PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK BERDASARKAN METODE COST PLUS PRICING Studi Kasus pada Perusahaan Pertenunan “ Santa Maria Boro ” tahun 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh: IGNATIUS SIGIT RINTA PATMAKA NIM: 001334134 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO “Keberanian yang sebenarnya adalah bagaikan layang- layang, sentakan angin yang menentangnya bukannya melemparkannya kebawah, bahkan justru sebaliknya menaikkannya.”(John-Petit Senn 17901870) iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan : untuk yang terkasih Bapak Augustinus Ngadiman (Alm) Ibelku yang tercinta F. Sudarti Iyu-iyuku yang tersayang Veronika Ida Sri Guntari Maria Magdalena Ernaningsih Anastasia Tutik Ariani Calon Ponaanku sikh AYU dewe Chelsea-Tyo Ajenk Almamaterku PAK 00 v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, ……Desember 2006 Penulis Ignatius Sigit Rinta Patmaka vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK BERDASARKAN METODE COST PLUS PRICING STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERTENUNAN “SANTA MARIA BORO” TAHUN 2006 Ignatius Sigit Rinta Patmaka Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketepatan penetapan harga jual produk selimut kode 243 dan kain pel kode 151 pada perusahaan pertenunan “Santa Maria Boro” dengan penetapan besarnya harga jual produk berdasarkan kajian teori. Penelitian dilaksanakan di perusahaan pertenunan “Santa Maria Boro” Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta pada tahun 2006. Pengumpulan data dilaksanakan dengan teknik wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisa data dilakukan dengan (1) mendeskripsikan kuantitas produk yang dihasilkan perusahaan selama tahun 2005 (2) mendeskripsikan penetapan harga jual produk oleh perusahaan dengan penetapan harga jual produk berdasarkan kajian teori dengan metode Cost Plus Pricing , dengan langkah-langkah (a) pengumpulan data biaya produksi (b) menghitung harga pokok per unit (c) menentukan Mark-Up (d) menentukan harga jual produk,(3) melakukan analisis dan menyimpulkan tepat atau tidaknya penentuan harga jual produk yang dilakukan oleh perusahaan dengan yang seharusnya menurut kajian teori. Hasil penelitian menunjukan bahwa penentuan harga jual produk selimut kode 243 dan kain pel kode 151 yang dilakukan oleh perusahaan sudah tepat, meskipun terdapat selisih antara perusahaan dengan kajian teori untuk produk selimut sebesar Rp 828,4 dan produk kain pel sebesar Rp 1997,96, dengan besarnya selisih tersebut peneliti menganggap perusahaan telah tepat dalam menetapkan harga jual produk selimut dan kain pel dikarenakan walaupun ada selisih lebih, perusahaan tetap menjalankan produksinya dengan tetap mendapatkan pesanan- pesanan dari para konsumen. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT THE EVALUATION OF PRODUCT SALES PRICE DETERMINATION BASED ON THE COST PLUS PRINCING METHOD A CASE STUDY ON THE TEXTILE COMPANY OF “SANTA MARIA BORO” 2006 Ignatius Sigit Rinta Patmaka Sanata Dharma University Yogyakarta The purpose of this research was to know the accuracy of the product sales price regulation of blangket code 243 and mop code 151 on “Santa Maria Boro” Textile Company comparing with the decision of the product sales price based on theory examination. The research was conducted in “Santa Maria Boro” Textile company,Kalibawang,Kulon Progo,Yogyakarta,in the year of 2006. The data collecting techniques used were interviews, documentation, and observation. The data analysis techniques used was as follows : (1) describing the product quantity produced by the company in 2005, (2) describing the product sales price regulation by the company with the product sales price regulation based on theory examination with cost plus pricing method,with the following steps : (a)collecting the production cost data, (b) counting the unit cost price, (c) determining the mark-up, (d) deciding the product sale price, (3) doing an analysis and concluding the accuracy of the product sales price regulation conducted by the company with the theory examination. The research result shows that the product sales price regulation of blanket code 243 and mop code 151 conducted by the company is accurate, althought there is a difference between the company with the theory examination for blanket product Rp 828,4 and mop product Rp 1997,96. With that difference, the researcher considers that the company is accurate in deciding the product sales price of blangket and mop because, although there is a favorable difference,the company still run the production and still gets orders from the consumers. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul EVALUASI PENENTUAN HARDA JUAL PRODUK BERDASARKAN METODE COST PLUS PRICING, dengan studi kasus pada Perusahaan Pertenunan “ Santa Maria Boro “ Banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi, namun berkat dorongan, semangat dan petunjuk dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat penulis selesaikan. Pada kesempatan ini, terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada: 1. Bapak T. Sarkim., M.Ed, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo JR, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak S. Widanarto P. S.Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi 4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M. Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan membimbing dan memberikan saran dari pembuatan proposal sampai dengan selesainya skripsi ini. 5. Ibu E.Catur Rismiyati,S.Pd,M.A selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan membimbing dan memberikan saran dari pembuatan proposal sampai dengan selesainya skripsi ini. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu selama menuntut ilmu di Sanata Dharma hingga selesai. 7. Almarhum Bapak tercinta Augustinus Ngadiman, Ibelku tercinta F. Sudarti serta kakak tercinta ( Yu Ido, Eno, Tutik ) dan yang telah memberikan dorogan dan bantuan untuk menyesaikan skripsi ini. 8. Buder Thomas Edison Fic, selaku Pimpinan Perusahaan Pertenunan Santa maria Boro, yang telah berkenan memberikan kesempatan begi saya untuk mengadakan penelitian di Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro 9. Rekan-rekan tercinta khususnya mahasiswa PAK Angkatan 2000 ( Ayuk, Bejo., Sefri, dsb ) yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam penyusunan skripsi dan dalam menghadapi ujian sarjana 10. Irene Leny Pradista Anggadewi ( Chelsea Tyo )yang senantiasa sudah memberi dukungan penuh hingga terselesainya skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menerima segala kritik dan saran serta usulan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Yogyakarta,…. Desember 2006 Penulis x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAM PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN MOTTO.................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v PPERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi ABSTRAK..................................................................................................... vii ABSTRACT................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................... ix DAFTAR ISI.................................................................................................. xi DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Pembatasan Masalah................................................................. 5 C. Perumusan Masalah .................................................................. 5 D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian .................................................................... 6 KAJIAN PUSTAKA....................................................................... 8 A. Harga Pokok Produk ................................................................. 8 1. Pengertian Harga Pokok .................................................... 8 2. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produk....................... 8 3. Metode Penentuan Harga Pokok Produk 11 BABII B. Biaya ........................................................................................ 13 1. Pengertian Biaya ................................................................ 13 2. Penggolonga Biaya ............................................................ 14 C. Harga Jual ................................................................................ 17 1. Pengertian Harga Jual ........................................................ 17 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Jual .................. 18 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Tujuan Penetapan Harga Jual ............................................ 21 4. Metode Penentuan Harga Jual ........................................... 22 5. Manfaat Informasi Biaya Penuh Dalan Keputusan Penetapan Harga Jual ......................................................... 29 BABIII METODE PENELITIAN ............................................................... 31 A. Jenis Penelitian ......................................................................... 31 B. Subjek dan Objek Penelitian..................................................... 31 C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 31 D. Definisi Variabel dan Pengukuran ........................................... 32 E. Data yang Dicari ...................................................................... 33 F. Tehnik Pengumpulan Data........................................................ 33 G. Tehnik Analisis Data ................................................................ 34 BABIV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................ 36 A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ................................... 36 B. Lokasi Perusahaan ................................................................... 39 C. Permodalan .............................................................................. 40 D. Struktur Organisasi .................................................................. 40 E. Produksi ................................................................................... 45 F. Personalia ................................................................................. 52 G. Pemasaran ................................................................................ 55 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN..................................... 58 A. Analisa Data ............................................................................. 58 1. Deskripsi Kuantitas Produk Yang Dihasilkan Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro Selama Tahun 2005 ............ 58 2. Deskripsi Penetapan Harga Jual ......................................... 59 a. Pengumpulan Data Biaya Produksi ................. 59 1) Biaya Bahan Baku ............................ 59 2) Biaya Bahan Penolong ...................... 60 3) Biaya Tenaga Kerja .......................... 60 4) Biaya Overhead Pabrik ..................... 62 b. Harga Pokok Produksi .................................... 63 1) Selimut xii ...................................... 63 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2) Kain Pel ...................................... 63 c. Mark-Up …………………………………… 64 d. Penetapan Harga Jual Produk ……………… 64 B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 65 Perbandingan Penentuan Harga Jual antara Perusahaan dengan Peneliti pada Produk ............................................................... 66 1. Selimut ............................................................. 66 2. Kain Pel ............................................................ 66 BABVI KESIMPULAN ............................................................................... 69 A. Kesimpulan ............................................................................... 69 B. Keterbatasan Penelitian............................................................. 69 C. Saran ......................................................................................... 70 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 72 LAMPIRAN................................................................................................... 73 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Daftar Hasil produksi Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro ........ 45 Tabel 2. Daftar Hasil Produksi Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro ....... 58 Tabel 3. Biaya Bahan Baku Sesungguhnya ......................................................... 59 Tabel 4. Biaya Bahan Penolong........................................................................... 60 Tabel 5. Biaya Tenaga Kerja Langsung............................................................... 61 Tabel 6. Biaya Overhead Pabrik .......................................................................... 62 Tabel 7. Rangkuman Biaya Bahan Baku, Biaya Bahan Penolong, Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik ....................... 63 Tabel 8. Perbandingan Harga Jual ....................................................................... 