analisis pengaruh current ratio - Repositori Tugas Akhir Universitas

advertisement
ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO
(DER), NET PROFIT MARGIN (NPM), PRICE TO EARNINGS RATIO (PER),
DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN SEKTOR LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE
2012- 2014
Fitrah suddrajat, Prima Aprilyani Rambe & Firmansyah Kusasi
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepulauan Riau
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net
Profit Margin,Price to Earnings Ratio dan Market Value added baik secara parsial
maupun simultan mempengaruhi harga saham pada perusahaan kategori LQ45 non
lembaga keuangan di BEI periode Agustus 2012- Januari 2015. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dengan total sampel 17
perusahaan sector LQ45 yang terdaftar di BEI periode Agustus 2012-Januari
2015.Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel dengan pendekatan random
effect model (REM) untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara simultan Current Ratio,Debt to Equity Ratio,Net Profit Margin,Price to Earnings
Ratio dan Market Value added berpengaruh terhadap Harga Saham dalam sektor LQ45
periode Agustus 2012-Januari 2015, dan secara parsial hanya Net Profit Margin, Price
to Earnings Ratio dan Market Value added yang berpengaruh signifikan terhadap Harga
Saham sedangkan Current Ratio dan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap Harga Saham pada sektor LQ45 periode Agustus 2012-Januari 2015.
Kata Kunci: Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin
(NPM), Price to Earning Ratio (PER), Market Value Added (MVA), Harga Saham,
LQ45.
PENDAHULUAN
Pada transaksi pasar modal, harga saham dianggap sebagai salah satu faktor
terpenting karena dari harga saham tersebut dapat mencerminkan nilai perusahaan.
sehingga, investor dapat menyesuaikan pembelian dengan dana yang dimilikinya serta
memberikan ukuran obyektif terhadap nilai investasi pada perusahaan. Nilai perusahaan
dapat dilihat dengan cara bagaimana kemampuan perusahaan tersebut dalam mengelola
aset untuk menghasilkan suatu laba. Apabila kinerja perusahaan meningkat, maka nilai
perusahaan akan naik, sehingga investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan karena besarnya return yang akan diterima. Pasar modal dianggap sebagai
salah satu indikator ekonomi dalam suatu negara. Ketika pasar modal menunjukkan
peningkatan maka dapat menjadi indikator bahwa perekonomian negara tersebut sedang
menunjukkan perkembangan. Sebaliknya apabila pasar modal sedang lesu maka dapat
menjadi indikator bahwa perekonomian negara tersebut sedang mengalami penurunan.
semakin tinggi harga saham di pasar modal menunjukkan bahwa saham tersebut juga
semakin diminati oleh investor karena semakin tinggi harga saham akan menghasilkan
capital gain yang semakin besar pula. Capital gain merupakan selisih antara harga pasar
periode sekarang dengan harga periode sebelumnya.
Harga saham yang diperjual belikan di pasar modal dapat mengalami perubahan
dari waktu ke waktu. Ada saatnya harga saham itu mengalami peningkatan (bullish),
namun ada saatnya harga saham itu juga mengalami penurunan (bearish),sehingga
sebelum investor memutuskan untuk melakukan investasi, ada baiknya investor tersebut
melakukan analisis laporan keuangan perusahaan untuk menilai atau mengevaluasi
suatu kinerja khususnya manajemen perusahaan dalam suatu periode akuntansi, serta
menentukan strategi apa yang harus diterapkan pada periode berikutnya jika tujuan
perusahaan sebelumnya telah tercapai.
Salah satu tujuan utama dari keputusan keuangan adalah memaksimumkan
tingkat kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham, menentukan besarnya
balas jasa, menentukan harga saham, serta menilai kinerja perusahaan untuk
memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang bagi para pemegang saham
maupun calon pemegang saham.
Seiring dengan semakin pesatnya perdagangan saham dan tingginya tingkat
risiko saham, maka kebutuhan akan informasi yang relevan dan memadai bagi investor
dalam pengambilan keputusan investasi juga meningkat oleh karena itu maka perubahan
harga saham di pasar modal sangatlah berpengaruh.
Menurut Hanafi (2010:36) rasio keuangan diklasifikasikan menjadi lima macam
yaitu rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio aktivitas (activity ratio), rasio hutang
(leverage ratio), rasio profitabilitas (profitability ratio), dan rasio pasar (market ratio).
Namun, penggunaan analisis rasio keuangan memiliki kelemahan, antara lain: (1)
Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan
pemakai. (2) Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik seperti ini. (3) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan
menimbulkan kesulitan menghitung rasio. (4) Sulit jika data yang tersedia tidak
singkron. Dua perusahaan yang dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi
yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa
menimbulkan kesalahan (Harahap, 2009:298).
