2 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas V SDN 024 Tarai Bangun Kabupaten Kampar Wenti Anggreni1, Drs. H. Syahrilfuddin2, Eddy Noviana3 Abstract Learning process on SDN Tarai Bangun 024 is still a lot of monotony that is still using the lecture so that students are less creative, low learning motivation and learning outcomes did not reach the classical completeness. The purpose of this research is to improve students' mathematics classroom learning outcomes SDN Tarai Bangun 024 after application of cooperative learning model STAD. This research uses research Classroom Action Research (CAR), which is conducted through two cycles and four phases: planning phase, implementation phase action, phase observation and reflection stages. Each cycle is done two meetings and one-time daily tests. The subjects were 024 grade Vc SDN Tarai up consisting of 30 students, with the formulation of the problem "Is Application Model Type STAD Cooperative Learning Outcomes to Improve Math 024 Elementary School Fifth Grade Students Tarai Bangun?. Quantitative data such as test student knowledge and understanding through repetition cycle I and cycle II. Average student before action categorized by the percentage of low achievement KKM 46.66%, whereas the daily test cycle I KKM attainment percentage 63.33%, while the percentage of daily test cycle II 86.66% KKM achievement. Data collection instruments using teacher observation sheet activities and activities of students during the learning process in class Vc SDN Tarai Bangun 024, the average activity of teachers first cycle and second cycle 90% 97.5%, the next activity in the learning process using the STAD cooperative model the first cycle of 72.5% and 97.5% with the second cycle Amat Neither category. Of explanation suggests that through the implementation of STAD cooperative learning model to improve learning outcomes Elementary School fifth grade students math Tarai Bangun 024, District Mines, Kampar regency. Keywords: Model Type STAD Cooperative Learning, Math Learning Outcomes PENDAHULUAN Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari pendidikan dasar, selain sebagai sumber ilmu yang lain juga merupakan sarana berfikir logis, analis, dan sistematis. Sebagai mata pelajaran yang berkaitan dengan konsep-konsep abstrak, maka dalam penyajian materi pelajaran, matematika harus dapat disajikan lebih menarik dan sesuai dengan kondisi dan keadaan siswa. Hal ini tentu saja dimaksudkan agar dalam proses pembelajaran siswa lebih aktif dan termotivasi untuk belajar. Dari hasil observasi dan wawacara penulis di SDN 024 Tarai Bangun, pelajaran matematika yang masih susah untuk dimengerti oleh siswa adalah mengenai materi Operasi hitung bilangan bulat.Rendahnya hasil belajar matematika siswa dikarenakan siswa kurang memahami penjelasan materi yang diberikan oleh guru mengenai Operasi hitung bilangan bulat. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan siswa hasil belajar matematika siswa,hanya 33.3 % yaitu 10 orang dari seluruh siswa yang berjumlah 30 orang yang berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM ) = 60 yang ditetapkan sekolah. Proses 1 . Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, Nim 0905162627 . Dosen pembimbing I, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, nomor HP 085363550087 3. Dosen pembimbing II,Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,e-mail [email protected] 2 3 pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan selama ini, menggunakan metode ceramah Tanya jawab dalam menyampaikan pelajaran yang dilakukan oleh guru. Ternyata hasil belajar yang diperoleh siswa tidak memuaskan. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 024 Tarai Bangun pada Operasi hitung bilangan bulat masih belum mencapai standar disebabkan beberapa hal antara lain : 1) Siswa kurang serius selama proses belajar mengajar berlangsung, 2) Siswa kurang aktif pada waktu belajar, dan 3) Siswa kurang tertarik terhadap pelajaran matematika. Prilaku tersebut terlihat pada waktu proses belajar yaitu aiawa tidak sungguh-sungguh mengikuti proses pembelajaran Untuk hasil belajar mengenai Operasi hitung bilangan bulat khususnya, guru kelas V SDN 024 Tarai Bangun telah melakukan upaya-upaya perbaikan. Upaya yang telah guru lakukan antara lain, dengan mengajar siswa secara berkelompok, mengulangi pelajaran yang belum dimengerti siswa dan menggunakan berbagai pengertian untuk memudahkan siswa untuk suatu gagasan.Oleh karena itu peneliti menerapkan suatu tipe pembelajaran yaitu tipe STAD. a. Rumusan Masalah Apakah pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 024 Tarai Bangun pada pokok bahasan Operasi Bilangan Bulat ? b. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 024 Tarai Bangun pada pokok bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat. c. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Siswa, untuk meningkatkan hasil belajarnya melalui penerapan pembelajaran tipe Two Stay Two Stray 2. Guru, khususnya guru mata pelajaran metematika di SDN 024 Tarai Bangun dapat memperluas wawasan pengetahuan tentang penggunaan strategi pembelajaran tipe Two Stay Two Stray dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki proses balajar mengajar metematika sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. 4. Peneliti, dapat menambah wawasan dan bahan masukan dalam proses balajar mengajar nantinya. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu melakukan suatu tindakan atau usaha dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Rancangan penelitian ini direncanakan 2 siklus, masing-masing komponen pada setiap siklus dalam penelitian ini adalah : 4 a. Rencana yaitu Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), mempersiapkan tes hasil belajar dan lembar pengamatan. b. Tindakan yaitu Memotivasi siswa dengan melakukan pembelajaran kooperatif. c. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan peneliti dan guru dengan menggunakan lembar pengamatan. d. Refleksi yaitu mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan, kelemahan, dan kekurangan dari tindakan diperbaiki pada rencana selanjutnya. Teknik Pengumpulan Data Lembar Observasi Data dalam penelitian ini dikumpulkan dalam menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan dilakukan oleh seorang pengamat, pengamat mengisi lembar pengamatan tentang aktivitas siswa dan guru yang telah disediakan pada pertemuan lembar pengamatan mengacu pada fase-fase pembelajaran kooperatif. Pengisian lembar pengamatan dilakukan dengan cara menuliskan hasil pengamatan berupa kritik maupun saran terhadap gambaran sebenarnya ketika proses pembelajaran berlangsung. 1. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar matematika siswa dikumpulkan dengan melakukan ulangan harian yang dilaksanakan sebanyak dua kali. Ulangan harian I dilaksanakan pada pertemuan ketiga dan ulangan harian II pada peretmuan keenam. Soalsoal ulangan harian berdasarkan indikator yang ingin dicapai pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat. Instrumen Penelitian a) Silabus b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran c) Lembar Observasi guru dan siswa d) Lembar Kerja Siswa Teknik Analisis Data a. Analisis data aktivitas guru dan siswa Analisis data tentang aktivitas guru dan siswa diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan melihat kesesuaian antara perencanaan dengan tindakan. Pelaksanaan tindakan dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ). Anlisis aktivitas guru dan siswa dilakukan dengan cara menghitung persentase aktivitas dengan rumus : NR = x 100% Keterangan : NR = Persentase rata-rata aktivitas (guru/siswa) JS = Jumlah skor aktivitas yang dilakukan SM = Skor maksimum yang didapat dari aktivitas guru/siswa b. Analisis Data Penghargaan Kelompok 5 Analisis data penghargaan kelompok dapat dilakukan dengan menentukan nilai perkembangan siswa yang diperoleh dari selisih skor dasar dengan skor tes hasil belajar matematika setelah pengamatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD selissih sjor diperoleh anggota kelompok disesuaikan dengan nilai perkembangan individu. Ketuntasan secara klasikal dengan rumus : KK = x 100 Keterangan : KK : Persentase ketuntasan belajar secara