BADAN KOORDI NASI I NDONESI AI NVESTMENT PENANAMAN MODAL COORDI NATI NG BOARD Di r ekt or atPengembanganPot ensiDaer ah Di r ect or at eOfRegi onalPot ent i alDevel opment PotensidanPel uangI nvestasiDaerah Pot ent i alandLocalI nvest mentOpport uni t i es Tahun/ Year2015 KABUPATENKAPUAS I nvesti n r emar kabl e Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF EXECUTIVE SUMMARY PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN KAPUAS: PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN PADI TERINTEGARASI (RICE CENTER). INVESTMENT OPPORTUNITIES IN KAPUAS: INTEGRATED RICE PROCESSING INDUSTRY (RICE CENTER) Kabupaten Kapuas merupakan bagian wilayah dari Provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis, terletak diantara 00°8'48" - 03°27'00" Lintang Selatan dan 113°2’36” - 114°44'00" Bujur Timur. Topografi daerah secara umum terbagi dalam 2 (dua) bagian, yakni daerah sebelah utara yang meliputi tiga kecamatan merupakan daerah dataran tinggi yang berbukit dengan ketinggian antara 50-500 meter di atas permukaan laut, sedangkan daerah selatan yang meliputi sembilan Kecamatan merupakan daerah pesisir, dataran rendah dan rawa-rawa dengan ketinggian 0-50 meter diatas permukaan laut. Iklim di Kabupaten Kapuas termasuk iklim tropis dan lembab dengan temperatur minimal berkisar antara 21-23°C dan suhu maksimal mencapai 36 °C, dengan curah hujan rata-rata 1.789 mm pertahun. Kapuas is one of a district in Central Kalimantan province. Geographically, it is located between 00°8'48" - 03°27'00" South Latitude and 113°2'36" - 114°44'00" East Longitude. The topography of the area is generally divided into two (2) parts; north region, which includes three (3) sub-districts of a hilly plateau area with an altitude of 50-500 meters above sea level, while the southern regions that include nine (9) sub-districts of the coastal areas, lowlands and swamps with an altitude of 050 meters above sea level. Kapuas has tropical and humid climate with minimum temperatures between 21-23°C and the maximum temperature reached 36°C, with an average rainfall of 1.789 mm per year. Kabupaten Kapuas yang dijuluki sebagai “Kota Air” memiliki luas 14.999 km² atau 14.999.000 ha (sekitar 9,77% luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah). Secara garis besar, Wilayah Kabupaten Kapuas terbagi dalam dua kawasan besar yakni kawasan pasang surut yang umumnya berada di bagian selatan merupakan daerah potensi pertanian tanaman pangan. Sedangkan kawasan non pasang surut yang umumnya berada di wilayah bagian utara merupakan daerah dengan potensi lahan perkebunan karet. Letak Kabupaten Kapuas sangat strategis yaitu berada diantara jalur utama yang menghubungkan dua kota besar yaitu Banjarmasin dan Palangkaraya. Kapuas named as "City of Water" has land area of 14,999 km² or 14,999,000 ha (about 9.77% area of Central Kalimantan). In outline, Kapuas is divided into two major areas; the first is tidal areas which generally located in the south that have area potential of food crops. While the non-tidal areas are generally located in the northern part of the region which have the potential of rubber plantation area. The location of Kapuas very strategically located between the main road that connected two major cities of Banjarmasin and Palangkaraya. Pengembangan komoditi tanaman padi di Kabupaten Kapuas menciptakan peluang usaha dan investasi di bidang agroindustri perberasan. Kabupaten Kapuas dikenal sebagai lumbung pangan di Provinsi Kalimantan Tengah yang sebagian produksinya dikirim/dipasarkan ke luar wilayah. The development of paddy commodity in Kapuas creates business opportunities and investments in the field of agro-rice. Kapuas known as food barns in the province of Central Kalimantan which some products were shipped / sold outside the region. Oleh karena itu, peluang investasi yang ditawarkan di Kabupaten Kapuas adalah pengembangan pertanian tanaman padi. Hal ini sejalan dengan kontribusi sektor pertanian yang mendominasi perekonomian di Kabupaten Therefore, the investment opportunities offered in Kapuas is the development of rice crops. This is in line with the contribution of the agricultural sector which dominates the economy in Kapuas. The amount of contribution of the primary sector Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 1 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Kapuas. Besarnya kontribusi sektor primer yang didominasi oleh sektor pertanian memberikan andil hingga mencapai 46,17% dari total PDRB Kabupaten Kapuas. Hal ini menunjukkan perekonomian Kabupaten Kapuas sangatlah tergantung terhadap sektor primer khususnya sektor pertanian. which is dominated by the agricultural sector reached 46.17% of total GDRP of Kapuas. This indicates that Kapuas economy is heavily dependent on the primary sector, especially agriculture. Selain mengembangkan pertanian tanaman padi, peluang investasi yang diusulkan di Kabupaten Kapuas adalah pembangunan industri pengolahan padi secara terpadu (rice center). Pengembangan industri pengolahan ini diharapkan akan mengisi kebutuhan pasar di Kabupaten Kapuas sendiri dan juga permintaan pasar di dalam maupun di luar negeri. Dengan berkembangnya industri pengolahan padi, tidak hanya memberi peningkatan pendapatan bagi petani padi dan pengolahnya saja, namun juga dapat mendorong usaha-usaha baru yang berbasiskan tanaman padi, seperti industri sarana produksi pertanian yang meliputi industri bibit / benih, pupuk, pestisida serta alat dan mesin pertanian, serta terciptanya lapangan pekerjaan dari industri ini. In addition to developing rice crops, investment opportunities proposed in Kapuas is the development of an integrated rice processing industry (rice center). The development of rice processing industry is expected to fill the needs of the market in Kapuas itself and also the market demand at national and internasional level. With the development of rice processing industry, not only provide increased income for the farmers and producers, but also can encourage new businesses based rice crops, such as industrial agricultural production facilities which includes industrial seeds / seedlings, fertilizers, pesticides as well as tools and machines agriculture, and the jobs creation in this industry. Kebutuhan dana investasi untuk Pengembangan industri pengolahan padi terintegrasi (rice center) di Kabupaten Kapuas diperkirakan sebesar Rp. 11.960.580.000,00 dengan nilai Internal Rate of Return (IRR) sekitar 28,92% yang lebih besar dari suku bunga 12% per-tahun, dan Payback Period selama sekitar 3 Tahun 5 Bulan. Investment fund for development of integrated rice processing industry (rice center) in Kapuas estimated at Rp 11,960,580,000, with an Internal Rate of Return (IRR) of approximately 28.92% greater than the interest rate of 12% per year, and the payback period for about 3 years 5 month. 2 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2015 1. GAMBARAN WILAYAH 1. DESCRIPTION AREA 1.1. Aspek Geografi Dan Administrasi 1.1. Kabupaten Kapuas merupakan salah satu Kabupaten yang berada di bagian paling ujung dari Provinsi Kalimantan Tengah. Wilayah ini terletak diantara 0°8'48" - 3°27'00" Lintang Selatan dan 113°2’36” - 114°44'00" Bujur Timur. Kapuas is one of a district which is located at the very end of Central Kalimantan. It is located between 00°8'48" - 03°27'00" South Latitude and 113°2'36" - 114°44'00" East Longitude. Secara Administratif kabupaten ini berbatasan dengan: Administratively, the regency bordered by: Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan danKabupaten Barito Kuala. Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau . The Aspect Of Geographic And Administrative North by Gunung Mas Regency East by South Barito and Barito Kuala South by Java Sea West by Pulang Pisau Kabupaten Kapuas adalah seluas 14.999 km² atau Kapuas has an area of 14,999 km² or 14,999,000 14.999.000 ha. Kabupaten Kapuas terdiri atas 17 ha. Kapuas consists of 17 sub-districts, which are: Kecamatan, yaitu: Kecamatan Kapuas Kuala, Kapuas Kuala, Tamban Catur, East Kapuas, Selat, Tamban Catur, Kapuas Timur, Selat, Bataguh. Bataguh, Basarang, Kapuas Hilir, Petak Island, Basarang, Kapuas Hilir, Pulau Petak, Kapuas Kapuas Murung, Dadahup, West Kapuas, Murung, Dadahup, Kapuas Barat, Mantangai Mantangai Timpah, Central Kapuas, Pasak Timpah, Kapuas Tengah, Pasak Talawang, Kapuas Talawang, Kapuas Huluand Mandau Talawang. Hulu, dan Mandau Talawang. Gambar 1.1 Luas Wilayah per Kecamatan Figure 1.1 Wide Area per Sub-district Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 3 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 1.2 Peta Administrasi Kabupaten Kapuas Figure 1.2 Administrative Map of Kapuas 4 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2015 1.2. Topografi 1.2. Topography Topografi daerah Kabupaten Kapuas secara umum terbagi dalam dua bagian, yakni daerah sebelah utara yang meliputi tiga Kecamatan merupakan daerah dataran tinggi yang berbukit dengan ketinggian antara 50-500 meter di atas permukaan laut dengan tingkat kemiringan antara 8-25%. Sedangkan daerah selatan yang meliputi sembilan Kecamatan merupakan daerah pesisir, dataran rendah dan rawa-rawa dengan ketinggian 0-50 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan antara 0-8%. Selain itu wilayah Kabupaten Kapuas memiliki wilayah perairan yang meliputi danau, rawa, dan beberapa sungai besar, diantanya adalah: The topography of Kapuas area is generally divided into two (2) parts; north region, which includes three (3) sub-districtsof a hilly plateau area with an altitude of 50-500 meters above sea level, with slopes between 8-25%. While the southern regions that include nine (9) sub-districts of the coastal areas, lowlands and swamps with analtitude of 0-50 meters above sea level with a slope of 0-8%. Kapuas also has waters area that include lakes, swamps, and several large rivers, which are: 1. Sungai Kapuas Murung (± 66,38 km) 2. Sungai Kapuas (± 600 km) 3. Daerah Pantai (± 