IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07º44'04" 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia (BAPPEDA Bantul, 2015). Adapun Peta wilayah Kabupaten Bantul, dapat dilihat dalam gambar 3. Sumber : BPN, 2015 Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Bantul 34 35 B. Tinggi Tempat Berdasarkan elevasi lahan daratan dari permukaan air laut ketinggian tempat atau elevasi dapat ditentukan, dimana permukaan air laut dianggap mempunyai elevasi 0 meter. Ketinggian tempat Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas dan hubungan kelas ketinggian dengan luas sebarannya secara spasial ditunjukkan pada Peta Ketinggian Tempat. Kelas ketinggian tempat yang memiliki Kabupaten Bantul penyebaran paling luas adalah elevasi antara 25 100 meter (27.709 hektar atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara, bagian tengah, dan bagian tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi <7 meter dpl ) seluas 3.228 hektar (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Kecamatan Sanden, dan Kecamatan Srandakan. Wilayah dengan elevasi rendah umumnya berbatasan dengan Samudera Indonesia. Untuk wilayah yang mempunyai elevasi di atas 100 meter dpl terdapat di sebagian Kecamatan Dlingo,Imogiri, Piyungan, dan Pajangan. Ketinggian wilayah per kecamatan di Kabupaten Bantul Kecamatan Srandakan dan Sanden merupakan daerah terendah di antara kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Bantul, yaitu berkisar dari 0 sampai 25 meter dari permukaan laut, mencakup areal seluas 4.161 hektar (8,2% dari seluruh luas kabupaten) (BAPPEDA Bantul, 2015). 36 C. Jenis Tanah Kabupaten Bantul mempunyai tujuh jenis tanah yaitu tanah Rendzina, Alluvial, Grumosol, Latosol, Mediteran, Regosol, dan Litosol. Jenis tanah Regosol merupakan jenis tanah yang dominan di wilayah Kabupaten Bantul. Jenis tanah ini tersebar pada Kecamatan Kasihan, Sewon, Banguntapan, Jetis, Bantul, dan Bambanglipuro. Tanah Regosol adalah tanah yang berasal dari material gunung berapi, bertekstur (mempunyai butiran) kasar bercampur dengan pasir, dengan solum tebal dan memiliki tingkat kesuburan rendah. Tanah Litosol berasal dari batuan induk batugamping, batupasir, dan breksi/konglomerat, tersebar di Kecamatan Pajangan, Kasihan, dan Pandak. Tanah Mediteran berasal dari batugamping karang, batugamping berlapis, dan batupasir, tersebar di Kecamatan Dlingo dan sedikit di Sedayu. Tanah Latosol berasal dari batuan induk breksi, tersebar di Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pundong, Kretek, Piyungan, dan Pleret. Tanah Grumosol berasal dari batuan induk batugamping berlapis, napal, dan tuff, terdapat di Kecamatan Sedayu, Pajangan, Kasihan, Pandak, Sanden, Bambanglipuro, dan Srandakan (BAPPEDA Bantul, 2015) D. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Bantul. Penggunaan lahan diklasifikasikan menjadi kampung/permukiman, sarana sosial kebudayaan, hutan dan air permukaan (BAPPEDA Bantul,2015). 37 Selain itu pada tahun 2009 juga telah terjadi alih fungsi lahan, dari tanah pertanian menjadi permukiman atau menjadi tempat usaha, hal tersebut berdasarkan analisis ijin pengeringan selama tahun 2008. Dengan adanya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi non pertanian harus medapat perhatian yang khusus, karena dimungkinkan akan adanya penyusutan dalam hal hasil pertanian (BAPPEDA Bantul,2015). Adapun jenis penggunaan lahan Kabupaten Bantul meliputi pemukiman, sawah, tegalan kebun campur, huta, tanah tandus dan tambak. Pada tahun 2009-2013 dapat dilihat jenis penggunaan lahan dalam Tabel 2. Tabel 1. Penggunaan Tanah di Kabupaten Bantul No Penggunaan Luas lahan (hektar) tanah 2009 2010 2011 2012 1 Pemukiman 3.810,73 3.844,39 3.874,46 3.796,75 2 Sawah 16.046,22 15.994,20 15.942,34 16.062,70 3 Tegalan 6.637,39 6.633,41 6.633,41 6.635,26 4 Kebun 16.602,46 16.602,46 