JURNAL KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA KULINER DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Pemasaran “Gerobak Cokelat” dalam Menghadapi Persaingan di Kota Solo) Oleh: AKBAR PRAYOGO D0210007 Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Jurusan Ilmu Komunikasi k melengkapi tugas-tugas dan syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu PolSurakarta Jurusan Ilmu Komunikasi PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA KULINER DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Pemasaran Cafe “Gerobak Cokelat” dalam Menghadapi Persaingan di Kota Solo) Akbar Prayogo Adolfo Eko Setyanto Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract Solo city icons as the culinary city that tasty and cheap become an attraction for entrepreneurs to open businesses in the culinary field. But over time, culinary businesses in the Solo city become flourishing business. So that business owners should used a range of communication strategies and presents a different concept from their rivals. “Gerobak Cokelat” cafe is one of the business in the culinary field are well known in the Solo city. Excess of “Gerobak Cokelat” cafe is, this cafe business still exist until now where rival threatened to collapse even some who go bankrupt because they cannot survive in the market. So in this study will look at how the marketing communication activities in “Gerobak Cokelat” cafe in facing of competition in the Solo city. This study aimed to describe the marketing communication activities of “Gerobak Cokelat” cafe in the face of competition in the Solo city. By using qualitative descriptive analysis it is known facts about how forms of marketing communication activities conducted by “Gerobak Cokelat” cafe. The populations in this study were all of management, employees and some consumers of “Gerobak Cokelat” cafe Solo. The conclusion that can be drawn from this study was the “Gerobak Cokelat” café conduct marketing activities such as sales promotion, advertising, publicity, public relations and word of mouth. From these activities most effective marketing communication activities is word of mouth and twitter while the marketing communication activities than cannot penetrate to the consumers are the electronic media advertising. Marketing communications strategy that takes to win the market competition is to kill the opponent product, change the tagline, the use of new media channels and strategy of applications of specific media communication. Keywords: marketing communications, market competition 1 Pendahuluan Ikon kota Solo menjadi kota kuliner yang enak dan murah menjadi daya tarik sendiri bagi pengusaha untuk membuka usaha di bidang kuliner. Perkembangan dunia usaha merupakan dampak dari bertambahnya tingkat dan jenis kebutuhan. Apalagi kebutuhan masyarakat di kota-kota besar, yang bagi para pengusaha dimanfaatkan sebagai sebuah peluang bisnis yang cukup potensial. Usaha kuliner tersebut mempunyai konsep yang berbeda-beda, bisa berupa restoran, cafe, warung, kedai, atau yang berkonsep take away. “Gerobak Cokelat” merupakan salah satu usaha di bidang kuliner yang cukup terkenal di kota Solo. Bisnis kuliner yang berkonsep cafe lesehan ini berdiri sejak tahun 2012. Kelebihan dari “Gerobak Cokelat” ini adalah, usaha cafe ini tetap eksis sampai sekarang di mana rivalnya terancam bangkrut bahkan ada beberapa yang bangkrut karena tidak dapat bertahan di pasar. Selama kurang lebih tiga tahun ini, Gerobak Coklat berhasil mempertahankan kompetisi di dunia bisnis, bahkan ia telah membuka hampir 15 cabang di Indonesia, yaitu Solo, Purwokerto, Palu, Bandung, Jogja, Banjarmasin, Tangerang, Bekasi - Summarecon, Bekasi - Harapan Indah, Jakarta, Palangkaraya, Aceh, Jombang, Palembang, dan Bali (proses grand opening). Banyak upaya yang diterapkan oleh manajemen “Gerobak Cokelat” untuk mempertahankan konsumen yang antara lain dengan melakukan diferensiasi produk dan melakukan komunikasi pemasaran yang kreatif. Terdapat unsur-unsur komunikasi di dalam penelitian ini. Di penelitian ini Gerobak Cokelat berperan sebagai komunikator, di mana mereka ingin menyampaikan pesannya berupa promosi kepada khalayak atau calon konsumen yang berperan sebagai komunikan. Untuk itu Gerobak Cokelat membutuhkan media dalam menyalurkan pesannya (dalam hal ini promosi pemasaran) lewat iklan di pamflet, surat kabar, majalah dan internet seperti media sosial twitter, yang bertujuan untuk mendapatkan (effect) umpan balik yang positif dari komunikan. Sehingga nantinya konsumen akan membeli produk dari Gerobak Cokelat. 2 Berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Komunikasi Pemasaran Usaha Kuliner dalam Menghadapi Persaingan (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Pemasaran Cafe “Gerobak Cokelat” dalam Menghadapi Persaingan di Kota Solo)”. Rumusan Masalah Bagaimanakah kegiatan komunikasi pemasaran Cafe “Gerobak Cokelat” dalam menghadapi persaingan di Kota Solo? Tinjauan Pustaka A. Pengertian dan Unsur-unsur Komunikasi Menurut Onong Uchjana secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin”communication” dan bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama. Sama di sini adalah sama makna atau sama arti. Ini berarti bahwa jika seseorang mengatakan sesuatu kepada orang lain disebut komunikasi. 1 Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu 2 : 1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) 2. Pesan (mengatakan apa?) 3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?) 4. Komunikan (kepada siapa?) 5. Efek (dengan dampak/efek apa?). B. Komunikasi Pemasaran 1. Definisi Komunikasi Pemasaran Kebanyakan orang mungkin menempatkan komunikasi pemasaran berada di bawah periklanan dan promosi, namun pada perkembangannya saat ini, komunikasi pemasaran muncul sebagai suatu bentuk komunikasi yang 1 Onong Uchjana Effendy, Spektrum Komunikasi, (Bandung: CV Mandar Maju,1992), Hal. 25 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , (Bandung: Remaja Rosdakarya,1994) Hal. 10 2 3 lebih kompleks dan berbeda. Pada akhirnya, banyak akademisi dan praktisi mendefinisikan komunikasi pemasaran adalah sebagai berikut. “aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan/ atau mengingatkan para sasaran atas perusahaan atau produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.”3 Satu hal yang menjadi inti permasalahan komunikasi pemasaran di sini adalah sesuatu yang klasik, yakni disinterpretasi dan penyimpangan pesan komunikasi pemasaran yang ada dalam aktivitas komunikasi tersebut. Tetap saja di sini masalah penyimpangan pemahaman pesan oleh komunikator tidak sesuai dengan komunikan. Kondisi inilah yang perlu dihindari oleh mereka yang melakukan aktivitas komunikasi. Oleh sebab itu, diperlakukan strategi dan taktik yang matang dalam efektivitas dan efisiensi sebuah komunikasi pemasaran.4 2. Unsur Komunikasi Pemasaran Model yang banyak diajukan dan diadaptasi dalam proses komunikasi pemasaran adalah bentuk komunikasi antarpribadi. Alasan mengapa model komunikasi sedemikian lebih diminati karena adanya faktor kedekatan dengan pelanggan yang merupakan kunci mutlak keberhasilan komunikasi pemasaran. Berikut adalah unsur-unsur (sarana-sarana) dari komunikasi pemasaran5 : a. Penjualan personal b. Periklanan c. Promosi penjualan d. Public Relations e. Publisitas 3 Fandy Tjipjono, Pemasaran Jasa, Malang: Bayumedia Publising, 2005, hal. 219 Ilham Prisgunanto, Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik , Bogor: Ghalia Indonesia, 2006, hal. 13 5 Ibid., hal.58 4 4 