PERMASALAHAN DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM

advertisement
PERMASALAHAN DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) PADA
MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8
KOTA JAMBI
Rian Anggriawan, Amin Saib dan Fachruddin Saudagar
FKIP Universitas Jambi
[email protected]
ABSTRACT
Education as one aspect of the government programs that need serious attention
at this time. And it should also be realized that the nation is in a stage of development
and progress, education is the most important basic needs. Therefore, through the
process of education in schools, suggests that the success or failure of educational
achievement depends on the learning process that takes place in public schools and
private.
Writer wanted to know how the interest or the students' response to the
entrepreneurship subjects, whether enthusiastically or otherwise. To that end, the
authors conducted a study of students in terms of internal and internal ekstren From the
authors conducted a study of student attitudes, student motivation, student
concentration, self-confidence of students. While the side ekstren include factors such
as lack of self-esteem educational facilities, teacher as coach learning, students in
school and social environments of family factors
This study is a qualitative research, where the research describes the situation of
the social conditions that are happening on the analysis of problems in the Teaching and
Learning Activities Entrepreneurship Lesson In Class XI students of SMAN 8 City of
Jambi, this study wanted to find out and get a picture, the data along with information
about issues that are considered important in learning activities in class XI students
subjects of entrepreneurship in SMAN 8 City of Jambi.
Based on the findings of the study indicate that the problems in the Teaching and
Learning Activities Entrepreneurship Lesson In Class XI students of SMAN 8 City of
Jambis low in the level of understanding and lack of student interest in studying
subjects entrepreneurship subjects
Based on this study it can be concluded that the current study entrepreneurship teacher
interaction with students less well, where the lesson when the teacher is only focused on
the provision of material and do not pay attention to aspects of students' understanding
of the task and the students have difficulty both written and practical assignments.
Students lack an understanding of the tasks assigned by the teacher. And based on these
results, it can be suggested also subject teachers manage the classroom so that
entrepreneurship can be more attractive and conducive condition for the class so that
students can concentrate more seriously and follow the lessons of entrepreneurship, the
school should provide entrepreneurship books in the school library so that students are
more interested in learning subjects entrepreneurship and schools should provide
entrepreneurship curriculum subjects.
Keywords: The problems in Teaching and Learning Activities In Entrepreneurship
Subject.
1
BAB I PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai salah satu aspek dari program pemerintah yang
perlu mendapat perhatian yang serius pada saat ini. Dan perlu juga disadari bahwa bangsa
yangberada dalam tahap pembangunan dan perkembangan, pendidikan merupakan
kebutuhan dasar yang paling penting. Oleh karena itu melalui proses pendidikan di
sekolah, menunjukkan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
bergantung kepada proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah-sekolah negeri
dan swasta.
Begitu juga proses pendidikan yang dilaksanakan SMA Negeri 8 Kota Jambi
yang berdiri pada tanggal 2 september tahun 1978, yang beralamat di jalan Masda
Suryadharma kecamatan kota baru Jambi, yang memiliki sebanyak 21 ruang kelas, 5
laboratorium, 1 perpustakaan dan beberapa sarana penunjang proses pembelajaran.
Dengan luas tanah 17.385 M², Sekolah ini juga memiliki 2 program jurusan yakni Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Berdasarkan data tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian terhadap siswa/I SMA
Megeri 8 Kota Jambi dengan mengambil sampel kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dan hanya membatasi
ruang lingkup mata pelajaran kewirausahaan. Mata pelajaran kewirausahaan merupakan salah satu
mata pelajaran tambahan atau muatan lokal. Pelajaran kewirausahaan itu sendiri sangat bermanfaat
bagi siswa karena dapat menjadi bekal apabila mereka ingin membuka usaha.
