Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Adat (PRBBMA)

advertisement
Pengurangan Risiko
Bencana Berbasis
Masyarakat Adat
(PRBBMA)
EMPAT WARISAN (ASAL USUL) LELUHUR
 Kelompok Orang dengan Identitas Budaya yang Sama : bahasa,
spritualitas, nilai-nilai, sikap dan perilaku yang membedakan
kelompok sosial yang satu dengan yang lain.
 Sistem Nilai dan Pengetahuan : (kearifan) tradisional bukan
semata-mata untuk dilestarikan, tetapi juga untuk
diperkaya/dikembangkan sesuai kebutuhan hidup berkelanjutan.
 Wilayah Hidup : tanah, hutan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Laut dan
SDA lainnya bukan semata-mata barang produksi (ekonomi),
tetapi juga menyangkut sistem religi dan sosial-budaya.
 Aturan-Aturan dan Tata Kepengurusan Hidup Bersama Sosial
(Hukum Adat dan Lembaga Adat) : untuk mengatur dan mengurus
diri sendiri sebagai suatu kelompok sosial, budaya, ekonomi dan
politik
Masalah utama masyarakat adat
Pemiskinan dan kemiskinan yang merajalela di kalangan
masyarakat adat - ‘tikus yang mati di lumbung padi
Pelanggaran HAM Masyarakat Adat di daerah-daerah kaya
sumberdaya alam – ‘kriminalisasi: menjadi pencuri harta sendiri’
Kerusakan lingkungan yang semakin meluas dan telah mengancam
kapasitas keberlanjutan ekosistem dan penyangga kehidupan
masyarakat adat – ‘menjadi korban dari perbuatan orang lain’
Open access yang bermuara pada orientasi pengelolaan pada
komoditi, bukan pada pengelolaan kawasan ekosistem – ‘menjadi
Orang Asing di wilayah adatnya Sendiri’
Skema Pemetaan di Wilayah MA dan PRBBMA
PROFIL
MASYARAKAT
ADAT
No
SOCIAL &
SPATIAL
MAPPING
PEMETAAN
PARTISIPATIF
PUSAT INFORMASI
MASYARAKAT ADAT
Yes
UPDATE
PEMETAAN
PARTISIPATIF
PERENCANAAN
PARTISIPATIF
WILAYAH ADAT
PENGUATAN KOMUNITAS ADAT &
KELEMBAGAAN
(Pemetaan, Perencanaan, Organisasi, Isu
Perubahan Iklim dan Negosiasi)
ANALISIS DATA
Kebijakan tata ruang,
Industri ekstraktif
KEUTUHAN
WILAYAH
ADAT
REKOGNISI
TATA
RUANG MA
RENCANA AKSI
PENGELOLAAN
WILAYAH ADAT
termasuk ANTISIPASI
MITIGASI DAN
ADAPTASI
PERUBAHAN IKLIM,
dll
ADVOKASI,
KAMPANYE
KETERANGAN :
PERENCANAAN PARTISIPATIF
WILAYAH ADAT MENGHASILKAN :
- Rencana Pengelolaan Ruang
- Rencana Pengembangan Sumber Daya
Ekonomi
PENGUATAN KOMUNITAS ADAT &
KELEMBAGAAN
-Pelatihan Fasilitator Inti (teknis dan tenurial)
-Pembentukan Unit Kerja Percepatan
Pemetaan Partisipatif (UKP3)
-Pelatihan Fasilitator simpul
-Pemetaan Wilayah Adat (Darat dan Laut)
-Penulisan Profil MA
-Pelatihan Fasilitator Perencanaan partisipatif
-Pembuatan peta Perencanaan partisipatif
-Monitoring dan Asistensi
-Pelatihan Negosiasi
-Pelatihan Pengelolaan Data dan Informasi
-Pembentukan Pusat Informasi MA
Skema Registrasi Wilayah Adat
VERIFIKASI
DATA
VALIDASI
PUBLIKASI
Perkembangan Terkini :
 Pemetaan Partisipatif wilayah adat telah dilakukan di 604 komunitas
adat dengan total luas wilayah adat 6,8 Juta ha
 Komunitas Adat Anggota AMAN yang berada di pesisir dan pulaupulau kecil sekitar 542
PETA INDIKATIF SEBARAN KOMUNITAS ADAT ANGGOTA AMAN
DI PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
Masyarakat Adat di Mentawai
Aliansi Masyarakat
Adat Peduli Mentawai
(AMA PM)
Pengurus
Daerah AMAN
(2012)
 13 komunitas anggota AMAN (5 di Pulau Sipora dan 8
di Pulau Siberut)  perkiraan ada sekitar 60 lebih
komunitas masyarakat adat di Kepulauan Mentawai
 3 komunitas yang sudah melaksanakan pemetaan
partisipatif (Goiso Oinan, Rokot, Saureinu)
 6 komunitas saat ini sedang dalam proses pemetaan
partisipatif (Matobe, Saibi, Puro, Rogdog, Salappa,
Magosi)
 Sedang berlangsung kegiatan pengkajian Etnografi di
60 komunitas masyarakat adat
SOONG POLAK MUNTOGAT/PETA WILAYAH
ADAT GOISO OINAN
SOONG POLAK MUNTOGAT/PETA WILAYAH
ADAT ROKOT
SOONG POLAK MUNTOGAT/PETA WILAYAH
ADAT SAUREINU
Mentawai Mentawai terkait Bencana
Sejarah Gempa di Sumatera
Barat
1797 :10 Februari , Padang,Selat Mentawai, Tsunami
1833\t:24 November, Pagai Selatan-Muko-Muko , 75
KM,8.3 SR
1861\t:16 Februari,Tsu\t,Siberut ,Mentawai , 70 KM,8.5
SR
1861\t:25 September,,Pesisir Selatan, 6.5 SR
1885\t:29 Juli , Air Bangis,Pasaman\t, 6.8 SR
1908\t:6 Februari , Siberut,Selat Mentawai,130 Km, 7.5
SR
1909\t:3 Juni , Kambang, Pesisir Selatan, 40Km, 7.6 SR
1922\t:10 April, Padang-Pariaman
1926\t:28 Juni , Padang Panjang, 6,5. SR
1943\t:9 Juni , Singkarak, Solok , 50 Km, 7.6 SR
1977\t:8 Maret ,Pasaman , 22 Km, 6.0 SR
1981\t:13 November , Padang , 5,4 SR.