68 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR 1. Struktur Organisasi Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro 2. Proses Produksi Selimut 3. Proses Produksi Kain Pel xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dekade ini seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi setiap perusahaan dituntut dapat cepat berkembang dan berhasil, guna meneruskan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan sangat membutuhkan perencanaan yang matang agar dapat menentukan strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan yang ketat dalam pasar bisnis. Pada umumnya laba merupakan salah satu tujuan perusahaan. Perusahaan berusaha memaksimalkan laba dengan cara meraih hasil penjualan yang tinggi dan biaya yang rendah. Hasil penjualan yang besar dapat dicapai dengan volume penjualan yang tinggi atau dengan harga yang tinggi. Dalam praktek banyak faktor yang mempengaruhi baik volume penjualan maupun harga. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka prioritas utama yang dilakuakn perusahaan adalah membuat strategi pemasaran yang tepat yaitu kepuasan konsumen (Basu Swastha, 1984 : 146). Dalam era persaingan yang semakin tajam, konsumen mulai memainkan peranannya dalam dunia bisnis. Konsumen mulai menuntut kepada produsen untuk menghasilkan produk yang berkualitas, layanan yang cepat, harga yang murah, layanan yang memuaskan dan fleksibel (Henry J. Johansson, 1995 : 120). Dalam hal ini perusahaan tidak lagi memusatkan perhatian pada kebutuhan perusahaan itu sendiri. Perusahaan harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mulai dengan konsumen yang ada, kemudian berusaha mengetahui kebutuhan mereka dan mencoba menghasilkan untuk memenuhi tuntutan konsumen tersebut. Penentuan harga jual merupakan salah satu unsur pemasaran. Harga dapat mencerminkan strategi produk, yaitu untuk siapa produk ditujukan. Harga jual mencerminkan saluran distribusi yang digunakan, semakin panjang produk didistribusikan, harga akan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Harga bergantung pula pada jenis promosi yang digunakan, karena biaya promosi akan dimasukkan dalam harga. Keputusan penentuan harga jual merupakan suatu masalah yang harus dicari penyelesaiannya. Kesalahan dalam penentuan harga jual dapat menimbulkan kesulitan dalam perusahaan. Apabila perusahaan menentukan harga terlalu tinggi maka akan menyulitkan penjualan, sebaliknya bila harga terlalu rendah dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat menentukan harga jual yang paling efektif. Perusahaan harus dapat menarik dan memuaskan konsumen dan sekaligus memberi keuntungan bagi perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Keputusan untuk menentukan harga jual tidak dapat terlepas dari pengaruh intern maupun ekstern perusahaan. Harga jual itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : biaya, jenis, tujuan perusahaan khususnya laba dan Return of Invesmen (ROI) yang diharapkan, tipe pasar yang dihadapi dan elastisitas permintaan dan penawaran. Bagi manajer, keputusan mengenai harga jual produk merupakan suatu masalah yang sulit, meskipun pada umumnya harga jual produk ditentukan oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI perimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar. Namun jumlah permintaan akan suatu produk sulit ditentukan. Banyak ketidakpastian lain yang dihadapi oleh manajer dalam pembentukan harga jual produk dipasar, seperti selera konsumen dan jumlah pesaing.Biaya bukan satu-satunya faktor yang menentukan harga jual, tetapi biaya dapat memberikan informasi batas bawah suatu harga jual produk harus ditetapkan. Penentuan harga jual dapat ditentukan melalui beberapa metode diantaranya adalah : Normal Pricing, Cost Plus Pricing, Cost Type Contract Pricing, Special Order Pricing, Time and Material Pricing, dan penentuan harga jual yang ditetapkan pemerintah. Harga jual yang tepat adalah harga jual yang dapat menutup semua biaya baik biaya langsung maupun tidak langsung yang telah dikeluarkan oleh perusahaan serta dapat menghasilkan laba tertentu sehingga perusahaan tersebut tetap beroperasi. Dalam penelitian ini, metode penentuan harga jual yang digunakan adalah metode Cost Plus Pricing, karena metode ini mempunyai beberapa kebaikan antara lain : (1) Penjual lebih pasti mengenai biaya dibandingkan dengan permintaan, dengan mengingat pada biaya maka perusahaan tidak perlu sering mengadakan penyesuaian apabila terjadi perubahan permintaan. (2) Banyak orang merasa bahwa penetapan harga jual dengan metode Cost Plus Pricing lebih adil bagi perusahaan dan bagi pembeli. Perusahaan yang penulis teliti adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang tekstil yang memproduksi barang secara terus menerus. Meskipun begitu, perusahaan pertenunan Santa Maria Boro juga melayani pesanan dari instansi-instansi tertentu, diantaranya sekolah dan rumah sakit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hampir semua instansi- instansi yang memesan produk diperusahaan ini berasal dari Yayasan Katolik. Dari fakta yang ada dilapangan, dimana perusahaan pertenunan Santa Maria Boro yanmg dilihat dari segi letak perusahaan yang jauh dari kota di Pegunungan Menoreh, dengan peralatan yang bisa dikatakan sederhana masih eksis berproduksi dari tahun 1950 sampai sekarang, apa yang menjadi rahasia sehingga instansi-instansi baik yang berasal dari kota Yogyakarta maupun luar kota memesan produk yang berasal dari perusahaan ini. Apakah hal itu diakibatkan factor non teknis seperti, saling membantu, dimana sama-sama dibawah naungan Yayasan Katolik, atau diakibatkan karena factor harga jual yang ditentukan perusahaan pertenunan Santa Maria Boro relatif rendah, sehingga mendorong instansi- instansi tersebut memesan produk dari perusahaan ini. Oleh sebab itu dari masalah yang ada diatas, mungkin banyak sekali factor yang mempengaruhi, sehingga dalam penulisan skripsi ini penulis ingin meneliti dari factor penentuan harga jual, apakah penentuan harga jual yang ditentukan oleh perusahaan pertenunan Santa Maria Boro sudah tepat, sehingga dengan harga jual atas produk- produk yang dihasilkan tersebut perusahaan sudah mendapat laba dan bisa menutup semua biaya-biaya yang ada didalamnya. Penulis tidak akan membahas semua factor yang mempengaruhi harga jual tetapi penulis hanya membahas pada factor biaya saja yaitu biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi suatu barang. Oleh karena itu pentingnya harga jual yang ditentukan oleh suatu perusahaan mendorong penulis mengadakan penelitian di Perusahaan Pertenunan Santa Maris Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian yang dilakukan berjudul “Evaluasi Penentuan Harga Jual Produk Berdasarkan Metode Cost Plus Pricing” B. Batasan Masalah Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi masalah pada aspek penentuan harga jual dalam metode Cost Plus Pricing dengan pendekatan Full Costing. Metode yang digunakan membandingkan penentuan harga jual dalam metode Cost Plus Pricing dengan pendekatan Full Costing yang dilakukan perusahaan dengan kajian teori. Penulis juga membatasi jenis produk tertentu yang dihasilkan oleh perusahaan yaitu selimut dan kain pel. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah prosedur penentuan harga pokok produk yang ditentukan oleh Perusahaan Pertenunan “Santa Maria Boro” sudah tepat ? 2. Apakah penetapan besarnya harga pokok produk pada Perusahaan Pertenunan “Santa Maria Boro” sudah tepat ? 3. Apakah penetapan besarnya harga jual produk oleh Perusahaan Pertenunan “Santa Maria Boro” sudah tepat ? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui ketepatan prosedur penentuan harga pokok produk pada perusahaan. 2. Untuk mengetahui ketepatan besarnya harga pokok produk padaperusahaan dengan harga pokok produk berdasarkan kajian teori. 3. Untuk mengetahui ketepatan penetapan besarnya harga jual produk pada perusahaan dengan harga jual produk berdasarkan kajian teori. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sehingga dapat membantu melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya. Dan diharapkan dapat digunakan sebaik mungkin antara lain oleh: 1. Perusahaan Hasil penelitian ini dapat berguna bagi perusahaan dalam menentukan harga jual produk yang dihasilkan, dan juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan terutama dalam penentuan harga jual produk. 2. Universitas Sanata Dharma Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu Universitas Sanata Dharma. Dan diharapkan dapat menambah bahan bacaan bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta menambah referensi kepustakaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan dapat digunakan untuk sarana menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama kuliah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Pokok Produk 1. Pengertian Harga Pokok Produk Setiap produk dalam pembuatannya membutuhkan biaya, yang terdiri dari biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi merupakan kumpulan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pengolahan bahan baku sampai menjadi produk, sedangkan biaya non produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan diluar produksi, contoh : kegiatan pemasaran, kegiatan administrasi dan umum (Mulyadi, 1991 : 17). Sedangkan semua biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk disebut Harga Pokok Produk. Untuk penentuan harga jual dengan metode Cost Plus Pricing besarnya biaya produksi yang berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik digunakan sebagai penghitung harga pokok produk. Harga pokok produk ditambah dengan mark-up tertentu yang terdiri dari biaya non produksi (misalnya : biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum) dan laba yang diharapkan akan menghasilkan Harga jual produk. 2. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produk Dalam menghitung harga pokok produk tergantung dari sifat atau karakteristik dalam mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Ada 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengolahan berdasarkan pesanan dan pengolahan secara massa. Pada pengumpulan harga pokok produk pesanan dan metode harga pokok proses. 1) Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah identitasnya. Metode ini biaya digunakan untuk perusahaan yang memproduksi barang atau jasa secara pesanan. Contoh perusahaan yang menghasilkan jasa atas dasar pesanan adalah perusahaan percetakan, kontraktor, bangunan dan sebagainya. Karakteristik dari perusahaan yang memungkinkan metode harga pokok pesanan adalah sebagai berikut : a. Tujuan produksi perusahaan untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya tergantung kepada spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputus-putus dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas. b. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil. c. Jumlah harga pokok untuk pesanan tertentu dihitung pada saat pesanan yang bersangkutan selesai dengan menjumlahkan semua biaya yang dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan. Harga pokok satuan untuk pesanan tertentu dihitung dengan membagi jumlah total harga pokok pesanan yang bersangkutan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Pesanan yang sudah selesai dimasukkan kegudang produk selesai dan biasanya segera akan diserahkan kepada pesanan sesuai dengan tanggal penyerahan pesanan. 2) Metode Harga Pokok Proses (Proces cost method) Metode harga pokok proses adalah pengumpulan biaya produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya atau yang umumnya ditetapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk secara masal. Contoh perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa atas dasar proses adalah pabrik semen, pabrik kertas, pabrik pupuk, tekstil dan sebagainya. Karakteristik dari metode pokok proses adalah sebagai berikut : a. Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. b. Produk yang dihasilkan bersifat homogen dan bentuknya standar tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli. c. Kegiatan produksi didasarkan budget produksi untuk satuan waktu tertentu. d. Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya dijual. e. Kegiatan produkdsi bersifat kontinyu atau terus menerus. f. Jumlah total biaya maupun satuan dihitung setiap akhir periode, misalnya akhir bulan atau akhir tahun. Prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada metode harga pokok proses adalah sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a) Mengumpulkan data produksi pada periode tertentu untuk menyusun laporan produksi dan menghitung produksi ekuivalen dalam rangka menghitung harga pokok produk persatuan. b) Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik periode tertentu. c) Menghitung harga pokok satuan elemen biaya yaitu jumlah elemen biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan. d) Menghitung harga produk selesai yang dipindahkan kegudang atua ke departemen berikutnya dan menghitung harga pokok dalam proses akhir. 3. Metode Penentuan Harga Pokok Produk Metode penentuan harga pokok produk adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksinya menurut Mulyadi (1984 : 29). Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksinya terdapat dua pendekatan yaitu metode full costing (metode penentuan harga pokok penuh) dan metode variable costing (metode penentuan harga pokok variabel). 