NASKAH PUBLIKASI KINERJA PERAWAT JADWAL DINAS MALAM

advertisement
NASKAH PUBLIKASI
KINERJA PERAWAT JADWAL DINAS MALAM DI RUANG RAWAT
INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana
Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
DISUSUN OLEH
MA’RIFATUL FADILAT
20120320120
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Fadilat, Ma’rifatul, 2016. Night Shift Nurse’s Performance In The Hospital Ward PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Advisor : Novita Kurnia Sari, S.Kep., M.Kep
ABSTRACT
Background: Nurses are required to improve the quality of health services to the
community. Therefore, nurses must be professional so that the quality of health services
provided has increased. The increasing demands of the task that is owned by a nurse, it
can cause increased workload. Regarding Relations Physiological Effects schedule office
hours And Performance Nurses Lounge Icu Hospital Malinau District, the average value
of physiological effects scheduled night shift district hospitals Malinau is (8.879) and the
average of the performance of nurses is (3.497) this means there is a significant
relationship between physiological effects schedule with a night shift nurse performance.
Objective: This purpose describe the performance schedule for night shift nurse in the
inpatient unit PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta.
Methods: Design of this research used quantitative descriptive approach. The sampling
technique used is the technique nonprobability Sampling, is total sampling. research used
research instruments namely ceklist. Data analysis used univariate analysis.
Results: nurses performance night shift 64,3 % (nine respondents)good performance and
35.7%( five respondents) less good.
Conclusion: most of the nurse performance is good. Suggestion, as inputs in order to
increase the professionalis of nursing care in hospitalized patients
Keywords: night shift nurse, performance, hospitalization.
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan langsung
dilakukan dalam rangka memenuhi
kebutuhan keseluruhan klien atau
sebagai
pemberi
asuhan
keperawatan,
advokat
klien,
edukator, koordinator, kolaborator,
peneliti/pembaharu
(Almasyitoh,
2011). Perawat juga melakukan
tugas tambahan lainnya seperti
administrasi pasien, melaksanakan
tugas sebagai tim ambulance 118
dan lain-lain. Sehingga dapat
dikatakan
bahwa
perawat
mempunyai beban kerja yang berat
yang dapat menurunkan kinerja
perawat jika dilihat dari segi jam
kerja yang panjang khususnya pada
jadwal dinas malam yaitu 10 jam
kerja dan juga jenis-jenis tugas
keperawatan yang harus dilakukan
(Hariyono, 2009)
Perawat
dituntut
untuk
meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Oleh
karena
itu,
perawat
harus
profesional agar kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan semakin
meningkat. Meningkatnya tuntutan
tugas yang dimiliki seorang perawat
maka
dapat
menyebabkan
meningkatnya
beban
kerja
(Revalicha, 2012). Beban kerja
tenaga perawat di rumah sakit
meliputi beban kerja kemampuan
dan keterampilan atau disebut fisik
dan mental. Beban kerja bersifat
fisik meliputi mengangkat pasien,
memandikan pasien, membantu
pasien kekamar mandi, mendorong
peralatan kesehatan, merapikan
tempat tidur pasien dan mendorong
brankart pasien. Sedangkan beban
kerja yangbersifat mental dapat
berupa bekerja dengan jadwal dinas
atau bergiliran yaitu dinas pagi, sore
dan malam (Nurhayana, 2014).
Berdasarkanhasil survey dari
PPNI tahun 2006, sekitar50,9 %
perawat yang bekerja di 4 propinsi
diIndonesia mengalami stress kerja,
sering pusing, lelah,tidak bisa
beristirahat karena beban kerja
terlalu tinggidan menyita waktu, gaji
rendah
tanpa
insentif
memadai,perawat yang bekerja di
Rumah Sakit swasta dengan gaji
yang lebihbaik mengalami stres
kerja yang lebih besardibandingkan
perawat yang bekerja di rumah Sakit
Pemerintah dengan penghasilanyang
lebih rendah (PPNI, 2006). Hal ini
menunjukkan
bahwa
kualitas
kehidupan kerja secara menyeluruh
lebih berpengaruhdaripada faktor
imbalan
uang
yang
berdirisendiri(Muriyanti, 2011).
Hasil penelitian Baskoro
(2008), di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
menunjukan bahwa sebagian besar
perawat mengalami stres kerja
ringan, pada kerja jadwal dinas pagi
menunjukan sebanyak 47 perawat
(82,45%), kerja jadwal dinassore
sebanyak 50 perawat (87,71%) dan
kerja jadwal dinasmalam sebanyak
41 perawat (71,92%), fakta ini
menunjukan perbedaan stres kerja
yangberarti (significant) antara kerja
jadwal dinasmalam dengan kerja
jadwal dinas pagi dan juga antara
kerja jadwal dinas malam dengan
kerja jadwal dinas sore.