16.602,46 16.602,08 campur 5 Hutan 1.385,00 1.385,00 1.385,00 1.385,00 6 Tanah 543,00 543,00 543,00 543,00 tandus 7 Tambak 30,00 30,00 30,00 30,00 8 Lain-lain 5.630,21 5.652,54 5.674,34 5.630,21 Jumlah 50.685,00 50,685,00 50,685,00 50.685,00 Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul (2015) 2013 3.828,07 16.033,63 6.633,84 16.597,40 1.385,00 543,00 30,00 5.634,07 50,685,00 Berdasarkan Tabel 2, luas lahan sawah mengalami penurunan dan sebaliknya luas pemukiman mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data konversi pada tahun 2012 ke tahun 2013, penggunaan lahan pertanian ke non pertanian meningkat, terlihat lahan pemukiman mengalami peningkatan sebesar 31,32 hektar, sedangkan luas lahan sawah dan tegalan mengalami 38 pergeseran sebesar 30,49 hektar. Pergeseran luas sawah dan tegalan yang terjadi dikarenakan alih fungsi penggunaan ke non pertanian, dengan luas penggunaan yang besar untuk peruntukan pemukiman. Kondisi pengurangan lahan sawah maupun tegalan yang terjadi pada akhirnya akan merugikan petani dan seluruh masyarakat pada umumnya. Adapun jenis penggunaan lahan 17 Kecamatan Kabupaten Bantul meliputi pemukiman, sawah, tegalan kebun campur, hutan, tanah tandus dan tambak. Pada tahun 2010-2014 dapat dilihat jenis penggunaan lahan dalam Tabel 3. Tabel 2. Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bantul 2010 Kecamatan Srandakan Sanden Kretek Pundong Bambanglipuro Pandak Bantul Jetis Imogiri Dlingo Pleret Piyungan Banguntapan Sewon Kasihan Pajangan Sedayu Jumlah total Lahan Sawah 451 966 899 850 1.179 935 1.109 1.151 1.060 751 779 1.206 1.172 1.242 606 245 920 15.465 Lahan Bukan Lahan Bukan Sawah Pertanian Jumlah 124 1.257 1.832 195 1.155 2.316 517 1.261 2.677 469 1.049 2.368 391 699 2.269 786 709 2.430 6 1.081 2.196 199 1.097 2.447 2.163 2226 5.449 3.417 1.419 5.587 902 616 2.297 970 1.078 3.254 51 1.681 2.848 1.98 1.276 2.716 1.55 2.477 3.238 1.183 1.897 3.325 1.902 6.114 3.436 13.628 21.592 50.685 Sumber : BPS Kab. Bantul, 2011 39 Berdasarkan Tabel 3, luas lahan sawah yang tertinggi di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Sewon, Piyungan, Bambanglipuro, Banguntapan, Jetis dan Imogiri. Lahan sawah Kecamatan Kasihan sekitar 606 hektar. Lahan bukan pertanian pada Kecamatan Banguntapan sekitar 1.681 hektar sedangkan Kecamatan Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.477 hektar. Luas sawah Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding dengan luas lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas lahan bukan pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian lebih tinggi. Tabel 3. Tabel 4. Penggunaan Lahan di Kabupaten Bantul 2011 Kecamatan Srandakan Sanden Kretek Pundong Bambanglipuro Pandak Bantul Jetis Imogiri Dlingo Pleret Piyungan Banguntapan Sewon Kasihan Pajangan Sedayu Jumlah total Lahan Sawah 451 966 899 849 1.179 935 1.024 1.151 1.098 751 779 1.206 1.160 1.242 598 245 920 15.453 Lahan Bukan Lahan Bukan Sawah Pertanian Jumlah 124 1.257 1.832 195 1.155 2.316 517 1.261 2.677 469 1.050 2.368 391 699 2.269 789 709 2.430 3 1.169 2.196 197 1.099 2.447 2.152 2.199 5.449 3.417 1.419 5.587 902 616 2.297 969 1.079 3.254 62 1.626 2.848 30 1.444 2.716 155 2.485 3.238 1.183 1.897 3.325 1.890 626 3.436 13.442 21.790 50.685 Sumber : BPS Kab. Bantul 2012 40 Berdasarkan Tabel 4, luas lahan sawah yang tertinggi di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Sewon, Piyungan, Bambanglipuro, Banguntapan, Jetis dan Imogiri. Lahan sawah Kecamatan Banguntapan berkurang sekitar 12 hektar sedangkan Kasihan berkurang sekitar 8 hektar. Lahan bukan pertanian pada Kecamatan Banguntapan sekitar 1.626 hektar sedangkan Kecamatan Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.485 hektar. Luas sawah Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding dengan luas lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas lahan bukan pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian lebih tinggi Tabel 4. Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bantul 2012 Kecamatan Srandakan Sanden Kretek Pundong Bambanglipuro Bantul Jetis Imogiri Dlingo Pleret Piyungan Banguntapan Sewon Kasihan Pajangan Sedayu Jumlah total Lahan Lahan Bukan Lahan Bukan Sawah Sawah Pertanian Jumlah 451 124 1.257 1.832 966 195 1.155 2.316 898 518 1.261 2.677 849 469 1.050 2.368 1.179 391 699 2.269 1.051 677 468 2.196 1.151 197 1.099 2.447 1.098 2.152 2.199 5.449 751 3.417 1.419 5.587 778 902 617 2.297 1.206 968 1.080 3.254 1.159 62 1.637 2.848 1.267 30 1.419 2.716 592 155 2.491 3.238 245 1.183 1.897 3.325 917 1.902 617 3.436 15.482 14.129 21.074 50.685 Sumber : BPS Kab. Bantul, 2013 41 Berdasarkan Tabel 5, Kabupaten Bantul adalah luas lahan sawah yang tertinggi di Kecamatan Sewon, Bambanglipuro, Banguntapan, Jetis dan Imogiri. Piyungan, Lahan sawah Kecamatan Banguntapan berkurang sekitar satu hektar sedangkan Kasihan berkurang sekitar 6 hektar. Lahan bukan pertanian pada Kecamatan Banguntapan sekitar 1.637 hektar sedangkan Kecamatan Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.491 hektar. Luas sawah Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding dengan luas lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas lahan bukan pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian lebih tinggi. Tabel 5. Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bantul 2013 Kecamatan Srandakan Pundong Bambanglipuro Bantul Jetis Imogiri Dlingo Pleret Piyungan Banguntapan Sewon Kasihan Pajangan Sedayu Jumlah total Lahan Lahan Bukan Lahan Bukan Sawah Sawah Pertanian Jumlah 451 124 1.257 1.832 849 469 1.050 2.368 1.179 391 699 2.269 1.051 677 468 2.196 1.151 197 1.099 2.447 1.098 2.147 2.204 5.449 751 3.417 1.419 5.587 778 902 617 2.297 1.206 968 1.080 3.254 1.157 62 1.637 2.848 1.267 30 1.419 2.716 583 155 2.500 3.238 245 1.183 1.897 3.325 917 1.902 617 3.436 15.417 14.125 21.089 50.685 Sumber : BPS Kab. Bantul, 2014 42 Berdasarkan Tabel 6, luas lahan sawah yang tertinggi di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Sewon, Bambanglipuro, Banguntapan, Jetis dan Imogiri. Piyungan, Lahan sawah Kecamatan Banguntapan berkurang sekitar dua hektar sedangkan Kasihan berkurang sekitar 9 hektar. Lahan bukan pertanian pada Kecamatan Banguntapan sekitar 1.637 hektar sedangkan Kecamatan Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.500 hektar. Luas sawah Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding dengan luas lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas lahan bukan pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian lebih tinggi Tabel 6. Penggunaan Lahan di Kabupaten Bantul 2014 Kecamatan Srandakan Pundong Bambanglipuro Bantul Jetis Imogiri Dlingo Pleret Piyungan Banguntapan Sewon Kasihan Pajangan Sedayu Jumlah total Lahan Lahan Bukan Lahan Bukan Sawah Sawah Pertanian Jumlah 463 124 1.245 1.832 807 468 1.093 2.368 1.129 394 746 2.269 1.003 7 1.186 2.196 1.127 197 1.123 2.447 1.108 2.147 2.194 5.449 903 3.971 713 5.587 694 583 1.020 2.297 1.209 968 1.077 3.254 1.156 33 1.817 2.848 1.177 33 1.506 2.716 563 155 2.520 3.238 273 1.183 1.869 3.325 904 1.904 628 3.436 15.191 13.639 21.855 50.685 Sumber : BPS Kab. Bantul, 2015 43 Berdasarkan Tabel 7, luas lahan sawah yang tertinggi di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Sewon, Bambanglipuro, Banguntapan, Jetis dan Imogiri. Piyungan, Lahan sawah Kecamatan Banguntapan berkurang sekitar satu hektar sedangkan Kasihan berkurang sekitar dua hektar. Lahan bukan pertanian pada Kecamatan Banguntapan sekitar 1.869 hektar sedangkan Kecamatan Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.520 hektar. Luas sawah Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding dengan luas lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas lahan bukan pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian lebih tinggi E. Kecamatan Kasihan 1. Letak Geografis Kecamatan Kasihan terdiri dari 4 desa yaitu Bangunjiwo, Ngestiharjo, Tamantirto dan Tirtonirmolo, dengan jumlah dusun 53. Koordinator Kasihan District Figurs 2013 (2013) menyatakan secara geografis Posisi Kantor Desa di Kecamatan Kasihan terletak pada (i) Desa Bangunjiwo: 110˚18’14” Bujur Timur dan 7˚50’22” Lintang Selatan (ii) Desa Tirtonirmolo: 110˚20’43” Bujur Timur dan 7˚49’43” Lintang Selatan (iii) Desa Tamantirto: 110˚19’35” Bujur Timur dan 7˚49’30” Lintang Selatan (iv) Desa Ngestiharjo: 110˚20’47” Bujur Timur dan 7˚48’02” Lintang Selatan. Kecamatan Kasihan terletak pada 44 110˚20’40” Bujur Timur dan 7˚48’42” Lintang Selatan. Luas kecamatan ini 3.238 hektar, yakni 6,39% dari luas keseluruhan Kabupaten Bantul. Luas masing-masing desa di Kecamatan Kasihan yakni (i) Desa Bangunjiwo: 1.543 hektar (ii) Desa Tirtonirmolo: 513 hektar (iii) Desa Tamantirto: 672 hektar (iv) Desa Ngestiharjo: 510 hektar. 2. Iklim, Topografi dan Tanah Kecamatan Kasihan merupakan kecamatan dengan jarak terdekat ke Ibukota provinsi, memiliki suhu maksimal 34oC dan suhu minimum 22oC. Luas wilayah menurut ketinggian dari permukaan laut 2.608 hektar masuk ke dalam rentang 25 – 100 mdpl dan 630 hektar 100 – 500 mdpl. Pemerintah Kabupaten Bantul (2015) mengatakan Kecamatan Kasihan berada di dataran rendah, bentangan wilayah di Kecamatan Kasihan 80% berupa daerah yang datar sampai berombak dan 20% berupa daerah yang berombak sampai berbukit. Kemudian luas wilayah berdasarkan kemiringan tanah atau lereng 2.668 hektar termasuk ke dalam 0-2% dan 8 hektar 15-25%. Kecamatan Kasihan merupakan salah satu bagian dari 16 Kecamatan lainnya di Kabupaten Bantul. BAPPEDA Bantul (2015) menyatakan Kabupaten Bantul merupakan daerah yang subur, baik karena jenis lapisan tanahnya, pengairannya, kedataran wilayahnya maupun karena letaknya yang ada di penghujung Selatan tempat sungai-sungai bermuara dan menumpuk lumpur vulkanik beserta endapan-endapan humus dari daerah Utara. Kabupaten Bantul mempunyai tujuh jenis tanah yaitu tanah Rendzina, Alluvial, Grumusol, 45 Latosol, Mediteran, Regosol, dan Litosol. Tanah jenis Litosol berasal dari batuan induk gamping, batu pasir dan breksi atau konglomerat, tersebar di Kecamatan Pajangan, Kasihan, dan Pandak. Jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Bantul secara umum terdiri dari tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan endapan. Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Bantul dapat dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate). Pada musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan Barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di Tenggara. Kecamatan Kasihan dilalui oleh dua sungai yakni (1) Sungai Winongo dengan panjang 18,75 km dan (2) Sungai Bedog dengan panjang 9,50 km (BPS Kabupaten Bantul, 2015). 3. Kependudukan Jumlah penduduk di Kecamatan Kasihan berdasarkan data BAPPEDA Bantul (2015) sebanyak 98.365 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 30.403 KK (Kepala Keluarga). 4. Luas Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kecamatan Kasihan pada tahun 2014 meliputi luas desa, luas lahan sawah, luas lahan bukan sawah dan luas lahan non pertanian, dapat dilihat pada Tabel 8 (Kasihan, 2015) 46 Tabel 7.Luas Penggunaan Lahan Kasihan Luas Luas Lahan Kecamatan Tahun Desa Sawah 598 2011 3.238 Kasihan 592 2012 3.238 583 2013 3.238 563 2014 3.238 Sumber : Kecamatan Kasihan 2015 Luas Lahan Luas Lahan Bukan Non Sawah Pertanian 88 2.544 155 2.491 155 2.500 155 2.520 Berdasarkan Tabel 8 diatas luas lahan non pertanian lebih tinggi daripada luas lahan sawah, sedangkan luas lahan bukan sawah lebih rendah dari luas lahan sawah. Luas