13 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan teori yang

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan teori yang menjelaskan tentang pemahaman
materi, mind mapping dan hubungan diantara mind mapping dengan pemahaman
materi.
A. PEMAHAMAN MATERI
1.
Definisi Pemahaman Materi
Pemahaman merupakan kemampuan membuat makna sendiri dari
materi pelajaran seperti bahan bacaan dan penjelasan guru/dosen (Anderson
& Krathwohl, 2001). Menurut deKleer dan Broen serta Gentner dan Gentner
(Mayer, 1989), memahami materi berarti membangun suatu model mental
dari sistem yang dideskripsikan di dalam teks/materi. Bloom (1956)
menyebutkan pemahaman adalah mengerti akan makna, menguraikan konsep
dengan kata sendiri.
Paham akan suatu materi berarti individu mampu menghasilkan
kesimpulan, menafsirkan, menguraikan dengan kata sendiri (parafrase),
menerjemahkan, menjelaskan serta meringkas informasi (Bloom dalam Otero,
dkk, 2002). Perbaikan (revisi) taksonomi Bloom yang dilakukan oleh
Anderson pada tahun 1994 menyebabakan perubahan pemakaian kata
pemahaman yakni kata comprehension menjadi kata understanding. Proses
memahami (understanding) dinyatakan sebagai kemampuan individu untuk
13
Universitas Sumatera Utara
14
mengartikan dan memaknai bahan pendidikan, seperti bahan bacaan dan
penjelasan guru/dosen. Proses ini mencakup mengartikan dan memaknai
sendiri, mencontohkan, membuat klasifikasi, meringkas, menyimpulkan,
membandingkan, dan menjelaskan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman
materi merupakan kemampuan individu untuk mengerti akan makna dan
konsep dalam suatu materi serta mampu membuat kesimpulan dengan katakata sendiri (memparafrasekan materi).
2.
Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Materi
Reed (2004) menyebutkan ada dua komponen penting yang
mempengaruhi pemahaman materi, yaitu individu dan materi.
a. Individu (prior knowledge of the reader)
Pengetahuan yang dimiliki individu sebelumnya dan tujuan individu
mempengaruhi bagaimana ia menentukan apa yang relevan, membuat
dugaan, dan mengambil fakta yang tidak secara langsung ada dalam
materi. Perspektif yang dimiliki individu juga sangat mempengaruhi jenis
informasi yang akan diingat kembali oleh individu. Bransford dan Johnson
menyatakan bahwa jika individu memahami sebuah materi dan kemudian
berusaha untuk memikirkan ide dari materi tersebut dengan perspektif
yang baru, individu tersebut akan dapat mengingat kembali ide yang tidak
dapat mereka ingat kembali dengan perspektif yang lama.
Snow (2002) menambahkan kapasitas, kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman individu juga mempengaruhi pemahamannya akan materi.
Universitas Sumatera Utara
15
Kapasitas kognitif (seperti atensi, memori, kemampuan analisa kritis,
visualiasasi), motivasi (ketertarikan akan materi dan self-efficacy), dan
beragam
pengetahuan
individu
(pengetahuan
akan
topik
materi,
pengetahuan linguistik dan pengetahuan akan strategi untuk memahami)
juga
merupakan
karakteristik
dalam
diri
individu
yang
turut
mempengaruhi proses pemahaman materi.
b. Organisasi dari teks/materi
Fitur teks atau wacana memiliki dampak yang besar terhadap
pemahaman. Pemahaman tidak terjadi hanya dengan penggalian makna
secara sederhana dari materi teks. Teks atau wacana bisa sulit atau mudah,
tergantung pada faktor-faktor yang melekat dalam teks, pada hubungan
antara teks dan pengetahuan dan kemampuan individu, dan pada kegiatan
saat memahami materi teks. Kosakata dalam materi teks dan struktur
linguistik di dalamnya, serta gaya wacana juga berinteraksi dengan
pengetahuan individu. Ketika banyak faktor dari materi teks tidak cocok
dengan pengetahuan dan pengalaman individu, maka materi teks akan
menjadi sulit untuk dipahami.
