PENGARUH PELET KEONG MAS (Pomacea canaliculata) TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) Beri Pirmansa, S.Pd*, Fitria Lestari, M.Pd **, Harmoko, M.Pd**. *) Alumni Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau. **) Staf Dosen Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelet keong mas (Pomacea canaliculata) terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Claris sp). Penelitian telah dilakukan pada bulan juni 2016, yang bertempat di Desa Semangus Baru Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas. Pemberian pelet keong mas (Pomacea canaliculata) dengan variasi konsentrasi P0 (F99), P1 60%, P2 65% dan P3 70%. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), denga 4 perlakuan dan 6 pengulangan. Data penelitian diperoleh dianalisis dengan analisis statistik Kruskal-Walls. Berdasarkan analisis data hasil penelitian diketahui, Hhitung > Htabel pada panjang ikan yaitu 12,71 dan 11,34, pada berat ikan 19,18 dan 11,34. Hal ini berarti tidak ada pengaruh pelet keong mas (Pomacea canaliculata) terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias sp). sedangkan konsentrasi optimum yaitu 70%. Kata kunci: Pelet, keong mas, pertumbuhan, lele sangkuriang 1 tahun 2015 konsumsi ikan meningkat PENDAHULUAN Umumnya masyarakat Indonesia menjadi 37,08 kg perkapita. sangat senang mengkonsumsi ikan baik Berdasarkan data dari instansi itu ikan air laut maupun ikan air tawar. diatas Terbukti dari Kementrian masyarakat Indonesia, masyarakat di Kelautan dan Republik provinsi Sumatera Selatan khususnya rata-rata masyarakat kota Lubuklinggau sangat Indonesia data Perikanan (2014:354), dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia mengkonsumsi gemar ikan kg perkapita. peningkatan tingkat konsumsi ikan di Berdasarkan data Dinas Perikanan dan kota Lubuklinggau tidak terlepas dari Kelautan Provinsi Sumatera Selatan, kinerja sebesar 37,89 masyarakat Sumatera Selatan mengkonsumsi ikan sebanyak 37,89 kg perkapita pertahunnya (Berita Pagi, 2015:7). Sedangkan di kota Lubuklinggau tingkat konsumsi ikan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dilihat dari data Dinas Perikanan dan Perternakan kota mengkonsusmsi pemerintah ikan, kota yang menyerukan masyarakat untuk gemar mengkonsumsi ikan dengan selogan “GEMARIKAN” (Gerakan Gemar Makan Ikan). Data Dinas Perikanan dan Perternakan kota Lubuklinggau (2015) budidaya ikan air tawar di kota Lubuklinggau yaitu, ikan nila, ikan Lubuklinggau pada tahun 2014 sebesar gurame, ikan mas, ikan lele dan ikan 32,55 kg perkapita, sedangkan pada patin. Hasil wawancara dengan pak 2 Budi penjual ikan di pasar satelit kota pendapat ahli diatas dapat disimpulkan Lubuklinggau tanggal 15 Januari 2016 bahwa jam 19.00 WIB tingkat konsumsi ikan merupakan jenis ikan tawar yang lele masyarakat kota Lubuklinggau memiliki lendir, warna kecoklatan, sangat tinggi dengan rata-rata 20-30 kg tidak setiap malam. Harga ikan lele yang dimulutnya sebagai alat pendeteksi ekonomis, kadar protein tinggi serta makanan, serta memiliki kendungan rasanya yang gurih, sehingga masyarakat kota Lubuklinggau sangat menggemari ikan lele. Ikan lele merupakan jenis ikan air tawar yang memiliki warna tubuh yang kehitaman atau kecoklatan serta diselimuti lendir dan tidak memiliki sisik (Hadi, 2015:12). Kandungan gizi dalam setiap ekor ikan lele sangat tinggi, menurut Alex (2011:17) Nilai gizi yang terkandung dalam setiap 1 fillet (141,5 gr) yaitu, kalori 217, ikan lele bersisik (Clarias memiliki sp) sunggut gizi yang sangat tinggi. Selain kaya akan gizi ikan lele juga mudah di budidayakan penyakit dan sukar serta