1 DAYA HAMBAT ANTIBAKTERI PROPOLIS Trigona leaviceps

advertisement
DAYA HAMBAT ANTIBAKTERI PROPOLIS Trigona leaviceps YANG
BERASAL DARI NAGARI ANDALEH KECAMATAN BATIPUH
KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT
1
Rilla Elvandar1, Mades Fifendy2, Yosmed Hidayat2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT
Propolis is an adhesive material derived from buds, plant skin or resin
plant parts. Propolis is collected by worker bees to strengthen nest structures.
propolis has another role in the field of health one of them as antibacterial because
propolis contains flavonoids and fenolid that can damage bacterial tissue. Every
Propolis has different composition in each region depending on plant vegetation
in the area and others . The study aims to determine the inhibitory effects of
antibacterial propolis T. laeviceps at Nagari Andaleh Batipuh districtS Tanah
Datar District of West Sumatra. The research was conducted in May 2017 at the
Microbiology Laboratory of Padang State University. This research is an
experimental research using Completely Randomized Design (RAL) which
consists of 6 treatments that are 10%, 15%, 20%, 25%, 30% and 3 repetitions. The
treatments for this study using propolis extract Trigona laeviceps with several
different concentrations. The data was processed with Analysis Of Variance
(ANOVA) then continued with BNT test. The Results showed T. laevicep
propolis extract has the ability to inhibit bacterial growth test with an average
diameter zone of inhibition for each concentration of the bacteria E. coli was 9.9
mm, 10 mm, 12 mm, 12.5 mm, 13.9 mm, and 14 mm by 13.9 mm positive
control, while the S. aureus bacteria obtained inhibition zone 9.8 mm, 12.9 mm,
13 mm, 13.6 mm, and 14.6 mm with a positive control of 14.2 mm. Based on the
results of this study concluded that T. laevicep propolis extract can inhibit the
growth of E. coli and S. aureus as well as the best antibacterial activity in
inhibiting the growth of bacteria at a concentration of 30%.
Keywords : Trigona, Propolis, Antimikroba, Antibakteri.
yang dikumpulkan oleh lebah pekerja
PENDAHULUAN
Lebah sudah dikenal sejak
dari kuncup, kulit tumbuhan, atau
zaman kuno dengan produksinya
bagian-bagian lain dari tumbuhan
sebagai obat penyembuh. Selain
(Sihombing,
madu, bahan yang dihasilkan lebah
memiliki fungsi yang unik bagi
adalah propolis. Propolis merupakan
lebah. Propolis dapat memperkuat
bahan perekat yang bersifat resin
stabilitas struktural sarang lebah,
1
1997).
Propolis
mengurangi getaran yang berasal dari
menjelaskan bahwa kandungan resin
luar sarang, melindungi sarang lebah
pada propolis berkisar antara 50-
dengan cara menambal calah-celah
55%, sedangkan Sarwono (2001)
yang rusak, mencegah parasit dan
menyatakan bahwa kandungan resin
penyakit masuk ke dalam sarang,
pada
serta mencegah pembusukan dalam
berarti
sarang (Tim Karya Tani, 2010).
propolis
Selain itu propolis juga memiliki
Sihombing (1997) propolis memiliki
peranan dalam bidang kesehatan.
komposisi yang berbeda-beda yang
Susunan
sangat
berkaitan dengan tumbuhan asalnya.
kompleks, mengandung zat aromatik,
Pernyataan ini menunjukkan bahwa
dan berbagai mineral.
jenis tumbuhan yang hidup disekitar
kimia
propolis
Propolis
juga
memiliki
propolis
berkisar
kandungan
cukup
45-50%,
resin
tinggi.
dalam
Menurut
lebah dapat mempengaruhi jumlah
beberapa komponen lain seperti zat
resin,
besi
B
kandungan resin pada propolis akan
Biotin,
dapat mempengaruhi kualitas dari
Bioflavonoid, Glukosa. Propolis juga
propolis itu sendiri. Resin memiliki
sudah digunakan dalam berbagai
beberapa
obat dalam industri farmasi, antara
flavonoid, asam fenolat, dan ester
lain untuk obat luka, dalam tapal
(Franz 2010 dalam Yusuf, 2016).
