Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 TQM (TOTAL QUALITY MANAGEMENT); PENINGKATAN MUTU MADRASAH SAIFUL ASNAN MAN Panggul Kab. Trenggalek Abstrak; Keberadaan madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam tidak akan lepas dari persaingan global. Untuk itu peningkatan kualitas merupakan agenda utama dalam meningkatkan mutu madrasah agar dapat survive dalam era global. TQM (Total Quality Management) atau yang biasa kita kenal dengan Manajemen Madrasah merupakan konsep peningkatan mutu secara terpadu di bidang manajemen dan masih cukup baru dalam dunia pendidikan. Manajemen madrasah adalah suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerja sama para anggota untuk mencapai tujuan madrasah secara efektif dan efisien. Untuk mencapai itu perlu adanya proses perencanaan, pengorganisasian, komunikasi, pengaturan, pengkordinasian, kepemimpinan dan pengawasan dari anggota madrasah. Karya ilmiah ini menggunakan pendekatan Studi kepustakaan yaitu segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik masalah yang akan dan/atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik. Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui konsep Total Quality Management) atau yang biasa dikenal dengan Manajemen Madrasah. Sehingga diharapkan diakhir pembahasan nantinya mampu memberikan sebuah conclusion atau kesimpulan setelah mengutip beberapa pendapat para ahli dari penjelasan yang jelas dan terperenci. Kata Kunci : Manajemen dan Madrasah PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Peningkatan Mutu Madrasah Melalui TQM Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut. Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi pada kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu indikator kurang berhasilnya ini ditunjukkan antara lain; hasil ujian nasional siswa untuk berbagai bidang studi pada jenjang SLTP dan SLTA tidak memperlihatkan kenaikan yang berarti bahkan boleh dikatakan konstan dari tahun ke tahun, kecuali pada beberapa sekolah/madrasah dengan jumlah yang relatif sangat kecil. Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil. Pertama, strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa jika semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan (sekolah/madrasah) akan dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagaimana yang diharapkan. Ternyata strategi input- 101 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Saiful Asnan output yang diperkenalkan oleh teori education production function tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan (sekolah/madrasah), melainkan hanya terjadi dalam institusi ekonomi dan industri. Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented, diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah/madrasah). Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa kompleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan, seringkali tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat. Oleh karena itu, peningkatan kualitas merupakan salah satu persyaratan agar dapat memasuki era globlalisasi yang penuh dengan persaingan. Keberadaan madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam tidak akan lepas dari persaingan global tersebut. Untuk itu peningakat kualitas merupakan agenda utama dalam meningkatkan mutu madrasah agar dapat survive dalam era global. TQM (Total Quality Management) atau yang biasa kita kenal dengan Manajemen Madrasah merupakan konsep peningkatan mutu secara terpadu di bidang manajemen dan masih cukup baru dalam dunia pendidikan. KAJIAN PUSTAKA Konsep Manajemen Madrasah Pengertian Manajemen Manajemen berarti proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi yaitu sebagai aktivitas manajemen. Dengan kata lain, aktivitas manajerial hanya di temukan dalam wadah sebuah organisasi, baik organisasi bisnis, pemerintahan, sekolah, industri, rumah sakit dan lain-lain (Hersey, 1988: 4). Proses di sini menghadirkan berbagai fungsi dan aktivitas yang dilaksanakan oleh manajer dan anggota atau bawahannya dalam suatu organisasi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen merupakan proses memperoleh suatu tindakan dari orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 102 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Peningkatan Mutu Madrasah Melalui TQM Menurut Terry “ management is performance of conceiving and achieving desired result by means of group efforts consisting of utilizing human talent and resources”. Pendapat ini dipahami bahwa manajemen adalah kemampuan mengarahkan dalam mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usahausaha manusia dan sumber daya lainnya (Terry, 1973: 3). Menurut Mondy & Premeaux “ Management is the process of getting thing done throuhgt the efforts of oyher people” (Monday, 1955:4). Dengan demikian pada hakikatnya proses manajemen di lakukan pada manajer di dalam suatu organisasi, dengan cara-cara atau aktivitas tertentu, mereka mempengaruhi para personil atau anggota organisasi, pegawai, karyawan atau buruh agar mereka bekerja sesuai prosedur, pembagian kerja dan tanggung jawab yang di awasi untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Terry keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan saling berinteraksi atau mempengaruhi dalam mencapai tujuan organisasi tertutama proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Efisien ialah hubungan antara input (masukan) dengan output (keluaran). Jika hasil yang dicapai lebih banyak dari pada input (masukan/modal) yang dikeluarkan maka hal itu di maksudkan sebagai efisien. Manakala seorang manajer memanfaatkan sumber daya masukan seperti, uang, orang-orang, dan peralatan dapat di hemat/diminimalisir untuk mencapai suatu tujuan merupakan hakikat efisiensi. Sedangkan efektif adalah pencapaian aktivitas-aktivitas secara sempurna sesuai tujuan yang akan dicapai. Pencapaian tujuan organisasi atau kegiatan tertentu berkaitan dengan tingkat efektivitas. (Robbin, 1984:5). Reeser berpendapat bahwa manajemen ialah pemanfaatan sumber daya fisik dan manusia melalui usaha yang terorganisasi dan diselesaikan dengan mengerjakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pengarahan dan pengawasan ( Resser, 1973 : 12) 103 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Saiful Asnan Pengertian Madrasah Madrasah merupakan terjemahan dari istilah sekolah (Qomar, 2007: 79). Dalam bahasa arab. kata "madrasah" adalah bentuk kata "keterangan tempat" (zharaf makan) dari akar kata "darasa". Secara harfiah "madrasah" diartikan sebagai "tempat belajar para pelajar", atau "tempat untuk memberikan pelajaran". Dari akar kata "darasa" juga bisa diturunkan kata "midras" yang mempunyai arti "buku yang dipelajari" atau "tempat belajar"; kata "al-midras" juga diartikan sebagai "rumah untuk mempelajari kitab Taurat’. Kata "madrasah" juga ditemukan dalam bahasa Hebrew atau Aramy, dari akar kata yang sama yaitu "darasa", yang berarti "membaca dan belajar" atau "tempat duduk untuk belajar". Dari kedua bahasa tersebut, kata "madrasah" mempunyai arti yang sama: "tempat belajar". Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata "madrasah" memiliki arti "sekolah" kendati pada mulanya kata "sekolah" itu sendiri bukan berasal dari bahasa Indonesia, melainkan dari bahasa asing, yaitu school atau scola. Sungguhpun secara teknis, yakni dalam proses belajar-mengajarnya secara formal, madrasah tidak berbeda dengan sekolah, namun di Indonesia madrasah tidak lantas dipahami sebagai sekolah, melainkan diberi konotasi yang lebih spesifik lagi, yakni "sekolah agama", tempat di mana anak-anak didik memperoleh pembelajaran hal-ihwal atau seluk-beluk agama dan keagamaan (dalam hal ini agama Islam). Dalam prakteknya memang ada madrasah yang di samping mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan (al-'ulum al-diniyyah), juga mengajarkan ilmu-ilmu yang diajarkan di sekolah-sekolah umum. Selain itu ada madrasah yang hanya mengkhususkan diri pada pelajaran ilmu-ilmu agama, yang biasa disebut madrasah diniyyah. Kenyataan bahwa kata "madrasah" berasal dari bahasa Arab, dan tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, menyebabkan masyarakat lebih 104 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Peningkatan