Materi teks dapat dimengerti dengan model proposisi. Proposisi
merupakan ide-ide penting atau bermakna dari suatu materi teks yang
disusun ke dalam suatu bentuk jaringan (network) yang sama dengan
jaringan semantik (semantic network). Jaringan semantik ini terdiri dari
konsep-konsep yang tergabung dengan konsep lainnya oleh jaringan (link)
yang secara khusus menghubungkan keseluruhan konsep tersebut.
Universitas Sumatera Utara
16
Jaringan semantik ditunjukkan melalui diagram yang berisi konsep-konsep
yang disebut lingkaran (nodes) dan garis yang menghubungkan kedua
konsep disebut jaring (link). Jaringan semantik digunakan sebagai salah
satu cara untuk mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk hierarki.
Hubungan hierarki dalam suatu jaringan semantik terdiri dari dua jenis,
yaitu bagian (part) dan tipe. Part digambarkan dengan konsep kecil yang
menjadi bagian dari konsep utama, sedangkan tipe digambarkan dengan
konsep-konsep kecil dari part. Oleh sebab itu hierarki digambarkan dari
konsep umum ke dalam suatu konsep khusus.
Snow (2002) menambahkan komponen lain yang berpengaruh dalam
pemahaman, yaitu aktivitas individu. Aktivitas dalam pemahaman
mengacu pada dimensi dari proses membaca. Sebelum membaca dan
mendapatkan pemahaman akan materi teks, individu memiliki tujuan yang
berasal dari dalam diri maupun di luar diri. Tujuan ini dipengaruhi oleh
variabel motivasi yang meliputi minat dan pengetahuan individu
sebelumnya (prior knowledge). Pengetahuan individu dan proses aplikasi
digambarkan sebagai konsekuensi langsung dari aktivitas memahami
materi teks.
3.
Indikator Pemahaman Materi
Bloom (1956) menyebutkan ada tiga jenis perilaku yang menunjukkan
pemahaman. Yang pertama adalah translation yang berarti bahwa seseorang
mampu menempatkan komunikasi ke dalam bahasa lain, atau ke dalam
bentuk komunikasi lain. Perilaku yang kedua adalah interpretation yang
Universitas Sumatera Utara
17
melibatkan komunikasi sebagai suatu konfigurasi ide yang memerlukan
pemahaman kembali menjadi ide baru dalam pikiran individu. Dalam
interpretasi ini melibatkan pemikiran tentang ide-ide penting, hubungan antar
ide dan relevansinya dengan komunikasi tersirat maupun komunikasi aslinya.
Perilaku yang ketiga dalam pemahaman adalah extrapolation. Dalam
ekstrapolasi meliputi pembuatan estimasi atau perkiraan yang didasarkan
pada pemahaman tentang tren, tendensi, atau kondisi yang dijelaskan dalam
komunikasi.
Revisi yang dilakukan Anderson & Krathwohl (2001) menyebutkan
bahwa individu dikatakan memahami materi ketika individu tersebut mampu
membuat makna dari pesan instruksional termasuk komunikasi lisan, tertulis,
dan grafis, serta materi yang disajikan saat kuliah, buku, atau melalui
komputer. Individu memahami materi ketika ia mampu membentuk
hubungan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya yang
dimiliki.
Hal
ini
mengacu
pada
mendapatkan
pengetahuan
yang
diintegrasikan dengan skema dan kerangka kognisi individu. Proses kognisi
yang terjadi dalam proses pemahaman ini meliputi menginterpretasi
(interpretating), mencontohkan (exemplifying), mengklasifikasi (classifying),
meringkas (summarizing), menyimpulkan (inferring), membandingkan
(comparing), dan menjelaskan (explaining).
1)
Interpretasi (yang disebut juga dengan mengklarifikasi, memparafrase,
merepresentasi atau mentranslasi) terjadi ketika individu mampu
mengubah satu informasi ke dalam bentuk representasi lainnya.
Universitas Sumatera Utara
18
2)
Membuat contoh (yang disebut juga dengan mengilustrasikan) terjadi
ketika individu mampu menemukan contoh yang spesifik atau konsep
umum dari materi. Cara menilai kemampuan ini dengan menanyakan
pada individu untuk menemukan contoh baru (dengan makna baru yang
tidak terdapat dalam buku atau tidak digunakan di kelas).
