HUBUNGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN ANC (ANTENATAL CARE) DENGAN KUNJUNGAN K-4 PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN NABIRE, PAPUA TAHUN 2014 ARTIKEL SKRIPSI ANANTA LINTJE PAKAGE NIM 030113a005 PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN JANUARI , 2015 1 HUBUNGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN ANC (ANTENATAL CARE) DENGAN KUNJUNGAN K-4 PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN NABIRE, PAPUA TAHUN 2014 Ananta Lintje Pakage , Ima Syamrotul Muflihah, , Heni Hirawati P* E-Mail : [email protected] ABSTRAK Kinerja merupakan penampilan individu ataupun kelompok kerja . ANC adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal yang meliputi 10 T, cakupan kunjungan K-4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC sesuai kriteria paling sedikit empat kali kunjungan selama kehamilan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kinerja bidan dengan cakupan kunjungan K-4 di Kabupaten Nabire. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu korelatif untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan pendekatan cross sectional. Analisa statistik menggunakan chi Square. populasi penelitian adalah semua bidan desa di Kabupaten Nabire, Papua berjumlah 181 bidan, sampel di tentukan dengan teknik Proposional sampling sebanyak 36 Sampel dan pengumpulan data penelitian dengan menggunakan kuisioner. Hasil penelitian menunjukan, bahwa dari 36 bidan sebagian besar responden memiliki kenerja baik 21 responden(58,3%) dan yang memiliki kinerja kurang sebanyak 15 responden (41,7%) dan yang memenuhi cakupan K-4nya baik sebanyak 13 responden (36,1%)sedangkan cakupan K-4 nya kurang dan tidak terpenuhi sebanyak 23 responden (63,9%). Sehingga cakupan K-4 pada ibu hamil di Kabupaten Nabire sebagian besar kurang atau tidak terpenuhi sebanyak 23 responden (63,9%), dan cakupan K-4 nya baik hanya sebanyak 13 responden (36,1%) hasil analisa menggunakan uji chi square diperoleh p-value 0,040. Oleh karena p-value 0,040 < ᾳ (0.05) dinyatakan ada hubungan antara kinerja bidan dalam pelayanan ANC dengan Cakupan K-4 pada ibu hamil di Kabupaten Nabire, Papua. Saran bagi bidan agar dapat meningkatkan Kunjungan K-4 pada Ibu hamil sedini mungkin dengan memberikan penyuluhan yang menarik,simpel dan mudah di mengerti serta memberikan pesan-pesan kesehatan sesuai kehamilan ibu. Kata Kunci : Kinerja Bidan, Pelayanan ANC, dan Cakupan K-4 1 THE RELATIONSHIP BETWEEN THE PERFORMANCE OF MIDWIVES IN DUING ANTENATAL CARE (ANC) SERVICES WITH COVERAGE VISIT OF K-4 IN PREGNANT WOMEN NABIRE, PAPUA IN 2014 Ananta Lintje Pakage , Ima Syamrotul Muflihah, , Heni Hirawati P* E-Mail : [email protected] ABSTRACT Performance is the appearance of an individual or group work. The ANC is the health services by professionals for the mother during pregnancy, according to the minimum standard antenatal care which includes 10 T, coverage visit K-4 is a picture of the amount of pregnant women who have earned ANC according to criteria of at least four visits during pregnancy. The purpose of this study was to determine the relationship between the performance of midwives with coverage visit the K-4 in Nabire. The design of this research method that is correlative studies to determine the relationship between two variables with cross sectional approach. Statistical analysis using Chi Square. the study population was all midwives in Nabire, Papua totaled 181 midwives, the sample is determined by proportional sampling technique as many as 36 samples and data collection research using questionnaires. The results showed that of the 36 midwives most respondents have good kenerja 21 respondents (58.3%) and who have less performance as much as 15 respondents (41.7%) and that meet