2 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

advertisement
2
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas V SDN 024
Tarai Bangun Kabupaten Kampar
Wenti Anggreni1, Drs. H. Syahrilfuddin2, Eddy Noviana3
Abstract
Learning process on SDN Tarai Bangun 024 is still a lot of monotony that is still using the lecture
so that students are less creative, low learning motivation and learning outcomes did not reach the
classical completeness. The purpose of this research is to improve students' mathematics
classroom learning outcomes SDN Tarai Bangun 024 after application of cooperative learning
model STAD. This research uses research Classroom Action Research (CAR), which is conducted
through two cycles and four phases: planning phase, implementation phase action, phase
observation and reflection stages. Each cycle is done two meetings and one-time daily tests. The
subjects were 024 grade Vc SDN Tarai up consisting of 30 students, with the formulation of the
problem "Is Application Model Type STAD Cooperative Learning Outcomes to Improve Math 024
Elementary School Fifth Grade Students Tarai Bangun?. Quantitative data such as test student
knowledge and understanding through repetition cycle I and cycle II. Average student before
action categorized by the percentage of low achievement KKM 46.66%, whereas the daily test
cycle I KKM attainment percentage 63.33%, while the percentage of daily test cycle II 86.66%
KKM achievement. Data collection instruments using teacher observation sheet activities and
activities of students during the learning process in class Vc SDN Tarai Bangun 024, the average
activity of teachers first cycle and second cycle 90% 97.5%, the next activity in the learning
process using the STAD cooperative model the first cycle of 72.5% and 97.5% with the second
cycle Amat Neither category. Of explanation suggests that through the implementation of STAD
cooperative learning model to improve learning outcomes Elementary School fifth grade students
math Tarai Bangun 024, District Mines, Kampar regency.
Keywords: Model Type STAD Cooperative Learning, Math Learning Outcomes
PENDAHULUAN
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari
pendidikan dasar, selain sebagai sumber ilmu yang lain juga merupakan sarana
berfikir logis, analis, dan sistematis. Sebagai mata pelajaran yang berkaitan
dengan konsep-konsep abstrak, maka dalam penyajian materi pelajaran,
matematika harus dapat disajikan lebih menarik dan sesuai dengan kondisi dan
keadaan siswa. Hal ini tentu saja dimaksudkan agar dalam proses pembelajaran
siswa lebih aktif dan termotivasi untuk belajar.
Dari hasil observasi dan wawacara penulis di SDN 024 Tarai Bangun,
pelajaran matematika yang masih susah untuk dimengerti oleh siswa adalah
mengenai materi Operasi hitung bilangan bulat.Rendahnya hasil belajar
matematika siswa dikarenakan siswa kurang memahami penjelasan materi yang
diberikan oleh guru mengenai Operasi hitung bilangan bulat. Hal ini dapat dilihat
dari ketuntasan siswa hasil belajar matematika siswa,hanya 33.3 % yaitu 10 orang
dari seluruh siswa yang berjumlah 30 orang yang berhasil mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum ( KKM ) = 60 yang ditetapkan sekolah. Proses
1
. Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, Nim 0905162627
. Dosen pembimbing I, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, nomor HP
085363550087
3. Dosen pembimbing II,Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,e-mail
[email protected]
2
3
pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan selama ini, menggunakan
metode ceramah Tanya jawab dalam menyampaikan pelajaran yang dilakukan
oleh guru. Ternyata hasil belajar yang diperoleh siswa tidak memuaskan.
Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 024 Tarai Bangun pada
Operasi hitung bilangan bulat masih belum mencapai standar disebabkan
beberapa hal antara lain : 1) Siswa kurang serius selama proses belajar mengajar
berlangsung, 2) Siswa kurang aktif pada waktu belajar, dan 3) Siswa kurang
tertarik terhadap pelajaran matematika. Prilaku tersebut terlihat pada waktu proses
belajar yaitu aiawa tidak sungguh-sungguh mengikuti proses pembelajaran
Untuk hasil belajar mengenai Operasi hitung bilangan bulat khususnya,
guru kelas V SDN 024 Tarai Bangun telah melakukan upaya-upaya perbaikan.