3)
Klasifikasi
atau
disebut
juga
dengan
pengkategorisasian
atau
penggolongan terjadi ketika individu mampu menentukan sesuatu
termasuk ke dalam kategori tertentu.
4)
Meringkas atau membuat abstrak dan mengeneralisasi termasuk dalam
proses kognisi yang keempat yang terjadi ketika individu mampu
menghasilkan pernyataan singkat yang menggambarkan informasi
secara umum.
5)
Menyimpulkan, meliputi mampu menggambarkan kesimpulan yang
logis dari informasi yang disampaikan.
6)
Membandingkan (membuat kontras, memetakan atau mencocokkan)
terjadi ketika individu mampu mendeteksi kesamaan dan perbedaan
antara dua atau lebih objek, kejadian, ide, masalah atau situasi. Dalam
penelitian sosial misalnya individu mampu memahami kejadian
bersejarah yang dibandingkan dengan situasi familiar.
7)
Proses kognisi yang terakhir untuk mengetahui apakah seseorang
memahami materi yaitu individu mampu menjelaskan atau membuat
penjelasan, yang terjadi ketika individu secara mental mampu membuat
Universitas Sumatera Utara
19
konstruk dan menggunakan model sebab akibat dari suatu sistem atau
rangkaian informasi yang ada.
4.
Model Situasi dalam Pemahaman
Memahami materi membutuhkan perkembangan representasi mental
yang koheren. Representasi mental ini biasa disebut model situasi atau
situation model (Van Dijk & Kintsch, 1983), atau mental model (JohnsonLaird, 1983) yang merupakan hasil interaksi antara pengetahuan awal
individu dan informasi/organisasi materi (dalam Tapeiro, 2007).
Model situasi didefinisikan sebagai representasi kognitif dari peristiwa,
perilaku, individu, dan situasi umum yang muncul dalam suatu teks/materi.
Definisi ini tidak hanya menyiratkan sifat individu atau faktor linguistik yang
dimiliki individu, tetapi juga memahami hubungan antara fakta yang
dideskripsikan dalam suatu teks/materi. Model situasi dibentuk dengan
mengkombinasikan prior knowledge individu dengan informasi dalam materi
untuk menghasilkan pemahaman yang lebih elaboratif terhadap materi.
5.
Strategi untuk Meningkatkan Pemahaman
Adler (2003) mengungkapkan ada beberapa langkah yang dapat
digunakan individu untuk membantu proses pemahaman terhadap materi.
Langkah-langkah ini disebut juga sebagai strategi pemahaman yang dibuat
secara sadar oleh individu dan direncanakan agar dapat membantu
pemahaman.
Universitas Sumatera Utara
20
Berikut beberapa strategi untuk meningkatkan pemahaman materi:
1. Memonitor pemahaman
Individu harus mampu memantau materi yang telah mereka pahami dan
tidak. Individu bisa menggunakan strategi fix-up untuk memantau
pemahaman mereka. Fix-up merupakan strategi untuk menyelesaikan
masalah terhadap pemahaman, dengan cara:
a. Membuat hubungan antara materi teks dengan kehidupan dan
pengetahuan individu serta materi teks lain yang telah dipelajari
b. Membuat prediksi
c. Berhenti memikirkan apa yang telah dibaca
d. Menuliskan kembali apa yang telah dibaca
e. Membuat pertanyaan dan menjawab sendiri pertanyaan tersebut
f. Membaca ulang materi
2. Metakognisi
Metakognisi didefinisikan sebagai proses memikirkan apa yang sedang
dipikirkan. Strategi metakognisi digunakan untuk memikirkan dan
mengontrol materi yang ingin dipahami. Guna mengontrol pemahaman,
individu harus mengetahui tujuan dari membaca dan membahas ulang
materi, menyesuaikan kecepatan membaca dan melakukan fix up. Cara
yang dapat digunakan dalam metakognisi antara lain:
a. Mengidentifikasi bagian materi yang sulit
b. Mengidentifikasi apa kesulitannya
c. Mengganti kalimat atau bagian yang sulit dengan kata-kata sendiri
Universitas Sumatera Utara
21
d. Melihat kembali pada materi sebelumnya
e. Mencari informasi-informasi dalam materi yang bisa memecahkan hal
yang sulit
3. Menggunakan graphic organizers dan semantic organizers
Graphic organizers menggambarkan konsep dan hubungan diantara
konsep-konsep dalam teks, menggunakan diagram atau perangkat
bergambar lainnya. Graphic organizers ini dikenal dengan nama lain
seperti perta, jaring, grafik, chart, frames, atau pengelompokan (cluster).
