EVALUASI PENGETAHUAN PERAWAT JIWA

advertisement
Idea Nursing Journal
ISSN: 2087-2879
Vol IV No. 3 2013
EVALUASI PENGETAHUAN PERAWAT JIWA TENTANG KESIAPSIAGAAN
MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI
Evaluation of mental health nurses’ knowledge about disaster preparedness for earth
quake and tsunami
Roslaini1*, Agussabti2, dan Nizam3
1
Magister Kebencanaan Pascasarjana Unsyiah
2
Fakultas Pertanian Unsyiah
3
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh
1
Master of Disaster, Syiah Kuala University
2
Agriculture Faculty, Syiah Kuala University
3
Public Health Faculty, Muhammadiyah Aceh University
Korespondensi: [email protected]
Abstrak
Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana
gempa bumi dan tsunami pada 50 orang perawat kesehatan jiwa masyarakat di Kota Banda Aceh dan di
Kabupaten Aceh Besar dengan menggunakan desain penelitian eksperimen dalam bentuk intervensi
penyegaran (refreshing) yang dilakukan pada bulan Maret 2013, dan nilai mean dianalisis melalui uji statistik
paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana
gempa bumi dan tsunami yang signifikan antara sebelum dan setelah penyegaran (p=0,001) dengan selisih
mean (Ď) sebesar 9,56. Perbedaan nilai mean pengetahuan ini diperoleh pada manajemen bencana (Ď=3,66),
analisa risiko (Ď=1,22), dampak bencana (Ď=3,08), dan keterampilan (Ď=1,56). Penyegaran pengetahuan
dengan menggunakan instrumen penelitian ini perlu dilakukan secara berkala bagi perawat kesehatan jiwa
masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.
Kata Kunci: pengetahuan, perawat kesehatan jiwa, bencana.
Abstract
This quantitative study aimed to determine mean differences in knowledge about earthquake and tsunami
disaster preparedness on 50 community mental health nurses in Banda Aceh and Aceh Besar distric. An
experimental research design was used in form of refreshment intervention and was conducted in March
2013. The paired t-test was used for statistical analysis. The study suggests the significant difference in
knowledge about disaster preparedness earthquake and tsunami before and after refreshment (p = 0.001)
with a mean difference (Ď) of 9.56. The mean difference (Ď) on knowledge of disaster management was 3.66,
risk analysis was 1.22, impact of disasters was 3.08, and skills was 1.56. Refreshement of knowledge using
the current research instruments needs to be done regularly for community mental health nurses to improve
their preparedness on the earthquakes and the tsunami.
Keywords: knowledge, community mental health, disaster
Pendahuluan
Sejarah kebencanaan
tsunami 26 Desember
peristiwa besar yang
dalam penghidupan
gempa bumi dan
2004 merupakan
membawa dampak
masyarakat Aceh
umumnya dan Kota Banda Aceh dan
Kabupaten
Aceh
Besar
khususnya.
Akibatnya korban jiwa yang berjatuhan
mencapai 126.741 jiwa, sebanyak 93.285
jiwa dinyatakan hilang, sekitar 500.000 jiwa
kehilangan hunian, sementara 750.000-an
1
Idea Nursing Journal
jiwa
mendadak
berstatus
tunakarya.
Penanggulangan
kedaruratan
sektor
kesehatan chaos. Tenaga kesehatan lokal,
termasuk perawat kesehatan jiwa, tidak
banyak berperan dalam penanggulangan
kedaruratan
pascabencana.
Hal
ini
disebabkan oleh 245 tenaga kesehatan
dinyatakan meninggal dan 413 jiwa
dilaporkan hilang. Kondisi tersebut semakin
diperparah dengan adanya kerusakan
terhadap 517 sarana pelayanan kesehatan (
BRR NAD-NIAS, 2007).
Kesadaran akan pentingnya pengembangan
di
bidang
kesehatan
jiwa
terjadi
pascabencana gempa bumi dan tsunami
tahun 2004, partisipasi dari berbagai NonGovernment
Organizations
(NGO)
internasional dalam memberikan pendanaan
yang besar untuk pelayanan kesehatan jiwa.
