I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao merupakan

advertisement
http://mb.ipb.ac.id/
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kakao merupakan salah satu produk perkebunan lndonesia yang
potensinya cerah di masa depan. Dalam perdagangan dunia kakao dikenal dan
dibudidayakan sudah cukup lama baik oleh rakyat maupun perkebunan negara
(PN) dan swasta nasional. Kakao lndonesia saat ini memiliki daya saing cukup
kuat di pasar dunia, terutarna dengan adanya krisis moneter, dimana biaya
produksi semakin rendah dibanding harga jualnya yang diukur dengan dollar.
Dengan demikian saat -saat seperti ini merupakan saat yang tepat untuk
mendorong ekspor biji kakao lndonesia. Menurut World Bank (1994), produksi
kakao lndonesia diproyeksikan masih akan meningkat pesat yaitu 4,7 persen
per tahun untuk periode 1995 - 2005. Khusus untuk kakao volume ekspor ratarata pertahunnya meningkat cukup tinggi yaitu mencapai 7,5 persen dengan nilai
meningkat sebesar rata-rata 15,7 persen. Nilai tersebut melampui rata-rata
ekspor komoditi perkebunan nasional dan hanya dilampui lada,sawit, dan sedikit
di bawah kopi (Ditjenbun, 1995).
Meningkatnya harga kakao dunia diharapkan akan meningkatkan
kesejahteraan kehidupan petani kakao nasional, mengingat penghasil terbesar
biji kakao lndonesia adalah rakyat, yang diusahakan melalui pola perkebunan
rakyat. Pada tahun 1996 areal perkebunan lndonesia adalah 605.944 hektar
atau 71,4 persen adalah areal perkebunan rakyat dan sisanya adalah
Perkebunan Swasta Besar dan PT. Perkebunan Nusantara. Kontribusi produksi
dari perkebunan rakyat adalah 75 persen dari total produksi yakni 370.390 ton.
Kenaikkan pendapatan petani kakao tersebut akan memberikan sumbangan
http://mb.ipb.ac.id/
pada PDB Daerah selain akan menambah perolehan devisa negara (Ditjenbun,
1997).
Di Indonesia umumnya tanaman kakao tumbuh baik di daerah-daerah
dengan ketinggian 500 - 600 meter, curah hujan sekitar 1500 mm setahun
dengan suhu tahunan antara 24OC
- 28'C
(Spillane, 1995). Pada tahun 1979
luas penyebaran tanaman kakao masih terbatas di lima Propinsi di Indonesia,
tetapi pada tahun 1987 sudah lebih menyebar ke dua puluh lima Propinsi dengan
konsentrasi areal yang terbesar di
Propinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara 140.000 hektar dipakai untuk pembudidayaan kakao, dan Sumatera
Utara. Luas lahan dan distribusi kakao di 27 Propinsi, dapat dilihat padaTabel I
dan 2.
Tabel 1 . Produksi Kakao Berdasarkan Produsen Tahun 1985 - 1998 (Ton)
( Tahun
Perkebunan 1
Perkebunan
( Perkebunan
Total
1
1
PT. Kultindo Rejeki adalah perusahaan yang bergerak dalam agribisnis,
yang mengolah biji kakao, dengan luas lahan 2.500 hektar dengan hasil 4,358
ton pada tahun 1991. Seiring dengan peningkatan luas lahan dan jenis bibit
kakao yang dimiliki oleh perusahaan, maka pada tahun.2998 produksi kakao
http://mb.ipb.ac.id/
meningkat menjadi 407,392 kg (Lampiran 1).
Dalam memasuki perdagangan bebas
PT. Kultindo Rejeki banyak
menghadapi persaingan baik dari perusahaan yang sejenis yang telah menyebar
di 25 propinsi di lndonesia, juga dari luar lndonesia, seperti Malaysia, Thailand
dan Ghana.
Selain itu, semakin meningkatnya tuntutan konsumen terhadap
kualitas produk yang dihasilkan menambah ketatnya persaingan. Menyadari ha1
tersebut di atas, maka PT. Kultindo Rejeki harus dapat memanfaatkan tekonologi
yang ada seoptimal mungkin yaitu dengan mengelola komponen teknologi, yang
terdiri dari perangkat teknologi (technoware), perangkat sumberdaya manusia
(humanware), perangkat informasi (infoware) dan perangkat organisasi
(orgaware).
Tabel 2. Luas Areal Dan Produksi Perkebunan Kakao Seluruh lndonesia Menurut
http://mb.ipb.ac.id/
Dengan rnelakukan teknologi yang baik, diharapkan akan diperoleh
kernajuan yang optimal untuk rnenghasilkan produk yang sesuai dengan kualitas
dan kuantitas yang diperlukan
oleh perusahaan untuk dapat rnernenuhi
kebutuhan dan harapan konsumen. Persaingan yang sernakin ketat dalam era
globalisasi rnenuntut semua pelaku industri untuk rnengetahui sarnpai dirnana
tingkat teknologi yang dirnilikinya. Penggunaan teknologi yang tepat guna dan
kernarnpuan rnengelola kornponen teknologi, dapat rnenentukan strategi
pengembangan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kernarnpuan
perusahaan dalarn rnengantisipasi tuntutan pasar.
