Document

advertisement
BADAN KOORDI
NASI I
NDONESI
AI
NVESTMENT
PENANAMAN MODAL COORDI
NATI
NG BOARD
Di
r
ekt
or
atPengembanganPot
ensiDaer
ah
Di
r
ect
or
at
eOfRegi
onalPot
ent
i
alDevel
opment
PotensidanPel
uangI
nvestasiDaerah
Pot
ent
i
alandLocalI
nvest
mentOpport
uni
t
i
es
Tahun/
Year2015
KABUPATENKAPUAS
I
nvesti
n
r
emar
kabl
e
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
RINGKASAN EKSEKUTIF
EXECUTIVE SUMMARY
PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN
KAPUAS: PENGEMBANGAN INDUSTRI
PENGOLAHAN PADI TERINTEGARASI
(RICE CENTER).
INVESTMENT OPPORTUNITIES IN KAPUAS:
INTEGRATED RICE PROCESSING INDUSTRY
(RICE CENTER)
Kabupaten Kapuas merupakan bagian wilayah
dari Provinsi Kalimantan Tengah. Secara
geografis, terletak diantara 00°8'48" - 03°27'00"
Lintang Selatan dan 113°2’36” - 114°44'00" Bujur
Timur. Topografi daerah secara umum terbagi
dalam 2 (dua) bagian, yakni daerah sebelah utara
yang meliputi tiga kecamatan merupakan daerah
dataran tinggi yang berbukit dengan ketinggian
antara 50-500 meter di atas permukaan laut,
sedangkan daerah selatan yang meliputi sembilan
Kecamatan merupakan daerah pesisir, dataran
rendah dan rawa-rawa dengan ketinggian 0-50
meter diatas permukaan laut. Iklim di Kabupaten
Kapuas termasuk iklim tropis dan lembab dengan
temperatur minimal berkisar antara 21-23°C dan
suhu maksimal mencapai 36 °C, dengan curah
hujan rata-rata 1.789 mm pertahun.
Kapuas is one of a district in Central Kalimantan
province. Geographically, it is located between
00°8'48" - 03°27'00" South Latitude and 113°2'36"
- 114°44'00" East Longitude. The topography of
the area is generally divided into two (2) parts;
north region, which includes three (3) sub-districts
of a hilly plateau area with an altitude of 50-500
meters above sea level, while the southern regions
that include nine (9) sub-districts of the coastal
areas, lowlands and swamps with an altitude of 050 meters above sea level. Kapuas has tropical and
humid climate with minimum temperatures
between 21-23°C and the maximum temperature
reached 36°C, with an average rainfall of 1.789
mm per year.
Kabupaten Kapuas yang dijuluki sebagai “Kota
Air” memiliki luas 14.999 km² atau 14.999.000 ha
(sekitar 9,77% luas wilayah Provinsi Kalimantan
Tengah). Secara garis besar, Wilayah Kabupaten
Kapuas terbagi dalam dua kawasan besar yakni
kawasan pasang surut yang umumnya berada di
bagian selatan merupakan daerah potensi
pertanian tanaman pangan. Sedangkan kawasan
non pasang surut yang umumnya berada di
wilayah bagian utara merupakan daerah dengan
potensi lahan perkebunan karet. Letak Kabupaten
Kapuas sangat strategis yaitu berada diantara
jalur utama yang menghubungkan dua kota besar
yaitu Banjarmasin dan Palangkaraya.
Kapuas named as "City of Water" has land area of
14,999 km² or 14,999,000 ha (about 9.77% area of
Central Kalimantan). In outline, Kapuas is divided
into two major areas; the first is tidal areas which
generally located in the south that have area
potential of food crops. While the non-tidal areas
are generally located in the northern part of the
region which have the potential of rubber
plantation area. The location of Kapuas very
strategically located between the main road that
connected two major cities of Banjarmasin and
Palangkaraya.
Pengembangan komoditi tanaman padi di
Kabupaten Kapuas menciptakan peluang usaha
dan investasi di bidang agroindustri perberasan.
Kabupaten Kapuas dikenal sebagai lumbung
pangan di Provinsi Kalimantan Tengah yang
sebagian produksinya dikirim/dipasarkan ke luar
wilayah.
The development of paddy commodity in Kapuas
creates business opportunities and investments in
the field of agro-rice. Kapuas known as food barns
in the province of Central Kalimantan which some
products were shipped / sold outside the region.
Oleh karena itu, peluang investasi yang
ditawarkan di Kabupaten Kapuas adalah
pengembangan pertanian tanaman padi. Hal ini
sejalan dengan kontribusi sektor pertanian yang
mendominasi perekonomian di Kabupaten
Therefore, the investment opportunities offered in
Kapuas is the development of rice crops. This is in
line with the contribution of the agricultural sector
which dominates the economy in Kapuas. The
amount of contribution of the primary sector
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
1
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Kapuas. Besarnya kontribusi sektor primer yang
didominasi oleh sektor pertanian memberikan
andil hingga mencapai 46,17% dari total PDRB
Kabupaten Kapuas. Hal ini menunjukkan
perekonomian Kabupaten Kapuas sangatlah
tergantung terhadap sektor primer khususnya
sektor pertanian.
which is dominated by the agricultural sector
reached 46.17% of total GDRP of Kapuas. This
indicates that Kapuas economy is heavily
dependent on the primary sector, especially
agriculture.
Selain mengembangkan pertanian tanaman padi,
peluang investasi yang diusulkan di Kabupaten
Kapuas adalah pembangunan industri pengolahan
padi secara terpadu (rice center). Pengembangan
industri pengolahan ini diharapkan akan mengisi
kebutuhan pasar di Kabupaten Kapuas sendiri
dan juga permintaan pasar di dalam maupun di
luar negeri. Dengan berkembangnya industri
pengolahan padi, tidak hanya memberi
peningkatan pendapatan bagi petani padi dan
pengolahnya saja, namun juga dapat mendorong
usaha-usaha baru yang berbasiskan tanaman
padi, seperti industri sarana produksi pertanian
yang meliputi industri bibit / benih, pupuk,
pestisida serta alat dan mesin pertanian, serta
terciptanya lapangan pekerjaan dari industri ini.
In addition to developing rice crops, investment
opportunities proposed in Kapuas is the
development of an integrated rice processing
industry (rice center). The development of rice
processing industry is expected to fill the needs of
the market in Kapuas itself and also the market
demand at national and internasional level. With
the development of rice processing industry, not
only provide increased income for the farmers and
producers, but also can encourage new businesses
based rice crops, such as industrial agricultural
production facilities which includes industrial
seeds / seedlings, fertilizers, pesticides as well as
tools and machines agriculture, and the jobs
creation in this industry.
Kebutuhan dana investasi untuk Pengembangan
industri pengolahan padi terintegrasi (rice center)
di Kabupaten Kapuas diperkirakan sebesar
Rp. 11.960.580.000,00 dengan nilai Internal Rate
of Return (IRR) sekitar 28,92% yang lebih besar
dari suku bunga 12% per-tahun, dan Payback
Period selama sekitar 3 Tahun 5 Bulan.
Investment fund for development of integrated rice
processing industry (rice center) in Kapuas
estimated at Rp 11,960,580,000, with an Internal
Rate of Return (IRR) of approximately 28.92%
greater than the interest rate of 12% per year, and
the payback period for about 3 years 5 month.
2
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1. GAMBARAN WILAYAH
1. DESCRIPTION AREA
1.1. Aspek Geografi Dan Administrasi
1.1.
Kabupaten Kapuas merupakan salah satu
Kabupaten yang berada di bagian paling ujung
dari Provinsi Kalimantan Tengah. Wilayah ini
terletak diantara 0°8'48" - 3°27'00" Lintang
Selatan dan 113°2’36” - 114°44'00" Bujur Timur.
Kapuas is one of a district which is located at the
very end of Central Kalimantan. It is located
between 00°8'48" - 03°27'00" South Latitude and
113°2'36" - 114°44'00" East Longitude.
Secara Administratif kabupaten ini berbatasan
dengan:
Administratively, the regency bordered by:




Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Gunung Mas.
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Barito Selatan danKabupaten Barito Kuala.
Sebelah selatan berbatasan dengan Laut
Jawa.
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Pulang Pisau .
The Aspect Of Geographic And
Administrative

North by Gunung Mas Regency

East by South Barito and Barito Kuala

South by Java Sea

West by Pulang Pisau
Kabupaten Kapuas adalah seluas 14.999 km² atau
Kapuas has an area of 14,999 km² or 14,999,000
14.999.000 ha. Kabupaten Kapuas terdiri atas 17
ha. Kapuas consists of 17 sub-districts, which are:
Kecamatan, yaitu: Kecamatan Kapuas Kuala,
Kapuas Kuala, Tamban Catur, East Kapuas, Selat,
Tamban Catur, Kapuas Timur, Selat, Bataguh.
Bataguh, Basarang, Kapuas Hilir, Petak Island,
Basarang, Kapuas Hilir, Pulau Petak, Kapuas
Kapuas Murung, Dadahup, West Kapuas,
Murung, Dadahup, Kapuas Barat, Mantangai
Mantangai Timpah, Central Kapuas, Pasak
Timpah, Kapuas Tengah, Pasak Talawang, Kapuas
Talawang, Kapuas Huluand Mandau Talawang.
Hulu, dan Mandau Talawang.
Gambar 1.1 Luas Wilayah per Kecamatan
Figure 1.1 Wide Area per Sub-district
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
3
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Gambar 1.2 Peta Administrasi Kabupaten Kapuas
Figure 1.2 Administrative Map of Kapuas
4
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.2. Topografi
1.2. Topography
Topografi daerah Kabupaten Kapuas secara
umum terbagi dalam dua bagian, yakni daerah
sebelah utara yang meliputi tiga Kecamatan
merupakan daerah dataran tinggi yang berbukit
dengan ketinggian antara 50-500 meter di atas
permukaan laut dengan tingkat kemiringan
antara 8-25%. Sedangkan daerah selatan yang
meliputi sembilan Kecamatan merupakan daerah
pesisir, dataran rendah dan rawa-rawa dengan
ketinggian 0-50 meter diatas permukaan laut
dengan kemiringan antara 0-8%. Selain itu
wilayah Kabupaten Kapuas memiliki wilayah
perairan yang meliputi danau, rawa, dan
beberapa sungai besar, diantanya adalah:
The topography of Kapuas area is generally
divided into two (2) parts; north region, which
includes three (3) sub-districtsof a hilly plateau
area with an altitude of 50-500 meters above sea
level, with slopes between 8-25%. While the
southern regions that include nine (9) sub-districts
of the coastal areas, lowlands and swamps with
analtitude of 0-50 meters above sea level with a
slope of 0-8%. Kapuas also has waters area that
include lakes, swamps, and several large rivers,
which are:
1. Sungai Kapuas Murung (± 66,38 km)
2. Sungai Kapuas (± 600 km)
3. Daerah Pantai (± 189,85 km)
1. Kapuas Murung River (± 66,38 km)
2. Kapuas River (± 600 km)
3. Coastal (± 189,85 km)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Tabel 1.1 Luas Daerah dan Presentase Kecamatan di Kabupaten Kapuas Tahun 2013
Table 1.1 Wide Area and Sub-district Percentage in Kapuas 2013
Ketinggian Di Atas Permukaan
Luas / Wide area
Kecamatan/ Sub-dsitrict
Laut/ Altitude
(km²)
(mdpl/masl)
Kapuas Kuala
348,08
0 – 25 m
Tamban Catur
78,92
0 – 25 m
Kapuas Timur
202,00
0 – 25 m
Selat
111,74
0 – 25 m
Bataguh
282,25
0 – 25 m
Basarang
206,00
0 – 25 m
Kapuas Hilir
91,00
0 – 25 m
Pulau Petak
135,00
0 – 25 m
Kapuas Murung
288,45
0 – 25 m
Dadahup
202,55
0 – 25 m
Kapuas Barat
480,00
0 – 25 m
Mantangai
6.128,00
50 – 100 m
Timpah
2.016,00
100 – 500 m
Kapuas Tengah
1.160,00
> 500 m
Pasak Talawang
673,00
> 500 m
Kapuas Hulu
1.274,00
> 500 m
Mandau Talawang
1.322,00
> 500 m
KAPUAS
14.999,00
Sumber: BPS, Kabupaten Kapuas dalam Angka 2014
Source: BPS, Kapuas Regency In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
5
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1.3. Kondisi Klimatologi
1.3. Climatological Condition
Kondisi iklim di Kabupaten Kapuas pada
umumnya termasuk daerah beriklim tropis dan
lembab dengan temperatur berkisar antara 21 23 °C dan suhu maksimal mencapai 36 °C.