1) Metode Full Costing Metode full costing merupakan penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang berperilaku variabel maupun tetap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Apabila diformulasikan, maka penentuan harga pokok produksi dengan metode full costing adalah sebagai berikut : (Mulyadi : 1997 : 19) Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Variabel Biaya Overhead Pabrik tetap Harga Pokok Produksi Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Didalam metode full costing biaya overhead pabrik, baik bersifat tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk jadi yang belum laku dijual, dan baru dianggap sebagai elemen biaya pokok penjualan apabila produk jadi tersebut telah terjual. 2) Metode Variable Costing Metode variable costing adalah metode penentuan harga pokok produk yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk. Harga pokok produksi menurut metode variable costing adalah sebagai berikut : (Mulyadi : 1991 : 20 – 21) Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung BOP Variabel Harga Pokok Produksi Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Didalam metode variabel costing biaya overhead pabrik tetap diperlukan sebagai period cost bukan sebagai harga pokok produk, biaya overhead pabrik tetap terjadi. Dengan demikian didalam metode variable PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI costing biaya overhead pabrik tetap tidak melekat pada proses produk yang belum laku dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya. B. Biaya 1. Pengertian Biaya Perusahaan selalu menginginkan harga yang dapat menutup semua biaya yang keluarkan hal itu dilakukan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Biaya merupakan landasan bagi harga yang ditetapkan oleh perusahaan untuk produk yang dihasilkan. Apabila harga yang ditetapkan tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian, sedangkan apabila harga yang ditetapkan melebihi semua biaya akan mengalami keuntungan. Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tertentu (Mulyadi, 1990 : 11-44). Dari definisi biaya tersebut dapat diketahui adanya empat unsur pokok yang penting yaitu : (1) Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, (2) Diukur dalam satuan uang. (3) Yang telah terjadi atau yang secara potensi akan terjadi, (4) Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Sedangkan pengertian biaya (R.A. Supriyono,1983:16) adalah harga yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan yang akan dipakai sebagai pengurangan penghasilan. Dalam praktik istilah biaya (cost) digunakan dalam dua arti (ambigous), yaitu dalam kontek harga perolehan atau harga pokok dan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kontek pengertian beban (expenses)(Mulyadi, 1990:19). Konsep cost dan biaya adalah sebagai berikut : a. Harga perolehan atau harga pokok (cost) Jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang, dalam bentuk kas yang dibayarkan, atau nilai aktiva lain yang diserahkan atau dikorbankan, atau hutang yang timbul, atau tambahan modal dalam rangka pemilikan barang atau jasa yang diperlukan perusahaan baik pada masa lalu maupun pada masa yang akan datang. b. Biaya (expenses) Harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan dipakai sebagai pengurangan penghasilan. 2. Penggolongan Biaya Biaya dapat digolongkan menjadi lima yaitu : a. Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran Dasar yang dipakai dalam biaya adalah nama obyek pengeluaran. Contohnya nama obyek adalah bahan bakar disebut biaya bahan bakar. b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok yaitu : produksi, pemasaran, administrasi dan umum. Maka dalam perusahaan manufaktur biaya dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1) Biaya Produksi Biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap jual. Menurut obyek pengeluaran, biaya produksi dibagi menjadi tiga yaitu : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik. 2) Biaya Pemasaran Biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Misalnya : biaya angkut penjualan, biaya asuransi, biaya gaji bagian pemasaran dan sebagainya. 3) Biaya Administrasi dan Umum Biaya-biaya untuk mengordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk. Misalnya ; biaya telepon, biaya gaji direksi, biaya pemegang saham dan sebagainya. c. Penggolongan biaya menurut biaya dengan sesuatu yang dibiayai Jika perusahaan mengolah bahan baku menjadi produk, sedangkan jika perusahaan menghasilkan jasa maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa penyerahan tersebut. Dalam hubungan dengan produk, biaya dibagi menjadi dua golongan : 1) Biaya langsung Biaya yang terjadi karena adanya sesuatu yang dibiayai meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2) Biaya tak langsung Biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh suatu yang dibiayai meliputi biaya overhead pabrik. d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan 1) Biaya variabel Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. 2) Biaya semi variabel Biaya yang jumlahnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. 3) Biaya tetap Biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu. Contoh : gaji direksi, direktur produksi e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya. 1) Pengeluaran modal : Biaya-biaya yang dinikmati oleh lebih dari satu periode akuntansi. 2) Pengeluaran pendapatan : Biaya-biaya yang bermanfaat di dalam periode akuntansi dimana biaya tersebut terjadi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. Harga Jual 1. Pengertian Harga Jual Definisi harga menurut Basu Swastha (1984:147) adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Konsep yang lain menunjukkan apabila harga sebuah barang yang dibeli konsumen dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka dapat dikatakan bahwa penjualan total perusahaan akan berada pada tingkat yang memuaskan, diukur dalam nilai rupiah, sehingga dapat menciptakan langganan. Sedangkan definisi yang lain harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang dan jasa yang dijual atau diserahkan. (Supriyono : 1998 : 332). Penentuan harga jual berhubungan dengan : (1) Kebijakan penentuan harga jual (pricing policies), (2) Keputusan penentuan harga jual (pricing decision). Kebijakan penentuan harga jual adalah pernyataan sikap manajemen terhadap penentuan harga jual produk atau jasa. Keputusan penentuan harga jual adalah penentuan harga jual produk atau jasa suatu organisasi yang umumnya dibuat untuk jangka pendek yang dipengaruhi oleh kebijakan penentuan harga jual, pemanfaatan kapasitas, dan tujuan organisasi. Manajer pembuat keputusan harga jual senantiasa memerlukan informasi biaya dan kualitas produk atau jasa dalam pengambilan keputusan harga jual. Biaya merupakan salah satu faktor yang diketahui dengan pasti oleh manajer dan memberikan informasi batas bawah suatu harga jual. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bagaimana manajemen penentukan harga jual produk atau jasa merupakan salah satu jenis pengambilan keputusan yang penting, bukan hanya merupakan kebijakan dibidang pemasaran atau bidang keuangan, melainkan kebijakan yang berkaitan dengan seluruh aspek kegiatan perusahaan. Penentuan harga jual produk ataujasa selain mempengaruhi volume penjualan atau jumlah pembeli juga akan dapat berpengaruh pada pendapatan perusahaan. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga Harga jual produk umumnya oleh permintaan dan penawaran dipasar. Keputusan penentuan harga jual biasanya dibuat berulang-ulang karena biaya bukan merupakan satu-satunya faktor penentu harga jual, karena selain itu harga jual juga dipengaruhi oleh perubahan lingkungan eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi selera konsumen, jumlah pesaing yang memasuki pasar, dan harga jual yang ditentukan oleh pesaing juga sangat dominan dalam pembuatan keputusan harga jual. Perubahan harga jual bertujuan agar agar harga jual yang baru dapat mencerminkan biaya saat ini (current cost) atau biaa masa depan (future cost), kondisi pasar, reaksi pesaing, laba atau return yang diinginkan dan sebagainya. Sedangkan faktor-faktor yang mempengarui tingkat harga meliputi : a. Keadaan Perekonomian Sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku, karena perubahan kondisi perekonomian sangat peka terhadap harga. Misalnya : Inflasi dan defaluasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Permintaan dan Penawaran 1) Permintaan : Sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar, sedangkan pada tingkat harga yang lebih tinggi mengakibatkan permintaan lebih kecil. 2) Penawaran : Jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada tingkat harga tertentu. Pada tingkat harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar. c. Elastisitas permintaan Sifat permintaan selain mempengaruhi tingkat harga yang mempengaruhi volume penjualan. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume penjualan berbanding terbalik, artinya kepekaan perubahan permintaan terhadap perubahan harga, jika ada kenaikan harga maka volume penjualan akan menurun sedangkan bila harga turun volume penjualan akan meningkat. d. Persaingan : 1) Persaingan murni : Dimana dalam sebuah pasar jumlah penjual dan pembeli sama banyaknya. 2) Persaingan tidak sempurna : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dimana dalam sebuah pasar barang dengan merk tertentu mengalami kesulitan dalam pemasarannya karena harganya lebih tinggi dari barang sejenis merk lain. 3) Oligopoli : Dimana dalam sebuah pasar dikuasai oleh beberapa pembeli barang sangat dipengaruhi oleh faktor : permintaan barang, harga barang subtitusi/pengganti dan peraturan pemerintah. 4) Monopoli : Dimana dalam sebuah pasar hanya terdapat satu penjual yang mengalami permintaan barang dan jasa. Kondisi demikian membuat perusahaan sangat dominan dan dapat mempengaruhi harga pasar. e. Biaya Merupakan dasar dalam penentuan harga, karena jikat tingkat harga tidak dapat menutup biaya yang telah dikeluarkan maka akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Sedangkan jika tingkat harga yang ditetapkan melebihi semua biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan. f. Tujuan perusahaan : Mendapatkan laba maksimum, mencapai volume penjualan tertinggi, dapat menguasai pasar, dan mengembalikan modal yang ditanam. g. Pengawasan pemerintah Banyak faktor yang saling berinteraksi dan berpengaruh terhadap harga jual sehingga perlu dipertimbangkan di dalam penentuan harga jual. Faktor-faktor tersebut antara lain : (Supriyono : 1989 : 333) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1) Tujuan perusahaan, khususnya laba dan return on investment (ROI) yang diharapkan. 2) Biaya, khususnya biaya masa depan. 3) Pendapatan yang diharapkan. 4) Jenis produk atau jasa yang dijual 5) Jenis industri. 6) Citra atau kesan masyarakat. 7) Pengaruh pemerintah, khusunya undang-undang, keputusan, peraturan dan kebijakan pemerintah. 8) Tindakan atau reaksi pesaing. 9) Tipe dasar yang dihadapi. 10) Trend ekonomi. 11) Gaya manajemen. 12) Tujuan nonlaba (nirlaba). 13) Tanggung jawab sosial perusahaan 3. Tujuan Penetapan Harga Jual Harga merupakan suatu cara bagi perusahaan untuk membedakan penawarannya dari para perusahaan pesaing. Sehingga penetapan harga dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari fungsi differenssiasi barang dalam pemasaran. Sebagian besar harga jual yang ditetapkan pada suatu produk barang atau jasa dilandasi oleh tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Pada umumnya perusahaan mempunyai beberapa tujuan dalam penetapan harga jual produk barang dan jasa yang meliputi : (Basu Swasta : 148) a. Mendapatkan Laba Maksimal Makin besar daya beli konsumen, semakin besar kemungkinan bagi perusahaan untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Sehingga perusahaan mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal sesuai dengan kondisi yang ada. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditanamkan Harga yang ditetapkan dalam penjualan dimaksudkan untuk menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai hanya bisa diambil dari laba perusahaan, dan laba hanya bisa diperoleh bila harga jual lebih tinggi dari total biaya keseluruhan. c. Mencegah atau mengurangi persaingan Dilaksanakan melalui kebijakan harga yaitu apabila para penjual menawarkan barang atau jasa dengan harga yang sama maka persaingan dilakukan dengan service yang lain. d. Mempertahankan atau memperbaiki market share Memperbaiki market share dilaksanakan bila kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar, disamping juga kemampuan dibidang lain yaitu pemasaran, keuangan dan sebagainya. Bagi perusahaan kecil yang mempunyai keterbatasan kemampuan, tujuan penetapan harga jual sekedar untuk mempertahankan market share. Perbaikan market share kurang ditanamkan, apabila persaingan ketat 4. Metode Penentuan Harga Jual Prinsip dasar penentuan harga jual produk adalah bahwa harga jual harus cukup untuk menutup semua biaya dan menghasilkan laba dalam jangka panjang sehingga dapat memberikan deviden yang wajar bagi para pemegang sahan serta mempertahankan dan mengembangkan perusahaan. Semua biaya yang harus ditutup tersebut meliputi biaya produksi, biaya pemasaran, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI biaya administrasi dan umum, baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel. Banyak yang menganggap penentuan harga (pricing) sebagai kunci kegiatan dari sistem perdagangan bebas kapitalis. Harga sebuah produk mempunyai pengaruh upah, sewa, bunga dan laba. Artinya, harga sebuah produk mempengaruhi biaya faktor-faktor produksi, tenaga kerja, tanah modal dan kewiraswastaan. Jadi harga adalah alat ukur dasar sebuah sistem ekonomi karena harga mempengaruhi alokasi faktor produksi. Penentuan harga jual yang tepat adalah tuntutan bagi manajemen, yaitu dengan menutup semua pengorbanan yang telah dilakukan dan memperoleh laba yang diharapkan karena permintaan konsumen atas produk dan jasa tidak mudah ditentukan oleh manajer penentu harga jual, karena akan menghadapi banyak ketidakpastian, jumlah pesaing yang memasuki pasar, dan harga jual yang ditentukan oleh pesaing. Metode penentuan harga jual terdiri dari : (Mulyadi : 1993 : 350-368) 1) Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing) Harga jual = Taksiran Biaya Penuh + Laba yang Diharapkan. 