Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang 20-21 Oktober 2016 ISBN ......................... Pengaruh Suhu yang Berbeda Terhadap Kelangsungan Hidup Pada Domestikasi Ikan Cempedik di Pulau Belitung Different Temperature for Survival rateof Cempedikfish Domestication Belitung Island Fenny Widyanthi1), Fakhrurrozi.Y2), Ardiansyah Kurniawan3), Andri Kurniawan3) 1. Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, FPPB, Universitas Bangka Belitung 2. Staf Pengajar Jurusan Biologi, FPPB, Universitas Bangka Belitung 3. Staf Pengajar Budidaya Perairan FPPB Universitas Bangka Belitung *Coresponding author:[email protected] ABSTRACT Fish Cempedikis one entity offreshwater fisheries in East Belitung that has economic value as an important and preferred source of protein in daily consumption. Fishing Cempedik Fishreport only during the rainy season and it make the availability of cempedik fish for public consumption can not be met throughout in year. The price of Cempedikfish were economical and appreciated by the public raises the potential of Cempedikfishas aquaculture product which has a marketing prospect.The purpose of this study was to determine the effect of different water temperatures in the process of domestication of the survival and behavior of Cempedikfish. Temperature treatment is applied at 27C, 28C, 29C and control without temperature treatment. The results showed survival rate of Cempedik fish in artificial containers still very low about 3.3% - 35%. The highest survival rate found in 28C temperature treatment. The Cempedikfish tend to be scooling during maintenance and is seen rarely observed taking natural feed. Key words: belitung, domestication, Cempedikfish, temperatures ABSTRAK Ikan Cempedik menjadi salah satu entitas perikanan air tawar di Kabupaten Belitung Timur yang memiliki nilai ekonomis penting dan disukai sebagai sumber protein dalam konsumsi sehari-hari. Penangkapan ikan Cempedik hanya berlangsung saat musim penghujan sehingga ketersediaan untuk konsumsi masyarakat tidak dapat terpenuhi sepanjang tahun. Harga ikan Cempedik yang ekonomis dan disukai masyarakat memunculkan potensi ikan Cempedik dimanfaatkan sebagai komoditi akuakultur yang memiliki prospek pemasaran.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu airyang berbedadalam proses domestikasi terhadapkelulushidupan dan tingkah laku ikan Cempedik. Perlakuan suhu yang diaplikasikan adalah 27C, 28C, 29C dan kontrol tanpa perlakuan suhu. Hasil penelitian menunjukkan kelulushidupan ikan Cempedik dalam wadah buatan masih sangat rendah yaitu 3,3 % – 35 %. Kelulushidupan tertinggi terdapat pada perlakuan suhu 28C. Ikan Cempedik cenderung bergerombol selama pemeliharaan dan terlihat jarang teramati mengambil pakan alami. Kata kunci : adaptasi , belitung, domestikasi ,ikan Cempedik, suhu berbeda 697 Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang 20-21 Oktober 2016 ISBN ......................... PENDAHULUAN Pulau Belitung merupakan salah satu pulau terbesar yang berada di gugusan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang sejak lama dikenal sebagai pulau penghasil timah. Selain sebagai produsen timah, Pulau Belitung juga masih menyimpan potensi sumber daya hayati yang diharapkan dapat menjadi identitas pulau ini, khusunya Kabupaten Belitung Timur. Di kabupaten ini telah dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai daerah endemik Ikan Cempedik (local name) yang tidak ditemukan di Kabupaten Belitung. Oleh karena keterbatasan kajian ilmiah tentang ikan ini, maka potensi hayati ini tidak banyak dieksplorasi, baik dari aspek biologi, pengolahan, pengangkapan, pembudidayaan, hingga konservasi. Ikan cempedik merupakan ikan air tawar yang hidup di pulau Belitung dan paling banyak ditemukan di perairan sungai lenggang kabupaten Belitung Timur. Berdasarkan kajian Fakhrurrozi dkk (2015), ikan Cempedik memiliki karakteristik morfologi berupa warna keperakan, bentuk sirip caudal bercagak, memiliki sepasang sungut di ujung mulut bagian bawah, memiliki sirip punggung (dorsal fin), sirip ekor (caudal), sirip dubur (anal), sirip dada (pectoral), dan sirip perut (pelvik/ventral), posisi sirip perut terhadap sirip dada bersifat abdominal (tipe sirip perut yang terletak di belakang sirip dada), serta bentuk sisik ktenoid. Menurut Ardiansyah dkk (2016b), penangkapan ikan Cempedik oleh masyarakat Gantung seringkali dilakukan pada musim penghujan, dengan penangkapan dalam jumlah besar terjadi pada 7 hingga 10 hari pertama musim penghujan,dimana terjadi pergerakan arus sungai yang cukup besar pada saat tersebut. Selain pada awal musim penghujan, hasil tangkapan ikan Cempedik juga meningkat saat pintu air bendungan Pice yang membendung sungai Lenggang dibuka dan mengakibatkan adanya arus air dari hulu menuju hilir dengan berkurangnya volume air yang turun ke muara sungai Lenggang. Ikan cempedik mempunyai ciri titik hitam di dekat ekornya dengan warna sisik keemasan tetapi unik nya, ikan ini jarang di temukan selain awal musim penghujan. Ikan ini memiliki potensi pengembangan yang cukup besar dimana ekologi habitat hidup ikan cempedik yang cukup terjaga, sistem penangkapan yang cenderung tradisional serta nilai ekonomi yang tinggi bagi masyarakat khususnya di kecamatan Gantung, kabupaten Belitung Timur. Besarnya permintaan konsumen terhadap ikan cempedik, dapat meningkatkan eksistensi bagi daerah, masyarakat, serta meningkatkan keragaman hayati. Ikan Cempedik yang disukai masyarakat Belitung Timur ini didapat masyarakat dengan cara diperangkap dengan bubu ataupun siro (Ardiansyah dkk, 2016a). Penangkapan terus-menerus dapat memberikan efek buruk pada kesetimbangan pada habitat sungai Lenggang, sementara penangkapan pada waktu tertentu menyebabkan ketersediaan ikan Cempedik untuk konsumsi masyarakat tidak dapat terpenuhi sepanjang tahun. Untuk itu diperlukan usaha mendomestikasi ikan Cempedik menjadi salah satu komoditi akuakultur yang memiliki prospek ekonomi dan pemasaran yang baik. Salah satu parameter yang perlu diketahui dalam domestikasi ikan cempedik adalah kemampuan beradaptasi pada suhu lingkungan akuakultur. Suhu yang sesuai untuk adapatasi ikan cempedik pada lingkungan akuakultur memberikan pengaruh terhadap keberhasilan proses domestikasi ikan Cempedik. METODE Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2016 di Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Propinsi kepulauan Bangka Belitung. 698 Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang 20-21 Oktober 2016 ISBN ......................... Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah wadah pemeliharaan ikan yaitu 12 bak plastik berukuran 60 x 35 cm, dengan volume air 20 L, serta ketinggian air 19,8 cm, 12 selang aerasi , 12 buah batu aerasi, 1 buah jangka sorong, 9 buah heater, selang sifon, saringan, alat tulis, kamera handpone , dan alat pengukur kualitas air yang mencakup pH meter, dan Thermometer. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu organisme ikan uji cempedik berukuran 4 - 5 cm, sebanyak 240 ekor yang di peroleh langsung dari sungai lenggang kabupaten Belitung Timur. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan perlakuan variabel suhu yang berbeda. Perlakukan yang di berikan adalah Perlakuan A (suhu 27◦C), Perlakuan B (suhu 28◦C), dan Perlakuan C (suhu 29◦C) dan kontrol tanpa perlakuan suhu. Tahapan Penelitian Penelitian diawali dengan persiapan wadah, dimana wadah diberi air, aerasi dan 9 bak di beri pemanas (heater). Air yang digunakan dalam penelitian ini berupa air sungai yang juga merupakan aliran dari sungai lenggang dengan volume air 20 L, serta ketinggian air 19,8 cm pada setiap bak. Penebaran ikan Cempedik sebagai objek penelitian berukuran 4 – 5 cm dengan jumlah 20 ekor per bak. Proses adapatasi ikan uji sesuai dengan perlakuan dilakukan dengan cara memasukan ikan kedalam bak dan suhu dinaikkan hingga suhu sesuai dengan perlakuan yang diberikan yaitu ( 27◦C, 28◦C, 29◦C ) dan kontrol tanpa perlakuan suhu. Pemberian pakan selama penelitian ikan uji di beri pakan berupa ganggang hijau (spirogyra) , dengan metode ad-libitum yaitu sekenyang-kenyang nya. Pengukuran Kualitas air parameter penunjang yang diamati pada penelitian ini yaitu pH dan Suhu. Anaisis Data Data yang diperolehdianalisis secara deskriptif untuk memperoleh gambaran hubungan suhu dengan kelangsungan hidup ikan Cempedik dalam proses domestikasi. Data yang diamati berupa data Tingkat kelangsungan hidup ikan, dan parameter pendukung kualitas air (pH dan Suhu) di buat dalam bentuk tabel dan grafik yang memberikan gambaran terhadap hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kelangsungan hidup dinyatakan sebagai persentase jumlah ikan yang hidup selama jangka waktu pemeliharaan dibagi dengan jumlah ikan yang ditebar dan tingkat kelangsungan hidup merupakan kebalikan dari tingkat mortalitas. Total jumlah ikan yang hidup selama penelitian dapat dilihat padaTabel 1. Tabel 1: Total jumlahikancempedik yang hidup di awalhinggaakhirpenelitian Perlakuan Jumlahikan ( ekor ) Harike - 1 Harike- 6 Harike- 12 Harike 18 Harike- 24 U 1 U2 U3 U1 U2 U3 U 1 U2 U3 U 1 U2 U 3 U 1 U2 U3 20 20 20 20 15 16 11 1 9 1 1 1 1 1 0 Control 20 20 19 16 15 9 10 12 4 5 3 3 4 2 A( suhu 27ₒc) 20 ₒ 20 20 20 16 17 16 8 8 9 1 2 7 1 1 7 B (suhu 28 c) ₒ 20 20 19 11 17 13 5 7 11 0 0 3 0 0 C (suhu 29 c) 20 Keterangan :U 1 = ulangan pertama, U 2 = ulangan kedua, U 3 = ulangan ketiga 699 Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang 20-21 Oktober 2016 ISBN ......................... Pada penelitian pendahuluan tingkat kelangsungan hidup ikan cempedik yang di pelihara di hatchery dengan menggunakan wadah bak plastik berukuran 60 x 35 cm sangat rendah yaitub erkisar 2,3 %. Hal ini di karenakan oleh faktor stres yang terjadi pada ikan cempedik ketika proses transportasi dari Belitung ke Pangkalpinang dengan menggunakan kapal laut yang memakan waktu cukup lama yaitu sekitar 5 jam. Stress adalah suatu keadaan sesaat pada ikan yang tidak mampu mengatur kondisi fisiologis yang normal karena berbagai faktor merugikan yang mempengaruhi kondisi kesehatannya. Dalam