Intensitas penyinaran matahari selalu tinggi dan
sumber daya air yang cukup banyak
menyebabkan
tingginya
penguapan
yang
menimbulkan awan tebal. Curah hujan rata-rata
1.789 mm pertahun dengan curah hujan
terbanyak terjadi pada bulan Desember,
sedangkan bulan kering / kemarau terjadi pada
bulan Juni sampai Oktober. Data jumlah hari
hujan dan curah hujan dapat dilihat pada gambar
berikut:
Kapuas generally has tropical and humid climate
with the air temperatures ranging between 2123°C and the maximum temperature reached 36 °
C. Intensity of solar radiation is always high and
enough water resources leading to high
evaporation that causes thick clouds. The average
rainfall of 1,789 mm per year with rainfall occurs
in December, while in the dry / drought occurred
in June and October. Data on the number of rainy
days and rainfall can be seen in the following
figure:
Gambar 1.3 Banyaknya Hari hujan di beberapa Kecamatan Menurut Bulan di Kabupaten Kapuas 2013
Figure 1.3 Numbers of Rainy Days in Some Sub-districts Based on Month in Kapuas 2013
Gambar 1.4 Banyaknya Curah Hujan di beberapa Kecamatan Menurut Bulan di Kabupaten Kapuas 2013
Figure 1.4 Numbers of Rainfall in Some Sub-districts Based on Month in Kapuas 2013
6
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1.4. Kependudukan
1.4. Population
Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten
Kapuas sebanyak 341.600 jiwa, yang terdiri atas
penduduk yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 174.200 jiwa (51%) dan penduduk yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 167.400
jiwa (49%). Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) antara
laki-laki dibanding perempuan sebesar 104,06,
dimana lebih besar dari (100), hal ini juga
membuktikan bahwa jumlah penduduk laki-laki
lebih besar dari perempuan.
In 2013, the population of Kapuas reached 341,600
inhabitants, which consist of 174,200 inhabitants
of male (51 percent) and 167,400 inhabitants
offemale (49 percent). Gender ratio (Sex Ratio)
between male and female amounted to 104,06,
which is greater than (100), it also proves that the
population of male larger than female.
Tabel 1.2 Banyaknya Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2013
Table 1.2 Numbers of Population Based on Sub-district and Gender in 2013
Rasio Jenis
Tahun/Year
Laki-laki/ Male
Perempuan/Female
Jumlah/ Total
Kelamin/ Gender
Ratio
170.956
164.212
335.168
104,13
2011
2012
173.031
166.231
339.262
104,09
2013
174.200
167.400
341.600
104,06
Sumber: BPS, Kabupaten Kapuas dalam Angka 2014
Source: BPS, Kapuas Regency In Figures 2014
Jumlah penduduk menurut kelompok umur,
sebagian besar termasuk dalam usia produktif
(usia 15 – 64 tahun), dimana yang termasuk
dalam usia produktif sebanyak 229.358 jiwa dan
selebihnya berusia dibawah 15 tahun dan diatas
65 tahun sebanyak 100.661 jiwa, sedangkan
untuk penduduk yang berumur 65 tahun keatas
sebesar 11.586 jiwa seperti ditunjukkan pada
tabel dibawah ini.
Number of population by age group, mostly
included in the productive age (age 15-64 years),
which reached to 229,358 inhabitants and the rest
under the age of 15 years and age 65 years above
of 100,661 inhabitants, while the population aged
65 years above of 11,586 inhabitants , as shows in
the table below.
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2013
Table 1.3 Numbers of Population Based On Age Group and Gender in 2013
Kelompok Umur/
Age Group
Laki-laki/ Male
Perempuan/ Female
Jumlah/ Total
0–4
5-9
10 – 14
15 – 19
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 - 44
16.748
17.245
17.311
17.283
15.415
14.326
14.286
14.483
12.799
16.135
16.314
16.908
16.641
14.473
13.892
14.466
14.106
12.118
32.883
33.559
34.219
33.924
29.888
28.218
28.752
28.589
24.917
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
7
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Kelompok Umur/
Age Group
Laki-laki/ Male
Perempuan/ Female
Jumlah/ Total
45 – 49
50 – 54
55 – 59
60 – 64
65 – 69
70 – 74
75+
10.672
8.248
5.972
3.888
2.484
1.655
1.385
9.607
7.607
5.304
3.767
2.539
1.788
1.385
20.279
15.855
11.276
7.655
5.023
3.443
3.120
Sumber: BPS, Kabupaten Kapuas dalam Angka 2014
Source: BPS, Kapuas Regency In Figures 2014
Gambar 1.5 Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur
Figure 1.5 Population Pyramid Based On Age Group
Sumber: BPS, Kabupaten Kapuas Dalam Angka 2014 / Source: BPS, Kapuas Regency In Figures 2014
8
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.5. Ketenagakerjaan
1.5. Employment
Salah satu modal penggerak roda pembangunan
wilayah adalah tenaga kerja. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas (2014)
tercatat jumlah penduduk berumur 15 tahun
keatas yang bekerja di Kabupaten Kapuas tahun
2013 sebanyak 152.961 orang. Penduduk bekerja
di berbagai sektor, yaitu di sektor pertanian
sebanyak 105.424 orang, sektor pertambangan
dan penggalian sebanyak 5.845 orang, di sektor
industri pengolahan sebanyak 4.599 orang, sektor
perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi
sebanyak 13.001 orang, sektor angkutan,
perdagangan, dan komunikasi sebanyak 1.832
orang, di sektor lembaga keuangan, real estate,
usaha persewaan, dan jasa perusahaan sebesar
1.078 orang, dan di sektor jasa kemasyarakatan,
sosial dan perdagangan sebanyak 18.233 orang.
One-wheel drive capital region development is
labor. Based on data from the Statistics Center
Unit of Kapuas (2014) recorded the number of
people aged 15 years above who worked in Kapuas
in 2013 was 152,961 people. Population works in
various sectors, that are in agriculture of 105,424
people, mining and quarrying of 5,845 people,
processing industry sector of 4,599 people, trade,
restaurant and accommodation services of 13,001
people,
the
transportation,
trade
and
communication sector of 1,832 people, finance,
real estate, tenancy and corporate services of
1,078 people, and in the social services, social and
trade sector of 18,233 people.
Tabel 1.5 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha 2013
Table 1.5 Working Population Age 15 Years above Based On Industrial Origin in 2013
Laki-Laki
Perempuan/
Lapangan Usaha/ Industrial Origin
Jumlah/Total
/Male
Female
Pertanian / Agriculture
67.239
38.185
105.424
Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying
5.845
0
5.845
Industri Pengolahan / Processing Industry
2.584
2.015
4.599
Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, Water Supply
0
0
0
Kontruksi / Construction
2.949
0
2.949
Perdagangan, Hotel & Restoran / Trade, Hotel, Restaurant
6.860
6.141
13.001
Transportasi & Komunikasi / Transportation &
Communication
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial,
Tenancy & Business Service
Jasa – jasa / Services
Jumlah/Total
1.696
136
1.832
669
409
1.078
10.962
98.804
7.271
54.157
18.233
152.961
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Kapuas, Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional
Source: Statistical Center Unit of Kapuas Regency, National Labor Force Survey Result
Gambar 1.6 Upah Minimum Regional di Kabupaten Kapuas 2009-2013
Figure 1.6 Regional Minimum Wages in Kapuas 2009-2013
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
9
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1.6. Pendidikan
1.6. Education
Gambar 1.7 Kegiatan Belajar-Mengajar di Kabupaten Kapuas
Figure 1.7 Teaching and Learning Activities in Kapuas
Salah satu faktor pendukung kemajuan suatu
wilayah adalah tingkat pendidikan serta sarana
dan prasarana pendidikan. Di Kabupaten Kapuas
terdapat beberapa fasilitas pendidikan/ sekolah,
baik sekolah negeri maupun swasta dari jenjang
TK sampai SMA yang didukung oleh tenaga
pendidik (guru). Seperti dirinci pada tabel
berikut:
One of the factors that support the advancement of
a region is the level of education as well as
educational facilities. In Kapuas there are several
education facilities / schools, both public and
private from kindergarten through high school,
that supported by educators (teachers). The
detailed can be seen in the following table:
Tabel 1.6 Jumlah Murid, Guru dan Sekolah di Kabupaten Kapuas Tahun 2013
Table 1.6 Numbers of Student, Teacher and School in Kapuas 2013
Murid/
Guru/
Jumlah Sekolah /
Sekolah/School
Student
Teacher
Number of Schools
Taman Kanak – Kanak (TK)/ Kindergarden
6.481
824
197
Raudatul Athfal/Bustanul Athfal
720
83
14
Sekolah Dasar (SD)/Elementary School
43.382
3.203
396
Madrasah Ibdtidaiyah (MI)
12.932
1.355
116
Sekolah
Lanjutan
Tingkat
Pertama
11.045
1.017
112
(SLTP)/Junior High School
Madrasah Tsanawiyah (MTs)
5.901
597
36
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri
5.001
391
17
(SLTA)/Senior High School
Madrasah Aliyah (MA)
2.958
295
20
Sekolah
Menengah
Kejuruan
(SMK)/
2.551
283
16
Vocational School
Sumber: BPS, Kabupaten Kapuas dalam Angka 2014 / Source: BPS, Kapuas Regency In Figures 2014
10
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1.7. Kondisi Sarana Dan Prasaranana
2015
1.7. The Condition Of Facilities And
Infrastructure
Gambar 1.8 Salah Satu Jalan di Kabupaten Kapuas
Figure 1.8 One of a Road in Kapuas
1.7.1. Transportasi
1.7.1. Transportation
Salah satu sarana transportasi yang penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian lewat
darat yaitu Jalan. Dengan tersedianya jalan yang
memadai
memberikan
kelancaran
dalam
mobilitas penduduk dan lalu lintas barang atau
jasa dari satu daerah ke daerah lainnya. Panjang
jalan Negara dan Propinsi di Kabupaten Kapuas
yaitu 459,90 km dan 463,35 km, panjang jalan
Negara tidak mengalami perubahan dari tahun
2012. Perubahan terjadi pada jalan kabupaten
yang dari tahun 2012 1.498,88 km di tahun 2013
menjadi 1.929,23 km seperti ditunjukkan pada
Tabel berikut:
Roads are one of the important tool to facilitate
economic activities on land. The availability of
adequate road provides smooth mobility of people
and the traffic of goods or services from one region
to another. The length road of state and provincial
in Kapuas reached 459,90 km and 463.35 km, the
length of state roads unchanged from 2012. The
changes of road occured in the county road from
1,498.88 km in 2012 to 1,929.23 km in 2013, as
shown in the following table:
Tabel 1.7 Panjang Jalan Menurut Kewenangan Pemerintah di Kabupaten Kapuas 2011-2013
Table 1.7 Roads Length Based On Government Authority in Kapuas 2011-2013
Panjang Jalan (Km)/Road Length
No
Jenis Jalan/ Road Type
1
2
3
4
Jalan Negara/ State Road
Jalan Provinsi/ Provincial Road
Jalan Kabupaten / County Road
Jumlah/ Total
2011
2012
459,90
463,35
1.705,60
2.628,85
459,90
463,35
1.498,88
2.422,13
2013
459,90
463,35
1.929,23
2.852,48
Sumber: BPS, Kabupaten Kapuas dalam Angka 2014 / Source: BPS, Kapuas Regency In Figures 2014
Sedangkan panjang jalan menurut jenis
permukaan dan kondisi jalan di Kabupaten
Kapuas tahun 2013 dirinci pada tabel 1.8 berikut:
No
I
The detailed of length of roads according to the
surface type and condition in Kapuas 2013 are in
the table 1.8:
Tabel 1.8 Panjang Jalan Menurut Jenis Dan Kondisi Jalan Di Kabupaten Kapuas Tahun 2013
Table 1.8 Length Of Roads According To Type and Condition of Road in Kapuas 2013
Status Jalan&Panjang (km)/ Status and Length of Road
Jalan
Kab./Ko
Keadaan Jalan/ Road Condition
Jalan Negara/
Jalan Provinsi/
ta/
State Road
Provincial Road
County
Road
Jenis Permukaan/ Surface Type
a. Diaspal/ Asphalt
157,88
125,80
212,98
b. Kerikil/ Gravel
134,14
188,55
186,28
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
11
2015
No
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Keadaan Jalan/ Road Condition
c.
