Adisel, Permasalahan Metode Mengajar IPS 73 MENGAJAR DAN PERMASALAHAN METODE MENGAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Adisel Abstrak : Teaching can run well if it was done discipline and consecutively. Teaching did not only give knowledge but also educated students attitude that’s why teaching should have clear goal and knew the intended target. Kata Kunci : Mengajar, Metode, Ilmu Pengetahuan Sosial A. Pendahuluan Mengajar bagi seorang guru bukanlah sekedar menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Mengajar yang baik adalah mengajar yang bertujuan; jika tujuannya adalah mengajar dengan baik maka seorang guru haruslah mengetahui sasaran. Oleh sebab itu, guru diharapkan memiliki pengetahuan yang baik tentang orang dewasa dan setiap siswanya secara khusus . Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk itu diantaranya adalah: 1. Metode-metode Mempelajari Siswa Ada beberapa cara yang tepat digunakan guru untuk mengenali dengan baik siswanya, walaupaun harus diakui bahwa metode-metode tersebut tidak selalu berjalan baik dalam kenyataannya. Namun apa yang akan dikemukakan diharapakan dapat membantu mengenali siswanya. Hal itu misalnya dapat dilakukan dengan: a. Mempelajari catatan /dokumen tentang siswa b. Mengamati siswa, baik individu maupun kelompok, kelas ataupun diluar kelas Agar pengamatan itu bersifat obyektif gunakan daftar cocok (check list) dan skala bertingkat. Hasil pengamatan itu segera disusun dalam laporan antara lain dalam catatan anekdot. Gunakan pertemuan dengan siswa dan orang tua. Gunakan bahan-bahan seperti autobiografi siswa, serta sumber lain yang 73 Adisel, Permasalahan Metode Mengajar IPS 74 relevan, misalnya pertanyaan terbuka. Bahkan yang terbaik adalah memiliki dokumen tentang berbagai aktivitas siswa baik disekolah maupun diluar sekolah yang erat kaitannya dengan pembelajaran disekolah. 2. Disiplin dan Pengawasan Mengajar akan berjalan dengan lancar dan menunjukan kemampuan seperti yang diharapkan jika berlangsung dalam situasi tertib dan teratur. Berbagai petunjuk telah ditulis untuk menjaga ketertiban dan disiplin dalam belajar akan tetapi selalu saja hal itu dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu terutama dari segi siswa. Selain itu sulit juga bagi guru untuk menentukan tehnik mana yang harus digunakan dalan mengatasi ketidakdisiplinan siswa yang timbul secara tiba-tiba. Agar suasana tetap terkendali maka guru harus menunjukan “Penguasaan”nya terhadap kelas pada hari pertama dia mengajar dan tetap memilihara keadan seperti itu. Kelas harus dimulai tepat pada waktunya dan disamping itu hindari untuk memulai belajar sampai setiap orang memberi perhatiaannya. Namun guru harus berusaha agar suasana kelas santai dan informal tetapi bertujuan. Cara lainnya adalah buatlah persiapan dengan baik dan gunakan metode-metode yang tepat baik segi dari bahan yang akan diajarkan maupun siswa yang akan diajar. 3. Memberi Motivasi Salah satu aspek penting dalam mengajar termasuk mengajar IPS ialah membangkitkan motivasi anak untuk belajar. Berbagai cara telah dianjurkan oleh ahli pendidikan untuk mencapai hal itu. Mengapa hal ini penting, adalah karena motivasi seseorang adalah bagian internal manusia. Dia menetapkan alasan dan membuat keputusannya sendiri berdasarkan penglihatannya (perception) terhadap lingkungannya. Tentang bagaimana guru mempengaruhi motivasi siswa adalah dengan menciptakan situasi eksternal sehingga siswa akan bertindak sesuai dengan yang diharapkan. Adisel, Permasalahan Metode Mengajar IPS B. 75 Masalah Metode Dalam Pengajaran IPS Dalam mengajar pada umumnya berbagai masalah-masalah metodologis dasar harus diperhatikan sebagaimana telah diuraikan di atas. Secara khusus hal itu berlaku pula bagi pengajar IPS, oleh karena guru bidang studi IPS senantiasa berhadapan dengan siswa di kelas dalam proses belajar-mengajarnya. Mengajar adalah membantu seseorang untuk mempelajari sesuatu. Secara formal mengajar adalah membantu seseorang memperoleh/mengubah beberapa prilaku; yaitu beberapa keterampilan, sikap, pengetahuan, cita-cita dan apresiasi(menghargai). Agar