CHF - E-Journal STIKES Santo Borromeus

advertisement
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP DUKUNGAN KELUARGA
PADA KLIEN DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
Susanti Niman*, Achir Yani S Hamid**, Ice Yulia W.***
1.
2.
3.
STIKes St. Borromeus, Padalarang Bandung Barat 40558, Indonesia
Program studi magister keperawatan jiwa FIK UI Kampus Depok, Jakarta 10430,
Indonesia
Program studi magister keperawatan jiwa FIK UI Kampus Depok, Jakarta 10430,
Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRAK
Prevalensi CHF meningkat setiap tahunnya. Dampak dari CHF terhadap kondisi psikososial
membutuhkan penanganan yang menyeluruh termasuk keterlibatan keluarga. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan dukungan keluarga pada klien dengan CHF antara keluarga
yang mendapatkan psikoedukasi keluarga dengan keluarga yang mendapatkan pendidikan
kesehatan di RS Santo Borromeus dan RS Santo Yusup Bandung. Desain penelitian ini
menggunakan “ Quasi experimental pre-post test”. Jumlah sampel 32 responden dan teknik
pengambilan sampel purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dukungan
keluarga yang dikembangkan dari ISSB. Responden diberikan pendidikan kesehatan diberikan
yang dilakukan sebanyak 1 sesi. Hasil menunjukan tidak ada perubahan yang bermakna dukungan
keluarga sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan (p value >α). Karakteristik keluarga dan klien
tidak berhubungan dengan dukungan keluarga. Rekomendasi penelitian ini diperlukan terapi
spesialis jiwa untuk keluarga yang berdampak terhadap peningkatan dukungan keluarga
Kata kunci
: dukungan keluarga, keluarga (family carer), klien dan pendidikan kesehatan.
PENDAHULUAN
Gangguan sistem kardiovaskuler memberi
dampak terhadap fisik dan psikologis klien.
Secara
psikologis,
gangguan
sistem
kardiovaskuler berdampak terhadap status
fungsional, status pekerjaan dan hubungan
antar manusia (Sullivan, 2009). Widmar (
2005 dalam
Hwang 2012) menuliskan
bahwa klien yang mengalami gangguan
sistem kardiovaskuler akan
mengalami
masalah psikososial dan penurunan kualitas
hidup. Terjadinya masalah psikososial dan
penurunan kualitas hidup pada klien dengan
gangguan sistem kardiovaskuler sangat
dimungkinkan,
karena
klien
sering
mengalami rehospitalisasi (Sullivan, 2009).
miokard infark dan gagal jantung (CHF)
(Bosworth., Bartash., Olsen & Steffens,
2003 dalam Gorman 2007).
Prevalensi CHF di Indonesia diperkirakan
9% pada tahun 1999, meningkat menjadi
11% pada tahun 2001. CHF merupakan
penyakit penyebab kematian sekitar 9%
pada tahun 2004 dan sekitar 8% pada tahun
2007 (RS Jantung Nasional Harapan Kita,
2007). Lubiantoro (2011) memaparkan
bahwa sekitar 4.3 juta penduduk Indonesia
menderita gagal jantung dengan 500.000
kasus baru didiagnosa dengan CHF setiap
tahunnya. Berdasarkan tingginya angka
prevalensi CHF di Indonesia, maka klien
dengan CHF perlu mendapatkan perhatian
dan penanganan yang optimal.
Congestive heart failure (CHF) atau gagal
jantung sebagai salah satu penyakit
gangguan sistem kardiovaskuler, menjadi
masalah
kesehatan
di seluruh dunia,
diperkirakan 22 juta orang di seluruh dunia
mengalami CHF atau gagal jantung (WHO,
2002). Beberapa hasil penelitian menuliskan
bahwa hipertensi merupakan penyakit kronik
yang beresiko menyebabkan terjadinya
Faktor psikologis atau adanya
stressor
psikososial yang memicu adanya emosi
negatif seperti depresi, marah, rasa
permusuhan dan ansietas ber dampak
terhadap penyakit CHF yang dialami klien
(Smith, 2011). Stressor psikososial memicu
peningkatan tekanan darah yang tidak
74
terkontrol dan
pada proses selanjutnya
akan mengganggu kontraksi jantung
(Ratnasingam, 2007). Peningkatan tekanan
darah yang tidak terkontrol memiliki
peluang 6 kali lebih besar mengalami
CHF (WHO, 2005 dalam Rahajeng &
Tuminah, 2009). Merujuk pada kondisi
diatas, klien dengan CHF membutuhkan
penanganan psikososial yang baik agar
kondisi penyakit yang dialami klien tidak
bertambah buruk.