Penulis ingin mengetahui bagaimana minat atau respon siswa terhadap mata
pelajaran kewirausahaan tersebut, apakah antusias atau sebaliknya. Untuk itu, penulis
melakukan penelitian terhadap siswa dari sisi intern dan ekstren (Dimyati &
mudjiono:2010). Dari sisi intern penulis melakukan penelitian terhadap sikap siswa,
minat, motivasi siswa , konsentrasi siswa, percaya diri siswa. Sedangkan sisi ekstren
meliputi faktor dari diri siswa seperti minimnya sarana dan prasarana pendidikan, guru
sebagai Pembina belajar, lingkungan sosial siswa disekolah serta faktor keluarga.
Mata pelajaran kewirausahaan termasuk kedalam mata pelajaran muatan lokal.
Oleh karena itu siswa kelas XI harus mengetahui lebih dalam apakah yang dimaksud
dengan kewirausaan,siapa yang memerlukan kewirausahaan dan bagaimana gambaran
tentang kewirausahaan itu. Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (dalam Sulastri
2011:3) wirausaha adalah orang yang mengorganisasi, mengelola, dan berani
menanggung risiko untuk menciptkan usaha baru dan peluang berusaha.
Pada awal dari proses kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa selalu berfikir
bahwa mata pelajaran kewirausahaan itu merupakan mata pelajaran yang tidak begitu
menarik karena mata pelajaran kewirausahaan termasuk kedalam muatan lokal.
Untuk mengatasi permasalahan diatas sebagai seorang guru haruslah
memberikan perhatian khusus agar kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih efektif,
dinamis, efisien dan positif, sehingga hasil belajar siswa lebih baik sesuai dengan yang
diharapkan guru sebelumnya.
BAB II ACUAN TEORITIK
Dimyati & Mudjiono (2010:235), menyatakan tugas utama seorang guru adalah
membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa bila guru bertindak mengajar, maka diharapkan
siswa berajar atau belajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar disekolah ditemukan halhal berikut, guru telah mengajar dengan baik, ada siswa belajar dengan giat, ada siswa
pura-pura belajar, ada siswa belajar setengah hati, bahkan ada pula siswa yang tidak
belajar. Guru bingung menghadapi keadaan siswa.
Guru tersebut berkonsultasi dengan konselor sekolah. Kedua petugas
pendidikan tersebut menemukan adanya masalah-masalah yang dialami siswa. Ada
2
masalah yang dapat dipecahkan oleh konselor sekolah. Ada pula masalah yang harus
dikonsultasikan dengan ahli psikologi. Guru menyadari bahwa dalam tugas
pembelajaran ternyata ada masalah-masalah belajar yang dialami oleh siswa. Bahkan
guru memahami kondidsi lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber timbulnya
masalah-masalah belajar.
Guru profesional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. Ia
menemukan bahwa ada bermacam-macam hal yang menyebabkan siswa belajar. Ada
siswa yang tidak belajar karena dimarahi oleh orang tua. Ada siswa yang enggan belajar
karena pindah tempat tinggal. Ada siswa yang sukar memusatkan perhatian waktu guru
mengajar topik tertentu. Ada pula siswa yang giat belajar karena ia bercita-cita menjadi
seorang ahli. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut menggambarkan bahwa
pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan hal yang sangat penting bagi
guru dan calon guru.
Masalah-masalah belajar meliputi masalah-masalah intern belajar,masalahmasalah ekstren belajar, dan bagaimana upaya menemukan masalah-masalah belajar
tersebut. Pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan faktor perangkat
kompetensi guru dan calon guru. Menurut Dimyati & Mudjiono (2010:239247)masalah-masalah intern meliputi, sikap terhadap belajar, motivasi belajar,
konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar,
menggali hasil belajar yang tersimpan, keterampilan berprestasi atau unjuk hasil belajar,
rasa percaya diri siswa, itelegensi dan keberhasilan siswa, kebiasaan belajar, Sedangkan
menurut Slameto faktor intern meliputi, faktor jasmaniah, faktor fsikologis, intelegensi,
perhatian, minat, bakat, moif, kematangan, kesiapan, faktor kelelahan,
Masalah-masalah ekstren meliputi, guru sebagai Pembina siswa, sarana dan
prasarana, lingkungan sosial di sekolah, kurikulum sekolah, keadaan gedung, waktu
sekolah, metodr belajar dan masalah-masalah dari pihak keluarga.
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan intraksi antara guru dan murid
dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Proses pembelajaran juga
diartikan sebagai suatu proses terjadinya intraksi antara pelajar, pengajar dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam
jangka satuan waktu tertentu pula.
Menurut Adrian ( 2000 : 25 ) kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa
komponen yaitu guru (pendidik), peserta didik, tujuan pembelajaran, isi pembelajaran,
metode mengajar, media dan evaluasi pembelajaran.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (dalam Sulastri 2011:3) wirausaha
adalah orang yang mengorganisasi, mengelola, dan berani menanggung risiko untuk
menciptkan usaha baru dan peluang berusaha.
BAB III TAHAPAN PENELITIAN
Sesuai dengan metodologi penelitian dan permasalahan yang dipaparkan
sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2007:1)
metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), análisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
3
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Dari hasil analisis dan wawancara yang peneliti lakukan, maka dapat mengambil
temuan-temuan bahwa terdapat permasalahan pada kegiatan belajar mengajar. Adapun
permasalahan yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar siswa/I kelas XI SMA Negeri
8 Kota Jambi pada mata pelajaran kewirausahaan adalah :
1. Permasalahan Internal
a. Persepsi siswa mengenai mata pelajaran kewirausahaan adalah sebagai
pelajaran tambahan karena mata pelajaran kewirausahaan hanya muatan
lokal sehingga menyebabkan siswa tidak berminat untuk belajar
b. Pola belajar siswa pada saat belajar kewirausahaan tidak teratur dimana
siswa hanya belajar ketika diadakan ujian.
c. Metode mengajar guru ceramah, dimana guru mata pelajaran
kewirausahaan menyampaikan materi dengan metode ceramah dari awal
kegiatan belajar hingga akhir pelajaran yang menyebabkan siswa merasa
bosan pada saat belajar kewirausahaan.
d. Mengerjakan tugas, dalam mengerjakan tugas siswa mengalami
kesulitanbaik tugas tertulis maupun praktek. Siswa kurang memahami
tugas yang diberikan oleh guru.
e. Interaksi, pada saat belajar kewirausahaan interaksi guru dengan murid
kurang baik. Dimana saat pelajaran berlangsung guru hanya terfokus
pada penyampain materi dan tidak memperhatikan aspek pemahanman
siswa.
f. Permasalahan pengelolaan kelas, dimana keadaan kelas XI IPA 1 dan XI
IPA 2 ketika belajar kewirausahaan pada saat jam terakhir tidak kondusif
sehingga siswa tidak dapat berkonsentrasi dengan baik.
2. Permasalahan Eksternal
a. Tidak adanya ketersediaan buku kewirausahaan pada perpustakaan
sekolah yang menyebabkan siswa tidak berminat pada pelajaran
kewirausahaan.
b. Tidak adanya kurikulum mata pelajaran kewirausahaan di sekolah.
Alternatif Pemecahan Masalah yang Dilakukan dan Diharapkan Terhadap
Permasalahan dalam kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran
kewirausahaan
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan oleh
Peneliti menemukan alternatif yang dilakukan oleh siswa kelas XI Jurusan IPA di SMA
Negeri 8 Kota Jambi Permasalahan dalam kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata
pelajaran kewirausahaan adalah sebagai berikut: Ceramah, dimana biasanya guru mata
pelajaran kewirausahaan menyampaikan materi dengan metode ceramah dari awal
kegiatan belajar hingga akhir pelajaran yang menyebabkan siswa merasa bosan pada
saat belajar kewirausahaan.Mengerjakan tugas, dalam mengerjakan tugas siswa
mengalami kesulitan baik tugas tertulis maupun praktek. Siswa kurang memahami tugas
yang diberikan oleh guru.Interaksi, pada saat belajar kewirausahaan interaksi guru
dengan murid kurang baik. Dimana saat pelajaran berlangsung guru hanya terfokus
pada penyampain materi dan tidak memperhatikan aspek pemahaman siswa.
