Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
2.1.
Kajian Pustaka
2.1.1. Pengetahuan Masyarakat
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini
terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengertian pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007 : 54) :
“Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalu mata dan telinga”
Sedangkan pengetahuan menurut Taufik (2007 : 76) adalah :
“Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya)”
Dari kedua definisi diatas, bisa disimpulkan bahwa pengetahuan hasil dari
penginderaan manusia terhadap obyek tertentu. Karena itu, dalam pengetahuan
fungsi alat indera menjadi sangat penting karena dari alat indera itulah muncul
pengetahuan.
Sementara itu, istilah pengetahuan masyarakat umumnya mengacu kepada
masyarakat di mana pengetahuan adalah sumber daya produksi primer bukan
modal dan tenaga kerja. Hal ini juga dapat merujuk kepada penggunaan suatu
masyarakat
tertentu
memberikan
informasi:
pengetahuan
masyarakat
menciptakan, membagi dan menggunakan pengetahuan untuk kemakmuran dan
kesejahteraan rakyatnya (Butcher ; 2011).
Mokyr menyatakan bahwa satu-satunya cara yang masuk akal untuk
mendefinisikan pengetahuan pada tingkat sosial adalah sebagai gabungan dari
11
12
semua set pengetahuan individu anggota masyarakat ini. Hal ini membutuhkan
beberapa asumsi penyederhanaan-misalnya, bahwa masyarakat setuju tentang
siapa yang termasuk dan yang bukan milik masyarakat. Ini juga berarti bahwa
individu "pengetahuan" dapat didefinisikan abstrak dari tingkat kepastian bahwa
individu memiliki dalam kebenaran pengetahuan ini (Mokyr ; 2010:1).
Inti dari "pengetahuan" masyarakat adalah pengembangan pengetahuan,
yaitu penciptaan makna baru, nilai tambah yang dihasilkan oleh proses kreatif dari
informasi yang tersedia oleh orang-orang dan diukur oleh penerapan yang lebih
besar dan/atau baru/kegunaan dari informasi yang diproses, dibandingkan dengan
informasi yang awalnya tersedia. Jika ini adalah satu-satunya kriteria, maka
semua masyarakat dapat dikualifikasikan sebagai pengetahuan masyarakat, dalam
beberapa bentuk "arti baru" selalu dibuat (Annan ; 2010).
Konsep pengetahuan masyarakat mencakup dimensi sosial, budaya,
ekonomi, politik, dan transformasi kelembagaan, dan perspektif yang lebih
pluralistik dan berkembang. Hal ini dianggap sebagai proses manusia. UNESCO
berpendapat
bahwa
perkembangan
dari
Informasi
Masyarakat
kepada
Pengetahuan Masyarakat mensyaratkan bahwa 'penggunaan ICT harus dikaitkan
dengan pengakuan bahwa pengetahuan adalah kekuatan utama dari dimensi sosial,
politik, budaya dan pembangunan kelembagaan, bersandar pada hak asasi
manusia (Butcher ; 2011).
Dari penjelasan beberapa ahli diatas, dapat dijabarkan bahwa pengetahuan
masyarakat bisa disimpulkan dari para ahli lainnya pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1.
Konsep Pengetahuan Masyarakat
SUMBER
Butcher
(2011)
Notoatmodjo
(2007 : 54)
KONSEP
Konsep pengetahuan masyarakat mencakup dimensi sosial,
budaya, ekonomi, politik, dan transformasi kelembagaan, dan
perspektif yang lebih pluralistik dan berkembang.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalu mata dan telinga
13
Lanjutan Tabel 2.1.
Konsep Pengetahuan Masyarakat
SUMBER
Taufik
(2007 : 76)
Mokyr
(2005 : 1)
Annan
(2005)
Peneliti
KONSEP
Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya
(mata, hidung, telinga dan sebagainya)
Satu-satunya cara yang masuk akal untuk mendefinisikan
pengetahuan pada tingkat sosial adalah sebagai gabungan dari
semua set pengetahuan individu anggota masyarakat ini. Hal ini
membutuhkan beberapa asumsi penyederhanaan - misalnya,
bahwa masyarakat setuju tentang siapa yang termasuk dan yang
bukan milik masyarakat.
Inti dari "pengetahuan" masyarakat adalah pengembangan
pengetahuan, yaitu penciptaan makna baru, nilai tambah yang
dihasilkan oleh proses kreatif dari informasi yang tersedia oleh
orang-orang dan diukur oleh penerapan yang lebih besar
dan/atau baru/kegunaan dari informasi yang diproses,
dibandingkan dengan informasi yang awalnya tersedia.
Penginderaan atas hasil tahu mahasiswa Universitas Widyatama
terhadap sampah dan bahaya yang ditimbulkannya.
Dari definisi diatas, maka konsep pengetahuan masyarakat (dalam hal ini
adalah mahasiswa Universitas Widyatama mengenai sampah) adalah orang-orang
yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang cukup untuk mengetahui
informasi mengenai sampah dan dampaknya, namun masih minim kesadaran
untuk membuang sampah hasil sisa jajanannya ke tempat-tempat sampah yang
sudah tersedia. Hal ini tidak terlepas dari konsep bahwa pengetahuan merupakan
hasil dari penginderaan manusia terhadap obyek tertentu dan penerimaan
informasi yang diterima secara subjektif ataupun objektif oleh masing–masing
masyarakat/individu yang memiliki latar belakang tingkat sosial maupun budaya
yang berbeda-beda. Karena itu, dalam pengetahuan peran dari sumber informasi
mengenai sampah menjadi sangat penting karena dari sumber informasi itulah
dapat muncul pengetahuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa dan mahasiswi
mengenai sampah di lingkungan taman-taman Universitas Widyatama.