d.
Tanah/ Dirt
Lainnya/ Others
Jumlah/ Total
II
Status Jalan&Panjang (km)/ Status and Length of Road
Jalan
Kab./Ko
Jalan Negara/
Jalan Provinsi/
ta/
State Road
Provincial Road
County
Road
167,88
149,00 1.519,72
10,2
1.929,2
459,90
463,35
3
Kondisi Jalan/ Road Condition
a. Baik/ Good
b. Sedang/ Moderate
c. Rusak/ Damaged
d. Rusak Berat/ Highly
Damaged
Jumlah/ Total
III
Kelas Jalan/ Road Class
a. Kelas I/ Class I
b. Kelas II/ Class II
c. Kelas III/ Class III
d. Kelas III A/ Class III A
e. Kelas III B/ Class III B
f. Kelas III C/ Class III C
g. Kelas Tidak Dicari/
Undetailed Class
Jumlah/ Total
459,90
-
125,80
188,55
149,00
442,302
685,52
349,10
789,86
459,90
463,35
459,90
-
314,38
248,97
-
1.929,2
3
59,74
1.839,71
29,78
459,90
463,35
1.929
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kapuas / Source: Public Works Services in Kapuas
1.7.2. Sumber Energi Listrik
1.7.2. Electricity Source
Gambar 1.9 Salah Satu Sumber Aliran Listrik di Kabupaten Kapuas
Figure 1.9 Electrical Source in Kapuas
Jumlah pelanggan listrik PLN di Kabupaten
Kapuas tahun 2013 sebanyak 51.793 pelanggan.
Total daya yang tersambung sebesar 42.111.550
VA, total energi yang terjual sebesar 75.123.417
Kwh
dengan
total
nilai
sebanyak
Rp. 48.375.287.140.000,-. Sementara itu, produksi
daya listrik pada tahun 2013 sebesar
84.123.193,00 Kwh dan nilai tersebut terus naik
dibanding tahun sebelumnya dengan rata-rata
kenaikan per tahun sebesar 11,06% seperti
ditunjukkan pada tabel-tabel berikut ini:
12
The number of the electricity customers in Kapuas
in 2013 was 51,793 customers. Total power
connected at 42,111,550 VA, total energy sold
amounted to 75,123,417 kwh with a total value of
Rp.
48,375,287,140,000.
Meanwhile,
the
production of electric power in 2013 amounted to
84,123,193.00 kwh and the values continue to
increase over the previous year with an average
annual increasing of 11.06 % as shown in the
following table:
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Tabel 1.9 Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung, Energi Terjual, dan Pendapatan (ribu Rp) Menurut Jenis
Pemakaian di Kabupaten Kapuas Tahun 2013
Table 1.9 Numbers of Customer, Power Connected, Energy Sold and Revenue (Thousand Rupiah) based On
Usage Type in Kapuas 2013
Jenis Pelanggan/
Customer Type
Rumah Tangga/
Household
Industri/ Industry
Bisnis/ Business
Sosial/ Social
Gedung Kantor
Pemerintah/
Government Office
Penerangan Jalan
Umum/ Public
Lightning
Jumlah/ Total
Pelanggan/
Customer
Daya Tersambung
(VA)/
Power Connected
(VA)
Energi Terjual
(KWh)/
Energy Sold
(KWh)
Pendapatan
(ribu rupiah)/
Revenue
(Thousand
Rupiah)
47.418
30.396.200
56.795.229
30.587.698,18
20
2.670
1.346
3.345.000
4.975.900
1.476.800
4.408.077
8.597.727
2.134.209
4.357.603,49
8.606.191,94
1.393.585,58
246
1.296.300
1.693.311
2.044.260,05
93
621.350
1.494.864
1.385.947,91
51.793
42.111.550
75.123.417
48.375.287,14
Sumber: PT PLN Wilayah VI Cabang Kuala Kapuas
Source: PT PLN (State Electricity Company) Area IV sub Kuala Kapuas
Tabel 1.10 Daya Terpasang, Produksi, dan Distribusi Listrik di Kabupaten Kapuas, 2010-2013
Table 1.10 Power Connected, Electricity Production and Distribution in Kapuas 2010-2013
Daya
Produksi Listrik/
Listrik
Dipakai
Tahun/ Terpasang/
Susut/
Electricity
Terjual/
Sendiri/
Year
Power
Decrease
Production
Electricity Sold
Private Use
Connected
2010
na
58.336.361,40
53.651.647,00
50.024,94
4.684.714,40
2011
na
64.678.529,03
57.832.929,22
46.652,00
6.845.599,80
2012
na
74.306.912,88
66.433.155,00
55.232,00
7.873.757,88
2013
na
84.123.193,00
75.123.418,00
76.757,00
8.999.775,00
Sumber: PT. PLN Wilayah VI Cabang Kuala Kapuas
Source: PT PLN (State Electricity Company) Area IV sub Kuala Kapuas
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
13
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
2. THE REGIONAL DEVELOPMENT POLICY
2.1. Rencana
Pembangunan
Menengah Daerah (RPJMD)
2.1. The Medium - Term
Development Plan
Jangka
Regional
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kapuas
dijelaskan bahwa visi :
Based on The Medium - Term Regional
Development Plan of Kapuas, the vision is:
“Terwujudnya Kabupaten Kapuas yang Lebih
Maju, Sejahtera Dan Mandiri Melalui
Pembangunan Yang Adil Dan Merata Serta
Berkelanjutan.”
“Realization of Kapuas in Advanced, Welfare
and Self Through The Fair And Equitable And
Sustainable Development”
Kabupaten
Kapuas
merumuskan
misi
pembangunan sebagai upaya mengemban
pencapaian visi pembangunan selama lima tahun
kedepan adalah sebagai berikut:
Kapuas formulate development mission in an effort
to carry out to achieve the development vision for
the next five years , as follows:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mempercepat pembangunan peningkatan
jalan, jembatan, irigasi, jalan desa, jalan
usaha tani, pelabuhan, terminal, pasar,
listrik, air bersih, perumahan dan kawasan
permukiman layak huni,
jaringan
komunikasi dan infrastuktur lainnya yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
perekonomian kerakyatan;
Meningkatkan usaha pertanian masyarakat
yang meliputi tanaman pangan, peternakan,
perikanan, perkebunan dan kehutanan
dengan melibatkan para petani local dan
transmigrasi dengan semangat kebersamaan
sesuai semangat Huma Betang;
Mengelola sumber daya alam secara
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
dengan memberikan kemudahan kepada
dunia usaha serta tetap memperhatikan hak
masyarakat ;
Memberikan kepastian hukum bagi investor
dalam berinvestasi ;
Mengoptimalkan
dan
mewujudkan
kemitraan antara pemerintah, pengusaha
atau pihak ketiga dan masyarakat secara
harmonis yang saling menguntungkan ;
Melindungi, menghargai dan mengakui tanah
adat dan hak-hak adat di atas tanah, bagi
seluruh masyarakat Kabupaten Kapuas
melalui kelembagaan adat Dayak ;
Meningkatkan peran perusahaan daerah
untuk
mendorong
perekonomian
masyarakat dan daerah guna terwujudnya
pertumbuhan ekonomi untuk terciptanya
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat;
14
1.
2.
Accelerate the construction of the
development of roads, bridges, irrigation,
rural roads, farm roads, ports, terminals,
markets, electricity, clean water, housing
and livable residential areas, communication
networks and other infrastructure that
aimed to improve people's economy;
Improve
the
agricultural
business
community which includes crops, livestock,
fisheries, forestry plantations and by
involving local farmers and transmigration
in accordance with the spirit of togetherness
of Huma betang;
3.
Manage natural resources in a sustainable
and environmentally friendly by providing
convenience to the business world as well as
considering the rights of the community;
4.
Provide legal certainty for investors in
investing;
Optimize and establish the partnership
between the government, employers or
third parties and society in harmony
mutually beneficial;
Protect, respect and recognize customary
land and customary rights over the land, for
all communities of Kapuas through custom
institutional of Dayak;
Enhance the role of regional companies to
stimulate
the
economy
and
local
communities in order to realize economic
growth to create prosperity and welfare of
the community;
5.
6.