Perkembangan ilmu pengetahuan yang demikian pesat dan tuntutan pasar
ekonomi dunia mendorong para ahli untuk menemukan dan mengembangkan alat ukur
lain yang lebih akurat dalam mengukur kinerja perusahaan. Hal ini juga didorong oleh
desakan para investor dan penyedia dana agar mempunyai acuan yang lebih dapat
dipertanggungjawabkan keakuratannya dalam mengalokasikan dananya. Oleh karena
itu, pada awal abad kesembilan belas Konsep EVA pertama kali diperkenalkan
oleh Alfred Marsekal, kemudian pada tahun 1990 Konsultan Stern Steward
Management Service di Amerika Serikat memperkenalkan konsep Economic Value
Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) sebagai alat ukur kinerja keuangan dan
pasar untuk mengatasi kelemahan metode akuntansi tradisional (rasio keuangan)
(Stewart dalam Panigrahi, et.al, 2015 :64)
Pada dasarnya penelitian ini merupakan replikasi dari peneilitian Terra Vira
Ervinta, dan Zaroni (2013) yang meneliti “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan
EVA Terhadap Harga Saham Indeks LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2007-2011. Hasil dari penelitian ini adalah CR (Current Ratio) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. EPS (Earnings Per Share)
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. PER (Price to Earnings Ratio)
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. EVA (Economic Value Added)
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Faktor fundamental yang
diproksikan dengan CR (Current Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan PER (Price to
Earnings Ratio), serta EVA (Economic Value Added) secara simultan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Terra Vira Ervinta, dan Zaroni
(2013) adalah pada variabel independen dan periode tahun yang akan diteliti. Dimana
pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai menurun yaitu sebesar 6,23
persen dibanding tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mencapai 6,5
persen, sedangkan pada tahun 2013 Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami tingkat
terendah dalam empat tahun terakhir yaitu hanya 5,78 persen yang menunjukkan untuk
pertama kalinya pertumbuhan ekonomi mencatat angka kurang dari enam persen sejak
tahun 2009, bahkan pada tahun 2014 Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami
tingkat terendah dalam lima tahun terakhir yaitu hanya 5,02 persen yang menunjukkan
untuk kedua kalinya pertumbuhan ekonomi mencatat angka kurang dari enam persen
sejak 2009 dan melambat sejak lima tahun terakhir (Badan Pusat Statistik), serta pada
tahun 2012-2014 kinerja Indeks LQ45 sangat fluktuatif dimana pada tahun 2012 kinerja
Indeks LQ45 mengalami kenaikan sebesar 9,14% namun pada tahun 2013 Indeks LQ45
mengalami penurunan 3,25% dan kembali mengalami peningkatan yang signifikan
melebihi peningkatan kinerja IHSG pada tahun 2014 yaitu sebesar 26,36% (Bursa Efek
Indonesia).
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
LANDASAN TEORI
Menurut Sharpe et. al. (2005) pengumuman informasi akuntansi memberikan
sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang
(good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan
demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahandalam volume
perdagangan saham.
Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor maka
terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham, jika menjadi sinyal buruk maka
investor akan menahan investasi untuk perusahaan tersebut. Salah satu jenis informasi
yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi sinyal bagi pihak di luar
perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang
diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi
yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi
yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat
informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk
diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar perusahaan.
HARGA SAHAM
Menurut Athanasius (2012:14), saham adalah surat berharga yang merupakan
tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Harga saham
merupakan indikator dari nilai perusahaan, di mata investor, harga saham
mencerminkan tingkat keberhasilan pengelolaan perusahaan. Semakin baik tingkat
kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, maka semakin baik pula persepsi
pasar dalam nilai perusahaan sehingga harga saham akan mengalami peningkatan, dan
sebaliknya.
Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Munawir (2010:30), kinerja keuangan perusahaan merupakan satu
diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan
berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan
sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat
melihat kondisi perusahaan dan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya.
CURRENT RATIO
Rasio lancar Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya (Kasmir, 2010:123). Dari
hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan
kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pangukuran rasio tinggi,
belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena perputaran
kas,piutang,persediaan tidak dikelola sebaik mungkin. Rasio ini menunjukan sejauh
mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan
aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi
kewajiban jangka pendeknya.
DEBT TO EQUITY RATIO
Menurut Kasmir (2010:113) Debt to equity ratio digunakan untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan kreditor (peminjam) dengan pemilik perusahaan. Debt to
Equity Ratio (DER) yang tinggi menunjukkan pendanaan dengan utang semakin
banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman
karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva
yang dimilikinya atau risiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman
akan semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya, apabila rasio rendah, semakin kecil
perusahaan dibiayai oleh utang.