klasikal JT : Jumlah siswa yang tuntas JS : Jumlah seluruh siswa Dengan kriteria apabila suatu kelas telah mencapai 75% dari jumlah siswa yang tuntas dengan nilai 60 maka kelas itu sudah dikatakan tuntas. c. Hasil Belajar Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 024 Tarai Bangun setelah menerapkan model pembelajatran kooperatif tipe STAD. Hasil belajar individu digunakan rumus : K= x 100 Keterangan : K : Persentase ketuntasan individu SP : Skor yang diperoleh SM : Skor Maksimum HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 024 Tarai Bangun adalah sebagai berikut : Pelaksanaan Tindakan Persiapan Instrumen Penelitian Pada tahap ini peneliti telah mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus (lampiran A), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu (lampiran B.1 sampai B.4), Lembar Kerja Siswa (LKS) (lampiran C.1 sampai C.4), Evaluasi (lampiran D.1 sampai D.4), Kisi-kisi soal (lampiran E.1 sampai E.2), Ulangan Harian (lampiran F.1 sampai F.2), Kunci Jawaban (lampiran G.1 sampai G.2), Lembar Pengamatan Aktivitas Guru (lampiran H.1 sampai H.4), Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa (lampiran I.1 sampai I.4). Sebagai nilai pembanding untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, maka peneliti telah menyiapkan skor dasar dari UH materi sebelumnya (lampiran J) serta media pembelajaran yang berupa gambar-gambar yang sesuai dengan materi pelajaran. Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Pertemuan Pertama ( Senin, 12 November 2012) 6 Pertemuan pertama ini proses pembelajaran berpedoman pada RPP.1 (lampiran B.1), LKS (lampiran C.1), Evaluasi (lampiran D.1). Guru terlebih dahulu menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran. Kemudian menjelaskan kepada siswa bagaimana prosedur dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD Siswa berjumlah 30 orang dibagi menjadi 7 kelompok yang heterogennya baik segi jenis kelamin maupun kemampuan belajarnya. Kegiatan inti pembelajaran dimulai menyampaikan tujuan pembelajaran tentang operasi penjumlahan bilangan bulat. Menyampaikan informasi bagaimana cara atau tahap-tahap penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD selama pembelajaran berlangsung. Salah seorang siswa diminta kedepan kelas untuk mengerjakan soal dipapan tulis dengan menggunakan garis bilangan. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 anggota. Setelah itu siswa diperintahkan untuk duduk dalam kelompoknya masing-masing. Selanjutnya guru membagikan LKS pada masinh-masing kelompok, siswa mengerjakan LKS sesuai dengan kegiatan yang ada dalam LKS. Siswa bersama kelompoknya mengerjakan LKS dibawah bimbingan guru dan setelah selesai mengerjakannya, guru menyuruh siswa secara bergantian masing-masing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain diminta untuk menanggapi hasil diskusi yang telah dibacakan tersebut. Selanjutnya guru bersama siswa mengadakan diskusi tentang kesulitan-kesulitan selama mengerjakan LKS. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan bulat, kemudian dilanjutkan memberi soal-soal evaluasi (lampiran D.1) dan setiap siswa diminta untuk mengerjakannya. Sebelum mengakhiri proses pembelajaran guru memberikan tindak lanjut agar siswa mengulang kembali pelajaran dirumah, jika tidak mengerti tanyakan kepada saudara atau orang tua. Dari pertemuan ini dijumpai beberapa kendala yang dapat menghambat usaha untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Salah satunya guru kurang bisa mengontrol kegiatan yang dilakukan tiap kelompok sehingga membuat siswa menjadi ribut dan kurang aktif pada saat proses belajar mengajar dengan model pembelajaran tipe STAD, selain itu siswa masih belum sepenuhnya mengerti untuk mengerjakan LKS dengan benar. b. Pertemuan Kedua (14 November 2012) Pada pertemuan ini kegiatan pembelajaran membahas tentang pengurangan bilangan bulat yang berpedoman pada RPP.2 (lampiran B.2), LKS (lampiran C.2), Evaluasi (lampiran D.2). Selesai membuka pelajaran dan mengabsen siswa, guru mengingatkan kembali tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan. Kemudian guru menyampaikan