34 IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak

advertisement
IV.
KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI
A. Letak Geografis
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten
dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten
Bantul. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07º44'04"
08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, di sebelah utara
berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, dan di sebelah selatan
berbatasan dengan Samudra Indonesia (BAPPEDA Bantul, 2015). Adapun
Peta wilayah Kabupaten Bantul, dapat dilihat dalam gambar 3.
Sumber : BPN, 2015
Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Bantul
34
35
B. Tinggi Tempat
Berdasarkan elevasi lahan daratan dari permukaan air laut ketinggian
tempat atau elevasi dapat ditentukan, dimana permukaan air laut dianggap
mempunyai elevasi 0 meter. Ketinggian tempat Kabupaten Bantul dibagi
menjadi empat kelas dan hubungan kelas ketinggian dengan luas sebarannya
secara spasial ditunjukkan pada Peta Ketinggian Tempat. Kelas ketinggian
tempat yang memiliki Kabupaten Bantul penyebaran paling luas adalah
elevasi antara 25 100 meter (27.709 hektar atau 54,67%) yang terletak pada
bagian utara, bagian tengah, dan bagian tenggara Kabupaten Bantul.
Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi <7 meter dpl ) seluas
3.228 hektar (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Kecamatan Sanden,
dan Kecamatan Srandakan. Wilayah dengan elevasi rendah umumnya
berbatasan dengan Samudera Indonesia. Untuk wilayah yang mempunyai
elevasi di atas 100 meter dpl terdapat di sebagian Kecamatan
Dlingo,Imogiri, Piyungan, dan Pajangan. Ketinggian wilayah per kecamatan
di Kabupaten Bantul Kecamatan Srandakan dan Sanden merupakan daerah
terendah di antara kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Bantul, yaitu
berkisar dari 0 sampai 25 meter dari permukaan laut, mencakup areal seluas
4.161 hektar (8,2% dari seluruh luas kabupaten) (BAPPEDA Bantul, 2015).
36
C. Jenis Tanah
Kabupaten Bantul mempunyai tujuh jenis tanah yaitu tanah Rendzina,
Alluvial, Grumosol, Latosol, Mediteran, Regosol, dan Litosol. Jenis tanah
Regosol merupakan jenis tanah yang dominan di wilayah Kabupaten Bantul.
Jenis tanah ini tersebar pada Kecamatan Kasihan, Sewon, Banguntapan,
Jetis, Bantul, dan Bambanglipuro. Tanah Regosol adalah tanah yang berasal
dari material gunung berapi, bertekstur (mempunyai butiran) kasar
bercampur dengan pasir, dengan solum tebal dan memiliki tingkat
kesuburan rendah. Tanah Litosol berasal dari batuan induk batugamping,
batupasir, dan breksi/konglomerat, tersebar di Kecamatan Pajangan,
Kasihan, dan Pandak. Tanah Mediteran berasal dari batugamping karang,
batugamping berlapis, dan batupasir, tersebar di Kecamatan Dlingo dan
sedikit di Sedayu. Tanah Latosol berasal dari batuan induk breksi, tersebar
di Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pundong, Kretek, Piyungan, dan Pleret.
Tanah Grumosol berasal dari batuan induk batugamping berlapis, napal, dan
tuff, terdapat di Kecamatan Sedayu, Pajangan, Kasihan, Pandak, Sanden,
Bambanglipuro, dan Srandakan (BAPPEDA Bantul, 2015)
D. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran
pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Bantul. Penggunaan lahan
diklasifikasikan menjadi kampung/permukiman, sarana sosial kebudayaan,
hutan dan air permukaan (BAPPEDA Bantul,2015).
37
Selain itu pada tahun 2009 juga telah terjadi alih fungsi lahan, dari
tanah pertanian menjadi permukiman atau menjadi tempat usaha, hal
tersebut berdasarkan analisis ijin pengeringan selama tahun 2008. Dengan
adanya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi non pertanian harus
medapat perhatian yang khusus, karena dimungkinkan akan adanya
penyusutan dalam hal hasil pertanian (BAPPEDA Bantul,2015).
