ORAL SEKS DI DALAM PERKAWINAN DAL.AM PANDANGAN MASYARAKAT SERTA KEDUDUKANNYA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAJ.Vl (Studi Ke!. Ciater Kecamatan Serpong)) Oleh: Iin Ernawati KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AL-AKHWAL AS-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/2007 M ORAL SEKS DI DALAM PERKAWINAN DALAl\i PANDANGAN MASYARAKATSERTAKEDUDUKANNYAMENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kelurahan Ciater Kecamatan Serpong) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah clan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I) Disusun Oleh: Iin Ernawati 104044201468 Dlt1if' '\] Drs. H. IIl:l"'uso,;nc<-1""'fh"'"'o~y~ar,--M.Ag NIP: 150 050 919 KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AL-AKHWAL AS-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/2007 M KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas segala rahmat, karunia, hidayah, dan inayah-Nya yang telah dilimpahkan k·epada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tetap tercurallkan kepada Nabi pembawa perubahan, revolusioner di dalan1 segala aspek kehidupan dan rahmat sekalian alam, Baginda Nabiyullah Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya clan juga orang-orang yang tetap istiqamah menegal,kan dinul Islam hingga akhir zaman. Skripsi yang be1judul "Oral Seks di Dalam Perkawinan Dalam Pandangan Masyarakat Serta Kedudukaimya Menurut Perspektif Hukum Islam (Studi di Kel11raha11 Ciater Kee. Serpo11g Tangerang) ". Penulis susun clalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar Saijana Hukum Islam (S 1) pada Jurusan Al-Akhwal Al-Syakhsiyyah program stucli Aclministrasi Keperclataan Islam Fakultas Syari'al1 dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta. Selama penyusunan slaipsi ini, penulis menclapat bantuan dan sumbangan motifasi dari berbagai pihak. Oleh kai·ena itu, izinkanlah penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besamya kepada: I. Bapak Prof., Dr., H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M, Selaku Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum. 2. Bapak Drs., H.A. Basiq Djalil, S.H., M.A dan Bapak Kamarusdiana, S.Ag., M.H, Selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Ahwal Syakhsiyyah yang selalu memberikan bimbingan, spirit kepada penulis, sehingga penulis man1pu menyelesaikan skripsi ini. 3. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. H. Husni Thoyar, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan ilmunya selama penulis mengerjakan skripsi ini. Merupakan suatu kehormatan bagi penulis bisa berada di bawah bimbingan bapak. 4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang penulis hormati, yang telah memberikan tenaga dan pikirannya untuk mendidik agar kelak menjadi manusia yang berguna di dunia dan akhirat semoga do'a dan didikan:nya menjadi berkah dan dapat menuntun penulis untuk memasuki kehidupan baru yang lebih baik. 5. Segenap pengelola perpustakaan Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Syari'ah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam mencari data-data yang berkaitan dengan skripsi penulis. 6. Ayahanda H. Muksin dan Ibundaku tercinta Nafsiah, serta kakak-kakak yang penulis hommti dan sayangi Kak Maryanah, S.Pd, Bang Miji beserta isteri, Bang Ical Beserta isteri yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis, memberikan bimbingan baik moril maupun materil, nasihat maupun do'a demi kesuksesan penulis, semoga hari-hari selalu bahagia dan dilindungi Allah SWT. Tidak lupa pula buat yang tersayang "Emonk" Kucing penurut kesayangan penulis. 7. Seluruh Keluarga Besar Bapak Masykur dan Ibu. Nurisnawati (Umi), Kak Novi beserta suami, Bang Rijal beserta isteri, Bang Gadang beserta isteri dan Shinta terima kasih atas perhatian dan motivasi yang diberikan kepada penulis, dan yang aku cintai dan sayangi A' a Mulyadi yang telah menemani penulis menyelesaikan skripsi ini tiada waktu yang tertinggal, selain mendampingi penulis mengerjakan skrisi ini. 8. Teman-teman AKI angkatan 2004, 2005 khususnya 2002 yang selalu memberikan motivasi dan snpportnya walaupun sudah lebih dahulu selesai. Terutama kepada Afandi, Nurin, Muharrom, Jaylani, Ali, Veriyal, Syarif dan sahabat-sahabatku Yanti, Aitita, Dewi, Leni, Inna, Bunga, Anita Yang telah membantu penulis dalam suka dan duka sepenuhnya. Makasih ban~et yach. Semoga tali silaturralnni tidak terputus Amien. 9. Kelurahan Ciater Serpong, Masyarakat Ciater khususnya Rt. 07 dan 08 Rw. 10, yang sudah memberikan data-data, ilmu dan pengalamannya kepada penulis. Semoga apa yang dilakukan menjadi amalan yang baik dan dibalas oleh Allah SWT. Amiin. Akhirnya penulis dengan segala kerendahan hati berharap, semoga kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dikemudian hari dan memberikan manfaat bagi semua pihak serta rekanrekan yang membacanya dan semoga semua yang telah penulis lakukan mendapat ridha Allah SWT. Amin. Jakarta, 26 Juli 2007 M l l Rajah 1428 H Penulis DAFTARISI KATA PENGANTAR ........................................................................................... . DAFTARISI............................................................................................................ BAB I BAB II v PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masai ah ...... ..... ........ .... ............. .... .... ..... 1 B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ............................ 4 C. Tujuan Penulisan........... .... .... ...... .. ............ ... .. ................. 5 D. Metodologi Penulisan dan Penelitian.............................. 5 E. Sistematika Penulisan ...... ... .... ... .. ...... ...... ...... ... ... ..... ... .. 9 TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN DAN SEKS DALAM ISLAM A. Pengertian Perkawinan Dan Dasar Hukumnya............... 10 B. Tujuan Perkawinan ......................................................... 17 C. Hikmah Perkawinan........................................................ 20 D. Seputar Seks Dalam Islam .............................................. 23 BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN CIATER A. Letak Geografis ............................................................... 45 B. Letak Demografis............................. ............................... 46 C. Sosiologis Masyarakat .................................................... 49 D. Basil Penelitian ............................................................... 53 BAB IV ORAL SEKS DALAM PERSPEKTU' HUKUM ISLAM A. Pengertian Oral Seks ....................................................... 63 B. Alasan-alasan Melakukan Oral seks ............................... 65 C. Pandangan Masyarakat terhadap Oral seks..................... 67 D. Analisis Hukum Islam Terhadap Oral Seks .................... 67 E. Analisis Penulis ............................... "............................... 74 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................... 78 B. Saran-saran...................................................................... 79 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 80 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 88 1. Surat Permohonan Data/wawancara Kelurahan............................................ 88 2. Daftar Pertanyaan Angket ..... ............. ...... ..... ................. ...... .. ..... ........... ...... 90 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah seks selalu menarik untuk dibicarakan, ditulis atau didiskusikan, karena ia berkaitan dengan tata nilai kehidupan manusia yang lebih tinggi. Hubungan seksual ditujukan untuk menjaga siklus kehidupan umat manusia, dan merupakan salah satu bentuk ekspresi perasaan cinta antar individu, dimana daya tarik dan panca indera ikut berperan dan mendapatkan kenikmatan di dalamnya. Oleh karena itu, dalam hubungan seks bukan hanya aspek fisik manusia, dalam ha! ini alat kelamin dan daerah erogen (daerah yang mudah terangsang), yang ikut berperan, tetapi juga aspek psikologis dan emosi. Hubungan seksual yang dianggap nonnal adalah hubungan yang dikaitkan dengan norma, ajaran agama, kebudayaan, dan pengetahuan manusia yang hannonis dibarengi dengan rasa cinta. Sehingga terciptalah keluarga yang sejahtera dan bahagia sepe1ii yang diharapkan oleh setiap pasangan suami-istri. Maka dari itulah Islam mensyari'atkan perkawinan. Allah telah menciptakan manusia dan melengkapinya dengan naluri seksual (dawaji' aljinsiyyah) yang !mat, jika kebutuhan naluriah ini tidak tersalurkan dengan baik dan benar, akan menimbulkan masalah yang cukup serius. Dengan disyari'atkannya perkawinan, kebutuhan naluriah ini akan terpenuhi secara wajar, di samping akan terpenuhi pula kebutuhan psikis manusia, karena limpahan kasih sayang yang dicurahkan oleh setiap pasangan suami-istri. 2 Selain itu pula Islam sangat menganjurkan untuk melakukan mula 'abah (foreplay atau permainan pendahuluan) sebelum melakukan jima'. Agar tercapai keharmonisan dalam hubungan seksual dan tidak menyernpai hubungan seksual yang dilakukan oleh binatang. Dan Islam memandang penting perangsangan sebelum melakukan hubungan seks, karena perempuan lebih lambat bangkit syahwatnya ketimbang laki-laki. Perangsangan mempakan hale istri yang hams dipenuhi suami. Walaupun sebenarnya perangsangan hams dilakukan secara timbal balik antara suami-istri. Hanya saja karena syahwat perempuan lebih sulit bangkit dibandingkan syahwat laki-laki. Perangsangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti cmman, belaian, cumbuan, dan lain sebagainya. Hanya saja hams diingat bahwa dalam melakukan perangsangan, suami-istri dilarang menggunakan alat-alat bantu selain anggota-anggota tubuh pasangannya sendiri. Selain itu juga, salah satn bentuk foreplay dalam pengetahnan seksualitas modern adalah sexualoralisme (seks oral) yang dikenal dengan sebutan variasi hubungan seksual posisi 69. dalam posisi ini suami-istri saling melakukan oral seks sehingga menciptakan hubungan seksual yang sangat romantis. Variasi oral seks ini sudah dilakukan pada masa sebelum Masehi, yaitu pada tahun 30-69 sebelum Masehi, seperti yang dilakukan oleh Cleopatra terhadap I 00 laki-laki perwira Romawi dalam satu malam. Oral seks pada masa itu, masih terbatas dalam bentuk Fellatio (mencumbu alat vital pria). Hal ini 3 disebabkan belum terbiasanya kaum wanita pada saat itu membersihkan alat kelamin mereka dengan menggunakan air. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan peradaban manusia, ketika mereka sudah mulai mengenal kebersihan dan kesehatan tubuh, Cunnilingus pun mulai dilakukan. Oral seks pria pada wanita merupakan basil pencarian dari manusia itu sendiri kepada hal-hal yang lebih menyempumakan kehidupan seksual mereka, sehingga mendapatkan kepuasan seksual yang sempuma. Mulai dari situlah variasi seks oral muncul sehingga masyarakat kita pun melakukan hubungan variasi seks oral disetiap melakukan hubungan suami-istri. Namun demikian, tidak semua pasangan merasa nyaman melakukan variasi seks oral, karena tidak terbiasa atau karena kondisi alat kelamin pasangan yang masih diragukan kebersihannya, sehingga dikhawatirkan akan kebolehan dan keharamannya. Bagi umat Islam, oral seks masih sering dianggap tidak relevan dengan tuntunan melakukan hubungan seksual yang diajarkan oleh Rasulullah yang penuh dengan etika dan estetika luhur. Apalagi teks-teks al-Qur'an dan hadits yang berbicara masalah seksualitas masih bersifat Dzanni (samar), sehingga terbuka ruang bagi interpretasi dan pemahaman yang berbeda. Disamping itu, para ulama masih bersilang pendapat tentang hukum melakukannya, karena masih mempertimbangkan segi-segi mashlahat dan mudharatnya, terutama bagi kelanggengan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warrahmah. Begitu pula pada masyarakat khususnya masyarakat Ciater mereka melakukan oral seks, 4 dengan alasan-alasan tertentu dan memandang bahwa oral seks adalah suatu seni dan solusi di saat istrinya sedang haidh. Maka dari itu, penulis mencoba melakukan penelitiian lebih mendalam lagi kepada masyarakat Kelurahan Ciater Serpong, dan akan dibahas secara mendalam lagi di skripsi ini dengan judul " ORAL SEKS DI DALAM PERKAWINAN DALAM PANDANGAN MASYARAKAT SERTA KEDUDUKANNYA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM" (Studi Kelurahan Ciater Kecatan Serpong). B. Pembatasan dan Perumusau Masalah Dalam hal ini penulis mencoba mengambil suatu istimbath atau kesimpulan hukum dari permasalalian di atas karena masalah tersebut sangat tabu ditelinga masyarakat. Oleh karena itu, penulis membatasi rnasalah variasi foreplay dalam perkawinan yaitu dengan adanya oral seks di dalam perkawinan dalam pandangan masyarakat se1ia kedudukam1ya dalam Islam. Adapun perumusan masalah dalam skripsi ini di antaranya adalah sebagai berikut: I. Apa yang dimaksud dengan oral seks? 2. Apa pandangan masyarakat tentang oral seks? 3. Apa yang menjadi alasan-alasan masyarakat melakukan oral seks? 4. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap oral seks di dalam perkawinan? 5 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Dengan melakukan penelitian sehubungan dengan judul skripsi di atas, maka penulis bertujuan untuk: I. Mengetahui lebih dalam lagi apa yang dimaksud dengan oral seks 2. Mengetahui apa pandangan masyarakat terhadap oral seks dalam perkawinan 3. Mengetahui lebih dalam lagi apa yang menjadi alasan-alasan masyarakat melakukan oral seks 4. Mengetahui apa pandangan hukum Islam terhadap oral seks dalam perkawinan. D. Metode penulisan dan Penelitian Untuk mengkaji pernmsalahan-pe1masalal1an dalam penelitian ini, penulis menggunakan suatu kombinasi antara dua bentuk penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif, sedangkan metode yang digunakan adalal1 metode deskritif analisis, yang penulis peroleh melalui: I. Sumber Data Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a. Data primer: merupakan data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner yaitu dengan pelaku oral seks b. Data sekunder: merupakan data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data-data yang dikeluarkan oleh kelurahan Ciater, juga diperoleh oleh 6 literatur-literatur, buku-buku, kitab-kitab, serta sumber lainnya yang berkaitan dengan skripsi ini. 2. Populasi dan Sampel a. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti, atau sekumpulan analisis yang di dalamnya terkandung informasi yang akan diketahui. Populasi dalan1 penelitian ini adalab masyarakat yang sudah menikah yakni di Kelurahan Ciater Rt 07 dan Rt 08 Rw 10. b. Sampel San1pel adalah suatu tehnik atau cara mengambil sampel dari populasi. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan random sampling (sampel dipilih secara acak) bahwa setiap individu memiliki peluang untuk menjadi responden. Mengingat keterbatasan waktu, biaya, tenaga, juga luasnya Kelurahan Ciater dan besar resiko yang ditanggung penulis, maka tidak mungkin mengambil sample yang besar dari jumlah populasi 3.207 KK. 3. Tehnik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan penelitian dengan dua metode yaitu: a. Penelitian lapangan (field Research), yaitu melakukan studi Iangsw1g terjun kelapangan mengenai yang terjadi pada masyarakat terutama pada '' 7 pasangan suami isteri yang melakukan oral seks dalam perkawinan. Untuk membantu penelitian ini penulis peroleh data melalui tehnik: 1) Tehnik observasi, tehnik ini bertujuan untuk mendapatkan data secara empirik yang berkaitan dengan kondisi masyarakat wilayah Kelurahan Ciater. 2) Tehnik angket, yaitu penulis menyebarkan 100 angket yang berupa pe1ianyaan-pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi selengkap-lengkapnya yang sesuai dengan tema di atas. b. Penelitian Kepustakaan (Library Research), penulis menggunakan studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data dari berbagai literatur yang ada, buku-buku, dokumen-dokumen, makalah atau artikel, serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan studi kepustakaan ini adalah dengan cara membaca, mengutip, dan merangkum. 4. Tehnik Pengolahan Data Seluruh data yang penulis peroleh dari wawancara, angket dan pustaka diseleksi dan disusun, setelah itu penulis melakukan klasifikasi data, yaitu usaha menggolong-menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu. Setelah data yang diklasifikasikan, lalu diadakan analisa data, dalam ha! ini, data yang dikumpulkan penulis adalah data kualitatif kemudian diolah menjadi data kuantitaif, maka tehnik yang digunakan adalah metode statistik deskriptif yang akan disajikan dalam bentuk tabel. 8 Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, tujuannya adalah nntuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan yang sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, si:fat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Data yang telah terkumpul diperiksa kembali mengenai kelengkapan jawaban yang diterima kejelasannya atau informasi yang biasa disebut editing, kemudian data-data tersebut ditabulasi yakni disusun ke dalam bentuk tabel dengan menggunakan statistik persentase sebagai berikut: P=F/NxlOO Keterangan: P= Angket Persentase N= Jumlah Seluruh Sampel F= Frekuensi yang sedang dicari Prosentasenya. Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada prinsip-prinsip yang telah diatur Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta 2005 dengan catatan: a. Untuk referensi dari Al-Qur'an. Penulis Jetakan di awal pada daftar pustaka, urutan berikutnya sesuai alpabet. b. Dalam menulis kutipan ayat Al-Qur'an dan terjemalmya, ditulis dengan satu spasi tanpa footnote. c. Kutipan dari hadits dan te1jemahnya ditulis satu spasi, dengan footnote haditsnya dan terjemahnya tanpa footnote. 9 E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan, maka skripsi ini penulis susun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, menguraikan secara global yang mencakup latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Penjelasan pengertian pernikahan dan dasar hukumnya mengenai tujuan dan hikmah perkawinan dan pengertian seks dalam Islam. BAB III Gambaran umum Kondisi Kelurahan Ciater, yang meliputi letak geografis, letak demografis, dan sosialogio: masyarakat. Dan juga mengenai basil penelitian. BAB IV Oral seks dalam perspektif hukum Islam yakni meliputi pengertian oral seks, alasan-alasan melakukan oral seks, analisis hukum Islam tentang oral seks. BAB V Penutup, yang mengemukakan kesimpulan dan saran . BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAVVINAN DAN SEKS DALAM ISLAM A. Pengertian Perkawinan dan Dasar Hukumnya I. Pengertian Mahmud Yunus dalam kitab kamus menyatakan bahwa nikah berasal dari kata "nakaha " ((?l) "yankihu" (~) "nakhan" ~) "nikahan" (G.~) yang aiiinya mengawini. 1 Imam Al-kalahi dalam bukunya Subul al-salam menyatakan A1iinya: "nikah adalah berkumpul dan sating memasukan dan dipakai dalam pengertian bersetuguh". 2 Sedangkan secara terminologi para ulama fiqh berbeda pendapat mengenai pengertian pernikahan, antara lain sebagai berikut: a. Ulama Hanifah mendefinisikan prnikahan sebagai suatu akad yang berguna untuk memiliki mu 'tah dengan sengaja, artinya seorang laki-laki dapat menguasai perempuan dengan seluruh anggota badannya untuk mendapatkai1 kesenangan atau kepuasan. 1 Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Tafsir Al· Quran, 1973), Cet. Ke-I, h. 467 2 Muammad Bin Ismail al-kalani, Subulus Salam, (Bandung: Dahcun, t.th, juz III, h. I09 11 b. Ulama Syafi'iyah menyebutkan bahwa pemikahan adalah suatu akad menggunakan lafazd nikah atau zawuj (t::..iJll/cl.S.lll) yang menyimpan arti memiliki wath 'i, artinya dengan pemikahan seseorang dapat memiliki kesenangan dan kepuasan. c. Ulama malikiyah menyatakan bahwa pernikahan adalah suatu akad yang mengadung arti mu 'tah untuk mencapai kepuasan dan tidak mewajibkan adanya harga. d. Ulama Hambaliyah menyebutkan bahwa pernikahan adalah aqad dengan menggunakan lafadz nikah (~..-JJ:ill) atau (Cl.S.i) untuk mendapatkan kepuasan, artinya seorang laki-laki dapat memperoleh kepuasan dari seseorang perempuan atau sebaliknya. 3 Menurut Wa11bah Zuhaili, yang dikutip oleh Amir Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan dalam bukunya " Hukum Perdata Islam Di Indonesia" bahwa perkawinan adalah akad yang membolehkan terjadinya al-istimta' (persetubuhan dengan seorang wanita, atau melakukan wathi' dan berkumpul selama wanita tersebut bukan wanita yang diharnmkan baik dengan sebab persusuan maupun keturunan). 4 3 AbdutTachman Al-jaziri, Kit ab Fiqh Ala Mazhabil Arba 'ah, ( Mesir : Al- Maktabah AtTijariyah Kubra, 1974), Juz IV, h. 2 4 Amir Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia: Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam Dari Fiqih, VU No. 111974 sampai KHI, (Jakarta: Permada Media, 2004 ), Cet. Ke-2, h. 38 12 Pemikahan merupakan sunatullah yang umum dan berlaku pada semua mak111uk hidup, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT. Sebagai jalan bagi makhlulmya untuk berkembang biak, dan melestarika11 hidupnya. Pemikahan akan berperan setelah masing-masing pasangan siap melakukan peranannya yang positif dalam mewujudkan tujuan dari pemikahan itu sendiri. 5 Allah SWT berfoman dalam surat An-Nisa' ayat 1, yang berbunyi sebagai berikut: ~jj ,.. ~ ,,.,., J J~ "' "' k LP Jt.:.j ;;~lj ~Cr~ ($..UI (~) lyJ'I ~l.'.01 ,.. ,:o ~ J 0 :f- ,.. J,; ,.. :; ... (/J @ ~\,? ,.. J"" :; ... ::- (fl 0~ rt,;.~Ulj ;:_ 0_,J,.Ll ($~1 :JJI lyJ'lj ,_~j I~~ llG:.! 1:€?: c:_;j ,. J ,.. / / 1JJ ( \ : ,.WI) ~) ~ 0\5' :JJ\ Artinya: "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu merifaga dan mengawasi kamu. (Q.S. an-Nisa': 1) Perkawinan merupakan suatu cara untuk menyatukan antara laki-laki dan wanita sebagai suami istri. Hal tersebut merupakan suatu ikatan yang paling kuat dalam hubungan pergaulan manusia, sebagaimana yang disebutkan dalam UU No. I Tahun 1974 tentang perkawinan pasal I, yang 5 Slamet Abidin Aminuddin, Fiqih Munakahat Ji/id I, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), cet. Ke-I, h. 9 13 dimaksud dengan perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal be:rdasarkan Tuhan Yang MahaEsa. 6 Sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dimana sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, maka perkawinan mempunyai hubungan yang erat sekali dengan persoalan agama dan kerohanian, sehingga perkawinan bukan saja mengenai unsur lahiriah Gasmaniyah) tetapi juga menyangkut urusan batiniyah (rohaniyah) yang mempunyai peranan yang sangat penting. 2. Dasar hukum perkawinau Islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah dan naluri manusia, karena itu salah satu bentuk kebutuhan fitrah manusia adalah adanya perkawinan. Disamping perkawinan sebagai fitrah j uga dikatakan sebagai ibadah, karena secara jelas Allah dan Rasulnya mensyariatkan nikah sebagai perintah yang harus dilaksanakan seperti yang termaktllb dalam al-Qur'an dan as-Sunnah. Adapun yang menjadi dasar hukum adanya perkawinan adalah sebagai berikut: 6 Depag R.1, UV No. I Tahun 1974, dan Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Dirjend Bimas Islam, 2004), h. 14 ' '' 14 Allah berfirman dalam surat An-Nisa' ayat 3 : Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hakhak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepad01 tidak berbuat aniaya. (Q.S. an-Nisa': 3) Rasulullah SAW bersabda : A1iinya: " Berka/a Abdullah, ketika kami beserta nabi dan sekelompok pemuda yang mempunyai sesuatu, lalu berkata nabi : Hai golongan pemuda ! barang siapa diantara kamu telah sanggup kawin, maka kawinlah karena itu lebih menundukan mata, lebih memelihara fwji, dan barang siapa tidak sanggup maka berpuasa., karena puasa itu dapat menjadi penawar baginya".(HR.Bukhori). Berdasarkan ayat di atas, jumhur ulama berpendapat bahwa perintah kawin dalam hadits tersebut hanya menunjukan hukum sunat saja. Mereka mengemukakan dalil bahwa Allah SWT menyuruh pilih antara perkawinan 7 Imam Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Bierut: Daarul Fikri, tt),juz VI, hl.116 !' ; 15 dan pemeliharaan diri. Berdasarkan firman Allah dalam (surat an-Anisaa', ayat 3). Fawahidah Au Ma-malakat Ai ma-nukum (maka cukup satu saja atau hamba sahaya perempuanmu). Memelihara diri dengan mengawini hamba sahaya perempuan itu tidak wajib menurnt ijma' ulama, demikian juga pernikahan itu sesungguhnya tidak ada pemeliharaan antara wajib dan tidak wajib. Selain itu pengakuan ijma' ulanm itu juga tidak benar, karena masih ditentang oleh Daud dan Ibnu Hazm. 8 Dengan demikian dasar hukum nikah adalah mubah. Setelah dijelaskan dasar hukum adanya perkawinan, juga akan dibahas hukum melakukan pernikahan yaitu bahwa menikah itu wajib bagi sebagian orang dan sunat untuk sebagian yang lain se1ia mubah bagi sebagian yang lain, dan berdasarkan atas pe1iimbangan kemaslahatan, maka dapat dikatakan bahwa hukum nikah itu biasa berubah sesuai dengan keadaan pelakunya. Penulis akan menerangkan hukum pernikahan sebagai berikut: (1) Wajib Nikah hukumnya wajib bagi orang yang mampu dan nafsunya telah mendesak, serta takut terjernmus dalam lembah perzinaan. Menjauhkan diri dari perbuatan haram adalah wajib, maka jalan yang terbaik adalah dengan menikah. 8 As-san'ani dan Abu Bakar Muhammad, Te1jemah Subulus salam, jilid 3, (Surabaya, Alikhlas, 1995), cet. Ke-I, h. 394 16 (2) Sunah Nikah hukumnya sunah bagi orang ya11g mau menikah dan nafsunya kuat, tetapi man1pu mengendalikan diri dari perbuatan zina, maka hukum menikah baginya adalah sunah. Menikah baginya lebih utama dari pada berdiam diri menekuni ibadah, karena menjalani hidup sebagai anti nikah sama sekali tidak dibenarkan dalam Islam. (3) Haram Nikah hukumnya haram bagi orang yang tidak menginginkannya karena tidak mampu memberi naikah, baik naikah lahir maupun naikah bathin kepada isterinya serta nafsunya tidak mendesak. (4) Makruh Hukum menika11 menjadi makrnh bagi seorang yang lemah syahwat dan tidak mampu memberi nafkah kepada isterinya walaupun tidak merugikannya karena kaya dan tidak mempunyai keinginan syahwat yang kuat. (5) Mubah Nikah hukurnnya mubah bagi laki-laki yang tidak terdesal( alasanalasan yang mewajibkan segera rnenikah, atau alasan-alasan yang rnenyebabkan harus nikah. 9 9 Slamet Abidin dan Aminuddin, Lo, Cit., h. 33-36 '' 17 B. Tujuan Perkawinan 10 Seclikitnya acla empat macam yang menjacli tujuan perkawinan. Ke empat macam tujuan perkawinan itu henclaknya benar-benar clapat clipahami oleh calon suami atau istri, agar terhinclar clari keretakan clalam rumah tangga yang biasanya berakhir clengan perceraian yang sangat clibenci oleh Allah. Aclapun tujuan perkawinan tersebut aclalah sebagi berikut: I. Menenterarnkan jiwa Bila suclah terjacli 'aqacl nikah, si wanita merasa jiwanya tenteram, karana merasa acla yang melinclungi clan acla yang betianggung jawab clalam mmah tangga. Si suami pun merasa tenteram karena acla penclampingnya untuk mengurus rumah tangganya. Tempat menumpahkan perasaan suka clan cluka, clan teman be1musyawarah clalam menghaclapi berbagai persoalan. Allah berfirman dalam surat Ar-ruun1 ayat 21. J. .-' ,, ) _.. J_, J JI..- ~ ~J ~l,, I~ G..ljj\ ~\ ~.... ~~ .... / Q/ .... Jbc 0\ ,,,,4IL;'I" ~J ,,.. :iJ)I ).0 J'µ iYJ ui;U 2-l.b c) 0) C)j o;y .- / ,, ('t \ f1' ,., ,,.. :;::. Artinya: 10 .... .... :;::. ,, ,,, ,,.. :;::. :;::. /. .... Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untulanu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir ( Q.S. Ar-Ruum: 21) M Ali Hasan, Lok, Cit., h. 14 18 Apabila dalam suatu rumah taugga tidak terwujud rasa saling kasih dau sayang, dan autara suami istri tidak mau berbagi suka dan duka, maka berarti tujuan berumah tangga tidak sempurna, apabila tidak dapat dikatakau telah gaga!. Sebagai akibatnya, bisa saja terjadi masing-masing suami isteri mendambakan kasih sayang dari pihak luar yaug seharusnya tidak boleh terj adi dalam suatu rum ah tangga. 