gigi, dan luka usus. Hal ini sangat
Menurut Sabir (2005)
memungkinkan karena di dalam
propolis yang terkandung dalam
propolis terdapat zat bakterisida,
Trigona sp menunjukkan adanya
bakteriostatik,
kemampuan
dan
kompleks,
seng,
C,
vitamin
D,
E,
dan
A,
memiliki
antibiotik (Tim Karya Tani, 2010)
adanya
kandungan
perbedaan
diantaranya
flavonoid
menghambat
pertumbuhan Streptococcus mutans.
Propolis salah satu bagian
sarang lebah
dengan
Berbagai penelitian tentang
yang berasal dari
pengujian kualitas propolis telah
tumbuhan. Propolis diambil oleh
dilakukan seperti yang dilaporkan
lebah pekerja dari getah tumbuhan
oleh Hasan (2006) bahwa propolis
sebagai pelengkap sarangnya. Kaal
yang dikoleksi di Pandeglang Banten
1991
dapat digunakan sebagai senyawa
dalam
Cindrakori
(2015)
2
antibakteri, baik bakteri gram positif
Berdasarkan uraian di atas,
maupun bakteri gram negatif. Hasil
maka
uji
ekstrak
mengetahui daya hambat antibakteri
menghambat
propolis T. laeviceps Nagari Andaleh
pertumbuhan Staphilococcus aureus,
kecamatan Batipuh kabupaten Tanah
Bacillus subtilis dan Escherichia
Datar Sumatera Barat terhadap E.
coli. Aktifitas antibakteri propolis
coli dan S. aureus dan untuk
juga
mengetahui
menunjukkan
propolis
bahwa
mampu
dapat
dipengaruhi
oleh
peneliti
bertujuan
aktifitas
Untuk
antibakteri
konsentrasi propolis dalam larutan
terbaik propolis T. leaviceps yang
uji. Hasan (2006) melaporkan adanya
berasal
aktifitas antibakteri yang berbeda-
kecamatan Batipuh kabupaten Tanah
beda
Datar Sumatera Barat terhadap E.
untuk
propolis
setiap
konsentrasi
yang diujikan. Propolis
dari
Nagari
Andaleh
coli dan S. aureus.
dihasilkan oleh berbagai jenis lebah
salah satunya adalah Trigona sp.
METODE PENELITIAN
Budidaya lebah Trigona sp.
sudah
banyak
masyarakat
diterapkan
salah
satu
budidaya
Trigona
Sumatera
Barat
Andaleh
oleh
pada bulan Mei-Juli tahun 2017. Uji
daerah
daya hambat bakteri dilakukan di
seperti
adalah
kecamatan
Penelitian ini telah dilakukan
di
laboratorium Mikrobiologi Jurusan
Nagari
Biologi FMIPA Universitas Negeri
Batipuh
Padang.
kabupaten Tanah Datar. Pada daerah
Penelitian
ini
merupakan
ini jenis lebah yang dibudidayakan
penelitian eksperimen menggunakan
adalah Trigona leaviceps. Namun
Rancangan Acak Lengkap (RAL) 6
belum ada laporan yang menjelaskan
perlakuan dan 3 kali pengulangan.
kemampuan antibakteri dari propolis
Perlakuan berupa ekstrak propolis
yang terdapat di daerah ini. Sehingga
Trigona leaviceps, pada beberapa
perlu
Padahal
konsentrasi. Adapun yang diujikan
propolis Trigona leaviceps yang ada
dalam penelitian ini adalah: kontrol
di daerah ini memiliki peluang untuk
Amoxilin 10% (Kontrol Positif),
dikembangkan.
konsentrasi ekstrak propolis 10%,
diadakan
kajian.
3
konsentrasi ekstrak propolis 15%,
keluar masuk.
Inkubasi medium
konsentrasi ekstrak propolis 20%,
selama 24 jam sampai 48 jam pada
konsentrasi ekstrak propolis 25%,
suhu
konsentrasi ekstrak propolis 30%
dilakukan pengukuran zona hambat
37oC.
