1 PENGARUH PELET KEONG MAS (Pomacea canaliculata)

advertisement
PENGARUH PELET KEONG MAS (Pomacea canaliculata)
TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE
SANGKURIANG (Clarias sp)
Beri Pirmansa, S.Pd*, Fitria Lestari, M.Pd **, Harmoko, M.Pd**.
*) Alumni Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau.
**) Staf Dosen Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelet keong
mas (Pomacea canaliculata) terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Claris sp).
Penelitian telah dilakukan pada bulan juni 2016, yang bertempat di Desa Semangus
Baru Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas. Pemberian pelet keong mas
(Pomacea canaliculata) dengan variasi konsentrasi P0 (F99), P1 60%, P2 65% dan
P3 70%. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), denga 4
perlakuan dan 6 pengulangan. Data penelitian diperoleh dianalisis dengan analisis
statistik Kruskal-Walls. Berdasarkan analisis data hasil penelitian diketahui, Hhitung >
Htabel pada panjang ikan yaitu 12,71 dan 11,34, pada berat ikan 19,18 dan 11,34. Hal
ini berarti tidak ada pengaruh pelet keong mas (Pomacea canaliculata) terhadap
pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias sp). sedangkan konsentrasi optimum
yaitu 70%.
Kata kunci: Pelet, keong mas, pertumbuhan, lele sangkuriang
1
tahun 2015 konsumsi ikan meningkat
PENDAHULUAN
Umumnya masyarakat Indonesia
menjadi 37,08 kg perkapita.
sangat senang mengkonsumsi ikan baik
Berdasarkan data dari instansi
itu ikan air laut maupun ikan air tawar.
diatas
Terbukti
dari
Kementrian
masyarakat Indonesia, masyarakat di
Kelautan
dan
Republik
provinsi Sumatera Selatan khususnya
rata-rata
masyarakat kota Lubuklinggau sangat
Indonesia
data
Perikanan
(2014:354),
dapat
disimpulkan
bahwa
masyarakat Indonesia mengkonsumsi
gemar
ikan
kg perkapita.
peningkatan tingkat konsumsi ikan di
Berdasarkan data Dinas Perikanan dan
kota Lubuklinggau tidak terlepas dari
Kelautan Provinsi Sumatera Selatan,
kinerja
sebesar
37,89
masyarakat
Sumatera
Selatan
mengkonsumsi ikan sebanyak 37,89 kg
perkapita pertahunnya (Berita Pagi,
2015:7).
Sedangkan
di
kota
Lubuklinggau tingkat konsumsi ikan
dari
tahun
ke
tahun
mengalami
peningkatan dilihat dari data Dinas
Perikanan
dan
Perternakan
kota
mengkonsusmsi
pemerintah
ikan,
kota
yang
menyerukan masyarakat untuk gemar
mengkonsumsi ikan dengan selogan
“GEMARIKAN”
(Gerakan
Gemar
Makan Ikan).
Data
Dinas
Perikanan
dan
Perternakan kota Lubuklinggau (2015)
budidaya ikan air tawar di kota
Lubuklinggau yaitu, ikan nila, ikan
Lubuklinggau pada tahun 2014 sebesar
gurame, ikan mas, ikan lele dan ikan
32,55 kg perkapita, sedangkan pada
patin. Hasil wawancara dengan pak
2
Budi penjual ikan di pasar satelit kota
pendapat ahli diatas dapat disimpulkan
Lubuklinggau tanggal 15 Januari 2016
bahwa
jam 19.00 WIB tingkat konsumsi ikan
merupakan jenis ikan tawar yang
lele masyarakat kota Lubuklinggau
memiliki lendir, warna kecoklatan,
sangat tinggi dengan rata-rata 20-30 kg
tidak
setiap malam. Harga ikan lele yang
dimulutnya sebagai alat pendeteksi
ekonomis, kadar protein tinggi serta
makanan, serta memiliki kendungan
rasanya
yang
gurih,
sehingga
masyarakat kota Lubuklinggau sangat
menggemari ikan lele.