Diawali dengan pengembangan kapasitas
pemberi pelayanan kesehatan pada tingkat
komunitas yaitu pembentukan perawat
kesehatan jiwa masyarakat. Pada bulan Mei
tahun 2005 sudah dilakukan pelatihan
perawat kesehatan jiwa masyarakat di
seluruh Puskesmas yang ada di 23
Kabupaten/kota di Aceh, termasuk Aceh
Besar dan Banda Aceh, oleh NGO seperti
WHO, ADB, IOM, CBM, HSP USAID, ADBETESP (Dinkes. Aceh, 2012).
Pelatihan
perawat
kesehatan
jiwa
masyarakat di Aceh pascabencana gempa
bumi dan tsunami, merupakan langkah awal
pencerahan
terhadap
pembangunan
pelayanan
kesehatan
jiwa
berbasis
masyarakat. Program ini lahir dari latar
belakang lumpuhnya pelayanan kesehatan
jiwa di masyarakat selama bencana di Aceh.
Tiga bulan setelah tsunami program
pelatihan
perawat
kesehatan
jiwa
masyarakat (Community Mental Health
Nurse) di Puskesmas dilaksanakan, pelatihan
ini dicanangkan atas rekomendasi dari WHO
dengan tujuan mendekatkan pelayanan
2
Roslaini, dkk
kepada masyarakat. Kurikulum pelatihan
terdiri dari tiga fase: Basic Course
Community Mental Health Nursing (BC
CMHN), Intermediate Course Community
Mental Health Nursing (IC-CMHN),
Advanced Course Community Mental Health
Nursing (AC-CMHN).
Perawatan kesehatan jiwa masyarakat
dengan
NGO
(Non
Goverment
Organization) konsen di bidang advokasi
kesehatan
jiwa,
promosi,
prevensi,
implementasi serta rehabilitasi termasuk
penanganan
dari
dampak
bencana.
Masuknya
kurikulum
penanggulangan
bencana pada pelatihan perawat kesehatan
jiwa masyarakat merupakan suatu terobosan
cemerlang dari sistem pelayanan kesehatan
jiwa. Terobosan baru ini sangat diharapkan,
mengingat kondisi wilayah Aceh yang
rawan terhadap bencana alam maupun
bencana akibat ulah manusia yang
berdampak langsung pada kesehatan jiwa
masyarakat.
Bencana Gempa Bumi 11 April 2012 juga
menyebabkan 3.080 mengungsi di berbagai
titik pengungsian di Aceh Besar, Aceh
Barat, Aceh Selatan dan Banda Aceh
(BPBA, 2012), namun tidak ada laporan
bahwa perawat kesehatan jiwa masyarakat
melakukan pelayanan keperawatan jiwa di
tempat-tempat
pengungsian
tersebut,
padahal di tempat pengungsian tersebut ada
masyarakat yang membutuhkan pelayanan
keperawatan jiwa. Perawat kesehatan jiwa
masyarakat sangat diharapkan dapat
berperan dalam melakukan triage kesehatan
jiwa masyarakat pascabencana, mengelola
respons
stres
penyintas,
memberi
pertolongan terhadap kebutuhan psikososial.
Peran tersebut dapat dilakukan apabila
pengetahuan tentang kesiapsiagaan terhadap
bencana cukup memadai.
Idea Nursing Journal
Metode
Metode penelitian ini adalah eksperimen
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif
dalam
penelitian
ini
menggunakan pendekatan pre-eksperimental
(quasi
experimental)
dengan
model
rancangan eksperimental seri (time series
design) (Pratiknya, 2010).
Dalam desain ini, kepada unit percobaan
dilakukan dua kali pengukuran. Pengukuran
pertama dilakukan sebelum perlakuan atau
penyegaran diberikan dan pengukuran kedua
dilakukan sesudah perlakuan dilaksanakan.
Uji t berpasangan (paired t-test) digunakan
untuk menguji hipotesa, dimana data yang
digunakan tidak bebas (berpasangan) dan
sampel menggunakan individu yang sama,
namun tetap memperoleh 2 macam data
sampel yaitu data sebelum perlakuan (pre
test) dan data setelah perlakuan (post test).
Selanjutnya dibandingkan antara nilai pre
test dan post test. Pertama-tama diukur mean
pengetahuan perawat kesehatan jiwa
masyarakat tentang kesiapsiagaan di seluruh
Puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh
Besar dan Kota Banda Aceh, dengan
mengadakan pre test (T0) sebelum perlakuan
dikenakan. Sesudah perlakuan dikenakan
diukur
lagi
pengetahuan
tentang
kesiapsiagaan dengan menggunakan post
test (T1). Kemudian dibuat perbandingan
antara mean
pengetahuan tentang
kesiapsiagaan (T0) dan (T1) untuk melihat
bagaimana pengetahuan perawat tentang
kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi
dan tsunami setelah dilakukan perlakuan.
