PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI STRUKTUR BUMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VI SDN 181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN Oleh Edi Suyitno ABSTRAK Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Jigsaw Hasil Belajar adalah terbentuknya konsep yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingmengasimilasi stimulus-stimulus baru dalam menentukan hubungan di dalam dan diantara kategori-kategori. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi struktur bumi dengan penerapan model Jigsaw pada siswa kelas VI SDN 181/VII Guruh Baru II Mandiangin. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di SD N 181/VII Guruh Baru II Mandiangin kelas VI dengan jumlah siswa adalah 18 orang terdiri dari 10 orang siswa perempuan dan 8 orang siswa laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus , masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, refleksi dan revisi. Hasil analisis pada masing-masing siklus menunjukkan hasil belajar siswa yang dilakukan penelitian dan tindakan pada siklus I mencapai 65,8 dan pada siklus II meningkat rata-rata mencapai 74,9. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan yang dialami siswa disebabkan adanya pengalaman yang baru bagi siswa dalam proses pembelajaran yang akan berpengaruh pada siswa sehingga membentuk pengembangan kemampuan siswa pada saat kegiatan belajar, misalnya : penugasan pengetahuan mengenai fakta, teori, generasi, istilah-istilah, pendapat dan lain sebagainya. Pengetahuan yang berkelanjutan, misalnya : keterampilan penerapan suatu ide, konsep, generalisasi, teori, dan lain sebagainya. Sehingga proses interaksi pembelajaran seperti : pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), keterampilan (psikomotorik) dapat terbentuk. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dalam pencapaian pembelajaran KKM antara lain yaitu faktor eksternal dan faktor internal siswa. Faktor eksternal siswa yaitu kurang belajar di rumah dan adanya pengaruh permainan yang membuat siswa malas belajar dan sedangkan faktor internal siswa yaitu kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran berlangsung dalam kelas. Adapun masalah siswa dalam kelas antara lain yaitu siswa kurang memiliki motivasi dalam mengikuti pelajaran, rendahnya minat belajar siswa, siswa yang kurang memperhatikan saat guru memberikan penjelasan materi, siswa sering ribut pada saat kegiatan pembelajaran, siswa sering mengantuk dan mengobrol di dalam kelas, dan kurangnya aktivitas siswa. Salah satu upaya meningkatkan pembelajaran IPA adalah dengan model pembelajaran jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997 dalam idobiu.com). Dengan harapan siswa dapat memahami konsep-konsep IPA dengan model pembelajaran dan memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan dan gagasan memanfaatkan alam sekitarnya. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah penerapan model Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi struktur bumi pada siswa kelas VI SD N 181/VII Guruh Baru II Mandiangin ? ” Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi struktur bumi dengan penerapan model Jigsaw pada siswa kelas VI SD N 181/VII Guruh Baru II Mandiangin. Hasil belajar hakekatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu dalam penilaian hasil belajar peranan tujuan intruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang ingin dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian. IPA didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat IPA. Proses belajar mengajar IPA meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiata sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu pengajaran IPA. Bumi tempat kita hidup adalah planet anggota dari system tata surya, dengan matahari sebagai pusatnya. Jika kita melihat hasil foto bumi dari luar angkasa, permukaan bumi terlihat rata. Sebenarnya, permukaan bumi tidaklah demikian, karena ada bagian dari permukaan bumi yang letaknya lebih tinggi dan ada pula yag lebih rendah. Ada beberapa bagian permukaan bumi yang berwarna putih. Bagian itu adalah daerah yang tertutup es, seperti daerah di kutub. Daerah yang tertutup awan tebal juga berwarna putih. Jika ada bagian yang kelabu, warna itu menunjukkan adanya awan yang mnegandung titik-titik air yang siap turun menjadi hujan. Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson et.al sebagai metode Cooperative Learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan schemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di kelas VI SD N 181/VII Guruh Baru II terdiri dari 18 orang terdiri dari 10 orang siswa perempuan dan 8 orang siswa laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus , masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, refleksi dan revisi. Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Jigsaw memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini. Pada pembelajaran siklus I hasil belajar siswa rata-rata mencapai 65,8 dan pada siklus II meningkat rata-rata mencapai 74,9. Hasil belajar yang dicapai pada siklus II merupakan hasil yang paling baik jika dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I. Hal ini disebabkan siklus II dirancang dari hasil refleksi pada pelaksanaan siklus sebelumnya sehingga pada siklus II dihasilkan model pembelajaran Jigsaw yang handal dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti pada sklus II semua siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw perlu memperhatikan beberapa aspek yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Aspek-aspek tersebut antara lain. 1. Pemilihan materi yang sesuai untuk diterapkannya model jigsaw ini karena tidak semua materi dapat dilaksanakan dengan menggunakan model ini. 2. Persiapan yang baik oleh guru, baik berupa perencanaan pembelajaran, media yang digunakan, dan stimulus yang tepat untuk memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. 3. Pemberian rambu-rambu pelaksanaan diskusi kelompok ahli ataupun kelompok asal agar kondisi kelas yang kondusif dan mendukung suasana pembelajaran dapat terjaga dengan baik. Keberhasilan penelitian ini juga disebabkan oleh berbagai keuntungan dari fungsi penggunaan model pembelajaran Jigsaw. Kelebihan model pembelajaran ini adalah: 1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya 2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat 3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat. Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan yaitu : 1. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti. 2. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat. 3. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi. 4. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran. Proses pembelajaran dengan menggunakan jigsaw pada mata pelajaran IPA di kelas VI SD N 181/VII Guruh Baru II Mandiangin Bakti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw dapat memberikan pengaruh yang positif sebagai berikut : 1. Melalui model Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam berbagai hal sehingga pembelajaran IPA materi struktur bumi dapat berjalan dengan baik 2. Melalui model Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan dari yang cukup baik menjadi baik sesuai dengan yang diharapkan. Daftar Pustaka Arends, Richardl. 1997. Classroom Instructional Management. New York ; The Mc Graw-Hill Company. Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Djamarah. 1997. Strategi Belajar mengajar. Jakarta:Rineka Cipta. Ekawarna. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Persada Press. Hamalik. 2003. Kurikulum dan pengajaran. Jakarta:Bumi Aksara. Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo. Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia. Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban. Poerwadarminto.1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta:Pustaka Belajar. Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sugiarti, Titik. 1997. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disampaikan pada Pelatihan Peningkatan Kualifikasi Guru S1 PGSD. Universitas Jember. Sutikno. 2007. Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam mewujudkan Pembelajaran yang berhasil. Bandung:Prospect. Suryabrata. 1997. Evaluasi Pendidikan. Surabaya : University Press. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Syaiful Sagala. 2006. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. http://achmadsudrajat.wordpress.com diakses tanggal 13 Juli 2009. http://www.idonbiu.com/model-pembelajaran