hubungan kinerja bidan dalam pelayanan anc (antenatal care)

advertisement
HUBUNGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN ANC
(ANTENATAL CARE) DENGAN KUNJUNGAN K-4
PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN NABIRE, PAPUA
TAHUN 2014
ARTIKEL SKRIPSI
ANANTA LINTJE PAKAGE
NIM 030113a005
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDI WALUYO UNGARAN
JANUARI , 2015
1
HUBUNGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN ANC (ANTENATAL
CARE) DENGAN KUNJUNGAN K-4 PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN
NABIRE, PAPUA TAHUN 2014
Ananta Lintje Pakage , Ima Syamrotul Muflihah, , Heni Hirawati P*
E-Mail : [email protected]
ABSTRAK
Kinerja merupakan penampilan individu ataupun kelompok kerja . ANC adalah
pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama masa kehamilannya,
sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal yang meliputi 10 T, cakupan
kunjungan K-4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan
ANC sesuai kriteria paling sedikit empat kali kunjungan selama kehamilan. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kinerja bidan dengan cakupan
kunjungan K-4 di Kabupaten Nabire.
Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu korelatif untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel dengan pendekatan cross sectional. Analisa
statistik menggunakan chi Square. populasi penelitian adalah semua bidan desa di
Kabupaten Nabire, Papua berjumlah 181 bidan, sampel di tentukan dengan teknik
Proposional sampling sebanyak 36 Sampel dan pengumpulan data penelitian dengan
menggunakan kuisioner.
Hasil penelitian menunjukan, bahwa dari 36 bidan sebagian besar responden
memiliki kenerja baik 21 responden(58,3%) dan yang memiliki kinerja kurang sebanyak
15 responden (41,7%) dan yang memenuhi cakupan K-4nya baik sebanyak 13
responden (36,1%)sedangkan cakupan K-4 nya kurang dan tidak terpenuhi sebanyak 23
responden (63,9%). Sehingga cakupan K-4 pada ibu hamil di Kabupaten Nabire
sebagian besar kurang atau tidak terpenuhi sebanyak 23 responden (63,9%), dan
cakupan K-4 nya
baik hanya sebanyak 13 responden (36,1%) hasil analisa
menggunakan uji chi square diperoleh p-value 0,040. Oleh karena p-value 0,040 < ᾳ
(0.05) dinyatakan ada hubungan antara kinerja bidan dalam pelayanan ANC dengan
Cakupan K-4 pada ibu hamil di Kabupaten Nabire, Papua.
Saran bagi bidan agar dapat meningkatkan Kunjungan K-4 pada Ibu hamil sedini
mungkin dengan memberikan penyuluhan yang menarik,simpel dan mudah di mengerti
serta memberikan pesan-pesan kesehatan sesuai kehamilan ibu.
Kata Kunci
: Kinerja Bidan, Pelayanan ANC, dan Cakupan K-4
1
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE PERFORMANCE OF MIDWIVES IN
DUING ANTENATAL CARE (ANC)
SERVICES WITH COVERAGE VISIT
OF K-4 IN PREGNANT WOMEN NABIRE, PAPUA IN 2014
Ananta Lintje Pakage , Ima Syamrotul Muflihah, , Heni Hirawati P*
E-Mail : [email protected]
ABSTRACT
Performance is the appearance of an individual or group work. The ANC is the
health services by professionals for the mother during pregnancy, according to the
minimum standard antenatal care which includes 10 T, coverage visit K-4 is a
picture of the amount of pregnant women who have earned ANC according to
criteria of at least four visits during pregnancy. The purpose of this study was to
determine the relationship between the performance of midwives with coverage visit the
K-4 in Nabire.
The design of this research method that is correlative studies to determine
the relationship between two variables with cross sectional approach. Statistical
analysis using Chi Square. the study population was all midwives in Nabire, Papua
totaled 181 midwives, the sample is determined by proportional sampling technique
as many as 36 samples and data collection research using questionnaires.
The results showed that of the 36 midwives most respondents have good
kenerja 21 respondents (58.3%) and who have less performance as much as 15
respondents (41.7%) and that meet the K-4nya good coverage as much as 13
respondents (36, 1%), while coverage of K-4 is less and not fulfilled by 23
respondents (63.9%). So the scope of K-4 in pregnant women in Nabire largely
lacking or are not fulfilled by 23 respondents (63.9%), and the scope of its K-4 well
just as much as 13 respondents (36.1%) the results of the analysis using the chi-square
test obtained p-value 0.040. Therefore, the p-value 0.040 <ᾳ (0.05) stated there is a
relationship between the performance of midwives in the ANC with Coverage
K-4 in pregnant women in Nabire, Papua.
Suggestions for midwives in order to increase visits K-4 in pregnant
women as early as possible by providing information of interest, simple and easy
to understand and provide appropriate health messages maternal pregnancy.