3. Fungsi Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama, menyebarkan informasi (komunikasi informatif), yaitu untuk mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikasi persuasif), dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali). Komunikasi pemasaran dalam konteks ini juga harus lebih diartikan sebagai kemampuan manusia dalam menyatukan pemikiran antara komunikator dengan komunikan atau orang yang ditujukan dalam menerima pesan. Hasil akhir dari komunikasi adalah adanya perubahan sikap lawan bicara atau komunikasi yang diartikan sebagai sikap menerima komunikan akan pesan yang dibawa oleh komunikator dalam pertukaran dimaksud. Diharapkan, komunikan akan menerima pesan, terpengaruh, bahkan mengikuti apa yang diajukan oleh si komunikator yakni membeli atau mendapatkan barang tersebut dalam keperluan memuaskan keingintahuan dan rasa penasaran mereka. 4. Media Komunikasi Pemasaran Media merupakan mengkomunikasikan pesan. alat atau Berikut ini saluran adalah yang digunakan beberapa digunakan dalam komunikasi pemasaran6 : 1. Surat Langsung 2. Telemarketing 3. Majalah 4. Surat Kabar 5. Radio 6. Televisi 7. Internet 6 Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta:Erlangga, 2012), hal.192-199 5 media untuk yang C. Strategi Komunikasi Pemasaran Ada berbagai macam strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan dalam upaya pengembangan dan pendukung pemasaran perusahaan. Strategi dan taktik komunikasi pemasaran berikut ini mungkin bisa menunjukkan bahwa perkembangan strategi dan taktik dalam komunikasi pemasaran sedemikian pesat ini7 : a. Persaingan dengan strategi membunuh produk lawan b. Pengubahan tagline dan simbol merk produk c. Promosi lewat jalur distribusi d. Strategi segmentasi baru dengan penggunaan saluran media baru e. Strategi kemasan baru f. Strategi aplikasi sarana komunikasi spesifik D. Word of Mouth Kebanyakan proses komunikasi antar manusia adalah melalui dari mulut ke mulut. Setiap orang berbicara dengan yang lainnya, saling tukar pikiran, saling tukar informasi, saling berkomentar dan proses komunikasi yang lainnya. For many product categories, customers rate friend, families, and professional colleagues as the main source of information about purchasing products and services. WOM marketing is different from the others in that it does not use the Internet or a traditional medium to deliver the message. The goal is to stimulate WOM about a brand from trusted personal sources rather than through an unknown part in an ad8 . Dalam petikan jurnal tersebut dijelaskan bahwa Word Of Mouth adalah jenis marketing yang berbeda dari yang lain, ia tidak menggunakan internet (new media) maupun media konvensional (media cetak) namun merangsang WOM dari sumber pribadi dan terpercaya. 7 Ilham Prisgunanto, Komunikasi Pemasaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2006), hal.95 Winner, “New Communications Approaches in Marketing: Issues and Research Directions”, Marketing Science Institute, New York, October, (2008) 8 Russel S. 6 E. Persaingan Pasar Kita dapat mempelajari persaingan dari sudut pandang industri dan pasar. Industri adalah suatu kelompok perusahaan yang menawarkan produk atau kelas produk yang merupakan pengganti erat satu sama lain. Dengan menggunakan pendekatan pasaran kita mendefinisikan pesaing perusahaan yang memenuhi kebutuhan pelanggan yang sama 9 . sebagai Misalnya dalam penelitian ini, pesaing dari Gerobak Cokelat adalah Cafe sejenis yang menjual produk yang sama atau dalam hal ini adalah minuman dan makanan cokelat. Agar tetap menjadi nomor satu, perusahaan harus melakukan tiga tindakan. Pertama, perusahaan harus menemukan cara untuk memperluas total permintaan pasar. Kedua, perusahaan harus melindungi pangsa pasarnya saat ini melalui tindakan defensif dan ofensif yang baik. Ketiga, perusahaan dapat berusaha meningkatkan pangsa pasarnya, bahkan sekalipun ukuran pasar tetap konstan. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah Gerobak Cokelat. Yaitu mewawancarai owner, supervisor, operational manager, dan konsumen Gerobak Cokelat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi langsung mengenai kegiatan komunikasi pemasaran yang terjadi di lokasi penelitian, wawancara mendalam kepada informan (dalam hal ini adalah objek penelitian). Penelitian ini, penulis menggunakan metode triangulasi data yang sering disebut juga triangulasi sumber. Triangulasi ini menggunakan internal Gerobak Cokelat yaitu untuk mengetahui sejauh mana pemasaran yang dijalankan oleh owner, operational manager, dan supervisor Gerobak Cokelat, selain itu juga 9 Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2008), hal.322. 7 memperoleh gambaran seperti apa persaingan yang ditemui oleh pihak Gerobak Cokelat. Sumber kedua adalah menggunakan beberapa pendapat dari para pelanggan untuk mengkroscek apakah kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Gerobak Cokelat mencapai sasaran kepada konsumen. Ketiga, sumber yang digunakan dalam triangulasi data adalah sumber data lain seperti situs, buku dan bukti cetak lainnya yang dapat mendukung hasil penelitian. Sajian dan Analisa Data Dalam proses pemasarannya, Gerobak Cokelat memiliki kegiatan yang dapat menarik minat konsumen dan menjadi diferensiasi dari produk café yang lainnya. Gerobak Cokelat memiliki beberapa aktivitas komunikasi pemasaran. Gerobak Cokelat melakukan aktivitas komunikasi pemasaran tidak hanya melalui media sosial dan website, tetapi juga media cetak dan sebagainya. Aneka macam menu variasi makanan dan minuman cokelat diracik sendiri dengan resep rahasia dan bahan-bahan yang berkualitas. Setiap tiga bulan Gerobak Cokelat melakukan evaluasi dan revisi resep agar pelanggan tidak bosan, oleh karena evaluasi resep tersebut menjadikan cita rasa Gerobak Cokelat menjadi lebih enak. Gerobak Cokelat juga sering menjadi sponsor dalam kegiatan sosial di bawah naungan Gerobak Cokelat Foundation. A. Unsur Komunikasi Pemasaran 1. Periklanan Bentuk periklanan yang dilakukan oleh Gerobak Cokelat ternyata sampai menyentuh produk kepada konsumen. Sehingga konsumenpun dapat target tercapai. untuk mengiklankan Beberapa pelanggan mengakui bahwa ia pernah melihat iklan Gerobak Cokelat di banner pada event tertentu. 8 2. Promosi Penjualan Kegiatan sales promotion yang dilakukan oleh Gerobak Cokelat seperti memberikan diskon khusus kepada pelanggan, voucher 25% & 50% tanpa syarat minimum nominal pembelian, dan Gerobak Foundation yang mensupport di bidang sosial, antara lain: santunan yatim, olahraga, dan seminar-seminar. Menurut beberapa konsumen, Gerobak Cokelat melakukan beberapa promosi penjualan, yaitu: menjadi sponsor di berbagai event / seminar, juga membagikan voucher kepada konsumennya. Salah satu konsumen menjelaskan, bahwa promosi Gerobak Cokelat melalui pembagian voucher dapat menarik minat konsumen dan memberikan keuntungan kepadanya, sehingga mereka akan kembali lagi untuk membeli produk dari café cokelat ini. 3. Publisitas Gerobak Cokelat dalam menarik konsumen dan calon konsumen dengan melakukan interaksi langsung, seperti: bbm (blackberry broadcast message), media sosial twitter, instagram, dan website. Gerobak Cokelat dalam melakukan publisitas memilih twitter, instagram, dan website karena pada masa yang sarat dengan kemajuan teknologi dan informasi seperti pada saat ini, sangat mempermudah kita dalam mendapatkan informasi yang kita inginkan melalui internet, khususnya media sosial dan website. Terlebih lagi anak muda jaman sekarang memiliki smartphone yang bisa digunakan untuk mengakses internet dan media sosial secara realtime. Selain itu, pihak Gerobak Cokelat melakukan publisitas melalui blackberry broadcast message (bbm) karena Gerobak Cokelat memiliki kontak BBM pelanggan yang sebelumnya menginvite pin BBM Owner Gerobak Cokelat. Oleh memanfaatkan peluang karena itu Gerobak Cokelat memilih tersebut untuk melakukan promosi yang praktis, hemat, dan lebih efisien. 