Adapun jenis penggunaan lahan Kabupaten Bantul meliputi
pemukiman, sawah, tegalan kebun campur, huta, tanah tandus dan tambak.
Pada tahun 2009-2013 dapat dilihat jenis penggunaan lahan dalam Tabel 2.
Tabel 1. Penggunaan Tanah di Kabupaten Bantul
No Penggunaan
Luas lahan (hektar)
tanah
2009
2010
2011
2012
1
Pemukiman 3.810,73
3.844,39
3.874,46
3.796,75
2
Sawah
16.046,22
15.994,20 15.942,34 16.062,70
3
Tegalan
6.637,39
6.633,41
6.633,41
6.635,26
4
Kebun
16.602,46
16.602,46 16.602,46 16.602,08
campur
5
Hutan
1.385,00
1.385,00
1.385,00
1.385,00
6
Tanah
543,00
543,00
543,00
543,00
tandus
7
Tambak
30,00
30,00
30,00
30,00
8
Lain-lain
5.630,21
5.652,54
5.674,34
5.630,21
Jumlah
50.685,00
50,685,00 50,685,00 50.685,00
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul (2015)
2013
3.828,07
16.033,63
6.633,84
16.597,40
1.385,00
543,00
30,00
5.634,07
50,685,00
Berdasarkan Tabel 2, luas lahan sawah mengalami penurunan dan
sebaliknya luas pemukiman mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data
konversi pada tahun 2012 ke tahun 2013, penggunaan lahan pertanian ke non
pertanian meningkat, terlihat lahan pemukiman mengalami peningkatan
sebesar 31,32 hektar, sedangkan luas lahan sawah dan tegalan mengalami
38
pergeseran sebesar 30,49 hektar. Pergeseran luas sawah dan tegalan yang
terjadi dikarenakan alih fungsi penggunaan ke non pertanian, dengan luas
penggunaan yang besar untuk peruntukan pemukiman. Kondisi pengurangan
lahan sawah maupun tegalan yang terjadi pada akhirnya akan merugikan
petani dan seluruh masyarakat pada umumnya.
Adapun jenis penggunaan lahan 17 Kecamatan Kabupaten Bantul
meliputi pemukiman, sawah, tegalan kebun campur, hutan, tanah tandus dan
tambak. Pada tahun 2010-2014 dapat dilihat jenis penggunaan lahan dalam
Tabel 3.
Tabel 2. Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bantul 2010
Kecamatan
Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bambanglipuro
Pandak
Bantul
Jetis
Imogiri
Dlingo
Pleret
Piyungan
Banguntapan
Sewon
Kasihan
Pajangan
Sedayu
Jumlah total
Lahan
Sawah
451
966
899
850
1.179
935
1.109
1.151
1.060
751
779
1.206
1.172
1.242
606
245
920
15.465
Lahan Bukan
Lahan Bukan
Sawah
Pertanian
Jumlah
124
1.257
1.832
195
1.155
2.316
517
1.261
2.677
469
1.049
2.368
391
699
2.269
786
709
2.430
6
1.081
2.196
199
1.097
2.447
2.163
2226
5.449
3.417
1.419
5.587
902
616
2.297
970
1.078
3.254
51
1.681
2.848
1.98
1.276
2.716
1.55
2.477
3.238
1.183
1.897
3.325
1.902
6.114
3.436
13.628
21.592
50.685
Sumber : BPS Kab. Bantul, 2011
39
Berdasarkan Tabel 3, luas lahan sawah yang tertinggi di Kabupaten
Bantul adalah Kecamatan Sewon, Piyungan, Bambanglipuro, Banguntapan,
Jetis dan Imogiri. Lahan sawah Kecamatan Kasihan sekitar 606 hektar.
Lahan bukan pertanian pada Kecamatan Banguntapan sekitar 1.681 hektar
sedangkan Kecamatan Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.477
hektar. Luas sawah Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding
dengan luas lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas
lahan bukan pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
Kecamatan Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non
pertanian lebih tinggi.