2. Mewujudkan (melestarikau) keturunan Biasanya sepasang suami-istri tidak ada yang tidak mendambakau anak keturunan untuk meneruskan kelaugsungau hidup. Anal( keturunau diharapkau dapat mengambil alih tugas, perjuangan d.an ide-ide yang pernah tertanam di dalam jiwa suami atau istri. Fitrah yang sudah ada dalau1 diri mauusia ini diungkapkan oleh Allah dalam finnan-Nya surat An- Nahl ayat 72: (V'I' : ~I) Artinya: Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak anak dan cucucucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari ni'mat Allah?" (Q. S. An-Nahl/16: 72) Berdasarkan ayat tersebut di atas jelas, bahwa Allah menciptakan mauusia ini berpasang-pasangan agar berkembang biak mengisi bumi ini dan memakmurkannya. I I 19 3. Memenuhi kebutuhan biologis Hampir semua manusia yang sehat jasmaninya dan rohaninya menginginkan hubungan seks. Bahkan dunia hewan pun berperilaku demikian. Keinginan demikian adalab alami, tidak. usab dibendung dan dilarang. Pemenuhan kebutuhan biologis itu harus diatur melalui lembaga perkawinan, agar tidak terjadi penyimpangan, tidak lepas begitu saja sehingga norma-norma adat istiadat dan agama dilanggar. Kecenderungan cinta lawan jenis dan hubungan seksual sudab ada tertanam dalam diri manusia atas kehendak Allah, kalau tidak ada kecenderungan dan keinginan untuk itu, tentu manusia tidak berkembang biak. Sedangkan Allah berfim1an dalam surat AlImran ayat 14: ::_,.. ;),'.;~\\ pk8Jlj ~\) ~\' .~\\ ::_,.. w\~~\ ~ J'tfu ,, ,, o L~ 2.JJ.:, ,, ;t;.J1 ,, o .... ,...., ,, .... ,.., ,, o o .... _..,o Jj ffe ..:.if.JI) i~tl1j ;;.::µ1 J.;;01) ~\) ~JJ\ ,.,. ,, ,, ,, ,, ,, ,, 0 ( \ t : 0\_r->' Ji ). y , l:Ji • , ,y ~Jly, ~\) ~:JI Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apaapa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."(Q.S. Al-Imran : 14) 4. Saling berlatih memikul tanggung jawab Pada dasamya, Allah menciptakan manusia di dalam kehidupan ini, tidak hanya untuk sekedar makan, minum, hidup kemudian mati seperti yang 20 dialami oleh makhluk lainnya lebih jauh lagi, manusia diciptakan agar berfikir, menentukan, mengatur, mengurus segala persoalan, mencari dan memberi manfaat untuk umat. 5. Untuk memenuhi hasrat kedua pasangan, baik yang bersifat fisikal maupun spiritual. 6. Untuk prokreasi atau berketurunan. 11 Tujuan dari perkawinan menurut UU No. I Tahun 1974 ialah untuk membentuk keluarga yang bahagia kekal dan abadi. Untuk itu suami-istri saling pengertian, saling bantu membantu dan lengkap melengkapi satu sama lain, agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya untuk membantu dan mencapai kesejahteraan baik spiritual maupun material. Karena tujuan dari perkawinan adalah untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal abacli, maka UU No. I Tahun 1974 menganut prinsip mempersulit te1jaclinya perceraian. 12 C. Hikrnah Perkawinan Islam menganjurkan clan menggembirakan nikah sebagaimana tersebut karena ia mempunyai pengaruh yang baik pelakunya sencliri, masyarakat dan seluruh umat manusia. Ada pun hikmah perkawinan aclalah sebagai berikut : 13 1. Sesungguhnya naluri seks merupakan naluri yang paling kuat clan keras yang selamanya menuntut aclanya jalan keluar. Bilamana jalan keluar ticlak clapat memuaskannya, maka banyaknya manusia yang mengalami goncang clan 11 12 13 Hasan hathout, Panduan Seks Jslami, Undang-undang No. I Tahun 1974 Sayyid sabiq, Fiqh Sunnah, (Bandung: Al-Ma'arif, 1990), Cet. Ke-7, Jilid ke-7, h. 18-21 21 kacau serta menerobos jalan yang jahat. Dengan demikian badan jadi segar, jiwa jadi tenang, mata terpelihara dari melihat yang haram dan perasaan tenang menikmati barang yang halal. 2. Menikah, jalan terbaik untuk membuat anak-anak menjadi mulia, memperbanyak keturunan, melestarikan hidup manusrn se1ia memelihara nasab yang oleh Islam sangat diperhatikan sekali. 3. Selanjutnya, naluri ke-bapaan dan ke-ibuan akan tumbuh saling melengkapi dalam suasana hidup dengan anak-anak dan akan tumbuh pula perasaanperasaan ramah, cinta dan sayang yang merupakan sifat yang baik yang menyempumakan ke manusiaan seseorang. 4. Menyadari tanggungjawab beristri dan menanggung anak-anak menimbulkan sikap rajin dan sungguh-sungguh dalam memperkuat bakat bekerja, karena dorongan tanggung jawab dan memikul kewajibannya, sehingga ia akan banyak bekerja dan mencari penghasilan yang dapat memperbesar jumlah kekayaan dan memperbanyak produksi yang dikaruniakan Allah bagi kepentingan hidup manusia. 5. Pembagian tugas, di mana yang satu mengurusi dan mengatur rumah tangga, sedangkan yang lain beke1ja di luar, sesuai dengan batas-batas tanggung jawab antara suami-istri dalam menangani tugas-tugasnya. Perempuan bertugas mengatur dan mengurusi rumah tangga, memelihara dan mendidik anak-anak dan menyiapkan suasana yang sehat bagi suaminya untuk istirahat guna melepaskan lelah dan memperoleh kesegaran badan kembali. 22 Sementara itu suami bekerja dan bemsaba mendapatkan harta dan belanja untuk keperluan rumah tangga. Dengan pembagian adil seperti ini masingmasing pasangan menunaikan tugasnya yang alami sesuai dengan keridhoan Allah, dihormati oleh umat manusia dan membuahkan hasil yang menguntungkan. 6. Dengan perkawinan dapat membuahkan diantaranya tali kekeluargaan, memperteguh kelanggengan rasa cinta antar keluarga dan memperkuat hubungan kemasyarakatan yang memang oleh Islam direstui, ditopang dan ditunjang, karena masyarakat yang saling menunjang lagi saling menyayangi akan merupakan masyarakat yang kuat dan babagia. 7. menjaga keturunan, ini adalah mempakan manfaat atau hikmah yang paling mulia dan mempakan aspek dasar dari pemikaban. Oleh karena itu kekuatan syahwat terhadap jima' (hubungna seks) amatlah kuat, babkan dapat mengalahkan syahwat perut dari makanan dan minuman. 8. Dalam pernikahan terdapat unsur untuk menjaga kesucian jiwa, mencegah timbulnya perbuatan keji dan tipu daya syetan, bahaya seks dan penyakit ganas (akibat penyelewengan seks), serta memproteksi masyarakat dari anakanak basil zina dan para gelandangan. 9. Mewujudkan rasa kebersamaan masyarakat muslim. 14 14 Adil Fathi Abdullah, Hubungan Suami lstri Yang Halal dan Haram, (Jakarta: Najla Press, 2005), Cet. Ke-1,h. 33 23 D. Seputar Seks Dalam Islam 1. Pengertian Seks Kata seks sering diartikan dengan jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. 15 Seks juga dapat diartikan dengan nafau syahwat atau libido seksual. Seksologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kelamin atau tentang interaksi di antara jenis kelamin khususnya di antaranya manusia, dan orang ahli dalam ha! ini disebut dengan seksolog. Selain istilah di atas, ada istilah yang lahir dari kata seks, di antaranya adalah kata seksual, yaitu hal-hal yang berkenaan dengan seks atau jenis kelamin dan ha! yang berkenaan dengan perkara persetubuhan antara laki-laki dan perempuan. Ciri-ciri, sifat, atau peranan seks, dorongan seks, dan kehidupar1 seks disebut dengan seksualitas. 16 James Drever dalam bukunya Dictionary of Psikologi, bahwa seks adalah suatu perbedaan mendasar yang berhubungan dengan reproduksi dalam satu jenis yang membagi jenis ini menjadi dua bagian, yaitu jantan dan betina sesuai dengan sperma (jantan) dan sel telur (betina) yang diproduksi. 17 Dalam bahasa Inggris seks berarti jenis kelamin, perkelaminan, nafsu seks dan hubungan seks. Seksual berarti ha! yang berkenaan dengan seks atau jenis kelamin. Adapun istilah lain yang lahir dari kata seks ini adalah sexiness, yang bera1ii ha! yang dapat merangsang nafsu seks. Istilah lain adalah sexa appeal, yaitu daya tarik yang kuat yang dapat membangkitkan serta 15 Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), Cet. Ke-7,h. 893 16 Ibid 17 James Drever, DictionmyOf Psikologi, (Jakarta: PT. Bintang Aksara, 1998), Ce!. Ke-2, h.439 24 merangsang seseorang pada nafsu seksual. 18 Dalam bahasa Arab seks diaiiikan dengan jinsin yang berati jenis kelamin atau setiap yang berkaitan dengan bentuk tubuh. 19 Sedangkan definisi seks dapat dikelompokkan menurut beberapa dimensi di antaranya : Dimensi biologis yang berkaitan dengan reproduksi. Dimensi psikologis seksualitas berkaitai1 dengan bagaimana kita menjalankan fungsi kita sebagai makhluk seksual dan identitas penm jenis. Dimensi medis adalah mengenai penyakit yang dihasilkai1 oleh hubungan seks. Dimensi sosial adalah berkaitan dengan berhubungan interpersonal (hubungan antai· sesaina manusia). 20 Seks adalah proses menjalani kehidupan bersama sebagai suami-istri. Seks tanpa perkawinan tidalc sah dan sangat merugikan individu dan masyarakat. Seks merupakan proses hubungan intim antai·a dua orang yang berlainan jenis kelamin atau yang memiliki jenis. kelamin yang sama (homoseksual) serta melakukan hubungan seksual. 21 Seks merupakan suatu· aspek penting dalam kehidupan kita. Allal1 SWT mengatur seluruh aspek kehidupan kita, tidak hanya mengatur cara beribadah kepada-Nya. Allah SWT juga menerangkan masalali reproduksi, penciptaan, kehidupai1 keluarga, menstruasi, dan bahkan ejakulasi dalam al-Qur'an. 18 Peter Salim, Advented English-Indonesia Dictionary, (Jakarta: Modern English, Press, 1993), h.770 19 As'ad AL-Kalahi, Kamus Indonesia-Arab, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), Cet. Ke-7, h.484 20 http: //www.lsekolah.org/flle/h-1090922276.doc 21 Shahid Athar, Bimbingan Seks Bagi Kawn Muda Muslim, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2004), Cet. Ke-2, h. 68 25 Istilah seks lebih tepat untuk menunjukan alat kelamin. Namun, sering kali masyarakat awam memiliki pengertian bahwa istilah seks adalah lebih mengarah pada bagaimana masalah hubungan seksual antara dua orang yang berlainan jenis kelamin. Adapun pengetahuan tentang masalah seksualitas, berkaitan dengan anatomi seksual (organ-organ tubuh), fungsi hormon seksual, dan perilaku seksual dalam kehidupan sosial. 2. Pandangan hukum Islam terhadap seks Islam merupakan jalan hidup total. Masing-masing bagiannya perlu dipahami secara penuh. Ibnu Qayyimmengatakan dalam bukunya, Ath Thabib an Nabawi (pengobatan Nabi)yang dikutip oleh Asmui dalam bukunya Grala seks dalam pandangan Islam dan Medis, menyajika:n satu bah penuh yang membahas tentang sikap Islam menyangkut ke:hidupan seksual dan perkawinan, interaksi di antara suami-istri, pembolehan-pembolehan dan larangan berkenaan dengan hubungan seksual di antara suami-istri di antaranya yaitu : a. Dalam Islam, seks selalu dipandang secara serius dan sehamsnya tetap demikian. Seks bukanlah sarana untuk bersenang-senang belaka. Dalam Islam seks tidak pernah dibahas secara amoral, kesusilaan dan kepantasan selalu mewarnai topik bahasannya. b. Dalam Islam, seks tidak pernah dibahas khusus untuk kesenangan belaka. Seks selalu berkaitan dengan kehidupan perkawinan dan kehidupan kelurga. Seks dipandang sebagai hubungan manusia yang luar biasa yang 26 tunduk pada aturan-aturan yang ketat. Dengan demikian, seks dalam hubungan perkawinan merupakan ibadah yang mi~ndapat pahala. Di luar hubungan perkawinan, seks merupakan dosa yang dikenai hukuman. c. Seks merupakan khusus di antara suami-istri. Apa yang te1jadi dalam hubungan itu merupakan rahasia dan tidak seharusnya dibocorkan kepada pihak-pihak lain. d. Aturan-aturan Islam mengenai seks tidak tunduk pada perubahan (yang dibuat) oleh kelompok-kelompok be1pengaruh atau oleh perubahan dalam kehidupan sosial. e. Seperti ajaran Islam lainnya, pengetahuan seputar ayat-ayat dan haditshadits tentang pennasalahan seks tidak ada spesifikasinya yang menyangkut usia dan tidak dimaksudkan untuk memulainya (memulai mempelajarinya) pada usia tertentu. Ketika seseorang muslim mempelajari al-Qur'an dan sunnah, ia akan menemukan ajaran-ajaran atau permasalahan-pennasalahan lain. 22 Inti pembicaraan dalam literatur-literatur Islam klasik tentang seksualitas sebenamya terpusat pada isu utama, yaitu seks halal dan seks haram. Seks halal adalah seks yang dilaksanakan berdasarkan ketentuanketentuan agama, seperti harus melalui lembaga pe~rkawinan dan bersifat heteroseksual (hubungan seksual yang te1jadi antara laki-laki dan perempuan). 22 208 Abdul Wahab Bouhdiba, Sexuality In Islam, (Yogyakarta; Alinea, 2004), Cet. Ke-I, h. 207- 27 Oleh karena itu, segala bentuk tindakan dan orientasi seksual yang berada di luar definisi kehalalan menumt Islam dianggap sebagai tindakan dan orientasi seks yang haram dan menyimpang. 3. Etika-etika Seksual Dalam Islam Seks adalah ekspresi terdalam dari cinta dan sebuah hubungan total yang bersifat fisikal dan emosional. Dengan kalimat yang singkat namun indah. Al-Qur'an mengungkapkan hubungan ini antara suami dan isteri adalah diibaratkan pakaian yang sating melengkapi. Allah berfirman dalam surat AlBaqarah ayat 187 : '('\ • \.J ~} (',c:..,; J'1, :.:.;•11 (',,,11 iij '<:-1 ·1_\ U1l"' <.f . r J r--~ <.f . <Y> r--~,, ,,, J' r - r--~ u01Ju ~ ~j ~ y8 ~I 0}G0 (.k ~ ~1 ~ , ~~I· \.J ':1f' 0 .... J 0 ~I - ,,. lf J i;, J,- ..'. .... J,,- JJ .... / ,...JJ,,,,. J_, J.,,,..-ai J Oi .... ...: '<1 ~ "':' ~, I '"• \' I 1<' '<1 il\1 ~5' C IJ""'< ~:y ".' ' 'IS ('--'~ ~ <..?"" y. _r" J y-' J ('--'~ . J if' J _r" , • ;;;:, I'll\ ~ / yj>i 0 ,... / ,...o,...J,..,. ,,, "' JI ',... ,,,, 't" 11 i~ (ii >. ,.. "'J .... o I ·-1 ., Y'-',... ("" ~:I\ ~ ~ / 0 ,.-o ,-o 0 tll ~\ '. '."\JI ..:.r'.... .... _,,..,, ..:.r'.... ~ ,, - 0 ::/' .... J t ..'. lli .JJ\ ~ J~ 2.-L\J J>..WI ~ 0 yiS"'~ ~lj ;} J'_r,,Lj / ( \ Av : 0_All). 0 J,.., A - ,... .... ,... .-: ,... ,,,., "'J ,... .... ~ ~~ ~[,!