keadaan stress biasanya kemungkinan ikan untuk bertahan hidup sangat kecil karena nafsu makan menurun dan mudah terserang penyakit. Menurut adam (1990),salah satu penyebab ikan stress adalah perubahan suhu lingkungan karena jika suhu air yang terlalu ekstrim maka akan menyebabkan kematian pada ikan akan tetapi ada beberapa ikan yang memeiliki toleransi terhadap suhu yang tinggi. Suhu secara fisik berpengaruh pada tingkat kelarutan oksigen di dalam air, semakin dingin suhu air, konsentrasi oksigen terlarutakan semakin tinggi (Schmittou,1991 dalam Imanto, 2008). Selama penelitian berlangsung ikan mengalami kematian setiap hari dan ikan mengalami kematian banyak terjadi pada minggu ke 1 yaitu sebanyak 14 ekor pada perlakuan kontrol, ). Hal ini di dugakarenaikanmasihberadaptasiterhadaplingkungan yang baru sehingga butuh penyesuaian diri. Kematian ikan juga di sebabkan oleh ikan cempedik yang dipelihara pada wadah bak plastik melompat keluar dari bak pemeliharaan kondisi seperti ini menunjukan bahwa ikan tersebut tidak merasa nyaman dipelihara di wadah tersebut oleh sebab itu dilakukan penutupan wadah pemeliharaan dengan menggunakan wareng agar ikan tidak keluar dari wadah. Tingkat kelangsungan hidup ikan Kelangsungan hidup ikan cempedik yang di pelihara selama 24 hari rata-rata berkisar 3,3 % sampai dengan 35%. Nilai rata-rata kelangsungan hidup ikan cempedik dengan perlakuan A (suhu 27ₒc ) sebesar 15%, perlakuansuhu B ( suhu 28ₒc ) sebesar 35%, perlakuan C ( suhu 29ₒc ) sebesar 5% danperlakuankontroltanpa perlakuan suhu sebesar 0%.Tingkat persentase kelangsungan hidup ikan cempedik dapat di lihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tingkat kelangsungan hidup ikan cempedik selama penelitian (%) Perlakuan A ( suhu27ₒc) Rata- rata B(Suhu28ₒc) Rata – rata C ( suhu29ₒc) Rata – rata Kontrol Ulangan 1 2 3 Nt 3 4 2 No 20 20 20 1 2 3 1 1 7 20 20 20 1 2 3 3 0 0 20 20 20 1 2 1 1 20 20 SR (%) 15 % 20 % 10 % 15 % 5% 5% 35 % 15 % 15 % 0% 0% 5% 5% 5% 700 Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang 20-21 Oktober 2016 ISBN ......................... 3 Rata – rata Jumlah 0 20 23 240 0% 3,3 % Berdasarkan analisa tabel diatas di ketahui bahwa perlakuan B ( suhu 28 ₒc ), memiliki nilai persentase tingkat kelangsungan hidup ikan cempedik paling tinggi di bandingkan dengan perlakuan yang lainnya yaitu 35 % dan terendah 3,3 % kontrol tanpa perlakuan suhu. Suhu berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan, mulai dari telur, benih sampai ukuran dewasa.Menurut nontji (1987), menyatakan bahwa suhu merupakan parameter oseanografi yang mempunyai pengaruh sangat dominan terhadap kehidupan ikan khususnya dan sumberdaya hayati laut pada umumnya .Rendah nya angka persentase pada kelulusan hidup ikan cempedik ini dikarenakan ikan cempedik belum mampu beradaptasi dengan baik pada wadah pemeliharaannya .Padahal kualitas air media selama pemeliharaan ikan sudah mendukung untuk kelangsungan hidup ikan cempedik. Hal lain yang juga menyebabkan kematian pada ikan cempedik adalah ikan tersebut belum mampu memanfaatkan pakan (pellet) sebagai pakan komersil ikan, karena untuk jenis makanan ikan cempedi kini belum di ketahui. Menurut informasi dari masyarakat sekitar bahwa ikan ini pemakan omnivore selain itu berdasarkan habitat di alam ikan cempedik memakan jenis tumbuhan-tumbuhan (ganggang) maka selama penelitian ikan