materi tentang pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan. Salah seorang siswa diminta kedepan kelas untuk mengerjakan soal dipapan tulis dengan menggunakan garis bilangan. Siswa mulai serius memperhatikan guru meskipun ada sedikit siswa yang kurang memperhatikan. Setalah menyampaikan materi, siswa dibagi dalam 10 kelompok. Guru menjelaskan tentang prosedur tioe STAD. Siswa mengerjakan LKS sesuai dengan perintah. Siswa bersama kelompok mengerjakan LKS dibawah bimbingan guru dan setelah selesai 7 mengerjakannya, guru menyuruh siswa secara bergantian masing-masing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain diminta untuk dapat menanggapi hasil diskusi yang telah dibacakan tersebut. Selanjutnya guru bersama siswa mengadakan diskusi tentang kesulitan-kesulitan selama mengerjakan LKS. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran mengenai pengurangan bilangan bulat menggunakan garis bilangan, kemudian dilanjutkan memberi soal-soal evaluasi (lampiran D.2) dan setiap siswa diminta untuk mengerjakannya. Sebelum mengakhiri proses pembelajaran guru memberikan tindak lanjut agar siswa mengulang kembali pelajaran dirumah dan guru memberitahukan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan harian I dengan materi pada soal-soal ulangan yaitu pertemua pertama hingga pertemuan kedua. Dari pertemuan keduan ini aktivitas belajar sudah berjalan lebih baik dari pertemuan pertama, namun kendala masih dijumpai yang dapat menghambat usaha untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa, seperti siswa kurang bekerja sama dan lebih cenderung mengganggu temannya yang lain yang sedang bekerja, siswa kurang memperhatikan guru dalam menyampaikan materi sehinnga siswa masih salah menggunakan model pembelajaran tipe STAD,tetapi masalah ini tidak terlalu sulit dibandingkan pada pertemuan pertama. Pada pertemuan ini siswa sudah semakin aktif untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. c. Pertemuan Ketiga (Senin, 19 November 2012) Pertemuan ketiga ini, siswa mengadakan ulangan harian pertama pada siklus I. Ulangan harian pertama ini diadakan setelah pertemuan pertama dan pertemuan kedua berakhir. Selama proses kegiatan ulangan harian berlangsung, siswa terlihat bisa menjawab soalnya walaupun masih ada beberapa siswa yang kelihatan masih ragu dan bingung. Soal ulangan ini berpedoman pada RPP B.1 dan RPP B.2 serta mengacu pada LKS ( lampiran C.1 dan C.2) dengan jumlah soal ulangan harian I sebanyak 5 soal. Refleksi Siklus I Hasil refleksi siklus 1 yang dilaksanakan dua kali pertemuan diperoleh hasil berikut : 1. Guru cukup terampil dalam menguasai kelas sehingga masih ada siswa yang ribut dalam proses pembelajaran. Dari aktivitas siswa, masih kurang mengerti dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD karena siswa belum terbiasa dalam melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2. Dari beberapa kelemahan tersebut, upaya perbaikan dilakukan pada siklus II adalah guru harus lebih terampil dalam menguasai kelas dan guru harus membimbing siswa dalam melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tindakan Siklus II a. Pertemuan Keempat ( Rabu, 21 November 2012) Pada pertemuan keempat ini kegiatan pembelajaran adalah perkalian bilangan bulat. Selesai membuka pelajaran dan mengabsen siswa, guru 8 mengingat kembali tentang pelajaran yang lalu yaitu tentang pengurangan bilangan bulat. Kemudian guru menjelaskan materi tentang perkalian bilangan bulat. Guru membagi siswa dalam 7 kelompok dan siswa duduk pada kelompoknya masing-masing. Guru menjelaskan tentang prosedur model pembelajaran tipe STAD. Siswa mengerjakan LKS sesuai dengan perintah. Siswa mengerjakan LKS dibawah bimbingan guru. Dan masingmasing perwakilan kelompok membacakan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan pelajaran, kemudian dilanjutkan mengerjakan soal-soal evaluasi (lampiran D.3). sebelum mengakiri pelajaran guru memberikan tindak lanjut agar siswa mengulang kembali pelajaran yang belum dimengerti dirumah dengan bantuan saudara dan orangtua. Pada pertemuan ini, siswa semakin mengerti. Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa aktivitas siswa pada pertemuan keempat ini sudah semakin membaik dan siswa cukup bersemangat mendengarkan dan menanggapi penjelasan dari guru tentang materi pembelajaran. Siswa telah terbiasa bekerja kelompok dengan teman kelompoknya. Siswa sudah berani menampilkan hasil diskusinya secara bergiliran. b. Pertemuan Kelima ( Senin, 26 November 2012) Pada pertemuan kelima ini kegiatan pembelajaran adalah melakukan pembagian bilangan bulat. Selesai membuka pelajaran dan mengabsen siswa, guru mengingatkan kembali tentang pelajaran yang lalu yaitu tentang perkalian bilangan bulat. Kemudian guru menjelaskan materi tentang pembagian bilangan bulat. Guru membagi siswa dalam 10 kelompok dan siswa duduk pada kelompoknya masing-masing. Guru menjelaskan tentang prosedur model pembelajaran tipe STAD. Siswa mengerjakan LKS sesuai dengan perintah. Siswa mengerjakan LKS dibawah bimbingan guru. Dan masing-masing perwakilan kelompok membacakan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan pelajaran, kemudian dilanjutkan mengerjakan soal-soal evaluasi (lampiran D.4). sebelum mengakiri pelajaran guru memberikan tindak lanjut agar siswa mengulang kembali pelajaran yang belum dimengerti dirumah dengan bantuan saudara dan orangtua. Berdasarkan hasil pengamatan, pada pertemuan kelima ini, proses pembelajaran sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dalam rencana pembelajaran. Semua siswa telah terbiasa belajar dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD dalam berkelompok. Siswa lebih aktif dalam belajar dan sangat semangat dalam belajar berkelompok. c. Pertemuan Keenam (Rabu, 28 November 2012) Pertemuan keenam adalah pertemuan terakhir. Pertemuan ini dilakukan ulangan harian II dengan soal sebanyak 5 soal yang berpedoman pada RPP B.3 dan RPP B.4. Selama ulangan berlangsung, siswa terlihat lebih mudah dan paham dalam mengerjakan soal. 9 Refleksi Siklus II Pada siklus kedua pembelajaran dan hasil belajar sudah lebih baik dari siklus pertama. Siswa telah bisa menjawab dan mengerjakan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat dengan mudah dan cepat. Dalam berkelompok pun siswa sudah aktif dan tidak ada lagi rasa takut dalam memaparkan hasil kerja kelompoknya. Waktu yang disediakan sudah sesuai dengan perencanaan. Analisis Hasil Tindakan Aktivitas Guru Analisis lembar pengamatan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD aktivitas guru pada siklus I dan siklus II Tabel 3.2 Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran Pada Siklus I dan II Siklus Aspek I Aktivitas Guru II Aktivitas Guru Pertemuan keI II III IV Persentase 82,5 90 95 97,5 Keterangan Baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik Dari tabel 4 diatas secara umum dapat kita lihat aktivitas guru selama empat kali pertemuan yang terbagi menjadi dua siklus mengalami peningkatan secara terus menerus mulai dari pertemuan pertama dengan persentase 82,5% meningkat menjadi 90% pada pertemuan kedua dan terus meningkat menjadi 95% pada pertemuan ketiga dan meningkat lagi pada pertemuan keempat dengan nilai 97,5%. Pada pertemuan keempat ini proses pembelajaran sudah dikatakan sangat baik. Guru telah mampu melaksanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan yang direncanakan. Aktivitas Siswa Data hasil observasi tentang akyivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.4 Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada siklus I dan II Siklus Aspek I Aktivitas Siswa II Aktivitas Siswa Pertemuan keI II III IV Persentase 57,5 72,5 87,5 97,5 Keterangan C B B A Dari tabel 4.4 diatas secara umum dapat kita lihat aktivitas siswa selama empat kali pertemuan yang terbagi menjadi dua siklus mengalami peningkatan secara terus menerus mulai dari pertemuan pertama dengan nilai sebesar 57,5% meningkat menjadi 72,5% pada pertemuan kedua, dan terus meningkat pada pertemuan ketiga 87,5% lalu meningkat lagi menjadi 97,5% pada pertemuan 10 keempat. Pada pertemuan keempat ini proses pembelajaran sudah dikatakan sangat baik. Siswa telah mampu melaksanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan yang