Upaya yang telah guru lakukan antara lain, dengan mengajar siswa secara
berkelompok, mengulangi pelajaran yang belum dimengerti siswa dan
menggunakan berbagai pengertian untuk memudahkan siswa untuk suatu
gagasan.Oleh karena itu peneliti menerapkan suatu tipe pembelajaran yaitu tipe
STAD.
a. Rumusan Masalah
Apakah pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN
024 Tarai Bangun pada pokok bahasan Operasi Bilangan Bulat ?
b. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas V SDN 024 Tarai Bangun pada pokok bahasan Operasi
Hitung Bilangan Bulat.
c. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Siswa, untuk meningkatkan hasil belajarnya melalui penerapan
pembelajaran tipe Two Stay Two Stray
2. Guru, khususnya guru mata pelajaran metematika di SDN 024 Tarai
Bangun dapat memperluas wawasan pengetahuan tentang penggunaan
strategi pembelajaran tipe Two Stay Two Stray dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
3. Sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki
proses balajar mengajar metematika sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara maksimal.
4. Peneliti, dapat menambah wawasan dan bahan masukan dalam proses
balajar mengajar nantinya.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu
melakukan suatu tindakan atau usaha dalam proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Rancangan penelitian ini direncanakan 2 siklus, masing-masing komponen
pada setiap siklus dalam penelitian ini adalah :
4
a. Rencana yaitu Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
Kerja Siswa (LKS), mempersiapkan tes hasil belajar dan lembar pengamatan.
b. Tindakan yaitu Memotivasi siswa dengan melakukan pembelajaran
kooperatif.
c. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi
dilakukan peneliti dan guru dengan menggunakan lembar pengamatan.
d. Refleksi yaitu mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau
dampak dari tindakan, kelemahan, dan kekurangan dari tindakan diperbaiki
pada rencana selanjutnya.
Teknik Pengumpulan Data
Lembar Observasi
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dalam menggunakan lembar
pengamatan. Pengamatan dilakukan oleh seorang pengamat, pengamat
mengisi lembar pengamatan tentang aktivitas siswa dan guru yang telah
disediakan pada pertemuan lembar pengamatan mengacu pada fase-fase
pembelajaran kooperatif. Pengisian lembar pengamatan dilakukan dengan
cara menuliskan hasil pengamatan berupa kritik maupun saran terhadap
gambaran sebenarnya ketika proses pembelajaran berlangsung.
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar matematika siswa dikumpulkan dengan melakukan ulangan
harian yang dilaksanakan sebanyak dua kali. Ulangan harian I dilaksanakan
pada pertemuan ketiga dan ulangan harian II pada peretmuan keenam. Soalsoal ulangan harian berdasarkan indikator yang ingin dicapai pada materi
pokok operasi hitung bilangan bulat.
Instrumen Penelitian
a) Silabus
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
c) Lembar Observasi guru dan siswa
d) Lembar Kerja Siswa
Teknik Analisis Data
a. Analisis data aktivitas guru dan siswa
Analisis data tentang aktivitas guru dan siswa diamati selama proses
pembelajaran berlangsung. Dengan melihat kesesuaian antara perencanaan
dengan tindakan. Pelaksanaan tindakan dengan penerapan pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ( RPP ). Anlisis aktivitas guru dan siswa dilakukan dengan cara
menghitung persentase aktivitas dengan rumus :
NR =
x 100%
Keterangan : NR = Persentase rata-rata aktivitas (guru/siswa)
JS
= Jumlah skor aktivitas yang dilakukan
SM = Skor maksimum yang didapat dari aktivitas guru/siswa
b. Analisis Data Penghargaan Kelompok
5
Analisis data penghargaan kelompok dapat dilakukan dengan menentukan
nilai perkembangan siswa yang diperoleh dari selisih skor dasar dengan skor
tes hasil belajar matematika setelah pengamatan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD selissih sjor diperoleh anggota kelompok disesuaikan
dengan nilai perkembangan individu.
Ketuntasan secara klasikal dengan rumus :
KK = x 100
Keterangan :
KK : Persentase ketuntasan belajar secara klasikal
JT : Jumlah siswa yang tuntas
JS : Jumlah seluruh siswa
Dengan kriteria apabila suatu kelas telah mencapai 75% dari jumlah siswa
yang tuntas dengan nilai 60 maka kelas itu sudah dikatakan tuntas.
c. Hasil Belajar
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila
terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 024 Tarai
Bangun setelah menerapkan model pembelajatran kooperatif tipe STAD.
