11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Membaca Pemahaman a. Pengertian Membaca Tujuan di dalam pembelajaran bahasa pada dasarnya adalah keempat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan berbicara merupakan komunikasi lisan, sedangkan membaca dan menulis terdapat dalam komunikasi tulisan. Keterampilan membaca merupakan salah satu dalam komunikasi tulisan, sehingga dapat dikatakan bahwa keterampilan ini bersifat reseptif. Dalam kegiatan membaca akan memperoleh informasi dan pengetahuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan membaca merupakan hal penting untuk menunjang hidup seseorang agar menjadi pribadi yang peka dan kritis dengan lingkungan. Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, keterampilan membaca merupakan suatu keterampilan yang sangat unik dan sebagai alat komunikasi yang utama dalam kehidupan manusia, serta sangat berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iskandarwassid dan Sunendar, 2009:245). Di katakan unik karena tidak semua manusia, walaupun telah memiliki keterampilan membaca mampu mengembangkannya menjadi alat untuk memberdayakan dirinya sendiri. Di katakan alat komunikasi yang utama karena membaca merupakan alat komunikasi yang efektif dan efisien. 11 Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 12 Demikian pula disebut sangat berperan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, karena persentase transfer ilmu pengetahuan terbanyak dilakukan melalui membaca. Dalam keterampilan membaca, terdapat aneka ragam batasan tentang menbaca. Hal tersebut terjadi karena para ahli bahasa melihat dari sudut pandang yang berbeda. Membaca merupakan gerbang segala kemajuan bagi kehidupan manusia sepanjang waktu. Membaca dalam arti luas mencakup berbagai macam keterampilan. Baik keterampilan membaca pesan-pesan yang terkandung dalam bahan bacaan, keterampilan memahami yang tersirat dalam yang tersurat, maupun keterampilan dalam komunikasi lewat bahasa tulis (Sukirno, 2015:3). Membaca juga dapat diartikan penerapan seperangkat keterampilan kognitif untuk memperoleh pemahaman dari wacana tulis yang dibaca. Menurut (Iskandarwassid dan Sunendar, 2009:146) mengartikan membaca sebagai kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai bahasa yang dipergunakan, seorang pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai proses mental dalam sistem kognisinya. Menurut Aziz (2015:147) aktivitas membaca menyediakan input bahasa, sama seperti halnya menyimak. Namun kegiatan membaca juga memiliki kelebihan dari menyimak dalam hal pemberian butir linguistis yang lebih akurat. Di samping itu pembaca yang baik bersifat otonom dan bisa Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 13 melakukan kegiatannya di luar kelas. Aktivitas membaca di luar kelas bisa melalui majalah, buku, atau surat kabar. Dengan cara tersebut, siswa akan memperoleh kosakata dan bentuk-bentuk bahasa dalam jumlah yang banyak. Sehingga akan bermanfaat dalam interaksi komunikatif. Ahli lain, mengartikan membaca adalah satu dari empat kemampuan pokok dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Dalam komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi bahasa diubah menjadi lambang-lambang tulisan atau huruf-huruf (Tampubolon, 2008:5). Di samping itu, membaca diartikan suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif (Rahim, 2008:2). Sedangkan Klein,dkk. dalam Rahim (2008:3) mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki pembaca memiliki peranan yang penting dalam membentuk makna. (2) membaca adalah strategis, pembaca yang baik menerapkan strategi membaca. Strategi diterapkan menyesuaikan tujuan dan jenis teks yang dibaca. dan (3) membaca merupakan interaktif, artinya ketika membaca memahami teks yang sedang dibaca, maka terjadilah proses interakasi. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 14 Berdasarkan pengertian membaca yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik simpulan bahwa membaca merupakan keterampilan kognitif untuk memahami bahasa tulisan untuk memperoleh informasi. Informasi yang ada dalam teks bisa berupa dalam bentuk tersirat maupun secara tersurat. Dengan demikian, pemahaman yang menjadi ukuran seseorang berhasil dalam aktivitas membaca. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Keberhasilan aktivitas membaca yang bertujuan untuk menyerap informasi dipengaruhi banyak faktor, baik itu faktor dari dalam diri pembaca, maupun faktor dari luar. Beberapa faktor yang memprngaruhi kemampuan membaca adalah faktor fisiologis, faktor intelektual, faktor lingkungan, dan faktor psikologis menurut Lamp dan Arnold dalam (Rahim, 2008:16). Faktor fisiologis meliputi kesehatan fisik (gangguan alat bicara, alat pendengaran, kondisi fisik dalam keadaan santai atau lelah), pertimbangan neurologis (berbagai cacat otak dan syaraf untuk membaca), dan jenis kelamin (lelaki dan wanita memiliki karakteristik yang berbeda). Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat penglihatan bisa memperlambat kemajuan belajar membaca anak. Analisis bunyi, misalnya, mungkin sukar bagi anak yang mempunyai masalah pada alat bicara. Gangguan pendengaran dapat mengganggu siswa dalam membedakan bunyi-bunyi yang homorgan (b, p, dan d). Faktor intelektual atau intelegensi didefinisikan sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri atas pemahaman yang esensial tentang situasi Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 15 yang diberikan dan meresponnya secara tepat. Intelegensi juga merupakan kemampuan global individu yang bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat sacara efektif terhadap lingkungan. Faktor lingkungan berkaitan dengan latar belakang dan pengalaman siswa di rumah dan sosial ekonomi keluarga siswa. Kondisi rumah sangat mempengaruhi pribadi dan penyesuaian diri anak dalam masyarakat. Kondisi ini pada gilirannya akan dapat membantu atau menghalangi anak dalam belajar membaca. Anak-anak yang tinggal dalam keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, serta orang tua senang dengan aktivitas membaca, akan sangat membantu keterampilan membaca. Faktor sosial ekonomi juga sangat mempengaruhi keterampilan membaca. Anak-anak yang mendapatkan fasilitas bahan bacaan seperti buku, majalah, surat kabar yang memadai akan lebih cepat terampil membaca. Anak-anak yang di rumahnya banyak memiliki kesempatan membaca, dalam lingkungan yang penuh dengan bahan bacaan yang beragam akan mempunyai kemampuan membaca yang tinggi Crawley & Mountain dalam (Rahim, 2008:19). Faktor Psikologis mencakupi motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri. Motivasi termasuk faktor kunci dalam keterampilan membaca. Anak yang memiliki motivasi yang tinggi akan sangat berhasil dalam membaca, karena dengan motivasi yang tinggi mereka akan senang dan menikmati membaca. Oleh karena itu, tugas guru haruslah memberikan motivasi yang tinggi kepada siswa. Minat adalah keinginan yang kuat dengan disertai usah-usaha. Anak yang minatnya kuat akan berusaha Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 16 untuk mewujudkan dan menyediakan bahan bacaan untuk kepentingan membacanya. Kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri diperlukan dalam membaca. Oleh karena dengan ketiganya, anak tidak akan mudah putus asa, dapat mengatur ritma membaca, dan dapat memilih bahan bacaan yang sesuai dengan perkembangan dirinya. Apabila menghadapi suatu masalah, anak ini akan berusaha memecahkan masalah sesuai kemampuannya atau berusaha bertanya pada orang dewasa yang mengetahui. c. Ragam Keterampilan Membaca Ragam keterampilan membaca sangat erat kaitannya dengan tujuan membaca. Berdasarkan tujuan membaca yang bermacam-macam itulah, maka ada bermacam-macam membaca yang biasa dilakukan orang. Menurut (Sukirno, 2015:12) Secara garis besar jenis membaca ada dua macam, yaitu membaca permulaan dan membaca lanjutan (berdasarkan tingkat pendidikan). Membaca permulaan diperoleh saat pendidikan taman kanak-kanak sampai duduk dibangku sekolah dasar kelas 2. Sedangkan membaca lanjutan didapat mulai duduk kelas 3 sekolah dasar sampai peserta didik belajar di perguruan tinggi. Masih menurut (Sukirno, 2015:14) ditinjau dari terdengar atau tidaknya waktu membaca, ragam membaca dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu membaca dalam hati dan membaca bersuara. Membaca dalam hati meliputi: 1. Membaca pemahaman yaitu membaca yang dilakukan dalam hati secara cermat dan teliti, untuk mengetahui isi bacaan sampai pada hal yang Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 17 sekecil-kecilnya. 