the K-4nya good coverage as much as 13 respondents (36, 1%), while coverage of K-4 is less and not fulfilled by 23 respondents (63.9%). So the scope of K-4 in pregnant women in Nabire largely lacking or are not fulfilled by 23 respondents (63.9%), and the scope of its K-4 well just as much as 13 respondents (36.1%) the results of the analysis using the chi-square test obtained p-value 0.040. Therefore, the p-value 0.040 <ᾳ (0.05) stated there is a relationship between the performance of midwives in the ANC with Coverage K-4 in pregnant women in Nabire, Papua. Suggestions for midwives in order to increase visits K-4 in pregnant women as early as possible by providing information of interest, simple and easy to understand and provide appropriate health messages maternal pregnancy. Keywords : Performance Midwives, ANC services, and the scope of K-4. 2 PENDAHULUAN Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di Negara miskin, sekitar 20-50 % kematian wanita usia subur disebabkan hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya (Mardiyah et al., 2013). Berdasarkan survei terakhir tahun 2013 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 Kelahiran Hidup, meskipun demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Faktor yang menjadi penyebab masalah AKI masih tinggi, salah satunya adalah kualitas pelayanan oleh tenaga kesehatan yang tidak adekuat dan buruk, yang berdampak pada lebih dari 200.000 kematian ibu setiap tahunnya (Mardiyah et al., 2013). Keterbatasan akses pada pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terampil dan sistem rujukan yang tidak memadai mengakibatkan hampir 40% wanita melahirkan tanpa pertolongan tenaga kesehatan yang terampil disebabkan karena kondisi secara keseluruhan yang diperberat oleh “Tiga terlambat yaitu terlambat dalam mengambil keputusan/terlambat mengenali tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan, terlambat mencapai tempat rujukan, terlambat mendapatkan pertolong yang tepat difasilitas kesehatan, dan Empat terlalu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan dan terlalu banyak anak. Hasil pengkajian lebih mendalam bahwa proses kematian ibu mempunyai perjalanan yang panjang sehingga pencegahan dapat dilakukan sejak melakukan “antenatal care” (pemeriksaan kehamilan) melalui pendidikan berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, menyusui dan kembalinya kesehatan alat reproduksi, serta menyampaikan betapa pentingnya interval kehamilan berikutnya sehingga dapat tercapai sumber daya manusia yang diharapkan (Manuaba, 2009). Target MDGs telah dilakukan percepatan oleh pemerintah menjadi tahun 2015. Kementerian Kesehatan telah menetapkan kebijakan bahwa semua persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan memulai program Jampersal (Jaminan Persalinan), yaitu suatu paket program yang mencakup pelayanan antenatal, persalinan, posnatal dan Keluarga Berencana. Sementara target MDGs pada tahun 2015 sebesar 102/100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2010). Cakupan K-1 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K-4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan (1 kali pada TM 1, 1 kali pada TM 2 dan 2 kali pada TM 3) atau (0 pada TM 1, 2 kali pada TM 2 dan 2 kali pada TM 3). Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2006 juga diketahui bahwa, cakupan kunjungan pemeriksaan kehamilan K-4 sebanyak 79,63%. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 76,40%. Cakupan rujukan kasus risiko tinggi sebesar 10,05% dan penanganan komplikasi obstetri sebesar 4,37%. Gambaran hasil profil menunjukkan pelayanan KIA di Indonesia mulai membaik (Kemenkes, 2010). Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Papua tahun 2013 bahwa 3 cakupan K-4 adalah 78,8%, angka ini meningkat dari tahun 2007 yaitu 73,62%, tetapi belum mencapai standar nasional yaitu 95%. Untuk cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2008 mencapai 88,83%, dan sementara tahun 2007 sebesar 88,45%. Hal ini juga menunjukkan peningkatan hasil cakupan, tetapi belum mencapai standar nasional yaitu 90% (Dinas Kesehatan Provinsi Papua, 2013). Situasi ini disebabkan karena cakupan kunjungan ibu hamil masih kurang, deteksi resiko tinggi ibu hamil oleh tenaga kesehatan rendah, supervise dan umpan balik oleh tenaga pelayanan kebidanan belum berjalan dengan baik, pelatihan terhadap tenaga bidan di desa masih sangat kurang, sehingga K-4 masih dibawah target Nasional maupun target Provinsi Papua. Data dari Dinas Kabupaten Nabire terhadap cakupan pelayanan antenatal care yang dipantau dari tahun 2010 mencapai K-4 adalah 33,17%. Ibu hamil yang menerima pelayanan antenatal dibandingkan dengan cakupan K-4 tahun 2013 adalah 67,67% ibu hamil yang menerima pelayanan antenatal, ini berarti masih terdapat 27,23% ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan K-4 ke fasilitas kesehatan (Dinas Kesehatan Provinsi Papua, 2013). Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire (Provinsi Papua) pencapaian hasil cakupan kesehatan ibu dan anak pada tahun 2010 sebelum ada dana BOK adalah: 1) kunjungan ibu hamil baru/K-1: 77,65%, 2) kunjungan ulang ibu hamil/K-4: 33,17%. Setelah adanya dana BOK pada tahun 2012: 1) kunjungan ibu hamil baru/K-1: 114%, 2) kunjungan ulang ibu hamil/K-4: 61,8%. Pada tahun 2013: 1) kunjungan ibu hamil baru/K-1: 121,92%, 2) kunjungan ulang ibu hamil/K-4: 65,86%. Pada tahun 2014 terhitung sampai dengan bulan juni: 1) kunjungan ibu hamil baru/K-1: 70,89%, 2) kunjungan ulang ibu hamil/K-4: 35,13%. Pemberian pelayanan kehamilan dapat dilakukan oleh bidan. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yang terakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Pelayanan pemeriksaan kehamilan merupakan kinerja yang dilakukan oleh bidan sebagai tenaga kesehatan. Menurut (Ilyas, 2002), kinerja adalah penampilan hasil karya personal baik kuantitas maupun kualitas dalam organisasi. Kinerja merupakan penampilan individu ataupun kelompok kerja personel. Pendapat tentang kinerja yang sedikit berbeda disampaikan oleh Notoatmodjo, (2010) yang menyatakan bahwa kinerja merupakan status kemampuan yang diukur berdasarkan pelaksanaan tugasnya sesuai uraian tugasnya. Kinerja tenaga kesehatan menjadi unsur yang sangat penting dalam upaya memelihara dan meningkatkan pembangunan nasional bidang kesehatan. Kajian tentang kinerja memberikan kejelasan bahwa faktorfaktor internal dan eksternal sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja (Mardiyah, Herawati, & Witcahyo, 2013). Kinerja bidan di negara Indonesia merupakan faktor penentu terhadap indeks pembangunan kesehatan. Pelayanan kehamilan merupakan kinerja utama bidan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Indikator kualitas pelayanan ANC dapat dilihat dari cakupan kunjungan ibu hamil (K-4). Di Indonesia, kualitas pelayanan ANC masih rendah dilihat berdasarkan cakupan ANC masih dibawah target nasional 90%. Data cakupan kunjungan ibu hamil (K-4) di 4 Indonesia tahun 2012 sebesar 87,37%. Dari 33 provinsi di Indonesia, hanya 12 provinsi yang telah mencapai target tersebut. Berdasarkan hasil survey penulis melihat dari 10 orang bidan yang ada di Puskesmas Nabire, terdapat 5 orang bidan yang melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil, dan 5 orang bidan tidak melakukan pelayanan sesuai dengan standar minimal 10T, hal itu disebab kan pada saat pemeriksaan kehamilan, banyak ibu hamil tidak dapat memperoleh pengetahuan mengenai kehamilannya sehingga banyak ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan ulang ke puskesmas dan bidan pun tidak dapat mendeteksi secara dini komplikasi yang terjadi pada ibu hamil dan janinnya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui hubungan antara kinerja bidan dengan cakupan kunjungan k4 pada ibu hamil, sehingga nantinya petugas kesehatan bisa menetapkan suatu strategi kinerja bidan yang memadai guna meningkatkan kunjungan secara menyeluruh bagi ibu hamil di Kabupaten Nabire. METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian (Dharma, 2011). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelatif untuk mengetahui hubungan antara kinerja bidan dalam pelayanan antenatal care (ANC) dengan cakupan K-4 di Kabupaten Nabire. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, yaitu menilai kejadian yang terjadi saat ini. 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah bidan di Kabupaten Nabire sejumlah 181 orang. 2. Sampel Sampel penelitian ini adalah bidan di Kabupaten Nabire sejumlah 36 orang. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sampel Propotional random sampling, artinya teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap nsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel atau responden (sugiono,2007). dengan rumus N untuk menentukan besarnya jumlah sampel yang di butukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Notoatmodjo,2010) : HASIL PENELITIAN Gambaran umum Kabupaten Nabire Kabupaten Nabire menjadi bagian dari Provinsi Papua. Terbagi menjadi 14 kecamatan dengan Nabire sebagai ibukota kabupaten. Wilayahnya sendiri berbatasan dengan " Teluk Cendrawasih di sebelah utara " Kabupaten Mimika di sebelah selatan " Kabupaten Paniai dan Yapen Waropen di sebelah timur " Kabupaten Manokwari dan Fak-fak serta teluk wondamadi sebelah barat. Kabupaten Nabire memiliki 81 Desa dan 14 Kecamatan, diantaranya : Kecamatan Uwapa, Kecamatan Manou, Kecamatan Dipa, Kecamatan Your, Kecamatan Teluk Umar, Kecamatan Wanggar, Kecamatan Nabire Barat, Kecamatan Nabire, Kecamatan Teluk kimi, Kecamatan Napan, Kecamatan Makimi, Kecamatan Wapoga, Kecamatan Siriwo, dan Kecamatan Yaro. Luas Wilayah:11.112,61 2 Km ,Jumlah Penduduk:170.790 5 Jiwa Wilayah Administrasi : Kecamatan: 12, Kelurahan: 9, Desa: 72. (Permendagri No.66 Tahun 2011) karena terjadi pemekaran kabupaten sehingga jumlah kecamatan berkurang ,serta jumlah penduduk menjadi :145.252 jiwa. 1. Gambaran umum Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire . Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire saat ini memiliki Puskesmas dan jaringannya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang bertanggung jawab di wilayah kerjanya, saat ini keberadaannya sudah cukup merata. Sampai bulan Desember 2014 di Kabupaten Nabire terdapat 29 Puskesmas dengan 39 Pustu, 7 Polindes, 22 Poskeskam/Poskesdes dan 98 Posyandu. Ke depan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan ini akan semakin ditingkatkan baik dari segi jumlah, pemerataan, dan kualitasnya.Pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Nabire pada dasarnya berupaya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah ini, serta tolok ukurnya adalah tolok ukur dunia, yaitu : Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia atau disingkat IPM) yang meliputi kesehatan, pendidikan dan daya beli masyarakat. 