189,85 km) 1. Kapuas Murung River (± 66,38 km) 2. Kapuas River (± 600 km) 3. Coastal (± 189,85 km) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tabel 1.1 Luas Daerah dan Presentase Kecamatan di Kabupaten Kapuas Tahun 2013 Table 1.1 Wide Area and Sub-district Percentage in Kapuas 2013 Ketinggian Di Atas Permukaan Luas / Wide area Kecamatan/ Sub-dsitrict Laut/ Altitude (km²) (mdpl/masl) Kapuas Kuala 348,08 0 – 25 m Tamban Catur 78,92 0 – 25 m Kapuas Timur 202,00 0 – 25 m Selat 111,74 0 – 25 m Bataguh 282,25 0 – 25 m Basarang 206,00 0 – 25 m Kapuas Hilir 91,00 0 – 25 m Pulau Petak 135,00 0 – 25 m Kapuas Murung 288,45 0 – 25 m Dadahup 202,55 0 – 25 m Kapuas Barat 480,00 0 – 25 m Mantangai 6.128,00 50 – 100 m Timpah 2.016,00 100 – 500 m Kapuas Tengah 1.160,00 > 500 m Pasak Talawang 673,00 > 500 m Kapuas Hulu 1.274,00 > 500 m Mandau Talawang 1.322,00 > 500 m KAPUAS 14.999,00 Sumber: BPS, Kabupaten Kapuas dalam Angka 2014 Source: BPS, Kapuas Regency In Figures 2014 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 5 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 1.3. Kondisi Klimatologi 1.3. Climatological Condition Kondisi iklim di Kabupaten Kapuas pada umumnya termasuk daerah beriklim tropis dan lembab dengan temperatur berkisar antara 21 23 °C dan suhu maksimal mencapai 36 °C. Intensitas penyinaran matahari selalu tinggi dan sumber daya air yang cukup banyak menyebabkan tingginya penguapan yang menimbulkan awan tebal. Curah hujan rata-rata 1.789 mm pertahun dengan curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember, sedangkan bulan kering / kemarau terjadi pada bulan Juni sampai Oktober. Data jumlah hari hujan dan curah hujan dapat dilihat pada gambar berikut: Kapuas generally has tropical and humid climate with the air temperatures ranging between 2123°C and the maximum temperature reached 36 ° C. Intensity of solar radiation is always high and enough water resources leading to high evaporation that causes thick clouds. The average rainfall of 1,789 mm per year with rainfall occurs in December, while in the dry / drought occurred in June and October. Data on the number of rainy days and rainfall can be seen in the following figure: Gambar 1.3 Banyaknya Hari hujan di beberapa Kecamatan Menurut Bulan di Kabupaten Kapuas 2013 Figure 1.3 Numbers of Rainy Days in Some Sub-districts Based on Month in Kapuas 2013 Gambar 1.4 Banyaknya Curah Hujan di beberapa Kecamatan Menurut Bulan di Kabupaten Kapuas 2013 Figure 1.4 Numbers of Rainfall in Some Sub-districts Based on Month in Kapuas 2013 6 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 1.4. Kependudukan 1.4. Population Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Kapuas sebanyak 341.600 jiwa, yang terdiri atas penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 174.200 jiwa (51%) dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 167.400 jiwa (49%). Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) antara laki-laki dibanding perempuan sebesar 104,06, dimana lebih besar dari (100), hal ini juga membuktikan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari perempuan. In 2013, the population of Kapuas reached 341,600 inhabitants, which consist of 174,200 inhabitants of male (51 percent) and 167,400 inhabitants offemale (49 percent). Gender ratio (Sex Ratio) between male and female amounted to 104,06, which is greater than (100), it also proves that the population of male larger than female. Tabel 1.2 Banyaknya Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2013 Table 1.2 Numbers of Population Based on Sub-district and Gender in 2013 Rasio Jenis Tahun/Year Laki-laki/ Male Perempuan/Female Jumlah/ Total Kelamin/ Gender Ratio 170.956 164.212 335.168 104,13 2011 2012 173.031 166.231 339.262 104,09 2013 174.200 167.400 341.600 104,06 Sumber: BPS, Kabupaten Kapuas dalam Angka 2014 Source: BPS, Kapuas Regency In Figures 2014 Jumlah penduduk menurut kelompok umur, sebagian besar termasuk dalam usia produktif (usia 15 – 64 tahun), dimana yang termasuk dalam usia produktif sebanyak 229.358 jiwa dan selebihnya berusia dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun sebanyak 100.661 jiwa, sedangkan untuk penduduk yang berumur 65 tahun keatas sebesar 11.586 jiwa seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Number of population by age group, mostly included in the productive age (age 15-64 years), which reached to 229,358 inhabitants and the rest under the age of 15 years and age 65 years above of 100,661 inhabitants, while the population aged 65 years above of 11,586 inhabitants , as shows in the table below. Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2013 Table 1.3 Numbers of Population Based On Age Group and Gender in 2013 Kelompok Umur/ Age Group Laki-laki/ Male Perempuan/ Female Jumlah/ Total 0–4 5-9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 - 44 16.748 17.245 17.311 17.283 15.415 14.326 14.286 14.483 12.799 16.135 16.314 16.908 16.641 14.473 13.892 14.466 14.106 12.118 32.883 33.559 34.219 33.924 29.888 28.218 28.752 28.589 24.917 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 7 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Kelompok Umur/ Age Group Laki-laki/ Male Perempuan/ Female Jumlah/ Total 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75+ 10.672 8.248 5.972 3.888 2.484 1.655 1.385 9.607 7.607 5.304 3.767 2.539 1.788 1.385 20.279 15.855 11.276 7.655 5.023 3.443 3.120 Sumber: BPS, Kabupaten Kapuas dalam Angka 2014 Source: BPS, Kapuas Regency In Figures 2014 Gambar 1.5 Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur Figure 1.5 Population Pyramid Based On Age Group Sumber: BPS, Kabupaten Kapuas Dalam Angka 2014 / Source: BPS, Kapuas Regency In Figures 2014 8 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2015 1.5. Ketenagakerjaan 1.5. Employment Salah satu modal penggerak roda pembangunan wilayah adalah tenaga kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas (2014) tercatat jumlah penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja di Kabupaten Kapuas tahun 2013 sebanyak 152.961 orang. Penduduk bekerja di berbagai sektor, yaitu di sektor pertanian sebanyak 105.424 orang, sektor pertambangan dan penggalian sebanyak 5.845 orang, di sektor industri pengolahan sebanyak 4.599 orang, sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi sebanyak 13.001 orang, sektor angkutan, perdagangan, dan komunikasi sebanyak 1.832 orang, di sektor lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 1.078 orang, dan di sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perdagangan sebanyak 18.233 orang. One-wheel drive capital region development is labor. Based on data from the Statistics Center Unit of Kapuas (2014) recorded the number of people aged 15 years above who worked in Kapuas in 2013 was 152,961 people. Population works in various sectors, that are in agriculture of 105,424 people, mining and quarrying of 5,845 people, processing industry sector of 4,599 people, trade, restaurant and accommodation services of 13,001 people, the transportation, trade and communication sector of 1,832 people, finance, real estate, tenancy and corporate services of 1,078 people, and in the social services, social and trade sector of 18,233 people. Tabel 1.5 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha 2013 Table 1.5 Working Population Age 15 Years above Based On Industrial Origin in 2013 Laki-Laki Perempuan/ Lapangan Usaha/ Industrial Origin Jumlah/Total /Male Female Pertanian / Agriculture 67.239 38.185 105.424 Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying 5.845 0 5.845 Industri Pengolahan / Processing Industry 2.584 2.015 4.599 Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, Water Supply 0 0 0 Kontruksi / Construction 2.949 0 2.949 Perdagangan, Hotel & Restoran / Trade, Hotel, Restaurant 6.860 6.141 13.001 Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy & Business Service Jasa – jasa / Services Jumlah/Total 1.696 136 1.832 669 409 1.078 10.962 98.804 7.271 54.157 18.233 152.961 Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Kapuas, Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional Source: Statistical Center Unit of Kapuas Regency, National Labor Force Survey Result Gambar 1.6 Upah Minimum Regional di Kabupaten Kapuas 2009-2013 Figure 1.6 Regional Minimum Wages in Kapuas 2009-2013 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 9 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 1.6. Pendidikan 1.6. Education Gambar 1.7 Kegiatan Belajar-Mengajar di Kabupaten Kapuas Figure 1.7 Teaching and Learning Activities in Kapuas Salah satu faktor pendukung kemajuan suatu wilayah adalah tingkat pendidikan serta sarana dan prasarana pendidikan. Di Kabupaten Kapuas terdapat beberapa fasilitas pendidikan/ sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta dari jenjang TK sampai SMA yang didukung oleh tenaga pendidik (guru). Seperti dirinci pada tabel berikut: One of the factors that support the advancement of a region is the level of education as well as educational facilities. In Kapuas there are several education facilities / schools, both public and private from kindergarten through high school, that supported by educators (teachers). The detailed can be seen in the following table: Tabel 1.6 Jumlah Murid, Guru dan Sekolah di Kabupaten Kapuas Tahun 2013 Table 1.6 Numbers of Student, Teacher and School in Kapuas 2013 Murid/ Guru/ Jumlah Sekolah / Sekolah/School Student Teacher Number of Schools Taman Kanak – Kanak (TK)/ Kindergarden 6.481 824 197 Raudatul Athfal/Bustanul Athfal 720 83 14 Sekolah Dasar (SD)/Elementary School 43.382 3.203 396 Madrasah Ibdtidaiyah (MI) 12.932 1.355 116 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 11.045 1.017 112 (SLTP)/Junior High School Madrasah Tsanawiyah (MTs) 5.901 597 36 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri 5.001 391 17 (SLTA)/Senior High School Madrasah Aliyah (MA) 2.958 295 20 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ 2.551 283 16 Vocational School Sumber: BPS, Kabupaten Kapuas dalam Angka 2014 / Source: BPS, Kapuas Regency In Figures 2014 10 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 1.7. Kondisi Sarana Dan Prasaranana 2015 1.7. The Condition Of Facilities And Infrastructure Gambar 1.8 Salah Satu Jalan di Kabupaten Kapuas Figure 1.8 One of a Road in Kapuas 1.7.1. Transportasi 1.7.1. Transportation Salah satu sarana transportasi yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian lewat darat yaitu Jalan. Dengan tersedianya jalan yang memadai memberikan kelancaran dalam mobilitas penduduk dan lalu lintas barang atau jasa dari satu daerah ke daerah lainnya. Panjang jalan Negara dan Propinsi di Kabupaten Kapuas yaitu 459,90 km dan 463,35 km, panjang jalan Negara tidak mengalami perubahan dari tahun 2012. Perubahan terjadi pada jalan kabupaten yang dari tahun 2012 1.498,88 km di tahun 2013 menjadi 1.929,23 km seperti ditunjukkan pada Tabel berikut: Roads are one of the important tool to facilitate economic activities on land. The availability of adequate road provides smooth mobility of people and the traffic of goods or services from one region to another. The length road of state and provincial in Kapuas reached 459,90 km and 463.35 km, the length of state roads unchanged from 2012. The changes of road occured in the county road from 1,498.88 km in 2012 to 1,929.23 km in 2013, as shown in the following table: Tabel 1.7 Panjang Jalan Menurut Kewenangan Pemerintah di Kabupaten Kapuas 2011-2013 Table 1.7 Roads Length Based On Government Authority in Kapuas 2011-2013 Panjang Jalan (Km)/Road Length No Jenis Jalan/ Road Type 1 2 3 4 Jalan Negara/ State Road Jalan Provinsi/ Provincial Road Jalan Kabupaten / County Road Jumlah/ Total 2011 2012 459,90 463,35 1.705,60 2.628,85 459,90 463,35 1.498,88 2.422,13 2013 459,90 463,35 1.929,23 2.852,48 Sumber: BPS, Kabupaten Kapuas dalam Angka 2014 / Source: BPS, Kapuas Regency In Figures 2014 Sedangkan panjang jalan menurut jenis permukaan dan kondisi jalan di Kabupaten Kapuas tahun 2013 dirinci pada tabel 1.8 berikut: No I The detailed of length of roads according to the surface type and condition in Kapuas 2013 are in the table 1.8: Tabel 1.8 Panjang Jalan Menurut Jenis Dan Kondisi Jalan Di Kabupaten Kapuas Tahun 2013 Table 1.8 Length Of Roads According To Type and Condition of Road in Kapuas 2013 Status Jalan&Panjang (km)/ Status and Length of Road Jalan Kab./Ko Keadaan Jalan/ Road Condition Jalan Negara/ Jalan Provinsi/ ta/ State Road Provincial Road County Road Jenis Permukaan/ Surface Type a. Diaspal/ Asphalt 157,88 125,80 212,98 b. Kerikil/ Gravel 134,14 188,55 186,28 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 11 2015 No Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Keadaan Jalan/ Road Condition c. d. Tanah/ Dirt Lainnya/ Others Jumlah/ Total II Status Jalan&Panjang (km)/ Status and Length of Road Jalan Kab./Ko Jalan Negara/ Jalan Provinsi/ ta/ State Road Provincial Road County Road 167,88 149,00 1.519,72 10,2 1.929,2 459,90 463,35 3 Kondisi Jalan/ Road Condition a. Baik/ Good b. Sedang/ Moderate c. Rusak/ Damaged d. Rusak Berat/ Highly Damaged Jumlah/ Total III Kelas Jalan/ Road Class a. Kelas I/ Class I b. Kelas II/ Class II c. Kelas III/ Class III d. Kelas III A/ Class III A e. Kelas III B/ Class III B f. Kelas III C/ Class III C g. Kelas Tidak Dicari/ Undetailed Class Jumlah/ Total 459,90 - 125,80 188,55 149,00 442,302 685,52 349,10 789,86 459,90 463,35 459,90 - 314,38 248,97 - 1.929,2 3 59,74 1.839,71 29,78 459,90 463,35 1.929 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kapuas / Source: Public Works Services in Kapuas 1.7.2. Sumber Energi Listrik 1.7.2. Electricity Source Gambar 1.9 Salah Satu Sumber Aliran Listrik di Kabupaten Kapuas Figure 1.9 Electrical Source in Kapuas Jumlah pelanggan listrik PLN di Kabupaten Kapuas tahun 2013 sebanyak 51.793 pelanggan. Total daya yang tersambung sebesar 42.111.550 VA, total energi yang terjual sebesar 75.123.417 Kwh dengan total nilai sebanyak Rp. 48.375.287.140.000,-. Sementara itu, produksi daya listrik pada tahun 2013 sebesar 84.123.193,00 Kwh dan nilai tersebut terus naik dibanding tahun sebelumnya dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 11,06% seperti ditunjukkan pada tabel-tabel berikut ini: 12 The number of the electricity customers in Kapuas in 2013 was 51,793 customers. Total power connected at 42,111,550 VA, total energy sold amounted to 75,123,417 kwh with a total value of Rp. 48,375,287,140,000. Meanwhile, the production of electric power in 2013 amounted to 84,123,193.00 kwh and the values continue to increase over the previous year with an average annual increasing of 11.06 % as shown in the following table: Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2015 Tabel 1.9 Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung, Energi Terjual, dan Pendapatan (ribu Rp) Menurut Jenis Pemakaian di Kabupaten Kapuas Tahun 2013 Table 1.9 Numbers of Customer, Power Connected, Energy Sold and Revenue (Thousand Rupiah) based On Usage Type in Kapuas 2013 Jenis Pelanggan/ Customer Type Rumah Tangga/ Household Industri/ Industry Bisnis/ Business Sosial/ Social Gedung Kantor Pemerintah/ Government Office Penerangan Jalan Umum/ Public Lightning Jumlah/ Total Pelanggan/ Customer Daya Tersambung (VA)/ Power Connected (VA) Energi Terjual (KWh)/ Energy Sold (KWh) Pendapatan (ribu rupiah)/ Revenue (Thousand Rupiah) 47.418 30.396.200 56.795.229 30.587.698,18 20 2.670 1.346 3.345.000 4.975.900 1.476.800 4.408.077 8.597.727 2.134.209 4.357.603,49 8.606.191,94 1.393.585,58 246 1.296.300 1.693.311 2.044.260,05 93 621.350 1.494.864 1.385.947,91 51.793 42.111.550 75.123.417 48.375.287,14 Sumber: PT PLN Wilayah VI Cabang Kuala Kapuas Source: PT PLN (State Electricity Company) Area IV sub Kuala Kapuas Tabel 1.10 Daya Terpasang, Produksi, dan Distribusi Listrik di Kabupaten Kapuas, 2010-2013 Table 1.10 Power Connected, Electricity Production and Distribution in Kapuas 2010-2013 Daya Produksi Listrik/ Listrik Dipakai Tahun/ Terpasang/ Susut/ Electricity Terjual/ Sendiri/ Year Power Decrease Production Electricity Sold Private Use Connected 2010 na 58.336.361,40 53.651.647,00 50.024,94 4.684.714,40 2011 na 64.678.529,03 57.832.929,22 46.652,00 6.845.599,80 2012 na 74.306.912,88 66.433.155,00 55.232,00 7.873.757,88 2013 na 84.123.193,00 75.123.418,00 76.757,00 8.999.775,00 Sumber: PT. PLN Wilayah VI Cabang Kuala Kapuas Source: PT PLN (State Electricity Company) Area IV sub Kuala Kapuas Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 13 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH 2. THE REGIONAL DEVELOPMENT POLICY 2.1. Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) 2.1. The Medium - Term Development Plan Jangka Regional Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kapuas dijelaskan bahwa visi : Based on The Medium - Term Regional Development Plan of Kapuas, the vision is: “Terwujudnya Kabupaten Kapuas yang Lebih Maju, Sejahtera Dan Mandiri Melalui Pembangunan Yang Adil Dan Merata Serta Berkelanjutan.” “Realization of Kapuas in Advanced, Welfare and Self Through The Fair And Equitable And Sustainable Development” Kabupaten Kapuas merumuskan misi pembangunan sebagai upaya mengemban pencapaian visi pembangunan selama lima tahun kedepan adalah sebagai berikut: Kapuas formulate development mission in an effort to carry out to achieve the development vision for the next five years , as follows: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mempercepat pembangunan peningkatan jalan, jembatan, irigasi, jalan desa, jalan usaha tani, pelabuhan, terminal, pasar, listrik, air bersih, perumahan dan kawasan permukiman layak huni, jaringan komunikasi dan infrastuktur lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian kerakyatan; Meningkatkan usaha pertanian masyarakat yang meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan dengan melibatkan para petani local dan transmigrasi dengan semangat kebersamaan sesuai semangat Huma Betang; Mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan memberikan kemudahan kepada dunia usaha serta tetap memperhatikan hak masyarakat ; Memberikan kepastian hukum bagi investor dalam berinvestasi ; Mengoptimalkan dan mewujudkan kemitraan antara pemerintah, pengusaha atau pihak ketiga dan masyarakat secara harmonis yang saling menguntungkan ; Melindungi, menghargai dan mengakui tanah adat dan hak-hak adat di atas tanah, bagi seluruh masyarakat Kabupaten Kapuas melalui kelembagaan adat Dayak ; Meningkatkan peran perusahaan daerah untuk mendorong perekonomian masyarakat dan daerah guna terwujudnya pertumbuhan ekonomi untuk terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat; 14 1. 2. Accelerate the construction of the development of roads, bridges, irrigation, rural roads, farm roads, ports, terminals, markets, electricity, clean water, housing and livable residential areas, communication networks and other infrastructure that aimed to improve people's economy; Improve the agricultural business community which includes crops, livestock, fisheries, forestry plantations and by involving local farmers and transmigration in accordance with the spirit of togetherness of Huma betang; 3. Manage natural resources in a sustainable and environmentally friendly by providing convenience to the business world as well as considering the rights of the community; 4. Provide legal certainty for investors in investing; Optimize and establish the partnership between the government, employers or third parties and society in harmony mutually beneficial; Protect, respect and recognize customary land and customary rights over the land, for all communities of Kapuas through custom institutional of Dayak; Enhance the role of regional companies to stimulate the economy and local communities in order to realize economic growth to create prosperity and welfare of the community; 5. 6. 7. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 8. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pengajar, sarana dan prasarana pendidikan di semua jenjang untuk memberikan kesempatan kepada semua golongan masyarakat memperoleh pendidikan bermutu dengan menyelenggarakan pendidikan gratis 12 tahun pada tingkat SD/MI, SLPT/MTs, SLA/MA, baik negeri maupun swasta serta memberikan beasiswa; 9. Mengembangkan dan mendorong peningkatan pendidikan ketrampilan bagi kaum wanita, kelompok pemuda, remaja putus sekolah, penyandang cacat melalui kemitraan dan balai latihan kerja untuk meraih kehidupan yang lebih baik; 10. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan yang mudah, murah, adil dan merata serta pembangunan fasilitas kesehatan, penempatan tenaga kesehatan, penyediaan obat-obatan, dan memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat kurang mampu; 11. Meningkatkan pembinaan kegiatan kepemudaan, kepramukaan, olah raga, seni budaya serta pembangunan pariwisata; 12. Meningkatkan peran dan fungsi kepala desa, perangkat desa, RT/RW, guru agama, guru ngaji, guru sekolah minggu, damang, mantir, basir, pemangku agama hindu, pedanda serta memberikan insentif; 13. Meningkatkan kerukunan, kedamaian, keimanan tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras dan golongan dengan melibatkan peran tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, LSM serta komunitas masyarakat lainnya; 14. Mempercepat reformasi birokrasi menuju pelayanan prima, dengan semangat kerja keras, kerja cerdas, kerja ihlas, kerja berkualitas dan kerja tuntas, dengan meningkatkan kesejahteraan PNS, tenaga kesehatan dan guru non PNS, penyediaan fasilitas yang memadai dan berkualitas serta pemberian insentif. 2015 8. Increase the quantity and quality of teachers, educational facilities at all levels to provide opportunities to all segments of society to obtain a quality education with a free 12-year education at the elementary/MI, Junior / MTs, Senior / MA, both public and private as well as providing scholarships; 9. Develop and encourage the improvement of vocational education for women, youth groups, teen dropouts, people with disabilities through partnerships and training centers to achieve a better life; 10. Improve the welfare of the community through service that is easy, inexpensive, fair and equitable as well as the construction of health facilities, recruitment of health workers, provision of medicines, and provide free health care for the poor; 11. Improve coaching youth activities, scouting, sports, art and culture as well as tourism development; 12. Enhance the role and function of the village head, village, neighbourhood/citizens Association, religious teacher, teacher of the Koran, the Sunday school teacher, damang, mantir, Basir, stakeholders Hindu religion, pedanda and providing incentives; 13. Improve the harmony, peace, faith regardless of ethnicity, religion, race and class by involving religious leaders, community leaders, traditional leaders, youth leaders, NGOs and other communities; 14. Accelerate the reform of the bureaucracy to the excellent service, the spirit of hard work, smart work, sincere work, quality work and work completed, to improve the welfare of civil servants, health workers and non-civil servant teachers, provision of adequate facilities and qualified as well as incentives. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 15 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2.2. Rencana (RTRW) Tata Ruang Wilayah Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Kapuas tentang Rencana Tata Ruang Wilayah terdiri atas: a. Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten. b. Peningkatan fungsi Kota Kuala Kapuas sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) kabupaten melalui peningkatan fasilitas, aksesibilitas serta infrastruktur kota. c. Pengembangan wilayah atau pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah untuk mendukung pengembangan sektor pertanian, pertambangan, dan pariwisata. d. Pengembangan kawasan industri dan pembangunan industri pengolahan hasil pertanian e. Penguatan dan pemulihan fungsi kawasan sebagai hutan lindung, kawasan rawan bencana, cagar alam dan cagar budaya. 16 2.2. The Spatial Plans Area Spatial planning policies of Kapuas about Spatial Plan consists of: a. b. c. d. e. Equitable development throughout the district. Improved functions of Kuala Kapuas as Regional Activity Center (PKW) of districts through increased facilities, accessibility and urban infrastructure. Development of the region or the centers of economic growth in the region to support the development of agriculture, mining, and tourism. Development of industrial zones and agricultural product processing industry development Strengthen and recovery of areas function as protected forest, disaster-prone areas, nature reserves and cultural heritage. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2015 3. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH 3. PROFILE OF ECONOMIC REGION 3.1. Struktur Perekonomian 3.1. Economic Structure Kontribusi suatu sektor dalam menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat menggambarkan peranan sektor tersebut dalam struktur perekonomian suatu wilayah. Struktur perekonomian Kabupaten Kapuas dalam kurun waktu lima tahun yakni 2009 – 2013 didominasi oleh sektor pertanian yang memberikan rata-rata kontribusi hingga hampir setengah dari total nilai PDRB Kabupaten Kapuas yaitu sebesar 45,77%. The contribution of a sector in generating Gross Domestic Regional Product (GDRP) may describe the role of the sector in the economic activity of the region. The economic structure of Kapuas over the last 5 years (2009-2013 was dominated by agriculture sector with the contribution average of 45,77% almost the half of the total value of GDRP of Kapuas Gambar 3.1 Struktur Perekonomian di Kabupaten Kapuas 2009-2013 Figure 3.1 Economic Structure in Kapuas 2009-2013 Nilai PDRB atas dasar harga berlaku dari setiap kategori ekonomi di kabupaten Kapuas selalu menunjukan pertambahan nilai yang positif setiap tahunnya. Sektor pertanian mendominasi dengan nilai mencapai Rp. 3.241,30 milyar di tahun 2013, dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp. 2.883,27 milyar, berikut rincian data PDRB atas harga berlaku Kabupaten Kapuas periode 2009-2013. The value of GDP at current prices of every economic category in Kapuasannually always shows a positive value. The agricultural sector dominates with a value of Rp. 3,241.30 billion in 2013, compared to the year 2012 amounted to Rp. 2,883.27 billion, the detailed of the data on GDRP of Kapuas at current prices in 2009-2013 shows in the following table. Tabel 3.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Kapuas Tahun 2009-2013 (Jutaan Rp) Table 3.1 GDRP at Current Price of Kapuas 2009-2013(Million Rp) No. 1 2 3 Lapangan Usaha/ Industrial origin (Sektor /Sector) Pertanian / Agriculture Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying Industri Pengolahan / Processing Industry 2009 2010 2011 2012 2013 2.013.932,79 2.270.314,49 2.551.920,11 2.883.263,83 3.241.280,96 14.478,30 18.124,30 23.380,77 27.717,53 32.558,52 250.303,96 267.320,59 285.881,62 305.427,52 324.312,96 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 17 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary No. Lapangan Usaha/ Industrial origin (Sektor /Sector) 2009 2010 2011 2012 2013 4 Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, Water Supply 14.970,98 15.787,18 17.520 19.040,47 21.759,02 412.139,59 482.811,67 569.057,45 677.542,48 790.574,58 791.913,30 894.412,12 1.008.340,69 1.121.701,53 1.269.346,83 7 Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication 162.028,44 183.287,59 206.913,52 231.401,41 266.387,87 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy & Business Service 218.870,35 267.908,06 321.257,33 385.432,34 461.469,05 9 Jasa – jasa / Service 466.551,19 536.344,86 604.722,98 669.370,35 759.133,00 Kontruksi / Construction Perdagangan, Hotel & Restoran / Trade, Hotel, Restaurant 5 6 Jumlah 4.345.188,90 4.936.310,95 5.588.994,47 6.320.897,46 7.166.822,79 Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kapuas / Source: Regional Planning Board of Kapuas Tabel 3.2 Rata-rata Kontribusi dan Pertumbuhan Sektoral (2009-2013) Table 3.2 The Average of Contribution and Growth Sector (2009-2013) Kabupaten Kapuas Lapangan Usaha / Industrial Origin (Sektor / Sector) No Rata-Rata Kontribusi Sektoral / Average Contributions Sector (2009-2013) Rata-Rata Pertumbuhan Sektoral / Average Growth Sector (2009-2013) 1 Pertanian / Agriculture 45.77% 12.63% 2 Pertambangan dan Penggalian / Mining and Exavacation 0.40% 22.55% 3 Industri Pengolahan / Processing Industry 5.13% 6.69% 4 Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, Water Supply 0.32% 9.85% 5 Kontruksi / Construction 10.24% 17.69% 6 Perdagangan, Hotel & Restoran / Trade, Hotel, Restaurant 17.97% 12.52% 7 Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication 3.70% 13.24% 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy & Others 5.75% 20.51% 10.72% 12.95% 9 Jasa – jasa / Service Sumber: Hasil Olahan 2015 / Source: Processed Product, 2015 Sementara itu, Rata-rata pertumbuhan sektoral pada sektor pertanian di Kabupaten Kapuas 18 Meanwhile, the average sectoral growth in the agricultural sector in Kapuas in the last five years Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2015 dalam lima tahun terakhir sebesar 12,63%, dan rata-rata kontribusi yang diberikan mencapai 45,77% dari total nilai PDRB Kabupaten Kapuas. Pada sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 12,52% dan kontribusi sebesar 17,97%. Sedangkan, di sektor jasa rata-rata kontribusi yang diberikan terhadap PDRB Kabupaten Kapuas sebesar 10,72%, dan rata-rata pertumbuhannya sebesar 12,95%. Nilai rata-rata pertumbuhan sektoral tertinggi berasal dari sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai 22,55%, akan tetapi nilai kontribusinya sangat kecil yaitu hanya 