Keywords
: Performance Midwives, ANC services, and the scope of K-4.
2
PENDAHULUAN
Mortalitas dan morbiditas pada
wanita hamil dan bersalin adalah
masalah besar di negara berkembang.
Di Negara miskin, sekitar 20-50 %
kematian wanita usia subur disebabkan
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
kehamilan. Kematian saat melahirkan
biasanya
menjadi
faktor
utama
mortalitas wanita muda pada masa
puncak produktivitasnya (Mardiyah et
al., 2013). Berdasarkan survei terakhir
tahun 2013 AKI Indonesia sebesar 228
per 100.000 Kelahiran Hidup, meskipun
demikian angka tersebut masih tertinggi
di Asia (Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, 2013).
Faktor yang menjadi penyebab
masalah AKI masih tinggi, salah
satunya adalah kualitas pelayanan oleh
tenaga kesehatan yang tidak adekuat
dan buruk, yang berdampak pada lebih
dari 200.000 kematian ibu setiap
tahunnya (Mardiyah et al., 2013).
Keterbatasan akses pada pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang
terampil dan sistem rujukan yang tidak
memadai mengakibatkan hampir 40%
wanita melahirkan tanpa pertolongan
tenaga kesehatan yang terampil
disebabkan karena kondisi secara
keseluruhan yang diperberat oleh “Tiga
terlambat yaitu terlambat dalam
mengambil
keputusan/terlambat
mengenali
tanda
bahaya
dalam
kehamilan dan persalinan, terlambat
mencapai tempat rujukan, terlambat
mendapatkan pertolong
yang tepat
difasilitas kesehatan, dan Empat terlalu
terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering
melahirkan dan terlalu banyak anak.
Hasil pengkajian lebih mendalam
bahwa proses kematian ibu mempunyai
perjalanan yang panjang sehingga
pencegahan dapat dilakukan sejak
melakukan
“antenatal
care”
(pemeriksaan
kehamilan)
melalui
pendidikan berkaitan dengan kesehatan
ibu hamil, menyusui dan kembalinya
kesehatan alat reproduksi, serta
menyampaikan
betapa
pentingnya
interval kehamilan berikutnya sehingga
dapat tercapai sumber daya manusia
yang diharapkan (Manuaba, 2009).
Target MDGs telah dilakukan
percepatan oleh pemerintah menjadi
tahun 2015. Kementerian Kesehatan
telah menetapkan kebijakan bahwa
semua persalinan harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan terlatih dan memulai
program
Jampersal
(Jaminan
Persalinan), yaitu suatu paket program
yang mencakup pelayanan antenatal,
persalinan, posnatal dan Keluarga
Berencana. Sementara target MDGs
pada tahun 2015 sebesar 102/100.000
kelahiran hidup (Kemenkes, 2010).
Cakupan K-1 adalah gambaran
besaran ibu hamil yang telah melakukan
kunjungan
pertama
ke
fasilitas
pelayanan
kesehatan
untuk
mendapatkan pelayanan antenatal.
Sedangkan cakupan K-4 adalah
gambaran besaran ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayanan sesuai dengan
standar serta paling sedikit empat kali
kunjungan (1 kali pada TM 1, 1 kali
pada TM 2 dan 2 kali pada TM 3) atau
(0 pada TM 1, 2 kali pada TM 2 dan 2
kali pada TM 3). Angka ini dapat
dimanfaatkan untuk melihat kualitas
pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia
tahun 2006 juga diketahui bahwa,
cakupan
kunjungan
pemeriksaan
kehamilan K-4 sebanyak 79,63%.
Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan sebesar 76,40%.
Cakupan rujukan kasus risiko tinggi
sebesar 10,05% dan penanganan
komplikasi obstetri sebesar 4,37%.
Gambaran hasil profil menunjukkan
pelayanan KIA di Indonesia mulai
membaik (Kemenkes, 2010).
Berdasarkan
profil
kesehatan
Provinsi Papua tahun 2013 bahwa
3
cakupan K-4 adalah 78,8%, angka ini
meningkat dari tahun 2007 yaitu
73,62%, tetapi belum mencapai standar
nasional yaitu 95%. Untuk cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan pada
tahun 2008 mencapai 88,83%, dan
sementara tahun 2007 sebesar 88,45%.
Hal ini juga menunjukkan peningkatan
hasil cakupan, tetapi belum mencapai
standar nasional yaitu 90% (Dinas
Kesehatan Provinsi Papua, 2013).
Situasi ini disebabkan karena cakupan
kunjungan ibu hamil masih kurang,
deteksi resiko tinggi ibu hamil oleh
tenaga kesehatan rendah, supervise dan
umpan balik oleh tenaga pelayanan
kebidanan belum berjalan dengan baik,
pelatihan terhadap tenaga bidan di desa
masih sangat kurang, sehingga K-4
masih dibawah target Nasional maupun
target Provinsi Papua.