dapat melihat secara lebih jelas permasalahan tersebut maka beberapa hal berkenan dengan masalah metode dalam pengajaran studi IPS antara lain: 1. Masalah Metode Mengajar bukanlah sekedar menyajikan informasi ataupun gagasan seperti yang banyak dilakukan di dalam pengajaran Ilmu-ilmu Sosial serta IPS sampai dewasa ini, khususnya di sekolah-sekolah di Indonesia. Di dalamnya tercakup pula diantaranya membimbing siswa untuk belajar melalui kegiatankegiatan pemeriksaan (probing), menemukan (discovering), menganalisa (analyzing), dan menguji (examining) yang disebut berpikir reflektif (reflective thingking) sebagai sesuatu yang penting dalam membangun sikap dan nilai-nilai dan yang lebih langsung adalah tugas-tugas pengembangan keterampilan. Mengajar juga adalah pengambilan keputusan, dan pembuatan keputusan yang tepat memerlukan diagnosa yang baik. Tanpa diagnosa yang baik guru cenderung mengajar apa saja dengan cara yang sama terhadap semua siswa, dan sebagai akibatnya pengajaran menjadi membosankan, menimbulkan frustasi dan ketidakberhasilan. Sesungguhnya diagnosa yang penting dalam mengajar itu sering tidak diperhatikan (mungkin karena mengajar itu sendiri telah dianggap sebagai suatu kegiatan rutin). Adisel, Permasalahan Metode Mengajar IPS 76 2. Mata Pelajaran Mata pelajaran yang akan diajarkan, akan menentukan secara luas tentang strategi dan teknik yang akan digunakan. Beberapa mata pelajaran yang harus diingat, beberapa digunakan, dan beberapa lagi dihargai. Oleh sebab itu tidak ada taktik dan strategi yang sama yang dapat memberikan hasil sama terhadap mata pelajaran yang berbeda atau dengan kata lain, tidak ada metode yang tepat bagi semua mata pelajaran. Memilih mata pelajaran atau bagian-bagian tertentu dari disiplin ilmu sosial yang dianggap paling berguna bagi siswa adalah merupakan salah satu prinsip utama dalampengajaran studi IPS sebab sesuatu yang berguna itu dapat membantu siswa untuk : a. Memahami diri dan lingkungannya b. Membuat hidupnya menjadi lebih “kaya” dan menyenangkan c. Betul-betul memberikan kegunaan dalam hidupnya Doktrin ini tidaklah dimaksudkan untuk mempersempit cakupan kurikulum serta bersifat materialistik, tetapi lebih menekankan agar apa yang diajarkan itu benar-benar berhubungan dengankehidupan siswa sehingga dengan demikian mereka dapat melihat hubungan dan menggunakannya. Atas dasar alasan itulah kiranya studi IPS mengajarkan dengan menggunakan berbagai metode diantaranya yang disebut metode inkuiri (inquiry method). 3. Teori Berkomunikasi dan Metode Pendidikan Teori komunikasi memberi pengaruh yang tidak sedikit terhadap teori mengajar. Mengajar yang baik memerlukan komunikasi yang baik pula. Jadi teori komunikasi adalah merupakan pertimbangan penting dalam memilih strategi mengajar. Perlunya keilmiahan dalam keterampilan- keterampilan berkomunikasi menjadi suatu hal yang jelas. Lebih jauh, mengajar di kelas merupakan satu diantara masalah komunikasi yang sulit. a. Masalah Komunikasi Masalah komunikasi di kelas sulit oleh karena terlalu rumit. Guru harus berkomunikasi dengan berbagai penerima yang saling berbeda satu terhadap Adisel, Permasalahan Metode Mengajar IPS 77 lainnya. Disamping itu guru juga berupaya menggunakan berbagai kombinasi dari selusin atau lebih media lisa, tertulis, pandang, dengar, drama dan lain-lain. Pesan yang disampaikan juga amat rumit, bukan hanya fakta-fakta, atau juga generalisasi, dasar-dasar, sikap, dan gagasan, tetapi juga beberapa masalah yang sulit seperti peranan, nilai dan konsep tentang kehidupan. Maslah itu dipersulit lagi oleh dinamika kelompok di mana minat dan reaksi individual dipertajam oleh pengaruh dinamika kelompok. Belum lagi bila dihubungkan dengan perkembangan media telekomunikasi yang semakin canggih dan cepat menyebabkan guru kadang-kadang tertinggal dari siswanya terhadap data dan informasi baru, menyebabkan guru merasa takut dan nampak seperti amatir bukan guru profesional. b. Penyesuaian diri dengan kemajuan IPTEK Mengingat pentingnya dan sulitnya komunikasi di kelas, guru seharusnya memiliki sebanyak mungkin keahlian dari industri komunikasi. Hal itu