penurunan pondasi telapak yang diperkuat kolom kapur

advertisement
PENURUNAN PONDASI TELAPAK YANG DIPERKUAT
KOLOM KAPUR
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik
Oleh:
RAKHMATULLAH AMSRI
D 100 130 143
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
ABSTRAKSI
PENURUNAN PONDASI TELAPAK YANG DIPERKUAT
KOLOM KAPUR
Perkuatan Tanah merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan daya dukung pada tanah.
Diperlukan adanya sebuah upaya untuk meningkatkan daya dukung tersebut. Vertical drain dengan
kolom kapur yang digunakan pada pondasi telapak berguna sebagai solusi untuk meningkatkan daya
dukung pada tanah. Penelitian ini menyuguhkan enam pengujian laboratorium dengan beban vertikal
menggunakan loading test tanpa kolom kapur dan dengan kolom kapur yang berbentuk lingkaran
diameter 100 mm dan 150 mm serta diameter pondasi telapak sebesar 100 mm dan 150 mm, untuk
tinggi kolom setinggi 35 cm pada tanah lempung homogen, dengan mempertahankan kadar air dan
metode pemadatannya. Berdasarkan keseluruhan pengujian laboratorium, didapat hasil bahwa
memperbesar diameter kolom kapur dan diameter pondasi telapak meningkatkan daya dukung pada
tanah. Memperbesar diameter pondasi telapak, memiliki kenaikan nilai daya dukung lebih tinggi dari
pada kenaikan diameter kolom kapur. Nilai daya dukung pada tanah menggunakan perkuatan kolom
kapur lebih besar dari pada daya dukung tanpa perkuatan kolom kapur. Penurunan tertinggi terjadi pada
pusat pembebanan, semakin dekat jarak pembebanan maka penurunannya semakin tinggi.
Kata Kunci: daya dukung, kolom kapur, loading test, penurunan, pondasi telapak, tanah homogen,
vertical drain.
ABSTRACT
SETTLEMENT OF FOOTING FOUNDATION USING LIME COLUMN
REINFORCEMENT
Soil Strengthening is an attempt to increase the soil bearing capacity. An effort is needed to
increase the soil bearing capacity. Vertical drain with lime column that used in footing foundation
becomes a solution to increase the bearing capacity of the soil. The study presents six tests laboratory
without lime column and with lime column which has circle shape diameter 100 mm, 150 mm and
foundation diameter 100 mm, 150 mm and height 35 cm on clay homogen soil by maintaining water
content and compaction method. The results from all laboratory tests is that the bigger diameter size of
lime column and foundation diameter, increases the bearing capacity of soil. From laboratory test, we
can conclude that by increasing the diameter of lime column and diameter of the foundation could
increase the bearing capacity value. By increasing diameter of the foundation, make it has a higher
bearing capacity than increasing the diameter of lime column. The bearing capacity’s value of the soil
that using lime column is higher than the bearing capacity without lime column. The highest settlement
happen at the loading center, the closer loading distance to loading center, the higher value of
settlement.
Keywords: bearing capacity, lime column, loading test, settlement, footing foundation, homogen soil,
vertical drain.
1
1. PENDAHULUAN
Tanah merupakan tempat berdirinya sebuah bangunan kontruksi, dalam sebuah bangunan
diperlukan pondasi sebagai dasar bangunan. Pondasi dirancang untuk dapat memikul beban di
atasnya untuk disaluran ke dalam tanah. Bangunan Teknik Sipil secara umum dibagi menjadi 2
bagian, yaitu struktur atas dan struktur bawah. Struktur bawah sebagai pondasi berhubungan
langsung dengan tanah menghasilkan daya dukung tanah yang mampu menahan beban dan
memberikan keamanan pada struktur yang berdiri di atasnya.
Kerusakan bangunan teknik sipil banyak sekali penyebabnya, salah satu penyebab kerusakan
terletak pada kondisi tanah. Penyebab kerusakan tersebut biasanya pada penurunan tanah yang
terjadi dan daya dukung tanah yang rendah, seperti pada tanah kohesif khususnya yang
mengandung kadar air yang cukup tinggi. Oleh karena itu harus diperhatikan dengan seksama
mengenai daya dukung dari tanah kohesif tersebut, apakah perlu usaha perbaikan atau stabilitas
tanah, untuk mendapatkan sifat-sifat tanah yang diinginkan sehingga kontruksi dapat dicegah
(Das,1995).