Menurut Evers (2000) dalam Buthcer (2011), karakteristik pengetahuan
masyarakat adalah sebagai berikut :
14
a. Para anggotanya telah mencapai standar rata-rata pendidikan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan masyarakat lain dan semakin besarnya proporsi
angkatan kerja yang dipekerjakan sebagai pekerja pengetahuan yaitu peneliti,
ilmuwan, spesialis informasi, manajer pengetahuan dan pekerja terkait;
b. Industri menghasilkan produk dengan kecerdasan buatan terintegrasi;
c. Organisasi - swasta, pemerintah dan masyarakat sipil - yang berubah menjadi
cerdas, dan merupakan organisasi pembelajaran;
d. Ada peningkatan pengetahuan diselenggarakan dalam bentuk keahlian digital,
disimpan dalam bank data, sistem pakar, rencana organisasi, dan media
lainnya;
e. Ada beberapa pusat keahlian dan poli-sentris produksi pengetahuan, dan
f. Ada budaya epistemik yang berbeda dari produksi pengetahuan dan
pemanfaatan pengetahuan.
Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang
dicakup dalam domain kognitif, yaitu:
a. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja yang mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintrepetasikan materi
tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
15
c. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
di pelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih ada di dalam srtuktur oranisasi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis
Sintesis menunjukkan pada satu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap
suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.penilain-penilaian ini didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
Sementara itu, sumber-sumber pengetahuan menurut Suhartono (2008)
adalah sebagai berikut :
a. Sumber pertama yaitu kepercayaan berdasarkan tradisi, adat dan agama,
adalah berupa nilai-nilai warisan nenek moyang. Sumber ini biasanya
berbentuk norma-norma dan kaidah-kaidah baku yang berlaku didalam
kehidupan sehari-hari. Di dalam norma dan kaidah itu terkandung
pengetahuan yang kebenarannya boleh jadi tidak dapat dibuktikan secara
rasional dan empiris, tetapi sulit dikritik untuk diubah begitu saja. Jadi, harus
16
diikuti dengan tanpa keraguan, dengan percaya secara bulat. Pengetahuan
yang bersumber dari kepercayaan cenderung bersifat tetap tetapi subjektif.
b. Sumber kedua yaitu pengetahuan yang berdasarkan pada otoritas kesaksian
orang lain, juga masih diwarnai oleh kepercayaan. Pihak-pihak pemegang
otoritas kebenaran pengetahuan yang dapat dipercayai adalah orangtua, guru,
ulama, orang yang dituakan, dan sebagainya. Apapun yang mereka katakana
benar atau salah, baik atau buruk, dan indah atau jelek, pada umumnya diikuti
dan dijalankan dengan patuh tanpa kritik. Karena, kebanyakan orang telah
mempercayai mereka sebagai orang-orang yang cukup berpengalaman dan
berpengetahuan lebih luas dan benar. Boleh jadi sumber pengetahuan ini
mengandung kebenaran.
c. Sumber ketiga yaitu pengalaman indrawi. Bagi manusia, pengalaman indrawi
adalah alat vital penyelenggaraan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan mata,
telinga, hidung, lidah, dan kulit, orang bisa menyaksikan secara langsung dan
bisa pula melakukan kegiatan hidup.
d. Sumber keempat yaitu akal pikiran. Berbeda dengan panca indera, akal pikiran
memiliki sifat lebih rohani. Karena itu, lingkup kemampuannya melebihi
panca indera, yang menembus batas-batas fisis sampai hal-hal yang bersifat
metafisis. Kalau panca indera, hanya mampu menangkap hal-hal yang fisis
menurut sisi tertentu, yang satu persatu, dan yang berubah-rubah, maka akal
pikiran mampu menangkap hal-hal yang metafisis, spiritual, abstrak,
universal, yang seragam dan yang bersifat tetap, tetapi tidak berubah-ubah.
Oleh sebab itu, akal pikiran senantiasa bersikap meragukan kebenaran
pengetahuan
indriawi
sebagai
pengetahuan
semu
dan
menyesatkan.
Singkatnya, akal pikiran cenderung memberikan pengetahuan yang lebih
umum, objektif dan pasti, serta yang bersifat tetap, tidak berubah-ubah.
e. Sumber kelima Intuisi. Sumber ini berupa gerak hati yang paling dalam. Jadi,
sangat bersifat spiritual, melampaui ambang batas ketinggian akal pikiran dan
kedalaman pengalaman. Pengetahuan yang bersumber dari intuisi merupakan
pengalaman batin yang bersifat langsung. Artinya, tanpa melalui sentuhan
indera maupun olahan akal pikiran. Ketika dengan serta-merta seseorang
17
memutuskan untuk berbuat atau tidak berbuat dengan atau tanpa alasan yang
jelas, maka ia berada di dalam pengetahuan yang intuitif. Dengan demikian,
pengetahuan yang intuitif. Dengan demikian, pengetahuan intuitif ini
kebenarannya tidak dapat diuji baik menurut ukuran pengalaman indriawi
maupun akal pikiran. Karena itu tidak bisa berlaku umum, hanya berlaku
secara personal belaka.
Selanjutnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang, antara lain :
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan turut pula menetukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya
semakin
tinggi
pendidikan
seseorang
maka
semakin
baik
pula
pengetahuannya. (Harry dalam Hendra, 2008).
b. Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan
bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu
pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman
yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
lalu.
c. Usia
Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya
bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses
perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun
(Singgih dalam Hendra, 2008).
d. Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun
seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan
informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar
18
maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseotang (Hary dalam
Hendra, 2008).
Dari penjelasan diatas maka dapat dibuat perbandingan mengenai dimensi
dari pengetahuan mahasiswa seperti yang terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.2.
Perbandingan Dimensi Pengetahuan Masyarakat
SUMBER
Evers
(dalam Buthcer, 2011)
Notoatmodjo
(2007)
Suhartono
(2008)
Harry
(dalam Hendra, 2008)
Peneliti
DIMENSI
Standar Pendidikan
Integrasi Industri
Perkembangan Organisasi
Peningkatan Ilmu Pengetahuan
Pemanfaatan Budaya
“Tahu”
Memahami
Aplikasi
Sintesis
Analisis
Evaluasi
Tradisi, Budaya, Adat dan Agama
Kesaksian Otoritas Orang Lain
Pengalaman Indrawi
Akal Pikiran
Intuisi
Pendidikan
Pengalaman
Usia
Informasi
Pengalaman
Informasi
Dari tabel, maka dimensi dari pengetahuan masyarakat mengambil
dimensi seperti yang dikemukakan oleh Suhartono. Namun, hanya dimensi
referensi dan pengalaman yang dijadikan dimensi terkait pengetahuan dalam
penelitian ini. Sementara itu, dimensi lainnya tidak diambil karena tidak sesuai
dengan permasalahan penelitian dan karakter dari obyek penelitian.
19
2.1.2. Faktor Internal Masyarakat
Perilaku mahasiswa dipengaruhi oleh internal mahasiswa itu sendiri yang
meliputi: (1) faktor budaya konsumen, (2) tingkat sosial, (3) karakteristik pribadi
atau individu, dan (4) faktor psikologis (Kotler dan Keller, 2012 : 161; Lamb et
al., 2012 : 201). Sedangkan menurut Engel et al., (2012 : 46) internal konsumen
terdiri atas: (1) budaya, (2) kelas sosial, (3) pribadi, (4) keluarga, dan (5) situasi.
a. Latar Belakang Budaya Mahasiswa
Budaya merupakan karakter sosial konsumen yang membedakannya dari
kelompok kultur yang lainnya (nilai, bahasa, mitos, adat, ritual, dan hukum)
yang telah menyatu dalam kebiasaan mereka sehari-hari. Budaya merupakan
sesuatu yang perlu dipelajari, konsumen tidak dilahirkan untuk secara spontan
mengerti tentang nilai dan norma atas kehidupan sosial, melainkan mereka
harus belajar tentang apa yang diterima dari keluarga dan lingkungannya.
Masing-masing budaya terdiri atas sub-budaya
memberikan lebih banyak ciri-ciri
yang lebih kecil yang
dan sosialisasi khusus
bagi anggota-
anggotanya. Sub budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan
daerah geografis. Sub-budaya tersebut akan membentuk suatu segmen pasar
dan memerlukan strategi bauran pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen.
b. Kelas Sosial
Pada dasarnya masyarakat (dalam hal ini adalah mahasiswa) memiliki kelas
sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
permanen yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai,
minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan
penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan
tempat tinggal. Di Amerika kelas sosial dibagi atas: (1) kelas atas (kapitalis,
menengah atas), (2) kelas menengah (kelas pekerja/karyawan), (3) kelas
bawah (pekerja miskin) (Lamb et al. ; 2012).
1. Kelas atas kapitalis yaitu mereka yang melakukan keputusan investasi
membentuk perekonomian nasional, sebagian besar pendapatan berasal dari
asset secara turun temurun. Kelas menengah atas yang terdiri atas manajer
20
tingkat tinggi, professional, tamatan universitas, dan pendapatan keluarga
yang mendekati dua kali rata-rata pendapatan nasional.
2. Kelas menengah adalah mereka yang berpendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA), pendapatan terkadang melebihi pendapatan rata-rata nasional.
Kelas pekerja/karyawan yaitu mereka yang pendapatannya cenderung
dibawah rata-rata pendapatan nasional.
3. Kelas bawah pekerja miskin adalah mereka yang dibayar rendah dan
operasional banyak dari mereka lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU),
taraf hidup dibawah standar tetapi diatas garis kemiskinan. Kelas bawah
adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap, berpendidikan rendah,
dan hidup dibawah garis kemiskinan.
Akan tetapi di Indonesia, untuk mengukur besarnya pendapatan masyarakat
yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dalam survei
sosial ekonomi
nasional (SUSENAS) masih menggunakan pendekatan pengeluaran, karena
seringkali mengalami kesulitan untuk mendapatkan data pendapatan dari
masyarakat. Masyarakat merasa tidak nyaman jika harus mengungkapkan
pendapatan yang diterimanya, dan sebagian merasa bahwa pendapatan adalah
suatu hal yang bersifat pribadi sehingga sangat sensitif jika diberitahukan
kepada orang lain.
