I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman tanaman hortikultura meliputi tanaman buah, tanaman sayuran dan tanaman hias. Menurut Wijaya (2006), Indonesia termasuk salah satu negara di kawasan Asia Tenggara dengan keanekaragaman tanaman berbunga paling tinggi. Salah satu kelompok tanaman berbunga yang memiliki anggota terbanyak ialah famili Orchidaceae. Menurut Luan et al. (2006), anggrek terdiri atas lebih dari 600 genera, dan sekitar 25.000 spesies asli ditemukan di kawasan Indonesia, misalnya di Kalimantan terdapat 1.400 spesies, Sumatera 1.126 spesies, Jawa 769 spesies, Sulawesi 500 spesies, Maluku 369 spesies, dan Nusa Tenggara sekitar 200 spesies. Anggrek dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias pot dan bunga potong. Anggrek memiliki daya tarik tersendiri karena memiliki variasi bentuk, warna, keragaman jenis dan bunga yang tahan lama, sehingga banyak diminati oleh konsumen baik dari dalam maupun luar negeri (Santi, 1992). Bunga anggrek sangat diminati oleh penikmat florikultur karena dari segi warna, bentuk serta coraknya anggrek sangat bervariasi (Sulistyono, 2005). Salah satu jenis anggrek yang banyak dibudidayakan di Indonesia sebagai tanaman hias pot dan bunga potong ialah anggrek Dendrobium sp. Anggrek tersebut merupakan salah satu genus terbesar yang dapat diperkirakan memiliki 1.600 spesies. Anggrek ini banyak disukai karena masa segarnya (shelf life) dapat mencapai beberapa minggu dengan perawatan yang mudah dan tahan kering (Wijaya, 2006). Anggrek Dendrobium sonia merupakan anggrek hibrida yang dihasilkan dari persilangan antara dua anggrek hibrida yaitu Dendrobium Caesar dan Dendrobium Tomie Drake (Poobathy et al., 2013). Di Thailand Dendrobium hibrida merupakan tanaman anggrek komersial utama untuk tanaman hias pot maupun bunga potong. Anggrek D. sonia dikenal sebagai bunga potong dengan warna bunga yang cerah dan merupakan tanaman yang dapat menghasilkan bunga 1 sepanjang tahun dengan jumlah perbungaan yang tinggi. Setiap tahun Thailand dapat mengekspor anggrek D. sonia dalam jumlah yang besar (Abdullakasim et al., 2015). Potensi ekonomi anggrek sebagai salah satu komoditas tanaman hias telah dimanfaatkan dan dikembangkan oleh banyak negara. Menurut Yasid et al. (2015), pada tahun 2013 produksi tanaman anggrek di Indonesia mencapai 20.277.672 tangkai dan pada tahun 2014 menurun menjadi 19.739.627 tangkai. Dengan menurunnya produksi tanaman anggrek di Indonesia, maka diperlukan teknologi penyediaan bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dengan waktu yang relatif singkat. Teknik perbanyakan vegetatif yang umum dilakukan untuk perbanyakan anggrek adalah teknik kultur jaringan. Namun pada penerapannya, membutuhkan waktu dua tahun untuk memperbanyak anggrek Dendrobium hingga siap dibungakan (Rupawan et al., 2014). Alternatif teknik perbanyakan vegetatif yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan batang dewasa (batang anggrek yang sudah pernah berbunga) sebagai bahan perbanyakan vegetatif. Penggunaan batang dewasa anggrek sebagai bahan perbanyakan belum pernah dilaporkan, sehingga dalam penelitian ini digunakan batang dewasa tersebut untuk perbanyakan vegetatif anggrek Dendrobium sonia. Tanaman anggrek dapat diperbanyak dengan biji (generatif) atau bagian non biji (vegetatif). Perbanyakan vegetatif ini merupakan cara perbanyakan vegetatif buatan yaitu yang tidak terjadi secara alami, melainkan dibuat dengan campur tangan manusia dengan tujuan untuk mendapat tanaman baru dengan cepat. Menurut Ashari (1995), perbanyakan dengan biji umumnya dilakukan untuk mendapatkan variasi, sehingga mendapatkan jenis anggrek baru. Benih anggrek biasanya ditanam pada media in vitro yang berisi nutrisi untuk pertumbuhannya. Perbanyakan anggrek dengan bahan non biji telah pula dilakukan, terutama untuk jenis anggrek yang baik kualitasnya dengan tujuan mendapat tanaman yang seragam, yakni dengan cara pemisahan anakan atau batang anggrek yang ditumbuhkan di atas media tanam. 