HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN DISIPLIN KERJA PADA KARYAWAN PT. PLN APJ SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: TANTI PUTRI SHOIMATUL KARIMAH F 100 080 063 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN DISIPLIN KERJA PADA KARYAWAN PT. PLN APJ SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: TANTI PUTRI SHOIMATUL KARIMAH F 100 080 063 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 ii ABSTRAKSI HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN DISIPLIN KERJA PADA KARYAWAN PT. PLN APJ SURAKARTA Tanti Putri Shoimatul Karimah Drs. Mohammad Amir, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disiplin karyawan berkaitan erat dengan kepatuhan karyawan terhadap peraturan-peraturan tertentu baik yang ditetapkan dari dirinya maupun oleh pihak lain. Karyawan juga harus memiliki kesadaran sendiri untuk mematuhi peraturanperaturannya tanpa harus ada paksaan oleh orang lain. Salah satu faktor yang mempengaruhi kedisiplinan kerja adalah interaksi sosial. Interaksi sosial menurut Walgito (2003), merupakan hubungan antar individu lainnya di mana individu yang satu mempengaruhi individu yang lainnya atau sebaliknya. Interaksi sosial, merupakan kunci dari semua kehidupan seseorang oleh karena tanpa interaksi sosial, tak mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya tanpa interaksi sosial, tak mungkin ada kehidupan bersama. Tujuan penelitian ini antara lain untuk mengetahui hubungan antara interaksi sosial dengan disiplin kerja, tingkat interaksi sosial pada subjek penelitian, tingkat disiplin kerja pada subjek penelitian, dan peran interaksi sosial dengan disiplin kerja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara interaksi sosial dengan disiplin kerja pada karyawan PT. PLN APJ Surakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. PLN APJ Surakarta. Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan studi populasi dikarenakan jumlah populasi yang sedikit dan karakteristik terbatas yang seluruhnya berjumlah 100 karyawan. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah studi populasi. Alat ukur yang digunakan 2 skala, yaitu: skala disiplin kerja yang berjumlah 40 aitem terdiri dari 19 aitem favourable dan 21 aitem unfavourable, skala interaksi sosial yang berjumlah 40 aitem terdiri dari 20 aitem favourable dan 20 aitem unfavourable Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil nilai koefisien korelasi r = 0,205, p = 0,041 (p < 0,05). Sedangkan sumbangan efektif interaksi sosial dengan disiplin kerja sebesar 4,2%. Hal ini berarti masih terdapat 95,8% faktor-faktor lain yang mempengaruhi disiplin kerja di luar variabel interaksi sosial. Kesimpulan hasil analisis data penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara interaksi sosial dengan disiplin kerja, tingkat interaksi sosial pada karyawan tergolong sedang, tingkat disiplin kerja pada karyawan tergolong sedang, serta sumbangan efektif peran interaksi sosial sebesar 4,2% terhadap disiplin kerja karyawan. Kata kunci: Interaksi sosial, Disiplin kerja v Dalam penelitian PENGANTAR ini, peneliti PT. PLN APJ Surakarta sebagai menetapkan subjek yang akan diteliti penyedia layanan energi listrik bagi adalah karyawan dari perusahaan PT. masyarakat PLN APJ Surakarta. dituntut untuk selalu memberikan kualitas dalam proses Begitu juga yang dihadapi pada manajerialnya dan proses pelayanan perusahaan PT. PLN APJ Surakarta, terhadap sehingga yang mempunyai permasalahan dalam masyarakat sebagai konsumen merasa hal kedisiplinan kerja. Hal ini terlihat terpuaskan. Dengan itu perusahaan dengan akan senantiasa memberikan pelayanan pelanggaran yang baik, sehingga tanggungjawab dilakukan oleh karyawan. Fenomena kerja karyawan lebih besar. yang masyarakat, Disiplin karyawan