Hasil
Data Demografi
Total responden dalam penelitian ini
berjumlah 50 orang yang tersebar di Kota
Vol IV No. 3
Banda Aceh sebanyak 14 orang (28%) dan
di Kabupaten Aceh Besar berjumlah 36
orang (72%). Responden yang berjenis
kelamin laki-laki berjumlah 7 orang (14%)
dan berjenis kelamin perempuan berjumlah
43 orang (86%). Responden yang telah
menikah berjumlah 47 orang (94%), (4%)
janda dan (2%) belum menikah. Usia
responden berkisar antara 24 hingga 56
tahun dan yang rata-rata berusia sedang
antara 32 sampai 44,5 tahun sebanyak 32
orang (64%).
Latar belakang pendidikan keperawatan
responden adalah SPK 22 orang (44%), DIII Keperawatan 21 orang (42%), disusul DIV Keperawatan 3 orang (6%) dan Sarjana
Keperawatan 4 orang (8%). Latar belakang
pendidikan
keperawatan
responden
tergolong rendah, (44%) berpendidikan SPK
atau setara SMU dan hanya (4%)
berpendidikan Sarjana (S1).
Keikutsertaan pelatihan responden tentang
bencana gempa bumi dan tsunami yaitu
pelatihan CMHN, terdiri dari 41 orang
(82%) mengikuti pelatihan BC-CMHN, 27
orang (54%) mengikuti pelatihan IC-CMHN
dan 24 orang (48%) mengikuti pelatihan
AC-CMHN, total pelatihan CMHN yang
diikuti
mencapai
(62%),
sedangkan
pelatihan bencana lainnya lebih sedikit
diikuti dan berjumlah (16%).
Keikutsertaan
latihan
(drill)
penanggulangan bencana sangat rendah,
hanya 7 orang (14%) dari total 50 orang
responden, 43 orang (86%) responden yang
tidak
pernah
mengikuti
drill
penanggulangan bencana.
Responden yang memiliki pengalaman
klinik yang tinggi dalam menangani masalah
keperawatan jiwa yaitu melakukan rujukan
kasus gangguan jiwa ke pelayanan yang
lebih tinggi seperti Rumah Sakit Jiwa
3
Idea Nursing Journal
Roslaini, dkk
sebanyak 42 orang (84%), sedangkan yang
memiliki pengalaman rendah adalah
pengalaman klinik responden dalam hal
melakukan advokasi dengan multidisiplin
dalam menangani masalah kesehatan jiwa
pascabencana, hanya berjumlah 19 orang
(38%).
Responden yang memiliki riwayat persepsi
tentang risiko dan beratnya dampak bencana
gempa bumi dan tsunami berada pada
kategori ringan sebesar (4%), sedang (14%)
dan berat (82%). Dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar (82%) responden telah
memiliki persepsi yang benar tentang risiko
dan beratnya dampak dari bencana gempa
bumi dan tsunami.
Hasil sebelum dan setelah penyegaran
pengetahuan
tentang
manajemen
bencana.
Tabel 1. Analisis bivariat antara pre dan post
test penyegaran pengetahuan tentang
manajemen bencana Tahun 2013 (n= 50)
Mean
Std.
Manajemen
Std.
Paired
Mean
Error
Bencana
Deviation
Differe
Mean
nces
Pre Test
6.20
1.784
.252
Post Test
9.86
1.980
.280
Selisih
3,66
0,196
0,028
-3.660
Sig.
.001
Tabel 1, menunjukkan bahwa total nilai
mean dan standar deviasi pre test total
pengetahuan tentang manajemen bencana
perawat kesehatan jiwa masyarakat adalah
(M = 6,20, SD = 1,784). Total nilai mean
dan standar deviasi post test total
pengetahuan perawat kesehatan jiwa
masyarakat adalah (M = 9,86, SD = 1,980).
Ditemukan adanya peningkatan pengetahuan
4
tentang manajemen bencana yang bermakna
dari sebelum dan setelah penyegaran
dilakukan.