9 Menurut beberapa konsumen Gerobak Cokelat, Gerobak Cokelat melakukan publisitas melalui website www.gerobakcokelat.com, bbm (blackberry broadcast message), koran Solopos, koran Joglo Semar, timeline twitter @gerobakcokelat, yang juga dibantu oleh akun @tongkrongansolo, dan @soloupdate, karena akun tongkrongansolo dan soloupdate memuat segala macam informasi kuliner, wisata, dan event yang ada di kota Solo, dan instagram dengan hashtag #gerobakcokelat yang memuat foto-foto menu-menu makanan dan minuman dan keceriaan pengunjung Gerobak Cokelat di semua cabang Gerobak Cokelat di Indonesia. 4. Public Relations Gerobak Cokelat dalam kegiatan pemasarannya yang berperan sebagai public relations adalah Owner. Owner merangkap tugasnya sebagai public relations sekaligus sebagai pimpinan perusahaan. Owner sebagai public relations memiliki berbagai tugas, antara lain seperti menjaga hubungan baik antara customer dengan perusahaan, harus bisa menjadi problem solving jika timbul suatu masalah, Owner turun langsung jika ada problem antara karyawan dengan pelanggan. B. Media Komunikasi Pemasaran Pelanggan menuturkan bahwa ia pernah melihat informasi Gerobak Cokelat pada salah satu majalah lokal Solo. Tidak dipungkiri lagi, dimana pangsa pasar Gerobak Cokelat ini adalah konsumen dalam kota Solo, sehingga café cokelat ini tentunya memilih majalah lokal (Majalah Paduan edisi 2013) media komunikasi pemasarannya. Berbeda dengan majalah, pada surat kabar lokal justru Gerobak Cokelat tidak mengeluarkan biaya sepersenpun, karena medianyalah yang tertarik untuk meliput dan mempublish informasi mengenai Gerobak Cokelat pada salah satu kolomnya. Hal tersebut terjadi karena media menganggap informasi tersebut penting dan layak disampaikan kepada 10 khalayak. Selain itu, ternyata eksistensi Gerobak Cokelat ini sempat terpampang dalam tabloid kuliner ibu kota (Tabloid Saji edisi Juli 2013). Selain media cetak, Gerobak Cokelat juga sempat memilih radio sebagai media komunikasi pemasaran. Radio yang dipilih tentunya radio lokal Solo. Namun seiring berjalannya waktu, iklan melalui radio ternyata ditinggalkan oleh café cokelat ini. Karena dirasa kurang efektif. Terbukti, dari semua informan konsumen yang diwawancara, mengaku tidak mendengarkan radio dan mereka tentu tidak mengetahui iklan Gerobak Cokelat pada radio tersebut. Café cokelat ini ternyata juga memilih new media ini menjadi media promosi utamanya. Dengan menggunakan twitter, website dan instagram, mereka dapat langsung berinteraksi dengan konsumen dalam memasarkan produknya. C. Strategi Komunikasi Pemasaran a. Persaingan dengan strategi memubunuh produk lawan Menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada Owner dan operational manager Gerobak Cokelat, Gerobak Cokelat tidak menggunakan strategi membunuh produk lawan, akan tetapi Gerobak Cokelat minuman memfokuskan Gerobak untuk Cokelat meningkatkan sebagai salah kualitas satu makanan strateginya dan untuk menghadapi persaingan pasar. Mereka tidak mempunyai tujuan untuk mematikan pasar lawan, namun mereka lebih fokus untuk menghidangkan sajian yang lebih baik dan istimewa daripada hidangan sejenis di toko sebelah dimana Owner menyebutkan bahwa kunci dari itu semua adalah diferensiasi produk. Café ini lebih mementingkan kualitas dan mutu agar konsumen tetap menjadi pelanggan setia serta strategi untuk menarik pelanggan baru. Dengan mengolah bahan yang tinggi kualitas namun harga yang murah, diharapkan semua kalangan dapat menikmati hidangan yang disajikan. 