Setelah
disekeliling
Pelaksanaan
kertas
menggunakan
Pelaksanaan Penelitian
ini
dilakukan
inkubasi,
cakram
jangka
sorong.
Prosedur yang sama dilakukan pada
dengan metode cakram (difusi agar)
bakteri S. aureus.
yaitu kertas cakram direndam selama
30
menit
dalam
masing-masing
konsentrasi propolis.
Pengamatan
7 ml NA
Setelah
biakan
diinkubasi
diambil dan dimasukan ke dalam
selama 24-48 jam maka dilihat ada
cawan petri yang telah disterilisasi,
atau tidaknya zona bening yang
setelah
beku
terbentuk pada permukaan agar. Jika
dimasukkan 1 ml biakan bakteri E.
terbentuk zona bening maka sampel
coli diinokulasi pada permukaan
propolis dinyatakan positif dapat
medium NA yang ada pada cawan
menghambat pertumbuhan E.coli dan
petri dengan menggunakan pipet
S.aureus. Pengukuran zona bening
tetes di dekat api bunsen. Kemudian
tersebut menggunakan jangka sorong
gunakan
dengan
medium
drill
NA
glass
untuk
tiga
daerah
pengukuran,
menggunkan bakteri di atas media
setelah itu dilakukan perbandingan
yang telah beku. Kertas cakram yang
hasil rata-rata diameter zona bening
telah direndam dalam larutan dengan
yang terbentuk untuk masing-masing
masing-masing perlakuan selama 30
konsenterasi.
menit di oleskan sedikit di dinding
cawan petri lalu diletakkan ditengah
HASIL DAN PEMBAHASAN
medium NA menggunakan pinset
Hasil
steril. Kemudian cawan petri ditutup
Hasil
dan dibungkus dengan plastik wrap
disekelilingnya
cawan
perti
pengujian
ekstrak
propolis Trigona leaviceps pada
dan
beberapa
penutupnya agar udara tidak dapat
4
konsentrasi
uji
menunjukkan adanya zona hambat
zona hambat yang terbentuk pada
terhadap pertumbuhan Escherichia
sekitar kertas cakram seperti pada
coli dan Staphyloccus aureus, hal ini
Tabel 4 dan 5.
dapat dilihat dari rata-rata diameter
Tabel 1. Rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk pada masing-masing
perlakuan ekstrak T. leaviceps terhadap bakteri E. coli.
Rata-rata diameter
Perlakuan
Notasi
zona hambat (mm)
F= Ekstrak Propolis 30%
14
a
A= Kontrol Amoxicillin 10%
13,9
a
E= Ekstrak Propolis 25%
12,5
b
D= Ekstrak Propolis 20%
12
c
C= Ekstrak Propolis 15%
10
d
B= Ekstrak Propolis 10%
9,9
d
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda, berbeda nyata pada taraf α 5% menurut
Uji Beda Nyata (BNT).
Pada Tabel 1. diketahui daya
hambat adalah 12,5 mm, sedangkan
hambat ekstrak propolis T. leaviceps
kotrol Amoxicillin 10% diameter
terhadap E. coli pada konsentrasi
zona hambat adalah 13,9 mm dan
10% memiliki diameter zona hambat
perlakuan F (konsentrasi 30%) rata-
9,9
konsentrasi
rata zona hambat adalah 14 mm.
ekstrak propolis konsentrasi 15%
Masing-masing perlakuan memiliki
memiliki
notasi yang berbeda-beda.
mm,
sedangkan
diameter
zona
hambat
adalah 10 mm dan konsentrasi
ekstrak
propolis
memiliki
Propolis Trigona leaviceps terhadap
diameter zona hambat adalah 12 mm.
pertumbuhan E. coli dapat dilihat
Konsentrasi
pada gambar di bawah ini:
25%
20%
Gambar zona hambat ekstrak
diameter
zona
5
A
B
Gambar 2. Zona hambat yang terbentuk pada medium NA, yang telah di inokulasi bakteri E. coli
(A) zona hambat, (B) kertas cakram yang telah diberi perlakuan ekstrak propolis.