NET PROFIT MARGIN
Menurut Alexandri (2008:200) Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang
digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Net Profit Margin (NPM) yang tinggi
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak semakin
tinggi. Demikian pula sebaliknya, apabila rasio rendah, maka semakin kecil perusahaan
dapat menghasilkan laba setelah pajak.
PRICE TO EARNING RATIO
Menurut Eduardus Tandelilin (2010:320) Price Earning Ratio adalah rasio atau
perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Bagi investor angka
rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba di masa mendatang, semakin rendah nilai PER suatu saham maka akan semakin
menarik bagi investor karena saham tersebut termasuk kategori saham dengan harga
murah. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi biasanya memiliki
PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah
cenderung memiliki PER yang rendah pula.
MARKET VALUE ADDED
Menurut Steward (dalam Panigrahi, et.al, 2015) Market Value Added (MVA)
suatu pengukur kinerja yang tepat untuk menilai sukses tidaknya perusahaan dalam
menciptakan kekayaan bagi pemiliknya. Jadi, kekayaan atau kesejahteraan pemilik
perusahaan (pemegang saham) akan bertambah bila Market Value Added (MVA)
bertambah. Indikator yang digunakan untuk mengukur Market Value Added (MVA)
menurut Young dan O’Byrne (2001: 27), yaitu (1) jika Market Value Added (MVA) >
0, bernilai positif, perusahaan berhasil meningkatkan nilai modal yang telah
diinvestasikan oleh penyandang dana, dan (2) jika Market Value Added (MVA) < 0,
bernilai negatif, perusahaan tidak berhasil meningkatkan nilai modal yang telah
diinvestasikan oleh penyandang dana.
INDEKS SAHAM LQ45
Indeks saham LQ45, yaitu 45 perusahaan yang memiliki saham paling likuid,
yaitu mampu melunasi kewajiban-kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo dengan
menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
REVIEW PENELITIAN TERDAHULU
No.
1.
Tabel 1
Review Penelitian Terdahulu
Peneliti
JudulPenelitian
Variabel
Hasil
Penelitian
Terra Vira Ervinta, Analisis Pengaruh Faktor Dependen:
CR dan EVA tidak berpengaruh secara
danZaroni(2013) Fundamental dan EVA HargaSaham signifikan terhadap harga saham. EPS
Terhadap Harga Saham Independen:
dan PER berpengaruh secara signifikan
Indeks LQ45 Yang CR,
EPS, terhadap harga saham. Faktor
Terdaftar Di Bursa Efek PER
dan fundamental yang diproksikan dengan
Indonesia Periode 2007- EVA
CR, EPS , dan PER, serta EVA secara
2011.
simultan memiliki pengaruh yang
signifikanterhadaphargasaham.
2.
AbiedLuthfiSafitri Pengaruh Eaning Per
(2013)
Share, Price to Earnings
Ratio, Return On Asset,
Debt To Equity Ratio dan
Market Value Added
Terhadap Harga Saham
dalam kelompok Jakarta
IslamicIndex
Dependen:
HargaSaham
Independen:
EPS, PER,
ROA, DER
danMVA
SecarasimultanEPS,PER,ROA,DER
dan MVA berpengaruh terhadap Harga
Saham dan secara parsial hanya
EPS,PER, dan MVA yang
berpengaruh positif signifikan terhadap
Harga Saham sedangkan ROA dan
DER tidak berpengaruh signifikan
terhadapHargaSaham.
3.
Bergitta Sonia R. ,
ZahrohZ.A.,Devi
Farah
Azizah
(2014)
Dependen:
HargaSaham
Independen:
EVA, MVA,
Terdapat
pengaruh
bersamasama/simultan dan signifikan antara
EVA, MVA, dan ROI terhadap harga
saham. Secara parsial menunjukkan
Analisis
pengaruh
Economic Value Added
(EVA), Market Value
Added (MVA), dan
Return on Investment
(ROI) terhadap harga
saham pada Perusahaan
Property dan Real Estate
yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode
2009-2012
Anggita Mugi, Analisis Pengaruh Rasio
Abdul
Kohar Profitabilitas
dan
Irwanto
dan Economic Value Added
Yusrina
terhadap Harga Saham
Permanasari
pada Sub Sektor Industri
(2014)
Semen yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
periode2009-2011
danROI
5.
Firman Maulana Analisis Pengaruh Kinerja
(2014)
Keuangan
Terhadap
Harga Saham pada
Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar
Di BEI Periode Tahun
2010-2012
Dependen:
Harga Saham
Independen:
CR, DER,
NPM, dan
EPS
6.
Puput Rarindra Pengaruh PER, EPS,
AdiSputra(2015) ROA, dan DER terhadap
harga saham LQ45 di
BursaEfekIndonesia.