\,_ ill\ ~ ~£ J(li.... J Artinya :Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan Puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan najsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma 'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu /ajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) jangan/ah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf da/am mesjid. Itu/ah larangan Allah, 28 maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.(Q. S. Al-Baqarah/2: 187) Hubungan seks adalab hubungan yang sangat spesial antara suami dan istri yang bersifat privat dan lebih dari sekedar sarana pemuas hasrat seksual dan hubungan seksual merupakan kebutuhan fitrab manusia yang sudah ada sejak ia dilabirkan. Islam telab mengatur bagaimana hubungan seksual yang baik dan tidak mengganggu kesehatan pelakunya, karena Islam diturunkan ke dunia sebagai agama yang mengandung maslabat bagi umatnya. Adapun etika-etika hubungan seksual yang di<uarkan oleh Rasulullab adalab sebagai beikut : a. Dimulai dengan cumbu rayu dan senda gurau. Suami yang cerdas adalah suami yang dapat memulai persetubuhan dengan istrinya melalui pemanasan (foreplay), karena istri adalah manusia yang memiliki perasaan dan tidak suka jika hanya dijadikan sebagai sarana pemuas syahwat. Oleh karena itu, metode yang efektif dalam mengatasi masalah hubungan seks adalah dengan berlama-lan1a menilanati keintiman dengan melakukan foreplay sebelum berhubungan seks, ha! ini dapat dilakukan dengan berciuman, berpelukan, dan sating membelai bagian-bagian tubuh terutama bagian tubuh wanita yang sensitive terhadap rangsangan seksual. Hal ini merupakan ha! yang normal bahkan dianjurkan. 23 23 Hasan Hathout, Panduan Seks Jslami, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2004), cet. Ke-I h.40 29 Rasulullah SAW bersabda: J. /. / 0 ... cf.Ji y )~ 0i ~)j ,.,. ,~ ~b- 0/ / ~ / ...., ,... 0 ,~(;,.Sj ,~lj;j '~~~ ... .... .... ,,, ;;;~ .... ,,, 0~;.,o) .............. ,cf.Ji :.; _;,;Ji ;)..,,. - '_?':.j 0,..,,,,., / 0( fl, lg~·,a) ,,.. Artinya : " Tiga kelemahan laki-laki adalah antara lain: menghampiri isterinya lalu menyetubuhinya sebelum ia berbicara padanya, bersikap lembut kepadanya, dan membaringkannya, lalu menyelesaikan hajatny sebelu terpenuhi hajatnya. " (HR. Bukhari-Jv.(uslim) b. Dimulai dengan membaca basmalah dan berdo'a. Disunnahkan juga untuk memulai persetubuhan dengan menyebut nanm Allah SWT (membaca basmalah) dan berdoa sepe1ii yang terdapat dalam sabda Rasulullah SAW : "'.f .· 'Jt_i (~ , ~'I .k..i.IJi'J) .r.,.. / .... .... /. Ju : Ju if~ ,;::, 2 °t """' I I · -' J ,.,,,., J. J._;.'_? ;}> . t G ,.. ,,. / 1-"'J! 't."' ,<l.,,1 ~t; 01 ~\~\ \':,l ~~\ 01 , "'"" 0 , / ;J't.; G'-' ~ 0\.k::JI , )) / r '(~ o\JJ) G'.J;.. I,,','.'''' ~ y!, <)-! ~, J if4- cf4- )_;p ;;- ~ <)-! ;}> -;.;,. .... jJ : f.Gj ,4~ Aili ~ Aili Jy~ "' / ·', ,0\.k::JI "-;--= ,,. ,.. J ' c;,. . · ,... ...., ' ;;:i,... ~~I\\ ("""l""' l~f 01k'.~';, ~~',;.,{~ ~~, ,J J \ Aili r ' .... ,,.. ,,.,., ... ·· Ju llj ~~ ~~ Jl, Artinya : "Apabila hendak bersetubuh dengan istrinya maka ia sebaiknya membaca do 'a, "Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari godaan syaitan dan jauhkanlah syaitan atas apa yang telah Engkau rezekikan kepada kami. Jika antara keduanya ditakdirkan mendapat anak dari persetubuhan itu maka anak tersebut tidak akan dicelakakan oleh syaitan untuk selamanya. "(HR. Afuslim). 24 Abi Husen Muslim Al-Hajaj, Shahih Muslim, (t.t, Daar Fikqr, 1992),zuz. KE·!, h. 662 30 c. Berwudhu ketika ingin mengulangi senggama Islam menganjurkan para suami yang berhasrat untuk bersenggama dengan istrinya lagi untuk mensucikan dirinya. Artinya: " Jika salah seorang dari kalian telah bersetubuh dengan isterinya kemudian hendak mengulanginya lagi, maka ia hendaknya berwudhu terlebih dahulu karena wudhu lebih menggairahkanfisik." (HR. Muslim) d. Istri berhias dan memakai wewangian untuk suaminya Guna menjaga kebahagiaan dan keharmonisan rumah tangga, suami dan isteri harus menjaga kesehatan dan penampilan agar mereka senantiasa tampak menarik bagi pasangannya. Menjaga penampilan agar tetap menarik bagi pasangan bukan hanya tugas isteri, suami pun berkewaj iban untuk itu. Isteri sebaiknya berhias diri dan memakai wewangian sesuai dengan selera suaminya. e. Melakukan hubungan seksual di tempat tertutup Hubungan seksual harus dilakukan ditempat tertutup, tidak boleh terlihat oleh siapa pun. f. Tidak menceritakan rahasia suan1i isteri dalam hubungan seksual kepada orang lain 25 Ibid, h. 153, No. 309 l ' 31 Membicarakan berbagai ha! yang terjadi diantara suami isteri kepada orang lain merupakan tindakan yang tidak terpuji. Memang ada beberapa ha! yang jika dibeberkan kepada orang Iain dianggap bukan sebagai suatu yang buruk dan tercela, tetapi tetap makmh dilakukan, karena membeberkan rahasia itu sendiri merupakan suatu kesalahan sekaligus aib, berkenaan dengan ha! ini Rasulullah SAW bersabda : ";;J \/ ,,..,,..,,..,,.." .DJ1 ~ .DJ1 Jj:~ Ju :Ju ,,.. Q J /. ,., Q ~;,,.;~Ji ,~~1 Q ,,.. ~ .DJ1 ~~ ~;):.GJ1 ~ ;_,,1 ~ - ,., ,., ,., - ,., ~ (Y. :Uf4 ~1 :,:~ S"\j1 ~:::.r ~ 0~ :~:, 9" ~,., \ vi /. .;. .ii ,,.. .;.J ,., $1 ¢ o ,., ,., ,. ' c;,•r"~\ "• '.' ,..... " .WI,~) ' · .!- ,u\" I JI /' ' ,., ,,.. ,,.. ,., ,.,,,.. ,., ,., Artinya: "Orang yang paling buruk kedudukannya disisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang menggauli isterinya dan isteri yang bergaul dengan suaminya, kemudian menyebarluaskan rahasianya". (HR. Muslim danAbu Daud) Dalil di atas menunjukan larangan bagi suami menyebarluaskan berbagai kejadian yang terjadi antara dirinya dengan isterinya, misalnya membeberkan masalah yang berkenaan dengan hubungan badan, maupun ucapan dan tingkah laku isterinya. Jika sekedar menyebutkan hubungan badan bukan untuk suatu yang diperlukan, maka penyebarannya itu dimakruhkan, karena yang demikian itu bertolak belakang dengan kepribadiannya yang baik. 26 27 h. 164 27 lbid, h.664, no.1437 Syaikh Hasan Ayyub, Fiqih Keluarga, (Jakarta: pustaka Al-Kautsar, 2001), cet. Ke-I, 32 4. Tujuan Dan Manfaat Seks Dalam Perkawinan Diketahui bahwa pemikahan adalah akad untuk syabnya melakukan seks dengan suami istri, dengan demikian, tujuan hubungan seks dalam perkawinan memiliki dua tujuan, yaitu : Reproduksi dan kesenangan seksual. Hubungan seks adalah ekpresi fisikal yang paling intim dan intens dari seksualitas manusia. Seluruh ekpresi seksual lainnya hanya merupakan persiapan baginya. Kesenangan seksual dalam perkawinan adalah normal. Manfaat hubungan seks dalam perkawinan ada.lah guna menghasilkan anak. Anak adalah anugerah dari Allah SWT. Hubungm1 seks jnga bermanfaat bagi kesehatan. Diketahui bahwa hubungna seks dapat menjaga kestabilan psikologis dm1 emosional. 28 Dalam jima' terdapat kesempurnaan kenikmatan yang dirasakan oleh sekujur tubuh, kesempurnaan sikap baik kepada sang kekasih, mendapat ganjaran dan pahala sedekah, menyenangkan jiwa, menghilangkan pikiran buruk, mendorong pada relaksasi, menghilangkan beban jiwa, meringankan fisik, menstabilkan otak, Menambah kebugaran, dan mencegah masuknya penyakit. 29 Mata akan merasakan kenikmatan dengan memandang sang kekasih, telinga merasakan kenikmatan dengan mendengar tutur katanya, hidung merasakan kenikmatan dengan mencium aroma wanginya, mulut merasakan kenikmatan dengan menciumnya, dan tm1gan merasakan kenikmatan dengan 28 29 Hasan Hathaout, Op., Cit.,h. 32 Adil Fathi Abdullah, Hubungan Suam Jsteri Yang Halal dan Haram, (Jakarta: Naj/a Pres,2005), ce. Ke-1, h. 35 33 merabahnya. Jika salah satu elemen ini hilang maka jiwa akan selalu mencarinya dan tidak akan tenang untuk menggapainya. Oleh karena itu wanita disebut pula sebagai 'kediaman', karena fitralmya sebagai penenteram jiwa. Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Ruum ayat 21: Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berjikir. 5. Hubungan Suami Istri Yang Dihalalkan Dalam Islam Dalam ajaran Islam, hubungan seks hanya bisa dilakukan oleh pasangan yang diikat dalan1 perkawinan yang sal1, baik secara agama, maupun negara. Adapun tentang batasan aktivitas hubungan seksual yang dibolehkan dalam Islam, Allah tel ah berfoman dalan1 surat Al Baqarah ayat 223: Artinya: Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocoktanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana sqja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman. (Q.S. al-Baqarah : 223) 34 Dari ayat di atas tersebut berarti Al Qur' an telah memberikan kebebasan teknik dan waktu dalan1 melakukan hubungan seksual (selain waktu dan tempat yang diharamkan), dalam arti bisa sambil berdiri, duduk, miring, di atas, di bawah, depan, dan sebagainya. Akan tetapi para ulama telah memberikan warning tentang sasaran yang hams dituju ketika hubungan itu dilakukan yaitu pada vagina. 30 6. Hubungan Suami Istri Yaug Diharamkan Dalam Islam a. Seks ketika me11struasi Menstruasi adalah darnh yang keluar dari rahim (melalui kemaluan) wanita dalam keadaan normal bukan karena Iuka, sakit, atau melahirkan. 31 Mayoritas ulama telah sepakat bahwa menyetubuhi istri ketika haidh (menstruasi) hukunmya haram, meskipun dengan penghalang seperti penggunaan kondom yang dapat mencegah be1ternunya cairan mani dan ovum. hal ini sesuai dengan finnan Allah dalam surat al Baqarah ayat 222: J "' 0/ / ..-: / / / / 0 ..., ..., 0 ~ ~ ~}l.; JAkf \~~ J~ ,_;;.. ~;~ , •' .. .. ,,, ':!1 / ,,,J 0 .e ;,,, / 6i Gi & , /;:; (\'\'\:o.}Wl).J.J6b"•\\ ~><,tj ~\pl~ :J.li / •' / .... Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan 30 Asmu'J, Oral Seks Dalam Pandangan Hukum Islam Dan Medis, (Jakarta: Abla Publisher, 2004), h. 47-48 31 Muhammad Bagir Al-Absyi, Al-Fiqih praktis menurut Al-Qur 'an, Al-Sunnah dan pendapat para ulama, (Bandung : Mizan, 1991 ), cet.I, hl.97 ,., J ' 35 diri dari wanita di waktu haidh; danjanganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. " (Q.S. Al-Baqarah: 222) Sebagian ulama berpendapat bahwa maksud dari ayat di atas, adalab kaum laki-laki harus meninggalkan istri-istri mereka ketika sedang haidh, karena menggauli mereka ketika itu dapat menyakitkan dan membahayakan bagi pasangan. Bilapun suaminya selamat dari penyakit, maka hampir dipastikan istrinya tidak selamat darinya, karena bersetubuh bagi perempuan, akan menegangkan anggota tubuh bagian reproduksi yang ketika itu dalam keadaan tidak siap dan ticlak man1pu, mengingat ketika itu, ia tengah sibuk dengan fungsi alamiah lainnya, yaitu menyaring clarah haidh. 32 Menurut syariat, lamanya periode bulanan wanita adalab tiga hari sampai sepuluh hari. Jika pendarahan berlangsung kurang dari tiga hari, maka itu bukan menstruasi, dan jika pendarahan berlangsung lebih dari sepuluh hari, maka hari-hari selebihnya ticlak terhitung sebagai masa menstruasi, melainkan masa istihadhah. Dalam masa istihadhah m1, hubungan seks boleh dilakukan. 32 Asnm'I, Op. Cit., h. 47-48 36 Hasan Hathout mengatakan dalam bukunya " Panduan Seks Islami" mengatakan bahwa alasan-alasan pelarangan persenggamaan disaat menstruasi adalah sebagai berikut : 33 I) Pada saat menstruasi, sesunggulmya wanita tertekan secara mental. Namun ketika mereka bersenggama, mereka terangsang secara mental, karena itu, hubm1gna seks selama masa haidh dapat mengakibatkan kekacauan mental pada wanita. 2) Darah haidh wanita dapat mengakibatkan organ pribadi wanita me1zjadi kotor, dan penuh bakteri. Hal ini dapat mengakibatkan infeksi saluran kencing pada pria. 3) Darah haidh dapat mempengaruhi "performa" pria 4) Pada saat haidh, te1jadi peningkatan tekanan darah, detakjantm1g, dan metabolisme pada tubuh wanita. 5) Wanita tidak menyukai persenggamaan pada saat haidh karena kondisi tubulmya yang sedang tidak stabil dan berbagai rasa sakit akibat haidh yang dideritanya. 6) Selama menstruasi, wanita mengalami kegelisahan ketegangan otot, kekakuan pada leher, sering mengantuk, kurang nafsu makan, dan gangguan pada system pencemaan. Hubungan seks dapat memperparah keadaan ini. 33 Hasan Hathout, Lok, Cit., h. 55-56. lahir di Shebin el Kom, Mesir, pada tahun 1924. lulus dari Cairo Medical School tahun 1984. melanjutkan studi kedokterannya di Universitas of Edinburgh, Skotlandia, dan ikut mendirikan Kuawit Medical School. Kemudian hijrah ke Amerika Serikat. Di sana ia mendirikan Islamic Center Of Shouthem California. I ' 37 7) Selama menstruasi, wanita mengalami gangguan-gangguan mental, seperti depresi dan cepat marah. 8) Hubungan seks selama menstruasi dapat me:ngubah siklus normal menstruasi wanita. b. Seks Anal Sek anal atau melakukan hubungan melalui dubur dalam Islam hukumnya haran1. Rasulullah bersabda: ~ 11 ~ .11 ,, 34 Jr:J Ju .Jti ~ (:i3b y.I olJJ) 0,J.~ ~, , 11 ~::, - ,,, ~;.; c.s!f,, :;, ~,,, ,, or/1, Jr~ J. 0 0~ ;f; .fG) Aliinya: " Dari Abi Hurairah r.a. beliau berk':lta : Rasulullah SAW bersabda terkutuk orang yang menyetubuhi isterinya pada duburnya" (HR. Abu Daud) c. Seks ketika nifas Nifas adalah darah yang keluar setelah istri selesai melahirkan .. Lama pendarahan tersebut bisa 40 hari sampai 60 hari. 35 d. Seks ketika Ilzram Dalam Haji Dan Umrah Agama melarang dan mengharamkan beberapa ha! bagi orang yang melaksanakan ihram dan haji yaitu melakukan jima' sebelum tahalul pertama dan wukuf .36 berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 197: 34 As-Shan'ani, dan Abu Bakar Muhammad, Lok. Cit, h. 494 Muhammad Abu Fathan, Seks Islami Panduan Untuk Pasangan Menikah, (Bandung: Marja', 2004), Cet. Ke-1, h. 85 35 36 Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 5, (Bandung: PT. Al-Ma'arif, 1978) Cet. I, h. 142 38 ... 0 ,,.. . ······c- r..S',.. ,.. ,,.. ,,.. ,,..,.. ,,.. 0 ""' ,,.. ,,.. l..l' '· , . 1..l' · ·' ill • , JI • · ' · '· ' ' · J 0 ~ J ~J L"""" 0# ,,.. ,,.. if~~······ ,,.. ~ J ,,. JI'..1>.- :..~I\ ( \ '1 V : ;; _AJI) Artinya.: ......... maka barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak bo/eh rafats (berkata keji/ bersetubuh), berbuat Jasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji..... " (Q.S. al-Baqarah: 197) e. Seks Ketika Berpuasa Allah berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 185: o ,,, JI ,,.. ,,.. J.o ,.. / <->411 ;j..,.. ...:.;~) u"LU <->~ ul;:.'