kita ketahui bahwa salah satu hal penting dalam membina ibu hamil (bumil) ialah memberikan pengetahuan mengenai kehamilanya, salah satunya memberi pengetahuan mengenai program senam hamil. Hal ini berarti mempersiapkan ibu hamil dengan sebaik-baiknya dengan menanamkan kepercayaan pada diri sendiri dalam menyongsong kelahiran anaknya secara fisiologis anatomis maupun secara psikososial (Bambang, 1998). Pengetahuan merupakan domain terendah dalam perubahan sikap dan praktek. Menurut Roger (1974) sikap dan praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan yang adekuat tidak akan bertahan lama pada kehidupan seseorang, sedangkan pengetahuan yang adekuat jika tidak diimbangi oleh sikap dan praktek yang berkesinambungan tidak akan mempunyai makna yang berarti bagi kehidupan (Notoatmodjo, 2007). Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap dan praktek merupakan 3 komponen penting yang harus dimiliki ibu hamil dalam melaksanakan senam hamil. Pada tahun 2009 persentase cakupan pemeriksaan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamlan (K4) sebesar 86,94%. Hasil ini sudah melampaui target cakupan K4 Nasional (84%). Pelayanan kesehatan ibu hamil mencakup Antenatal Care (ANC), peningkatan kapasitas manajemen tenaga kesehatan terutama tenaga bidan dalam asuhan persalinan normal, manajemen asfiksia, manajemen BBLR, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) oleh tenaga kesehatan terlatih salah satunya melalui kelas ibu hamil yaitu dengan senam hamil, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, serta sudah berjalannya kegiatan KPKIA (Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak) di beberapa desa di wilayah Kota Tangerang. Semua program bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu (AKI) dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi (Dinkes Tangerang, 2009). Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ciputat, kelas ibu hamil dan balita telah diadakan sebagai program dari Dinas Kesehatan, tetapi untuk program senam hamil belum dilaksanakan oleh Puskesmas Ciputat. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan pada 10 orang pengunjung Puskesmas Ciputat, yaitu diantaranya lima ibu hamil dan lima ibu yang sudah melahirkan. Hasil wawancara dari lima ibu hamil empat diantaranya tidak tahu tentang senam hamil dan satu orang mengetahui senam hamil dari menonton tv, jika ada program senam hamil tiga orang mengatakan mau mencoba untuk mengikuti senam hamil dan dua orang mengatakan tidak mau ikut dengan alasan tidak sempat untuk mengikutinya, dan lima orang ibu hamil tersebut seluruhnya belum pernah melakukan senam hamil. Hasil wawancara dari lima ibu hamil yang sudah melahirkan tiga diantaranya mengalami proses persalinan normal dengan rentang waktu 8 hingga 11 jam, dua diantaranya mengalami proses persalinan sesar, lima orang ibu hamil tersebut seluruhnya tidak tahu tentang senam hamil dan belum pernah mengikuti senam hamil. Hal ini disebabkan karena tidak adanya promosi kesehatan mengenai senam hamil dari pihak puskesmas. Promosi kesehatan merupakan aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan menggunakan pendekatan perilaku, bukan beorientasi pada penyakit serta mempunyai cakupan yang luas. Selain itu promosi kesehatan tidak hanya melibatkan gaya hidup tetapi juga mengikutsertakan individu dan masyarakat dalam mengendalikan faktorfaktor penentu kesehatan (Pender,1996). Senam hamil merupakan salah satu dari perkembangan program kesehatan yang berbasis pada pelayanan promotif dan preventif dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan bagi ibu hamil (Depkes RI, 2009). Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan senam hamil (studi pada ibu hamil trimester II dan III) di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan. B. Rumusan Masalah Meskipun senam hamil merupakan kebutuhan seorang ibu hamil yang sangat bermanfaat untuk mempersiapkan persalinan yang fisiologis, akan tetapi pada kenyataannya kegiatan senam hamil belum dilakukan oleh semua fasilitas kebidanan di rumah sakit umum, rumah sakit bersalin, maupun puskesmas. Kegiatan senam hamil belum pernah dilaksanakan di Puskesmas Ciputat, karena berbagai alasan, yakni kegiatan senam hamil tersebut hanya bisa dilaksanakan di Rumah Sakit swasta, bidannya sibuk, pelatih senamnya tidak ada, dan belum tentu ibu hamil tersebut tertarik mengikuti senam hamil dikarenakan aktivitas yang dilakukan dirumah itu sudah cukup dikatakan sebagai olahraga tanpa harus mengikuti senam hamil. Mengenai pelatih senam, seharusnya para petugas kesehatan khususnya perawat dan bidan dapat menjadi pelatih senam yang tentunya sudah terlatih dan memiliki pengalaman menjadi instruktur senam hamil. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui “Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Senam Hamil (Studi Pada Ibu Hamil Trimester II dan III) di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan”. C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil? 2. Bagaimana sikap ibu hamil terhadap senam hamil? 3. Bagaimana pelaksanaan ibu hamil terhadap senam hamil? 4. Bagaimana hubungan pengetahuan ibu hamil dengan pelaksanaan senam hamil? 5. Bagaimana hubungan sikap ibu hamil dengan pelaksanaan senam hamil? D. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan senam hamil. b. Tujuan Khusus : 1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil. 2. Mengidentifikasi sikap ibu hamil tentang senam hamil. 3. Mengidentifikasi pelaksanaan ibu hamil terhadap senam hamil. 4. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu hamil dengan pelaksanaan senam hamil. 5. Mengidentifikasi hubungan sikap ibu hamil dengan pelaksanaan senam hamil. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Penulisan penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi pihak puskesmas untuk melaksanakan program senam hamil, karena senam hamil memiliki banyak manfaat untuk kesehatan ibu hamil dan kelancaran proses persalinan. 2. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan keperawatan, khususnya Keperawatan Maternitas mengenai pentingnya senam hamil untuk mempersiapkan seorang ibu hamil baik secara fisik maupun mental dalam menghadapi proses persalinan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar untuk pengembangan kurikulum, pendidikan keperawatan khususnya perawatan masa kehamilan melalui senam hamil. 3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan dalam pengembangan evidence based ilmu keperawatan, khususnya mengenai senam hamil dengan melihat berbagai manfaat yang terdapat di dalamnya. F. RUANG LINGKUP PENELITIAN Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan senam hamil (studi pada ibu hamil trimester II dan III). Subjek yang diteliti adalah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat. Data yang di ambil adalah data primer berupa wawancara dengan menggunakan kuisioner. Penelitian ini dilakukan dengan desain analitik cross sectional. Alasan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan senam hamil di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan, dikarenakan belum pernah dilakukan penelitian mengenai senam hamil di puskesmas tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEHAMILAN 1. Pengertian Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma (Kushartanti 2005). Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan (Mandriwati, 2008). 2. Proses kehamilan Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradapatasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya. Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon progesteron dan hormon esterogen yakni hormon kewanitaan yang ada didalam tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan (Mandriwati, 2008). Masa kehamilan terdiri dari 3 masa yang disebut trimester. Trimester pertama adalah minggu pertama sampai 11 minggu 6 hari, trimester kedua adalah minggu ke 12 hingga 27 minggu 6 hari, dan trimester ketiga adalah minggu ke 28 hingga bayi lahir dalam waktu yang cukup (Hanifa, 1999). 3. Perubahan saat Kehamilan Selama masa kehamilan, banyak perubahan-perubahan fisik yang dialami oleh ibu hamil. Menurut Saminem (2008) perubahan-perubahan ini antara lain: a. Perubahan kulit Perubahan yang terjadi pada kulit yaitu hiperpigmentasi, ialah adanya kelebihan pigmen pada tempat-tempat tertentu. Perubahan pada kulit ini tidak selalu sama pada setiap wanita hamil, ada yang sebagian saja dan ada yang semua pada tempat tersebut. b. Perubahan pada kelenjar Perubahan yang terjadi pada kelenjar ialah kelenjar tiroid yang menjadi besar, sehingga leher wanita itu bentuknya seperti leher pria. Perubahan ini tidak terdapat pada setiap wanita hamil. c. Perubàhan pada payudara (mammae) Perubahan ini pasti terdapat pada wanita hamil karena bersamasama dengan kehamilan mammae menyiapkan diri untuk memproduksi makanan pokok yang nantinya akan diberikan kepada bayi setelah lahir. Perubahan ini meliputi sebagai berikut: 1) Mammae membesar, tegang dan sakit. 2) Vena dibawah kulit mammae membesar dan kelihatan jelas. 3) Hiperpigmentasi pada areola mammae. 