2) Cost – Plus Pricing Cara penghitungannya sama dengan harga jual dalam keadaan normal, yaitu : Harga jual = Taksiran Biaya Penuh + Laba yang Diharapkan. Sehingga ada dua unsur yang diperhitungkan dalam penentuan harga jual yaitu taksiran biaya penuh dan laba yang diharapkan. Taksiran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI biaya penuh dapat dihitung dengan dua pendekatan full costing dan variabel costing. Dalam pendekatan full costing, taksiran biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik (Variabel + Tetap) Taksiran Total Biaya Produksi Biaya Administrasi dan Umum Biaya Pemasaran Taksiran Total Biaya Komersial Taksiran Biaya Penuh Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Biaya penuh merupakan biaya langsung objek informasi ditambah bagian yang adil biaya tidak langsung menjadi beban objek informasi tersebut, yang berupa produk, keluarga produk, aktivitas departemen, divisi atau perusahaan secara keseluruhan. (Mulyadi : 1993 : 50). Taksiran biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual, dalam pendekatan variable costing terdiri dari : Biaya Variabel Rp xxx Biaya Bahan Baku Rp xxx Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xxx Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp xxx Taksiran Total Biaya Produksi Variebel Rp xxx Biaya Administrasi dan Umum Variabel Rp xxx Biaya Pemasaran Variabel Rp xxx Taksiran Total Biaya Variabel Rp xxx Biaya Tetap Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya Administrasi dan Umum Tetap Biaya Pemasaran Tetap Taksiran Total Biaya Tetap Taksiran Biaya Penuh Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Laba yang diharapkan dihitung berdasarkan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk atau jasa. Manajer penentu harga jual untuk memperkirakan barapa laba yang wajar, perlu mempertimbangkan : a. Cost of Capital : Biaya yang dikeluarkan untuk investasi yang dilakukan dalam perusahaan. Besarnya sangat dipengaruhi oleh sumber aktiva yang ditanamkan dalam perusahaan. b. Resiko Bisnis : Semakin besar resiko bisnis yang dihadapi oleh perusahaan. Semakin besar persentase yang ditambahkan pada Cost of Capital di dalam memperhitungkan laba yang diharapkan. c. Besarnya Capital Employed : Jumlah investasi yang ditanamkan untuk memproduksi dan memasarkan produk atau jasa merupakan faktor yang menentukan besarnya laba yang diharapkan, yang diperhitungkan dalam harga jual. Semakin besar investasi yang ditanamkan semakin besar laba yagn diharapkan. Rumus yang digunakan untuk memperhitungkan harga jual adalah sebagai berikut : (Mulyadi : 1993 : 355) Harga Jual per unit = Biaya yang berhubungan langsung dengan volume produk (per unit) + Persentase mark-up PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut metode full costing, konsep biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan volume adalah biaya produksi, sedangkan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan volume adalah berupa biaya non produksi. Perbedaan antara metode full costing dengan metode variable costing juga terdapat dalam pernyataan (Don.R.Hansen dan Maryanne M.Mowen, 1997;560) sebagai berikut : Absorption costing assign all manufacturing cost to the product. Direct materials, direc labor, variable overhead, and fixed overhead define the cost of product. Thus under this method, fixed overhead is viewed as a product cost, not a period cost. Berdasarkan pernyatan tersebut, dalam metode full costing, biaya overhead tetap termasuk biaya produk dan tidak dipandang sebagai biaya periode, seperti yang ditetapkan dalam metode variable costing. Penentuan besarnya persentase mark up dalam penentuan harga jual cost plus pricing merupakan masalah yang penting. Mark up merupakan jumlah rupiah yang ditambahkan pada biaya dalam persentase tertentu dari suatu produk yang menghasilkan harga jual. Dalam pendekatan harga pokok produksi penuh, biaya non produksi tidak dimasukkan ke dalam elemen harga pokok produk, maka mark up yang ditambahkan pada harga pokok produk diharapkan dapat menutup biaya non produksi serta memperoleh laba yang diharapkan. Pendekatan ROI (Return on Investement) dapat digunakan untuk menentukan besarnya persentase mark up yang ditambahkan pada biaya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Mark up dapat dihutung dengan pendekatan ROI, menggambarkan biaya yang harus ditutup dan return atas investasi yang diinginkan. (R.A. Supriyono : 1989 : 157). Adapun pengertian ROI menurut Lukman Syamsuddin adalah : ROI keseluruhan merupakan di pengukur kemampuan dalam menghasilkan perusahaan keuntungan dengan secara jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. (Lukman Syamsuddin : 1985 : 56). Penentuan Return on Investement (ROI) dengan menggunakan perbandingan antara laba bersih operasional dengan selisih antara aktiva total dengan biaya depresiasi. Sedangkan ROI menurut Gudono adalah laba yang diperoleh dari investasi yang ditanamkan ke dalam aktiva (tetap) perusahaan. ROI seringkali dijadikan ukuran keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaannya. Harga jual dapat membantu mencapai target laba atas investasi yang ditanamkan maka mark up haruslah didasarkan dari ROI. (Gudono : 1993 : 146). Persentase Mark up dapat dihitung dengan rumus : (Mulyadi : 1993 : 353). Persentase Mark up = Laba yang diharapkan + Biaya yang tidak dipengaruhi langsung oleh volume produksi Biaya yang dipengaruhi langsung oleh volume produksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Laba yang diharapkan = Aktiva Penuh x Tarif Kembalian Investasi Aktiva penuh adalah aktiva langsung yang bersangkutan dengan objek informasi ditambah dengan bagian yang adil aktiva tidak langsung menjadi tanggung jawab objek informasi tersebut (Mulyadi : 1993 : 5). 3) Penentuan Harga Jual dalam Cost type Contrack (Cost type Contract pricing) Cost type Contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang disetujui pihak pembeli untuk membeli dengan harga yang didasarkan pada total biaya sesungguhnya yang dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar prosentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. 4) Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (Special Order Pricing) Pesanan khusus adalah pesanan yang diterima oleh perusahaan, dimana pemesan akan meminta harga dibawah harga jual normal atau sering dibawah harga biaya penuh. Dalam mempertimbangkan penerimaan khusus, info akuntansi differensial merupakan dasar yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual. Jika harga yang diminta oleh pemesan lebih besar dari biaya differensial untuk memproduksi pesanan khusus tersebut, maka pesanan dapat diterima. 5) Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan (Time and Material Pricing) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Digunakan oleh perusahaan bengkel mobil, dak kapal dan perusahaan lain yang menjual jasa reparasi dan bahan suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa. 6) Penentuan Harga Jual yang Ditetapkan oleh Pemerintah Biaya penuh masa yang akan datang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual tersebut dihitung dengan menggunakan pendekatan full costing saja. Contoh : produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat banyak (listrik, air, telepon dan telegram, transportasi dsb.) 5. Manfaat Informasi Biaya Penuh Dalam Keputusan Penentuan Harga Jual Dalam keadaan normal, harga jual produk harus dapat menutup biaya penuh yang bersangkutan dengan produk barang atau jasa dan menghasilkan laba yang diharapkan. Total pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan produk barang atau jasa sehingga semua pengorbanan ini harus ditutup oleh pendapatan yang diperoleh dari penjualan merupakan biaya penuh. Harga jual harus dapat menghasilkan laba yang memadai, sesuai dengan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk barang atau jasa. Manfaat informasi biaya penuh bagi manajer penentu harga jual, meliputi : (Mulyadi : 1993 : 348-350). 1. Merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh pengambil keputusan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian. 3. Merupakan dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar. 4. Memberikan informasi yang memungkinkan manajer penentu harga jual melihat biaya perusahaan pesaing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penulisan Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu pengumpulan data dilakukan terhadap objek tertentu yang diteliti, sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian ini terbatas pada objek yang diteliti. B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian adalah : a. Kepala Bagian Produksi b. Kepala Bagian Pemasaran c. Kepala Bagian Akuntansi 2. Objek Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian adalah metode penentuan harga jual produk Perusahaan Pertenunan “Santa Maria Boro” Di Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta. C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Perusahaan Pertenunan “Santa Maria Boro” Di Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta. 2. Waktu penelitian dari bulan Februari sampai selesai. 31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. Definisi Variabel dan Pengukuran Variabel adalah sesuatu yang menjadi titik perhatian penelitian. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Evaluasi Penentuan Harga Jual Produk Berdasarkan Metode Cost-Plus Pricing. Pengertian harga jual adalah uang kemungkinan ditambah beberapa barang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Hal itu mengandung arti bahwa harga jual merupakan sejumlah uang yang diterima atau ditambah keuntungan beserta pelayanan yang diberikan. Sedangkan Cost-plus pricing adalah penentuan harga jual dengan cara menambah laba yang diharapkan diatas biaya penuh yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk. Berkaitan dengan penentuan harga jual, perusahaan sebelumnya harus menentukan harga pokok produk terlebih dahulu. Harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Harga pokok produk adalah jumlah yang dapat diukur dengan satuan uang dalam bentuk kas yang dibayarkan, atau nilai aktiva lain yang diserahkan atau dikorbankan, atau hutang yang timbul, atau tambahan modal dalam rangka pemilikan barang atau jasa yang diperlukan perusahaan dimasa lalu ataupun masa yang akan datang (Supriyono, 1995 : 16). Tetapi jika pengorbanan tersebut tidak menghasilkan manfaat, maka pengorbanan tersebut merupakan rugi. Pengukuran evaluasi penentuan harga jual mengunakan perbandingan selisih antara kajian teori dengan perusahaan, apabila terjadi suatu selisih dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI besarnya selisih itu dianggap perusahaan menguntungkan, dapat dikatakan tepat dan sebaliknya. E. Data yang Dicari Dalam penelitian ini diperlukan beberapa data antara lain : 1. Data sejarah perusahaan dan perkembangannya. 2. Struktur Organisasi 3. Biaya produksi a. Biaya bahan yang diperlukan pada bulan Oktober 2005. b. Biaya tenaga kerja langsung yang diperlukan pada bulan Oktober 2005. c. Biaya overhead pabrik yang diperlukan pada bulan Oktober 2005. 4. Biaya non produksi a. Biaya pemasaran pada bulan Oktober 2005. b. Biaya administrasi dan umum pada bulan Oktober 2005. 5. Prosentase laba yang diharapkan 6. Volume penjualan. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara yaitu melakukan tanya jawab langsung dengan petugas perusahaan yang berwenang atau staf yang berhubungan, misalnya bagian pemasaran, produksi dan keuangan. Hal-hal yang akan ditanyakan antara lain tentang gambaran umum perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Observasi Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung sehingga diperolehnya data yang lebih obyektif untuk melengkapi laporan penelitian ini antara lain data tentang proses produksi dan fasilitas yang terdapat dalam perusahaan. G. Teknik Analisis Data 1. Analisa Data a. Mendeskripsikan kuantitas produk yang dihasilkan perusahaan selama tahun 2005. b. Mendeskripsikan penetapan harga jual berdasarkan metode Cost Plus Pricing , dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1) Pengumpulan data biaya produksi yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja, dan biayaover head pabrik. 