Hasil sebelum dan setelah penyegaran
pengetahuan tentang analisa risiko
bencana
Tabel 2. Analisis bivariat antara pre dan post
test penyegaran pengetahuan tentang analisa
risiko bencana (n = 50)
Analisa
Risiko
Mean
Std.
Std.
Paired
Mean Deviat Error
Differen
ion Mean
ces
Pre Test
4.64
1.601
.226
Post Test
5.90
1.129
.160
Selisih
1.22
-0.472 -0.066
-1.260
Sig.
.001
Tabel 2, menunjukkan bahwa total nilai
mean dan standar deviasi pre test total
pengetahuan tentang analisa risiko perawat
kesehatan jiwa masyarakat adalah (M =
4,64, SD = 1,601. Total nilai mean dan
standar deviasi post test total pengetahuan
tentang analisa risiko perawat kesehatan
jiwa masyarakat adalah (M = 5,90, SD =
1,129). Adanya peningkatan pengetahuan
tentang analisa risiko yang bermakna dari
sebelum dan setelah penyegaran dilakukan.
Hasil sebelum dan setelah penyegaran
pengetahuan tentang dampak bencana
Tabel 3, menunjukkan bahwa total nilai
mean dan standar deviasi pre test total
pengetahuan tentang dampak bencana
perawat kesehatan jiwa masyarakat adalah
(M = 3,80, SD = 2,119) Total nilai mean dan
standar deviasi post test total pengetahuan
tentang dampak bencana perawat kesehatan
jiwa masyarakat adalah (M = 6,88, SD =
1,446). Adanya peningkatan pengetahuan
tentang dampak bencana yang bermakna
Idea Nursing Journal
dari sebelum
dilakukan.
dan
Vol IV No. 3
setelah
penyegaran
Tabel 3. Analisis bivariat antara pre dan post
test penyegaran pengetahuan tentang
dampak bencana (n = 50)
Dampak
Bencana
Mean
Std.
Std.
Paired
Mean Deviati Error
Differenc
on
Mean
es
Pre Test
3.80
2.119
.300
Post Test
6.88
1.466
.207
Selisih
3.08
-0.653 -0.093
-3.080
Sig.
.001
Hasil sebelum dan setelah penyegaran
pengetahuan tentang keterampilan.
Tabel 4. Analisis bivariat antara pre dan post
test penyegaran pengetahuan tentang
keterampilan (n = 50)
Keterampilan
Mean
Std.
Std.
Paired
Mean Deviat Error
Differen
ion
Mean
ces
Pre Test
6.10
1.982
.280
Post Test
7.66
1.319
.187
Selisih
1.56
-0.663 -0.093
-1.560
Sig.
.001
Tabel 4, menunjukkan bahwa total nilai
mean dan standar deviasi pre test total
pengetahuan
tentang
keterampilan
perawat kesehatan jiwa masyarakat
adalah (M = 6,10, SD = 1,982) Total
nilai mean dan standar deviasi post test
total pengetahuan tentang keterampilan
perawat kesehatan jiwa masyarakat
adalah (M = 7,66 SD = 1,319). Adanya
peningkatan
pengetahuan
tentang
keterampilan yang bermakna dari
sebelum dan setelah penyegaran
dilakukan.
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
adanya peningkatan mean antara sebelum
dan setelah perlakuan diberikan dengan
selisih mean 3,66 atau nilai p-value = 0,001,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan pengetahuan tentang manajemen
bencana gempa bumi dan tsunami perawat
kesehatan jiwa masyarakat antara sebelum
dan setelah perlakuan diberikan
Peneliti mengasumsikan bahwa penyegaran
efektif meningkatkan pengetahuan tentang
manajemen gempa bumi dan tsunami.
Penelitian sesuai dilakukan oleh Hermawati
et al (2010) bahwa pengetahuan perawat di
RSUDZA Aceh tentang manajemen bencana
tsunami berada pada kategori sedang dengan
Mean 1,9 dan Standar Deviasi 0,7.
Pentingnya pengetahuan perawat tentang
manajemen bencana adalah untuk dapat
berkontribusi dalam pengambilan keputusan
di setiap fase siklus manajemen bencana
dengan
tujuan
dapat
menghasilkan
kesiapsiagaan yang lebih besar, lebih banyak
peringatan, mengurangi kerentanan dan
pencegahan terhadap bencana yang akan
datang. Siklus manajemen bencana yang
komplit mencakup pembentukan kebijakan
dan perencanaan, baik menunjukkan
penyebab maupun mitigasi dari bencana
yang
berdampak
terhadap
manusia,
bangunan dan infrastruktur (VUSSC, 2001).