11 b. Pengubahan tagline dan simbol merk produk Gerobak Cokelat sempat melakukan perubahan tagline sebanyak sekali. Tagline yang pertama yaitu “Pioner Lesehan Cokelat Asli Solo”. Pemilihan tagline tersebut merupakan tagline berjenis superlative, karena Gerobak Cokelat memilih kata “pioner” yang berarti pencetus pertama sekaligus leader café cokelat di Solo yang berkonsep lesehan. Namun setelah hampir satu tahun Gerobak Cokelat akhirnya mengganti dengan tagline “Indonesian Tradisional Chocolate” yang berjenis specific dengan harapan jika suatu saat nanti Gerobak Cokelat buka cabang sampai ke mancanegara, akan mengharumkan nama Indonesia dipadu dengan tagline yang mudah dipahami oleh masyarakat di mancanegara. c. Strategi segmentasi baru dengan penggunaan saluran media baru Media sosial khususnya twitter, menjadi media komunikasi yang memegang kunci keberhasilan Gerobak Cokelat dalam memasarkan produknya. Karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya, tenaga serta waktu yang banyak untuk melakukan promosi penjualan. Karena hal tersebut bisa dilakukan hanya melalui gadget sang operator. Hal tersebut dirasa paling efektif untuk berinteraksi langsung dengan konsumen, mengenai promo-promo baru, menu-menu baru dan spesial, serta bertanyatanya mengenai informasi lain seputar Gerobak Cokelat dan beberapa cabangnya di Indonesia. d. Strategi aplikasi sarana komunikasi spesifik Untuk menggunakan pemasaran, mendukung taktik yang kegiatan tertentu pertama dalam Gerobak promosi, Gerobak mengaplikasikan Cokelat selalu Cokelat komunikasi menjaga dan meningkatkan servis kepada konsumennya, baik konsumen baru maupun pelanggan setianya. Karena melalui pelayanan yang baik, maka café ini akan terlihat kualitasnya. Disamping itu, pelayanan yang baik merupakan salah satu bukti bahwa komunikasi yang terjadi antara produsen dan konsumen berlangsung dengan baik pula. 12 Selain meningkatkan servis, taktik komunikasi pemasaran yang berbeda adalah melalui voucher. Voucher ini disebarkan oleh café cokelat ini apabila pasar tengah mengalami tanda-tanda kelesuan. Yang menarik di sini, Gerobak Cokelat memiliki perbedaan dalam penggunaan vouchernya. Biasanya di tempat lain, penggunaan voucher akan berlaku dengan syarat tertentu, misalnya memiliki minimum order. Namun pada café ini, syarat tersebut tidak berlaku alias tanpa syarat minimun order. Dan terbukti, dengan adanya voucher 25% - 50% dapat meningkatkan penjualan. D. Word of Mouth Dalam melakukan komunikasi pemasaran, selain menggunakan unsurunsur komunikasi yang telah dipaparkan di atas, ternyata Gerobak Cokelat juga menggunakan teknik word of mouth. Kegiatan komunikasi dari mulut ke mulut tersebut dilakukan dari kesadaran konsumen atas pelayanan yang dilakukan oleh Gerobak Cokelat. Kebanyakan dari konsumen menerima informasi dari orang lain. Orang lain yang menjadi sumber informasi bisa berupa teman, saudara, keluarga atau tetangga. Biasanya informasi yang diterima berasal dari orang yang kita yakini mempunyai informasi yang benar. Pada penelitian ini, hampir semua konsumen mengetahui Gerobak Cokelat untuk pertama kali karena informasi dari teman atau orang- orang terdekat. Kekuatan word of mouth begitu besar dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli produk dari Gerobak Cokelat ini. Kesimpulan Dari beberapa macam unsur komunikasi pemasaran yang disebutkan di Bab I, maka dapat disimpulkan bahwa Gerobak Cokelat telah melakukan segala bentuk komunikasi pemasaran, yaitu: promosi penjualan, periklanan, publisitas, public relations, dan word of mouth. a. Promosi penjualan di sini berupa voucher, broadcast BBM dan Gerobak Cokelat Foundation. Periklanan yang telah dilakukan