erat berkaitan dengan psikologi belajar mengajar. Langkah-langkah adaptasi itu meliputi: 1) Menetapkan tujuan 2) Mempelajari siswa 3) Mengubah tujuan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa 4) Menetapkan strategi 5) Membangun cara untuk memotivasi siswa 6) Menyusun rencana 7) Melaksanakan taktik 4. Beberapa Prinsip Belajar Walaupun teori belajar usianya masih mudah dan belum merupakan sesuatu yang solid, namun ada beberapa prinsip yang telah disepakati bersama secara kuat. Dalam memilih taktik dan strategi haruslah diperhatikan prinsipprinsip umum belajar tersebut. Beberapa prinsip umum belajar yang dimaksud adalah: Adisel, Permasalahan Metode Mengajar IPS a. 78 Siswa akan belajar lebih baik keadaan siap. Kesiapan itu sendiri adalah merupakan gabungan antara kematangan, motivasi, pengalaman, kemampuan, persepsi. b. Setiap siswa mempunyai kecepatan dan gaya tersendiri dalam belajar. Guru harus menyadari adanya perbedaan individual dalam belajar. c. Siswa belajar bagaimana belajar. Oleh sebab itu bagaimana siswa belajar sekarang akan mempengaruhi kecendrungan bagaimana siswa tersebut akan belajar pada masa yang akan datang. d. Belajar selalu berlangsung dalam hubungannya dengan tujuan. Siswa lebih baik jika tujuan yang hendak dicapainya sama dengan tujuan pribadinya dan secara sadar berupaya mencapai tujuan tersebut. Guru diharapkan mengarahkan siswa dalam mencapai tujuan tersebut. e. Belajar amat ditentukan oleh penguatan. Baik hukuman /hadiah dapat menguatkan akan tetapi hukuman tidak selalu membantu mencapai hasil yang diharapkan. f. Mempelajari sesuatu adalah melakukan sesuatu. Apa saja yang dilakukan dapat menghasilkan belajar, tetapi belajar pada umumnya disekolah haruslah bertujuan dan bekerja keras. g. Siswa senantiasa memberi reaksi yang kurang menyenangkan terhadap cara yang terlalu mengarahkan. h. Belajar yang tidak memberikan sesuatu yang baru, tidak memberi mamfaat. Belajar yang didasari oleh incentive misalnya belajar karena dorongan dari luar tidak memberikan hasil yang baik. i. Belajar bukanlah penambahan (additive) melainkan menggabungkan (integrative). j. Siswa nampaknya lebih senang belajar dari teman sebaya daripada belajar dari orangtua. k. Siswa akan berusaha dengan keras jika tugas-tugas yang dibebankan kepadanya masih dalam jangkauan kemampuannya yang menantang yaitu tidak terlalu sukar tetapi juga tidak terlalu mudah. Adisel, Permasalahan Metode Mengajar IPS l. 79 Waktu yang digunakan untuk mengingat sesuatu akan lebih efektif dari membaca kembali. m. Siswa hanya mempelajari apa yang diduganya akan diujikan. n. Pendapat dari suatu kelompok sebaya merupakan motivasi yang kuat. o. Untuk membentuk konsep, siswa harus dihadapkan pada contoh-contoh yang khusus sehingga akan nampak ciri-ciri yang berbeda dengan sesuatu yang tidak nampak sehingga dapat menarik konsep tertentu dari contoh khusus tersebut. Kemudian menggunakan konsep tersebut. p. Keterampilan- Keterampilan yang dipelajari secara terpisah, tidak berfungsi. q. Bahan-bahan yang bermakna mudah dipelajari dan dipindahkan. r. Belajar kognitif dapat dicapai baik melalui hapalan yang dihubungkan (rote association) atau melalui teknik menemukan sendiri. s. Belajar yang bersifat psikomotor terjsdi dengan baik bila dilakukan dengan penjelasan , demonstrasi dan dengan latihan (practice) yang bermakna. t. Pengalaman yang menyenangkan akan lebih mungkin menguba sikap daripada pengalaman yang tidak menyenangkan. Demikianlah beberapa prinsip belajar yang amat berguna didalam memilih teknik dan strategi pengajaran IPS, Namun demikian prinsip-prinsip umum belajar tersebut jika akan digunakan di Indonesia perlu penyesuaianpenyesuaian tertentu misalnya, dalam menciptakan suasana kebebasan bagi siswa, sikap hormat dan tanggung jawab harus senantiasa menjadi acuan utama. 