PT. Kultindo Rejeki di desa Sengkuang, Kerkap, Bengkulu Utara adalah
perusahaan yang bergerak dalarn bidang perkebunan kakao dan rnernproses
biji kakao rnenjadi biji kakao yang siap untuk di ekspor, sedangkan ekspornya
dilakukan oleh PT. Kultindo Rejeki Pusat di Jakarta. Kegiatan PT. Kultindo
Rejeki rnasih rnenggunakan peralatan yang lama dan belurn ada rencana
rnenggantinya, serta
kinerja perusahaan belurn dapat bekerja dengan baik
sehingga produk yang dihasilkan belurn sernuanya dapat sarna atau beragam
kualitasnya. Kapasitas produksi yang ditetapkan setiap tahun sarnpai saat ini
belurn pernah tercapai. Belurn tercapainya kapasitas produksi tersebut.
disebabkan belurn tercapai koordinasi antar karyawan, baik karyawan pada
proses ferrnentasi dengan karyawan pada penggorengan, juga belurn adanya
kerjasama yang baik antara bagian produksi dengan bagian penjualan atau
ekspor (dilakukan kantor pusat). Dengan dernikian produk yang dihasilkan tidak
sesuai dengan yang diharapkan, baik jurnlah rnaupun kualitasnya. Hal ini akan
rnengakibatkan perusahaan tidak mendapatkan keuntungan seperti yang
diharapkan. Bila kualitas produksi biji kakao PT. Kultindo Rejeki yang dihasilkan
baik, tetapi jumlah
atau
kuantitasnya
sedikit
dan
apabila
jumlah
http://mb.ipb.ac.id/
produknya yang dihasilkan memenuhi jumlah yang diharapkan tetapi kualitasnya
masih rendah (terlalu beragam). Akibatnya pendapatan yang diperoleh dari hasil
penjualan juga rendah.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka faktor yang mempengaruhi
pencapaian target yang telah ditetapkan oleh PT. Kultindi Rejeki adalah
kapasitas produksi optimal yang tidak tercapai, Namun demikian apabila tercapai
mutunya tidak sama (beragam) sehingga berpengaruh terhadap total harga jual
tertimbang
Disamping itu faktor-faktor alam yang tidak dapat dielakan, seperti musim
kemarau
yang
berkepanjangan,
dan
curah
hujan
yang
berkelebihan
menyebabkan banyak serangan hama dan penyakit tanaman. Di lain pihak
fermentasi dipengaruhi oleh tingkat kematangan buah, jenis kakao, banyaknya
pulp, musim, dan jumlah kakao yang difermentasi. Pada buah kakao yang belum
matang pulp akan kekurangan gula, sehingga fermentasi tidak akan berlangsung
secara normal. Dengan banyaknya pulp, maka akan menjadikan masa biji lebih
anaerobik dan jumlah besar dari gula menyebabkan besarnya jumlah asam pada
kotiledon di akhir fermentasi. Pada musim hujan, pulp yang ada pada biji akan
lebih banyak daripada musim kering. Jumlah biji kakao yang kecil akan
menjadikan suhu yang rendah di dalam kotak fermentasi. Kondisi di atas
mengindikasikan belum optimalnya manajemen teknologi (dilihat dari sisi
technoware, humanware, infoware, dan orgaware) pada PT. Kultindo Rejeki.
Dalam upaya untuk lebih meningkatkan kualitas serta produktivitas untuk
meraih keuntungan, PT. Kultindo Rejeki perlu mengetahui sampai dimana tingkat
pengelolaan teknologi yang dimiliki. Dengan memperhatikan komponenkomponen teknologi, sumberdaya manusia, informasi dan organisasi diharapkan
http://mb.ipb.ac.id/
PT. Kultindo Rejeki dapat mengembangkan teknologi sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan perusahaan serta permintaan pasar.
B.
ldentifikasi Masalah
Adanya persaingan yang ketat dalam industri pengolahan kakao dan pada
saat yang bersamaan PT. Kultindo Rejeki belum dapat menghasilkan kinerja
dengan baik, menyebabkan produk yang dihasilkan beragam. Akibatnya
perusahaan tidak mendapatkan tingkat keuntungan sesuai yang diharapkan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan, maka
penelitian ini difokuskan pada kajian sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan manajemen teknologi pengolahan biji kakao di PT.
Kultindo Rejeki.
2. Alternatif pengembangan manajemen teknologi apa saja yang mungkin
dilaksanakan oleh PT. Kultindo Rejeki sesuai dengan kemampuan
perusahaan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian di PT. Kultindo Rejeki adalah untuk :
1. Mengkaji penerapan manajemen teknologi pengolahan pasca panen biji
kakao pada PT. Kultindo Rejeki.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan
manajemen teknologi pengolahan biji kakao pada PT. Kultindo Rejeki.
3. Merumuskan beberapa alternatif pengembangan strategi teknologi dan
strategi bisnis yang dapat diterapkan sesuai dengan komoditi perusahaan
http://mb.ipb.ac.id/
E.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat mernberikan alternatif strategi
pengernbangan teknologi pada PT. Kultindo Rejeki.
F.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian difokuskan pada kajian penerapan manajemen teknologi dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang rnernpengaruhi proses pengolahan biji kakao
di PT. Kultindo Rejeki dalam upaya rnemperoleh keunggulan bersaing. Kajian
dibatasi sampai perumusan alternatif, sedangkan implementasi selanjutnya
diserahkan kepada manajemen PT. Kultindo Rejeki.
Download