Hasil belajar individu digunakan rumus :
K=
x 100
Keterangan :
K
: Persentase ketuntasan individu
SP
: Skor yang diperoleh
SM
: Skor Maksimum
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas V SDN 024 Tarai Bangun adalah sebagai berikut :
Pelaksanaan Tindakan
Persiapan Instrumen Penelitian
Pada tahap ini peneliti telah mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari silabus (lampiran A), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yaitu (lampiran B.1 sampai B.4), Lembar Kerja Siswa (LKS) (lampiran C.1
sampai C.4), Evaluasi (lampiran D.1 sampai D.4), Kisi-kisi soal (lampiran E.1
sampai E.2), Ulangan Harian (lampiran F.1 sampai F.2), Kunci Jawaban
(lampiran G.1 sampai G.2), Lembar Pengamatan Aktivitas Guru (lampiran H.1
sampai H.4), Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa (lampiran I.1 sampai I.4).
Sebagai nilai pembanding untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa,
maka peneliti telah menyiapkan skor dasar dari UH materi sebelumnya
(lampiran J) serta media pembelajaran yang berupa gambar-gambar yang sesuai
dengan materi pelajaran.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Pertemuan Pertama ( Senin, 12 November 2012)
6
Pertemuan pertama ini proses pembelajaran berpedoman pada RPP.1
(lampiran B.1), LKS (lampiran C.1), Evaluasi (lampiran D.1). Guru terlebih
dahulu menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran. Kemudian
menjelaskan kepada siswa bagaimana prosedur dari penerapan pembelajaran
kooperatif tipe STAD Siswa berjumlah 30 orang dibagi menjadi 7 kelompok
yang heterogennya baik segi jenis kelamin maupun kemampuan belajarnya.
Kegiatan inti pembelajaran dimulai menyampaikan tujuan pembelajaran
tentang operasi penjumlahan bilangan bulat. Menyampaikan informasi
bagaimana cara atau tahap-tahap penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
selama pembelajaran berlangsung. Salah seorang siswa diminta kedepan kelas
untuk mengerjakan soal dipapan tulis dengan menggunakan garis bilangan.
Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4
anggota. Setelah itu siswa diperintahkan untuk duduk dalam kelompoknya
masing-masing. Selanjutnya guru membagikan LKS pada masinh-masing
kelompok, siswa mengerjakan LKS sesuai dengan kegiatan yang ada dalam
LKS. Siswa bersama kelompoknya mengerjakan LKS dibawah bimbingan guru
dan setelah selesai mengerjakannya, guru menyuruh siswa secara bergantian
masing-masing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi
kelompoknya dan kelompok lain diminta untuk menanggapi hasil diskusi yang
telah dibacakan tersebut. Selanjutnya guru bersama siswa mengadakan diskusi
tentang kesulitan-kesulitan selama mengerjakan LKS.
Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan bulat, kemudian dilanjutkan
memberi soal-soal evaluasi (lampiran D.1) dan setiap siswa diminta untuk
mengerjakannya. Sebelum mengakhiri proses pembelajaran guru memberikan
tindak lanjut agar siswa mengulang kembali pelajaran dirumah, jika tidak
mengerti tanyakan kepada saudara atau orang tua.
Dari pertemuan ini dijumpai beberapa kendala yang dapat menghambat
usaha untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Salah satunya guru
kurang bisa mengontrol kegiatan yang dilakukan tiap kelompok sehingga
membuat siswa menjadi ribut dan kurang aktif pada saat proses belajar mengajar
dengan model pembelajaran tipe STAD, selain itu siswa masih belum
sepenuhnya mengerti untuk mengerjakan LKS dengan benar.
b. Pertemuan Kedua (14 November 2012)
Pada pertemuan ini kegiatan pembelajaran membahas tentang
pengurangan bilangan bulat yang berpedoman pada RPP.2 (lampiran B.2), LKS
(lampiran C.2), Evaluasi (lampiran D.2). Selesai membuka pelajaran dan
mengabsen siswa, guru mengingatkan kembali tentang penjumlahan bilangan
bulat dengan menggunakan garis bilangan. Kemudian guru menyampaikan
materi tentang pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan.
Salah seorang siswa diminta kedepan kelas untuk mengerjakan soal dipapan tulis
dengan menggunakan garis bilangan. Siswa mulai serius memperhatikan guru
meskipun ada sedikit siswa yang kurang memperhatikan. Setalah menyampaikan
materi, siswa dibagi dalam 10 kelompok. Guru menjelaskan tentang prosedur
tioe STAD. Siswa mengerjakan LKS sesuai dengan perintah. Siswa bersama
kelompok mengerjakan LKS dibawah bimbingan guru dan setelah selesai
7
mengerjakannya, guru menyuruh siswa secara bergantian masing-masing
perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan
kelompok lain diminta untuk dapat menanggapi hasil diskusi yang telah
dibacakan tersebut. Selanjutnya guru bersama siswa mengadakan diskusi tentang
kesulitan-kesulitan selama mengerjakan LKS.
Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
mengenai pengurangan bilangan bulat menggunakan garis bilangan, kemudian
dilanjutkan memberi soal-soal evaluasi (lampiran D.2) dan setiap siswa diminta
untuk mengerjakannya. Sebelum mengakhiri proses pembelajaran guru
memberikan tindak lanjut agar siswa mengulang kembali pelajaran dirumah dan
guru memberitahukan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan
ulangan harian I dengan materi pada soal-soal ulangan yaitu pertemua pertama
hingga pertemuan kedua.
Dari pertemuan keduan ini aktivitas belajar sudah berjalan lebih baik dari
pertemuan pertama, namun kendala masih dijumpai yang dapat menghambat
usaha untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa, seperti siswa kurang
bekerja sama dan lebih cenderung mengganggu temannya yang lain yang sedang
bekerja, siswa kurang memperhatikan guru dalam menyampaikan materi
sehinnga siswa masih salah menggunakan model pembelajaran tipe STAD,tetapi
masalah ini tidak terlalu sulit dibandingkan pada pertemuan pertama. Pada
pertemuan ini siswa sudah semakin aktif untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
c. Pertemuan Ketiga (Senin, 19 November 2012)
Pertemuan ketiga ini, siswa mengadakan ulangan harian pertama pada
siklus I. Ulangan harian pertama ini diadakan setelah pertemuan pertama dan
pertemuan kedua berakhir. Selama proses kegiatan ulangan harian berlangsung,
siswa terlihat bisa menjawab soalnya walaupun masih ada beberapa siswa yang
kelihatan masih ragu dan bingung. Soal ulangan ini berpedoman pada RPP B.1
dan RPP B.2 serta mengacu pada LKS ( lampiran C.1 dan C.2) dengan jumlah
soal ulangan harian I sebanyak 5 soal.
Refleksi Siklus I
Hasil refleksi siklus 1 yang dilaksanakan dua kali pertemuan diperoleh
hasil berikut :
1. Guru cukup terampil dalam menguasai kelas sehingga masih ada siswa yang
ribut dalam proses pembelajaran. Dari aktivitas siswa, masih kurang
mengerti dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD karena siswa belum
terbiasa dalam melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Dari beberapa kelemahan tersebut, upaya perbaikan dilakukan pada siklus II
adalah guru harus lebih terampil dalam menguasai kelas dan guru harus
membimbing siswa dalam melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Tindakan Siklus II
a. Pertemuan Keempat ( Rabu, 21 November 2012)
Pada pertemuan keempat ini kegiatan pembelajaran adalah perkalian
bilangan bulat. Selesai membuka pelajaran dan mengabsen siswa, guru
8
mengingat kembali tentang pelajaran yang lalu yaitu tentang pengurangan
bilangan bulat. Kemudian guru menjelaskan materi tentang perkalian
bilangan bulat. Guru membagi siswa dalam 7 kelompok dan siswa duduk
pada kelompoknya masing-masing. Guru menjelaskan tentang prosedur
model pembelajaran tipe STAD. Siswa mengerjakan LKS sesuai dengan
perintah. Siswa mengerjakan LKS dibawah bimbingan guru. Dan masingmasing perwakilan kelompok membacakan hasil diskusinya dan kelompok
lain menanggapi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan pelajaran,
kemudian dilanjutkan mengerjakan soal-soal evaluasi (lampiran D.3).
sebelum mengakiri pelajaran guru memberikan tindak lanjut agar siswa
mengulang kembali pelajaran yang belum dimengerti dirumah dengan
bantuan saudara dan orangtua.
