JURNAL KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA

advertisement
JURNAL
KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA KULINER DALAM
MENGHADAPI PERSAINGAN
(Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Pemasaran
“Gerobak Cokelat” dalam Menghadapi Persaingan di Kota Solo)
Oleh:
AKBAR PRAYOGO
D0210007
Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat guna
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta Jurusan Ilmu Komunikasi
k melengkapi tugas-tugas dan syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu PolSurakarta Jurusan Ilmu Komunikasi
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA KULINER DALAM
MENGHADAPI PERSAINGAN
(Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Pemasaran
Cafe “Gerobak Cokelat” dalam Menghadapi Persaingan di Kota Solo)
Akbar Prayogo
Adolfo Eko Setyanto
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Solo city icons as the culinary city that tasty and cheap become an
attraction for entrepreneurs to open businesses in the culinary field. But over
time, culinary businesses in the Solo city become flourishing business. So that
business owners should used a range of communication strategies and presents a
different concept from their rivals.
“Gerobak Cokelat” cafe is one of the business in the culinary field are well
known in the Solo city. Excess of “Gerobak Cokelat” cafe is, this cafe business
still exist until now where rival threatened to collapse even some who go bankrupt
because they cannot survive in the market. So in this study will look at how the
marketing communication activities in “Gerobak Cokelat” cafe in facing of
competition in the Solo city.
This study aimed to describe the marketing communication activities of
“Gerobak Cokelat” cafe in the face of competition in the Solo city.
By using qualitative descriptive analysis it is known facts about how forms
of marketing communication activities conducted by “Gerobak Cokelat” cafe. The
populations in this study were all of management, employees and some consumers
of “Gerobak Cokelat” cafe Solo.
The conclusion that can be drawn from this study was the “Gerobak
Cokelat” café conduct marketing activities such as sales promotion, advertising,
publicity, public relations and word of mouth. From these activities most effective
marketing communication activities is word of mouth and twitter while the
marketing communication activities than cannot penetrate to the consumers are
the electronic media advertising. Marketing communications strategy that takes to
win the market competition is to kill the opponent product, change the tagline, the
use of new media channels and strategy of applications of specific media
communication.
Keywords: marketing communications, market competition
1
Pendahuluan
Ikon kota Solo menjadi kota kuliner yang enak dan murah menjadi daya
tarik
sendiri bagi pengusaha
untuk
membuka
usaha
di bidang
kuliner.
Perkembangan dunia usaha merupakan dampak dari bertambahnya tingkat dan
jenis kebutuhan. Apalagi kebutuhan masyarakat di kota-kota besar, yang bagi para
pengusaha dimanfaatkan sebagai sebuah peluang bisnis yang cukup potensial.
Usaha kuliner tersebut mempunyai konsep yang berbeda-beda, bisa berupa
restoran, cafe, warung, kedai, atau yang berkonsep take away.
“Gerobak Cokelat” merupakan salah satu
usaha di bidang kuliner yang
cukup terkenal di kota Solo. Bisnis kuliner yang berkonsep cafe lesehan ini berdiri
sejak tahun 2012. Kelebihan dari “Gerobak Cokelat” ini adalah, usaha cafe ini
tetap eksis sampai sekarang di mana rivalnya terancam bangkrut bahkan ada
beberapa yang bangkrut karena tidak dapat bertahan di pasar.
Selama
kurang
lebih
tiga
tahun
ini,
Gerobak
Coklat
berhasil
mempertahankan kompetisi di dunia bisnis, bahkan ia telah membuka hampir 15
cabang di Indonesia, yaitu Solo, Purwokerto, Palu, Bandung, Jogja, Banjarmasin,
Tangerang, Bekasi - Summarecon, Bekasi - Harapan Indah, Jakarta, Palangkaraya,
Aceh, Jombang, Palembang, dan Bali (proses grand opening).
Banyak upaya yang diterapkan oleh manajemen “Gerobak Cokelat” untuk
mempertahankan konsumen yang antara lain dengan melakukan diferensiasi
produk dan melakukan komunikasi pemasaran yang kreatif.
