BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Menyusui a. Pengertian menyusui Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun – tahun berikutnya (varney, 2004). b. Keuntungan menyusui Menyusui pada wanita mempunyai beberapa kebaikan yaitu: 1) Air susu ibu adalah makanan yang paling ideal bagi bayi baru lahir . 2) Air susu ibu normalnya bebas dari ketidakmurnian. 3) Air susu ibu mengandung kalori yang lebih banyak dari susu formula. 4) Kurang terjadi infeksi pada bayi yang menyusu pada ibu karena ada imunisasi pasif. 5) Menyusui anak mempercepat involusi rahim, dengan demikian alat reproduksi ibu lebih cepat kembali normal. 6) Menyusui kadangkala lebih menyenangkan bagi ibu. 7) Menyusui lebih ekonomis, baik bagi ibu maupun bagi masyarakat. 8 9 8) IQ bayi prematur yang menyusu dilaporkan lebih tinggi dari pada bayi serupa yang tidak menyusu (Kristiyanasari, 2008). c. Cara menyusui Usahakan memberi minum dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buatlah kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 – 3 jam sekali. Menjelang akhir minggu keenam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10 – 12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tak perlu lagi member makanan di malam hari (Kristiyanasari, 2008). d. Langkah – langkah menyusui yang benar 1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada putting dan sekitar kelang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban putting susu. 2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara. a) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. b) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah,dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan). 10 c) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu didepan. d) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi). e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. f) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang. 3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menipang dibawah, jangan menekan putting susu. 4) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara : a) Menyentuh pipi dengan putting susu atau, b) Menyentuh sisi mulut bayi. 5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi a) Usahakan sebagian besar kalang payudra dapat masuk ke mulut bayi, sehingga putting susu berada di bawah langit – langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah kalang payudara. Posisi salah, yaitu apabila bayi hanya menghisap pada putting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan putting lecet. b) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disangga (Kristiyanasari, 2008). 11 6) Melepas isapan bayi Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti menyusui pada payudara yang lain.Cara melepas isapan bayi : a) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau b) Dagu bayi ditekan kebawah. 7) Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terakhir). 8) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya. 9) Menyendawakan bayi Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah ( gumoh – jawa) setelah menyusu. Cara menyendawakan bayi : a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan – lahan. b) Dengan cara menelengkupkan bayi diatas pangkuan ibu, lalu usap – usap punggung bayi sampai bayi bersendawa (Kristiyanasari, 2008). 12 e. Lama menyusui Pada hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disusukan selama 4 – 5 menit, untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan putting susu dihisap oleh bayi. Setelah hari ke 4 – 5,boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan selama 15 menit (jangan lebih dari 20 menit). Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI cukup dan ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakaan bahwa, jumlah ASI yang terisap bayi pada 5 menit pertama adalah ±112 ml, 5 menit kedua ±64 ml, dan 5 menit terakhir hanya ±16 ml (Soetjiningsih, 1997). 2. Air Susu Ibu (ASI) a. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam – garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Soetjiningsih, 1997). b. Komposisi ASI ASI mengandung lebih dari 200 unsur – unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan yang lainya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat ini bagai 13 suatu “simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi” sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia (Roesli, U, 2005). Air susu ibu menurut stadium laktasi : 1) Kolostrum Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling tinggi dari pada ASI sebenarnya, khususnya kandungan immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga membantu dalam mencegah bayi mengalami alergi makanan. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara. Kolostrum mengandung jaringan debris dan material residual yang terdapat dalam alveoli serta duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium. 2) Air susu masa peralihan a) Ciri dari air susu pada masa peralihan adalah sebagai berikut : Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur. b) Disekresi dari hari ke – 4 sampai hari ke – 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ke – 3 sampai minggu ke – 5. c) Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi. d) Volumenya juga akan makin meningkat. 