Ikan lele merupakan jenis ikan
air tawar yang memiliki warna tubuh
yang kehitaman atau kecoklatan serta
diselimuti lendir dan tidak memiliki
sisik (Hadi, 2015:12). Kandungan gizi
dalam setiap ekor ikan lele sangat
tinggi, menurut Alex (2011:17) Nilai
gizi yang terkandung dalam setiap 1
fillet (141,5 gr) yaitu, kalori 217,
ikan
lele
bersisik
(Clarias
memiliki
sp)
sunggut
gizi yang sangat tinggi. Selain kaya
akan gizi ikan lele juga mudah di
budidayakan
penyakit
dan
sukar
serta
pertumbuhannya.
terserang
cepat
masa
Berdasarkan
hasil
observasi dengan pak Ical pada hari
minggu tanggal 4 April 2016 selaku
pembudidaya ikan lele, ikan lele yang
paling
dominan
di
budidayakan
dikelurahan karang ketuan II kota
Lubuklinggau
yaitu
ikan
lele
sangkurian
protein 26,7 gr, karbohidrat 0.0 gr, total
Fat 11,5 gr, Fiber 0,0 gr. Berdasarkan
3
Ikan lele sangkuriang (Clarias
tergantung kepada ukuran, habitat,
sp) merupakan jenis perkawinan silang
musim serta adaptasi alat pencernaanya
antara induk lele dumbo (Clarias
(Dharmawan, 2012:8).
gariepinus) generasi ke 2 (F2) dengan
Pakan alternatif adalah pakan
induk lele dumbo jantan generasi ke 6
tambahan yang dapat diberikan pada
(F6) bobot 0,5-0,75 dan panjang 30-35
masa
cm. Lele jantan hasil perkawinan F2
2012:112). Pakan alami merupakan
dan F6 dikawinkan kembali dengan
pakan yang disediakan oleh alam
induknya
2011:5).
seperti kutu air, cacing-cacing kecil,
Perkembangbiakan dan pertumbuhan
plankton dan juga mikroorganisme lain
ikan
tergantung pada
sedangkan pakan buatan merupakan
kesediaan pakan baik itu pakan alami,
pakan yang terproduksi melalui proses
alternatif,
pabrikasi yang dikenal dengan sebutan
lele
(Muktiani,
sangat
maupun
pakan
buatan.
Perkembangbiakan dan pertumbuhan
pelet
ikan lele sangkuriang (Clarias sp)
Hidayat
sampai masa panen yaitu 49-51 hari
(Muktiani, 2011:4). Jenis pakan yang
disukai ikan lele, yaitu pakan alami,
pakan alternatif dan pakan buatan (S,
2011:45). Jenis pakan yang dapat
dimakan
oleh
suatu
jenis
ikan
pembesaran
(Krisnawan,
(Hariono, 2013:63). Menurut
(2013:162)
di
dalam
pembuatan pakan perlu dicari alternatif
bahan pakan dengan harga relatif
murah, mudah didapat mengandung
nutrisi yang baik dan salah satu bahan
yang dapat digunanakan adalah keong
mas.
Pembuatan
pakan
buatan
4
sebaiknya
didasarkan
pada
pertimbangan kebutuhan nutrisi ikan,
kualitas bahan baku dan nilai ekonomis
Neraca/Timbangan
Papan
ukur/Mistar, Kamera, dan Kardus mie
Instan yang dilapisi plastik.
Bahan:
(Dharmawan, 2012:7).
Menurut Hendrawati (2011:2) salah
satu pakan yang dikembangkan sebagai
sumber protein hewani untuk ikan
adalah “Gonden Snail” atau yang lebih
dikenal sebagai keong mas (Pomace
canaliculata). Menurut Hendrawati
(2011:9), keong mas mempunyai
kandungan gizi yang tinggi yaitu,
kandungan protein 52,76%, karbohidrat
0,68%, dan lemak 14,62% sehingga
keong mas merupakan alternatif yang
baik untuk dijadikan bahan pakan
buatan untuk ikan sebagai pengganti
pakan buatan pabrik seperti pelet.
Bahan
yang digunakan
sangkuriang berumur 1 bulan sebanyak
24 ekor, keong mas
Juni sampai Juli tahun 2016, sedangkan
pemeliharaan ikan akan di lakukan di
desa Semangus Baru Kec. Muara
(Pomacea
canaliculata) 1 kg, tepung tapioka
merek segitiga biru 351 gr dan aquades
0,5 Liter.