7.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
8.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga
pengajar, sarana dan prasarana pendidikan
di semua jenjang untuk memberikan
kesempatan kepada semua golongan
masyarakat
memperoleh
pendidikan
bermutu
dengan
menyelenggarakan
pendidikan gratis 12 tahun pada tingkat
SD/MI, SLPT/MTs, SLA/MA, baik negeri
maupun swasta serta memberikan beasiswa;
9. Mengembangkan
dan
mendorong
peningkatan pendidikan ketrampilan bagi
kaum wanita, kelompok pemuda, remaja
putus sekolah, penyandang cacat melalui
kemitraan dan balai latihan kerja untuk
meraih kehidupan yang lebih baik;
10. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pelayanan yang mudah, murah, adil
dan merata serta pembangunan fasilitas
kesehatan, penempatan tenaga kesehatan,
penyediaan obat-obatan, dan memberikan
pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat
kurang mampu;
11. Meningkatkan
pembinaan
kegiatan
kepemudaan, kepramukaan, olah raga, seni
budaya serta pembangunan pariwisata;
12. Meningkatkan peran dan fungsi kepala desa,
perangkat desa, RT/RW, guru agama, guru
ngaji, guru sekolah minggu, damang, mantir,
basir, pemangku agama hindu, pedanda serta
memberikan insentif;
13. Meningkatkan
kerukunan,
kedamaian,
keimanan tanpa memandang perbedaan
suku, agama, ras dan golongan dengan
melibatkan peran tokoh agama, tokoh
masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, LSM
serta komunitas masyarakat lainnya;
14. Mempercepat reformasi birokrasi menuju
pelayanan prima, dengan semangat kerja
keras, kerja cerdas, kerja ihlas, kerja
berkualitas dan kerja tuntas, dengan
meningkatkan kesejahteraan PNS, tenaga
kesehatan dan guru non PNS, penyediaan
fasilitas yang memadai dan berkualitas serta
pemberian insentif.
2015
8.
Increase the quantity and quality of
teachers, educational facilities at all levels to
provide opportunities to all segments of
society to obtain a quality education with a
free
12-year
education
at
the
elementary/MI, Junior / MTs, Senior / MA,
both public and private as well as providing
scholarships;
9.
Develop and encourage the improvement of
vocational education for women, youth
groups, teen dropouts, people with
disabilities through partnerships and
training centers to achieve a better life;
10. Improve the welfare of the community
through service that is easy, inexpensive,
fair and equitable as well as the construction
of health facilities, recruitment of health
workers, provision of medicines, and
provide free health care for the poor;
11. Improve coaching youth activities, scouting,
sports, art and culture as well as tourism
development;
12. Enhance the role and function of the village
head,
village,
neighbourhood/citizens
Association, religious teacher, teacher of the
Koran, the Sunday school teacher, damang,
mantir, Basir, stakeholders Hindu religion,
pedanda and providing incentives;
13. Improve the harmony, peace, faith
regardless of ethnicity, religion, race and
class by involving religious leaders,
community leaders, traditional leaders,
youth leaders, NGOs and other communities;
14. Accelerate the reform of the bureaucracy to
the excellent service, the spirit of hard work,
smart work, sincere work, quality work and
work completed, to improve the welfare of
civil servants, health workers and non-civil
servant teachers, provision of adequate
facilities and qualified as well as incentives.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
15
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2.2. Rencana
(RTRW)
Tata
Ruang
Wilayah
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten
Kapuas tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
terdiri atas:
a. Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah
Kabupaten.
b. Peningkatan fungsi Kota Kuala Kapuas sebagai
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) kabupaten
melalui peningkatan fasilitas, aksesibilitas
serta infrastruktur kota.
c. Pengembangan wilayah atau pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi
wilayah untuk
mendukung pengembangan sektor pertanian,
pertambangan, dan pariwisata.
d. Pengembangan
kawasan
industri
dan
pembangunan industri pengolahan hasil
pertanian
e. Penguatan dan pemulihan fungsi kawasan
sebagai hutan lindung, kawasan rawan
bencana, cagar alam dan cagar budaya.
16
2.2.
The Spatial Plans Area
Spatial planning policies of Kapuas about Spatial
Plan consists of:
a.
b.
c.
d.
e.
Equitable development throughout the
district.
Improved functions of Kuala Kapuas as
Regional Activity Center (PKW) of districts
through increased facilities, accessibility and
urban infrastructure.
Development of the region or the centers of
economic growth in the region to support the
development of agriculture, mining, and
tourism.
Development of industrial zones and
agricultural product processing industry
development
Strengthen and recovery of areas function as
protected forest, disaster-prone areas, nature
reserves and cultural heritage.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
3. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH
3. PROFILE OF ECONOMIC REGION
3.1. Struktur Perekonomian
3.1. Economic Structure
Kontribusi suatu sektor dalam menghasilkan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat
menggambarkan peranan sektor tersebut dalam
struktur perekonomian suatu wilayah. Struktur
perekonomian Kabupaten Kapuas dalam kurun
waktu lima tahun yakni 2009 – 2013 didominasi
oleh sektor pertanian yang memberikan rata-rata
kontribusi hingga hampir setengah dari total nilai
PDRB Kabupaten Kapuas yaitu sebesar 45,77%.
The contribution of a sector in generating Gross
Domestic Regional Product (GDRP) may describe
the role of the sector in the economic activity of the
region. The economic structure of Kapuas over the
last 5 years (2009-2013 was dominated by
agriculture sector with the contribution average of
45,77% almost the half of the total value of GDRP
of Kapuas
Gambar 3.1 Struktur Perekonomian di Kabupaten Kapuas 2009-2013
Figure 3.1 Economic Structure in Kapuas 2009-2013
Nilai PDRB atas dasar harga berlaku dari setiap
kategori ekonomi di kabupaten Kapuas selalu
menunjukan pertambahan nilai yang positif
setiap tahunnya. Sektor pertanian mendominasi
dengan nilai mencapai Rp. 3.241,30 milyar di
tahun 2013, dibandingkan tahun 2012 sebesar
Rp. 2.883,27 milyar, berikut rincian data PDRB
atas harga berlaku Kabupaten Kapuas periode
2009-2013.
The value of GDP at current prices of every
economic category in Kapuasannually always
shows a positive value. The agricultural sector
dominates with a value of Rp. 3,241.30 billion in
2013, compared to the year 2012 amounted to Rp.
2,883.27 billion, the detailed of the data on GDRP
of Kapuas at current prices in 2009-2013 shows in
the following table.
Tabel 3.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Kapuas Tahun 2009-2013 (Jutaan Rp)
Table 3.1 GDRP at Current Price of Kapuas 2009-2013(Million Rp)
No.
1
2
3
Lapangan Usaha/
Industrial origin
(Sektor /Sector)
Pertanian /
Agriculture
Pertambangan dan
Penggalian /
Mining and
Quarrying
Industri
Pengolahan /
Processing Industry
2009
2010
2011
2012
2013
2.013.932,79
2.270.314,49
2.551.920,11
2.883.263,83
3.241.280,96
14.478,30
18.124,30
23.380,77
27.717,53
32.558,52
250.303,96
267.320,59
285.881,62
305.427,52
324.312,96
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
17
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
No.
Lapangan Usaha/
Industrial origin
(Sektor /Sector)
2009
2010
2011
2012
2013
4
Listrik, Gas & Air
Bersih / Electricity,
Gas, Water Supply
14.970,98
15.787,18
17.520
19.040,47
21.759,02
412.139,59
482.811,67
569.057,45
677.542,48
790.574,58
791.913,30
894.412,12
1.008.340,69
1.121.701,53
1.269.346,83
7
Transportasi &
Komunikasi /
Transportation &
Communication
162.028,44
183.287,59
206.913,52
231.401,41
266.387,87
8
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan /
Financial, Tenancy
& Business Service
218.870,35
267.908,06
321.257,33
385.432,34
461.469,05
9
Jasa – jasa / Service
466.551,19
536.344,86
604.722,98
669.370,35
759.133,00
Kontruksi /
Construction
Perdagangan,
Hotel & Restoran /
Trade, Hotel,
Restaurant
5
6
Jumlah
4.345.188,90
4.936.310,95
5.588.994,47
6.320.897,46
7.166.822,79
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kapuas / Source: Regional Planning Board of Kapuas
Tabel 3.2 Rata-rata Kontribusi dan Pertumbuhan Sektoral (2009-2013)
Table 3.2 The Average of Contribution and Growth Sector (2009-2013)
Kabupaten Kapuas
Lapangan Usaha / Industrial Origin
(Sektor / Sector)
No
Rata-Rata Kontribusi
Sektoral /
Average Contributions
Sector (2009-2013)
Rata-Rata Pertumbuhan
Sektoral /
Average Growth Sector
(2009-2013)
1
Pertanian / Agriculture
45.77%
12.63%
2
Pertambangan dan Penggalian / Mining and
Exavacation
0.40%
22.55%
3
Industri Pengolahan / Processing Industry
5.13%
6.69%
4
Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, Water
Supply
0.32%
9.85%
5
Kontruksi / Construction
10.24%
17.69%
6
Perdagangan, Hotel & Restoran / Trade, Hotel,
Restaurant
17.97%
12.52%
7
Transportasi & Komunikasi / Transportation &
Communication
3.70%
13.24%
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial,
Tenancy & Others
5.75%
20.51%
10.72%
12.95%
9
Jasa – jasa / Service
Sumber: Hasil Olahan 2015 / Source: Processed Product, 2015
Sementara itu, Rata-rata pertumbuhan sektoral
pada sektor pertanian di Kabupaten Kapuas
18
Meanwhile, the average sectoral growth in the
agricultural sector in Kapuas in the last five years
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
dalam lima tahun terakhir sebesar 12,63%, dan
rata-rata kontribusi yang diberikan mencapai
45,77% dari total nilai PDRB Kabupaten Kapuas.
Pada sektor perdagangan, hotel dan restoran
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 12,52%
dan kontribusi sebesar 17,97%. Sedangkan, di
sektor jasa rata-rata kontribusi yang diberikan
terhadap PDRB Kabupaten Kapuas sebesar
10,72%, dan rata-rata pertumbuhannya sebesar
12,95%. Nilai rata-rata pertumbuhan sektoral
tertinggi berasal dari sektor pertambangan dan
penggalian yang mencapai 22,55%, akan tetapi
nilai kontribusinya sangat kecil yaitu hanya
0,40%.
Hal
ini
menandakan
bahwa
ketergantungan perekonomian dari sektor
pertanian sangat besar, yang mencapai hampir
separuh dari total nilai PDRB Kabupaten Kapuas.
amounted to 12.63%, and the average
contribution reached 45.77% of the total value of
GDRP Kapuas. In the sector of trade, hotels and
restaurants with an average growth of 12.52%
and a contribution of 17.97%. While, in the
services sector average contribution made to GDRP
of Kapuas by 10.72%, and the average growth of
12.95%. The average value of the highest sectoral
growth came from mining and quarrying sector,
which reached 22.55%, but the value of its
contribution is very small at only 0.40%. This
indicates that the dependence on the economy of
the agricultural sector is very large almost half of
the total value of GDRP Kapuas.
Hasil perhitungan PDRB dapat menjelaskan
besarnya peran masing-masing sektor ekonomi di
Kabupaten Kapuas. Nilai PDRB atas harga dasar
berlaku menurut lapangan usaha memperlihatkan
bahwa sektor Pertanian yang menghasilkan nilai
PDRB terbesar yaitu Rp. 3.241,30 Milyar dari nilai
PDRB pada tahun 2013.