Selain itu, untuk kepentingan pemasaran, para peneliti sering menggolongkan
pendapatan konsumen ke dalam beberapa kelompok untuk menggambarkan
perbedaan daya beli. Salah satu cara pengelompokkan pendapatan penduduk
adalah menggunakan kriteria Bank Dunia. Bank Dunia membagi penduduk ke
dalam tiga kelompok yaitu 40 persen penduduk berpendapatan rendah, 40
persen
penduduk
berpendapatan
sedang,
dan
20
persen
penduduk
berpendapatan tinggi (Sumarwan ; 2010:207).
Dari penjelasan beberapa ahli diatas, dapat dijabarkan bahwa pengetahuan
masyarakat bisa disimpulkan dari para ahli lainnya pada tabel berikut ini :
21
Tabel 2.3.
Konsep Faktor Internal Masyarakat
SUMBER
Kotler dan
Keller
(2012 : 161)
Lamb et. al.
(2012 : 191)
Sumarwan
(2010 : 207)
Kotler dan
Keller
(2012 : 173)
Peneliti
KONSEP
Budaya merupakan karakter sosial konsumen yang
membedakannya dari kelompok kultur yang lainnya (nilai,
bahasa, mitos, adat, ritual, dan hukum) yang telah menyatu
dalam kebiasaan mereka sehari-hari.
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif
homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan
anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
Pendapatan konsumen terbagi kedalam beberapa ke dalam tiga
kelompok yaitu 40 persen penduduk berpendapatan rendah, 40
persen penduduk berpendapatan sedang, dan 20 persen
penduduk berpendapatan tinggi.
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh konsumen untuk
memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasikan masukanmasukan informasi.
Sikap yang ditunjukkan mahasiswa dan lingkungan sosial
sekitar mengenai sampah di lingkungan Universitas Widyatama.
Persepsi seseorang mahasiswa yang termotivasi siap untuk bertindak,
bagaimana seorang mahasiswa yang termotivasi akan dipengaruhi oleh
persepsinya terhadap situasi tertentu. Menurut Kotler dan Keller (2012 : 173),
persepsi adalah proses yang digunakan oleh konsumen
untuk memilih,
mengorganisasi, dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi. Persepsi
tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang
berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.
Pembelajaran meliputi perubahan perilaku konsumen yang timbul dari
pengalamannya, sehingga saat konsumen bertindak pengetahuannya pun akan
bertambah. Teori pembelajaran mengajarkan para pemasar bahwa mereka dapat
membangun permintaan sebuah produk dengan mengaitkannya pada dorongan
yang kuat, dan memberikan penguatan yang positif. Sebuah perusahaan baru
dapat memasuki pasar dengan menawarkan bujukan yang sama dengan yang
digunakan pesaing dan memberikan konfigurasi sebagai isyarat untuk menarik
perhatian
yang serupa, karena pembeli lebih cenderung untuk mengalihkan
kesetiaan mereka pada merek yang mirip.
22
Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut konsumen tentang
suatu hal. Melalui bertindak dan belajar konsumen mendapatkan keyakinan dan
sikap, keduanya mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Keyakinan
mungkin berdasarkan pengetahuan, pendapat, atau kepercayaan.
konsumen akan membentuk citra produk dan merek, serta
Keyakinan
konsumen
akan
bertindak berdasarkan citra tersebut. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional,
dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan
serta bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan. Sebaiknya
perusahaan menyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada dari pada
berusaha untuk mengubah sikap konsumen, karena untuk merubah
sikap
dibutuhkan biaya yang besar.
Syah (2010) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
individu untuk termotivasi berbagung keadalam suatu organisasi, yaitu melalui
pendekatan internal dan eksternal, diantaranya adalah :
Faktor internal terdiri atas :
a. Fisik individu
b. Psikologis individu
1. Bakat individu
2. Sikap mental individu
3. Minat individu
4. Motivasi individu
5. Intelegensi individu
Faktor eksternal meliputi atas :
a. Lingkungan sosial
b. Lingkungan non sosial
Salah satu faktor penting dalam pencapaian prestasi adalah faktor internal.
Karena, Lunardi (1993) menyatakan bahwa sumber terkaya untuk bahan belajar
adalah diri sendiri. Menurut Irawan (2000) motivasi didefinisikan sebagai hasrat
atau keinginan seseorang meningkatkan upaya untuk mencapai target atau hasil.
Motif menurut French (1985), merupakan sesuatu yang menyebabkan seseorang
bertindak dalam cara-cara tertentu atau mengembangkan kecenderungan perilaku
23
yang spesifik. Motif ini dapat dipengaruhi oleh stimuli eksternal atau dapat pula
diturunkan dari aspek psikologi individu. Motif dapat berupa kebutuhan yang
disadari maupun yang tidak disadari, baik yang berbentuk materi maupun nonmateri. Selanjutnya motivasi juga terkait erat dengan insentif. Insentif adalah alat
atau sarana yang menimbulkan dorongan.