peran
perawat
jiwa yang
mampu
memberikan asuhan keperawatan pada
keluarga
dengan
cara
memberikan
informasi dan edukasi melalui komunikasi
yang terapeutik.
Informasi dan edukasi pada keluarga dengan
gangguan
jantung
sangat
penting.
Pendidikan kesehatan yang diberikan akan
meningkatkan
pemahaman keluarga
mengenai
penyakit
klien.
Adanya
pemahaman dari keluarga akan membantu
klien dalam mengatur aktivitas, istirahat dan
memahami upaya yang dilakukan untuk
memperlambat
perkembangan penyakit.
Pendidikan kesehatan yang diberikan pada
keluarga meliputi tanda gejala penyakit dan
cara perawatan pasien (Washburn, 2008).
Hasil penelitian memaparkan bahwa
pemahaman
tentang
penyakit
CHF
berpengaruh
terhadap
terjadinya
readmission klien (Slater, 2008). Jadi,
pendidikan kesehatan yang diberikan pada
keluarga dapat meningkatkan pemahaman
keluarga mengenai penyakit yang dialami
oleh klien. Adanya Pemahaman yang baik
dari keluarga dapat meningkatkan partisipasi
keluarga dalam memberikan perawatan pada
klien.
Dampak gagal jantung (heart failure) atau
CHF terhadap kondisi psikososial klien
membutuhkan penanganan yang menyeluruh
pada semua aspek. Ratnasingam (2007)
memaparkan bahwa stressor psikososial dan
dukungan
sosial
secara
signifikan
berpengaruh terhadap penyakit jantung.
Klien penyakit jantung yang mengalami
masalah psikososial akan lebih lambat
proses penyembuhannya, lebih berat gejala
fisik yang dialaminya dan lebih lama proses
rehabilitasinya (Lynch & Galgraith, 2003;
Ratnasingam, 2007). Padahal, salah satu
faktor pendukung keberhasilan suatu terapi
adalah keterlibatan klien dan keluarga
pada proses terapi (Brunner & Suddarth,
2009).
Dukungan keluarga menjadi unsur penting
dalam keberhasilan anggota keluarga dalam
melakukan dan mempertahankan perilaku
kesehatan baru (Glanz.Lewis & Rinner,
1997 dalam Friedman, Bowden & Jones
2003). Memiliki dan merawat anggota
keluarga dengan
gangguan sistem
kardiovaskuler dapat menimbulkan stress
dan beban bagi keluarg (Hwang, 2012).
Beberapa hasil studi menuliskan bahwa
keluarga (caregiver) dapat
mengalami
masalah psikososial dan penurunan kualitas
hidup dengan penyakit yang dialami klien.
Stress keluarga dapat timbul karena
merawat klien, selain stress berbagai aspek
lain juga berpengaruh. Aspek tersebut
adalah fisik, mental, sosial dan finansial
(Given, 1992; Alspach, 2009; Hwang 2012).
Sakit yang tidak kunjung sembuh, ancaman
akan kematian dan mahalnya pengobatan
menjadi sumber stress dan beban finansial
bagi keluarga. Memang gangguan sistem
kardiovaskuler untuk penyembuhannya
memerlukan biaya yang mahal karena
pada
beberapa
gangguan
sistem
kardiovaskuler memerlukan
tindakan
pembedahan atau pengobatan yang terus
menerus selama hidup (Kalim, 2009).