2) Menghitung harga pokok per unit dengan cara menjumlahkan biaya bahan baku per unit, biaya tenaga kerja per unit, dan biaya overhead pabrik per unit. 3) Menentukan Mark-Up dengan rumus sebagai berikut: Laba yang diharapkan+Biaya non produksi Prosentase Mark-Up = Biaya Produksi 4) Menentukan harga jual produk yaitu dengan menjumlahkan harga pokok produk dengan Mark-Up yang telah ditentukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Pembahasan Hasil Penelitian a. Menentukan selisih harga jual Menentukan selisih harga jual antara kajian teori dengan peusahaan. Apabila terjadi suatu selisih dan besarnya selisih itu dianggap perusahaan menguntungkan, dapat dikatakan tepat dan sebaliknya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejaran dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan Pertenunan Santa Maria didirikan oleh Bruder Yoe Sue pada tahun 1938. Sampai tahun 1950 usaha pertenunan ini masih merupakan usaha kecil-kecilan, produksinya masih relatif kecil dan belum stabil. Pada tahun 1950 perusahaan mendirikan gedung dan secara resmi beroperasi sebagai perusahaan pertenunan. Selanjutnya perusahaan ini menggunakan nama “Pertenunan Santa Maria”. Perusahaan ini berlindung di bawah Yayasan Pangudi Luhur yang pada waktu itu berkantor di jalan Panembahan Senopati No. 16 Yogyakarta. Sekarang berganti nomor menjadi 18. Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro terletak di Desa Boro, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Perusahaan didirikan satu komplek dengan biara Bruder FIC, Panti Asuhan Putra, Sekolah Dasar, SLTP yang semuanya merupakan karya missi konggregasi FIC. Meskipun desa Boro berada di lereng pegunungan Menoreh namun letak perusahaan tidak jauh dari jalan raya, sehingga memudahkan transportasi. Dari tahun ke tahun perusahaan terus berkembang walaupun agak tersendat-sendat, karena memang tujuan utama perusahaan ini bukanlah mencari keuntungan semata-mata. 36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Adapun tujuan utama perusahaan tersebut adalah untuk memberikan lapangan pekerjaan bagi para pemuda yang setiap hari menganggur. Alasan kedua pendirian perusahaan ini adalah untuk memanfaatkan mesin tenun dan menolong tenaga kerja dari pertenunan yang dikelola seorang pastur yang segera akan ditutup. Alasan ketiga dari pendirian perusahaan ini untuk mencukupi kebutuhan sandang anak-anak panti asuhan dan masyarakat sekitar. Maka secara umum alasan pendirian perusahaan Pertenunan Santa Maria adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat Boro. Pada operasinya yang pertama, Perusahaan Pertenunan Santa Maria mempekerjakan 20 orang karyawan serta menggunakan 10 buah alat tenun bukan mesin yang terdiri atas : - 2 mesin jakar - 4 mesin karen role - 2 mesin wevite - 2 mesin karohnik Tahun 1943 Jepang menjajah Indonesia dan tentara Jepang menahan orang-orang Belanda termasuk Bruder Yoe Sue yang ditahan di Beteng Vredenberg Yogyakarta pada bulan September 1943. Kepemimpinan perusahaan diserahkan kepada Bruder Servatius Tjandra Hartanto. Boro saat itu benar-benar mengalami kesulitan ekonomi dan kemiskinan. Banyak hambatan dan tantangan dialami, namun Bruder Servatius berhasil mempertahankan pertenunan dan panti asuhan yang dipimpinnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tahun 1948 Bruder Yoe Sue dibebaskan dari penahanan dan kembali ke Boro untuk memimpin pertenunan. Pada masa kepemimpinan kedua tersebut, perusahaan mengalami perkembangan yang baik. Produksi semakin meningkat, kain tenun mendapatkan corak-corak baru dan wilayah pemasaran semakin luas. Tahun 1953 Bruder Yoe Sue dipindahtugaskan sehingga pimpinan perusahaan secara otomatis digantikan oleh seorang bruder yang lain yang bertugas di Boro. Pada waktu itu penggantinya adalah Bruder Pachomius. Dibawah kepemimpinan Bruder Pachomius ini perusahaan terus berkembang. Tahun 1960 perusahaan menambah peralatan dengan dua buah mesin karen role, sehingga sejumlah peralatan seluruhnya menjadi 12 buah. Pada tahun 1977, perusahaan menambah lagi alat-alat sehingga jumlahnya menjadi 21 buah. Tetapi penambahan pada tahun ini berbeda dengan penambahan pada tahun-tahun sebelumnya, karena penambahan ini merupakan pengoperasian dari sekolah teknik Yayasan Pangudi Luhur, sehingga penambahan alat ini tidak ada perhitungan biaya. Pengoperasian ini terjadi karena ada peraturan pemerintah bahwa untuk sekolah kejuruan tingkat pertama harus menjadi sekolah umum. Hal ini berlaku juga bagi sekolah teknik yang lokasinya satu komplek dengan pertenunan. Pada tahun 1986 Bruder Pachomius pindah ke Semarang, maka kepemimpinan Perusahaan Tenun Santa Maria diserahkan kepada Bruder Marcellius. Pada saat kepemimpinan bruder ini perusahaan menambah lagi peralatan sehingga jumlah peralatan yang ada menjadi 26 buah. Dengan peralatan tenun yang sudah ada ini Bruder Marcellius terus mengembangkan perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bulan Januari tahun 1995, pemerintah menetapkan Undang-undang Perpajakan Baru. Undang-undang tersebut perusahaan tenun Santa Maria melepaskan diri dari Yayasan Pangudi Luhur. Bulan Januari 1995 perusahaan tenun Santa Maria membentuk kepengurusan sendiri, namun secara intern Pperusahaan Tenun Santa Maria berada di bawah konggregasi FIC. Pertengahan tahun 1999 terjadi perubahan kepemimpinan dari Bruder Marcellius kepada Bruder Thomas Edison, walaupun masih dalam tahap peralihan dan sampai penulisan skripsi ini perusahaan di bawah kepemimpinan Bruder Thomas Edison, dan peralatan yang dimiliki perusahaan sampai saat penelitian dilakukan berjumlah 50 buah. Peralatan tersebut terdiri dari : - Roll besar 6 buah - Roll kecil 10 buah - Karohnaik 12 buah - Wevite 4 buah - Kelos, palet 16 buah - Skerent 2 buah Penambahan alat tenun dan tenaga kerja menyebabkan hasil produksi meningkat. Pemasaran sampai ke kota-kota besar dihampir seluruh Indonesia. Sebagianpemasaran adalah sekolah-sekolah dan rumah sakit karya misi. B. Lokasi Perusahaan Perusahaan Pertenunan Santa Maria berlokasi di dusun Boro, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perusahaan pertenunan Boro berdiri di atas tanah seluas 30 x 40 meter, terletak dalam satu komplek bruderan yang terdiri dari : 1. Biara bruder-bruder FIC 2. Asrama putra Santa Maria 3. SMP Pangudi Luhur I 4. SMP Pangudi Luhur II C. Permodalan Modal Perusahaan Pertenunan Santa Maria berasal dari modal sendiri yaitu Yayasan Pangudi Luhur. D. Struktur Organisasi Perusahaan perlu melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya memerlukan efisiensi kerja sehingga tidak banyak menimbulkan pemborosan yang merugikan perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu struktur organisasi yang baik dan jelas, karena dengan struktur organisasi yang baik dan jelas akan dapat diketahui secara jelas tugas dan wewenang sehingga tidak terjadi kesimpangan dalam melaksanakan tugas tiap-tiap bagian dalam perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar1 Struktur Organisasi Pertenunan Santa Maria Boro KONGREGASI BRUDER FIC PIMPINAN PERUSAHAAN KABAG ASMINISTRASI BAGIAN PEMBUKU BAGIAN WENTER BAGIAN PEMBELIA KABAG PRODUKSI BAGIAN PENJUALA BAGIAN SKIR KABAG GUDANG BAGIAN JAHIT BAGIAN TENUN BAGIAN PENGEPAKAN BAGIAN PINTAL PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Adapun susunan organisasi serta uraian dan wewenang perusahaan pertenunan Santa Maria adalah sebagai berikut : 1. Konggregasi FIC Konggregasi FIC sebagai pelindung dan tumpuan apabila perusahaan mengalami permasalahan-permasalahan yang tidak dapat ditanggung perusahaan. 2. Pimpinan Perusahaan Pimpinan perusahaan adalah orang yang dipercaya penuh dalam konggregasi untuk mengelola perusahaan secara keseluruhan. Pimpinan perusahaan bertanggung jawab langsung kepada konggregasi. Pimpinan perusahaan memberi pedoman umum yang dipakai dalam menyusun organisasi, memeriksa seluruh teknik perusahaan khususnya produksi, administrasi dan pemasaran. Pimpinan perusahaan menentukan tujuan yang ingin dicapai dan strategi yang akan dicapai untuk tujuan yang telah ditentukan. 3. Kepala Bagian Produksi Tugasnya : a. memelihara kelancaran alat produksi, memperbaiki mesin jika terjadi kerusakan. b. Merencanakan jenis dan jumlah mesin barang yang diproduksi. c. Menentukan standar kualitas dan kuantitas pemakaian bahan baku. d. Mengadakan penyelidikan terhadap perkembangan produk seperti kemungkinan dipakainya bahan baru tanpa mengurangi kualitas produk. e. Melaksanakan pengadaan karyawan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f. mengadakan pengawasan terhadap karyawan. g. membagi pekerjaan/tugas kepala karyawan. h. menciptakan hubungan baik antar karyawan. i. menangani pengupahan karyawan. 4. Bagian Administrasi Tugasnya : a. mencatat seluruh peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, termasuk rencana dan pelaksanaan kebijaksanaan perusahaan. b. membuat catatan dan laporan kegiatan bulanan. c. menentukan penyediaan, penerimaan da pengeluaran uang yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. d. menentukan dan melakukan pembelian bahan baku dan barang-barang lain yang dibutuhkan perusahaan. e. menerima pesanan pembelian. f. mencatat transaksi penjualan hasil peroduksi. 5. Bagian Gudang Tugasnya : a. mengawasi persediaan barang baik bahan baku, barang setengan jadi, maupun barang jadi. b. mengukur dan menyimpan hasil produksi. c. Menghitung dan mempersiapkan pengiriman barang. d. Melaporkan jumlah persiapan barang. e. Mengawasi barang hasil produksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Bagian Pembelian Tugasnya : melakukan pembelian bahan baku dan bahan pembantu untuk keperluan pribadi. 7. Bagian Penjualan Tugasnya : a. melayani penjualan hasil produksi baik penjualan langsung maupun pesanan. b. Melakukan pengiriman barang-barang pesanan. c. Mengenalkan barang hasil produksi kepada calon konsumen. 8. Bagian Pembukaan Tugasnya : membantu bagian administrasi dalam menyelesaikan seluruh administrasi keuangan perusahaan. 9. Bagian Wenter Tugasnya : a. mencuci dan menggondok benang. b. Memberi kaporit supaya benang sesuai dengan pesanan bagian produksi. c. Menjemur benang yang telah selesai diwenter. 10. Bagian Pintal Tugasnya : mengggulung benang yang telah diolah oleh bagian wenter. 11. Bagian Sekir Tugasnya : memindahkan benang pintal ke dalam ssebuah alat yang disebut sekir. 12. Bagian Tenun Tugasnya : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. menenun benang yang telah didesain oleh bagian sekir dengan proses mencocokkan motif yang dibuat dari bagian sekir dengan alat yang digunakan untuk menenun. b. Memasang benang ke dalam alat yang disebut nucuk. 13. Bagian Pengepakan Tugasnya : a. memotong kain sesuai kebutuhan. b. Menjahit kain pada bagian tepi dari kain yanng telah dipotonng. 14. Bagian Pengepakan Tugasnya : a. mengepak kain-kain yang telah siap untuk dipasarkan. b. Menyerahkan kain yang telah di pak ke bagian penjualan. E. Produksi Dalam melangsungkan kontinuitas produksinya, Perusahaan Pertenunan Santa Maria menghasilka berbagai macam produk. 1. Produk-produk yang menghasilkan antara lain : Tabel 1 Daftar hasil produksi Pertenunan Santa Maria No 1 2 3 4 5 6 7 No 8 Jenis Produk Serbet Handuk Mandi Handuk Handuk Mandi Serbet Selimut lorek Selimut Jenis Produk Sprei No 21 22 23 24 25 26 27 No 28 Jenis Produk Blaco Handuk Kain Lorek Kain Jarik Selimut Sprei Blaco Jenis Produk Selimut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Taplak meja Gerstenkorrel Kain Pel Kain Pel Putih Kain Kasur Serbet Dapur Sarung Handuk Serbet Hijau Kain Pel Taplak Meja Serbet 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Sprei Kain shaker Klambu Handuk Lajur Seragam Selimut Bayi Selimut Bayi Alas Panci Selimut Bayi Selimut Polos Hijau Serbet Bestip Selimut Lorek Dari banyak produk yang dihasilkan Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro, penulis hanya membatasi produk handuk, selimut dan akin pel yangakan dibahas dalam pembahasan selanjutnya. Hal ini dipilih menginngat produk selimut lorek, serbet dan taplak meja yang paling banyak diproduksi. Perusahaan dalam menbuat produk tersebut membutuhkan bahan baku dan bahan pembantu. Adapun bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan untuk proses produksi adalah sebagai berikut : a. Bahan baku Benang tenun ukuran 20/s dan 42/s b. Bahan Pembantu 1. Venter 2. Kanji pemutih 3. Zn 4. Kaporit 5. Bahan bakar Semua bahan-bahan tersebut dibeli dari dalam negeri. Untuk bahan baku dan bahan pembantunya dibelli dari pasar Klewer Solo. 1. Proses Produksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Proses Produksi di Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dilaksanakan terus- menerus. Hal ini dilakukan denngan maksud untuk melayani pembelian seewaktu-waktu dan menngisi persediaan barang di gudang. Untuk mencapai efesiensi dan effektifitas dalam proses produksi serta mendapatkan produk yang berkualitas tinggi maka perusahaan perlu menentukan standar produksi. Produk yang dapat dicapai perusahaan pada kapasitas nornal sebanyak 500 buah handuk, 1.100 buah selimut, 1.700 buah kain pel. Adapun standar ukuran untuk produk handuk : 0,5 m x 0,65 m, selimut : 2 m x 1,2 m, dan kain pel 0,65 m x 1 m. Adapun proses produksi yang berlangsung di Pertenunan Santa Maria Boro adalah sebagai berikut : a. Proses Produksi Selimut Urutan proses produksi selimut adalah sebagai berikut : Proses I : Tahap perendaman Tahap perendaman berlangsung di dapur. Mula-mula benang direndam dalam larutan Zn dan kaporit lebih kurang selama 15 menit. Larutan ini berfungsi untuk memudahkan proses lebih lanjut pengolahan benang sehingga diperoleh warna putih yang bersih. Setelah dimasukkan dalam Zn dan kaporit benang dicuci. Selanjutnya benang dikerjakan menurut rencana, artinya apabila benang akan dibuar putih, maka benang setelah direndam dalam larutan kaporit langsung dimasukkan dalam larutan kanji kemudian dijemur, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tetapi apabila benang akan dibuat warna maka direndam dalam larutan warna yang terbuat dari naptol dan garam selama lebih kurang 30 menit. Naptol dan garam dalam produksi ini menghasilkan warna biru yang berfungsi untuk membuat garis biru pada tepi selimut. Selanjutnya benang dimasukkan dalam larutan kanji agar benang menjadi kuat, licin dan mudah dalam proses produksi. Proses terakhir dalam tahap ini adalah pengeringan. Benang yang telah direndam dalam larutan kanji kemudian dikeringkan dengan panas matahari dan selanjutnya dimasukkan ke gudang. Tahap II : Tahap Penenunan Penenunan kain handuk memerlukan 1 jenis benang yaitu benang pakan, hal ini dikarenakan perusahaan memproduksi jenis selimut putih. 