Faktor internal adalah berasal dari dalam kelompok masyarakat sendiri,
yaitu individu-individu dan kesatuan kelompok didalamnya. tingkah laku individu
berhubungan erat atau ditentukan oleh ciri-ciri sosiologis seperti umur, jenis
kelamin, pengetahuan, pekerjaan dan penghasilan (Slamet, 1994). secara teoritis,
terdapat hubungan antara ciri-ciri individu dengan tingkat partisipasi, seperti usia,
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lamanya menjadi anggota masyarakat,
besarnya pendapatan, keterlibatan dalam kegiatan pembangunan akan sangat
berpengaruh pada partisipasi (Slamet, 1994).
Menurut Plumer (dalam Suryawan ; 2004), beberapa dimensi faktor
internal yang mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti proses partisipasi
adalah:
a. Pengetahuan dan keahlian.
Dasar pengetahuan yang dimiliki akan mempengaruhi seluruh lingkungan dari
masyarakat tersebut. hal ini membuat masyarakat memahami ataupun tidak
terhadap tahap-tahap dan bentuk dari partisipasi yang ada
b. Pekerjaan masyarakat.
Biasanya orang dengan tingkat pekerjaan tertentu akan dapat lebih
meluangkan ataupun bahkan tidak meluangkan sedikitpun waktunya untuk
berpartisipasi pada suatu proyek tertentu. seringkali alasan yang mendasar
pada masyarakat adalah adanya pertentangan antara komitmen terhadap
pekerjaan dengan keinginan untuk berpartisipasi.
c. Tingkat pendidikan dan buta huruf
Faktor ini sangat berpengaruh bagi keinginan dan kemampuan masyarakat
untuk berpartisipasi serta untuk memahami dan melaksanakan tingkatan dan
bentuk partisipasi yang ada.
24
d. Jenis kelamin
Sudah sangat diketahui bahwa sebagian masyarakat masih menganggap faktor
inilah yang dapat mempengaruhi keinginan dan kemampuanmasyarakat untuk
berpartisipasi beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan akan mempunyai
persepsi dan pandangan berbeda terhadap suatu pokok permasalahan.
e. Kepercayaan terhadap budaya tertentu.
Masyarakat dengan tingkat heterogenitas yang tinggi, terutama dari segi
agama dan budaya akan menentukan strategi partisipasi yang digunakan serta
metodologi yang digunakan. seringkali kepercayaan yang dianut dapat
bertentangan dengan konsep-konsep yang ada.
Sedangkan menurut McCleaw yang terkenal dengan konsep n.ach,
menekankan pada aspek psikologi individu. Kebutuhan atau dorongan berprsetasi
berpengaruh pada proses pembangunan. Max Weber menekankan nilai-nilai
budaya dan mempersoalkan masalah manusia yang dibentuk oleh nilai-nilai
budaya di sekitarnya, khususnya nilai-nilai agama (B. Hettne ; 2001).
Dari penjelasan diatas maka dapat dibuat perbandingan mengenai dimensi
dari pengetahuan mahasiswa seperti yang terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.4.
Perbandingan Dimensi Faktor Internal
SUMBER
Kotler dan Keller
(2012 : 161)
Syah
(2010)
Plumer
(dalam Suryawan ; 2004:27)
Peneliti
DIMENSI
Faktor budaya
Tingkat sosial
Karakteristik pribadi atau individu
Faktor psikologis
Fisik individu
Psikologis individu
Lingkungan sosial
Lingkungan non-sosial
Pengetahuan dan keahlian
Tingkat pendidikan
Pekerjaan
Kepercayaan terhadap budaya tertentu
Psikologis individu
Lingkungan sosial
Karakteristik pribadi
25
Dari teori-teori yang sudah dikemukakan oleh para ahli diatas, penulis
mengambil dimensi teori faktor internal dari Syah (2010) yaitu mengenai
psikolosgis individu dan lingkungan sosial, juga dari Kotler dan Keller (2012)
mengenai karakteristik individu. Dimensi-dimensi tersebut yang cocok untuk
dapat menjadi sumber pengembangan pertanyaan dalam pembagian kuesioner
kepada para mahasiswa sebagai narasumber yang akan dilakukan oleh penulis
dalam tahapan kajian didalam penelitian ini.
2.1.3. Keputusan Pembelian
Dalam mempelajari dalam mempelajari keputusan konsumen, seorang
pemasar harus melihat hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian
dan membuat suatu ketetapan bagaiman konsumen membuat keputusan
pembeliannya.
Menurut Setijadi (2010 : 332) yang menjelaskan bahwa:
“Proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative, dan memilih salah satu
diantaranya.”
Proses yang di awali dengan tahap menaruh perhatian terhadap barang
atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan
mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika
intensitas ketertarikannya kuat kemudian berlanjut ketahap berhasrat atau
berminat karena barang atau jasa ditawarkan sesuai dengan kebutuhankebutuhannya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik karena dorongan dari
dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut
akan mengambil keputusan membeli barang atau jasa yang ditawarkan.
Kotler dan Keller (2012) mengemukakan keputusan pembelian adalah
perilaku yang timbul karena adanya rangsangan atau pengaruh dari pihak lain.
26
Dari definisi-definisi keputusan dari para ahli diatas (dalam hal ini adalah
mahasiswa Universitas Widyatama untuk memutuskan membuang sampah pada
tempatnya), dapat diringkas dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.5.
Konsep Keputusan Pembelian
SUMBER
Setijadi
(2010)
Kotler dan Keller
(2012)
Peneliti
KONSEP
Proses
pengintegrasian
yang
mengkombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.