Terdapat unsur-unsur komunikasi di dalam penelitian ini. Di penelitian ini
Gerobak
Cokelat
berperan
sebagai komunikator,
di mana mereka ingin
menyampaikan pesannya berupa promosi kepada khalayak atau calon konsumen
yang berperan sebagai komunikan. Untuk itu Gerobak Cokelat membutuhkan
media dalam menyalurkan pesannya (dalam hal ini promosi pemasaran) lewat
iklan di pamflet, surat kabar, majalah dan internet seperti media sosial twitter,
yang bertujuan untuk mendapatkan (effect) umpan balik yang positif dari
komunikan. Sehingga nantinya konsumen akan membeli produk dari Gerobak
Cokelat.
2
Berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan
judul “Komunikasi Pemasaran
Usaha
Kuliner
dalam Menghadapi
Persaingan (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Pemasaran Cafe
“Gerobak Cokelat” dalam Menghadapi Persaingan di Kota Solo)”.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah kegiatan komunikasi pemasaran Cafe “Gerobak Cokelat” dalam
menghadapi persaingan di Kota Solo?
Tinjauan Pustaka
A. Pengertian dan Unsur-unsur Komunikasi
Menurut Onong Uchjana secara etimologis, komunikasi berasal dari
bahasa Latin”communication” dan bersumber dari perkataan “communis” yang
berarti sama. Sama di sini adalah sama makna atau sama arti. Ini berarti bahwa
jika seseorang mengatakan sesuatu kepada orang lain disebut komunikasi. 1
Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi
lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu 2 :
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
4. Komunikan (kepada siapa?)
5. Efek (dengan dampak/efek apa?).
B. Komunikasi Pemasaran
1.
Definisi Komunikasi Pemasaran
Kebanyakan
orang
mungkin
menempatkan
komunikasi pemasaran
berada di bawah periklanan dan promosi, namun pada perkembangannya saat
ini, komunikasi pemasaran muncul sebagai suatu bentuk komunikasi yang
1
Onong Uchjana Effendy, Spektrum Komunikasi, (Bandung: CV Mandar Maju,1992), Hal. 25
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , (Bandung: Remaja
Rosdakarya,1994) Hal. 10
2
3
lebih kompleks dan berbeda. Pada akhirnya, banyak akademisi dan praktisi
mendefinisikan komunikasi pemasaran adalah sebagai berikut.
“aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/ membujuk, dan/ atau mengingatkan para sasaran atas
perusahaan atau produknya agar bersedia menerima, membeli dan
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.”3
Satu hal yang menjadi inti permasalahan komunikasi pemasaran di
sini adalah sesuatu yang klasik, yakni disinterpretasi dan penyimpangan pesan
komunikasi pemasaran yang ada dalam aktivitas komunikasi tersebut. Tetap
saja di sini masalah penyimpangan pemahaman pesan oleh komunikator tidak
sesuai dengan komunikan. Kondisi inilah yang perlu dihindari oleh mereka
yang melakukan aktivitas komunikasi. Oleh sebab itu, diperlakukan strategi
dan taktik yang matang dalam efektivitas dan efisiensi sebuah komunikasi
pemasaran.4
2. Unsur Komunikasi Pemasaran
Model yang banyak diajukan dan diadaptasi dalam proses komunikasi
pemasaran adalah bentuk komunikasi antarpribadi. Alasan mengapa model
komunikasi sedemikian lebih diminati karena adanya faktor kedekatan
dengan pelanggan yang merupakan kunci mutlak keberhasilan komunikasi
pemasaran.
Berikut
adalah
unsur-unsur
(sarana-sarana)
dari
komunikasi
pemasaran5 :
a. Penjualan personal
b. Periklanan
c. Promosi penjualan
d. Public Relations
e. Publisitas
3
Fandy Tjipjono, Pemasaran Jasa, Malang: Bayumedia Publising, 2005, hal. 219
Ilham Prisgunanto, Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik , Bogor: Ghalia Indonesia, 2006,
hal. 13
5 Ibid., hal.58
4
4
3.
Fungsi Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama,
menyebarkan
informasi
(komunikasi
informatif),
yaitu untuk
mempengaruhi
untuk
melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikasi persuasif), dan
mengingatkan
khalayak
untuk
melakukan
pembelian
ulang
(komunikasi
mengingatkan kembali). Komunikasi pemasaran dalam konteks ini juga harus
lebih diartikan sebagai kemampuan manusia dalam menyatukan pemikiran
antara komunikator dengan komunikan atau orang yang ditujukan dalam
menerima pesan. Hasil akhir dari komunikasi adalah adanya perubahan sikap
lawan bicara atau komunikasi yang diartikan sebagai sikap menerima
komunikan akan pesan yang dibawa oleh komunikator dalam pertukaran
dimaksud.