Mutu Madrasah Melalui TQM memahami "madrasah" sebagai lembaga pendidikan Islam, yakni "tempat untuk belajar agama" atau "tempat untuk memberikan pelajaran agama dan keagamaan". Para ahli sejarah pendidikan seperti A.L.Tibawi dan Mehdi Nakosteen, mengatakan bahwa madrasah (bahasa arab) merujuk pada lembaga pendidikan tinggi yang luas di dunia Islam (klasik) pra-modern. Artinya, secara istilah madrasah di masa klasik Islam tidak sama terminologinya dengan madrasah dalam pengertian bahasa Indonesia. Para peneliti sejarah pendidikan Islam menulis kata tersebut secara bervariasi misalnya, schule. Nakosteen menerjemahkan madrasah dengan kata university (universitas). Ia juga menjelaskan bahwa madrasah-madrasah di masa klasik Islam itu didirikan oleh para penguasa Islam ketika itu untuk membebaskan masjid dari beban-beban pendidikan sekuler-sektarian. Sebab sebelum ada madrasah, masjid ketika itu memang telah digunakan sebagai lembaga pendidikan umum. Tujuan pendidikan menghendaki adanya aktivitas, sehingga menimbulkan hiruk-pikuk, sementara beribadat di dalam masjid menghendaki ketenangan dan kekhusukan beribadah. Itulah sebabnya, kata Nakosteen, pertentangan antara tujuan pendidikan dan tujuan agama di dalam masjid hampir-hampir tidak dapat diperoleh titik temu. Maka dicarilah lembaga pendidikan alternatif untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan pendidikan umum, dengan tetap berpijak pada motif keagamaan. Lembaga itu ialah madrasah. Dari kedua konsep di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen madrasah adalah suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerja sama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Untuk mencapai itu, perlu adanya proses perencanaan, pengorganisasian, komunikasi, pengaturan, pengkordinasian, kepemimpinan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi madrasah. Perencanaan Dalam Madrasah Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitas manajerial pada setiap madrasah. Karena itu, perencanaan akan menentukan adanya perbedaan kinerja satu madrasah dengan madrasah lain dalam pelaksanaan rencana untuk 105 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Saiful Asnan mencapai tujuan madrasah. Mondy & Premeaux menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Berarti di dalam perencanaan akan ditentukan apa yang akan dicapai dengan membuat rencana dan cara-cara melakukan rencana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan para kepala sekolah di setiap madrasah. Perecanaan berkaitan dengan tujuan dan sasaran yang dilakukan. Selanjutnya terry mengumakakan seperti yang telah dikutip oleh syafarruddin bahwa: terdapat tiga unsur pokok dalam kegiatan perencanaan yaitu: 1) pengumpulan data, 2) analisis fakta, 3) penyusunan rencana yang kongkrit ( Syafaruddin, 2005: 62). Terkait tentang perencanaan, Johnson dkk., berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu rangkaian tindakan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan perencanaan disusun berbagai visi, misi strategi, tujuan dan sasaran organisasi yang pada tingkat awal menggunakan pengambilan keputusan yang juga merupakan inti dari manajemen. Pengorganisasian Sumber Daya madrasah Pengorganisasian madrasah merupakan fungsi langkah strategis untuk mewujudkan suatu rencana organisasi madrasah. Pengorganisasian ialah suatu proses di mana pekerjaan yang ada dibagi dalam komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas-aktivitas mengkordinasikan hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan tertentu. Pendapat di atas memberi pengertian bahwa pengorganisasian merupakan usaha penciptaan hubungan tugas yang jelas antara personalia, sehingga dengan demikian setiap orang dapat bekerja bersama-sama dalam kondisi yang baik untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi madrasah. Pengorganisasian yang dilaksanakan para kepala madrasah secara efektif, akan dapat: 1) Menjalankan siapa yang akan melakukan apa, 2) Menjelaskan siapa memimpin siapa, 3) Menjelaskan saluransaluran komunikasi, 4) Memusatkan sumber-sumber data terhadap sasaran – sasaran. (winardi, 1990 : 35). 