Sedangkan semantic organizers (yang disebut juga sebagai jaringan
semantik) adalah graphic organizers yang terlihat seperti jaring laba-laba.
Dalam jaringan semantik, garis menghubungkan konsep utama ke ide dan
konsep lainnya.
Graphic organizers dapat membantu individu untuk fokus terhadap
struktur materi, membantu menganalisa hubungan diantara konsep materi
dan membantu individu untuk mengorganisasikan ringkasan atau catatan
materi dengan baik. Bentuk dari graphic organizers antara lain story map,
concept map dan mind map.
4. Membuat dan menjawab pertanyaan
Pembuatan pertanyaan dan menjawabnya dapat membantu individu untuk
memahami hubungan antara pertanyaan dan jawaban. Individu harus
mampu menjawab pertanyaan yang langsung terdapat dalam materi
maupun tersirat dalam materi.
Universitas Sumatera Utara
22
5. Mengeluarkan pertanyaan
Dengan mengeluarkan pertanyaan, individu belajar menemukan ide pokok
yang menjadi informasi penting dalam materi.
6. Mengenali struktur cerita
Struktur cerita merujuk pada cara isi dan peristiwa cerita diatur dalam plot.
Individu yang mampu mengenali struktur cerita akan memiliki
pemahaman dan ingatan yang kuat akan cerita.
7. Membuat ringkasan
Ringkasan merupakan sintesis dari ide-ide penting dalam materi teks.
Pembuatan ringkasan mengharuskan individu untuk menentukan apa yang
penting dalam materi dan untuk menyingkatnya individu harus
menggunakan kata-kata mereka sendiri.
B. MIND MAPPING
1.
Definisi Mind Mapping
Mind map adalah sebuah grafik, metode penyimpanan, pengaturan
informasi berbentuk networked (jaringan) yang menggunakan kata kunci dan
gambar, dan akan menyimpan ingatan secara spesifik serta mendorong
pemikiran dan ide baru. Setiap kata kunci dalam sebuah mind map merupakan
fakta, ide dan informasi yang juga dapat membuka dan melepaskan potensi
yang sebenarnya dari pikiran seseorang. Mind mapping juga merupakan cara
mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiranpikiran individu (Buzan, 2007).
Universitas Sumatera Utara
23
Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dengan menempatkan informasi dalam ruang yang mudah
digunakan saat perlu dan mengambil informasi ke luar otak. Mind map dapat
dianalogikan dengan peta kota. Pusat mind map mirip dengan pusat kota,
yang mewakili ide terpenting. Jalan-jalan utama yang menyebar dari pusat
mewakili pikiran-pikiran utama dalam proses pemikiran. Jalan-jalan sekunder
mewakili pikiran-pikiran sekunder, dan seterusnya. Sementara itu, gambargambar atau bentuk-bentuk khusus dapat mewakili area atau ide menarik
tertentu. Mind mapping dapat dibuat dengan menggunakan tulisan tangan
dengan mengkombinasikan warna, gambar juga cabang-cabang melengkung
sesuai yang diinginkan, sehingga membuat mind map menjadi tidak bosan
untuk dilihat secara visual.