Dependen:
HargaSaham
Independen:
PER, EPS,
ROA, dan
DER
4.
7.
EVA, MVA, dan ROI berpengaruh
signifikanterhadaphargasaham.
Berdasarkan taraf signifikasinya, maka
dari ketiga variabel bebas EVA, MVA,
dan ROI secara parsial yang paling
dominan berpengaruh secara signifikan
terhadaphargasahamadalahROI.
Dependen:
Secara simultan variabel ROA, ROE,
Harga Saham NPM, EPS dan EVA berpengaruh
Independen:
secara signifikan terhadap harga saham,
ROA, ROE, Secara parsial, rasio profitabilitas yang
NPM, EPS, terdiri dari ROA, ROE, EPS, dan NPM
danEVA
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham,sedangkan EVA secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap
hargasaham.
Secara parsial Current Ratio (CR), Debt
to Equity Ratio (DER), dan Net Profit
Margin (NPM) mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham.
Sedangkan variabel Earning Per Share
(EPS) tidak berpengaruh terhadap harga
saham.
Hal ini menunjukkan bahwa CR, DER,
NPM, dapat digunakan untuk
memprediksi harga saham sedangkan
EPS tidak dapat digunakan untuk
memprediksihargasaham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel PER, EPS, ROA dan DER
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap harga saham LQ45 diBursa
Efek Indonesia. Hasil analisis secara
parsial dapat dijelaskan bahwa rasio
PER, EPS,ROA berpengaruh positif
dan signifikan terhadap harga saham,
sedangkan DER berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap harga
sahamLQ45diBursaEfekIndonesia
Frendy Sondakh, Current Ratio (CR), Debt Dependen:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Parengkuan
to Equity Ratio (DER), Harga Saham CR, DER, ROA dan ROE secara
Tommy
dan Return On Asset (ROA) Independen:
simultan berpengaruh signifikan
Marjam
dan Return On Equity CR, DER, terhadap Harga Saham. Secara parsial
Mangantar(2015) (ROE)
pengaruhnya ROA dan CR, DER, ROA dan ROE
terhadap harga saham ROE
berpengaruh signifikan terhadap Harga
pada indeks LQ45 di BEI
Saham
periode2010-2014
Sumber: data diolah (2016)
KERANGKA PEMIKIRAN
Untuk menggambarkan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dalam penelitian ini dikemukakan suatu kerangka pemikiran teoritis mengenai
pengaruh CR, DER, NPM, PER, dan MVA (Variabel Independen) terhadap harga
saham (Variabel Dependen). Berikut ini menggambarkan model kerangka pemikiran
teoritis yang diajukan oleh penulis.
Gambar 1
Model Kerangka Pemikiran Teoritis
CR (X1)
DER (X2)
NPM (X3)
PER (X4)
MVA (X5)
H1
H2
H3
H4
H5
Harga Saham
VARIABEL DEPENDEN (Y)
H6
HIPOTESIS
Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham
Current Ratio yang tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Namun, apabila hasil pangukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi
perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik
mungkin. jika perusahaan memiliki Current Ratio yang menarik bagi investor maka
minat investor untuk membeli saham akan meningkat. Meningkatnya permintaan saham
akan meningkatkan harga saham, serta sejalan dengan penelitian Firman Maulana
(2014) serta Frendy Sondakh, Parengkuan Tommy dan Marjam Mangantar (2015)
bahwa CR berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sehingga dapat disimpulkan
bahwa :
H1 : Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap harga saham
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham
Debt to Equity Ratio (DER) yang rendah menunjukkan pendanaan dengan utang
semakin sedikit. Semakin rendah DER mencerminkan resiko perusahaan relatif rendah
karena dalam operasionalnya perusahaan tidak tergantung terhadap utang dan
perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk membayar bunga hutang akibatnya para
investor cenderung tertarik dengan saham-saham perusahaan yang memiliki nilai DER
yang rendah. Meningkatnya permintaan saham akan meningkatkan harga saham, serta
sejalan dengan penelitian Firman Maulana (2014) serta Frendy Sondakh, Parengkuan
Tommy dan Marjam Mangantar (2015) bahwa DER berpengaruh signifikan terhadap
harga saham, sehingga dapat disimpulkan bahwa :
H2 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham
Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham
Net Profit Margin (NPM) yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba setelah pajak semakin tinggi. Jika perusahaan memiliki Net
Profit Margin yang tinggi maka akan menarik minat investor untuk membeli saham
tersebut. Meningkatnya permintaan saham akan meningkatkan harga saham, serta
sejalan dengan penelitian Anggita Mugi, Abdul Kohar Irwanto dan Yusrina Permanasari
(2014) serta Firman Maulana (2014) bahwa NPM berpengaruh signifikan terhadap
harga saham, sehingga dapat disimpulkan bahwa :
H3 : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap harga saham
Pengaruh Price to Earnings Ratio (PER) terhadap Harga Saham
Price to Earnings Ratio (PER) yang rendah menunjukkan semakin murahnya
harga saham tersebut untuk dibeli oleh investor dan semakin baik pula kinerja
perlembar saham dalam menghasilkan laba bersih perusahaan. Jadi, semakin baik
kinerja perlembar saham meningkatkan minat investor untuk membeli saham tersebut.