Data dari Dinas Kabupaten Nabire
terhadap cakupan pelayanan antenatal
care yang dipantau dari tahun 2010
mencapai K-4 adalah 33,17%. Ibu hamil
yang menerima pelayanan antenatal
dibandingkan dengan cakupan K-4
tahun 2013 adalah 67,67% ibu hamil
yang menerima pelayanan antenatal, ini
berarti masih terdapat 27,23% ibu hamil
yang tidak melakukan kunjungan K-4
ke fasilitas kesehatan (Dinas Kesehatan
Provinsi Papua, 2013).
Menurut data Dinas Kesehatan
Kabupaten Nabire (Provinsi Papua)
pencapaian hasil cakupan kesehatan ibu
dan anak pada tahun 2010 sebelum ada
dana BOK adalah: 1) kunjungan ibu
hamil baru/K-1: 77,65%, 2) kunjungan
ulang ibu hamil/K-4: 33,17%. Setelah
adanya dana BOK pada tahun 2012: 1)
kunjungan ibu hamil baru/K-1: 114%,
2) kunjungan ulang ibu hamil/K-4:
61,8%. Pada tahun 2013: 1) kunjungan
ibu hamil baru/K-1: 121,92%, 2)
kunjungan ulang ibu hamil/K-4:
65,86%. Pada tahun 2014 terhitung
sampai dengan bulan juni: 1) kunjungan
ibu hamil baru/K-1: 70,89%, 2)
kunjungan ulang ibu hamil/K-4:
35,13%.
Pemberian pelayanan kehamilan
dapat dilakukan oleh bidan. Bidan
adalah seorang perempuan yang lulus
dari
pendidikan
bidan,
yang
terakreditasi, memenuhi kualifikasi
untuk diregister, sertifikasi dan atau
secara sah mendapat lisensi untuk
praktek
kebidanan.
Pelayanan
pemeriksaan kehamilan merupakan
kinerja yang dilakukan oleh bidan
sebagai tenaga kesehatan. Menurut
(Ilyas, 2002), kinerja adalah penampilan
hasil karya personal baik kuantitas
maupun kualitas dalam organisasi.
Kinerja merupakan penampilan individu
ataupun kelompok kerja personel.
Pendapat tentang kinerja yang sedikit
berbeda disampaikan oleh Notoatmodjo,
(2010) yang menyatakan bahwa kinerja
merupakan status kemampuan yang
diukur
berdasarkan
pelaksanaan
tugasnya sesuai uraian tugasnya.
Kinerja tenaga kesehatan menjadi
unsur yang sangat penting dalam upaya
memelihara
dan
meningkatkan
pembangunan
nasional
bidang
kesehatan. Kajian tentang kinerja
memberikan kejelasan bahwa faktorfaktor internal dan eksternal sangat
menunjang bagi individu dalam
mencapai prestasi kerja (Mardiyah,
Herawati, & Witcahyo, 2013). Kinerja
bidan di negara Indonesia merupakan
faktor
penentu
terhadap
indeks
pembangunan kesehatan. Pelayanan
kehamilan merupakan kinerja utama
bidan untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.
Indikator kualitas pelayanan ANC
dapat dilihat dari cakupan kunjungan
ibu hamil (K-4). Di Indonesia, kualitas
pelayanan ANC masih rendah dilihat
berdasarkan cakupan ANC masih
dibawah target nasional 90%. Data
cakupan kunjungan ibu hamil (K-4) di
4
Indonesia tahun 2012 sebesar 87,37%.
Dari 33 provinsi di Indonesia, hanya 12
provinsi yang telah mencapai target
tersebut.
Berdasarkan hasil survey penulis
melihat dari 10 orang bidan yang ada di
Puskesmas Nabire, terdapat 5 orang
bidan yang melakukan pelayanan
pemeriksaan ibu hamil, dan 5 orang
bidan tidak melakukan pelayanan sesuai
dengan standar minimal 10T, hal itu
disebab kan pada saat pemeriksaan
kehamilan, banyak ibu hamil tidak
dapat
memperoleh
pengetahuan
mengenai
kehamilannya
sehingga
banyak ibu hamil yang tidak melakukan
kunjungan ulang ke puskesmas dan
bidan pun tidak dapat mendeteksi secara
dini komplikasi yang terjadi pada ibu
hamil dan janinnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis tertarik untuk mengetahui
hubungan antara kinerja bidan dengan
cakupan kunjungan k4 pada ibu hamil,
sehingga nantinya petugas kesehatan
bisa menetapkan suatu strategi kinerja
bidan
yang
memadai
guna
meningkatkan
kunjungan
secara
menyeluruh bagi ibu hamil di
Kabupaten Nabire.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian adalah model atau
metode yang digunakan peneliti untuk
melakukan suatu penelitian yang
memberikan arah terhadap jalannya
penelitian (Dharma, 2011). Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
korelatif untuk mengetahui hubungan
antara kinerja bidan dalam pelayanan
antenatal care (ANC) dengan cakupan
K-4 di Kabupaten Nabire. Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah cross
sectional, yaitu menilai kejadian yang
terjadi saat ini.