Penelitian Megawaty (2013)
mengenai Hubungan Efek Fisiologis
jadwal dinas Malam Dan Kinerja
Perawat Di Ruang Icu RSUD
Kabupaten Malinau,nilai rata-rata
dari
efek
fisiologis
jadwal
dinasmalam
RSUD
kabupaten
Malinau adalah ( 8,879) dan nilai
ratarata dari kinerja perawat adalah
(3,497) ini berarti ada hubungan
yang
bermakna
antara
efek
fisiologis jadwa dinas malam
dengan kinerja perawat dimana p
sebesar 0,017 lebih kecil dari alpha
5
(p<0,05) berarti Ho ditolak yang
berarti semakin banyak gangguan
efek fisiologis yang ditimbulkan
maka tingkat kinerja perawat di
ruang ICU akan menjadi rendah.
Dewan
Internasional
Keperawatan (International Council
of Nursing/ICN) menyatakan bahwa
pelayanan kesehatan diberikan 24
jam perhari sehingga perlu jadwal
dinas kerja. Banyak keluhan akibat
jadwal dinas kerja seperti gangguan
tidur, selera makan menurun,
gangguan
pencernaan
dan
kelelahan.Kelelahan adalah proses
yang mengakibatkan penurunan
kesejahteraan,
kapasitas
atau
kinerja. Sebagai akibat dari aktivitas
kerja. Kelelahan kerja dapat
disebabkan karenaadanya jadwa
dinas
kerja.
Perawat
yang
mengalami kelelahan kerja maka
kinerjanya tidak akan maksimal dan
akan menurunkan produktivitas
perawat
dalam
memberikanpelayanan (Villa, 2014).
Distribusi responden berdasarkan
kelelahan kerja frekuensi (orang)
Persentase (%)Kurang lelah 24
perawat 15,7% Lelah 116 perawat
75,8% Sangat lelah 13 perawat
8,5%(Villa, 2014).
Setelah dilakukan pengukuran
dari
penelitian
Mayasar(2011)
diketahui bahwa perawat wanita
jadwal dinas pagi yang mengalami
kelelahan kerja ringan+normal
sebanyak 24 orang (96%) dan yang
mengalami
kelelahan
kerja
sedang+berat sebanyak 1 orang
(4%). Sedangkan pada perawat
wanita jadwal dinas malam yang
mengalami
kelelahan
kerja
ringan+normal sebanyak 7 orang
(29,2%) dan
yang mengalami
kelelahan
kerja
sedang+berat
sebanyak 17 orang (70,8%).
Penghitungan statistik diperoleh
hasil nilai p sebesar 0,0001, oleh
karena nilai p < 0,05 maka Ho
ditolak, yang artinya ada perbedaan
antara tingkat kelelahan antara
perawat wanita jadwa dinas pagi
danjadwa dinasmalam di bagian
rawat inap RSUD Sunan Kalijaga
Demak. Tingkat kelelahan perawat
wanita setelah bekerja pada jadwal
dinas malam relatif lebih tinggi dari
pada jadwa dinas pagi.
Perawat yang bekerja pada
jadwal
dinas
malam
dapat
mengakibatkan gangguan tidur,
gangguan saluran pencernaan dan
kelelahan
karena
kurangnya
kepuasan psikologis pekerja pada
jadwal dinas malam. Jumlah pekerja
jadwal dinas malam biasanya lebih
sedikit
dan
perawat
sulit
mendapatkan akses transportasi
yang aman dan kenyamanan dasar
seperti
makanan
hangat
menyebabkan peningkatan stress
dan penurunan kualitas pelayanan
terhadap pasien. Disebutkan pula
bahwa perawat yang bekerja pada
sistem kerja jadwal dinas lebih
sering sakit (International Council
ofNurses, 2007). Balai Pengobatan
Santa Familia Kutai Barat(BPSF) di
dalam penelitian Lusita(2013),
berupaya
meningkatkan
mutu
pelayanan
kesehatan
melalui
peningkatan
kualitas
perawat.
Berbagai
penelitian
telah
membuktikan bahwa kepuasan kerja
berhubungan
dengan
kinerja.
Apabila kepuasan kerja perawat
terpenuhi maka kinerja perawat
akan meningkat.
Perawat pelaksana jadwal
dinas malam berpotensi mengalami
tingkat kesalahan dalam kinerja
karena pada malam hari perawat
pelaksana mengalami penurunan
konsentrasi dan peningkatan stress.
Di ruang rawat inap RS PKU
Muhmmadiyah Yogyakarta belum
pernah dilakukan pendokumentasian
6
ketidakpatuhan perawat pelaksana
terhadap SOP kinerja jadwal
dinasmalam. Penelitian tentang
observasi kinerja perawat pelaksana
jadwa dinasmalam di ruang rawat
inap berdasarkan SOP rumah sakit
belum
pernah
dilakukan
sebelumnya,sehingga
peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Kinerja perawatjadwal
dinas malam di ruang rawat inap RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta”.
B. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kinerja
perawat pelaksana jadwal dinas
malam di ruang rawat inap RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta
C. Metode Penelitian
Design penelitian ini akan
menggunakan pendekatankuantitatif
deskriptif. Pada penelitian ini,
populasi adalah 143 perawat
pelaksana jadwal dinas malam yang
berada di ruang rawat inap yang
beradadi RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah
teknik nonprobability Sampling,
yaitu total sampling.Penelitian ini
menggunakan instrumen penelitian
yaitu ceklist. Analisa data yang
digunakan adalah analisa univariat.
D. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Karakteristik
Perawat
Pelaksana
Jadwal
Dinas
Malam Di Ruang Rawat Inap
di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta
Karakteristik
Usia
<40 Tahun
≥ 40 Tahun
Total
Jenis Kelamin
F
%
9
5
14
64,3
35,7
100
Laki-laki
Perempuan
Total
Lama Kerja
<10 tahun
≥ 10 tahun
Total
Pendidikan
SPK
D3
S1
Total
2
12
14
14,3
85,7
100
6
8
14
42,9
57,1
100
2
10
2
14
14,3
71,4
14,3
100
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa
sebagian
besar
responden
memiliki usia < 40 tahun yaitu
sebanyak 9 responden (64,3%),
berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 12 responden
(85,7), memiliki lama kerja
sebalama ≥10 tahun, dan
berpendidikan
D3
yaitu
sebanyak
10
responden
(71,4%).
2. Distribusi Kinerja Perawat
Jadwal Dinas Malam
Tabel 4.2
Distribusi Kinerja Perawat
Jadwal Dinas Malam
Kinerja Perawat
Baik
Kurang Baik
Total
F
9
5
14
%
64,3
35,7
100
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa
sebagian
besar
responden
memiliki kinerja pada katergori
baik
yaitu
sebanyak
9
responden
(64,3%)
dan
sebagian
kecil
responden
memiliki efektifitas kinerja
perawat pada kategori kurang
baik
yaitu
sebanyak
5
responden (35,7%)
3. Evaluasi
Kinerja Perawat
Jadwal Dinas Malam
Grafik 4.1 Evaluasi Kinerja
Perawat Jadwal dinas Malam
7
Persentase
10
Kinerja Perawat Jadwal Dinas
Malam
5
0
1 3 5
7
9 11 13
15 17 19
Pertanyaan Penelitian
Grafik tersebut pada garis
horizontal menunjukan jumlah
pertanyaan yang terdiri dari 20
pertanyaan berdasarkan waktu
kerja 21.00-23.00, kegiatan : 1)
Melakukan
operan
jaga,pre
conferen dan membagi asuhan
keperawatan/bidan
kepada
masing-masing
penanggung
jawab, 2) memberikan injeksi
atau
obat
sesuai
program,3)mendampingi dokter
visite
malam,4)
Observasi
keadaan umum pasien dan terapi
infuse
pasien,5)dokumentasi
tindakan
asuhan
keperawatan/kebidanan.
Jam
pelaksanaan
23.00-02.00,
kegiatan: 6) Melakukan observasi
keadaan umum dan istirahat
pasien,7) memberikan injeksi dan
obat
malam,8) dokumentasi
tindakan
asuhan,
keperawatan/kebidanan dan 9)
mendampingi
dokter
visite
malam.
Jam pelaksanaan 02.00-05.00,
kegiatan:
10)
Memonitor
pemenuhan kebutuhan istirahat
pasien,11) monitor tetesan infus
dan observasi tindakan umum
pasien, 12) menjaga keamanan
dan kenyamanan lingkungan
keperawatan
dan
13)
mendampingi
pasien
yang
memerlukan
bantuan
untuk
sholat subuh. Jam pelaksanaan
05.00-07.00,
kegiatan
14)
Membantu memenuhi kebutuhan
personal
hygiene
pasien
(memandikan
pasien),
15)
mengukur vital sign danbalance
cairan pasien, 16) memberikan
injeksi dan obat per-oral pasien,
17) mengelola kebutuhan nutrisi
pasien,18)
melakukan
dokumentasi
asuhan
keperawatan/kebidanan,19) post
conferen/evaluasi
asuhan
keperawatan /kebidanan untuk
jadwal dinas malam,dan 20)
membuat laporan akhir.
Grafik 4.1 menunjukkan
bahwa kinerja perawat yang
lebih banyak dilakukan oleh
perawat yaitu 1) melakukan
operan jaga, pre conferen dan
membagi asuhan keperawatan
kepada
masing-masing
penanggungjawab.
2)
Memberikan injeksi atau obat
sesuai program. 3) Melakukan
dokumentasi tindakan asuhan
keperawatan. 4) Membantu
memenuhi kebutuhan personal
hygiene pasien. 5) Mengukur
vital sign dan balance cairan
pasien. 6) Memberikan injeksi
dan obat per-oral pasien. 7)
Mengelola kebutuhan nutrisi
pasien.