Adanya kenyataan tersebut, membutuhkan
RS Santo Borromeus termasuk rumah sakit
rujukan yang ada di wilayah Bandung. Data
jumlah penderita CHF atau gagal jantung
berdasarkan data rekam medis RS Santo
Borromeus Bandung periode Januari –
Desember tahun 2012 berjumlah 153 orang,
sedangkan pasien yang berobat ke poli
rawat jalan berjumlah 1475 pasien (data
bulan Januari – Desember tahun 2012).
Berdasarkan data rekam medis rumah sakit,
CHF atau gagal jantung termasuk dalam
kelompok 20 kasus penyakit terbanyak.
Perawat rumah sakit Santo Borromeus telah
melakukan pendidikan
kesehatan bagi
pasien dan keluarga untuk pasien yang
dirawat tentang penyakit kardiovaskuler.
Rumah sakit tersebut memiliki tim
pendamping pasien (Pastoral care) yang
bertugas melakukan pendampingan pada
pasien dan keluarga. Pendampingan dari tim
pastoral care baru dilakukan pada klien dan
keluarga yang akan menjalani operasi,
kondisi kritis dan menjelang ajal.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik
melakukan penelitian mengenai pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap tingkat
dukungan keluarga pada klien dengan CHF.
75
Hasil penelitian yang akan dilakukan
diharapkan dapat memberi gambaran
mengenai dampak pendidikan kesehatan
dalam meningkatkan dukungan keluarga
terhadap klien dengan CHF.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
intervensi semu (quasi experiment),
rancangan pre-post test. Dalam pelaksanaan
penelitian terdapat 32 keluarga (familycarer)
yang menjadi subyek penelitian.
(Kalim, 2009). Berdasarkan temuan tersebut,
maka peneliti berpendapat bahwa dukungan
keluarga dalam bentuk dukungan emosional,
penghargaan, instrumental dan informasi
yang diberikan oleh keluarga karena adanya
masalah psikososial yang muncul pada
keluarga yang mempunyai anggota keluarga
yang mengalami CHF.
WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan mulai bulan
Februari sampai dengan bulan Juni 2013.
Kegiatan dimulai dengan penyusunan
proposal, pengumpulan data, pengolahan
hasil dan penyusunan laporan penelitian.
Kegiatan pengumpulan data dilakukan
selama 6 minggu (24 April – 5 Juni).
Pelaksanaan pendidikan kesehatan keluarga
dilakukan dari hari Senin sampai hari Sabtu
dengan rentang waktu pukul 09.00 – 16.00
wib dan pemilihan waktu berdasarkan
kesepakatan
responden.
Pendidikan
kesehatan dilakukan selama 30 – 45 menit
untuk 1 kali pertemuan.
Rata – rata dukungan emosional,
penghargaan, informasi, instrumental dan
total dukungan tinggi. Peneliti berpendapat,
dari data univariat menunjukkan banyaknya
jumlah family carer yang lulusan SLTA
dan PT. Begitu pula dengan usia, terlihat
bahwa rata – rata usia family carer berusia
dewasa tengah dan akhir. Adanya perbedaan
jumlah tingkat pendidikan dan usia family
carer
dapat
berpengaruh
terhadap
pengetahuan, kemampuan dan pengalaman
family carer dalam memberikan dukungan
keluarga.
2.
HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN
DAN
Penelitian dilakukan pada 32 responden di
RS Santo Borromeus yang mendapat
pendidikan kesehatan, dengan hasil sebagai
berikut :
Perbedaan
dukungan
sebelum dan sesudah
pendidikan kesehatan
keluarga
dilakukan
Tabel Perubahan Dukungan
Keluarga Family Carer Sebelum
dan Sesudah Dilakukan Penkes di
RS Santo Borromeus Bandung
Bulan April – Juni Tahun 2013 (n =
32)
1.
Dukungan
keluarga
sebelum
pemberian pendidikan kesehatan
Berdasarkan hasil analisis dari 32 keluarga
(family carer) diperoleh rata – rata baik
dukungan emosional,
penghargaan,
instrumental, informasi dan total dukungan
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
adalah 79.81.
Subvaria
bel/ Variabel
Dukungan
emosional
Dukungan
penghargaan
CHF adalah salah satu dari penyakit kronis
dengan resiko kematian yang tinggi (WHO,
2008). Kenyataan ini menjadi suatu
ketakutan baik bagi klien maupun keluarga.