Mind mapping dirancang berdasarkan bagaimana otak memproses
informasi. Otak mengambil informasi dari berbagai tanda, baik itu gambar,
bunyi, aroma, pikiran, maupun perasaan. Saat mengingat informasi, otak
biasanya melakukannya dalam bentuk gambar warna-warni, simbol, bunyi,
perasaan dan lain-lain. Mind map menirukan cara kerja otak tersebut. Mind
map merekam seluruh informasi melalui simbol, gambar, garis, kata, dan
warna. Catatan yang dihasilkan menggambarkan pola gagasan yang saling
berkaitan dengan topik utama di tengah dan subtopik dengan rinciannya
diletakkan pada cabang-cabangnya. Oleh karena itu, catatan dalam bentuk
mind map memungkinkan otak memahami ulang gagasan dalam wacana
secara utuh dan menyeluruh. Lebih lanjut mengenai studi tentang otak, otak
Universitas Sumatera Utara
24
kita seringkali mengingat informasi dalam bentuk gambar-gambar, simbolsimbol, suara, citra, bunyi dan perasaan sehingga informasi yang keluar satu
persatu dihubungkan oleh logika, diatur oleh bahasa dan menghasilkan arti
yang dipahami. Karena mind mapping melibatkan kedua belah otak, maka
penggunanya dapat mengingat informasi lebih mudah. Inilah pendekatan
keseluruhan otak yang dapat membuat catatan yang menyeluruh dalam satu
halaman. Dengan menggunakan pendekatan citra visual dan perangkat grafis
lainnya, mind map akan memberikan kesan yang lebih mendalam.
2.
Fungsi Mind Mapping
Buzan (2007) menyatakan bahwa mind mapping dapat membantu
individu dalam banyak hal. Fungsi mind mapping antara lain merencanakan,
berkomunikasi, menjadikan individu lebih kreatif, menghemat waktu,
menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan
pikiran, mengingat dengan lebih baik, serta belajar menjadi lebih cepat dan
efisien.
Selanjutnya menurut Michael Michalko dalam buku Cracking
Creativity (dalam Buzan, 2007), mind mapping berguna dalam hal:
a. Mengaktifkan seluruh otak
b. Membereskan pikiran dari kekusutan mental
c. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan
d. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang
saling terpisah
e. Memberi gambaran yang jelas secara keseluruhan dan terperinci
Universitas Sumatera Utara
25
f. Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, serta membantu kita
membandingkannya
g. Membantu kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang
membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek
ke ingatan jangka panjang
3.
Perbedaan Mind Mapping sebagai Pencatatan Non-linear dan Pencatatan
Linear
Pencatatan biasa (linear) merupakan tehnik mencatat yang paling sering
digunakan dibandingkan dengan pencatatan nonlinear. Pencatatan linear ini
adalah tehnik mencatat dengan menuliskan kembali informasi baris demi
baris sama seperti yang disampaikan oleh dosen atau yang tertulis di buku.
Sementara itu pencatatan non linear tidak hanya menuliskan informasi baris
demi baris akan tetapi membuat informasi ke dalam grafik dan menggunakan
kata-kata kunci, gambar, angka, simbol dan warna. Mind mapping sebagai
sebuah metode mencatat dapat dikategorikan ke dalam bentuk pencatatan non
linear.
Pencatatan linear memiliki beberapa kelemahan dibandingkan dengan
pencatatan non linear. Berikut kelemahan dari metode pencatatan linear
tersebut, antara lain:
a.
Hanya menggunakan kata-kata yang disusun dengan urutan logis,
tanpa warna, tanpa gambar, dan tidak memanfaatkan kreativitas
b.
Terlalu banyak pemakaian kata-kata sehingga sulit dihafal dan
membutuhkan waktu yang panjang untuk menemukan kata kunci
Universitas Sumatera Utara
26
c.
Membosankan karena hanya berbentu kata-kata yang panjang
Berbeda dengan pencatatan linear yang kurang sistematis, maka
berikut beberapa kelebihan mind mapping dibandingkan dengan pencatatan
biasa (linear) antara lain:
1)
Ide utama menjadi lebih jelas
2)
Setiap ide penting menjadi jelas teridentifikasi
3)
Ide penting dalam mind map mudah dikenali
4)
Hubungan diantara setiap konsep kunci mudah diidentifikasi yang
dapat mendorong hubungan ide dan konsep dalam mind map serta
meningkatkan ingatan
5)
Ringkasan informasi menjadi lebih efektif dan cepat
6)
Struktur mind map memungkinkan untuk menambah konsep lain
dengan mudah
7)
Pembuatan mind map membuat penggunanya kreatif karena setiap
mind map memiliki kreasi unik yang akan meningkatkan ingatan
Oleh karena itu, mind mapping juga dapat ditambah dan diperkaya
dengan penggunaan warna, gambar, kode dan dimensi yang menarik, indah
dan tergantung pada masing-masing individu. Dengan menggunakan warna,
gambar dan kode membuat pengguna mind map menjadi lebih kreatif, serta
meningkatkan memori dan terutama dalam mengingat kembali informasi
penting.