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini
adalah bidan di Kabupaten Nabire
sejumlah 181 orang.
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah
bidan di Kabupaten Nabire sejumlah
36 orang. Tehnik pengambilan
sampel
pada
penelitian
ini
menggunakan sampel Propotional
random sampling, artinya teknik
pengambilan
sampel
yang
memberikan peluang yang sama
bagi setiap nsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel atau responden
(sugiono,2007). dengan rumus N
untuk menentukan besarnya jumlah
sampel yang di butukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
(Notoatmodjo,2010) :
HASIL PENELITIAN
Gambaran umum Kabupaten Nabire
Kabupaten Nabire menjadi
bagian dari Provinsi Papua. Terbagi
menjadi 14 kecamatan dengan Nabire
sebagai ibukota kabupaten. Wilayahnya
sendiri berbatasan dengan " Teluk
Cendrawasih di sebelah utara "
Kabupaten Mimika di sebelah selatan "
Kabupaten Paniai dan Yapen Waropen
di sebelah timur " Kabupaten
Manokwari dan Fak-fak serta teluk
wondamadi sebelah barat.
Kabupaten Nabire memiliki 81
Desa dan 14 Kecamatan, diantaranya :
Kecamatan Uwapa, Kecamatan Manou,
Kecamatan Dipa, Kecamatan Your,
Kecamatan Teluk Umar, Kecamatan
Wanggar, Kecamatan Nabire Barat,
Kecamatan Nabire, Kecamatan Teluk
kimi, Kecamatan Napan, Kecamatan
Makimi,
Kecamatan
Wapoga,
Kecamatan Siriwo, dan Kecamatan
Yaro.
Luas
Wilayah:11.112,61
2
Km ,Jumlah
Penduduk:170.790
5
Jiwa Wilayah
Administrasi
:
Kecamatan: 12, Kelurahan: 9, Desa: 72.
(Permendagri No.66 Tahun 2011)
karena terjadi pemekaran kabupaten
sehingga jumlah kecamatan berkurang
,serta jumlah penduduk menjadi
:145.252 jiwa.
1. Gambaran
umum
Dinas
Kesehatan Kabupaten Nabire .
Dinas Kesehatan Kabupaten
Nabire saat ini memiliki Puskesmas
dan jaringannya sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan terdepan yang
bertanggung jawab di wilayah
kerjanya, saat ini keberadaannya
sudah cukup merata. Sampai bulan
Desember 2014 di Kabupaten
Nabire terdapat 29 Puskesmas
dengan 39 Pustu, 7 Polindes, 22
Poskeskam/Poskesdes
dan
98
Posyandu. Ke depan berbagai
fasilitas pelayanan kesehatan ini
akan semakin ditingkatkan baik dari
segi jumlah, pemerataan, dan
kualitasnya.Pembangunan
yang
dilaksanakan di Kabupaten Nabire
pada dasarnya berupaya untuk
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat di daerah ini, serta tolok
ukurnya adalah tolok ukur dunia,
yaitu : Human Development Index
(Indeks Pembangunan Manusia atau
disingkat IPM) yang meliputi
kesehatan, pendidikan dan daya
beli masyarakat.
2. Gambaran karakteritik responden
(Bidan ) sebagai sasaran peneliti
kabupaten Nabire.
jumlah keseluruhan bidan
yang berada di Kabupaten Nabire
adalah : 181 bidan tersebar di
seluruh
puskesmas
Kabupaten
Nabire dan Rumah sakit Umum
Daerah kabupaten Nabire,peneliti
melakukan penelitian sejumlah
sampel dengan mengunakan Rumus
N yaitu : 36 responden dari jumlah
bidan yang ada di Kabupaten
Nabire. dari 36 responden memiliki
pendidikan terakhir : D IV
kebidanan ada : 2 orang, D III
kebidanan : 22 orang, D III/SKM : 3
orang, D 1 kebidanan : 6 orang, dan
Bidan C: 3 orang dengan Masa
Kerja kebanyakan : 11-15 tahun
masa kerja ada :28 bidan dan lebih
dari 16-20 tahun masa kerja ada : 2
orang serta lebih dari 21 tahun ada :
2 orang ,sisanya dari 6-10 tahun
masa kerja ada : 2 orang dan kurang
dari 5 tahun masa kerja ada :2 orang
.