.iAJI 9 J)I ,,. ,.. ,.. ,,.. .,,.. ~ ,,.. ,,.. ~ ~ ,:; J. 0 1 <~11~ J ,,.. ,,.. ,, ,,, ,,.. o.... ,,, i:i ,,.. c,?jj\ u~~ ... J ,,, ;::':, .... J 0 jl ~; ul5" ~)~'.',a)•::,+:•:.\\ rs:~¥ 0:J 0\j~lj ,,.. ,,.. ,.. ,.., l ;:: ... /. , . ,, ~11 , <. 1 , 1r ,, 'I\ , <. ill1 :;., , "· 1 GI '. ;;:W ~ r'-! -J.. J Y""'=' r'-! . J.. r- i - if 0 J ,,.. ,,.. .,,, (\Ao :;; _AJI) . u 0 J. ,.. J. ::::i ,,.. J ,.. ,,.. ,,.. ~ ,.., J'.f.:d rs:w:J ~\J.ft, C:, "~ all IJ~J, o'.'.WI , J ::::i ,,.. al .,,,., ,,,,,, 0 Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ia/ah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai peturljuk bagi manusia dan penjelasan-penje/asan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bu/an itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (/alu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendak/ah kamu mencukupkan bi/angannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah alas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Q.S. al-Baqarah: 185) 39 Menurut pendapat jumhur ulama bersetubuh pada siang hari bulau Ramadhau hukumnya haram, baik orang yang sedaug menjalankau puasa maupun yang tidak menjalankan puasa. Selain puasanya batal, pelakunya wajib membayar kaffarat atau denda sebagai hukumnya, yaitu memerdekakau budak Gika budak itu masih ada) atau berpuasa berturut-turut selama dua bulau, atau wajib memberikau makan kepada orang-orang miskin se:banyak 60 orang setiap harinya dua bulan berturut-turut. 37 Rasulullah SAW bersabda: /" :;:, ~ .0!\ ,.. ,, "'"' J.:¢ ~\ - ,.. / ,, / ..--.". ,, ,...,,, Jl,.. ~) Sob,. ,, ,, ,.. ,, ,,. ,, ,, :; ,, / / - ,, ' ~J :Jtj ~~I G) :Jtj ~~I ,, J.... :Jtj ~ .0!1 ~) ;:;;, ~\::;:. ,, / 0 / ,.. Jr) ~t ~ 0 ,.. ,, :JW ~J ,, ,.. :Jtj ,'i :J\j ~y) ~ G WY, :Jtj ,LlW,::) ~,, ,,. ,.. 0 ,, ,. ,.. ,,. ,, r1' ,,,.. 0 ,.. GW ~ :Jlj ,'1 :Jlj \.J~8, J~ r~ ,, ,, .... ,.. ,, Jl/i ~ ,.. ,, ,.. 0 ,.. 0\ (;k~' .. 1 ~ ,, 11 ~ ~I ~~ ~ ~ :J~ ,~ :J~ ~~ ~ ~ ,, ,, ,, ""' ,, 'J '.'' w <iG '-·( J\j 1"' ,_,, ·Jw _, ~ . ~ ' ~ <J.L,aJ . _r; '-'--"'" r· J ,.. ,, ,, ,. ,.. ,.. ,, ,.. ,.. ,.. :<..?"" ~ ;:;. \' .. ' r-- J ,, ~ ,,. rA ,.. ,.. ~ .... ,.. ,.. '~ ,.. " .0!\ :;:, JI I'~, ,.. ~I\~ ~ ~ ,.. ,, ,. ,, ,.., ~1:", :; :; ,, ;;:, ,, // ,.. J ,.. ~ ,.. ,, G -.'.Ji,,, I~,, I':.( ,,~, ' ~ ,.. ··,,.. CY- ~ u .... o ,...,,. o ,,, ,,. "' > (~ o\JJ) ~\ ~t ~~~ ;Jtj? ~ ,,. y\ :.:_,J.i Artinya : "Dari Abu Hurairah RA berkata : ada seorang laki-laki datang kepada nabi lalu berkata : celakalah akau wahai Rasulullah ! .n H. lbn mas"ud, clan H. Jainal Abidin, Fiqih Madzhab Sya_F'I. Jilid I Ibadah, (Jakarta: Pustaka Setia. 2005), cet. Ke- I, h. 575 "Abu Hussen Al-Hajjaj, loc.cit, hl.495, no. I I I I 40 lalu beliau bertanya : apa yang membuat kamu celaka ? dia menjawab : aku telah menggauli istriku pada siang hari bu/an Ramadhan, Rasulullah bertanya : apakah kamu mempunyai sesuatu yang dapat digunakan untuk membebaskan budak ? orang itu menjawab : tidak. Lalu Rasulullah bertanya : apakah kamu sanggup berpuasa 2 buZan berturut-turut ?tidak !jawab Zaki-Zaki itu, beliau bertanya lagi : apakah kamu mempunyai sesuatu untuk memberi makan 60 orang miskin ?dia menjawab : tidak. Abu Hurairah berkata: kemudian Rasulullah SAW duduk dan tiba-tiba beliau dibawakan sekerarifang kurma. Belaiu berkata kepada laki-laki itu sedekahkanlah kurma ini! Laki-laki itu menjawab : kepada orang yang lebih miskin dari kami ?disekitar sini, tidaklah ada orang yang lebih fakir dari keluarga kami !beliau tersenyum hingga terlihat gigi suri dan berkata : pergilah dan beri makan keluargamu dengan kurma itu."(HR.Muslim) Selain hubungan seks yang dilarang dalam Islam di atas, masih banyak pula masyarakat. penyimpangan-penyimpangan Dan ha! se:ks itu jelas dilarang dalam yang terjadi Islani. di Adapun penyimpangan-penyimpangan seks tersebut adalah sebagai berikut : a) Bestiality, adalah tindakan mencari kepuasan seksual dengan jalan berhubungan seksual dengan binatang. b) Necropilia, yaitu seorang yang mencari kepuasan seksualnya dengan menyetubuhi mayat, bahkan terkadang ia bersikap seperti cannibal, yakni dengan melahapnya sekaligus, korbannya biasanya orang yang ia senangi. Untuk memenuhi hasrat seksualnya, orang yang ia senangi tersebut ia bunuh, kemudian ia setubuhi. c) Homoseks, yaitu suatu cara pemenuhan seksual yang sedang ngetrend dan diterima di dunia Baral, yaitu hubungan seks yang dilakukan 41 dengan sesama jenis yaitu laki-laki dengan laki-laki dimana si pelaku merasa tertarik dan mencintai sesama jenis. Tetapi ada sebagian kecil yang menyimpang dari itu. Mereka tidak melakukan hubungan seks yang wajar. Potensi yang sudah Allah berikan untuk mendapatkan kenikmatan disimpangkan dengan cara menyukai atau melakukan hubungan dengan jenisnya. Seorang pria yang menyukai pria itulah yang disebut homoseksual. Seorang homo melakuakn hubungan seks dengan cara sodomi atau liwath. Istilah ini diambil dari zaman Nabi Luth yang kaumnya suka melakukan hubungan abnonnal ini. Yaitu dengan cara memasukan penis ke dalam anus lawan kencannya. Mereka mengepresikan dirinya sebagai seorang wanita, atau pria yang tidak tergantung seksnya dan campuran, kadang menjadi pria kadang menjadi perempuan. 39 Allah SWT sudah memberikan contoh bagaimana ia menghukum orang atau kaum yang melakukan perbua,tan laknat itu. Allah berfirman dalam surat An-Nam! ayat 54-55: 0}8 ~f,, .0 3'A ~f) ~WI 0)lrf ... ~,,, J~ ~1 Lb)) ,, ,,. ,..,,. : ~I) ,,,} . 0~ rJi ~\ J. ,,, tl!l ,,,. "' :Lll 9J~ 0-- ~ ,,,. "' oJ~ JG..)\ <oo-oz 39 Muhammad Abu Fathan, Lok, Cit., h. 13 l 42 Artinya: Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu menge~jalum perbuatan fahisyah itu sedang kamu melihat (nya)?" Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (miJ, bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu) Perbuatan yang dilakukan oleh kaum Luth adalah perbuatan homoseksual, yaitu melakukan hubungan sesama pria dengan memasukan penis kepada anus lawannya. Islam tegas-tegas melarang perbuatan tersebut. d) Lesbian, yaitu perbuatan menggesekan atau menyentuhkan alat vital bukannya ejakulasi. Cara mereka melakukan hubungan seks ini mirip dengan kaum Gay dimana mereka sating be1iukar peran yaitu sebagai maskulin aktif atau sadistis atau sebagai pasif feminim. Para ulama sepakat untuk mengharamkan pedlaku ini. 40 e) Pedophilia, yaitu seseorang yang barn mendapatkan kepuasan seksualnya jika melakukan hubungan dengan anak-anak. Pedlaku ini jelas menghancurkan masa depan anak-anak, sehingga dikutuk oleh agama. t) Masochisme, yaitu penderita akan merasakan kenikmatan seksual jika ia disakiti oleh pasangannya, misalnya dipukul dengan tangan, cambuk, dan lain sebagainya. 40 Sayyid Sabiq, Terjemah Fiqih Sunnah, (Bandung: Al-MA 'arif, 1996), h.139 43 g) Onani/Masturbasi, yaitu cara merangsang alat kelamin dengan tangan atau benda lainnya, biasanya untuk memperoleh taraf orgasme itu. Masturbasi jelas dilarang oleh syariat.Allah berfirman dalam surat AnNur ayat 30-31 Artinya: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuall yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, a/au putera-putera suami mereka, atau saudara- 44 saudara Zaki-Zaki mereka, atau putera-putera saudara lakilaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan Zaki-Zaki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nuur: 30-31) BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN CIATER A. Letak Geografis Kelurahan Ciater terletak disebelah Utara Kota Tangerang dengan luas wilayah 426 ha. Letak ketinggian dari permukaan laut sekitar 4.000 m dengan curah hujan rata-rata perbulan 2000 m, jarak dari Ibu Kota Tangerang sekitar 10 km yang dihubungkan oleh jalan negara/propinsi/kota. Dengan batas-batas wilayah kelurahan Ciater: Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Rawa Melear Jaya Kecamatan Serpong kabupaten Tangerang Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Buaran Kecamatan Serpong Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Serna Kec:amatan Ciputat Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Rawa Buntu Kecamatan Cisauk. Klasifikasi Tanah 1. Berdasarkan Jenisnya terdiri dari: a. Tanah yang bersertifikat 14,1 ha b. Tanah yang belum bersertifikat 300 ha. 2. Berdasarkan peruntukan/Penggunaan terdiri dari : a. Perumahan Rakyat luasnya 21 ha b. Pemukiman luasnya 65 ha c. Kuburan luasnya 2 ha I ,,, ! 46 d. Lapangan olah raga luasnya 2 ha e. Bangunan pemerintah 3,3 ha f. Tanah pertanian luasnya 6 ha g. Tanah perindustrian luasnya 1 ha Berdasarkan data tersebut, bahwa pertanahan di Kelurahan Ciater seluas 426 ha adalah 14, 1 ha merupakan yang bersertifikat, dan 300 ha tanah yang belum bersertifikat, sedangkan 21 dan 65 digunakan untuk perumahan dan pemukiman rakyat. Sementara yang lainnya di gunakan sebagai pemakaman 2 ha, lapangan olah raga 2 ha dan bangunan pemerintah seluas 3,3 ha. B. Letak Demografi Jumlah penduduk Kelurahan Ciater, seluruhnya berjumlah 11.428 jiwa dari 3.207 KK, terdiri dari 5.560 jenis laki-laki, dan 5.448 jenis perempuan. Kelurahan Ciater, terdiri dari 12 RW dan 49 RT. Sementara nama kampung atau bagian dari Kelurahan adalah Kampung (pondok sentul d:m Maruga), perumahan Ciater Permai. Kampung Pondok Sentul dan Maruga dihuni oleh masyarakat asli dan Perumahan Ciater Permai dilmni oleh masyarakat pendatang. No Tabel 1 JumI aIi oen d u du kb erdasarkans t atus k ewan.mne2araan Status Laki-laki Perempuan Jumlah Kewarganagaraan 01 WNI asli 5.699 5.448 11.590 02 WNA keturunan 77 65 142 03 WNA 1 - 1 Sumber: Data monografi Kelurahan Ciater Tahun 2004 47 Berdasarkan tabel tersebut, penduduk di Kelurahan Ciater mayoritas warga asli Indonesia atau masyarakat pribumi. Perbedaan warga Indonesia berasal dari keturunan sangat besar, jumlahnya tidak seimbang. Jadi warga Ciater dihuni oleh warga asli dan warga keturunan yaitu yang berasal dari cina RCC. Serta ada juga warga negara asing seperti yang berasal dari Belanda. No Tabel 2 . er asar l I auamrnn k erm J um I a Ii nen ddlb u uc d k an mmI at Jenis lapangan ke1j a Jumlah 1 Petani milik 4 2 Petani penggarap 13 3 Buruh tani 15 4 Pedagang 20 5 Industri rakyat 30 6 Buruh industri 44 7 Pertukangan 7 8 Pegawai negeri sipil 217 9 ABRI 45 10 Pensiunan 23 11 Purnawirawan 5 12 Perangkat kelurahan 8 13 Pengangguran tak kentara 386 14 Pengangguran 276 Jumlah 1092 Sumber: Data Monografi Kelurahan Ciater Tahun 2004 Dari label itu dapat diketahui bahwa jumlah pencluduk berdasarkan jenis lapangan kerja sangat bervariatif, dan jumlahnya tidak seimbang. Sebagian besar 48 warga memiliki lapangan kerja sebagai pegawai negeri sipil, dan sebagiannya memiliki lapangan kerja sebagai buruh industli, indm:tri mencakup industri pakaian/kompeksi, peralatan besi, dan lain-lain. Selain itu masih terdapat warga yang masih pengangguran. No 1 2 3 4 5 6 Tabel 3 J um Ia h pen d u d u kb erd asark an tmg mt pend1'd'k 1 an Tingkat Jumlah Sarjana lengkap 72 75 121 308 608 573 1777 Sai.:jana muda SMA SMP Drop out SD Buta hurup Jumlah Sumber: Laporan Bulanan Kelurahan Ciater Tahun 2004 Rata-rata Kelurahan Ciater adalah warga yang Drop Out SD dan buta hurnf sementara warga yang berpendidikan dari SMP dan SMA sangat jauh di bandingkan dengan warga yang di Drop Out SD dan buta huruf. Begitu juga warga yang berpendidikan sampai sarjana lengkap sangat minim/jarang. No Tabel 4 J um I aI1 pen d u d u kb erd asark an agama yan2 crmnut Aganm Jumlah 1 Islam 9.446 2 Katolik 41 3 Protestan 801 4 Budha 74 5 Hindu 36 Jumlah 10398 Sumber Data Monogaraji Kelurahan Ciater Tahun 2004 49 Jumlah terbesar penduduk Ciater adalah beragarna Islam, sedangkan yang beragarna Hindu sangat sedikit. C. Sosiologis Masyarakat Keluralian Ciater, masyarakatnya beraneka ragam baik agarna, status negara clan ekonomi, karena di Kelurahan ini tidak hanya dihuni oleh masyarakat asli yang mayoritas baragama Islam, tapi banyak para pendatang yang bermukim ditempat tersebut. Para pendatang berasal dari berbagai suku, agama dan budaya. Sehinggajumlal1 antara warga asli dengan para pendatang seimbang. 1. Pendidikan Umumnya penduduk Kelurahan Ciater tingkat pendidikannya rata-rata Drop Out SD jumlahnya 608 orang, lalu yang buta hurnf sebanyak 573 orang, selain itu juga masih terdapat penduduk yang tamat SMP sebanyak 308 orang, sedangkan yang tamat SMA sebanyak 121 orang. Walaupun demikian, ada yang sampai saijana lengkap dan sarjana muda. (Sumber : Data Monograji Kelurahan Ciater Tahun 2004). Tabel 5 Sarana Pcndidikan yang terscdia Bcrdasarkan Jcnis Pcndidikan dan No Jenis Tingkat saran a 1 Unmm Jumlah Guru Jumlah Guru Murid Saran a SLTA 1 12 112 SLTP 2 42 960 SD 4 12 1.064 TK 5 12 250 50 2 3 Agama MA 1 45 138 MTS 1 12 98 MI 1 9 428 Ponpes 1 12 150 - .. Non Kursus Formal Bahasa Inggris .. Sumber: Data Monografi Kelurahan Ciater Tahun 2004 2. Agama Masyarakat Kelurahan Ciater sebagian besar pendnduknya beragama Islam (9 .446), baik itu berasal dari penduduk asli maupun warga pendatang yang mendiami kelurahan tersebut. Lalu ada juga yang beragama Katolik (41 ), dan Katolik (801 ). Masyarakat yang beragama Hindu jumlahnya sangat kecil hanya (36) orang, selain itu ada pula warga yang memeluk agama Budha jumlahnya (74) orang. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk kelurahan Ciater itu beragama Islam. (Sumber: Data Monogarafi kelurahan Ciater Tahun 2004). Sarana-sarana ibadah yang ada di Kelurahan Ciater terdiri dari: a. Masjid sebanyak : 5 tempat b. Gereja sebanyak : 2 tempat c. Musholla sebanyak : 21 tempat Jumlah ulama yang ada di Kelurahan Ciater be1jumlah 3 orang, mubalighoh sebanyak 3 orang dan mubaligh sebanyak 7 orang. (Sumber: Data Monogarafi ke/urahan Ciater Tahun 2004) 51 3. Kesehatan Dalani bidang kesehatan, telah tersedia 9 orang tenaga medis, 1 orang dokter kulit, 1 orang dokter ahli, dan 2 orang dokter khitan/sunnat, 1 orang dokter anak, dan terdapat 4 dukun bayi. Dalani hal KB tercatat jumlah pasangan subur (pus) sepasang 259 pasang. Peserta KB aktif (CU) be1jumlah 431, tenaga akseptor 10 orang, yang merealisasi atau pengguna KB akseptor 578 orang baik memakai kondom, alat orafil, suntikan, IUD, atau lainnya yang temtasuk alat kontrasepsi. (sumber: Data Monografi Kelurahan Ciater Tahun 2004) 4. Perkebunan Masyarakat Kelurahan Ciater Kecamatan Serpong ini bercocok tanani, yang masing-masing menanam Ketela seluas 0,4 ha, dan Ketela Rambat seluas 0,1 ha. (sumber: Data Monografi Kelurahan Ciater Tahun 2004) 5. Sarana Perhubungan atau Transportasi atau Hiburan Sarana perhubungan yang taersedia di Kelurahan Ciater terdiri dari Bus Kota sebanayak 12 buah, 3.907 buah sepeda motor/ojek. Rata-rata ojeklah yang paling banyak, semua kendaraan tersebut adalah sebagai angkutan. Sedangkan kendaraan umum non angkutan meliputi kendaraan beroda empat yaitu sebanyak 87 buah dan sepeda motor sebanyak 678 bua11. (sumber: Data Monografi Kelurahan Ciater Tahun 2004) Media masa yang digunakan oleh masyarakat Ciater yang termasuk elektronik meliputi pesawat telepon (875), pesawat televisi (472), pesawat 52 radio (1.250). Dan yang termasuk dalam media cetak yang telah beredar di Kelurahan Ciater adalah berupa surat kabar, majalab., Kompas, Pos Kota, Rakyat Merdeka, Sinar Pagi, dan lain-lain. (sumber: Data Monografl Kelurahan Ciater Tahun 2004) 6. Olah Raga Dalam bidang olah raga ada bermacam jenis olah raga yang diakui di masyarakat Ciater, yaitu seperti sepak bola, bola volley, dan bulu tangkis. Di samping itu juga setiap olah raga memiliki fasilitas lap.angan yang cukup baik. Sementara dalam bidang kesenian telah berkembang di masyarakat adalah kesenian qasidah sebanyak 4 grup, dan dangdut 3 grnp. Kegitan lainnya yang berkembang adalah kepemudaan terdiri dari remaja masjid berjwnlah 150 orang, dan organisasi kemasyakatan dan kebudayaan sebanyak 2 buah (sumber: Data Monografl Kelurahan Ciater Tahun 2004) 7. Kamtibmas Dan Bencana Alam Kamtibmas yang ada yaitu pe1iahanan sipil yang berjumlah anggota pertahanan sipil adalah 65 orang, anggota rukun aktif 24 orang, dan cadangan I 0 orang. Tenaga Polri 1 orang dan didapati pos keamanan sebanyak 6 buah.. (sumber: Data Monografl Kelurahan Ciater Tahun 2004 53 D. Hasil Penelitian 1. Penyajian Data Untuk memperoleh data yang objektif, maka penulis melakukan penelitian di Kelurahan Ciater sebagai populasinya. Dengan sampel masyarakat yang ada di lingkungan Rw 10 Rt 07 dan Rt 08. Darijumlah 100 angket yang penulis sebarkan pada responden yang telah menikah, baik yang usia pernikahannya masih barn maupun sudah lama, tercatat 50 orang yang melakukan oral seks dengan pasangannya. Baik yang pernah melakukannya maupun yang sering melakukannya. Dan selebihnya adalah pasangan suami istri yang tidak melakukannya. Dalam ha! ini penulis akan menyajikan data dari hasil penyebaran angket kepada 100 responden yang telah menikah untuk mengetahui jumlah pelaku yang melakukan oral seks dengan pasangimnya, dan pandangan mereka terhadap oral seks dalam perkawinan. Selanjutuya penulis akan menyaj ikan data yang berasal dari 50 responden. Tabel 6 u·sia rcspon den saat mem.,rnh Alternatif Jawaban Usia F p A 12-15 10 10% B 16-20 20 20% c 21-25 40 40% D 26-35 30 30% Jumlah N=lOO 100% ! ! 54 Umumnya mereka menikah usia dewasa antara umur 21-25 tahun sebanyak 40%, yang menikah usia 16-20 hanya 20%, dan yang menikah di bawah umur sebanyak 10%. Sementara mereka yang menikah di atas usia dewasa yaitu bernsia 26-35 sekitar 30%. Table! 7 Motivasi responden nntuk menikah p Alternatif Jawaban Motivasi A Cukup Usia 45 45% B Perintah Agama 35 35% c Ingin mendapat Keturnnan 20 20% Jumlah F N=lOO 100% Adapun yang menjadi motivasi mereka menikah adalah dengan alasan telah cukup usia terdiri dari 45%, sebagai perintah agama 35%, ingin mendapatkan keturnnan sebanyak 20%. Tabel 8 Tanggapan responden terhadap hnbungan perkawinan dengan pasangannya. p Altematif Jawaban Tanggapan F A Baik 20 20% B KurangBaik 35 35% c Tidak Baik 45 45% Jumlah N= 100 100% Responden yang merasa hubungan perkawinannya dengan pasangannya baik 20%, yang kurang baik 35%, dan yang menjawab tidak baik sebanyak 45%. 55 Tabel 9 Tanggapan responden tentang kejenuhan dalarn perkawinan Altematif Jawaban Tanggapan F p A Pemah 40 40% B Tidak Pernah 25 25% c Biasa-biasa Saja 35 35% N=lOO Jumlah 100% Responden yang mengalami kejenuhan dalam hubungan perkawinan sebanyak 40%, yang tidak pemah merasa jenuh dalam hubungannya perkawinannya adalah 25%, sedangkan yang menjawab biasa-biasa saja sebanyak 35%. Tabel 10 Tanggapan responden tentang pernah/tidak mengalami masalah dalam hubnngan intim Alternatif Jawaban Tanggapan F p A Pemah 40 40% B Tidak Pernah 25 25% c Biasa-biasa Saja 35 35% Jumlah N=IOO 100% Responden yang pernah mengalami masalah ketiak melakukan hubungan intim dengan pasangannya 40%, pasangan yang tidak pernah mengalami masalah 25%, dan yang menjawab biasa-biasa saja 35%. 56 Tabet 11 Tanggapan responden tentang masalah yang dialami Altematif Jawaban Tanggapan f p A Kurang Memuaskan 45 45% B Membosankan 35 35% c Ejakulasi Dini 20 20% N=lOO Jumlab 100% Responden yang mengalami masalah seperti kurang memuaskan adalab 45%, yang menyatakan membosakan sebanyak 35%, sedangkan yang menjawab ejalrnlasi dini adalab 20%. Table 12 Tanggapan responden tentang wawasan variasi seks Alternatif Jawaban Tanggapan f p A KurangLuas 20 20% B Cukup Luas 35 35% c Sangat Luas 45 45% Jnmlab N=lOO 100% Jumlah responden yang kurang wawasan ten.tang variasi seks 20%, cukup luas 45%, sedangkan yang sangat luas 35%. Tabel 13 d sarana resoon en men etaIm1. vanas1 seks Alternatif Jawaban F Sarana p A Media Masa 20 20% B Media Elektronik 60 60% c Orang Lain 20 20% Juml ah N=JOO 100% 57 Sarana responden mengetahui variasi seks, yaitu lewat media masa 20%, media elektronik 60%, dan melalui orang lain adalah 20%. Tabel 14 Tanggapan responden tentang dibutuhkannya variasi seks Altematif Jawaban Tanggapan F p A Penting 70 70% B Kurang Penting 20 20% c Tidak Penting 10 10% N=lOO Jumlah 100% Pendapat responden tentang dibutuhkannya variasi seks yang menyatakan penting adalah 70%, kurang penting 20%, sedangkan yang menyatakan tidak penting I 0%. Table 15 Pendapat responden tentang oral seks sebagai salah satu variasi pendahulnan atau perangsang. Altematif Jawaban Tanggapan F p A Baik 50 50% B KurangBaik 30 30% c Tidak Baik 20 20% Jumlah N=IOO 100% Pendapat responden menilai oral seks sebagai salah satu bentuk variasi pendahuluan atau perangsang dalam melakukan hubungan suami-isteri adalah 50% yang menyatakan baik, kurang baik 30%, sedangkan tidak baik 20%. 58 Table 16 I k uk an oral sel iS. Tan!' apan respon den pernah/ti'd a k mea p Altematif Jawaban Tanggapan F A Pemab 45 45% B TidakPemah 50 50% c Sering 5 5% N=!OO Jumlah 100% Responden yang pemah melakukan oral seks 45%, dan yang tidak pemah 50%. Sedangkan yang sering melakukan oral seks adalah 5% Table 17 Jenis kelamin yang cenderung melakukan oral seliS Altematif Jawaban Jenis Kelamin F p A Laki-laki 32 64% B Perempuan 18 36% Jumlah N=50 100% Jenis kelamin yang cenderung melakukan oral seks adalah laki-laki 64%, sedangkan jenis kelamin perempuan 36%. Table 18 I ms1atI . . 'f resoon d en untuIc me Ia k uIcan ora I se ks p Alternatif Jawaban lnisiatif F A Diri Sendiri IO 20% B Suami/isteri 15 30% c Keduanya 25 50% Jumlah N=50 100% 59 Jumlah responden melakukan oral seks yaitu atas dasar inisiatif diri sendiri 20%, dari inisiatif suami/isteri 30% yang menyatakan demikian. Sedangkan 50% yang berasal dari inisiatif keduanya. Table 19 Alasan responden melakukan oral seks Alternatif Jawaban Alas an F p A Coba-coba 15 30% B Terpaksa 5 10% c Fantasi 30 60% Jumlah N=50 100% Alasan responden melakukan oral seks karena ingin coba-coba yaitu 30% yang menyatakan demikian, karena terpaksa 10%, sedangkan karena sebagai fantasi sebanyak 60%. Tabel 20 Tujuan responden melakukan oiral seks Alternatif Jawaban Tujuan F p A Tidak membosaukan 15 30% B Agar harmonis 10 20% s Cepat orgasme 15 30% N=50 Jmnlah Responden melakukan oral seks 100% yakni bertujuan untuk tidak membosankan 40%, agar harmonis 20%, dan yang menyatakan bertujuan untuk cepat orgasme adalah 4%. 60 Tabel 20 p an damrnn resnond en ten tan oralksdl se aam nerk awman. p Pandangan F Alternatif Jawaban A Sebagai solusi 20 40% B Sebagaiseni 15 30% s Biasa-biasa Saja 15 30% Jumlah N=SO 100% Jumlah responden yang memandang oral seks sebagai solusi sebanyak 40%%, sebagai seni 30%. Sedangkan yang memandang biasa-biasa saja 30% 2. Analisis Data Sesuai data hasil penyebaran angket terhadap 100 responden secara umum, yang penulis sajikan pada label 7-11, diperoleh informasi bahwa masyarakat Kelurahan Ciater melakukan pernikahan rata-rata berusia sekitar 21-25 tahun sebesar 40%, berusia 16-20 tahun ada 20% dan di bawah usia 16 tahun hanya 10%. Sementara di atas usia dewasa yak.ni 30%. Adapun yang menjadi motivasi mereka melakukan pernikahan adalah karena mereka cukup usia, perintah agama, dan arena ingin cepat mendapatkan keturunan. Walaupun pada kenyataannya masyarakat Ciater hubungan perkawinnya sebagian besar tidak begitu baik, karena sebagian mereka mengalami kejenuhan dalan1 melakukan hubungan intim, begitu juga mereka mengalami masalah ketika melakukan hubungan intim dengan pasangannya, yakni 61 sebanyak 45%. Masalah yang mereka alami adalah baik karena kurang memuaskan, membosankan, maupun ejakulasi dini. Tabel 12 dan 13, menunjukan bahwa wawasan atau pengetahuan masyarakat Kelurahan Ciater tentang variasi seks, yakni cukup luas 45%, sangat luas 35%, dan kurang luas 20%. Baik mengetahui dari media masa atau media elektronik, maupun mendengar langsung dari orang lain atau telah mengalami sendiri. Tabel 14, menyatakan bahwa masyarakat Kelurahan Ciater tentang dibutuhkannya atau tidak variasi seks dalam hubungan suami-isteri yakni mereka menyatakan pentingnya variasi seks dalam hubungan suami-isteri 70%, yang menggap kurang penting 20%, dan yang menyatakan tidak penting 10%. Tabel 15, diketahui masyarakat Kelurahan Ciater menilai bahwa oral seks itu adalah baik untuk dijadikan sebagai salah satu variasi pendahuluan/poreflay melakukan hubungan suami-isteri 50%. Berdasarkan pada tabel 16, dapat diketahui bahwa masyarakat Kelurahan Ciater yang melakukan oral seks dengan pasangannya baik pemah maupun sering masing-masing 45% dan 5%. Terdapat pula yang tidak pernah melakukannya yaitu orang atau 50%. Table 17, menyatakan bahwa, yang cenderung melakukan oral seks adalah laki-laki yaitu sebanyak 64%, dan perempuan 36%. 62 Tabel 18, diketahui masyarakat Kelurahan Ciater pada umumnya melakukan oral seks berdasarkan inisiatif keduanya yaitu 25 orang yaitu 50%, dan inisiatif dari suami/isteri 15 orang atau 30%. Sementara berdasarkan inisiatif dari diri sendiri hanya 10 orang atau 20%. Berdasarkan data pada tabel 19, terlihat bahwa yang menjadi alasan responden melakukan oral seks adalah karena sebagai fantasi dalam melakukan hubungan suami-isteri 60%, disisi lain beralasan hanya sebagai coba-coba 30%, dan yang terpaksa 10%. Tabel 20, menunjukan bahwa tujuan masyarakat Kelurahan Ciater melakukan oral seks adalah agar tidak membosankan 20 orang atau 40%, dan agar tetap harmonis hubungan suami-isteri 20%. Sementara ada pula yang menyatakan bertujuan agar cepat mendapatkan orgasme 40%. Berdasarkan data pada tabel 20, menunjukan bahwa masyarakat Kelurahan Ciater memandang oral seks adalah sebagai solusi yakni 50%, dan sebagai seni 30%. Sementara yang memandang sebagai biasa-biasa saja 20%. BAB IV ORAL SEKS DALAM PERSPEKTIF ISLAM A. Pengertian Oral Scks Istilah sexualoralisme dikenal dengan sebutan oral erostim, 1 oral seks, atau seks oral, hubungan seks dengan gaya "karokean",2 posisi hubungan seksual dengan gaya enam sembilan (69). Tem1 sexuaoralisme adalah gabungan dari dua kata yaitu kata sexual dan oralisme. Kata sexual berarti nafsu birahi, syahwat, yang pada akhimya melakukan sexual intercourse, yaitu persetubuhan, hubungan intim atau senggama. Dalam bahasa Arab disebutjima'. 3 Sedangkan kata oralisme secara etimologis berarti mulut. Dalam bahasa Arab disebut al-lisan Gama'dari al sinatun wa al sunun). 4 Segala sesuatu dengan menggunakan mulut. Secara terminologis, sexualoralisme berarti mendapatkan kepuasan hubungan seksual dengan menggunakan mulut, bibir atau lidah untuk merangsang alat kelamin pasangan. Dalam ilmu kedokteran, seks oral disebut dengan istilah fellatio dan cunnilingus. Fellatio adalah mencumbu organ genital pria dengan menggunakan 1Kartini Kartono, Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual, (Bandung: Mandar Maju, 1989), Cet. Ke-6, h. 284 2 lip Wijayanto, Pemerkosaan Atas Nama Cinta: Poire/ Muram lnteraksi sosial, (Yogyakarta: Kelompok penerbit Qalam/lnta, 2003), Cet. Ke- I h. 6 3 Peter Salim, The Contempolary, English-Indonesia: Dictionary, (Jakarta: English Modern Press, l 99), Cet. Ke-7, h, 1776 4 Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir: Kamus Arab-Indonesia, (Yogyaka1ta: Pondok Pesantren Al-Munawir, 1984), h. 1359 64 bibir dan lidah atau sebaliknya. Sedangkan cunnilingus adalah mencumbui organ genital wanita dengan menggunakan bibir dan lidah. Aktivitas oral seks biasanya di awali dengan cumbuan dalam bentuk ciuman mesra, kemudian dilanjutkan dengan ciuman dan jilatan pada seluruh bagian tubuh dan diakhiri dibagian kelan1in pasangannya. Biasanya oral seks dilakukan karena pasangan memang terlibat secarn emosional terhadap pasangannya. Karena oral seks biasanya dilakukan dengan kesabaran, kelembutan, kehangatan dan penghayatan tapi tetap terkontrol, sehingga menimbulkan sensasi yang menyenangkan, dengan tidak mengabaikan faktor kesehatan dari al at kelamin pasangan. 