14 3) Air susu matur Adapun ciri dari susu matur adalah sebagai berikut : a) Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke – 10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan (ada pula yang mengatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru dimulai pada minggu ke – 3 sampai minggu ke – 5). b) Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan tercukupi, ASI ini merupakan makanan satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai usia 6 bulan. c) Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuning – kuningan yang diakibatkan warna dari garam kalsium caseinat, riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. d) Tidak menggumpal jika dipanaskan e) Terdapat antimicrobial faktor, antara lain sebagai berikut : (1)antibodi terhadap bakteri dan virus (2)sel (fagosit, granulosit, makrofag, dan limfosit tipe T) (3)enzim (lizisim, laktoperoksidase, lipase, katalase, fosfatase, amilase, fosfodiesterase, dan alkalin fosfatase) (4)protein (laktoferin, B12 binding protein) (5)Resistance faktor terhadap stapilofilokokus (6)Komplemen (7)Interferon producing cell 15 (8)Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan adanya faktor bifidus (9)Hormon – hormon (Saleha, 2009). c. Manfaat ASI 1) Manfaat pemberian ASI bagi bayi 2) ASI sebagai nutrisi 3) ASI meningkatkan daya tahan tubuh 4) ASI meningkatkan kecerdasan 5) Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang 6) lain pemberian ASI bagi bayi adalah : a) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan. b) Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti – kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit. ASI juga akan mengurangi terjadinya mencret, sakit telinga dan infeksi saluran pernapasan. c) Melindungi anak dari serangan alergi. d) Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai. e) Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara. f) Membantu pembentukan rahang yang bagus. 16 g) Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung. h) Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa jalan. i) Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik (Roesli, U, 2005). 7) Manfaat pemberian ASI bagi ibu a) Aspek kontrasepsi Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi. Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali. b) Aspek kesehatan ibu Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis.oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma 17 mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah disbanding yang tidak menyusui. Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif. Penelitian membuktikan ibu yang memberikan ASI secara eksklusif memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25 % lebih kecil dibanding yang tidak menyusui secara eksklusif. c) Aspek penurunan berat badan Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil, badan bertambah berat, selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh, cadangan lemak ini sebetulnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Logikanya, jika timbunan lemak menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil. d) Aspek psikologis Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan danWulandari 2009). oleh semua manusia. (Ambarwati 18 8) Manfaat pemberian ASI bagi keluarga a) Aspek ekonomi ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Kecuali itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat. b) Aspek psikologi Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga. c) Aspek kemudahan Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain. Ambarwati danWulandari (2009). 9) Manfaat pemberian ASI bagi Negara a) Menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi b) Menghemat devisa negara c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit d) Peningkatan kualitas generasi penerus. (Ambarwati danWulandari 2009). 19 d. Pola penyusuan ibu bekerja menurut (Saleha, 2009) Malam hari susui bayi sesering mungkin dan selama mungkin. Jika bayi sudah memasuki usia 6 bulan, berikan makanan pendamping semi padat pada saat ibu bekerja, dan hentikan makanan / minuman apapun pada pukul 17.00. Berikut ini adalah jadwal penyusuan pemberian ASI pada ibu yang bekerja. 1) Pukul 06.00 susui bayi sekenyang – kenyangnya 2) Pukul 07.00 ibu berangkat bekerja 3) Pukul 08.00 – 17.00 bayi diberi ASI perahan di rumah 4) Ibu memerah ASI pada pukul 10.00, 14.00, dan 16.00 5) Tepat pukul17.00 ibu meninggalkan kantor e. Memerah dan menyiapkan ASI Setidaknya sebulan sebelum masuk kerja, mulailah memerah ASI dengan tangan. Cara memerah ASI adalah sebagai berikut : 1) Perah areola (bagian gelap sekitar puting) dengan ibu jari, telunjuk dan jari tengah. 2) Selanjutnya tekan areola dengan ritme persis seperti ritme bayi yang menghisap. 3) Arahkan aliran ASI ke gelas bersih. 20 4) Tuliskan tanggal pemerahan pada kantong plastik gula dengan spidol permanen. 