Dari analisa tentang pengetahuan perawat
mengenai risiko bencana, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa adanya peningkatan
mean antara sebelum dan setelah perlakuan
5
Idea Nursing Journal
diberikan dengan selisih mean 1,22 atau
nilai p-value = 0,001 sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
ada
perbedaan
pengetahuan tentang analisa risiko perawat
kesehatan jiwa masyarakat antara sebelum
dan setelah perlakuan diberikan
Peneliti mengasumsikan bahwa penyegaran
efektif meningkatkan pengetahuan tentang
analisa risiko bencana gempa bumi dan
tsunami. Penelitian sesuai dilakukan
Jennings (2003) tentang studi kasus pada 4
orang perawat yang menolong korban banjir
di Bristol, ditemukan banyaknya risiko di
daerah bencana tersebut seperti tidak adanya
shelters, tidak dijumpai perawat yang
mengerti tentang manajemen bencana, tidak
semua masyarakat mengerti bahasa Inggris.
Bencana gempa bumi di Aceh telah terjadi
dalam kurun waktu antara tahun 2005
sampai 2009 sebanyak 27 kali. Hampir
seluruh Kabupaten/Kota diperkirakan akan
berisiko terkena bencana gempa bumi
serupa, termasuk Kota Banda Aceh dan
Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan risiko
bencana tsunami Aceh dapat diperkirakan
dari sejarah tsunami tanggal 26 Desember
2004 yang dipicu oleh gempa bumi dengan
kekuatan 8,9 SR pada titik kedalaman 35 km
yang menyebabkan korban jiwa, harta benda
dengan perkiraan kerugian mencapai 44.4
triliun, maka potensi bencana tsunami masih
akan terjadi di wilayah Kota Banda Aceh
dan Kabupaten Aceh Besar (RAD PRB
ACEH, 2010-2012).
Risiko terjadinya masalah kesehatan jiwa di
Aceh termasuk Kota Banda Aceh dan
Kabupaten Aceh Besar akan semakin
meningkat, hal ini sesuai dengan penelitian
Frankenberg
(2008)
tentang
kasus
Posttraumatic Stress Reactivity (PTSR)
dengan 0,16 terjadi pada wilayah berdampak
parah tsunami 0,17 dan pada wilayah
6
Roslaini, dkk
berdampak sedang dan 0,14 pada daerah
yang tidak berdampak tsunami.
Sedangkan
pentingnya
pengetahuan
tentang analisa risiko yang mencakup
identifikasi bahaya, analisis kerentanan
dan penilaian risiko yang merupakan tiga
landasan pengumpulan data untuk
perencanaan bencana (RAD PRB
ACEH, 2010-2012). Identifikasi bahaya
dan analisis adalah suatu metode
perencanaan dalam mengidentifikasi
peristiwa
yang
paling
mungkin
masyarakat alami dan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan untuk
pencegahan, mitigasi, dan respon
terhadap bencana (Veenema, 2007).
Analisis data mengenai hasil sebelum dan
setelah penyegaran pengetahuan tentang
dampak
bencana, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa adanya peningkatan
mean antara sebelum dan setelah perlakuan
diberikan dengan selisih mean 3,08 atau
nilai p-value = 0,001, sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
ada
perbedaan
pengetahuan tentang dampak bencana
perawat kesehatan jiwa masyarakat antara
sebelum dan setelah perlakuan diberikan.
Peneliti mengasumsikan bahwa penyegaran
efektif meningkatkan pengetahuan tentang
dampak bencana gempa bumi dan tsunami.
Penelitian sesuai dilakukan oleh Hermawati,
et al (2010) tentang pengetahuan dampak
bencana
tsunami
terhadap
perawat
RSUDZA Aceh berada pada kategori sedang
dengan Mean 1,8 dan Standar Deviasi 0,6.
Menurut asumsi peneliti bencana gempa
bumi dan tsunami 2004 silam, telah
memberikan dampak dalam penghidupan
masyarakat Aceh umumnya dan Kota Banda
Aceh dan Kabupaten Aceh Besar khususnya,
Idea Nursing Journal
baik berupa korban jiwa, kerugian harta
benda maupun krisis multidimensi lainnya,
sehingga diharapkan perawat kesehatan jiwa
masyarakat yang merupakan bagian dari
petugas penanggulangan bencana memiliki
pengetahuan yang memadai tentang dampak
bencana.
