24 ISSN 2252-5416 17 PENGARUH PEMBERIAN

advertisement
JST Kesehatan Januari 2014, Vol.4 No.1 : 17 – 24
ISSN 2252-5416
PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK DAUN KELOR (MORINGA
OLEIFERA) DAN HERBA SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA)
TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN (MUS
MUSCULUS) AKIBAT EFEK DEKSAMETASON
Combined Effect Extract Leaves of Moringa (Moringa Oleifera) and Sambiloto Herbs
(Andrographis Paniculata) Blood Glucose Levels Lowering Male Mice (Mus Musculus)
Effects of Dexamethasone
Burhanuddin, Marianti A. Manggau, Faisal Attamimi
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
(Email : [email protected])
Abstrak
Telah dilakukan penelitian untuk membuktikan pengaruh kombinasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa
oleifera) dan Herba Sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap penurunan kadar glukosa darah
Mencit Jantan (Mus musculus) akibat efek deksametason. Hewan Uji dibagi atas 4 (empat)
kelompok. Kelompok kontrol diberi suspensi Deksametason dosis 3 mg/kg/BB sekali sehari selama
5 hari. Kemudian diberi air suling 0,5 ml / Mencit satu kali sehari selama 5 hari. Kelompok Uji I
diberi Suspensi Deksametason 3 mg / kg BB satu kali sehari, kemudian diberi Sampel Uji I sebanyak
0,5 ml / hari selama 5 hari. Kelompok Uji II diberi Suspensi Deksametason 3 mg / kg BB satu kali
sehari, kemudian diberi Sampel Uji II sebanyak 0,5 ml / hari selama 5 hari. Kelompok Uji III diberi
Suspensi Deksametason 3 mg / kg BB satu kali sehari, kemudian diberi Sampel Uji III sebanyak 0,5
ml / hari selama 5 hari. Semua perlakuan diberikan secara peroral. Kemudian dilakukan pengukuran
kadar glukosa darah 6 – 8 jam setelah perlakuan. Data yang diperoleh dianalisa statistik dengan
metode one-way anova. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa ketiga Sampel Uji dapat
menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan.
Kata kunci: Deksametason, Gangguan Toleransi Glukosa, Sampel Uji (Kombinasi Ekstrak Daun
Kelor dan Herba Sambiloto)
ABSTRACT
Studies have been conducted to prove the effect combination of Moringa Folium Extract (Moringa
oleifera) and Sambiloto Herba (Andrographis paniculata) can lower blood glucose levels in Male rat
(Mus musculus) due to effect of dexamethasone. Test animals were divided into four groups. The
control group suspension given dexamethasone 3 mg / kg once daily for 5 days, then given distilled
water 0,5 ml/ rat once daily for 5 days. The test group I Suspension given dexamethasone 3 mg / kg
once daily , followed test Sample I was given for 5 days. The test group II Suspension given
dexamethasone 3 mg / kg once daily , followed test Sample II was given for 5 days. The test group
IIII Suspension given dexamethasone 3 mg / kg once daily , followed test Sample III was given for 5
days. All Treatments administered orally. Then do the measurement of blood glucose levels at 6 – 8
hours after treatments. The data obtained were statistically analyzed by ONE-WAY ANOVA
method. Result obtained showed that all test sample can lower blood glucose levels by significant.
Keywords: Dexamethasone, impaired glucose Tolerance, Test Sample (Combination Of Moringa
Folium Extract and Sambiloto Herba)
17
Deksametason, Gangguan Toleransi Glukosa
ISSN 2252-5416
mengingat kandungan betakaroten yang
tinggi dari Daun Kelor yang dapat
menutupi kemungkinan efek toksik dari
Daun Sambiloto. Diharapkan penelitian
ini dapat memberikan informasi bagi
kalangan
medis
dan
masyarakat
umumnya, tentang peran daun kelor
(Moringa oleifera) dan daun Sambiloto
(Andrographis paniculata) sebagai salah
satu obat pilihan khususnya sebagai obat
antidiabetes.