Universitas Sumatera Utara
27
4.
Metode Pencatatan Mind Map sebagai sebuah Perangkat Memori dan
Strategi Kognitif Multi Dimensional
Teknik mnemonic menggunakan imaginasi dan asosiasi untuk
menghasilkan image baru dan mudah diingat. Mnemonic merupakan strategi
mental yang didesain untuk meningkatkan ingatan (Hunter dalam Matlin,
2009).
Penggunaan
teknik
mnemonic
menekankan
imaginasi
yang
merepresentasikan objek yang tidak tampak secara fisik atau yang sebenarnya
tidak terjadi.
Dalam mnemonic digunakan visual imagery yang merupakan suatu
strategi yang dapat meningkatkan ingatan (Matlin, 2009). Dalam mempelajari
materi, individu cenderung lebih mudah mengingat ketika diberikan bentuk
pencitraan visual (Reed, 2004). Pencitraan visual (visual imagery)
menciptakan suatu kode memori yang efektif seperti gambar dimana individu
biasanya lebih mudah mengingat gambar daripada mengingat kata atau
kalimat. Seperti halnya imaginasi dan asosiasi dalam teknik mnemonic,
metode pencatatan mind map mengkombinasikan seluruh kemampuan
kortikal otak untuk menciptakan perangkat memori multi dimensional yang
hebat. Multi dimensional berarti tidak hanya menggunakan satu atau dua
dimensi saja, tetapi mind mapping memungkinkan penggunanya untuk
menciptakan internal, radian, dan tiga dimensi yang menggunakan asosiasi,
warna dan waktu. Mind mapping tidak hanya menggunakan satu bentuk dari
teknik mnemonic seperti imagery atau visual, akan tetapi juga menggunakan
teknik mnemonic lainnya yaitu teknik hierarchy untuk mengorganisasikan
Universitas Sumatera Utara
28
materi. Hierarki ini merupakan sebuah sistem dimana aitem-aitem diatur
dalam sebuah kelas, yang dimulai dari hal paling umum menjadi hal yang
spesifik (Matlin, 2009).
C. PENGARUH MIND MAPPING TERHADAP PEMAHAMAN MATERI
MAHASISWA
Pemahaman terhadap materi merupakan proses simultan dalam
menggali dan membangun makna melalui interaksi dan keterlibatan dengan
bahasa tulisan (Snow, 2002). Memahami materi di perkuliahan sangat penting
dalam menunjang keberhasilan mahasiswa sehingga mahasiswa harus
memiliki strategi yang baik dalam mencapai pemahaman yang dibutuhkan.
Interaksi antara individu dengan lingkungannya sangat mempengaruhi
pemahaman, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan (Burrel & Morgan
dalam D’Antoni, 2009). Oleh sebab itu, memahami suatu materi tidak
terlepas dari kegiatan individu saat memahami materi teks (Reed, 2004).,
Berbagai kegiatan serta metode digunakan individu untuk meningkatkan
pemahaman mereka terhadap materi perkuliahan, dan salah satunya adalah
dengan membuat catatan (Krathwol, 2002). Sebagai salah satu bentuk strategi
kognitif, membuat catatan atau ringkasan dari pelajaran maupun teks akan
membantu pembelajaran (Kiewra dalam Santrock, 2004). Catatan berupa
ringkasan materi yang ditulis mahasiswa dapat berguna dalam meningkatkan
pemahaman dan ingatan mereka akan materi yang dipelajari. Robinson dkk
(2006) menambahkan pula bahwa mahasiswa yang membuat catatan
Universitas Sumatera Utara
29
memiliki pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang
tidak membuat catatan, karena saat mencatat mahasiswa akan memberikan
perhatian mereka untuk mengumpulkan informasi dan menghabiskan
tambahan waktu untuk memaknai pesan dalam suatu materi.