Masalah yang dihadapi klien dengan CHF
bukan hanya masalah fisik tetapi juga
masalah psikososial. Masalah psikososial
klien CHF, bisa dialami oleh klien sendiri
maupun keluarga (Kalim, 2009). Dengan
adanya dukungan keluarga klien CHF akan
memiliki sikap lebih positif untuk mematuhi
terapi (Eversun-Rose dan Lewis, 2005).
Dukungan
instrumental
Dukungan
informasi
Dukungan
keluarga
Intervens
i Penkes
Sebelum
Sesudah
Selisih
Sebelum
Sesudah
Selisih
Sebelum
Sesudah
Selisih
Sebelum
Sesudah
Selisih
Sebelum
Sesudah
Selisih
Mean
SD
32.53
32.50
-0.03
15.50
15.63
0.13
14.81
14.09
-0.72
13.91
14.69
0.78
79.81
76.56
-3.25
6.86
5.43
1.43
3.89
3.07
0.82
2.74
2.55
0.19
2.37
3.95
-1.58
13.49
10.70
2.79
Dapat diketahui bahwa mean dukungan
emosional keluarga (family carer) dalam
merawat anggota keluarga yang mengalami
CHF pada sebelum diberikan pendidikan
Menghadapi anggota keluarga dengan CHF
akan membuat keluarga merasa kuatir
terhadap penyakit yang dialami oleh klien
76
p
value
0.95
0.70
0.09
0.35
0.15
kesehatan keluarga 32.53 sesudah diberikan
pendidikan kesehatan keluarga menurun
menjadi
32.50 . Mean dukungan
penghargaan keluarga (family carer) 15.50 ,
sesudah diberikan pendidikan kesehatan
meningkat menjadi 15.63. Mean dukungan
instrumental keluarga (family carer) 14.81,
sesudah diberikan pendidikan kesehatan
keluarga menurun menjadi 14.09. Mean
dukungan informasi keluarga (family carer)
dalam merawat anggota keluarga yang
mengalami CHF pada sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan keluarga 13.91,
sesudah dilakukan pendidikan kesehatan
meningkat menjadi 14.69. Mean total
dukungan keluarga (family carer) dalam
merawat anggota keluarga yang mengalami
CHF pada sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan keluarga 79.81 sesudah dilakukan
pendidikan kesehatan menurun menjadi
76.56. Hasil uji statistik menunjukkan tidak
ada perubahan yang bermakna dukungan
emosional,
penghargaan,
instrumental,
informasi dan total dukungan keluarga
antara sebelum dengan sesudah dilakukan
pendidikan kesehatan keluarga (p value >
α).
Pendidikan kesehatan merupakan suatu
penglaman pembelajaran yang dirancang
untuk memfasilitasi tindakan – tindakan
kondusif individu terhadap kesehatan
sehingga dapat merawat diri sendiri secara
individual atau bersama, berperan sebagai
pengambil keputusan untuk merawat
kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Pemberian
pendidikan kesehatan pada kelompok
kontrol berupa penjelasan tentang penyakit
CHF dan bagaimana cara memberikan
dukungan keluarga pada anggota keluarga
dengan
CHF.
Pendidikan
kesehatan
merupakan upaya untuk meminimalkan
perbedaan
derajat
kesehatan
akibat
ketidaktahuan atau ketidakmampuan dengan
pemberdayaan masyarakat agar mampu
memelihara
dan
meningkatkan
kesehatannya.