Meningkatnya permintaan saham akan meningkatkan harga saham, serta sejalan dengan
penelitian Terra Vira Ervinta, dan Zaroni (2013), Abied Luthfi Safitri (2013) serta Puput
Rarindra Adi Sputra (2015) bahwa PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
sehingga dapat disimpulkan bahwa :
H4 : Price to Earnings Ratio (PER) berpengaruh terhadap harga saham
Pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap Harga Saham
Kemakmuran pemegang saham dilakukan dengan cara memaksimumkan
kenaikan nilai pasar dari modal perusahaan di atas nilai modal yang disetor pemegang
saham. Kenaikan tersebut dinamakan Nilai Tambah Pasar (Market Value Added). MVA
lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi kinerja top manajemen. Dengan demikian,
peningkatan MVA merupakan keberhasilan perusahaan dalam memaksimalkan
kekayaan pemegang saham dengan alokasi sumber-sumber yang tepat.
Kinerja keuangan modern selain EVA yang dikaitkan dengan pasar juga diukur
dari Market Value Added (MVA) yang merupakan nilai pasar saham dibandingkan
dengan nilai bukunya. Perusahaan yang baik ditunjukkan dengan nilai MVA positif.
MVA diukur antara selisih dikurangi nilai buku per lembar saham. MVA positif
menunjukkan bahwa saham perusahaan tersebut dinilai oleh investor lebih besar dari
pada nilai buku per lembarnya. Ketika harga saham dinilai oleh investor lebih besar dari
pada nilai buku per lembarnya maka investor akan membeli saham tersebut untuk
memperoleh Capital Gain. Tingginya minat investor untuk membeli saham tersebut
menyebabkan permintaan saham meningkat. Meningkatnya permintaan saham akan
meningkatkan harga saham, serta sejalan dengan penelitian Abied Luthfi Safitri (2013)
dan Bergitta Sonia R. , Zahroh Z.A. , Devi Farah Azizah (2014) bahwa MVA
berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sehingga dapat disimpulkan bahwa :
H5 : Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap harga saham
Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER),Net Profit Margin
(NPM), Price to Earnings Ratio (PER), dan Market Value Added (MVA) terhadap
Harga Saham
Berdasarkan uraian diatas serta didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
penelitian Terra Vira Ervinta, dan Zaroni (2013), Abied Luthfi Safitri (2013), Bergitta
Sonia R. , Zahroh Z.A. , Devi Farah Azizah (2014), Anggita Mugi, Abdul Kohar
Irwanto dan Yusrina Permanasari (2014), Firman Maulana (2014), Puput Rarindra Adi
Sputra (2015), serta Frendy Sondakh, Parengkuan Tommy dan Marjam Mangantar
(2015) bahwa Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER),Net Profit Margin
(NPM), Price to Earnings Ratio (PER), dan Market Value Added (MVA) berpengaruh
signifikan terhadap harga saham, sehingga dapat disimpulkan bahwa :
H6 : Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER),Net Profit Margin (NPM),
Price to Earnings Ratio (PER), dan Market Value Added (MVA) berpengaruh
terhadap harga saham
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah laporan keuangan
perusahaan LQ45 LQ45 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel terikat (dependen) dan variabel bebas
(independen). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham, Variabel
independen dalam penelitian ini Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER),Net
Profit Margin (NPM), Price to Earnings Ratio (PER), dan Market Value Added (MVA).
Harga saham merupakan harga rata-rata selama satu tahun yang diperoleh pada
hari terakhir penutupan bulanan. Periode pengamatan yaitu tahun 2012-2014.
