Roh, Jiwa, dan Tubuh

advertisement
Page 1 of 22
11/19/10 - Roh, Jiwa, dan Tubuh
I. PEMBAGIAN MANUSIA
Alkitab membagi manusia dalam 2 cara yaitu:
A. DIBAGI 3 yaitu: Roh, Tubuh, Jiwa.
1Tesalonika 5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya
dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu ter pelihara sempurna dengan tak bercacat
pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
B. DIBAGI 2, yaitu:
- Manusia lahiriah
= The outward man.
- Manusia batiniah
= The inward man, The inner man.
2Korintus 4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah
Page 2 of 22
kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke
sehari.
Dengan mata jasmani kita hanya dapat melihat tubuh atau manusia lahiriah saja,
kita tidak dapat melihat roh atau jiwanya. Tetapi kalau kita mulai bergaul, dari
kata-kata, sikap dan perbuatannya, kita dapat merasakan dan mengetahui banyak
tentang jiwa dan rohnya.
Epesus 3:16 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan- Nya,
menguatkan dan meneguhkan kamu oleh RohNya di dalam batinmu, (the inner
man KJV).
1Petrus 3:4 Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan
perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram,
yang sangat berharga di mata Allah.
Kita melihat kadang-kadang Alkitab memakai cara pertama (misalnya Ibr 4:12)
kadang-kadang cara kedua (misalnya Ep 4:30; Rum 8:23). Keduanya benar,
masing-masing digunakan dan diperlukan pada tempatnya.
II. PENGERTIAN YANG UMUM DALAM DUNIA
Apakah roh, jiwa dan tubuh ini?
Jangan pengertian Alkitabiah ini dicampur dengan pengertian duniawi yang umum
Page 3 of 22
atau menurut ilmu jiwa dunia. Beberapa orang mencoba untuk mengerti tentang
perkara-perkara rohani ini dengan memakai pengertian- pengertian dari ilmu jiwa.
Ini salah, dan menyesatkan sebab:
1. Orang-orang dunia, sekalipun mereka ahli, mereka hanya ahli tentang orang
lama; mereka tidak dapat mengerti tentang orang baru dan bagian-bagiannya.
1Korintus 2:14-15 Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari
Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat
memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.. Tetapi manusia
rohani menilai (TL: menyelidiki) segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai (TL:
diselidiki) oleh orang lain.
Mereka tidak dapat menangkap pengertian-pengertian tentang orang baru. Itu
menjadi kebodohan bagi mereka, sebab mereka tidak dapat membuktikannya
secara ilmiah. Hal ini harus ditelan mentah-mentah dengan iman saja, mereka tidak
bisa menerima (Yoh 20:25b,29).
Perkara-perkara rohani itu hanya dapat dimengerti dengan peri rohani.
"Dimensinya" lain. Misalnya gelombang-gelombang radio di udara, itu ada, tetapi
dengan mata dan telinga biasa kita tidak dapat menangkapnya, harus dengan alat
khusus yaitu radio.
Begitu kalau seorang tidak lahir baru, ia tidak dapat mengerti perkara-perkara Allah
yang dalam-dalam/ rohani.
2. Istilah jiwa dan roh di dalam dunia itu dicampur atau dianggap sama. Dalam
Alkitab, istilah "jiwa" mempunyai banyak arti dan banyak diantara- nya yang tidak
dapat dimengerti dengan pikiran duniawi. Mereka tidak dapat membedakannya
sebab untuk memisahkan antara roh dan jiwa, diperlukan Firman Tuhan yang cukup
tajam (Ibr 4:12). Misalnya di dunia hanya ada dokter jiwa, tidak ada dokter roh,
sebab bagi mereka itu sama.
3. Roh orang dunia (orang dosa) itu mati, artinya putus hubungan dengan Allah (
Ep 2:1). Oleh karena itu peranan yang sesungguhnya hampir-hampir tidak kelihatan
di dalam orang-orang dunia, sehingga mereka hampir- hampir tidak mengerti
apa-apa tentang roh.
Sebab itu jangan kita orang-orang yang rohani, anak-anak Allah, memakai
pengertian yang salah dari orang-orang dosa ini; sekalipun mereka pintar dalam
Page 4 of 22
dunia, tetapi kepintarannya itu lebih bodoh dari "kebodohan" Allah 1Kor 1:25.
Untuk orang-orang dunia (yang tidak dapat membedakan jiwa dan roh), jiwa dan roh
itu disamakan dengan batin. Juga karena roh orang-orang berdosa itu "mati", tidak
berfungsi sebagaimana seharusnya, sebab itu orang-orang dunia itu hanya diwarnai
oleh jiwanya (lihat: judul memisahkan jiwa dan roh).
Firman Tuhan membagi manusia menjadi orang dalam dan orang luar, terutama
supaya kita mahir membedakan daging atau jiwa dengan roh (Gal 5:16), sehingga
orang-orang beriman dapat memelihara rohnya baik-baik dan menekan daging atau
jiwanya habis-habisan (1Kor 9:27).
Jadi dalam setiap pembicaraan kita harus mengingat-ingat macam-macam
perbedaan, baik dari definisi dunia, juga macam-macam definisi dari Firman Tuhan
(lihat istilah jiwa pada akhir tulisan ini). Karena perbedaan ini tidak dapat
dicampurkan, kita harus mengerti definisi mana yang berlaku untuk istilah jiwa
dalam setiap ayat berdasar konteksnya. Roh Kudus akan menolong kita untuk
menyingkapkan artinya.
III. APAKAH ROH, JIWA, TUBUH ITU?
Kita akan melihat lebih dahulu tentang tubuh, jiwa dan roh secara singkat, baru
sesudah itu secara terperinci.
TUBUH
Tubuh adalah materi yang nampak dari manusia. Ini tidak berbeda dengan zat-zat
lain dalam alam. Tubuh kita mengandung misalnya: air, kapur, besi dan lain-lain,
sama seperti yang ada di alam. Memang tubuh ini pada mulanya dibuat dari tanah
oleh Allah. Pada waktu seorang mati, maka tubuh ini menajdi rusak dan menjadi
sama seperti zat-zat lain, namun bekas tubuh manusia ini tetap mempunyai nilai
khusus, sebab pada hari kebangkitan orang mati, bekas-bekas tubuh ini akan
diubahkan menjadi tubuh kebangkitan yang kekal.
Page 5 of 22
JIWA
Kejadian 9:4 Tetapi daging dengan jiwanya (= life = hidup KJV), yaitu dengan
darahnya janganlah kamu makan dia.
Jiwa atau hidup itu ada di dalam darah. Sesudah manusia jatuh dalam dosa,
manusia dikuasi oleh hukum dosa dan hukum maut, rohnya mati, (putus hubungan
dengan Allah) dan jiwanya rusak oleh dosa, menjadi sama seperti jiwa binatang.
Jiwa seperti ini selalu menuruti naluri-naluri manusiawi, bahkan dikuasai oleh
naluri-naluri ini (naluri makan, naluri sex, naluri mem- pertahankan diri/ kehidupan,
naluri keinginan mata dan naluri-naluri lain- nya). Dalam bahasa Alkitab tubuh dan
jiwa itu dapat diidentifisier/ dianggap sebagai daging. Kalau jiwa terus menerus
berkuasa atas manusia, rohnya mati, maka pada waktu mati dan hari kebangkitan,
sekalipun jiwanya sudah tiada, rohanya tetap "mati", tercerai dari Allah untuk kekal.
ROH
Allah itu roh adanya. Begitu juga manusia itu roh adanya, sebab itu manusia adalah
makhluk yang kekal. Tetapi di dalam rencana Allah, selama hidup di dunia manusia
Page 6 of 22
itu diletakan dalam kurungan tubuh jiwa atau tubuh dosa ini, supaya roh kita dapat
diolah, dilatih dan tumbuh menjadi sempurna.
IV. JIWA MANUSIA
A. PADA WAKTU MATI
Pengkhotbah 12:7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali
kepada Allah yang mengaruniakannya.
Pada waktu mati, 3 bagian tubuh ini tercerai-berai satu sama lain.
1. Roh, kembali kepada Tuhan. (Tetapi roh orang berdosa kembali kepada
bapanya, bapa setan.
Yohanes 8:44a Kamu ini daripada bapamu iblis dan segala hawa nafsu bapamu
itulah yang kamu turut.
2. Tubuh kembali menjadi tanah sesuai dengan apa yang dikatakan Tuhan dalam
(Kej 3:19).
3. Jiwa manusia ke mana? Tidak disebutkan! Jiwa ini adalah hidup. Pada waktu
mati, hidup ini berakhir, jadi jiwa ini hilang, lenyap!
Page 7 of 22
B. PADA WAKTU MEMBANGKITKAN ORANG MATI.
Lukas 8:55 Maka kembalilah roh anak itu dan seketika itu juga ia bangkit berdiri.
Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Bagaimana proses kebangkitan ini terjadi?
a. Tubuhnya masih ada di situ.
b. Rohnya kembali karena dipanggil Anak Manusia dengan iman.
c. Di mana jiwanya? Mengapa Anak manusia tidak memanggil jiwanya? Apakah
untuk membentuk seorang manusia yang utuh tidak diperlukan 3 unsur seperti yang
ada pada semua orang yang hidup? Ternyata tidak! Hanya dengan 2 unsur, yaitu
tubuh dan roh maka anak itu dibangkitkan kembali. Sesudah bangkit, anak itu hidup
dan jiwanyapun ada di dalamnya. Pada waktu roh itu masuk ke dalam materi tubuh,
maka materi itu menjadi hidup dan hidup di dalam materi tubuh itu dinamakan jiwa.
Jadi waktu roh masuk dalam tubuh yang mati timbul kehidupan yaitu jiwa.
Jiwa yang hilang pada waktu mati, itu terbentuk atau timbul kembali dengan
sendirinya pada waktu roh itu masuk dalam tubuh yang mati itu.
C. PADA WAKTU PENCIPTAAN MANUSIA.
Kejadian 2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah
dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu
Page 8 of 22
menjadi makhluk yang hidup.
Pada waktu Allah menciptakan manusia, hanya dipakai 2 unsur saja, yaitu:
1. Patung tanah liat = tubuh
2. Nafas Allah yaitu roh.
Sesudah patung tanah liat itu hidup menjadi manusia yang bernafas, barulah terjadi
3 unsur, yaitu roh jiwa tubuh. Ini prinsipnya sama seperti kebangkitan anak Yairus
yang dibangkitkan Tuhan Yesus.
D. KEBENARAN YANG DISIMPULKAN.
Jelas sekali di dalam ayat-ayat tersebut di atas, bahwa pada waktu mati, jiwa itu
lenyap, hilang dan pada waktu kebangkitan atau penciptaan, jiwa itu muncul
dengan sendirinya, sesudah roh dan tubuh itu bersatu.
Jadi jiwa manusia itulah "kehidupan" dan ada pada waktu manusia hidup dan kalau
kehidupan itu berakhir, maka jiwa itu juga lenyap.
V. PRIBADI MANUSIA
Jadi Pribadi kita yang sebenarnya itu ada di dalam roh. Ini nampak dengan jelas:
1. Pada waktu mati, roh kembali kepada Bapa di Sorga Pkh 12:7, inilah pribadi kita
yang sebenarnya. Tubuh kembali menjadi tanah di dalam kubur, di sini tidak ada
Page 9 of 22
pribadi, hanya materi yang mati.
Jadi pribadi kita itu ada di dalam roh, sebab memang Tuhan menciptakan manusia
itu sebagai roh yang hidup, hidup di dalam patung tubuh ini.
2. Binatang bukan suatu oknum atau pribadi. Binatang hanya terdiri dari tubuh dan
jiwa tidak ada roh. Pada waktu mati, jiwanya hilang dan binatang itu lenyap
seluruhnya, tidak ada sambungannya lagi, tubuhnya menjadi benda, seperti zat-zat
lainnya. Binatang-binatang tidak mempunyai kelanjutan dalam kekekalan, baik
dalam Surga maupun di dalam neraka. Binatang tidak mempunyai kepribadian yang
kekal.
3. Di dalam transfusi darah, yang diberikan hanya sebagian dari tubuh dan jiwa,
bukan rohnya. Di dalam darah itu ada hidup, yaitu jiwa.
Kejadian 9:4 Tetapi daging dengan jiwanya, yaitu dengan darahnya, janganlah
kamu makan dia. (TL)
1 kantong darah adalah sebagian dari orang luar, bukan dari pribadinya (=rohnya).
Pribadi tidak terletak dalam tubuh, jiwa.
Pada beberapa orang seluruh darahnya habis, diganti darah donor dari beberapa
orang. Orang ini pribadinya tetap, tidak berubah, sebab darah yang diterimanya itu
hanyalah sebagian dari tubuh-jiwa orang lain, sebagian dari orang luar, bukan
sebagian dari pribadi orang lain.
Jadi pribadi kita itu terletak pada roh kita, yang hidup di dalam kurungan tubuh jiwa
ini.
VI. SATU PRIBADI, BUKAN DUA.
Manusia itu terdiri dari roh jiwa tubuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan kecuali:
1. Mati.
2. Diangkat rohnya oleh Roh Kudus. Misalnya: Wah 4:2.
Jadi roh jiwa tubuh itu lekat menjadi satu. Meskipun demikian nampak jelas ada 2
bagian yang saling bertentangan satu sama lain, yaitu antara daging dan roh.
Galatia 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan
Page 10 of 22
keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging karena keduanya
bertentangan sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu
kehendaki.
Roma 7:20-21 Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi
aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.
Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik,
yang jahat itu ada padaku
Tetapi ini tidak berarti kita mempunyai 2 kepribadian, melainkan hanya 1 pri- badi.
Pribadi kita itu di dalam roh kita. Tetapi tubuh jiwa ini juga milik kita, menjadi satu
dalam kepribadian kita sekalipun kehendaknya bertentangan dengan roh.
Beberapa orang menafsirkan bahwa jiwa itu mempunyai Pikiran, Kehendak dan
Emosi sendiri. Begitu juga roh mempunyai pikiran, kehendak dan emosi sendiri.
Dengan demikian di dalam manusia seolah-olah ada 2 (dua) pribadi.
Dalam ilmu penyakit jiwa, kalau seseorang mempunyai 2 pikiran, 2 pribadi, itu
adalah gejala yang jelas menunjukkan bahwa orang itu sakit jiwa. Sebab itu kalau
jiwa mempunyai fungsi-fungsi pribadi sendiri, dan roh juga mempunyai
fungsi-fungsi tersebut, maka itu berarti ada dua pribadi atau ada perpecahan
pribadi menjadi dua! Ini tidak betul. Ini gejala-gejala penyakit jiwa. Allah yang
maha pintar dan baik itu tidak menciptakan manu- sia yang gila (berpenyakit jiwa!).
Page 11 of 22
Jiwa itulah kehidupan (life) di dalam tubuh. Atau, tubuh yang hidup itu yang
berfungsi sebagai jiwa. Manusia itu roh yang ditaruh Allah di dalam patung tubuh,
sehingga patung itu hidup, berjiwa. Jadi pribadi kita atau oknum diri kita itu berada
di dalam roh. Memang pribadi kita itu dapat berpikir, berkehendak, punya emosi,
punya perasaan, kesukaan dan sebagainya.
Lalu bagaimana dengan "kehendak daging" (Gal 5:16) atau "pikiran daging" (Rom
8:6)?
Sudah diterangkan di atas, bahwa "tubuh-jiwa" itu, seperti binatang yang
mempunyai dorongan atau naluri- naluri. Misalnya bila tubuh lapar. lalu ada
dorongan kuat untuk makan bahkan untuk mencurinya. Juga demikian kalau kadar
CO2 dalam darah meningkat tinggi, maka akan terasa perasaan lelah dan
dorongan yang kuat untuk malas, untuk tidur dan menolak bekerja. Juga naluri sex,
lebih-lebih kalau dirangsang dengan tontonan atau bacaan, akan ada dorongan
untuk berbuat perkara-perkara yang cabul atau dosa-dosa sex.
Ini semua dorongan-dorongan nafsu.
Kalau dorongan ini bertentangan dengan kehendak yang baik dari roh, maka itu
yang dirasakan (disebut) sebagai kehendak daging.
Kalau dorongan ini bertentangan dengan pikiran yang rohani, maka dorongan ini
dirasa atau adalah pikiran daging/ jiwa.
Kalau dorongan ini bertentangan atau melawan emosi dari roh kita, maka dorongan
inilah yang disebut emosi daging.
Jadi fungsi-fungsi jiwa itu sebetulnya dorongan-dorongan dari tubuh-jiwa,
seperti yang ada pada binatang, tetapi ini bukan pribadi tersendiri.
Roh itulah tempat pribadi kita, oknum kita dan dorongan-dorongan dari tubuh-jiwa
itu yang disebut dan dirasakan seperti fungsi-fungsi dari jiwa. Padahal hanya
dorongan, bukan suatu pribadi tersendiri.
Jadi hanya ada satu pribadi yaitu roh kita dan proses-proses yang ada dalam tubuh
yang hidup ini (tubuh-jiwa) itu yang dirasakan sebagai dorongan yang seringkali
melawan pribadi/ roh kita. Ada 1 pribadi roh dan ada tantangan dari naluri-naluri
atau kehendak/ kemauan daging.
Page 12 of 22
Jadi di dalam kepribadian kita yang satu itu ada dua dorongan atau tarikan, yaitu
dari roh dan dari daging, yaitu tubuh jiwa.
Pikiran, emosi, kehendak (mind, emotion, will), itu bukan jiwa, juga sifat, sikap dan
kelakuan. Semua ini adalah reaksi pribadi kita. Reaksi pribadi kita ini dipengaruhi
roh, jiwa atau dari luar kita (dari orang lan, buku-buku, keadaan dan sebagainya).
Pikiran, emosi, kehendak, sifat, sikap dan kelakuan kita itu tergantung dari yang
mana yang menguasai kita, roh atau jiwa, dipimpin roh (Roh) atau dipimpin daging
(tubuh-jiwa).
VII.
PERTENTANGAN DI DALAM MANUSIA.
Binatang itu hanya terdiri dari tubuh jiwa. Binatang-binatang ini ada karena diciptakan Allah dengan FirmanNya, dari tiada apa-apa lalu timbul mahluk yang hidup,
tubuh yang hidup yaitu tubuh dan jiwa (Ibr 11:3).
Binatang atau tubuh-jiwa ini sebelum kena kutuk dosa (waktu masih ada di dalam
Firdaus atau nanti dalam Kerajaan 1000 th) punya sifat dan keadaan yang baik dan
sempurna. Tidak ada sifat yang jahat, buas, garang, kejam, pembunuh dsb. Semua
makan rumput atau daun-daunan.
Tetapi sesudah kena kutuk dosa (Adam & Hawa) maka tubuh-jiwa ini keadaannya
berubah sama sekali menjadi jahat, kejam, egois, buas, tamak dll sifat yang jelek.
Binatang- binatang atau tubuh-jiwa ini hanya hidup menuruti hawa nafsunya.
Jadi tubuh dan jiwa itu sudah merupakan suatu kehidupan, mahluk hidup lengkap
dengan segala sifat, tabiat, pikiran, emosi dan kemauannya. Ini sangat dipengaruhi
oleh ada atau tidak adanya kutuk dosa.
Page 13 of 22
Begitu juga di dalam manusia, tubuh dan jiwa itu lekat menjadi satu seperti pada
binatang dan ini membuat segala macam sifat dan tabiat daging yang seperti ada
pada binatang.
Jadi jiwa itu lekat pada tubuh, meru-pakan suatu tubuh yang hidup.
Karena tubuh masih belum ditebus (Roma 8:23), maka sifat/ tabiat tubuh jiwa ini
condong pada dosa (Yoh 3:18-19) dan biasanya disebut sebagai sifat tabiat
binatang atau daging.
Jadi jiwa itu lekat pada tubuh, bukan pada roh. Jiwa tidak dapat lekat pada roh,
sebab sifatnya bertentangan satu sama lain (Gal 5:17). Jadi jelas nampak adanya
pertentangan antara tubuh jiwa melawan roh. Tubuh jiwa atau daging inilah yang
ingin selalu menyeret dan memaksa manusia untuk hidup di dalam dosa, keluar dari
Gereja dan persekutuan orang suci masuk ke dalam dunia serta mendorong
manusia memenuhi keinginan- keinginan daging tanpa malu.
Nampak jelas sekali pertentangan dalam pribadi kita, tetapi pribadi kita tetap satu.
Roh atau manusia batiniah kita sudah ditebus oleh darah Tuhan Yesus (1Pet
1:18-19). Tetapi tubuh kita sekarang ini belum ditebus (Rom 8:23).
Sesudah kita mengalami tebus tubuh, tubuh juga ditebus dari dosa, maka
tubuh- jiwa ini menjadi begitu taat dan dengar-dengaran pada Firman Tuhan. Ini
juga sama seperti tubuh jiwa atau binatang-binatang yang tidak lagi kena akibat
kutuk dosa. Binatang-binatang ini menjadi begitu manis dan baik (seperti dalam
Eden atau Kerajaan 1000 tahun) sehingga tidak ada pertentangan satu sama lain
atau dengan manusia. Begitu juga kalau tubuh jiwa ini sudah ditebus, maka tidak
lagi ada sifat-sifat tabiat binatang itu. Tubuh jiwa kita menjadi penurut hukumhukum Tuhan dan tidak lagi bertentangan dengan keinginan roh! Dalam keadaan ini
roh dan tubuh jiwanya tidak lagi berkelahi atau bertentangan satu sama lain.
Page 14 of 22
Di dalam hal ini sama sekali tidak nampak sifat-sifat atau tabiat tubuh- jiwa yaitu
tabiat binatang, atau sifat-sifat tabiat daging. Tidak ada pertentangan antara roh
(yang dipim- pin Roh Kudus) dan tubuh-jiwa.
Jadi tabiat atu sifat tubuh-jiwa itu sangat bergantung dari penebusan, ada tidak-nya
kutuk dosa. Ini juga yang menentukan ada tidaknya perten- tangan antara roh dan
tubuh- jiwa.
Pada orang-orang berdosa, rohnya itu mati sehingga tubuh-jiwa menjadi
dominan (menonjol, menguasai). Sebab itu di dalam orang-orang seperti ini nampak
sekali tabiat yang seperti binatang yang jelek.
Justru peperangan daging dan roh didalam orang berdosa tidak berat, bahkan
ringan, sebab memang rohnya mati dan tubuh-jiwa = daging yang menonjol. Pada
orang2 beriman pepe- rangan ini cukup seru, sebab roh kita hidup dan tubuh-daging
juga tidak mau dimatikan.
Kesimpulan:
Selama tubuh belum ditebus akan selalu ada pertentangan antara roh dan daging =
tubuh jiwa. Ini merupakan salib bagi kita dan ini justru mengolah roh kita bertumbuh
menjadi taat, setia, teruji dan terhias.
VIII. ROH YANG MATI
A. Bagaimana roh yang mati
Di dalam orang berdosa, rohnya "mati", maksudnya putus hubungan dengan Allah
sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Efesus 2:1. Maka kamupun dahulu sudah mati oleh sebab segala kesalahan dan
dosamu.
Yang mati itu bukan tubuhnya, tetapi rohnya! Istilah "mati" disini artinya tercerai dari
Allah, bukan mati seperti tubuh ini.
Kejadian 2:7 tetapi buah pohon pengetahuan akan hal baik dan jahat itu janganlah
engkau makan, karena pada hari engkau makan daripadanya engkau akan mati.
Page 15 of 22
Juga disini dikatakan bahwa kalau manusia berdosa, maka ia akan "mati" yaitu mati
rohani, mati rohnya bukan tubuhnya.
Roh tidak dapat mati seperti tubuh, tetapi roh yang "mati" itu berarti hubungan
dengan Allah putus, tidak dapat berhubungan dan bersekutu lagi dengan Allah.
Allah itu sumber kehidupan (Yoh 1:4). Roh manusia itu dikuatkan dan dihidupkan
oleh persekutuan dengan Roh Allah. Kalau hubungan ini putus, roh manusia "mati",
artinya rohnya tidak berdaya, tidak dapat berfungsi sebagaimana seharusnya.
Sebab itu yang menonjol, yang dominant = unggul dan yang berfungsi dapat
dikatakan hanya jiwanya saja. Rohnya tetap ada tetapi "mati" (Yes 59:2).
B. Akibatnya
Kalau roh manusia "mati", maka sekalipun ia ingin berbuat baik, ingin mentaati
hukum- hukum Allah, ia selalu gagal, tidak mampu, tidak sanggup, tidak berdaya.
Terhadap tarikan dosa, ajakan setan, meskipun mula-mula rohnya menolak, tetapi
ia tidak berdaya, lemah, "mati", sehingga selalu jatuh dalam dosa, hidup dalam
hawa nafsu daging. Kalau manusia hidup dengan roh yang mati, maka jiwa akan
sangat menonjol, unggul, nyata. Orang yang rohnya "mati" (= orang berdosa ), itu
seluruh hidupnya diatur dan ditentukan oleh tubuh-jiwa (= daging). Kita tahu bahwa
orang dosa itu orang daging, hidup menurut daging.
Page 17
16 of 22
Kejadian 6:3 Maka Firman Tuhan: Bahwa Rohku tiada ada akan berbantah-bantah
selama-lamanya dengan manusia, karena hawa nafsu jua (=flesh = daging KJV)
adanya, melainkan tinggal lagi panjang umurnya seratus dua puluh tahun.
Mazmur 78:39. Karena ingatlah Ia akan mereka itu hawa nafsu jua (=flesh =
daging KJV mereka itu hanya daging juga) dan hanya senafas yang pergi dan yang
tiada kembali pula adanya.
Jadi jelaslah di sini bahwa hidup dipimpin jiwa itu hidup dipimpin daging. Jiwa itu
identik dengan daging = tabiat tubuh, tabiat dosa.
Binatang hanya terdiri dari tubuh dan jiwa, yaitu daging. Sebab itu orang berdosa
yang "mati"rohnya itu hidupnya oleh jiwa yaitu daging, mirip dengan binatang yang
hidup hanya menuruti nafsu-nafsunya.
Binatang itu ada macam-macam, ada yang liar, ada yang buas/ganas dan ada
yang jinak. Begitu juga manusia yang dikendalikan oleh daging, oleh jiwanya
(sebab rohnya "mati"), ada yang liar, buas/ganas dan ada yang jinak.
Page 18 of 22
Kalau jiwanya kuat sekali (kalau dagingnya kuat sekali), maka orang itu nampak
sangat buas dalam hawa nafsunya, ganas, sukar dikendalikan. Hidupnya menurut
hawa nafsu belaka (membenci, membunuh, berzinah, men curi, jemawa, suka
makan dan sebagainya).
Dengan pendidikan budi pekerti yang "baik" dapat diperoleh "binatang yang jinak,
yang tidak menggigit", tetapi tetap "binatang" dihadapan Allah, tetap hidup dalam
dosa.
Begitulah manusia tanpa Allah, itu hidupnya seperti binatang, hanya saja lebih
intelek, lebih "tinggi perkembang- annya" kata teori Darwin (evolusi).
2Petrus 2:12 Tetapi orang-orang ini seumpama mahluk yang tiada berakal,
bertabiat binatang yang diburu dan dibunuh, mencela segala perkara yang mereka
itu sendiri jahil; maka tak dapat tiada mereka itu akan binasa oleh sebab
perbuatannya sendiri yang binasa (TL).
Mazmur 49:21 Adapun orang yang kehormatan, tetapi tiada ia berbudi, ia itu
disamakan dengan binatang yang akan binasa adanya binatang sekarat)
Ini semua karena rohnya "mati", sehingga jiwa yang menonjol. Sebab itu Firman
Tuhan berkata bahwa orang yang rohnya "mati", pikirannya daging, duniawi
semata-mata, tetapi orang yang rohnya hidup, pikirannya rohani, suci dan sejahtera
(Rum 8:6), karena pikiran tabiat duniawi (daging, fana) itulah maut; tetapi pikiran
rohani itulah hidup lagi sentosa.
IX. APAKAH ROH ITU SEBETULNYA?
A. ITU BERASAL DARI ALLAH (Kej 2:7).
Sebab itu roh manusia itu kekal, dan dengan rohlah kita berhubungan dengan Allah.
Tubuh dan jiwa ini tidak dapat berhubungan dengan Allah.
Semua manusia itu orang berdosa, turunan Adam, lahir dari Adam, lahir dalam
dosa (Rum 7:14) artinya semua manusia rohnya "mati" tak berdaya, dicengkram
oleh hukum dosa dan maut. (Tentang hukum dosa dan maut lihat TE no 10 hal
14-20).
Tetapi pada waktu seseorang lahir baru, Allah menjamah rohnya sehingga
mendapat kekuataan dari Allah, kuat kembali, hidup kembali. Sekarang rohnya
Page 19 of 22
unggul, berkuasa, sehingga hidupnya berubah, tidak lagi hidup menurut daging,
tetapi menurut roh. Inilah hidup baru didalam Kristus.
Tetapi sampai disini saja belum cukup, rohnya harus tumbuh lebih lanjut, supaya
dapat berfungsi maximum, dapat menguasai sepenuhnya seluruh tubuh dan jiwa
yaitu seluruh hidup ini menjadi seperti Kristus.
B. ROH LAWAN JIWA.
Kalau roh kita hidup, kuat, unggul dan memerintah, maka kita menjadi rohani,
hidup dengan sifat-sifat Ilahi (2Pet 1:4; Ibr 1:9). Seluruh pikiran, kata-kata, sikap dan
perbuatan kita berlangsung secara rohani sebab diperintah oleh roh.
Kalau roh kita kuat dan memerintah, akan nampak tanda-tanda yang khas dari
pemerintahan roh, yaitu:
1. Daging dikalahkan (Gal 5:16).
2. Hati dan hidup ini penuh sejahtera!
Kolose 3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah da lam hatimu, karena
untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Roh selalu memerintah dengan sejahtera, sebab sesuai degnan pimpinan Roh
Kudus. Jadi kalau roh memerintah, sejahteralah yang menguasai dan memerintah
hidup kita ini. Dalam segala perkara sejahtera mengawali hati dan pikiran kita.
Pilipi 4:7 Sejahtera Allah yang melebihi segala akal itu, akan mengawali hatimu dan
pikiranmu di dalam Kristus Yesus (TL).
Kalau jiwa yang memerintah, maka seluruh pikiran, kata-kata, sikap dan
perbuatan kita menjadi penuh kedagingan, sebab yang menguasai dan yang
mengatur adalah jiwa. Kalau jiwa kuat, maka hal itu juga nampak dalam kesaksian
hidupnya, suatu hidup yang penuh dengan hawa nafsu dan dosa. Hidup seperti ini
penuh dengan kepahitan (ada kesukaan dosa, tetapi sementara, lalu kembali haus,
haus lagi, haus yang tidak terpuaskan Yoh 4:13), juga gelisah, takut, tertekan dan
penuh kepura-puraan.
C. ROH BERTUMBUH JADI KUAT
Page 20 of 22
Lukas 1:80a Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya
Roh kita akan bertambah kuat dan tumbuh kalau selalu ada hubungan dengan
Allah, sumber segala kehidupan dan kekuatan, yaitu di dalam Firman Tuhan dan
doa. Sebab Di dalam doa, Roh Kristus itu menghidupkan roh kita (Luk 24:49; 1Kor
14:4; Kis 1:8). Firman Tuhan itu juga Roh dan hidup (Yoh 6:63). Firman Tuhan
menghidupkan roh kita (Mat 4:4; Maz 119:40,50).
Jadi Firman dan Roh Kudus, ibadat dan pelayanan yang tulus, semua itu menghidupkan dan menguatkan roh manusia.
Roh dan jiwa ini bertentangan satu sama lain (Gal 5:17). Kalau roh kita kuat, maka
kita dapat berjalan menurut Roh dan jiwa-tubuh ini dipaksa untuk mengikuti,
sehingga hidup akan dengar-dengaran, patuh seperti yang dikehendaki oleh Roh.
Orang yang sungguh- sungguh berbakti kepada Tuhan itu akan kuat rohnya,
sehingga jiwa dan tubuhnya mengikuti rohnya dalam jalan yang benar, taat akan
Allah, sehingga semuanya diberkati.
D.FIRMAN TUHAN MEMISAHKAN ROH DAN JIWA (Ibr 4:12).
Artinya kalau kita penuh dengan Firman Tuhan, kita akan dapat membedakan
perkara-perkara roh dan daging, suara roh dan daging (jiwa). Ini penting, sebab
kalau tidak dapat membedakannya, ia akan kacau dan tak dapat berjalan dalam
Roh. Kalau roh kita hidup dan tumbuh, suaranya akan jelas dan keras sehingga
lebih jelas terdengar.
E. ROH KUDUS DI DALAM ROH KITA
Roh Kudus ada di dalam roh kita dan Ia berbicara langsung ke dalam roh kita,
sehingga kita sadar dan dapat mendengar suara Roh Kudus oleh roh kita (yang
hidup).
Roma 8:16 Maka Roh itu menyaksikan beserta dengan roh kita, bahwa kita ini
anak-anak Allah.
Inilah cara yang umum, yang biasa dipakai sehari-hari oleh Tuhan untuk berbicara
kepada kita. Yaitu Roh Kudus berbicara di dalam roh kita, sehingga kita yakin,
dapat mendengar suaraNya dan karunia- karunia lainnya.
Page 21 of 22
1Yohanes 5:10 Maka orang yang percaya akan anak Allah ada kesaksian (=saksi
KJV mempunyai saksi) di dalam dirinya;
Saksi itu (yaitu Roh Kudus) ada di dalam kita. Kalau kita berdoa minta Allah
menyelidiki hati kita (Maz 139:23-24), maka Roh Kudus menunjukkan pada roh kita
sehingga roh kita dapat mengetahui dan menyelidiki keadaan kita sendiri.
Amsal 20:27 Bahwa nyawa (=spirit = roh KJV) manusia seperti pelita Tuhan, yang
menyelidik segala rahasia yang di dalam dada nya.
Makin nyata Tuhan di dalam roh kita, makin terang roh kita, makin jelas kita melihat
segala isi hati kita
Mazmur 18:29 Karena Engkau juga menerangkan pelitaku; dan Tuhan Allahku
mengubahkan kegelapanku sehingga ia itu menjadi terang cuaca.
Dengan demikian kita dapat berjalan dalam Roh dan tidak sampai keliru jalan
karena menuruti daging.
F. BERKAT TUHAN UNTUK ORANG ROHANI
Orang-orang beriman yang dengan tulus sungguh-sungguh beribadat, lebih-lebih
juga melayani, rohnya akan tumbuh menjadi kuat, maka hidupnya akan keberkatan
jasmani dan rohaniah. Sekalipun dalam kelimpahan berkat, sebab rohnya kuat dan
memerintah (unggul, dominan), maka segala pikiran, kata sikap dan kelakuannya
sesuai dengan Firman Tuhan, di dalam kesucian dari Tuhan. Orang seperti ini hidup
penuh dengan sejahtera dan dengan perkara- perkara yang indah dari Tuhan.
Bahkan semua peristiwa celakapun menjadi kebajikan baginya. Ini berkat Tuhan
yang indah.
Page 22 of 22
Orang-orang dunia bekerja keras, seringkali dengan banyak tipu daya juga, mereka
mendapat banyak berkat- berkat jasmani, tetapi rohnya mati, hidupnya penuh
dengan perkara kedagingan, itu bukan berkat dari Tuhan.
Kalau Tuhan memberkati, Tuhan menunggu rohnya kuat, sehingga dalam
kelimpahan berkat jasmani dan rohani, rohnya tetap memerintah sehingga hidupnya
tetap memperkenankan Allah.
Orang yang hidup dalam kesucian, seluruh roh, jiwa dan tubuhNya diberkati.
G. MENUNGGU TEBUS TUBUH
Roh kita sudah ditebus dan terus tum- buh, tetapi orang luar (tubuh) belum (2Kor
4:16- 17). Waktu kita menjadi sempurna, tubuh ini juga tertebus, atau waktu Tuhan
Yesus datang kedua kalinya.
Roma 8:23 Dan bukannya itu sahaja, melainkan kita sendiri- pun yang beroleh buah
sulung Roh itu, bahkan, kita ini sendiri juga mengerang pada batinnya dengan
menanti-nanti hal menjadi anak angkat yaitu tebus tubuh kita (TL)
Apakah dalam tubuh kebangkitan yang mulia itu juga ada jiwa? Jiwa = hidup.
Karena tubuh kebangkitan itu hidup, ada jiwa, sebab hidup itu jiwa; tetapi bukan jiwa
yang di bawah kutuk dosa, dan tidak lagi mengandung tabiat kedagingan atau dosa.
Perlu diselidiki lebih lanjut.
ISTILAH JIWA
-Dalam bahasa Indonesia: nyawa = jiwa.
-Dalam Alkitab, jiwa itu dapat berarti bermacam-macam. Menurut Vine, ada 11 arti,
tetapi kita dapat menyimpul- kannya sebagai berikut:
1. Bagian dari manusia yaitu: roh, jiwa, tubuh (1Tes 5:23).
2. Menunjukkan seluruh manusia itu,
Misalnya: 1Pet 3:20 ?>> 8 jiwa = 8 orang. Kel 1:5?>>70 jiwa = 70 orang.
3. Seringkali kalau disebut sendirian, artinya adalah:
jiwa= roh
Page 23 of 22
jiwa = orang dalam
jiwa = orang batiniah.
Misalnya Maz 35:9 = Luk 1:47. Seolah-olah hanya ada tubuh dan jiwa, biasanya
tubuh dan roh (Pkh 12:7).
4. Kadang-kadang beberapa penter- jemah menggantikannya sebagai pribadi atau
hati, misalnya Mat 12:18 TB = jiwa, TL = hati, NIV = aku.
Karena luasnya penggunaan kata atau istilah jiwa, sehingga banyak orang bingung.
Tetapi kalau kita ingat ke empat arti ini, maka kita dapat mengembalikannya kepada
arti yang sebenarnya dari arti jiwa di dalam setiap ayat sesuai dengan konteksnya.
Download