Analisis Univariat
1. Gambaran kinerja bidan di
Kabupaten Nabire
Tabel 4.1: Gambaran kinerja
bidan di Kabupaten
Nabire
Kinerja
Bidan
Kinerja
kurang
Kinerja
baik
Jumlah
Frekuensi
Persentase
15
41,7
21
58,3
36
100,0
Berdasarkan tabel 4.1
diketahui bahwa kinerja bidan di
Kabupaten Nabire sebagian
besar adalah baik yaitu sejumlah
21 responden (58,3%), tetapi
sebanyak 15 reponden (41,7%)
masih termasuk kinerja kurang.
2. Gambaran cakupan kunjungan
K-4 di Kabupaten Nabire
Tabel 4.2: Gambaran cakupan
kunjungan K-4 di
Kabupaten Nabire
Cakupan
K-4
Kurang
baik
Jumlah
Frekuensi
Persentase
23
13
36
63,9
36,1
100,0
Berdasarkan tabel 4.2
diketahui bahwa cakupan K-4
pada ibu hamil di Kabupaten
Nabire sebagian besar kurang
6
atau tidak tercapai cakupan K-4
nya sebanyak 23 responden
(63,9%),
sedangkan
cakupannya baik atau tercapai
cakupan K-4 nya sebanyak 13
responden (36,1%)
Analisi Bivariat
1. Analisis bivariat pada bagian ini di
gunakan untuk mengetahui apakah
ada Hubungan antara kinerja bidan
dengan cakupan kunjungan K-4 di
Kabupaten
Nabire.untuk
mengetahui apakah ada hubungan
atau tidak,dilakukan uji statistik
yaitu uji chi square pada variabel
kinerja bidan dan Kunjungan K-4
pada ibu hamil.
Tabel 4.3: Hubungan antara kinerja
bidan dengan cakupan
kunjungan
K-4
di
Kabupaten Nabire
Kinerja
Bidan
Kinerja
kurang
Kinerja
Baik
Jumlah
Cakupan K-4
Tidak
Ya
f
%
f
%
Total
f
P
value
kunjungan K-4 di Kabupaten Nabire
secara positif , ini yang di harapkan
sehingga ada pengaruh kinerja bidan
dalam pelayanan ANC pada ibu hamil
terhadap cakupan K-4 pada ibu hamil
.namun ternyata tidak semua Bidan
melakukan pelayanan ANC sesuai
standar 10 T tetapi 5-7T saja dalam
pelayanan ANC yaitu test laboratorium
rutin seperti DDR,HB dan Golongan
Darah, penanganan kasus hanya gejala
klinik,temu wicara (konseling)sebatas
gejala klinik saja padahal tanda-tanda
bahaya pada ibu hamil juga di tentukan
oleh pemeriksaan laboratorium yang
memadai seperti malaria pada ibu hamil
anemia,perdarahan
pada
ibu
hamil,perdarahan inpartum, perdarahan
post persalinan dan Nifas .sehingga hal
ini membuat hasil cakupan K-4 pada ibu
hamil juga tidak terpenuhi atau kurang
yaitu 50,28% dari target nasional 95 %
pada akhir tahun 2014.
PEMBAHASAN
%
13
86,7 2 13,3
15 100,0 0,040
10
47,6 11 52,4
21 100,0
23
63,9 13 36,1
36 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 dapat
dijelaskan bahwa dari 13 responden
yang
memiliki
kinerja
kurang,
didapatkan sebanyak 2 responden
(13,3%) yang baik cakupan K-4 nya
dari 15 responden, sedangkan kinerja
baik sebanyak 10 responden (47,6%)
namun cakupan K-4 nya tidak
terpenuhi. sedangkan 11 responden
(52,4%) yang memiliki kinerja baik
didapatkan cakupan K-4 nya juga baik
dari 21 responden,
Berdasarkan hasil uji chi square,
didapatkan p value 0,040, terlihat
bahwa p-value 0,040 < a (0,05),ini
menunjukan bahwa ada hubungan
antara kinerja bidan dengan cakupan
Analisis Univariat
1. Gambaran
kinerja
bidan
di
Kabupaten Nabire
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa kinerja bidan di
Kabupaten Nabire sebagian besar
adalah baik sejumlah 21 responden
(58,3%), dan masih ada 15
responden (41,7%) yang termasuk
kinerjanya kurang. hal ini terlihat
saat pelayanan ANC kebanyakan
bidan melakukan pelayanan dengan
mengunakan Standar pelayanan
minimal 10T yang ada dan di
pengaruhi oleh kemampuan dan
ketrampilan bidan yang terlihat telah
mengikuti pelatihan-pelatihan dan
pendidikan akademi Kebidanan
(D.III) serta pengalaman kerja yang
lama dan di sertai fasilitas
laboratorium yang memadai. namun
kinerja yang kurang ini terlihat
7
hanya melakukan pelayanan 5-7 T
saja dalam pelayanan ANC yaitu
timbang berat badan dan tinggi
badan,ukur tekanan darah,ukur
tinggi fundus uteri, dengar Djj,
pemberian tablet besi,sedangkan
pelayanan yang tidak dilaksanakan
yaitu test laboratorium rutin seperti
DDR,HB dan Golongan Darah tidak
bisa di lakukan, penanganan kasus
hanya gejala klinik,temu wicara
(konseling)sebatas gejala klinik saja
padahal tanda-tanda bahaya pada
ibu hamil juga di tentukan oleh
pemeriksaan laboratorium yang
memadai seperti malaria pada ibu
hamil anemia,perdarahan pada ibu
hamil,perdarahan
inpartum,
perdarahan post persalinan dan
Nifas ,hal ini di pengaruhi oleh
fasilitas puskesmas yang belum
memadai yaitu laboratorium yang
lengkap belum ada, Perilaku dan
kinerja individu juga dipengaruhi
oleh variabel individu itu sendiri
seperti
kemampuan
dan
ketrampilan, pengetahuan, sikap,
kepribadian
individu
dan
motivasi,minat dan bakat individu.