uji di beri makan ganggang .Kualitas dan kuantitas pakan yang belum memenuhi kebutuhan ikan cempedik. Kemudian kematian ikan selama pemeliharaan di sebabkan ikan uji mengalami setres akibat dari pengangkutan dari sunggai lenggang yang merupakan habitat ikan cempedik kegantung yang merupakan lokasi dari penelitian. Tingkat kelangsungan hidup ikancempedik yang di pelihara di lokasi Gantung , Belitung timur lebih tinggi di bandingkan dengan penelitian pendahuluan yang dilakukan di Hatcery Budidaya Perairan Kampus Universitas Bangka Belitung. Kualitas Air Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian adalah Suhu dan pH. Hasil pengukuran kualitas air dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil pengukuran kualitas air. Perlakuan Minggu ke - 1 2 3 4 Kontrol 6,9 7,4 7,4 7,0 A ( suhu 27ºC) 6,9 7,4 7,0 7,0 B ( suhu 28ºC) 6,9 7,6 7,4 7,4 C ( suhu 29ºC) 6,9 7,5 7,5 7,4 Selama penelitian berlangsung pH tidak pernah mengalami perubahan yang signifikan .Nilai pH berkisar antara 6-7.Angka ini masih bisa di toleransi oleh ikan cempedik untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhannya. Syafriadimanet al. (2005) menyatakan bahwa pH yang baik untuk ikan adalah 5-9 sedangkan untuk ikan yang hidup diperairan rawa memiliki pH yang sangat rendah sekitar<4. Hasil pengamatan suhu dan Ph tidak berbeda dengan hasil 701 Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang 20-21 Oktober 2016 ISBN ......................... pengamatan kualitas air pada sungai Lenggang yang ditunjukkan Fakhrurrozi dkk (2015) yaitu suhu perairan sungai Lengang berkisar 28,7 – 30,6C, sementara pH berkisar 4 – 5. Kesimpulan Perlakuan suhu air yang berbeda mampu memberikan pengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan cempedik. Ada beberapa faktor yang juga mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup ikan cempedik. Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan B yaitu pada suhu 28ₒc sekitar 35 %. Ucapan terima kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi atas dukungan pendanaan melalui Hibah Fundamental, Universitas Bangka Belitung tahun 2015 dan 2016. DAFTAR PUSTAKA Adams. 1990. Hubungan Tingkat Eksploitasi dengan Struktur Populasi dan Produksi UdangWindu (Penaeusmonodon) di Segara Anakan. (TESIS). Program Pascasarjana IPB. Ardiansyah.K,Fakhrurrozi. Y dan Andri K, 2016a. Genetic of Cempedik fish in Lenggang and Langkang River, East Belitung with Kepaet fish in the Lelabi river, West Bangka with RAPD. Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI Universitas Brawijaya. Malang Ardiansyah.K, Fakhrurrozi. Y dan Andri K, 2016b. Studi Etnozoologi Ikan Cempedik di Sungai Lenggang, Gantung, Kabupaten Belitung Timur. Jurnal Akuatik Vol. 10 No.1. Imanto PT. 2008. Beberapa Teknik Transportasi Ikan Laut Hidup dan Fasilitasnya PadaPerdagangan Ikan Laut di Belitung. Jarot Triwibisono et.al. 2015. DomestikasiIkanTapah JumlahPemberianPakan Yang Berbeda (Wallago leeri) Dengan Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta. Fakhrurrozi. Y, Ardiansyah.K dan Andri K, 2015. Pengembangan Potensi Ikan Cempedik di Belitung Timur: Suatu Pendekatan Biologis dan Etnobiologi. Graduate Research Conference in Biology 2015, Universitas Jenderal Soedirman. Syafriadiman, N. A. Pamukas dan Saberina. 2005. Prinsip Dasar Pengolahan Kualitas air. MM Press, Cv. Mina Mandri. Pekanbaru. 132 hlm 702