2 Perbanyakan dengan pemisahan anakan sebaiknya dipilih tanaman yang bebas penyakit dan dilakukan pada tanaman anggrek simpodial seperti Dendrobium sp. (Rimando, 2001). Apabila unsur hara terpenuhi bagi pertumbuhannya dan berada pada kondisi lingkungan optimal, maka tanaman akan berpotensi menghasilkan jumlah anakan yang banyak. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek. Faktor iklim seperti cahaya, suhu dan kelembaban serta faktor jenis media dan hara sangat menentukan pertumbuhan tanaman anggrek (Widiastoety et al., 2000). Media tanam yang baik bagi pertumbuhan anggrek adalah yang mampu mengikat air dan unsur hara secara optimal, mempunyai aerasi yang baik, tidak mudah lapuk, tidak mudah menjadi sumber penyakit, dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar, tersedianya udara yang cukup bagi perakaran, mudah didapat dan harga relatif murah (Andalasari et al., 2014). Secara umum terdapat beberapa jenis media tumbuh tanaman anggrek yang digunakan yakni pakis, arang kayu, serabut kelapa, moss, potongan kayu, potongan bata atau genting dan serutan kayu (Ginting et al., 2001). Penelitian Adi et al. (2014), menunjukkan bahwa proses aklimatisasi anggrek hitam pada media tanam moss, pakis, dan campuran arang dan sabut kelapa mampu menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, warna daun, dan persentase hidup terbaik, sedangkan media arang kayu memiliki persentase hidup terendah. Hal ini dikarenakan media arang kayu sukar mengikat air, sedangkan anggrek pada usia semai harus menggunakan media yang mempunyai kemampuan mengikat air yang cukup baik. Pemberian pupuk pada anggrek sangat diperlukan sebagai penyedia hara untuk pertumbuhan, perkembangan dan merangsang pembungaan serta meningkatkan produktivitasnya. Selain diberikan lewat tanah umumnya pemberian unsur hara diberikan lewat daun (Tirta, 2006). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan anggrek Dendrobium yakni dengan pemberian pupuk melalui daun karena 90% penyerapan unsur hara terjadi melalui daun (Iswanto, 2001). Pupuk daun merupakan bahan anorganik yang mengandung unsur makro dan mikro. Pemupukan dapat diberikan dalam bentuk 3 larutan untuk sebagian besar anggrek dan khususnya anggrek epifit, karena unsur hara yang diserap melalui akar sangat terbatas. Berbagai macam merek dagang pupuk anorganik sudah dijual dan mengandung bahan campuran utama yang seimbang, yaitu terdiri dari tiga elemen esensial dasar untuk pertumbuhan dan pembungaan, yakni Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K) (Wijaya 2006). Menurut Sodikin (2005), didalam tubuh tumbuhan terdapat hormon tumbuh yaitu senyawa organik yang jumlahnya hanya sedikit sehingga diperlukan penambahan hormon dari luar. Induksi tunas dapat dilakukan dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) sitokinin. Pada penelitian Wijayani et al. (2013), pemberian kinetin 5 mg/L + NAA 4 mg/L merupakan kombinasi paling baik dalam menginduksi Protocorm Like Bodies (PLBs) membentuk tunas Grammatophyllum scriptum (Lindl.) secara in vitro. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi kinetin dan NAA pada konsentrasi tersebut aktif berperan dalam penggandaan tunas. Sitokinin dapat merangsang terbentuknya tunas, berpengaruh dalam metabolisme sel, merangsang pemecahan dormansi mata tunas dan aktifitas utamanya adalah mendorong pembelahan sel. Zat pengatur tumbuh yang termasuk golongan sitokinin, yaitu BAP (Benzil Adenine Purin), Kinetin (furfuril amino purin), 2-Ip (dimethyl allyl amino purin), dan Zeatin (Lestari, 2011). Dalam penelitian ini pemberian Zeatin diharapkan dapat menginduksi pertumbuhan tunas tanaman anggrek pada perbanyakan vegetatif. 1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pengaruh ukuran batang yang berbeda pada perbanyakan vegetatif anggrek ? 2. Berapakah konsentrasi optimum Zeatin yang mampu menginduksi pertumbuhan tunas baru dari batang anggrek Dendrobium sonia ? 4 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran batang yang berbeda pada perbanyakan vegetatif anggrek. 2. Untuk mengetahui konsentrasi optimum Zeatin yang mampu menginduksi pertumbuhan tunas baru dari batang anggrek Dendrobium sonia. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai cara praktis perbanyakan vegetatif anggrek Dendrobium sonia dengan bahan batang dewasa. 5