Sedangkan
variabel
organisasi
mempunyai efek secara tidak
langsung terhadap perilaku dan
kinerja individu, yaitu
seperti
sumber daya manusia dalam
kepemimpinan, imbalan, struktur
serta desain pekerjaan (Robbins,
2010).
Perilaku
secara tidak
langsung
sangat mempengaruhi
kinerja itu sendiri,dapat diketahui
bahwa kinerja itu dibentuk oleh tiga
faktor yaitu faktor predisposisi
(predisposing
factors)
yang
terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai,
karakteristik demografi (umur,
pendidikan,
pekerjaan);
faktor
pendukung (enabling factors) yang
terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya Puskesmas,
rumah bersalin, bidan praktik
swasta, obat-obatan; dan faktor
pendorong (reinforcing factors)
yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan, atau
petugas yang lain, yang merupakan
kelompok referensi dan perilaku
masyarakat (Notoatmodjo, 2007).
2. Gambaran cakupan kunjungan K-4
di Kabupaten Nabire
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa cakupan K-4 di
Kabupaten Nabire sebagian besar
tidak terpenuhi
atau kurang
sebanyak 23 responden (63,9%),
sedangkan yang terpenuhi dan baik
cakupannya sebanyak 13 responden
(36,1%). hal ini terjadi karena
dipengaruhi oleh faktor individu itu
sendiri dan kurangnya motivasi
kerja, minat serta bakat untuk
memberikan
penyuluhan
akan
pentingnya pemeriksaan kehamilan
sedini mungkin dalam layanan ANC
dan jarak tempuh masyarakat ke
tempat layanan kesehatan yang jauh,
serta masyarakat masih beranggapan
bahwa kehamilan adalah hal yang
normal dan biasa.
Informasi, dalam hal ini
penyuluhan, memegang peranan
penting dalam mendukung usaha
untuk meningkatkan angka cakupan
K-4 yang rendah di Kabupaten
Nabire. Penyuluhan yang dilakukan
secara
terus
menerus
dan
berkesinambungan disertai dengan
cara penyuluhan yang menarik dan
terencana, lama kelamaan akan
meningkatkan betapa pentingnya
pemeriksaan kehamilan karena rasa
ingin
tahu
akan
masalah
kehamilannya sehingga bidan akan
8
termotifasi untuk meningkatkan
sistem pelayanan ANC sesuai 10T
yang berlaku, maka tujuan untuk
meningkatkan Cakupan K-4 akan
lebih baik. Bila penyuluhan sudah
menjadi suatu kebutuhan bagi
responden, maka akan jauh lebih
mudah untuk melakukan sosialisasi
berbagai program kesehatan lainnya
seperti cakupan K-4 pada ibu hamil
maupun
program-program
kesehatan lainnya.
Rumor dapat positif ataupun
negatif sehingga dapat berpengaruh
baik maupun buruk terhadap suatu
program kesehatan. Kurangnya
rumor yang positif mengenai K-4
ternyata sangat berperan dalam
rendahnya angka cakupan K-4 di
Kabupaten Nabire. Sebagian besar
responden ternyata tidak pernah
mendengar kabar mengenai K4 dan
manfaatnya sehingga mereka tidak
tergerak untuk mencari informasi
lebih lanjut, hanya sebagian kecil
responden yang mengaku telah
mendengar kabar mengenai manfaat
positif dari K-4 dan mereka
memiliki kemauan untuk mencari
tahu lebih lanjut mengenai K-4.