Tabel 3. Tabel 4. Penggunaan Lahan di Kabupaten Bantul 2011
Kecamatan
Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bambanglipuro
Pandak
Bantul
Jetis
Imogiri
Dlingo
Pleret
Piyungan
Banguntapan
Sewon
Kasihan
Pajangan
Sedayu
Jumlah total
Lahan
Sawah
451
966
899
849
1.179
935
1.024
1.151
1.098
751
779
1.206
1.160
1.242
598
245
920
15.453
Lahan Bukan
Lahan Bukan
Sawah
Pertanian
Jumlah
124
1.257
1.832
195
1.155
2.316
517
1.261
2.677
469
1.050
2.368
391
699
2.269
789
709
2.430
3
1.169
2.196
197
1.099
2.447
2.152
2.199
5.449
3.417
1.419
5.587
902
616
2.297
969
1.079
3.254
62
1.626
2.848
30
1.444
2.716
155
2.485
3.238
1.183
1.897
3.325
1.890
626
3.436
13.442
21.790
50.685
Sumber : BPS Kab. Bantul 2012
40
Berdasarkan Tabel 4, luas lahan sawah yang tertinggi di Kabupaten
Bantul adalah Kecamatan Sewon, Piyungan, Bambanglipuro, Banguntapan,
Jetis dan Imogiri. Lahan sawah Kecamatan Banguntapan berkurang sekitar
12 hektar sedangkan Kasihan berkurang sekitar 8 hektar. Lahan bukan
pertanian pada Kecamatan Banguntapan sekitar 1.626 hektar sedangkan
Kecamatan Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.485 hektar. Luas
sawah Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding dengan luas
lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas lahan bukan
pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan
Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian
lebih tinggi
Tabel 4. Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bantul 2012
Kecamatan
Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bambanglipuro
Bantul
Jetis
Imogiri
Dlingo
Pleret
Piyungan
Banguntapan
Sewon
Kasihan
Pajangan
Sedayu
Jumlah total
Lahan
Lahan Bukan
Lahan Bukan
Sawah
Sawah
Pertanian
Jumlah
451
124
1.257
1.832
966
195
1.155
2.316
898
518
1.261
2.677
849
469
1.050
2.368
1.179
391
699
2.269
1.051
677
468
2.196
1.151
197
1.099
2.447
1.098
2.152
2.199
5.449
751
3.417
1.419
5.587
778
902
617
2.297
1.206
968
1.080
3.254
1.159
62
1.637
2.848
1.267
30
1.419
2.716
592
155
2.491
3.238
245
1.183
1.897
3.325
917
1.902
617
3.436
15.482
14.129
21.074
50.685
Sumber : BPS Kab. Bantul, 2013
41
Berdasarkan Tabel 5,
Kabupaten
Bantul
adalah
luas lahan sawah yang tertinggi di
Kecamatan
Sewon,
Bambanglipuro, Banguntapan, Jetis dan Imogiri.
Piyungan,
Lahan sawah
Kecamatan Banguntapan berkurang sekitar satu hektar sedangkan
Kasihan berkurang sekitar 6 hektar. Lahan bukan pertanian pada
Kecamatan Banguntapan sekitar 1.637 hektar sedangkan Kecamatan
Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.491 hektar. Luas sawah
Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding dengan luas
lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas lahan bukan
pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan
Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian
lebih tinggi.
Tabel 5. Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bantul 2013
Kecamatan
Srandakan
Pundong
Bambanglipuro
Bantul
Jetis
Imogiri
Dlingo
Pleret
Piyungan
Banguntapan
Sewon
Kasihan
Pajangan
Sedayu
Jumlah total
Lahan
Lahan Bukan
Lahan Bukan
Sawah
Sawah
Pertanian
Jumlah
451
124
1.257
1.832
849
469
1.050
2.368
1.179
391
699
2.269
1.051
677
468
2.196
1.151
197
1.099
2.447
1.098
2.147
2.204
5.449
751
3.417
1.419
5.587
778
902
617
2.297
1.206
968
1.080
3.254
1.157
62
1.637
2.848
1.267
30
1.419
2.716
583
155
2.500
3.238
245
1.183
1.897
3.325
917
1.902
617
3.436
15.417
14.125
21.089 50.685
Sumber : BPS Kab. Bantul, 2014
42
Berdasarkan Tabel 6, luas lahan sawah yang tertinggi di
Kabupaten
Bantul
adalah
Kecamatan
Sewon,
Bambanglipuro, Banguntapan, Jetis dan Imogiri.