106 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Peningkatan Mutu Madrasah Melalui TQM Ada beberapa konsep dalam pengorganisasian, yang menurut Monday dan Premeaux yaitu tanggung jawab, wewenang, pendelegasian, dan pertangung jawaban. a. Tanggung jawab Dalam menerima suatu pekerjaan berarti seseorang mengambil tanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Tanggung jawab adalah kewajiban untuk melaksanakan aktivitas pekerjaan. b. Wewenang Wewenang adalah hak untuk memutuskan, mengarahkan orangorang dalam melakukan sesuatu tindakan, atau untuk melaksanakan sesuatu kewajiban dalam mencapai tujuan organisasi. Paling tidak ada tiga karakteristik utama dalam konsep wewenang, yaitu: 1) Wewenang adalah hak, 2) Wewenang mencakup tindakan membuat keputusan, melakukan tindakan, dan melaksanakan kewajiban, 3) Wewenang adalah jaminan bagi pencapaian tujuan, atau sasaran organisasi. c. Pendelegasian Pendelegasian adalah proses pemberian tanggung jawab sepanjang wewenang yang dibutuhkan. Konsep delegasian adalah salah satu hal penting bagi manajer, sebagai kemampuan untuk memperoleh pekerjaan yang dilaksanakan. Pada pokoknya ada resiko bagi manajer, karena berkaiatan dengan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatu tanggung jawab. d. Pertanggung jawaban Tidak ada satu organisasi yang dapat berhasil jika tidak ada sistem pertanggung jawaban. Akuntabilitas adalah jaminan bahwa seseorang yang diusulkan untuk melaksanakan tugas dalam kenyatannya melaksanakannya secara benar. 107 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Saiful Asnan Pertanggungjawaban dapat dikembangkan dengan melalui beberapa cara, yaitu : 1) Melalui pemeriksaan pribadi/perorangan oleh manajer atau kepala sekolah. Setelah tugas-tugas seseorang diberikan kepadanya, manajer dapat memeriksa dan melihat apakah pekerjaan itu dilakukan secara sempurna, 2) Bawahan memberikan laporan kepada manajer. Laporan ini diatur sedemikian rupa, baik laporan mingguan, bulanan atau semesteran, 3) Melalui laporan yang diberikan oleh orang lain. Para pengawas pengendalian mutu melaporkan pekerjaan orang, demikian pula para siswa atau pelanggan memberikan laporan tentang lemahnya pelayanan dan kegagalan madrasah. e. Struktur organisasi Struktur organisasi adalah berisikan kerangka kerja organisasi. Adapun kerangka kerja organisasi ada yang kompleks, sedang dan sederhana. Kebanyakan organisasi besar menggunakan kerangka jenis lini dan staff. Jenis ini menggunakan hubungan garis vertikal antara tingkatan yang berbeda antara kepala sekolah atau manajer dengan bawahannya. Di bawah ini dikemukakan salah satu struktur madrasah sebagai berikut : Komite Madrasah - ----- Kepala Tata usaha WAKAMAD 108 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Peningkatan Mutu Madrasah Melalui TQM Urusan Sarana dan Prasarana Koordina tor guru Mata Pelajara n ( MGMP) PPKN Koordina tor MGMP Agama Urusan Kurikulum Koordina tor MGMP Koordina tor MGMP (.........) (.......) Urusan Pembinaan Kesiswaan Wali Kelas Urusan Hubungan Kerjasama Masyarakat Guru Mata Pelajara n Guru Pembim bing Tenaga kependi dikan lainnya Struktur organisasi madrasah di atas menggambarkan sejumlah jabatan, kewenangan, tanggung jawab, pembagian tugas dan hubungan kerja, baik komunikasi maupun koordinasi yang berkaitan dengan tugastugas kepala madrasah, wakil kepala madrasah, tata usah, koordinator kegiatan, wali kelas, guru-guru dan pegawai. Aplikasi konsep sistem berlaku bagi sekolah atau madrasah. Dalam struktur madrasah sebagaimana dikemukakan, hal itu terlihat jelas, di mana berbagai komponen ditempatkan untuk menduduki peranan. Setiap peranan memiliki kekuasaan dan kewenangan, serta tugas untuk mencapai tujuan organisasi dalam ikatan kerja sama di dalam dan di luar sekolah. Kata organisasi pada umumnya dipakai dalam hubungan dengan orang, pekerja, maksud dan keterangan yang disusun menjadi keseluruhan yang berarti bagi organisasi sekolah (Sutisna, 1995: 7). Komunikasi Dalam Organisasi madrasah Komunikasi di lingkup madrasah merupakan proses pertukaran pesan