5) Masukkan ASI ke dalam kantong plastik, ikat, dan simpan dalam freezer (Saleha, 2009). f. Masalah dalam menyusui 1) Masalah menyusui masa antenatal a) Kurang atau salah informasi b) Puting susu datar atau terbenam 2) Masalah menyusui pada masa nifas dini a) Puting susu nyeri b) Puting susu lecet c) Payudara bengkak d) Mastitis atau abses payudara 3) Masalah menyusui pada masa nifas lanjut a) Sindrom ASI kurang b) Ibu yang bekerja 4) Masalah menyusui pada keadaan khusus a) Ibu melahirkan dengan bedah sesar b) Ibu sakit c) Ibu yang memerlukan pengobatan d) Ibu hamil 5) Masalah menyusui pada bayi a) Bayi sering menangis 21 b) Bayi bingung puting c) Bayi prematur dan bayi kecil (BBLR) d) Bayi kuning (ikterik) e) Bayi kembar f) Bayi sakit g) Bayi sumbing h) Bayi dengan lidah pendek i) Bayi yang memerlukan perawatan Ambarwati danWulandari (2009). g. Hal – hal yang mempengaruhi produksi ASI Pada ibu yang normal dapat menghasilkan ASI kira – kira 550 – 1000 ml setiap hari, jumlah ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : 1) Makanan Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apalagi makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8 – 12 gelas/hari. 22 Bahan makanan yang dibatasi untuk ibu menyusui : a) Yang merangsang seperti : cabe, merica, jahe, kopi, alkohol. b) Yang membuat kembung, seperti : ubi, singkong, kool, sawi dan daun bawang. c) Bahan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak. 2) Ketenangan jiwa dan fikiran Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi prduksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang. 3) Penggunaan alat kontrasepsi Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat kontrasepsi hendaknya diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI. 4) Perawatan payudara Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypofise untuk mengeluarkan hormon progesterone dan estrogen lebih banyak lagi dan hormon oxytocin. 5) Anatomis buah dada Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobuluspun berkurang. Dengan demikian produksi ASI juga 23 berkurang karena sel – sel acini yang menghisap zat – zat makan dari pembuluh darah akan berkurang. 6) Fisiologi Terbentuknya ASI dipengaruhi hormone terutama prolaktin ini merupakan hormon laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan sekresi air susu. 7) Faktor istirahat Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang. 8) Faktor isapan bayi Bila ibu menyusui anak segara jarang dan berlangsung sebentar maka hisapan anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI berkurang. 9) Faktor obat – obatan Diperkirakan obat – obatan yang mengandung hormon mempengaruhi hormone prolaktin dan oxytocin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI. Apabila hormon – hormon ini terganggu dengan sendirinya akan mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI. Ambarwati dan Wulandari (2009). 24 3. Praktik atau tindakan (practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya suami atau istri, orang tua atau mertua sangat penting untuk mendukung. Tingkatan – tingkatan praktik : a. Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktik tingkat pertama. b. Respon Terpimpin (Guided Respons) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator praktik tingkat dua. c. Mekanisme (Mecanism) Apabila seorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. d. Adaptasi (Adaptation) Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2007) 25 4. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). b. Pentingnya Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Dari pengalaman penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : 1) kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). 2) merasa tertarik (Interest), terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai timbul 3) menimbang-nimbang (Evaluation), terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4) Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus 26 5) Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap–tahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama (Notoatmodjo, 2007). c. Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan menurut Notoatmodjo (2007), yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ’tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mejelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat 27 menginterprestasikan benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap hal yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau hukum–hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen–komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata–kata kerja, dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi–formulasi yang ada. 28 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian–penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria–kriteria yang telah ada. d. Cara mengukur pengetahuan Pengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat tes / kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing – masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0 (Notoatmodjo, 2003). Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa persentasi dengan rumus yang digunakan sebagai berikut : P = persentase F = frekuensi dari seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan yang telah dipilih responden atas pertanyaan yang diajukan n = jumlah frekuensi seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan responden selaku peneliti 100% = bilangan genap (Sabarguna, 2008). 