Keputusan konsumen adalah perilaku yang timbul karena
adanya rangsangan atau pengaruh dari pihak lain.
Perilaku mahasiswa Universitas Widyatama untuk
membuang sampah pada tempatnya dipengaruhi oleh
pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa dan faktor
internal mahasiswa.
Dari definisi diatas, peneliti menyimpulkan bahwa sikap yang diambil oleh
mahasiswa terhadap kurang tertibnya mahasiswa mengenai sampah, dapat
dipengaruhi oleh lingkungan kampus itu sendiri. Dapat diawali dari pribadi yang
memiliki latar belakang yang kurang tertib dan dirangsang oleh faktor lingkungan,
menjadi semakin minimnya kesadaran akan kebersihan lingkungan walaupun
didominasi oleh orang-orang yang memiliki taraf pendidikan yang tinggi.
a. Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen
Menurut Engel et. al. yang dikutip oleh Saladin (2012) ada 3 (tiga) faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:
1. Pengaruh Lingkungan
Terdiri dari budaya, kelas social, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama
perilaku konsumen, adalah memahami penagruh lingkungn yang
membentuk dan menghambat individu dalam mengambil keputusan
berkonsumsi mereka.
2. Perbedaan dan penagruh individu
Terdiri dari sumber daya konsumen, motivasi, dan keterlibatan,
pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi.
27
3. Proses Psikologi
Terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan
perilaku. Ketiga factor tersebut menambah minat utama dari penelitian
konsumen sebagai factor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen
dalam proses keputusan membeli.
Sedangkan Kotler dan Keller (2012 : 183) mengemukakan 4 (empat) factor
yang sangat penting dalam perilaku konsumen, yaitu:
a. Faktor budaya
Terdiri dari budaya , sub budaya, dan kelas social yang merupakan hal yang
sangat penting dalam perilaku konsumen.
1. Budaya, merupakan penentu keinginan dan merupakan perilaku yang
paling mendasar. Seseorang akan mendapat nilai, persepsi dan perilaku
dari kebiasaan orang sekitrarnya.
2. Sub budaya, terdiri dari kebangsaan, agama, bahasa, kelompok, ras, dan
daerah geografis. Banyak sub yang membentuk segmen pasar penting dan
pasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan mereka.
3. Kelas social, adalah kelompok-kelompok yang relative homogeny dan
bertahan lama dalam masyarakat dan tersusun hirarki dan keanggotaannya
mempunyai nilai, minat, dan perilaku serupa.
b. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi juga oleh faktor-faktor
social seperti kelompok acuan, keluarga, peran dan status.
1. Kelompok acuan, seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruih langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang.
2. Keluarga, anggota keluarga pembeli dapat menanmkan suatu pengaruh
yang kuat terhadap perilaku pembelian. Pengaruh keluarga terhadap
seseorang dapat dibedakan menjadi:
28

Keluarga orientasi, terdiri dari orang tuan. Dari orang tuan seseorang
memperoleh orientasi kea rah agama, politik, ekonomi, dan suatu
perasaan akan ambisi pribadi, harga diri, dan cinta.

Keluarga prokreasi, terdiri dari suami, sitri dan anak-anak yang
mempunyai suatu pengaruh langsung terhadap perilaku seseorang
sehari-hari.
3. Peran dan status, seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok
sepanjang hidupnya (keluarga, klub, organisasi). Kedudukan orang di
masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status.
c. Faktor pribadi
Keputusan membeli juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik probadi.
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
1. Usia dan tahap siklus hidup
Konsumen membeli barang dan jasa sesuai dengan umur dan tingkat
pertumbuhan seseorang dimana keinginan akan suatu produk juga berubah
sesuai pertumbuhan secara relative.
2. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pilihan akan suatu produk juga dipengaruhi oleh pekerjaan dan keadaan
ekonomi seseorang baik untuk dibelanjakan, tabungan, kemampuan
meminjam, dan sikap dalam memilih jumlah yang dibelanjakan.
3. Gaya hidup
Masyarakat dengan kebudayaan kelas social serta pendapatan yang sama
bisa jadi mempunyai gaya hidup yang berbeda. Ini disebabkan karena pola
piker setiap orang berbeda, gaya hidup biasanya diekspresikan seseorang
melalui aktivitas serta pengkonsumsian suatu produk.
4. Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian setiap orang berbeda, yang biasanya dijabarkan dengan
ebberapa sifat seperti: percaya diri, kekuasaan, rasa hormat, kelemahan,
dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian ini bisa dijadikan variable yang
29
berguna dalam menganalisa perilaku konsumen untuk mengetahui suatu
hubungan yang kuat antara kepribadian dengan pilihan produk tertentu.
d. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat factor psikologis utama
yaitu, motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.
a. Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebtuhan dalam jangka waktu tertentu.
Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari
tekanan biologis seperti lapar, haus, dan tidak nyaman. Kebutuhan lain
bersifat psikogenis, kebutuhan ini muncul dari tekanan psikologis seperti
kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan
kelompok.
Ada beberapa teori mengenai motivasi diri yang dikemukakan oleh para
ahli psikologis yang mana telah memeberikan implikasi yang berbeda
terhadap analisa konsumen dan startegi pemasaran.