8)
Melakukan
dokumentasi
asuhan
keperawatan. 9) Melakukan
post conferen/evaluasi asuhan
keperawatan untukjadwa dinas
malam dan 10) Melakukan
membuat laporan akhir jadwa
dinas masing-masing kinerja
memiliki skor 14 (6,14%)
sedangkan kinerja yang paling
sedikit dilakukan oleh perawat
adalah mendampingi pasien
yang memerlukan bantuan
untuk sholat subuh dengan skor
1 (0,4%).
8
E. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1 menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
memiliki usia < 40 tahun yaitu
sebanyak 9 responden (64,3%).
Notoatmodjo (2010) menyatakan
bahwa umur seseorang erat
kaitannya dengan pengetahuan
dan pengalaman. Usia semakin
cukup umur seseorang, tingkat
pengetahuannya
akan
lebih
matang dalam berfikir dan
bertindak serta akan memiliki
pengelaman yang lebih banyak.
Budiarto (2009) dalam Cahyani
(2012)
menyatakan
bahwa
semakin
manusia
mencapai
kedewasaan semakin bertambah
pula
pengetahuan
dan
pengalaman
yang
diperoleh
sehingga akan mempengaruhi
sikap
dan
perilaku
yang
dimilikinya.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Martina (2013) dengan judul
hubungan kinerja perawat dengan
kesiapan
perawat
dalam
menghadapi pasien stroke di RS
Panembahan Senopati Bantul.
Hasil penelitian menyatakan
bahwa sebagain besar responden
memiliki usia< 40 tahun.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa sebagian
besar responden berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 12
responden
(85,7)
praktik
keperawatan memiliki hubungan
yang sangat erat dengan gender
dan didalam dunia keperawatan
persepsi
mengenai
gender
memang
didominasi
oleh
perempuan
(Prananingrum,
2011).
Hasil penelitian ini sejalan
degan penelitian yang dilakukan
oleh Galuh (2015) dengan judul
penelitian fakror-faktor yang
mempengaruhi kinerja perawat di
RSUD Wates.Hasil penelitian
menyatakan bahwa sebagian
besar perawat adalah berjenis
kelamin perempuan.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa sebagian
besar responden memiliki lama
kerja sebalama ≥10 tahun lama
kerja erat kaitannya dengan
pengalaman
semakin
lama
seseorang bekerja, maka kinerja
yang dilakukan akan semakin
meningkat karena telah terbiasa
dengan
pekerjaan
yang
ditanganinya setiap hari.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Bernandetha
(2015) dengan judul faktor yang
mempengaruhi kinerja perawat di
RS
Kabupaten
Sika.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden yang
memiliki kepuasan kerja pada
kategori puas adalah responden
yang memiliki lama kerja selama
11-15 tahun yaitu sebanyak 18
responden (29%).
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa sebagian
besar responden berpendidikan
D3 yaitu sebanyak 10 responden
(71,4%). Pendidikan adalah
proses tumbuh kembang seluruh
kemampuan
dan
perilaku
manusia melalui pengajaran,
sehingga dalam penelitian itu
perlu dipertimbangkan umur dan
proses belajar, tingkat pendidikan
juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi persepsi
seseorang untuk lebih menerima
ide-ide dan teknologi yang baru,
semakin
meningkat
batas
seseorang, maka akan bertambah
pengalaman yang mempengaruhi
wawasan
dan
pengetahuan.
9
Adapun tujuan yang hendak
dicapai
melalui
pendidikan
adalah
untuk
mengubah
pengetahuan
(pengertian,
pendapat, konsep-konsep), sikap
dan persepsi serta menanamkan
tingkah laku atau kebiasaan yang
baru (Notoatmodjo, 2010).
Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan
oleh
Septi
(2010)
yang
menyatakan bahwa semakin
tinggi pendidikan seseorang
maka akan semakin mudah pula
dalam menerima informasi dan
semakin banyak pengetahuan
yang dimiliki sehingga akan
mempengaruhi perilaku.
2. Distribusi Kinerja Perawat
Jadwal dinas Malam
Tabel 4.2 menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
memiliki efektifitas kinerja pada
katergori
dilakukan
yaitu
sebanyak 9 responden (64,3%)
dan sebagian kecil responden
memiliki
efektifitas
kinerja
perawat pada kategori tidak
dilakukan yaitu sebanyak 5
responden (35,7%). Hal ini
disebabkan karena sebagian
bersar
responden
yang
melakukan jadwa dinasmalam
adalah responden yang sudah
bekerja selama >10 tahun,
sehingga
menyebabkan
efektifitas
kinerja
perawat
semakin membaik.
3. Evaluasi
kinerja
perawat
jadwal dinas malam
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa kinerja
perawat yang lebih banyak
dilakukan oleh perawat yaitu 1)
melakukan operan jaga, pre
conferen dan membagi asuhan
keperawatan kepada masingmasing penanggungjawab. 2)
Memberikan injeksi atau obat
sesuai program. 3) Melakukan
dokumentasi tindakan asuhan
keperawatan.
4)Membantu
memenuhi kebutuhan personal
hygiene pasien. 5) Mengukur
vital sign dan balance cairan
pasien. 6) Memberikan injeksi
dan obat per-oral pasien. 7)
Mengelola kebutuhan nutrisi
pasien.
8)
Melakukan
dokumentasi
asuhan
keperawatan. 9) Melakukan post
conferen/evaluasi
asuhan
keperawatan untuk jadwal dinas
malam dan 10) Melakukan
membuat laporan akhir jadwal
dinas masing-masing kinerja
memiliki skor 14 (6,14%)
sedangkan kinerja yang paling
sedikit dilakukan oleh perawat
adalah mendampingi pasien yang
memerlukan
bantuan
untuk
sholat subuh dengan skor 1
(0,4%). Masih adanya responden
yang tidak melakuka kinerjanya
dengan baik disebabkan karena
adanya stress kerja yang dihadapi
oleh
perawat
pada
saat
melakukan jadwa dinas jaga.
Kinerja adalah keberhasilan
dalam menyelsaikan tugas atau
memenuhi
target
yang
ditetapkan,hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang
dicapai seorang perawat dalam
melaksanaka tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang
diberikan
kepadanya
(Nursalam,2013). Menurunnya
kinerja perawat karena Stres
kerja dapat disebabkan oleh
banyak faktor baik faktor
intrinsik pekerjaan, konflik peran,
hubungan
dalam
pekerjaan,
pengembangan karier,serta faktor
lainnya yang terkait dengan
pekerjaan yang dilakukan. Faktor
intrinsik pekerjaan dapat berupa
beban
kerja
yang
dirasa
10
berlebihan bagi seorang perawat.
Banyaknya jumlah pekerjaan
yang harus diselesaikan tidak
sesuai dengan waktu normal
sementara di sisi lain kualitas
kerja menjadi tuntutan yang
harus dipenuhi (Widyastuti,
2013).
Stres kerja yang dialami
oleh perawat tentunya akan
merugikan rumah sakit yang
bersangkutan karena kinerja yang
dihasilkan menurun, Stres kerja
merupakan perasaan tertekan
yang dialami oleh seorang
perawat
dalam
menghadapi
pekerjaan yang disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor tersebut
diantaranya
adalah
faktor
lingkungan,
organisasi
dan
individu itu sendiri. Tingkat
absensi tinggi serta turn over
yang tinggi yang pada akhirnya
menyebabkan
biaya
yang
bertambah besar (Luthfan,2011).
Pekerjaan seorang perawat
tidak terlepas dari sistem jadwa
dinaskerja.
Meskipun
memberikan
keuntungan
terhadap pasien, jadwa dinaskerja
dapat
memberikan
dampak
negatif yang salah satunya adalah
kelelahan. Kelelahan kerja yang
tidak
dapat
diatasi
akan
menimbulkan
berbagai
permasalahan kerja yang fatal
dan mengakibatkan kecelakaan
kerja sehingga Rumah Sakit
wajib mengetahui tingkat kinerja
dan hal yang dapat menimbulkan
permasalahan dalam bekerja,
salah satunya kelelahan kerja
pada
perawat
(Villa,2013).
Berbagai kegiatan yang terkait
dengan pelayanan rawat inap di
rumah sakityaitu, penerimaan
pasien,
pelayanan
medik,
pelayanan
perawatan
oleh
perawat, pelayanan penunjang
medik, pelayanan obat, pelayanan
makan,
serta
administrasi
keuangan(Suryawati dkk, 2006).
Jadwal
dinas
kerja
merupakan salah satu sumber
dari stress bagi tenaga kerja,
beberapa keluhan akibat jadwa
dinaskerjaseperti gangguan tidur,
selera makan menurun, gangguan
pencernaan dan kelelahan. Stres
kerja adalah ketidakmampuan
individu
dalam
memenuhi
tuntutan-tuntutan pekerjaannya
sehingga ia merasa tidak nyaman
dan tidak tenang (Valarencia,
2015 ).
Asuhan keperawatan pada
Jadwal dinas malam dan kerja
malam hari adalah kondisi yang
dapat menghambat kemampuan
adaptasi
perawat.
Bahkan
dampak dari jadwal dinaskerja
terutama
jadwal
dinaskerja
malam, selain soal biologis dan
faal, kerja malam seringkali
disertai reaksi psikologis sebagai
suatu
mekanisme
defensif
terhadap gangguan tubuh. Akibat
dari itu keluhan-keluhan akan
ditemukan relatif sangat banyak
pada kerja malam (Faiqoh, 2010).
Perawat yang bertugas di
ruang rawat inap dan rawat jalan
berpotensi
mengalami
stres
karena tuntutan pekerjaan yang
overload yang berhubungan
dengan pelayanan kepada orang
lain. Keadaan seperti itu apabila
berlangsung terus menerus dapat
menyebabkan
perawat
mengalami
kelelahan
fisik,
emosi, dan mental (Mariyanti,
2011).
Salah satu sumber daya
yang dibutuhkan rumah sakit
dalam perawatan pasien adalah
perawat yang dalam segi jumlah
menempati
urutan
teratas,
khususnya
bangsal
rawat
11
inap.Secara umum pelayanan
rumah sakit terdiri dari pelayanan
rawat inap dan rawat jalan.
Pelayananrawat inap merupakan
pelayanan
terhadap
pasien
rumahsakit yang menempati
tempat tidur perawatan karena
keperluan observasi, diagnosis,
terapi, rehabilitasi medik dan
pelayanan medik lainnya (alassaf, 2009).
Pelayanan
rawat
inap
merupakan pelayanan medis yang
utama di rumah sakit dan
merupakan
tempat
untuk
interaksi antara pasien dan pihakpihak yang ada di dalam rumah
sakit dan berlangsung dalam
waktu yang lama.Pelayanan
rawat inap melibatkan pasien,
dokter, dan perawat dalam
hubungan yang sensitif yang
menyangkut kepuasan pasien,
mutu pelayanan dan citra rumah
sakit.
Semua
itu
sangat
membutuhkan perhatian pihak
manajemen
rumah
sakit.
Berbagai
kegiatan
yang
terkaitdengan pelayanan rawat
inap di rumah sakit yaitu,
penerimaan pasien, pelayanan
medik
(dokter),
pelayanan
perawatan
oleh
perawat,
pelayanan penunjang medik,
pelayanan
obat,
pelayanan
makan,
sertaadministrasi
keuangan(Suryawati dkk, 2006).
Aturan
atau
standar
operasional prosedurjadwa dinas
jaga
khususnya
jadwa
dinasmalam perawat pelaksana di
ruang rawat inap yang berlaku di
RS
PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta
adalah
sebagai
berikut: Jam pelaksanaan 21.0023.00, kegiatan : Melakukan
operan jaga,pre conferen dan
membagi
asuhan
keperawatan/bidan
kepada
masing-masing
penanggung
jawab,memberikan injeksi atau
obat
sesuai
program,mendampingi
dokter
visite malam,observasi keadaan
umum pasien dan terapi infuse
pasien,documentasi
tindakan
asuhan keperawatan/kebidanan.
Jam pelaksanaan 23.00-02.00,
kegiatan: Melakukan observasi
keadaan umum dan istirahat
pasien,memberikan injeksi dan
obat
malam,dokumentasi
tindakan
asuhan
keperawatan/kebidanan
dan
mendampingi
dokter
visite
malam.
Jam pelaksanaan 02.0005.00, kegiatan: Memonitor
pemenuhan kebutuhan istirahat
pasien,monitor tetesan infus dan
observasi tindakan umum pasien,
menjaga
keamanan
dan
kenyamanan
lingkungan
keperawatan dan mendampingi
pasien yang memerlukan bantuan
untuk
sholat
subuh.
Jam
pelaksanaan
05.00-07.00,
kegiatan Membantu memenuhi
kebutuhan personal hygiene
pasien
(memandikan
pasien),mengukur vital sign dan
balance
cairan
pasien,memberikan injeksi dan
obat per-oral pasien,mengelola
kebutuhan
nutrisi
pasien,melakukan dokumentasi
asuhan
keperawatan/kebidanan,post
conferen/evaluasi
asuhan
keperawatan /kebidanan untuk
jadwa dinas malam,dan membuat
laporan. Pengaturan jadwal dinas
kerja dan pemberian waktu
istirahat
pada
hakekatnya
bertujuan untuk mengurangi
kelelahan pada pekerja. Tetapi
dampak pengaturan waktu kerja
tersebut tetap memberikan efek
12
terhadap tenaga kerja (Bayu,
2010).
Pelaksanaan
pemberian
asuhan keperawatan
yang
optimal
menjadi
sebuah
keharusan sehingga tidak hanya
pasien merasa puas dengan
pelayanan yang diterima tetapi
perawat
memiliki
kepuasan
dalam kinerja, perawat menjadi
aspek penting yang perlu
diperhatikan sehingga pelayanan
kesehatan tetap lancar dan
berkualitas (Lusiati,2013).