Penjelasan lebih rinci tentang struktur ekonomi
Kabupaten Kapuas dapat dilihat dari PDRB
Kabupaten Kapuas atas dasar harga berlaku
berikut :
GDRP calculation results can explain the
magnitude of the role of each economic sector in
Kapuas. The value of GDRP at current prices
according to business fields shows that the
agriculture sector produces the biggest
contribution ofRp. 3.241,30 billion from the value
of GDRP in 2013.
A more detailed explanation of the structure of the
economy can be seen from the GDRP of Kapuas at
current prices in the following:
a. Sektor Primer
Sektor primer terdiri dari sektor pertanian,
sektor pertambangan dan penggalian yang
mempunyai
peranan
penting
dalam
perkembangan perekonomian Kabupaten
Kapuas. Kontribusi sektor primer selama
periode 2009 hingga 2013 pada PDRB
Kabupaten Kapuas menunjukkan penurunan
nilai kontribusi, seperti di tahun 2012 sebesar
46,05%, sedangkan pada tahun 2013 sebesar
45,68%. Namun, kontribusi sektor primer
tetap mendominasi perekonomian Kabupaten
Kapuas dengan andil sebesar 45,23% dari
total PDRB di tahun 2013. Hal ini
menunjukkan
tingginya
ketergantungan
perekonomian terhadap sektor primer,
khususnya sektor pertanian yang selama ini
menjadi tumpuan dalam penciptaan lapangan
pekerjaan.
a. Primary sector
The primary sector is composed of agriculture,
mining and quarrying sector which has an
important role in the economic development of
Kapuas. Contribution of the primary sector
during the period 2009 to 2013 to the GDRP
Kapuas indicate impairment contributed, like
in the year 2012 amounted to 46.05%, while in
2013 amounted to 45.68%. However, the
contribution of the primary sector still
dominates the economy Kapuas with a share
of 45.23% of total GDRP in 2013. This
demonstrates the high economic dependence
on the primary sector, particularly the
agricultural sector which has been the
foundation of the creation of jobs.
b. Sektor Sekunder
Sektor sekunder yang terdiri dari sektor
industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan
b. Secondary sector
Secondary sector comprising processing
industry, electricity, gas, and clean water, as
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
19
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
air bersih, serta sektor konstruksi. Rata-rata
kontribusi
sektor
sekunder
dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Kapuas dalam
periode 2009-2013 yaitu sebesar 15,69%. Di
tahun 2009 sektor sekunder memberikan
kontribusi sebesar 15,59%. Meski mengalami
sedikit penurunan pada tahun 2010 yaitu
sebesar 15,52%, tetapi di tahun-tahun
selanjutnya terus mengalami peningkatan
hingga pada tahun 2013 sebesar 15,58%.
Meningkatnya kontribusi sektor sekunder,
tidak terlepas dari sektor, pembentuk dari
sektor ini, khususnya sektor kontruksi, dari
9,48% di tahun 2009 hingga mencapai
11,03% pada tahun 2013.
c.
Sektor Tersier
Sektor tersier yang terdiri dari sektor
perdagangan, hotel dan restoran, sektor
transportasi
dan
komunikasi,
sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan,
dan sektor jasa-jasa merupakan sektor
terbesar kedua setelah sektor primer dalam
perekonomian Kabupaten Kapuas. Rata-rata
kontribusi sektor tersier dalam pembentukan
PDRB Kabupaten Kapuas mencapai 38.37%
dalam kurun waktu 2009 hingga 2013.
Kontribusi sektor ini didominasi oleh sektor
perdagangan, hotel dan jasa yang merupakan
sektor kedua tertinggi setelah sektor
pertanian dengan memberikan rata-rata
kontribusi sebesar 17,97% (2009-2013).
Namun, pada sektor ini nilai kontribusinya
terus menunjukkan laju pertumbuhan yang
negatif dari tahun 2009 sebesar 18,23%
sampai dengan 17,71% di tahun 2013.
well as the construction sector. The average
contribution of the secondary sector in GDRP
of Kapuas in the 2009-2013 is 15.69%. In
2009, the secondary sector contributed
15.59%. Despite a slight decrease in 2010 in
the amount of 15.52%, but in subsequent years
continued to increase until the year 2013
amounted to 15.58%. The increasing
contribution of the secondary sector can not
be separated from the sector, forming of this
sector, particularly the construction sector,
from 9.48% in 2009 to 11.03% in 2013.
c.
Tertiary sector
The tertiary sector comprising trade, hotels
and
restaurants,
transportation
and
communication sector, finance, tenancy and
business services, and the services sector is the
second largest sector after the primary sector
in the economy of Kapuas. The average
contribution of the tertiary sector in GDRP of
Kapuas reached 38.37% in the period of
2009-2013. This sector's contribution is
dominated by trade, hotel and services sector
which is the second highest after the
agricultural sector by providing an average
contribution of 17.97% (2009-2013). However,
the value of the contribution of this sector
continues to show a negative growth rate of
the year 2009 amounted to 18.23% to 17.71%
in 2013.
3.2. Laju Pertumbuhan
3.2. The Growth Rate
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai
salah satu alat untuk menggambarkan kondisi
perekonomian suatu wilayah menunjukkan
besarnya PDRB Kabupaten Kapuas atas dasar
harga berlaku mengalami peningkatan. Pada
tahun 2009 PDRB Kabupaten kapuas atas dasar
harga berlaku sebesar Rp. 4.345.188,90,-, pada
tahun 2010 sebesar Rp. 4.936.310,95,-, pada
tahun 2011 sebesar Rp. 5.588.994,47,-, pada
tahun 2012 sebesar Rp. 6.320.897,46,- , dan pada
tahun 2013 sebesar Rp. 7.166.822,79. Hal ini
berarti pada tahun 2013 terjadi pertumbuhan
ekonomi sebesar 6.73% di Kabupaten Kapuas.
Gross Regional Domestic Product (GRDP) as one of
the tools to describe the condition of the economy
of a region shows the GDRP of Kapuas at current
prices increased. In 2009, GDRP of Kapuas at
current prices amounted to Rp. 4,345,188.90
million, in 2010 amounted to 4,936,310.95 million,
in 2011 amounted to Rp. 5,588,994.47 million, in
2012 amounted to Rp. 6,320,897.46 million, and in
2013 amounted to Rp. 7,166,822.79 million. This
means that in 2013 occurred economic growth of
6.73% in Kapuas.
20
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
4. POTENSI PEREKONOMIAN
4. POTENTIAL OF ECONOMIC
4.1. Sektor Pertanian
4.1. Agricultural Sector
2015
Gambar 4.1 Potensi Sektor Pertanian Tanaman Pangan
Figure 4.1 Food Crops Potentials Sector
A.
Tanaman Pangan
A.
Komoditi utama sektor pertanian tanaman
pangan di Kabupaten Kapuas antara lain adalah
padi, kedelai, ubi kayu, jagung, dan lainnya. Jenis
tanaman andalan tersebut telah berproduksi
sebagaimana diuraikan pada tabel 4.1 berikut:
No
Food Crops
The main commodities of food crops sector in
Kapuas are rice, soybean, cassava, corn, and
others. The mainstay of plant types already in
production as described in the following table 4.1:
Tabel 4.1 Luas panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Kapuas 2013
Table 4.1 Harvested Area and Food Crops Production in Kapuas 2013
Luas Panen/
Produksi /
Jenis Tanaman /
Harvested Area Production
Kecamatan / Sub-district
Plant Type
(ha)
(ton)
1
Padi Sawah/ Paddy
93.258
361.442
Kapuas Kuala, Tamban Catur, Kapuas
Timur, Selat, Bataguh, Basarang, Kapuas
Hilir, Pulau Petak, Kapuas Murung,
Dadahup, Kapuas Barat, Mantangai.
2
Padi Ladang/
Paddyfield
14.030
35.108
Basarang, Dadahup, Kapuas Barat,
Mantangai, Timpah, Kapuas Tengah, Pasar
Talawang, Kapuas Hulu, M. Talawang.
Tamban catur, Kapuas Timur, Bataguh,
Kapuas murung, Dadahup, Kapuas Barat,
Mantangai, Timpah, Kapuas Tengah,
Kapuas Hulu, M. Talawang
Tamban Catur, Kapaus Murung, Dadahup,
Mantangai
3
Jagung/ Corn
122
458,96
4
Kedelai/ Soybeans
113
1.389,90
85
96,99
Kapuas Murung, Dadahup, Mantangai
6
35,39
Kapuas Murung, Dadahup, Mantangai
699
8.537,24
Tersebar diseluruh Kecamatan di
kabupaten Kapuas / All Sub-districs
1.461,10
Kapuas Kuala, Tamban Catur, Bataguh,
Basarang, Pulau Petak, Kapuas Murung,
Dadahup, Kapuas Barat, Mantangai,
Kapuas Tengah, P. Talawang, Kapuas Hulu
5
6
7
8
Kacang Tanah/
Peanuts
Kacang Hijau/
Green Beans
Ubi Kayu/ Cassava
Ubi Jalar/ Sweet
Potato
193
Sumber: Kabupaten Kapuas dalam Angka 2014 / Source: Kapuas RegencyIn Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
21
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Gambar 4.2 Perkembangan Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Kapuas 2011-2013
Figure 4.2 The Growing amount of Harvested Area and Paddy Production in Kapuas 2011-2013
Gambar 4.3 Perkembangan Produksi Tanaman Palawija di Kabupaten Kapuas 2011-2013
Figure 4.3 Development Of Horticulture Crops Production in Kapuas 2011-2013
22
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.4 Peta Potensi Tanaman Pangan Kabupaten Kapuas
Figure 4.4 Crop Foods Potential Map of Kapuas
\
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
23
2015
B.
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Hortikultura
B.
Horticulture
Gambar 4.5 Potensi Sektor Pertanian
Figure 4.5 Agriculture Potentials
Beberapa komoditas sayuran yang diusahakan di
Kabupaten Kapuas, diantaranya cabe merah, cabe
rawit, sawi, kacang panjang, bayam, kangkung,
buncis, tomat dan sebagainya. Berikut rincian
tanaman hortikultura.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Some vegetable crops commodities in Kapuas,
arechili, cayenne, mustard, long beans, spinach,
kale, beans, tomato and others. Here are the
details of horticulture crops.
Tabel 4.2 Produksi Sayuran Di Kabupaten Kapuas Tahun 2013
Table 4.2 Vegetables Production in Kapuas 2013
Luas Panen (ha)/
Produksi (ton)/ Production
Komoditas/ Commodity
Harvested Area (ha)
(ton)
Cabe Merah/ Chili
3.254
4,4
Cabe Rawit/ Cayenne
182
1.367
Sawi/ Lettuce
121
715,9
Kacang Panjang/ Long Beans
244
1.547,5
Bayam/ Spinach
209
548,5
Kangkung/ Kale
196
1.051
Buncis/ Beans
56
426,9
Bawang Daun/ Spring Onion
82
459
Tomat/ Tomato
102
863
Terong/ Eggplant
170
1.316,6
Ketimun/ Cucumber
172
1.510,1
Jamur/ Mushroom
31
7,8
Labu Siam / Chayote
12
24,5
Jumlah/ Total
4.831
9.842,2
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas 2014
Source: Food Crops and Horticulture Department of Kapuas 2014
24
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
C.