1. Current Ratio (CR)
Menurut Atmaja (2008:416) Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio
yaitu :
Current Assets
Current Ratio 
Current Liabilities
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Kasmir (2010:204) Rumus untuk mencari debt to equity ratio yaitu :
Total Liabilities
Debt to Equity Ratio 
Total Equity
3. Net Profit Margin (NPM)
Menurut Atmaja (2008:417) Rumus untuk mencari Net Profit Margin yaitu :
Net Profit AfterTax
Net Profit Margin 
x 100%
Sales
4. Price to Earnings Ratio (PER)
Menurut Atmaja (2008:417) Rumus untuk mencari Price to Earnings Ratio
yaitu
Price to Earnings Ratio 
Stock Price
Earnings Per Shares
5. Market Value Added (MVA)
Menurut Keown et.al, (2010:35) MVA merupakan alat untuk mengukur berapa
banyak kekayaan suatu perusahaan yang telah diciptakan untuk saat tertentu. MVA
dapat dihitung sebagai berikut:
MVA = Nilai perusahaan – Modal yang diinvestasikan (IC)
Penentuan besarnya nilai MVA tiap-tiap perusahaan dilakukan melalui tahapan berikut
ini:
Nilai Perusahaan = Jumlah saham beredar x Harga saham
Invested Capital = (Total Liabilities + Equity) – Current Liabilities
MVA = Nilai perusahaan – IC
Prosedur Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari
literatur-literatur/sumber lain dari dalam maupun dari luar bursa efek Indonesia
sedangkan Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Teknik studi dokumenter, yaitu dengan cara pengumpulan data-data yang
berhubungan laporan keuangan perusahaan LQ45 yang berasal dari website BEI
www.idx.co.id serta dari berbagai sumber-sumber lain yang dapat mendukung
penelitian ini.
2. Studi pustaka (Library Research), yaitu dengan cara mempelajari dan memperdalam
literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
Metode Penentuan Populasi atau Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tergolong
dalam LQ45 yang terdaftar di BEI periode Agustus 2012- Januari 2015. Alasan peneliti
memilih perusahaan LQ45 sebagai objek penelitian dikarenakan perusahaan LQ45
merupakan perusahaan yang memiliki market value yang terbesar. Selain itu, peneliti
juga memilih perusahaan LQ45 sebagai objek penelitian karena perusahaan LQ45
mempunyai pengaruh terbesar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),
sehingga peneliti dapat memperoleh sampel yang diharapkan dapat mewakili keadaan
pasar sebenarnya.
teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dengan tipe judgement sampling,
teknik penentuan sampel dengan berdasarkan kriteria–kriteria atau pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2012:117). Kriteria-kriteria yang diambil, antara lain sebagai
berikut:
1. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan yang termasuk dalam
LQ45 non lembaga keuangan dan Perusahaan yang selalu terdaftar dalam indeks LQ45
dan tidak pernah dikeluarkan dari perhitungan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode Agustus 2012- Januari 2015.
2. Perusahaan memiliki data yang lengkap mengenai variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian.
3. Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang rupiah. Hal ini untuk
menghindari kesalahan hitung dan interpretasi.
4. Perusahaan menghasilkan laba selama periode Agustus 2012- Januari 2015.
5. Perusahaan yang mempunyai Market Value Added positif selama periode Agustus
2012- Januari 2015.
Tabel 2
Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian
Kriteria
No
1
2
3
4
5
6.
Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode Agustus 2012Januari 2015
Perusahaan LQ45 Lembaga Keuangan di BEI periode Agustus
2012- Januari 2015
Perusahaan yang tidak selalu terdaftar dan pernah dikeluarkan
dari perhitungan indeks LQ45 di BEI periode Agustus 2012Januari 2015
Perusahaan LQ45 yang dikeluarkan karena tidak memiliki data
yang lengkap mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian di BEI periode Agustus 2012- Januari 2015
Perusahaan LQ45 yang dikeluarkan karena laporan keuangan
tidak menggunakan mata uang rupiah periode Agustus 2012Januari 2015
Dikeluarkan karena tidak menghasilkan laba periode Agustus
2012- Januari 2015
Dikeluarkan karena mempunyai Market Value Added negatif
periode Agustus 2012- Januari 2015
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria (Sampel)
Jumlah
Perusahaan
69
(5)
64
(39)
25
0
25
(4)
21
(1)
20
(3)
17
17
Sumber: data diolah (2016)
Pengujian Model
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi data panel. Uji data
panel yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji chow dan uji hausman.
Tabel 3
Likelihood Ratio
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Cross-section F
Cross-section Chi-square
Statistic
142.878406
223.374526
d.f.
Prob.
(16,29)
16
0.0000
0.0000
Sumber: data diolah (2016)
Hasil dari uji Likelihood Ratio pada tabel 4.3 menunjukkan nilai F yang
signifikan maka Ho yang menyatakan bahwa model mengikuti pooled ditolak. Oleh
karena itu model yang dipilih adalah model fixed effect.
Tabel 4
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f.
Test Summary
Cross-section random
2.497023
5
Prob.
0.7769
Sumber: data diolah (2016)
Berdasarkan hasil uji Hausman pada tabel 4.4 menunjukkan p-value yang tidak
signifikan maka kita dapat mengambil keputusan Ho tidak dapat ditolak Oleh karena itu
model yang dipilih adalah random effect model, karena hasil uji Hausman tidak
signifikan dengan Chi-square 2.497023 dan nilai p sebesar 0.7769.