pertumbuhannya. terserang cepat masa Berdasarkan hasil observasi dengan pak Ical pada hari minggu tanggal 4 April 2016 selaku pembudidaya ikan lele, ikan lele yang paling dominan di budidayakan dikelurahan karang ketuan II kota Lubuklinggau yaitu ikan lele sangkurian protein 26,7 gr, karbohidrat 0.0 gr, total Fat 11,5 gr, Fiber 0,0 gr. Berdasarkan 3 Ikan lele sangkuriang (Clarias tergantung kepada ukuran, habitat, sp) merupakan jenis perkawinan silang musim serta adaptasi alat pencernaanya antara induk lele dumbo (Clarias (Dharmawan, 2012:8). gariepinus) generasi ke 2 (F2) dengan Pakan alternatif adalah pakan induk lele dumbo jantan generasi ke 6 tambahan yang dapat diberikan pada (F6) bobot 0,5-0,75 dan panjang 30-35 masa cm. Lele jantan hasil perkawinan F2 2012:112). Pakan alami merupakan dan F6 dikawinkan kembali dengan pakan yang disediakan oleh alam induknya 2011:5). seperti kutu air, cacing-cacing kecil, Perkembangbiakan dan pertumbuhan plankton dan juga mikroorganisme lain ikan tergantung pada sedangkan pakan buatan merupakan kesediaan pakan baik itu pakan alami, pakan yang terproduksi melalui proses alternatif, pabrikasi yang dikenal dengan sebutan lele (Muktiani, sangat maupun pakan buatan. Perkembangbiakan dan pertumbuhan pelet ikan lele sangkuriang (Clarias sp) Hidayat sampai masa panen yaitu 49-51 hari (Muktiani, 2011:4). Jenis pakan yang disukai ikan lele, yaitu pakan alami, pakan alternatif dan pakan buatan (S, 2011:45). Jenis pakan yang dapat dimakan oleh suatu jenis ikan pembesaran (Krisnawan, (Hariono, 2013:63). Menurut (2013:162) di dalam pembuatan pakan perlu dicari alternatif bahan pakan dengan harga relatif murah, mudah didapat mengandung nutrisi yang baik dan salah satu bahan yang dapat digunanakan adalah keong mas. Pembuatan pakan buatan 4 sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi ikan, kualitas bahan baku dan nilai ekonomis Neraca/Timbangan Papan ukur/Mistar, Kamera, dan Kardus mie Instan yang dilapisi plastik. Bahan: (Dharmawan, 2012:7). Menurut Hendrawati (2011:2) salah satu pakan yang dikembangkan sebagai sumber protein hewani untuk ikan adalah “Gonden Snail” atau yang lebih dikenal sebagai keong mas (Pomace canaliculata). Menurut Hendrawati (2011:9), keong mas mempunyai kandungan gizi yang tinggi yaitu, kandungan protein 52,76%, karbohidrat 0,68%, dan lemak 14,62% sehingga keong mas merupakan alternatif yang baik untuk dijadikan bahan pakan buatan untuk ikan sebagai pengganti pakan buatan pabrik seperti pelet. Bahan yang digunakan sangkuriang berumur 1 bulan sebanyak 24 ekor, keong mas Juni sampai Juli tahun 2016, sedangkan pemeliharaan ikan akan di lakukan di desa Semangus Baru Kec. Muara (Pomacea canaliculata) 1 kg, tepung tapioka merek segitiga biru 351 gr dan aquades 0,5 Liter. Metode Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada pada penelitian ini yaitu: benih ikan lele METODE Rancangan Acak ini menggunakan Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu P0 (pelet F99), P1 (60% keong mas (Pemacea canaliculata) dan 40% tepung terigu merek segitiga biru), P2 (65% keong Lakitan Kab. Musirawas. mas (Pemacea canaliculata) dan 35% Alat: \Alat pada penelitian ini yaitu: Alat digital, tulis (Buku dan Pena), tepung terigu merek segitiga biru), P3 (70% keong mas (Pemacea 5 canaliculata) dan 30% tepung terigu merek segitiga biru) dan 6 pengulangan pada setiap perlakuan. Pemilihan konsentrasi keong mas Keong pedagang mas di Lubuklinggau diperoleh dari pasar satelit kota Kec. Lubuklinggau Utara II. Menurut Hariono & Puspita , (2013:66) keong mas adalah hewan (Pemacea canaliculata) 60:40%, herbivora 65:35% dan 70:30%. yang rakus terhadap Berdasarkan tumbuhan air, oleh sebab itulah keong penelitian dari Lingga (2012:117) yang mas merupakan hama bagi petani menyatakan kotoran puyuh dan keong terkhususnya hama pada tanaman padi. mas dapat menjadi alternatif pakan Termasuk jenis hama keong mas yang aman dan mampu mengurangi mudah diperoleh di daerah perairan dan biaya pemeliharaan. tinggi akan kadar proteinnya. Prosedur Penelitian 1. Penyediaan Benih Lele (Clarias sp) 3. Pembuatan Pelet a. Bahan dasar pembuatan pelet Bahan dasar pembuatan pakan Benih lele yang akan diteliti yaitu benih lele varietas lele sangkuriang (Clarias sp) umur 1 bulan dengan lama penelitian yaitu 1 bulan dengan jumlah lele yang disediakan 35 ekor dan untuk ikan lele yaitu keong mas (Pomace canaliculata) dan tepung tapioka merek segitiga biru. b. Cara membuat pelet Adapun cara membuat pelet penelitian 24 ekor. 2. Penyediaan Keong Mas (Pomacea untuk pakan ikan lele (Clarias sp) menurut Hidayat dkk (2013:168) canaliculata) yaitu: 6 1) Daging keong (Pomacea sehari yaitu pagi jam 08.00 WIB dan canaliculata) direndam dengan air sore jam 16.00 WIB dengan jumlah garam selama 30 menit. pakan 2) Daging mas keong mas(Pomacea disesuaikan dengan umur perekor ikan. canaliculata) digiling dengan alat 4. Pemberian Perlakuan penggiling. (Pomacea Benih lele sangkuriang yang tersedia canaliculata) yang sudah digiling dimasukan ke dalam kardus penelitan. dicampurkan dengan tepung tapioka Setiap kardus penelitian berisi 1 ekor dan aquades sesuai konsentrasi, lalu benih lele sangkuriang dan diberi aduk sampai merata. perlakuan yang berbeda-beda dengan 6 3) Daging 4) Adonan keong mas daging keong mas kali pengulangan selama 1 bulan. (Pomacea canaliculata) dan tepung Hasil dan Pembahasan tapioka kemudian dibiarkan selama Data dari penelitian yang telah 15 menit. 5) Adonan yang sudah dibiarkan selama 15 menit lalu di cetak sesuai ukuran mulut ikan kemudian dipanaskan dalam oven dengan suhu dilakukan pada bulan Juni 2016 sampai dengan bulan Juli 2016 di Desa Semangus Baru Kec. Muara Lakitan Kab. Musi Rawas mengenai Pengaruh Pelet 600C selama ± 2 jam. Keong Mas (Pomacea canaliculata) Terhadap Pertumbuhan c. Pemberian pakan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp). Pemberian pakan menurut Pengujian pengaruh pelet keong mas Prihadi (2010:4) yaitu 2 kali dalam (Pomacea canaliculata) terhadap 7 pertumbuhan ikan lele sangkuriang canaliculata) + 30% tepung tapioka) (Clarias sp) dilakukan dengan cara setiap hari jam 08.00 WIB dan jam membuat 16.00 WIB. pelet sebagai pakan pengganti pelet buatan pabrik dan 1. Rata-rata panjang ikan lele menyiapkan kardus mie instan yang sangkuriang (Clarias sp) dilapisi plastik sebagai bak Adapun data hasil perhitungan penampungan benih lele sangkuriang panjang (Clarias sp). (Clarias sp) dapat dilihat pada table Perlakukan penelitian ini dengan cara memasukkan benih ikan lele sangkuriang 1. Tabel 1. Rerata Panjang Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) lele sangkuriang (Clarias sp) umur satu bulan kedalam kardus mie instan yang No dilapisi plastik. Benih lele sangkuriang 1 (Clarias sp) yang telah dimasukan di bak penampunangan selama 8 jam agar dipuasakan ikan dapat 2 3 beradaptasi dengan lingkungan baru kemudian dilakuan pemberian makan 4 Perlakuan P0 (F99) P1 (60% : 40%) P2 (65% : 35%) P3 (70% : 30%) Ratarata (cm) Standar Deviasi (SD) 15,25 0,66 13,13 0,08 12,88 0,66 15,29 1,96 dengan P0 kontrol (+) (pelet pabrikan Tabel 1 menunjukkan bahwa F99), P1 (60% keong mas (Pomacea ikan lele sangkuriang (Clarias sp) canaliculata) + 40% tepung tapioka), pada perlakuan P0 kontrol (+) P2 (65% keong mas (Pomacea menggunakan pelet pabrikan F99 canaliculata) + 35% tepung tapioka pertumbuhan panjang rata-rata dan P4 (70% keong mas (Pomacea 8 15,25 cm panjang tertinggi kedua (Clarias sp) dapat di lihat pada tabel setelah P3, pada P1 pertumbuhan 2. panjang rata-rata 13,13 cm, P2 pertumbuhan panjang rata-rata 12,88 cm dan P3 pertumbuhan panjang rata-rata 15,29 cm. Data ini menunjukan semakin tinggi konsentrasi protein pelet keong mas (Pomacea canaliculata) semakin tinggi maka pertumbuhan panjang ikan ikan lele sangkuriang (Clarias sp). panjang ikan (Clarias sp) Grafik pertumbuhan lele Tabel 2 Rerata Berat Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) Rata- Standar No Perlakuan rata Deviasi (cm) (SD) P0 1 41,71 3,19 (F99) P1 2 (60% : 31,33 4,96 40%) P2 3 (65% : 33,13 2,27 35%) P3 4 (70% : 38,88 0,22 30%) sangkuriang dapat dilihat pada gambar 1. 16 15 14 13 12 11 Tabel 2 menunjukkan bahwa ikan lele sangkuriang (Clarias sp) pada Rerata Panjang Ikan perlakuan P0 kontrol (+) menggunakan pelet pabrikan F99 pertumbuhan beratnya tertinggi yaitu, 41,71 cm P0 (Pelet F99) P1 60%:40%P2 65%:35%P3 70%:30% Kelompok Perlakuan Gambar 1 Rerata Persentase Panjang IkanLele Sangkuriang (Clarias sp) 2. Rata-rata berat ikan lele sangkuriang (Clarias sp) Data dari hasil penghitungan berat rata-rata ikan Lele sangkuriang dibandingkan dengan perlakuan P1, P2 dan P3, P1 pertumbuhan pertumbuhan berat ikan lele sangkuriang (Clarias sp) terendah yaitu, 31,33 cm, pada P2 pertumbuhan berat ikan lele sangkuriang (Clarias sp) yaitu, 33,13 9 cm sedangkan P3 pertumbuhan berat canaliculata) terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias sp) ikan lele sangkuriang (Clarias sp). yaitu, 38,88. Data ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi protein pelet keong canaliculata) mas (Pomacea maka semakin tinggi Saran Melihat hasil selama lele sangkuriang (Clarias sp). Grafik memberikan saran: berat ikan dan banyaknya kendala yang di terjadi pertumbuhan berat pertumbuhan ikan pertumbuhan penelitian penelitian maka peneliti lele a. Perlu diteliti lagi tingkat kadar sangkuriang (Clarias sp) dapat dilihat protein yang akan dijadikan pelet Rerata Berat Ikan pada gambar 2. gr sebagai 50 0 P0 Kontrol (+) P1 60% P2 65% P3 70% buatan pabrik. Kelompok Perlakuan Gambar 2 Rerata Persentase Berat IkanLele Sangkuriang (Clarias sp) Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan pakan pengganti pakan b. Perlu dilakukan peneliti lanjutan dengan mengamati penyakit yang menyerang ikan lele sangkuriang (Clarias sp) sehingga dapat meminimalisir tingkat kematian ikan hasil penelitian pertumbuhan ikan lele sangkuriang lele sebagai objek yang akan di teliti. (Clarias sp) dapat disimpulkan bahwa c. Perlu di dikaji lagi besar bak Ha < H0, ini berarti tidak ada pengaruh pelet keong mas (Pomacea penampungan/penelitian sangkuriang (Clarias lele sp) agar 10 pertumbuhan lele bisa sebagaimana yang diharapkan oleh peneliti. d. Perlu dilakukan pengujian nilai gizi pada pelet keong mas (Pomacea canaliculata). Daftar Pustaka Alex. 2011. Prospek Cerah Budidaya Lele Organik. Yogyakarta: Pustaka Baru press. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Aryansyah dkk.2007. Kinerja Pertumbuhan Juvenil Ikan Lele Dumbo (Clarias sp) yang diberi Pakan dengan Kandungan Kromium Berbeda. Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2):171176. Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: Pustaka Pelajar. Berita pagi. 2015, 20 Oktober. 