Metode
Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada
pada
penelitian ini yaitu: benih ikan lele
METODE
Rancangan
Acak
ini
menggunakan
Lengkap
(RAL)
dengan 4 perlakuan yaitu P0 (pelet
F99), P1 (60% keong mas (Pemacea
canaliculata)
dan 40% tepung terigu
merek segitiga biru), P2 (65% keong
Lakitan Kab. Musirawas.
mas (Pemacea canaliculata) dan 35%
Alat:
\Alat pada penelitian ini yaitu:
Alat
digital,
tulis
(Buku
dan
Pena),
tepung terigu merek segitiga biru), P3
(70%
keong
mas
(Pemacea
5
canaliculata) dan 30% tepung terigu
merek
segitiga
biru)
dan
6
pengulangan pada setiap perlakuan.
Pemilihan
konsentrasi
keong
mas
Keong
pedagang
mas
di
Lubuklinggau
diperoleh
dari
pasar
satelit
kota
Kec.
Lubuklinggau
Utara II. Menurut Hariono & Puspita ,
(2013:66) keong mas adalah hewan
(Pemacea
canaliculata)
60:40%,
herbivora
65:35%
dan
70:30%.
yang
rakus
terhadap
Berdasarkan
tumbuhan air, oleh sebab itulah keong
penelitian dari Lingga (2012:117) yang
mas merupakan hama bagi petani
menyatakan kotoran puyuh dan keong
terkhususnya hama pada tanaman padi.
mas dapat menjadi alternatif pakan
Termasuk jenis hama keong mas
yang aman dan mampu mengurangi
mudah diperoleh di daerah perairan dan
biaya pemeliharaan.
tinggi akan kadar proteinnya.
Prosedur Penelitian
1. Penyediaan Benih Lele (Clarias sp)
3. Pembuatan Pelet
a. Bahan dasar pembuatan pelet
Bahan dasar pembuatan pakan
Benih lele yang akan diteliti yaitu
benih lele varietas lele sangkuriang
(Clarias sp) umur 1 bulan dengan lama
penelitian yaitu 1 bulan dengan jumlah
lele yang disediakan 35 ekor dan untuk
ikan lele yaitu keong mas (Pomace
canaliculata) dan tepung tapioka
merek segitiga biru.
b. Cara membuat pelet
Adapun cara membuat pelet
penelitian 24 ekor.
2. Penyediaan Keong Mas (Pomacea
untuk pakan ikan lele (Clarias sp)
menurut Hidayat dkk (2013:168)
canaliculata)
yaitu:
6
1) Daging
keong
(Pomacea
sehari yaitu pagi jam 08.00 WIB dan
canaliculata) direndam dengan air
sore jam 16.00 WIB dengan jumlah
garam selama 30 menit.
pakan
2) Daging
mas
keong
mas(Pomacea
disesuaikan
dengan
umur
perekor ikan.
canaliculata) digiling dengan alat
4. Pemberian Perlakuan
penggiling.
(Pomacea
Benih lele sangkuriang yang tersedia
canaliculata) yang sudah digiling
dimasukan ke dalam kardus penelitan.
dicampurkan dengan tepung tapioka
Setiap kardus penelitian berisi 1 ekor
dan aquades sesuai konsentrasi, lalu
benih lele sangkuriang dan diberi
aduk sampai merata.
perlakuan yang berbeda-beda dengan 6
3) Daging
4) Adonan
keong
mas
daging
keong
mas
kali pengulangan selama 1 bulan.
(Pomacea canaliculata) dan tepung
Hasil dan Pembahasan
tapioka kemudian dibiarkan selama
Data dari penelitian yang telah
15 menit.
5) Adonan
yang
sudah
dibiarkan
selama 15 menit lalu di cetak sesuai
ukuran
mulut
ikan
kemudian
dipanaskan dalam oven dengan suhu
dilakukan pada bulan Juni 2016 sampai
dengan bulan Juli 2016 di Desa
Semangus Baru Kec. Muara Lakitan
Kab. Musi Rawas mengenai Pengaruh
Pelet
600C selama ± 2 jam.