5 Bagi mereka yang belum pernah mencobanya, membayangkan mencumbui genital pasangan menggunakan mulut memang terasa menjijikan, bahkan ada yang menganggap variasi seks ini tabu untuk dilakukan. Akan tetapi, bagi mereka yang biasa melakukannya, sebagian besar berpendapat bahwa oral seks merupakan salah satu variasi seks yang memberikan kenikmatan dan sensasi tersendiri. Oral seks yaitu, mulut dan alat kelamin merupakan dua bagian badan manusia yang paling peka syahwat. Peranan mulut dalam menambah kenikmatan seks itu, dapat kita saksikan pada praktek saling berciuman atau kecupmengecup.kebanyalrnn hubungan seks melalui mulut itu merangkum permainan 5 Asmu'l, Oral Seks Da/am Pandangan Hukum Jsd/am Dan medis, (Jakarta: Abla Publisher, 2004), cet. Ke-I, h. 12 65 bibir dan kecup-kecupan yang mantap, atau biasa juga sentuhan mulut pada bagian badan yang bagian lainnya. Akan tetapi pada umunmya orang mengartikan oral seks itu dengan hubungan kelamin dengan mulut, yakni Cunilingus dan Felatio. 6 Kunilingus adalah Suatu cara rangsangan dengan mulut terhadap alat kelamin wanita. Dalam pelaksanaan oral seks itu orang menggunakan tehnik mencium atau mengecup, menjilat, dan menyedot. Dan apabila ha! ini dilakukan, maka banyak wanita bisa mudah mencapai tahap orgasmenya.sedangkan Felatio adalah rangsangan dengan mulut terhadap alat kelamin laki-laki. Tehniknya pun merangkum tindal<an kecupan, menjilat, dan menyedot, tetapi juga menggosokgosokan batang zakar sementara ujung zakar itu berada di dalam mulut. 7 B. Alasan-alasan Melakukan Oral Seks Berdasarka basil penelitian, ada tiga alasan yang mendorong seseorang melakukan oral seks. 8 I . Co ba-co ba Alasan ini te1jadi karena pada dasamya manusia adalah makhluk yang serba ingin tahu dan mencoba segala sesuatu yang barn. Di era teknologi yang canggih masalah seks sudah tidak tabu lagi untuk dibicarakan, ha! ini membuat orang ingin mencoba segala bentuk variasi hubungan seksual yang belum pernah mereka rasakan, termasuk oral seks. 6 Diagram Group, Tubuh Wanita, (Jakarta: Gunung Jati, 1998), Oet. Ke-2, h. 58-59 Ibid ' Hasil penyebaran angket, Kelurahan Ciater: 2006 7 66 2. Terpaksa Alasan ini cliungkapkan oleh mereka yang pacla clasarnya menganggap seks clengan jalan oral sebagai suatu ha! yang tabu dan menjijikan. Mereka ticlak merasa nyaman melakukannya, akan tetapi karena permintaan clari pasangannya, mau ticlak mau, mereka hams melakukannya. Sebagian clari mereka, sama sekali ticlak merasakan kenikmatan ketika melakukannya. Hubungan yang baik akan terjacli apabila keclua belah pihak memiliki pikiran clan perasaan yang nyaman melakukannya. Jika acla satu pihak merasa terpaksa, maka ia akan merasa tertekan, sehingga lmbungan seksual yang clilakukan akan terasa hambar, bahkan clapat menimbulikan trauma psikis yang berkepanjangan. Yang perlu clipahami, pe1mintaan untuk melakukan oral seks sebailmya bukan hanya clatang clari pihak pria, melaiukan juga clari pihak wanita. Artinya clengan gaya apapun, hubungan seksual hams cliclahulukan atas clasar suka sama suka clan clikomunikasikan terlebih clahulu. 3. Fantasi Fantasi merupakan satu ha! yang ticlak bisa clipisahkan clari masalah seks. Masalah seksual bisa menjacli salah satu alasan untuk melakukan berbagai variasi hubungan seksual yang baru. Tenna:mk juga, ketika timbul keinginan untuk melakukan oral seks. Fantasi seksual bisa bersumber clari beberapa ha!, antara lain clari film biru (porno), bac:aan-bacaan erotis atau mnncul clari alam bawah saclar. 67 C. Pandangan Masyarakat Kelurahau Ciater Teutang Oral Seks Dari hasil penelitian, penulis telah dapatkan bahwa,. masyarakat Kelurahan Ciater memandang oral seks adalah sebagai sebuah solusi dalam melakukan hubungan intim dengan pasangan, dimana ketika sang istri sedang mengalami masa haidh atau nifas, maka mereka melakukan oral seks sebagai salah satu solusi. Yaitu seperti melakukan Fellatio. Yaitu sang istri melakukan oral seks terhadap alat kelamin sang suami, sehingga suami tidak 1erjerumus kedalam ha! yang diharamkan dalam Islam. Selain itu juga masyarakat Kelurahan Ciater memandang variasi oral seks adalah sebagai seni. Mereka melakukan oral seks dengan pasangannya adalah sebagai seni, hal ini menunjukan agar hubungan mereka tctap harmonis dan tidak membosankan. Adapun mereka melakukan oral seks bertujuan agar tetap harmonis, tidak membosankan danjuga agar cepat orgasme bagi pihak iste:ri. 9 D. Analisis Hukum Islam Terhadap Oral Seks 1. Pandangan Para Ulama Terhadap Oral Seks Ada dua pendapat yang berkembang dikalangan ulama tentang hukum Islam melakukan oral seks. Yakni pendapat yang cenderung mengharamkannya dan pendapat yang cenderung menghalalkannya. Begitu 9 Ibid '' ' 68 JUga terjadi perbedaan dalam tingkat dan derajat serta batasan-batasan kehalalan dan keharamam1ya. Munculnya perbedaan pendapat itu terutama disebabkan karena nashnash al-Qur'an dan hadits-hadits yang berkaitan dengan perilaku seksual masih bersifat muhtamilah (mempunyai pengertian yang tidak jelas), begitu juga dengan kualitas hadits-hadits dimaksud masih diperselisihkan, apakah masih bersifat tasyri 'iyat (bernuansa hukum) atau ghair al-tasyri 'iyat (hanya bernuansa anjuran berupa etika-etika). Adapun hadits yang bemuansa hukum dan sudah menjadi kesepakatan ulama (jumhur ulama) adalah hadits yang menerangkan keharaman hubungan seksual dengan memasukan alat kelamin kedubur (anal seks) atau yang disebut dengan seks imal dan coitus (jima') ketika istri dalam keadaan haidh. Pendapat yang cenderung mengharamkan aktivitas oral seks antara lain dikemukakan oleh sekelompok ulama dari ormas Al-Islam, 10 dengan bahwa hokum melakukan oral seks adalah mahuh tanzih atau hampir haram, karena pada dasarnya organ seksual itu harus difungsikan pada tempatnya, yaitu memasukan penis ke dalam alat kemaluan wanita. Lain jika tidak digunakan pada tempatnya, ia digolongkan dalam penyimpangan fungsi seks, meskipun dengan alas an imajinasi, impotent bagi laki-laki dan frigid bagi perempuan, iseng ataupun coba-coba. Karena tidak ada nash ataupun dalil yang sharih (jelas) tentang pengharaman oral seks, maka mereka (ulama) 10 http://www. Al-Islam.or.\d. 69 menghukuminya dengan karaha atau sesuatu yang dibenci oleh Allah dan tidak bermoral. Pendapat diatas, penekanannya kepada jima' secara hakiki, yaitu coitus. Mereka tidak mentolerir atau menerima berbagai macam alas an bagi pelaku seks dengan jalan oral seks, se1ia mengkategorikannya sebagai perbuatan yang dibenci oleh Allah. Bagi Muhammad Thalib, yang dikutif oleh Asmui' dalam bukunya sexualoralisme mengatakan bahwa variasi seksual dengan jalan oral hukumnya haram. 11 Hubungan seksual juga merupakan kebutuhan seorang isteri yang sangat menginginkan kenikmatan dalam hubungan intim. Karenanya, kalau hubungan seksual dilakukan diluar vaginanya, istmi tidak mendapatkan kenikmatan dan kepuasan, bahkan mungkin hanya akan merasakan penderitaan karena organ tubuh yang paling sensitive bagi wanita terdapat pada kemaluannya. Lebih tegas, beliau mengatakan bahwa apabila suami mengajak isteri berhubungan intim dengan variasi seks enam sembilan (69), maka pihak isteri harus menolak ajakan tersebut. Jika perlu menggunakan tindakan fisik terhadap suami yang terus memaksa. Dengan demikian, Muhammad Tholib menentang keras hubungan seksual dalam posisi enam sembilan (oral seks) dengan alas an apapun. Ia " Asmu'i Lok. Cit., h. 76 70 menegaskan bahwa al-Qur'an dan hadits mempakan sumber hukum Islam yang harus dipatuhi seluruh umat Islam. Sedangkan para uiama Madzhab klasik, ketika berbicara tentang batasan-batasan aktivitas hubungan seksual dalam perkawinan, sepakat bahwa yang dimaksud dengan lafaz anna syi 'tum dalam ayat 233 surah al-Baqarah, adalah kaifa syi 'tum, yaitu bagaimana yang engkau inginkan dalam menggauli isteri-isterimu, walaupun tempatnya adalah harus di vagina. 12 Akan tetapi mereka berbeda pendapat tentang hukum melihat dan merangsang alat kelamin pasangan ketika ingin melakukan hubungan seks. Menurut Abu Hanifah yang dikutif dalam buku Asmu'i, mengatakan bahwa dibolehkannya bagi suami-isteri melihat dan merangsang seluruh anggota tubuh pasangan dari mulai kepala sampai ujung kaki, akan tetapi ketika isteri dalam keadaan haidh, maka diharamkan melihat dan merangsang kemaluan, karena dikhawatirkan alcan terjerumus dalam rnelakukan anal seks (menyetubuhi dubur). Dalam ha! ini kalangan al-Hanafiyyah beristimbath berdasarkan istihsan. Sementara Imam Malik berpendapat yang dikutip dalam buku Asmu'i, bahwa dibolehkan bagi suami-isteri menikmati seluruh anggota tubuh dan melihat alat kemaluan pasangan kecuali anal seks. Dibolehkan pula hubungan seksual dengan isterinya ketika isterinya dalam menyusui anaknya. Sedangkan Imam al-Syafi'i berpendapat yang masih dikutip dalam buku yang 12 1bid 71 sama, bahwa melihat seluruh auggota tubuh suami-isteri ketika melakukau hubungan seksual dibolehkan kecuali kemaluarmya. Apabila melihat kemaluan pasaugannya hukumnya adalah makruh. Apalagi melihat bagiau dalam dari alat kemaluau pasangannya, maka hukmnnya sangat makruh/mendekati haram istilah kalaugan al-Hauafiyyah yaitu makruh talu·im. 13 Sedaugkan Imam Ahmad bin Haubal masih dikutif dalam buku yaug sama, yakni membolehkan hubungau seksual dengau cara apapun yang penting obyek jima'nya adalah vagina. Akan tetapi makruh hukunmya, menyetubuhi isteri melalui sela-sela dubur, karena dikhawatirkan akan te1jerumus dalau1 perbuatan aual seks. Akan tetapi1 beliau membolehkan hubungan intim ketika isteri sedang haidh dengau cara mufakhadzah (memasukan penis kesela-sela paha) atau pun cara lainnya, yang penting tidak terjerumus dalam coitus (hubungau kelamin). 14 Sedaugkan Imam Ibnu Taimiyah yang dikutip oleh Asmu'i dalam bukunya Oral seks dalam pandaugan hukum Islam clan Medis berpendapat bahwa dibolehkan hubungan seksual sebagai suami isteri dengau metode apapun, dan dari arah manapun, kiri, kanan, depart dan sebagainya.yang penting sasarannya adalah vagina. Begitu juga melihat dan meraugsang alat 13 Ibid ,, ibid 72 kelamin pasangan. Adapun yang diharamkan dalan1 Islam adalah melakukan oral seks, karena ha! ini termasuk homoseksual kecil (l.iwathiyyah al-shugra). Dengan demikian, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Ahmad Ibn Hanbal telah sepakat mengatakan bahwa boleh menikmati selumh anggota tubuh suan1i ataupun isteri ketika hubungan seksual dilakukan, kecuali anal seks. Kecuali Imam al-Syafi'i, beliau melarang alat kemaluan. Lebih jelas lagi, Shahid Athar 15 yang dikutip oleh Asmu'i dalam bukunya Oral Seks Dalam Pandangan hokum Islam dan Medis mengatakan bahwa hubungan seksual dalam Islam dihalalkan (dibolehkan) dengan berbagai macam variasi seksual, temmsuk didalamnya oral seks, yang penting tidak berhubugan melalui dubur (anal seks), karena ia 1elah diharamkan dalam Islam. Bahkan Allal1 dan Rasul-Nya melaknatnya. Akan tetapi, Shahid Athar memberikan peringatan bagi suami dan isteri ketikai melakukan hubungan seksual dengan jalan oral seks, agar tidak mengabaikan faktor kebersihan alat kelamin pasangan, seperti infeksi pada kedua alat kelamin. Maka sebelum melakukannya, dianjurkan untuk merawat alat kemaluan dan berkonsultasi pada dokter. Sedangkan Muhammad Quraish Shihab mengatakan seks dalam perspektif Islam adalah sesuatu yang suci. Oleh karena itu, dianjurkan membaca do'a dan melakukan hal-hal yang bersifat bersih sebelum dan saat 15 Dilahirkan di Patna, India, Beliau mengenyam pendidikan ilmu kedokteran di Karachi (Pakistan), Cicago (Illionis). Beliau dinobatkan sebagai guru besar (propesor) di bidang seksual menurut ikmu kedokteran dan hokum is lam dari Universitas Indiana pada tahun 1992. 73 melakukannya. Ini semua anjuran dalam Islam. Variasi oral seks tidak sejalan dengan anjuran agama. Namun demikian, masih menurut Qurash Shihab, oral seks antara suami istri bukanlah perbuatan haram, sejauh tidak keluar dari etika normal dan selama tidak mengabaikan faktor-faktor kesehatan. 16 Para ulama sepakat bahwa untuk mengharamkan sesuatu diperlukan dalil-dalil yang jelas. Tanpa dalil, pada dasarnya segala menjadi mubah, yakni boleh-boleh saja. Untuk menentukan hukum Islam tentang oral seks, tidak ada dalil-dalil yang bersumber dari al-Qur'an dan hadits yang mengharamkan variasi seks dengan posisi enam sembilan (69) ini. Disisi lain para ulania berpendapat bahwa seluruh tubuh isteri halal bagi suami, demikian sebaliknya. Dengan adanya variasi oral seks yang dilakukan oleh para pasangan dan sebagian ulama membolehkannya maka, permasalahan yang muncul kemudian adalah bagaimana lmkumnya apabila si isteri telah terminum air spe1ma ketika sedang melakukan oral seks? Imam Abu Zakaria Yahya Bin Syarf al-Nawawi al-Dimasqy mengungkapkan yang dikutif dalam buku Asmu'I, yaitu bahwa apabila ia terminum sperma dengan perasaanjijik, maka hukumnya haram. Akan tetapi, apabila pasangan tersebut melakukannya dengan perasaan yang menyenangkan maka, ha! tersebut sah-sah saja karena sperma termasuk benda suci dan berharga. 17 16 Muhammad Quraish Shihab, anda bertanya, Quraish menjawab berbagai masalah keislaman, (Bandung: Al-Bayan, 2003), cet.J, hl.228-229) 17 Ibid 74 Pendapat ini, mengadopsi dari pemikiran Madzhab al-Syafiyyah dan al-Hanabilah, bahwa apa saja keluar pada diri manusia dari lubang depan (penis) dan lubang belakang (dubur) itu hukumnya najis kecuali al-many (sperma). Berarti minum sperma ketika tidak menjijikan hukumnya halal. Dengan demikian, aktivitas seksual dengan variasi oral seks dihalalkan dalam Islam, apabila keduanya melakukan atas dasar suka sama suka dan merasakan kenilanatan dengan cool dan fresh, serta tidak adanya intimidasi dari salah satu pihak. Karena pemaksaan dalam hubungan seksual antara suami-isteri, terrnasuk pemerkosaan dalam perkawinan (marital rape). Adapun spenna yang terminum hukumnya halal, biJa tidak ada rasa jijik ketika merninumnya. Akan tetapi, jika sebaliknya maka, hukumnya haram secara mutlak. 