Adapun usaha untuk mengatasi daya dukung tanah yang rendah seperti tanah kohesif diperlukan
penanganan yang khusus, contohnya penanganan dengan metode vertical drain, metode ini
memiliki tujuan untuk mengeluarkan air yang ada didalam pori-pori tanah kohesif secara cepat agar
meningkatkan kuat geser tanah, mengurangi kompresibilitas tanah, dan mencegah terjadinya
settlement. Dalam metode vertical drain ini digunakan kolom kapur sebagai alat untuk
mengeluarkan air yang ada di dalam tanah dengan memberikan beban di atas tanah tersebut. Seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan, ternyata kolom kapur tidak hanya bertujuan sebagai alat
mengeluarkan air saja, tetapi ada tujuan lain yang patut di pelajari, yaitu kolom kapur sebagai alat
perkuatan tanah.
Perkuatan tanah menggunakan kolom kapur merupakan metode yang sedang berkembang pada
saat ini. Penggunaan kapur sebagai kolom perkuatan tanah dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh kapur untuk mereduksi penurunan (settlement) yang terjadi pada tanah
yang di beri beban aksial (loading test). Metode ini sangat menarik untuk dilakukan penelitian
sehingga dapat mengetahui hasil dari perkuatan kolom kapur terhadap tanah kohesif apakah baik
untuk digunakan sebagai perkuatan tanah atau tidak.
2. METODE PENELITIAN
2
Langkah kerja penelitian adalah sebagai berikut :
1. Uji Kadar Air
Pengambilan tanah di lokasi pengujian, selanjutnya proses penjemuran tanah hingga kering,
setelah kering tanah diuji kadar air dengan mengambil 4 sampel tanah secara acak, kemudian
ditimbang berat tanah basah dan di oven selama 24 jam, kemudian ditimbang berat tanah kering dan
didapatkan kadar air, selanjutnya menghitung penambahan air hingga 40%.
2. Pembuatan Sampel
Menyiapkan drum sebagai benda uji yang menggunakan kolom kapur, untuk tahap-tahap
pekerjaan yang akan dilakukan antara lain :
a. Menyiapkan drum pengujian
b. Masukan pasir setebal 5 cm sebagai drainase horizontal
c. Memasang kolom berdiameter 10 cm atau 15 cm berbentuk lingkaran pada titik tengah
dari drum
d. Sampel tanah yang sudah diberi air hingga kadar air rata-rata 40% dimasukkan sampai
ketinggian 35 cm, dengan penumbukan 6 lapis menggunakan standar proctor, setiap
lapisan berjumlah 100 kali tumbukan
e. Mencabut cetakan kolom kemudian memasukkan kapur ke dalam lubang.
3. Pengujian
Pengujian kolom kapur dilakukan menggunakan Loading test, untuk tahap-tahap pengujian
antara lain :
a. Kolom kapur yang sudah siap uji di letakan di alat Loading test
b. Pasang plat bearing berdiameter 10 cm atau 15 cm di atas permukaan kolom kapur
c. Pasang 3 dial indikator pembacaan, dial pertama di letak di atas plat bearing, dan dial 2
diletakkan di tengah antara dial 1 dan 3, kemudian dial 3 diletakkan pada ujung drum,
sebelum melakukan pengujian ketiga dial di nolset terlebih dahulu
3. ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil Test Secara Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkuatan tanah terhadap pondasi telapak pada tanah
lempung berlapis dengan enam sampel percobaan yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil
3
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini terdiri dari dua pondasi telapak yaitu pondasi
telapak dengan diameter 100 mm dan 150 mm, dengan dua kolom kapur berdiameter 100 mm dan
150 mm. Tanah berlapis yang terdiri dari tanah lempung dengan kadar air kurang lebih 40% dan
pasir di bawah permukaan tanah yang dijadikan acuan untuk percobaan selanjutnya. Hasil
penelitian yang ditunjukkan pada grafik hubungan antara penurunan dan beban untuk semua sampel
pondasi telapak disajikan pada Grafik V.1 dengan ketentuan sumbu vertikal merupakan nilai
penurunan (mm) dan sumbu horizontal menunjukkan nilai beban (KN).
