31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di dua tempat, yaitu di kantor PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang berlokasi di Jl. Mayor Oking Jayaatmadja, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor dan di Bengkel Sepeda Motor Terpadu Jl. Cikarang Kampung Sawah Lulut, Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Sebelum menentukan tempat penelitian, peneliti melakukan observasi dan telaah dokumen melalui kepustakaan media cetak, internet, televisi, dan penjajagan awal untuk mendapatkan informasi dari narasumber. Waktu penelitian dilakukan selama kurun waktu dua bulan yaitu dimulai dari bulan November hingga akhir Desember 2009. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive). PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dipilih menjadi lokasi penelitian setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing dan diperkuat dengan informasi bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada Indonesian CSR Awards 2008 telah meraih “Penghargaan Emas” dan “Penghargaan Terbaik 1” pada tanggal 23 Februari 2009 dan karena PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan perusahaan industri manufaktur yang menghasilkan limbah dan polusi terhadap lingkungan sekitar, sehingga peneliti ingin mengetahui kontribusi perusahaan dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang berbasiskan pemberdayaan masyarakat di lokasi sekitar pabrik dan evaluasi program yang sudah dan akan dilaksanakan. 3.2 Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih karena mampu memberikan pemahaman yang mendalam dan rinci tentang suatu peristiwa atau gejala sosial. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Hal ini karena studi kasus merupakan studi aras mikro yang hanya menyoroti satu atau beberapa kasus dan karena studi kasus merupakan strategi penelitian yang bersifat multi metode (wawancara, pengamatan, dan analisis dokumen). Beberapa kasus pada aras mikro (komunitas lokal) akan dipilih komunitas yang telah atau sedang melakukan proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu yang dilakukan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 32 Metode studi kasus yang digunakan adalah bersifat explanatory research, dimana penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan bagaimana kesesuaian antara tujuan dan hasil dari pelaksanaan proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu dengan melakukan evaluasi proses proyek bengkel serta faktor-faktor yang akan mempengaruhinya. Melihat keterlibatan masyarakat dalam melakukan proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu sebagai upaya perusahaan untuk mengembangkan masyarakat atau di sebuah komunitas yang berada di lingkungan perusahaan. Adapun wawancara dilakukan untuk mengetahui proses pelaksanaan program CSR. Wawancara tidak hanya dilakukan pada pembuat (perusahaan) atau penerima (masyarakat) proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu saja, tetapi pada kedua belah pihak, bahkan dilakukan pula kepada pihak-pihak yang terkait dalam proses pelaksanaan proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu selain dari pihak perusahaan dan masyarakat, seperti pemerintah setempat, akademisi, dan swasta. Pengamatan dilakukan pada pelaksanaan proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu di masyarakat terhadap upaya pengembangan masyarakat dan kesesuaian hasil dari program tersebut. Strategi studi kasus ini diharapkan mampu menggali informasi mendalam mengenai kontribusi perusahaan dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang berbasiskan pengembangan masyarakat di lokasi sekitar pabrik dan evaluasi program yang dilaksanakannya. 3.3 Teknik Pemilihan Informan Subjek dalam penelitian ini adalah informan. Informan merupakan pihak yang memberikan keterangan tentang diri sendiri, keluarga, pihak lain, dan lingkungannya. Pemilihan informan dilakukan secara purposive, Informan kunci yang dipilih dalam penelitan ini berjumlah sembilan orang, terdiri dari pihak perusahaan (3 orang) salah satunya Ibu Dian Octavia sebagai CSR Head Development Officer yang akan memberikan informasi dan data mengenai kebijakan, rancangan pelaksanaan proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu yang dilakukan dan implementasi proyek tersebut, komunitas/masyarakat penerima program (3 orang) yang memberikan informasi tentang proses pelaksanaan proyek yang selama ini telah dilakukan. Sedangkan informan kunci dari pemerintah dan aparat setempat (3 orang) yang memberikan informasi tentang 33 gambaran umum dan potensi desa serta peran-peran pemerintah dalam pelaksanaan proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu. Selain informan kunci, peneliti juga melibatkan beberapa informan lainnya yang terdiri dari kerabat atau tetangga dari infoman kunci tersebut dan informan yang ikutserta dalam pelaksanaan program tersebut. Informan lainnya ini digunakan untuk melengkapi data yang didapatkan dari informan kunci dan data yang diperoleh dari infoman lainnya didiskusikan kembali dengan informan kunci. Pertimbangan pemilihan pemerintah sebagai informan kunci adalah pemerintah mempunyai andil dan tanggung jawab penuh terhadap segala sesuatu kegiatan yang diadakan di Desa Bantarjati. Sedangkan yang menjadi dasar pertimbangan pemilihan komunitas/masyarakat penerima program sebagai informan kunci, yakni keterlibatan mereka dalam proses pelaksaaan proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu secara langsung. Sehingga peneliti dapat memahami proses tersebut dari mulai perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi proyek bengkel yang dilakukan oleh perusahaan dan masyarakat. Pengambilan informan yaitu peserta pelatihan angkatan II tahun 2008 dengan pertimbangan informan sudah dapat menerapkan program yang di berikan mengenai mesin motor dan aspek otomotif lainnya. 3.4 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang diterapkan peneliti adalah metode triangulasi untuk memperoleh kombinasi data yang akurat berupa wawancara mendalam, pengamatan berperanserta, dan penelusuran dokumen. Hal ini dilakukan agar dapat memperoleh kombinasi data yang akurat, sehingga dapat menjelaskan gejala sosial yang berkaitan dengan evaluasi proses pada proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti juga disesuaikan dengan kebutuhan data dan metode pengumpulannya. 1) Wawancara Mendalam Teknik wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan data primer dan deskriptif yang dilakukan terhadap informan. Informan ditentukan melalui teknik bola salju (snowball). Pemilihan informan pada awalnya dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mendatangi staf CSR Development Officer, aparat pemerintah 34 di tingkat desa sebagai pemangku program pembangunan, dan juga tokoh masyarakat dimana penelitian dilakukan, yang selanjutnya akan mengiringi peneliti kepada informan lain. Untuk membantu penulis dalam mengumpulkan data di lapangan, maka penulis membuat panduan pertanyaan yang digunakan sebagai pedoman dalam pengumpulan data. 2) Pengamatan Berperanserta dan Observasi Pengamatan berperanserta bersifat participant as observer dimana peneliti hadir sebagai pengamat dinamika subyek penelitian8. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melihat dan mengamati kejadian dan proses sosial yang terjadi disekitar informan, maka peneliti juga ikut mengobservasi kegiatan masyarakat dalam melakukan proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu tersebut. 3) Penelusuran Dokumen atau Literatur Data sekunder diperoleh dari menganalisis dan melakukan kajian pustaka terhadap berbagai literatur, yakni skripsi, tesis, disertasi, buku, jurnal, makalah, dan internet yang terkait dengan pelaksanaan program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk baik itu dokumen pribadi maupun dokumen resmi. Selain itu, analisis data sekunder juga diperlukan terhadap dokumen yang diperoleh di lokasi penelitian, seperti monografi dan potensi desa, peta lokasi, data statistik. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data sekunder dan primer. Data primer merupakan data yang didapatkan dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan dengan informan, disamping itu data primer juga didapatkan peneliti dari pengamatan berperanserta yang dilakukan peneliti selama di lapangan. Sedangkan data sekunder merupakan data yang didapatkan dari dokumen-dokumen tertulis baik yang berupa tulisan ilmiah ataupun dokumen resmi yang diterbitkan instansi. Untuk menghindari adanya distorsi pesan, maka peneliti setelah melakukan wawancara mendalam dengan informan, peneliti menulis kembali hasil wawancara dalam bentuk catatan harian. Catatan harian atau catatan lapangan adalah instrumen utama yang melekat pada metode-metode pengumpulan data kualitatif (Sitorus, 1998). 8 Kolopaking, Lala M, dkk. Materi Pembekalan Kuliah Kerja Profesi .Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor tanggal 6,7, dan 9 Juli 2009. 35 3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis data kualitatif. Data kualitatif baik data primer maupun sekunder yang telah didapatkan akan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Analisis data primer dan data sekunder diolah menggunakan tiga tahapan kegiatan analisis data dan dilakukan secara bersamaan, yaitu reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Sitorus, 1998). 1) Mereduksi data, bertujuan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, mengeliminasi data-data yang tidak diperlukan dan mengorganisir data sedemikian sehingga didapatkan kesimpulan. 2) Data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk deskriptif maupun matriks yang menggambarkan proses dari proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu yang sedang dilakukan perusahaan dan masyarakat. Sehingga diharapkan dapat menjawab perumusan masalah yang telah ditetapkan. 3) Kesimpulan, menarik simpulan melalui verifikasi. Verifikasi dilakukan sebelum peneliti menarik kesimpulan akhir, dimana proses menyimpulkan tentang penelitian ini dilakukan bersama dengan para informan yang merupakan subjek dalam penelitian ini yang telah menyumbangkan data dan informasi terhadap penelitian ini.