Buah-Buahan
C.
2015
Fruits
Gambar 4.6 Potensi Tanaman Buah-buahan
Figure 4.6 Fruits Potentials
Jenis
buah-buahan yang
diusahakan di
Kabupaten
Kapuas,
diantaranya
alpukat,
belimbing, duku, durian, jambu biji, jambu air,
jeruk siam, jeruk besar, mangga, manggis, nangka,
nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo,
sirsak, sukun, petai, jengkol, melinjo, buah naga,
semangka.
Fruits typethat cultivated in Kapuas are avocado,
starfruit, duku, durian, guava, water guava, citrus,
big orange, mango, mangosteen, jack fruit,
pineapple, papaya, banana, rambutan, salak,
sapodilla, soursop, bread fruit, petai, jengkol,
gnetum, dragon fruit, watermelon.
Tabel 4.3 Produksi Buah-buahan Menurut Jenis Buah di Kabupaten Kapuas Tahun 2013
Table 4.3 Fruits Production Basedon Type of Fruit in Kapuas 2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Buah-buahan/ Fruits
Produksi (ton)/ Production (ton)
Alpukat/ Avocado
Belimbing/ Starfruit
Duku/ Duku
Durian/ Durian
Jambu Biji/ Guava
Jambu Air/ Water Guava
Jeruk Siam/ Citrus
Jeruk Besar/ Big Orange
Mangga/ Mango
Manggis/ Mangosteen
Nangka/ Jackfruit
Nanas/ Pineapple
Pepaya/ Papaya
Pisang/ Banana
Rambutan/ Rambutan
Salak/ Bark
Sawo/ Sapodilla
Sirsak/ Soursop
Sukun/ Breadfruit
Petai/ Petai
Jengkol/ Jengkol
Melinjo/ Gnetum
Buah Naga/ Dragon Fruit
Semangka/ Watermelon
Lainnya/ Others
Jumlah/ Total
1,7
186,7
98,5
555,5
375,3
225,4
2.413,3
477,0
1.061,1
40,5
5.804,0
7.592,0
694,7
6.700,9
4.907,4
852,0
271,9
153,3
310,7
1.109,2
63,4
2,6
383,7
34.280,5
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas 2014
Source: Food Crops and Horticulture Department of Kapuas 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
25
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
D. Perkebunan
D.
Plantation
Gambar 4.7 Potensi Sektor Pertanian
Figure 4.7 Agriculture Potentials
Komoditas perkebunan yang diusahakan di
Kabupaten Kapuas dan mempunyai nilai ekonomi
cukup tinngi, yaitu karet, kelapa, kelapa sawit dan
kopi. Data luas lahan dan dan produksi
perkebunan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Plantation commodities in Kapuas and have
considerable high economic value are rubber,
coconut, oil palm and coffee. The data of land area
and production can be seen in the table 4.4:
Tabel 4.4 Luas Lahan dan Produksi Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Kapuas 2013
Table 4.4 Lnad Area and Production Based On Plant Type in Kapuas 2013
Jenis Tanaman/
Plant Type
No
Luas Lahan
(Ha)/ Land
Area (ha)
Produksi
(ton)/
Production
(ton)
1
Karet/ Rubber
35.700,81
32.147,06
2
Kelapa/ Coconut
10.671,80
13.382,50
3
Kelapa Sawit/ Oil Palm
54.852,79
1.076,79
4
Kopi/ Coffee
627,00
134,43
Total
101.852,40
Wilayah/ Area
Tersebar diseluruh Kecamatan di
Kabupaten Kapuas/
Spread in all sub-districts of Kapuas
Tersebar diseluruh Kecamatan di
Kabupaten Kapuas/
Spread in all sub-districts of Kapuas
Tersebar diseluruh Kecamatan di
Kabupaten Kapuas/
Spread in all sub-districts of Kapuas
Tersebar diseluruh Kecamatan di
Kabupaten Kapuas/ Spread in all subdistricts of Kapuas
46.740,78
Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kapuas 2014
Source: Plantation and Forestry Department of Kapuas 2014
26
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.8 Peta Potensi Perkebunan Kabupaten Kapuas
Figure 4.8 PlantationPotential Map of Kapuas
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
27
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
4.2. Sektor Perikanan
4.2. Fishery Sector
Gambar 4.6 Kegiatan Perikanan
Figure 4.6 Fishery Activities
Komoditi perikanan untuk kegiatan perikanan di
Kabupaten Kapuas meliputi perikanan darat dan
perikanan laut. Produksi perikanan di Kabupaten
Kapuas mengalami peningkatan seperti dirinci
pada tabel 4.5 dibawah ini.
Commodity fishery in Kapuas includes inland
fisheries and marine fisheries. Fishery production
in Kapuas increased as detailed in the table 4.5.
Tabel 4.5 Jumlah dan Nilai Produksi Perikanan Darat dan Laut di Kabupaten Kapuas 2013
Table 4.5 Numbers and Production Value of Inland and Marine Fisheries in Kapuas 2013
Jenis Ikan/
Fish Type
No
Produksi (ton) /
Production (ton)
Wilayah/ Area
Kecamatan Kapuas Kuala, Tamban Catur,
Kapuas Timur, Selat, Bataguh, Basarang,
Kapuas Hilir, Pulau Petak, Kapuas Murung,
Dadahup, Kapuas Barat, Mantangai, Timpah,
Kapuas Tengah, P. Talawang, Kapuas Hulu, K
M. Talawang.
1
Perikanan Darat/
Inland Fishery
11.903,44
2
Perikanan Laut/
Marine Fishery
7595,05
Kecamatan Kapuas Kuala.
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kapuas 2014
Source: Fishery and Marine Department of Kapuas 2014
Gambar 4.7 Perkembangan Produksi Perikanan (ton) di Kabupaten Kapuas 2011-2013
Figure 4.7 Development of Fisheries Production (ton) in Kapuas 2011-2013
28
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.8 Peta Potesi Perikanan Kabupaten Kapuas
Figure 4.8 Fishery Potential Map of Kapuas
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
29
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
4.3. Sektor Pariwisata
4.3. Tourism Sector
Gambar 4.9 Potesi Pariwisata Kabupaten Kapuas
Figure 4.9 Tourism Potential in Kapuas
Kabupaten Kapuas memiliki potensi wisata yang
tidak kalah menarik dengan daerah lainnya
di Indonesia. Kontribusi sektor ini pada
perekonomian Kabupaten Kapuas tidak terlalu
besar. Kinerja sektor pariwisata dapat dikenali
dari beberapa elemen pengembangan seperti
potensi alam serta sarana dan prasaran
penunjang. Dilihat dari potensi alamnya terlihat
bahwa komponen yang paling menonjol di
wilayah ini adalah wisata air. Berikut beberapa
objek wisata yang terdapat di Kabupaten Kapuas.
Kapuas has tourism potential that is quite
interesting to other regions in Indonesia. The
contribution of this sector to the economy of
Kapuas is not too big. The performance of the
tourism sector can be recognized from some
elements development such as the natural
potential and the facilities and supporting
infrastructures. The most prominent component in
this area is water tourism. Here are some of the
attractions which located in Kapuas.
Tabel 4.6 Potensi dan Lokasi Objek wisata di Kabupaten Kapuas
Table 4.6 Tourist Object Potential and Location in Kapuas
No
Obyek Wisata/ Tourist Object
Kecamatan/ Sub-district
1
Pantai Cemara Labat/ Cemara Labat Beach
Kapuas Kuala
2
Pantai Teluk Gabang/ Gabang Bay Beach
Kapuas Kuala
3
Kapuas Hilir
6
Rumah Bentang/ Bentang House
Desa Wisata Getah Getah Nyatu/
Getah Getah Nyatu Tourist Village
Mozaik Desa Saka Mangkahal/
Saka Mangkahal Mosaic Village
Tikar Purun/ Purun Mat
7
Sungai Hampatung/ Hampatung River
Kayalan Hulu
8
Arum Jeram/ Rafting
Kapuas Hulu
4
5
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Kapuas 2014
Source: Tourism Department of Kapuas 2014
30
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Kapuas Hilir
Kapuas Barat
Selat
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.10 Peta Potensi Pariwisata Kabupaten Kapuas
Figure 4.10 Tourism Potential Map in Kapuas
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
31
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
4.4. Sektor Peternakan
4.4. Animal Husbandry Sector
Gambar 4.11 Potesi Peternakan Kabupaten Kapuas
Figure 4.11 Animal Husbandry in Kapuas
Potensi peternakan Kabupaten Kapuas, cukup
Animal husbandry potential in Kapuas is quite
layak dikembangkan, populasi hewan yang
feasible to be developed; populations of animals
diternakan di Kabupaten Kapuas antara lain
that farmed in Kapuas arecattle, buffalo, sheep,
adalah sapi, kerbau, kambing, babi, ayam buras,
pig, free-ranged chicken, broiler, laying hens and
ayam pedaging, ayam petelor, dan itik. Berikut
ducks. The data of the number of cattle population
data jumlah populasi ternak di Kabupaten
in Kapuas shows in the table below.
Kapuas.
Tabel 4.10 Populasi Ternak Menurut Jenis di Kabupaten Kapuas 2013
Tabel 4.10 Livestock Population Based On Type in Kapuas 2013
No
Jenis Ternak/
Livestock Type
Populasi (Ekor)/
Population (tails)
1
Sapi / Cattle
2
Kerbau/ Buffalo
2
3
Kambing/ Sheep
3.515
5
Babi/ Pig
5.938
6
Ayam Buras/
Free-ranged Chicken
426.515
7
Ayam Pedaging/
Broiler
214.382
8
Ayam Petelor/
Laying Hens
10.499
9
Itik/ Duck
3.360
61.414
Kecamatan / Sub-district
Kapuas Kuala, Tamban Catur, Kapuas Timur,
Selat, Bataguh, Basarang, Kapuas Hilir, Pulau
Petak, Kapuas Murung, Dadahup, Kapuas Barat,
Kecamataan Mantangai, Timpah, Kapuas Tengah,
Pasak Talawang, Kapuas Hulu, Mandau Talawang.
Kapuas Tengah
Kapuas Kuala, Kapuas Timur, Bataguh, Basarang,
Pulau Petak, Kapuas Murung, Dadahup, Kapuas
Barat, Kecamataan Mantangai.
Tamban Catur, Selat, Bataguh, Basarang, Kapuas
Hilir, Kapuas Barat, Kecamataan Mantangai,
Timpah, Kapuas Tengah, Pasak Talawang, Kapuas
Hulu, Mandau Talawang.
Kapuas Kuala, Tamban Catur, Kapuas Timur,
Selat, Bataguh, Basarang, Kapuas Hilir, Pulau
Petak, Kapuas Murung, Dadahup, Kapuas Barat,
Kecamataan Mantangai, Timpah, Kapuas Tengah,
Pasak Talawang, Kapuas Hulu, Mandau Talawang.