4) Kelenjar Montgomerry yang terletak dalam areola mammae membesar dan terlihat dari luar. d. Perubahan perut Perut akan kelihatan makin lama makin besar. Biasanya dari umur kehamilan empat bulan membesarnya perut belum kelihatan. Setelah itu mulai kelihatan membesar, lebih-lebih setelah kehamilan umur lima bulan kelihatan cepat sekali menjadi besar. e. Perubahan alat kelamin luar Perubahan yang terjadi pada alat kelamin luar ini terlihat kebiruan yang disebabkan adanya kongesti pada peredaran darah. Kongesti disebabkan karena pembuluh darah membesar, darah yang menuju ke uterus banyak sekali, sesuai dengan kebutuhan uterus untuk membesarkan dan memberi makan janin. Pembuluh darah dan alat kelamin luar adalah cabang dari uterus, jadi jika pembuluh darah uterus mengalami kongesti maka pembuluh darah alat kelamin luar pun mengalami kongesti pula. Tanda ini disebut tanda Chadwick. f. Perubahan pada tungkai Perubahan pada tungkai ini adalah timbulnya varises pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua sering edema pada salah satu tungkai. Edema ini disebabkan karena tekanan uterus yang membesar pada vena femoralis, sebelah kanan atau sebelah kiri. 4. Keluhan yang Sering diRasakan oleh Ibu Hamil Menurut Kushartanti (2005), ketidaknyamanan fisik tersebut berupa keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain: a. Mudah sesak napas Keluhan ini terutama dirasakan apabila uterus telah membesar sehingga mendesak sekat rongga dada (diafragma) dan mengganggu ekspansi paru. Keadaan ini diperberat oleh meningkatnya kebutuhan oksigen pada ibu hamil. b. Mudah lelah Keluhan ini dipicu oleh meningkatnya kebutuhan aliran darah yang kurang dibanding dengan ketersediaan darah. Volume darah ibu hamil meningkat sampai 30-50%, dan frekuensi denyut jantung meningkat hingga 20%. c. Mual dan muntah Keluhan ini disebabkan oleh adanya perubahan aktivitas hormon yang menurunkan peristaltik usus dan terjadinya refluks pada asam lambung keujung atas lambung. Penurunan peristaltik usus ini juga akan memperlambat proses pencernaan dan mengakibatkan konstipasi. d. Nyeri punggung dan pinggang Keluhan ini disebabkan oleh adanya peregangan tulang-tulang, terutama di daerah pinggang yang sesuai dengan bertambah besarnya kehamilan. e. Tidak bisa tidur Keluhan ini biasanya terjadi pada akhir kehamilan, karena pada saat itu terjadi penumpukan berbagai keluhan. Keluhan tersebut misalnya, susah bernafas dan nyeri punggung. B. SENAM HAMIL 1. Pengertian Ibu hamil yang biasanya tidak berolahraga harus memulai kegiatan fisik yang intensitasnya rendah dan meningkatkan aktivitas secara bertahap (Fishbein dan Phillips 1990). Apabila ibu hamil tersebut sudah melakukan jogging, ia boleh melakukannya terus, tetapi usahakan supaya tidak sampai melewati batas. Stres panas juga dapat membahayakan janin. Di samping itu, dengan bertambahnya usia kehamilan, titik berat ibu hamil akan berubah, dukungan tulang panggul melemah, koordinasi biasanya menurun, dan ia akan merasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman akan menyebabkan ibu hamil kehilangan keseimbangan dan jatuh, sehingga melukai dirinya sendiri. Latihan fisik atau senam hamil diajarkan baik di kelas prenatal atau oleh perawat di klinik, atau balai kesehatan. Latihan yang menimbulkan rasa nyaman akan membantu menyiapkan ibu hamil dalam menghadapi persalinan (Bobak, 2005). Senam hamil adalah suatu terapi latihan gerak untuk mempersiapkan seorang ibu hamil baik fisik maupun mental pada persalinan yang cepat, aman dan spontan. Latihan yang dilakukan selama kehamilan akan menolong ibu dalam menghadapi stres dan kecemasan. Inti dari senam hamil sendiri adalah melatih pernapasan menjelang persalinan. Sehingga pada saat detik-detik kelahiran si bayi, sang ibu bisa rileks dan menguasai keadaan. Senam hamil biasanya dimulai saat kehamilan memasuki trimester ketiga, yaitu sekitar usia 28-30 minggu kehamilan (Depkes RI, 2009 & Rastegari, 2005). Tiga komponen inti dari senam hamil adalah latihan pernafasan, latihan penguatan dan peregangan otot, serta latihan relaksasi. Saat ibu hamil melakukan latihan pernafasan khususnya pernafasan dalam, mereka merasakan nafasnya menjadi lebih teratur, ringan, tidak tergesa-gesa, dan panjang. Latihan pernafasan akan membuka lebih banyak ruangan yang dapat dipakai dalam paru-paru sehingga kapasitas total paru-paru akan meningkat dan volume residu paruparu akan menurun, serta melatih otototot sekeliling paru-paru untuk bekerja dengan baik. Di samping itu, latihan penguatan dan peregangan otot juga berdampak pada berkurangnya ketegangan ibu hamil (Oktrini, 1996). Zinbarg (1993) menyatakan bahwa dengan melakukan relaksasi otot, individu akan menjadi lebih mampu mendeteksi peningkatan ketegangan pada tubuh selama aktivitas sehari-harinya, digunakan sebagai isyarat untuk menerapkan latihan relaksasi. Di akhir program senam hamil, terdapat latihan relaksasi yang menggabungkan antara relaksasi otot dan relaksasi pernafasan. Pada latihan ini, ibu hamil melakukannya sambil membayangkan keadaan bayi di dalam perut baik-baik saja. Pengaruh dari relaksasi dengan membayangkan sesuatu yang menyenangkan, dapat membuat tubuh menjadi rileks (Heardman, 1996). Secara keseluruhan, senam hamil membawa efek relaksasi pada tubuh ibu hamil, baik yang bersifat relaksasi pernafasan maupun relaksasi otot. Jika ibu hamil merasa rileks, maka ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi bayinya (Jameson, 2002). 2. Tujuan dan manfaat senam hamil Indriarti (2008) menjelaskan secara umum senam hamil memiliki lima tujuan penting, antara lain : a. Senam hamil dilakukan agar ibu hamil menguasai teknik pernapasan dengan baik. Latihan pernapasan sangat bermanfaat untuk memperlancar suplai oksigen pada janin ibu. b. Ibu hamil yang rajin mengikuti senam hamil otot-otot dindingnya semakin kuat, sehingga elastisitas otot-otot dinding perut juga dapat dipertahankan. Hal tersebut diharapkan dapat mencegah dan mengatasi keluhan nyeri di daerah bokong serta nyeri di daerah perut bagian bawah, dan keluhan wasir. c. Diharapkan ibu hamil akan terlatih untuk melakukan relaksasi sempurna. Kemampuan relaksasi sempurna tersebut dapat dilakukan dengan berlatih secara rutin bagaimana cara berkonsentrasi dan berelaksasi dengan benar. Relaksasi ini diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit karena proses persalinan. d. Ibu hamil yang rajin mengikuti senam hamil diharapkan akan menjadi terlatih ketika melakukan sikap tubuh yang baik dan benar selama menjalani kehamilan. Sikap tubuh yang baik tersebut akan membantu ibu dalam mengurangi keluhan yang timbul akibat perubahan bentuk tubuh. e. Ibu hamil diharapkan dapat menjalani proses kelahirannya dengan lancar dan aman tanpa berbagai kesulitan yang berarti. Sehingga ibu dan bayi tetap sehat setelah persalinan. Banyak manfaat dari melakukan senam hamil diantaranya memperbaiki sirkulasi darah, meningkatkan keseimbangan otot-otot, mengurangi risiko gangguan gastrointestinal, termasuk sembelit, mengurangi kejang kaki/kram, menguatkan otot perut, dan mempercepat penyembuhan setelah kehamilan (Agnesti, 2009). 3. Syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan senam hamil : Sebelum melakukan latihan senam hamil ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu pemeriksaan kesehatan dan minta nasihat dokter atau bidan, latihan baru bisa dimulai setelah umur kehamilan 22 minggu, latihan harus dilakukan secara teratur dan disiplin dalam batas-batas kemampuan fisik ibu, dan latihan sebaiknya dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin (Mandriwati, 2008). Menurut Syafei (2006) dalam melakukan senam hamil diperlukan juga tempat untuk melakukan latihan tersebut, adapun syarat dari tempat latihan tersebut adalah ruangan cukup luas, udara segar, terang dan bersih, lantai ditutup karpet supaya aman, tidak lembab dan cukup hangat, dinding ruangan dalam dilapis cermin secukupnya agar membantu ibu untuk konsentrasi dan memberi kesempatan untuk mengkoreksi gerakannya sendiri, alat dan perkakas di dalam ruangan dipilih yang berwarna muda untuk memberi suasana tenang, ada iringan/alunan musik lembut (musik klasik) untuk mengurangi ketegangan emosi. 4. Waktu Pelaksanaan Senam Hamil Menurut Yuliarti (2010) senam hamil dianjurkan dilakukan ketika janin dalam kandungan telah berusia lebih dari tiga bulan, karena sebelum usia kandungan menginjak tiga bulan perlekatan janin di dalam uterus belum terlalu kuat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari resiko abortus, dalam kondisi tertentu senam hamil harus dihentikan. Ada beberapa tanda dan gejala senam hamil harus dihentikan, antara lain: a. Timbul rasa nyeri, terutama nyeri dada, nyeri kepala dan nyeri pada persendian. b. Kontraksi rahim yang lebih sering (interval <20 menit). c. Perdarahan pervaginam, keluarnya cairan ketuban. d. Nafas pendek yang berlebihan. e. Denyut jantung yang meningkat (> 140 x/menit). f. Mual dan muntah yang menetap. g. Kesulitan berjalan. h. Pembengkakan yang menyeluruh. i. Aktifitas janin yang berkurang. 