Diharapkan,
komunikan akan menerima pesan,
terpengaruh,
bahkan mengikuti apa yang diajukan oleh si komunikator yakni membeli atau
mendapatkan barang tersebut dalam keperluan memuaskan keingintahuan dan
rasa penasaran mereka.
4.
Media Komunikasi Pemasaran
Media
merupakan
mengkomunikasikan
pesan.
alat
atau
Berikut
ini
saluran
adalah
yang
digunakan
beberapa
digunakan dalam komunikasi pemasaran6 :
1. Surat Langsung
2. Telemarketing
3. Majalah
4. Surat Kabar
5. Radio
6. Televisi
7. Internet
6
Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta:Erlangga, 2012), hal.192-199
5
media
untuk
yang
C. Strategi Komunikasi Pemasaran
Ada berbagai macam strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan
dalam upaya pengembangan dan pendukung pemasaran perusahaan. Strategi
dan taktik komunikasi pemasaran berikut ini mungkin bisa menunjukkan
bahwa perkembangan strategi dan taktik dalam komunikasi pemasaran
sedemikian pesat ini7 :
a. Persaingan dengan strategi membunuh produk lawan
b. Pengubahan tagline dan simbol merk produk
c. Promosi lewat jalur distribusi
d. Strategi segmentasi baru dengan penggunaan saluran media baru
e. Strategi kemasan baru
f.
Strategi aplikasi sarana komunikasi spesifik
D. Word of Mouth
Kebanyakan proses komunikasi antar manusia adalah melalui dari
mulut ke mulut. Setiap orang berbicara dengan yang lainnya, saling tukar
pikiran, saling
tukar informasi, saling berkomentar dan proses komunikasi
yang lainnya.
For many product categories, customers rate friend, families, and
professional colleagues as the main source of information about
purchasing products and services. WOM marketing is different from
the others in that it does not use the Internet or a traditional medium
to deliver the message. The goal is to stimulate WOM about a brand
from trusted personal sources rather than through an unknown part in
an ad8 .
Dalam petikan jurnal tersebut dijelaskan bahwa Word Of Mouth
adalah jenis marketing yang berbeda dari yang lain, ia tidak menggunakan
internet (new media) maupun media konvensional (media cetak) namun
merangsang WOM dari sumber pribadi dan terpercaya.
7 Ilham
Prisgunanto, Komunikasi Pemasaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2006), hal.95
Winner, “New Communications Approaches in Marketing: Issues and Research
Directions”, Marketing Science Institute, New York, October, (2008)
8 Russel S.
6
E. Persaingan Pasar
Kita dapat mempelajari persaingan dari sudut pandang industri dan
pasar. Industri adalah suatu kelompok perusahaan yang menawarkan produk
atau kelas produk yang merupakan pengganti erat satu sama lain. Dengan
menggunakan
pendekatan
pasaran
kita
mendefinisikan
pesaing
perusahaan yang memenuhi kebutuhan pelanggan yang sama 9 .
sebagai
Misalnya
dalam penelitian ini, pesaing dari Gerobak Cokelat adalah Cafe sejenis yang
menjual produk yang sama atau dalam hal ini adalah minuman dan makanan
cokelat.
Agar tetap menjadi nomor satu, perusahaan harus melakukan tiga
tindakan. Pertama, perusahaan harus menemukan cara untuk memperluas total
permintaan pasar. Kedua, perusahaan harus melindungi pangsa pasarnya saat
ini melalui tindakan defensif dan ofensif yang baik. Ketiga, perusahaan dapat
berusaha meningkatkan pangsa pasarnya, bahkan sekalipun ukuran pasar tetap
konstan.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah
Gerobak Cokelat. Yaitu mewawancarai owner, supervisor, operational manager,
dan konsumen Gerobak Cokelat.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan observasi langsung mengenai kegiatan komunikasi pemasaran yang terjadi
di lokasi penelitian, wawancara mendalam kepada informan (dalam hal ini adalah
objek penelitian).