berkaitan erat dengan kepatuhan karyawan terhadap adanya yang pelanggarantidak mencerminkan sedikit adanya pelanggaran kedisiplinan pada PT. PLN APJ Surakarta. peraturan-peraturan tertentu baik yang Menunjukkan tingkat kedisiplinan ditetapkan dari dirinya maupun oleh kerja pada tahun 2012 yang belum pihak lain. memiliki kesadaran mematuhi juga harus optimal, bahkan untuk indikator datang sendiri untuk terlambat dan pergi tanpa keterangan Karyawan peraturan-peraturannya saat jam kerja mencapai ± 35%. tanpa harus ada paksaan oleh orang Salah lain. Dua pengertian kedisiplinan yakni mempengaruhi dalam arti sempit dan arti luas “Dalam adalah interaksi sosial. Interaksi sosial arti bahwa menurut Walgito (2003), merupakan kedisiplinan adalah bilamana karyawan hubungan antar individu lainnya di tersebut jarang absen dan datang tepat mana waktunya. Sedangkan dalam arti luas mempengaruhi individu yang lainnya kedisiplinan diartikan sebagai suatu atau sebaliknya. Dari aspek-aspek yang sikap, tingkah laku dan perbuatan yang berpengaruh dalam interaksi sosial ini sesuai akan digunakan oleh setiap individu sempit dengan dikatakan peraturan perusahaan” (Nitisemito, 1992). dari satu faktor yang kedisiplinan kerja individu yang satu untuk melakukan aktifitasnya Begitu pula kedisiplinan dalam bekerja kemungkinan dipengaruhi oleh yang berniat mengikuti aturan-aturan interaksi sosial yang terjadi disuatu yang ditetapkan. tempat interaksi dengan pekerjaan, disiplin kerja adalah ditempat kerja dapat berjalan dengan suatu sikap atau tingkah laku yang baik maka akan dapat meningkatkan menunjukkan kedisiplinan kerja karyawan. terhadap peraturan organisasi. kerja. Apabila Dalam kaitannya ketaatan Berdasarkan Berdasarkan uraian, maka penulis karyawan beberapa definisi mengajukan rumusan masalah “Apakah yang telah dikemukakan di atas, dapat ada hubungan antara interaksi sosial diambil kesimpulan bahwa disiplin dengan disiplin kerja pada karyawan kerja adalah suatu sikap dan perbuatan PT. PLN APJ Surakarta.” Berdasarkan untuk mematuhi dan mentaati peraturan rumusan masalah tersebut maka penulis yang telah ditetapkan oleh organisasi, mengadakan penelitian dengan judul baik tertulis dan tidak mengelak untuk “Hubungan menerima antara interaksi sosial sanksi bila dengan disiplin kerja pada karyawan melanggarnya. PT. PLN APJ Surakarta.” Tujuan disiplin kerja individu Handoko (1998), mengemukakan Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan antara tujuan interaksi sosial dengan disiplin kerja, memperbaiki pelanggar, menghalangi tingkat interaksi sosial pada subjek para karyawan yang lain melakukan penelitian, tingkat disiplin kerja pada kegiatan yang serupa, dan menjaga subjek penelitian, dan peran interaksi berbagai sosial terhadap disiplin kerja konsisten dan efektif. Moekijat (1999), Manfaat Penelitian mengemukakan bahwa tujuan disiplin, Bagi pimpinan PT. PLN APJ baik pendisiplinan standar disiplin adalah untuk kelompok kolektif tetap maupun Surakarta, karyawan PT. PLN APJ perseorangan yang sebenarnya adalah Surakarta, dan peneliti selanjutnya. untuk LANDASAN TEORI mencegah Disiplin Kerja dalam mencapai tujuan organisasi. mengarahkan terjadinya pegawai dan pelanggaran Menurut Kaho (2001), adalah Berdasarkan uraian di atas dapat suatu sikap seseorang atau kelompok disimpulkan bahwa tujuan disiplin kerja pegawai adalah menciptakan dan Faktor-faktor yang mempengaruhi menjaga disiplin kerja iklim yang sehat organisasi, untuk dalam mencegah dan Hasibuan (2000), mengemukakan memperbaiki pelanggaran-pelanggaran, bahwa dalam mempengaruhi disiplin karyawan suatu usaha mencapai tujuan faktor-faktor organisasi. organisasi Aspek-aspek disiplin kerja kemampuan, Menurut Kaho (2001) c)Balas adalah: yang a)Tujuan b)Teladan jasa atau dan pimpinan, kesejahteraan, mengemukakan beberapa tolak ukur d)Keadilan, untuk f)Sanksi hukum, g)Ketegasan, h)Iklim melakukan pengukuran disiplin penilaian atau kerja pegawai e)Pengawasan melekat, organisasi, i)Hubungan kemanusiaan. yaitu: kesadaran pegawai untuk hadir Berdasarkan uraian di atas dapat tepat waktu, kewaspadaan pegawai disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dalam menggunakan bahan-bahan dan mempengaruhi disiplin kerja antara lain alat-alat kantor, kemampuan pegawai moral atau semangat, kepemimpinan, dalam melaksankan dan mengerjakan kesejahteraan, tugasnya, semangat pegawai dalam teladan menyelesaikan kemampuan, pekerjaan, ketaatan ancaman, pimpinan, balas ketegasan, tujuan jasa, dan keadilan, pegawai dalam mengikuti cara kerja pengawasan melekat, sanksi, sanksi yang telah ditentukan. Berdasarkan hukum, dan interaksi sosial. uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Interaksi Sosial aspek-aspek disiplin kerja adalah Menurut Walgito (2003), kesadaran pegawai untuk hadir tepat mengartikan interaksi sosial sebagai waktu, kewaspadaan pegawai dalam hubungan antara individu satu dengan menggunakan bahan-bahan dan alat- individu yang lain, individu satu dapat alat kantor, kemampuan pegawai dalam mempengaruhi individu yang lain atau melaksankan mengerjakan sebaliknya, jadi terdapat hubungan tugasnya, semangat pegawai dalam yang saling timbal balik. Hubungan menyelesaikan tersebut diantaranya terdapat individu dan pekerjaan, ketaatan pegawai dalam mengikuti cara kerja dengan individu, yang telah ditentukan. kelompok atau individu dengan kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial antar kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok kesatuan dan menyangkut tersebut sebagai biasanya tidak pribadi anggota- Aspek-aspek interaksi sosial Davis dan menjelaskan Newstrom (1996), aspek-aspek yang mendasari keberhasilan interaksi sosial adalah komunikasi dan partisipasi. Berdasarkan uraian-uraian di atas anggotanya. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan aspek-aspek interaksi dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial antara lain: aspek komunikasi, sosial adalah hubungan antara individu kontak sosial, dan partisipasi. Aspek- dengan aspek tersebut dijadikan sebagai dasar individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok penyusunan skala interaksi sosial. yang saling mempengaruhi dan saling Faktor-faktor yang mempengaruhi tergantung sehingga bisa mengubah interaksi sosial atau memperbaiki perilaku individu Walgito (2003), mengungkapkan yang lain. kelangsungan interaksi terlihat sangat Bentuk-bentuk interaksi sosial sederhana namun sebenarnya interaksi Soekanto (2002), proses interaksi suatu proses yang komplek, dalam sosial yang pokok adalah: Proses interaksi dipengaruhi oleh beberapa asosiatif: faktor yang mendasari antara lain: Akomodasi Kerjasama (cooperation), Proses a)faktor imitasi, (competition), c)faktor identifikasi, (accomodation). disosiatif: Persaingan Dari beberapa pendapat tokoh bentuk-bentuk dan sugesti, d)faktor simpati. Kontravensi (contravention). mengenai b)faktor interaksi Pada proses pekerjaan menurut Lindgren (Soekanto, 2002), dapat sosial, maka bentuk interaksi sosial terjadi pola interaksi satu arah, dua yang baik dilakukan adalah kerjasama arah, maupun pola interaksi optimal. dan Munculnya akomodas. Sedangkan bentuk pola interaksi dalam meliputi pekerjaan karena muncul kesadaran kompetisi, oposisi, dan kontravensi dan kesengajaan melibatkan diri untuk harus dihindari agar tercipta sistem masuk dalam proses bekerja dengan interaksi sosial yang baik. karyawan lain dan atasan. Berdasarkan interaksi sosial yang pengertian di atas disimpulkan bahwa ditentukan oleh perusahaan. Glueck faktor-faktor interaksi dipengaruhi oleh (1998), mengidentifikasi ada empat faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan masalah umum yang berkaitan dengan simpati. tersebut kedisiplinan yaitu: a) masalah pribadi kegiatan individu yang berpengaruh pada kinerja Faktor-faktor merupakan suatu proses komunikasi yang dilakukan oleh mereka, sehingga kinerja menjadi karyawan sebagai salah satu komponen menurun, b) individu yang mempunyai dalam proses pekerjaan. masalah dengan motivasi kerja, c) Hubungan antara interaksi sosial individu dengan disiplin kerja pada karyawan peringatan sebelumnya tapi masih PT. PLN APJ Surakarta mengulangi perilaku yang tidak Nitisemito (1996), sengaja baik terhadap bukan hanya bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat waktunya, tetapi disiplin kerja itu pernah diberikan diharapkan, d) individu yang memang mengemukakan disiplin kerja yang itu yang melakukan pelanggaran pelanggaran terhadap peraturan. Walgito (2003), mengemukakan dalam bentuknya yang paling berguna bahwa merupakan yang kunci dari semua kehidupan sosial, sesuatu kekuatan interaksi sosial merupakan berkembang dalam tubuh pekerja oleh karena tanpa interaksi sosial tidak (karyawan) itu sendiri yang akan ada kehidupan bersama. Interaksi menyebabkan ia dapat menyesuaikan sosial itu penting dalam kehidupan, diri dengan sukarela kepada keputusan karena saling berkaitan antara individu yang nilai dengan individu maupun kelompok pekerjaan, dan tingkah laku karyawan. dengan kelompok guna terciptanya Kenyataan yang terjadi pada saat ini kerukunan, dalam kesehariannya banyak pekerja keharmonisan dalam kehidupan. Oleh yang mangkir karena kurang disiplin karena itu pembentukan disiplin kerja waktunya. dapat dicapai apabila sudah terjalin dalam diterima, peraturan, Akibatnya pekerjaan produktifitas dan dan interaksi sosial antara karyawan dengan menyebabkan banyak sekali kegagalan karyawan, karyawan dengan bawahan, dalam dan karyawan dengan atasan. meraih menurun kebersamaan, target yang telah Berdasarkan uraian di atas dapat yang telah ditentukan. Pengukuran disimpulkan bahwa interaksi sosial disiplin kerja penelitian ini diperoleh memegang dari skor skala disiplin kerja peranan yang penting terhadap disiplin kerja karyawan. Hipotesis 2.Interaksi sosial Interaksi sosial diungkap dengan “Ada hubungan positif antara interaksi skala berdasarkan aspek-aspek yang sosial dengan disiplin kerja pada dikemukakan oleh Soekanto (2002), karyawan PT. PLN APJ Surakarta”. yaitu: komunikasi, kontak sosial, dan METODE PENELITIAN partisipasi. Semakin tinggi nilai skor Identifikasi Variabel Penelitian skalanya, maka menunjukkan interaksi Variabel-variabel penelitian yang sosial karyawan juga semakin baik dan akan diteliti dalam penelitian ini adalah begitu pula sebaliknya. sebagai berikut: Subjek Penelitian Variabel tergantung: Disiplin kerja Penelitian ini menggunaan teknik Variabel bebas: Interaksi sosial studi populasi, populasi yang dipakai Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini adalah seluruh Penelitian karyawan berstatus tetap di PT. PLN 1.Disiplin kerja APJ Surakarta Jumlah populasi ada 100 Disiplin kerja dapat terungkap melalui skala yang disusun berdasarkan aspek-aspek menurut teori yang orang. Metode Pengumpulan Data Skala yang digunakan dalam dikemukakan oleh Kaho (2001) yaitu: penelitian ini secara keseluruhan terdiri kesadaran pegawai untuk hadir di atas dua, yaitu: Skala disiplin kerja, kantor pada hari kerja serta ketepatan mengacu masuk dan pulang kerja, kewaspadaan dikemukakan oleh Kaho (2001). Skala pegawai dalam menggunakan bahan- interaksi sosial, mengacu pada aspek- bahan dan alat-alat kantor, kemampuan aspek pegawai dalam melaksanakan Soekanto (2002). tugasnya, semangat pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan, dan ketaatan pegawai dalam mengikuti cara kerja pada yang aspek-aspek dikemukakan yang oleh Pengukuran Validitas dan Reliabilitas reliabilitas Validitas tinggi yang memiliki disebut sebagai Menurut Azwar (1992), validitas pengukuran yang reliabel (reliable). yaitu ketepatan dan kecermatan tes Ide pokok yang terkandung dalam dalam fungsi konsep reliabilitas adalah sejauhmana pengukurannya. Teknik validitas yang hasil suatu pengukuran dapat dipercaya digunakan adalah product moment. (Azwar, maka dalam penelitian ini menggunakan analisis mendapatkan nilai validitas dikoreksi varians yang dikembangkan oleh Hoyt. menggunakan LAPORAN PENELITIAN menjalankan untuk lebih cermat teknik korelasi part 1992). Relabilitas whole. 1.Orientasi Kancah Penelitian Reliabilitas Profil PT. PLN APJ Surakarta pada Relabilitas pada penelitian ini PT. PLN berpijak pada Peraturan menggunakan analisis varians yang Pemerintah No. 67 Tahun 1961 tentang dikembangkan oleh Hoyt. Pendirian Badan Umum Perusahaan Metode Analisis Data Listrik Negara yang pada dasarnya menggunakan sebagai pelaksana Undang-undang No. analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif 19 Perpu tahun 1960 khususnya pasal digunakan untuk menguji hubungan 20 ayat (1) sub a maka didirikanlah interaksi sosial dengan disiplin kerja suatu badan pimpinan umum yang pada karyawan. Teknik analisis yang diserahi digunakan untuk menguji hipotesis penguasaan yang diajukan yaitu dengan teknik perusahaan-perusahaan milik negara analisis korelasi product moment. yang berusaha dibidang listrik dan gas a.Uji normalitas milik Belanda yang telah dikenakan b.Uji linieritas nasionalisasi c.Analisis korelasi product moment undang No. 86 tahun 1958 jo P. P. No. Penelitian ini Dalam Sarwono (2005), dijelaskan tugas dan penyelenggara pengurusan berdasarkan atas Undang- 18 tahun 1959. bahwa besar kecilnya angka korelasi Kondisi PT. PLN APJ Surakarta menentukan 1.Sumber Daya Manusia. Komitmen kuat atau hubungan antar variabel. lemahnya perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan, tercermin dengan perhatian menjadi pendorong kegiatan ekonomi, PT. Menjalankan PLN APJ Surakarta dalam kegiatan usaha yang penghargaan terhadap karyawan, antara berawawasan lingkungan lain pemberian penghargaan bagi yang Motto: Listrik untuk kehidupan yang berprestasi. lebih baik. 2.Jam kerja. Seluruh karyawan mulai 2.Persiapan Alat Pengumpulan Data bekerja pada hari Senin sampai Jum’at Penelitian ini mengambil subjek dimulai pukul 07.30 – 16.30 WIB, karyawan yang bekerja di PT. PLN sedangkan hari Sabtu libur. APJ 3.Lingkungan kerja. Kondisi Surakarta. mengungkapkan Azwar (2007) bahwa skala kondusif psikologis selalu berpedoman pada alat merupakan masalah yang penting bagi ukur aspek atau atribut efektif. Alasan perusahaan dalam mencapai tujuannya. peneliti menggunakan skala disiplin 4.Fasilitas kerja. Fasilitas kerja yang kerja dan skala interaksi sosial karena memadai sangat lingkungan kerja yang merupakan salah satu sesuai dengan variabel pendukung potensial dalam merealisasi penelitian yang dipakai, serta kedua pelayanan yang optimal kepada seluruh alat ukur tersebut bersifat inventory test pelanggan PT. PLN APJ Surakarta. yaitu Visi, Misi, dan Motto PT. PLN menyatakan benar maupun salah dan Visi: Diakui sebagai Perusahaan Kelas alternatif jawaban mempunyai nilai Dunia skor 1,2,3,4. yang Unggul dan Bertumbuh kembang, Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani. tidak ada jawaban yang Pelaksanaan Penelitian 1.Penentuan subjek penelitian Misi: Menjalankan bisnis kelistrikan Populasi dalam penelitian ini terkait, adalah karyawan di PT. PLN APJ berorientasi pada kepuasan pelanggan, Surakarta. Pengambilan sampel dipilih anggota perusahaan, dan pemegang berdasarkan kriteria yang ditetapkan saham, oleh peneliti, yaitu seluruh karyawan dan bidang lain Menjadikan yang tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan Mengupayakan agar masyarakat, tenaga listrik PT. PLN APJ Surakarta. rtabel atau nilai signifikansi > 0,05. 2.Pelaksanaan penelitian Peneliti hanya melakukan satu kali Sedangkan Uji reliabilitas angket atau dilakukan menggunakan rumus alpha. pengumpulan data yang digunakan Skala Interaksi Sosial, Uji validitas dari untuk mengetahui aitem yang valid dan 40 aitem yang diujicobakan terdapat 38 aitem yang tidak valid. Dari data aitem yang valid dan 2 aitem gugur sebagai yaitu nomor 18 dan nomor 38. Aitem pendistribusian tersebut skala peneliti gunakan penelitian dengan berdasarkan pada yang aitem-aitem yang valid. Penelitian validitas (rbt) bergerak dari 0,254 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal sampai 0,654 dengan p < 0,05 dan 25 September 2012. Angket diserahkan koefisien pada bagian personalia untuk dibagikan 0,929. kepada karyawan. Dari semua angket yang diserbarkan, semuanya telah valid mempunyai reliabilitas koefisien (rtt) sebesar Skala Disiplin Kerja, Uji validitas dari 40 aitem yang diujicobakan kembali dan dapat diberi skoring. terdapat 39 aitem yang valid dan 1 3.Pelaksanaan skoring aitem gugur yaitu nomor 30. Aitem Proses dalam pelaksanaan try out valid mempunyai koefisien validitas terpakai sebagai berikut: Pengambilan (rbt) bergerak dari 0,236 sampai 0,633 data penelitian, Perhitungan skoring dengan untuk validitas-reliabilitas, Perhitungan reliabilitas (rtt) sebesar 0,914. analisis gugur, Analisis Data Perhitungan skoring untuk uji hipotesis 1.Uji Asumsi dari aitem jumlah valid aitem dan yang valid, p < Perhitungan 0,05 dan analisis koefisien data Perhitungan analisis data untuk uji dilakukan setelah uji asumsi yang hipotesis. meliputi uji normalitas sebaran dan uji 4.Perhitungan validitas dan reliabilitas linieritas hubungan. Uji asumsi yang dipakai pada penelitian ini yaitu uji Kriteria uji validitas adalah aitem asumsi normalitas dan linieritas. Kedua dikatakan valid jika harga r hitung > rtabel. uji asumsi ini digunakan sebagai syarat atau nilai signifikansi < 0,05 dan aitem menggunakan analisis product moment. dikatakan tidak valid jika harga rhitung < Uji normalitas dan linieritas, perlu dilakukan juga karena dalam printout sosial analisis product moment ada nilai-nilai sebesar 102,40 dan rerata hipotetik statistik yang sebenarnya diperlukan sebesar 95 yang berarti interaksi sosial sebagai hasil interpretasi penelitian tapi pada tidak dapat muncul, misalnya nilai sedang. Sedangkan variabel disiplin rerata empirik (diketahui dari uji kerja diketahui rerata empirik sebesar normalitas). 106,41 dan rerata hipotetik sebesar 2.Uji Hipotesis 97,5 yang berarti disiplin kerja pada Uji hipotesis dihitung dengan menggunakan bantuan komputer mempunyai subjek rerata penelitian empirik tergolong subjek penelitian tergolong sedang. Pembahasan Service Berdasarkan analisis statistik yang Berdasarkan telah dilakukan, diperoleh hasil yang perhitungan yang dilakukan dengan menunjukkan bahwa ada hubungan menggunakan analisis korelasi product positif yang signifikan antara interaksi moment diperoleh hasil r = 0,205 sosial dengan disiplin kerja. Hal ini dengan p = 0,041 p < 0,05 yang berarti ditunjukkan oleh hasil perhitungan ada hubungan positif yang signifikan dengan menggunakan teknik analisis antara interaksi sosial dengan disiplin product moment dengan nilai koefisien kerja. korelasi r = 0,205, p = 0,041 (p < 0,05). 3.Sumbangan Efektif Artinya ada hubungan positif yang Statistical Product Solution (SPSS). and Sumbangan efektif interaksi sosial signifikan namun kedua variabel sebesar 4,2% terhadap disiplin kerja mempunyai korelasi yang lemah antara karyawan, ditunjukkan oleh koefisien interaksi sosial dengan disiplin kerja, determinan (r²) = 0,042. Hal ini berarti semakin tinggi interaksi sosial maka masih terdapat 95,8% faktor-faktor lain semakin tinggi pula disiplin kerja. yang memberikan sumbangan efektif Namun ada beberapa kelemahan terhadap disiplin kerja diluar variabel penelitian interaksi sosial. pengumpulan data yang digunakan 4.Kategorisasi hanya angket atau skala sehingga Berdasarkan hasil analisis kategorisasi diketahui variabel interaksi kurang antara dapat lain: mengungkap Metode secara mendalam gejala psikologis yang tidak nampak dalam diri individu, oleh DAFTAR PUSTAKA karena itu peneliti selanjutnya perlu melengkapi dengan teknik pengumpulan data yang lain, misalnya dengan teknik wawancara dan observasi. Sehingga akan lebih dapat mengungkap secara mendalam kondisi psikologis subjek penelitian. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. diambil As’ad, M. 2001. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Azwar, S. 1992. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Andi Offset. -----------. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. -----------. 2007. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. kesimpulan sebagai berikut: Ada hubungan positif yang signifikan antara interaksi sosial dengan disiplin kerja, Tingkat interaksi sosial pada karyawan tergolong sedang, Tingkat Davis, K. & Newstorm, J. W. 1996. Human behavior at work: Organizational behavior. Singapore: McGraw Hill Book Company Inc. disiplin kerja pada karyawan tergolong sedang, dan Peran interaksi sosial sebesar 4,2% terhadap disiplin kerja karyawan. Saran Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka dapat diberikan sebagai berikut: 1. Bagi pimpinan 2. Bagi karyawan 3. Bagi peneliti selanjutnya saran-saran Asari, F. 2010. Hubungan antara Interaksi Sosial Di Tempat Kerja Dengan Disiplin Kerja Pada Guru. Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kusumasasi, F.D.D.D.A. 2011. Hubungan antara Disiplin Kerja dengan Efektivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil. Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Gerungan,W.A. 1996. Psikologi Sosial. Bandung : P.T. Eresco. Gibson, J.L. dan Donelly. 2003. Organisasi Manajemen: Perilaku Struktur dan Proses (Terjemahan: D.Wahid) Edisi ke4. Jakarta: Erlangga. Glueck, F.W. 1998. Personal A Diagnostic Approach. 3th edition. Texas: Bussines. Hadi, S. 1994. Metode Research I. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. ----------. 2004. Metodologi Research, Jilid 3. Yogyakarta: Andi Offset. Handoko, 1998. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2 Yogyakarta: BPFE-UGM. Hasibuan, M.S.P. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: C.V. Masagung. Kaho, YR. 2001. Pengukuran Disiplin Kerja: Jurnal Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia. Vol.19 No.2. Hal. 116-138. Moekijat, 1999. Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju. Moenir, AS. 1994. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Nitisemito, SA. 1992. Management Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Rakhmat, J. 2004. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. Ranupandojo, H dan Husnan, S. 2000. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE UGM. Sarwono, J. 2005. Riset Pemasaran dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi. Setiadji, B. 2004. Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Siagian, P. 1994. Organisasi dan Perilaku Administrasi. Jakarta: Gunung Agung. Soekanto, S. 2002. Sosiologi: Suatu Pengantar Edisi Pengantar ke-4. Jakarta: Raja Gravindo Perkasa. Suryabrata, S. 1993. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali. Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.