Piyungan,
Lahan sawah
Kecamatan Banguntapan berkurang sekitar dua hektar sedangkan
Kasihan berkurang sekitar 9 hektar. Lahan bukan pertanian pada
Kecamatan Banguntapan sekitar 1.637 hektar sedangkan Kecamatan
Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.500 hektar. Luas sawah
Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding dengan luas
lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas lahan bukan
pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan
Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian
lebih tinggi
Tabel 6. Penggunaan Lahan di Kabupaten Bantul 2014
Kecamatan
Srandakan
Pundong
Bambanglipuro
Bantul
Jetis
Imogiri
Dlingo
Pleret
Piyungan
Banguntapan
Sewon
Kasihan
Pajangan
Sedayu
Jumlah total
Lahan
Lahan Bukan
Lahan Bukan
Sawah
Sawah
Pertanian
Jumlah
463
124
1.245
1.832
807
468
1.093
2.368
1.129
394
746
2.269
1.003
7
1.186
2.196
1.127
197
1.123
2.447
1.108
2.147
2.194
5.449
903
3.971
713
5.587
694
583
1.020
2.297
1.209
968
1.077
3.254
1.156
33
1.817
2.848
1.177
33
1.506
2.716
563
155
2.520
3.238
273
1.183
1.869
3.325
904
1.904
628
3.436
15.191
13.639
21.855
50.685
Sumber : BPS Kab. Bantul, 2015
43
Berdasarkan Tabel 7, luas lahan sawah yang tertinggi di
Kabupaten
Bantul
adalah
Kecamatan
Sewon,
Bambanglipuro, Banguntapan, Jetis dan Imogiri.
Piyungan,
Lahan sawah
Kecamatan Banguntapan berkurang sekitar satu hektar sedangkan
Kasihan berkurang sekitar dua hektar. Lahan bukan pertanian pada
Kecamatan Banguntapan sekitar 1.869 hektar sedangkan Kecamatan
Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.520 hektar. Luas sawah
Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding dengan luas
lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas lahan bukan
pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan
Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian
lebih tinggi
E. Kecamatan Kasihan
1. Letak Geografis
Kecamatan Kasihan terdiri dari 4 desa yaitu Bangunjiwo,
Ngestiharjo, Tamantirto dan Tirtonirmolo, dengan jumlah dusun 53.
Koordinator Kasihan District Figurs 2013 (2013) menyatakan secara
geografis Posisi Kantor Desa di Kecamatan Kasihan terletak pada (i)
Desa Bangunjiwo: 110˚18’14” Bujur Timur dan 7˚50’22” Lintang
Selatan (ii) Desa Tirtonirmolo: 110˚20’43” Bujur Timur dan 7˚49’43”
Lintang Selatan (iii) Desa Tamantirto: 110˚19’35” Bujur Timur dan
7˚49’30” Lintang Selatan (iv) Desa Ngestiharjo: 110˚20’47” Bujur Timur
dan 7˚48’02” Lintang Selatan. Kecamatan Kasihan terletak pada
44
110˚20’40” Bujur Timur dan 7˚48’42” Lintang Selatan. Luas kecamatan
ini 3.238 hektar, yakni 6,39% dari luas keseluruhan Kabupaten Bantul.
Luas masing-masing desa di Kecamatan Kasihan yakni (i) Desa
Bangunjiwo: 1.543 hektar (ii) Desa Tirtonirmolo: 513 hektar (iii) Desa
Tamantirto: 672 hektar (iv) Desa Ngestiharjo: 510 hektar.