lahan sawah di Kecamatan Kasihan yang terkonversi pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 berkisar antara 6 sampai 9 hektar, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak dua hektar. Konversi sawah yang tertinggi di Kecamatan Kasihan yaitu pada tahun 2013 5. Peta penggunaan Tanah Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran pemanfaatan lahan yang ada di Kecamatan Kasihan. penggunaan lahan diklasifikasikan menjadi perumahan padat, perumahan jarang, kampung padat, kampung jarang, kebun campuran, sawah irigasi, tegalan dan tanah kosong yang dijelaskan berdasarkan warna pada Peta penggunaan tanah kecamatan Kasihan dapat dilihat pada Gambar 4. 47 Sumber : BPN, 2015 Gambar 2. Peta penggunaan tanah Berdasarkan Gambar 4, warna merah muda (kampung padat) mendominasi Kecamatan Kasihan, sedangkan untuk luas lahan sawah (warna hijau) hanya terlihat di beberapa zona. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa konversi lahan sawah untuk pemukiman sering terjadi di Kecamatan Kasihan. F. Kecamatan Banguntapan 1. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Bambanglipuro berbatasan dengan :Utara : Kecamatan Depok, Sleman, Timur : Kecamatan Piyungan, Selatan : Kecamatan Pleret dan Barat : Kecamatan Sewon. Kecamatan 48 Banguntapan berada di dataran rendah. Ibukota Kecamatannya berada pada ketinggian 100 meter diatas permukaan laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul adalah 15 Km. Kecamatan Banguntapan beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis dengan dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Banguntapan adalah 370C dengan suhu terendah 240C. Bentangan wilayah di Kecamatan Banguntapan 100% berupa daerah yang datar sampai berombak. 2. Kependudukan Kecamatan Banguntapan dihuni oleh 17.147 KK. Jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Banguntapan adalah 76.513 0rang dengan jumlah penduduk laki-laki 37.752 orang dan penduduk perempuan 38.761 orang. 3. Luas Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kecamatan Banguntapan pada tahun 2014 meliputi luas desa, luas lahan sawah, luas lahan bukan sawah dan luas lahan non pertanian, dapat dilihat pada Tabel 9 (Banguntapan, 2015) Tabel 8. Luas Penggunaan Lahan Banguntapan Luas Luas Lahan Kecamatan Tahun Desa Sawah 1.160 2.848 Banguntapan 2011 1.159 2012 2.848 1.157 2013 2.848 1.156 2014 2.848 Sumber : Kecamatan Banguntapan 2015 Luas Lahan Bukan Sawah 59,93 59,93 59,93 33 Luas Lahan Non Pertanian 1.615 1.615 1.629 1.817 49 Berdasarkan Tabel 9 diatas luas lahan non pertanian lebih tinggi daripada luas lahan sawah, sedangkan luas lahan bukan sawah lebih rendah dari luas lahan sawah. Luas lahan sawah di Kecamatan Banguntapan yang terkonversi pada tahun 2011 mengalami peningkatan konversi sekitar 12 hektar sedangkan pada tahun 2012 hingga 2013 konversi sawah berkisar antara 1-2 hektar. Konversi sawah yang tertinggi di Kecamatan Banguntapan yaitu pada tahun 2011. 4. Peta Penggunaan Tanah Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran pemanfaatan lahan yang ada di Kecamatan Banguntapan. penggunaan lahan diklasifikasikan menjadi perumahan padat, perumahan jarang, kampung padat, kampung jarang, kebun campuran, sawah irigasi, tegalan dan tanah kosong yang dijelaskan berdasarkan warna pada Peta penggunaan tanah kecamatan Kasihan dapat dilihat pada Gambar 5. 50 Sumber : BPN, 2015 Gambar 3. Peta Penggunaan Tanah Berdasarkan Gambar 5, warna merah muda (kampung padat) mendominasi Kecamatan Banguntapan, yang Desanya berdekatan dengan perkotaan sedangkan untuk luas lahan sawah (warna hijau) terlihat di beberapa desa yang tidak berbatasan dengan perkotaan secara langsung. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa konversi lahan sawah untuk pemukiman sering terjadi di Kecamatan Banguntapan yang berbatasan langsung dengan perkotaan.