Grafik V.1. Pondasi telapak hubungan antara beban dengan penurunan pada Dial (menempel pada
pondasi telapak)
Grafik V.1 menunjukkan bahwa beban maksimum yang paling tinggi dihasilkan dengan
pondasi diameter 150 mm dibandingkan dengan pondasi diameter 100 mm, baik itu tanpa
perkuatan hingga menggunakan perkuatan kolom kapur diameter 100 mm dan 150 mm. Sehingga
penelitian ini
dapat membandingkan nilai beban maksimum terhadap nilai penurunan yang
didapat.
3.2.
Pengaruh Jarak ke Titik Beban Terhadap Penurunan
Untuk mengetahui besarnya pengaruh jarak ke titik beban terhadap penurunan yang terjadi.
Dapat dilihat dengan variasi yang dibuat antara lain variasi pekuatan tanah tanpa kolom kapur dan
variasi perkuatan tanah dengan kolom kapur diameter 100 mm dan 150 mm.
1.
Perkuatan Tanah tanpa kolom kapur
Analisa nilai penurunan pondasi pada beban maksimum ditampilkan pada Grafik di bawah ini :
4
Grafik V.4. Hubungan antara beban dengan penurunan pada tanah lempung tanpa perkuatan kolom
kapur dengan pondasi telapak diameter 100 mm
Grafik V.5. Hubungan antara beban dengan penurunan pada tanah lempung tanpa perkuatan kolom
kapur dengan pondasi telapak diameter 150 mm
Berdasarkan grafik dan tabel di atas dapat dilihat penurunan yang terjadi terhadap beban
maksimum pada dial 1, dial 2 dan dial 3 dihasilkan penurunan di setiap dial berbeda - beda, hal itu
dikarenakan letak dial yang berbeda juga, jarak antara dial dan titik pembebanan berpengaruh
signifikan terhadap penurunan yang terjadi, semakin jauh jarak dial terhadap titik pembebanan maka
penurunan akan semakin kecil, begitupun sebaliknya.
Percobaan variasi pertama yang terlihat pada dial 3, dimana terjadi penurunan yang berbalik
arah dari awalnya negatif menjadi positif, ini terjadi di ke dua percobaan diatas, hal tersebut
menunjukkan bahwa tanah mengalami penurunan geser umum (General Shear Failure),
dikarenakan memiliki ciri-ciri yaitu, terbacanya beban maksimum dan penurunan yang berbalik arah
sehingga terciptanya gelembung tanah pada sekitaran pondasi, begitu pula dalam teori Vesic (1963)
dalam Utomo (2017) dikatakan bahwa penurunan pondasi terjadi menurut bidang runtuh yang dapat
diidentifikasikan dengan jelas. Suatu baji tanah terbentuk tepat di bawah dasar pondasi (zone A)
5
yang menekan tanah ke bawah hingga menyebabkan aliran tanah secara plastis pada zone B.
Gerakan ke arah luar di ke dua zone tersebut, ditahan oleh tahanan tanah pasif di bagian C. Saat
tahanan tanah pasif bagian C terlampaui, terjadi gerakan tanah yang mengakibatkan
penggembungan tanah di sekitar pondasi. Bidang longsor yang terbentuk, berupa lengkungan dan
garis lurus yang menembus hingga mencapai permukaan tanah. Saat keruntuhannya, terjadi gerakan
massa tanah ke arah luar dan ke atas. Penurunan geser umum terjadi dalam waktu relatif mendadak,
yang diikuti oleh penggulingan pondasi. Keruntuhan geser umum terjadi pada tanah tak mudah
mampat dan kuat geser tinggi.
2.