Keong
Mas
(Pomacea
canaliculata) Terhadap Pertumbuhan
c. Pemberian pakan
Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp).
Pemberian
pakan
menurut
Pengujian pengaruh pelet keong mas
Prihadi (2010:4) yaitu 2 kali dalam
(Pomacea
canaliculata)
terhadap
7
pertumbuhan ikan lele sangkuriang
canaliculata) + 30% tepung tapioka)
(Clarias sp) dilakukan dengan cara
setiap hari jam 08.00 WIB dan jam
membuat
16.00 WIB.
pelet
sebagai
pakan
pengganti pelet buatan pabrik dan
1. Rata-rata panjang ikan lele
menyiapkan kardus mie instan yang
sangkuriang (Clarias sp)
dilapisi
plastik
sebagai
bak
Adapun data hasil perhitungan
penampungan benih lele sangkuriang
panjang
(Clarias sp).
(Clarias sp) dapat dilihat pada table
Perlakukan penelitian ini dengan
cara
memasukkan
benih
ikan
lele
sangkuriang
1.
Tabel 1. Rerata Panjang Ikan Lele
Sangkuriang (Clarias sp)
lele
sangkuriang (Clarias sp) umur satu
bulan kedalam kardus mie instan yang
No
dilapisi plastik. Benih lele sangkuriang
1
(Clarias sp) yang telah dimasukan di
bak
penampunangan
selama
8
jam
agar
dipuasakan
ikan
dapat
2
3
beradaptasi dengan lingkungan baru
kemudian dilakuan pemberian makan
4
Perlakuan
P0
(F99)
P1
(60% :
40%)
P2
(65% :
35%)
P3
(70% :
30%)
Ratarata
(cm)
Standar
Deviasi
(SD)
15,25
0,66
13,13
0,08
12,88
0,66
15,29
1,96
dengan P0 kontrol (+) (pelet pabrikan
Tabel 1 menunjukkan bahwa
F99), P1 (60% keong mas (Pomacea
ikan lele sangkuriang (Clarias sp)
canaliculata) + 40% tepung tapioka),
pada perlakuan P0 kontrol (+)
P2
(65%
keong
mas
(Pomacea
menggunakan pelet pabrikan F99
canaliculata) + 35% tepung tapioka
pertumbuhan
panjang
rata-rata
dan P4 (70% keong mas (Pomacea
8
15,25 cm panjang tertinggi kedua
(Clarias sp) dapat di lihat pada tabel
setelah P3, pada P1 pertumbuhan
2.
panjang rata-rata 13,13 cm, P2
pertumbuhan
panjang
rata-rata
12,88 cm dan P3 pertumbuhan
panjang rata-rata 15,29 cm. Data ini
menunjukan
semakin
tinggi
konsentrasi protein pelet keong mas
(Pomacea
canaliculata)
semakin
tinggi
maka
pertumbuhan
panjang ikan ikan lele sangkuriang
(Clarias sp).
panjang
ikan
(Clarias sp)
Grafik pertumbuhan
lele
Tabel 2
Rerata Berat Ikan Lele Sangkuriang
(Clarias sp)
Rata- Standar
No Perlakuan
rata
Deviasi
(cm)
(SD)
P0
1
41,71
3,19
(F99)
P1
2
(60% :
31,33
4,96
40%)
P2
3
(65% :
33,13
2,27
35%)
P3
4
(70% :
38,88
0,22
30%)
sangkuriang
dapat dilihat pada
gambar 1.
16
15
14
13
12
11
Tabel 2 menunjukkan bahwa ikan
lele sangkuriang (Clarias sp) pada
Rerata Panjang
Ikan
perlakuan P0 kontrol (+) menggunakan
pelet
pabrikan
F99
pertumbuhan
beratnya tertinggi yaitu, 41,71 cm
P0 (Pelet F99)
P1 60%:40%P2 65%:35%P3 70%:30%
Kelompok Perlakuan
Gambar 1 Rerata Persentase Panjang
IkanLele Sangkuriang (Clarias sp)
2. Rata-rata berat ikan lele sangkuriang
(Clarias sp)
Data dari hasil penghitungan
berat rata-rata ikan Lele sangkuriang
dibandingkan dengan perlakuan P1, P2
dan P3, P1 pertumbuhan pertumbuhan
berat
ikan lele sangkuriang (Clarias
sp) terendah yaitu, 31,33 cm, pada P2
pertumbuhan
berat
ikan
lele
sangkuriang (Clarias sp) yaitu, 33,13
9
cm sedangkan P3 pertumbuhan berat
canaliculata)
terhadap pertumbuhan
ikan lele sangkuriang (Clarias sp)
ikan lele sangkuriang (Clarias sp).