Teori Freud, Sigmund Freud mengasumsikan bahwa kekuatan
psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak
disadari dan bahwa seseorang tidak dapat memahami otivasi dirinya
secara menyeluruh.

Teori Maslow, Abraham Maslow berusaha menjelaskan tentang
kebutuhan manusia yang tersusun secara menjenjang mulai dari yang
paling sedikit memberikan dorongan. Yang terdiri dari kebutuhan
psikologis, rasa aman, kebutuhan social, kebutuhan penghargaan dan
kebutuhan aktualisasi diri.
Dalam keputusan pembelian perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai
dari proses keputusan pembelian yang akan dilakukan. Setelah menentukan
khalayak sasaran dengan persepsinya, pemasar harus memutuskan respon yang
terjadi. Respon khalayak tersebut dapat berupa cognitive (tahap kesadaran),
affective (tahap pengaruh), behavioral/conative (tahap tindakan pembelian).
Model AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) adalah salah satu model
hirarki respon yang cukup popular bagi pemasar sebagai pedoman dalam
30
melaksanakan kegiatan pemasaran. Menurut model ini, alat promosi harus
menarik perhatian, mendapatkan dan mendorong minat, membangkitkan
keinginan, dan menghasilkan tindakan. Dalam membangun program komunikasi
yang efektif, aspek terpenting adalah memahami proses terjadinya respon dari
konsumen, misalnya dalam hal konsumen melakukan pembelian suatu produk,
maka diperlukan pemahaman mengenai usaha promosi yang dapat mempengaruhi
respon konsumen tersebut (Belch 1995:163 dalam Nurbenny 2005:38).
Teori keputusan pembelian dalm model AIDA dijelaskan dalam empat
tahap sebagai berikut :
a. Tahap Menaruh Perhatian
b. Tahap Ketertarikan
c. Tahap Berhasrat/Berniat
d. Tahap Memutuskan untuk aksi beli
Teori AIDA (Djatnika ; 2007) yang mendalilkan bahwa pengambilan
keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh Konsumen
atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (Attention)
terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke
tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan
produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke
tahap berhasrat/berminat (Desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan-nya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik
karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen
atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli (Action to buy) barang
atau jasa yang di tawarkan.
Tabel 2.6.
Perbandingan Dimensi Keputusan Pembelian
SUMBER
Setijadi
(2010:332)
DIMENSI
Attention
Interest
Desire
31
Lanjutan Tabel 2.6.
Perbandingan Dimensi Keputusan Pembelian
SUMBER
Kotler dan Keller
(2012:161)
Engel et. al. (dalam Saladin)
(2007:19)
Kotler dan Keller
(2012:183)
Djatnika
(2007)
Peneliti
DIMENSI
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluation Of Alternative
Purchase Decision
Past Purchase Behavior
Pengaruh Lingkugan
Perbedaan dan Pengaruh Individu
Proses Psikologi
Budaya
Sosial
Pribadi
Psikologis
Attention
Interest
Desire
Action
Attention
Interest
Desire
Action
Dari perbedaan-perbedaan dimensi tentang variabel keputusan mahasiswa
yang sudah diungkapkan oleh para ahli, dapat dijelaskan dengan teori AIDA yang
diungkapkan oleh Djatnika (2007), dimana tahap menaruh perhatian (Attention),
ketertarikan (Interest), pengambilan keputusan (Desire), dan Aksi (Action) dapat
disimpulkan menjadi Operasional Variabel pada variable keputusan mahasiswa
untuk membuang sampah pada tempatnya dilingkungan taman-taman Universitas
Widyatama dalam metode penelitian di penelitian ini.
2.1.4. Penelitian Sebelumnya
Hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat
diuraikan sebagai berikut.
a. Hubungan variabel pengetahuan masyarakat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen, dapat dilihat dari hasil penelitian sebelumnya bahwa
32
terbukti pengetahuan masyarakat dapat mempengaruhi keputusan pembelian
masyarakat. Bahwa wawasan dan ilmu yang dimiliki oleh masyarakat dapat
membentuk perhitungan suatu sikap yang akan dikeluarkan oleh individu
tersebut terhadap keputusan pembelian. Penelitian sebelumnya terkait
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 2.7.
Penelitian Terdahulu Terkait
Variabel Pengetahuan Masyarakat dan Keputusan Pembelian
Sumber
Gaffar
(2014)
Siddiq
(2013)
Adi
(2011)
Hasil Penelitian
Pengetahuan masyarakat mendominasi untuk menentukan
keputusan memilih Bank Syariah di Kota Makassar.
Pengetahuan produk SAMSUNG sangat kuat dibenak
masyarakat dalam menentukan pembelian laptop pada ITKLIK
Jakarta.
Wawasan yang kuat tentang konsep Bank Syariah menentukan
keputusan nasabah untuk membuka tabungan di Bank Syariah di
Kota Medan.
Dari tabel yang sudah dijelaskan diatas bahwa dari penelitian sebelumnya
mengenai pengetahuan masyarakat berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuusan pembelian dengan hasil persetase pengaruh yang berbeda-beda. Maka
hubungan dari penelitian sebelumnya dapat digambarkan sebagai berikut.
Gaffar (2014)
Siddiq (2013)
Adi (2011)
Pengetahuan
Masyakarat
Keputusan Pembelian
Gambar 2.1.