5. Tujuan-tujuan IPS Salah satu dasar pertimbangan dalam memilih dan menggunakan metode mengajar dalam pengajaran IPS adalah tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Selain itu tujuan- tujuan tersebut akan menjadi dasar di dalam menentukan bahan-bahan/materi pelajaran yang diajarkan dalam upaya mencapai tujuantujuan tersebut. Adisel, Permasalahan Metode Mengajar IPS 80 Melihat pada rumusan tujuan IPS di Indonesia secara konseptual telah mencoba menganut pendekatan integratif dalam rumusan tujuan tersebut yang mencakup paling tidak disiplin ilmu-ilmu sosial yang pokok bahkan juga melibatkan ilmu budaya dan filsafat. Hal itu dengan sendirinya akan menuntut pendekatan- pendekatan dan pertimbangan- pertimbangan tertentu dalam memilih metode mengajar guna membantu siswa mencapai tujuan-tujuan tersebut. C. Metode Mengajar IPS 1. Pengertian Metode Mengajar Dalam pendidikan kata metode digunakan untuk menunjukkan serangkaian kegiatan guru yang terarah yang menyebabkan siswa belajar. Metode dapat pula dianggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah didalm belajar, atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif . Jika dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa langkah. Berbagai langkah/bagian dari suatu metode juga digunakan dan terdapat dalam metode lainnya. Kombinasi antara bagian-bagian tersebut merupakan tanggung jawab guru. Ia dapat menggabungkan atau memisahkan bagianbagian itu dalam memfungsikannya secara keseluruhan. Oleh sebab itu maka metode merupakan salah satu aspek pokok dalm pendidikan dan merupakan masalah sentral dalam mengajar. Mengajar dapat membantu siswa memperoleh sejumlah bahan pelajaran tertentu, gagasan-gagasan, keterampilan atau sikap. Juga diasumsikan oleh guru bahwa siswa dapat mengasimilasikan dengan baik apa yang telah diajarkan kepada siswa. Namun dapat juga guru tidak mengajar tetapi siswa dapat mempelajari sesuatu. itu berarti bahwa prosedur dapat diatasi dengan menggunakan alat komunikasi yang paling mungkin. Siswa dapat saja mengamati atau belajar sesuatu tanpa dikehendaki oleh guru. Guru tidak hanya sekedar karena kehadirannya. Tetapi ia dapat mengajar melalui hubungan dan interaksi yang dia pelihara di kelas. Kata mengajar disini digunakan untuk Adisel, Permasalahan Metode Mengajar IPS 81 menunjukkan proses belajar yang dilakukan secara sengaja dan bertujuan disertai pedoman yang sengaja disusun. Dari berbagai metode yang ada rasanya tidak ada metode mengajar yang benar-benar baru, sebab semuanya telah lama ditemukan dan digunakan. Setiap guru mempunyai metodenya sendiri dan mereka menyusunnya dari hari ke hari dengan berbagai proporsi dari metode-metode dasar. Hal ini sama halnya dalam pengajaran IPS. Metode yang dirumuskan secara baik menjadi sesuatu yang umum, dan guru berupaya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan mengajarnya sendiri. Metode populer tersebut hanyalah merupakan susunan baru dari metode-metode dasar. Dengan memperhetikan uraian di atas maka pengertian metode amatlah rumit karena terdiri dari berbagai elemen yang berbeda dan kadang-kadang amat rapuh bila dihubungkan dengan analisis logis. Metode yang baik adalah yang bersifat pribadi. Itu harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru yang jauh basa-basi atau yang sekedar kegiatan rutin. Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang didasarkan pada kekinian, yang hanya mungkin melalui pengalaman. Metode yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa. Metode yang berhasil tidak nampak, sulit digambarkan; ia meliputi guru dan siswa, sebab metode adalah suatu proses bukan tindakan. 2. Mengajarkan Berbagai Keterampilan dalam IPS. a. Mengajar Bagaimana Memahami Walaupun berupa abstrak, konsep-konsep sering muncul dalam bentuk abstrak. Agaknya setiap konsep muncul dalam pikiran seseorang sebagai pemahaman terhadap sesuatu yaitu sejumlah keseluruhan gagasan dan dugaan/pikiran seseorang tentang suatu topik tertentu. Jadi konsep pemahaman seseorang tentang hijau adalah keseluruhan gagasan seseorang tentang hijau; demikian juga dengan konsep seseorang tentang demokrasi. Walupun konsep orang tersebut mungkin tidak lengkap atau benar, itu adalah miliknya sendiri. Itulah Adisel, Permasalahan Metode Mengajar IPS 82 sebabnya tidak ada dua orang yang memilki pemahaman yang sama terhadap sesuatu. b. Mengajarkan sikap, minat dan nilai-nilai Berbeda dengan pengajaran