Rumor positif mengenai K-4 juga
berhubungan
dengan
kegiatan
penyuluhan yang dilakukan. Suatu
penyuluhan mengenai K-4 yang
menarik dapat menyebabkan para
ibu mengabarkan kepada ibu-ibu
lain yang belum/tidak datang pada
penyuluhan akan manfaat dari
penyuluhan tersebut. Kabar yang
positif akan makin tersebar sehingga
menarik ibu-ibu lain untuk datang
pada penyuluhan berikutnya.
Analisi Bivariat
Hubungan antara kinerja bidan
dalam
pelayanan
ANC(Antenatal
Care)dengan cakupan kunjungan K-4
pada ibu hamil di Kabupaten Nabire
Berdasarkan hasil penelitian
dapat dijelaskan bahwa dari 15
responden yang memiliki kinerja kurang
dan 21 responden yang memiliki kinerja
baik , didapatkan sebanyak 2 responden
(13,3%) yang memenuhi cakupan K-4
nya baik, sedangkan sebanyak 13
responden (86,7%) cakupan K-4 nya
tidak terpenuhi atau kurang. Selanjutnya
dari 21 responden yang memiliki
kinerja baik, didapatkan sebanyak 11
responden (52,4%) yang memenuhi
cakupan K-4 nya baik, sedangkan
sebanyak 10 responden (47,6%)
cakupan K-4 nya tidak terpenuhi atau
kurang. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel
kinerja bidan merupakan
variabel yang mempengaruhi cakupan
K-4 pada pemeriksaan kehamilan ada
hubungan pasitif. aitem 10 T dalam
pelayanan ANC ini sebagian di antara
responden tidak melakukan layanan
10T tetapi hanya melakukan 5- 7 T
dalam pelayanan ANC sehingga hal ini
mempengaruhi hubungan kenerja bidan
terhadap cakupan K-4 jadi kurang .
Fasilitas
puskesmas
yang
tersediah dapat dimanfaatkan untuk
menunjang pelayanan umum dan ANC
dalam meningkatkan pelayanan ANC
sesuai standar10T dalam pelayanan
pemeriksaan kehamilan dan untuk
meningkatkan cakupan K-4 pada ibu
hamil, apabila semakin banyak keluhan
resiko tinggi yang berkaitan dengan
kehamilan di fasilitasi puskesmas yang
memadai, maka semakin baik pula
kualitas pelayanannya, serta sumber
daya
pelayanan
,
dan
sistem
pelayanannya akan semakin baik
pula.maka
pelayanan ANC sesuai
standar 10T dalam mendukung cakupan
K-4nya akan meningkat.
Kabupaten
Tulungagung
berdasarkan Hasil penelitian Wardhani,
Desi Lusiana (2004), menemukan
bahwa salah satu penyebab rendahnya
cakupan pelayanan antenatal dengan
9
cakupan K-4yang rendah dipengaruhi
oleh belum terpenuhinya supervisi
bidan ke rumah-rumah warga. Hal ini
terjadi karena keterbatasan sarana
transportasi untuk tenaga kesehatan di
puskesmas untuk mengunjungi ibu
hamil sebagai sasaran maupun ibu
hamil untuk berkunjung ke sarana
pelayanan puskesmas serta ketrampilan
dan kemampuan tenaga kesehatan untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan
dalam memberikan jasa layanan sesuai
kepuasan klien masih rendah . Hal ini
sejalan dengan kondisi di Kabupaten
Nabire
yang
masih
memiliki
keterbatasan sarana transportasi yang
mengakibatkan terhambatnya mobilitas
petugas kesehatan ke rumah -rumah
warga (perempuan ) khususnya ibu
hamil di wilayah kerja puskesmas,
sehingga cakupan K-4 nya berkurang.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa :
1. Kinerja bidan di Kabupaten Nabire
sebagian besar adalah baik sejumlah
21 responden (58,3%), namun masih
ada 15 reponden (41,7%) yang
termasuk kinerja kurang.
2. Cakupan K-4 pada ibu hamil di
Kabupaten Nabire sebagian besar
tidak terpenuhi sebanyak 23
responden (63,9%), sedangkan yang
terpenuhi cakupannya sebanyak 13
responden (36,1%).
3. Ada hubungan antara kinerja bidan
dengan cakupan kunjungan K-4
pada ibu hamil di Kabupaten Nabire
secara positif.
Saran
1. Bidan
Memberikan informasi mengenai
pentingnya pemeriksaan kehamilan,
dalam hal ini peningkatan cakupan
K-4, kepada seluruh bidan sebagai
upaya
untuk
meningkatkan
pengetahuan
bidan
dalam
pelayanan ANC dengan standar
minimal 10 T, baik melalui
penyuluhan
dengan
tampilan
gambar yang terbaru dan menarik ,
penyebaran brosur, penempelan
leaflet terbaru dan usaha-usaha
lainnya dengaan tujuan untuk
meningkatkan Cakupan K-4 ibu
hamil di Kabupaten Nabire,Papua.