Penelitian ini, penulis menggunakan metode triangulasi data yang sering
disebut juga triangulasi sumber. Triangulasi ini menggunakan internal Gerobak
Cokelat yaitu
untuk mengetahui sejauh mana pemasaran yang dijalankan oleh
owner, operational manager, dan supervisor Gerobak Cokelat, selain itu juga
9
Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2008), hal.322.
7
memperoleh gambaran seperti apa persaingan yang ditemui oleh pihak Gerobak
Cokelat.
Sumber
kedua adalah menggunakan beberapa pendapat dari para
pelanggan untuk mengkroscek apakah kegiatan komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh Gerobak Cokelat mencapai sasaran kepada konsumen.
Ketiga, sumber yang digunakan dalam triangulasi data adalah sumber data
lain seperti situs, buku dan bukti cetak lainnya yang dapat mendukung hasil
penelitian.
Sajian dan Analisa Data
Dalam proses pemasarannya, Gerobak Cokelat memiliki kegiatan yang
dapat menarik minat konsumen dan menjadi diferensiasi dari produk café yang
lainnya. Gerobak Cokelat memiliki beberapa aktivitas komunikasi pemasaran.
Gerobak Cokelat melakukan aktivitas komunikasi pemasaran tidak hanya melalui
media sosial dan website, tetapi juga media cetak dan sebagainya. Aneka macam
menu variasi makanan dan minuman cokelat diracik sendiri dengan resep rahasia
dan bahan-bahan yang berkualitas. Setiap tiga bulan Gerobak Cokelat melakukan
evaluasi dan revisi resep agar pelanggan tidak bosan, oleh karena evaluasi resep
tersebut menjadikan cita rasa Gerobak Cokelat menjadi lebih enak. Gerobak
Cokelat juga sering menjadi sponsor dalam kegiatan sosial di bawah naungan
Gerobak Cokelat Foundation.
A. Unsur Komunikasi Pemasaran
1. Periklanan
Bentuk periklanan yang dilakukan oleh Gerobak Cokelat ternyata
sampai
menyentuh
produk
kepada
konsumen.
Sehingga
konsumenpun
dapat
target
tercapai.
untuk
mengiklankan
Beberapa
pelanggan
mengakui bahwa ia pernah melihat iklan Gerobak Cokelat di banner pada
event tertentu.
8
2. Promosi Penjualan
Kegiatan sales promotion yang dilakukan oleh Gerobak Cokelat
seperti memberikan diskon khusus kepada pelanggan, voucher 25% &
50% tanpa syarat minimum nominal pembelian, dan Gerobak Foundation
yang mensupport di bidang sosial, antara lain: santunan yatim, olahraga,
dan seminar-seminar.
Menurut
beberapa
konsumen,
Gerobak
Cokelat
melakukan
beberapa promosi penjualan, yaitu: menjadi sponsor di berbagai event /
seminar, juga membagikan voucher kepada konsumennya. Salah satu
konsumen
menjelaskan,
bahwa
promosi
Gerobak
Cokelat
melalui
pembagian voucher dapat menarik minat konsumen dan memberikan
keuntungan
kepadanya,
sehingga
mereka
akan
kembali lagi untuk
membeli produk dari café cokelat ini.
3. Publisitas
Gerobak Cokelat dalam menarik konsumen dan calon konsumen
dengan melakukan interaksi langsung, seperti: bbm (blackberry broadcast
message), media sosial twitter, instagram, dan website. Gerobak Cokelat
dalam melakukan publisitas memilih twitter, instagram, dan website
karena pada masa yang sarat dengan kemajuan teknologi dan informasi
seperti pada saat ini, sangat mempermudah kita dalam mendapatkan
informasi yang kita inginkan melalui internet, khususnya media sosial dan
website. Terlebih lagi anak muda jaman sekarang memiliki smartphone
yang bisa digunakan untuk mengakses internet dan media sosial secara
realtime.
Selain itu, pihak Gerobak Cokelat melakukan publisitas melalui
blackberry broadcast message (bbm) karena Gerobak Cokelat memiliki
kontak BBM pelanggan yang sebelumnya menginvite pin BBM Owner
Gerobak
Cokelat.