Pemberian
pendidikan
kesehatan diharapkan menjadi upaya
promosi untuk merubah perilaku. Perubahan
perilaku kesehatan terbagi dalam 3 dimensi
yaitu : mengubah perilaku negatif (tidak
sehat) menjadi perilaku positif (sesuai
dengan
nilai
–
nilai
kesehatan),
mengembangkan perilaku positif dan
memelihara perilaku yang sudah positif
(Notoatmodjo, 2010).
penghargaan,
dukungan
instrumental,
dukungan informasi dan total dukungan
pada kelompok kontrol pre test dan post test
(p value > α). Berdasarkan hasil ini, dapat
dijelaskan bahwa walaupun terdapat
perubahan nilai rata – rata dukungan
keluarga namun tidak bermakna secara
statistik. Tidak bermaknanya secara statistik
membutuhkan sebuah terapi lanjutan untuk
meningkatkan kemampuan keluarga dalam
memberikan dukungan keluarga pada
anggota keluarga dengan CHF. Pemberian
terapi spesialis keperawatan jiwa seperti
psikoedukasi keluarga diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan keluarga dalam
memberikan dukungan keluarga pada
anggota keluarga dengan CHF.
Psikoedukasi dapat membantu anggota
keluarga (family carer) dalam meningkatkan
dukungan keluarga, mengurangi stress
keluarga dan memperbaiki koping keluarga
(Pargament, 1998; Kennedy, 2002 dalam
Sullivan et al, 2009). Tujuan utama dari
terapi psikoedukasi keluarga adalah saling
bertukar informasi mengenai perawatan
kesehatan mental akibat penyakit fisik yang
dialami, membantu anggota keluarga
memahami
penyakit
fisik
anggota
keluarganya seperti gejala, pengobatan yang
diperlukan untuk menurunkan gejala dan
lainnya (Varcolis, 2006).
Adanya anggota keluarga yang sakit
membuat anggota keluarga berusaha
memberikan bantuan tenaga, dana, waktu
untuk melayani dan mendengarkan keluarga
yang
sakit
dalam
menyampaikan
perasaannya (Bomar, 2004). Keluarga
merupakan tempat perilaku kesehatan dan
perawatan. Dengan kata lain, keluarga
memiliki fungsi melakukan
promosi
kesehatan dan perawatan bagi anggota
keluarga yang sakit (Friedman, 2010).
Keluarga adalah sekelompok orang yang
dihubungkan dengan emosional dalam
kebersamaannya mengembangkan pola
interaksi dan hubungan (Carter & Mc
Gldrick, 2005 dalam Boyd, 2008).
Keikutsertaan keluarga dalam mendampingi
pengobatan, diet, latihan jasmani dan
pengisian waktu luang yang positif
merupakan bentuk peran serta aktif bagi
keberhasilan
penatalaksanaan
CHF
(Eversun-Rose & Lewis, 2005). Sebagai
support system utama bagi klien CHF,
keluarga diharapkan mampu memenuhi 5
fungsi keluarga dan tugas keluarga di bidang
Dilihat dari hasil uji statistik, maka dapat
dibuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan
dukungan
emosional,
dukungan
75
kesehatan. Pada keluarga dengan salah satu
anggota mengalami CHF, maka fungsi
perawatan kesehatan sangat dibutuhkan oleh
klien. Klien yang memiliki dukungan tinggi
memiliki kemampuan menjalani terapi
dengan baik dibandingkan dengan klien
yang hanya mendapatkan sedikit dukungan
sosial (Gallagher, Luttik & Jaarsma, 2011).
antara sebelum dengan sesudah dilakukan
pendidikan
kesehatan.
Pemberian
pendidikan kesehatan dalam 1 kali
pertemuan selama 30 – 45 menit hanya
meningkatkan 0.13 – 0.72 dari nilai rata –
rata sub variabel dukungan keluarga.
SARAN
Bagi Rumah Sakit mengembangkan
program kesehatan jiwa di rumah sakit
yang dapat memfasilitasi penanganan
masalah psikososial yang dialami klien dan
keluarga yang dirawat dengan CHF dengan
melibatkan bagian pastoral sosial medik
(pasosmed) yang ada di rumah sakit.
Dalam keluarga, dapat ditemukan anggota
keluarga yang berperan penting dalam upaya
perawatan anggota keluarga yang sakit.
Caregiver atau family carer
adalah
seseorang dalam keluarga yang memberikan
perawatan untuk orang lain yang sakit,
bahkan biasanya orang tersebut sangat
bergantung pada caregiver-nya (Oyebode,
2003). Kehadiran keluarga sangat berarti dan
membuat perasaan lebih nyaman bagi
anggota keluarga yang sakit (Koenjoro, 2002
dalam Hasymi, 2009).