direncanakan. Hasil Belajar Siswa Tabel 3.7 Ketercapaian KKM pada Hasil Belajar Matematika Siswa Jumlah Siswa Jumlah Siswa yang Tuntas % Ketuntasan Skor Dasar UH 1 UH 2 30 30 30 14 46,66 20 66,66 26 86,66 Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa siswa yang mencapai KKM 62 pada skor dasar ada 14 orang siswa dengan ketuntasa 46,66 %, pada UH 1 ada 19 orang siswa dengan ketuntasan 63,33% dan pada UH 2 ada 26 orang siswa dengan ketuntasan 86,66%. Dari keterangan tersebut maka terlihat jelas bahwa ada peningkatan hasil belajar matematika siswa. Ketuntasan Klasikal Perbandingan ketuntasan klasikal skor dasar, siklus I dan siklus II pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD matematika dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3.9. Ketuntasan Klasikal Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Matematika Setiap Siklus Pertemuan N Siswa Tuntas Skor Dasar Siklus I Siklus II 30 30 30 14 20 26 Siswa Tidak Tuntas 16 10 4 Persentase Ketuntasan 46,66 63,33 86,66 Tuntas Klasikal TT TT T Pada tabel 3.9 terlihat bahwa siswa yang tuntas secara individu meningkat dari skor dasar, siklus I dan siklus II. Pada sebelum tindakan siswa yang mencapai ketuntasan individu sebanyak 14, yang tidak tuntas sebanyak 16 siswa dan persentase ketuntasan 46,66%. Pada siklus I siswa yang meningkat mencapai 19 siswa yang tuntas, yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan penerapan model kooperatif tipe STAD. Siklus I ketuntasan mencapai 63,33%. Selanjutnya pada siklus II ketuntasan siswa meningkat lagi menjadi 26 siswa dan tidak tuntas sebanyak 4 siswa. Ketuntasan klasikal pada skor dasar dan siklus I siswa termasuk kategori tidak tuntas dan pada siklus II siswa telah mencapai ketuntasan klasikal. Ketuntasan klasikal penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD setiap siklus dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut : 11 Gambar 4.4 Grafik Ketuntasan Klasikal Setiap Siklus UCAPAN TERIMA KASIH Dalam menyelesaikan skipsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. H.M Nur Mustafa, M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 2. Drs. Zariul Antosa, M.Sn Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Drs. H. Lazim N, M.Pd Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Drs. H. Syahrilfuddin, S.Pd, M.Si Dosen Pembimbing I 5. Eddy Noviana, M.Pd Dosen Pembimbing II 6. Dosen Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar FKIP UNRI 7. Hanafi S.Pd Kepala Sekolah SDN 024 Tarai Bangun Kabupaten Kampar dan Haslinda S.Pd Wali kelas V yang telah banyak memberikan masukan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian serta murid SDN 024 Tarai Bangun. 8. Ayah dan Ibu, orang tua yang sangat saya sayangi dan cintai yang telah banyak memberikan do’a, bantuan dan dukungan kepada saya. 9. Rekan-rekan teman seperjuangan mahasiswa FKIP Universitas Riau khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 12 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta Djamarah, A. B. 2002, Strategi Belajar Mengajar, Rienika Cipta. Jakarta Nasional Hamalik, 2002.Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta Hamidi, 2003.Strategi Mengajar Dalam Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Penerbit PT. Sutra Benta Perkasa, Pekanbaru Ibrahim, Rachmadiarti, Nur, Isoono, 2000. Pembelajaran Kooperatif, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya Lie, Anita. 2002. Cooperatif Learning ( Mempraktekkan Cooperatif di kelas ), Gramedia, Jakarta Mulyasa,. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Rosda, Bandung Sudjana, Nana, 2002. Dasar-dasar proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo, Bandung Sudjana, Nana, 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya, Bandung Sudjana, Nana, 1996. Metode Statistika. Tarsito, Bandung Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rienika Cipta, Salatiga Slavin, R.E, Cooperatif Learning, Theory, Research, and practice. Allyn & Bacon, Boston Yuyun, 2006.Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Guna Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 005 Tualang Perawang Kabupaten Siak.