BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Hakikat Hasil Belajar siswa Materi Alat Indera Manusia (Mata)
2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Materi Alat Indera Manusia (Mata)
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik (Rusman, 2013: 123). Lebih lanjut Rusman mengungkapkan
bahwa belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tetapi juga penguasaan
kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan,
cita-cita, keinginan dan harapan.
Hamalik (dalam Rusman, 2013: 123) juga mengemukakan bahwa hasil belajar itu dapat
dilihat dari terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Hasil
belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai
tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.
Selanjutnya menurut Purwanto (2013: 44) bahwa “hasil belajar dapat dijelaskan dengan
memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar” pengertian hasil menurutnya
(product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakuknnya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan berubahnya infut secara fungsional”. Sedangkan hasil adalah infut akibat perubahan
oleh proses. Dalam hal ini Winkel (dalam Purwanto (2013: 45) menyimpulkan bahwa “hasil belajar
adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas, bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar
7
materi alat indera manusia (mata) adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan serangkaian
kegiatan belajar materi alat indera manusia (mata) yang telah direncanakan sebelumnya dalam suatu
rancangan pembelajaran (RPP).
2.1.2
7
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Materi Alat Indera Manusia (Mata)
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi (dalam Rusman, 2013:
124) meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu:
a.
Faktor Internal
1) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan
lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat
mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.
2) Faktor Psikolgis
Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang
berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor
psikolgis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan
b.
daya nalar siswa.
Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini m eliputi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban, dan
lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang memiliki ventilasi udara yang kurang
tentunya akan berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar di pagi hari yang udaranya
masih segar dan di ruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega.
2) Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang
sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapakan dapat berfungsi
sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan.
Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana, dan guru.
2.2 Hakikat Media Powerpoint Materi Alat Indera Manusia (Mata)
2.2.1 Pengertian Media Powerpoint
Menurut Djamarah dan Zain (2010: 120) bahwa “kata media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar”.
Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Sedangkan Ibrahim dan Syaodih (2010: 112) mengatakan bahwa “media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar”. Bila media
adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun
peristiwa yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu
dalam mengajar adalah merupakan salah satu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada diri siswa. untuk itu siswa dapat termotivasi untuk lebih giat belajar.
Adapun kaitannya dengan penelitian ini dalam pembelajaran materi alat indera (mata) dengan
menggunakan media powerpoint.
Menurut Pramayanti (2011: 2) bahwa powerpoint merupakan salah satu program berbasis
multimedia yang dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi yang mampu menjadikannya
sebagai media komunikasi yang menarik. Menurut beliau hal-hal yang menjadikan media ini
menarik untuk digunakan sebagai media presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks,
warna, dan gambar serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya.
Selanjutnya pengertian tentang media powerpoint dikemukakan oleh Riyana (Imron Sayuti,
2012: 10) bahwa owerpoint adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu
menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam
penggunaan dan relatif murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan
data.
Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media powerpoint adalah adalah
perangkat lunak yang mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam
pembuatan dan penggunaan relative murah.
2.2.2
Karakteristik Media Powerpoint
Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik masing-masing yang membedakan
antara sebuah media dengan media yang lainnya. Karakteristik media powerpont sebagai berikut
(Rusman, 2013: 147):
a. Merupakan salah satu jenis media multimedia
b. Menggunakan projektor dalam implementasinya
c. Pengolahan teks, wana, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai
kreatifitas penggunanya.
2.2.3 Langkah-langkah Penggunaan Media Powerpoint
Menurut Kenthut dan Rahardi (dalam Raras, 2012: 13) terdapat langkah-langkah dalam
mendesain media pembelajaran powerpoint yang tepat agar materi yang dipresentasikan dapat
dipahami secara maksimal oleh siswa sebagai berikut.
a. Tentukan topik sesuai dengan materi yang akan disampaikan,
b. Siapkan materi yang sesuai dengan tujuan yang dirumuskan, pemilihan materi ini sangat
penting karena tidak semua materi dianjurkan untuk menggunakan powerpoint,
c. Identifikasi bahan-bahan materi tersebut untuk diseleksi mana yang sesuai dengan
karakteristik media presentasi. Ingat tidak semua materi tersebut cocok untuk dituangkan
melalui media presentasi.
d. Tulis materi yang telah dipilih dalam kalimat yang singkat, pointers dan hanya memuat
poin-poin penting saja (key words). Penulisan penjelasan yang panjang lebar sangat tidak
dianjurkan dalam penulisan naskah presentasi. Pada saat membuat outline ini, pikirkan
juga bahan-bahan pendukung presentasi, misalnya: clip art, picture, sound, background
music, video klip dan lain sebagainya.
e. Tuangkan pesan-pesan yang disajikan dalam berbagai format seperti teks (kata-kata),
gambar, animasi atau audio-visual. Lengkapi outline yang sudah dibuat dengan
keterangan tambahan. Berilah warna pada font. Atur tata letaknya. Berilah warna pada
background.
f. Pastikan bahwa materi yang ditulis telah cukup lengkap, jelas dan mudah dipahami oleh
sasaran. Menyelesaikan desain, mengulas ulang desain yang telah dibuat. Jika perlu minta
pendapat dan masukan dari orang lain. Lakukan perbaikan-perbaikan jika diperlukan,
hingga Anda telah yakin presentasi telah seperti yang diinginkan.
g. Sajikan isi materi secara urut dan sistematis agar mempermudah penyajian dan pesan
2.2.4
mudah dipahami oleh siswa.
Keunggulan dan Kelemahan Penggunaan Media Powerpoint
Bekti (2012: 4) mengemukakan bahwa penggunaan program microsoft office powerpoint
memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
a. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks
maupun animasi gambar,
b. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang
c.
d.
e.
f.
tersaji,
Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik,
Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan,
Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang,
Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. Seperti CD, disket, flashdisck
sehingga praktis untuk di bawa kemana-mana.
Sanaky (dalam Raras, 2012: 12) mengemukakan kekurangan penggunaan media powerpoint
sebagai berikut:
a. Pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah dapat memiliki,
b. Tidak semua materi dapat disajikan dengan menggunakan powerpoint,
c. Membutuhkan keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide-ide yang baik pada
desain program komputer microsoft powerpoint sehingga mudah dicerna oleh siswa,
d. Memerlukan persiapan yang matang bila menggunakan teknik-teknik penyajian (animasi)
yang kompleks.
2.2.5
Peningkatan Hasil Belajar pada Materi Alat Indera Manusia (Mata) Melalui Media
Powerpoint
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi alat indera manusia, guru melakukan
langkah-langkah yang dikemukakan oleh Raras (2012: 13) berikut;
a. Menyampaikan topik yang akan dipelajari,
b. Menunjukkan gambar-gambar yang ada di dalam slide media powerpoint yang terkait dengan
c.
d.
e.
f.
g.
topik guna mengawali pembahasan topik,
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Siswa berupaya memahami setiap slide yang diajarkan guru,
Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang,
Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen,
Siswa melakukan kegiatan yang ada pada lembar kerja kelompok yang telah dirancang guna
semakin memahami materi dari slide media powerpoint
h. Selama kegiatan diskusi, guru berkeliling mengontrol dan memotivasi siswa,
i. Beberapa kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompok
j. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan,
k. Guru memberikan evaluasi berupa tes tertulis.
2.3 Konsep Alat Indera Manusia (Mata)
a. Bagian-Bagian Mata dan Fungsinya
Menurut Wahyono dan Nurachmandani (2008: 12-12) bagian luar mata, antara lain, alis
mata, kelopak mata, kelenjar mata, dan bulu mata.
Gambar 1. Bagian-Bagian Luar Mata
1) Alis Mata. Alis mata terdapat di atas mata. Alis mata berguna untuk mencegah masuknya
keringat ke dalam mata. Pernahkah matamu kemasukan keringat? Bagaimana rasanya?
2) Kelopak Mata. Kelopak mata berguna untuk menutup bola mata. Pernahkah kamu
memperhatikan orang yang sedang tidur? Bagaimana keadaan kelopak matanya? Kelopak mata
akan segera menutup jika ada cahaya yang terlalu terang atau ada benda yang akan masuk ke
mata. Tanpa disadari, kita sering berkedip (menutup dan membuka kelopak mata). Gerakan
tersebut termasuk gerak refleks. Fungsi kelopak mata berkedip, adalah untuk membasahi mata,
menggiring kotoran keluar dari mata, dan mengistirahatkan retina dari terpaan cahaya yang
terus-menerus.
3) Kelenjar Mata. Pada kelopak mata bagian atas terdapat kelenjar air mata yang selalu
menghasilkan air mata. Ketika kita menangis, mata kita akan mengeluarkan air mata. Air mata
berguna untuk membasahi kornea, melindungi mata dari kuman, dan menjaga mata dan bagian
dalam kelopak mata agar tetap sehat dan lembut.
4) Bulu Mata. Bulu mata dapat diumpamakan sebagai tirai (kisi-kisi). Kegunaan bulu mata untuk
mengurangi cahaya yang masuk ke mata apabila cahayanya terlalu kuat dan mencegah debu dan
kotoran agar tidak masuk ke dalam mata. Bagian dalam mata, antara lain, lapisan sclera, lapisan
koroid, retina atau selaput jala, lensa mata, otot mata, dan saraf mata.
5) Lapisan Sclera. Lapisan sclera adalah lapisan terluar yang berwarna putih, kecuali bagian
depan tidak berwarna atau bening. Bagian yang bening tersebut dinamakan kornea. Kornea
berfungsi menerima rangsang berupa cahaya dan meneruskannya ke bagian mata yang lebih
dalam. Kornea adalah bagian mata yang dapat disumbangkan dan dicangkokkan pada orang lain
yang membutuhkannya.
6) Lapisan Koroid. Lapisan koroid adalah lapisan tengah yang banyak mengandung pembuluh
darah. Di bagian depan, lapisan koroid membentuk iris (selaput pelangi). Warna iris menentukan
warna mata seseorang. Iris berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata.
Di tengah iris terdapat celah yang disebut anak mata atau pupil. Pupil merupakan tempat
lewatnya cahaya menuju retina. Jika cahaya terlalu terang, maka pupil mengecil. Dan jika
cahaya terlalu redup, maka pupil melebar.
7) Retina atau Selaput Jala. Pada retina terdapat bagian yang sangat peka terhadap cahaya.
Bagian ini disebut bintik kuning (fovea). Selain itu terdapat pula bintik buta. Bintik buta adalah
bagian yang tidak peka terhadap cahaya dan merupakan tempat keluarnya saraf mata menuju
otak.
8) Lensa Mata. Pada bola mata terdapat lensa mata. Lensa mata adalah sebuah benda bening yang
berbentuk cembung. Lensa mata berada di belakang iris. Lensa mata berfungsi meneruskan dan
mengumpulkan cahaya atau bayangan benda agar jatuh tepat di retina. Lensa mata memiliki
kemampuan untuk berubah menjadi cembung atau pipih. Kemampuan ini disebut daya
akomodasi.
9) Otot Mata. Otot mata berguna untuk menambatkan bola mata pada dinding dalam rongga mata
dan menggerakkan bola mata. Otot mata berjumlah tiga pasang. Ketiga pasang otot tersebut
adalah otot penggerak ke arah atas dan ke arah bawah, otot penggerak ke arah kiri dan ke arah
kanan, serta otot pemutar bola mata. Otot-otot mata melekat pada tulang tengkorak, tepatnya
pada rongga mata.
10) Saraf Mata. Saraf mata merupakan saraf penglihatan atau saraf optik. Saraf ini berfungsi untuk
meneruskan rangsang cahaya yang diterima sel-sel reseptor ke susunan saraf pusat di otak.
Denga demikian, kita dapat melihat suatu benda.
11) Cairan Bola Mata. Cairan bola mata terdapat di antara kornea dan lensa mata dan di antara
lensa dan retina. Cairan ini berwarna keputih-putihan dan berbentuk seperti agar-agar. Cairan
bola mata berfungsi memberi bentuk pada mata.
b. Cara Kerja Mata
Bagaimanakah cara kerja mata? Mata bekerja saat menerima cahaya. Tanpa cahaya, mata
tidak dapat berfungsi dengan baik. Pantulan cahaya dari suatu benda masuk melalui pupil kemudian
diteruskan ke dalam lensa mata. Oleh lensa mata, cahaya diarahkan sehingga bayangan benda jatuh
pada retina. Ujung-ujung saraf di retina menyampaikan bayangan benda itu ke otak. Selanjutnya,
otak mengolah bayangan tersebut sehingga kita dapat melihat benda tersebut. Kita wajib bersyukur
kepada Tuhan karena dikaruniai mata. Dengan mata kita dapat menikmati pemandangan di sekitar.
c. Kelainan pada Mata
Menurut Wahyono dan Nurachmandani (2008: 14) Kelainan pada mata yang sering muncul,
antara lain, rabun jauh, rabun dekat, rabun tua, rabun senja, dan buta warna.
1) Rabun Jauh (Miopi). Orang yang menderita rabun jauh tidak dapat melihat suatu benda dengan
jelas apabila jaraknya jauh. Penyebabnya adalah lensa mata terlalu pipih. Pada mata orang yang
menderita rabun jauh, bayangan benda jatuh di depan retina. Agar bayangan benda jatuh tepat di
2)
retina, penderita sebaiknya menggunakan kacamata yang berlensa cekung (lensa negatif).
Rabun Dekat (Hipermetropi). Penderita rabun dekat tidak dapat melihat benda kecil di
dekatnya. Misalnya, tidak dapat membaca huruf kecil di koran dari jarak dekat. Pada mata orang
yang menderita rabun dekat, bayangan benda jatuh di belakang retina. Agar bayangan benda
jatuh tepat di retina, penderita sebaiknya menggunakan kacamata berlensa cembung (lensa
positif).
3) Rabun Tua (Presbiopi). Daya akomodasi orang yang berusia lanjut biasanya sudah lemah.
Akibatnya, orang tersebut tidak dapat melihat benda yang letaknya jauh maupun dekat.
Penderita dapat ditolong dengan menggunakan kaca mata berlensa rangkap. Kacamata berlensa
rangkap adalah kacamata yang terdiri atas lensa positif dan lensa negatif.
4) Rabun Senja (Hemerolopi). Penderita rabun senja tidak dapat melihat benda secara jelas pada
waktu senja hari. Hal tersebut disebabkan penderita kekurangan vitamin A.
5) Buta Warna. Buta warna termasuk salah satu kelainan pada mata. Penderita buta warna tidak
mampu membedakan warna-warna tertentu. Misalnya, warna merah, kuning, hijau, dan biru.
Cacat mata ini termasuk kelainan yang bersifat menurun.
d. Memelihara Kesehatan Mata
Agar mata kita tetap sehat, maka kita harus menjaga dan merawatnya dengan baik. Menurut
Wahyono dan Nurachmandani (2008: 15) hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
mengusahakan untuk makan makanan yang mengandung vitamin A seperti sayuran dan
buah-buahan; jangan membaca di bawah penerangan yang terlalu redup atau terlalu terang; saat
membaca, jarak tulisan dengan mata diusahakan sekitar 30 cm; jangan membaca buku atau
menonton televisi sambil berbaring; dan hindarkan mata dari kotoran atau debu dengan cara
memakai kacamata. Mintalah nasehat orang tua agar kamu dapat menjaga kesehatan mata dengan
baik.
2.4 Kajian Penelitian yang Relevan
Mashudi. 2011. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Diskusi
Kelompok Menggunakan Program Microsoft Powerpoint Pada Siswa Kelas VI SDN Curahnongko 02
Tahun Pelajaran 2011-2012. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar; Jurusan Ilmu Pendidikan;
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; Universitas Jember. Dari analisis data hasil penelitian untuk
aktivitas siswa diperoleh persentase aktivitas siswa klasikal dari siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan. Pada siklus I, aktivitas siswa mencapai 65,44% dan berada pada kategori aktif. Pada Siklus
II aktivitas siswa meningkat menjadi 68,87% dan berada pada kategori aktif. Dari analisis hasil belajar
diperoleh persentase ketuntasan hasil belajar klasikal siklus I sebesar 76,5% dan pada siklus II
meningkat menjadi 85,3%. Dari hasil analisis tersebut terlihat persentase pada setiap siklus mengalami
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Tri Hartanti Setianingsih, Penggunaan Media Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Pokok Bahasan Pecahan Sederhana Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2 Ngaren
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kondisi awal
berdasarkan hasil ulangan matematika siswa yaitu 64,7% atau 11 siswa belum tuntas belajar sesuai
dengan kriteria ketuntasan minimal (65) yang ditetapkan sedangkan 35,3% atau 6 siswa sudah
tuntas belajar dan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 60,58. Hasil post tes pada siklus I
menunjukan 13 siswa atau 76,47% tuntas belajar sesuai dengan (KKM=65), sedangkan 4 siswa atau
23,53% belum tuntas belajar karena masih dibawah (KKM=65) dan nilai rata-rata mencapai 74,41.
Hasil tersebut masih harus diperbaiki pada siklus II karena belum mencapai indikator keberhasilan.
Dari hasil post tes siklus II menunjukan 100% atau sebanyak 17 siswa sudah memenuhi KKM
dengan nilai rata-rata 79,12. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Penggunaan media power
point dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan pecahan sederhana pada siswa
kelas III SD Negeri 2 Ngaren semester II tahun pelajaran 2011/2012.
Berdasarkan penelitian di atas maka dapat dilihat adanya perbedaan dan persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Perbedaan yang dimaksud yaitu pada materi yang
diberikan, sedangkan persamaannya adalah bahwa semua penelitian pada kajian yang relevan dan
penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah menggunakan media pembelajaran yang sama yaitu
berupa media powerpoint.
2.5 Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah “jika digunakan media powrpoint,
maka hasil belajar siswa materi alat indera manusia (mata) di kelas IV SDN 2 Bulango Ulu
Kabupaten Bone Bolango akan meningkat”.
2.6 Indikator Kinerja
Pembelajaran dianggap berhasil jika sebanyak 75% dari jumlah siswa yang dikenai tindakan
memiliki nilai hasil belajar sesuai KKM (65) atau lebih besar dari 65 pada materi alat indera
manusia (mata) dengan baik dan jika hasil pengamatan guru dan siswa mencapai 85% dari seluruh
aspek yang diamati, maka pembelajaran bersifat ideal.
Download