Perkuatan Tanah menggunakan Kolom Kapur
Variasi yang ke dua yaitu, menggunakan kolom kapur sebagai perkuatan dengan diameter
100 mm dan 150 mm , dapat dilihat dari grafik di bawah ini :
Grafik V.6. Hubungan antara beban dengan penurunan pada tanah lempung dengan perkuatan kolom
kapur diameter 100 mm dan pondasi telapak diameter 100 mm
Grafik V.7. Hubungan antara beban dengan penurunan pada tanah lempung dengan perkuatan kolom
kapur diameter 100 mm dan pondasi telapak diameter 150 mm
6
Grafik V.8. Hubungan antara beban dengan penurunan pada tanah lempung dengan perkuatan kolom
kapur diameter 150 mm dan pondasi telapak diameter 100 mm
Grafik V.9. Hubungan antara beban dengan penurunan pada tanah lempung dengan perkuatan kolom
kapur diameter 150 mm dan pondasi telapak diameter 150 mm
Variasi percobaan yang ke dua, terlihat hampir semua dial menunjukkan penurunan terhadap
beban maksimum, hal itu dapat disimpulkan bahwa perkuatan tanah dengan menggunakan kolom
kapur mengubah perilaku tanah terhadap pembebanan. Pada saat pembebanan tanpa kolom kapur
perilaku tanah mengalami kenaikan atau dalam teori Vesic (1963) dalam Utomo (2017) disebut
General shear failure, berbeda dengan menggunakan kolom kapur tidak terjadi kenaikan yang
signifikan, dari percobaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa disaat menggunakan kolom
kapur perilaku tanah berubah menjadi penurunan yang memiliki posisi di antara General shear
failure dan Local shear failure.
3.
Pengaruh Kolom Kapur sebagai Perkuatan
Pengaruh Kolom kapur sebagai perkuatan tanah dalam penelitian ini sangat berpengaruh
signifikan terhadap penurunan pondasi telapak, hal itu tercermin dalam fase penelitian yang
7
dilakukan, dalam penelitian ini ada 4 grafik yang dapat menggambarkan pengaruh kolom kapur
sebagai perkuatan tanah, antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Pengaruh Kolom Kapur pada dial 1 pondasi telapak 150 mm
Grafik V.10. Hubungan antara beban dengan penurunan pada dial 1 Pondasi 150 mm
Tabel V.7 Besarnya beban maksimum dial 1 pada pondasi 150 mm
Diameter
Pondasi (mm)
150
150
150
2.
Diameter
Kolom (mm)
0
100
150
Dial
1
1
1
Beban Maksimum Penurunan Persentase
(KN)
(mm)
(%)
2,3
-19,55
0
2,7
-18,14
7,2
3
-8,86
54,7
Pengaruh Kolom Kapur pada dial 2 pondasi telapak 150 mm
Grafik V.11. Hubungan antara beban dengan penurunan pada dial 2 Pondasi 150 mm
Tabel V.8 Besarnya beban maksimum dial 2 pada pondasi 150 mm
Diameter
Diameter
Beban Maksimum Penuruna
Dial
Pondasi (mm)
Kolom (mm)
(KN)
n (mm)
150
0
2
2,3
-5,48
150
100
2
2,7
-1,4
150
150
2
3
-0,23
8
Presentase
(%)
0
74,5
95,8
3. Pengaruh Kolom Kapur pada dial 3 pondasi telapak 150 mm
Grafik V.12. Hubungan antara beban dengan penurunan pada dial 3 Pondasi 150 mm
Tabel V.9 Besarnya beban maksimum dial 3 pada pondasi 150 mm
Diameter
Diameter
Beban Maksimum Penurunan Persentase
Dial
Pondasi (mm) Kolom (mm)
(KN)
(mm)
(%)
150
0
3
2,3
-2,15
0
150
100
3
2,7
-1,12
47,9
150
150
3
3
-0,01
99,5
Dari penelitian pondasi diameter 150 mm memiliki pengaruh kolom kapur diameter 100 mm
dapat memperkuat tanah sebesar 17,39 % dan kolom kapur diameter 150 mm sebesar 30,43 % bila
dibandingkan dengan tanpa kolom kapur.
4.
Pengaruh Kolom Kapur pada dial 1 pondasi telapak 100 mm
Grafik V.13. Hubungan antara beban dengan penurunan pada dial 1 Pondasi 100 mm
Tabel V.10 Besarnya beban maksimum dial 1 pada pondasi 100 mm
Diameter
Diameter
Beban Maksimum Penurunan
Dial
Pondasi (mm) Kolom (mm)
(KN)
(mm)
100
0
1
1,9
-19,3
100
100
1
2,1
-18,3
100
150
1
2,2
-16,9
9
Persentase
(%)
0
5,2
12,4
5.
Pengaruh Kolom Kapur pada dial 2 pondasi telapak 100 mm
Grafik V.14. Hubungan antara beban dengan penurunan pada dial 2 Pondasi 100 mm
Tabel V.11 Besarnya beban maksimum dial 2 pada pondasi 100 mm
Diameter
Diameter
Beban
Penurunan
Dial
Pondasi (mm) Kolom (mm)
Maksimum (KN)
(mm)
100
0
2
1,9
-5,48
100
100
2
2,1
-1,4
100
150
2
2,2
-0,23
6.
Presentase
(%)
0
74,5
95,8
Pengaruh Kolom Kapur pada dial 3 pondasi telapak 100 mm
Grafik V.15. Hubungan antara beban dengan penurunan pada dial 3 Pondasi 100 mm
Tabel V.12 Besarnya beban maksimum dial 3 pada pondasi 100 mm
Diameter
Diameter
Beban Maksimum Penurunan Presentase
Dial
Pondasi (mm) Kolom (mm)
(KN)
(mm)
(%)
100
0
3
1,9
-2,15
0
100
100
3
2,1
-1,12
47,9
100
150
3
2,2
-0,01
99,5
Pada pondasi diameter 100 mm pengaruh kolom kapur diameter 100 mm ini memiliki
peningkatan perkuatan tanah sebesar 10,52 % dan kolom kapur diameter 150 mm sebesar 15,78 %
bila dibandingkan dengan tanpa kolom kapur.
10
3.3.
Perbandingan Kenaikan Daya Dukung Tanah antara Diameter Pondasi dan Diameter
Kolom Kapur.
Dari hasil penelitian di atas terbukti bahwa diameter pondasi dan kolom kapur memiliki
peran yang dapat menaikan daya dukung tanah, dalam pembahasan ini dapat mengetahui seberapa
besar kenaikan daya dukung tanah antara diameter pondasi dan diameter kolom kapur.
1.
Perbandingan Kenaikan Daya Dukung Tanah antara Diameter Pondasi 100 mm dan 150 mm
dengan Kolom Kapur diameter 100 mm pada dial 1
Grafik V.16. Hubungan antara beban dengan penurunan pada kolom kapur 100 mm
Tabel V.13 Besarnya beban maksimum pada kolom kapur diameter 100 mm
Diameter Pondasi
Diameter Kolom
Beban Maksimum Persentase Daya
(mm)
Kapur (mm)
(KN)
Dukung (%)
0
100
100
2,1
28,57
150
100
2,7
2.
Perbandingan Kenaikan Daya Dukung Tanah antara Diameter Pondasi 100 mm dan 150 mm
dengan Kolom Kapur diameter 150 mm pada dial 1.
Grafik V.17. Hubungan antara beban dengan penurunan pada kolom kapur 150 mm
11
Tabel V.14 Besarnya beban maksimum pada kolom kapur diameter 150 mm
Diameter
Diameter Kolom
Beban Maksimum
Persentase Daya
Pondasi (mm)
Kapur (mm)
(KN)
Dukung (%)
0
100
150
2,2
36,36
150
150
3
3.
Perbandingan Kenaikan Daya Dukung Tanah antara Diameter Pondasi 100 mm dengan Kolom
Kapur diameter 100 mm dan 150 mm pada dial 1.
Grafik V.18. Hubungan antara beban dengan penurunan pada Pondasi 100 mm
Tabel V.15 Besarnya beban maksimum pada pondasi diameter 100 mm
Diameter Pondasi Diameter Kolom
Beban Maksimum
Persentase Daya
(mm)
Kapur (mm)
(KN)
Dukung (%)
0
100
100
2,1
4,76
100
150
2,2
4.