2. Membaca kritis, yaitu membaca untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat dalam bacaan, kemudian memberi penilaian kepada fakta-fakta itu. Membaca kritis merupakan tingkatan membaca yang paling tinggi karena tidak hanya sekadar mengetahui isi bacaan, tetapi mengetahui mengapa penulis membuat tulisan atau karangan itu. 3. Membaca cepat, yaitu kegiatan membaca secara cepat untuk memahami gagasan utama dalam bacaan secara cepat pula. 4. Membaca telaah bahasa, yaitu keterampilan membaca untuk menelaah bahasa. Penekanannya terletak pada latihan penelaahan hukum dan kaidah bahasa, seperti: pemakaian huruf kapital, pungtuasi, tanda baca, afiksasi, homonim, idiom, pola kalimat, peribahasa, derivasi kata, dan gaya bahasa. 5. Membaca di perpustakaan, yaitu kegiatan membaca di ruang perpustakaan dengan memanfaatkan buku-buku di perpustakaan. Jenis membaca ini dibutuhkan pemahaman pembaca terhadap kartu katalog perpustakaan, dan klasifikasi buku perpustakaan. 6. Membaca bebas, yaitu keterampilan membaca yang penekanannya terletak pada latihan kebiasaan mengisi waktu terluang dengan kegiatan membaca. 7. Membaca untuk keperluan studi, yaitu kegiatan membaca bertujuan untuk mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan studi seseorang. Misalnya membaca buku-buku pembelajaran yang dianjurkan oleh para guru. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 18 8. Membaca untuk keperluan praktis, yaitu membaca yang digunakan untuk memenuhi keperluan sehari-hari sesuai dengan tugas kita masing-masing. Sedangkan membaca bersuara meliputi: 1. Membaca teknik, yaitu keterampilan membaca lisan atau membaca bersuara atau membaca keras yang penekanannya terletak pada kemampuan membaca dengan pengucapan atau pelafalan intonasi, jeda, dan pelaguan yang tepat sesuai dengan isi dan situasi bacaan. Misalnya membaca naskah Pancasila, UUD 1945, ikrar/sumpah, pengumuman dsb. 2. Membaca indah, yaitu keterampilan membaca nyaring yang sering disebut juga dengan istilah membaca sastra, membaca estetis, membaca ekspresif. Penekanan membaca jenis ini adalah terletak pada kemampuan pengucapan, intonasi, jeda, penggambaran, penghayatan, keindahan, dan keharuan yang terdapat dalam isi bacaan. Contoh naskah yang baik untuk dibaca indah misalnya puisi, , cerpen, dongeng, naskah drama dsb. Menurut (Tarigan, 2008:7) membaca adalah sutu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna-makna secara individual akan dapat diketahui. d. Kemampuan Membaca Pemahaman Istilah membaca pemahaman sering disebut membaca intensif, membaca dalam hati, atau membaca telaah isi. Membaca adalah interaksi pemakai bahasa dengan masukkan grafis dalam usaha merekonstruksikan Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 19 pesan yang disampaikan penulis. Sedangkan pemahaman berasal dari kata paham ditambahkan imbuhan (pe-an) yang artinya mengerti benar atau tahu benar atau ada gambaran yang dimengerti secara lengkap (Sukirno, 2015:60). Menurut Burns dkk. dalam (Rahim, 2008:12) Secara umum komponen membaca terdiri atas dua komponen, yaitu proses membaca dan produk membaca. Proses membaca terdiri atas tiga komponen dasar yaitu recording, decoding, dan meaning yang dapat diurai menjadi sembilan aspek, yaitu sensori, perseptual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan. Ke sembilan aspek ini saling berhubungan untuk mendukung proses membaca yang baik. Aspek yang pertama adalah sensori. Kegiatan sensori adalah pengungkapan simbol-simbol grafis yang digunakan untuk merepresentasikan bahasa lisan melalui indra penglihatan. Kegiatan perseptual merupakan aktivitas mengenal suatu kata sampai pada suatu makna berdasarkan pengalaman yang lalu. Ketika orang membaca, otak menerima gambaran kata-kata kemudian mengungkapkannya berdasarkan pengalaman membaca sebelumnya dengan objek, gagasan, dan emosi. Aspek urutan dalam proses membaca merupakan kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear, yang umumnya tampil pada satu halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Pengalaman merupakan hal penting pada proses membaca. Anak-anak yang mempunyai banyak pengalaman memiliki peluang yang lebih luas dalam mengembangkan pemahaman kosakata dan konsep yang mereka hadapi dalam membaca dibandingkan dengan anak-anak Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 20 yang memiliki pengalaman yang terbatas. Membaca merupakan proses berpikir. Pembaca terlebih dahulu memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapi melalui proses asosiasi dan eksperimen, kemudian membuat simpulan dengan menghubungkan isi preposisi yang terdapat dalam bacaan. Untuk itulah pembaca harus berpikir sistematis, logis, dan kreatif. Pembelajaran dalam membaca merupakan keniscayaan. Guru dapat membimbing siswa-siswanya dalam pembelajaran membaca. Melalui pembelajaran membaca sejak usia dini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak. Mengenal hubungan antara simbol dengan bunyi bahasa dan makna merupakan aspek asosiasi dalam membaca. Anak-anak menghubungkan simbol-simbol grafis dengan bunyi bahasa dan makna, tanpa kedua kemampuan asosiasi ini, siswa tidak akan dapat memahami teks. Aspek sikap berkaitan dengan perhatian, kegemaran, maupun motivasi. Hahal tersebut diperlukan dalam membaca karena akan meningkatkan kemampuan membaca siswa. Aspek terakhir adalah gagasan, penggunaan sensori dan perseptual dengan latar belakang pengalaman yang berbeda dan reaksi afektif yang berbeda akan menghasilkan makna yang berbeda walaupun membaca teks yang sama. Produk membaca merupakan komunikasi dari pemikiran dan emosi antara penulis dan pembaca. Komunikasi juga bisa terjadi dari konstruksi pembaca melalui integrasi pengetahuan yang telah dimiliki pembaca dengan informasi yang disajikan dalam teks. Selaras dengan apa yang disampaikan Somadyo dalam (Sukirno, 2015:61) menjelaskan bahwa membaca Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 21 pemahaman merupakan proses pemerolehan makna secara aktif dengan melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan isi bacaan. Tiga hal penting yang sebaiknya diperhatikan dalam membaca pemahaman, adalah (1) pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki, (2) menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki dengan teks yang akan dibaca, dan (3) proses pemerolehan makna secara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki. Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan (Tampubolon, 2008:7). Kemampuan membaca dapat ditingkatkan dengan penguasaan teknik-teknik membaca efisien dan efektif. Kemampuan membaca juga ditentukan oleh faktor kognitif. Oleh karena itu kemampuan membaca erat kaitannya dengan membaca pemahaman. Pemahaman membaca merupakan komponen penting dalam suatu aktivitas membaca, sebab pada hakekatnya pemahaman atas bacaan dapat meningkatkan keterampilan atau kepentingan membaca itu sendiri maupun tujuan-tujuan hendak dicapai. Untuk dapat memahami isi bahan bacaan dengan baik diperlukan adanya kemampuan membaca pemahaman yang baik pula. Membaca pemahaman menurut (Sukirno, 2015:13) yaitu membaca yang dilakukan dalam hati secara cermat dan teliti, untuk mengehui isi bacaan sampai kepada hal yang sekecil-kecilnya. Kecepatan membaca dalam hati sangat bervariasi. Kadang-kadang cepat sekali, cepat, agak lambat, dan lambat bergantung dengan tujuan yang akan dicari dalam bacaan. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 22 Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, membaca pemahaman dapat diartikan sebagai kegiatan membaca yang dilakukan dalam hati dengan hati-hati dan teliti sekali, serta bersungguh-sungguh, sehingga mengerti benar maksud/isi yang ada dalam bacaan. Pembaca memahami informasi yang disajikan sampai hal yang paling detail atau rinci. e. Tujuan Keterampilan Membaca Pemahaman Kegiatan membaca pemahaman hendaknya memiliki tujuan yang jelas. Setiap orang membaca memiliki tujuan yang berbeda-beda. Seseorang yang melakukan aktivitas membaca dengan tujuan yang jelas akan lebih mudah memahami bacaan dibandingkan orang yang membaca tanpa tujuan. Tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan memahami teks pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa kalimat sederhana. Sedangkan menurut kurikulum 1994 (Depdiknas: 1994: 18) tujuan membaca yaitu: 1. Mampu memahami gagasan yang didengar secara langsung atau tidak langsung. 2. Mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya dengan kata-kata sendiri. 3. Mampu membaca teks bacaan secara cepat dan mampu mencatat gagasangagasan utama Selain tujuan membaca seperti tersebut di atas (Tarigan, 2008:58) menjelaskan bahwa membaca pemahaman adalah sejenis membaca yang memiliki empat tujuan yaitu sebagai berikut: Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 23 1. Standar-standar atau norma-norma kesastraan, artinya bahwa ada sesuatu yang mengandung kebenaran dan keindahan, sesuatu yang memenuhi kebutuhan pembaca yang berkesinambungan; 2. Resensi kritis, artinya membaca tulisan-tulisan singkat; 3. Drama tulis, maksudnya agar pembaca dapat mengembangkan suatu sikap kritis yang logis terhadap drama; dan 4. Pola-pola fiksi Masih menurut , (Tarigan, 2008:9) menjelaskan tujuan membaca yaitu: 1. Menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh para tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh para tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reding for details or facts). 2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh, merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). 3. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini disebut Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 24 membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita (reading for sequence or organization). 4. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitaskualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading of inference). 5. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify). 6. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate). 7. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya, berbedakah dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast). Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 25 Dalam pembelajaran membaca, guru harus mempunyai tujuan membaca dengan menentukan tujuan khusus yang sesuai dengan kepentingan membaca atau membantu siswa menyusun tujuan membacanya sendiri. Blanton dkk. dalam (Rahim, 2008: 11) menjelaskan tujuan membaca yaitu: (1) membaca untuk kesenangan atau hiburan, (2) untuk menyempurnakan membaca nyaring, (3) menggunakan strategi tertentu, (4) memperbarui pengetahuan tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, (6) memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tulis, (7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, (8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks, dan (9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, tujuan membaca pemahaman adalah mempelajari atau memahami masalah yang dibaca sampai hal-hal yang sangat detail atau rinci terhadap teks yang dibaca. Kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas VIII dengan materi teks cerita fabel yaitu bertujuan untuk: 1. Melalui membaca teks cerita moral/ fabel, siswa dapat menentukan struktur teks cerita moral/ fabel. 2. Melalui membaca teks cerita moral/ fabel, siswa dapat menentukan ciriciri atau unsur teks cerita moral/ fabel. 3. Melalui membaca teks cerita moral/fabel, siswa dapat memahami unsur kebahasaan teks cerita fabel. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 26 4. Melalui membaca teks cerita moral/fabel, siswa dapat menangkap makna teks cerita moral/fabel 2. Metode Pembelajaraan Kooperatif Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI, 2008) . Metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan. Dalam dunia pendidikan, metode diartikan sebagai cara yang digunakan oleh pendidik atau guru untuk menyampaikan materi, diharapkan dengan metode yang digunakan akan memudahkan siswa untuk memahami materi yang disajikan. Selaras dengan yang disampaikan oleh J.R. David dalam Teaching Strategis for College Class Room (1976) menyebutkan bahwa method is away in achieving something (cara untuk mencapai sesuatu). Artinya metode yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah di tetapkan (Majid, 2013:193) Kegiatan pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Lingkungan belajar disini dapat berarti di dalam kelas maupun di luar kelas. Senada dengan yang disampaikan Nasution dalam (Fathurrohman, 2015:17) Pembelajaran adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 27 Berdasarkan definisi pembelajaran di atas, dapat kita ketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan komponen sebagai berikut. 1. Peserta didik: bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 2. Guru: sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. 3. Tujuan: pernyataan tentang perubahan (kognitif, afektif, dan psikomorik) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. 4. Materi Pelajaran: segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 5. Metode: cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan. 6. Media: bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa. 7. Evaluasi: cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan haslnya. Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor atau komponen pendidikan yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu pembelajaran (Hamdani, 2011:80). Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pada siswa. Karena penyampaian materi Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 28 berlangsung interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan langkahlangkah kegiatan pembelajaran termasuk penentuan cara penilaian yang akan digunakan. Metode pembelajaran dianggap sebagai prosedur/proses yang teratur atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran. Pengertian seluruh perencanaan dikaitkan dengan dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan , persiapan pembelajaran, kegiatan pembalajaran (pembuka, inti, penutup), media pembelajaran, sumber belajar, sampai penilaian (Suyono, 2014:19). Menurut Slavin (2008: 4) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan beragumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Menurut Karli dan Yuliariatiningsih dalam (Hamdani, 2011:165), menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 29 teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri. Pembelajaran koopertif adalah pembelajaran yang mengedepankan kerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dilakukan secara bersama-sama oleh semua anggota dalam kelompok tersebut. Seperti pendapat (Daryanto dkk, 2012:228) pembelajaran kooperatif diyakini dapat memberi peluang peserta didik untuk terlibat dalam diskusi, berpikir kritis, berani dan mau mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri. Jadi meskipun dilakukan secara bersama-sama, siswa tetap memiliki tanggung jawab secara individu untuk dapat mengembangkan diri dengan dibantu oleh teman-teman dalam satu kelompok. Cooperatif Learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivisme. Secara filosofis, belajar menurut teori konstruktivisme adalah membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong (Fathurahman, 2015:44). Artinya pembelajaran kooperatif merupakan proses belajar yang dilakukan siswa untuk memahami materi sesuai dengan konteks pengalaman yang telah dimiliki siswa. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kooperatif agar lebih menjamin para siswa bekerja secara kooperatif, yaitu sebagai berikut. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 30 1. Para siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim, dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai. 2. Para siswa tergabung dalam suatu kelompok dan harus merasa bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan berhasil tidaknya kelompok itu menjadi tanggungjawab bersama oleh seluruh anggota kelompok. 3. Untuk mencampai hasil yang maksimum, para siswa yang tergabung dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapi. Pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif dan rasa percaya diri karena merasa ada teman yang dapat diajak untuk bekerjasma. Rasa percaya diri yang mereka miliki akhirnya dapat membantu siswa untuk menyelesaikan masalah yang diberikan guru. J.Johson dan Johson dalam (Fathurrohman, 2015:46) menjelaskan hasil penelitian bahwa belajar kooperatif akan mendorong siswa belajar lebih banyak materi pelajaran, merasa lebih nyaman dan termotivasi lebih banyak materi pelajaran, merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk belajar mencapai hasil belajar yang tinggi, memiliki kemampuan yang baik untuk berpikir secara kritis, memiliki sikap positif terhadap objek studi, menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam aktivitas kerja sama, memiliki aspek psikologis yang lebih sehat, dan mampu menerima perbedaan yang ada di antara teman satu kelompok. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 31 Pembelajaran kooperatif secara khusus dirancang untuk mendorong siswa bekerja bersama dan saling membantu untuk mempelajari tujuan-tujuan umumnya. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerjasama kelompok dan interaksi antarsiswa. Pembelajaran ini juga dapat mengurangi persaingan yang ada dalam kelas, yang cenderung menimbulkan pihak yang menang dan kalah. Pembelajaran kooperatif sesuai dengan sifat dasar manusia yang membutuhkan keberadaan orang lain saling tergantung, memiliki tujuan dan tanggung jawab bersama, berbagi pekerjaan, serta merasa senasib. Dengan belajar secara berkelompok, siswa dilatih untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Seperti pendapat Ngalimun, (2016:230) pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi onsep, menyelesaikan masalah, atau menemukan sendiri. Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan tujuan pembelajaran konvensional. Pembelajaran dalam situasi kooperatif adalah siswa bekerja satu dengan lainnya dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang hanya satu atau beberapa tetapi secara bersama. Dampaknya mereka akan bekerja secara sungguh-sungguh, tidak terjadi persaingan negatif antarindividu tetapi justru saling membantu, karena keberhasilan individu tergantung keberhasilan kelompok bersama, demikian juga sebaliknya, keberhasilan kelompok tergantung aktivitas individu. Sedangkan tujuan dalam pembelajaran Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 32 konvensional menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain (Fathurrohman,2015:48). Sedangkan menurut (Majid, 2013:175) tujuan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Sehingga dapat membantu memahami konsep-konsep yang sulit. 2. Siswa belajar untuk menerima teman-temannya dengan latar belakang yang berbeda-beda. 3. Mengembangkan keterampilan sosial siswa; berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memotivasi teman untuk bertanya, bersedia menjelaskan ide atau pendapat dan bekerja dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut: 1. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar; 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tingi, sedang, rendah (heterogen); 3. Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda; 4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu (Ibrahim dkk. dalam Majid, 2013:176) Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok. Di harapkan sesama anggota dalam kelompok tersebut Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 33 saling membantu untuk memahami persoalan yang sedang dihadapi, sehingga semua anggota dalam kelompok tersebut menguasai persoalan yang sedang didiskusikan. a. Metode Pembelajaraan Kooperatif Tipe CIRC 1) Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan program pembelajaran komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada siswa kelas dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah (Slavin, 2008:16). Selain itu, metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan kurikulum komprehensif yang dirancang untuk digunakan dalam pelajaran membaca pada kelas 2-8 (Slavin, 2008: 11). Cooperative Integrated Reading and Composition sebuah program komprehensif untuk mengajari pembelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar (Slavin, 2008:200). Pengembangan CIRC difokuskan pada metode-metode pengajaran, merupakan sebuah usaha untuk menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai sarana memperkenalkan teknik terbaru dalam pengajaran praktis pembelajaran membaca dan menulis. Pendekatan pembelajaran kooperatif menekankan tujuan-tujuan kelompok dan tanggung jawab dari tiap individu. Pengembangan CIRC diambil dari beberapa analisis masalahmasalah tradisional dalam pengajaran pelajaran membaca, menulis, seni Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 34 berbahasa. Masalah-masalah utama yang ditujukan dalam proses pengembangan dijelaskan oleh Steven dkk. dalam (Slavin, 2008:200). Tindak lanjut. Sebuah fitur yang bersifat hampir selalu universal dari pengajaran membaca adalah penggunaan kelompok membaca yang terdiri atas para siswa dengan tingkat kinerja yang sama. Penggunaan kelompok dengan kemampuan homogen ini adalah bahwa siswa perlu memiliki materi-materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif. Para siswa yang bekerja di dalam tim-tim kooperatif dari kegiatankegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman membaca, kosakata, pembacaan pesan, dan ejaan. Para siswa termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatankegiatan ini atau rekognisi lainnya yang didasarkan pada pembelajaran seluruh anggota tim (Slavin, 2008:201). Membaca lisan. Membaca dengan keras merupakan bagian yang menjadi standar dari sebagian besar program-program membaca. Penelitian terhadap membaca lisan mengindikasikan bahwa ini memberikan pengaruh yang baik terhadap kemampuan pembacaan pesan dan pemahaman. Hal tersebut diharapkan juga dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk membaca pesan secara langsung dan lebih fokus pada pemahaman. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 35 Tujuan dari program CIRC adalah meningkatkan kesempatan pada siswa untuk membaca dengan keras dan mendapat umpan balik dari kegiatan membaca mereka dengan membuat para siswa membaca untuk teman satu timnya dan dengan melatih mereka mengenai bagaimana saling merespons kegiatan membaca mereka. Kemampuan memahami bacaan. Beberapa kajian deskriptif mengenai pengajaran membaca di sekolah dasar telah mencatat adanya sebuah penekanan yang berlebihan pada kemampuan memahami bacaan secara harfiah daripada kemampuan memahami secara interpretatif dan logis. Beberapa kajian eksperimental juga telah menunjukkan bahwa pengajaran eksplisit dalam strategi memahami bacaan dan proses-proses pemonitoran metakognitif dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Sebagai contoh, Palinscar dan Brown (1984) dalam (Slavin, 2008:203) menemukan bahwa pemahaman dapat dikembangkan dengan mengajari siswa kemampuan-kemampuan merangkum, mempertanyakan, menjelaskan, dan memprediksi. Selain meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca, CIRC juga memiliki tujuan agar tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Selama masa tindak lanjut, para siswa bekerja berpasangan untuk mengidentifikasi lima bagian penting dari cerita narasi yaitu karakter, latar belakang kejadian, masalah, usaha yang dilakukan, solusi Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 36 akhir. Menulis dan seni berbahasa. Penelitian terhadap pengajaran menulis dan seni berbahasa di sekolah dasar telah mengindikasikan bahwa yang dialokasikan untuk pelajaran ini difokuskan terutama pada kemampuan mekanika bahasa yang terpisah, dengan hanya sedikit waktu yang dialokasikan pada pelajaran menulis yang sebenarnya. Tujuan utama dari CIRC terhadap pelajaran menulis dan seni berbahasa adalah untuk merancang, mengiplementasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni berbahasa yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman satu kelas. Dalam program CIRC para siswa merencanakan, merevisi, dan menyunting karangan mereka dengan kolaborasi yang erat dengan teman satu tim mereka. Pengajaran mekanika berbahasa terintegrasi dangan menulis, dan pelajaran menulis juga terintegrasi dengan pengajaran memahami bacaan. 2) Langkah-langkah Metode Pembelajaran Kooperatif CIRC CIRC terdiri dari tiga unsur penting: kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis terpadu (Slavin, 2008:204). Setiap siswa bekerja dalam tim-tim yang sifatnya heterogen. Semua kegiatan pembelajaran mengikuti siklus yang melibatkan presentasi dari guru, latihan tim, latihan independen, pra penilaian teman, latihan tambahan, dan tes. Unsur utama CIRC terdiri dari: kelompok membaca, tim, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 37 cerita, pemeriksaan oleh pasangan, dan tes (Slavin, 2008:204-208). Pembahasan mengenai unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut: Kelompok membaca. Jika menggunakan kelompok membaca, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca mereka, yang dapat ditentukan oleh guru. Jika tidak, diberikan pengajaran kepada seluruh kelas. Tim. Siswa dibagi ke dalam pasangan (atau trio) dalam kelompok membaca mereka, dan selanjutnya pasangan-pasangan tersebut dibagi kedalam tim yang terdiri dari pasangan-pasangan dari dua kelompok membaca atau tingkat. Misalnya, sebuah tim terdiri dari dua siswa dari kelompok membaca tingkat tinggi dan dua siswa dari kelompok membaca tingkat rendah. Anggota tim menerima poin berdasarkan kinerja indivudal mereka pada semua kuis, karangan, dan buku laporan, dan poin-poin inilah yang membentuk skor tim. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita. Siswa menggunakan bahan bacaan dasar atau bisa juga novel. Cerita diperkenalkan dan didiskusikan dalam kelompok membaca yang diarahkan oleh guru. Tahap-tahap kegiatannya meliputi: membaca berpasangan, menulis cerita yang bersangkutan dan tata bahasa cerita, mengucapkan kata-kata dengan keras, makna kata, menceritakan kembali cerita, dan ejaan. Pemeriksaan oleh pasangan. Jika siswa telah menyelesaikan semua kegiatan ini, pasangan mereka memberikan formulir tugas yang Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 38 mengindikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan dan/atau memenuhi kriteria terhadap tugas tersebut. Tes. Pada akhir periode kelas, siswa diberikan tes pemahaman terhadap cerita, diminta untuk menuliskan kalimat-kalimat bermakna untuk tiap kosakata, dan diminta membacakan daftar kata-kata dengan keras kepada guru. Pada tes ini siswa tidak diperbolehkan saling membantu. Hasil tes dan evaluasi dari menulis cerita yang bersangkutan adalah unsur utama dari skor tim mingguan siswa. Sedangkan Sintaks atau cara kerja pembelajaran kooperatif tipe CIRC menurut (Warsono, 2013:2002) adalah sebagai berikut: 1. Awal pembelajaran guru melaksanakan presentasi dengan Direct Instruction/ instruksi langsung. 2. Guru mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok pembaca (reading grup) terdiri dari dua orang (dyad) atau tiga orang (triad), dan kemudian pasangan atau triad ini ditugasi membentuk pasangan dari dua kelompok pembaca yang levelnya berbeda. Misalnya suatu tim dapat terdiri dari dua siswa dari kelompok pembaca tingkat mahir (high reading grup) dan dua kelompok pembaca tingkat pemula (low reading grup). 3. Kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setipa anggota tim adalah membaca dengan suara nyaring (reading out loud), kecakapan pemahaman bacaan (reading comprehension skills) dan penulisan serta seni sastra (writing and language arts). Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 39 4. Anggota tim akan menerima nilai berlandaskan kinerja individual masing-masing dalam setiap kuis, tugas terkait komposisi, dan kemampuan membuat laporan buku (book reports) nilai individual ini menentukan skor tim. 5. Tim-tim yang mencapai kriteria rata-rata 90% dari seluruh kegiatan akan diberi predikat Superteams, dan akan menerima sertifikat yang menarik, yang mencapai kriteria rata-rata 80% diberi predikat Greateams. CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulissecara kooperatif. Sintaks CIRC menurut (Ngalimun, 2016:240) adalah membentuk kelompok heterogen 4 orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, dan refleksi. Berdasarkan uraian di atas mengenai langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat disimpulkan bahwa sintaks CIRC menurut peneliti adalah sebagai berikut: 1. Guru menjelaskan materi pada siswa. 2. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 siswa secara heterogen. 3. Guru memberikan wacana sesuai topik pembelajaran. 4. Siswa bekerjasama saling membacakan untuk menemukan ide pokok, saling memberi tanggapan terhadap wacana dan menulis pada lembar Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 40 kertas. 5. Siswa mempresetasikan hasil kerja kelompok. 6. Guru sebagai narasumber dan fasilitator memberikan penguatan. 7. Siswa bersama dengan guru membuat simpulan. 8. Evaluasi individu. 3) Prosedur Pembelajaran Membaca Pemahaman Materi Teks Fabel dengan Menggunakan CIRC Model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) adalah sebuah model pembelajaran yang tidak hanya memberikan kesempatan pada siswa belajar melalui presentasi langsung oleh guru tentang keterampilan membaca dan menulis, namun juga teknik menulis sebuah komposisi (naskah). Sintaks pembelajaran membaca pemahaman teks fabel dengan mennggunakan metode CIRC adalah sebagai berikut: 1. Guru melakukan presentasi awal, dengan menjelaskan materi teks fabel. 2. Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4 anggota. 3. Guru memberikan pemodelan teks fabel dan membahas bersama siswa. 4. Setelah selesai melakukan pembahasan pada teks fabel, kemudian guru membagi wacana berupa teks fabel pada tiap kelompok. Tiap kelompok memperoleh teks fabel dengan judul yang sama. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 41 5. Siswa melaksanakan diskusi/kerja kelompok berdasarkan teks fabel yang diberikan oleh guru. Dalam setiap melakukan serangkaian kegiatan berupa: a) Salah satu anggota membaca atau tiap anggota saling bergantian membacakan teks fabel. b) Menafsirkan isi teks fabel, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang akan ditanyakan jika ada yang belum bisa dipahami. c) Merencanakan penyelesaian soal. d) Menuliskan penyelesaian soal secara urut. e) Saling merevisi/mengedit pekerjaan atau hasil kerja kelompok. 6. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok 7. Guru memberikan penguatan, jika dirasa diperlukan. 