Oleh
memanfaatkan peluang
karena
itu
Gerobak
Cokelat
memilih
tersebut untuk melakukan promosi yang praktis,
hemat, dan lebih efisien.
9
Menurut beberapa konsumen Gerobak Cokelat, Gerobak Cokelat
melakukan
publisitas melalui website
www.gerobakcokelat.com,
bbm
(blackberry broadcast message), koran Solopos, koran Joglo Semar,
timeline
twitter
@gerobakcokelat,
yang
juga
dibantu
oleh
akun
@tongkrongansolo, dan @soloupdate, karena akun tongkrongansolo dan
soloupdate memuat segala macam informasi kuliner, wisata, dan event
yang ada di kota Solo, dan instagram dengan hashtag #gerobakcokelat
yang memuat foto-foto menu-menu makanan dan minuman dan keceriaan
pengunjung Gerobak Cokelat di semua cabang Gerobak Cokelat di
Indonesia.
4. Public Relations
Gerobak Cokelat dalam kegiatan pemasarannya yang berperan
sebagai public relations adalah Owner. Owner merangkap tugasnya
sebagai public relations sekaligus sebagai pimpinan perusahaan. Owner
sebagai public relations memiliki berbagai tugas, antara lain seperti
menjaga hubungan baik antara customer dengan perusahaan, harus bisa
menjadi problem solving
jika timbul suatu masalah, Owner turun
langsung jika ada problem antara karyawan dengan pelanggan.
B. Media Komunikasi Pemasaran
Pelanggan menuturkan bahwa ia pernah melihat informasi Gerobak
Cokelat pada salah satu majalah lokal Solo. Tidak dipungkiri lagi, dimana
pangsa pasar Gerobak Cokelat ini adalah konsumen dalam kota Solo,
sehingga café cokelat ini tentunya memilih majalah lokal (Majalah Paduan
edisi 2013) media komunikasi pemasarannya.
Berbeda dengan majalah, pada surat kabar lokal justru Gerobak
Cokelat tidak mengeluarkan biaya sepersenpun, karena medianyalah yang
tertarik untuk meliput dan
mempublish informasi mengenai Gerobak
Cokelat pada salah satu kolomnya. Hal tersebut terjadi karena media
menganggap informasi tersebut penting dan layak disampaikan kepada
10
khalayak. Selain itu, ternyata eksistensi Gerobak Cokelat ini sempat
terpampang dalam tabloid kuliner ibu kota (Tabloid Saji edisi Juli 2013).
Selain media cetak, Gerobak Cokelat juga sempat memilih radio
sebagai media komunikasi pemasaran. Radio yang dipilih tentunya radio
lokal Solo. Namun seiring berjalannya waktu, iklan melalui radio ternyata
ditinggalkan oleh café cokelat ini. Karena dirasa kurang efektif. Terbukti,
dari semua informan konsumen yang diwawancara,
mengaku tidak
mendengarkan radio dan mereka tentu tidak mengetahui iklan Gerobak
Cokelat pada radio tersebut.
Café cokelat ini ternyata juga memilih new media ini menjadi
media promosi utamanya. Dengan menggunakan twitter, website dan
instagram, mereka dapat langsung berinteraksi dengan konsumen dalam
memasarkan produknya.
C. Strategi Komunikasi Pemasaran
a. Persaingan dengan strategi memubunuh produk lawan
Menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada Owner
dan operational manager Gerobak Cokelat, Gerobak Cokelat tidak
menggunakan strategi membunuh produk lawan, akan tetapi Gerobak
Cokelat
minuman
memfokuskan
Gerobak
untuk
Cokelat
meningkatkan
sebagai
salah
kualitas
satu
makanan
strateginya
dan
untuk
menghadapi persaingan pasar. Mereka tidak mempunyai tujuan untuk
mematikan pasar lawan, namun mereka lebih fokus untuk menghidangkan
sajian yang lebih baik dan istimewa daripada hidangan sejenis di toko
sebelah dimana Owner menyebutkan bahwa kunci dari itu semua adalah
diferensiasi produk.
Café ini lebih mementingkan kualitas dan mutu agar konsumen
tetap menjadi pelanggan setia serta strategi untuk menarik pelanggan baru.
Dengan mengolah bahan yang tinggi kualitas namun harga yang murah,
diharapkan semua kalangan dapat menikmati hidangan yang disajikan.