Aplikasi Keperawatan mengembangkan
terapi lainnya dari psikoedukasi keluarga
dengan membentuk kelompok swabantu dan
mengkombinasikan dengan terapi supportif.
Memantau efektifitas dukungan keluarga
setelah pemberian psikoedukasi keluarga.
Berdasarkan pembahasan yang telah
dijabarkan, maka peneliti berpendapat
bahwa pendidikan kesehatan yang diberikan
pada
keluarga yang memiliki anggota
keluarga dengan CHF belum mampu untuk
meningkatkan dukungan keluarga dalam
merawat anggota keluarga tersebut. Sebagai
upaya dalam
memperkuat hasil yang
diperoleh, psikoedukasi keluarga dapat
diberikan terapi lanjutan
yang akan
memfasilitasi klien CHF dan keluarganya
yang sama – sama mengalami masalah
serupa sehingga manfaat dari pemberian
terapi dapat dirasakan oleh masyarakat
secara berkelanjutan.
Bagi Penelitian lanjut mengembangkan
penelitian mengenai pengaruh psikoedukasi
keluarga dan pendidikan kesehatan terhadap
dukungan keluaraga pada klien yang
mengalami CHF.
DAFTAR REFERENSI
1.
2.
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
3.
Karakteristik keluarga (caregiver) dengan
CHF menunjukkan bahwa keluarga rata –
rata berusia dewasa tengah. Rata – rata
penghasilan keluarga diatas UMR. Keluarga
klien CHF berjenis kelamin wanita dan
pendidikan terakhir tertinggi adalah
perguruan tinggi (PT),
caregiver yang
bekerja kebanyakan adalah karyawan swasta
dan guru, rata – rata caregiver memiliki
hubungan keluarga sebagai keluarga inti
dengan klien. Sedangkan karakteritik klien
CHF rata – rata berusia dewasa tua dan
lansia, berjenis kelamin wanita dengan
pendidikan terakhir tertinggi SLTA, klien
lebih banyak tidak bekerja.
4.
5.
6.
7.
Tidak terdapat perubahan yang signifikan
dukungan keluarga pada kelompok kontrol
76
Black, J.M., & Hawks, J.H. (2009).
Medical surgical
nursing clinical
management for positif outcomes (8th
ed.). St Louis, Missouri : Sauders
Elseiver.
Boyd, M.A. (2008). Psychiatric nursing
contemporary practice. Philadelphia :
Lippincott
Bomar, P.J. (2004). Promoting health in
families : Applying family reserach and
theory to nuring practice. Philadephia :
Sauders Lippincott
Brannon, L., & Feist J. (2010). Health
psychology : an introduction to
behavior dan health (7th ed). USA :
Wadsworth Cengage learning.
Brunner & Suddarth’s. (2009). Textbook
of
medical
surgical
nursing.
Philadelphia : Lippincott – Raven
Publisher
Cartwright,
Mc
(2007).
Psychoeducation among caregivers of
children receiving
mental health
services. Journal of Consulting and
Clinical Psychology, 2, 336 – 343.
Claxton, AJ., Cramer J., Pierce C
(2001). A systematic review of the
associations between dose regimens and
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
medication compliance. Journal of
Clinical therapeutics 23 : 1296 - 1310
Crawford, M.H (2009). Current
diagnosis & treatment cardiologi (3 rd
ed). UK : McGraw-Hill companies,Inc
Cooper, Helen.,Katie Booth.,Simon
Fear.,Geoff Gill (2001). Chronic disease
patient education : lessons from metaanalyses. Journal of education and
counseling 44 (2001) 107 – 117
Cook, N.R.,Cutler, J.A.,Obarzanek,
E.,Buring,
JE.,Rexrode,
K.M.,Kumanyika, S.K.,et al. (2007).
Long term effects of dietary sodium
reduction on cardiovascular disease
outcomes : observational follow up of
the trials of hypertension prevention
(TOHP). BMJ, 334 (7599), 885.