2. Gambaran karakteritik responden (Bidan ) sebagai sasaran peneliti kabupaten Nabire. jumlah keseluruhan bidan yang berada di Kabupaten Nabire adalah : 181 bidan tersebar di seluruh puskesmas Kabupaten Nabire dan Rumah sakit Umum Daerah kabupaten Nabire,peneliti melakukan penelitian sejumlah sampel dengan mengunakan Rumus N yaitu : 36 responden dari jumlah bidan yang ada di Kabupaten Nabire. dari 36 responden memiliki pendidikan terakhir : D IV kebidanan ada : 2 orang, D III kebidanan : 22 orang, D III/SKM : 3 orang, D 1 kebidanan : 6 orang, dan Bidan C: 3 orang dengan Masa Kerja kebanyakan : 11-15 tahun masa kerja ada :28 bidan dan lebih dari 16-20 tahun masa kerja ada : 2 orang serta lebih dari 21 tahun ada : 2 orang ,sisanya dari 6-10 tahun masa kerja ada : 2 orang dan kurang dari 5 tahun masa kerja ada :2 orang . Analisis Univariat 1. Gambaran kinerja bidan di Kabupaten Nabire Tabel 4.1: Gambaran kinerja bidan di Kabupaten Nabire Kinerja Bidan Kinerja kurang Kinerja baik Jumlah Frekuensi Persentase 15 41,7 21 58,3 36 100,0 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa kinerja bidan di Kabupaten Nabire sebagian besar adalah baik yaitu sejumlah 21 responden (58,3%), tetapi sebanyak 15 reponden (41,7%) masih termasuk kinerja kurang. 2. Gambaran cakupan kunjungan K-4 di Kabupaten Nabire Tabel 4.2: Gambaran cakupan kunjungan K-4 di Kabupaten Nabire Cakupan K-4 Kurang baik Jumlah Frekuensi Persentase 23 13 36 63,9 36,1 100,0 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa cakupan K-4 pada ibu hamil di Kabupaten Nabire sebagian besar kurang 6 atau tidak tercapai cakupan K-4 nya sebanyak 23 responden (63,9%), sedangkan cakupannya baik atau tercapai cakupan K-4 nya sebanyak 13 responden (36,1%) Analisi Bivariat 1. Analisis bivariat pada bagian ini di gunakan untuk mengetahui apakah ada Hubungan antara kinerja bidan dengan cakupan kunjungan K-4 di Kabupaten Nabire.untuk mengetahui apakah ada hubungan atau tidak,dilakukan uji statistik yaitu uji chi square pada variabel kinerja bidan dan Kunjungan K-4 pada ibu hamil. Tabel 4.3: Hubungan antara kinerja bidan dengan cakupan kunjungan K-4 di Kabupaten Nabire Kinerja Bidan Kinerja kurang Kinerja Baik Jumlah Cakupan K-4 Tidak Ya f % f % Total f P value kunjungan K-4 di Kabupaten Nabire secara positif , ini yang di harapkan sehingga ada pengaruh kinerja bidan dalam pelayanan ANC pada ibu hamil terhadap cakupan K-4 pada ibu hamil .namun ternyata tidak semua Bidan melakukan pelayanan ANC sesuai standar 10 T tetapi 5-7T saja dalam pelayanan ANC yaitu test laboratorium rutin seperti DDR,HB dan Golongan Darah, penanganan kasus hanya gejala klinik,temu wicara (konseling)sebatas gejala klinik saja padahal tanda-tanda bahaya pada ibu hamil juga di tentukan oleh pemeriksaan laboratorium yang memadai seperti malaria pada ibu hamil anemia,perdarahan pada ibu hamil,perdarahan inpartum, perdarahan post persalinan dan Nifas .sehingga hal ini membuat hasil cakupan K-4 pada ibu hamil juga tidak terpenuhi atau kurang yaitu 50,28% dari target nasional 95 % pada akhir tahun 2014. PEMBAHASAN % 13 86,7 2 13,3 15 100,0 0,040 10 47,6 11 52,4 21 100,0 23 63,9 13 36,1 36 100,0 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa dari 13 responden yang memiliki kinerja kurang, didapatkan sebanyak 2 responden (13,3%) yang baik cakupan K-4 nya dari 15 responden, sedangkan kinerja baik sebanyak 10 responden (47,6%) namun cakupan K-4 nya tidak terpenuhi. sedangkan 11 responden (52,4%) yang memiliki kinerja baik didapatkan cakupan K-4 nya juga baik dari 21 responden, Berdasarkan hasil uji chi square, didapatkan p value 0,040, terlihat bahwa p-value 0,040 < a (0,05),ini menunjukan bahwa ada hubungan antara kinerja bidan dengan cakupan Analisis Univariat 1. Gambaran kinerja bidan di Kabupaten Nabire Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kinerja bidan di Kabupaten Nabire sebagian besar adalah baik sejumlah 21 responden (58,3%), dan masih ada 15 responden (41,7%) yang termasuk kinerjanya kurang. hal ini terlihat saat pelayanan ANC kebanyakan bidan melakukan pelayanan dengan mengunakan Standar pelayanan minimal 10T yang ada dan di pengaruhi oleh kemampuan dan ketrampilan bidan yang terlihat telah mengikuti pelatihan-pelatihan dan pendidikan akademi