0,40%. Hal ini menandakan bahwa ketergantungan perekonomian dari sektor pertanian sangat besar, yang mencapai hampir separuh dari total nilai PDRB Kabupaten Kapuas. amounted to 12.63%, and the average contribution reached 45.77% of the total value of GDRP Kapuas. In the sector of trade, hotels and restaurants with an average growth of 12.52% and a contribution of 17.97%. While, in the services sector average contribution made to GDRP of Kapuas by 10.72%, and the average growth of 12.95%. The average value of the highest sectoral growth came from mining and quarrying sector, which reached 22.55%, but the value of its contribution is very small at only 0.40%. This indicates that the dependence on the economy of the agricultural sector is very large almost half of the total value of GDRP Kapuas. Hasil perhitungan PDRB dapat menjelaskan besarnya peran masing-masing sektor ekonomi di Kabupaten Kapuas. Nilai PDRB atas harga dasar berlaku menurut lapangan usaha memperlihatkan bahwa sektor Pertanian yang menghasilkan nilai PDRB terbesar yaitu Rp. 3.241,30 Milyar dari nilai PDRB pada tahun 2013. Penjelasan lebih rinci tentang struktur ekonomi Kabupaten Kapuas dapat dilihat dari PDRB Kabupaten Kapuas atas dasar harga berlaku berikut : GDRP calculation results can explain the magnitude of the role of each economic sector in Kapuas. The value of GDRP at current prices according to business fields shows that the agriculture sector produces the biggest contribution ofRp. 3.241,30 billion from the value of GDRP in 2013. A more detailed explanation of the structure of the economy can be seen from the GDRP of Kapuas at current prices in the following: a. Sektor Primer Sektor primer terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan perekonomian Kabupaten Kapuas. Kontribusi sektor primer selama periode 2009 hingga 2013 pada PDRB Kabupaten Kapuas menunjukkan penurunan nilai kontribusi, seperti di tahun 2012 sebesar 46,05%, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 45,68%. Namun, kontribusi sektor primer tetap mendominasi perekonomian Kabupaten Kapuas dengan andil sebesar 45,23% dari total PDRB di tahun 2013. Hal ini menunjukkan tingginya ketergantungan perekonomian terhadap sektor primer, khususnya sektor pertanian yang selama ini menjadi tumpuan dalam penciptaan lapangan pekerjaan. a. Primary sector The primary sector is composed of agriculture, mining and quarrying sector which has an important role in the economic development of Kapuas. Contribution of the primary sector during the period 2009 to 2013 to the GDRP Kapuas indicate impairment contributed, like in the year 2012 amounted to 46.05%, while in 2013 amounted to 45.68%. However, the contribution of the primary sector still dominates the economy Kapuas with a share of 45.23% of total GDRP in 2013. This demonstrates the high economic dependence on the primary sector, particularly the agricultural sector which has been the foundation of the creation of jobs. b. Sektor Sekunder Sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan b. Secondary sector Secondary sector comprising processing industry, electricity, gas, and clean water, as Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 19 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary air bersih, serta sektor konstruksi. Rata-rata kontribusi sektor sekunder dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kapuas dalam periode 2009-2013 yaitu sebesar 15,69%. Di tahun 2009 sektor sekunder memberikan kontribusi sebesar 15,59%. Meski mengalami sedikit penurunan pada tahun 2010 yaitu sebesar 15,52%, tetapi di tahun-tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2013 sebesar 15,58%. Meningkatnya kontribusi sektor sekunder, tidak terlepas dari sektor, pembentuk dari sektor ini, khususnya sektor kontruksi, dari 9,48% di tahun 2009 hingga mencapai 11,03% pada tahun 2013. c. Sektor Tersier Sektor tersier yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa merupakan sektor terbesar kedua setelah sektor primer dalam perekonomian Kabupaten Kapuas. Rata-rata kontribusi sektor tersier dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kapuas mencapai 38.37% dalam kurun waktu 2009 hingga 2013. Kontribusi sektor ini didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan jasa yang merupakan sektor kedua tertinggi setelah sektor pertanian dengan memberikan rata-rata kontribusi sebesar 17,97% (2009-2013). Namun, pada sektor ini nilai kontribusinya terus menunjukkan laju pertumbuhan yang negatif dari tahun 2009 sebesar 18,23% sampai dengan 17,71% di tahun 2013. well as the construction sector. The average contribution of the secondary sector in GDRP of Kapuas in the 2009-2013 is 15.69%. In 2009, the secondary sector contributed 15.59%. Despite a slight decrease in 2010 in the amount of 15.52%, but in subsequent years continued to increase until the year 2013 amounted to 15.58%. The increasing contribution of the secondary sector can not be separated from the sector, forming of this sector, particularly the construction sector, from 9.48% in 2009 to 11.03% in 2013. c. Tertiary sector The tertiary sector comprising trade, hotels and restaurants, transportation and communication sector, finance, tenancy and business services, and the services sector is the second largest sector after the primary sector in the economy of Kapuas. The average contribution of the tertiary sector in GDRP of Kapuas reached 38.37% in the period of 2009-2013. This sector's contribution is dominated by trade, hotel and services sector which is the second highest after the agricultural sector by providing an average contribution of 17.97% (2009-2013). However, the value of the contribution of this sector continues to show a negative growth rate of the year 2009 amounted to 18.23% to 17.71% in 2013. 3.2. Laju Pertumbuhan 3.2. The Growth Rate Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu alat untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah menunjukkan besarnya PDRB Kabupaten Kapuas atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 PDRB Kabupaten kapuas atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 4.345.188,90,-, pada tahun 2010 sebesar Rp. 4.936.310,95,-, pada tahun 2011 sebesar Rp. 5.588.994,47,-, pada tahun 2012 sebesar Rp. 6.320.897,46,- , dan pada tahun 2013 sebesar Rp. 7.166.822,79. Hal ini berarti pada tahun 2013 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 6.73% di Kabupaten Kapuas. Gross Regional Domestic Product (GRDP) as one of the tools to describe the condition of the economy of a region shows the GDRP of Kapuas at current prices increased. In 2009, GDRP of Kapuas at current prices amounted to Rp. 4,345,188.90 million, in 2010 amounted to 4,936,310.95 million, in 2011 amounted to Rp. 5,588,994.47 million, in 2012 amounted to Rp. 6,320,897.46 million, and in 2013 amounted to Rp. 7,166,822.79 million. This means that in 2013 occurred economic growth of 6.73% in Kapuas. 20 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4. POTENSI PEREKONOMIAN 4. POTENTIAL OF ECONOMIC 4.1. Sektor Pertanian 4.1. Agricultural Sector 2015 Gambar 4.1 Potensi Sektor Pertanian Tanaman Pangan Figure 4.1 Food Crops Potentials Sector A. Tanaman Pangan A. Komoditi utama sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Kapuas antara lain adalah padi, kedelai, ubi kayu, jagung, dan lainnya. Jenis tanaman andalan tersebut telah berproduksi sebagaimana diuraikan pada tabel 4.1 berikut: No Food Crops The main commodities of food crops sector in Kapuas are rice, soybean, cassava, corn, and others. The mainstay of plant types already in production as described in the following table 4.1: Tabel 4.1 Luas panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Kapuas 2013 Table 4.1 Harvested Area and Food Crops Production in Kapuas 2013 Luas Panen/ Produksi / Jenis Tanaman / Harvested Area Production Kecamatan / Sub-district Plant Type (ha) (ton) 1 Padi Sawah/ Paddy 93.258 361.442 Kapuas Kuala, Tamban Catur, Kapuas Timur, Selat, Bataguh, Basarang, Kapuas Hilir, Pulau Petak, Kapuas Murung, Dadahup, Kapuas Barat, Mantangai. 2 Padi Ladang/ Paddyfield 14.030 35.108 Basarang, Dadahup, Kapuas Barat, Mantangai, Timpah, Kapuas Tengah, Pasar Talawang, Kapuas Hulu, M. Talawang. Tamban catur, Kapuas Timur, Bataguh, Kapuas murung, Dadahup, Kapuas Barat, Mantangai, Timpah, Kapuas Tengah, Kapuas Hulu, M. Talawang Tamban Catur, Kapaus Murung, Dadahup, Mantangai 3 Jagung/ Corn 122 458,96 4 Kedelai/ Soybeans 113 1.389,90 85 96,99 Kapuas Murung, Dadahup, Mantangai 6 35,39 Kapuas Murung, Dadahup, Mantangai 699 8.537,24 Tersebar diseluruh Kecamatan di kabupaten Kapuas / All Sub-districs 1.461,10 Kapuas Kuala, Tamban Catur, Bataguh, Basarang, Pulau Petak, Kapuas Murung, Dadahup, Kapuas Barat, Mantangai, Kapuas Tengah, P. Talawang, Kapuas Hulu 5 6 7 8 Kacang Tanah/ Peanuts Kacang Hijau/ Green Beans Ubi Kayu/ Cassava Ubi Jalar/ Sweet Potato 193 Sumber: Kabupaten Kapuas dalam Angka 2014 / Source: Kapuas RegencyIn Figures 2014 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 21 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.2 Perkembangan Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Kapuas 2011-2013 Figure 4.2 The Growing amount of Harvested Area and Paddy Production in Kapuas 2011-2013 Gambar 4.3 Perkembangan Produksi Tanaman Palawija di Kabupaten Kapuas 2011-2013 Figure 4.3 Development Of Horticulture Crops Production in Kapuas 2011-2013 22 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2015 Gambar 4.4 Peta Potensi Tanaman Pangan Kabupaten Kapuas Figure 4.4 Crop Foods Potential Map of Kapuas \ Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 23 2015 B. Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Hortikultura B. Horticulture Gambar 4.5 Potensi Sektor Pertanian Figure 4.5 Agriculture Potentials Beberapa komoditas sayuran yang diusahakan di Kabupaten Kapuas, diantaranya cabe merah, cabe rawit, sawi, kacang panjang, bayam, kangkung, buncis, tomat dan sebagainya. Berikut rincian tanaman hortikultura. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Some vegetable crops commodities in Kapuas, arechili, cayenne, mustard, long beans, spinach, kale, beans, tomato and others. Here are the details of horticulture crops. Tabel 4.2 Produksi Sayuran Di Kabupaten Kapuas Tahun 2013 Table 4.2 Vegetables Production in Kapuas 2013 Luas Panen (ha)/ Produksi (ton)/ Production Komoditas/ Commodity Harvested Area (ha) (ton) Cabe Merah/ Chili 3.254 4,4 Cabe Rawit/ Cayenne 182 1.367 Sawi/ Lettuce 121 715,9 Kacang Panjang/ Long Beans 244 1.547,5 Bayam/ Spinach 209 548,5 Kangkung/ Kale 196 1.051 Buncis/ Beans 56 426,9 Bawang Daun/ Spring Onion 82 459 Tomat/ Tomato 102 863 Terong/ Eggplant 170 1.316,6 Ketimun/ Cucumber 172 1.510,1 Jamur/ Mushroom 31 7,8 Labu Siam / Chayote 12 24,5 Jumlah/ Total 4.831 9.842,2 Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas 2014 Source: Food Crops and Horticulture Department of Kapuas 2014 24 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary C. Buah-Buahan C. 2015 Fruits Gambar 4.6 Potensi Tanaman Buah-buahan Figure 4.6 Fruits Potentials Jenis buah-buahan yang diusahakan di Kabupaten Kapuas, diantaranya alpukat, belimbing, duku, durian, jambu biji, jambu air, jeruk siam, jeruk besar, mangga, manggis, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, sirsak, sukun, petai, jengkol, melinjo, buah naga, semangka. Fruits typethat cultivated in Kapuas are avocado, starfruit, duku, durian, guava, water guava, citrus, big orange, mango, mangosteen, jack fruit, pineapple, papaya, banana, rambutan, salak, sapodilla, soursop, bread fruit, petai, jengkol, gnetum, dragon fruit, watermelon. Tabel 4.3 Produksi Buah-buahan Menurut Jenis Buah di Kabupaten Kapuas Tahun 2013 Table 4.3 Fruits Production Basedon Type of Fruit in Kapuas 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Buah-buahan/ Fruits Produksi (ton)/ Production (ton) Alpukat/ Avocado Belimbing/ Starfruit Duku/ Duku Durian/ Durian Jambu Biji/ Guava Jambu Air/ Water Guava Jeruk Siam/ Citrus Jeruk Besar/ Big Orange Mangga/ Mango Manggis/ Mangosteen Nangka/ Jackfruit Nanas/ Pineapple Pepaya/ Papaya Pisang/ Banana Rambutan/ Rambutan Salak/ Bark Sawo/ Sapodilla Sirsak/ Soursop Sukun/ Breadfruit Petai/ Petai Jengkol/ Jengkol Melinjo/ Gnetum Buah Naga/ Dragon Fruit Semangka/ Watermelon Lainnya/ Others Jumlah/ Total 1,7 186,7 98,5 555,5 375,3 225,4 2.413,3 477,0 1.061,1 40,5 5.804,0 7.592,0 694,7 6.700,9 4.907,4 852,0 271,9 153,3 310,7 1.109,2 63,4 2,6 383,7 34.280,5 Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas 2014 Source: Food Crops and Horticulture Department of Kapuas 2014 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 25 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary D. Perkebunan D. Plantation Gambar 4.7 Potensi Sektor Pertanian Figure 4.7 Agriculture Potentials Komoditas perkebunan yang diusahakan di Kabupaten Kapuas dan mempunyai nilai ekonomi cukup tinngi, yaitu karet, kelapa, kelapa sawit dan kopi. Data luas lahan dan dan produksi perkebunan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Plantation commodities in Kapuas and have considerable high economic value are rubber, coconut, oil palm and coffee. The data of land area and production can be seen in the table 4.4: Tabel 4.4 Luas Lahan dan Produksi Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Kapuas 2013 Table 4.4 Lnad Area and Production Based On Plant Type in Kapuas 2013 Jenis Tanaman/ Plant Type No Luas Lahan (Ha)/ Land Area (ha) Produksi (ton)/ Production (ton) 1 Karet/ Rubber 35.700,81 32.147,06 2 Kelapa/ Coconut 10.671,80 13.382,50 3 Kelapa Sawit/ Oil Palm 54.852,79 1.076,79 4 Kopi/ Coffee 627,00 134,43 Total 101.852,40 Wilayah/ Area Tersebar diseluruh Kecamatan di Kabupaten Kapuas/ Spread in all sub-districts of Kapuas Tersebar diseluruh Kecamatan di Kabupaten Kapuas/ Spread in all sub-districts of Kapuas Tersebar diseluruh Kecamatan di Kabupaten Kapuas/ Spread in all sub-districts of Kapuas Tersebar diseluruh Kecamatan di Kabupaten Kapuas/ Spread in all subdistricts of Kapuas 46.740,78 Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kapuas 2014 Source: Plantation and Forestry Department of Kapuas 2014 26 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2015 Gambar 4.8 Peta Potensi Perkebunan Kabupaten Kapuas Figure 4.8 PlantationPotential Map of Kapuas Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 27 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.2. Sektor Perikanan 4.2. Fishery Sector Gambar 4.6 Kegiatan Perikanan Figure 4.6 Fishery Activities Komoditi perikanan untuk kegiatan perikanan di Kabupaten Kapuas meliputi perikanan darat dan perikanan laut. Produksi perikanan di Kabupaten Kapuas mengalami peningkatan seperti dirinci pada tabel 4.5 dibawah ini. Commodity fishery in Kapuas includes inland fisheries and marine fisheries. Fishery production in Kapuas increased as detailed in the table 4.5. Tabel 4.5 Jumlah dan Nilai Produksi Perikanan Darat dan Laut di Kabupaten Kapuas 2013 Table 4.5 Numbers and Production Value of Inland and Marine Fisheries in Kapuas 2013 Jenis Ikan/ Fish Type No Produksi (ton) / Production (ton) Wilayah/ Area Kecamatan Kapuas Kuala, Tamban Catur, Kapuas Timur, Selat, Bataguh, Basarang, Kapuas Hilir, Pulau Petak, Kapuas Murung, Dadahup, Kapuas Barat, Mantangai, Timpah, Kapuas Tengah, P. Talawang, Kapuas Hulu, K M. Talawang. 1 Perikanan Darat/ Inland Fishery 11.903,44 2 Perikanan Laut/ Marine Fishery 7595,05 Kecamatan Kapuas Kuala. Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kapuas 2014 Source: Fishery and Marine Department of Kapuas 2014 Gambar 4.7 Perkembangan Produksi Perikanan (ton) di Kabupaten Kapuas 2011-2013 Figure 4.7 Development of Fisheries Production (ton) in Kapuas 2011-2013 28 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2015 Gambar 4.8 Peta Potesi Perikanan Kabupaten Kapuas Figure 4.8 Fishery Potential Map of Kapuas Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 29 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.3. Sektor Pariwisata 4.3. Tourism Sector Gambar 4.9 Potesi Pariwisata Kabupaten Kapuas Figure 4.9 Tourism Potential in Kapuas Kabupaten Kapuas memiliki potensi wisata yang tidak kalah menarik dengan daerah lainnya di Indonesia. Kontribusi sektor ini pada perekonomian Kabupaten Kapuas tidak terlalu besar. Kinerja sektor pariwisata dapat dikenali dari beberapa elemen pengembangan seperti potensi alam serta sarana dan prasaran penunjang. Dilihat dari potensi alamnya terlihat bahwa komponen yang paling menonjol di wilayah ini adalah wisata air. Berikut beberapa objek wisata yang terdapat di Kabupaten Kapuas. Kapuas has tourism potential that is quite interesting to other regions in Indonesia. The contribution of this sector to the economy of Kapuas is not too big. The performance of the tourism sector can be recognized from some elements development such as the natural potential and the facilities and supporting infrastructures. The most prominent component in this area is water tourism. Here are some of the attractions which located in Kapuas. Tabel 4.6 Potensi dan Lokasi Objek wisata di Kabupaten Kapuas Table 4.6 Tourist Object Potential and Location in Kapuas No Obyek Wisata/ Tourist Object Kecamatan/ Sub-district 1 Pantai Cemara Labat/ Cemara Labat Beach Kapuas Kuala 2 Pantai Teluk Gabang/ Gabang Bay Beach Kapuas Kuala 3 Kapuas Hilir 6 Rumah Bentang/ Bentang House Desa Wisata Getah Getah Nyatu/ Getah Getah Nyatu Tourist Village Mozaik Desa Saka Mangkahal/ Saka Mangkahal Mosaic Village Tikar Purun/ Purun Mat 7 Sungai Hampatung/ Hampatung River Kayalan Hulu 8 Arum Jeram/ Rafting Kapuas Hulu 4 5 Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Kapuas 2014 Source: Tourism Department of Kapuas 2014 30 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Kapuas Hilir Kapuas Barat Selat Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2015 Gambar 4.10 Peta Potensi Pariwisata Kabupaten Kapuas Figure 4.10 Tourism Potential Map in Kapuas Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 31 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.4. Sektor Peternakan 4.4. Animal Husbandry Sector Gambar 4.11 Potesi Peternakan Kabupaten Kapuas Figure 4.11 Animal Husbandry in Kapuas Potensi peternakan Kabupaten Kapuas, cukup Animal husbandry potential in Kapuas is quite layak dikembangkan, populasi hewan yang feasible to be developed; populations of animals diternakan di Kabupaten Kapuas antara lain that farmed in Kapuas arecattle, buffalo, sheep, adalah sapi, kerbau, kambing, babi, ayam buras, pig, free-ranged chicken, broiler, laying hens and ayam pedaging, ayam petelor, dan itik. Berikut ducks. The data of the number of cattle population data jumlah populasi ternak di Kabupaten in Kapuas shows in the table below. Kapuas. Tabel 4.10 Populasi Ternak Menurut Jenis di Kabupaten Kapuas 2013 Tabel 4.10 Livestock Population Based On Type in Kapuas 2013 No Jenis Ternak/ Livestock Type Populasi (Ekor)/ Population (tails) 1 Sapi / Cattle 2 Kerbau/ Buffalo 2 3 Kambing/ Sheep 3.515 5 Babi/ Pig 5.938 6 Ayam Buras/ Free-ranged Chicken 426.515 7 Ayam Pedaging/ Broiler 214.382 8 Ayam Petelor/ Laying Hens 10.499 9 Itik/ Duck 3.360 61.414 Kecamatan / Sub-district Kapuas Kuala, Tamban Catur, Kapuas Timur, Selat, Bataguh, Basarang, Kapuas Hilir, Pulau Petak, Kapuas Murung, Dadahup, Kapuas Barat, Kecamataan Mantangai, Timpah, Kapuas Tengah, Pasak Talawang, Kapuas Hulu, Mandau Talawang. Kapuas Tengah Kapuas Kuala, Kapuas Timur, Bataguh, Basarang, Pulau Petak, Kapuas Murung, Dadahup, Kapuas Barat, Kecamataan Mantangai. Tamban Catur, Selat, Bataguh, Basarang, Kapuas Hilir, Kapuas Barat, Kecamataan Mantangai, Timpah, Kapuas Tengah, Pasak Talawang, Kapuas Hulu, Mandau Talawang. Kapuas Kuala, Tamban Catur, Kapuas Timur, Selat, Bataguh, Basarang, Kapuas Hilir, Pulau Petak, Kapuas Murung, Dadahup, Kapuas Barat, Kecamataan Mantangai, Timpah, Kapuas Tengah, Pasak Talawang, Kapuas Hulu, Mandau Talawang. Kapuas Kuala, Tamban Catur, Bataguh, Basarang, Pulau Petak, Kapuas Murung, Dadahup, Kecamataan Mantangai, Kapuas Tengah, Mandau Talawang. Selat, Basarang, Pulau Petak, Kapuas Murung. Kapuas Kuala, Tamban Catur, Kapuas Timur, Selat, Bataguh, Basarang, Kapuas Hilir, Pulau Petak, Kapuas Murung, Dadahup, Kapuas Barat, Kecamataan Mantangai, Kapuas Tengah, Kapuas Hulu. Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Kapuas, 2014 Source: Animal Husbandry Department of Kapuas, 2014 32 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.5. Sektor Pertambangan 2015 4.5. Mining Sector Gambar 4.12 Potensi Pertambangan Kabupaten Kapuas Figure 4.12 Mining Potential in Kapuas Sektor pertambangan di wilayah Kabupaten Kapuas belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini terlihat dari kontribusinya terhadap perekonomian Kabupaten Kapuas yang tidak mencapai 1%. Namun selama periode 2009 hingga 2013, kontribusi tersebut terus meningkat. Beberapa potensi bahan tambang yang diusahakan, diantaranya batu bara, pasir zirkon, pasir kuarsa, pasir sungai dan pasir.Berikut jumlah produksi berdasarkan jenis bahan tambang di Kabupaten Kapuas. The mining sector in Kapuas not used optimally. This shows from its contribution to the economy of Kapuas that does not reach 1%. However, during the period of 2009 to 2013, the contribution has grown. Some mining potentials, including coal, zircon sand, quartz sand, river sand and sand. Here is the number of production based on the type of minerals in Kapuas. Tabel 4.11 Jenis Bahan Tambang dan Produksi di Kabupaten Kapuas 2013 Tabel 4.11 Mining Material Type and Production in Kapuas 2013 Tahun Produksi/ Year of Production Jenis Bahan Tambang/ Satuan/ Once Mining Material Type 2011 2012 2013 Batu Bara/ Coal Metric ton 1.042.874 2.889.474 2.926.424 Pasir Zircon/ Zircon Sand Ton Pasir Kuarsa/ Quartz Sand 7.000 Pasir sungan/ River Sand Pasir/ Sand 16.401,87 Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kapuas, 2013 Source: Mining and Energy Department of Kapuas, 2013 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 33 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 5. PELUANG INVESTASI 5. INVESTMENT OPPORTUNITIES 5.1 Peluang Investasi Pengembangan Industri Pengolahan Padi Terintegrasi (Rice Center). 5.1. Investment Opportunities of Integrated Paddy Processing Industry (Rice Center) Kabupaten Kapuas memilki luas lahan padi seluas 107.288 ha dengan produksi padi sebesar 396.550 ton. Peluang investasi pengembangan tanaman padi di Kabupaten Kapuas cukup menjanjikan. Saat ini Kabupaten Kapuas adalah lumbung pangan terbesar di Provinsi Kalimantan Tengah. Komoditi padi di Kabupaten Kapuas menciptakan peluang usaha dan investasi agroindustri perberasan, baik agroindustri hulu berupa industri sarana produksi pertanian yang meliputi industri bibit/benih, pupuk, pestisida serta alat dan mesin pertanian maupun industri hilir berupa industri pengolahan padi terintegrasi (rice center). Berikut data luas lahan dan produksi padi di Kabupaten Kapuas, seperti diuraikan pada tabel 5.1 berikut: Kapuas has a paddy land area covering 107,288 hectares with the paddy production of 396,550 ton. Paddy development investment opportunities in Kapuas quite promising. Kapuas is currently the largest food barns in Central Kalimantan. Paddy commodity in Kapuas creating business opportunities and investments of paddy agroindustry, both upstream agro-industry in the form of agricultural inputs which include industrial seeds/seedlings, fertilizers, pesticides and agricultural tools and machines as well as downstream in the form of integrated paddy processing industry (rice center). The following data of land area and production of rice in Kapuas shows in the table 5.1 : Tabel 5.1 Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Kapuas tahun 2011-2013 Table 5.1 Harvested Area and Paddy Production in Kapuas 2011-2013 Tahun/ Year 2011 2012 2013 Luas Panen (ha)/ Harvested Area (ha) Produksi (ton)/ Production (ton) 104.064 115.946 107.288 322.393,00 369.751,94 396.550,00 Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas Source: Food Crops and Horticulture Department of Kapuas Rice Center adalah salah satu fasilitas untuk menampung aktivitas pengolahan dan perdagangan beras secara modern. Dalam kawasan Rice Center akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, baik fasilitas utama maupun fasilitas penunjang agar menjamin terselenggaranya transaksi (domestik maupun ekspor) dengan baik. Kegiatan dalam kawasan Rice Center mulai dari perontokan padi (hasking), pengeringan gabah (drying), penggiling gabah menjadi beras dan penyimpanan beras yang dilakukan secara modern. Sedangkan pengembangan kawasan Rice Centre adalah untuk kegiatan terkait dengan perberasan, mulai dari pembelian gabah, proses penggilingan beras, pergudangan, dan perdagangan beras. Selain untuk memproduksi beras konsumsi, biasanya 34 Rice Center is one of the facilities to accommodate the processing and trading activities of rice in a modern way. In the area of Rice Center will be equipped with various facilities, both major facilities and supporting facilities in order to ensure the well implementation of the transaction (domestic and export). Activity in Rice Center area ranging from rice threshing (hasking), grain drying (drying), grinding grain into rice and rice storage that done in a modern way. While Rice Centre is the development of the area for activities related to rice, ranging from the purchase of grain, rice milling process, warehousing, and the rice trade. In addition to producing rice consumption, typically Rice Center is also used for the manufacture of rice seed, so it is equipped with seed production fields. Here is the tree rice plant Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Rice Center juga digunakan untuk proses pembuatan benih padi, sehingga dilengkapi dengan lahan produksi benih. Berikut pohon industri tanaman padi. 2015 industry. Gambar 5.2 Proses Pengolahan Padi (Beras) Figure 5.2 Paddy (Rice) Processing Gambar 5.1 Pohon Industri Tanaman Padi Figure 5.1 Paddy Industrial Tree 5.2. Analisis Ekonomi 5.2. Economical Analysis Bisnis Penggilingan Padi diharapkan dapat memberikan manfaat dan nilai tambah, baik bagi masyarakat sekitar pabrik, petani, dengan adanya Lembaga Koperasi Masyarakat sebagai lembaga pendukung kegiatan pertanian dalam hal keuangan membantu memberikan modal secara kredit bagi para petani dalam menanam padi, mulai dari pembelian benih, pupuk, sampai kebutuhan lainnya yang menunjang keberlangsungan kegiatan pertanian. Diberikan Rice Milling Business expected to give benefit and added value, for both the community around the factory and the farmers, with the Institute of Cooperative Society as an institution that supporting agricultural activities in terms of financial help provide capital on credit to farmers to grow rice, ranging from the purchase of seed, fertilizer, to other needs that support the sustainability of agricultural activities. Given a companion to assist farmers through training so Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 35 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary pendamping untuk membantu petani melalui pelatihan-pelatihan agar petani mendapat wawasan yang lebih dalam lingkup pertanian. Kinerja petani terbantu dengan adanya mesin penggiling modern ini sehingga menghemat tenaga dan waktu dalam kegiatan pasca panen. Sehingga dengan adanya manfaat tersebut perusahaan diterima oleh masyarakat sekitar terutama para petani. that farmers get more insight in the sphere of agriculture. Farmers’ performance helped by the existence of this modern grinding machine that saves energy and time in post-harvest activities. So with the benefit, the company accepted by the local community, especially farmers. Kebutuhan Investasi dalam rencana usaha Investment needs in the business plan of pendirian pabrik penggilingan padi modern ini establishment of modern rice milling plant is made terdiri dari bangunan, peralatan dan up of buildings, equipment and supplies as initial perlengkapan sebagai modal awal yang capital spent to support passage of the business dikeluarkan pemilik untuk mendukung owner. It is estimated that the total cost needed berjalannya usaha. Diperkirakan total biaya yang Rp. 11,960,580,000. The details of the investment diperlukan yaitu sebesar Rp. 11.960.580.000,-. plan can be seen in the table 5.2. Rincian rencana investasinya dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini. Tabel 5.2 Biaya Investasi Table 5.2 Investment Cost Harga Beli Umur Unit Total Nilai Sisa/ Biaya Investasi/ Satuan (Unit)/ (tahun) No Barang/ Biaya/ Depreciatio Investment Cost / Unit Purchase / Age Item Unit Total Cost n Value Price (Unit) (Year) Bangunan Pabrik/ 1 Manufacture 2.400 m2 800 1.920.000 20 192.000 Building Area Parkir/ 2 600 m2 400 240.000 25 24.000 Parking Lot Mesin Giling/ 3 3 unit 1.536.700 4.610.100 12 461.010 Milling Machine Mesin Pengering/ 4 3 unit 895.400 2.686.200 12 268.620 Drying Machine 5 Genset/ Generator 2 unit 374.000 748.000 5 74.800 Pemasangan 6 Pagar/ Installation 690 m 300 207.000 10 20.700 of Fencing Instalasi Listrik/ 7 Installlation Of 1 unit 150.000 150.000 5 15.000 Electricity Instalasi Air/ 8 Instal;ation of 1 unit 150.000 150.000 5 15.000 Water 9 Perizinan/ License 1 paket 15.000 15.000 1.500 Alat Kantor, Meja, & Kursi/ Office 10 3 paket 95.000 285.000 5 28.500 Stationery, Desk and Chair 11 Handlift/ Handlift 6 unit 2.500 15.000 3 1.500 Alat Transportasi/ 12 6 unit 147.500 885.000 7 88.500 Vehicle 13 Papan Tulis/ 1 unit 30 30 5 3 36 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary No 14 15 16 17 18 19 20 Biaya Investasi/ Investment Cost Writing Board Terpal/ Terpaulin Kalkulator/ Calculator Sekop/ Shovel Gerobak Modern/ Modern Cart Sapu/ Broom Printer & Fax/ Printer and Fax Laptop Komputer/ Computer Notebook Jumlah/ Total Harga Beli (Unit)/ Purchase Price (Unit) Total Biaya/ Total Cost Umur (tahun) / Age (Year) 2015 Unit Barang/ Item Unit Satuan / Unit 1 unit 1.500 1.500 3 150 3 unit 50 150 2 15 6 unit 75 450 5 45 15 unit 2.400 36.000 7 3.600 15 unit 10 150 1 15 1 unit 1.000 1.000 5 100 2 unit 5.000 10.000 5 1.000 11.960.580 Nilai Sisa/ Depreciatio n Value 142 1.196.58 Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result, 2015 Biaya operasional merupakan biaya yang Operational costs are costs incurred to meet all the dikeluarkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan needs that support operational activities. yang menunjang kegiatan operasional. Biaya Operational costs consist of variable costs and operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya fixed costs. Fixed costs are costs which amount is tetap. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya not affected by changes in production volume. The tidak dipengaruhi oleh perubahan volume amount of fixed costs incurred each year can be produksi. Besarnya biaya tetap yang dikeluarkan seen in the table 5.3 : setiap tahunnya dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut: Tabel 5.3 Biaya Tetap Table 5.3 Fixed Costs Total Jenis Biaya Tetap/ Jumlah/ Satuan/ 1 Tahun/ 1 No Harga/ Price Harga/ Fixed Cost Type Total Unit Year Total Price Biaya Perawatan Mesin/ 1 Machince Maintainance 2 kali 100.000 200.000 2.400.000 Cost Biaya Perawatan Mobil/ 2 2 kali 18.000 36.000 432.000 Car Maintainance Cost 3 Pajak Mobil/ Car Tax 3 Orang 10.500 31.500 126.000 Gaji Pegawai 4 Manajemen/ 5 Orang 5.000 25.000 300.000 Management Staff Salary 5 Gaji LKM/ LKM Salary 5 Orang 2.000 10.000 120.000 Gaji Pendamping Petani/ 6 Farmers Accompanion 5 Orang 2.500 12.500 150.000 Salary Gaji Marketing/ 7 5 Orang 3.000 15.000 180.000 Marketing Salary Biaya Listrik 8 Penerangan/ Lightning 1 Bulan 3.000 3.000 36.000 Cost Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 37 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Jenis Biaya Tetap/ Fixed Cost Type No Biaya Telepon/ Telephone Cost Biaya Promosi/ Promotion Cost Pajak Bumi dan Bangunan/ Property Tax Jumlah Biaya Tetap/ Total Fixed Cost 9 10 11 Jumlah/ Total Satuan/ Unit Harga/ Price Total Harga/ Total Price 1 Tahun/ 1 Year 1 Bulan 3.334 3.334 40.008 1 Bulan 30.000 30.000 360.000 1 Tahun 1.500 366.334 4.145.508 Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result, 2015 Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada output yang akan diproduksi yang termasuk kedalam biaya variabel terinci pada tabel 5.4 dibawah ini. No 1 2 3 4 5 6 7 8 Variable costs are costs that amount depend on the output to be produced which included into variable costs, the detailed shows in the table 5.4. Tabel 5.4 Biaya Variabel Table 5.4 Variable Cost Jmlh per 1 Jenis Biaya Variabel/Variable x produksi/ Satuan Cost Type Total per 1x / Unit production Pembelian GKP Plastik Kemasan/ 5.880 Kg Purchasing of GKP Plastic Bag Transparan Medium 20/50 Plastik Kemasan/ 20/50 Medium 699 Kg Transparent Plastic Bag Transparan Premium 5/10/ 5/10 420 Kg Premium Transparent Biaya Perawatan Pabrik/ 1 Tahun Manufacture Maintenance Cost Biaya Air/ Water Cost 1 Bulan Biaya Transportasi/ 1 Bulan Transportation Cost Gaji Tenaga Kerja Produksi/ 5 Orang Production Worker Fee Biaya Listrik untuk Mesin/ 1 Bulan Electricity Cost for Machine Jumlah Biaya Variabel/ Total Variable Cost TC 1 x Produksi/ TC 1x Production 1 tahun (12x)/ 1 year (12x) 3.300 19.404.000 58.212.000 300 209.700 2.516.400 500 210.000 2.520.000 Harga/ Price 198.000 5.000 5.000 60.000 48.000 48.000 576.000 1.500 7.500 90.000 150.000 150.000 1.800.000 20.034.200 65.972.400 Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result, 2015 Berikut ini adalah ringkasan hasil proyeksi laporan laba rugi proyek pada 12 tahun. Hasil perhitungan pendapatan diperoleh pada tahun 1 sebesar Rp. 72,56 Milyar, naik pada tahun 2 sebesar Rp. 76,2 Milyar dan seterusnya bisa dilihat pada tabel Untuk Laba bersih mendapatkan keuntungan pada tahun 1 yaitu sebesar Rp. 3,4 Milyar dan tahun selanjutnya bisa dilihat pada tabel 5.5. 38 Here is a summary of the results projected income statements on 12-year project. The revenue calculation result obtained in first year of Rp. 72.56 billion, increase in second year of Rp. 76.2 billion and the next explanation can be seen in the table below.The net profit gain in first year is equal to Rp. 3.4 billion and the next year can be seen in the table 5.5. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2015 Tabel 5.5 Ringkasan Hasil Laba Rugi (Miliar) Table 5.5 Summary Result of Profit-Loss (Billion) Uraian/ Explanation Pendapatan/ Revenue Laba Bersih/ Net Profit Tahun 0/ Year 0 -11,9 Tahun 1/ Year 1 Tahun 2/ Year 2 Tahun 3/ Year 3 Tahun 4/ Year 4 Tahun 5/ Year 5 Tahun6/ Year 6 72,56 76,22 80,07 84,1 88,3 92, 3,4 3,6 3,7 3,9 4,1 4,2 Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result, 2015 Uraian/ Explanation Pendapatan/ Revenue Laba Bersih/ Net Profit Lanjutan Tabel 5.5 (Miliar)/ Advanced explanation of Table 5.5 (Billion) Tahun 7/ Tahun 8/ Tahun 9/ Tahun 10/ Tahun 11/ Year 7 Year 8 Year 9 Year 10 Year 11 Tahun 12/ Year 12 97,4 102,3 107, 112,9 118,6 124,6 4,4 4,6 4,9 5,1 5,3 5,6 Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result, 2015 5.3. Analisis Kriteria Kelayakan Finansial 5.3. Feasibility Criteria Financial Analysis Analisis kriteria kelayakan usaha dilakukan guna untuk menentukan apakah usaha pendirian pabrik penggilingan padi modern layak untuk diusahakan selama umur proyeknya. Perhitungan kriteria investasi menggunakan metode Cash Flow, dimana seluruh penerimaan selama sepuluh tahun ke depan disesuaikan pada masa kini. Tingkat suku bunga yang digunakan yaitu sebesar 12%. Analisis kriteria kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan 4 (empat) kriteria, yaitu NPV, Net B/C, IRR dan Payback Period yang dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut: Feasibility criteria analysis performed in order to determine whether the business establishment of modern rice milling plant deserves to be developed during the life of the project. Calculation of investment criteria using the Cash Flow, where the entire revenues over the next ten years adjusted today. The interest rate used is 12%. Analysis of the feasibility criteria used in this study is the use of four (4) criteria, ie NPV, Net B/C, IRR and payback period , it can be seen in the following table 5.6 : Tabel 5.6 Analisis Kriteria Kelayakan Finansial Table 5.6 Feasibility Criteria Financial Analysis Kriteria Investasi/ Investment Criteria Nilai/ Value Investasi/ Investment Rp 11.960.580.000,NPV 2.519.337,24 IRR 28,92 NET B/C 1,04 Payback Periode 3,5 Tahun Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result, 2015 1. Net Present Value (NPV) NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang dari selisih benefit dengan cost pada discount factor (DF) tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan biaya. Apabila NPV lebih besar dari 0 berarti proyek tersebut 1. Net Present Value (NPV) NPV of a project is the present value of the difference in the cost benefit with the specific discount factor (DF). NPV shows the advantages of the benefits compared to the costs. If NPV is greater than 0 means that the project is profitable and worth the effort. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 39 2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada discount factor 12 % menunjukan nilai NPV sebesar Rp. 2.519.337,24 yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti proyek layak untuk diusahakan. Based on the calculation of NPV at 12% discount factor shows the NPV value of Rp. 2,519,337.24 which means the value of NPV> 1. This means that the project worth the effort. 2. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengatakan persentase keuntungnan dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukkan Discount Factor (DF) dimana NPV = 0. Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR diperoleh nilai 28,92%. Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 6,5% maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih besar dibandingkan dengan suku bunga pasar 2. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR). IRR is an investment criteria to called profit percentage of a project in every year and as a measure of the project's ability to repay interest on the loan. IRR basically shows Discount Factor (DF) where NPV = 0. Based on the analysis of the IRR calculation is gained 28.92%. If it is assumed that the applicable bank rate is 6.5% then the project is profitable and it is worthed, the value of IRR is larger than the market interest rate. 3. Net B/C ratio Analisis Net B/C ratio adalah perbandingan antara total cash inflow terhadap total cash outflow. Net B/C ratio ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha, nilai Net B/C ratio adalah 1,04 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,05 kali lipat dari cost yang dikeluarkan. 3. Net B/C Ratio The analysis of Net B / C is the ratio between the total cash inflow to the total cash outflow. Net B / C ratio shows a description of the benefits to be obtained from the costs incurred. Based on feasibility calculations, the value of the Net B / C ratio is 1.04 which means the benefit obtained is 1.05 times higher than the cost incurred. 4. Payback period Payback period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Hasil perhitungan analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period terjadi tahun ke 3 lebih 5 bulan. 4. Payback Period Payback period is defined as the return period of the investments made through the benefits of a project. The analysis feasibility of calculation result is obtained the values of payback period in the third years and five months (3 years and 5 month). 40 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2015 Gambar 5.3 Peta Peluang Investasi Pertanian Padi di Kabupaten Kapuas Figure 5.3 Paddy Crops Investment Opportunities Map of Kapuas Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board 41