Kapuas Kuala, Tamban Catur, Bataguh, Basarang,
Pulau Petak, Kapuas Murung, Dadahup,
Kecamataan Mantangai, Kapuas Tengah, Mandau
Talawang.
Selat, Basarang, Pulau Petak, Kapuas Murung.
Kapuas Kuala, Tamban Catur, Kapuas Timur,
Selat, Bataguh, Basarang, Kapuas Hilir, Pulau
Petak, Kapuas Murung, Dadahup, Kapuas Barat,
Kecamataan Mantangai, Kapuas Tengah, Kapuas
Hulu.
Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Kapuas, 2014
Source: Animal Husbandry Department of Kapuas, 2014
32
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
4.5. Sektor Pertambangan
2015
4.5. Mining Sector
Gambar 4.12 Potensi Pertambangan Kabupaten Kapuas
Figure 4.12 Mining Potential in Kapuas
Sektor pertambangan di wilayah Kabupaten
Kapuas belum dimanfaatkan secara optimal. Hal
ini terlihat dari kontribusinya terhadap
perekonomian Kabupaten Kapuas yang tidak
mencapai 1%. Namun selama periode 2009
hingga 2013, kontribusi tersebut terus meningkat.
Beberapa potensi bahan tambang yang
diusahakan, diantaranya batu bara, pasir zirkon,
pasir kuarsa, pasir sungai dan pasir.Berikut
jumlah produksi berdasarkan jenis bahan
tambang di Kabupaten Kapuas.
The mining sector in Kapuas not used optimally.
This shows from its contribution to the economy of
Kapuas that does not reach 1%. However, during
the period of 2009 to 2013, the contribution has
grown. Some mining potentials, including coal,
zircon sand, quartz sand, river sand and sand. Here
is the number of production based on the type of
minerals in Kapuas.
Tabel 4.11 Jenis Bahan Tambang dan Produksi di Kabupaten Kapuas 2013
Tabel 4.11 Mining Material Type and Production in Kapuas 2013
Tahun Produksi/ Year of Production
Jenis Bahan Tambang/
Satuan/ Once
Mining Material Type
2011
2012
2013
Batu Bara/ Coal
Metric ton
1.042.874
2.889.474
2.926.424
Pasir Zircon/ Zircon Sand
Ton
Pasir Kuarsa/ Quartz Sand
7.000
Pasir sungan/ River Sand
Pasir/ Sand
16.401,87
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kapuas, 2013
Source: Mining and Energy Department of Kapuas, 2013
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
33
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
5. PELUANG INVESTASI
5. INVESTMENT OPPORTUNITIES
5.1
Peluang Investasi Pengembangan
Industri
Pengolahan
Padi
Terintegrasi (Rice Center).
5.1. Investment
Opportunities
of
Integrated
Paddy
Processing
Industry (Rice Center)
Kabupaten Kapuas memilki luas lahan padi seluas
107.288 ha dengan produksi padi sebesar
396.550 ton. Peluang investasi pengembangan
tanaman padi di Kabupaten Kapuas cukup
menjanjikan. Saat ini Kabupaten Kapuas adalah
lumbung pangan terbesar di Provinsi Kalimantan
Tengah.
Komoditi padi di Kabupaten Kapuas menciptakan
peluang usaha dan investasi agroindustri
perberasan, baik agroindustri hulu berupa
industri sarana produksi pertanian yang meliputi
industri bibit/benih, pupuk, pestisida serta alat
dan mesin pertanian maupun industri hilir
berupa industri pengolahan padi terintegrasi (rice
center). Berikut data luas lahan dan produksi
padi di Kabupaten Kapuas, seperti diuraikan pada
tabel 5.1 berikut:
Kapuas has a paddy land area covering 107,288
hectares with the paddy production of 396,550 ton.
Paddy development investment opportunities in
Kapuas quite promising. Kapuas is currently the
largest food barns in Central Kalimantan.
Paddy commodity in Kapuas creating business
opportunities and investments of paddy agroindustry, both upstream agro-industry in the form
of agricultural inputs which include industrial
seeds/seedlings,
fertilizers, pesticides and
agricultural tools and machines as well as
downstream in the form of integrated paddy
processing industry (rice center). The following
data of land area and production of rice in Kapuas
shows in the table 5.1 :
Tabel 5.1 Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Kapuas tahun 2011-2013
Table 5.1 Harvested Area and Paddy Production in Kapuas 2011-2013
Tahun/ Year
2011
2012
2013
Luas Panen (ha)/ Harvested
Area (ha)
Produksi (ton)/ Production (ton)
104.064
115.946
107.288
322.393,00
369.751,94
396.550,00
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas
Source: Food Crops and Horticulture Department of Kapuas
Rice Center adalah salah satu fasilitas untuk
menampung
aktivitas
pengolahan
dan
perdagangan beras secara modern.
Dalam
kawasan Rice Center akan dilengkapi dengan
berbagai fasilitas, baik fasilitas utama maupun
fasilitas
penunjang
agar
menjamin
terselenggaranya transaksi (domestik maupun
ekspor) dengan baik. Kegiatan dalam kawasan
Rice Center mulai dari perontokan padi (hasking),
pengeringan gabah (drying), penggiling gabah
menjadi beras dan penyimpanan beras yang
dilakukan
secara
modern.
Sedangkan
pengembangan kawasan Rice Centre adalah untuk
kegiatan terkait dengan perberasan, mulai dari
pembelian gabah, proses penggilingan beras,
pergudangan, dan perdagangan beras. Selain
untuk memproduksi beras konsumsi, biasanya
34
Rice Center is one of the facilities to accommodate
the processing and trading activities of rice in a
modern way. In the area of Rice Center will be
equipped with various facilities, both major
facilities and supporting facilities in order to
ensure the well implementation of the transaction
(domestic and export). Activity in Rice Center area
ranging from rice threshing (hasking), grain
drying (drying), grinding grain into rice and rice
storage that done in a modern way. While Rice
Centre is the development of the area for activities
related to rice, ranging from the purchase of grain,
rice milling process, warehousing, and the rice
trade. In addition to producing rice consumption,
typically Rice Center is also used for the
manufacture of rice seed, so it is equipped with
seed production fields. Here is the tree rice plant
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Rice Center juga digunakan untuk proses
pembuatan benih padi, sehingga dilengkapi
dengan lahan produksi benih. Berikut pohon
industri tanaman padi.
2015
industry.
Gambar 5.2 Proses Pengolahan Padi (Beras)
Figure 5.2 Paddy (Rice) Processing
Gambar 5.1 Pohon Industri Tanaman Padi
Figure 5.1 Paddy Industrial Tree
5.2. Analisis Ekonomi
5.2. Economical Analysis
Bisnis Penggilingan Padi diharapkan dapat
memberikan manfaat dan nilai tambah, baik bagi
masyarakat sekitar pabrik, petani, dengan adanya
Lembaga Koperasi Masyarakat sebagai lembaga
pendukung kegiatan pertanian dalam hal
keuangan membantu memberikan modal secara
kredit bagi para petani dalam menanam padi,
mulai dari pembelian benih, pupuk, sampai
kebutuhan
lainnya
yang
menunjang
keberlangsungan kegiatan pertanian. Diberikan
Rice Milling Business expected to give benefit and
added value, for both the community around the
factory and the farmers, with the Institute of
Cooperative Society as an institution that
supporting agricultural activities in terms of
financial help provide capital on credit to farmers
to grow rice, ranging from the purchase of seed,
fertilizer, to other needs that support the
sustainability of agricultural activities. Given a
companion to assist farmers through training so
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
35
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
pendamping untuk membantu petani melalui
pelatihan-pelatihan agar petani mendapat
wawasan yang lebih dalam lingkup pertanian.
Kinerja petani terbantu dengan adanya mesin
penggiling modern ini sehingga menghemat
tenaga dan waktu dalam kegiatan pasca panen.
Sehingga dengan adanya manfaat tersebut
perusahaan diterima oleh masyarakat sekitar
terutama para petani.
that farmers get more insight in the sphere of
agriculture. Farmers’ performance helped by the
existence of this modern grinding machine that
saves energy and time in post-harvest activities. So
with the benefit, the company accepted by the local
community, especially farmers.
Kebutuhan Investasi dalam rencana usaha
Investment needs in the business plan of
pendirian pabrik penggilingan padi modern ini
establishment of modern rice milling plant is made
terdiri
dari
bangunan,
peralatan
dan
up of buildings, equipment and supplies as initial
perlengkapan sebagai modal awal yang
capital spent to support passage of the business
dikeluarkan
pemilik
untuk
mendukung
owner. It is estimated that the total cost needed
berjalannya usaha. Diperkirakan total biaya yang
Rp. 11,960,580,000. The details of the investment
diperlukan yaitu sebesar Rp. 11.960.580.000,-.
plan can be seen in the table 5.2.
Rincian rencana investasinya dapat dilihat pada
tabel 5.2 di bawah ini.
Tabel 5.2 Biaya Investasi
Table 5.2 Investment Cost
Harga Beli
Umur
Unit
Total
Nilai Sisa/
Biaya Investasi/
Satuan
(Unit)/
(tahun)
No
Barang/
Biaya/
Depreciatio
Investment Cost
/ Unit
Purchase
/ Age
Item Unit
Total Cost
n Value
Price (Unit)
(Year)
Bangunan Pabrik/
1
Manufacture
2.400
m2
800
1.920.000
20
192.000
Building
Area Parkir/
2
600
m2
400
240.000
25
24.000
Parking Lot
Mesin Giling/
3
3
unit
1.536.700
4.610.100
12
461.010
Milling Machine
Mesin Pengering/
4
3
unit
895.400
2.686.200
12
268.620
Drying Machine
5
Genset/ Generator
2
unit
374.000
748.000
5
74.800
Pemasangan
6
Pagar/ Installation
690
m
300
207.000
10
20.700
of Fencing
Instalasi Listrik/
7
Installlation Of
1
unit
150.000
150.000
5
15.000
Electricity
Instalasi Air/
8
Instal;ation of
1
unit
150.000
150.000
5
15.000
Water
9
Perizinan/ License
1
paket
15.000
15.000
1.500
Alat Kantor, Meja,
& Kursi/ Office
10
3
paket
95.000
285.000
5
28.500
Stationery, Desk
and Chair
11 Handlift/ Handlift
6
unit
2.500
15.000
3
1.500
Alat Transportasi/
12
6
unit
147.500
885.000
7
88.500
Vehicle
13 Papan Tulis/
1
unit
30
30
5
3
36
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
No
14
15
16
17
18
19
20
Biaya Investasi/
Investment Cost
Writing Board
Terpal/ Terpaulin
Kalkulator/
Calculator
Sekop/ Shovel
Gerobak Modern/
Modern Cart
Sapu/ Broom
Printer & Fax/
Printer and Fax
Laptop Komputer/
Computer
Notebook
Jumlah/ Total
Harga Beli
(Unit)/
Purchase
Price (Unit)
Total
Biaya/
Total Cost
Umur
(tahun)
/ Age
(Year)
2015
Unit
Barang/
Item Unit
Satuan
/ Unit
1
unit
1.500
1.500
3
150
3
unit
50
150
2
15
6
unit
75
450
5
45
15
unit
2.400
36.000
7
3.600
15
unit
10
150
1
15
1
unit
1.000
1.000
5
100
2
unit
5.000
10.000
5
1.000
11.960.580
Nilai Sisa/
Depreciatio
n Value
142
1.196.58
Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result, 2015
Biaya operasional merupakan biaya yang
Operational costs are costs incurred to meet all the
dikeluarkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan
needs that support operational activities.