1. Benang Pakan Benang yang digunakan sebagai pakan adalah benang ukuran 20/s. Benang pakan digulung dalam alat yang diberi nama palet. Penggulungan benang pakan pada palet dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat dimasukan dalam teropong dan pada gilirannya nanti akan bertemu dengan benang lusi pada alat tenun. 2. Benang Lusi Benang lusi yang digunakan sebagai lusi adalah benang ukuran 20/s. Adapun langkah-langkah dalam mempersiapkan benang lusi adalah sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - Benang lusi digulung pada kelos. Gulungan ini disebut benang kelos yang berbentuk silinder yang dibuat membersar bagian tengahnya. - Proses selanjutnya menghani atau skermolen, yaitu proses penggulungan benang kelos ke silinder hani. - Gulungan selanjutnya dipindah ke boom lusi, yaitu merupakan alat yang berbentuk silinder besar yang merupakan bagian dari luar tenun. - Pencucukan. Boom lusi yang sudah berisi benang tersebut dipasang pada alat tenun. Ujung setiap helai benang dari boom lusi dimasukkan dalam alat yang disebut gun dan sisir (suri). Proses ini disebut pencucukan. Selanjutnya memasang benang pakan, dengan demikian proses penenunan dapat dimulai. Proses III : Tahap Finishing Setelah penenunan selesai hasilnya diserahkan kepada mandor, diukur sesui dengan standar. Proses terakhir adalah menjahit ujung kain agar benang tidak lepas. Setelah dijahit produk selimut tersebut sudah menjadi barang jadi dan siap untuk dipasarkan. Untuk lebih jelasnya berikut ini urutan proses produksi selimut pada gambar 2 b. Proses Produksi Kain Pel Urutan proses proses produksi kain pel adalah sebagai berikut : Proses I : Tahap Pemutihan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tahap pemutihan berlangsung di dapur. Mula-mula benang direndam dalam larutan pemutih atau kaporit lebih kurang selama 15 menit. Larutan ini berfungsi untuk memutihkan benang sehingga diperoleh warna putih yang bersih. Setelah dimasukkan dalam kaporit benang dicuci. Selanjutnya benang dikerjakan menurut rencana, artinya apabila benang akan dibuat putih, maka benang setelah direndam dalam larutan kaporit langsung dimasukkan dalam larutan kanji kemudian dijemur, tetapi untuk produksi kain pel ini akan dibuat warna hitam putih maka perlu direndam dalam larutan Sulfur Hitam dan larutan TRO (Turkey Red Oil) kurang lebih selama 30 menit. Selanjutnya benang dimasukkan dalam proses produksi. Peroses terakhir dalam tahap ini adalah pengeringan. Benang yang telah direndam dalam larutan kanji kemudian dikeringkan dengan panas matahari dan selanjutnya dimasukkan ke gudang. Proses II : Tahap Penenunan Penenunan kain handuk memerlukan 2 jenis benang yaitu benang pakan yang berposisi melintang pada kain dan lusi yang berposisi membujur pada kain. 1. Benang Pakan Benang yang digunakan sebagai pakan adalah benang ukuran 20/s. benang pakan digulung pada alat yang disebut palet. Penggulungan benang pakan pada palet dibentuk sedemikian rupa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sehingga dapat dimasukkan dalam teropong dan pada gilirannya nanti akan bertemu dengan benang lusi pada alat tenun. 2. Benang Lusi Benang yang digunakan sebagai lusi adalah benang ukuran 20/s. Adapun langkah-langkah dalam mempersiapkan benang lusi adalah sebagai berikut : • Benang lusi digulung pada kelos. Gulungan ini disebut kelos yang berbentuk silinder yang dibuat membesar bagian tengahnya. • Proses pelanjutnya menghani atau skermolen, yaitu proses pengulungan benang kelos ke silinder hani. • Gulungan selanjudnya dipindah ke boom lusi, yaitu merupakan alat yang berbentuk silinder besar yang merupakan bagian dari alat tenun. • Pencucukan. Boom luci yang sudah berisi benang tersebut dipasang pada alat tenun. Ujung setiap helai benang dari boom lusi dimasukan pada alat yang disebut gun atau sisir ( suri ). Proses ini disebut puncucukan. Selanjutnya memasang benang pakan, dengan demikian proses penenunan dapat dinilai. Proses III : Tahap Finishing Setelah penenunan selesai hasilnya diserahkan kepada mandor, diukur sesuai dengan standar. Proses terakhir adalah menjahit ujung kain agar benang tidak lepas. Setelah dijahit produk produk kain pel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tersebut sudah menjadi barang jadi atau siap untuk dipasarkan. Untuk lebih jelasnya berikut ini urutan proses produksi kain pel. Gambar 3 Personalia Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat pentimg untuk mendukang kegiatan produksi perusahaan. Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro sebagai perusahaan manufaktur yang mengolah bahan bahan baku menjadi barang jadi, memandang tenaga kerja sebagai faktor yang amat penting. Hampir semua pekerjaan dilakukan mengunakan tenaga kerja. Untuk mendapatkan tenaga kerja, perusahaan tidak menuntut persyaratan yang berlebihan. Lulusan sekolah dasar-pun dapat diterima diperusahaan ini, asal mempunyai ketrampilan. Setelah diseleksi dan diterima diperusahaan ini, karyawan baru akan diberil latihan oleh karyawan yang lebih senior. 1. Tenaga kerja Perusahaan pertenunan Santa Maria dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari memperkerjakan 72 karyawan, yang sebagian besar tinggal disekitar lokasi perusahaan. Karyawan perusahaan ini terdapat 2 golongan karyawan, yaitu : a. Karyawan tetap Karyawan tetap adalah tenaga kerja yang telah diangakat menjadi tenaga tetap perusahaan. Mereka mempunyai hak atas fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan berupa : pensiun, tunjangan istri, tunjangan anak, dan gaji pokok setiap bulan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Karyawan tidak tetap Karyawan tidak tetap adalah tenaga kerja yang dipekerjakan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Karyawan ini tidak mempunyai hak yang sama dengan karyawan tetap. Karyawan ini menerima upah berdasarkan hasil prosuksi. Perincian jumlah karyawan Perusahaan Pertenunan Santa Maria adalah sebagi berikut : 1. Pimpinan Perusahaa = 1 orang 2. Kepala Bagian Produksi = 1 orang 3. Kepala Bagian Administrasi = 1 orang 4. Kepala Bagian Gudang = 1 orang 5. Baian Penjualan dan pembelian = 2 orang 6. Bagian Pembukuan = 3 orang 7. Baian Wenter = 7 orang 8. Bagian pintal = 14 orang 9. Bagian Sekir = 4 orang 10. Bagian Tenun = 29 orang 11. Bagian Jahit = 3 orang 12. Bagian Pengepakan = 4 orang Demi lancarnya kerja karyawan, maka perusahaan melaksanakan kegiatan pengawasan karyawan. Kegiatan pengawasan karyawan dilaksanakan secara sederhana, yaitu setiap hari semua karyawan melakukan pencatatan di buku presensi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Jam Kerja Karyawan Perusahaan melaksanakan kegiatan tujuh jam setiap hari. Pembagian kerja pada perusahaan adalah sebagai berikut : ⇒ Senin – Jumat : Jam 07.00 – 14.00 WIB ⇒ Sabtu : Jam 07.00 – 13.00 WIB Jumlah jam kerja satu minggu adalah ( 5 x 7 ) + ( 1 x 6 ) = 41 jam. Istirahat selama 30 menit yaitu antara jam 11.30 WIB sampai jam 12.00 WIB. 3. Sistem Pemberian Upah Sistem pemberian upah yang digunakan. Perusahaan Pertenunan Santa Maria adalah sebagai berikut : a. Upah Bulanan Upah bulanan diberikan kepada karyawan tetap. Karyawan tersebut akan tetap menerima gaji meskipun tidak masuk kerja, asalkan ada alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. b. Upah Harian Upah harian diberikan kepada karyawan pabrik yang belum tetap. Upah dihitung perhari dan dibayar seminggu sekali. Perusahaan juga memberikan upah lembur, yaitu upah yang diberikan pada karyawan pabrik apabila terjadi kerja lembur. 4. Jaminan Sosial Perusahaan Santa Maria selain memberikan upah dalam bentuk uang, juga memberikan fasilitas-fasilitas yang berupa jaminan sosial, yaitu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Asuransi tenaga kerja / Astek (kecelakaan kerja, kematian dan tabungan hari tua yang dapat diambil setelah umur 50 tahun). b. Beras, untuk karyawan 10 kg, untuk istri 6 kg, untuk anak @ 3 kg maksimal tiga anak dan beras ini diterima karyawan setiap bulan. c. Tunjangan kesehatan sebesar 100% untuk karyawan dan 50% untuk keluarganya. Tunjangan ini diberikan bila ada kwitansi dari dokter atau rumah sakit. d. Rekreasi dan retret setiap 2 tahun sekali. e. Satu setel pakaian kerja setiap tahun. Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan terpenting dalam suatu perusahaan, karena maju mundurnya perusahaan tergantung dari berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemasaran hasil produksinya. Pemasaran adalah keseluruhan kegiatan usaha yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan serta mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan konsumen dalam rangka memenuhinya kebutuhannya. 1. Kebijakan saluran distribusi Saluran distribusi yang digunakan oleh Perusahaan Pertenunan Santa Maria adalah saluran distribusi pendek, yaitu dari produsen ke konsumen, Perusahaan langsung memasarkan produknya ke konsumen tanpa melalui perantara. Saluran distribusi ini dianggap paling cocok karena pelanggan terbatas dan sudah tertentu, sehingga tidak perlu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI perantara pedagang. Konsumen yang ingin membeli produk dapat langsung datang sendiri ke perusahaan. 2. Daerah pemasaran Perusahaan Pertenunan Santa Maria mempunyai daerah pemasaran yang sangat luas. Meliputi hampir di seluruh Indonesia, terutama kotakota yang terdapat karya missi, seperti Bandar Lampung, Palembang, Jakarta, Ujung Pandang, Magelang, Solo, Malang, Denpasar dan Yogyakarta. 3. Penentuan Harga Jual Penentuan harga jual produk pada perusahaan ini adalah menggunakan metode cost plus pricing, yaitu harga jual didasarkan atas biaya produksi total pada waktu itu ditambah laba yang diinginkan. 4. Prosedur penjualan a. Pemesanan Pelanggan yang akan membeli dalam jumlah besar biasanya mengadakan pemesanan. Dalam hal ini pemesanan yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persediaan barang di gudang yang hendak dibeli masih bisa mencukupi. Pesanan ini melalui surat yang berisi jenis barang yang diinginkan. Biasanya barang akan dikirim minimal tiap bulan setelah surat pesanan diterima oleh perusahaan. b. Perencanaan produksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perusahaan akan memproduksi barang dengan melihat produk apa yang banyak dibutuhkan konsumen. c. Pengiriman barang Barang pesanan diantara sendiri, dikirim melalui pos paket, ELTEHA, atau bus malam. Dalam pengiriman barang disertakan faktur dan surat pengantar yang berisi harga, kuantitas, dan ukuran barang yang diinginkan konsumen. d. Pembayaran Jumlah barang yang harus dibayar oleh pemesan adalah sebesar harga barang ditambah ongkos kirim. Pembayaran dilakukan melalui pos wesel atau Bank Central Asia, setelah barang dan fakturnya sampai kepada pemesan. 5. Pengendalian biaya pemesanan Pengendalian biaya pemesanan yang telah ditetapkan adalah biaya penjualan yang ditentukan setiap bulan dengan jumlah yang telah dianggarkan sebelumnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS DATA 1. Deskripsi Data Dari hasil penelitian, diperoleh daftar dan kuantitas produk yang telah dihasilkan perusahaan Santa Maria Boro selama tahun 2005 yang nantinya akan dijadikan dasar perhitungan biaya bahan baku, biaya bahan penolong, BTKL, dan BOP. Berikut ini adalah daftar produk yang dimaksud : Tabel 2 Daftar Produk Yang dihasilkan Perusahaan Santa Maria Boro Selama tahun 2005 No Jenis Produk Ukuran Kode Jumlah 1 Seragam Meter 188 1.800 2 Seragam Meter 390 3.600 3 Seragam Meter 383 2.160 4 Selimut Meter 243 10.000 5 Selimut Meter 333 600 6 Selimut Meter 330 600 7 Gestern karet Meter 32A 240 8 Waslap tebal Potong 180 600 9 Waslap tipis Potong 11 240 10 Handuk Potong 210 360 11 Handuk Potong 69 360 12 Serbet Potong 19 600 58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 14 15 Serbet Potong 78 600 Kain pel Meter 151 26.400 Kain dam-daman Meter 74 240 Jumlah 48.400 Dari tabel di atas terlihat bahwa produk selimut kode 243 dan kain pel kode 151 adalah 2 produk yang paling banyak dihasilkan oleh perusahaan selama tahun 2005, atau sekitar hampir 75 % dari semua produk yang dihasilkan. Hal itulah yang menjadi dasar penulis dalam membatasi penelitian, yaitu hanya mencakup 2 produk tersebut. 