Degmecic,D., I Pozgeun., M.Grgic.,
P.Filakovic (2007). Psychoeducation &
compliance in the treatment of patient
with schizophrenia. Psychiatry journal
p.3.a.035
DiMatteo, MR (2004). Social support
and patient adherence to medical
treatment : A meta-analysis. Journal of
Health psychology 23 : 207 - 218
Dharma, Kelana Kusuma. (2011)
Metodologi peneltian keperawatan
(panduan
melaksanakan
dan
menerapkan hasil penelitian). Jakarta :
Trans Info Media.
Ellaway, Anne., Sally Macintyre
(2007). Is social participation associated
with cardiovascular disease risk factor.
Journal of social science and medicine
64 (2007) 1384 - 1391
Fortinash,Katherine
M.,Patricia
A.Holoday Worret. (2004). Psychiatric
mental health nursing third edition.. St
Louis, Missouri : Mosby
Friedman, M (2010). Keperawatan
keluarga teori dan praktek 5th ed.
Jakarta : EGC
Gorman, Bridget K.,
Ahilan
Sivaganesan (2007) . The role of social
support and integration for under
standing socioeconomic disparities in
self –rated health and hypertension.
Journal Social Science & Medicine 65
(2007), 958-975
Hogan, Brenda E., Wolfgang Linden.,
Bahman Najarian (2002). Social support
interventions do they work. Clinical
psychology review 22 (2002) 381 – 440
Hwang, Boyoung., Jill Houe-Esguivel.,
Kirsten E. Fleischmann., Nancy A.
Stotts., Kathleen Dracup (2012). Family
caregiving in pulmonary arterial
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
77
hypertension. Journal Heart and Lung
41(1) 26 -36
Ignatavicius Donna D & M Linda
Workman (2010). Medical surgical
nursing
patient
–
centered
collaborative care.sixth edition vol 1. St
Louis, Missouri : Sauders Elseiver.
Kaplan, M.S; Nunes,A (2003). The
psychosocial
determinants
of
hypertension. Journal Nutr Metab
CardiovasDdis 13 (2003), 52 - 59
Keleinsinger, Fred (2010). Working
with the non compliant patient. The
Permente Journal volume 14 number 1
Lagger, Gregoire., Zoltan Pataky., Alain
Golay (2010) Efficacy of therapeutic
patient education in chronic disease and
obesity. Journal Patient Education &
Counseling, 79,283-286.
Lilly, L.S (2011). Pathophysiology of
heart disease (5th ed). Philadephia :
Lippincott Williams & Wilkins.
Loeb, Danielle F., Vahram Gushchyan.,
Amy G Huebschmann.,et al. (2012).
Association of treatment modality for
depression and burden of comorbid
chronic illness in a nationally
representative sample in the United
States. Journal of General Hospital
Psychiatry 34 (2012) 558-597
Luttik,
Marie Louise., I. LesmanLeegte., Tiny Jaarsma (2009). Quality
of life and depressive symptoms in heart
failure patients and their partners : the
impact of role and gender. Journal of
Cardiac Failure vol 15 no 7
McGillion, Michael H., Judy WattWatson., Bonnie Stevens., Sandra M.
Lefort., Peter Coyte., Anthony Graham
(2008). Randomized controlled trial of a
psychoeducation program for the selfmanagement of chronic cardiac pain.
Journal of Pain and Symptom
Management vol 36 no 2 August 2008
Nanda Internasional. (2010) Diagnosis
Keperawatan definisi dan klasifikasi
2009-2011, EGC : Jakarta
Niven, Neil (2006) The Psychology of
nursing care. UK : Palgrave Macmillan
Nicholson, C. (2007). Heart failure a
clinical nursing hanbook. Ebook. John
Wiley & Sons, Ltd
Nes, Andrea A.G., Hilde Eide., Olof
Birna Kristjansdottir., Sandra Van
Dulmen (2013).
Web-based, selfmanagement enhancing interventions
with
e-diaries and personalized
feedback for persons with chronic
illmess : A tale of three studies. Journal
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
of patient education and counseling xxx
(2013)
Newell, Sallie A., Jennifer A. Bowman.,
Jill D. Cockburn (2000). Can
Compliance with nonpharmacologic
treatments for cardiovascular disease be
improved. American Journal of
Preventive Medicine; 18 (3) : 253 – 261
Nugroho, W. (2000). Keperawatan
gerontik. Jakarta : Gramedia
Nurbani ., Keliat B.A., Yusron, N
(2009).
