11 pendekatan konstruktivistik pembelajaran untuk meningkatkan

advertisement
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK PEMBELAJARAN
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR VOLUME
DAN LUAS SISI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG
SISWA KELAS IX D SMP NEGERI 30
PURWOREJO
Suprih Ediyanto
SMP Negeri 30 Purworejo
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam menentukan volum dan luas sisi bangun ruang sisi lengkung tabung
menggunakan pendekatan konstruktivistik .
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX D SMP Negeri
30 Purworejo. Aspek yang diamati adalah aktivitas siswa, sikap guru, dan
hasil belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar dari
kondisi awal ke siklus 1 dan siklus 2 yaitu: 41,02%, 56,41%, dant 80%.
Aktivitas siswa meningkat 25% (dari 50% menjadi 75%) dan nilai sikap
guru juga ada meningkat sebesar 10% (dari 70% menjadi 80%).Jadi
pendekatan konstruktivistik mampu meningkatkan ketrampilan siswa dalam
menentukan volum dan luas sisi bangun ruang sisi lengkung.
Kata Kunci: konstruktivistik
Pendahuluan
15 anak tuntas belajar atau lebih
Hasil belajar siswa dapat
dari 50% anak memperoleh nilai di
dilihat dari perolehan nilai ulangan
bawah batas tuntas. Padahal batas
harian. Hasil belajar matematika
tuntas untuk mata pelajaran mate-
tentang volum dan luas sisi bangun
matika adalah 63 dengan skala nilai
ruang sisi lengkung siswa kelas IX
10 – 100.
D semester gasal SMP Negeri 30
Prestasi belajar siswa tersebut
Purworejo sangat rendah dengan
masih dapat ditingkatkan. Untuk itu
rerata nilai 57. Dari 39 siswa kelas
peneliti tertarik melakukan peneliti-
IX D SMP Negeri 30 Purworejo,
an tindakan kelas dengan harapan
Suprih Ediyanto: Pendekatan Konstruktivistik Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
11
dapat meningkatkan hasil belajar
sisi bangun ruang sisi lengkung
matematika tentang volum dan luas
bagi siswa kelas IX D SMP Negeri
sisi bangun ruang sisi lengkung
30 Purworejo semester gasal tahun
siswa kelas IX D SMP Negeri 30
pelajaran 2008/2009 ?
Purworejo.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar
Kajian Teori
1. Teorema Konstruksi
Berdasarkan hasil eksperimen
matematika tentang volum dan luas
sisi bangun ruang sisi lengkung
bagi siswa kelas IX D SMP Negeri
30 Purworejo. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor siswa, faktor
materi, faktor guru, faktor proses
dan sebagainya. Salah satu faktor
proses tersebut adalah kurang tepatnya pendekatan pembelajaran yang
diterapkan guru dalam membahas
materi tentang volum dan luas sisi
bangun ruang sisi lengkung.
Banyak pendekatan yang da-
dan observasi yang dilakukan oleh
Bruner dan Kenney pada tahun
1963 (Lambas, 2004. Modul 24:
10), kedua pakar mengemukakan
empat prinsip tentang cara belajar
dan mengajar matematika yang
masing-masing
ini peneliti hanya akan meneliti
satu pendekatan saja yaitu pendekatan konstruktivistik. Selanjutnya
ingin diketahui apakah pendekatan
konstruktivistik dapat meningkatkan hasil belajar volum dan luas
sebagai
“teorema”. Keempat teorema tersebut adalah teorema konstruksi,
teorema notasi, teorema kekontrasan
dan
variasi
serta
teorema
konektivitas.
Dalam
pat diterapkan dalam pembelajaran
matematika, tetapi dalam penelitian
disebut
teorema konstruksi
dikatakan bahwa cara yang terbaik
bagi seseorang siswa untuk mempelajari sesuatu konsep atau prinsip
dalam matematika adalah dengan
mengkonstruksi sebuah representtasi
dari
konsep
atau
prinsip
tersebut. Siswa yang lebih dewasa
mungkin bisa memahami suatu
12
Suprih Ediyanto: Pendekatan Konstruktivistik Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
konsep atau suatu prinsip dalam
dibahas dalam mater pelajaran
matematika hanya dengan meng-
tersebut.
analisis sebuah representasi yang
2. Konstruksivisme
disajikan oleh guru mereka; akan
Pembelajaran yang berlang-
tetapi, untuk kebanyakan siswa,
sung selama ini umumnya menggu-
khususnya untuk siswa yang lebih
nakan praktek pembelajaran tradisi-
muda, proses belajar akan lebih
onal yang dikenal dengan beberapa
baik jika para siswa-mengkon-
istilah seperti: Pembelajaran yang
struksi sendiri representasi dari apa
berpusat
yang dipelajari tersebut. Alasannya,
centered approach), pembelajaran
jika para siswa bisa mengkon-
langsung (direct instruction), pem-
struksi sendiri representasi tersebut
belajaran deduktif (deductive tea-
mereka akan lebih mudah menemu-
ching), ceramah (expository tea-
kan sendiri konsep atau prinsip
ching),
yang terkandung dalam represent-
instruction.
pada
guru
maupun
(teacher
whole
class
tasi tersebut, sehingga untuk selan-
Praktik pembelajaran tersebut
jutnya mereka juga mudah untuk
lebih menekankan pada kemam-
mengingat hal-hal tersebut dan
puan untuk mengingat (memor-
dapat mengaplikasikannya dalam
izing) atau menghafal (rote lear-
situasi-situasi yang sesuai.
ning) dan kurang atau malah tidak
Akan lebih baik dan mudah
menekankan kepada pemahaman
diterima apabila siswa mula–mula
(understanding). Dengan praktek
menggunakan representasi kong-
pembelajaran seperti itu, kadar
krit yang memungkinkan untuk
keaktifan siswa menjadi sangat
aktif, tidak hanya secara mental
rendah. Pertanyaan yang dapat
tetapi juga secara fisik. Dengan
dimunculkan adalah, mana yang
representasi kongkrit siswa dapat
lebih baik bagi lulusan SMP, siswa
melihat langsung dari apa yang
yang hanya pandai mengikuti hal-
Suprih Ediyanto: Pendekatan Konstruktivistik Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
13
hal yang telah dicontohkan dan
pindahkan dengan begitu saja dari
dilatihkan gurunya (membeo saja)
otak seorang guru ke otak siswa.
ataukah
memiliki
Setiap siswa harus membangun
kemampuan untuk mengembang-
pengetahuan itu di dalam otaknya
kan dirinya sendiri, yang memiliki
sendiri. Karenanya, tugas penting
kemampuan bagaimana cara belajar
guru adalah memfasilitasi siswa
yang sesungguhnya. Karena itu
sehingga rumus, konsep, atau prin-
praktik pembelajaran yang hanya
sip dalam matematika, seyogyanya
melatih siswa untuk mengikuti hal-
ditemukan kembali oleh para siswa
hal yang telah dicontohkan gurunya
di bawah bimbingan guru (guided
sesungguhnya tidak sesuai dengan
re-invention).
siswa
yang
arah pengembangan dan inovasi
pendidikan kita, serta tidak sesuai
dengan kebutuhan para siswa.
Pada intinya, konstruktivisme
3. Implementasi
Pendekatan
Konstruktivistik dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi
Lengkung
menekankan peran proses mental
Berdasarkan pandangan kon-
internal serta kerangka kognitif
struktivistik tentang bagaimana pe-
yang ada di dalam pikiran siswa
ngetahuan diperoleh atau terbentuk,
ketika proses pembelajaran sedang
belajar merupakan proses aktif dari
berlangsung. Proses pembelajaran
pembelajar untuk membangun pe-
tersebut merupakan proses berab-
ngetahuannya. Proses aktif yang
straksi yang merupakan proses
dimaksud
mental di dalam diri siswa sendiri
secara mental tetapi juga keaktifan
(internal mental process) merupa-
secara fisik. Artinya, melalui akti-
kan kata kunci yang sangat menen-
vitas secara fisik pengetahuan sis-
tukan terkonstruksi tidaknya penge-
wa secara aktif dibangun berdasar-
tahuan tersebut. Oleh karena itu
kan proses asimilasi pengalaman
suatu pengetahuan tidak dapat di-
atau bahan yang dipelajari dengan
14
tidak
hanya
Suprih Ediyanto: Pendekatan Konstruktivistik Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
bersifat
pengetahuan (skemata) yang telah
dimiliki pebelajar dan ini berlangsung secara mental. Dengan demikian, hakikat dari pembelajaran
matematika
adalah
membangun
pengetahuan matematika.