Kebidanan (D.III) serta pengalaman kerja yang lama dan di sertai fasilitas laboratorium yang memadai. namun kinerja yang kurang ini terlihat 7 hanya melakukan pelayanan 5-7 T saja dalam pelayanan ANC yaitu timbang berat badan dan tinggi badan,ukur tekanan darah,ukur tinggi fundus uteri, dengar Djj, pemberian tablet besi,sedangkan pelayanan yang tidak dilaksanakan yaitu test laboratorium rutin seperti DDR,HB dan Golongan Darah tidak bisa di lakukan, penanganan kasus hanya gejala klinik,temu wicara (konseling)sebatas gejala klinik saja padahal tanda-tanda bahaya pada ibu hamil juga di tentukan oleh pemeriksaan laboratorium yang memadai seperti malaria pada ibu hamil anemia,perdarahan pada ibu hamil,perdarahan inpartum, perdarahan post persalinan dan Nifas ,hal ini di pengaruhi oleh fasilitas puskesmas yang belum memadai yaitu laboratorium yang lengkap belum ada, Perilaku dan kinerja individu juga dipengaruhi oleh variabel individu itu sendiri seperti kemampuan dan ketrampilan, pengetahuan, sikap, kepribadian individu dan motivasi,minat dan bakat individu. Sedangkan variabel organisasi mempunyai efek secara tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu, yaitu seperti sumber daya manusia dalam kepemimpinan, imbalan, struktur serta desain pekerjaan (Robbins, 2010). Perilaku secara tidak langsung sangat mempengaruhi kinerja itu sendiri,dapat diketahui bahwa kinerja itu dibentuk oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, karakteristik demografi (umur, pendidikan, pekerjaan); faktor pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya Puskesmas, rumah bersalin, bidan praktik swasta, obat-obatan; dan faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dan perilaku masyarakat (Notoatmodjo, 2007). 2. Gambaran cakupan kunjungan K-4 di Kabupaten Nabire Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa cakupan K-4 di Kabupaten Nabire sebagian besar tidak terpenuhi atau kurang sebanyak 23 responden (63,9%), sedangkan yang terpenuhi dan baik cakupannya sebanyak 13 responden (36,1%). hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh faktor individu itu sendiri dan kurangnya motivasi kerja, minat serta bakat untuk memberikan penyuluhan akan pentingnya pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dalam layanan ANC dan jarak tempuh masyarakat ke tempat layanan kesehatan yang jauh, serta masyarakat masih beranggapan bahwa kehamilan adalah hal yang normal dan biasa. Informasi, dalam hal ini penyuluhan, memegang peranan penting dalam mendukung usaha untuk meningkatkan angka cakupan K-4 yang rendah di Kabupaten Nabire. Penyuluhan yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan disertai dengan cara penyuluhan yang menarik dan terencana, lama kelamaan akan meningkatkan betapa pentingnya pemeriksaan kehamilan karena rasa ingin tahu akan masalah kehamilannya sehingga bidan akan 8 termotifasi untuk meningkatkan sistem pelayanan ANC sesuai 10T yang berlaku, maka tujuan untuk meningkatkan Cakupan K-4 akan lebih baik. Bila penyuluhan sudah menjadi suatu kebutuhan bagi responden, maka akan jauh lebih mudah untuk melakukan sosialisasi berbagai program kesehatan lainnya seperti cakupan K-4 pada ibu hamil maupun program-program kesehatan lainnya. Rumor dapat positif ataupun negatif sehingga dapat berpengaruh baik maupun buruk terhadap suatu program kesehatan. Kurangnya rumor yang positif mengenai K-4 ternyata sangat berperan dalam rendahnya angka cakupan K-4 di Kabupaten Nabire. Sebagian besar responden ternyata tidak pernah mendengar kabar mengenai K4 dan manfaatnya sehingga mereka tidak tergerak untuk mencari informasi lebih lanjut, hanya sebagian kecil responden yang mengaku telah mendengar kabar mengenai manfaat positif dari K-4 dan mereka memiliki kemauan untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai K-4. Rumor positif mengenai K-4 juga berhubungan dengan kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Suatu penyuluhan mengenai K-4 yang menarik dapat menyebabkan para ibu mengabarkan kepada ibu-ibu lain yang belum/tidak datang pada penyuluhan akan manfaat dari penyuluhan tersebut. Kabar yang positif akan makin tersebar sehingga menarik ibu-ibu lain untuk datang pada penyuluhan berikutnya. Analisi Bivariat Hubungan antara kinerja bidan dalam pelayanan ANC(Antenatal Care)dengan cakupan kunjungan K-4 pada ibu hamil di Kabupaten Nabire Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa dari 15 responden yang memiliki kinerja kurang dan 21 responden yang memiliki kinerja baik , didapatkan sebanyak 2 responden (13,3%) yang memenuhi cakupan K-4 nya baik, sedangkan sebanyak 13 responden (86,7%) cakupan K-4 nya tidak terpenuhi atau kurang. Selanjutnya dari 21 responden yang memiliki kinerja baik, didapatkan sebanyak 11 responden (52,4%) yang memenuhi cakupan K-4 nya baik, sedangkan sebanyak 10 responden (47,6%) cakupan K-4 nya tidak terpenuhi atau kurang. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kinerja bidan merupakan variabel yang mempengaruhi cakupan K-4 pada pemeriksaan kehamilan ada hubungan pasitif. aitem 10 T dalam pelayanan ANC ini sebagian di antara responden tidak melakukan layanan 10T tetapi hanya melakukan 5- 7 T dalam pelayanan ANC sehingga hal ini mempengaruhi hubungan kenerja bidan terhadap cakupan K-4 jadi kurang . Fasilitas puskesmas yang tersediah dapat dimanfaatkan untuk menunjang pelayanan umum dan ANC dalam meningkatkan pelayanan ANC sesuai standar10T dalam pelayanan pemeriksaan kehamilan dan untuk meningkatkan cakupan K-4 pada ibu hamil, apabila semakin banyak keluhan resiko tinggi yang berkaitan dengan kehamilan di fasilitasi puskesmas yang memadai, maka semakin baik pula kualitas pelayanannya, serta sumber daya pelayanan , dan sistem pelayanannya akan semakin baik pula.maka pelayanan ANC sesuai standar 10T dalam mendukung cakupan K-4nya akan meningkat. Kabupaten Tulungagung berdasarkan Hasil penelitian Wardhani, Desi Lusiana (2004), menemukan bahwa salah satu penyebab rendahnya cakupan pelayanan antenatal dengan 9 cakupan K-4yang rendah dipengaruhi oleh belum terpenuhinya supervisi bidan ke rumah-rumah warga. Hal ini terjadi karena keterbatasan sarana transportasi untuk tenaga kesehatan di puskesmas untuk mengunjungi ibu hamil sebagai sasaran maupun ibu hamil untuk berkunjung ke sarana pelayanan puskesmas serta ketrampilan dan kemampuan tenaga kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dalam memberikan jasa layanan sesuai kepuasan klien masih rendah . Hal ini sejalan dengan kondisi di Kabupaten Nabire yang masih memiliki keterbatasan sarana transportasi yang mengakibatkan terhambatnya mobilitas petugas kesehatan ke rumah -rumah warga (perempuan ) khususnya ibu hamil di wilayah kerja puskesmas, sehingga cakupan K-4 nya berkurang. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Kinerja bidan di Kabupaten Nabire sebagian besar adalah baik sejumlah 21 responden (58,3%), namun masih ada 15 reponden (41,7%) yang termasuk kinerja kurang. 2. Cakupan K-4 pada ibu hamil di Kabupaten Nabire sebagian besar tidak terpenuhi sebanyak 23 responden (63,9%), sedangkan yang terpenuhi cakupannya sebanyak 13 responden (36,1%). 3. Ada hubungan antara kinerja bidan dengan cakupan kunjungan K-4 pada ibu hamil di Kabupaten Nabire secara positif. Saran 1. Bidan Memberikan informasi mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan, dalam hal ini peningkatan cakupan K-4, kepada seluruh bidan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan bidan dalam pelayanan ANC dengan standar minimal 10 T, baik melalui penyuluhan dengan tampilan gambar yang terbaru dan menarik , penyebaran brosur, penempelan leaflet terbaru dan usaha-usaha lainnya dengaan tujuan untuk meningkatkan Cakupan K-4 ibu hamil di Kabupaten Nabire,Papua. 