Pengaruh
psikoedukasi
keluarga terhadap masalah psikososial
ansietas
dan
beban
keluarga
(caregiver) dalam merawat pasien
stroke
di
RSUPN
Dr.
Cipto
Mangunkusumo Jakarta. Tesis UI
Osterberg, L., Blascke T (2005).
Adherence to medication. N Engl J Med
353 : 487 - 497
Panesar,
Kiran.
(2012).
Patient
compliance and
health behavior
models. Journal US Pharm 2012: 37 (4)
Paranthaman,V.,Kaur Satnam.,Jean-Li
Lim., H.S.S Amar-Singh., Sondi
Sararaks.,Mat-nasir
Nafiza.,et
al.
(2010). Effective implementation of a
structured psychoeducation programme
among caregivers of patients with
schizophrenia in the community. Asian
Journal of Psychiatry 3 (2010) 206 -212
Peterson, S.J 7 Bredow,T.S (2004).
Middle range theory, application to
nursing
research. Philadephia :
Lippincott Williams & Wilkins.
Potter, P.A & Perry, A.G (2005).
Fundamental of nursing : concept,
process and practice. Philadelphia :
Mosby Years Book Inc.
Reddy, Kolli Srinath., Ambika Satija
(2010). The Framingham heart study :
impact on the prevention & control of
cardiovascular diseases in India.
Journal of progress in cardiovasculer
disease 53 (2010) 21-27.
Rahajeng,
Ekowati.,
Sulistyowati
Tuminah (2009). Prevalensi hipertensi
dan determinannya di Indonesia.
Majalah Kedokteran Indonesia, volume
59, nomor 12 Desember 2009
Ratnasingam, George D. Bishop (2007).
Social support schemas, trait anger and
cardiovascular responses. International
Journal of psychophysiology 63 (2007)
308-316
43. Sendino,Aurea Redondo., Pilar GuallarCastillon., Jose R.Banegas., Fernando
Rodriguez Artalejo (2005). Relationship
between
social
network
and
hypertension in older people in Spain.
Jounal Social Science and Medicine 65
(2007) 958-975
44. Setiadi (2008). Konsep & prosep
keperawatan keluarga. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
45. Slater, M Renee.,Phillips Denise
M.,Elizabeth K (2008). Cost effective
care a phone call a nurse management
telephonic pragram for patient chronic
heart failure. Journal of Nursing
economics OI, 26/No1
46. Suny.,Win
Kin
Lee
(2007).
Psychoeducational
programme
in
Hongkong for people with schizofrenia.
Journal of occup Ther. Int 14 (2) 86- 98
47. Sullivan, Martin J., Laura Wood.,
Jennifer Terry., Jeff Brantley., Ann
Charles., Vicky McGee., Diane Johnson
(2009). The Support, Education, and
Research in Chronic Heart Failure
Study (SEARCH) : A mindfulnessbased psychoeducational intervention
improves depression and clinical
symptoms in patients with chronic heart
failure. American Heart Journal
Volume 157, number 1, 85 - 89
48. Shumaker, Sally A., Judith K., Ockene
Kristin Riekert (2009). The handbook
of health behavior change third edition.
New York : Spinger Publishing
company.
49. Stuart, G.W ., Michele T. Laraia (2005).
Principle and practice of psychiatric
nursing (8th ed). St Louis, Missouri :
Mosby Elsevier.
50. Stuart, G.W. (2009). Principle and
practice of psychiatric nursing (9th ed).
St Louis, Missouri : Mosby Elsevier.
51. Uchino,Bert N (2004). Social support
and physical health understanding the
health consequences of relationships.
New Haven , USA : Yale University
press
52. Washburn, SC Homberger C.A (2008).
Heart failure management nurse
educator guidelines for the management
of heart failure. The journal of
contuining educationing nursing 39C6
78
Download