Sebagai implikasi dari hakikat belajar matematika itu maka
proses pembelajaran matematika
merupakan pembentukan lingkungan belajar yang dapat membantu
siswa untuk membangun konsepkonsep/prinsip-prinsip matematika
berdasarkan kemampuannya sendiri
melalui proses internalisasi (Nickson dalam Grows, 1992: 106).
c. Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik
dan relevan dengan melibatkan
pengalaman kongkrit, misalnya
untuk memahami suatu konsep
matematika melalui kenyataan
kehidupan sehari-hari.
d. Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan
terjadinya transmisi sosial
yaitu terjadinya interaksi dan
kerja sama seseorang dengan
orang lain atau dengan lingkungannya, misalnya interaksi
dan kerjasama antara siswaguru, dan siswa-siswa.
e. Memanfaatkan berbagai media
termasuk komunikasi lisan dan
tertulis sehingga pembelajaran
menjadi lebih efektif.
f. Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga
matematika menjadi menarik
dan siswa mau belajar.
Menurut Hudojo (1998: 7-8) ciriciri pembelajaran dalam pandangan
konstruktivisme
adalah
sebagai
berikut.
a. Menyediakan pengalaman belajar dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan.
b. Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak
semua mengerjakan tugas yang
sama, misalnya suatu masalah
dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
Dalam menentukan volum luas sisi bangun ruang sisi lengkung,
siswa perlu mengkonstruksi kembali pengetahuan dan keterampilan
yang telah dimilikinya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut antara lain: a) bentuk bangun datar
apa yang menjadi sisi dari bangun
ruang tersebut; b) formula apa yang
digunakan
untuk mencari volum
bangun ruang tersebut; c) jika dapat
Suprih Ediyanto: Pendekatan Konstruktivistik Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
15
dibuat
jaring-jaringnya,
apakah
bentuk
seperti
jaring-jaringnya;
untuk
bertanya,
gagasan,
mengemukakan
memberi
penghargaan
dan d) bagaimana cara menentukan
pada siswa, dan ketrampilan guru
luas sisi dari bangun datar tersebut.
dalam mengajar dengan pendekatan
konstruktivistik.
Metode Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
SMP Negeri 30 Purworejo di Desa
Wingkotinumpuk, Ngombol, Purworejo dari bulan Juli sampai Desember 2008.
2. Faktor-Faktor yang Diteliti
3. Prosedur Penelitian
Penelitian
ini
dilaksanakan
dalam dua siklus dengan masingmasing siklus meliputi kegiatan:
perencanaan, pelaksanaan, observasi ,dan refleksi menggunakan
skema Kemmis dan Mc. Taggart.
Ada 2 faktor yang diteliti untuk
4. Teknik dan Alat Pengumpulan
Data
menjawab masalah yang dirasakan
Untuk memperoleh data, pene-
yaitu faktor siswa dan faktor guru.
liti menggunakan dua teknik yaitu
Faktor siswa meliputi: kecakapan
tes dan observasi. Tes dilakukan
siswa dalam menghitung luas ta-
untuk memperoleh data tentang
bung dan volume tabung, keca-
kemampuan
kapan mengambil keputusan, keca-
dan luas sisi bangun ruang sisi
kapan memecahkan masalah, keca-
lengkung.
kapan dalam komunikasi lisan
untuk mengungkap aktivitas siswa
maupun tertulis dan kecakapan
dalam proses belajar mengajar dan
bekerja kelompok. Faktor guru
efektifitas
meliputi: ketrampilan guru dalam
tivistik
mem berikan pelayanan pembel-
mengajar.
menentukan
Observasi
dilakukan
pendekatan
dalam
volum
konstruk-
kegiatan
belajar
ajaran meliputi mngelola kelas agar
Instrumen yang digunakan be-
tidak menakutkan tetapi menye-
rupa butir soal uraian dan lembar
nangkan, memotivasi minat siswa
16
Suprih Ediyanto: Pendekatan Konstruktivistik Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
observasi. Butir soal digunakan
c) ketuntasan belajar baru menca-
sebagai umpan balik proses belajar
pai 41,03 % . Dari 39 siswa, ada
mengajar. Lembar observasi berupa
dua
cek list untuk mengamati aktivitas
menonjol dari yang lain, yaitu
siswa selama proses belajar meng-
Indriani Dwi Komala dan Dinar
ajar berlangsung.
Ayu Mustika Saputra.