yang menunjang kegiatan operasional. Biaya
Operational costs consist of variable costs and
operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya
fixed costs. Fixed costs are costs which amount is
tetap. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya
not affected by changes in production volume. The
tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
amount of fixed costs incurred each year can be
produksi. Besarnya biaya tetap yang dikeluarkan
seen in the table 5.3 :
setiap tahunnya dapat dilihat pada tabel 5.3
berikut:
Tabel 5.3 Biaya Tetap
Table 5.3 Fixed Costs
Total
Jenis Biaya Tetap/
Jumlah/ Satuan/
1 Tahun/ 1
No
Harga/ Price
Harga/
Fixed Cost Type
Total
Unit
Year
Total Price
Biaya Perawatan Mesin/
1
Machince Maintainance
2
kali
100.000
200.000
2.400.000
Cost
Biaya Perawatan Mobil/
2
2
kali
18.000
36.000
432.000
Car Maintainance Cost
3
Pajak Mobil/ Car Tax
3
Orang
10.500
31.500
126.000
Gaji Pegawai
4
Manajemen/
5
Orang
5.000
25.000
300.000
Management Staff Salary
5
Gaji LKM/ LKM Salary
5
Orang
2.000
10.000
120.000
Gaji Pendamping Petani/
6
Farmers Accompanion
5
Orang
2.500
12.500
150.000
Salary
Gaji Marketing/
7
5
Orang
3.000
15.000
180.000
Marketing Salary
Biaya Listrik
8
Penerangan/ Lightning
1
Bulan
3.000
3.000
36.000
Cost
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
37
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Jenis Biaya Tetap/
Fixed Cost Type
No
Biaya Telepon/
Telephone Cost
Biaya Promosi/
Promotion Cost
Pajak Bumi dan
Bangunan/ Property Tax
Jumlah Biaya Tetap/
Total Fixed Cost
9
10
11
Jumlah/
Total
Satuan/
Unit
Harga/ Price
Total
Harga/
Total Price
1 Tahun/ 1
Year
1
Bulan
3.334
3.334
40.008
1
Bulan
30.000
30.000
360.000
1
Tahun
1.500
366.334
4.145.508
Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result, 2015
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya
tergantung pada output yang akan diproduksi
yang termasuk kedalam biaya variabel terinci
pada tabel 5.4 dibawah ini.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Variable costs are costs that amount depend on the
output to be produced which included into
variable costs, the detailed shows in the table 5.4.
Tabel 5.4 Biaya Variabel
Table 5.4 Variable Cost
Jmlh per 1
Jenis Biaya Variabel/Variable
x produksi/ Satuan
Cost Type
Total per 1x / Unit
production
Pembelian GKP Plastik Kemasan/
5.880
Kg
Purchasing of GKP Plastic Bag
Transparan Medium 20/50
Plastik Kemasan/ 20/50 Medium
699
Kg
Transparent Plastic Bag
Transparan Premium 5/10/ 5/10
420
Kg
Premium Transparent
Biaya Perawatan Pabrik/
1
Tahun
Manufacture Maintenance Cost
Biaya Air/ Water Cost
1
Bulan
Biaya Transportasi/
1
Bulan
Transportation Cost
Gaji Tenaga Kerja Produksi/
5
Orang
Production Worker Fee
Biaya Listrik untuk Mesin/
1
Bulan
Electricity Cost for Machine
Jumlah Biaya Variabel/
Total Variable Cost
TC 1 x
Produksi/
TC 1x
Production
1 tahun
(12x)/ 1
year (12x)
3.300
19.404.000
58.212.000
300
209.700
2.516.400
500
210.000
2.520.000
Harga/
Price
198.000
5.000
5.000
60.000
48.000
48.000
576.000
1.500
7.500
90.000
150.000
150.000
1.800.000
20.034.200
65.972.400
Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result, 2015
Berikut ini adalah ringkasan hasil proyeksi
laporan laba rugi proyek pada 12 tahun. Hasil
perhitungan pendapatan diperoleh pada tahun 1
sebesar Rp. 72,56 Milyar, naik pada tahun 2
sebesar Rp. 76,2 Milyar dan seterusnya bisa
dilihat pada tabel Untuk Laba bersih
mendapatkan keuntungan pada tahun 1 yaitu
sebesar Rp. 3,4 Milyar dan tahun selanjutnya bisa
dilihat pada tabel 5.5.
38
Here is a summary of the results projected income
statements on 12-year project. The revenue
calculation result obtained in first year of
Rp. 72.56 billion, increase in second year of
Rp. 76.2 billion and the next explanation can be
seen in the table below.The net profit gain in first
year is equal to Rp. 3.4 billion and the next year
can be seen in the table 5.5.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Tabel 5.5 Ringkasan Hasil Laba Rugi (Miliar)
Table 5.5 Summary Result of Profit-Loss (Billion)
Uraian/
Explanation
Pendapatan/
Revenue
Laba Bersih/
Net Profit
Tahun 0/
Year 0
-11,9
Tahun 1/
Year 1
Tahun 2/
Year 2
Tahun 3/
Year 3
Tahun 4/
Year 4
Tahun 5/
Year 5
Tahun6/
Year 6
72,56
76,22
80,07
84,1
88,3
92,
3,4
3,6
3,7
3,9
4,1
4,2
Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result, 2015
Uraian/
Explanation
Pendapatan/
Revenue
Laba Bersih/
Net Profit
Lanjutan Tabel 5.5 (Miliar)/ Advanced explanation of Table 5.5 (Billion)
Tahun 7/
Tahun 8/
Tahun 9/
Tahun 10/
Tahun 11/
Year 7
Year 8
Year 9
Year 10
Year 11
Tahun 12/
Year 12
97,4
102,3
107,
112,9
118,6
124,6
4,4
4,6
4,9
5,1
5,3
5,6
Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result, 2015
5.3. Analisis Kriteria Kelayakan Finansial
5.3. Feasibility Criteria Financial Analysis
Analisis kriteria kelayakan usaha dilakukan guna
untuk menentukan apakah usaha pendirian
pabrik penggilingan padi modern layak untuk
diusahakan selama umur proyeknya. Perhitungan
kriteria investasi menggunakan metode Cash
Flow, dimana seluruh penerimaan selama sepuluh
tahun ke depan disesuaikan pada masa kini.
Tingkat suku bunga yang digunakan yaitu sebesar
12%. Analisis kriteria kelayakan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan 4
(empat) kriteria, yaitu NPV, Net B/C, IRR dan
Payback Period yang dapat dilihat pada tabel 5.6
berikut:
Feasibility criteria analysis performed in order to
determine whether the business establishment of
modern rice milling plant deserves to be developed
during the life of the project. Calculation of
investment criteria using the Cash Flow, where the
entire revenues over the next ten years adjusted
today. The interest rate used is 12%. Analysis of
the feasibility criteria used in this study is the use
of four (4) criteria, ie NPV, Net B/C, IRR and
payback period , it can be seen in the following
table 5.6 :
Tabel 5.6 Analisis Kriteria Kelayakan Finansial
Table 5.6 Feasibility Criteria Financial Analysis
Kriteria Investasi/ Investment Criteria
Nilai/ Value
Investasi/ Investment
Rp 11.960.580.000,NPV
2.519.337,24
IRR
28,92
NET B/C
1,04
Payback Periode
3,5 Tahun
Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result, 2015
1. Net Present Value (NPV)
NPV dari suatu proyek merupakan nilai
sekarang dari selisih benefit dengan cost pada
discount
factor
(DF)
tertentu.
NPV
menunjukkan
kelebihan
manfaat
dibandingkan dengan biaya. Apabila NPV lebih
besar dari 0 berarti proyek tersebut
1.
Net Present Value (NPV)
NPV of a project is the present value of the
difference in the cost benefit with the specific
discount factor (DF). NPV shows the
advantages of the benefits compared to the
costs. If NPV is greater than 0 means that the
project is profitable and worth the effort.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
39
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada
discount factor 12 % menunjukan nilai NPV
sebesar Rp. 2.519.337,24 yang artinya nilai
NPV > 1. Hal ini berarti proyek layak untuk
diusahakan.
Based on the calculation of NPV at 12%
discount factor shows the NPV value of
Rp. 2,519,337.24 which means the value of
NPV> 1. This means that the project worth
the effort.
2. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah suatu kriteria investasi untuk
mengatakan persentase keuntungnan dari
suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga
merupakan alat ukur kemampuan proyek
dalam mengembalikan bunga pinjaman. IRR
pada dasarnya menunjukkan Discount Factor
(DF) dimana NPV = 0. Berdasarkan hasil
analisis perhitungan IRR diperoleh nilai
28,92%. Apabila diasumsikan bunga bank yang
berlaku adalah 6,5% maka proyek tersebut
menguntungkan dan layak untuk diusahakan,
karena nilai IRR jauh lebih besar dibandingkan
dengan suku bunga pasar
2.
Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR). IRR is an
investment criteria to called profit
percentage of a project in every year and as a
measure of the project's ability to repay
interest on the loan. IRR basically shows
Discount Factor (DF) where NPV = 0. Based
on the analysis of the IRR calculation is
gained 28.92%. If it is assumed that the
applicable bank rate is 6.5% then the project
is profitable and it is worthed, the value of
IRR is larger than the market interest rate.
3. Net B/C ratio
Analisis Net B/C ratio adalah perbandingan
antara total cash inflow terhadap total cash
outflow. Net B/C ratio ini menunjukkan
gambaran berapa kali lipat benefit akan
diperoleh dari cost yang dikeluarkan.
Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha,
nilai Net B/C ratio adalah 1,04 yang artinya
benefit yang diperoleh adalah 1,05 kali lipat
dari cost yang dikeluarkan.
3.
Net B/C Ratio
The analysis of Net B / C is the ratio between
the total cash inflow to the total cash outflow.
Net B / C ratio shows a description of the
benefits to be obtained from the costs
incurred. Based on feasibility calculations, the
value of the Net B / C ratio is 1.04 which
means the benefit obtained is 1.05 times
higher than the cost incurred.
4. Payback period
Payback period diartikan sebagai jangka waktu
kembalinya investasi yang telah dikeluarkan
melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu
proyek. Hasil perhitungan analisis kelayakan
usaha diperoleh nilai payback period terjadi
tahun ke 3 lebih 5 bulan.
4.
Payback Period
Payback period is defined as the return period
of the investments made through the benefits
of a project. The analysis feasibility of
calculation result is obtained the values of
payback period in the third years and five
months (3 years and 5 month).
40
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 5.3 Peta Peluang Investasi Pertanian Padi di Kabupaten Kapuas
Figure 5.3 Paddy Crops Investment Opportunities Map of Kapuas
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
The Mapping Potential and Local Investment Opportunities
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board
41
Download