Tabel 2. Rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk pada masing-masing
perlakuan ekstrak Trigona leaviceps terhadap bakteri Staphycoccus
aureus.
Rata-rata diameter zona
Perlakuan
Notasi
hembat (mm)
F= Ekstrak Propolis 30%
14.6
a
A= Kontrol Amoxicillin 10%
14.2
a
E= Ekstrak Propolis 25%
13.6
b
D= Ekstrak Propolis 20%
13
c
C= Ekstrak Propolis 15%
12.9
c
B= Ekstrak Propolis 10%
9.8
d
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda, berbeda nyata padataraf α 5%
Uji Beda Nyata (BNT).
menurut
Pada Tabel 2. diketahui daya
kotrol Amoxicillin 10% diameter
hambat ekstrak propolis T. leaviceps
zona hambat adalah 14,2 mm dan
terhadap S. aureus pada konsentrasi
perlakuan F (konsentrasi 30%) rata-
10% memiliki diameter zona hambat
rata zona hambat adalah 14,6 mm.
9,8
Masing-masing perlakuan memiliki
mm,
sedangkan
konsentrasi
ekstrak propolis konsentrasi 15%
memiliki
diameter
hambat
Gambar zona hambat ekstrak
adalah 12,9 mm dan konsentrasi
Propolis Trigona leaviceps terhadap
ekstrak
memiliki
pertumbuhan Staphylococcus aureus
diameter zona hambat adalah 13 mm.
dapat dilihat pada gambar di bawah
Konsentrasi
ini:
propolis
25%
zona
notasi yang berbeda-beda.
20%
diameter
zona
hambat adalah 13,6 mm, sedangkan
6
A
B
Gambar 3. Zona hambat yang terbentuk pada medium NA, yang telah di inokulasi bakteri E. coli
(A) zona hambat, (B) kertas cakram yang telah diberi perlakuan ekstrak propolis.
Hasil pengujian menunjukkan
Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang
bahwa ekstrak propolis T. leaviceps
dilakukan didapatkan hasil bahwa
menunjukkan rata-rata diameter zona
semua konsentrasi eksrak propolis T.
hambat eksrak propolis T. leaviceps
leaviceps dan kontrol amoxicillin
terhadap bakteri E. coli dan S. aureus
memiliki kemampuan menghambat
mengalami
pertumbuhan E. coli dan S. aureus
dengan konsentrasi eksrak Propolis
yang ditandai dengan terbentuknya
T. leaviceps yang digunakan. Hasil
zona hambat di sekeliling kertas
pengujian ini menunjukkan bahwa
cakram. Terbentuknya zona hambat
semakin besar konsentrasi perlakuan
diduga karena adanya senyawa aktif
yang
yang dihasilkan oleh eksrak propolis
tinggi
T. leaviceps
Propolis
sebagai
antibakteri.
peningkatan
digunakan,
pula
T.
maka
seiring
semakin
kemampuan
eksrak
leaviceps
dalam
Apabila agen antimikroba yang telah
menghambat pertumbuhan bakteri E.
ditanami antimikroba pada media
coli dan S. aureus. Menurut Pelczar
agar memiliki area jernih, maka area
and Chan (1988) semakin tinggi
jernih
konsentrasi
hambatan
menunjukkan
adanya
pertumbuhan
suatu
anti
mikroorganisme akan semakin cepat
mikroorganisme (Pratiwi, 2008).
pula sel mikroorganisme mati atau
terhambat pertumbuhannya.
7
Berdasarkan penelitian yang
mm, sedangkan zona hambat yang
dilakukan
data
terkecil terdapat pada konsentrasi
statistik terhadap bakteri E. coli
10% memiliki diameter zona hambat
bahwa
9,8 mm. Amoxicillin 10% digunakan
telah
didapatkan
diameter
terbesar
yaitu
zona
konsentrasi
hambat
30%
sebagai
kontrol
positif
dengan
dengan besar diameter yaitu 14 mm,
konsentrasi 10% memiliki diameter
sedangkan zona hambat yang terkecil
zona hambat sebesar 14,2 mm.
terdapat
pada
konsentrasi
10%
Menurut Rastina dkk. (2015)
dengan besar diameter zona hambat
peningkatan
9,9 mm. Amoxicillin digunakan
menghasilkan diameter daya hambat
sebagai
dengan
yang semakin luas. Menurut Jawetz
konsentrasi 10% memiliki diameter
et al (2001) suatu zat antimikroba
zona hambat sebesar 13,9 mm. Besar
menjadi efektif apabila dipengaruhi
atau kecilnya zona hambat yang
oleh konsetrasi zat tersebut. Semakin
terbentuk kemungkinan dipengaruhi
tinggi
oleh
yang
menyebabkan kandungan bahan aktif
terdapat pada eksrak Propolis T.
yang berfungsi sebagai bahan anti
leaviceps. Menurut Chinthapally et
mikroba
al. (1993) Senyawa antibakteri yang
sehingga
terkadung pada ekstrak propolis T.
menghambat pertumbuhan mikroba
leaviceps yaitu flavonoid dan fenolid
juga semakin besar.
kontrol
senyawa
sehingga
positif
antibakteri
mampu
menghambat
konsentrasi
ekstrak
konsentrasi
ekstrak
semakin
meningkat,
kemampuan
dalam
Berdasarkan penelitian yang
peryumbuhan bakteri.
telah
dilakukan
dapat
diketahui
Bakteri S. aureus memiliki
bahwa dengan menggunakan ekstrak
hasil uji BNT taraf 5% diameter zona
propolis T. leaviceps pertumbuhan
hambat bakteri S. aureus dengan
bakteri E. coli, dan S. aureus
nilai
memiliki perbedaan daya hambat dan
LSD
(Least
Significant
Difference) yaitu 0,5 mm, didapat
memiliki
bahwa
hambat
menghambat pertumbuhan bakteri
30%
gram positif dan gram negatif. Sesuai
dengan besar diameter yaitu 14,6
dengan penelitian Anggraini (2006)
terbesar
diameter
yaitu
zona
konsentrasi
8
spektrum
yang
luas
propolis memiliki aktifitas terhadap
yang disebut porin. Saluran tersebut
bakteri gram negatif (E. coli dan
memudahkan difusi pasif senyawa
Pseudomonas
hidrofilik
aeruginosa)
dengan
berat
molekul
menunjukkan aktivitas yang lebih
rendah seperti gula dan asam amino,
rendah dibandingkan dua bakteri
sedangkan
Gram positif (Bacillus subtilis dan
seperti
Staphylococcus
Menurut
termasuk juga molekul zat aktif
adanya
eksrak propolis T. leaviceps akan
Jawetz
et
al
aureus).
(2005)
molekul
molekul
yang
antibiotika
dan
perbedaan dalam hal zona hambat
mengalami
yang
menembusnya. Adanya perbedaan-
dihasilkan
antara
S.aureus
kesulitan
besar
sebagai gram positif (+) dengan
perbedaan
bakteri E. coli sebangai gram negatif
E.coli sebagai gram (-) lebih bersifat
(-) dikarenakan adanya perbedaan
resisten (Jawetz et al., 2005).
komponen pada dinding sel kedua
tersebut
untuk
menyebabkan
Menurut Suriawiria dalam
bakteri tersebut, dimana S. aureus
Rahmawati
sebagai gram (+) memiliki lapisan
kekuatan
tunggal (mono) yang tebalnya 15-18
metode
nm, sedangkan E. coli sebagai gram
bila diameter zona hambat ≤ 5 mm
(-) memiliki lapisan yang lebih
menunjukkan aktivitas antibakteri
kompleks dan berlapis-lapis yaitu
lemah,
selaput sitoplasma, lapisan tunggal
menunjukkan aktivitas antibakteri
peptidoglikan dan selaput luar yang
sedang,
terdiri
menunjukkan aktivitas antibakteri
dari
lipoprotein
dan
lipopolisakarida.