5. Teknik Analisis Data
2. Hasil Pelaksanaan Siklus I
orang
siswa
yang
lebih
Siklus I silaksanakan pada
Data yang diperoleh diolah,
diskriptif
minggu ke-3 bulan Juli 2008 pada
menggunakan teknik Triangulasi
pembelajaran tentang Luas dan
berupa prosentase.
Volume Tabung dengan pende-
6. Indikator Kinerja
katan Konstruktivistik. Kegiatan
dan
dianalisis
secara
Indikator kinerja penelitian ini
pembelajaran
meliputi
kegiatan
meliputi ketuntasan belajar klasikal
awal, kegiatan inti, dan kegiatan
dan aktivitas siswa berikut.
akhir.
klasikal,
Pada kegiatan awal, peneliti
minimal 70% siswa mendapat
menjelaskan tujuan pembelajaran,
nilai >63.
serta memberi apersepsi dan moti-
a. Ketuntasan
belajar
b. Aktivitas siswa secara individu
vasi mengenai pentingnya materi
untuk kategori cukup, baik dan
Luas dan Volume Tabung dalam
sangat baik mencapai 75%.
kehidupan
sehari-hari,
kagiatan
yang akan dilaksanakan pada hari
Hasil dan Pembahasan
itu, serta alat-alat yang harus
1. Kondisi Awal
dipersiapkan siswa. Pada kegiatan
Kondisi awal siswa IX D
inti,
peneliti
membagi
siswa
adalah: a)rerata nilai ulangan hari-
menjadi 8 kelompok berdasarkan
an awal 57,90, b)yang memperoleh
nomor urut dengan anggota 5 atau
nilai > 63 ada 16 siswa, dan
4 anak. Kemudian guru menjelas-
Suprih Ediyanto: Pendekatan Konstruktivistik Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
17
kan secara singkat kurang lebih 10
nilai > 63 ada 20 anak. Ketuntasan
menit tentang luas lingkaran yaitu
belajar mencapai 56,4%, sedangkan
πr2 atau ¼ πd2 dilanjutkan dengan
yang mendapat nilai terendah (35)
membagikan LKS pada tiap-tiap
ada satu anak yaitu Supriyadi dan
kelompok dan dikerjakan selama
yang tertinggi adalah nilai 90 yaitu
20 menit dengan bimbingan guru.
Dinar Mustika Saputra. Pada kon-
Selama siswa mengerjakan
disi awal ketuntasan belajar baru
LKS, guru sambil berkeliling dan
mencapai
sambil
kenaikan 15,37%.
mencatat
tingkah
laku
siswa atau keaktifan siswa. Dari
hasil
kerja
ternyata
kelompok
ada
tersebut
berarti
ada
Hasil observasi aktivitas siswa siklus I menunjukkan:
yang
Baik = 0%, Cukup = 50% dan
mendapat nilai 80 yaitu kelompok
kurang = 50%. Dalam kegiatan
I dan VIII, dan ada kelompok yang
siklus I ini konsentrasi siswa dalam
mendapat nilai lemah(50) yaitu
mengikuti pelajaran dan cara peme-
kelompok
besar
cahan masalah baru mencapai 50%
siswa belum merasa bisa atau
Jadi masih perlu diberi motivasi
paham dengan rumus Luas Tabung
agar nilai sikap dapat meningkat
tertutup. Ada yang menulis L Sisi
menjadi baik,atau cukup baik.Hasil
Tabung = πr2 + 2 πrt + πr2, benar.
observasi guru adalah: 40% Baik,
Ada yang menulis L Sisi Tabung
30% Cukup, dan 30% Kurang.
III.
kelompok
41,03%,
Sebagian
= πr2 + 2 πrt, ini berarti salah. Ada
Pada akhir siklus, peneliti dan
yang menulis L Sisi Tabung
rekan sejawat melakukan refleksi
= 2 πr2 + 2 πrt, berarti benar.
terhadap proses pembelajaran. Ber-
Hasil evaluasi Siklus I me-
dasarkan observasi, indikator ke-
nunjukkan: siswa yang mendapat
berhasilan belum tercapai meski-
nilai kurang KKM (< 63 ) ada 19
pun sudah terjadi peningkatan hasil
anak (34%) dan yang mendapat
belajar. Peneliti perlu atau mem-
18
Suprih Ediyanto: Pendekatan Konstruktivistik Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
perbaiki dan melengkapi rencana
pan balik pada siswa selama
pembelajaran dengan model kon-
pembelajaran, (ii) memberikan
struktivistik (penggalian dari siswa)
waktu yang cukup pada siswa
agar dalam proses pembelajaran
selama pembelajaran, dan (iii)
pada siklus II lebih baik.