di antara unit-unit organisasi dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas-tugas untuk mencapai tujuan madrasah secara efektif dan efisien. Kref mengatakan sepeti yang ditegaskan oleh safaruddin, bahwa komunikasi adalah proses yang memungkinkan anggota organisasi untuk bekerjasama dan menafsirkan kebutuhan-kebutuhan 109 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Saiful Asnan madrasah yang terus ada perubahan dalam aktivitas di madrasah ( Syafrudin, 2015: 111). Fungsi komunikasi organisasi sangat starategis dalam manajemen sebagaimana dikemukakan Pace dan Faules, yaitu terdiri dari :1) mencapai misi dan tujuan organisasi, 2) pemeliharaan, dorongan, integrasi, dan inovasi pesan, 3) mendukung struktur organisasi dalam beradaptasi dengan lingkungan, 4) mempertahankan eksistensi dan pelaksanaan perencanaan, 5) mengefektifkan pengambilan keputusan ( syafrudin, 2005:115). Pengaturan dalam Madrasah Sebagai langkah selanjutnnya aktivitas manajerial madrasah ialah pengaturan/pengarahan. Koontz & O`Donnell (dalam Syafruddin, 2005: 75) menjelaskan bahwa melalui kegiatan pengarahan setiap orang dalam organisasi diajak atau dibujuk untuk memberikan kontribusinya melalui kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi. Pengarahan meliputi pemberian petunjuk/memberi gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan sehingga para manajer /kepala sekolah memberi gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, sehingga para manajer/kepala sekolah harus memotivasi staf dan personil organisasi agar secara suka rela mau melakukan kegiatan sebagai manifestasi rencana yang dibuat. Pada hakikatnya pengarahan/pengaturan ini mengandung kegiatan pemberian motivasi. Kegiatan ini sebenarnya terdapat pada kegiatan langsung sebagai sebuah fasilitas atau sarana melakukan pengarahan terhadap para personil dalam organisasi. Setiap manajer madrasah, dalam hal ini kepala sekolah harus memberikan motivasi kepada pegawainya agar dapat bekerja lebih giat dan produktif tetapi sekaligus memperhatikan kepuasan kerja yang dibarengi pemberian imbalan. Keduanya antara pemberian imbalan dan kepuasan kerja sangat erat hubungannya, karena itu para manajer dituntut untuk memperhatikan hal tersebut dalam tindakannya. 110 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Peningkatan Mutu Madrasah Melalui TQM Koordinasi dalam madrasah Koordinasi adalah salah satu fungsi manajemen madrasah. Dalam organisasi keberadan pengordinasian sangat penting bagi terintegrasinya seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan. Stonner (dalam Syafruddin, 2005 : 79) menerangkan, bahwa proses pengorganisasian dibagi menjadi lima tahapan, yaitu: Perincian pekerjaan, pembagian pekerjaan, pemisahan pekerjaan, koordinasi pekerjaan, monitoring dan organisasi. Pada setiap organisasi yang kompleks, setiap bagian harus bekerja secara terkoordinir agar masing-masing dapat menghasilkan yang diharapkan. Koordinasi di sini dipahami sebagai usaha penyesuaian bagian-bagian yang berbeda-beda agar kegiatan dari pada bagian-bagian itu selesai pada waktunya dan dapat memberikan sumbangan usahanya secara maksimal untuk mencapai tujuan secara keseluruhan. Selanjutnya Koontz o`Donnell menjelaskan: kordinasi yang terbaik ialah terjadi bila individu-individu melihat bagaimana pekerjaan mereka memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan lembaga/perusahaan mereka. Setiap bidang pekerjaan memiliki kontribusi penting dalam rangka pencapaian tujuan organisasi melalui proses kordinasi antar bidang atau unit-unit yang ada dalam organisasi. (0`donnel, 1972 : 37). Kesatuan usaha dari semua unit adalah bekerja untuk mencapai tujuan kelompok atau organisas bukan terpisah-pisah dalam unit tersendiri. Menurut Sondang Siagian koordinasi memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1) pencegahan konflik dan kontaradiksi, 2) pencegahan persaingan yang tidak sehat, 3) pencegahan pemborosan, 4) pencegahan kekosongan ruang dan waktu, dan pecegahan terjadinya perbedaan pendekatan dari pelaksanaan (Siagian, 1997 : 25). Sedangkan, dalam koordinasi harus tersedia komunikasi yang tepat antara komponenkomponen organisasi dan memungkinkan mereka untuk memahami aktivitasaktivitas mereka satu sama lain dan membantu mereka untuk bekerjasama dengan baik dalam arus kerja secara umum (syafrudin: 2005: 75). 