18 2. Analisis Penulis Setelah memaparkan pandangan masyarakat Kelurahan ciater, mengenai variasi seks dengan oral seks bahwa masyarakat melakukan oral seks ini yaitu dijadikan suatu solusi dimana ketika sang isteri sedang mengalami masa haidh atau juga nifas, dan juga dijadikan sebagai suatu seni dalam melakukan seksual. Hal ini agar pasangan suarni-isteri tidak merasakan kejenuhan atau membosankan dalam hubungan seksual. Karena variasi seks dibolehkan dalam Islam, kecuali seks yang menyimpang dari hukum Islam sepe1ti anal seks. 18 Ibid 75 Selain itu juga, penulis memaparkan pandangan ulama tentang oral seks dan menyebutkan dalil-dalil yang mereka gunakan serta klasifikasi karakteristik pemikiram1ya, penulis cendernng sependapat dengan keputusan dari kalangan ulama baik dari tokoh masyarakat Kelurahan Ciater maupun dari ulama klasik yaitu empat Imam Madzahab. Yang menyatakan bahwa oral seks dibolehkan dalam Islam, baik sebagai solusi maupun sebagai seni dalam aktivitas hubungan seksual suami-isteri. Dengan catatan dilakukan atas dasar suka sama suka dan tidak ada unsm intimidasi dari salah satu pihak baik pihak suami maupun pihak isteri. Selain itu, penulis berpendapat bahwa oral seks dihalalkan dalam Islan1, karena tidak ada dalil yang dari al-Qur'an ataupun hadits yang berkaitan dengan permasalahan seksual, (petunjuk/anjuran). sehingga penulis hanyalah berpendapat bemuansa irsyad dihalalkam1ya atau dibolehkannya sebagai salah satu bentuk variasi seks yakni oral seks bukan jima secara hakiki. Dengan demikian penulis berdasarkan dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 223 yaitu: Artinya: Jsteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocoktanam, maim datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagainiana sqja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah ,;,,, 76 bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman. (Q.S. al-Baqarah : 223) Dan memakai kaidah fiqhiyyah : "Hukum sesuatu itu pada asalnya boleh sehingga ada dalil yang melarangnya ". Dengan demikian, secara prinsip suami isteri boleh melakukan hubungan seks dengan cara apapun kecuali secara anal (memasukan penis ke dalam anus) dan berhubungan seks ketika isteri sedang haidh atau nifas. Oleh karena itu kepada pasangan suami isteri boleh melakukan oral seks yakni sebagai solusi dimana ketika isteri sedang mengalami haidh atau nifas. Hal ini dilakukan agar sang suami tidak terjerumus pada perbuatan yang diharamkan oleh agama. Akan tetapi namun demikian untuk melakukan oral seks bagi pasangan suami istri perlu adanyan batasan-batasan yakni antara pellatio dan cunilinius, untuk melakukan cunilingus harus dibatasi karena di khawatirkan akan adanya cairan-cairan atau mani yang keluar da.ri vagina, karena mani seorang wanita adalah najis dan haram. Selain itu juga dikarenakan bagian dalam vagina sulit terkena air untuuk membersihkannya. Oleh karena itu oral seks dengan jenis Cunilingus harus dibatasi jangan sampai pihak laki-laki te1minum oleh cairan tersebut. Cukup melakukan Cunilingus yaitu hanya dengan menciumi dinding-dinding luar vagina. Rasulullah SAW bersabda: 77 J.. J.o ;;J .\ill r:» \ ,,,, ,., .\ill J:?-~ ~ ,.. .... ;,... e ,... J./,.. o;/J J.. 1: '.C. .\ill ~~ :Jl.9 - ,.. J "" .J( ~" J)G.JI 01 :o..'.5~1 JI ,,,, l.i 0WI ,J ,.. ~ ........ ,,.., ,... ,.,. / ~I ~ 'u"Lll ~,, ,,. ,... 0 ~ ~ ,.,. ,,. ~ ,... :,¥ ,.... ,, IJ}J:; ~'" ,.,,.. .... /. ,.. ~ c;:_,~\ t_} (:!) ,.. .... ,,... ,., J ,, 'ilfJI t_} - ,,, ,., .... (:!) :/3 ,,,,. ,.. J. .:;: 0 ;;:, J"' ,.. 0 J ,.;..p~) ~..U i;:'..,\ u~~\\\ ,... ,... .... ,, ,, ,., ,... <)/ ,,. ,.. 1: g~:13 ,::;. (lfJI ,... ,,. ,., :J'Y':! _,~I~.,' ~ r-J ,... - j5J,.,. 013 ':Ji ,.y,.. 2_';. .:ii ~Y. ~\\ JY.. ... .... ,, ,,. y " 01::~J\ ,, 0/ ~ ~ b) '~ :L..;,j\ 0) o\JJ) ~ ~, '~i' L>J- J ,Q~ ,., ':} y'.",., ! J. ,,. ,,. ':Ji '~Ji;_,~ ~\ ~3 ~f '~ DI, :ci -, :.:_,:cj ,.., ;v-;. ~)\5' - \ /,... .... ;;J .\ill ~ 0)) ~i13, '~ ,, ,,.. ':Ji ci1 (~ Artinya : "Dari Nu 'man bin Basyir RA, dia berkata "Aku pernah mendengar sambil memegang kedua telinganya, Rasulullah SAW bersabda, " Sesungguhnya perkara halal itu jelas dan perkara yang haram itu pun jelas, sedangkan diantara keduanya terdapat perkara-perkara syubhat yang tidak diketahui banyak orang. Oleh karena, barang siapa dapat menjaga dirinya dari perkara syubhat, berarti dia telah terbebas (dari kecaman) untuk agamanya dan kehormatannya. Barang siapa terjerumus kedalam perkara syubhat, berarti dia telah te1jerumus kedalam perkara haram. Sebagaimana halnya dengan pengembala yang mengembalakan ternaknya disekitar tempat yang dilarang, maka kemungkinan besar binatang gembalanya itu akan merumput di tempat tersebut. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpa/ daging. Apabila daging tersebut baik, maka baik pula seluruh tubuh, dan apabila daging tersebut rusak, maka rusak pula tubuhnya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu ada hati". (H. R.Mmuslim) BABV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan teori yang penulis paparkan pada bagian terdahulu, dan hasil wawancara se1ia pengisian angket tentang oral seks di dalam perkawinan dalam pandangan masyarakat serta kedudukannya menurnt perspektif hukum Islam, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal: 1. Oral seks adalah hubungan kelamin dengan mulut. Yakni dengan jenis cunilingus danfelatio. Cunilingus adalah suatu cara rangsangan dengan mulut terhadap alat kelan1in wanita. Seluruh batang klitoris atau kelentit sampai batas lubang dubur dan lubang vagina, merupakan bagian yang paling peka syahwatnya. Sedangkan felatio adalah rangsangan dengan mulut terhadap alat kelamin laki-laki. Tehniknya pun merangkum tindakan kecupan, menjilat, dan menyedot. Tetapi juga menggosok-gosokan batang zakar sementara ujung zakar itu berada di dalam mulut. 2. Adapun alasan-alasan masyarakat Kelurahan Ciater melakukan oral seks adalah karena untuk coba-coba, terpaksa, dan sebagiannya adalah sebagai fantasi. Dan selain itu juga mereka melakukan oral seks yakni bertujuan agar tidak membosankan dalam melakukan hubungan intim dengan pasangannya, agar tetap harmonis danjuga agar cepat mendapatkan orgasme. 79 3. Dari hasil penelitian yang penulis dapatkan, maka penulis menyimpulkan bahwa masyarakat kelurahan Ciater khususnya pasangan suami isteri yang melakukan variasi oral seks berpandangan mengenai oral seks yakni sebagai solusi apabila sang isteri sedang mengalami haidh, dan juga sebagai seni dalam melakukan hubungan intim dengan pasangannya. 4. Sedangkan dari sudut pandangan hukum Islam, sebagian ulama menghalalkan variasi oral seks ini, baik sebagai solusi maupun sebagai seni, asalkan dilakukan oleh pasangan suami isteri yang suka sama suka atau tidak ada unsur paksaan atau juga dijadikan sebagai hanya coba-coba. Ada pula beberapa ulama yang mengharanIB:an variasi oral seks karena mereka menganggap perilaku seks ini tidak sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasullullah, sebagian lagi berpendapat bahwa hukum melakukan oral seks merupakan makruh tanzih, yaitu hampir mendekati haram dengan alasan oral seks merupakan perilaku seks yang tidak pada tempatnya. B. Saran-saran Bagi yang ingin melakukan oral seks, penulis menyarankan beberapa ha!: I. Oral seks cukup dijadikan sebagai pariasi bagi sebuah lmbungan seksual, agar tidak membosankan dan menjemukan. 2. Kepada pasangan suami isteri yang melakukan hubungan suami isteri dapat melakukan oral seks sebagai solusi menyalurkan sahwatnya apabila isteri 80 sedang haidh atau nifas. Hal ini dilakukan agar sang suami tidak terjerumus pada perbuatan yang diharamkan oleh agama. 3. Kepada para remaja atau pasangan sebelum menikah sebaiknya jangan melakukan oral seks atas dasar iseng-iseng atau coba-coba atau terpaksa, karena oral seks hanya dibolehkan bagi pasangan yang telah menikah. DAFTARPUSTAKA Al-Qur'an al-Karim Abdullah, Fathi, Adil, Hubungan Suami Isteri Yang Halal dan Haram, Jakarta: Najla Press, 2005, cet. Ke-1 Al-Absyi, Bagir, Muhammad, Al-fiqih Praktis Menurut Al-Qur 'an Dan As-Sunnah Dan Pendapat Para Ulama, Bandung: Mizm1, 1991,cet. Ke-1 Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Beirut: Daaral Fiqr, juz ke-VI Al-Hajaz, Muslim, Husen, Abi, Shahih Muslim, Bierut: Daaral Fiqr, Juz Ke-1 Al-jaziri, Abdurrachman, Kitab Fiqh Ala Mazhabil Arba 'ah, Mesir : Al- Maktabah At-Tijariyah Kubra, 1974, Juz IV Al-Kalahi, AS'ad, Kamus Indonesia Arab, Jakarta: Bulan Bintang, 1997, cet. Ke-7 Aminuddin, Abidin, Slamet, Fiqih Munakahat,jilid 1, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999, cet. Ke- I Asmu'i, M. A., Oral Seks Dalam Pandangan Hukum Islam dan Medis, Jakarta: Abla Publisher, 2004 As-San'ani, dan Muhammad, Bakar, Abu, Te1jemah Subulus Salam, Jilid 3, Surabaya: Ikhlas, 1995,cet. Ke-I Athar, Shahid, Bimbingan Seks Bagi Kaum Muda Muslim, Jakarta: Pustaka Zahra, 2004, cet.ke-2 Ayyub, Hasan Syaikh, Fiqih Keluarga, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 200 I, cet. Ke-1 Bohdiba, Wahab, Abdul, Seksuality In Islam, Yogyakarta: Alinea, 2004, cet. Ke-I Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, cet. Ke-I Drever, James, Dictionary ofPsikologi, Jakarta: PT. Bintang Aksara, 1998, cet. Ke-2 Fathan, Abu, Muhammad, Seks Islami Panduan Pasangan Menikah, Bandung: Marja', 2004 81 Firdaweri, Hukum Islam Tentang Perkawinan: Karena Tidak Kemampuan Suami Menunaikan Kewajibannya, Jakarta: CV. Pedoman Jaya, 1989,cet. Ke-1 Group diagram, Tubuh Wanita, Jakarta: Gunung Jati, 1998, cetke-2 Hathout, Hasan, Panduan Seks Islanli, Jakarta: Pustaka Zahra, 2004, cet. Ke-1 Hasan, Ali, M., Pedoman Hidup Berumah Tangga Dalam Islam, Jakarta: Siraja, 2003, cet. Ke-1 Htt://www/sekolah.orglfilelh-1090922276.dok. Htt://www.Al-Islam.or.id. Kartono, Kartini, Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual, Bandung: Mandar Maju, 1989, cet.ke-6 Mas'ud, Ibn, H., dan Abidin, Jaenal, H., Fiqih MadzhabAsyi'i, jilid ke-1, Jbadah, Jakarta: Pustaka Setia, 2005, cet. Ke-1 Mukhtar, Kamal, Asas-Asas Hukum Islam Dalam Perkawinan, Jakarta: Bulan Bintang, 1993 Munawir, Warson, Ahmad, Al-Munawir: Kamus Arab-Indonesia, Yogyakarta: Pondok Pesantren Munawir, 1998 Nurudin, Amir, Dan Tarigan, Akmal, Azhari, Hukum Perdata: Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam Dari Fiqih, UU. No. 111974 sampai KHI, Jakarta: Permada Media, 2004, cet. ke-2 Nur, Dzam'an, Fiqih Munakahat, Jakaiia: Dina Utama Semarang, 1993, cet ke-1 P&K, Depaiiemen, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakaiia Balai Pustaka, 1996 R.I, Depag, UU. No. 111974, dan KHI, Jakarta: Dirjend Bimas Islam, 2004 Sabiq, Sayyid,fiqih Sunnah,Bandung, Al- Ma'arif, 1990, cet. Ke-7 Sabiq, Sayyid,fiqih Sunnah,Bandung, Al- Ma'arif, 1989, cet. Ke-6 Shihab, Quraish, Muhammad, Anda Bertanya Quraish Menjawab Berbagai Masalah Ke Islaman, Bandung: Al-Bayan, 2003, cet. ke-1 82 Wijayanto, lip, Pemerkosaan Atas Nama Cinta, Pot.ref Muram Sosial, Yogyakarta: Kelompok Penerbit Qalam/Tinta ,2003, cet. Ke-1 Interaksi Yunus, Muhammad, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Tafsir Al- Quran, 1973, Cet. Ke-I Zuhdi, Masjfuk, Masai! Fiqhiyah, Jakarta: Haji Masagung, 1994 DAFTARPERTANYAAN ORAL SEKS DI DALAM PERICAWINAN DALAM PANDANGAN MASYARAKAT SERTA KEDUDUKANNYA MENURUT HUKUl\11 ISLAM A. Tujuau I. Angket ini bertujuan ilmiah semata, dalam rangka menyelesaikan skripsi di Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Untuk memperoleh data tentang oral seks di dalam perkawinan dalam pandangan masyarakat se1ta kedudukaimya menurut pe:rspektifhukum Islam. B. Petunjuk Pengisian Angket I. Identitas anda boleh tidak dicantumkan 2. Jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan dan pendapat anda 3. Jawaban cukup diberikan tanda silang (X) Pada pilihan yang telah tersedia (A, B, C, dan D). C. Pertanyaan Oral seks adalah salah satu bentuk foreplay atau pendahuluan atau juga perangsangan sebelum melakukan hubungan intim dengan suaini-isteri. Di dalain masyarakat, oral seks sering disebut degan istilah" karokean" atau gaya "69". 1. Pada usia berapakah anda menikah? a. 12-15 b. 16-20 c. 21-35 2. Motivasi apa sajakah yang rnendorong anda untuk rnelakukan pernikahan? a. Cukup usia b. Perintah agama c. Ingin mendapatkan keturunan 3. Bagaimana hubungan perkawinan anda dengan pasangan anda? a. Baik b. Kurang baik c. Tidak baik 4. Pernahkah anda mengalami kejenuhan dalam melakukan hubungan intim dengan suami/isteri anda? a. Pernah b. Tidak pernah c. Biasa-biasa saja 5. Pernahkah anda mengalami masalah ketika melakukan hubungan intim dengan pasangan anda? a. Pernah b. Tidak pernah c. Biasa-biasa saja 6. Masalah seperti apakah yang anda alami dengan pasangan a11da? a. Kurang memuaskan b. Membosankan c. Ejakulasi dini 7. Bagaimana tentang wawasan pengetahuan anda terhadap macam-macam variasi seks? a. Kurang luas b. Cukup luas c. Sangat luas 8. Dari mana sajakah anda mengetahui variasi seks? a. Media massa b. Media elektronik c. Orang lain 9. Bagaimana tanggapan anda tentang dibutuhkannya variasi seks dalam hubungan suami-isteri? a. Penting b. Kurang penting c. Tidak penting 10. Bagaimana pendapat anda tentang oral seks sebag;ai salah satu variasi pendahuluan sebelum melakukan hubungan suami-isteri dengan pasangan anda? a. baik b. Kurang baik c. Biasa-biasa saja 11. Pernahkah anda melakukan oral seks dengan pasangan anda? a. Pernah b. tidak pernah c. Sering 12. Berdasarkan inisiatif siapakah anda melakukan oral seks dengan pasangan anda? a. Diri sendiri b. Suami/isteri c. Keduanya 13. Apakah yang menjadi alasan anda melakukan oral seks? a. Coba-coba b. Terpaksa c. vanas1 14. Apa tujuan anda melakukan oral seks dengan pasangan anda? a. Tidak membosankan b. Agar haimonis c. Cepat orgasme 15. bagaimana pandangan anda tentang oral seks dalam perkawinan? a. Sebagai solusi b. Sebagai seni c. Biasa-bisa saja