memberi kesempatan siswa un-
3. Hasil Pelaksanaan Siklus II
tuk memecahkan masalah
Siklus II dilaksanakan pada
Pelaksanaan kegiatan siklus
minggu ke 2 bulan Agustus 2008
II prinsipnya sama dengan siklus I,
.hal-hal
siklus I menitik beratkan penemuan
yang
harus
diperbaiki
antara lain :
Luas Tabung Tertutup. Jadi pema-
a. Proses belajar mengajar lebih
haman rumus luas lingkaran (πr2)
baik lagi agar siswa yang nilai-
akan menjadi dasar untuk menemu-
nya masih dibawah 63 (ada 21
kan rumus Volume Tabung. Siklus
anak) menjadi berkurang dan
II dilaksanakan sesuai dengan RPP
yang mendapat nilai lebih dari
yang disiapkan.
63 bertambah (baru ada 18
siswa).
Tes hasil belajar siklus II,
dilkasanakan pada minggu ke 2
b. Meningkatkan pengarahan sis-
bulan Agustus 2008. Hasil belajar
wa agar nilai sikap dalam
pada siklus II yang mendapat nilai
pembelajaran siklus II mening-
kurang dari 63 ada 7 siswa atau
kat dari konsentrasi nilai ku-
20% dan yang mendapat nilai lebih
rang menjadi cukup, cara pe-
dari 63 ada 80% berarti ada
mecahan masalah perlu banyak
kenaikan 23,6% dari siklus I.
bimbingan agar menjadi baik.
Hasil
observasi
aktivitas
c. Sikap guru pada waktu diob-
siswa menunjukkan: 50% baik,
servasi oleh teman sejawat ada
25% cukup, 25% kurang. Berarti
3 hal yang perlu ditingkat (di-
ada kenaikan 50% baik, 25%
tambah) yaitu:(i) memberi um-
cukup, 25% kurang. Hasil observa-
Suprih Ediyanto: Pendekatan Konstruktivistik Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
19
si terhadap guru menunjukkan:
ajaran oleh guru pada siklus II
50% baik, 30% cukup dan 20%
sudah baik dan dapat ditingkatkan.
kurang, sedangkan hasil pada siklus
4. Pembahasan Antar Siklus
I adalah 40% baik, 30% cukup dan
Pada diskripsi siklus I ada
30% kurang, berarti siklus II dapat
tiga hal yang perlu ditingkatkan
dikatakan lebih baik dai siklus I,
atau diperbaiki pada siklus II.
kenaikan 10% baik, 10% kurang.
Perbandingan antar siklus ditunjuk-
Menurut observer, proses pembel-
kan oleh tabel berikut.
Tabel 1
Tabel Perbandingan Antar Siklus
Siklus I
1. Hasil belajar siswa yang
mendapat nilai < 63 ada
21 anak
Siklus II
1. Proses belajar setelah ditingkatkan
ternyata siswa yang nilainya < 63
ada 7 anak berarti pada siklus II
peneliti sudah ada perubahan proses
pembelajaran yang baik
2. Hasil observasi motivasi
siswa yang masih nilai
kurang ada 2 hal yaitu
konsentrasi dan cara
pemecahan masalah
2. Ternyata pada siklus II yang kurang
ada 1 aspek yaitu cara pemecahan
masalah . Berarti sikap siswa sudah
ada peningkatan dan guru perlu
meningkatkan lagi aspek cara
pemecahan masalah.
3. Hasil observasi guru
(peneliti) pada siklus I
masih ada 3 aspek yang
kurang yaitu no 2,6 dan 9
3. Pada siklus II sudah ada perubahan
sikap lebih baik, nilai yang kurang
menjadi 2 aspek yaitu no 6 dan 9
Tabel tersebut menunjukkan
ma proses pembelajaran. Hal ini
peningkatan hasil belajar siswa,
ditunjukkan oleh tabel dan diagram
aktivitas siswa dan sikap guru sela-
batang berikut.