Deksametason digunakan sebagai
bahan yang dapat meningkatkan kadar
glukosa darah. Deksametason termasuk
di dalam golongan kortikosteroid yaitu
glukokortikoid sintetik long-acting yang
digunakan terutama sebagai antiinflamasi
atau
immunosuppressant.
Dengan
menekan pembentukan, pelepasan dan
aktivitas mediator peradangan seperti
prostaglandin, kinins, histamin, dan
enzim liposomal, dan juga memodifikasi
respon kekebalan tubuh (Abbas, 2004
dan Reyes, et al., 2006).
Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan efek
hipoglikemik kombinasi Ekstrak Daun
Kelor (Moringa oleifera) dan Herba
Sambiloto (Andrographis paniculata)
terhadap Mencit Jantan (Mus musculus)
akibat efek deksametason.
PENDAHULUAN
Diabetes
mellitus
merupakan
penyakit yang ditandai dengan kadar gula
darah
yang
melebihi
normal
(hiperglikemia) sebagai akibat dari tubuh
yang kekurangan insulin relatif maupun
absolut. Bila gejala-gejala tersebut tidak
diobati dan berlangsung lama dapat
menyebabkan
komplikasi
jangka
panjang, misalnya artherosklerosis pada
jantung, kaki dan otak, kerusakan syaraf
perifer, gangguan retina dan kerusakan
ginjal ( Geurin, et al., 2011).
Daun Kelor (Moringa oleifera)
dapat menyembuhkan diabetes ini telah
dibuktikan dalam penelitian (Stryer, 2000
dan Suyono, 2005). Ini menunjukkan
bukti bahwa kandungan yang terdapat
pada daun kelor (Moringa oleifera) lebih
manjur menurunkan kadar glukosa darah
dibandingkan dengan Glipizid. Glipizid
sendiri adalah obat yang biasa dianjurkan
oleh para dokter untuk mengobati
diabetes melitus. Daun yang berasal dari
pohon stik drum itu mengandung
senyawa aktif dan gizi yang lengkap.
Beberapa senyawa aktif dalam daun kelor
adalah arginin, leusin, dan metionin. Di
samping itu, daun Kelor juga kaya akan
vitamin di antaranya pro vitamin A
sebagai betakaroten, juga sebagai sumber
vitamin C ( Gustaviani, 2007).
Sementara itu, daun Sambiloto
(Andrographis paniculata) juga tidak
kalah pentingnya sebagai salah satu
herbal
yang
berkhasiat
sebagai
antidiabetikum. Dari hasil percobaan
yang dilakukan terhadap mencit,
diketahui daun Sambiloto (Andrographis
paniculata)
diketahui
mengandung
senyawa utama Andrografolid, serta
senyawa lainnya deoksiandrografolid,
neoandrografolid, 14 - deoksi didehidroandrografolid
dan
homoandrografolid, mampu menurunkan
kadar glukosa darah dan ekspresi GLUT4 pada tikus DM tipe I (Yulinah, et al.,
2005).
Kombinasi
ini
diharapkan
memberikan keamanan yang lebih baik
dibandingkan kalau digunakan tunggal,
METODE PENELITIAN
Alat
Accu-chek® Active, strip Accu-chek
®Active , timbangan hewan yang
digunakan untuk menimbang hewan uji
serta timbangan analitik juga digunakan
untuk menimbang bahan-bahan.
Bahan
Herba Sambiloto dan Daun Kelor,
deksametason digunakan dosis 3 mg/kg
BB yang diberikan secara per oral (p.o).