Perbandingan Kenaikan Daya Dukung Tanah antara Diameter Pondasi 150 mm dengan Kolom
Kapur diameter 100 mm dan 150 mm pada dial 1.
Grafik V.19. Hubungan antara beban dengan penurunan pada Pondasi 150 mm
12
Tabel V.16 Besarnya beban maksimum pada pondasi diameter 150 mm
Diameter Pondasi
Diameter Kolom
Beban Maksimum Persentase Daya
(mm)
Kapur (mm)
(KN)
Dukung (%)
0
150
100
2,7
11,11
150
150
3
Dari perbandingan di atas menunjukkan kenaikan beban maksimum yang terjadi antara
memperbesar diameter pondasi dengan memperbesar diameter kolom kapur memiliki hasil yang
berbeda, tercatat bila diameter pondasi diperbesar maka nilai yang didapat sebesar 28,57 % dan
36,36 % dan jika kolom kapur yang diperbesar maka nilai yang didapat sebesar 4,76 % dan 11,11 %.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa memperbesar diameter pondasi memiliki nilai daya dukung
tanah (beban maksimum) yang lebih besar kenaikannya bila dibandingkan dengan memperbesar
diameter kolom kapur.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data penelitian dan pembahasan, rumusan masalah tersebut, yaitu :
1. Besarnya nilai beban maksimum dipengaruhi oleh besarnya diameter kolom kapur dan diameter
pondasi. Semakin besar diameter pondasi telapak dan diameter kolom kapur, maka semakin
besar nilai beban maksimum yang didapatkan. Pada pondasi diameter 100 mm dan diameter
kolom kapur 100 mm nilai beban maksimumnya 2,1 KN sedangkan diameter pondasi 150 mm
dan diameter kolom kapur 150 mm nilai beban maksimunya 3 KN.
2. Semakin dekat jarak dial terhadap pembebanan maka nilai penurunannya semakin tinggi.
Kecendrungan dari 6 percobaan memiliki hasil yang seragam yang mana dial 1 penurunannya
lebih tinggi dibandingkan dial 2 dan dial 3 memiliki hasil yang paling rendah, adapun
persentase penurunannya adalah sebagai berikut :
a. Pondasi diameter 100 mm tanpa perkuatan memiliki peningkatan dial 2 sebesar 71,6 % dan
dial 3 sebesar 88,9 % dibandingkan dengan dial 1.
b. Pondasi diameter 150 mm tanpa perkuatan memiliki peningkatan dial 2 sebesar 73,7 % dan
dial 3 sebesar 88,9 % dibandingkan dengan dial 1.
c. Pondasi diameter 100 mm dengan perkuatan kolom kapur diameter 100 mm memiliki
peningkatan dial 2 sebesar 92,3 % dan dial 3 sebesar 93,9 % dibandingkan dengan dial 1.
d. Pondasi diameter 100 mm dengan perkuatan kolom kapur diameter 150 mm memiliki
peningkatan dial 2 sebesar 94,1 % dan dial 3 sebesar 98,6 % dibandingkan dengan dial 1.
13
e. Pondasi diameter 150 mm dengan perkuatan kolom kapur diameter 100 mm memiliki
peningkatan dial 2 sebesar 98,6 % dan dial 3 sebesar 99,9 % dibandingkan dengan dial 1.
f. Pondasi diameter 150 mm dengan perkuatan kolom kapur diameter 150 mm memiliki
peningkatan dial 2 sebesar 98,1 % dan dial 3 sebesar 99,9 % dibandingkan dengan dial 1.
3. Nilai daya dukung pada tanah menggunakan perkuatan kolom kapur lebih besar dari pada daya
dukung tanpa perkuatan kolom kapur. Pada pondasi diameter 100 mm pengaruh kolom kapur
diameter 100 mm ini memiliki peningkatan perkuatan tanah sebesar 10,52 % dan kolom kapur
diameter 150 mm sebesar 15,78 % bila dibandingkan dengan tanpa kolom kapur. Dan pondasi
diameter 150 mm memiliki pengaruh kolom kapur diameter 100 mm dapat memperkuat tanah
sebesar 17,39 % dan kolom kapur diameter 150 mm sebesar 30,43 % bila dibandingkan dengan
tanpa kolom kapur.