111 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Saiful Asnan Pelaksanaan tugas dari berbagai unit dalam organisasi memerlukan suatu koordinasi yang baik sehingga efektivitas dari masing-masing unit sangat tergantung pada bagaimana kegiatan yang dilaksanakan sinkron dengan kegiatan unit lainnya. Dijelaskan oleh Hanandayaningrat mengenai pentingnya kordinasi yaitu: 1) Kordinasi yang baik akan mempunyai efek adanya efisiensi terhadap organisasi itu. Kordinasi dapat menghindarhan terjadinya pemborosan uang, tenaga dan alat-alat, 2) Koordinasi mempunyai efek terhadap moral organisasi terutama yang berhubungan dengan peranan kepemimpinan. Koordinasi yang baik akan muncul dari kepemimpinan yang baik, 3) Kordinasi mempunyai efek terhadap perkembangan personal dalam organisasi. Para personil organisasi perlu dikendalikan agar pekerjaannya tidak simpang siur dan bertabrakan satu sama lain yang akan mengganggu mencapai tujuan bersama (Handayaningrat, 1984: 93). Lebih lanjut koordinasi kegiatan pendidikan akan dapat diperlancar apabila masing-masing anggota organisasi memahami tujuan-tujuan, rencana-rencana madrasah, penerimaan dan kesediaan mereka menyumbangkan tenaga untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan. Karena itu tujuan, kebijakan, prosedur kerja, peraturan dan disiplin harus dimantapkan dan dikomunikasikan dengan baik untuk mencapai koordinasi yang diharapkan dalam pelaksanaan maupun mencapai tujuan. Kepemimpinan dalam madrasah Sebagai suatu proses mempengaruhi, maka kepemimipinan madrasah merupakan kemampuan mempengaruhi seseorang, sehingga mau melakukan pekerjaan dengan suka rela untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan sebagai suatu proses di dalamnya terkandung interaksi tiga faktor penting yaitu fungsi pemimpin, pengikut dan situasi yang melingkupinya. Berarti dalam situasi bagaimanapun, kepemimpinan bisa berlangsung, baik di bidang perusahaan maupun di bidang pendidikan di sekolah. Pemimipin adalah orang yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk memimpin organisasi atau diterima menjadi pemimpin dalam situasi tertentu. Pemimimpin memiliki memiliki kemampuan untuk memimpin, ilmu dan 112 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Peningkatan Mutu Madrasah Melalui TQM pengetahuan, berpengalaman serta harus memenuhi persyaratan ketrampilan dan pengetahuan misalnya mengatur pembagian kerja, merancang strategi, mengkordinasikan sumber daya, bersikap kooperatif untuk memperlancar pekerjaan dalam mencapai tujuan. Kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin adalah mempengaruhi, mengendalikan tingkah laku dan perasaan orang lain untuk mencapai tujuan merupakan substansi kepemimpinan iu sendiri. Pengawasan dalam Madrasah Sebagai salah satu fungsi manajemen, pengawasan merupakan tindakan terakhir yang dilakukan para manajer pada suatu organisasi. Sebagian berpendapat bahwa pengawasan merupakan proses pengamatan antara pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi, untuk menjamin supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah tentukan sebelumnya. Pengawasan yang dibuat dalam fungsi manajemen sebenarnya merupakan strategi untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan dari segi pendekatan rasional terhadap keberadan input (jumlah dan kualitas bahan, uang, staf, peralatan, fasilitas, dan informasi), demikian pula pengawasan terhadap aktivitas (penjadwalan dan ketepatan pelaksanaan kegiatan organisasi). Sedangkan yang lain adalah pengawasan output (standart produk yang diinginkan). Selanjutnya Siagian (1997 : 26) berpendapat bahwa sasaran pengawasan adalah untuk hal-hal berikut: 1. Kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan terselenggara sesuai dengan jiwa dan semangat kebijaksanaan dan strategi dimaksud 2. Anggaran yang tersedia untuk menghidupi berbagai kegiatan organisasi