Hubungan Antar Variabel
Pengetahuan Masyarakat dan Keputusan Pembelian
b. Hubungan variabel faktor internal masyarakat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen, dapat dilihat dari hasil penelitian sebelumnya bahwa
terbukti faktor internal masyarakat dapat mempengaruhi keputusan pembelian
masyarakat. Bahwa latar belakang dan lingkungan sekitar masyarakat dapat
33
membentuk karakter konsumen dari sudut pandang penilaian dan sikap yang
diambil terhadap keputusan pembelian. Penelitian sebelumnya terkait
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 2.8.
Penelitian Terdahulu Terkait
Variabel Faktor Internal dan Keputusan Pembelian
Sumber
Mahmudah
(2013)
Amini
(2009)
Sasmito
(2013)
Hasil Penelitian
Faktor internal masyarakat mempengaruhi dengan sangat kuat
sebesar 87 persen terhadap keputusan pembelian di Minimarket
Loma-loma Benowo Surabaya.
Faktor internal masyarakat menentukan keputusan konsumen
membeli buku di Gramedia Jl. Basuki Rahmad Malang sebesar
46 persen.
Faktor internal mahasiswa menentukan keputusan pembelian
handphone merek Nokia di UNISDA Lamongan sebesar 27,7
persen.
Dari tabel yang sudah dijelaskan diatas bahwa dari penelitian sebelumnya
mengenai faktor internal masyarakat berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuusan pembelian dengan hasil persetase pengaruh yang berbeda-beda. Maka
hubungan dari penelitian sebelumnya dapat digambarkan sebagai berikut.
Mahmudah (2013)
Amini (2009)
Sasmito (2013)
Faktor Internal
Masyakarat
Keputusan Pembelian
Gambar 2.2.
Hubungan Antar Variabel
Faktor Internal Masyarkat dan Keputusan Pembelian
2.2.
Kerangka Pemikiran
Sampah merupakan sesuatu hal yang dapat dirasakan bagi siapa saja
apabila tidak disikapi dengan bijaksana, sampah adalah suatu benda-benda sisa
yang sudah tidak dipergunakan kembali oleh oang yang telah memakai maupun
mengkonsumsinya. Dimana sampah merupakan suatu hal yang dapat dirasakan
34
oleh indera-indera yang dimiliki oleh manusia sebagai hasil dari pengetahuan
yang dimiliki oleh individu manusia masing-masing. Masalah sampah di
lingkungan taman-taman Universitas Widyatama sudah dapat disadari oleh
sebagian besar kalangan mahasiswa dan mahsiswi di Universitas Widyatama,
karena sampah tersebut dapat dirasakan dari hasil penginderaan yang merespon
rasa tidak nyaman dari hasil tahu mahasiswa dan mahasiswi tersebut terhadap
sampah dan dampak bahaya yang ditimbulkannya. Karena dari hal tersebut,
mahasiswa dan mahasiwi Universitas Widyatama memiliki wawasan maupun
pengetahuan atas pengalaman dan informasi yang cukup mengenai sampah.
Sampah-sampah yang tidak dibuang pada tempatnya dilingkungan tamantaman Universitas Widyatama tidak disikapi dengan baik oleh mahasiswa dan
mahasiswinya setelah menggunakan barang atau makanan yang menghasilkan
sampah tersebut. Sejatinya sikap yang ditunjukkan oleh mahasiswa Universitas
Widyatama dapat lebih bijaksana terhadap sampah, karena sampah yang
dihasilkan oleh seorang mahasiswa Universitas Widyatama apabila tidak
membuang pada tempatnya, akan berdampak dengan lingkungan sosial khususnya
di Universitas Widyatama. Karena dampak tersebut dapat mempengaruhi
psikologis individu, karakteristik pribadi dari individu tersebut dan lingkungan
Universitas Widyatama itu sendiri.
Dari hal tersebut dapat membentuk suatu perilaku mahasiswa Universitas
Widyatama untuk membuang sampah pada tempatnya yang dipengaruhi oleh
wawasan dan pengetahuan yang dimiliki dan faktor internal mahasiswa
Universitas Widyatama itu sendiri. Karena dalam memutuskan untuk membuang
sampah pada tempatnya dilingkungan taman-taman Universitas Widyatama
membutuhkan perhatian terhadap kebersihan di lingkungan sekitar taman-taman
Universitas Widyatama, ketertarikan untuk menjaga kebersihan lingkungan
sekitar
taman-taman
Universitas
Widyatama,
memutuskan
dan
mengaplikasikannya dalam bentuk tindakan untuk menjaga dan merawat
lingkungan taman-taman di Universitas Widyatama tersebut.
Dengan kerangka pemikiran tersebut diatas, maka dapat dibuat paradigam
penelitian adalah sebagai berikut.
35
Pengetahuan Tentang Sampah
 Pengalaman
 Informasi
Keputusan Mahasiswa
 Attention
 Interest
 Desire
 Action
Faktor Internal Mahasiswa
 Psikologis Individu
 Lingkungan Sosial
 Karakteristik Individu
Gambar 2.3.
Paradigma Penelitian
2.3.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran yang terkulminasi dalam paradigma
penelitian maka dideduksi hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Pengetahuan mahasiswa Universitas Widyatama tentang sampah berpengaruh
terhadap keputusan mahasiswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
2. Faktor Internal mahasiswa Universitas Widyatama berpengaruh terhadap
keputusan mahasiswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
Download