Pembuatan catatan memungkinkan individu untuk mengembangkan
pemahaman yang lebih terhadap topik perkuliahan sebab individu akan
menangkap poin kunci topik perkuliahan ke dalam kata-kata sendiri (Hannah,
2011). Ringkasan atau catatan ini juga menjadi alat yang baik untuk
menjawab pertanyaan serta mengingat kembali informasi setelah beberapa
waktu mempelajari suatu materi. Pembuatan catatan dapat membantu
mahasiswa untuk membandingkan informasi penting dari materi dengan
pengalaman atau pengetahuan personal mereka (Klingner dkk dalam
O’Connor & Vadasy, 2011). Oyzon & Olmos (2009) menambahkan
pembuatan catatan merupakan kemampuan yang fundamental dan dapat
mempengaruhi skor tes di sekolah, sehingga siswa harus mencari metode
pencatatan yang tepat agar lebih efektif dan efisien.
Catatan yang efektif adalah catatan yang dapat menghemat waktu, dapat
membantu menyimpan informasi dan mengingatnya kembali jika diperlukan.
Catatan efektif juga akan membantu individu dalam proses pembelajaran.
Hannah (2011) menambahkan bahwa catatan yang baik melibatkan proses
menganalisis
dan
mengorganisasikan
informasi
untuk
membangun
pemahaman yang lebih baik dari subjek, sehingga dapat membantu proses
belajar dan mengingat kembali informasi di masa mendatang. Sehubungan
Universitas Sumatera Utara
30
dengan pentingnya membuat catatan yang efektif, maka pembuatan catatan
berbentuk grafik maupun peta seperti mind mapping dapat menjadi metode
pencatatan yang baik dan efektif, khususnya berguna dalam meringkas
sejumlah informasi (Wickramasinghe dkk, 2012). Mind mapping sebagai
salah satu bentuk pencatatan berbentuk grafik merupakan teknik yang paling
baik dalam membantu proses berpikir otak secara teratur karena
menggunakan teknik grafis yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci
universal sehingga membuka potensi kinerja otak (Buzan, 2007).
Penelitian untuk menguji penggunaan mind mapping terhadap proses
pembelajaran ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Zulaiha (2010).
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk tindakan kelas dengan dua siklus
pembelajaran. Penelitian ini melibatkan siswa kelas XI IPA I MAN
Yogyakarta untuk tahun ajaran 2009/2010. Tujuan dari penelitian ini adalah
menguji penggunaan metode mind mapping terhadap peningkatan motivasi
dan prestasi belajar biologi siswa pada materi sistem peredaran darah. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa mind map dapat meningkatkan motivasi
siswa dan meningkatkan nilai prestasi belajar biologi siswa. Manfaat lainnya
dari penggunaan mind mapping adalah mind map dengan cepat, jelas, dan
akurat menunjukkan hubungan antara ide-ide atau informasi. Mind mapping
membantu untuk berpikir dari umum ke khusus. Penggunaan kata-kata kunci
membuat individu dapat menyingkat subjek besar menjadi daerah kecil di
mind map, sehingga individu dapat meninjau lebih cepat dengan melihat kata-
Universitas Sumatera Utara
31
kata kunci pada mind map dibandingkan dengan membaca catatan yang
ditulis kata demi kata (Toft dan Mancina, 2011).
Efektifnya penggunaan mind mapping dalam proses pembelajaran juga
terlihat pada penelitian yang dilakukan oleh Imaduddin (2012). Penelitian ini
melibatkan 34 orang siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta
dan bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode mind mapping untuk
meningkatkan prestasi belajar fisika. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
metode mind mapping berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap
prestasi belajar fisika. Farrand dkk (2002) menambahkan pula bahwa mind
mapping dapat memfasilitasi tercapainya pemahaman konseptual dari
sejumlah informasi yang ada serta dapat mengintegrasikan konsep-konsep
tersebut secara bersama-sama.
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada pengaruh mind mapping
terhadap pemahaman materi ajar Psikologi Umum I pada mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Sumatera Utara”
Universitas Sumatera Utara
Download