8. Guru memberikan evaluasi individu, dengan memberikan teks fabel disertai dengan soal-soal yang harus diselesaikan siswa secara individu. b. Metode Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Teams Achievment Division) 1) Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif STAD Model Pembelajaran kooperatif jenis STAD merupakan bentuk pembelajaran kooperatif paling tua dan paling sederhana. Pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1978 oleh Slavin dalam tulisannya pada Journal of Research and Development in Education. Dengan topik Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 42 Student Teams Achievment Division. Selanjutnya, dikembangkan oleh Franzt (1979) dalam penelitiannya yang berjudul The Effect of The Student Teams Achievment Approach ang Reading on Peer Attitudes. STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling banyak dipakai oleh guru di dunia maju, dan telah digunakan mulai dari kelas dua sampai kelas sebelas (Slavin, 2008:143 ). STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis/pertanyaan, skor kemajuan individu, rekognisi tim/kelompok. Pertama, presentasi kelas. Dalam presentasi kelas ini secara mendasar adalah memberi informasi akademik baru kepada peserta didik menggunakan presentasi verbal atau teks. Hal ini digunakan untuk memperkenalkan materi yang akan dibahas dalam pertemuan pembelajaran. Kegiatan ini merupakan pembelajaran langsung yang dipimpin oleh guru, tetapi dapat juga melalui presentasi menggunakan audiovisual. Perbedaan presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut harus benar-benar fokus pada unit STAD. Dengan cara ini siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberikan perhatian penuh selama presentasi kelas, karena akan membantu mereka mengerjakn kuis-kuis dan skor kuis untuk menentukan skor tim. Kedua, tim atau kelompok. Tim terdiri atas empat sampai lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 43 akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari kelompok ini adalah memastikan bahwa semua anggota kelompok benar-benar belajar, dan yang paling penting adalah mempersiapkan semua anggota kelompok agar dapat mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menjelaskan materi, kelompok berkumpul untuk membahas kegiatan atau materi pelajaran. Para anggota kelompok melakukan pembahasan materi bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi setiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang melakukan kesalahan. Kelompok adalah ciri yang paling penting dalam STAD. Pada setiap kegiatan, yang ditekankan adalah membuat anggota kelompok melakukan yang terbaik untuk kelompok. Demikian pula sebaliknya, kelompok pun juga harus melakukan yang terbaik untuk anggotaanggotanya. Ketiga, tes/kuis. Salah satu tujuan kuis diberikan, untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dibahas. Kuis diberikan setelah siswa bekerja sama dalam kelompok, kuis diberikan secara individual. Para siswa tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis individu. Siswa bertanggungjawab secara pribadi, setelah sebelumnya bekerja sama secara kelompok, karena pemahaman materi yang sebelumnya sudah dilakukan dalam kelompok, akhirnya harus dipahami secara individu. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 44 Keempat, skor. Skor kemajuan individu adalah tolak ukur kemampuan pribadi. Gagasan dibalik skor individu adalah untuk memberikan kepada setiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi nilai yang maksimal kepada kelompoknya dalam sistem skor ini. Skor ini akan dibandingkan sebelum dan sesudah diskusi kelompok ini dilakukan. Kelima, penghargaan tim. Penghargaan didasarkan nilai rata-rata tim. Pengharagaan bisa berupa piagam atau sertifikat, atau dalam bentuk penghargaan yang lain. 2) Langkah-langkah Metode Pembelajaran Kooperatif STAD Inti pembelajaran kooperatif STAD dimulai dengan presentasi pelajaran. Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan, pengembangan, dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan pelajaran, kegiatan tim dan kuis mencakup latihan dan penilaian yang independen secara berturut-turut, diadaptasi dari Good, Grouws, dan Ebmeir (1983) dalam (Slavin, 2008:153) Adapun tahap penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut: 1. Presentasi a) Pembukaan (1) Menjelaskan pada siswa materi yang akan dipelajari dan alasan materi dipelajari. Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 45 dengan memberikan contoh dalam kehidupan nyata. (2) Membimbing siswa untuk bekerja sama dalam tim, agar dapat menemukan konsep-konsep atau membangkitkan minta mereka terhadap pelajaran. (3) Menjelaskan ulang persyaratan atau informasi secara singkat. b) Pengembangan (1) Tetap fokus pada hal-hal yang akan diipelajari siswa. (2) Fokus pada pemaknaan, bukan hafalan. (3) Mendemonstrasikan secara aktif konsep-konsep dengan menggunakan alat bantu visual, cara-cara cerdik, dan contoh yang banyak. (4) Menilai siswa secara berulang-ulang dengan memberi banyak pertanyaan. (5) Menjelaskan pada siswa mengapa sebuah jawaban bisa salah atau benar, kecuali jika memang sudah sangat jelas. (6) Beralih pada konsep selanjutnya, setelah siswa dapat memahami materi atau dapat menemukan gagasan utamanya. (7) Menjaga pembelajaran agar tetap berjalan dengan seimbang, jangan terlalu banyak interupsi atau berpindah pelajaran terlalu cepat. c) Pedoman pelaksanaan (1) Membimbing siswa agar siap mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan dari guru. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 46 (2) Saat memberi pertanyaan, memanggil siswa secara acak agar mereka selalu siap. (3) Memberikan tugas yang tidak memerlukan waktu lama untuk mengerjakan. Setelah itu berikan umpan balik. 2. Belajar Tim Saat belajar dalam tim, tugas anggota tim adalah menguasai materi yang dijelaskan guru pada saat tahap presentasi kelas dan membantu teman sekelasnya untuk menguasai materi yang sedang dibahas. Para siswa mempunyai lembar kegiatan dan lembar jawaban yang digunakan untuk melatih kemampuan selama proses pengajaran dan untuk penilaian diri dan teman sekelasnya. Tiap tim hanya mendapat dua kopian lembar kegiatan dan lembar jawaban, hal ini diharapkan dapat mendorong teman satu tim untuk bekerja sama. Aturan yang sebaiknya diikuti oleh anggota tim saat belajar tim adalah sebagai berikut: (1) Para siswa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa teman satu tim mereka telah mempelajari materi. (2) Tak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua anggota dalam tim menguasai materi yang sedang dipelajari. (3) Jika ada anggota tim yang belum paham, usahakan bertanya pada teman dalam tim sebelum ditanyakan pada guru. (4) Saat belajar tim boleh berkomunikasi dengan suara pelan. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 47 Proses atau tahap kegiatan kelompok diawali dengan membagikan lembar kegiatan kegiatan dan lembar jawaban kepada setiap kelompok (dua lembar) sebagai bahan yang akan dipelajari oleh siswa. Selain materi pelajaran, isi dari LKS tersebut juga digunakan juga digunakan untuk melatih siswa untuk bekerja sama. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep, dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki kesalahan memahami konsep. Kelompok diharapkan bekerjasama dengan baik serta saling membantu untuk menyelesaikan masalah atau memahami materi. 3. Tes atau Kuis Siswa mengerjakan kuis secara mandiri sesuai dengan waktu yang telah disediakan. Siswa tidak boleh bekerja sama saat mengerjakan kuis. Hal tersebut untuk menunjukkan hal yang telah dipelajari siswa selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok. 4. Rekognisi Tim a) Menghitung skor kemajuan individual Untuk menghitung skor kemajuan siswa, diperlukan lembar skor kuis. Tujuan dibuatnya skor awal dan poin kemajuan adalah untuk memungkinkan semua siswa memberikan poin maksimum Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 48 bagi kelompok mereka, berapapun tingkat kinerja mereka sebelumnya. b) Merekognisi prestasi tim Untuk menghitung skor tim, catatlah tiap poin kemajuan semua anggota tim pada lembar rangkuman tim dan bagilah jumlah total poin kemajuan seluruh anggota tim dengan jumlah anggota tim yang hadir, bulatkan semua pecahan. Skor tim lebih tergantung pada skor kemajuan daripada skor kuis awal. Sedangkan Menurut Arifin (1991:33) dalam (Majid, 2013:186) tahapan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD diawali dengan kegiatan guru mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajari murid. Kemudian membentuk tim yang heterogen sejumlah 4-6 siswa. Heterogenitas bisa dilihat dari kemampuan akademik, jenis kelamin, latar belakang sosial, maupun sifat atau karakter. Secara garis besar berikut merupakan tahapan STAD : 1. Persiapan materi Sebelum menyajikan materi, guru mempersiapkan lembar kerja siswa dan lembar jawab yang akan dipelajari siswa dalam kelompokkelompok kooperatif. Kelompok tersebut ditetapkan secara heterogen. 