4. Kenaikan diameter pondasi memberikan kenaikan daya dukung (beban maksimum) lebih tinggi
dari pada kenaikan diameter kolom kapur. Dari perbandingan menunjukkan kenaikan beban
maksimum yang terjadi antara memperbesar diameter pondasi dengan memperbesar diameter
kolom kapur memiliki hasil yang berbeda, tercatat bila diameter pondasi diperbesar maka nilai
yang didapat sebesar 28,57 % dan 36,36 % dan jika kolom kapur yang diperbesar maka nilai
yang didapat sebesar 4,76 % dan 11,11 %.
4.2.
Saran
Berdasarkan masalah-masalah yang ada, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Ketelitian dalam pembacaan sangat diperlukan, agar mendapat hasil yang maksimum.
2. Akan lebih baik jika menggunakan loading test khusus percobaan tanah.
3. Metode pencampuran air dan pemadatan diusahakan sama setiap sampel percobaan.
4. Jagalah kebersihan dalam melakukan percobaan.
5. Penelitian ini dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya dengan model pondasi dan kolom
kapur dengan media tanah yang berbeda.
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang telah membantu menyelesaikan penelitian ini sehingga dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
ASTM, 1981. Annual Book of ASTM, Philadelphia, USA.
14
Das, B.M.1995. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis), Penerbit Erlangga, Jakarta.
Enni, M. 2016. Tinjauan Kuat Geser Tanah Lempung Lunak Yang Distabilisasi Dengan Kolom
Campuran Pasir Kapur Dengan Variasi Diameter, S1 Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Hardiyatmo, H.C. 2002. Mekanika Tanah I, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hardiyatmo, H.C. 2011. Analisis dan Perancangan Fondasi I, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Kemal, M.T. 2013. Studi Perilaku Penurunan Tanah Kelempungan Dengan Perkuatan Kolom
Pasir.Jurnal Teknik Sipil 2013,Universitas Hasanuddin.
Malikhi, I. 2016. Studi Perbandingan Kuat Geser Tanah Lempung Lunak Yang Distabilisasi Dengan
Kolom Kapur Dan Kolom Campuran Pasir Kapur, Tugas Akhir, S1 Teknik Sipil, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rini, R.E. 2015. Perbandingan Konsolidasi Tanah Lempung Lunak Yang Distabilisasi Dengan Kolom
Campuran Pasir Kapur dan Kolom Pasir di atas Kapur, Tugas Akhir, S1 Teknik Sipil, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sengeoris, M. 2017. Pemanfaatan Bubuk Arang Kayu Sebagai Bahan Stabilisasi Terhadap Kuat
Dukung Tanah Lempung Sukodono Dengan Variasi Perawatan, S1 Teknik Sipil, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Utomo, N.S. 2017. Daya Dukung Pondasi Telapak Berselimut Pada Tanah Berlapis, Tugas Akhir, S1
Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wesley, L.D. 2012. Mekanika Tanah ( untuk tanah endapan dan residu ), Andi, Yogyakarta.
Wiqoyah, Q., Listyawan, A.B., & Luthfiarta D. 2015. Stabilitas Tanah Lempung Lunak Menggunakan
Kolom
Kapur
Dengan
Variasi
Jarak
Pengambilan
Sampel
(
online
(https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6618/S22.pdf?sequence=1,
),
diakses
tanggal 3 April 2017).
Wiqoyah, Q. 2006. Pengaruh Kadar Kapur, Waktu Perawatan dan Perendaman Terhadap Kuat
Dukung Tanah Lempung, Dinamika Teknik Sipil. Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Wiqoyah, Q. 2003. Stabilisasi Tanah Lempung Tanon Dengan Penambahan Kapur Dan Tras, Tesis,
Universitas Gagjah Mada, Jogjakarta.
15
Download