Pada pengujian asumsi klasik menunjukkan bahwa model mengalami masalah
normalitas. Untuk itu model penelitian ditransformasikan dengan cara mengubah bentuk
variabel y dan x menjadi bentuk logaritma natural. Hal ini bertujuan agar data dapat
berdistribusi normal. Untuk itu penelitian ini mentransformasikan model awal menjadi
model log-log dalam pengujian analisis regresi data panel linier berganda sehingga
model tidak mengalami masalah dalam pengujian asumsi klasik. Model persamaan
regresi linier yang baru sebagai berikut :
Y = 8.59544E-06+ 1.217933098*X1 + 1.035508795*X2 - 0.466304818*X3 0.501503041*X4 + 1.962255256*X5 + [CX=R]
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Tabel 5
Regresi Data Panel Model Random Effect
Dependent Variable: Y (Ln_Harga Saham)
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/23/16 Time: 19:21
Sample: 2012 2014
Periods included: 3
Cross-sections included: 17
Total panel (balanced) observations: 51
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable
Coefficient
C
X1 (Ln_CR)
X2 (Ln_DER)
-11.66428
0.197155
0.034893
Std. Error
t-Statistic
4.472330 -2.608099
0.131277 1.501822
0.167836 0.207899
Prob.
0.0123
0.1401
0.8362
X3 (Ln_NPM)
X4 (Ln_PER)
X5 (Ln_MVA)
-0.762916
-0.690146
0.674094
0.302762 -2.519853
0.263962 -2.614569
0.146761 4.593139
0.0154
0.0121
0.0000
Effects Specification
S.D.
Cross-section random
Idiosyncratic random
1.161771
0.140970
Rho
0.9855
0.0145
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.372212
0.302457
0.136993
5.336039
0.000620
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
0.619632
0.164026
0.844519
1.847266
Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid
0.154828
53.21848
Mean dependent var
Durbin-Watson stat
8.866518
0.029314
Sumber: data diolah (2016)
Berdasarkan perhitungan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
1. Variabel Current Ratio (CR) (X1) memiliki nilai probabilitas (p- value) 0,1401 >
0,05, maka sesuai ketentuan pengambilan keputusan maka H0 diterima yang berarti
Current Ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
sektor LQ45 secara parsial.
2. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) (X2) memiliki nilai probabilitas (p- value)
0,8362 > 0,05, maka sesuai ketentuan pengambilan keputusan maka H0 diterima yang
berarti Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan sektor LQ45 secara parsial.
3. Variabel Net Profit Margin (NPM) X3) memiliki nilai probabilitas (p-value) 0,0154 <
0,05, maka sesuai ketentuan pengambilan keputusan maka H0 ditolak yang berarti Net
Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor
LQ45 secara parsial.
4. Variabel Price to Earnings Ratio (PER) (X4) memiliki nilai probabilitas (p-value)
0,0121< 0,05, maka sesuai ketentuan pengambilan keputusan maka H0 ditolak yang
berarti Price to Earnings Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan sektor LQ45 secara parsial.
5. Variabel Market Value Added (MVA) (X5) memiliki nilai probabilitas (p-value)
0,0000 < 0,05, maka sesuai ketentuan pengambilan keputusan maka H0 ditolak yang
berarti Market Value Added berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
sektor LQ45 secara parsial.
6. Hasil Pengujian menunjukkan nilai probabilitas (F-statistic) adalah sebesar (0,000620
< 0,05). Sesuai dengan ketentuan pengambilan keputusan yang ada, maka H0 ditolak
yang berarti variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Price to
Earnings Ratio dan Market Value Added berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan sektor LQ45 secara simultan atau bersama-sama.