Pada pertemuan ini, siswa semakin mengerti. Berdasarkan hasil
pengamatan terlihat bahwa aktivitas siswa pada pertemuan keempat ini sudah
semakin membaik dan siswa cukup bersemangat mendengarkan dan
menanggapi penjelasan dari guru tentang materi pembelajaran. Siswa telah
terbiasa bekerja kelompok dengan teman kelompoknya. Siswa sudah berani
menampilkan hasil diskusinya secara bergiliran.
b. Pertemuan Kelima ( Senin, 26 November 2012)
Pada pertemuan kelima ini kegiatan pembelajaran adalah melakukan
pembagian bilangan bulat. Selesai membuka pelajaran dan mengabsen siswa,
guru mengingatkan kembali tentang pelajaran yang lalu yaitu tentang
perkalian bilangan bulat. Kemudian guru menjelaskan materi tentang
pembagian bilangan bulat. Guru membagi siswa dalam 10 kelompok dan
siswa duduk pada kelompoknya masing-masing. Guru menjelaskan tentang
prosedur model pembelajaran tipe STAD. Siswa mengerjakan LKS sesuai
dengan perintah. Siswa mengerjakan LKS dibawah bimbingan guru. Dan
masing-masing perwakilan kelompok membacakan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanggapi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan
pelajaran, kemudian dilanjutkan mengerjakan soal-soal evaluasi (lampiran
D.4). sebelum mengakiri pelajaran guru memberikan tindak lanjut agar siswa
mengulang kembali pelajaran yang belum dimengerti dirumah dengan
bantuan saudara dan orangtua.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada pertemuan kelima ini, proses
pembelajaran sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dalam rencana
pembelajaran. Semua siswa telah terbiasa belajar dengan menggunakan
model pembelajaran tipe STAD dalam berkelompok. Siswa lebih aktif dalam
belajar dan sangat semangat dalam belajar berkelompok.
c. Pertemuan Keenam (Rabu, 28 November 2012)
Pertemuan keenam adalah pertemuan terakhir. Pertemuan ini
dilakukan ulangan harian II dengan soal sebanyak 5 soal yang berpedoman
pada RPP B.3 dan RPP B.4. Selama ulangan berlangsung, siswa terlihat lebih
mudah dan paham dalam mengerjakan soal.
9
Refleksi Siklus II
Pada siklus kedua pembelajaran dan hasil belajar sudah lebih baik dari
siklus pertama. Siswa telah bisa menjawab dan mengerjakan operasi hitung
perkalian dan pembagian bilangan bulat dengan mudah dan cepat. Dalam
berkelompok pun siswa sudah aktif dan tidak ada lagi rasa takut dalam
memaparkan hasil kerja kelompoknya. Waktu yang disediakan sudah sesuai
dengan perencanaan.
Analisis Hasil Tindakan
Aktivitas Guru
Analisis lembar pengamatan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
aktivitas guru pada siklus I dan siklus II
Tabel 3.2 Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Selama
Proses Pembelajaran Pada Siklus I dan II
Siklus
Aspek
I
Aktivitas Guru
II
Aktivitas Guru
Pertemuan keI
II
III
IV
Persentase
82,5
90
95
97,5
Keterangan
Baik
Amat Baik
Amat Baik
Amat Baik
Dari tabel 4 diatas secara umum dapat kita lihat aktivitas guru selama
empat kali pertemuan yang terbagi menjadi dua siklus mengalami peningkatan
secara terus menerus mulai dari pertemuan pertama dengan persentase 82,5%
meningkat menjadi 90% pada pertemuan kedua dan terus meningkat menjadi 95%
pada pertemuan ketiga dan meningkat lagi pada pertemuan keempat dengan nilai
97,5%. Pada pertemuan keempat ini proses pembelajaran sudah dikatakan sangat
baik. Guru telah mampu melaksanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan
yang direncanakan.
Aktivitas Siswa
Data hasil observasi tentang akyivitas belajar siswa pada siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.4 Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Selama
Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD pada siklus I dan II
Siklus
Aspek
I
Aktivitas Siswa
II
Aktivitas Siswa
Pertemuan keI
II
III
IV
Persentase
57,5
72,5
87,5
97,5
Keterangan
C
B
B
A
Dari tabel 4.4 diatas secara umum dapat kita lihat aktivitas siswa selama
empat kali pertemuan yang terbagi menjadi dua siklus mengalami peningkatan
secara terus menerus mulai dari pertemuan pertama dengan nilai sebesar 57,5%
meningkat menjadi 72,5% pada pertemuan kedua, dan terus meningkat pada
pertemuan ketiga 87,5% lalu meningkat lagi menjadi 97,5% pada pertemuan
10
keempat. Pada pertemuan keempat ini proses pembelajaran sudah dikatakan
sangat baik. Siswa telah mampu melaksanakan dan melakukan aktivitas sesuai
dengan yang direncanakan.