2. Penyajian materi pelajaran a) Pendahuluan Memotivasi siswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu tentang konsep-konsep materi yang akan dipelajari. Sehingga saat Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 49 guru presentasi, siswa memperhatikan dengan seksama. b) Pengembangan Dilakukan pengembangan materi yang dipelajari siswa dalam kelompok. Siswa belajar memahami makna, bukan menghafal. Oleh karena itu, guru harus memberi penjelasan yang lebih rinci atau mendetail berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. c) Praktik terkendali Penyajian materi melalui aktivitas siswa dengan mengerjakan soal-soal atau memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyan. Pemanggilan secara acak ini dilakukan, agar siswa selalu siap. 3. Kegiatan kelompok Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari. Selain untuk mempelajari materi, isi LKS juga berfungsi untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan pada siswa atau kelompok yang belum paham atau masih membutuhkan penjelasan ulang. Tim diharapkan bekerjasama dengan sebaikbaiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran. 4. Evaluasi Dilakukan selama 40-60 menit secara mandiri untuk menunjukkan yang telah dipelajari siswa selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 50 5. Penghargaan kelompok Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat, dan super. Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok dalam satu periode penilaian (3-4 pekan) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain. Menurut (Fathurrohman, 2015:53) inti pembelajaran STAD (Student Teams Achievment Division) adalah guru menyampaikan materi, siswa tergabung dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Selanjutnya, siswa diberi tes secara individual. Skor individual digunakan untuk menentukan skor kelompok. Adapun langkah-langkah penerapan materi pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut: 1. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang dicapai. 2. Guru memberikan tes pada siswa secara individu sehingga diperoleh skor awal. 3. Guru membentuk kelompok. Tiap kelompok terdiri 4-5 siswa dengan latar belakang yang heterogen. Baik kemampuan, jenis kelamin, ras, budaya, maupun suku. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 51 4. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi dasar. Pembelajaran kooperatif STAD, biasanya digunakan untuk penguatan pemahaman materi. 5. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. 6. Guru memberikan tes kepada setiap siswa secara individual. 7. Guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran STAD adalah sebagai berikut: 1. Pembentukan kelompok 2. Pembagian LKS dan Lembar jawab 3. Penyajian materi oleh guru 4. Diskusi tim 5. Evaluasi dalam kelompok 6. Evaluasi individu 7. Guru melakukan evaluasi dan refleksi 8. Penghargaan kelompok dan individu 3) Prosedur Pembelajaran Membaca Pemahaman Materi Teks Fabel dengan Menggunakan STAD Langkah-langkah pembelajaran membaca pemahaman teks fabel dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 52 sebagai berikut. 1. Pembentukan kelompok Awal proses belajar diawali dengan pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok ini dilakukan oleh guru, dan didesain heterogen. Penentuan anggota kelompok dilatarbelakangi kemampuan yang berbeda, ras, suku, etnis, maupun gender. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. 2. Pembagian LKS dan lembar jawab Setelah pembentukan kelompok, guru membagikan teori atau konsepkonsep mengenai materi teks fabel. Sebelum guru presentasi, siswa membaca LKS yang telah dibagikan pada tiap kelompok. Tujuannya agar saat guru menjelaskan, siswa sudah memiliki sedikit gambaran. 3. Penyajian Materi Guru menjelaskan konsep teks fabel, jenis teks fabel, struktur teks fabel, unsur kebahasaan teks fabel ( kalimat tunggal/kalimat kompleks, kata kerja, kata sifat, dan konjungsi), dan keterangan tempat serta keterangan waktu. Disela-sela presentasi, guru memberikan pertanyaan pada siswa yang diberikan secara acak. 4. Diskusi tim Pada diskusi tim, siswa melakukan aktivitas untuk mempelajari lebih lanjut materi teks fabel yang sudah dipresentasikan oleh guru. Saat mempelajari teks fabel, siswa juga berlatih untuk bekerja sama dengan Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 53 anggota lain dalam satu tim. Guru menjelaskan ulang, jika ada individu atau kelompok yang memerlukan penjelasan ulang. 5. Evaluasi dalam kelompok Setelah bersama-sama dengan kelompok mempelajari materi teks fabel, dipastikan semua anggota dalam tim sudah memahami materi yang dipelajari. Kemudian siswa mengerjakan tugas secara berkelompok. 6. Evaluasi individu Sebelum akhir pembelajaran, diadakan evaluasi individu. Evaluasi individu ini dilaksanakan setelah siswa melakukan kerja tim. Sebelumnya siswa telah membahas soal-soal secara bersama. Saat evaluasi individu siswa dipastikan mengerjakan sendiri-sendiri, tidak diperbolehkan untuk saling membantu. 7. Evaluasi dan refleksi Guru melakukan penilaian terhadap proses belajar serta hasil belajar. 8. Penghargaan kelompok dan indvidu Nilai hasil evaluasi dijadikan acuan untuk memberikan penghargaan pada tim. 3. Teks Fabel a. Pengertian Teks Fabel Fabel merupakan salah satu jenis dongeng. Menurut (KBBI, 2008:386) fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti). Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 54 Menurut (Fang, 1991:6) fabel adalah salah satu bentuk sastra rakyat yang sangat terkenal. Tiap-tiap bangsa di dunia ini mempunyai cerita binatang. Misalnya saja bangsa Melayu yang memiliki cerita hampir sama, yaitu cerita kancil. Tidak hanya terdapat di tanah Melayu, tetapi juga di Jawa, India, dan Eropa. Hanya saja yang membedakan adalah tokoh binatangnya. Cerita binatang atau fabel adalah salah satu bentuk cerita tradisional yang menampilkan binatang sebagai tokoh cerita. Binatang-binatang tersebut dapat berpikir dan berinteraksi layaknya komunitas manusia, lengkap dengan permasalahan hidup layaknya manusia. Mereka dapat berpikir, berlogika, berperasaan, berbicara, bersikap, bertingkah laku, dan lain-lain sebagaimana manusia dengan bahasa manusia. Cerita binatang seolah-olah tidak berbeda halnya dengan cerita yang lain, artinya cerita dengan tokoh manusia juga menampilkan binatang sebagai tokoh lainnya (Nurgiyantoro, 2005: 190). Dijelaskan oleh (Nurgiyantoro, 2005: 19) cerita fabel berkaitan dengan dunia binatang dan tidak secara langsung menunjuk manusia, dan karenanya bersifat imperasional, pesan moral atau kritik yang ingin disampaikan menjadi lebih bersifat tidak langsung. Hal itu menyebabkan pembaca menjadi lebih senang dan menikmati, dan kalaupun termasuk yang terkena kritik, menjadi tidak terasa serta-merta karena baik yang memberikan kritik dan pesan maupun yang dituju adalah sama-sama binatang. Hal itu pula yang menyebabkan cerita binatang menjadi amat populer, disenangi anak-anak dan orang dewasa, dan bersifat universal. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 55 Jadi fabel merupakan cerita binatang yang menampilkan binatang sebagai tokoh dalam cerita. Binatang-binatang tersebut dapat bertingkah laku layaknya manusia lengkap dengan permasalahan yang dihadapi layaknya manusia. Mereka dapat berpikir, berbicara, memiliki perasaan layaknya manusia. Fabel bertujuan untuk memberikan pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. b. Kompetensi Dasar Materi Teks Fabel Kompetensi Dasar diturunkan dari Standar Kompetensi. Kompetensi dasar ini secara minimal sudah dinyatakan oleh BSNP, akan tetapi guru dapat menambah kompetensi dasar sendiri ketika standar minimal dalam kompetensi dasar yang dinyatakan oleh BSNP dapat dicapai dengan mudah oleh siswa. Kompetensi dasar merupakan rujukan untuk pengembangan tujuan pembelajaran. Menurut (Sanjaya, 2010: 70) kompetensi dasar sebagai kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Menurut Depdiknas dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Sedangkan (Nurgiyantoro, 2010:8) mendefinisikan kompetensi dasar sebagai kemampuan dasar yang dimaknai sebagai kemampuan minimal yang harus dikuasai oleh peserta didik. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 56 Berdasarkan dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar adalah kemampuan terendah yang harus dikuasai oleh siswa dalam perilaku kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang diberikan dalam suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar merupakan kemampuan yang dijabarkan secara langsung dari standar kompetensi dan digunakan sebagai acuan untuk kegiatan penilaian. Kemampuan dasar untuk mata pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas VIII SMP/MTs, misalnya adalah Membaca Teks Fabel. c. Indikator Pencapaian Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Fabel Pada Silabus Bahasa Indonesia kelas VIII Kurikulum 2013 di tingkat satuan pendidikan dasar SMP/MTs terdapat lima teks yang harus dipelajari. Kelima teks tersebut adalah teks fabel, teks biografi, teks prosedur, teks ulasan, dan teks diskusi. Kemampuan membaca pemahaman pada teks fabel merupakan salah satu kompetensi yang ahrus dikuasi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Membaca pemahaman merupakan aktivitas membaca untuk memahami isi bacaan secara menyeluruh baik yang tersirat maupun yang tersurat. Artinya, pembaca harus dapat menangkap informasi, pesan, ataupun ide yang disajikan pada teks yang dibaca. Oleh karena itu, membaca pemahaman memiliki indikator-indikator yang harus dikuasai oleh siswa, sehingga mereka dapat dikatakan berkompeten dalam membaca pemahaman. Dalam menentukan indikator, seorang guru perlu mempertimbangkan dua aspek penting dalam kompetensi dasarnya, yakni aspek kompetensi dan materi yang akan diajarkan. Indikator-indikator yang terkait dengan Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 57 kemampuan membaca pemahaman meliputi, (1) informasi berupa fakta, definisi, atau konsep, (2) makna kata istilah dan ungkapan, (3) hubungan dalam wacana meliputi hubungan antar hal, hubungan sebab akibat, persamaan dan perbedaan antar hal, (4) organisasi wacana tentang ide pokok, ide penjelas, kalimat pokok, dan kalimat penjelas, (5) tema atau topik dan judul wacana, (6) menarik kesimpulan tentang hal, konsep, masalah, atau pendapat. B. Penelitian yang Relevan Penelitian-penelitian relevan terkait dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dan STAD (Student Teams Achievement Division) sudah dilakukan beberapa peneliti. Penelitian yang dilakukan Prabawati dkk. yang berjudul “Pengaruh Metode CIRC Berbantuan Media Gambar Berseri terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas V SD Gugus IV Kecamatan Rendang” Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh t hitung = 4.2 dan t tabel (pada taraf signifikansi 5%) = 2.01. Hal ini berarti t hitung > t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan CIRC berbantuan media gambar berseri dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian eksperimen oleh Murtono pada siswa kelas V SD di Jawa Tengah yang berjudul “Eksperimentasi Model Kooperatif CIRC dan Jigsaw untuk Peningkatan Keterampilan Membaca Ditinjau dari Kemampuan Logika Berbahasa” berdasarkan hasil analisis data, dapat Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 58 disimpulkan bahwa keterampilan membaca kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran CIRC lebih baik daripada yang belajar dengan model Jigsaw. Hasil penelitian tersebut juga menunjukan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan jenis model pembelajaran kooperatif dan kemampuan logika berbahasa dalam mempengaruhi keterampilan membaca. Interaksi tersebut berupa: siswa yang memiliki kemampuan logika tinggi model CIRC lebih efektif digunakan dibandingkan Jigsaw. Penelitian oleh Suryani dkk. tentang Pengaruh “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Ditinjau dari Minat Belajar Siswa di Kelas V SD Tunas Harapan Jaya Denpasar” hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode STAD dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional. Selain itu, terdapat kontribusi minat belajar siswa secara keseluruhan yang signifikan sebesar 27.7% terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa. C. Kerangka Berpikir Membaca pemahaman pada hakikatnya adalah kegiatan membaca yang dimaksudkan untuk memahami makna yang terkandung dalam suatu teks. Pemahaman suatu teks sangat bergantung pada berbagai hal. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian dalam membaca adalah keterampilan yang dimiliki oleh seseorang pembaca dalam memahami teks yang dibaca. Tinggi rendahnya keterampilan yang dimiliki pembaca akan sangat berpengaruh Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 59 pada tingkat pemahaman pada teks yang dibaca. Metode sebagai suatu keseluruhan perencanaan untuk mempresentasikan pembelajaran secara sistematik harus didasarkan pada pendekatan yang dipilih. Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi yang dipilih oleh guru untuk mengelola pembelajaran seperti yang diinginkan. Penerapan metode Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC dan STAD dalam pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada teks fabel dilakukan kepada siswa MTs kelas VIII. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih memudahkan siswa dalam dalam mempelajari materi kemampuan membaca pemahaman karena metode ini mengintegrasikan keterampilan membaca dan menulis, sementara metode STAD tidak ada pengintegrasian. Diketahui secara umum bahwa dalam berbahasa, keterampilan membaca dan menulis adalah dua hal yang saling berkaitan. Keduanya merupakan jenis keterampilan yang bersifat aktif. Keterampilan membaca bersifat aktif reseptif dari sumber tertulis, sedangkan keterampilan menulis bersifat aktif produktif. Keduanya memang tak terlepas dari tulisan (Tarigan, 2008:6). Penggunaan kedua metode tersebut pada pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada teks fabel diawali dengan pretest pada kedua kelas eksperiment. Dilanjutkan dengan proses pembelajaran dengan menggunakan kedua metode tersebut. Sehingga akan diketahui, manakah yang lebih efektif dari kedua metode tersebut dalam pembelajaran kemampuan membaca pamahaman. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 60 Alur berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut ini. Dalam kerangka pikir pada bagan 2.1 Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulisan PRETEST Membaca Pemahaman Teks Fabel PRETEST Membaca Pemahaman Teks Fabel Penerapan CIRC dalam Membaca Pemahaman Teks Fabel Penerapan STAD dalam Membaca Pemahaman Teks Fabel POSTEST Membaca Pemahaman Teks Fabel POSTEST Membaca Pemahaman Teks Fabel D. Hipotesis Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut. 4. Terdapat pengaruh metode CIRC terhadap kemampuan membaca pemahaman pada materi teks fabel kelas VIII MTs Negeri Sumbang. 5. Terdapat pengaruh metode STAD terhadap kemampuaan membaca pemahaman pada materi teks fabel kelas VIII MTs Negeri Sumbang. Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017 61 6. Metode CIRC lebih efektif dibandingkan dengan metode STAD terhadap kemampuaan membaca pemahaman pada materi teks fabel kelas VIII MTs Negeri Sumbang Pengaruh Metode Pembelajaran..., Siti Fatimah, Program Pascasarjana UMP, 2017