Selain bahan Uji, juga dibutuhkan
berbagai bahan penunjang, antara lain :
(1) NaCMC sebagai bahan pensuspensi
deksametason yang sukar larut dalam air
sehingga
terbentuk
suspensi
Deksametason yang baik dan homogen;
(2) Etanol 70% yang berfungsi sebagai
18
Burhanuddin
ISSN 2252-5416
larutan pengekstraksi;(3) Aquadest yang
berfungsi sebagai kontrol.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian
dilaksanakan pada
Agustus
sampai
Oktober
2013.
Pengumpulan data dilakukan selama 1
bulan. Penelitian dan pemeliharaan
dilakukan di laboratorium Biofarmasi
UNHAS. Desain penelitian ini adalah
studi eksperimental dengan metode
pengumpulan data secara deksriptif.
Selajutnya, NaCMC ditaburkan di atas air
panas sebanyak kira-kira 100 ml di
lumpang hangat, didiamkan selama 15
menit untuk mendispersikan NaCMC
dalam air kemudian diaduk cepat sampai
terbentuk massa mucilago.
Ekstrak uji dimasukkan dalam
mucilago yang terbentuk, diaduk merata,
kemudian ditambahkan air sedikit demi
sedikit ke dalam lumpang, diaduk hingga
homogen dan ditambahkan air hingga
500 ml.
Cara Membuat Ekstrak etanol
Daun Kelor (Moringa oleifera) dan
daun
Sambiloto
(Andrographis
paniculata) dirajang halus kemudian
dikeringkan (tidak boleh kena sinar
matahari langsung). Perbandingan Daun
Kelor dengan Herba Sambiloto dalam
Ekstrak Etanol adalah 8 berbanding 2, 5
berbanding 5,
dan 2 berbanding 8
dihitung dari bobot Simplisia keringnya.
Ekstrak Sampel I, Perbandingan 8 :
2, dibuat dengan menimbang dan
mencampur 200 g daun Kelor dan 50 g
Herba Sambiloto. Sedangkan ekstrak
Sampel II, Perbandingan 5 : 5, dibuat
dengan menimbang dan mencampur 100
g daun Kelor dan 100 g Herba Sambiloto
serta ekstrak Sampel III, Perbandingan 2
: 8, dibuat dengan menimbang dan
mencampur 50 g daun Kelor dan 200 g
Herba Sambiloto.
Proses ekstraksi ini dalam wadah
maserasi kemudian ditambahkan masingmasing 2 liter etanol 70%, diaduk. Proses
ekstraksi berlangsung selama 5 (lima)
hari. Ekstrak
disaring, kemudian
dipekatkan dalam
rotavapor sampai
bobot ekstrak tinggal 50 g saja.
Masing-masing Ekstrak Uji dibuat
suspensi menggunakan NaCMC sebagai
pensuspensi dengan kadar 0,5 %.
Cara Pemberian Deksametason secara
p.o pada Mencit Jantan
Sebelum diberi perlakuan, Mencit
dipuasakan selama 6 – 8 jam dengan
tujuan untuk mengosongkan lambung
Mencit sehingga absorpsi obat dapat
sempurna dan obat tidak berinteraksi
dengan makanan di lambung yang dapat
mempengaruhi
hasil
penelitian.
Diberikan suspensi Deksametason 0,06
mg dalam 0,5 ml secara per oral
menggunakan sonde berujung tumpul
yang sudah dimodifikasi sehingga tidak
membahayakan hewan uji. Mencit
diasumsikan
mengalami
gangguan
toleransi glukosa bila kadar glukosa
darahnya berbeda bermakna dengan
kontrol yang tidak diberi Suspensi
Deksametason.
Cara Pemberian Suspensi Ekstrak Uji
Pada Mencit
Suspensi Ekstrak Uji diberikan pada
Mencit jantan. Tiap Mencit diberikan
27,4 mg / hari sebanyak 0,5 ml secara
peroral.
Cara Pengambilan Sampel Darah
Mencit
Mencit yang telah disiapkan untuk
diambil darahnya, dianastesi dengan eter
dalam wadah anastesi. Jika Mencit telah
teranestesi, dikeluarkan dari wadah
anestesi.Ekor dibersihkan dengan kapas
beralkohol, kemudian diambil darahnya
dengan jarum Accu-chek®.
Cara Membuat Suspensi Ekstrak Uji
Suspensi Ekstrak Uji yang dibuat
masing-masing sebanyak 500 ml, dengan
cara : Terlebih dahulu lumpang
dipanaskan.
Kemudian,
NaCMC
ditimbang sebanyak 2,5 g, Ekstrak Uji
masing-masing
ditimbang
25
g.
19
Deksametason, Gangguan Toleransi Glukosa
ISSN 2252-5416
Cara Memeriksa Kadar Glukosa Darah
Mencit
Sampel darah yang telah diambil
melalui ekor, diteteskan pada strip Accuchek® Active yang sudah lebih dulu
dipasang pada alat pengukur Glukosa
Darah Accu-chek® Active. Ditunggu
selama 5 detik, maka kadar glukosa darah
akan tampak pada layar glukosa meter
Accu-Chek ®Active. Bila kadar glukosa
darah terlalu tinggi maka pada alat akan
muncul huruf “H” (high) yang berarti
kadar glukosa darahnya di atas 600
mg/dL. Bila sampel darah yang
diteteskan terlalu sedikit maka alat tidak
dapat membaca dan pada layar akan
muncul huruf “E’.
secara p.o satu kali sehari selama 5 hari;
Kelompok Uji I diberi Suspensi
Deksametason 3 mg/ kgBB +Ekstrak
Sampel I sebanyak 0,5 ml sekali sehari
selama 5 hari; Kelompok Uji II diberi
Suspensi Deksametason 3 mg/kgBB +
Ekstrak Sampel II sebanyak 0,5 ml sekali
sehari selama 5 hari; Kelompok Uji III
diberi
Suspensi
Deksametason
3
mg/kgBB + Ekstrak Sampel III sebanyak
0,5 ml sekali sehari selama 5 hari. Mencit
kemudian dipuasakan selama 6 -8 jam
sebelum diukur kadar glukosa darah
puasa dari masing-masing Mencit.
Setelah diketahui kadar glukosa darah
masing-masing kelompok, kemudian
dianalisis data.
Cara
Pengujian
Efek
Ekstrak
Kombinasi Daun Kelor dan Herba
Sambiloto
Sebelum
penelitian,
dilakukan
orientasi
terlebih
dahulu
untuk
mengetahui dosis Deksametason yang
dibutuhkan untuk dapat menyebabkan
kondisi gangguan toleransi glukosa pada
Mencit Jantan, yaitu dengan pemberian
Suspensi Deksametason 3 mg/kg BB
secara peroral (p.o) sekali sehari selama 5
hari. Kemudian dilakukan pengukuran
kadar glukosa darah. Dari hasil orientasi
dapat diketahui bahwa dosis 3 mg/kg BB
satu kali sehari selama 5 hari dapat
menyebabkan peningkatan kadar gula
darah. Oleh karena itu, dosis ini yang
digunakan untuk meningkatkan kadar
glukosa darah Mencit.
Penelitian menggunakan 20 ekor
Mencit jantan yang diadaptasikan selama
5 hari agar terbiasa dengan kondisi
tempat percobaan. Mencit kemudian
dibagi dalam 4 kelompok, yaitu
Kelompok Kontrol, Kelompok Uji I;
Kelompok Uji II; Kelompok Uji III,
dimana masing-masing kelompok terdiri
dari 5 ekor Mencit, kemudian dipuasakan
selama 6 – 8 jam. Setelah itu, Mencit
diperiksa kadar glukosa darah puasa.
Sampel darah diambil melalui ekor.
Kelompok Kontrol Mencit diberi
Suspensi Deksametason 3 mg/kgBB
Parameter Uji
Parameter uji atau parameter
tergantung yang diamati dalam penelitian
ini adalah kadar glukosa darah puasa
yang terukur pada alat Accu-chek® Active.
Variabel penelitian lain yang digunakan
adalah variabel bebas dan variabel
kendali. Variabel Bebas adalah variabel
yang mempengaruhi variabel tergantung
atau variabel yang ingin diketahui
efeknya, yaitu Ekstrak Kombinasi Daun
Kelor dan Herba Sambiloto. Variabel
kendali
adalah
variabel
yang
dikendalikan agar tidak mempengaruhi
hasil penelitian yaitu keseragaman jenis
kelamin Mencit, diet yang sama, berat
badan Mencit yang hampir sama, serta
dosis Suspensi Deksametason yang
diberikan sama.
Analisis Data
Data dianalisis dengan metode
ANOVA (Analysis of Variant) one way
dengan sig = 0,05 untuk mengetahui
perbedaan yang bermakna antara
kelompok Kontrol, Kelompok Uji I,
Kelompok uji II, dan Kelompok Uji III.
Jika F hitung > F tabel berarti terdapat
perbedaan yang bermakna, maka
dilanjutkan dengan uji lanjut yaitu uji
LSD untuk mengetahui perbedaan antara
tiap kelompok perlakuan. Tetapi bila F
hitung < F tabel berarti tidak terdapat
perbedaan yang bermakna antara
20
Burhanuddin
ISSN 2252-5416
kelompok-kelompok tersebut. Untuk data
orientasi, dianalisis dengan menggunakan
t-berpasangan. Semua data dihitung
menggunakan program Windows SPSS
21.
statistik one-way anova terhadap kadar
glukosa darah mencit jantan selama 5
hari diberi perlakuan dapat pula dilihat
pada tabel 2.
Sedangkan hasil rata-rata kadar
glukosa darah kelompok kontrol,
kelompok uji i, kelompok uji ii,
kelompok uji iii, setelah diberi perlakuan
5 hari disajikan pada gambar 1.
HASIL PENELITIAN
Hasil kadar glukosa darah selama 5
hari diberi perlakuan dapat dilihat pada
tabel 1 sedangkan hasil perhitungan
Tabel 1. Hasil Kadar Glukosa Darah selama 5 hari diberi Perlakuan
Kelompok
Perlakuan
No. Hewan
Kontrol
Mencit diberi Suspensi
Deksametason 3 mg/kgBB
satu kali sehari selama 5 hari
Kelompok Uji
I
Mencit diberi Suspensi
Deksametason 3 mg/kgBB +
Sampel Uji I (8:2), satu kali
sehari selama 5 hari
Kelompok Uji
II
Mencit diberi Suspensi
Deksametason 3 mg/kgBB +
Sampel Uji II (5:5), satu kali
sehari selama 5 hari
Kelompok Uji
III
Mencit diberi Suspensi
Deksametason 3 mg/kgBB +
Sampel Uji III (2:8), satu kali
sehari selama 5 hari
1
2
3
4
5
Rata-rata
6
7
8
9
10
Rata-rata
11
12
13
14
15
Rata-rata
16
17
18
19
20
Rata-rata
Tabel 2.
Kadar Glukosa Darah
(mg/dL)
145*
183
160*
146*
191
150,33
129*
123*
112*
170
136
121,33
132*
127*
77
108
121*
126,67
132
111*
124*
120*
134
118,33
Hasil Perhitungan Statistik One-Way Anova Terhadap Kadar Glukosa Darah
Mencit Jantan Selama 5 Hari diberi Perlakuan
Hasil t-Test
Thitung(11,544)>ttabel(3,681)
Keterangan
Ada perbedaan bermakna
21
Deksametason, Gangguan Toleransi Glukosa
ISSN 2252-5416
Gambar 1. Rata-rata Kadar Glukosa Darah Kelompok Kontrol, Kelompok Uji I,
Kelompok Uji II, Kelompok Uji III, setelah diberi perlakuan 5 hari
200
150.33
121.33
126.67
118.33
100
0
Kontrol
Klp I
Klp II
Klp III
dengan uji t-berpasangan, diketahui
bahwa kadar glukosa darah pada kedua
kelompok tersebut berbeda bermakna
(Tabel 2) dan dengan nilai signifikan (sig
< 0,05).
Hal ini membuktikan bahwa
deksametason dapat meningkatkan kadar
glukosa darah atau menyebabkan
gangguan toleransi glukosa darah pada
Mencit (Mus musculus). Deksametason
dapat menyebabkan peningkatan kadar
glukosa darah karena deksametason
mempunyai efek metabolik, di mana
Deksametason
dapat
menyebabkan
peningkatan
glukoneogenesis hepar.
Glukoneogenesis
adalah
proses
biosintesis glukosa dari prekursor
nonkarbohidrat. Prekursor tersebut antara
lain adalah gliserol, laktat, dan asam
amino.
Deksametason
menstimulasi
katabolisme protein menjadi asam amino.
Asam amino ini adalah substrat yang
diperlukan dalam proses glukoneogenesis. Peningkatan katabolisme protein
menjadi asam amino yang kemudian
dikonversi menjadi glukosa di hepar oleh
asam lemak bebas.
Deksametason
meningkatkan/
menstimulasi lipolisis pada jaringan
adiposa. Lipolisis adalah pemecahan
lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Gliserol merupakan substrat yang
diperlukan dalam proses glukoneogenesis.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh kombinasi Ekstrak
Daun Kelor (Moringa oleifera) dan
Herba
Sambiloto
(Andrographis
paniculata) terhadap peningkatan kadar
glukosa darah Mencit (Mus musculus)
akibat efek deksametason.
Sebelum
penelitian,
dilakukan
orientasi terlebih dahulu. Pada penelitian
sebelumnya,
untuk
menimbulkan
keadaan
hiperglikemia
digunakan
deksametason dosis 6 mg/kg BB (Indrati
Y,2010). Pada penelitian ini dosis
diperkecil menjadi 3 mg/kg BB untuk
menghindari kematian Mencit akibat
dosis yang terlalu besar.
Pada tahap orientasi ini, Mencit
(Mus
musculus)
diberi
suspensi
deksametason 3 mg/kg BB secara peroral
satu kali sehari. Deksametason dikatakan
mempunyai efek jika terdapat perbedaan
bermakna antara kadar glukosa darah
sebelum dan sesudah diberi suspensi
deksametason.
Pada lampiran Tabel 1 dan Gambar
1 dapat dilihat adanya perbedaan antara
kadar glukosa darah sebelum dan setelah
diberi Suspensi Deksametason, di mana
setelah
5
hari
diberi
Suspensi
Deksametason 3 mg/kg BB, kadar
glukosa darah lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kadar glukosa
darah
sebelum diberi Suspensi
Deksametason. Setelah dianalisa statistik
22
Burhanuddin
ISSN 2252-5416
Deksametason menyebabkan gangguan/penurunan uptake dan penggunaan
glukosa pada jaringan perifer seperti otot
rangka dan jaringan adiposit. Penurunan
penggunaan glukosa disebabkan karena
penurunan afinitas insulin terhadap
reseptor insulin atau resistensi jaringan
terhadap insulin seperti liver, jaringan
otot rangka, dan jaringan adiposa
menyebabkan tidak banyak glukosa yang
dapat dimanfaatkan oleh jaringan.
Resistensi insulin pada jaringan otot
menyebabkan
penurunan
ambilan
glukosa ke dalam sel-sel otot sehingga
kadar glukosa di dalam darah menjadi
tinggi. Resistensi insulin pada jaringan
lemak menyebabkan kerja insulin
menurun untuk menekan lipolisis
sehingga terjadi peningkatan asam lemak
bebas. Kadar asam lemak yang tinggi
akan menstimulasi konversi asam amino
menjadi glukosa di hepar.
Deksametason juga menurunkan
kemampuan
insulin
menstimulasi
translokasi/perpindahan GLUT4 dari
sitoplasma ke permukaan sel. Insulin
memiliki
peran
penting
dalam
metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak, meningkatkan ambilan glukosa
oleh otot skeletal dan jaringan adiposa
melalui penggerakan glukosa transporter
tipe 4 (GLUT4) yang terletak di otot dan
jaringan adiposa. Penurunan kemampuan
insulin
menstimulasi
translokasi/
perpindahan GLUT4 dari sitoplasma ke
permukaan sel menyebabkan glukosa
tidak dapat ditransfer ke dalam sel-sel
otot, hepar, dan jaringan adiposa.
Berdasarkan hasil orientasi ini maka
dapat diketahui bahwa Deksametason
dapat menyebabkan kondisi gangguan
toleransi glukosa darah pada Mencit (Mus
musculus) jantan. Dosis deksametason
yang digunakan pada penelitian ini
adalah 3 mg / kg BB satu kali sehari
selama 5 hari. Digunakan dosis ini karena
sudah cukup menyebabkan penigkatan
kadar glukosa darah yang dibutuhkan
untuk penelitian ini.
Setelah melakukan orientasi, masih
dilakukan beberapa persiapan sebelum
masuk ke dalam penelitian. Persiapan
tersebut yakni : pemilihan, penimbangan
dan penomoran, pengadaptasian subyek,
kemudian persiapan pengujian.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dapat dilihat ada perbedaan
Rata-rata kadar glukosa darah pada setiap
kelompok perlakuan. Kadar glukosa
darah pada kontrol lebih besar dari semua
kelompok uji, dan kadar glukosa darah
Kelompok Uji III adalah yang paling
rendah di antara semua kelompok uji.
Selanjutnya dilakukan uji statistik secara
one-way Anova, menunjukkan nilai yang
signifikan sebesar 0,003 (p < 0,05)
dengan nilai Fhitung>Ftabel sehingga bisa
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
bermakna antara semua kelompok setelah
diberi perlakuan.
Pada Kelompok Kontrol terlihat
rata-rata kadar glukosa darahnya paling
tinggi (150,33) bila dibandingkan dengan
semua kelompok uji. Hal ini disebabkan
karena pada Kelompok Kontrol tidak
diberi Sampel uji tetapi hanya diberi air
suling sedangkan yang memberi efek
menurunkan kadar glukosa darah adalah
Sampel Uji yang merupakan kombinasi
Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera)
dan Herba Sambiloto (Andrographis
paniculata). Pada Kelompok Uji III
terlihat rata-rata kadar glukosa darahnya
lebih rendah (118,33) dari Kelompok Uji
I (121,33) dan II (126,67). Hal ini
menunjukkan bahwa kombinasi Ekstrak
Daun Kelor (Moringa oleifera) dan
Herba
Sambiloto
(Andrographis
paniculata) yang ideal untuk menurunkan
kadar glukosa darah pada Mencit jantan
(Mus
musculus)
adalah
pada
perbandingan 2 : 8.
Deksametason mempunyai efek
metabolit, antara lain penurunan uptake
dan penggunaan glukosa pada jaringan
perifer seperti otot rangka dan jaringan
adiposit. Penurunan penggunaan glukosa
disebabkan karena penurunan afinitas
insulin terhadap reseptor insulin atau
resistensi jaringan terhadap insulin.
Ekstrak
Herba
Sambiloto
(Andrographis paniculata) dan Daun
23
Deksametason, Gangguan Toleransi Glukosa
Kelor (Moringa oleifera)mengandung
antioksidan yang kuat berupa flavonoid
pada Herba Sambiloto dan Vitamin A, C,
D, dan E pada Daun Kelor, yang dapat
mencegah terjadinya kerusakan sel β
Langerhans pankreas dan terjadinya
komplikasi akibat DM. Ekstrak Herba
Sambiloto juga mengandung senyawa
aktif
Diterpen-lakton
seperti
andrografolid
yang
secara
poten
menurunkan kadar glukosa darah melalui
peningkatan protein pembawa glukosa
dalam
jaringan
(GLUT-4),
juga
menurunkan kadar komponen lipid yaitu
LDL dan trigliserida dalam darah. Kedua
komponen lipid tersebut bisa memicu
kondisi resisten insulin. Efek penurunan
kadar glukosa darah dari ekstrak Herba
Sambiloto juga melalui penghambatan
enzim alfa-amilase dan alfa-glukosidase,
enzim yang berperan dalam absorpsi
glukosa dalam saluran pencernaan.
ISSN 2252-5416
Geurin J.C., and Reveillere H.P., 2011,
Orthosiphone stamineus as a potent
source of
methylripario chromene A, J. Nat.
Prod., 52(1): 171-173
Gustaviani R., 2007, Diagnosis dan
Klasifikasi Diabetes melitus, Dalam
: Sudoyo AW, Setyobudi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Jilid
III, Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta,
1857 – 9
Reyes, B.A., Bautista, N.D., Tanquilut,
N.C., Anunciado, R.V., Leung, A.B.,
Sanchez, G.C.,
Magtoto, R.L., Castronuevo, P.,
Tsukamura, H., Maeda, K.I., 2006,
Anti-diabetic
potentials
of
Momordica
charantia
and
Andrographis paniculata and their
effects on estrous cyclicity of
alloxan-induced diabetic rats. J.
Ethnopharmacol. 105 (1-2): 196-200
Stryer L., 2000, Alih bahasa : Sadikin
Muhamad, dkk., Glikolisis. Dalam :
Biokimia, Jakarta : EGC : 505 – 79
Suyono S., 2005, Patofisiologi Diabetes
melitus Dalam : Penatalaksanaan
Diabetes melitus Terpadu, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta, 7 – 15
Yulinah, E., Sukrasno, Fitri, M.A., 2011,
Aktivitas Antidiabetika Ekstrak
Etanol
Herba
Sambiloto
(Andrographis paniculata Nees
(Acanthaceae)), JMS ITB Vol. 6.
Neal, MJ, 2002, Medical Pharmacology
at a Glance, 4 th ed, Graphicraft
LTD, Hongkong
Tatro DS, 2003, A to Z Drug Fact, Fact
and Comparisons, San Fransisco CA
Utami P, 2003, Terapi Herbal Untuk
Diabetes
Melitus,
Agromedia
Pustaka, Jakarta
Indrati, Y, 2001, Uji Jamu ‘Y’ Terhadap
Efek Samping Hiperglikemik Pada
Tikus
Putih
Jantan,
Skripsi,
Surabaya,
Fakultas
Farmasi
Universitas Surabaya
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa pemberian Kombinasi Ekstrak
Daun Kelor (Moringa oleifera) dan
Herba
Sambiloto
(Andrographis
paniculata) dengan perbandingan 2
berbanding 8 mempunyai efek lebih baik
dalam menurunkan kadar glukosa darah
Mencit (Mus musculus) yang mengalami
gangguan toleransi glukosa akibat efek
Deksametason.
Peneliti
menyarankan
untuk
diadakan pengujian lanjutan ke manusia
untuk memastikan efek hipoglikemia,
termasuk uji toksisitas dan efek samping
dari Daun Kelor (Moringa oleifera) dan
Herba
sambiloto
(Andrographis
paniculata) ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK, Maitra A., 2004,
The
Endocrine System, In : Kumar V,
Abbas AK, Nelson F, Robbin and
Cotran, Pathologics Basic of
Disease, 7th Ed, Philadelphia, USA,
1155- 224
24
Download