Pembahasan
Pengaruh Current Ratio Terhadap Harga Saham Sektor LQ45
Current Ratio (CR) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham, uji-t menunjukkan nilai signifikansi dari CR sebesar 0,140 > 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel CR tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga
saham pada perusahaan Sektor LQ45. Hal ini sejalan dengan penelitian Terra Vira
Ervinta, dan Zaroni (2013), bahwa CR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham
Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham Sektor LQ45
Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham, uji-t menunjukkan nilai signifikansi dari DER sebesar 0,836 > 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel DER tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga
saham pada perusahaan Sektor LQ45. Hal ini sejalan dengan penelitian Abied Luthfi
Safitri (2013), bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Sektor LQ45
Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga
saham, uji-t menunjukkan nilai signifikansi dari CR sebesar 0,01 < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel NPM dapat digunakan untuk memprediksi harga saham
pada perusahaan Sektor LQ45. Hal ini sejalan dengan penelitian Anggita Mugi, Abdul
Kohar Irwanto dan Yusrina Permanasari (2014) serta Firman Maulana (2014) bahwa
NPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Pengaruh Price to Earnings Ratio Terhadap Harga Saham Sektor LQ45
Price to Earnings Ratio (PER) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
harga saham, uji-t menunjukkan nilai signifikansi dari PER sebesar 0,01 < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel PER dapat digunakan untuk memprediksi harga saham
pada perusahaan Sektor LQ45. Hal ini sejalan dengan penelitian Terra Vira Ervinta, dan
Zaroni (2013), Abied Luthfi Safitri (2013) serta Puput Rarindra Adi Sputra (2015)
bahwa PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Pengaruh Market Value Added Terhadap Harga Saham Sektor LQ45
Market Value Added (MVA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
harga saham, uji-t menunjukkan nilai signifikansi dari MVA sebesar 0,00 < 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel MVA dapat digunakan untuk memprediksi harga
saham pada perusahaan Sektor LQ45. Hal ini sejalan dengan penelitian Abied Luthfi
Safitri (2013) dan Bergitta Sonia R. , Zahroh Z.A. , Devi Farah Azizah (2014) bahwa
MVA berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER),Net Profit Margin
(NPM), Price to Earnings Ratio (PER), dan Market Value Added (MVA) terhadap
Harga Saham sektor LQ45
Berdasarkan hasil penelitian serta sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
penelitian Terra Vira Ervinta, dan Zaroni (2013), Abied Luthfi Safitri (2013), Bergitta
Sonia R. , Zahroh Z.A. , Devi Farah Azizah (2014), Anggita Mugi, Abdul Kohar
Irwanto dan Yusrina Permanasari (2014), Firman Maulana (2014), Puput Rarindra Adi
Sputra (2015), serta Frendy Sondakh, Parengkuan Tommy dan Marjam Mangantar
(2015) bahwa Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER),Net Profit Margin
(NPM), Price to Earnings Ratio (PER), dan Market Value Added (MVA) secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Price to Earnings
Ratio dan Market Value Added secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Hal ini dibuktikan oleh nilai probabilitas (F-statistic) adalah sebesar (0,000000 <
0,05) maka sesuai ketentuan pengambilan keputusan maka H6 diterima yang berarti
Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Price to Earnings Ratio dan
Market Value Added berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor
LQ45 secara simultan atau bersama-sama.
2. Current Ratio (CR) (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Hal ini dibuktikan oleh nilai probabilitas (p- value) 0,1133 > 0,05 maka sesuai
ketentuan pengambilan keputusan maka H1 ditolak yang berarti Current Ratio (CR)
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor LQ45 secara
parsial
3. Debt to Equity Ratio (DER) (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham. Hal ini dibuktikan oleh nilai probabilitas (p- value) 0,9119 > 0,05, maka sesuai
ketentuan pengambilan keputusan maka H2 ditolak yang berarti Debt to Equity Ratio
(DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor LQ45
secara parsial.
4. Net Profit Margin (NPM) (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Hal ini dibuktikan oleh nilai probabilitas (p-value) 0,0048 < 0,05, maka sesuai
ketentuan pengambilan keputusan maka H3 diterima yang berarti Price to Earnings
Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor LQ45
secara parsial.
5. Price to Earnings Ratio (PER) (X4) berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham. Hal ini dibuktikan oleh nilai probabilitas (p-value) 0,0048 < 0,05, maka sesuai
ketentuan pengambilan keputusan maka H4 diterima yang berarti Price to Earnings
Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor LQ45
secara parsial.
6. Market Value Added (MVA) (X5) berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham. Hal ini dibuktikan oleh nilai probabilitas (p-value) 0,0000 < 0,05, maka sesuai
ketentuan pengambilan keputusan maka H5 diterima yang berarti Market Value Added
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor LQ45 secara parsial.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dan keterbatasan yang ada, terdapat
beberapa saran yang ditujukan kepada para peneliti selanjutnya yang tertarik untuk
melakukan penelitian dengan tema yang sama, yaitu:
1. Menambahkan variabel-variabel lain seperti PBV, sales growth, firm size dan lainlain.
2. Menguji kembali dan mencari penyebab mengenai hasil penelitian yaitu variabel CR
dan DER yang tidak berpengaruh terhadap harga saham karena penelitian ini belum bisa
mendukung teori yang menyatakan bahwa CR dan DER memiliki pengaruh terhadap
harga saham.
3. bagi investor sebaiknya memperhatikan NPM, PER dan MVA, karena rasio tersebut
berpengaruh terhadap Harga Saham dalam sektor LQ45 periode 2012-2014.
4. Memperluas sampel penelitian seperti meneliti seluruh perusahaan yang terdaftar di
BEI karena semakin besar sampel penelitian maka akan semakin representatif.
Download