JST Kesehatan Januari 2014, Vol.4 No.1 : 17 – 24 ISSN 2252-5416 PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) DAN HERBA SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS) AKIBAT EFEK DEKSAMETASON Combined Effect Extract Leaves of Moringa (Moringa Oleifera) and Sambiloto Herbs (Andrographis Paniculata) Blood Glucose Levels Lowering Male Mice (Mus Musculus) Effects of Dexamethasone Burhanuddin, Marianti A. Manggau, Faisal Attamimi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (Email : [email protected]) Abstrak Telah dilakukan penelitian untuk membuktikan pengaruh kombinasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Herba Sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap penurunan kadar glukosa darah Mencit Jantan (Mus musculus) akibat efek deksametason. Hewan Uji dibagi atas 4 (empat) kelompok. Kelompok kontrol diberi suspensi Deksametason dosis 3 mg/kg/BB sekali sehari selama 5 hari. Kemudian diberi air suling 0,5 ml / Mencit satu kali sehari selama 5 hari. Kelompok Uji I diberi Suspensi Deksametason 3 mg / kg BB satu kali sehari, kemudian diberi Sampel Uji I sebanyak 0,5 ml / hari selama 5 hari. Kelompok Uji II diberi Suspensi Deksametason 3 mg / kg BB satu kali sehari, kemudian diberi Sampel Uji II sebanyak 0,5 ml / hari selama 5 hari. Kelompok Uji III diberi Suspensi Deksametason 3 mg / kg BB satu kali sehari, kemudian diberi Sampel Uji III sebanyak 0,5 ml / hari selama 5 hari. Semua perlakuan diberikan secara peroral. Kemudian dilakukan pengukuran kadar glukosa darah 6 – 8 jam setelah perlakuan. Data yang diperoleh dianalisa statistik dengan metode one-way anova. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa ketiga Sampel Uji dapat menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan. Kata kunci: Deksametason, Gangguan Toleransi Glukosa, Sampel Uji (Kombinasi Ekstrak Daun Kelor dan Herba Sambiloto) ABSTRACT Studies have been conducted to prove the effect combination of Moringa Folium Extract (Moringa oleifera) and Sambiloto Herba (Andrographis paniculata) can lower blood glucose levels in Male rat (Mus musculus) due to effect of dexamethasone. Test animals were divided into four groups. The control group suspension given dexamethasone 3 mg / kg once daily for 5 days, then given distilled water 0,5 ml/ rat once daily for 5 days. The test group I Suspension given dexamethasone 3 mg / kg once daily , followed test Sample I was given for 5 days. The test group II Suspension given dexamethasone 3 mg / kg once daily , followed test Sample II was given for 5 days. The test group IIII Suspension given dexamethasone 3 mg / kg once daily , followed test Sample III was given for 5 days. All Treatments administered orally. Then do the measurement of blood glucose levels at 6 – 8 hours after treatments. The data obtained were statistically analyzed by ONE-WAY ANOVA method. Result obtained showed that all test sample can lower blood glucose levels by significant. Keywords: Dexamethasone, impaired glucose Tolerance, Test Sample (Combination Of Moringa Folium Extract and Sambiloto Herba) 17 Deksametason, Gangguan Toleransi Glukosa ISSN 2252-5416 mengingat kandungan betakaroten yang tinggi dari Daun Kelor yang dapat menutupi kemungkinan efek toksik dari Daun Sambiloto. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi kalangan medis dan masyarakat umumnya, tentang peran daun kelor (Moringa oleifera) dan daun Sambiloto (Andrographis paniculata) sebagai salah satu obat pilihan khususnya sebagai obat antidiabetes. Deksametason digunakan sebagai bahan yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Deksametason termasuk di dalam golongan kortikosteroid yaitu glukokortikoid sintetik long-acting yang digunakan terutama sebagai antiinflamasi atau immunosuppressant. Dengan menekan pembentukan, pelepasan dan aktivitas mediator peradangan seperti prostaglandin, kinins, histamin, dan enzim liposomal, dan juga memodifikasi respon kekebalan tubuh (Abbas, 2004 dan Reyes, et al., 2006). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek hipoglikemik kombinasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Herba Sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap Mencit Jantan (Mus musculus) akibat efek deksametason. PENDAHULUAN Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi normal (hiperglikemia) sebagai akibat dari tubuh yang kekurangan insulin relatif maupun absolut. Bila gejala-gejala tersebut tidak diobati dan berlangsung lama dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, misalnya artherosklerosis pada jantung, kaki dan otak, kerusakan syaraf perifer, gangguan retina dan kerusakan ginjal ( Geurin, et al., 2011). Daun Kelor (Moringa oleifera) dapat menyembuhkan diabetes ini telah dibuktikan dalam penelitian (Stryer, 2000 dan Suyono, 2005). Ini menunjukkan bukti bahwa kandungan yang terdapat pada daun kelor (Moringa oleifera) lebih manjur menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan Glipizid. Glipizid sendiri adalah obat yang biasa dianjurkan oleh para dokter untuk mengobati diabetes melitus. Daun yang berasal dari pohon stik drum itu mengandung senyawa aktif dan gizi yang lengkap. Beberapa senyawa aktif dalam daun kelor adalah arginin, leusin, dan metionin. Di samping itu, daun Kelor juga kaya akan vitamin di antaranya pro vitamin A sebagai betakaroten, juga sebagai sumber vitamin C ( Gustaviani, 2007). Sementara itu, daun Sambiloto (Andrographis paniculata) juga tidak kalah pentingnya sebagai salah satu herbal yang berkhasiat sebagai antidiabetikum. Dari hasil percobaan yang dilakukan terhadap mencit, diketahui daun Sambiloto (Andrographis paniculata) diketahui mengandung senyawa utama Andrografolid, serta senyawa lainnya deoksiandrografolid, neoandrografolid, 14 - deoksi didehidroandrografolid dan homoandrografolid, mampu menurunkan kadar glukosa darah dan ekspresi GLUT4 pada tikus DM tipe I (Yulinah, et al., 2005). Kombinasi ini diharapkan memberikan keamanan yang lebih baik dibandingkan kalau digunakan tunggal, METODE PENELITIAN Alat Accu-chek® Active, strip Accu-chek ®Active , timbangan hewan yang digunakan untuk menimbang hewan uji serta timbangan analitik juga digunakan untuk menimbang bahan-bahan. Bahan Herba Sambiloto dan Daun Kelor, deksametason digunakan dosis 3 mg/kg BB yang diberikan secara per oral (p.o). Selain bahan Uji, juga dibutuhkan berbagai bahan penunjang, antara lain : (1) NaCMC sebagai bahan pensuspensi deksametason yang sukar larut dalam air sehingga terbentuk suspensi Deksametason yang baik dan homogen; (2) Etanol 70% yang berfungsi sebagai 18 Burhanuddin ISSN 2252-5416 larutan pengekstraksi;(3) Aquadest yang berfungsi sebagai kontrol. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Agustus sampai Oktober 2013. Pengumpulan data dilakukan selama 1 bulan. Penelitian dan pemeliharaan dilakukan di laboratorium Biofarmasi UNHAS. Desain penelitian ini adalah studi eksperimental dengan metode pengumpulan data secara deksriptif. Selajutnya, NaCMC ditaburkan di atas air panas sebanyak kira-kira 100 ml di lumpang hangat, didiamkan selama 15 menit untuk mendispersikan NaCMC dalam air kemudian diaduk cepat sampai terbentuk massa mucilago. Ekstrak uji dimasukkan dalam mucilago yang terbentuk, diaduk merata, kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit ke dalam lumpang, diaduk hingga homogen dan ditambahkan air hingga 500 ml. Cara Membuat Ekstrak etanol Daun Kelor (Moringa oleifera) dan daun Sambiloto (Andrographis paniculata) dirajang halus kemudian dikeringkan (tidak boleh kena sinar matahari langsung). Perbandingan Daun Kelor dengan Herba Sambiloto dalam Ekstrak Etanol adalah 8 berbanding 2, 5 berbanding 5, dan 2 berbanding 8 dihitung dari bobot Simplisia keringnya. Ekstrak Sampel I, Perbandingan 8 : 2, dibuat dengan menimbang dan mencampur 200 g daun Kelor dan 50 g Herba Sambiloto. Sedangkan ekstrak Sampel II, Perbandingan 5 : 5, dibuat dengan menimbang dan mencampur 100 g daun Kelor dan 100 g Herba Sambiloto serta ekstrak Sampel III, Perbandingan 2 : 8, dibuat dengan menimbang dan mencampur 50 g daun Kelor dan 200 g Herba Sambiloto. Proses ekstraksi ini dalam wadah maserasi kemudian ditambahkan masingmasing 2 liter etanol 70%, diaduk. Proses ekstraksi berlangsung selama 5 (lima) hari. Ekstrak disaring, kemudian dipekatkan dalam rotavapor sampai bobot ekstrak tinggal 50 g saja. Masing-masing Ekstrak Uji dibuat suspensi menggunakan NaCMC sebagai pensuspensi dengan kadar 0,5 %. Cara Pemberian Deksametason secara p.o pada Mencit Jantan Sebelum diberi perlakuan, Mencit dipuasakan selama 6 – 8 jam dengan tujuan untuk mengosongkan lambung Mencit sehingga absorpsi obat dapat sempurna dan obat tidak berinteraksi dengan makanan di lambung yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Diberikan suspensi Deksametason 0,06 mg dalam 0,5 ml secara per oral menggunakan sonde berujung tumpul yang sudah dimodifikasi sehingga tidak membahayakan hewan uji. Mencit diasumsikan mengalami gangguan toleransi glukosa bila kadar glukosa darahnya berbeda bermakna dengan kontrol yang tidak diberi Suspensi Deksametason. Cara Pemberian Suspensi Ekstrak Uji Pada Mencit Suspensi Ekstrak Uji diberikan pada Mencit jantan. Tiap Mencit diberikan 27,4 mg / hari sebanyak 0,5 ml secara peroral. Cara Pengambilan Sampel Darah Mencit Mencit yang telah disiapkan untuk diambil darahnya, dianastesi dengan eter dalam wadah anastesi. Jika Mencit telah teranestesi, dikeluarkan dari wadah anestesi.Ekor dibersihkan dengan kapas beralkohol, kemudian diambil darahnya dengan jarum Accu-chek®. Cara Membuat Suspensi Ekstrak Uji Suspensi Ekstrak Uji yang dibuat masing-masing sebanyak 500 ml, dengan cara : Terlebih dahulu lumpang dipanaskan. Kemudian, NaCMC ditimbang sebanyak 2,5 g, Ekstrak Uji masing-masing ditimbang 25 g. 19 Deksametason, Gangguan Toleransi Glukosa ISSN 2252-5416 Cara Memeriksa Kadar Glukosa Darah Mencit Sampel darah yang telah diambil melalui ekor, diteteskan pada strip Accuchek® Active yang sudah lebih dulu dipasang pada alat pengukur Glukosa Darah Accu-chek® Active. Ditunggu selama 5 detik, maka kadar glukosa darah akan tampak pada layar glukosa meter Accu-Chek ®Active. Bila kadar glukosa darah terlalu tinggi maka pada alat akan muncul huruf “H” (high) yang berarti kadar glukosa darahnya di atas 600 mg/dL. Bila sampel darah yang diteteskan terlalu sedikit maka alat tidak dapat membaca dan pada layar akan muncul huruf “E’. secara p.o satu kali sehari selama 5 hari; Kelompok Uji I diberi Suspensi Deksametason 3 mg/ kgBB +Ekstrak Sampel I sebanyak 0,5 ml sekali sehari selama 5 hari; Kelompok Uji II diberi Suspensi Deksametason 3 mg/kgBB + Ekstrak Sampel II sebanyak 0,5 ml sekali sehari selama 5 hari; Kelompok Uji III diberi Suspensi Deksametason 3 mg/kgBB + Ekstrak Sampel III sebanyak 0,5 ml sekali sehari selama 5 hari. Mencit kemudian dipuasakan selama 6 -8 jam sebelum diukur kadar glukosa darah puasa dari masing-masing Mencit. Setelah diketahui kadar glukosa darah masing-masing kelompok, kemudian dianalisis data. Cara Pengujian Efek Ekstrak Kombinasi Daun Kelor dan Herba Sambiloto Sebelum penelitian, dilakukan orientasi terlebih dahulu untuk mengetahui dosis Deksametason yang dibutuhkan untuk dapat menyebabkan kondisi gangguan toleransi glukosa pada Mencit Jantan, yaitu dengan pemberian Suspensi Deksametason 3 mg/kg BB secara peroral (p.o) sekali sehari selama 5 hari. Kemudian dilakukan pengukuran kadar glukosa darah. Dari hasil orientasi dapat diketahui bahwa dosis 3 mg/kg BB satu kali sehari selama 5 hari dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Oleh karena itu, dosis ini yang digunakan untuk meningkatkan kadar glukosa darah Mencit. Penelitian menggunakan 20 ekor Mencit jantan yang diadaptasikan selama 5 hari agar terbiasa dengan kondisi tempat percobaan. Mencit kemudian dibagi dalam 4 kelompok, yaitu Kelompok Kontrol, Kelompok Uji I; Kelompok Uji II; Kelompok Uji III, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor Mencit, kemudian dipuasakan selama 6 – 8 jam. Setelah itu, Mencit diperiksa kadar glukosa darah puasa. Sampel darah diambil melalui ekor. Kelompok Kontrol Mencit diberi Suspensi Deksametason 3 mg/kgBB Parameter Uji Parameter uji atau parameter tergantung yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar glukosa darah puasa yang terukur pada alat Accu-chek® Active. Variabel penelitian lain yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel kendali. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel tergantung atau variabel yang ingin diketahui efeknya, yaitu Ekstrak Kombinasi Daun Kelor dan Herba Sambiloto. Variabel kendali adalah variabel yang dikendalikan agar tidak mempengaruhi hasil penelitian yaitu keseragaman jenis kelamin Mencit, diet yang sama, berat badan Mencit yang hampir sama, serta dosis Suspensi Deksametason yang diberikan sama. Analisis Data Data dianalisis dengan metode ANOVA (Analysis of Variant) one way dengan sig = 0,05 untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antara kelompok Kontrol, Kelompok Uji I, Kelompok uji II, dan Kelompok Uji III. Jika F hitung > F tabel berarti terdapat perbedaan yang bermakna, maka dilanjutkan dengan uji lanjut yaitu uji LSD untuk mengetahui perbedaan antara tiap kelompok perlakuan. Tetapi bila F hitung < F tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara 20 Burhanuddin ISSN 2252-5416 kelompok-kelompok tersebut. Untuk data orientasi, dianalisis dengan menggunakan t-berpasangan. Semua data dihitung menggunakan program Windows SPSS 21. statistik one-way anova terhadap kadar glukosa darah mencit jantan selama 5 hari diberi perlakuan dapat pula dilihat pada tabel 2. Sedangkan hasil rata-rata kadar glukosa darah kelompok kontrol, kelompok uji i, kelompok uji ii, kelompok uji iii, setelah diberi perlakuan 5 hari disajikan pada gambar 1. HASIL PENELITIAN Hasil kadar glukosa darah selama 5 hari diberi perlakuan dapat dilihat pada tabel 1 sedangkan hasil perhitungan Tabel 1. Hasil Kadar Glukosa Darah selama 5 hari diberi Perlakuan Kelompok Perlakuan No. Hewan Kontrol Mencit diberi Suspensi Deksametason 3 mg/kgBB satu kali sehari selama 5 hari Kelompok Uji I Mencit diberi Suspensi Deksametason 3 mg/kgBB + Sampel Uji I (8:2), satu kali sehari selama 5 hari Kelompok Uji II Mencit diberi Suspensi Deksametason 3 mg/kgBB + Sampel Uji II (5:5), satu kali sehari selama 5 hari Kelompok Uji III Mencit diberi Suspensi Deksametason 3 mg/kgBB + Sampel Uji III (2:8), satu kali sehari selama 5 hari 1 2 3 4 5 Rata-rata 6 7 8 9 10 Rata-rata 11 12 13 14 15 Rata-rata 16 17 18 19 20 Rata-rata Tabel 2. Kadar Glukosa Darah (mg/dL) 145* 183 160* 146* 191 150,33 129* 123* 112* 170 136 121,33 132* 127* 77 108 121* 126,67 132 111* 124* 120* 134 118,33 Hasil Perhitungan Statistik One-Way Anova Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Selama 5 Hari diberi Perlakuan Hasil t-Test Thitung(11,544)>ttabel(3,681) Keterangan Ada perbedaan bermakna 21 Deksametason, Gangguan Toleransi Glukosa ISSN 2252-5416 Gambar 1. Rata-rata Kadar Glukosa Darah Kelompok Kontrol, Kelompok Uji I, Kelompok Uji II, Kelompok Uji III, setelah diberi perlakuan 5 hari 200 150.33 121.33 126.67 118.33 100 0 Kontrol Klp I Klp II Klp III dengan uji t-berpasangan, diketahui bahwa kadar glukosa darah pada kedua kelompok tersebut berbeda bermakna (Tabel 2) dan dengan nilai signifikan (sig < 0,05). Hal ini membuktikan bahwa deksametason dapat meningkatkan kadar glukosa darah atau menyebabkan gangguan toleransi glukosa darah pada Mencit (Mus musculus). Deksametason dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah karena deksametason mempunyai efek metabolik, di mana Deksametason dapat menyebabkan peningkatan glukoneogenesis hepar. Glukoneogenesis adalah proses biosintesis glukosa dari prekursor nonkarbohidrat. Prekursor tersebut antara lain adalah gliserol, laktat, dan asam amino. Deksametason menstimulasi katabolisme protein menjadi asam amino. Asam amino ini adalah substrat yang diperlukan dalam proses glukoneogenesis. Peningkatan katabolisme protein menjadi asam amino yang kemudian dikonversi menjadi glukosa di hepar oleh asam lemak bebas. Deksametason meningkatkan/ menstimulasi lipolisis pada jaringan adiposa. Lipolisis adalah pemecahan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Gliserol merupakan substrat yang diperlukan dalam proses glukoneogenesis. PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kombinasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Herba Sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap peningkatan kadar glukosa darah Mencit (Mus musculus) akibat efek deksametason. Sebelum penelitian, dilakukan orientasi terlebih dahulu. Pada penelitian sebelumnya, untuk menimbulkan keadaan hiperglikemia digunakan deksametason dosis 6 mg/kg BB (Indrati Y,2010). Pada penelitian ini dosis diperkecil menjadi 3 mg/kg BB untuk menghindari kematian Mencit akibat dosis yang terlalu besar. Pada tahap orientasi ini, Mencit (Mus musculus) diberi suspensi deksametason 3 mg/kg BB secara peroral satu kali sehari. Deksametason dikatakan mempunyai efek jika terdapat perbedaan bermakna antara kadar glukosa darah sebelum dan sesudah diberi suspensi deksametason. Pada lampiran Tabel 1 dan Gambar 1 dapat dilihat adanya perbedaan antara kadar glukosa darah sebelum dan setelah diberi Suspensi Deksametason, di mana setelah 5 hari diberi Suspensi Deksametason 3 mg/kg BB, kadar glukosa darah lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar glukosa darah sebelum diberi Suspensi Deksametason. Setelah dianalisa statistik 22 Burhanuddin ISSN 2252-5416 Deksametason menyebabkan gangguan/penurunan uptake dan penggunaan glukosa pada jaringan perifer seperti otot rangka dan jaringan adiposit. Penurunan penggunaan glukosa disebabkan karena penurunan afinitas insulin terhadap reseptor insulin atau resistensi jaringan terhadap insulin seperti liver, jaringan otot rangka, dan jaringan adiposa menyebabkan tidak banyak glukosa yang dapat dimanfaatkan oleh jaringan. Resistensi insulin pada jaringan otot menyebabkan penurunan ambilan glukosa ke dalam sel-sel otot sehingga kadar glukosa di dalam darah menjadi tinggi. Resistensi insulin pada jaringan lemak menyebabkan kerja insulin menurun untuk menekan lipolisis sehingga terjadi peningkatan asam lemak bebas. Kadar asam lemak yang tinggi akan menstimulasi konversi asam amino menjadi glukosa di hepar. Deksametason juga menurunkan kemampuan insulin menstimulasi translokasi/perpindahan GLUT4 dari sitoplasma ke permukaan sel. Insulin memiliki peran penting dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, meningkatkan ambilan glukosa oleh otot skeletal dan jaringan adiposa melalui penggerakan glukosa transporter tipe 4 (GLUT4) yang terletak di otot dan jaringan adiposa. Penurunan kemampuan insulin menstimulasi translokasi/ perpindahan GLUT4 dari sitoplasma ke permukaan sel menyebabkan glukosa tidak dapat ditransfer ke dalam sel-sel otot, hepar, dan jaringan adiposa. Berdasarkan hasil orientasi ini maka dapat diketahui bahwa Deksametason dapat menyebabkan kondisi gangguan toleransi glukosa darah pada Mencit (Mus musculus) jantan. Dosis deksametason yang digunakan pada penelitian ini adalah 3 mg / kg BB satu kali sehari selama 5 hari. Digunakan dosis ini karena sudah cukup menyebabkan penigkatan kadar glukosa darah yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Setelah melakukan orientasi, masih dilakukan beberapa persiapan sebelum masuk ke dalam penelitian. Persiapan tersebut yakni : pemilihan, penimbangan dan penomoran, pengadaptasian subyek, kemudian persiapan pengujian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat ada perbedaan Rata-rata kadar glukosa darah pada setiap kelompok perlakuan. Kadar glukosa darah pada kontrol lebih besar dari semua kelompok uji, dan kadar glukosa darah Kelompok Uji III adalah yang paling rendah di antara semua kelompok uji. Selanjutnya dilakukan uji statistik secara one-way Anova, menunjukkan nilai yang signifikan sebesar 0,003 (p < 0,05) dengan nilai Fhitung>Ftabel sehingga bisa disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara semua kelompok setelah diberi perlakuan. Pada Kelompok Kontrol terlihat rata-rata kadar glukosa darahnya paling tinggi (150,33) bila dibandingkan dengan semua kelompok uji. Hal ini disebabkan karena pada Kelompok Kontrol tidak diberi Sampel uji tetapi hanya diberi air suling sedangkan yang memberi efek menurunkan kadar glukosa darah adalah Sampel Uji yang merupakan kombinasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Herba Sambiloto (Andrographis paniculata). Pada Kelompok Uji III terlihat rata-rata kadar glukosa darahnya lebih rendah (118,33) dari Kelompok Uji I (121,33) dan II (126,67). Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Herba Sambiloto (Andrographis paniculata) yang ideal untuk menurunkan kadar glukosa darah pada Mencit jantan (Mus musculus) adalah pada perbandingan 2 : 8. Deksametason mempunyai efek metabolit, antara lain penurunan uptake dan penggunaan glukosa pada jaringan perifer seperti otot rangka dan jaringan adiposit. Penurunan penggunaan glukosa disebabkan karena penurunan afinitas insulin terhadap reseptor insulin atau resistensi jaringan terhadap insulin. Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis paniculata) dan Daun 23 Deksametason, Gangguan Toleransi Glukosa Kelor (Moringa oleifera)mengandung antioksidan yang kuat berupa flavonoid pada Herba Sambiloto dan Vitamin A, C, D, dan E pada Daun Kelor, yang dapat mencegah terjadinya kerusakan sel β Langerhans pankreas dan terjadinya komplikasi akibat DM. Ekstrak Herba Sambiloto juga mengandung senyawa aktif Diterpen-lakton seperti andrografolid yang secara poten menurunkan kadar glukosa darah melalui peningkatan protein pembawa glukosa dalam jaringan (GLUT-4), juga menurunkan kadar komponen lipid yaitu LDL dan trigliserida dalam darah. Kedua komponen lipid tersebut bisa memicu kondisi resisten insulin. Efek penurunan kadar glukosa darah dari ekstrak Herba Sambiloto juga melalui penghambatan enzim alfa-amilase dan alfa-glukosidase, enzim yang berperan dalam absorpsi glukosa dalam saluran pencernaan. ISSN 2252-5416 Geurin J.C., and Reveillere H.P., 2011, Orthosiphone stamineus as a potent source of methylripario chromene A, J. Nat. Prod., 52(1): 171-173 Gustaviani R., 2007, Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes melitus, Dalam : Sudoyo AW, Setyobudi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Jilid III, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta, 1857 – 9 Reyes, B.A., Bautista, N.D., Tanquilut, N.C., Anunciado, R.V., Leung, A.B., Sanchez, G.C., Magtoto, R.L., Castronuevo, P., Tsukamura, H., Maeda, K.I., 2006, Anti-diabetic potentials of Momordica charantia and Andrographis paniculata and their effects on estrous cyclicity of alloxan-induced diabetic rats. J. Ethnopharmacol. 105 (1-2): 196-200 Stryer L., 2000, Alih bahasa : Sadikin Muhamad, dkk., Glikolisis. Dalam : Biokimia, Jakarta : EGC : 505 – 79 Suyono S., 2005, Patofisiologi Diabetes melitus Dalam : Penatalaksanaan Diabetes melitus Terpadu, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 7 – 15 Yulinah, E., Sukrasno, Fitri, M.A., 2011, Aktivitas Antidiabetika Ekstrak Etanol Herba Sambiloto (Andrographis paniculata Nees (Acanthaceae)), JMS ITB Vol. 6. Neal, MJ, 2002, Medical Pharmacology at a Glance, 4 th ed, Graphicraft LTD, Hongkong Tatro DS, 2003, A to Z Drug Fact, Fact and Comparisons, San Fransisco CA Utami P, 2003, Terapi Herbal Untuk Diabetes Melitus, Agromedia Pustaka, Jakarta Indrati, Y, 2001, Uji Jamu ‘Y’ Terhadap Efek Samping Hiperglikemik Pada Tikus Putih Jantan, Skripsi, Surabaya, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pemberian Kombinasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Herba Sambiloto (Andrographis paniculata) dengan perbandingan 2 berbanding 8 mempunyai efek lebih baik dalam menurunkan kadar glukosa darah Mencit (Mus musculus) yang mengalami gangguan toleransi glukosa akibat efek Deksametason. Peneliti menyarankan untuk diadakan pengujian lanjutan ke manusia untuk memastikan efek hipoglikemia, termasuk uji toksisitas dan efek samping dari Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Herba sambiloto (Andrographis paniculata) ini. DAFTAR PUSTAKA Abbas AK, Maitra A., 2004, The Endocrine System, In : Kumar V, Abbas AK, Nelson F, Robbin and Cotran, Pathologics Basic of Disease, 7th Ed, Philadelphia, USA, 1155- 224 24