20
Suprih Ediyanto: Pendekatan Konstruktivistik Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
Tabel 2
Hasil Belajar Siswa pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No
Uraian
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
1
Nilai terendah
35
35
40
2
Nilai tertinggi
85
90
100
3
Rerata
57,90
61,79
66,10
4
Batas Tuntas
63
63
63
5
Tuntas belajar
41,02%
56,41%
80%
nilai terendah
nilai tertinggi
rata-rata
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
prasiklus
siklus 1siklus 2
Gambar 1
Pendekatan Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus I Dan Siklus I
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan guru juga menun-
dari tabel hasil observasi sikap
siswa dan guru berikut.
jukkan peningkatan. Hal ini tampak
Tabel 3
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus I Dan Siklus II
No
1
Aspek yang dinilai
Konsentarasi (keseriusan)
Siklus I
B
C
Siklus II
K
B
√
Suprih Ediyanto: Pendekatan Konstruktivistik Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
C
K
√
21
2
Keaktifan mengikuti pelajaran
√
√
3
Kerjasama dalam kelompok
√
√
4
Cara pemecahan masalah
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
22
√
√
Jumlah
0
2
2
2
1
1
Persentase
50
5
50
50
25
25
Tabel 4
Hasil Obsevasi Guru Pada Siklus I Dan Siklus II
Siklus I
Siklus II
Aspek yang dinilai
B
C
K
B
C
K
Meminta siswa untuk kerja
√
√
kelompok
Memberi umpan balik dalam
√
√
proses belajar mengajar
Memberi pertanyaan dari rendah
√
√
ke tinggi
Memberi tugas yang menarik
√
√
dan menantang
Memberi kesempatan siswa
√
√
untuk mengerjakan tugas
Memberi waktu yang cukup
√
√
siswa untuk mengerjakan tugas
Menghubungkan materi
pelajaran dengan kehidupan
√
√
sehari – hari
Membimbing siswa dalam
√
√
mengerjakan tugas kelompok
Memberi kesempatan siswa
√
√
untuk mengemukakan pendapat
Memberi penghargaan siswa
yang berasil mengerjakan soal
√
√
dengan tepat waktu
Jumlah
4
3
3
5
3
2
Persentase
40
30
30
50
30
20
Suprih Ediyanto: Pendekatan Konstruktivistik Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
dapat
peningkatan dari 50 % menjadi
dilihat bahwa hasil observer selama
56,4 % di siklus I dan 80 % pada
dua siklus adalah 40% baik, 30%
evaluasi siklus II.
Dari
tabel
tersebut
cukup, 30% kurang, sedangkan
siklus II adalah 50% baik, 30%
cukup dan 20% kurang. Berarti ada
perubahan sikap guru dalam proses
pembelajaran dengan kriteria baik
naik 10%, cukup tetap, kurang naik
10%.
Secara
umum
hasilnya
Daftar Pustaka
Bell,H.F. 1981. Teaching and Learning
Mathematics
(In
Secondary School). Iowa:
Wm.C.Brown Company
Ernest, Paul. 1996. “Varieties of
Construktivism: A Framework For Comparison”. Inc.
meningkat, tetapi sebagai guru
lebih baik berusaha lebih baik lagi
untuk waktu yang akan datang.
Penutup
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan
bahwa
pendekatan
konstruktivistik dapat meningkatkan keterampilan siswa pada pem-
Seteffe, L.P. & Nesher, Pearla (Ed).
Theories of Mathematical
Learning. New Jersey: Lawrence Associates, Publisher
Hudojo, Herman. 1990. Strategi
Mengajar Belajar Matematika. Malang: IKIP Malang.
Lambas ,dkk. 2004. Matematika.
Modul Pelatihan Terintegrasi
belajaran volum dan luas permukaan pada bangun ruang sisi lengkung. Hal ini dapat dilihat dari
kenaikan rerata hasil evaluasi dari
57,90 pada kondisi awal menjadi
61,90 pada evaluasi siklus I dan
66,10 pada evaluasi siklus II serta
banyaknya siswa yang memperoleh
nilai di atas 63,00 juga mengalami
Nur, M. 2001. Realistic Mathematics Education. Jakarta:
Depdiknas, Proyek PPM
SLTP
Orton, Anthony. 1991. Learning
Mathematics: Issue, Theory
and Classroom Practice.
Iowa: Cassel
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor
–faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Suprih Ediyanto: Pendekatan Konstruktivistik Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
23
Stiff, V.L, Johnson, R.M. 1993.
“Cognitive Issue in Mathematics
Education”.
In
Wilson. I & Patricia. S (Ed).
Reseach Ideas for The
Classroom: High School
Mathematics. New York:
Macmillan Publishing Company
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius
24
Suprih Ediyanto: Pendekatan Konstruktivistik Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
Download