oleh Gerobak Cokelat adalah melalui pamflet dan banner di seminar-seminar. Selain itu bentuk 13 publisitas yang dilakukan adalah melalui artikel di surat kabar Solopos dan Joglosemar, tabloid Saji, twitter dan website Gerobak Cokelat. b. Dari beberapa unsur komunikasi yang dilakukan oleh Gerobak Cokelat di atas yang memiliki pengaruh paling kuat di mata pelanggan dan produsen adalah word of mouth (WOM), karena melalui WOM dari orang-orang yang telah dikenal maka kepercayaan mengenai review positif suatu produk dapat mempengaruhi seseorang untuk ikut mengkonsumsi produk tersebut, dan memang bentuk komunikasi utama adalah dari mulut ke mulut. Selain itu ternyata twitter juga merupakan bentuk komunikasi dengan new media yang dirasa cukup efektif. Karena pada zaman digital ini, sosial media merupakan media efektif dan memudahkan dalam menyentuh target market untuk melakukan interaksi secara langsung antara konsumen dan produsen. c. Sarana komunikasi pemasaran yang kurang efektif adalah iklan radio. Dari semua konsumen ternyata jarang mendengarkan radio, sehingga kegiatan iklan yang dilakukan Gerobak Cokelat tidak semuanya sampai kepada konsumen. d. Aktivitas komunikasi pemasaran dari Gerobak Cokelat untuk memenangkan persaingan di Kota Solo yaitu pengubahan tagline Gerobak Cokelat dari tagline berjenis superlative (Pioneer Lesehan Cokelat Asli Solo) ke tagline specific (Indonesian tradisional Chocolate), strategi segmentasi baru dengan penggunaan saluran media baru melalui twitter karena dirasa paling efektif untuk berinteraksi langsung dengan banyak konsumen mengenai info tentang Gerobak Cokelat, dan strategi aplikasi sarana komunikasi spesifik berupa peningkatan servis dan melalui voucher diskon tanpa minimum pembelian. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: a. Saran Bagi Pengusaha Kuliner Para pengusaha kuliner harus terus berimprovisasi dan berinovasi terhadap perkembangan zaman, teknologi, dan keinginan konsumen. Bukan 14 dengan strategi membunuh produk lawan, namun dengan cara meningkatkan kualitas rasa dan pelayanan, serta tetap menjaga harga agar tetap terjangkau. Dengan strategi seperti itu, maka secara tidak langsung pengusaha kuliner dapat mematikan pasaran yang sejenis dengan usahanya. Sebaiknya aktivitas komunikasi pemasaran yang dilakukan secara berkelanjutan selalu dikontrol, dievaluasi, dan diinovasi agar konsumen dan calon konsumen menjadi teredukasi kemudian tertarik untuk membeli produk yang dimiliki oleh seorang pengusaha kuliner daripada produk yang dimiliki oleh pesaingnya. Hal tersebut penting sebagai diferensiasi identitas dari perusahaan atau merek itu sendiri. b. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi peneliti selanjutnya yang membutuhkan referensi dalam melakukan penelitian khususnya mengenai kegiatan komunikasi pemasaran. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan mampu menggali lebih dalam lagi akan aspek-aspek lain yang menjadi faktor penghambat maupun pendorong keberhasilan dalam komunikasi pemasaran, sehingga dapat bermanfaat bagi pihak pengusaha kuliner yang menjadi objek penelitian. Daftar Pustaka Effendy, Onong Uchjana, (1992). Spektrum Komunikasi, Bandung: CV Mandar Maju. Effendy, Onong Uchjana, (1994). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya. Fandy Tjiptono, (2005). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publising. Hermawan.Agus, (2012). Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip. Kevin Lane Keller, (2008). Manajemen Pemasaran, Jakarta: Erlangga. Prisgunanto, Ilham, (2006). Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. Bogor: Ghalia Indonesia. Russel S. Winner, (1989). “New Communications Approaches in Marketing: Issues and Research Directions”, New York: Marketing Science Institute. 15