2. Dinas kesehatan
a. Memberikan pendidikan dan
pelatihan
kepada
tenaga
kesehatan terutama para bidan
untuk
meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan
serta kesempatan pendidikan
kejenjang kebidanan yang tinggi
sehingga
bidan
dapat
memberikan informasi dan
penyuluhan
yang
menarik
tentang
betapa
pentingnya
pelayanan
pemeriksaan
kehamilan sedini mungkin guna
meningkatkan
calon-calon
Kunjungan K-4 pada ibu hamil
di kabupaten Nabire.
b. Meningkatkan kualitas dan
kuantitas penyuluhan dalam
mempromosikan
pentingnya
pemeriksaan kehamilan (K-4).
c. Supervisi dan bimbingan tehnik
(Bintek) hendaknya di lakukan
sesuai hasil Cakupan K-4 yang
dicapai serta kendala- kendala
yang di hadapi oleh puskesmas
yang di tuju..
DAFTAR PUSTAKA
Adri.
(2008). Faktor-faktor yang
mempengaruhi
cakupan
program
pemeriksaan
kehamilan (k1 dan k4) di
10
puskesmas
runding
kota
subulussalam propinsi nad.
(Magister),
Universitas
Sumatera Utara Medan.
Arikunto,
S.
(2005).
Prosedur
penelitian: Suatu pendekatan
praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
(2013).
Riset
kesehatan dasar riskesdas 2013.
Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI.
Dharma, K.K. (2011). Metodologi
penelitian
keperawatan:
Panduan melaksanakan dan
menerapkan hasil penelitian.
Jakarta: Trans info Media.
Dinas
Kesehatan Provinsi Papua.
(2013).
Profil
kesehatan
provinsi papua.
Papua:
Kementrian Kesehatan.
Hidayat,
A.A.
(2011).
Metode
penelitian keperawatan dan
kebidanan serta teknik analisis
data.
Surabaya:
Salemba
Medika.
Ilyas, Y. (2002). Perencanaan sumber
daya manusia rumah sakit.
Yogyakarta: UGM Press.
Kasim, F., & Rahardjo, T.M. (2007).
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
rendahnya
cakupan k4 di desa sukarame
kecamatan
sukanagara
kabupaten cianjur tahun 20052006 JKM, Vol 6 No 2.
Kemenkes, R. (2010). Pedoman
pelayanan kehamilan. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.
Kusmayati, L. (2012). Faktor-faktor
yang berhubungan
dengan
kinerja bidan dalam kunjungan
k4 pada ibu hamil di puskesmas
syamtalira bayu kabupaten aceh
utara. (Karya Tulis Ilmiah),
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
U’budiyah, Banda Aceh.
Kusmiyati. (2008). Perawatan ibu
hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Manuaba, I.B.G. (2009). Kapita selecta
penatalaksanaan rutin obstetric
ginecologi dan kb. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mardiyah, U.L., Herawati, Y.T., &
Witcahyo, E. (2013). Faktor
yang berhubungan
dengan
pemanfaatan
pelayanan
antenatal oleh ibu hamil di
wilayah
kerja
puskesmas
tempurejo kabupaten jember.
(Magister), Universitas Jember,
Jember.
Meliono,
&
Irmayanti.
(2007).
Pengetahuan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku
kesehatan. PT. Rhineka Cipta
Jakarta.
Nugroho, W.A. (2007). Faktor yang
mempengaruhi kinerja bidan
dalam pelayanan kehamilan.
(Sarjana), STIKES Banda Aceh,
Banda Aceh.
Robbins, S.P. (2009). Organizational
behavior (Tenth Edition ed.).
New Jersey: Pearson Education,
Inc.
Rostiati, E. (2011). Evaluasi kinerja
bidan
puskesmas
dalam
pelayanan antenatal care di
11
kecamatan
surakarta.
Universitas
Surakarta.
banjarsari kota
(Magister),
Sebelas Maret,
Sabri, L., & Hastono, S. (2010).
Statistik data kesehatan. Jakarta:
Rajawali Press.
Saifuddin, A.B. (2002). Buku acuan
nasional pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal. Jakarta:
JNPKKRPOGI
bekerjasama
dengan Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2010).
Dasar-dasar
metodologi
penelitian klinis (3 ed.). Jakarta:
Sagung Seto.
Siagian, S.P. (2009). Kiat meningkatkan
produktivitas kerja. Jakarta:
Rineka Cipta.
Wiknjosastro. (2008). Ilmu kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
12
Download