F. Kesimpulan dan Saran
Karakteristik
respondensebagian besar responden
memiliki usia < 40 tahun yaitu
sebanyak 9 responden (64,3%),
berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 12 responden (85,7),
memiliki lama kerja sebalama ≥10
tahun, dan berpInstansi rumah sakit
endidikan D3 yaitu sebanyak 10
responden
(71,4%).Distribusi
kinerja perawat jadwal dinas malam
sebagian besar responden memiliki
kinerja pada katergori baik yaitu
sebanyak 9 responden (64,3%) dan
sebagian kecil responden memiliki
efektifitas kinerja perawat pada
kategori kurang baik yaitu sebanyak
5 responden (35,7%). Evaluasi
kinerja perawat jadwal dinas malam
menunjukkan bahwa kinerja perawat
yang lebih banyak dilakukan oleh
perawat yaitu 1) melakukan operan
jaga, pre conferen dan membagi
asuhan keperawatan kepada masingmasing
penanggungjawab.
2)
Memberikan injeksi atau obat sesuai
program.
3)
Melakukan
dokumentasi
tindakan
asuhan
keperawatan.
4)
Membantu
memenuhi kebutuhan personal
hygiene pasien. 5) Mengukur vital
sign dan balance cairan pasien. 6)
Memberikan injeksi dan obat per-
oral
pasien. 7) Mengelola
kebutuhan nutrisi pasien. 8)
Melakukan dokumentasi asuhan
keperawatan. 9) Melakukan post
conferen/evaluasi
asuhan
keperawatan untuk jadwal dinas
malam dan 10) Melakukan membuat
laporan akhir jadwal dinas masingmasing kinerjamemiliki skor 14
(6,14%) sedangkan kinerja yang
paling sedikit dilakukan oleh
perawat adalah mendampingi pasien
yang memerlukan bantuan untuk
sholat subuh dengan skor 1 (0,4%).
Saran dalam penelitian ini
adalah sebagai bahan masukan
dalam
rangka
meningkatkan
profesionalisme pemberian asuhan
keperawatan pada pasien rawat inap
di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta.Sebagai
masukan
terhadap perawat
rumah sakit
khususnya pada jadwal jadwal dinas
malam
dalam
mengevaluasi
pelaksaanaan pemberian asuhan
keperawatan pada pasien rawat
inap.Pasien rawat inap tetap harus
mendapatkan pelayanan kesehatan
yang optimal terutama pada jadwa
dinas malam yang diberikan perawat
tetap sama dengan pemberian
layanan keparawatan pada pasien
rawat inap di jadwal dinas pagi
maupun
jadwal
dinas
sore.Penelitian ini akan bermanfaat
memberikan pengetahuan bagi
peneliti. Pengalaman yang nyata
dalam melaksanankan penelitian
yang sederhana secara ilmiah dalam
rangka mengembangkan diri juga
manfaat yang akan diperoleh
peneliti.Peneliti
bisa
mengembangkan penelitian ini
untuk jauh lebih baik jika ada
kekurangan.
13
Daftar Pustaka
Al-Assaf,
A.F.
2009.Mutu
PelayananKesehatan:
Perspektif
Internasional. Jakarta: EGC.
Almasyitoh, (2011). Stress kerja ditinjau
dari konflik peran ganda dan
dukungan sosial pada perawat.
Jurnal psikoislamika vol.8. No 1:
2011.
Arikunto, S.,2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Atmaji, L., ( 2011). Pengaruh Stres
Kerja
Dan
Kepuasan
Kerja
Terhadap Kinerja Perawat Studi
Pada Rumah Sakit Islam Sultan
Agung SemarangSkripsi, Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/14508/1/20
04MIKM3594.pdf
Bayu,I.(2010).“Perbedaan
Kelelahan
Pada Perawat Jadwa dinas Malam
Ruang Rawat Inap Iccu Dan Kana
Di Rumah Sakit X Kudus”. Skripsi.
Depkes
RI.
Permenkes
No.269/MENKES/PER/III. 2008.
Faiqoh Indah Prismayanti, Alifin,
Suratmi. (2010). ’’Hubungan Jadwa
dinasKerja
Dengan
Stres
Kerja Pada Perawat Di Ruang
Rawat
Inap
Rumah
Sakit
Umum Daerah Dr. Soegiri
Lamongan’’. Jurnal. Vol.03, No.VII,
Des 2010.
Hariyono,W.
,Dyah,.S,. &Yanuk,.W
(2009). Hubungan antar beban kerja,
stress kerja dan tingkat konflik
dengan kelelahan kerja perawat di
Rumah sakit islam Yogyakarta
PDHI kota Yogyakarta. Journal of
public health,vol 3, No 3.
Hasanah L, Saftarina F, Wintoko R.
(2013). ‘’ Overview Jadwa dinas
Work And Of Sleep Patterns
Disturbance Installation Patterns In
Ward Nurse In Abdul Moeloek
Hospital Bandar Lampung ISSN
2337-3776
Michelle, I.M (2011). “Peran
Penerapan
Model
Praktik
KeperawatanProfesional Terhadap
Kinerja Perawat Di Rumah Sakit
Jiwa Dr.SoehartoHeerdjan,Program
Pascasarjana (S2) universitas Esa
Unggul
Jakarta.http://digilib.esaunggul.ac.id
/public/UEU-Master-2505JUDUL%20TESIS-pdf.pdf
Khodriani,
Ria. (2013).
Analisis
Kebutuhan
Tenaga
Kerja
Berdasarkan Teori
Wisn Di
Bagian Filing Rsud Kota Semarang,
Fakultas Kesehatan Universitas
Dian Nuswantoro.
Lapau, B. 2012. Metode Penelitian
Kesehatan:
Metode
Ilmiah
PenulisanSkripsi,
Tesis,
Dan
Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.
Lusiati Alies, Supriyanto Stefanus.
(2013). Dampak Faktor Individu,
Faktor Pekerjaan dan Faktor
Organisasi Pada Kepuasan Kerja
Dan Intensi Turnover Perawat’’
Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia Volume 1
Nomor 2
April-Juni 2013.
Mayasar, A. (2011). Perbedaan Tingkat
Kelelahan Perawat Wanita. ISSN :
1858-1196.
Vol,28-34
diakses
tanggal
09
desember
2015.
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.
php/kemas/article/view/1790/1981
Montalvo, I., (September 30, 2007)
"The National Database of Nursing
Quality IndicatorsTM (NDNQI®)"
OJIN: The Online Journal of Issues
in Nursing. Vol. 12 No. 3,
Manuscript 2.
Neny Lya, wati. ( 2011). ‘’Analisa
pelaksanaan pemberian pelayanan
keperawatan di ruang murai I dan II
RSUD Arifin Achmad provinsi
Riau’’, Jurnal Ners Indonesia, vol.1,
No 2, Maret 2011.
14
NugrohoM. Kris. (2004). “Analisis
Faktor
–
Faktor
Yang
BerhubunganDengan
Kinerja
Perawat Pegawai Daerah Di
Puskesmas
Kabupaten
Kudus”Tesis. Program ilmu
Kesmas”Undip.http://eprints.undip.a
c.id/4403/1/29_m.kris_nugroho.pdf
Nurhayana dan Jumiati Sasmita. (2014).
‘’Pengaruh Beban Kerja Dan
PelatihanMelalui Motivasi Sebagai
Variabel Mediasi Terhadap Kinerja
PerawatRuang Rawat Inap Rsud
Puri Husada Di Tembilahan’’, Tesis.
MahasiswaProgram
Pascasarjana
Manajemen Universitas Riau. Vol.
VI No. 3September.
Nursalam. (2013).Metode penelitian
ilmu
keperawatan.Jakarta:salembah.1jil,4
52 hlm, 19x26cm
Revalicha Nadia Selvia,Sami’an. (2012).
“Perbedaan Stres Kerja Ditinjau dari
Jadwa dinas
Kerja
pada
Perawat di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya”
Jurnal
Psikologi
Industri dan Organisasi 163 Vol.
1 No. 3.
Rosyidah
Ega
Citra
Lestari.
(2010).“Analisis Kepatuhan Perawat
Pada StandarAsuhan Keperawatan
Di Unit Rawat Inap Kelas III Rsu
Pku
MuhammadiyahBantul
Yogyakarta”Kes Mas Uad Vol. 5,
No. 1, Januari 2011 : 1 –
67.http://www.google.co.id/url?url=
http://www.jogjapress.com/index.ph
p/KesMas/article/download/1220/63
6&rct=j&q=&esrc=s&sa=U&ei=Bf
yPVYyTEYPkUrWMgIgF&ved=0C
DYQFjAHOAo&usg=AFQjCNFgX
RZHvSahXJdlBmBLa1nNeYaNBA
Russeng,Syamsir dkk. (2007). “stres
kerja pada perawat di instansi rawat
inap Dr Tandjudin chalid Makasar”
FKM UNAS Vol 3 no 1 hal 156.http://blog.unhas.ac.id/index.php/
jadkkm/article/view/536/449
Santi Anita
Widyastuti (2013)‘’
Hubungan Antara Mutu Pelayanan
Tenaga Perawat dengan
Tingkat
Kepuasan Pasien Diruang Rawat
Inappuskesmas Wonosegoro
I
Boyolali,Skripsi
Prodi
Ilmu
Keperawatan UMS.
Sulistyowati ( 2012).‘’analisa faktorfaktor
yang
mempengaruhi
Pencapaian target kinerja individu
perawat pelaksana berdasarkan
indeks kerja individu di gedung
rumah sakit
umum nasional
RSCM,tesis
prodi
managemenkeperawatan
UI
Depok.http://lib.ui.ac.id/file?file=di
gital/20305749-T30938%20%20Analisis%20faktor.pdf
Valarencia Vialytha Pongoh,Herman
Warouw,Rivelino Hamel (2015).
‘’PerbedaanStres Kerja Antar Jadwa
dinas Perawat Di Ruangan Gawat
Darurat Medik Rsup Prof Dr. R. D.
Kandou
Manado’’
e-journal
Keperawatan (e-Kp) Volume 3
Nomor 2, Mei.
Download