2. Iklim, Topografi dan Tanah
Kecamatan Kasihan merupakan kecamatan dengan jarak
terdekat ke Ibukota provinsi, memiliki suhu maksimal 34oC dan suhu
minimum 22oC. Luas wilayah menurut ketinggian dari permukaan laut
2.608 hektar masuk ke dalam rentang 25 – 100 mdpl dan 630 hektar 100
– 500 mdpl. Pemerintah Kabupaten Bantul (2015) mengatakan
Kecamatan Kasihan berada di dataran rendah, bentangan wilayah di
Kecamatan Kasihan 80% berupa daerah yang datar sampai berombak dan
20% berupa daerah yang berombak sampai berbukit. Kemudian luas
wilayah berdasarkan kemiringan tanah atau lereng 2.668 hektar termasuk
ke dalam 0-2% dan 8 hektar 15-25%. Kecamatan Kasihan merupakan
salah satu bagian dari 16 Kecamatan lainnya di Kabupaten Bantul.
BAPPEDA Bantul (2015) menyatakan Kabupaten Bantul merupakan
daerah yang subur, baik karena jenis lapisan tanahnya, pengairannya,
kedataran wilayahnya maupun karena letaknya yang ada di penghujung
Selatan tempat sungai-sungai bermuara dan menumpuk lumpur vulkanik
beserta endapan-endapan humus dari daerah Utara. Kabupaten Bantul
mempunyai tujuh jenis tanah yaitu tanah Rendzina, Alluvial, Grumusol,
45
Latosol, Mediteran, Regosol, dan Litosol. Tanah jenis Litosol berasal dari
batuan induk gamping, batu pasir dan breksi atau konglomerat, tersebar
di Kecamatan Pajangan, Kasihan, dan Pandak. Jenis batuan yang terdapat
di Kabupaten Bantul secara umum terdiri dari tiga jenis batuan yaitu
batuan beku, batuan sedimen, dan endapan. Secara umum iklim di
wilayah Kabupaten Bantul dapat dikategorikan sebagai daerah beriklim
tropis basah (humid tropical climate). Pada musim hujan, secara tetap
bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Cina
Selatan dan Barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering
bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di Tenggara.
Kecamatan Kasihan dilalui oleh dua sungai yakni (1) Sungai Winongo
dengan panjang 18,75 km dan (2) Sungai Bedog dengan panjang 9,50 km
(BPS Kabupaten Bantul, 2015).
3. Kependudukan
Jumlah penduduk di Kecamatan Kasihan berdasarkan data BAPPEDA
Bantul (2015) sebanyak 98.365 jiwa dengan jumlah kepala keluarga
sebanyak 30.403 KK (Kepala Keluarga).
4. Luas Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kecamatan Kasihan pada tahun 2014 meliputi
luas desa, luas lahan sawah, luas lahan bukan sawah dan luas lahan non
pertanian, dapat dilihat pada Tabel 8 (Kasihan, 2015)
46
Tabel 7.Luas Penggunaan Lahan Kasihan
Luas
Luas
Lahan
Kecamatan Tahun Desa
Sawah
598
2011
3.238
Kasihan
592
2012
3.238
583
2013
3.238
563
2014
3.238
Sumber : Kecamatan Kasihan 2015
Luas Lahan Luas Lahan
Bukan
Non
Sawah
Pertanian
88
2.544
155
2.491
155
2.500
155
2.520
Berdasarkan Tabel 8 diatas luas lahan non pertanian lebih tinggi
daripada luas lahan sawah, sedangkan luas lahan bukan sawah lebih
rendah dari luas lahan sawah. Luas lahan sawah di Kecamatan Kasihan
yang terkonversi pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 berkisar
antara 6 sampai 9 hektar, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak dua hektar.
Konversi sawah yang tertinggi di Kecamatan Kasihan yaitu pada tahun
2013
5. Peta penggunaan Tanah
Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran
pemanfaatan lahan yang ada di Kecamatan Kasihan. penggunaan lahan
diklasifikasikan menjadi perumahan padat, perumahan jarang, kampung
padat, kampung jarang, kebun campuran, sawah irigasi, tegalan dan tanah
kosong yang dijelaskan berdasarkan warna pada Peta penggunaan tanah
kecamatan Kasihan dapat dilihat pada Gambar 4.