Hal ini sesuai dengan pendapat Keliat, dkk
(2011) bahwa keperawatan kesehatan jiwa
komunitas merupakan suatu ilmu yang dapat
digunakan untuk membantu masyarakat
menyelesaikan masalah akibat dampak
bencana konflik, gempa bumi dan tsunami.
Pelayanan keperawatan holistik adalah
pelayanan menyeluruh pada semua aspek
kehidupan manusia yaitu aspek bio-psikososio-kultural dan spiritual. Perawat
kesehatan jiwa masyarakat diharapkan dapat
mengkaji dampak yang ditimbulkan oleh
bencana gempa bumi dan tsunami secara
holistik (Keliat dkk, 2011).
Mengenai
pengetahuan
tentang
keterampilan,
hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa adanya peningkatan
mean antara sebelum dan setelah perlakuan
diberikan dengan selisih mean 1,56 atau
nilai p-value = 0,001, sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
ada
perbedaan
pengetahuan tentang keterampilan perawat
kesehatan jiwa masyarakat antara sebelum
dan setelah perlakuan diberikan
Peneliti
mengasumsikan
bahwa
penyegaran
efektif
meningkatkan
pengetahuan tentang keterampilan dalam
menghadapi bencana gempa bumi dan
tsunami. Penelitian sesuai dilakukan Yin
(2011) dijumpai (50%) perawat (n=12),
mereka
mengatakan
membutuhkan
pengalaman selama tiga tahun untuk
menjadi petugas utama penanggulangan
bencana, serta (100%) dengan (n=24)
dari perawat dan (96,9%) dengan (n=63)
dari praktisi kesehatan mengatakan
Vol IV No. 3
bahwa
memiliki
keterampilan
kegawatdaruratan melalui pelatihan
sangat
penting
bagi
petugas
penanggulangan bencana pertama.
Pentingnya pengetahuan perawat kesehatan
jiwa masyarakat
tentang keterampilan
dalam manajemen bencana menurut
(Langan, et al (2005), Hughes, et al (2007)
dalam Tillman (2011) adalah (a) mampu
mengelola respons stres korban bencana, (b)
mampu melakukan triage kesehatan jiwa,
(c) mampu memberikan pertolongan
pertama
psikososial
dan
perawatan
kedaruratan,
(d)
mampu
memenuhi
kebutuhan fisik korban bencana, (e) mampu
memberikan kenyamanan dan perlindungan
terhadap korban bencana, (f) mampu
membangun kepedulian dan memfasilitasi
hubungan
antar
sesama,
(g)
mengembangkan penilaian positif untuk diri
individu dan memfasilitasi peningkatan
pemberdayaan individu, (h) mengelola
dampak bencana terhadap struktur keluarga,
(i) mengelola dampak bencana terhadap
masyarakat, (j) melakukan Intervensi krisis,
termasuk
dukungan
psikologis,
(k)
menangani
masalah
kesehatan
jiwa
pascabencana, (l) melakukan advokasi, (m)
melakukan rujukan kasus.
Kesimpulan
Hasil uji statistik menujukkan bahwa ada
perbedaan hasil sebelum dan setelah
penyegaran pengetahuan tentang manajemen
bencana gempa bumi dan tsunami pada
perawat kesehatan jiwa masyarakat, dengan
selisih mean 3,66 (p-value = 0,001) antara
pre test dan post test. Hasil uji statistik
menujukkan bahwa ada perbedaan hasil
sebelum
dan
setelah
penyegaran
pengetahuan tentang analisa risiko bencana
7
Idea Nursing Journal
gempa bumi dan tsunami pada perawat
kesehatan jiwa masyarakat, dengan selisih
mean 1,22 (p-value = 0,001) antara pre test
dan post test. Hasil uji statistik menujukkan
bahwa ada perbedaan hasil sebelum dan
setelah penyegaran pengetahuan tentang
dampak bencana gempa bumi dan tsunami
pada perawat kesehatan jiwa masyarakat,
dengan selisih mean 3,08 (p-value = 0,001)
antara pre test dan post test. Hasil uji
statistik menujukkan bahwa ada perbedaan
hasil sebelum dan setelah penyegaran
pengetahuan tentang keterampilan bencana
gempa bumi dan tsunami pada perawat
kesehatan jiwa masyarakat, dengan selisih
mean 1,56 (p-value = 0,001) antara pre test
dan post test.