benar-benar dipergunakan untuk melakukan kegiatan tersebut secara efsien dan efektif 3. Para anggota organisasi benar-benar berorientasi kepada berlangsungnya hidup dan kemajuan organisasi sebagai keseluruhan, bukan kepada kepentingan individu yang sesungguhnya ditempatkan di bawah kepentingan organisasai 113 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Saiful Asnan 4. Penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana kerja sedemikian rupa sehingga organisasi memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan pra-sarana tersebut 5. Standart mutu hasil pekerjan terpenuhi semaksimal mungkin 6. Prosedur kerja ditaati oleh sema pihak. PENUTUP Manajemen madrasah adalah suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerja sama para anggota untuk mencapai tujuan madrasah secara efektif dan efisien. Untuk mencapai itu perlu adanya proses perencanaan, pengorganisasian, komunikasi, pengaturan, pengkordinasian, kepemimpinan dan pengawasan dari anggota madrasah. Perencanaan adalah suatu rangkaian tindakan yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan pengorganisasian madrasah merupakan usaha penciptaan hubungan tugas yang jelas antara personalia, sehingga dengan demikian setiap orang dapat bekerja bersama-sama dalam kondisi yang baik untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi madrasah. Komunikasi di lingkup madrasah merupakan proses pertukaran pesan di antara unit-unit organisasi dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas-tugas untuk mencapai tujuan madrasah secara efektif dan efisien. Kegiatan pengarahan/pengaturan setiap orang dalam organisasi diajak atau dibujuk untuk memberikan kontribusinya melalui kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi. Pengarahan meliputi pemberian petunjuk/memberi gambaran tentang kegiatankegiatan yang akan dilakukan, sehingga para manajer /kepala sekolah memberi gambaran tentang kegiatan–kegiatan yang akan dilakukan. Seperti memotivasi staf dan personil organisasi, agar secara suka rela mau melakukan kegiatan sebagai manifestasi rencana yang dibuat. Koordinasi kegiatan pendidikan akan dapat diperlancar apabila masingmasing anggota organisasi memahami tujuan-tujuan, rencana-rencana madrasah, 114 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Peningkatan Mutu Madrasah Melalui TQM penerimaan dan kesediaan mereka menyumbangkan tenaga untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan. Kepemimipinan madrasah merupakan kemampuan mempengaruhi seseorang sehingga mau melakukan pekerjaan dengan suka-rela untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimimpinan sebagai suatu proses di dalamnya terkandung interaksi tiga faktor penting yaitu fungsi pemimpin, pengikut dan situasi yang melingkupinya. Pengawasan merupakan proses pengamatan antara pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah ditentukan sebelumnya. DAFTAR RUJUKAN Hersey , P. And Blanchard, K.H, Management of Oganizational Behavior, (New Jersey: Englewood Cliffs, 1988) Koontz,H. And O`Donnell,C, Principle of management: An-Analysys of Managerial Function, (New york: Mc GrawwHill Book Company 1972) Mondy,R.W. and Premeaux, S.H, Magement Concepts, Practices and Skills,( NewJersey :Prentice Hall Inc Englewood Cliffs, 1995 ) Mujamil qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007) Oteng sutisna, Administrasi Pendidikan, ( Bandung: Angkasa, 1985 ) Reeser, Management Function and Modern Concepts. ( Illions: scoot Foresman and Company, 1973) Robbin, S.P, Management Concep and Practices, (New Jersey: Prentice Hall, Inc Englewood Cliffs, 1984) Soewarno Handayaningrat,Pengantar studi islam adminisrasi, ( Jakarta: Gunung gung, 1984 ) 115 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015 Saiful Asnan Sondang Siagian, Manajemen strategik, (Jakarta: Gunung agung,1997) Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat Prees, 2005) Terry, George.R., The Principle of Management. ( Illionis : 1973) Winardi, Asas-asas manajemen, ( Bandung: Mandar Madju 1990) 116 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 02, Nomor 01, Juni 2015