kuat,
(2006),
pengukuran
antibakteri
berdasarkan
David-Stout,
menyatakan
diameter
dan
diameter
diameter
5-10
10-20
>
20
mm
mm
mm
Selaput luar E. coli memiliki
menunjukkan aktivitas antibakteri
karakteristik yang unik dimana pada
sangat kuat. Berdasarkan standar ini,
selaput itu bersifat menolak molekul
maka aktifitas daya hambat eksrak
hidrofobik
hidrofilik
propolis T. leaviceps hampir semua
dengan baik namun dilain pihak
perlakuan memiliki diameter 10-20
selaput ini memiliki saluran khusus
mm, namun perlakuan terbaik dari
sekaligus
yang mengandung molekul protein
9
setiap
perlakuan
adalah
pada
dalam
Jasmi
Cindrakori, H. N. 2015. Efektifitas
Ekstrak Propolis Trigona sp.
Terhadap
Pertumbuhan
Bakteri
Porphyromonas
gingivalis. Skripsi. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Chinthapally, V., Rao, dan Valhalla
N. Y, 1993. Propolis. Medical
Journal. 53:1482-1488.
Hasan, A. E. Z. 2014. Potensi
Propolis Lebah Madu Trigona
sp. sebagai Bahan Antibakteri:
Bogor. Journal Of Pharmacy.
4(12)01-09.
Jasmi. 2014. Kajian Morfometrik dan
Ekologi Apis cerana Fabr.
(Hymenoptera: Apidae) pada
Pertanaman Polikulturan di
Sumatera Barat. Disertasi.
Universitas Andalas.
Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s.
2005.
Mikrobiologi
Kedokteran. Jakarta: Salemba
Medika.
Pelczar, M. J. dan E. C. S Chan.
1988.
Dasar-Dasar
Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi
Farmasi. Jakarta: Erlangga.
Rahmawati, F. 2008. Isolasi dan
Karakterisasi
Senyawa
Antibakteri Ekstrak Daun
Miana (Coleus scuatellariode
[L] Benth). Tesis. Departemen
Biokimia Institut Pertania
Bogor.
Sabir, A. 2005. Aktivitas Anti
Bakteri Flavonoid propolis
Trigona sp terhadap bakteri
Streptococcus mutans (in
vitro). Skripsi. Makassar:
Fakultas Kedokteran GigI
Universitas Hasanuddin.
Sarwono, B. 2001. Lebah Madu.
Jakarta: Agromedia Pustaka.
konsentrasi 30%.
BPS,
2010
(2014) Nagari Andaleh Kecamatan
Batipuh. Kabupaten Tanah Datar
merupakan pertanaman polikultural
dataran tinggi yang didominasi oleh
tanaman kopi, kayu manis dan
berbagai
pohon.
Rata-rata
suhu
harian adalah 25,5oC, kisaran curah
hujan
bulanan
28-549,00
mm
perbulan.
KESIMPULAN
1.
Ekstrak
propolis
leaviceps
dapat
Trigona
menghambat
pertumbuhan
bakteri
Escherichia
coli
dan
Staphylococcus aureus.
2.
Aktifitas
antibakteri
dalam
terbaik
menghambat
pertumbuhan Escherichia coli
dan
Staphylococcus
ditunjukkan
pada
aureus
konsentrasi
30%.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, A. D. 2006. Potensi
propolis lebah madu Trigona
spp. sebagai bahan antibakteri.
Skripsi.
Bogor:
Institut
Pertanian Bogor.
10
Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu
Ternak Lebah Madu. Bogor:
University Press.
Suin, M. N. 2001. Biostatistik.
Padang: Yayasan Perguruan
Tinggi Komputer.
Tim Karya Tani. 2010. Pedoman
Budidaya
Lebah
Madu.
Bandung: Nuansa Aulia.
Yusuf,
N.
2016.
Pengaruh
Pengembangan
Propolis
Trigona sp Pada Bahan
Tumpatan Glass Ionomer
Cement
Terhadap
Pertumbuhan Streptococcus
Mutans (penelitian in vitro).
Skripsi. Makasar: Universitas
Hasanuddin.
11
Download