Diharapkan kepada pengambil kebijakan
atau penanggung jawab kesehatan jiwa
kabupaten/kota
agar
memberikan
penyegaran
secara
berkala
terhadap
pengetahuan tentang manajemen bencana,
analisa risiko, dampak serta keterampilan
dalam menghadapi bencana gempa bumi dan
tsunami kepada perawat kesehatan jiwa
masyarakat di Kota Banda Aceh dan
Kabupaten Aceh Besar. Dalam proses
penyegaran hendaknya dipakai kuesioner
pengetahuan yang telah diuji sebanyak
empat kali terhadap 40 responden yang
berbeda.
Referensi
Assotiation of State Territorial Directors of
Nursing (ASTDN). 2007. The Role of
Public Health Nurses in Emergency
Preparedness and Response. Position
Paper October 29, 2007.
Badan Penanggulangan Bencana Aceh,
2012, Data gempa bumi 11 April 2012.
8
Roslaini, dkk
Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi, NADNIAS, 2007. Laporan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi NAD-NIAS.
Dinas Kesehatan Aceh. 2012. Data
Kesehatan Jiwa.
Forum Keperawatan Bencana, Japanese Red
Cross Society,
Palang Merah
Indonesia.
2009.
Keperawatan
Bencana.
Keliat, B. A., Wiyono, P. A. and Susanti, H.
2011. Manajemen Kasus Gangguan
Jiwa CMHN (Intermediate Course).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Keliat, B. A., Akemat., Helena, N.C.D,
Nurhaeni, H. 2012. Keperawatan
Kesehatan Komunitas CMHN (Basic
Course). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Hermawati, D., Hatthakit, Chaowalid. 2010.
Nurses’ Preparedness of Knowledge
and Skills in Caring for Patients
Attacked by Tsunami in Indonesia and
Its Relating Factors The 2nd
International
Conference
on
Humanities and Social Sciences April
10th, 2010 Faculty of Liberal Arts,
Prince of Songkla University Palliative
Care_011.
Hughes, F., Dnurs., Grigg, M., Fritsch, K.
and Calder, S. 2007. Psychosocial
response in emergency situations-the
nurse’s role. International nursing
Review 54, 19-27.
Jennings, A. S. 2003. Teaching disaster
nursing by utilizing the Jennings
Disaster Nursing Management Model.
Idea Nursing Journal
Cleveland State University, Cleveland,
Ohio, USA. Nurse Education in
Practice.
2004.
4,
69–76.
www.elsevierhealth.com/journals/nepr
Langan, J. C. and James. D. C. 2005.
Preparing Nurses For Disaster
Management. Copyright By Pearson
Education, Inc, Upper Saddle River,
New Jersey 07458.
Vol IV No. 3
Yin, H., Haiyan, H., Paul, A., Jingci, Z.,
Jing, T. and Limei, Z. 2011.
Optimal qualifications, staffing and
scope of practice for first responder
nurses in disaster. Journal of
Clinical Nursing, 21,264-271.
Pratiknya, A.W. 2010. Dasar-Dasar
Metodelogi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada. ISBN 979-421-366-7.
Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko
Bencana Aceh, 2010-2012.
Tillman, P. 2011. Disaster Preparedness for
Nurses: A Teaching Guide. Journal
Contin Educ Nurs 2011;42(9):404-408.
Department of Nursing, Armstrong Atlantic State University, Savannah,
Georgia.
Veenema, T.G. 2007. Disaster Nursing and
Emergency Preparedness for chemical,
biological and radiological Terrorism
and other Hazard. 2 nd Ed, springer.
New York.
Virtual University for Small States of the
Commonwealth (VUSSC). C.O.L.
2001.
Introduction
to
Disaster
Management. Version 1,0. 1055 West
Hastings Street. Suit 1200. Vancouver,
BC V6E 2E9. Canada Marketing and
Dissemination, at the above address
(fax: +41 22 791 4806).
World Health Organization. 2005. Mental
Health Policy and Service Guidance
Package Human
Resources
And
Training In Mental Health.
9
Download