2. Dinas kesehatan a. Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada tenaga kesehatan terutama para bidan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan serta kesempatan pendidikan kejenjang kebidanan yang tinggi sehingga bidan dapat memberikan informasi dan penyuluhan yang menarik tentang betapa pentingnya pelayanan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin guna meningkatkan calon-calon Kunjungan K-4 pada ibu hamil di kabupaten Nabire. b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluhan dalam mempromosikan pentingnya pemeriksaan kehamilan (K-4). c. Supervisi dan bimbingan tehnik (Bintek) hendaknya di lakukan sesuai hasil Cakupan K-4 yang dicapai serta kendala- kendala yang di hadapi oleh puskesmas yang di tuju.. DAFTAR PUSTAKA Adri. (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan program pemeriksaan kehamilan (k1 dan k4) di 10 puskesmas runding kota subulussalam propinsi nad. (Magister), Universitas Sumatera Utara Medan. Arikunto, S. (2005). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset kesehatan dasar riskesdas 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Dharma, K.K. (2011). Metodologi penelitian keperawatan: Panduan melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta: Trans info Media. Dinas Kesehatan Provinsi Papua. (2013). Profil kesehatan provinsi papua. Papua: Kementrian Kesehatan. Hidayat, A.A. (2011). Metode penelitian keperawatan dan kebidanan serta teknik analisis data. Surabaya: Salemba Medika. Ilyas, Y. (2002). Perencanaan sumber daya manusia rumah sakit. Yogyakarta: UGM Press. Kasim, F., & Rahardjo, T.M. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan k4 di desa sukarame kecamatan sukanagara kabupaten cianjur tahun 20052006 JKM, Vol 6 No 2. Kemenkes, R. (2010). Pedoman pelayanan kehamilan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Kusmayati, L. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan dalam kunjungan k4 pada ibu hamil di puskesmas syamtalira bayu kabupaten aceh utara. (Karya Tulis Ilmiah), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’budiyah, Banda Aceh. Kusmiyati. (2008). Perawatan ibu hamil. Yogyakarta: Fitramaya. Manuaba, I.B.G. (2009). Kapita selecta penatalaksanaan rutin obstetric ginecologi dan kb. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mardiyah, U.L., Herawati, Y.T., & Witcahyo, E. (2013). Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil di wilayah kerja puskesmas tempurejo kabupaten jember. (Magister), Universitas Jember, Jember. Meliono, & Irmayanti. (2007). Pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. PT. Rhineka Cipta Jakarta. Nugroho, W.A. (2007). Faktor yang mempengaruhi kinerja bidan dalam pelayanan kehamilan. (Sarjana), STIKES Banda Aceh, Banda Aceh. Robbins, S.P. (2009). Organizational behavior (Tenth Edition ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc. Rostiati, E. (2011). Evaluasi kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan antenatal care di 11 kecamatan surakarta. Universitas Surakarta. banjarsari kota (Magister), Sebelas Maret, Sabri, L., & Hastono, S. (2010). Statistik data kesehatan. Jakarta: Rajawali Press. Saifuddin, A.B. (2002). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: JNPKKRPOGI bekerjasama dengan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2010). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis (3 ed.). Jakarta: Sagung Seto. Siagian, S.P. (2009). Kiat meningkatkan produktivitas kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Wiknjosastro. (2008). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 12