yaitu, 38,88. Data ini menunjukkan
semakin tinggi konsentrasi protein
pelet
keong
canaliculata)
mas
(Pomacea
maka semakin tinggi
Saran
Melihat
hasil
selama
lele sangkuriang (Clarias sp). Grafik
memberikan saran:
berat
ikan
dan
banyaknya kendala yang di terjadi
pertumbuhan berat pertumbuhan ikan
pertumbuhan
penelitian
penelitian
maka
peneliti
lele
a. Perlu diteliti lagi tingkat kadar
sangkuriang (Clarias sp) dapat dilihat
protein yang akan dijadikan pelet
Rerata Berat Ikan
pada gambar 2.
gr
sebagai
50
0
P0 Kontrol (+)
P1 60% P2 65% P3 70%
buatan pabrik.
Kelompok Perlakuan
Gambar 2 Rerata Persentase Berat
IkanLele Sangkuriang (Clarias sp)
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan
pakan
pengganti
pakan
b. Perlu dilakukan peneliti lanjutan
dengan mengamati penyakit yang
menyerang ikan lele sangkuriang
(Clarias
sp)
sehingga
dapat
meminimalisir tingkat kematian ikan
hasil
penelitian
pertumbuhan ikan lele sangkuriang
lele sebagai objek yang akan di
teliti.
(Clarias sp) dapat disimpulkan bahwa
c. Perlu di dikaji lagi besar bak
Ha < H0, ini berarti tidak ada pengaruh
pelet
keong
mas
(Pomacea
penampungan/penelitian
sangkuriang
(Clarias
lele
sp)
agar
10
pertumbuhan lele bisa sebagaimana
yang diharapkan oleh peneliti.
d. Perlu dilakukan pengujian nilai gizi
pada pelet keong mas (Pomacea
canaliculata).
Daftar Pustaka
Alex. 2011. Prospek Cerah Budidaya
Lele Organik. Yogyakarta:
Pustaka Baru press.
Arikunto, S. 2010. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Aryansyah dkk.2007. Kinerja
Pertumbuhan Juvenil Ikan Lele
Dumbo (Clarias sp) yang diberi
Pakan dengan Kandungan
Kromium Berbeda. Jurnal
Akuakultur Indonesia, 6(2):171176.
Azwar, S. 2010. Metode Penelitian.
Jakarta: Pustaka Pelajar.
Berita pagi. 2015, 20 Oktober. 60
Persen
IKM
(Industri
Kecil
Menengah) Ikan Belum Terbina.
Bumi, P. G. 2014. Pemanfaatan Gulma
dan
Keong
Mas
canaliculata)
(Pomacea
Sebagai
Pelet
Organik Buatan dalam Budidaya
Lobster
Air
Tawar
(Cherax
quadricarinatus) di Rawa Jombor
Klaten
Jawa
Tengah.
Jurnal
Ekosains. 6(3): 28-40
Dewantoro, G. W. 2001. Fekunditasdan
Produksi
Larva
pada
Ikan
Cupang (Betta splendens Regan)
yang berbeda umur dan Pakan
Alaminya.Jurnal
Iktiologi
Indonesia, 1(2): 49-52.
Dharmawan,
B.
Pembuatan
2012.
Usaha
Pakan
Ikan
Konsumsi. Yogyakarta: Pustaka
baru Press.
11
Dinas Perikanan dan Peternakan Kota
Lubuklinggau.
Tingkat
2015.
Konsumsi
Ikan
Data
Praktik Beternak dan Berbisnis
per
Ikan Lele Langsung Untung.
Kecamatan Tahun 2014-2015.
Lubuklinggau: Dinas Perikanan
dan
Peternakan
Kota
Lubuklinggau.
Yogyakarta: Media Pressindo.
Hendrawati, R. 2011. Pemanfaatan
Limbah Produksi Pangan dan
Keong
Efendi, B. H. J, W. Pengaruh Padat
Penebaran
Terhadap
Mas
canaliculata)
(Pomacea
sebagai
untuk
Pakan
Meningkatkan
Kelangsungan Hidup dan Ikan
Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo
Gurami
(Clarias gariepinus). Surakarta:
(Osphronemus
gouramy).Jurnal
Akuakultur
Indonesia, 5(2): 127-135.
Klaten: Sahabat.
M.
2015.
Skripsi
tidak
diterbitkan.
Surakarta: Universitas Sebelas
Fauzi, N. F. 2013. Pasti Panen Lele.
Hadi,
Hariono & Puspita RM. 2013. Panduan
Maret.
Hidayat, D, Dwi S, Ade, Y. 2013.
Untung
Besar
Kelangsungan
dan
Ikan
Gabus
Budidaya Lele di Lahan Sempit.
Efesiensi
Yogyakarta: Araska.
(Chana striata) yang diberi Pakan
Hanafia. K. A. 2013. Rancangan
Pakan
Hidup
Berbahan Baku Tepung Keong
Percobaan Teori dan Aplikasi.
Mas.Jurnal
Jakarta:
Indonesia, 1(2):161-172.
PT
Raja
Grafindo
Akuakultur
Rawa
Persada.
12
Kementrian Kelautan dan Perikanan
Republik
Indonesia.
Laporan
Kinerja
Mualim, A dkk. 2013. Kandungan Gizi
2014.
dan Karakteristik Mie Basah
Kementrian
dengan Substitusi Daging. Keong
Kelautan dan Perikanan Tahun
Mas
2014.
Jurnal Unsi. Vol 2 No 1.
Jakarta:
Kementrian
kelautan dan perikanan.
Muchlisin
Krisnawan, A. 2012. Sukses Berternak
(Clarias
&
gariephinus).
Firdus.
Pemanfaatan
2005.
Keong
Mas
Lele Dumbo dan Lele Lokal.
(Pomacea canaliculata) sebagai
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Pakan Alternatif dalam Budidaya
Liptan BPTP Kalimantan Timur. 2001.
Keong
Mas
Sebagai
Pakan
Alternatif untuk Ayam Buras.
Samarinda: BPTP Kalimantan
Timur.
Marimutu,
Kerapu
K.
Ang,
C.C
&
Effect
(1): 64-66.
Muktiani.
2011.
Terpal.
Budidaya
dengan
Yogyakarta:
Lele
Kolam
Pustaka
Baru Press.
Different
Muttaqin, R. I & Murwono, D. 2012.
Frequency on the Growth adn
Pakan Apung Artifasial untuk
Survival
Budidaya
of
of
Lumpur
(Epinephelus tauvina. Eviro, 5
Sangkuriang
Muralikrisman, S Kumar, D.
2010.
Ikan
African
Catfish
Ikan
Lele
untuk
(Clarias gariepinus) Fingerling.
Pengapungan Pakan Terhadap
Advances
Pertumbuhan Ikan Lele dengan
in
Environmental
Biology, 4(2): 187-193.
Metode Pengukuran FCR (Feed
13
Conversion
Ratio).
Jurnal
Teknologi Kimia dan Industr. Vol
1 No 1: 444-449.
Wniarsunu, T. 2002. Statistik dalam
Penelitian. Malang: UMM Press.
Yunus, M. 2014. Metode Penelitian
Nanda. 2015. Kamus Besar Bahasa
Kuantitatif,
Kualitatif
dan
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka
Penelitian Gabungan. Jakarta:
Baru.
Prenada Media Group.
ratiwi, In. 2012. Usaha Pembibitan 9
Jenis Ikan Unggulan.Yogyakarta:
Pustaka baru Press.
Prihadi, 2012. Usaha Pembibitan 9
Jenis Ikan unggulan. Yogyakarta:
Pustaka baru press.
Subana & Sudrajat. 2009. Dasar-dasar
Penelitian Ilmiah. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.
2014
Statistika
untuk
Penelitian.Bandung: Alfabeta
Supardi.
2013.
Aplikasi
Statistika
dalam penelitian. Jakarta: Smart.
14
Download