11
b. Pengubahan tagline dan simbol merk produk
Gerobak Cokelat sempat melakukan perubahan tagline sebanyak
sekali. Tagline yang pertama yaitu “Pioner Lesehan Cokelat
Asli Solo”.
Pemilihan tagline tersebut merupakan tagline berjenis superlative, karena
Gerobak Cokelat memilih kata “pioner” yang berarti pencetus pertama
sekaligus leader café cokelat di Solo yang berkonsep lesehan. Namun
setelah hampir satu tahun Gerobak Cokelat akhirnya mengganti dengan
tagline “Indonesian Tradisional Chocolate” yang berjenis specific dengan
harapan jika suatu saat nanti Gerobak Cokelat buka cabang sampai ke
mancanegara, akan mengharumkan nama Indonesia dipadu dengan tagline
yang mudah dipahami oleh masyarakat di mancanegara.
c. Strategi segmentasi baru dengan penggunaan saluran media baru
Media sosial khususnya twitter, menjadi media komunikasi yang
memegang
kunci
keberhasilan
Gerobak
Cokelat
dalam memasarkan
produknya. Karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya, tenaga serta
waktu yang banyak untuk melakukan promosi penjualan. Karena hal
tersebut bisa dilakukan hanya melalui gadget sang operator. Hal tersebut
dirasa
paling
efektif untuk
berinteraksi langsung
dengan
konsumen,
mengenai promo-promo baru, menu-menu baru dan spesial, serta bertanyatanya mengenai informasi lain seputar Gerobak Cokelat dan beberapa
cabangnya di Indonesia.
d. Strategi aplikasi sarana komunikasi spesifik
Untuk
menggunakan
pemasaran,
mendukung
taktik
yang
kegiatan
tertentu
pertama
dalam
Gerobak
promosi,
Gerobak
mengaplikasikan
Cokelat
selalu
Cokelat
komunikasi
menjaga
dan
meningkatkan servis kepada konsumennya, baik konsumen baru maupun
pelanggan setianya. Karena melalui pelayanan yang baik, maka café ini
akan terlihat kualitasnya. Disamping itu, pelayanan yang baik merupakan
salah satu bukti bahwa komunikasi yang terjadi antara produsen dan
konsumen berlangsung dengan baik pula.
12
Selain meningkatkan servis, taktik komunikasi pemasaran yang
berbeda adalah melalui voucher. Voucher ini disebarkan oleh café cokelat
ini apabila pasar tengah mengalami tanda-tanda kelesuan. Yang menarik di
sini, Gerobak Cokelat memiliki perbedaan dalam penggunaan vouchernya.
Biasanya di tempat lain, penggunaan voucher akan berlaku dengan syarat
tertentu, misalnya memiliki minimum order. Namun pada café ini, syarat
tersebut tidak berlaku alias tanpa syarat minimun order. Dan terbukti,
dengan adanya voucher 25% - 50% dapat meningkatkan penjualan.
D. Word of Mouth
Dalam melakukan komunikasi pemasaran, selain menggunakan unsurunsur komunikasi yang telah dipaparkan di atas, ternyata Gerobak Cokelat juga
menggunakan teknik word of mouth. Kegiatan komunikasi dari mulut ke mulut
tersebut dilakukan dari kesadaran konsumen atas pelayanan yang dilakukan
oleh Gerobak Cokelat.
Kebanyakan dari konsumen menerima informasi dari orang lain. Orang
lain yang menjadi sumber informasi bisa berupa teman, saudara, keluarga atau
tetangga. Biasanya informasi yang diterima berasal dari orang yang kita yakini
mempunyai informasi yang benar.
Pada penelitian ini, hampir semua konsumen mengetahui Gerobak
Cokelat untuk pertama kali karena informasi dari teman atau orang- orang
terdekat. Kekuatan word of mouth begitu besar dalam mempengaruhi
konsumen untuk membeli produk dari Gerobak Cokelat ini.