2. Deskripsi Penetapan Harga Jual a. Pengumpulan Data Biaya Produksi Setelah mendapatkan dan mengetahui jumlah produk yang telah dihasilkan perusahaan, penulis akan memberikan uraian tentang penentuan biaya bahan baku, biaya bahan penolong, BTKL, dan BOP secara berturut-turut sebagai pembanding dari hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh perusahaan Santa Maria Boro. 1) Biaya Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama yang dipakai perusahaan untuk menghasilkan semua jenis produk. Pada perusahaan Santa Maria Boro, bahan baku yang digunakan adalah benang tenun ukuran 20/s dan benang tenun ukuran 42/s. Adapun biaya bahan baku yang digunakan dalam proses produksi selama tahun 2005 untuk jenis produk selimut dan kain pel dijelaskan dalam tabel di bawah ini : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3 Biaya Bahan Baku yang sesungguhnya dipakai Dalam proses produksi untuk setiap jenis produk per satuan Jenis Produk kode Jenis Bahan Baku Benang 20/s Benang 42/s Selimut 243 Rp 12 746 - Kain pel 151 Rp 14 271 Rp 2 075 Perhitungan biaya bahan baku yang lebih lengkap, dapat dilihat pada lampiran 1 2) Biaya Bahan penolong Selain bahan baku, proses pembuatan produk juga memerlukan bahanbahan penolong seperti Venter, Kanji, pemutih, Zn, dan bahan bakar. Berikut ini adalah perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk bahan-bahan penolong : Tabel 4 Biaya Bahan Penolong Yang sesungguhnya dipakai dalam proses produksi Untuk setiap jenis produk per unit Jenis Bahan penolong Produk Venter kanji Zn Kaporit Selimut 82,5 34 62,5 - Kain pel 10,312 4,25 7,815 6,125 Bahan Bakar Jumlah 72 251 10,225 38,73 Perhitungan biaya bahan penolong yang lebih lengkap, dapat dilihat pada lampiran 2 3) Biaya Tenaga Kerja Langsung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berikut ini penulis akan memberikan uraian tentang penentuan biaya tenaga kerja langsung sebagai pembanding dari hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh perusahaan. Biaya tenaga kerja yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dibedakan menjadi 2 bagian yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk kompensasi karyawan bagian pencelupan, bagian pengelosan, bagian penenunan, dan bagian gudang, sedangkan biaya tenaga kerja tak langsung terdiri atas biaya yang dikeluarkan untuk kompensasi mandor produksi dan karyawan bagian administrasi dan umum. Berikut ini akan disajikan tabel hasil perhitungan biaya tenaga kerja langsung terlebih dahulu. Tabel 5 Biaya Tenaga kerja Langsung Yang sesungguhnya dipakai dalam proses produksi Untuk setiap jenis produk per satuan BTKL per bagian Jenis produk Selimut Kain pel Pencelupan Rp 846,28 Rp 206 Pengelosan Rp 1438,28 Rp 350 Pencucukan Rp 449,31 Rp 109 Penenunan Rp 5604 Rp 1 364,5 Penjahitan Rp 409 Rp 100 Pengepakan Rp 240,36 Rp 58,5 Jumlah Rp 8 987,23 Rp 2 188 Penenunan Gudang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perhitungan biaya tenaga kerja langsung yang lebih lengkap, dapat dilihat pada lampiran 3 4) Biaya Overhead Pabrik Untuk biaya tenaga kerja tak langsung (biaya gaji mandor produksi dan tenaga kerja bagian administrasi umum) kemudian digolongkan ke dalam BOP. Biaya Overhead Pabrik merupakan biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Jadi selain biaya tenaga kerja tak langsung, yang termasuk di dalam BOP adalah Biaya pemeliharaan gedung & alat, biaya penyusutan, biaya transportasi, biaya listrik, biaya asuransi dan biaya promo, dengan besaran tarif yang sudah ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 30% dari biaya tenaga kerja langsung. Adapun hasil perhitungan BOP disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 6 Biaya Overhead Pabrik Yang dibebankan ke produk per unit Jenis Produk Biaya Overhead Pabrik Selimut Rp 2700 Kain pel Rp 660 Perhitungan biaya tenaga kerja langsung yang lebih lengkap, dapat dilihat pada lampiran 4 Dari semua uraian di atas mengenai biaya yang digunakan dalam proses produksi maka dapat dirangkum sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 7 Tabel Rangkuman Biaya Bahan, Biaya penolong, BTKL dan BOP per unit Jenis Produk Jenis biaya Selimut Kain pel Biaya bahan baku 1. Benang 20/s Rp 12 746 Rp 14 271 2. Benang 42/s Rp - Rp 2 075 1. Venter Rp 82,5 Rp 10,312 2. Kanji pemutih Rp 34 Rp 4,25 3. Zn Rp 62,5 Rp 7,815 4. Kaporit Rp – Rp 6,125 5. Bahan Bakar Rp 72 Rp 10,225 1. Pencelupan Rp 846,28 Rp 206 2. Pengelosan Rp 1438,28 Rp 350 Pencucukan Rp 449,31 Rp 109 Penenunan Rp 5604 Rp 1364,5 Penjahitan Rp 409 Rp 100 Pengepakan Rp 240,36 Rp 58,5 Biaya Overhead Pabrik Rp 2700 Rp 660 Jumlah Rp 24 685 Rp 19 223,7 Biaya Bahan Penolong Biaya Tenaga Kerja Langsung 3. Bagian Tenun 4. Bagian Gudang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full Costing 1) Produk Selimut Harga pokok produksi per unit : Biaya bahan baku = Rp 12.746,00 Biaya bahan penolong = Rp BTKL = Rp 8.987,23 BOP = Rp 2.700,00 Harga Pokok Produksi Selimut per unit 251,00 = Rp 24.684,23 Perhitungan seluruh biaya lihat dalam lempira 1,2,3 dan 4. 2) Produk Kain Pel Harga Pokok Produksi per unit : Biaya bahan baku = Rp 16.346,00 Biaya bahan penolong = Rp BTKL = Rp 2.188,00 BOP = Rp Harga Pokok Produksi Kain Pel per unit 38,73 660,00 = Rp 19.232,00 Perhitungan seluruh biaya lihat dalam lampiran 1,2,3 dan 4. c. Perhitungan Mark-up Perhitungan mark-up lihat dalam lampiran d. Penentuan Harga Jual Produk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1) Menentukan ROI yang diharapkan Perusahaan menetapkan ROI sebesar 9% dari besarnya aktiva yang ditanamkan perusahaan 2) Menentukan besarnya mark-up 3) Menentukan harga jual produk dengan menggunakan metode cost plus pricing Harga Jual untuk Selimut per unit : Biaya bahan baku = Rp 12 746 Biaya bahan penolong = Rp 251 BTKL = Rp 8 987,23 BOP = Rp 2 700 Harga Pokok Produksi = Rp 24 684,23 Mark up 4 % = Rp 987,37 Harga per unit = Rp 25 671,6 Harga Jual untuk kain pel per unit : Biaya bahan baku = Rp 16 346 Biaya bahan penolong = Rp 38,73 BTKL = Rp 2188 BOP = Rp 660 Harga Pokok Produksi Mark up 4 % Harga per unit = Rp 19 232,73 = Rp 769,31 = Rp 20 002,04 B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berikut ini penulis akan membandingkan harga jual hasil perhitungan dengan harga jual yang ditentukan oleh perusahaan untuk masing-masing jenis produk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Selimut kode 243 Penentuan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan terhadap selimut kode 243 tidak tepat seperti terlihat dalam perhitungan di bawah ini : - - Penentuan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan Harga pokok produksi : Rp. 24 684,23 Mark up : Rp. 1 815,77 Harga jual per unit : Rp. 26 500 Penentuan harga jual berdasarkan metode Cost Plus Pricing Harga pokok produksi :Rp 24 684,23 Mark up : Rp.987,37 Harga jual per unit : Rp. 25 671,6 Berdasarkan perhitungan di atas ada perbedaan besarnya perhitungan harga yang dilakukan hasil perhitungan dengan harga jual dari perusahaan, dimana harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan lebih tinggi. Perbedaan itu sebesar Rp. 828,4 (Rp.26 500 – Rp.25 671,6) Dari hasil perhitungan seperti tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan sudah tepat dalam menentukan harga jual produk selimut kode 243 2. Kain pel kode 151 Penentuan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan terhadap kain pel kode 40 belum tepat seperti terlihat dalam perhitungan di bawah ini : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - - Penentuan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan Harga pokok produksi : Rp 19 232,73 Mark up : Rp. 2 767,27 Harga jual per unit : Rp. 22 000 Penentuan harga jual berdasarkan metode Cost Plus Pricing Harga pokok produksi : Rp. 19 232,73 Mark up : Rp. 769,31 Harga jual per unit : Rp. 20 002,04 Berdasarkan perhitungan di atas ada perbedaan besarnya perhitungan harga yang dilakukan hasil perhitungan dengan harga jual dari perusahaan, dimana harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan lebih rendah. Perbedaan itu sebesar Rp. 1997,96 (Rp.22 000 – Rp.20 002,04) Dari hasil perhitungan seperti tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan tidak tepat dalam menentukan harga jual produk kain pel kode 151 Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat perbandingan perhitungan harga jual antara kajian teori dengan perusahaan. Perhitungan dapat dilihat dalam table 8 adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Table 8 Perbandingan Harga Jual Harga Jual Jenis Selisih Rp Produk Perusahaan (Rp) Hasil Kajian Teori (Rp) Selimut 26.500,00 25.671,60 828,4 Menguntungkan Kain Pel 22.00,00 20.002,04 1997,96 Menguntungkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dalam BAB V, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penentuan harga jual untuk produk selimut kode 243 oleh perusahaan yaitu sebesar Rp 26 500 termasuk dalam kategori tepat, karena masih berada dalam batas toleransi dengan harga jual yang dihitung menggunakan metode cost plus pricing yaitu sebesar Rp 25 671,6. 2. Penentuan harga jual untuk produk kain pel kode 151 oleh perusahaan sebesar Rp 22 000 termasuk dalam kategori tidak tepat, karena berada di luar batas toleransi dengan harga jual yang dihitung menggunakan metode cost plus pricing yaitu sebesar Rp 20 002,4 C. Keterbatasan Penelitian Walaupun telah dilakukan usaha yang maksimal, masih ada keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah : 3. Harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan untuk produk selimut dan kain pel, lebih tinggi dari harga jual yang dihitung menggunakan metode Cost Plus pricing. Faktor-faktor penyebabnya bisa beraneka macam, misalnya masih ada biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI atau kebijakan-kebijakan tertentu yang ditetapkan perusahaan yang tidak penulis dapatkan informasinya 4. Penulis mengesampingkan adanya faktor-faktor lain yang dapat menentukan besarnya harga jual, seperti misalnya, tingkat pendapatan konsumen, persaingan dan penyesuaian dengan harga pasar, jumlah permintaan atau pesanan, dan lain-lain. 5. Penulis tidak dapat menelusuri kebenaran data atau informasi yang diperoleh dari perusahaan, apakah sudah sesuai dengan keadaan senyatanya atau belum. C. Saran Berdasarkan pembahasan, kesimpulan, dan hasil penelitian di atas, maka diajukan saran sebagai berikut : 1. Keputusan penentuan harga jual sebaiknya tidak terhenti pada penetapan harga jual saja, tetapi diperlukan kebijakan lebih lanjut berupa kebijakan yang berhubungan dengan situasi intern perusahaan, yaitu adanya pengendalian, evaluasi, dan peninjauan ulang. 2. Pencatatan terhadap elemen-elemen pembentuk biaya harus dilakukan secara cermat, tepat, dan teliti, untuk menghasilkan harga pokok produksi yang akurat. 3. Penentuan ROI yang diharapkan dan penentuan mark up harus tegas dan jelas, sehingga dapat digunakan sebagai target untuk dapat memotivasi kinerja perusahaan, serta untuk mengendalikan biaya-biaya yang dapat dikendalikan agar dapat mencapai laba yang ditargetkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Penetapan harga jual oleh perusahaan lebih tinggi jika dibandingkan dengan penentuan harga jual berdasarkan kajian teori, maka sebaiknya perusahaan meninjau kembali proses perhitungannya guna menentukan kebijakan tertentu untuk kemajuan perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Gudono, 1993, Akuntansi Manajemen, Yogyakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. Henry J. Johansson, Patrick Mc Hugh, A. John Pendlebury & William. A. Whecher (1995). Strategi-strategi Titik Penentu Untuk Mendominasi Pasar. (Agus Maulana, Alih Bahasa). Jakarta : Binarupa Aksara. Lukma Syamsuddin, 1985, Manajemen Perusahaan Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan. Yogyakarta, YP2LPM Hanindita. Mulyadi, 1990, Akuntasi Biaya, Edisi ke 4, Yogyakarta, BPFE. Mulyadi, 1993, Akuntansi Manajemen, : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi ke 1, Yogyakarta, BPFE. Supriyono, R.A, 1983, Akuntansi Biaya : Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Edisi ke 1, Yogyakarta, BPFE. Supriyono, R.A. 1989, Akuntansi Manajemen 3 : Proses Pengendalian Manajemen, Yogyakarta, kerjasama BPFE UGM dan STIE YKPN. Swastha, Bashu, 1984, Azas-azas Marketing, Edisi 3, Yogyakarta, Liberty. Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung. Tersito. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU Untuk produk selimut Bahan baku benang 20/s = Rp 63.729.500 untuk 5.000 potong Biaya per unit = Rp 63.729.500 : 5000 = Rp 12 746 Untuk produk kain pel Bahan baku benang 20/s Biaya per unit = Rp 753 525 000 untuk 52.800 potong = Rp 753 525 000 : 52.800 = Rp 14 271 Bahan baku benang 42/s = Rp 109.560.000 untuk 52.800 potong Biaya per unit = Rp 109.560.000 : 52.800 potong = Rp 2 075 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERHITUNGAN BIAYA BAHAN PENOLONG Untuk produk selimut per unit/potong Venter : Rp 41,25 x 2 = Rp 82,5 Kanji : Rp 17,00 x 2 = Rp 34 Zn : Rp 31,25 x 2 = Rp 62,5 Bahan bakar : Rp 36,00 x 2 = Rp 72 Total = Rp 251 Untuk produk kain pel per unit/potong Venter : Rp 20,625 x 0,5 = Rp 10,312 Kanji : Rp 8,50 = Rp 4,25 Zn : Rp 15,63 x 0,5 = Rp 7,815 Kaporit : Rp 12,25 x 0,5 = Rp 6,125 Bahan bakar : Rp 20,45 x 0,5 = Rp 10,225 Total = Rp 38,73 x 0,5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERHITUNGAN BIAYA BAHAN PENOLONG PER METER No 1 2 Produk Selimut Kain pel kode 243 151 Venter a 41,25 20,625 Harga bahan penolong per satuan Bi per meter Kanji Zn kaporit Bhn Bakar b c d e f=(a+b+c+d+e) 17,00 31,25 36,00 125,50 8,50 15,63 12,25 20,45 77,46 kain dlm meter g 10.000,00 26.400,00 Total h=fxg 1.255.000,00 2.044.812,00 PERHITUNGAN BIAYA BAHAN PENOLONG PER METER No 1 2 Produk Selimut Kain pel kode 243 151 Venter a 41,25 20,625 unit yang Harga bahan penolong per satuan Bi per meter dihslkan per mtr Kanji Zn kaporit Bhn Bakar b c d e f=(a+b+c+d+e) g 17,00 31,25 36,00 125,50 0,50 8,50 15,63 12,25 20,45 77,46 2,00 bi per unit h=f/g 251,00 38,73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Untuk produk selimut : Bagian pencelupan = Rp. 4.231.380 untuk 5.000 potong Biaya per unit = Rp. 4.231.380 : 5000 = Rp. 846,28 Bagian pengelosan = Rp. 7.191.405 untuk 5.000 potong Biaya per unit = Rp. 7.191.405 : 5000 = Rp. 1438,28 Bagian penenunan - pencucukan biaya per unit = Rp. 2.246.564 untuk 5.000 potong = Rp. 2.246.564 : 5000 = Rp. 449,31 - penenunan biaya per unit = Rp. 28.020.000 untuk 5.000 potong = Rp. 28.020.000 : 5000 = Rp. 5604 Bagian gudang - penjahitan biaya per unit = Rp 2.045.000 untuk 5.000 potong = Rp 2.045.000 : 5000 = Rp 409 - pengepakan biaya per unit = Rp 1.201.775 untuk 5000 potong = Rp 1.201.775 : 5000 = Rp 240.36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk produk kain pel : Bagian pencelupan = Rp. 10.880.720 untuk 52.800 potong Biaya per unit = Rp. 10.880.720 : 52.800 = Rp. 206 Bagian pengelosan = Rp. 18.490.000 untuk 52.800 potong Biaya per unit = Rp. 18.490.000 : 52.800 = Rp. 350 Bagian penenunan - pencucukan biaya per unit = Rp. 5.776.056 untuk 52.800 potong = Rp. 5.776.056 : 52.800 = Rp. 109 - penenunan biaya per unit = Rp. 72.045.600 untuk 52.800 potong = Rp. 72.045.600 : 52.800 = Rp. 1364,5 Bagian gudang - penjahitan biaya per unit = Rp 5.280.000 untuk 52.800 potong = Rp 5.280.000 : 52.800 = Rp 100 - pengepakan biaya per unit = Rp 3.090.252 untuk 52.800 potong = Rp 3.090.252 : 52.800 = Rp 58,5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERHITUNGAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG Bagian Pencelupan Pengelosan Penenunan - pencucukan - penenunan Gudang - penjahitan - pengepakan Rp Rp semua jenis 20.149.200,00 Rp 34.243.200,00 Rp selimut 4.231.332,00 Rp 7.191.072,00 Rp kain pel btkl per bagian (selimut) btkl per bagian (pel) 10.880.568,00 Rp 846,27 Rp 206,07 18.491.328,00 Rp 1.438,21 Rp 350,21 Rp Rp 10.698.000,00 Rp 133.423.200,00 Rp 2.246.580,00 Rp 28.018.872,00 Rp 5.776.920,00 Rp 72.048.528,00 Rp 449,32 Rp 5.603,32 Rp 109,41 1.364,56 5.257.872,00 Rp 3.090.312,00 Rp 115.545.528,00 52800 Rp 2.188,36 408,95 Rp 240,36 Rp 99,58 58,53 8.986,43 Rp 2.188,36 9.736.800,00 Rp 5.722.800,00 Rp Rp unit yang dihasilkan = 5000 jadi biaya per unit 202.792.500/57800 Rp keterangan Rp Rp selimut yang dihasilkan = kain pel yang dihasilkan = 2.044.728,00 1.201.788,00 44.934.372,00 5000 8.986,87 Rp Rp Rp Rp 20,66% 54,55% 75,21% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK Untuk produk selimut Biaya Overhead pabrik = Rp 13 480 837,5 untuk 5000 potong Biaya per unit = Rp 13 480 837,5: 5000 potong = Rp 2700 Untuk produk kain pel Biaya Overhead pabrik = Rp 34 668 788,4 untuk 52 800 potong Biaya per unit = Rp 34 668 788,4 : 52 800 potong = Rp 660 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Metode Nilai Jual Relatif Produk Seragam Seragam Seragam Selimut Selimut Selimut Gestern karet Waslap tebal Waslap tipis Handuk Handuk Serbet Serbet Kain pel Kain dan daman Jml Produk 1800 3600 2160 5000 400 400 240 600 240 360 360 600 600 52800 240 harga jual / unit Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 17.000,00 12.500,00 17.000,00 26.500,00 19.700,00 28.000,00 14.000,00 3.150,00 2.700,00 22.500,00 17.000,00 9.000,00 7.500,00 22.000,00 19.500,00 nilai jual Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 30.600.000,00 45.000.000,00 36.720.000,00 132.500.000,00 7.880.000,00 11.200.000,00 3.360.000,00 1.890.000,00 648.000,00 8.100.000,00 6.120.000,00 5.400.000,00 4.500.000,00 1.161.600.000,00 4.680.000,00 1.460.198.000,00 nilai jual relatif 2,10% 3,08% 2,51% 9,07% 0,54% 0,77% 0,23% 0,13% 0,04% 0,55% 0,42% 0,37% 0,31% 79,55% 0,32% 100,00% alokasi bi bersama Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1.365.287,45 2.007.775,66 1.638.344,94 13.480.837,50 351.583,83 499.713,05 149.913,92 84.326,58 28.911,97 361.399,62 273.057,49 240.933,08 200.777,57 34.668.788,40 208.808,67 65.150.000,00 HPP bersama per unit Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 758,49 557,72 758,49 2.696,17 878,96 1.249,28 624,64 140,54 120,49 1.003,89 758,49 401,56 334,63 656,61 870,04 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERHITUNGAN BIAYA SELAMA TAHUN 2005 UNTUK PRODUK SELIMUT KODE :243, JUMLAH : 10.000 Meter Biaya Bahan Baku Keterangan Benang 20/s Benang 42/s Kuantitas 3.235 kg - Harga Rp. 19.700/kg Rp. Total Jumlah Rp. 63.729.500 Rp. Rp. 63.729.500 Biaya Bahan penolong Keterangan Venter Zn Kanji Bahan bakar Kuantitas Harga 10.000 mtr 10.000 mtr 10.000 mtr 10.000 mtr Rp. 41.25/mtr Rp. 31.25/mtr Rp. 17/mtr Rp. 36/mtr Total Jumlah Rp. 412.500 Rp. 312.500 Rp. 170.000 Rp. 360.000 Rp. 1.255.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Keterangan Pencelupan Pengelosan Pencucukan Penenunan Penjahitan Pengepakan Kuantitas 3.235 kg 3.235 kg 64.575 hl 10000 m 5000 pt 25 pak Harga Rp 1.308 Rp 2.223 Rp 34,79 Rp 2.802 Rp 409 Rp 48.071 Total Jumlah Rp 4.231.380 Rp 7.191.405 Rp 2.246.564 Rp 28.020.000 Rp 2.045.000 Rp 1.201.775 Rp 44.936.125 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Biaya Overhead Pabrik Keterangan Dasar Tarif Biaya Tenaga Kerja Langsung Tarif 30 % dari Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Total Jumlah 30 % x 115.562.628 Rp 34 668 788,4 Total Biaya Produksi untuk kain pel Selama tahun 2005 Keterangan Biaya Bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Total Jumlah Rp 527.200.000 Rp 2.044.812 Rp 115.562.628 Rp 34 668 788,4 Rp 679 476 228,4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERHITUNGAN BIAYA UNTUK PRODUK KAIN PEL KODE : 151, jumlah : 26.400 meter Biaya Bahan Baku Keterangan Benang 20/s Benang 42/s Kuantitas 38 250 kg 13.200 kg Harga Satuan Rp. 19.700 Rp. 8.300 Total Jumlah Rp. 753 525 000 Rp. 109.560.000 Rp 863 085 000 Biaya Bahan penolong Keterangan Venter Zn Kanji kaporit Bahan bakar Kuantitas 26.400 mtr 26.400 mtr 26.400 mtr 26.400 mtr 26.400 mtr Harga Rp. 20,625/mtr Rp. 15,63 /mtr Rp. 8,50 /mtr Rp. 12,25 /mtr Rp. 20,45 Total Jumlah Rp. 544.500 Rp. 412.632 Rp. 224.400 Rp. 323.400 Rp. 539.880 Rp. 2.044.812 Biaya Tenaga Kerja Langsung Keterangan Pencelupan Pengelosan Pencucukan Penenunan Penjahitan Pengepakan Kuantitas 51 450 kg 51 450 kg 34.848 kg 26.400 m 26.400 m 132 pak Harga Satuan Rp 211,48 Rp 359,38 Rp 165,75 Rp 2729 Rp 200 Rp 23.411 Total Jumlah Rp 10.880.720 Rp 18.490.000 Rp 5.776.056 Rp 72.045.600 Rp 5.280.000 Rp 3.090.252 Rp 115.562.628 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Biaya Overhead Pabrik Keterangan Dasar Tarif Biaya Tenaga Kerja Langsung Tarif 30 % dari Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Total Jumlah 30 % x 44.936.125 13 480 837,5 Total Biaya Produksi untuk selimut Selama tahun 2005 Keterangan Biaya Bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Jumlah Jumlah Rp 63.729.500 Rp 1.255.000 Rp 44.936.125 Rp 13 480 837,5 Rp 123 401 462,5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU No Produk 1 Selimut 2 Kain Pel kode 243 151 hrg. Benang 20/s 42/s a b 63.729.500 753.525.000 109.560.000 Total c=(a+b) 63.729.500 863.085.000 Yang dihasilkan (dalam potong) d 5.000 52.800 Biaya per unit Rp Rp f=(c/d) 12.746 16.346 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ANGGARAN BIAYA EVERHEAD PABRIK NO 1 2 3 4 5 6 7 8 Jenis Biaya Bi. Tenaga kerja tak langsung Bi. Listrik dan air Bi. Pemeliharaan dan reparasi Bi. Penyusutan Bi. Angkut Pembelian Bi. Kesejahteraan karyawan Bi. Simpan Bi. Transportasi Jumlah BOP dianggarkan 1 bulan Jumlah BOP dianggarkan 1 tahun Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Jumlah 1.000.000,00 1.500.000,00 100.000,00 250.000,00 300.000,00 2.000.000,00 100.000,00 180.000,00 5.430.000,00 65.160.000,00 ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG NO 1 2 3 4 5 6 Jenis Biaya Bagian Pencelupan Bagian Pengelosan Bagian Pencucukan Bagian Penenunan Bagian Penjahitan Bagian Pengepakan Jumlah BTKL dianggarkan 1 bulan Jumlah BTKL dianggarkan 1 tahun Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Jumlah 1.700.000,00 2.850.000,00 890.000,00 11.200.000,00 850.000,00 500.000,00 17.990.000,00 215.880.000,00 PENENTUAN TARIF BOP a b BOP dianggarkan 1 tahun BTKL dianggarkan 1 tahun Tarif BOP = a/b x 100% Rp Rp 65.160.000,00 215.880.000,00 30% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Daftar Biaya-Biaya Produksi dan Non Produksi Perusahaan Boro Pertenunan Selama Th. 2005 Bulan Jumlah Pemeliharaan Gedung Pemeliharaan Alat Tenun Gaji Produksi Gaji Non Produksi Transportasi Alat Kantor Astek Listrik Promo Bahan Bakar BOP lainlain Wenter Januari 59.923.350 89.000 115.900 18.232.500 687.500 168.500 160.800 1.334.300 192.500 206.350 502.600 Februari 22.970.000 101.000 164.800 18.232.500 687.500 183.000 143.800 1.241.500 319.000 649.200 610.500 Maret 64.119.600 78.000 95.250 18.232.500 687.500 210.600 194.050 1.284.000 211.000 450.250 1.019.700 April 23.902.200 61.250 18.232.500 687.500 235.000 331.000 1.643.700 192.500 265.400 1.616.150 Mei 39.083.400 27.600 130.000 18.232.500 687.500 176.500 84.850 1.729.300 191.000 170.000 453.250 Benang Administrasi dan Umum 38.006.000 410.000 41.001.550 410.000 22.000.000 410.000 410.000 410.000 Juni 23.800.350 50.000 125.500 18.232.500 687.500 150.000 105.350 1.460.450 150.250 350.000 1.843.600 Juli 23.571.200 21.000 55.000 18.232.500 687.500 232.200 203.150 1.555.750 110.000 570.000 827.600 410.000 410.000 Agustus 23.960.700 29.000 23.500 18.232.500 687.500 206.800 463.150 1.620.000 419.750 249.250 1.232.450 410.000 September 26.737.100 56.000 22.300 18.232.500 687.500 126.800 317.300 1.760.050 364.750 200.250 740.150 410.000 Oktober 23.487.800 58.900 70.250 18.232.500 687.500 106.800 435.100 1.752.590 429.250 200.000 717.250 410.000 Nopember 57.115.408 62.250 41.000 18.232.500 687.500 222.500 135.000 1.677.300 Desember Jumlah Biaya Produksi Jumlah Biaya non Produksi 46.041.400 79.750 164.000 18.232.500 687.500 114.500 250.000 1.424.750 2.000.000 400.000 100.000 697.000 34.233.150 410.000 110.000 195.000 1.312.500 22.833.700 410.000 474.712.588 15.170.000 8.250.000 2.000.000 4.920.000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DATA BIAYA UNTUK PEMBUATAN SELIMUT & KAIN PEL PRODUK SELIMUT Kain 100 meter (@ selimut = 2 meter kain) menghasilkan 50 unit/potong selimut Bahan Baku kain 20/s yang diperlukan 32.35 kg (harga Rp 19.700/kg) Bahan penolong yang diperlukan Venter = 250 gram (harga Rp 16.500/kg) Kanji = 1 kg (harga Rp 1700/kg) Zn = 250 gram (harga Rp 12.500/kg) Bahan bakar = Rp 6000 per hari PRODUK KAIN PEL Kain 100 meter (@ kain pel = 0.5 meter kain) menghasilkan 200 unit/potong kain pel Bahan Baku kain 20/s yang diperlukan 4.152 kg Bahan penolong yang diperlukan Venter = 250 gram (harga Rp 16.500/kg) Kanji = 1 kg (harga Rp 1700/kg) Zn = 250 gram (harga Rp 12.500/kg) Kaporit Bahan bakar = 300 gram (harga Rp 122.500/15 kg) = Rp 6000 per hari Sumber : Santa Maria Boro PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perhitungan Mark up ROI yang diinginkan = 9% Aktiva yang ditanamkan = Rp 47.000.000 ROI yang diinginkan atas aktiva ditanamkan adalah :9% x 47 000 000 '= Rp 4.230.000 Biaya Non produksi Gaji mandor Rp Adm&umum Rp Promo Rp 8.250.000 4.920.000 2.000.000 Total Bi Non prod Rp 15.170.000 Mark up = ROI diinginkan atas aktiva ditanamkan + biaya Non Produksi Biaya produksi = (9 % x 47 000 000) + 15 170 000 474712588 = 4,09% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2. Proses Produksi Selimut Palet Pakan 20/s Lusi 20/s Dapur Bak Perendam Bak Cucuk Tenun Kelos Hani Finishing Bomm Lusi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 3. Proses Produksi Kain Pel Palet Pakan 20/s Lusi 42/s Dapur Bak Perendam Bak Cucuk Tenun Kelos Hani Finishing Bomm Lusi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PROSES PRODUKSI SELIMUT DAN KAIN PEL PERUSAHAAN PERTENUNAN “SANTA MARIA BORO” Tahap I Dapur Tempat Penggodokan Benang Proses Penggunaan Kayu Bakar Tahap II Perendaman Tempat Pewarnaan Benang Tahap III Pengeringan Tempat Pengeringan benang yang sudah diberi pewarna Proses Pengeringan dengan bantuan sinar matahari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tahap IV.a Kelos Proses Penggulungan benang Gulungan berbentuk silinder yang dibuat membesar bagian tengahnya Tahap IV.b Palet Proses Penggulungan benang, hampir sama dengan kelos PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tahap V Hani Proses Penggulungan benang ke silinder hani Tahap VI Boom Lusi Proses Penggulungan benang yang sudah dimasukan dalam alat tenun. Tahap VII Cucuk Tenun Proses Penenunan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tahap VIII.a Finishing Gudang Tahap VIII.b Finishing Showroom PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI