Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan

advertisement
Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan
Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi
Kota Tasikmalaya
Nely Nurdianti Rahayu
MA0712058
INTISARI
Hipertensi gravidarum merupakan satu diantara tiga penyebab kematian ibu bersalin.
Faktor-faktor resiko yang menyebabkan hipertensi gravidarum diantaranya usia, paritas,
keturunan, ras/golongan etnik, diet/gizi, iklim/musim, sosial ekonomi, dan
hiperplasentosis. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran kejadian
hipertensi gravidarum berdasarkan karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan
Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Penelitian ini merupakan
penelitian dengan metode deskriptif, dengan pendekatan cross sectional, populasi dalam
penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung ke Bidan Ny. Y Kelurahan
Sambongpari yang mengalami komplikasi hipertensi gravidarum pada tahun 2015
sebanyak 45 orang. Sampel penelitian dengan menggunakan teknik total sampling.
Karakteristik ibu hamil yang mengalami hipertensi gravidarum berdasarkan usia paling
besar usia 20 – 35 tahun 53,3%, berdasarkan paritas yang terbesar yaitu multipara
sebanyak 42,2%, berdasarkan keturunan yaitu yang mempunyai riwayat keturunan
hipertensi sebanyak 11,8% dan berdasarkan status ekonomi terbesar yaitu status
ekonomi menengah 55,6%. Saran dalam penelitian ini untuk lebih meningkatkan
motivasi dan menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya untuk hipertensi
gravidarum sehingga ibu hamil mengetahuinya.
Kata Kunci : Hipertensi Gravidarum
Latar Belakang
Angka kematian ibu di Indonesia masih tetap tinggi di kawasan ASEAN
(Association Of South East Asian Nations). Hasil Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, diketahui bahwa pada tahun 2012 Angka
Kematian Ibu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup atau meningkat sekitar
57% bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007 yang hanya sebesar 228
per 100.000 kelahiran hidup. Target pencapaian sasaran di tahun 2015 yaitu
102/100.000 angka kelahiran (Depkes, 2014).
Di Provinsi Jawa Barat ternyata masih memiliki Angka Kematian Ibu
yang tinggi, yakni 765 kasus dari total 5.019, dari angka tersebut Jawa Barat
menjadi penyumbang 50% jumlah Kematian Ibu. Upaya pemerintah untuk
menurukan jumlah Angka Kematian Ibu tampaknya masih sulit dilakukan,
padahal menurut target pembangunan Millennium Development Goals (MDG’s)
jumlah kematian ibu harus mencapai 102/100.00 kelahiran hidup (Dinkes Jabar,
2013).
Lima penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan, hipertensi
dalam kehamilan, infeksi, partus lama/macet dan abortus. Kematian ibu di
Indonesia di dominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi. Proporsi ketiga penyebab ibu telah
berubah, dimana perdarahan dan infeksi mengalami penurunan sedangkan
hipertensi dalam kehamilan proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 30%
kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan
(Kemenkes RI, 2013).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya tahun 2013 jumlah
kematian ibu sebanyak 16, penyebab kematian ibu tersebut diantaranya
perdarahan sebanyak 2, hipertensi gravidarum 5, infeksi 2, hiperemesis
gravidarum 1, dan anemia 4. Sehingga angka tertinggi penyebab kematian ibu
adalah hipertensi gravidarum. Di Kota Tasikmalaya di ambil 3 Kelurahan yang
mengalami hipertensi gravidarum di antaranya, Kelurahan Mangkubumi
sebanyak 52 orang, di Kelurahan Linggajaya 60 orang dan di Kelurahan
Sambongpari sebanyak 83 orang.
Di Kelurahan Sambongpari pada bulan Mei 2015 diambil 4 BPS yang
mengalami hipertensi gravidarum diantaranya di BPS Ny.T sebanyak 9 orang, di
BPS Ny.Y sebanyak 45 orang, di BPS Ny.N sebanyak 18 orang dan di BPS
Ny.W sebanyak 11 orang sehingga angka tertinggi pasien yang mengalami
hipertensi gravidarum terdapat di BPS Ny.Y.
Hipertensi merupakan kondisi khusus dalam kehamilan, ditandai dengan
peningkatan tekanan darah (TD) dan proteinuria. Bisa berhubungan dengan
kejang (eklampsia) dan gagal organ pada ibu, sementara komplikasi pada janin
meliputi retraksi pertumbuhan dan absorpsi plasenta (Wiknjosastro, 2006).
Hipertensi yang sering terjadi pada kehamilan beresiko terhadap
kematian janin dan ibu. Deteksi dini untuk hipertensi pada ibu hamil diperlukan
agar tidak menimbulkan kelainan serius dan mengganggu kehidupan serta
kesehatan janin di dalam rahim, kelainan hipertensi dalam kehamilan dibagi
menjadi 4 kategori, yakni : hipertensi kronik, preeklampsia-eklampsia,
preeklampsia superimposed dan hipertensi gestasional. Kenaikan tekanan darah
secara tiba-tiba setelah kehamilan 2 minggu inilah yang disebut hipertensi.
Hipertensi terjadi kira-kira 5% dari seluruh kehamilan, dan 10% pada kehamilan
pertama (Mochtar, 2007).
Faktor-faktor resiko yang menyebabkan hipertensi gravidarum
diantaranya usia, paritas, keturunan, ras/golongan etnik, diet/gizi, iklim/musim,
sosial ekonomi, dan hiperplasentosis (Prawiharjo, 2011). Hipertensi essensial
atau hipertensi primer disebabkan oleh adanya gangguan pada jantung atau
ginjal, melainkan disebabkan oleh faktor lain misal dikarenakan pola hidup yang
tidak sehat; mengalami stress, mengkonsumsi garam yang berlebih, merokok,
kebiasaan minuman beralkohol dan kafein, pola makan yang tidak sehat yang
mengakibatkan timbunan lemak dan kelebihan berat badan dan adanya faktor
keturunan (Rukiyah, 2010).
Hipertensi sekunder merupakan salah satu penyebab tekanan darah tinggi
pada ibu hamil. Hipertensi sekunder disebabkan oleh adanya gangguan ginjal
atau jantung. Preklamsia yang terjadi pada wanita hamil sangat beresiko
menyerang mereka yang sebelum kehamilan menderita penyakit darah tinggi
kronik, hamil berusia di bawah 20 tahun dan di atas 40 tahun, wanita penderita
diabetes, gagal ginjal, lupus, scleroderma, dan wanita hamil yang meningkat
tekanan darahnya atau menderita preklamsia saat kehamilan sebelumnya
(Rukiyah, 2010).
Hasil studi pendahuluan di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari pada
tahun 2014 dilihat dari catatan kohort ibu di bidan menunjukkan dari 120 orang
ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC diantaranya ibu hamil yang
mengalami hipertensi gravidarum sebanyak 45 orang, riwayat asma 8 orang,
anemia 20 orang, hiperemesis gravidarum 16 orang, riwayat TB paru 8 orang
dan 23 orang lainnya tidak mengalami komplikasi.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran
kejadian hipertensi gravidarum berdasarkan karakteristik di Bidan Ny. Y
Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
Sedangkan tujuan khususnya adalah : Kesatu : Mendapatkan gambaran
karakteristik ibu hamil yang mengalami hipertensi gravidarum di Bidan Ny. Y
Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya
berdasarkan usia. Kedua : Mendapatkan gambaran karakteristik ibu hamil yang
mengalami hipertensi gravidarum di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari
Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya berdasarkan paritas. Ketiga :
Mendapatkan gambaran karakteristik ibu hamil yang mengalami hipertensi
gravidarum di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi
Kota Tasikmalaya berdasarkan keturunan. Keempat : Mendapatkan gambaran
karakteristik ibu hamil yang mengalami hipertensi gravidarum di Bidan Ny. Y
Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya
berdasarkan sosial ekonomi.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif, yaitu jenis
penelitian yang bertujuan melihat gambaran suatu keadaan secara objektif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu penelitian
dilakukan pada waktu bersamaan dan objek yang di teliti hanya satu kali
(Notoatmodjo, 2010).
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung ke Bidan
Ny. Y Desa Sambongpari yang mengalami hipertensi gravidarum pada
Januari – Mei tahun 2015 sebanyak 45 orang.
2. Sampel
Sampel penelitian dengan menggunakan teknik total sampling yaitu
seluruh ibu hamil yang mengalami hipertensi gravidarum di Bidan Ny. Y
Desa Sambongpari pada tahun 2015 sebanyak 45 orang.
Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini berupa lembar checklist yang berkaitan dengan
gambaran kejadian hipertensi gravidarum berdasarkan karakteristik. Proses
pengambilan data yang dilakukan peneliti yaitu data sekunder dan data
primer.
2. Jenis Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yaitu data dengan telaah dokumen terhadap sumber data berupa
catatan kohort ibu, selain data sekunder untuk melengkapi data yang belum
lengkap maka peneliti menggunakan data primer yaitu data yang di peroleh
secara langsung dari objek yang di teliti. Data primer yang di peroleh
dengan wawancara kepada responden dengan melakukan kunjungan door
too door ke rumah responden yang akan diteliti di Desa Sambongpari pada
tahun 2015.
Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Pengolahan data pada penelitian ini dengan cara:
a. Editing
Merupakan tahap pengelompokkan data yang telah terkumpul
baik cara pengisisan, kesalahan pengisian konsistensi dari hasil
pengumpulan data yang terdapat pada checklist.
b. Coding
Merupakan kegiatan pemberian kode angka terhadap data yang
terdiri atas kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan
data menggunakan komputer. Usia ≤ 20 tahun dengan kode (1), 20-35
tahun kode (2), ≥ 35 tahun kode (3), paritas primigravida kode (1),
multigravida (2), grandemultipara (3), keturunan YA kode (1), tidak (0)
serta status ekonomi sedang kode (1), menengah kode (2), atas kode (3)
dan pemberian kode untuk memudahkan langkah-langkah selanjutnya.
c. Memasukkan Data
Menganalisi data dengan cara komputer yang kemudian disajikan
dalam bentuk tabel.
d. Tabulasi Data
Melakukan pengolahan data berdasarkan hasil checklist untuk
mempermudah hasil pemahaman dan data yang diperoleh disajikan
dalam bentuk tabel.
2. Analisis Data
Setelah dilakukan tabulasi, kemudian dihitung distribusi,
frekuensi tiap sub variabel dan persentase setiap variabel dalam bentuk tabel
dan narasi untuk mendeskripsikan jumlah kasus menurut kejadian hipertensi
gravidarum di Bidan Ny. Y Desa Sambongpari Kecamatan Mangkubumi
kota Tasikmalaya pada tahun 2015 dengan rumus :
𝐅
𝒑 = π‘ΏπŸπŸŽπŸŽ%
𝑡
Keterangan :
P : Presentae
F : Frekuensi
N : Jumlah Sampel
(Notoatmodjo, 2010).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 – 23 Mei 2015 di Kelurahan
Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya sebanyak 45 ibu
hamil yang mempunyai hipertensi gravidarum. Pengambilan data dilakukan
dengan mengunjungi rumah responden pada bulan Mei tahun 2015 sebanyak 45
ibu hamil. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
1. Gambaran karakteristik usia pada hipertensi gravidarum di Kelurahan
Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
Dari hasil penelitian mengenai karakteristik usia pada hipertensi
gravidarum dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Usia Pada Hipertensi
Gravidarum Di Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi
Kota Tasikmalaya
No
Usia
Frekuensi
Presentase (%)
1. 20 – 35 tahun
24
53,3
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa usia yang tertinggi mengalami
hipertensi gravidarum adalah usia 20 – 35 tahun sedangkan yang terendah
usia ≥35 tahun.
2. Gambaran karakteristik paritas pada hipertensi gravidarum di Kelurahan
Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
Dari hasil penelitian mengenai karakteristik paritas pada hipertensi
gravidarum dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Paritas Pada Hipertensi
Gravidarum Di Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi
Kota Tasikmalaya
No
Paritas
Frekuensi
Presentase (%)
1. Multigravida
19
42,2
(anak ke 2 – 4)
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa paritas tertinggi mengalami
hipertensi gravidarum adalah multigravida (anak ke 2 – 4) sedangkan yang
terendah paritas grandemultipara (anak ≥5).
3. Gambaran karakteristik keturunan pada hipertensi gravidarum di Kelurahan
Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
Dari hasil penelitian mengenai karakteristik keturunan pada hipertensi
gravidarum dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Keturunan Pada Hipertensi
Gravidarum Di Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi
Kota Tasikmalaya
No
Keturunan
Frekuensi
Presentase (%)
1. Ya
5
11,8
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa yang memiliki keturunan
hipertensi gravidarum.
4. Gambaran karakteristik status ekonomi pada hipertensi gravidarum di
Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
Dari hasil penelitian mengenai karakteristik status ekonomi pada
hipertensi gravidarum dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Karakteristik Status Ekonomi Pada Hipertensi
Gravidarum Di Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi
Kota Tasikmalaya
No Status Ekonomi
Frekuensi
Presentase (%)
1. Menengah
25
55,6
(Rp.1.000.0002.000.000)
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa status ekonomi yang tertinggi
pada hipertensi gravidarum adalah yang menengah (Rp.1.000.000-2.000.000)
sedangkan yang terendah status ekonomi atas (Rp. <2.000.000).
Pembahasan
1. Gambaran karakteristik hipertensi gravidarum berdasarkan usia.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa gambaran hipertensi
gravidarum berdasarkan karakteristik yang disebabkan karena usia 20 – 35
tahun sebanyak 24 orang (53,3%), usia ibu sangat berpengaruh terhadap
proses reproduksi. Dalam kurun waktu reproduksi sehat diketahui bahwa
usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20 – 35 tahun,
dimana organ reproduksi sudah sempurna dalam menjalani fungsinya.
Selain disebabkan karena faktor usia bisa juga dikarenakan pola hidup
yang tidak sehat, kebiasaan mengkonsumsi garam yang berlebih sehingga
dapat memicu terjadinya hipertensi, hal ini tidak sependapat menurut
Manuaba, 2007 insidens tinggi pada primigravida muda, meningkat pada
primigravida tua.
Faktor usia berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi. Usia wanita
remaja pada kehamilan pertama atau nulipara umur belasan tahun (usia
muda kurang dari 20 tahun). Usia 20 – 30 tahun adalah periode paling aman
untuk melahirkan, akan tetapi di negara berkembang sekitar 10% sampai
20% bayi dilahirkan dari ibu remaja yang sedikit lebih besar dari anak-anak.
2. Gambaran karakteristik hipertensi gravidarum berdasarkan paritas.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa gambaran hipertensi gravidarum
berdasarkan karakteristik yang disebabkan karena paritas multipara
sebanyak 19 orang (44,2%), pada persalinan yang berulang-ulang akan
mempunyai banyak risiko terhadap kehamilan, telah terbukti bahwa
persalinan kedua dan ketiga adalah persalinan yang paling aman. Pada The
New England Journal of Medicine tercatat bahwa pada kehamilan pertama
risiko terjadi hipertensi sebanyak 3,9%, kehamilan kedua sebanyak 1,7%,
dan kehamilan ketiga sebanyak 1,8%.
Selain itu dapat disebabkan karena faktor kurangnya informasi mengenai
hipertensi gravidarum pada masyarakat serta sebagian adanya keturunan dan
kebiasaan pola hidup yang tidak sehat sehingga dapat memicu terjadinya
hipertensi gravidarum.
Kejadian hipertensi gravidarum di Kelurahan Sambongpari Kecamatan
Mangkubumi Kota Tasikmalaya sebagian angka kejadian tinggi pada
primigravida muda sebanyak 16 orang risiko lebih tinggi mengalami
hipertensi. Hal ini sesuai dengan Varney, 2006 Dari kejadian 80% semua
kasus hipertensi pada kehamilan, 3 – 8 % pasien terutama pada primigravida,
pada kehamilan trimester kedua. Catatan statistik menunjukkan dari seluruh
incidence dunia, dari 5%-8% pre-eklampsia dari semua kehamilan, terdapat
12% lebih dikarenakan oleh primigravida.
3. Gambaran karakteristik hipertensi gravidarum berdasarkan keturunan.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa gambaran hipertensi
gravidarum berdasarkan karakteristik yang disebabkan karena keturunan
sebanyak 5 orang (11,8%), hal ini sesuai dengan pendapat Cunningham,
2005 kejadian hipertensi gravidarum yang diakibatkan oleh keturunan
terdapat bukti bahwa hipertensi merupakan penyakit yang diturunkan,
penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak wanita dari ibu penderita
hipertensi.
4. Gambaran karakteristik hipertensi gravidarum berdasarkan status ekonomi.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa gambaran hipertensi
gravidarum berdasarkan karakteristik yang disebabkan karena status
ekonomi menengah (Rp. 1.000.000 - 2.000.000) sebanyak 25 orang (55,6%)
dikarenakan terbatasnya pendapatan sehingga sebagian besar kurang mampu
membiayai pemeriksaan ke pelayanan kesehatan sehingga pemeriksaan
antenatal yang kurang atau tidak sama sekali merupakan faktor terjadinya
hipertensi pada ibu hamil serta kurangnya pengawasan terhadap kesehatan
ibu hamil oleh petugas kesehatan juga tidak memanfaatkan adanya fasilitas
kesehatan.
Hal ini tidak sependapat dengan Chesley, 2005 kejadian hipertensi yang
diakibatkan oleh status ekonomi mempunyai risiko yang sama, tetapi
kelompok masyarakat yang miskin biasanya tidak mampu untuk membiayai
perawatan kesehatan sebagai mana mestinya. Bahkan orang miskin tidak
percaya dan tidak mau menggunakan fasilitas pelayanan medis walupun
tersedia. Mereka itulah yang mempunyai risiko untuk mengalami eklampsi.
KESIMPULAN
Hasil penelitian mengenai gambaran kejadian hipertensi gravidarum
berdasarkan karakteristik di Bidan Ny.Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan
Mangkubumi Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan karakteristik yang mengalami hipertensi gravidarum ada pada
usia 20 – 35 tahun sebanyak 24 orang (53,3%).
2. Berdasarkan karakteristik yang mengalami hipertensi gravidarum ada pada
paritas multipara sebanyak 19 orang (42,2%).
3. Berdasarkan karakteristik keturunan ya sebanyak 5 orang (11,8) yang
mengalami hipertensi gravidarum.
4. Berdasarkan karakteristik status ekonomi yang tertinggi yaitu menengah
(Rp.1.000.000 – 2.000.000) sebanyak 25 orang (55,6%) yang mengalami
hipertensi gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2014. Pedoman Pelayanan Antenal. Jakarta : Direktorat Jendral Bina
Pelayanan Medik. Departemen Kesehatan RI.
Dinkes Kota Tasikmalaya, 2014. Pedoman pelayanan antenatal Kota Tasikmalaya.
Dinkes Provinsi,2013. Pedoman Pelayanan Antenatal. Jawa Barat
Hipertensi
dalam
kehamilan.
2007.
Tersedia
dalam
http://bidanku.com/hipertensipadakehamilan#ixzz0AEhflHFM
Lestari (2013). Hubungan Faktor-Faktor Ibu Hamil dengan Hipertensi Kehamilan di
Puskesmas Kecamatan Balareja: Karya Tulis Ilmiah.
Manuaba,IB. 2007, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan, EGC : Jakarta
Mochtar, Rustam. 2007. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Nugroho, Taufan. 2011, Buku Ajar Obstetri. Nuha Medika: Yogyakarta.
Prawirohardjo. 2011, Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka : Jakarta
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Hamil Normal & Patologi.
Nuha Medika: Yogyakarta
Rukiyah, Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi.Jakarta : TIM
Saraswati
2009
Status
ekonomi.
Tersedia
http://dr.Suparyanto.blogspot.com/2013/01/konsep-dasar-statusekonomi.html
dalam
Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Alfabeta:
Bandung
Wibowo B., Rachimhadi T., 2006. Pre-eklampsia dan Eklampsia, dalam : Ilmu
Kebidanan. Edisi III. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
Winkjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan.Yayasan Bina Pustaka: Jakarta
Download