29 Menurut Arikunto (2006) dalam buku wawan & dewi (2010) pengetahuan seseorang dapat di ketahui dan diinterpresentasikan dalam skala yang bersifat kualitatif yaitu : 1) Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76 – 100% 2) Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56 – 75% 3) Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai ≤ 55% Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tenteng isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan – tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2007). e. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1) Umur Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian – penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin bertambah pula ilmu atau pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain (Notoadmojo, 2003). Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20 – 30 tahun. Kematian 30 maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2 – 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 – 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30 – 35 tahun (Winkjosastro, 2007). 2) Pendidikan Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengetahuan sehingga dalam pendidikan perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan klien) dan hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide – ide dan teknologi. Pendidikan meliputi peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan implikasinya (Notoadmojo, 2003). Semakin tinggi tingkat pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas karena pendidikan yang tinggi akan menambahkan pengetahuan yang baik yang menjadikan hidup yang berkualitas. Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari serta memproses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang. Usahakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan proses dan cara (http//:www.pendidikan.net). Pada penelitian ini pengukuran variabel tingkat pendidikan dapat digolongkan berdasarkan undang – undang : Republik Indonesia 31 sistem pendidikan nasional tahun 2003, yaitu : pendidikan dasar terdiri dari SD dan SMP, pendidikan menengah terdiri dari diploma, dan perguruan tinggi yang terdiri dari sarjana, magister spesialis (UU. Sisdiknas, 2003). Tingkat pendidikan ibu yang masih mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah. Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun non formal. Sedangkan ibu – ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka dalam menerima perubahan/hal – hal baru, guna pemeliharaan kesehatan (Depkes RI,1999). Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari : (1) Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowlege). (2) Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude). (3) Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi (practice). (Notoatmodjo, 2007). pendidikan yang diberikan 32 3) Paparan media massa Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik maka berbagai informasi dapat di terima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa akan memperoleh informasi yang lebih banyak dan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki (Notoadmojo, 2003). 4) Ekonomi Dalam memenuhi kebutuhan primer, maupun sekunder keluarga, status ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibanding orang dengan status ekonomi rendah.Bila ditinjau dari faktor sosial ekonomi, maka pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat mengenai sanitasi, lingkungan dan perumahan (Notoadmojo, 2003). a) Pekerjaan Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan tertentu, terutama untuk menunjang kehidupanya dan keluarganya (Nursalam, 2001). Pekerjaan ibu yang diperkirakan dapat mempengaruhi pengetahuan dan kesempatan ibu dalam memberikan pengetahuan responden yang bekerja lebih baik bila dibandingkan dengan pengetahuan responden yang tidak bekerja, semua ini disebabkan karena ibu yang bekerja diluar rumah (Sektor Formal) memiliki 33 akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi (DepKes RI, 1999). b) Pendapatan Bila ditinjau dari faktor sosial ekonomi, maka pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat mengenai sanitasi, lingkungan dan perumahan. Kemampuan anggaran rumah tangga juga mempengaruhi kecepatan untuk meminta pertolongan apabila anggota keluarganya sakit (Widoyono,2008).Pendapatan berdasarkan UMR menurut (Dinas Pendapatan Kota Blora,2011) adalah Rp.816.200,00. 5) Hubungan sosial Faktor hubungan sosial mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media (Notoadmojo, 2003). 6) Pengalaman Pengalaman adalah suatu sumber pengetahuan atau suatu cara untuk mamperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal biasanya diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembanganya, misalnya sering mengikuti organisasi (Notoadmojo, 2003). 34 f. Sumber – sumber pengetahuan Menurut Nursalam (2001) sumber pengetahuan manusia dipengaruhi beberapa hal, diantaranya : 1) Tradisi Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan dimana setiap orang tidak dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah. 2) Autoritas Ketergantungan terhadap suatu autoritas tidak dapat dihindarkan/karena kita tidak dapat secara otomatis menjadi seorang ahli dalam mengetahui setiap permasalahan yang sedang dihadapi. 3) Pengalaman seseorang Setiap pengalaman seseorang mungkin terbatas untuk membuat kesimpulan yang valid tentang situasi dan pengalaman seseorang diwarnai dengan penelitian yang bersifat subjektif. 4) Trial dan Error Dalam menyelesaikan suatu permasalahan keberhasilan kita dalam menggunakan alternatif pemecahan melalui ”coba dan salah”. 5) Alasan yang logis Pemikiran ini merupakan komponen yang pendekatan ilmiah, akan tetapi alasan yang rasional penting dalam 35 6) Cara memperoleh pengetahuan Adapun cara memperoleh pengetahuan menurut (Notoadmojo, 2002) adalah : a) Cara tradisional atau non alamiah Ada 4 cara tradisional yang digunakan yaitu : (1)Cara coba – salah (trial and error) Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, mak dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. (2)Cara kekuasaan atau otoritas Pada cara ini, pengetahuan didapatkan dari orang yang berpengaruh dalam masyarakat kemudian diikuti tanpa rasionalisasi. Misalnya sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin – pemimpin masyarakat formal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, pemimpin agama maupun ahli ilmu pengetahuan. otoritas 36 (3)Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. (4)Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalaranya dalam memperoleh pengetahuan. memperoleh kebenaran Dengan kata pengetahuan lain, dalam manusia telah menggunakan jalan pikiranya, baik melalui induksi maupun deduksi. b) Cara modern atau ilmiah Pada dewasa ini lebih sistemis, logis dan ilmiah yang disebut dengan metode penelitian ilmiah (Research Methodology). Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan dan pemecahan suatu masalah. Lewrence green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yaitu : (1) Faktor Predisposisi (predisposing factor) 37 Dalam hal ini pendidikan kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. (2) Faktor Pemungkin (enabling factor) Faktor pemungkin ini berupa fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan, maka bentuk pendidikan kesehatanya adalah memberdayakan masyarakat agar mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan. (a) Ketersediaan fasilitas Salah satu wujud kepedulian pemerintah indonesia dibangunya terhadap kesehatan sejumlah masyarakat puskesmas dan adalah posyandu. Pembangunan puskesmas dimaksudkan sebagai salah satu lembaga pelayanan kesehatan yang terdepan. Artinya, sebagai lembaga yang diharapkan menjadi ujung tombak kesehatan masyarakat akan dapat meningkatkan perananya untuk melayani masyarakat terbawah di berbagai daerah di indonesia. Sementara itu, terdapat berbagai pilihan fasilitas kesehatan yang 38 dimanfaatkan masyarakat untuk mencari kesembuhan ketika mengalami sakit. Fasilitas dimaksud adalah pengobatan keluarga yang dilakukan sendiri misalnya minum jamu, fasilitas pengobatan Non Medis misalnya dengan pertolongan dukun atau alternatif lain serta fasilitas pertolongan Medis misalnya dengan pertolongan dokter atau bidan berdasarkan ilmu kedokteran. Konsep sakit dan penyakit dibentuk atas dasar nilai budaya setempat dengan demikian, akan terjadi berbagai variasi perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan yang dipengaruhi oleh stuktur sosial setempat. (b) Keterjangkauan fasilitas Perilaku masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan ditujukan dengan perilaku berganti atau meneruskan mengunakan lebih dari satu fasilitas. Fasilitas kesehatan yang di manfaatkan pertama kali pada umumnya dilakukan secara sendiri lebih dahulu. Untuk mewujudkan peningkatan derajat dan status kesehatan keterjangkauan penduduk, fasilitas dan ketersediaan sarana merupakan salah satu faktor penentu utama. dan kesehatan 39 (3)Faktor penguat (reinforcing factor) Faktor ini menyangkut sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga), serta petugas termasuk oetugas kesehatan . untuk berperilaku sehat, masyarakat bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas dan para petugas kesehatan. 40 B. Kerangka Teori Faktor predisposisi : 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. pendidikan 4. ekonomi (pekerjaan, pendapatan) 5. umur Faktor pendukung : 1. Tersedianya fasilitas kesehatan 2. Ketersediaan waktu Faktor pendorong : 1. Dukungan suami dan keluarga 2. Dukungan tenaga kesehatan 3. Dukungan masyarakat (sumber : Lawrence Green dalam Notoatmodjo,2007) Praktik menyusui 41 C. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010). Konsep penelitian ini terdiri dari karakteristik, tingkat pengetahuan, meliputi praktik menyusui. Variable independent variable dependent Pengetahuan umur pendidikan Praktik menyusui Pekerjaan pendapatan D. Hipotesis Penelitian Ha1 : Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan praktik menyusui Ha2 : Ada hubungan antara umur ibu dengan praktik menyusui Ha3 : Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan praktik menyusui Ha4 : Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan praktik menyusui Ha5 : Ada hubungan antara pendapatan ibu dengan praktik menyusui