Dari hasil observasi yang dilakukan Peneliti terlihat bahwa siswa kelas XI
Jurusan IPA tetap dibimbing dan diberikan bantuan yang lebih agar siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar mendapatkan jalan keluarnya/ pemecahan masalah
dan siswa tersebut tetap dapat mengikuti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
berlangsung untuk mata pelajaran mulok/ tambahan.
4
Solusi masalah yang dilakukan dan diharapkan siswa kelas XI Jurusan IPA SMA
Negeri 8 Kota Jambi yang nilainnya permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar
(KBM) pada mata pelajaran kewirausahaan adalah: 1) guru harusnya lebih detail lebih
jelas dalam menjelaskan mata pelajaran tersebut di dalam agar siswa yang menerima
pelajaran tersebut dapat mengerti dan paham, 2) guru mata pelajaran tersebut tidak
terlalu berpatokan pada satu buku saja saat mengajar, 3) guru mata pelajaran tersebut
lebih banyak menerangkan dengan mengunakan berbagai contoh-contoh soal yang
banyak, 4) guru lebih banyak memberikan soal-soal latihan yang banyak dan
memberikan tugas di rumah (PR) secara berkala, 4) pada saat di luar jam pelajaran/ saat
jam istirahat guru-guru mata pelajaran akuntansi hendaknya menyempatkan waktu pada
siswanya untuk bertanya dan membahas mengenai pelajaran tersebut, 6) keadaan
lingkungan sekolah harus benar-benar kondusip sehingga tidak mengakibatkan
gangguan-gangguan yang menyebabkan konsetrasi siswa pada saat belajar terganggu, 7)
siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar seharusnya lebih dibimbing sampai
benar-benar paham dan mengerti dalam mata pelajaran tersebut, 8) siswa yang telah
paham dan mengerti mata pelajaran tersebut diharapkan mau berbagi ilmu kepada
teman-temannya yang belum paham dan mengerti.
BAB V PEMBAHASAN
Pada dasarnya permasalahan yang terjadi pada kegiatan belajar dipengaruhi oleh
permasalahan internal dan permasalahan eksternal. Dimana permasalahan internal itu
berasal dari siswa dan guru dan pada permasalahan eksternal berasal dari sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap siswa kelas XI IPA
1 dan XI IPA 2 tentang permasalahan mereka pada kegiatan belajar mata pelajaran
kewirausahaan, pada dasarnya terdapat permasalahan pada kegiatan belajar mengajar
mata pelajaran kewirausahaan dari segi permasalahan intern dan ekstren. Dari hasil
wawancara dapat diketahui bahwa permasalahan intren yang terjadi pada kegiatan
belajar mengajar siswa kelas XI SMA Negeri 8 Kota Jambi adalah, siswa/I kurang
berminat untuk belajar kewirausahaan, dimana siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi
beranggapan bahwa mata pelajaran kewirausahaan hanyalah pelajaran muatan lokal atau
mata pelajaran tambahan dan tidak temasuk ke dalam pelajaran inti yang ada di sekolah.