5. Kontra Indikasi Senam Hamil Indivara (2009) menjelaskan ada beberapa kontra indikasi senam hamil yang harus diperhatikan, antara lain: a. Kontra Indikasi Absolut atau Mutlak Bila seorang wanita hamil mempunyai penyakit jantung, penyakit paru, serviks inkompeten, kehamilan kembar, riwayat perdarahan pervaginam pada trimester II dan III, kelainan letak plasenta, seperti plasenta previa, preeklamsi maupun hipertensi. b. Kontra Indikasi Relatif Bila seorang ibu hamil menderita anemia berat, irama jantung tidak teratur, paru bronchitis kronis, riwayat diabetes mellitus, obesitas, terlalu kurus, penyakit dengan riwayat operasi tulang ortopedi, dan perokok berat. C. PERILAKU 1. Pengertian Perilaku ditinjau dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Menurut sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007). Skinner (1938, dalam Notoatmodjo, 2007) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-OR” atau Stimulus Organisme Respons. Skinner membedakan adanya dua respons. a. Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus tertentu). Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulus atau reinforcer, karen memperkuat respons. Dilhat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua : a. Perilaku tertutup (covert behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. b. Perilaku terbuka (overt behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Green (1991, dalam Notoatmodjo 2007) dalam mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor. a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan dan sebagainya. c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. 3. Domain Perilaku Benyamin Bloom (1908, dalam Notoatmodjo, 2007) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni kognitif (cognitive), afektif (affectife), psikomotor (psychomotor). Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni : a. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Menurut Taksonomi Bloom (1987) pengetahuan mencakup enam tingkat domain kognitif, yaitu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskn, menyebutkan contoh, menyimpulkan, sebagainya terhadap objek yang dipelajari. meramalkan, dan 3) Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihatdari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,mengelompokkan, dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkanatau menghubungkan bagian-bagian di dalam suaatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Menurut Rogers (1974, dalam Notoatmodjo, 2007) sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut sudah terjadi proses berurutan, yaitu: a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul. c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. d. Trial (mencoba) dimana subjek mulai mencoba untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatantingkatan di atas (Notoatmodjo, 2007). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukisno (1998) yang dilakukan di tiga rumah sakit di Jakarta Timur menunjukan pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil yang ikut senam hamil sangat baik dan menunjukan hal yang positif yang dibuktikan dengan menjawab pertanyaan tentang senam hamil dengan lancar dan penuh keyakinan, sedangkan yang tidak mengikuti senam hamil cukup baik dan positif karena bisa menjawab, mengerti dan faham akan senam hamil bahwa manfaat senam hamil untuk melatih otot-otot tertentu untuk mempersiapkan dan melancarkan kelahiran. Kecenderungan ibu hamil mengikuti senam hamil didasari oleh pengetahuan ibu hamil yang berhubungan dengan kehamilan dan proses persalinannya. Sementara sejumlah pengetahuan yang lain diperoleh dan terbentuk dari seberapa jauh ibu hamil tersebut mendapatkan informasi yang berkaitan dengan program senam hamil tersebut. b. Sikap (Attitude) Notoatmodjo (2007) mengatakan sikap adalah respon individu yang masih bersifat tertutup terhadap suatu rangsangan dan sikap tidak dapat diamati secara langsung oleh individu lain. Sikap belum merupakan suatu tindakan, tetapi sikap merupakan suatu faktor pendorong individu untuk melakukan tindakan. Proses terbentuknya suatu sikap pada individu dapat dijelaskan pada diagram ini: Bagan 2.1. Proses terbentuknya sikap Stimulus Rangsangan Reaksi Tingkah laku (terbuka) Proses Stimulus Sikap Sumber : Notoatmodjo (2007). Menurut Allport (1954, dalam Notoadmodjo, 2003) sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu: 1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek. 3) Kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen itu secara bersama-sama membentuk suatu sikap yang utuh (total attitude) dan dipengaruhi oleh pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi. Sikap mempunyai beberapa tingkatan, diantaranya : a) Menerima (receiving), pada tingkat ini individu mau memperhatikan stimulus yang diberikan berupa objek atau informasi tertentu. b) Merespon (responding), pada tingkat ini individu akan memberikan jawaban apabila ditanya mengenai objek tertentu dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Usaha individu untuk menjawab dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikator bahwa individu tersebut telah menerima ide tersebut terlepas dari benar atau salah usaha yang dilakukan oleh individu tersebut. c) Menghargai (valuing), pada tingkat ini individu sudah mampu untuk mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah, berarti individu sudah mempunyai sikap positif terhadap suatu objek tertentu. d) Bertanggung jawab (responsible), pada tingkat ini individu mampu bertanggung jawab dan siap menerima resiko dari sesuatu yang telah dipilihnya. Tingkat ini merupakan sikap tertinggi dalam tingkatan sikap sesorang untuk menerima suatu objek atau ide baru. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukisno (1998) yang dilakukan di tiga rumah sakit di Jakarta Timur, menunjukan sikap ibu hamil yang mengikuti senam hamil berdasarkan pengalaman dan kecenderungan mengikuti senam hamil untuk mempersiapkan fisik dan mental menghadapi proses kelahiran yang normal dan lancar serta yakin akan manfaat senam hamil, berarti ini menunjukan suatu sikap yang baik dan positif tentang senam hamil. Sedangkan yang tidak ikut senam hamil dari kecenderungan dan dukungan terhadap senam hamil dan dari pengalaman tentang olahraga bahwa senam hamil bermanfaat mempersiapkan mental dan memperlancar kelahiran, hal ini menunjukan sikap yang baik dan positif. c. Praktek atau Tindakan (Practice) Sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan, diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan terwujudnya suatu tindakan, diantaranya adalah faktor fasilitas dan faktor dukungan dari pihak lain. Beberapa tingkatan dalam praktek antara lain: 1) Persepsi (perception), merupakan praktek pada tingkat pertama. Pada tingkat ini individu mampu mengenal dan memilih berbagai objek terkait dengan tindakan yang akan diambil. 2) Respon terpimpin (guide response), indikator pada tingkat ini adalah individu mampu untuk melakukan sesuatu dengan urutan yang benar. 3) Mekanisme (mechanism), pada tingkat ini individu sudah menjadikan suatu tindakan yang benar menjadi suatu kebiasaan. 4) Adopsi (adoption), individu sudah mampu memodifikasi suatu tindakan tanpa mengurangi nilai kebenaran dari tindakan tersebut. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung dengan cara wawancara terhadap kegiatan yang telah dilakukan oleh individu sebelumnya, dan secara langsung dengan cara mengobservasi tindakan atau kegiatan individu tersebut (Notoadmodjo, 2003). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukisno (1998) yang dilakukan di tiga rumah sakit di Jakarta Timur, menunjukan perilaku ibu hamil terhadap senam hamil yang ikut senam hamil karena adanya keinginan yang kuat untuk melahirkan secara normal, alamiah tanpa operasi serta anjuran dari dokter serta dukungan moril dari suami ini merupakan dorongan untuk ikut kegiatan senam hamil sehingga praktek dan perilaku ibu hamil tentang senam hamil sangat baik dan positif. Ibu hamil yang tidak ikut senam hamil karena adanya pemikiran yang tradisional bahwa kegiatan ibu hamil dengan jalan jalan pagi, olahraga ringan, pekerjaan sehari hari dirumah seperti ngepel sudah merupakan kegiatan senam seperti senam hamil, dengan adanya pengalaman dari orang tuanya ibu hamil menjadi yakin hal ini bisa memperlancar kelahiran. Hal ini menunjukan praktek dan perilaku ibu hamil tentang senam hamil sudah cukup baik meskipun dilakukan dengan cara yang berbeda dan hasilnya sama yaitu untuk memperlancar kelahiran. D. KERANGKA TEORI Kerangka teori merupakan modifikasi dari teori Green (1980), Bobak (2005), dan Pender (1996). Bagan 2.2. Kerangka Teori Faktor predisposisi : Pengetahuan Sikap Kepercayaan Nilai-nilai dan keyakinan Faktor pendukung : Ketersediaan sarana dan prasarana Puskesmas Faktor pendorong : Dorongan dari pihak puskesmas (bidan) untuk melaksanakan senam hamil Sumber : Notoatmodjo ( 2007) dan Bobak ( 2005) Pelaksanaan ibu hamil dalam melakukan senam hamil BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah variabel bebas (independen) yang ingin diketahui yakni pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap senam hamil, sedangkan variabel terikat (dependen) yang akan diteliti yaitu pelaksanaan senam hamil. Variabel pengetahuan dan sikap merupakan variabel yang sangat mempengaruhi perilaku sehat yang dilakukan seseorang, dimana pengetahuan dan sikap merupakan domain dari perilaku (Notoatmodjo, 2007). Alasan kenapa variabel lainnya yang terdapat dalam kerangka teori tidak diikutsertakan dalam penelitian ini disebabkan karena keterbatasan penelitian, kesukaran dalam pengukuran, dan penelitian ini hanya dilakukan di satu puskesmas, dimana sarana dan prasarana untuk senam hamil di puskesmas tersebut memang tidak tersedia, serta tidak adanya promosi kesehatan tentang senam hamil dari puskesmas tersebut. Bagan 3.1. Kerangka konsep penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan senam hamil (studi pada ibu hamil trimester II dan III) di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan Pengetahuan Ibu Hamil Pelaksanaan senam hamil Sikap Ibu Hamil B. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur ukur operasional 1 Pengetahuan Pengetahuan Wawancara Kuisioner 1. Pengetahuan adalah baik jika kemampuan presentase ibu hamil 76% - 100%. dalam 2. Pengetahuan memahami sedang jika senam hamil presentase yang berkaitan 56% - 75%. dengan 3. Pengetahuan pengertian rendah jika senam hamil, presentase < tujuan dan 55% manfaat senam (Nursalam, hamil, indikasi 2003). dan kontraindikasi senam hamil, syarat untuk melakukan senam hamil, serta waktu pelaksanaan senam hamil. Skala Ordinal 2 Sikap Sikap adalah Wawancara Kuisioner 1. Sikap tanggapan, negatif jika reaksi positif total skor atau negatif kurang dari dari ibu hamil Ordinal nilai median terhadap (<25). kegiatan senam 2. Sikap positif hamil. jika total skor lebih dari nilai median (≥25). 3 Pelaksanaan Pelaksanaan Wawancara Kuisioner 1. Tidak adalah tindakan melakukan nyata dari ibu jika total hamil untuk skor kurang melakukan senam hamil, dari nilai median(≤2). 2. Melakukan jika total skor lebih dari nilai median (>2). Ordinal C. Hipotesis 1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pelaksanaan senam hamil. 2. Ada hubungan antara sikap ibu hamil dengan pelaksanaan senam hamil. / BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Setiadi (2007) metode penelitian analitik adalah suatu metode penelitian yang terdiri atas variabel bebas dan terikat, membutuhkan jawaban mengapa dan bagaimana. Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan pada bulan Agustus–September 2010. Alasan peneliti memilih Puskesmas Ciputat sebagai lokasi penelitian karena di puskesmas ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan senam hamil di Puskesmas Ciputat. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiono (2003), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester II dan III yang berada di wilayah ciputat. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, atau sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Sugiono dalam Hidayat, 2007). Pengambilan sampel dalam purposive sampling yaitu penelitian ini menggunakan teknik teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester II dan III yang berkunjung ke puskesmas ciputat. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan ketentuan rumus besar sampel yang sesuai dengan rancangan penelitian yaitu rumus sampel uji beda dua proporsi. = [Z α/ 2 (1 − ) + Z β P₁(1 − P₁) + P₂(1 − P₂)]² (P₁ − P₂)² Keterangan: n = Jumlah sampel yang dibutuhkan Z1−α/2 = 1,96 (Derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan (α sebesar 5%) = [ Z1−β = 0,84 (Kekuatan uji sebesar 80%) P₁ = 0,3333 (proporsi penelitian terdahulu (Adityasari, 2009)) P₂ = (P1- 30 % ) 0,3333 – 0,3 = 0,0333 P̅ = (P₁+P₂)/2 = (0.3333+0,0333)/2= 0,1833 α/ ( ) ₁( β ( ₁ ₂)² ₁) ₂( ₂)]² = = = = = ( , [ . )( ) , , ( , [ . , ( , ) , ( , , ( , , ) , ( , )]² )² ) ( , )]² ( , )² [ . , √ , √ , ]² , [ , , ]² , , , = 24,87= 25 responden Setelah dilakukan penghitungan, maka didapat n (sampel) = 25 responden. Selanjutnya hasil sampel di kali kan dua. Maka jumlah sampel adalah 25x2 = 50 responden. Untuk menghidari terjadinya sampel yang drop out dan sebagai cadangan maka peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel minimal. Cadangan 10% x 50 = 5 responden Total = 50 orang + 5 orang = 55 responden Jadi, jumlah sampel keseluruhan yang diambil untuk keperluan penelitian ini yaitu 55 responden ibu hamil trimester II dan III. D. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan lembaran kuesioner yang disusun secara terstruktur berdasarkan teori dan berisikan pertanyaan yang harus dijawab responden. Instrumen ini terdiri dari empat bagian yaitu data demografi meliputi inisial nama, usia ibu, usia kehamilan, dan alamat. Bagian kedua kuisioner untuk tingkat pengetahuan keluarga berisi 15 pernyataan tertutup tentang kehamilan, senam hamil, tujuan dan manfaat senam hamil, indikasi dan kontraindikasi senam hamil, syarat boleh mengikuti senam hamil, dan waktu dan tempat pelaksanaan senam hamil. Penilaian untuk pernyataan positif tentang pengetahuan menggunakan skala diskontiniu yaitu jika jawaban benar mendapatkan nilai 1 dan jika jawaban salah tidak mendapat nilai (0). Pernyataan positif mengenai pengetahuan yaitu kuisioner C1, C2, C3, C4, C6, C7, C8, C11, dan C12. Sedangkan pernyataan negatif yaitu kuisioner C5, C9, C10, C13, C14, dan C15. Bagian ketiga kuisioner berisi 10 pernyataan tertutup tentang sikap ibu hamil tentang senam hamil dan penilaiannya menggunakan skala Likert. Pernyataan yang memiliki nilai positif adalah kuisioner A1, A2, A3, A5, A6, dan A8. Sedangkan pernyataan yang memiliki nilai negatif adalah kuisioner A4, A7, A9, dan A10. Penilaian untuk pernyataan positif sikap keluarga yaitu: Sangat setuju :4 Setuju :3 Tidak setuju :2 Sangat tidak setuju: 1 Sedangkan penilaian pernyataan negatif sikap keluarga tentang senam hamil juga menggunakan skala Likert, yaitu: Sangat tidak setuju: 4 Tidak setuju :3 Setuju :2 Sangat setuju :1 Bagian keempat lembar kuisioner berisi 5 pertanyaan tertutup yang diisi oleh responden tentang pelaksanaan ibu hamil terhadap senam hamil dengan menggunakan skala diskontiniu yaitu jika jawaban ya melakukan nilai 1 dan jika jawaban tidak melakukan mendapat nilai (0). E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa item pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut. Uji ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing skor item pertanyaan dari setiap variabel dengan total skor variabel tersebut. Uji validitas menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson. Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih apabila korelasi tiap butiran memiliki nilai positif dan nilai t hitung > t tabel (Hidayat, 2008). 2. Uji Reliabiitas Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reliabilitas data, apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran reliabilitas menggunakan bantuan software computer dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Hidayat, 2008). Sebelum melakukan penelitian, peneliti akan melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mendapatkan instrumen yang valid untuk penelitian. Uji coba instrumen dilakukan pada bulan Agustus tahun 2010. Uji coba dilakukan terhadap 10 orang ibu hamil di Puskesmas Ciputat. Lokasi tersebut sama dengan lokasi penelitian, sehingga responden yang telah diteliti dalam uji validitas dan reliabilitas, tidak termasuk responden dalam penelitian. F. Metode Pengumpulan Data 1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, maka dilanjutkan dengan mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Menyerahkan surat permohonan ijin penelitian kepada kepala bagian Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan. 3. Menyeleksi calon responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. a. Peneliti menentukan calon responden dengan terlebih dahulu melihat kerangka sampel yang ada. b. Dengan menggunakan tekhnik purposive sampling peneliti menentukan calon responden sebanyak 55 ibu hamil sesuai dengan besar sampel yang telah ditentukan. 4. Setelah mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, peneliti melakukan pendekatan dengan cara mendatangi responden yang berkunjung ke puskesmas serta memberikan penjelasan mengenai penelitian ini. Kemudian jika calon responden bersedia menjadi responden dapat membaca lembar persetujuan kemudian menandatanganinya. 5. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan, responden selanjutnya akan diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuisioner dan responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun pernyataan yang kurang jelas. 6. Peneliti memberikan waktu kira-kira 15 menit kepada responden untuk menjawab pertanyaan dalam kuisioner. 7. Responden diharapkan menjawab seluruh pertanyaan di dalam kuisioner, setelah selesai lembar kuisoner dikembalikan kepada peneliti. 8. Kuisioner yang telah diisi selanjutnya akan diolah dan dianalisa oleh peneliti. G. Pengolahan data Menurut Hidayat (2007) dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya : 1. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 2. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. 3. Entry data Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel kontingensi. 4. Melakukan teknik analisis Dalam melakukan teknik analisis, khusunya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik, sehingga analisis yang digunakan statistika inferensial (menarik kesimpulan) yaitu statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial. H. Analisa Data Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan computer, yaitu dengan menggunakan program computer. Adapun anlisa data yang dilakukan adalah : 1. Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variable dependen dan independen. Variable tersebut diantaranya pengetahuan dan sikap. Sedangkan variabel dependen yaitu pelaksanaan senam hamil. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan independen yaitu hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan senam hamil di Puskesmas Ciputat (studi pada ibu hamil trimester 2 dan 3). Tehnik analisis yang dilakukan yaitu dengan Analisis Chi-Square, Regresi logistic sederhana dan uji korelasi dengan menggunakan derajat kepercayaan 95 % dengan α 5%, sehingga jika nilai P (p value) < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau menunjukkan ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, dan apabila nilai p value > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. I. Etika Penelitian Etika penelitian bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identitas responden, melindungi dan menghormati hak responden dengan mengajukan surat pernyataan persetujuan (informed consent) (Hidayat, 2007). Sebelum menandatangani surat persetujuan, peneliti menjelaskan judul penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan menjelaskan kepada responden bahwa penelitian tidak akan membahayakan bagi responden. Peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas responden, dimana data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan apabila penelitian telah selesai maka data tersebut akan dimusnahkan. BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan Puskesmas Ciputat berdiri berawal dari adanya balai pengobatan yang dipimpin oleh H. Kamsari Kadri, beliau merupakan seorang tamatan sekolah perawat RSUP Jakarta tahun 1935. Pada tahun 1950-1955, balai pengobatan ini semakin berkembang, pasien yang berobat bukan saja warga masyarakat Kecamatan Ciputat, akan tetapi dari Serpong, Pondok Aren, Pondok Betung, bahkan dari Pondok Pinang sampai masyarakat Kemang. Pelayanan yang diberikan hanya berupa pengobatan bagi pasien yang berkunjung. Pada tahun 1956 sampai dengan sekarang, setelah namanya diganti menjadi Puskesmas Ciputat, gedung, sarana, dan prasarana bertambah lengkap begitu juga SDM (Sumber Daya Manusia) yang sudah mulai dikembangkan. Puskesmas Ciputat terletak ± 27 km sebelah tenggara Kota Tangerang. Luas wilayah Kecamatan Ciputat kira-kira 13.311 Ha, dengan sebagian besar berupa tanah darat/kering (93,64%) sisanya adalah tanah rawa/danau. Ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat berjumlah 3.972 orang, dan jumlah ibu bersalin sebanyak 3.970 orang (Dinkes Tangerang Selatan, 2009). 2. Visi dan Misi Puskesmas Ciputat a. Visi Unggul dalam pelayanan kesehatan dasar pada tahun 2010. b. Misi 1) Meningkatkan sumber daya manusia. 2) Mewujudkan pelayanan prima. 3) Menggalang kemitraan dengan lintas program, lintas sektoral dan swasta. 4) Mendorong kemandirian masyarakat. 3. Program Pokok Puskesmas a. Program kesehatan dasar 1) Promosi kesehatan 2) Kesehatan lingkungan 3) Kesehatan ibu dan anak 4) Perbaikan gizi 5) P2PL (Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan) 6) Pengobatan b. Program Pengembangan Wajib 1) Usaha kesehatan sekolah 2) Lansia 3) NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, Zat Adiktif) Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berada di program pokok puskesmas yaitu program kesehatan ibu dan anak (KIA). Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu. Program-program KIA meliputi, kunjungan ibu hamil, kunjungan neonatus (imunisasi), kunjungan wanita usia subur yang ingin memeriksakan kesehatan (papsmear), kunjungan untuk keluarga berencana (KB), penjaringan ibu hamil resiko tinggi. Program dalam kesehatan ibu hamil meliputi maternal health yang terdiri dari pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan ultrasonografi (USG), pemberian multivitamin, imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Program senam hamil di Puskesmas Ciputat belum di laksanakan, dikarenakan berbagai alasan, salah satunya adalah tidak adanya pelatih untuk senam dan tidak adanya tempat untuk melakukan senam hamil. B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kualitas data penelitian ditentukan oleh validitas dan reliabilitas pengukuran. Peneliti telah melakukan uji coba kuesioner serta uji reliabilitas pada bulan Agustus tahun 2010 pada 10 orang ibu hamil trimester II dan III yang sedang melakukan pemeriksaan asuhan antenatal di puskesmas Ciputat. Setelah dilakukan modifikasi pernyataan C1, C5, C15, A5, A7, dan P5 yang mempunyai nilai korelasi <0,627 didapatkan Alpha Cronbach sebesar >0,720. C. Analisa Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hasil dari pengambilan data responden. Hal yang dianalisis univariat dalam penelitian ini yaitu mengenai gambaran pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil, gambaran sikap ibu hamil tentang senam hamil, dan gambaran pelaksanaan ibu hamil terhadap senam hamil. 1. Gambaran distribusi pengetahuan responden Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Puskesmas Ciputat Agustus – September 2010 (n = 55) Pengetahuan Frekuensi Persentase Baik 40 72,7% Sedang 9 16,4% Kurang 6 10,9% Total 55 100% Hasil analisis pada tabel 5.1 diatas, diperoleh 40 responden (72,7%) mempunyai pengetahuan baik, 9 responden (16,4%) mempunyai pengetahuan sedang, dan 6 responden (10,9%) mempunyai pengetahuan kurang. Jadi, dapat disimpulkan sebagian besar ibu hamil trimester II dan III yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang baik tentang senam hamil. 2. Gambaran Distribusi Sikap Responden Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Ibu Hamil Terhadap Senam Hamil di Puskesmas Ciputat Agustus – September 2010 (n = 55) Sikap Frekuensi Persentase Positif 36 65,5% Negatif 19 34,5% Total 55 100% Hasil analisis pada tabel 5.2, diperoleh 36 responden (65,5%) memiliki sikap positif, sedangkan 19 responden (34,5%) memiliki sikap negatif. Jadi, dapat disimpulkan sebagian besar ibu hamil trimester II dan III yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki sikap yang positif terhadap senam hamil. Sikap positif yang dimaksud adalah adanya keinginan dari ibu hamil tersebut untuk melaksanakan senam hamil. 3. Gambaran Distribusi Pelaksanaan Responden Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pelaksanaan Ibu Hamil Terhadap Senam Hamil di Puskesmas Ciputat Agustus – September 2010 (n = 55) Pelaksanaan Frekuensi Persentase Melakukan 23 41,8% Tidak melakukan 32 58,2% Total 55 100% Hasil analisis pada tabel 5.3, diperoleh 23 responden (41,8%) melakukan senam hamil, sedangkan 32 responden (58,2%) tidak melakukan senam hamil. Jadi, dapat disimpulkan sebagian besar ibu hamil trimester II dan III yang menjadi responden dalam penelitian ini tidak melakukan senam hamil. D. Analisa Bivariat Analisa bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara 2 variabel yaitu variabel bebas (pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap senam hamil) dengan variabel terikat (pelaksanaan senam hamil). Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik Chi Square, Regresi Logistik sederhana, dan uji korelasi. Jika dinyatakan ada hubungan, kemudian dilanjutkan dengan menentukan nilai Odd Ratio (OR). 1. Hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan ibu hamil tentang senam hamil Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Dengan Pelaksanaan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Puskesmas Ciputat Agustus – September 2010 (n = 55) Pengetahuan Kurang Sedang Baik Total Pelaksanaan Tidak Melakuka Melakukan n N % N % 4 66,7 2 33,3 6 66,7 3 33,3 6 15,0 34 85,0 16 29,1 39 70,9 Total N 6 9 40 55 % 100 100 100 100 OR 95% CI PValue 0,088 0,273 0,037 Hasil analisis pada tabel 5.4, diperoleh 2 dari 6 responden (33,3%) mempunyai pengetahuan kurang tetapi melakukan senam hamil, 6 dari 9 responden (33,3%) mempunyai pengetahuan sedang dan melakukan senam hamil, dan 34 dari 40 reponden (85,0%) yang mempunyai pengetahuan baik dan melakukan senam hamil Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,037, hal tersebut menunjukan ada hubungan yang bermakna antara variabel pengetahuan dengan variabel pelaksanaan senam hamil pada ibu hamil trimester II dan III (p < 0,05). Dari hasil OR diketahui 0,088 dan 0,273. Hal itu berarti bahwa ibu hamil yang mempunyai pengetahuan kurang beresiko 0,088 kali tidak melakukan senam hamil dibandingkan dengan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik, sedangkan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan sedang beresiko 0,273 kali tidak melakukan senam hamil dibandingkan dengan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik. 2. Hubungan Antara Sikap Dengan Pelaksanaan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Dengan Pelaksanaan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Puskesmas Ciputat Agustus – September 2010 (n = 55) Sikap Negatif Positif Total Pelaksanaan Tidak Melakukan Melakukan N % N % 13 68,4 6 31,6 3 8,3 33 91,7 16 29,1 39 70,9 Total N 19 36 55 % 100 100 100 OR 95% CI 2,278 PValue 0,001 Hasil analisis pada tabel 5.5 diatas, diperoleh 6 dari 19 responden (31,6%) memiliki sikap negatif tetapi melakukan senam hamil. Sedangkan 33 dari 36 responden (91,7%) memiliki sikap positif dan melakukan senam hamil. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang bermakna antara variabel sikap dengan variabel pelaksanaan senam hamil pada ibu hamil trimester II dan III (p < 0,05). Hasil OR diketahui 2,278. Hal itu berarti ibu hamil yang memiliki sikap negatif beresiko 2,278 kali tidak melakukan senam hamil dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki sikap positif. BAB VI PEMBAHASAN A. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester II Dan III tentang Senam Hamil Notoadmodjo (2003) mengatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu yang didapatkan dari lima penginderaan individu seperti indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan perasa terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan ibu hamil dalam penelitian ini adalah ibu hamil mampu mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan senam hamil dan tujuan serta manfaat senam hamil dan lain sebagainya. Hasil penelitian didapatkan hasil sebagian besar 40 ibu hamil trimester II dan III (72,7%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang senam hamil, 9 ibu hamil trimester II dan III (16,4%) mempunyai pengetahuan yang sedang tentang senam hamil, dan 6 ibu hamil trimester II dan III (10,9%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang senam hamil. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata ibu hamil trimester II dan III yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat mempunyai pengetahuan yang baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukisno (1998) yaitu pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil yang ikut senam hamil sangat baik dan menunjukan hal yang positif yang dibuktikan dengan menjawab pertanyaan tentang senam hamil dengan lancar dan penuh keyakinan, mengerti dan paham akan senam hamil bahwa manfaat senam hamil untuk melatih otot-otot tertentu untuk mempersiapkan dan melancarkan kelahiran. Senam hamil merupakan suatu terapi latihan gerak untuk mempersiapkan seorang ibu hamil baik fisik maupun mental pada persalinan yang cepat, aman dan spontan. Latihan yang dilakukan selama kehamilan akan menolong ibu dalam menghadapi stres dan kecemasan. Latihan yang menimbulkan rasa nyaman akan membantu menyiapkan ibu hamil dalam menghadapi persalinan (Bobak, 2005). Senam hamil bukan merupakan hal baru di Indonesia dan dalam sosialisasinya masih berlangsung sampai saat ini melalui petugas kesehatan, majalah, dan media-media cetak lainnya, namun masih banyak masyarakat belum mengetahui senam hamil. Terbukti dari hasil penelitian terdapat 6 ibu hamil (10,9%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang senam hamil. Pengetahuan yang kurang tersebut dapat dilihat dari pernyataan mengenai syarat untuk melakukan senam hamil dan kontraindikasi senam hamil belum dapat dijawab dengan benar. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Revina (2008), yaitu pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil di bagi menjadi empat ketegori, yakni sebanyak 9 ibu hamil (21,43%) memiliki pengetahuan yang baik tentang senam hamil, 27 ibu hamil (64,29%) memiliki pengetahuan yang cukup tentang senam hamil, 5 ibu hamil (11,90%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang senam hamil, dan 1 ibu hamil (2,38%) memiliki pengetahuan yang kurang sekali tentang senam hamil. Pengetahuan menurut Locke (2004) yang menjelaskan bahwa setelah manusia mendapatkan informasi – informasi akan diolah lebih lanjut dengan memikirkan, mengolah, mempertanyakan, menggolongkan dan direfleksikan. Pengetahuan yang sudah cukup baik ini hendaknya dipertahankan dengan menggali lebih mendalam pengetahuan tentang senam hamil dengan cara pemberian informasi seputar senam hamil melalui promosi kesehatan mengenai senam hamil dari pihak puskesmas/penjelasan dari petugas kesehatan di puskesmas tersebut yang dilengkapi dengan leflet atau poster agar pemberian informasi lebih menarik dan informasi dapat diterima secara maksimal. B. Gambaran Sikap Ibu Hamil Trimester II Dan III Terhadap Senam Hamil Notoatmodjo (2003) mengatakan sikap adalah respon individu yang masih bersifat tertutup terhadap suatu rangsangan dan sikap tidak dapat diamati secara langsung oleh individu lain. Sikap merupakan suatu produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya dan sikapnya belum tentu merupakan tindakan yang aktif, tetapi merupakan tindakan predisposisi dari tingkah laku (Mar’at, 1984). Dalam penelitian ini sikap ibu hamil adalah bagaimana ibu hamil bersikap terhadap senam hamil. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar 36 ibu hamil trimester II dan III (65,5%) memiliki sikap yang positif terhadap senam hamil, sedangkan 19 ibu hamil trimester II dan III (34,5%) memiliki sikap yang negatif terhadap senam hamil. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata ibu hamil trimester II dan III yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat memiliki sikap yang positif terhadap senam hamil. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Ammiliya (2009) menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap positif tentang senam hamil 7 responden (35 %), dan yang memiliki sikap negatif sebanyak 13 responden (65 %). Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan mayoritas ibu hamil memiliki sikap yang positif terhadap senam hamil. Ibu hamil yang memiliki sikap positif terhadap senam hamil, terlihat dari 6 pernyataan positif terhadap senam hamil dalam kuesioner sebagian besar responden menjawab setuju. Begitu pula sebaliknya 2 pernyataan yang bersifat negatif terhadap senam hamil, sebagian besar responden menjawab tidak setuju. Hal ini dapat disebabkan mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang senam hamil, sehingga ada keinginan yang kuat untuk melakukan senam hamil. Dari hasil penelitian didapatkan pula beberapa responden yang memiliki sikap negatif terhadap senam hamil. Hal ini dapat disebabkan ada beberapa responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang senam hamil, sehingga tidak ada keinginan yang kuat untuk melakukan senam hamil. Selain itu dari pernyataan beberapa responden didapatkan bahwa tanpa melakukan senam hamil proses persalinan dapat berjalan dengan lancar. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap ada dua faktor yakni, pengalaman pribadi yang merupakan dasar pembentukan sikap seseorang dan pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat , serta sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional, dan kebudayaan dimana pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan (Mar’at, 1984). Menurut asumsi peneliti, yang menimbulkan sikap negatif pada ibu hamil tersebut adalah karena kepercayaan dan keyakinan ibu hamil tersebut terhadap senam hamil, yaitu ibu hamil berkeyakinan bahwa proses persalinan dapat berjalan dengan lancar tanpa melakukan senam hamil. Oleh karena itu sikap yang positif dari ibu hamil untuk melakukan senam hamil perlu ditingkatkan dengan pemberian informasi dan motivasi secara terus menerus dengan cara menjelaskan kepada ibu hamil berbagai macam manfaat senam hamil untuk kehamilan dan dalam proses persalinan, dengan demikian diharapkan ibu hamil dapat lebih tertarik dengan senam hamil. C. Gambaran Pelaksanaan Ibu Hamil Trimester II Dan III Terhadap Senam Hamil Kwick (1974, dalam Notoadmodjo, 2003) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Skinner (1938, dalam Notoadmodjo, 2003) menyatakan perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yakni perilaku tertutup (covert behaviour) yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain, dan perilaku terbuka (overt behaviour) yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Perilaku yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu perilaku yang masih bersifat tertutup, jadi peneliti tidak mengobservasi secara langsung perilaku responden. Peneliti hanya mengajukan pertanyaan melalui kuisioner mengenai pelaksanaan senam hamil. Hasil penelitian diperoleh gambaran pelaksanaan responden sebanyak 23 ibu hamil trimester II dan III (41,8%) melakukan senam hamil, sedangkan 32 ibu hamil trimester II dan III (58,2%) tidak melakukan senam hamil. Hal ini dapat disimpulkan rata-rata ibu hamil trimester II dan III yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat tidak melakukan senam hamil. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukisno (1998) yakni, perilaku ibu hamil terhadap senam hamil sangat baik dan positif, karena adanya keinginan yang kuat untuk melahirkan secara normal, alamiah tanpa operasi dan anjuran dari dokter serta dukungan moril dari suami ini merupakan dorongan untuk ikut kegiatan senam hamil. Faktor-faktor yang menyebabkan ibu hamil tidak melaksanakan senam hamil, yaitu karena dari hasil penelitian ada beberapa pengetahuan ibu hamil yang masih kurang tentang senam hamil dan beberapa ibu hamil memiliki sikap yang negatif terhadap senam hamil. Hal ini terbukti dari 55 responden menjawab pertanyaan mengenai pelaksanaan senam hamil, mayoritas ibu hamil melakukan senam sendiri di rumah, tidak terdapat ibu hamil yang melakukan senam hamil di salah satu pelayanan kesehatan. Menurut asumsi peneliti, hal tersebut dikhawatirkan persepsi ibu hamil tentang senam hamil berbeda dari yang dimaksud oleh peneliti. Peneliti juga melakukan wawancara terkait dengan gerakan senam hamil yang dilakukan ibu hamil tersebut, ternyata gerakan yang dilakukan belum sesuai dengan tahapan-tahapan dari gerakan senam hamil. Jadi, pelaksanaan senam hamil dalam penelitian ini kemungkinan belum dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan dari senam hamil, dikarenakan kurangnya kesadaran ibu hamil mengenai pentingnya senam hamil, serta kurangnya informasi mengenai tahapan dari senam hamil. Menurut Johnson (1990), proses terbentuknya suatu perilaku terdiri dari tiga unsur. Gangguan yang terjadi pada satu unsur dapat mengganggu unsur lainnya, dan setiap unsur memiliki fungsi masing-masing. Unsur pertama adalah tujuan/dorongan, didefinisikan sebagai tujuan dari suatu perilaku. Unsur kedua adalah tindakan yang akan dilakukan oleh seseorang yang mengacu pada suatu tujuan. Ketiga adalah masing-masing unsur mempunyai pilihan perilaku alternatif untuk mencapai tujuan khusus. Perilaku yang terbentuk pada seseorang dapat diperoleh melalui pembelajaran, penguasaan dan pengalaman. Jadi, dapat disimpulkan perilaku yang dilakukan seseorang pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hal tersebut sama halnya dengan ibu hamil untuk melakukan senam hamil, tentunya untuk mencapai suatu tujuan yaitu untuk memperkuat otototot panggul, memperlancar peredaran darah karena pada saat latihan akan terjadi peningkatan pasokan oksigen sehingga akan memperlancar suplai oksigen ke janin, dan ibu hamil juga akan terlatih untuk melakukan relaksasi untuk membantu memperlancar persalinan pada saat proses persalinan berlangsung (Leifer, 2003). Dalam pandangan Johnson, tujuan keperawatan adalah mempertahankan, memulihkan, atau mencapai keseimbangan stabilitas dalam sistem perilaku klien. Jika sistem seseorang tidak dapat beradaptasi atau menyesuaikan dengan tekanan lingkungan eksternal, maka perawat bertindak sebagai kekuatan pengatur eksternal untuk memodifikasi atau mengubah struktur atau memandu kebutuhan fungsi guna memulihkan kestabilan. Hasil penelitian menunjukan bahwa lebih dari separuh ibu hamil tidak melakukan senam hamil (58,2%). Senam hamil memiliki banyak manfaat untuk ibu hamil, maka dari itu sangatlah penting bagi tenaga kesehatan untuk melakukan suatu tindakan preventif mengenai senam hamil, agar dapat meningkatkan perilaku ibu hamil untuk melakukan senam hamil. D. Hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan ibu hamil trimester II dan III tentang senam hamil. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang bermakna antara variabel pengetahuan dengan variabel pelaksanaan senam hamil pada ibu hamil trimester II dan III (p < 0,05). Dari hasil OR diketahui 0,088 dan 0,273. Hal itu berarti bahwa ibu hamil yang mempunyai pengetahuan kurang beresiko 0,088 kali tidak melakukan senam hamil dibandingkan dengan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik, sedangkan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan sedang beresiko 0,273 kali tidak melakukan senam hamil dibandingkan dengan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriani (2009) diperoleh nilai p = 0,043 (p<0,05), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan frekuensi senam hamil pada ibu hamil. Ibu hamil melakukan senam hamil dikarenakan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yaitu pengetahuan tentang senam hamil. Ibu hamil yang memiliki pengetahuan cukup tinggi mengenai senam hamil meyakini bahwa senam hamil merupakan awal yang baik untuk persiapan memperlancar proses persalinan, maka cenderung untuk melakukan senam hamil. Sebaliknya ibu hamil yang berpengetahuan kurang, cenderung tidak berkeinginan untuk melaksanakan senam hamil. Hal ini dapat disebabkan ibu hamil belum memahami senam hamil baik langkah – langkah gerakan senam serta manfaat – manfaat yang dapat berdampak positif bagi kehamilan dan proses persalinan. Beberapa faktor penghambat juga mempengaruhi pelaksanaan senam hamil yaitu, rasa malas, tidak adanya keinginan serta kurangnya motivasi untuk melakukan senam hamil dari pelayanan kesehatan seperti puskesmas. Menurut pernyataan Bloom (2003) bahwa terbentuknya suatu perilaku baru, dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action) sehubungan dengan stimulus yang telah diketahui. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil dengan pelaksanaan senam hamil. Oleh karena itu sangatlah penting bagi tenaga kesehatan Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan untuk memberikan lebih banyak informasi dan motivasi tentang senam hamil sehingga diharapkan dengan mempunyai pengetahuan yang tinggi dan adanya motivasi dari pelayanan kesehatan tentang senam hamil, maka ibu – ibu hamil tersebut memiliki keinginan untuk melakukan senam hamil karena pengetahuan tersebut akan menjadi dasar yang kuat untuk menumbuhkan suatu perilaku (tindakan). E. Hubungan sikap dengan pelaksanaan ibu hamil trimester II dan III tentang senam hamil. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang bermakna antara variabel sikap dengan variabel pelaksanaan senam hamil pada ibu hamil trimester II dan III (p < 0,05). Hasil OR diketahui 2,278. Hal itu berarti ibu hamil yang memiliki sikap negatif beresiko tidak melakukan senam hamil dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki sikap positif. Penelitian ini tidak sejalan dengan Wismanto (2003) yakni hasil korelasi antara sikap dengan perilaku sebesar 0.366. Hasil ini relatif kecil, hal ini kemungkinan disebabkan bahwa antara sikap dan perilaku tidak berhubungan secara langsung, akan tetapi masih terdapat variabel antara yaitu kehendak atau niat (Ajzen & Fishbein, 1980; Fishbein & Middlestadt, 1989). Sikap sebagai penentuan yang dilakukan individu atau merupakan pernyataan (ekspresi) tentang seseorang yang menyukai atau tidak menyukai terhadap objek (stimulus) (Ajzen & Fishbein, 1980). Menurut asumsi peneliti, sikap yang muncul disini bisa diartikan apabila semakin baik (positif) sikap ibu hamil terhadap program senam hamil, biasanya ada kecenderungan untuk mengikuti senam hamil. Perubahan perilaku dalam hal kerja sama berbagai kegiatan merupakan hasil dari adanya perubahan setelah proses belajar, yaitu proses perubahan sikap yang tadinya tidak percaya diri menjadi lebih percaya diri karena pengetahuan atau keterampilannya yang semakin bertambah. Perubahan perilaku terjadi karena adanya perubahan (penambahan) pengetahuan atau keterampilan serta adanya perubahan sikap yang sangat jelas (Nursalam, 2007). Menurut Allport (1954, dalam Notoadmodjo, 2003) sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek, dan kecenderungan untuk bertindak. Jadi, sikap yang positif dari ibu hamil akan cenderung untuk melakukan senam hamil, sedangkan sikap yang negatif terhadap senam hamil akan cenderung untuk tidak melakukan senam hamil. F. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini, keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:. 1. Pengumpulan data dengan kuesioner memungkinkan responden menjawab pertanyaan dengan tidak jujur atau tidak dimengerti dengan maksud pertanyaan sehingga hasilnya kurang mewakili. 2. Adanya kemungkinan bias dalam penilaian pelaksanaan terhadap senam hamil, dikarenakan peneliti tidak mengobservasi secara langsung melainkan hanya mengajukan pertanyaan melalui kuisioner. 3. Houthrone effect ; subjek penelitian mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti sehingga dapat mempengaruhi jawaban responden. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagian besar responden (72,7%) memiliki pengetahuan yang baik tentang senam hamil. Tingkat pengetahuan responden yang baik dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembentukan perilaku ibu hamil untuk melakukan senam hamil, karena pengetahuan merupakan domain terendah dalam pembentukan perilaku seseorang. 2. Sebagian besar responden (65,5%) memiliki sikap yang positif terhadap senam hamil. Hal ini dapat disebabkan ada beberapa responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang senam hamil, sehingga ada keinginan yang kuat untuk melakukan senam hamil. Sikap merupakan faktor pendorong seseorang untuk melaksanakan senam hamil. 3. Lebih dari separuh ibu hamil (58,2%) tidak melakukan senam hamil. Domain praktek dalam pembentukkan suatu perilaku mempunyai nilai yang sangat penting, karena pengetahuan yang tinggi dan sikap yang positif terhadap senam hamil tidak akan berarti jika tidak diimbangi dengan pelaksanaan yang baik. 4. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan dengan variabel pelaksanaan senam hamil pada ibu hamil trimester II dan III (p < 0,05). Pelaksanaan ibu hamil untuk melakukan senam hamil akan timbul dengan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yaitu pengetahuan tentang senam hamil. 5. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang signifikan antara variabel sikap dengan variabel pelaksanaan senam hamil pada ibu hamil trimester II dan III (p < 0,05). Sikap yang positif dari ibu hamil akan cenderung untuk melakukan senam hamil, sedangkan sikap yang negatif terhadap senam hamil akan cenderung untuk tidak melakukan senam hamil. B. Saran 1. Bagi masyarakat Senam hamil sangat penting bagi ibu-ibu hamil dalam persiapan untuk menghadapi persalinan agar persalinan menjadi aman dan lancar. Maka dari itu diharapkan ibu hamil dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan senam hamil, mengingat bahwa senam hamil itu sangat penting untuk dilaksanakan dalam memperlancar proses persalinan. 2. Bagi tenaga kesehatan (puskesmas) Puskesmas merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang berbasis preventif, promotif dan kuratif. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan maternal, maka diperlukan bagi pihak puskesmas untuk melakukan promosi kesehatan mengenai senam hamil pada ibu hamil dan menyelenggarakan program senam hamil agar ibu hamil tertarik dan berminat untuk melakukan senam hamil. 3. Bagi peneliti lain a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil tentang senam hamil dan perilaku yang diteliti dapat diobservasi, agar hasil penelitian yang didapatkan menjadi lebih baik. b. Perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor apa yang menyebabkan puskesmas belum melakukan program senam hamil. DAFTAR PUSTAKA Woro, A. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Manfaat Senam Hamil dengan Persepsi Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara. Skripsi. Jakarta: FIKUI. Renvilia, A. 2009. Senam Hamil Praktis. Yogyakarta : Media Pressindo. Ajzen, I & Fishbein, M. 1980. Understanding Attitude and Predicting Social Behavior. Prectice Hall : Englewood Cliff, New York. Bobak, dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Clapp, James F. 2005. The effect of continuing regular endurace exercise on the physiologic adaptations to pregnancy and pregnancy outcome. (Third IOC World Congress on Sports Sciences) The American Journal of Sports Medicine 24:6 p 28(2). Christensen, Paula J & Kenney, Janet W. 2009. Proses Keperawatan : Aplikasi Model Konseptual Edisi 4. Jakarta : EGC. Departemen Kesehatan. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia. Depkes RI. 2009. Senam hamil : dilakukan setiap hari untuk memperlancar proses kelahiran. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. 2009. Jumlah Kematian Ibu dan Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Tangerang. Dari http://www.dinkeskabtangerang.go.id/index diakses tanggal 5 oktober 2010. Dinas Kesehatan Propinsi Banten. 2008. Angka Kematian Ibu di Propinsi Banten. Dari http://www.pelita.or.id/cetakartikel.php diakses tanggal 26 Desember 2009. Gloria, L. 2003. Maternity Nursing. St Louis Missouri : Sounders. Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran (Edisi 9. Jakarta : EGC. Hamilton, Perry M. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Heardman, H. 1996. Senam Hamil (Relaxation and Exercise for Childbirth). Jakarta: Arcan. Hidayat, Aziz A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Hulliana, Mellyna. Panduan manjalani kehamilan sehat. Jakarta : Puspa Swara. Indiarti, M.T. 2008. Senam hamil dan balita. Yogyakarta : Cemerlang publishing. Jameson, M. 2002. Got stress? Research shows that stress can be harmful during pregnancy here’s why you need to relax. Fit Pregnancy. Keraf, Sony.A. 2001. Ilmu Pengetahuan : Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta : Kanisius. Kushartanti, W. 2005. Senam hamil : menyamankan kehamilan, mempermudahkan persalinan. Lintang Pustaka : Jakarta. Mandriwati. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : EGC. Manuaba Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan. ___________________. 2003. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC. Mar’at. 1984. Sikap manusia, perubahan serta pengukurannya. Cetakan ke II. Jakarta : Ghalia indonesia. Mulyata. 2007. Paket Penyuluhan Kognitif dan Senam Prapersalinan pada Primigravida Mengurangi Cemas dan Nyeri Persalinan, Meningkatkan Skor Apgar Bayi, Serta Mempercepat Penyembuhan Luka Persalinan. Notoatmodjo Soekidjo. 2003. Pendidikian dan Perilaku Kresehatan. Jakarta : Rineka Cipta. _________________ . 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam & Efendi Ferry. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Oktrini, F. 1996. Skripsi Pengaruh Tingkatan dalamMengikuti Latihan Seni Pernafasan terhadap Agresivitas pada Anggota Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Polit dan Hungler. 2006. Fundamentals of Research Methodology for Health-care Professionals . Juta and Company Limited. Rastegari, R. N. E. C. 2005. Encyclopedia of Nursing and Allied Health. www.findarticles.com. Diperoleh tanggal 20 Juni 2010. Saminem . 2008. Seri Asuhan Kebidanan : Kehamilan Normal. Jakarta : EGC. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha ilmu. Sukisno, Bambang. 1998. Tesis Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil Tentang Senam Hamil Pada 3 Rumah Sakit di Jakarta Timur Tahun 1998. Jakarta : FKMUI. Supriatmaja & Suwardewa, 2003. Pengaruh Senam Hamil Terhadap Persalinan Kala Satu dan Kala Dua di RS Sanglah Denpasar. Syafei.Senam Hamil Mempermulus Persalinan. 2006. http://syafei-infokesehatan.blogspot.com/2006/12/senam-hamil-mempermulus-persalinan.html. Diperoleh pada tanggal 28 April 2010. Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 1999. Ilmu Kebidanan Edisi Ke-3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Yuliarti, Nurheti. 2010. Panduan Lengkap Olahraga Bagi Wanita Hamil dan Menyusui. Jakarta : Andi. Zinbarg, R. E., Craske, M. G., & Barlow, D. H. 1993. Therapist’s Guide for The Mastery of Your Anxiety and Worry (MAW) Program. United States of America: Graywind Publications Incorporated. INFORMED CONSENT HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL (STUDI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III) DI PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN Assalamualaikum. WR. WB Salam sejahtera. Nama : Yuliasari NIM : 106104003521 Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan sedang melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep). Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian. Untuk itu saya harap dengan segala kerendahan hati agar kiranya ibu bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Kerahasiaan jawaban ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti. Kuesioner ini mohon diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang dipertanyakan. Sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik untuk penelitian ini. Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi ibu dalam pengisian kuesioner ini. Apakah ibu bersedia menjadi responden? YA / TIDAK Tertanda Responden KUISIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL (STUDI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III) DI PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN Tujuan : Kuisioner ini dirancang untuk mengidentifikasi: “ Hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan senam hamil (studi pada ibu hamil trimester II dan III) di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan”. Petunjuk: 1. Beri tanda ceklist (√) pada kotak pertanyaan ibu yang anggap benar. 2. Jika ibu salah mengisi jawaban, coret/silang jawaban tersebut dan beri tanda ceklist pada jawaban yang dianggap benar. A. Data Demografi/Identitas : 1. Nomor responden : 2. Inisial responden : 3. Umur : 4. Usia kehamilan : 5. Alamat : B. Pernyataan mengenai pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil Keterangan : B : Benar S : Salah No Pernyataan 1 Ibu mendapatkan informasi tentang senam hamil dari televisi dan media cetak (majalah atau koran). 2 Pada saat hamil akan terjadi perubahan fisik maupun mental pada ibu hamil 3 Salah satu intervensi dalam menghadapi perubahan fisik dan mental selama kehamilan adalah dengan melakukan senam hamil 4 Senam hamil adalah suatu latihan gerak untuk mempersiapkan seorang ibu hamil baik fisik maupun mental pada persalinan yang cepat, aman dan spontan 5 Senam hamil bisa dilakukan sejak usia kandungan 1 bulan 6 Senam hamil dilakukan untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental calon ibu selama proses persalinan. 7 Tujuan dari senam hamil adalah untuk menguasai teknik pernapasan dengan baik, otot-otot dinding perut semakin kuat, dan ibu hamil akan terlatih untuk melakukan relaksasi sempurna 8 Manfaat dari senam hamil adalah untuk memperbaiki sirkulasi darah dan mengurangi terjadinya bengkak-bengkak pada kaki. 9 Senam hamil dapat dilakukan setiap hari 10 Senam hamil dilakukan secara teratur dan disiplin dalam batas-batas kemampuan fisik ibu 11 Jika timbul rasa nyeri senam hamil harus dihentikan 12 Wanita hamil yang menderita anemia boleh mengikuti senam hamil B S C. Pernyataan mengenai sikap ibu hamil tentang senam hamil Keterangan : S : Setuju SS : Sangat setuju TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju No 1 Pernyataan Seorang ibu hamil harus mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya. 2 Seorang ibu hamil harus mempersiapkan diri dengan melakukan berbagai upaya agar proses persalinan yang dialaminya dapat berjalan dengan lancar. 3 Salah satu upaya yang bisa dilakukan ibu hamil agar proses persalinannya lancar yaitu dengan senam hamil. 4 Setiap ibu hamil tidak perlu melakukan senam hamil. 5 Dengan melakukan pekerjaan rumah tangga dirumah, itu bisa disebut sebagai senam. 6 Jika ada program senam hamil, ibu akan mengikuti senam hamil tersebut secara rutin. 7 Dengan senam hamil, nyeri saat menghadapi persalinan akan berkurang. 8 Tanpa senam hamil, proses persalinan bisa berjalan dengan lancar. S SS TS STS D. Pertanyaan pelaksanaan ibu hamil tentang senam hamil No Pertanyaan 1 Apakah ibu melakukan senam hamil sendiri di rumah. 2 Apakah ibu mengikuti program senam hamil di salah satu tempat pelayanan kesehatan. 3 Apakah ibu melakukan senam hamil secara rutin. 4 Apakah ibu konsultasi dahulu dengan dokter atau bidan sebelum melakukan senam hamil Ya Tidak