47
Sumber : BPN, 2015
Gambar 2. Peta penggunaan tanah
Berdasarkan Gambar 4, warna merah muda (kampung padat)
mendominasi Kecamatan Kasihan, sedangkan untuk luas lahan sawah
(warna hijau) hanya terlihat di beberapa zona. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa konversi lahan sawah untuk pemukiman sering
terjadi di Kecamatan Kasihan.
F. Kecamatan Banguntapan
1. Letak Geografis
Wilayah Kecamatan Bambanglipuro berbatasan dengan :Utara :
Kecamatan Depok, Sleman, Timur : Kecamatan Piyungan, Selatan :
Kecamatan Pleret dan Barat : Kecamatan Sewon. Kecamatan
48
Banguntapan berada di dataran rendah. Ibukota Kecamatannya berada
pada ketinggian 100 meter diatas permukaan laut. Jarak Ibukota
Kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul adalah 15
Km. Kecamatan Banguntapan beriklim seperti layaknya daerah dataran
rendah di daerah tropis dengan dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya.
Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Banguntapan adalah 370C
dengan suhu terendah 240C. Bentangan wilayah di Kecamatan
Banguntapan 100% berupa daerah yang datar sampai berombak.
2. Kependudukan
Kecamatan Banguntapan dihuni oleh 17.147 KK. Jumlah keseluruhan
penduduk Kecamatan Banguntapan adalah 76.513 0rang dengan jumlah
penduduk laki-laki 37.752 orang dan penduduk perempuan 38.761 orang.
3. Luas Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kecamatan Banguntapan pada tahun 2014
meliputi luas desa, luas lahan sawah, luas lahan bukan sawah dan luas
lahan non pertanian, dapat dilihat pada Tabel 9 (Banguntapan, 2015)
Tabel 8. Luas Penggunaan Lahan Banguntapan
Luas
Luas
Lahan
Kecamatan
Tahun Desa
Sawah
1.160
2.848
Banguntapan 2011
1.159
2012
2.848
1.157
2013
2.848
1.156
2014
2.848
Sumber : Kecamatan Banguntapan 2015
Luas
Lahan
Bukan
Sawah
59,93
59,93
59,93
33
Luas
Lahan
Non
Pertanian
1.615
1.615
1.629
1.817
49
Berdasarkan
Tabel 9 diatas luas lahan non pertanian lebih tinggi
daripada luas lahan sawah, sedangkan luas lahan bukan sawah lebih
rendah dari luas lahan sawah. Luas lahan sawah
di Kecamatan
Banguntapan yang terkonversi pada tahun 2011 mengalami peningkatan
konversi sekitar 12 hektar sedangkan pada tahun 2012 hingga 2013
konversi sawah berkisar antara 1-2 hektar. Konversi sawah yang tertinggi
di Kecamatan Banguntapan yaitu pada tahun 2011.
4. Peta Penggunaan Tanah
Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran
pemanfaatan lahan yang ada di Kecamatan Banguntapan. penggunaan
lahan diklasifikasikan menjadi perumahan padat, perumahan jarang,
kampung padat, kampung jarang, kebun campuran, sawah irigasi, tegalan
dan tanah kosong yang dijelaskan berdasarkan warna pada Peta
penggunaan tanah kecamatan Kasihan dapat dilihat pada Gambar 5.
50
Sumber : BPN, 2015
Gambar 3. Peta Penggunaan Tanah
Berdasarkan Gambar 5, warna merah muda (kampung padat)
mendominasi Kecamatan Banguntapan, yang Desanya berdekatan
dengan perkotaan sedangkan untuk luas lahan sawah (warna hijau)
terlihat di beberapa desa yang tidak berbatasan dengan perkotaan
secara langsung. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa konversi lahan
sawah untuk pemukiman sering terjadi di Kecamatan Banguntapan
yang berbatasan langsung dengan perkotaan.
Download