Kesimpulan
Dari beberapa macam unsur komunikasi pemasaran yang disebutkan di
Bab I, maka dapat disimpulkan bahwa Gerobak Cokelat telah melakukan segala
bentuk komunikasi pemasaran, yaitu: promosi penjualan, periklanan, publisitas,
public relations, dan word of mouth.
a. Promosi penjualan di sini berupa voucher, broadcast BBM dan Gerobak
Cokelat Foundation. Periklanan yang telah dilakukan oleh Gerobak Cokelat
adalah melalui pamflet dan banner di seminar-seminar. Selain itu bentuk
13
publisitas yang dilakukan adalah melalui artikel di surat kabar Solopos dan
Joglosemar, tabloid Saji, twitter dan website Gerobak Cokelat.
b. Dari beberapa unsur komunikasi yang dilakukan oleh Gerobak Cokelat di atas
yang memiliki pengaruh paling kuat di mata pelanggan dan produsen adalah
word of mouth (WOM), karena melalui WOM dari orang-orang yang telah
dikenal maka kepercayaan mengenai review positif suatu produk dapat
mempengaruhi seseorang untuk ikut mengkonsumsi produk tersebut, dan
memang bentuk komunikasi utama adalah dari mulut ke mulut. Selain itu
ternyata twitter juga merupakan bentuk komunikasi dengan new media yang
dirasa cukup efektif. Karena pada zaman digital ini, sosial media merupakan
media efektif dan memudahkan dalam menyentuh target market untuk
melakukan interaksi secara langsung antara konsumen dan produsen.
c. Sarana komunikasi pemasaran yang kurang efektif adalah iklan radio. Dari
semua konsumen ternyata jarang mendengarkan radio, sehingga kegiatan
iklan yang dilakukan Gerobak Cokelat tidak semuanya sampai kepada
konsumen.
d. Aktivitas komunikasi pemasaran dari Gerobak Cokelat untuk memenangkan
persaingan di Kota Solo yaitu pengubahan tagline Gerobak Cokelat dari
tagline berjenis superlative (Pioneer Lesehan Cokelat Asli Solo) ke tagline
specific (Indonesian tradisional Chocolate), strategi segmentasi baru dengan
penggunaan saluran media baru melalui twitter karena dirasa paling efektif
untuk berinteraksi langsung dengan banyak konsumen mengenai info tentang
Gerobak Cokelat, dan strategi aplikasi sarana komunikasi spesifik berupa
peningkatan servis dan melalui voucher diskon tanpa minimum pembelian.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat diberikan
saran-saran sebagai berikut:
a. Saran Bagi Pengusaha Kuliner
Para pengusaha kuliner harus terus berimprovisasi dan berinovasi
terhadap perkembangan zaman, teknologi, dan keinginan konsumen. Bukan
14
dengan strategi membunuh produk lawan, namun dengan cara meningkatkan
kualitas rasa dan pelayanan, serta tetap menjaga harga agar tetap terjangkau.
Dengan strategi seperti itu, maka secara tidak langsung pengusaha kuliner
dapat mematikan pasaran yang sejenis dengan usahanya.
Sebaiknya aktivitas komunikasi pemasaran yang dilakukan secara
berkelanjutan selalu dikontrol, dievaluasi, dan diinovasi agar konsumen dan
calon konsumen menjadi teredukasi kemudian tertarik untuk membeli produk
yang dimiliki oleh seorang pengusaha kuliner daripada produk yang dimiliki
oleh pesaingnya. Hal tersebut penting sebagai diferensiasi identitas dari
perusahaan atau merek itu sendiri.
b. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi peneliti selanjutnya yang
membutuhkan referensi dalam melakukan penelitian khususnya mengenai
kegiatan
komunikasi pemasaran.
Untuk
peneliti selanjutnya
diharapkan
mampu menggali lebih dalam lagi akan aspek-aspek lain yang menjadi faktor
penghambat maupun pendorong keberhasilan dalam komunikasi pemasaran,
sehingga dapat bermanfaat bagi pihak pengusaha kuliner yang menjadi objek
penelitian.
Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchjana, (1992). Spektrum Komunikasi, Bandung: CV Mandar
Maju.
Effendy, Onong Uchjana, (1994). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Fandy Tjiptono, (2005). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publising.
Hermawan.Agus, (2012). Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. Kevin Lane Keller, (2008). Manajemen Pemasaran, Jakarta:
Erlangga.
Prisgunanto, Ilham, (2006). Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Russel S. Winner, (1989). “New Communications Approaches in Marketing:
Issues and Research Directions”, New York: Marketing Science Institute.
15
Download