Jurnal Pena Edukasi Vol. IV No. 4, Juli 2017, hlm. 323 – 326 Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Teisda Manurung SMP Negeri 1 Secanggang, kab. Langkat Abstract: The purpose of this study is to determine the improvement of mathematics learning outcomes after applying the Team Assisted Individualization (TAI) learning model in Class VII-1 SMP Negeri 1 Secanggang district Langkat academic year 2016/2017. Findings from this classroom action research are: (1) In first cycle found from 32 students obtained 17 people (53.12%) who are categorized completely; (2) In the second cycle was found from 32 students obtained 28 people (87.5%) are categorized completely; (3) The increase of learning outcomes from first cycle as much as 53.12% increased to 87.5% in second cycle shows that the application of TAI learning model in class VII-1 can improve students' mathematics learning outcomes. Keyword: Team Assisted Individualization, set, venn diagram Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika setelah menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) di Kelas VII-1 SMP Negeri 1 Secanggang kab. Langkat T.P. 2016/2017. Temuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah: (1) Pada siklus I ditemukan dari 32 orang siswa diperoleh 17 orang (53,12%) yang dikategorikan tuntas; (2) Pada siklus II ditemukan dari 32 orang siswa diperoleh 28 orang (87,5%) yang dikategorikan tuntas; (3) Peningkatan hasil belajar dari siklus I sebanyak 53,12% meningkat menjadi 87,5% pada siklus II ini menunjukkan bahwa penerapan model belajar TAI di kelas VII-1 dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Kata kunci: Team Assisted Individualization, himpunan, diagram venn Belajar matematika adalah kegiatan yang abstrak, sehingga menuntut guru harus teliti dalam menggunakan metode pembelajaran maupun pendekatan dalam pembelajaran matematika, yang mana dalam hal ini akan menimbulkan pengaruh yang sangat mendalam dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Karena itu, kegiatan belajar dan mengajar matematika seyogjanya juga tidak disamakan dengan ilmu yang lain, karena peserta didik dalam belajar matematika itu pun berbeda-beda kemampuanya dalam hal berpikir, berimaginasi, merepresentasikan ja- 323 Jurnal Pena Edukasi Vol. IV No. 4, Juli 2017, hlm. 323 – 326 Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE waban, minat belajar, mengekspresikan pendapat. Maka kegiatan belajar dan mengajar matematika haruslah diatur sekaligus memperhatikan objek yang belajar dan hakekat matematika itu sendiri. Berdasarkan paparan diatas, secara singkat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif. Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sebagian siswa sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Apalagi dengan peserta didik yang kerja otak kanan lebih dominan dalam aktifitas kesehariannya. Dugaan lain yang bisa menyebabkan hal seperti itu adalah proses pelaksanaan belajar mengajar matematika di sekolah yang kebanyakan masih menggunakan pendekatan konvensional. Banyaknya masalah dalam pendidikan matematika disekolah seperti itu, menjadikan salah satu alasan untuk mereformasi pendidikan matematika disekolah. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan didunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien dan efektif. Untuk itu diharapkan agar pelajaran matematika yang diberikan di semua jenjang pendidikan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi bangsa dimasa depan. Namun sampai saat ini matematika dan pembelajarannya selalu mendapat keluhan dan kritik dari berbagai pihak, baik siswa, orang ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694 tua, masyarakat, pengamat pendidikan bahkan dari guru matematika, tentang rendahnya kemampuan siswa dalam aplikasi matemátika khususnya penerapan dalam kehidupan seharihari. Hal ini serupa dengan masalah yang dihadapi siswa kelas VII-1 SMP Negeri 1 Secanggang Kab. Langkat, masalah yang muncul adalah: (1) Siswa terkadang belum paham dan merasa kesulitan dalam mengerjakan soal, dikarenakan sebagian besar siswa tidak memahami materi melainkan menghafal langkah-langkah penyelesaian soal. (2) guru juga dalam melaksanakan pembelajaran matematika, guru membentuk beberapa kelompok. Namun, tidak berjalan maksimal karena kebanyakan siswa menghabiskan waktunya untuk bermain dengan anggota kelompok. (3) Tingkat pencapaian hasil belajar siswa yang hapir 60% dibawah KKM. Berdasarkan masalah-masalah diatas, menyababkan matematika sering dihubungkan dengan kebosanan, keengganan dan ketakutan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan tenaga pendidik yang kreatif dan profesional yang mampu mempergunakan pengetahuan dan kecakapannya dalam menggunakan metode, alat pengajaran dan dapat membawa perubahan dalam tingkah laku anak didiknya. Hasil refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat maka peneliti mencoba memperbaiki pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapakan sebuah strategi belajar baru yang bisa dirancang dan digunakan untuk pembelajaran terprogram. Disini menurut peneliti pembelajaran yang kreatif dan 324 Jurnal Pena Edukasi Vol. IV No. 4, Juli 2017, hlm. 323 – 326 Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE menyenangkan adalah model belajar kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Karena model ini mengkombinasikan antara belajar kelompok dengan individu. ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694 Dari tabel 1 diketahui bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model belajar kooperatif tipe TAI. Dari 32 orang siswa diperoleh 17 orang (53,12%) yang dikategorikan tuntas dan 15 tidak tuntas atau sekitar (46,78%). Dari hasil refleksi dengan teman yang menilai dan melakukan refleksi ditemukan yaitu: siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran tersebut, dimana siswa masih dominan mengerjakan sendiri tampa diskusi dengan teman kelompoknya, keengganan siswa yang belum paham untuk bertanya kepada temanya yang sudah paham. METODE Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 SMP Negeri I Secanggang kab. Langkat yang berjumlah 32 orang, 11 orang laki-laki dan 21 orang perempuan Dengan alamat. Jl. Sicanggang No.124, Sicanggang, kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Pada penelitian ini, tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman siswa terhadap materi himpunan yang telah diajarakan. Tes awal dilakukan sebelum tindakan diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi himpunan. Tabel 1. Hasil Belajar Siklus I Uraian Hasil Nilai Minimum 60 Nilai Maksimum 89 Jumlah Siswa Tuntas 17 Persentase Ketuntasan 53,12% Hasil-hasil temuan saat observasi ini akan menjadi masukan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya, karena ketuntasan klasikal belum terpenuhi maka dilanjutkan ke siklus berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus II Setelah melakukan refleksi kekurangan yang terjadi disiklus I, peneliti dan teman sejawat merancang pembelajaran kembali dengan memperbaiki kelemahan pada siklus I maka hasil temuan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model belajar kooperatif tipe TAI di kelas VII-1 Siklus I Hasil temuan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model belajar kooperatif tipe TAI di kelas VII-1. Kompetensi dasar menggunakan konsep himpunan dan diagram venn dalam pemecahan masalah dan standar kompetensi memahami pengertian dan notasi himpunan, setelah melaksanakan pembelajaran dan dilakukan proses penilaian diperoleh data hasil belajar siswa. 325 Jurnal Pena Edukasi Vol. IV No. 4, Juli 2017, hlm. 323 – 326 Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE Tabel 2. Hasil Belajar Siklus II Uraian Hasil Nilai Minimum 67 Nilai Maksimum 90 Jumlah Siswa Tuntas 28 Persentase Ketuntasan 87,50% ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dengan penerapan model belajar kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada siklus I ditemukan dari 32 orang siswa diperoleh 17 orang (53,12%) yang dikategorikan tuntas dan 15 tidak tuntas (46,78%). 2. Pada siklus II ditemukan dari 32 orang siswa diperoleh 28 orang (87,5%) yang dikategorikan tuntas dan 4 tidak tuntas (12,5%). 3. Peningkatan hasil belajar dari siklus I sebesar 53,12% meningkat menjadi 87,5% pada siklus II ini menunjukkan bahwa penerapan model belajar kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) di kelas VII-1 dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Dari tabel 2 diperoleh bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model belajar TAI. Dari 32 orang siswa diperoleh 28 orang atau sekitar (87,5%) yang dikategorikan tuntas dan 4 tidak tuntas (12,5%). Hasil refleksi dengan teman sejawat yang melakukan pengamatan di temukan bahwa siswa sudah sangat aktif melakukan diskusi dan bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan himpunan yang dibagikan guru, mereka juga sudah tidak segan melakukan tutor sebaya bagi temannya yang tidak mampu. Karena pada siklus II ketuntasan klasikal telah tercapai maka siklus berhenti, Menurut Trianto (2010) ketuntasan klasikal suatu kelas dinyatakan berhasil jika keberhasilan siswa sudah mencapai ≥ 85%. DAFTAR PUSTAKA Asma, N. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rosma, H.S. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Teras Sapta, A., 2016. Pengaruh Penggunaan Quiz Creator Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Mathematics Paedagogic, 7(1), pp.91-96. Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka. 326 Jurnal Pena Edukasi Vol. IV No. 4, Juli 2017, hlm. 323 – 326 Available online at http://deacas.com/se/jurnal/index.php/JPE 80 ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694