60 Persen IKM (Industri Kecil Menengah) Ikan Belum Terbina. Bumi, P. G. 2014. Pemanfaatan Gulma dan Keong Mas canaliculata) (Pomacea Sebagai Pelet Organik Buatan dalam Budidaya Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) di Rawa Jombor Klaten Jawa Tengah. Jurnal Ekosains. 6(3): 28-40 Dewantoro, G. W. 2001. Fekunditasdan Produksi Larva pada Ikan Cupang (Betta splendens Regan) yang berbeda umur dan Pakan Alaminya.Jurnal Iktiologi Indonesia, 1(2): 49-52. Dharmawan, B. Pembuatan 2012. Usaha Pakan Ikan Konsumsi. Yogyakarta: Pustaka baru Press. 11 Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Lubuklinggau. Tingkat 2015. Konsumsi Ikan Data Praktik Beternak dan Berbisnis per Ikan Lele Langsung Untung. Kecamatan Tahun 2014-2015. Lubuklinggau: Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Lubuklinggau. Yogyakarta: Media Pressindo. Hendrawati, R. 2011. Pemanfaatan Limbah Produksi Pangan dan Keong Efendi, B. H. J, W. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Mas canaliculata) (Pomacea sebagai untuk Pakan Meningkatkan Kelangsungan Hidup dan Ikan Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo Gurami (Clarias gariepinus). Surakarta: (Osphronemus gouramy).Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(2): 127-135. Klaten: Sahabat. M. 2015. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Sebelas Fauzi, N. F. 2013. Pasti Panen Lele. Hadi, Hariono & Puspita RM. 2013. Panduan Maret. Hidayat, D, Dwi S, Ade, Y. 2013. Untung Besar Kelangsungan dan Ikan Gabus Budidaya Lele di Lahan Sempit. Efesiensi Yogyakarta: Araska. (Chana striata) yang diberi Pakan Hanafia. K. A. 2013. Rancangan Pakan Hidup Berbahan Baku Tepung Keong Percobaan Teori dan Aplikasi. Mas.Jurnal Jakarta: Indonesia, 1(2):161-172. PT Raja Grafindo Akuakultur Rawa Persada. 12 Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Laporan Kinerja Mualim, A dkk. 2013. Kandungan Gizi 2014. dan Karakteristik Mie Basah Kementrian dengan Substitusi Daging. Keong Kelautan dan Perikanan Tahun Mas 2014. Jurnal Unsi. Vol 2 No 1. Jakarta: Kementrian kelautan dan perikanan. Muchlisin Krisnawan, A. 2012. Sukses Berternak (Clarias & gariephinus). Firdus. Pemanfaatan 2005. Keong Mas Lele Dumbo dan Lele Lokal. (Pomacea canaliculata) sebagai Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Pakan Alternatif dalam Budidaya Liptan BPTP Kalimantan Timur. 2001. Keong Mas Sebagai Pakan Alternatif untuk Ayam Buras. Samarinda: BPTP Kalimantan Timur. Marimutu, Kerapu K. Ang, C.C & Effect (1): 64-66. Muktiani. 2011. Terpal. Budidaya dengan Yogyakarta: Lele Kolam Pustaka Baru Press. Different Muttaqin, R. I & Murwono, D. 2012. Frequency on the Growth adn Pakan Apung Artifasial untuk Survival Budidaya of of Lumpur (Epinephelus tauvina. Eviro, 5 Sangkuriang Muralikrisman, S Kumar, D. 2010. Ikan African Catfish Ikan Lele untuk (Clarias gariepinus) Fingerling. Pengapungan Pakan Terhadap Advances Pertumbuhan Ikan Lele dengan in Environmental Biology, 4(2): 187-193. Metode Pengukuran FCR (Feed 13 Conversion Ratio). Jurnal Teknologi Kimia dan Industr. Vol 1 No 1: 444-449. Wniarsunu, T. 2002. Statistik dalam Penelitian. Malang: UMM Press. Yunus, M. 2014. Metode Penelitian Nanda. 2015. Kamus Besar Bahasa Kuantitatif, Kualitatif dan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Penelitian Gabungan. Jakarta: Baru. Prenada Media Group. ratiwi, In. 2012. Usaha Pembibitan 9 Jenis Ikan Unggulan.Yogyakarta: Pustaka baru Press. Prihadi, 2012. Usaha Pembibitan 9 Jenis Ikan unggulan. Yogyakarta: Pustaka baru press. Subana & Sudrajat. 2009. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2014 Statistika untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta Supardi. 2013. Aplikasi Statistika dalam penelitian. Jakarta: Smart. 14