konsep dan generalisasi, maka mengajarkan sikap dan penghargaan, sesuatu yang ideal, minat, nilai-nilai dan karakter moral dan etika adalah lebih sulit. Namun karena hal itu merupakan bangsa dan negara untuk tetap hidup maka kita sebagai guruguru IPS seharusnya merasa terpanggil untuk paling tidak menganggap hal tersebut sebagai bagian tanggung jawab kita untuk mengajarkannya dan mengajarkan secara efektif. c. Mengajar bagaimana berfikir Berpikir sebagai kata kerja menunjukkan adanya suatu proses. Berpikir adalah kegiatan mental yang bertujuan yaitu suatu proses mental dalam mana seseorang berinteraksi dengan data dan informasi untuk memperoleh pengetahuan. Peranan berpikir terutama dalam menghadapi abad ke 21 sebagai abad informasi dan globalisasi, menuntut kemampuan tertentu dari setiap individu dalam kedudukannya sebagai warga negara, warga masyarakat, ilmuwan atau tenaga ahli. Tuntutan perubahan yang cepat itu mengisyaratkan kepada kita bahwa membaca, menulis, dan berhitung, sebagai kemampuan dasar sudah tidak memadai. Untuk itu perlu dikembangkan pula kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Alat berpikir amat diperlukan untuk memungkinkan kita memahami dunia teknologi yang ada disekeliling kita. Oleh sebab itu pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan pemecahan masalah dalam semua bidang merupakan tujuantujuan yang bersifat mendasar. Perlunya mengajar berpikir kepada para siswa didasarkan pada tiga faktor penting: a) Karakteristik masyarakat masa kini dan akn datang b) Mengidentifikasi keterampilan yang mengembangkan kemempuan berpikirnya dapat membantu siswa Adisel, Permasalahan Metode Mengajar IPS c) Guna menciptakan 83 metode-metode mengajar “baru”. Telah dikemukakan bahwa berpikir adalah merupakan kegiatan mental. Dalam proses berpikir, kegiatan mental tersebut tidak kombinasi. Berpikir kritis atau reflektif merupakan suatu proses menyusun kembali dan mengatur informasi serta pengetahuan untuk menghasilkan suatu pengetahuan yang baru. Batasan ini lebih menekankan pada proses dan bukan pada sesuatu atau kejadian. Jika Anda sependapat bahwa berpikir adalah proses maka hal itu akan melindungi Anda dari membuat kekeliruan paedagogis. D. Penutup Mengajar secara formal pada dasarnya adalah membantu seseorang memperoleh atau mengubah prilaku karena itu belajar disebut juga berhasil baik jika setelah melampaui pengalaman belajar tertentu siswa mengalami perubahan prilaku seperti yang diharapkan. Yng penting diperhatikan oleh guru IPS adalah hal yang menyangkut metode paedagogis dan yang paling pokok diantaranya adalah memilih dan membuat keputusan misalnya tentang tujuan, strategi, materi pengajaran, alat-alt pengajaran dan prosedur penilaian. Mengajar IPS haruslah membantu dan mendorong siswa untuk berpikir karena untuk berpikir para siswa harus dihadapkan pada permasalahan yang dekat lingkungan dan kebutuhannya baik untuk sekarang maupun yang akan datang. Selama ini murid dianggap kurang berpikir karena memang kurikulum/isi materi pelajaran kurang menantang siswa utnuk berpikir. Mengajarkan cara siswa untuk menemukan konsep dan generalisasi adalah salah satu cara untuk membantu mereka berpikir. Dalam mengajar ternyata masalah komunikasi, penyesuaian diri dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK dan pemahaman terhadap beberapa teori dan prinsip belajar merupakan sesuatu yang harus dipahami dengan baik dalam melaksanakan tugas-tugas mengajar seorang guru. Penulis; Adisel, M.Pd adalah Dosen Tetap Jurusan Tarbiyah STAIN Bengkulu. Adisel, Permasalahan Metode Mengajar IPS 84 DAFTAR PUSTAKA Abdul Azis Wahab. 2007. Metode dan Model-model Mengajar IPS. Alfabeta. Bandung Abdul Ahmadi. Cs. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung Depdiknas, 2001. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Jakarta H. Sunarto2006. Perkembangan Peserta Didik. Renika Cipta. Jakarta Ronald. 1994. Pemilihan dan Pengembangan Media untyuk Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta S. Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta Oemar Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta