skripsi jurusan akuntansi fakultas ekonomi dan ilmu sosial

advertisement
SKRIPSI
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN
LINGKUNGAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI
ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan BUMN di Pekanbaru)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Oral
Comprehensif Lengkap Pada Fakultas Ekonomi Dan Sosial
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Pekanbaru
Riau
OLEH :
RINA MULYANI
10873003264
KONSENTRASI KEUANGAN
PROGRAM S-1
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2012
ABSTRAK
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN
LINGKUNGAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI
ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan BUMN di Pekanbaru)
Oleh: RINA MULYANI
10873003264
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi
dan ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran
dengan senjangan anggaran. Metode analisis yang digunakan dengan bantuan
SPSS versi 17. Pengambilan data dalam penelitian ini adalah menggunakan
kuesioner. Populasi responden pada penelitian ini adalah manajer menengah
atas pada perusahaan perbankan BUMN yang ada di Kota Pekanbaru, dengan
jumlah sampel sebanyak 30 responden.
Hasil penelitian menunjukkan pertama, instrument yang digunakan dalam
penelitian ini handal dan valid melalui pengujian validitas dan reliabilitas
dengan menggunakan Pearson Corelation dan Croanbach Alpha. Secara parsial
hipotesis pertama diperoleh kesimpulan bahwa partisipasi anggaran tidak
berpengaruh terhadap senjangan anggaran dimana nilai t tabel 1,699 > t hitung
sebesar 0,960. Hipotesis kedua diperoleh kesimpulan bahwa ketidakpastian
lingkungan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hubungan
antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran dimana nilai t tabel
sebesar 1,699 > t hitung sebesar -0,187. Hipotesis ketiga, diperoleh kesimpulan
bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran dimana nilai
t tabel sebesar 1,699 < t hitung sebesar 5,012.
Kata kunci: Komitmen Organisasi, Ketidakpastian Lingkungan, Partisipasi
Anggaran dan Senjangan Anggaran.
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……………………………………………………………………...
i
KATA PENGANTAR………………………………………………................ ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
v
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. ... vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..... viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………... 8
D. Sistematika Penulisan……………………………………………….
9
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Teori Agensi dan Pendekatan Kontijensi………………………...... 11
B. Anggaran …………………………………………………. ............. 13
C. Partisipasi Anggaran ..................................................... ..………….. 18
D. Senjangan Anggaran……………………………………….. ........... 20
E. Komitmen Organisasi…………………………............................ … 21
F. Ketidakpastian Lingkungan ......... …………………………….…… 22
G. Pandangan Islam terhadap Anggaran……………… ……………… 23
H. Model Penelitian……………………………………………………. 24
I. Pengembangan Hipotesis…………………………………………….25
J. Penelitian Terdahulu……………………………………... ............. 29
v
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel ……………………………………………... 31
B. Jenis, Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data……………….. 32
C. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel …………………... . 33
D. Analisis Data……………………………………………… .............. 36
1. Uji Kualitas Data........................................................................... 36
2. Uji Normalitas Data……………………………………………..…36
3. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 37
4. Pengujian Hipotesis……………………………………………… 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.. Pengambilan Kusioner dan Data Demografi Responden…................ 41
B. Statistik Deskriptif Responden ......................................................... 43
C. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen.................................... 45
D. Analisis Data Penelitian.................................................................... 48
E. Analisa Hasil Penelitian.................................................................... 54
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………… 58
B. Saran……………………………………………………………….. 59
C. Keterbatasan...................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Daftar Peneliti Terdahulu ......................................................................29
Tabel III.1 Daftar lokasi Perbankan .......................................................................31
Tabel IV.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner........................................................42
Tabel IV.2 Demografi Responden .........................................................................42
Tabel IV.3 Statistik Deskriptif Responden ............................................................44
Tabel IV.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Senjangan Anggaran ..................45
Tabel IV.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Partisipasi Anggaran ..................46
Tabel IV.6 HAsil Uji Validitas dan Reliabilitas Ketidakpastian Lingkungan .......47
Tabel IV.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Komitmen Organisasi .................48
Tabel IV.8 Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................................50
Tabel IV.9 Hasil Uji Autokorelasi .........................................................................51
Tabel IV.10 Hasil Regresi......................................................................................53
Tabel IV.11 Hasil Uji F Hitung .............................................................................56
Tabel IV.12 Hasil Koefisien Determinasi ..............................................................57
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anggaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam suatu
perusahaan. Karena anggaran menyangkut tentang kondisi keuangan perusahaan
dalam suatu periode tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen untuk
keperluan perencanaan dan pengawasan. Dengan anggaran, suatu perusahaan
dapat mengevaluasi hasil kerjanya dengan membandingkan rencana anggaran
yang ditetapkan dengan realisasi yang terjadi di lapangan.
Pada dasarnya, kegiatan penganggaran terbagi menjadi dua, yaitu
penganggaran bottom-up dan penganggaran top-down. Penganggaran bottom-up
(partisipasi) adalah penganggaran yang dilakukan oleh manajemen level bawah
diberbagai fungsi dan divisi kemudian dilanjutkan oleh manajemen level
menengah dan disahkan oleh manajemen level atas. Sedangkan penganggaran topdown adalah penganggaran yang hampir seluruhnya dilakukan oleh manajemen
level atas, sedangkan manajemen level menengah dan bawah hanya melaksanakan
saja.
Dalam penyusunan anggaran, manajer perlu memiliki kemampuan untuk
mempertimbangkan segala faktor sekaligus bisa memprediksi keadaan atau
lingkungan dimasa yang akan datang. Dengan demikian, manajer menguasai
informasi-informasi penting bagi perusahaannya. Ketika manajer memberikan
informasi yang salah kepada atasan terutama dalam penyusunan anggaran, maka
akan menimbulkan senjangan anggaran (budget slack).
Beberapa peneliti telah menemukan bahwa tingkat senjangan anggaran
dipengaruhi oleh partisipasi pihak yang menyusunnya. Namun, hasil penelitianpenelitian tersebut tidak konsisten atau berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan
oleh Camman (1976), Dunk (1993), Merchant (1985), dan Onsi (1973)
sebagaimana yang disadur oleh Yuwono (1999), peneliti yang sama menunjukkan
bahwa partisipasi anggaran akan mengurangi senjangan anggaran. Sedangkan
penelitian yang dilakukan Yuwono (1999) menunjukkan bahwa partisipasi
bawahan dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan senjangan anggaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Winaldy (2006) menunjukkan bahwa partisipasi
anggaran mempunyai hubungan yang signifikan dengan senjangan anggaran.
Dengan demikian, terdapat tiga hasil penelitian yang berbeda mengenai
hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran, ada dua hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa partisipasi anggaran akan meningkatkan
senjangan anggaran.
Tidak konsistennya hasil penelitian mengenai hubungan antara partisipasi
anggaran dengan senjangan anggaran mungkin disebabkan oleh adanya variabelvariabel lain yang turut mempengaruhi, perbedaan kondisi lingkungan, waktu
dilakukannya penelitian, serta objek penelitian yang berbeda. Oleh karena itu,
peneliti mencoba meneliti kembali dengan memasukkan dua variabel moderating,
yaitu komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan, seperti pada penelitian
yang dilakukan oleh Winaldy (2006).
Komitmen organisasi merupakan tingkat loyalitas seseorang dalam sebuah
organisasi atau perusahaan. Dengan tingkat komitmen yang tinggi, seorang
karyawan akan berusaha mencapai tujuan organisasi dengan baik, sebaliknya jika
seseorang karyawan memiliki komitmen yang rendah, mereka cenderung untuk
memenuhi kepentingan kepribadian mereka dan menomorduakan kepentingan
organisasi (Yuwono, 1999).
Penelitian mengenai hubungan antara komitmen organisasi dengan
senjangan anggaran telah banyak dilakukuan. Penelitian yang dilakukan Yuwono
(1999) menunjukkan bahwa komitmen organisasi tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan senjangan anggaran. Darlis (2001) dalam penelitiannya,
membagi komitmen organisasi dalam tiga dimensi, yaitu dimensi emotional
attachment, dimensi obligation to stay, dimensi cost of leaving. Temuan Darlis
(2001) menunjukkan bahwa dari tiga dimensi komitmen tersebut hanya dimensi
emotional attachment yang berpengaruh signifikan berinteraksi dengan partisipasi
anggaran dalam mempengaruhi individu untuk melakukan senjangan anggaran.
Kemudian Winaldy (2006) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa komitmen
organisasi tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan senjangan
anggaran.
Penelitian-penelitian diatas menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hasil
penelitian yang pertama menunjukkan bahwa komitmen organisasi tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan senjangan anggaran, sedangkan hasil penelitian
yang lain menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran ketika dimoderating oleh
komitmen organisasi khususnya pada dimensi emotional attachment.
Ketidakpastian lingkungan merupakan kemampuan untuk memprediksi
dan menganalisis lingkungan yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh
Yuwono (1999) menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan tidak signifikan
mempengaruhi seseorang untuk melakukan senjangan anggaran. Namun, jika
partisipasi anggaran diinteraksikan dengan ketidakpastian lingkungan, maka akan
memiliki hubungan yang negatif terhadap senjangan anggaran. Kemudian
Winaldy (2006) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ketidakpastian
lingkungan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan senjangan
anggaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian-penelitian
sebelumnya berbeda-beda. Hasil penelitian yang satu menunjukkan bahwa
partisipasi anggaran berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran ketika
dimoderating dengan ketidakpastian lingkungan. Sedangkan hasil penelitian yang
lain menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan tidak mempunyai hubungan
yang signifikan dengan senjangan anggaran.
Beberapa peneliti mengidentifikasi bahwa senjangan anggaran dapat
disebabkan oleh pandangan terhadap lingkungan. Duncan (1972) mendefinisikan
lingkungan sebagai totalitas faktor sosial dan fisik yang berpengaruh terhadap
perilaku pembuat keputusan dalam organisasi. Govindarajan (1986) menyatakan
bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran adalah
positif dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Di dalam lingkungan
relatif stabil (ketidakpastian rendah), individu dapat memprediksi keadaan di masa
yang akan datang sehingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat
membantu organisasi menyusun rencana dengan lebih akurat.
Steers (1977) menyatakan bahwa komitmen berkaitan dengan intensi
untuk bertahan dalam organisasi tetapi tidak secara langsung berkaitan dengan
kinerja berkaitan pula dengan motivasi , kejelasan peran dan kemampuan
karyawan (porter dan lawler dalam Mowday,dkk, 1982).
Mowday, Porter dan Steers (1982: 186) mendefinisikan komitmen
Organisasi sebagai : the relative strenght of an individual indentification with and
involvement
in a particular organization. Definisi menunjukkan bahwa
komitmen organisasi memiliki arti dari sekedar loyalitas
yang pasif, tetapi
melibatkan hubungan aktif dan keinginan karyawan untuk memberikan kontribusi
yang berarti pada organisasinya.
Porter dan Smith ( Temaluru,2001 : 473) menyatakan komitmen organisasi
sebagai sifat hubungan antara pekerja dan organisasi dapat dilihat dari keinginan
yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi,
kesediaan untuk menjadi
sebaik mungkin demi kepentingan organisasi tersebut
dan kepercayaan dan
penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
Ketidakpastian lingkungan adalah variabel lain yang dipertimbangkan
dalam penelitian ini. Ketidakpastian lingkungan yang tinggi didefinisikan sebagai
rasa ketidakmampuan individu untuk memprediksi sesuatu yang terjadi di
lingkungannya secara akurat (Malikan, 1987); (Edfan Darlis, 2001). Sedangkan di
dalam lingkungan relatif stabil (ketidakpastian rendah), individu dapat
memprediksi keadaan di masa yang akan datang sehingga langkah-langkah yang
akan dilakukannya dapat membantu organisasi menyusun rencana dengan lebih
akurat (Duncan, 1972); (Edfan Darlis, 2001).
Kemampuan memprediksi keadaan di masa datang pada kondisi
ketidakpastian lingkungan yang rendah dapat terjadi pada individu yang
berpartisipasi
dalam
penyusunan
anggaran.
Informasi
pribadi
(private
information) yang dimiliki bawahan dapat digunakan untuk membantu
penyusunan anggaran agar lebih akurat karena bawahan mampu mengatasi
ketidakpastian dan dapat digunakan untuk memprediksi kejadian di masa datang.
Mengacu pada pendapat Govindarajan (1986), yang menyimpulkan bahwa
hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran adalah positif
dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang rendah, dan sebaliknya akan
berhubungan negatif bila dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi. Dalam kondisi
ketidakpastian yang rendah, partisipasi bawahan yang tinggi akan mampu
menciptakan senjangan anggaran. Hal ini memungkinkan karena bawahan mampu
memprediksi prospek masa depan dan dapat memperkirakan langkah-langkah
yang harus dilakukan sehingga dapat digunakan untuk melakukan senjangan
anggaran dengan melaporkan perkiraan yang bias.
Penelitian ini disamping menguji kembali hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan senjangan anggaran, juga didekati dengan faktor
kontijensi dengan memasukkan variabel mediasi seperti yang dilakukan oleh
Dunk (1993), Duncan (1972) dan Govindarajan (1986) dalam menguji hubungan
tersebut.
Penelitian
ini
menggunakan
variabel
komitmen
organisasi,
ketidakpastian lingkungan, sebagai variabel moderating dalam menguji hubungan
antara partispasi penyusunan anggaran dengan senjangan anggaran.
Mengingat pentingnya peranan anggaran bagi organisai dan kerugian yang
diakibatkan oleh adanya senjangan anggaran dengan variabel-variabel lain,
khususnya variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah adanya senjangan
anggaran perlu diteliti kembali. Para peneliti terdahulu hanya memfokuskan
penelitian pada industri manufaktur. Penelitian mengenai anggaran, khususnya
senjangan anggaran belum mencoba melihat pengaruh yang ditimbulkan oleh
kecilnya anggaran dan ketidakpastian lingkungan pada industri jasa khususnya
perbankan.
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian-penelitian sebelumnya maka
peneliti tertarik untuk menguji kembali “Pengaruh Komitmen Organisasi dan
Ketidakpastian
Lingkungan
terhadap
Hubungan
antara
Partisipasi
Anggaran dengan Senjangan Anggaran” dengan objek penelitian adalah
perbankan BUMN yang berada di kota Pekanbaru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Apakah partisipasi anggaran mempengaruhi senjangan anggaran?
2. Apakah komitmen organisasi mempengaruhi hubungan antara partisipaai
anggaran dengan senjangan anggaran?
3. Apakah ketidakpastian lingkungan mempengaruhi hubungan antara partisipasi
anggaran dengan senjangan anggaran?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan
anggaran.
2. Untuk mengetahui apakah komitmen organisasi mempengaruhi hubungan
antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
3. Untuk mengetahui apakah ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat menambah wawasan sekaligus pengetahuan bagi penulis mengenai
pengaruh faktor komitmen organisais terhadap partisipasi anggaran.
2. Sebagai referensi bagi para manajer di perusahaan atau perbankan dalam
kegiatan penganggaran. Penelitian ini memberikan informasi kepada para
manajer agar memperhatikan masalah komitmen organisasi. Ketidakpastian
lingkungan, dan kesenjangan anggaran dalam penyusunan anggaran
partisipatif.
3. Sebagai literatur penelitian di bidang akuntansi dan bahan rujukan untuk
penelitian di masa yang akan datang.
D. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh
gambaran secara umum bagian-bagian yang akan
dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan secara ringkas isi
masing-masing bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I
: PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang mencakup latar belakang,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II
: TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Bab ini berisi landasan-landasan teoritis yang menjadi acuan
dasar dari perumusan masalah, kerangka pemikiran dan model
penelitian yang akhirnya melahirkan hipotesis yang digunakan
untuk mengungkapkan pertanyaan penelitian.
BAB III
: METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan data yang digunakan dalam bentuk
metodologi penelitian yang meliputi populasi dan sampel, jenis
dan sumber data, indentifikasi dan pengukuran variabel serta
metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data.
BAB IV
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan hasil penelitian serta pembahasan dari data
yang telah diolah yang terdiri dari hasil pengumpulan data,
demograsi responden, pengukuran variabel, metode pengujian
kualitas data dan pengujian hipotesis.
BAB V
: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan atas hasil penelitian, saran-saran
utuk perbaikan dimasa yang akan datang untuk judul penelitian
yang sama serta keterbatasan penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Agensi dan Pendekatan kontijensi
1. Teori Agensi (agency theory)
Hansen dan Mowen (2000) mengungkapkan didalam anggaran partisipatif
dapat pula timbul permasalahan, antara lain:
1). Atasan atau bawahan akan menetapkan standar anggaran yang terlalu
tinggi ataupun terlalu rendah,
2). Bawahan akan membuat budgetary slack dengan cara mengalokasikan
sumber dari yang dibutuhkan, dan
3). Terdapat partisipasi semu.
Masalah yang sering muncul dari adanya keterlibatan manajer tingkat
bawah/menengah dalam menyusun anggaran (partisipasi anggaran) adalah
penciptaan senjangan aggaran. Para peneliti akuntansi menemukan bahwa
senjangan anggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk diantaranya
partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran (Yuwono,1999). Schiff dan
Lewin (1970) menyatakan bahwa bawahan menciptakan senjangan anggaran
karena dipengaruhi oleh keinginan dan kepentingan pribadi sehingga akan
memudahkan pencapaian target anggaran, terutama jika penilaian prestasi manajer
ditentukan berdasarkan pencapaian anggaran.
Agency theory menjelaskan fenomena yang terjadi bilamana atasan
mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan untuk melakukan suatu tugas
atau otoritas untuk membuat keputusan (Anthony dan Govindarajan,1988).
Baiman (1982) di dalam penelitiannya menyatakan jika bawahan (agent) yang
terlibat dalam partisipasi anggaran mempunyai formasi khusus tentang kondisi
lokal, akan memungkinkan bagi mereka untuk melaporkan informasi tersebut
kepada atasan (principal). Kesimpulan yang didapat ialah partisipasi anggaran
akan menyebabkan bawahan memberikan informasi yang dimilikinya untuk
membantu organisasi.
2. Pendekatan Kontijensi (contingency approach)
Beberapa penelitian dalam bidang akuntansi manajemen melalui
pendekatan kontijensi bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel-variabel
kontekstual dengan desain sistem akuntansi dan untuk mengevaluasi berbagai
hubungan anatara dua variabel (misalnya: hubungan anatara partisipasi anggaran
dengan senjangan anggaran) dengan menggunakan variabel kontekstual sebagai
variabel moderating. Govindarajan (1986) di dalam penelitiannya memungkinkan
dilakukan pendekatan kontijensi (contigency approach) untuk mengevaluasi
ketidakpastian faktor
kondisional
yang dapat
mempengaruhi
efektivitas
penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran. Secara umum teori ini
tergantung dari karakter organisasi dan kondisi lingkungan dimana sistem tersebut
akan ditetapkan (Fisher 1995 dalam Romasi Lumban Gaol 2004). .
Sejumlah
penelitian
menunjukkan
bahwa
partisipasi
berhubungan dengan beberapa faktor konsektual seperti
anggaran
ketidakpastian
lingkungan (Gordon dan Narayanan, 1984), komitmen organisasi (Govindarajan
1986). Teori kontijensi dibutuhkan dalam mengevaluasi faktor-faktor konsektual
tersebut sehingga partisipasi anggaran akan menjadi lebih efektif.
B. Anggaran
1) Definisi Anggaran
Hansen dan Mowen (2000:350) mendefinisikan anggaran atau budget
sebagai perencanaan keuangan untuk masa depan yang memuat tujuan serta
tindakan-tindakan yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu tersebut.
Suatu anggaran biasanya meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan
dan beban yang direncanakan untuk tahun ini.
Mulyadi (2001:488) mendefinisikan anggaran sebagai berikut :
“Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara
kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar satuan ukur yang lain,
mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana jangka
pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang
ditetapkan dalam proses penyusunan”.
Berdasarkan definisi anggaran diatas, dapat diartikan anggaran sebagai
suatu perencanaan yang disusun untuk periode waktu tertentu yang akan
direalisasikan dalam jangka waktu kedepan. Dengan anggapan bahwa penyusunan
anggaran akan mengambil langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana
yang telah disusun.
2) Tujuan Anggaran
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki tujuan, demikian pula
halnya dengan anggaran. Secara umum anggaran bertujuan memberikan pedoman
bagi perusahaan dalam menjalankan operasi dan aktifitas sehari-hari. Dengan
adanya anggaran maka perusahaan cendrung memenuhi target-target yang telah
ditetapkan sehingga produktifitas tercapai dan pemborosan dapat diminimalisir.
Menurut Nafarin (2004:15) secara spesifik, tujuan disusunnya anggaran
adalah antara lain :
a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana.
b. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.
c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,
sehingga dapat memudahkan pengawasan.
d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil
yang maksimal.
e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran
lebih jelas dan nyata terlihat.
f. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.
Hansens dan Mowen (2000:352) mengemukakan tujuan penganggaran oleh
perusahaan sebagai berikut:
a. Memaksa manajer untuk membuat rencana.
b. Memberikan informasi sumber daya yang dapat meningkatkan kualitas
pengembilan keputusan.
c. Sebagai standar bagi evaluasi kerja.
d. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi.
3) Fungsi Anggaran
Anggaran memiliki fungsi yang sama dengan manajemen yang
meliputi fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Hal ini
disebabkan karena anggaran berfungsi sebagai alat manajemen dalam
melaksanakan perannya.
Menurut Nafarin (2004:20) fungsi anggaran antara lain :
a. Fungsi Perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut
pemikiran teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang lebih
jelas/nyata dalam unit dan uang.
b. Fungsi pelaksanaan
Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan,
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai
tujuan. Apabila salah satu bagian atau departemen tidak
melaksanakan tugas sesuai dengan yang direncanakan, maka bagian
lain juga tidak dapat melaksanakan tugas secara selaras, terarah,
terkoordinasi sesuai dengan yang direncanakan atau yang telah
ditetapkan dalam anggaran.
c. Fungsi pengawasan
Anggaran merupakan alat pengendalian/pengawasan. Pengawasan
berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan,
dengan cara :
1. Membandingkan realisasi dengan rencana.
2. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu atau jika
ada penyimpangan yang merugikan.
Anggaran memiliki beberapa fungsi utama ( Hendriksen,2001) yaitu :
a. Sebagai Alat Perencanaan.
Anggaran merupakan alat untuk mencapai visi dan misi
organisasi.anggaran digunakan untuk merumuskan tujuan serta sasaran
kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Kemudian untuk merencanakan berbagai program dan kegiatan serta
merencanakan alternatif sumber pembiayaan.
b. Alat Pengendalian
Anggaran digunakan untuk mengendalikan (membatasi kekuasaan)
eksekutif, mengawasi kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional
program karena anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan
(penerimaan) dan pengeluaran pemerintah sehingga pembelanjaan yang
dilakukan dapat diketahui dan dipertanggungjawabkan kepada publik.
c. Alat Kebijakan Fiksal
Anggaran digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran dapat diketahui arah kebijakan
fiskal pemerintah. Anggaran juga digunakan untuk mendorong, dan
mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
d. Alat Politik
Anggaran merupakan dokumen publik sebagai komitmen eksekutif dan
kesepakatn legeslatif atas penggunaan dana publik.
e. Alat Koordinasi Dan Komunikasi
Penyusun anggaran memerlukan koordinasi dan komunikasi dari seluruh
unit kerja sehingga apabila terjadi inkonsistensi suatu unit kerja dapat
dideteksi secara cepat.
f. Alat Penilaian Kinerja
Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan
efesiensi pelaksanan anggaran.
g. Alat Motivasi
Anggaran hendaknya bersifat menantang tetapi dapat dicapai atau
menuntut tetapi dapat diwujudkan sebagai motivasi bagi seluruh pegawai
agar dapat bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai
target dan tujuan organisasi.
Anggaran dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian.
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan artinya bahwa anggaran disusun
sebelum aktifitas perusahaan dilakukan. Anggaran berfungsi sebagai alat
pengendalian artinya bahwa anggaran digunakan sebagai pedoman dan pengendali
aktivitas perusahaan. Jika aktivitas perusahaan jauh dari yang dianggarkan, maka
akan dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga dapat meminimalisir pemborosan
yang ada.
Menurut Mulyadi (2001:467) ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
agar anggaran dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian, yaitu:
1. Partisipasi para manajer pusat pertanggungjawaban dalam proses
penyusunan anggaran.
2. Adanya organisasi anggaran.
3. Penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat
pengirim pesan dalam penyusunan anggaran dan sebagai pengukur
kinerja manajer dalam pelaksanaan anggaran.
4) Klasifikasi Anggaran
Nafarin (2004:22) mengelompokkan anggaran dalam sudut pandang
antara lain sebagai berikut:
1. Menurut dasar penyusunannya, terdiri dari:
a. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan
interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya
merupakan seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat
aktivitas yang berbeda-beda.
b. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang berdasarkan suatu tingkat
aktivitas tertentu.
2.Menurut cara penyusunannya, terdiri dari:
a. Anggaran periodik, yaitu anggaran yang disusun untuk suatu
periode tertentu (umumnya satu tahun) yang disusun pada setiap
akhir periode anggaran.
b. Anggaran kontiniu, yaitu anggaran yang dibuat untuk
memperbaiki anggaran yang telah dibuat.
3. Menurut jangka waktunya, terdiri dari:
a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis), yaitu anggaran yang
dibuat dengan jangka waktu paling lama satu tahun.
b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), yaitu anggaran
yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.
4. Menurut bidangnya, terdiri dari:
a. Anggaran operasional, yaitu anggaran untuk menyusun
anggaran laporan laba rugi.
b. Anggaran keuangan, yaitu anggaran untuk menyusun anggaran
neraca.
5. Menurut kemampuan menyusun, terdiri dari:
a. Anggaran komprehensif, yaitu rangkaian dari berbagai macam
anggaran yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran parsial, yaitu anggaran yang disusun secara tidak
lengkap, hanya bagian tertentu saja.
6. Menurut fungsinya, terdiri dari:
a. Anggaran aproprisasi, yaitu anggaran yang dibentuk bagi tujuan
tertentu dan tidak boleh digunakan bagi tujuan lain.
b. Anggaran kinerja, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan
fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan).
5) Manfaat Anggaran
Menurut Nafarin (2004:15) manfaat anggaran adalah :
a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
b. Dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kelebihan dan
kekurangan pegawai.
c. Dapat memotivasi pegawai.
d. Menimbulkan rasa tanggungjawab pada pegawai.
e. Menghindari pemborosan, dan pembayaran yang kurang perlu.
f. Sumberdaya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dapat dimanfaatkan
seefisien mungkin.
g. Alat pengendali para manajer.
C. Partisipasi Anggaran
1. Pengertian Partisipasi Anggaran
Pada dasarnya, anggaran berbeda dengan penganggaran. Anggaran
merupakan alat sedangkan penganggaran merupakan kegiatan menyusun dan
merumuskan anggaran itu sendiri. Menurut Alim (2003) penganggaran terbagi
menjadi dua yaitu penganggaran bottom-up (partisipatif) dan penganggaran topdown. Pada penganggaran partisipatif, proses penyusunan anggaran mengizinkan
para manajer dengan level yang lebih rendah berpartisipasi secara signifikan
dalam pembentukan anggaran. Sedangkan dalam penganggaran top-down proses
penyusunan anggaran tidak melibatkan bawahan secara signifikan.
Menurut Milani dalam Gozali (2002) partisipasi anggaran adalah tingkat
pengaruh dan keterlibatan yang dirasakan individu dalam proses perancangan
anggaran. Menurut kenis (1979) dalam Darlis (2001) mendefinisikan partisipasi
anggaran sebagai sejauh mana manajer berpartisipasi dalam menyiapkan anggaran
dan
mempengaruhi
sasaran
anggaran
dari
masing-masing
pusat
pertanggungjawaban.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggsaran atau
penganggaran partisipatif adalah tingkat pengaruh dan keterlibatan manajermanajer pusat pertanggungjawaban dalam menyiapkan dan mempengaruhi
sasaran anggaran dibagiannya masing-masing.
2. Dampak Positif Partisipasi Anggaran
Menurut Bedford (2000:490) menyatakan partisipatif bawahan dalam
penentuan anggaran mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi manajerial,
Karena anggaran yang disusun dengan partisipasi bawahan akan menghasilkan
pertukaran informasi yang selektif.
Welseh, Hilton dan Gordon (2001:98) menyatakan ada dua dampak positif
partisipasi manajer tingkat menengah dan tingakat bawah dalam proses
penyusunan anggaran, yaitu: Pertama, proses partisipasi mengurangi asimetri
informasi dalam organisasi. Dengan demikian, memungkinkan manajemen tingkat
atas mempunyai pengertian dalam masalah lingkungan dan teknologi manajer
tingkat bawah yang mempunyai pengetahuan yang lebih khusus. Kedua, proses
partisipasi bias menghasilkan komitmen yang lebih besar oleh manajemen tingkat
bawah untuk melaksanakan rencanan anggaran dan memenuhi anggaran.
3. Komite Anggaran
Pada umumnya penyusunan anggaran didelegasikan kepada komite
anggaran yang langsung melaporkan hasilnya kepada manajemen tingkat atas atau
direktur utama. Komite anggaran dikepalai oleh Direktur Anggaran. Anggotanya
terdiri dari manajer berbagai departemen fungsional. Komite ini bertugas
menyusun pedoman anggaran, instruksi, pengumpulan data, realisasi dan laporan
anggaran.
Menurut Hansen dan Mowen (2000:353) komite anggaran bertugas
memeriksa anggaran yang dibuat, memberikan tuntunan dan kebijakan tujuan
anggaran, menyelesaikan perselisihan yang timbul pada saat anggaran dibuat,
menyetujui anggaran final, dan memonitor atau memantau kinerja actual
organisasi selama tahun berjalan.
Adapun fungsi pokok dari komite anggaran menurut Supriyono (2002:20)
antara lain sebagai berikut:
a. Memutuskan kebijaksanaan umum anggaran.
b. Menanyakan, menerima dan memeriksa kembali data anggaran dari
berbagai bagian dalam perusahaan baik anggaran jangka panjang
maupun jangka pendek.
c. Menyarankan revisi-revisi yang diperlukan atas data anggaran yang
diterima dari setiap bagian.
d. Menyetujui data anggaran dan revisi-revisi yang diperlukan terhadap
data tersebut.
e. Merakit (menggabungkan) data anggaran sesuai dengan rencana induk
perusahaan.
f. Mengevaluasi dan merevisi anggaran yang sudah dirakit sebelum
disusun dan disahkan menjadi anggaran yang final.
g. Mengeluarkan laporan periodik yang memperlihatkan analisa antara
anggaran dan realisasinya, serta merekomendasikan tindakan yang
diperlukan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna.
D. Senjangan Anggaran
Biasanya dalam anggaran partisipatif, manajer level menengah dan bawah
akan terlibat secara langsung. Hal ini menunjukkan bahwa besar kemungkinan
manajer yang terlibat dalam penganggaran tersebut akan membawa kepentingan
pribadinya. Ketika manajer memberikan informasi yang bias kepada atasan, maka
hal ini akan menimbulkan senjangan anggaran.
Menurut Young dalam Darlis (2001) senjangan anggaran didefinisikan
sebagai tindakan bawahan yang mengecilkan kapabilitas produktifitasnya ketika
diberi kesempatan untuk menentukan standar kerjanya. Sedangkan Antony dan
Govindarajan (1996) dalam Darlis (2001) mendefinisikan senjangan anggaran
sebagai perbedaan antara anggaran yang dilaporkan dengan anggaran yang sesuai
dengan estimasi terbaik perusahaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa senjangan anggaran merupakan tindakan
bawahan yang mengecilkan kapasitas produktifitasnya dalam anggaran yang
disusunnya, padahal sebenarnya manajer tersebut bias membuat anggaran yang
lebih baik dengan kapasitas maksimal bagi perusahaan.
A. Komitmen Organisasi
Komitmen merupakan sikap seseorang yang menunjukkan kesetiaan atau
loyalitas terhadap sesuatu hal.
Aranya et.al dalam Ghozali (2002) mengungkapkan bahwa komitmen
adalah:
a. Kepercayaan dan pengakuan terhadap sasaran dan nilai dari organisasi
atau profesi.
b. Kemauan untuk mencari upaya yang tepat bagi organisasi atau profesi.
c. Hasrat untuk memelihara keutuhan keanggotaan dalam organisasi atau
profesi.
Menurut Pinem (2005:10) komitmen organisasional adalah sejauh mana
seseorang mendefinisikan diri sendiri secara positif dengan organisasi.
Robbins (2003:164) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai
sebuah keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu
dan tujuan-tujuannya, serta berminat memelihara keanggotaannya didalam
organisasi itu.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komitmen
organisasi merupakan suatu sikap loyal dari seorang karyawan terhadap
perusahaan tempatnya bekerja yang ditunjukkan dengan kemauan untuk
senantiasa berbuat yang terbaik bagi organisasinya dan sekaligus menjaga
keanggotaannya dalam organisasi tersebut.
B. Ketidakpastian Lingkungan
Umar (2002) mendefinisikan ketidakpastian lingkungan sebagai persepsi
ketidakmampuan seseorang untuk meramalkan lingkungan eksternal secara
akurat.
Ketidakpastian lingkungan didefinisikan Duncan (1972) dalam Rustiana
(2000) sebagai:
a. Kesenjangan informasi yang menyangkut faktor-faktor lingkungan
yang dihubungkan dengan situasi Decision Making.
b. Tidak mengetahui outcome dari keputusan spesifik dalam istilah
seberapa banyak organisasi akan merugi jika keputusan tidak benar.
c. Ketidakpastian untuk menaksir probabilitas dalam berbagai tingkat
kepercayaan yang menunjukkan bagaimana faktor-faktor lingkungan
sedang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan keputusan unit
dalam melakukan fungsinya.
Menurut Laksamana dan Muslichah (2002), lingkungan yang tidak pasti
menyatakan persepsi seseorang terhadap lingkungan yang tidak pasti. Hal ini
berarti ketidakpastian tidak berhubungan pada lingkungan secara fisik, tapi
berhubungan
lingkungannya.
dengan
Sebagai
pangetahuan
contoh,
dan
perubahan
persepsi
seseorang
lingkungan,
terhadap
biasanya
orang
mengatakan bahwa perubahan lingkungan tidak pasti, akan tetapi, perubahan dan
ketidakpastian tidaklah selalu sama. Jika perubahan lingkungan yang akan datang
bisa diramal secara tepat, maka lingkungan tersebut bisa dikatakan pasti, tetapi
jika persepsi seseorang tidak dapat memprediksi terhadap yang akan datang, maka
lingkungan menjadi tidak pasti, karena pengetahuan seseorang tentang lingkungan
itu tidak pasti.
C. Pandangan Islam terhadap Anggaran
Pandangan islam terhadap anggaran terdapat dalam surat An-Nisa’ 58, Ali
Imran 159.
ْ‫ﺐ َﻻ ْﻧﻔَﻀﱡ ﻮا ﻣِﻦ‬
ِ ‫ﷲِ ﻟِﻨْﺖَ ﻟَﮭُ ْﻢ َوﻟَﻮْ ُﻛﻨْﺖَ ﻓَﻈًّﺎ َﻏﻠِﯿﻆَ ا ْﻟﻘَ ْﻠ‬
‫ﻓَﺒِﻤَﺎ رَﺣْ َﻤ ٍﺔ ﻣِﻦَ ﱠ‬
َ‫ﻚ ﻓَﺎﻋْﻒُ َﻋ ْﻨﮭُ ْﻢ وَا ْﺳﺘَ ْﻐﻔِﺮْ ﻟَﮭُ ْﻢ َوﺷَﺎوِرْ ھُ ْﻢ ﻓِﻲ ْاﻷَ ْﻣ ِﺮ ﻓَﺈِذَا َﻋ َﺰﻣْﺖ‬
َ ِ‫َﺣﻮْ ﻟ‬
َ‫ﷲَ ﯾُﺤِﺐﱡ ا ْﻟ ُﻤﺘَ َﻮ ﱢﻛﻠِﯿﻦ‬
‫ﷲِ إِنﱠ ﱠ‬
‫ﻓَﺘَ َﻮﻛﱠﻞْ َﻋﻠَﻰ ﱠ‬
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakal kepada-Nya”(QS.Ali Imran:159)
Maksudnya urusan peperangan dan hal duniawi lainnya seperti politik,
ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya. Seperti dalam penyusunan anggaran
manajer harus bermusyawarah dengan karyawannya, agar karyawan dapat
berpartisipasi dalam penyusunan anggaran atau dalam pengambilan keputusan,
agar tidak terciptanya kelonggaran anggota.
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (QS An Nisaa': 58)
Maksud dari surat diatas adalah seorang manajer dalam memimpin
perusahaannya hendaknya dalam menetapkan tugas atau tanggungjawab terhadap
karyawan atau bawahannya dilakukan dengan secara seadil-adilnya. Dengan
keadilan perselisihan antara bawahan dapat teratasi dan berkurangnya konflik
yang terjadi dalam perusahaan.
D. Model Penelitian
Hubungan antara komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan
(variabel moderating), partisipasi anggaran (variabel independent), dan senjangan
anggaran (variabel dependent), yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan
sebagai berikut:
Komitmen
Organisasi
(X3)
Senjangan
Anggaran
(Y)
Partisipasi
Anggaran
(X1)
Ketidakpastian
Lingkungan
(X2)
Gambar II.1 Model Penelitian
E. Pengembangan Hipotesis
a. Hubungan Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran
Partisipasi anggaran atau penganggaran partisipatif adalah tingkat
pengaruh dan keterlibatan manajer-manajer pusat pertanggungjawaban dalam
menyiapkan dan mempengaruhi sasaran anggaran dibagiannya masing-masing.
Beberapa peneliti telah menguji hubungan antara partisipasi anggaran dengan
senjangan anggaran. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Onsi (1973) dalam
Yuwono (1999) menunjukkan bahwa bawahan berusaha menciptakan senjangan
dalam anggaran perusahaan selama proses penyusunan anggaran dengan
memasukkan perkiraan dan peramalan yang bias. Biasanya bawahan yang
menciptakan senjangan anggaran akan melaporkan pendapatan yang terlalu
rendah (understated) atau biaya yang terlalu tinggi (overstated).
Menurut Yuwono (1999) bawahan memiliki informasi yang lebih lengkap
tentang kondisi di bagiannya masing-masing dibandingkan dengan atasan. Ketika
informasi yang diberikan kepada atasan bias atau keliru, maka akan berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan atasan. Jika dikaitkan dengan partisipasi
anggaran, maka ketika bawahan yang terlibat dalam penyusunan anggaran tidak
memasukkan informasi penting didalam anggaran maka akan menimbulkan
senjangan anggaran.
Jika
perusahaan
memberikan
penilaian
kinerja
atas
kemampuan
pencapaian anggaran, maka bawahan yang terlibat dalam penyusunan anggaran
akan cenderung membuat anggarannya mudah dicapai, dengan cara melonggarkan
anggaran dan memberikan informasi yang bias kepada atasan. Dengan demikian,
anggaran yang dibuat tidak lagi menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang
bisa dicapai lebih maksimal oleh perusahaan. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa partisipasi anggaran memberikan peluang kepada bawahan untuk
menciptakan senjangan anggaran.
Dalam menetapkan hipotesis untuk menguji hubungan antara partisipasi
anggaran dengan senjangan anggaran, peneliti mengacu kepada pendapat bahwa
partisipasi anggaran akan menciptakan senjangan anggaran. Hal ini diperkuat oleh
hasil penelitian Young (1985), Yuwono (1999). Argument yang diajukan adalah
semakin tinggi partisipasi anggaran, maka bawahan akan meningkatkan senjangan
anggaran. Hipotesis yang disusun sebagai berikut:
H1
: Perusahaan dengan tingkat partisipasi angaran tinggi, akan meningkatkan
senjangan anggaran.
b. Interaksi Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara
Partisipasi Anggaran dengan Kesenjangan Anggaran
Penelitian terhadap pengaruh ketidakpastian lingkungan dengan berbagai
dimensi telah banyak dilakukan. Diantaranya Duncan (1972), Gul dan Chia
(2001), Govindarajan (1986) dalam Yowono (1999) dan Darlis (2001). Hasil
penelitian Gul dan Chia (1994) menunjukkan bahwa kinerja akan meningkat pada
ketidakpastian lingkungan yang tinggi, karena manajer akan berusaha mencari
informasi yang cukup untuk kepentingan perusahaan. Hasil penelitian tersebut
berbeda dengan temuan Govindarajan (1986). Sebagaimana yang disadur oleh
Yuwono (1999). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara
partisipasi dengan senjangan anggaran adalah positif dalam ketidakpastian
lingkungan yang rendah, dan akan menjadi negatif dalam ketidakpastian
lingkungan yang tinggi.
Menurut Yuwono (1999) seorang bawahan yang berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran dan menghadapi ketidakpastian lingkungan yang rendah,
akan mampu menciptakan senjangan anggaran, karena ia mampu mengatasi
ketidakpastian lingkungan dan mampu memprediksi masa yang akan datang.
Sebaiknya dalam ketidakpastian lingkungan yang tinggi, seorang bawahan akan
sulit untuk memprediksi masa depan dan sulit untuk menciptakan senjangan
anggaran.
Darlis (2001) menemukan bahwa ketidakpastian lingkungan tidak
signifikan mempengaruhi seseorang untuk melakukan senjangan anggaran. Hal ini
disebabkan karena kemajuan teknologi informasi sehingga top manajer dapat
mengendalikan aktifitas bisnisnya secara internal dan eksternal. Atasan tidak lagi
sulit untuk memperoleh informasi dari berbagai lini, sehingga akan mempersempit
peluang bawahan untuk melakukan senjangan anggaran.
Untuk menguji interaksi antara partisipasi anggaran dengan ketidakpastian
lingkungan, peneliti mengacu pada pendapat bahwa dalam ketidakpastian
lingkungan yang tinggi manajer yang tidak berpartisipasi dalam anggaran akan
meningkatkan senjangan anggaran. Sebaliknya, dalam ketidakpastian lingkungan
yang rendah manajer yang berpartisipasi dalam anggaran akan menurunkan
senjangan anggaran. Dengan demikian, hipotesis yang diajukkan adalah sebagai
berikut :
H2
: Tingkat partisipasi anggaran akan mempunyai pengaruh yang positif
terhadap senjangan anggaran dalam ketidakpastian lingkungan yang
tinggi. Sebaliknya akan berpengaruh negatif terhadap senjangan
anggaran pada ketidakpastian lingkungan yang rendah.
c. Interaksi antara Partisipasi Anggaran dengan Komitmen Organisasi dan
Hubungannya dengan Senjangan Anggaran
Menurut Yuwono (1999) jika karyawan memiliki komitmen organisasi
yang rendah, maka partisipasi anggaran akan memberikan peluang untuk
menciptakan senjangan anggaran. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi partisipasi
anggaran akan menciptakan senjangan anggaran apabila bawahan yang terlibat
didalamnya memiliki komitmen organisasi yang rendah, sedangkan apabila
komitmen organisasi bawahan tinggi, maka akan mengurangi senjangan anggaran.
Darlis (2001) mengemukakan bahwa peningkatan atau penurunan senjangan
anggaran tergantung pada sejauh mana individu lebih mementingkan diri sendiri
atau bekerja demi kepentingan organisasi. Hal ini merupakan aktualisasi dari
tingkat komitmen yang dimilikinya.
Untuk meneliti hubungan interaksi antara komitmen organisasi dan
partisipasi anggaran dalam menciptakan senjangan anggaran, maka peneliti
menuyusun hipotesis sebagai berikut:
H3
: Tingkat partisipasi anggaran akan mempunyai pengaruh yang positif
terhadap senjangan anggaran, pada komitmen organisasi yang rendah,
dan akan berpengaruh negatif pada komitmen organisasi yang tinggi.
F. Penelitian Terdahulu
Sebagai dasar dalam melakukan penelitian, maka penulis menggunakan
peneliti sebelumnya untuk dijadikan bahan acuan dan referensi dalam melakukan
penelitian. Adapun penelitian sebelumnya dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel II.1 Daftar Nama Peneliti Terdahalu dan Hasil Penelitian
No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
yang
digunakan
Hasil
penelitian
Persamaan
dan
Perbedaan
1.
Yuwono
(1999)
Pengaruh
Komitmen
Organisasi dan
Ketidakpastian
Lingkungan
terhadap
Hubungan
Antara
Partisipasi
Anggaran
dengan
Senjangan
Anggaran
Independen:
Partisipasi
Anggaran
Dependen :
Senjangan
Anggaran
Moderating:
Komitmen
Organisasi dan
Ketidakpastian
Lingkungan
Persamaan :
Menggunakan
variabel sama
Analisis
Pengaruh
Komitmen
Organisasi dan
Ketidakpastian
Lingkungan
terhadap
Hubungan
Antara
Partisipasi
Anggaran
dengan
Senjangan
Anggaran
Independen:
Partisipasi
Anggaran
Dependen :
Senjangan
Anggaran
Moderating:
Komitmen
Organisasi dan
Ketidakpastian
Lingkungan
Partisipasi
berpengaruh
terhadap
senjangan
anggaran,
sedangkan
komitmen
organisasi dan
ketidakpastian
lingkungan tidak
signifikan
mempengaruhi
senjangan
anggaran
Partisipasi
anggaran tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
kesenjangan
anggaran.
Komitmen
berpengaruh
signifikan
berinteraksi
dengan
partisipasi
anggaran dalam
mempengaruhi
individu untuk
melakukan
senjangan
anggaran. Dan
2
Edfan
Darlis
(2001)
Perbedaan :
Tahun
penelitian
Persamaan :
Menggunakan
variabel sama
Perbedaan :
Tahun
penelitian
3
Rafli
Winaldy
(2006)
Pengaruh
Komitmen
Organisasi dan
Ketidakpastian
Lingkungan
terhadap
Hubungan
Antara
Partisipasi
Anggaran
dengan
Senjangan
Anggaran
Sumber : data olahan.
Independen:
Partisipasi
Anggaran
Dependen :
Senjangan
Anggaran
Moderating:
Komitmen
Organisasi dan
Ketidakpastian
Lingkungan
ketidakpastian
lingkungan tidak
signifikan
mempengaruhi
senjangan
anggaran.
Partisipasi
anggaran
berpengaruh
signifikan
terhadap
kesenjangan
anggaran.
Komitmen
organisasi dan
ketidakpastian
lingkungan tidak
signifikan
mempengaruhi
senjangan
anggaran.
Persamaan :
Menggunakan
variabel sama
Perbedaan :
Tahun
penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan karakteristik atau hasil pengukuran yang
menjadi objek penelitian. Populasi dapat diartikan sekelompok orang, kejadian
atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan
Supomo,2002). Populasi dalam penelitian ini adalah manajer perbankan BUMN
yang berada di Pekanbaru.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono, 2003 : 73). Sampel dalam penelitian ini diambil
secara purposive sampling yaitu sampel ditentukan berdasarkan kriteria tertentu,
yakni manajer yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran di Perbankan
BUMN Pekanbaru.
Tabel III.1 Daftar Lokasi Penelitian
No
Nama Bank
Alamat
1
Bank Rakyat Indonesia
Jl. Jenderal Sudirman Pekanbaru
2
Bank Mutiara
Jl. Jenderal Sudirman No. 150 Pekanbaru
3
Bank Mandiri
Jl. Ahmad Yani Pekanbaru
4
Bank Negara Indonesia
Jl. Jenderal Sudirman No. 119 Pekanbaru
5
Bank Tabungan Negara
Jl. Jenderal Sudirman Pekanbaru
Sumber: Data Olahan (2012)
Data penelitian ini diperoleh dengan cara menggunakan kuesioner yang
diantar langsung kepada responden. Kuesioner disebarkan pada manajer yang
terlibat dalam penyusunan anggaran, adapun manajer yang terlibat dalam
penyusunan anggaran yaitu :
1. Kepala cabang
2. Manajer keuangan
3. Manajer Operasional
4. Manajer Kredit
5. Bagian Akuntansi
6. Manajer Pemasaran
B. Jenis Data, Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data.
Jenis data yang digunakan adalah data subyek. Data subyek yaitu jenis
data yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau
sekelompok
orang
yang
menjadi
subyek
penelitian
(Indriantoro
dan
Supomo,2002).
Sumber data primer diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak
melalui perantara). Data primer ini dikumpulkan secara khusus oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan penelitian (Indrantoro dan Supomo, 2002). Data primer ini
dapat berupa opini subyek (orang) secara individu atau kelompok, hasil observasi
terhadap benda (fisik), kegiatan atau kejadian dan hasil pengujian. Data primer
yang dikumpulkan oleh peneliti berupa pengaruh komitmen organisasi dan
ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara paritisipasi anggaran dengan
senjangan anggaran.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adala metode survei
dengan teknik pendistribusian kuesioner penelitian. Metode survei merupakan
metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tulisan
(indriantoro dan Supomo,2002). Kuesioner penelitian akan diantarkan secara
langsung kepada setiap Bank. Kuesioner disertai dengan penjelasan dan
permohonan responden mengenai tujuan penelitian ini.
C. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
Nazir (2003:123), menyatakan bahwa variabel adalah suatu konsep yang
mempunyai bermacam-macam nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang
berbeda untuk objek atau orang yang sama. Konsep dapat diubah menjadi variabel
dengan cara memusatkan pada aspek tertentu dari variabel itu sendiri.
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi
oleh variabel independent. Sedangkan yang dimaksud dengan variabel
independent adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel
lain.
Variabel moderating adalah salah satu yang memiliki efek kontingen kuat
pada variabel independen dan variabel dependen, hubungan itu adalah adanya
variabel ketiga memodifikasi hubungan asli antara independen dan variabel
dependen.
Variabel yang menjadi perhatian utama dalam penelitian ini adalah: dua
variabel moderating yaitu komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan,
satu variabel independent: partisipasi anggaran, dan satu variabel dependen yaitu
senjangan anggaran.
1. Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran adalah tingkat pengaruh dan keterlibatan yang
dirasakan individu dalam proses perancangan anggaran (Milani 1975 dalam
Marsudi dan Ghozali, 2001). Untuk mengukur keterlibatan dan pengaruh seorang
manajer dalam penyusunan anggaran maka digunakan instrument yang
dikembangkan oleh Milani (1975) sebagaimana yang disadur oleh Yuwono
(1999). Instrument Milani dipilih karena telah memiliki validitas yang cukup
tinggi. Instrument ini juga telah digunakan oleh Darlis (2001).
Untuk melihat pengaruh yang dirasakan dan kontribusi responden dalam
proses penyusunan anggaran, dengan cara memilih satu nilai dalam skala sampai
lima. Skala 1 (sangat tidak setuju) yang menunjukkan tingkat partisipasi anggaran
yang rendah sampai dengan skala 5 (sangat setuju) yang menunjukkan tingkat
partisipasi anggaran yang tinggi.
2. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah keyakinan dan dukungan terhadap nilai dan
sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi (Mowday et al,1979) dalam
Darlis (2001). Untuk menilai komitmen organisasi responden, digunakan
instrumen yang dikembangkan oleh Mowdey (1979) sebagaimana yang disadur
oleh Yuwono (1999). Pengukuran variabel ini menggunakan skala likert,
responden diminta untuk menyatakan persepsinya dengan memilih satu nilai
dalam skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju).
3. Ketidakpastian Lingkungan
Menurut
Duncan
(1972)
ketidakpastian
lingkungan
merupakan
keterbatasan individu dalam menilai probabilitas gagal atau berhasil keputusan
yang dibuat. Pengukuran variabel ketidakpastian lingkungan dimaksudkan untuk
mengetahui persepsi para manajer atas ketidakpastian lingkungan yang dirasakan.
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Duncan (1972).
Instrumen ini juga telah digunakan oleh peneliti lain. Gul dan Chia (1994),
Yuwono (1999), Darlis (2001), Somadiah dan Sri Suranta (2004). Pengukuran
variabel ini menggunakan skala likert, responden diminta untuk menyatakan
persepsinya dengan memilih satu nilai dalam skala 1 (sangat tidak setuju) sampai
dengan skala 5 (sangat setuju).
4. Senjangan Anggaran
Senjangan anggaran didefinisikan sebagai perbedaan antara anggaran yang
dilaporkan dengan anggaran yang sesuai dengan estimasi terbaik perusahaan
(Antony dan Govindarajan 1996 dalam Darlis 2001). Variabel ini diukur dengan
instrumen yang dikembangkan oleh Onsi (1973) sebagaimana yang telah disadur
oleh Yuwono (1999),Yuwono (1999) dan Darlis (2001). Pengukuran variabel ini
menggunakan skala likert, responden diminta untuk menyatakan persepsinya
dengan memilih satu nilai dalam skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala
5 (sangat setuju).
D. Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Uji validitas
Sebelum dilakukan pengolahan data maka perlu dilakukan pengujian
data terhadap variabel tersebut. Uji validitas adalah prosedur pengujian untuk
melihat apakah alat ukur yang berupa kuesioner yang di pakai dapat mengukur
dengan cermat atau tidak, dengan kata lain sejauh mana alat ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya ukurnya. Uji validitas
digunakan untuk memilih item-item pertanyaan yang relevan untuk dianalisis.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu cara untuk melihat apakah alat ukur yang
berupa kuesioner yang digunakan konsisten, stabil atau relatif tidak berbeda jika
dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama.
2. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terkait dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal ataukah tidak,
maka dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan
distribusi kumulatif dari distribusi normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Gozali,2001).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Hal ini sering ditemukan pada data time series (runtut waktu). Pada data cross
section (silang waktu) masalah autokorelasi relatif jarang terjadi (Ghozali,2002).
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidakpastian variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Sementara itu dalam situasi terdapatnya heterokedastisitas, peneliti dapat
mengambil kesimpulan yang sama sekali salah karena pengujian t dan F sangat
mungkin membesarkan signifikansi statistik dari parameter yang ditaksir,
sedangkan konsekuensi dari autokorelasi adalah nilai t dan F tidak lagi sah dan
jika diterapkan akan memberikan kesimpulan lain yang menyesatkan secara serius
mengenai arti statistik dari koefisien regresi yang ditaksir.
c. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menjelaskan kemungkinan
terdapat hubungan antara variabel independent yang satu dengan variabel
independent yang lain. Diasumssikan bahwa masing-masing variabel x tidak
saling berkorelasi linear. Untuk mendeteksinya, dalam penelitian ini dilakukan
dengan melihat nilai variance inflation faktor (VIF) untuk tiap-tiap variabel
independent. Jika VIF lebih besar dari 5 maka variabel tersebut dikatakan
mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel lainnya (Santoso,2008).
4. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan adalah uji interaksi atau
Moderated Regression Analysis (MRA). Fokus utama regresi pada penelitian ini
adalah signifikan indeks koefisien dan sifat pengaruh interaksi variabel
moderating (ketidakpastian lingkungan dan komitmen organisasi) dengan
partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran. Hipotesis-hipotesis akan dapat
dicerminkan dengan persamaan sebagai berikut :
Y = β 0+ β1X1 + β2(X2 X1) + β3(X3 X1)+ e
Keterangan :
Y
: Kesenjangan anggaran
β(123)
: Koofisien regresi
X1
: Partisipasi anggaran
X2
: Ketidakpastian lingkungan
X3
: Komitmen organisasi
e
: Residual yang terstandarisasi (error)
β0
: Konstanta
Untuk memperoleh kesimpulan dari analisis ini maka terlebih dahulu
dilakukan pengujian hipotesis yang dilakukan secara menyeluruh atau simultan
(Uji F) dan secara parsial (Uji t) yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Secara Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji atau membandingkan rata nilai suatu
sampel dengan nilai lainnya. Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah semua
variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Pengujian dilakukan dengan tingkat yang ditentukan adalah 95%
dengan tingkat signifikan sebesar 0,05 % dan degree of freedom (df) n – k
membandingkan t hitung dengan t tabel maka HO ditolak dan Ha diterima. Berarti
variabel
independen
mempunyai
pengaruh
bermakna
terhadap
variabel
independen tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
b. Uji Simultan (Uji F)
Untuk pengujian variabel independen secara bersamaan digunakan statistik
Uji F (F test) dilakukan untuk melakukan apakah model pengujian hipotesis yang
dilakukan tetap.
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel secara bersamaan
berpengaruh terhadap variabel dependen. Analisis Uji F ini dilakukan dengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan tingkat kepercayaan alpha yang
ditentukan adalah 10% membandingkan Fhitung dengan Ftabel yaitu apabila
Fhitung > Ftabel atau Pvalue < a, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti bahwa
variabel independen secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen. Sebaliknya, apabila Fhitung < Ftabel atau Pvalue > a, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Hasilnya tidak signifikan yang berarti bahwa variabel
independen tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
c. Koefisien Determinan
Koefisien Determinan (R) adalah sebuah koefisien yang menunjukkan
seberapa besar persentase variabel-variabel independen. Semakin besar koefisien
determinasinya, maka semakin baik variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen. Dengan demikian regresi yang dihasilkan baik untuk
mengestimasi nilai variabel dependen.
Begitu juga untuk mengetahui variabel independen yang paling
berpengaruh terhadap variabel dependen dilihat dari koefisien korelasi parsial.
Variabel independen yang memiliki koefisien korelasi parsial yang paling besar
adalah independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan pada bab ini meliputi hasil penelitian untuk menguji secara
empiris tentang pengaruh komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan
terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran, hasil
penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji validitas dan reliabilitas, uji
normalitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis dengan uji interaksi atau Moderated
Regression Analysis (MRA) dan pembahasan.
A. Pengambilan Kuesioner dan Data Demografi Responden
Data penelitian ini diperoleh dengan cara menggunakan kuesioner yang
diantar langsung kepada responden. Kuesioner ini diisi oleh responden yang
bekerja pada posisi yang berbeda-beda, yaitu yang berada pada posisi:
1. Kepala Cabang
2. Manajer Keuangan
3. Manajer Operasional
4. Manajer Kredit
5. Bagian Akuntansi
6. Manajer Pemasaran
Dari 35 buah kuesioner yang dikirimkan terdapat 30 buah kuesioner yang
dikembalikan dan siap untuk diolah. Dengan pengembalian kuesioner tersebut,
peneliti memperoleh tingkat pengembalian kuesioner sebesar 86%, sehingga
jumlah sampel akhir penelitian berjumlah 30 (n = 30).
Tabel IV.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan
Jumlah
Persentase (%)
Kuesioner yang disebarkan
35
100%
Kuesioner yang kembali
30
86%
Kuesioner yang tidak kembali
5
14%
Kuesioner yang dapat dianalisis
30
86%
Sumber : Data Olahan (2012)
Berdasarkan kuesioner yang telah dikembalikan, data demografi
responden berdasarkan masa kerja, pendidikan terakhir, umur dan jenis kelamin
terlihat pada tabel IV.2 sebagai berikut:
Tabel IV.2 Demografi Responden
Keterangan
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Lama Bekerja
1 - 5 Tahun
6 -10 Tahun
Lebih dari 10
tahun
Tingkat Pendidikan
D3
S1
S2
Umur
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
Diatas 50 tahun
Sumber : Data Olahan (2012)
Frekuensi (orang)
Persentase ( %)
22
8
73 %
27 %
9
14
7
30 %
47 %
23%
7
21
2
23 %
70%
7%
14
9
4
3
47%
30%
13%
10%
Dari tabel IV.1 dapat dilihat bahwa responden penelitian berjenis kelamin
pria sebanyak 22 orang atau 73 %, sedangkan responden wanita berjumlah 8
orang atau 27 % dari total responden.
Berdasarkan masa kerja responden dengan masa kerja 1-5 tahun sebanyak
9 orang atau 30% merupakan karyawan relatif baru, dan untuk masa kerja
responden dengan masa kerja 6-10 tahun sebanyak 14 orang atau 47% dan untuk
karyawan masa kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 7 orang atau 23%.
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa rata-rata responden
yang ada di Bank BUMN memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik yaitu 23%
atau 7 orang berlatar belakang D3, 70% atau 21 orang berlatar belakang S1 dan
7% atau 2 orang berlatar belakang pendidikan S2.
Berdasarkan umur responden yang mana responden berumur diantara 2130 tahun sebanyak 14 orang atau 47%, yang berumur 31-40 sebanyak 9 orang
atau 30%, yang berumur 41-50 sebanyak 4 orang atau 13% dan yang berumur 50
tahun keatas 3 orang atau 10%.
B. Statistik Deskriptif Responden
Analisa data dilakukan terhadap 30 sampel responden yang telah
memenuhi kriteria untuk dapat diolah lebih lanjut. Hasil pengolahan data statistik
deskriptif ditunjukkan pada tabel IV.3 di bawah ini.
Tabel IV.3 Statistik Deskriptif Responden
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Senjangan
30
12
20
16.50
Partisipasi
30
16
25
21.37
Ktdkpstian
30
21
30
25.70
Komitmen
30
24
35
29.73
Valid N (listwise)
30
Sumber: Lampiran 1
Dalam tabel IV.3 terlihat bahwa variabel senjangan anggaran mempunyai
nilai minimum sebesar 12 nilai maksimum sebesar 20 dan nilai rata-rata sebesar
16,50. Jika jawaban rata-rata responden lebih tinggi dari 16,50 maka responden
pada pengukuran senjangan anggaran berada diatas rata-rata.
Variabel partisipasi anggaran mempunyai nilai minimum 16 dan nilai
maksimum 25 dan nilai rata-rata sebesar 21,37. Jika jawaban rata-rata responden
lebih tinggi dari 21,37 maka responden berpartisipasi aktif dalam penyusunan
anggaran di perusahaan .
Variabel ketidakpastian lingkungan mempunyai nilai minimum 21 dan
nilai maksimum 30, dan nilai rata-rata sebesar 25,70. Jika jawaban rata-rata
responden lebih rendah dari 25,70, maka pada perusahaan responden tersebut
tingkat ketidakpastian lingkungan dihadapi rendah.
Variabel komitmen organisasi mempunyai nilai minimum 24 dan nilai
maksimum 35, dan nilai rata-rata sebesar 16,967. Jika jawaban rata-rata responden
lebih tinggi dari 29,73 maka pada perusahaan responden memilki komitmen
organisasi yang cukup baik.
C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum data yang terkumpul dianalisis perlu dilakukan uji validitas dan
Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas instrument penelitian yang dilakukan
terhadap seluruh item yang digunakan, hasilnya menunjukkan bahwa seluruh item
yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah valid dan reliable. Oleh karena itu
kuesionernya layak untuk digunakan sebagai instrumen sebagai penelitian ini.
1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Senjangan Anggaran
Berikut ini adalah hasil uji validitas dan reliabilitas senjangan anggaran
yang ditunjukkan pada tabel IV.5 berikut:
Tabel IV.4 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Senjangan Anggaran
Validitas
Variabel
Pearson
Reliabilitas
Kesimpulan
Corelation
Croanbach
Keputusan
Alpha
y1.1
0,676
Valid
y1.2
0,787
Valid
y1.3
0,796
Valid
y1.4
0,629
Valid
0,789
Baik
Sumber : Lampiran 2
Dari tabel IV.4 dapat dilihat bahwa variabel senjangan anggaran dengan 4
pertanyaan. Hasil uji validitas menunjukkan nilai korelasi yang terendah yaitu
pada item y1.4 sebesar 0,629. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua
item variabel diatas 0,30 berarti memenuhi syarat valid. Sedangkan hasil uji
reliabilitasnya, nilai cronbah alpha adalah 0,789 yang berarti variabel senjangan
anggaran tersebut reliabel karena memiliki nilai koefesien alpha di atas 0,60.
2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Partisipasi Anggaran
Berikut ini adalah hasil uji validitas dan reliabilitas partisipasi anggaran
yang ditunjukkan pada tabel IV.5 berikut:
Tabel IV.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Partisipasi Anggaran
Validitas
Variabel
Pearson
Reliabilitas
Kesimpulan
Croanbach
Corelation
Keputusan
Alpha
x1.1
0,649
Valid
x1.2
0,686
Valid
x1.3
0,478
Valid
x1.4
0,720
Valid
x1.5
0,893
Valid
0,772
Baik
Sumber : Lampiran 3
Dari tabel IV.5 dapat dilihat bahwa variabel partisipasi anggaran dengan 5
pertanyaan. Hasil uji validitas menunjukkan nilai korelasi yang terendah yaitu
pada item x1.3 sebesar 0,478. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua
item variabel di atas 0,30 berarti memenuhi syarat valid. Sedangkan hasil uji
reliabilitasnya , nilai cronbah alpha adalah 0,772 yang berarti variabel partisipasi
anggaran tersebut reliabel karena memiliki nilai koefesien alpha di atas 0,60.
3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Ketidakpastian Lingkungan
Berikut ini adalah hasil uji validitas dan reliabilitas ketidakpastian
lingkungan yang ditunjukkan pada tabel IV.7 berikut:
Tabel IV.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Ketidakpastian Lingkungan
Validitas
Variabel
Pearson
Reliabilitas
Kesimpulan
Corelation
Croanbach
Keputusan
Alpha
x2.1
0,576
Valid
x2.2
0,577
Valid
x2.3
0,473
Valid
x2.4
0,752
Valid
x2.5
0,475
Valid
x2.6
0,719
Valid
0,751
Baik
Sumber : Lampiran 4
Dari tabel IV.6 dapat dilihat bahwa variabel ketidakpastian lingkungan
dengan 6 pertanyaan. Hasil uji validitas menunjukkan nilai korelasi yang terendah
yaitu pada item x2.3 sebesar 0,473. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
semua item variabel di atas 0,30 berarti memenuhi syarat valid. Sedangkan hasil
uji reliabilitasnya, nilai cronbah alpha adalah 0,751 yang berarti variabel
ketidakpastian lingkungan tersebut reliabel karena memiliki nilai koefesien alpha
di atas 0,60.
1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Komitmen Organisasi
Berikut ini adalah hasil uji validitas dan reliabilitas komitmen organisasi
yang ditunjukkan pada tabel IV.7 berikut:
Tabel IV.7 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Komitmen Organisasi
Validitas
Variabel
Pearson
Reliabilitas
Kesimpulan
Corelation
Croanbach
Keputusan
Alpha
x3.1
0,513
Valid
x3.2
0,756
Valid
x3.3
0,517
Valid
x3.4
0,770
Valid
x3.5
0,401
Valid
x3.6
0,311
Valid
x3.7
0,595
Valid
0,733
Baik
Sumber : Lampiran 5
Dari tabel IV.7 dapat dilihat bahwa komitmen organisasi dengan 7
pertanyaan. Hasil uji validitas menunjukkan nilai korelasi yang terendah yaitu
pada item x3.6 sebesar 0,311. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua
item variabel di atas 0,30 berarti memenuhi syarat valid. Sedangkan hasil uji
reliabilitasnya, nilai cronbah alpha adalah 0,733 yang berarti variabel komitmen
organisasi tersebut reliabel karena memiliki nilai koefesien alpha di atas 0,60.
D. Analisis Data Penelitian
1. Analisis Uji Normalitas
Uji normalitas adalah langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap
analisis multiviate khususnya jika tujuannya adalah inferensi. Jika terdapat
normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal. Pada penelitian ini
untuk menguji normalitas data mengunakan normal probability plot , kriteria yang
digunakan adalah jika masing-masing variable menghasilkan nilai dengan P >
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing data pada variabel
probability plot yang diteliti terdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas
disajikan sebagai berikut terlihat pada gambar IV.1 dibawah ini :
Gambar IV.1
Sumber Lampiran 6
Dari normal probability plot diatas dapat dilihat secara seksama bahwa
data menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti garis diagonal. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini memenuhi asumsi normalitas data.
2. Analisis Uji Asumsi Klasik
a) Uji Multikolinearitas
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada model regresi terdapat korelasi
antar variabel independen. Model regresi dikatakan bebas Multikolonearitas jika
variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1, dan mempunyai angka tolerance
mendekati 1. Jika kolerasi antar variabel independen lemah (di bawah 0,5) maka
dapat dikatakan bebas multikolinearitas, data yang baik dapat dikatakan bebas
multikonearitas. Hasil uji multikolonearitas disimpulkan seperti pada tabel IV.9
dibawah:
Tabel VI.8 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
Std. Error
(Constant)
-2.790
1.779
partisipasi
.066
.069
ktdkpstian
-.025
komitmen
.622
Beta
T
Sig.
Tolerance
VIF
-1.569
.129
.088
.960
.346
.768 1.302
.133
-.032
-.187
.853
.214 4.683
.124
.896
5.012
.000
.201 4.968
a. Dependent Variable: senjangan
Sumber : Lampiran 7
Pada tabel IV.8 terlihat bahwa tiap-tiap variabel independen mempunyai
nilai Tolerance jauh diatas 0,05 (>5%), serta nilai VIF tiap independen adalah
kurang dari 10 ( VIF < 10). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat Multikolonearitas antara variabel independen dalam model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini.
b) Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi Autokorelasi dapat dilakukan dengan melihat angka
Durbin Watson. Secara umum bisa diambil patokan :
a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
b. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi
c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif
Tabel IV.9 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
1
.913
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.833
.814
.876
Durbin-Watson
1.447
a. Predictors: (Constant), komitmen, partisipasi, ktdkpstian
b. Dependent Variable: senjangan
Sumber : Lampiran 7
Pada tabel IV.9 terlihat bahwa angka Durbin Watson dibawah 2 yaitu
sebesar 1,447 yang berarti tidak ada autokorelasi. Dan dapat disimpulkan bahwa
regresi ini baik karena bebas dari autokorelasi.
c)
Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi heterokedastisitas dapat melihat grafik scatterplot.
Deteksinya dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik dimana sumbu
X dan Y menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y (Santoso,
2001:210). Seperti terlihat pada Gambar IV.2 dibawah ini:
Gambar IV.2
Diagram Seatterplot Heterokedastisitas
Sumber: Lampiran 7
Pada Gambar IV.2 tidak terlihat pola yang jelas karena titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat dikatakan
bahwa pada model regresi ini tidak terjadi gejala heterokedastisitas.
E. Analisa Hasil Penelitian
Penelitian ini mengunakan uji interaksi atau Moderated Regression
Analysis (MRA), dilakukan dengan mengunakan metode enter, dimana semua
variabel dimasukkan untuk mencari pengaruh antara variabel independen dan
variabel dependen melalui meregresikan senjangan anggaran sebagai variabel
dependen dan partisipasi anggaran, hubungan antara ketidakpastian lingkungan
dengan partisipasi nggaran, dan hubungan antara komitmen organisasi dengan
partisipasi anggaran. Hasil pengujian hipotesis seperti yang tercantum pada tabel
IV.10 dibawah ini.
Tabel IV.10 Hasil Regresi
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Std.
Model
1
B
Error
(Constant)
-2.790
1.779
Partisipasi
.066
.069
Ktdkpstian
-.025
Komitmen
.622
Beta
T
Sig.
Tolerance
VIF
-1.569
.129
.088
.960
.346
.768
1.302
.133
-.032
-.187
.853
.214
4.683
.124
.896
5.012
.000
.201
4.968
a. Dependent Variable: senjangan
Sumber: Lampiran 8
Persamaan regresi dari hasil perhitungan statistik didapat sebagai berikut:
Y = β0 + β1.X1 + β2 (X2.X1) + β3(X3.X1)+ ε
Y = -2,790 + 0,066X1 – 0,025 X2.X1 + 0,622 X3.X1 + ε
1. Konstanta sebesar -2,790 menyatakan, bahwa jika variabel independen tetap
maka variabel dependen adalah sebesar -2,790.
2. Hasil regresi menunjukkan variabel partisipasi anggaran sebesar 0,066 yang
menyatakan bahwa partisipasi anggaran mengalami peningkatan sebesar 1,
maka variabel dependen (senjangan anggaran) juga akan mengalami
peningkatan sebesar 6,6%.
3. Hasil regresi menunjukkan variabel ketidakpastian lingkungan sebesar -0,025
yang menyatakan bahwa hubungan ketidakpastian lingkungan dengan
senjangan anggaran mengalami peningkatan sebesar 1, maka variabel
dependen (senjangan anggaran) juga akan mengalami peningkatan sebesar
2,5%
4. Hasil regresi menunjukkan variabel komitmen organisasi sebesar 0,622 yang
menyatakan bahwa hubungan komitmen organisasi mengalami peningkatan
sebesar 1, maka variabel dependen (senjangan anggaran) juga akan mengalami
peningkatan sebesar 62,2%.
a. Hasil Uji Regresi Secara Parsial
Uji Regresi secara parsial ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh variabel independen dengan variabel dependen.
1. Hubungan Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran
Berdasarkan tabel IV.10 statistik t tabel sebesar 1,699 > t hitung sebesar
0,960 dengan nilai signifikansi sebesar 0,346 > α 0,05 atau 5% maka Ha1 ditolak.
Hasil ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap
senjangan anggaran.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Firdaus (2003) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan partisipasi anngaran
dengan senjangan anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi
anggaran yang rendah maka akan mengurangi senjangan anggaran.
2. Interaksi Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara
partisipasi anggaran dengan Senjangan Anggaran
Berdasarkan tabel IV.10 statistik t tabel sebesar 1,699 > t hitung -0,187
dengan nilai signifikansi sebesar 0,853 > α 0,05 atau 5% maka Ha2 ditolak. Hasil
ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan Interaksi antara
ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan
dengan Senjangan Anggaran.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yuwono(1999) menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan tidak signifikan
mempengaruhi seseoarang untuk melakukan senjangan anggaran. Namun,
menurut Darlis (2001) dan Winaldy (2006) menyatakan jika partisipasi anggaran
diinteraksikan dengan ketidakpastian lingkungan, maka akan memiliki hubungan
yang negatif
dan tidak signifikan terhadap senjangan anggaran. Hal ini
disebabkan karena kemajuan teknologi informasi sehingga top manajer dapat
mengendalikan aktifitas bisnisnya secara internal dan eksternal. Atasan tidak lagi
sulit untuk memperoleh informasi dari berbagai lini, sehingga akan mempersempit
peluang bawahan untuk melakukan senjangan anggaran.
3. Interaksi antara partisipasi anggaran dengan komitmen Organisasi
dan Hubungan dengan Senjangan Anggaran
Berdasarkan tabel IV.10 statistik t tabel sebesar 1,699 < t hitung 5,012
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 > α 0,05 atau 5% maka Ha3 diterima. Hasil
ini menunjukkan bahwa berpengaruh signifikan Interaksi antara partisipasi
anggaran dengan komitmen Organisasi dan
Anggaran.
Hubungan dengan Senjangan
Hasil penelitian ini sejalan dengan Darlis (2001) yang menyatakan bahwa
komitmen organisasi
memiliki hubungan yang signifikan dengan senjangan
anggaran.
b. Hasil Uji Regresi Secara Simultan
Hasil uji regresi secara simultan atau uji F dapat dilihat pada tabel IV.11
dibawah ini.
Tabel IV.11 Hasil Uji F Hitung
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
99.409
3
33.136
Residual
19.957
26
.768
119.367
29
Total
F
Sig.
43.169
.000
a
a. Predictors: (Constant), komitmen, partisipasi, ktdkpstian
b. Dependent Variable: senjangan
Sumber : Lampiran 8
Pada tabel IV.11 hasil regresi menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar
43,169 > F tabel 2,975 dengan nilai signifikansi probabilitas sebesar 0,000 < 0,5.
Maka model regresi menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel
independen secara signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen.
c.
Koefisien Determinasi
Nilai R (koefisien determinasi) terlihat pada tabel IV.11 dibawah ini:
Tabel IV.11 Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
1
R
.913
R Square
a
.833
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.814
.876
Durbin-Watson
1.447
a. Predictors: (Constant), komitmen, partisipasi, ktdkpstian
b. Dependent Variable: senjangan
Sumber : Lampiran 8
Tabel diatas menunjukkan R sebesar 0,913 berarti hubungan keeratan
secara bersama-sama antara variabel dependen dan variabel independen cukup
kuat karena R lebih besar dari 0,5. Nilai R2 (koefisien determinasi) sebesar 0,833
artinya 83,3% komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan berpengaruh
terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
Sedangkan sisanya sebesar 16,7% dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diteliti
pada penelitian ini seperti strategi bisnis, ketidakpastian tugas, budaya organisasi,
perubahan teknologi dan faktor-faktor lainnya.
1
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris mengenai
pengaruh komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan
antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Hasil penelitian terhadap
model penelitian dan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil regresi secara parsial menunjukkan bahwa hubungan partisipasi
anggaran dengan senjangan anggaran
secara statistik t tabel sebesar
1,699> t hitung sebesar 0,960 dengan nilai signifikansi sebesar 0,346 > α
0,05 atau 5% maka Ha1 ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa partisipasi
anggaran tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
2. Hasil regresi secara parsial menunjukkan bahwa Interaksi ketidakpastian
lingkungan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan
Senjangan Anggaran secara statistik t tabel sebesar 1,699 > t hitung -0,187
dengan nilai signifikansi sebesar 0,853 > α 0,05 atau 5% maka Ha2 ditolak.
Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan Interaksi
ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran
dengan Senjangan Anggaran.
3. Hasil regresi secara parsial menunjukkan bahwa Interaksi antara partisipasi
anggaran dengan komitmen Organisasi dan Hubungan dengan Senjangan
2
Anggaran secara statistik t tabel sebesar 1,699 < t hitung 5,012 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000 > α 0,05 atau 5% maka Ha3 diterima. Hasil
ini menunjukkan bahwa berpengaruh signifikan Interaksi antara partisipasi
anggaran dengan komitmen Organisasi dan Hubungan dengan Senjangan
Anggaran.
4. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 43,169 > F
tabel 2,934 dengan nilai signifikansi probabilitas sebesar 0,000 < 0,5.
Maka model regresi menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel
independen secara signifikan berpengaruh terhadap varaibel dependen.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat
mengemukakan beberapa saran:
1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti menguji variabel lainnya
seperti strategi organisasi, perubahan teknologi, dan budaya organisasi yang
mungkin akan mempengaruhi senjangan anggaran.
2. Untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal sesuai dengan yang
diharapkan, penelitian selanjutnya menggunakan sampel yang lebih besar dari
penelitian sekarang.
C. Keterbatasan
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak memiliki keterbatasan.
Diantara keterbatasan tersebut adalah tidak dilakukannya metode wawancara
3
dalam penelitian, mengingat kesibukan dari pihak bank sendiri. Responden
meminta agar kusioner ditinggalkan, sehingga peneliti tidak bisa mengendalikan
jawaban responden. Oleh karena itu, jawaban yang diberikan oleh responden
belum tentu menggambarkan keadaan sebenarnya. Jumlah populasi penelitian
yang tidak begitu besar kemungkinan mempengaruhi kemampuan hasil penelitian.
Selain itu, objek penelitian hanya terdistribusi pada sektor perbankan BUMN di
Pekanbaru,
sehingga
mempengaruhi
kemampuan
digeneralisasikan pada sektor dan wilayah yang lebih luas.
penelitian
ini
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’an, surat Ali Imran ayat 159
Al-qur’an, surat An-Nisaa’ ayat 58
Anthony,RN,Dearden J, dan Bedford. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen.
Erlangga: Jakarta.
Darlis, Edfan. 2001. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasional Dan
Ketidakpastian Lingkungan Terhadap
Hubungan Antara Partisipasi
Anggaran Dengan Senjangan Anggaran. Symposium Nasional Akuntansi IV
Kopartemen Akuntansi Pendidik, Ikatan Akuntan Indonesia. Bandung.
Duncan, R. B, 1972.Characteristic of Organizational Environments and Perceived
Environmental Uncertainty”,Administrative Science Quarterly. 17, pp. 313327.
Firdaus Abdul Rahman. 2003. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Keterlibatan
Kerja terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi Sebagai
Variabel Moderating. SKRIPSI. UIR, Pekanbaru.
Gaol, L. Romasi. 2004. Konsekuensi dari Coztomization pada Karakteristik
Informasi Sistem Akuntansi Manajemen. Thesis. Semarang.
Ghozali, Imam.2002. Pengaruh Religionalitas terhadap Komitmen Organisasi,
Keterlibatan
Kerja, Kepuasan dan Produktifitas. Jurnal Bisnis
Strategi,Vol.8, no.2. Semarang.
Govindarajan, V, 1986. “Impact of Participation in the Budgetary Process on
Managerial Attitudes and Performance: Universalistic and Contingency
Perspective”.Decision Science 17, pp.486-516.
Hansen dan Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen. Erlangga: Jakarta.
Hendriksen, Eldon.2001. Teori Akuntansi. Rdisi Ke Empat, Jilid Satu, Alih Bahasa
oleh Nugroho, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Indriantoro dan Bambang supomo. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta.
Laksamana, Arsono dan Muslichah. 2002. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan,
Strategi, dan Desentralisasi terhadap Sistem Akuntansi Manajemen:
Pendekatan kontijensi. Majalah Ekonomi, Tahun XII, No.3. Surabaya.
Mowday,R.T. porter L.W dan Steer.RM. 1982. Employee-Organization Linleges: The
Pschology of Commitment Absenteeism, and Turnover. New York: Academic
Press.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat dan Rekayasa. STIE YKPN.
Yogyakarta.
Nafarin. 2004. Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat: Jakarta.
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Edisi kelima. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Pinem. 2005. Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja Auditor, Motivasi
sebagai Variabel Intervening. Skripsi UNRI
Robbins, Stephen P. 2003. Teori Organisasi, Struktur, Desain dan Aplikasi. Arean:
Jakarta.
Rustiana. 2000. Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen, Desentralisasi dan Perceive
Enviromental Uncertainty (PEU) terhadap Kinerja Manajerial: Three way
interaction. Thesis. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta.
Steers,R.M.1977. Antecendent and Outcomes of Organizational Commitment.
Administrative Science Quarterly.
Sugiono, 2003. Metode Penelitian Bisnis . Cetakan ke-5, Alfabeta:Bandung .
Supriyono. 2002. Akuntansi Manajemen I. BPFE: Yogyakarta.
Temaluru,J. 2001. Hubungan antara Komitmen terhadap Organisasi dan FaktorFaktor Demografis dengan Kepuasan Kerja Karyawan, Pengembangan
Kualitas Sumber Daya Manusia dari Perspektif Psikologi Industri
Organisasi. Depok: Bagian Fakultas Psikologi UI.
Umar. 2002. Lingkungan. Salemba Empat: Jakarta.
Welseh, Glenn, Hilton, Ronald W, dan Gordon Paul N. 2001. Anggaran Perencanaan
dan Pengendalian Laba. Salemba Empat: Jakarta.
Winaldi, Rafli. 2006. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian
Llingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan
Senjangan Anggaran pada Perbankan di Pekanbaru. Skripsi UR, Pekanbaru.
Yuwono, Ivan Budi. 1999. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian
Llingkungan
terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan
Senjangan Anggaran. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.1. No.1, Hal. 37-55.
Surakarta.
Download