Metoda mengajar guru pada mata pelajaran kewirausahaan ,faktor pengelolaan kelas,
Dari hasil penelitian dapat dilihat guru mata pelajaran kewirausahaan mengajar
dengan cara ceramah dari awal pelajaran hingga akhir pelajaran, dalam menegerjakan
tugas siswa mengalami kesulitan baik tugas tertulis dan praktek disebabkan disebabakan
siswa kurang memahami tugas yang diberikan oleh guru, pada saat belajar
kewirausahaan intraksi antara guru dengan murid kurang baik dimana guru hanya
terfokus pada penyampaian materi dan tidak melihat aspek pemahaman siswa
permasalahan lain yang menyebabkan siswa kurang berminat belajar kewirausahaan
adalah faktor pengelolaan kelas, dimana keadaan kelas sewaktu belajar kewirausahaan
pada saat jam terakhir tidak kondusif sehingga siswa tidak dapat berkonsentrasi dengan
baik. Menurut siswa dengan keadaan belajar sewaktu jam terakhir sulit menjaga
konsentrasi belajar disebabkan cuaca panas, bosan dan mengantuk. Permasalahan
berikutnya adalah persepsi siswa mengenai mata pelajaran kewirausahaan kurang
menarik dipelajari karena mata pelajaran kewirausahaan hanya muatan lokal dan
menggap mata pelajaran kewirausahaan itu adalah mata pelajaran tambahan dan tidak
termasuk kedalam pelajaran inti yang ada disekolah yang menyebabkan pola belajar
siswa pada saat belajar kewirausahaan tidak teratur siswa hanya belajar ketika diadakan
ujian dan ketika kegiatan belajar belajar berlangsung siswa tidak serius dan kebanyakan
5
mengobrol dengan teman. Sedangkan permasalahan eksternal yang terjadi pada kegiatan
belajar mata pelajaran kewirausahaan adalah tidak tersedianya buku kewirausahaan
diperpustakaan sekolah yang menyebabkan siswa kurang berminat pada mata pelajaran
kewirausahaan dan tidak adanya kurikulum mata pelajaran kewirausahaan di sekolah.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Permasalahan dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM) pada mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI
SMA Negeri 8 Kota Jambi maka dapat disimpulkan bahwa siswa SMA Negeri 8 Kota
jambi kurang berminat untuk belajar mata pelajaran kewirausahaan
adapun
permasalahan yang terjadi adalah:
Permasalahan Internal meliputi, a) persepsi siswa mengenai mata pelajaran
kewirausahaan adalah sebagai pelajaran tambahan karena mata pelajaran kewirausahaan
hanya muatan lokal sehingga menyebabkan siswa tidak berminat untuk belajar, b) pola
belajar siswa pada saat belajar kewirausahaan tidak teratur dimana siswa hanya belajar
ketika diadakan ujian, c) metode mengajar guru ceramah, dimana guru mata pelajaran
kewirausahaan menyampaikan materi dengan metode ceramah dari awal kegiatan
belajar hingga akhir pelajaran yang menyebabkan siswa merasa bosan pada saat belajar
kewirausahaan, d) mengerjakan tugas, dalam mengerjakan tugas siswa mengalami
kesulitanbaik tugas tertulis maupun praktek. Siswa kurang memahami tugas yang
diberikan oleh guru, e) interaksi, pada saat belajar kewirausahaan interaksi guru dengan
murid kurang baik. Dimana saat pelajaran berlangsung guru hanya terfokus pada
penyampain materi dan tidak memperhatikan aspek pemahanman siswa, f)
permasalahan pengelolaan kelas, dimana keadaan kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 ketika
belajar kewirausahaan pada saat jam terakhir tidak kondusif sehingga siswa tidak dapat
berkonsentrasi dengan baik.
Permasalahan Eksternal meliputi, a) tidak adanya ketersediaan buku
kewirausahaan pada perpustakaan sekolah yang menyebabkan siswa tidak berminat
pada pelajaran kewirausahaan. b) Tidak adanya kurikulum mata pelajaran
kewirausahaan di sekolah.
DAFTAR BACAAN
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
http://juprimalino.blogspot.com/2012/06/proses-belajar-mengajar-pengertian.html.
diakses tanggal 15 November 2012
http://cvrahmat.blogspot.com/2009/07/pengertian-belajar-dan-mengajar.html
diakses
tanggal 15 November 2012
http://ml.scribd.com/doc/93177926/Analisis-Problematika-Proses-Belajar- KabupatenBantaeng diakses tanggal 15 November 2012
http://ukhuwaislami1.blogspot.com/2012/12/komponen-komponen-proses-belajar.html
diakses tanggal 28 Agustus 2013
Sulastri, Atty Srie.2011. Kewirausahaan.Bandung : Grafindo Media Pratama
Saudagar, Fachruddin. 2008. Gerbang Penelitian Pendidikan Kualitatif. Jambi: Yayasan
FORKKAT Jambi.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta
Sugiono.2012Metode Penelitiam Kuantitatif Kualitatif, dan R&D.Bandung :Alfabeta.
6
Download