Hasil Belajar Siswa
Tabel 3.7 Ketercapaian KKM pada Hasil Belajar Matematika Siswa
Jumlah Siswa
Jumlah
Siswa
yang Tuntas
% Ketuntasan
Skor Dasar
UH 1
UH 2
30
30
30
14
46,66
20
66,66
26
86,66
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa siswa yang mencapai KKM 62 pada
skor dasar ada 14 orang siswa dengan ketuntasa 46,66 %, pada UH 1 ada 19
orang siswa dengan ketuntasan 63,33% dan pada UH 2 ada 26 orang siswa
dengan ketuntasan 86,66%. Dari keterangan tersebut maka terlihat jelas bahwa
ada peningkatan hasil belajar matematika siswa.
Ketuntasan Klasikal
Perbandingan ketuntasan klasikal skor dasar, siklus I dan siklus II pada
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD matematika dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel 3.9. Ketuntasan Klasikal Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif STAD Matematika Setiap Siklus
Pertemuan
N
Siswa Tuntas
Skor Dasar
Siklus I
Siklus II
30
30
30
14
20
26
Siswa
Tidak
Tuntas
16
10
4
Persentase
Ketuntasan
46,66
63,33
86,66
Tuntas
Klasikal
TT
TT
T
Pada tabel 3.9 terlihat bahwa siswa yang tuntas secara individu meningkat
dari skor dasar, siklus I dan siklus II. Pada sebelum tindakan siswa yang
mencapai ketuntasan individu sebanyak 14, yang tidak tuntas sebanyak 16
siswa dan persentase ketuntasan 46,66%. Pada siklus I siswa yang meningkat
mencapai 19 siswa yang tuntas, yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa. Hal ini
disebabkan siswa belum terbiasa dengan penerapan model kooperatif tipe
STAD. Siklus I ketuntasan mencapai 63,33%. Selanjutnya pada siklus II
ketuntasan siswa meningkat lagi menjadi 26 siswa dan tidak tuntas sebanyak 4
siswa. Ketuntasan klasikal pada skor dasar dan siklus I siswa termasuk kategori
tidak tuntas dan pada siklus II siswa telah mencapai ketuntasan klasikal.
Ketuntasan klasikal penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
setiap siklus dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut :
11
Gambar 4.4 Grafik Ketuntasan Klasikal Setiap Siklus
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam menyelesaikan skipsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H.M Nur Mustafa, M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Riau.
2. Drs. Zariul Antosa, M.Sn Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Drs. H. Lazim N, M.Pd Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
4. Drs. H. Syahrilfuddin, S.Pd, M.Si Dosen Pembimbing I
5. Eddy Noviana, M.Pd Dosen Pembimbing II
6. Dosen Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar FKIP UNRI
7. Hanafi S.Pd Kepala Sekolah SDN 024 Tarai Bangun Kabupaten Kampar
dan Haslinda S.Pd Wali kelas V yang telah banyak memberikan masukan
dan membantu penulis dalam melakukan penelitian serta murid SDN 024
Tarai Bangun.
8. Ayah dan Ibu, orang tua yang sangat saya sayangi dan cintai yang telah
banyak memberikan do’a, bantuan dan dukungan kepada saya.
9. Rekan-rekan teman seperjuangan mahasiswa FKIP Universitas Riau
khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta
Djamarah, A. B. 2002, Strategi Belajar Mengajar, Rienika Cipta. Jakarta
Nasional
Hamalik, 2002.Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta
Hamidi, 2003.Strategi Mengajar Dalam Proses Belajar Mengajar Di Sekolah,
Penerbit PT.
Sutra Benta Perkasa, Pekanbaru
Ibrahim, Rachmadiarti, Nur, Isoono, 2000. Pembelajaran Kooperatif, Universitas
Negeri Surabaya, Surabaya
Lie, Anita. 2002. Cooperatif Learning ( Mempraktekkan Cooperatif di kelas ),
Gramedia, Jakarta
Mulyasa,. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Rosda, Bandung
Sudjana, Nana, 2002. Dasar-dasar proses Belajar Mengajar. Sinar Baru
Algesindo, Bandung
Sudjana, Nana, 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja
Rosdakarya, Bandung
Sudjana, Nana, 1996. Metode Statistika. Tarsito, Bandung
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rienika
Cipta, Salatiga
Slavin, R.E, Cooperatif Learning, Theory, Research, and practice. Allyn &
Bacon, Boston
Yuyun, 2006.Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Guna
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 005
Tualang Perawang Kabupaten Siak.
Download