2004\t:16 Februari , Padang Panjang, 56 Km, 5.1 SR
2004\t:22 Februari ,Pesisir Selatan, 42 Km, 6,0 SR
2004\t:9 April , Bayang,Pesisir Selatan, 66 Km, 5.4 SR
2005\t:10 April , Siberut ,Selat Mentawai, 19 Km, 6.7 SR
2007\t:6 Maret, Solok, 19 Km, 6.4 SR
2007\t:12 September ,Pagai Selatan-Enggano,
34Km,8.4 SR
2007\t:12 September , Lunang, Pesisir Selatan, 35
Km,7.9 SR
2008\t:25 Februari , Pagai Selatan, 25 Km, 6.5 SR
2009\t:16 Agustus, Siberut Selatan,Mentawai, 20 Km,
6.7 SR
2009\t:30 September , Padang Pariaman,81 Km, 7.9 SR
2009\t:1 Oktober, Kerinci , 10 SR, 6.6 SR
2010\t:6 April 4, Barat Daya Siberut,Mentawai\t, 31
Km,7.8 SR
2010\t:25 Oktober , Pagai Selatan, Mentawai, 21 Km,
7.7 SR
Peta Wilayah
Adat
Informasi
Penggunaan
Lahan
Informasi
Titik
Penting/
bersejarah
Informasi
Lainnya
Informasi
Batas
Wilayah
Adat
Masih banyak informasi-informasi lainnya yang belum
tercantum/terdapat dalam Peta Wilayah Adat (termasuk
informasi tentang Kebencanaan)
Proses Identifikasi
Informasi
Kebencanaan
Proses Identifikasi Informasi Kebencanaan di Komunitas
Ada 3 Peta Wilayah Adat di
Mentawai (Saureinu, Goiso
Oinan, Rokot
Peta Wilayah Adat
Indeks Rawan
Bencana BNPB
Tahun 2011
Peta Rawan
Bencana BNPB
skor 73 (peringkat 138 dari 494
Kab/Kota di Indonesia,
peringkat 10 dari 19 Kab/Kota
di Sumbar)
Tingkat Rawan
Bencana (Rendah,
Menengah, Tinggi)
Informasi/data
kebencanaan dari
Masyarkata Adat
di Mentawai
Peta Kebencanaan dan
Rencana Kontinjensi
Wilayah Adat
Komunitas,
UKP3, BPAN
Digitasi Peta dan
penyusunan Rencana
KontinJensi
1. Sejarah kejadian bencana di
komunitas adat
2. Mekanisme dan penanganan
kejadian bencana
3. Kearifan lokal masyarakat adat
yang berkaitan dengan
kebencanaan (kegiatan seharihari, arsitektur bangunan,
persebaran pemukiman,
pertanian, hukum adat, dll)
Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Tsunami
Wilayah Adat Goiso Oinan
Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Tsunami
Wilayah Adat Rokot
Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Tsunami
Wilayah Adat Saureinu
Peta Wilayah Adat
Informasi Kearifan masyarakat
adat terkait bencana
Informasi Kebencanaan
Pengurangan Risiko Bencana
Berbasis Masyarakat Adat
(PRBBMA)
Catatan
 Pemetaan dan Perencanaan Tata Ruang Wilayah Adat
adalah kunci Pengurangan Risiko Bencana Berbasis
Masyarakat Adat (PRBBMA)
 Identifikasi, inventarisasi dan revitalisasi Pengetahuan
masyarakat adat terkait PRB
 Tata Ruang Wilayah Adat  RTRW Kepulauan
Mentawai
Terimakasih
Download