BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organ pernafasan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organ pernafasan merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup
manusia. Menurut Maslow kebutuhan O2 ditempatkan pada kebutuhan dasar yang
paling utama. Dalam keadaan normal manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa
oksigen lebih dari 4-5 menit (Kozier, 1995).
Organ bernafas pada hakekatnya adalah untuk kelangsungan metabolisme
sel agar dapat melakukan aktivitas secara adekuat. Proses pernafasan merupakan
gabungan antara aktivitas berbagai mekanisme yang berperan dalam proses suplai
oksigen ke seluruh tubuh dan pembuangan karbondioksida sebagai hasil dari
pembakaran sel. Sesuai dengan fungsinya, yaitu menjamin tersedianya oksigen
untuk kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh dan mengeluarkan karbondioksida
hasil metabolisme sel secara terus menerus (Kozier, 1995).
Dalam mewujudkan visi Indonesia sehat 2010 telah diterapkan misi
pembangunan
nasional
berwawasan
kesehatan,
mendorong
kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan bermutu, merata dan terjangkau serta memelihara dan meningkatkan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Seiring dengan cepatnya dalam
perkembangan era globalisasi serta adanya transisi demografi dan epidemiologi
penyakit akibat perilaku dan sosial budaya cenderung semakin kompleks,
perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan, perbaikan
pada lingkungan dan merekayasa kependudukan yang selalu teoritis memiliki
andil 30%-50% terhadap derajat kesehatan (Notoadmodjo, 2007).
Mycobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk
dunia, menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian
3 juta orang per tahun (WHO, 1993). Di Negara berkembang kematian ini
merupakan 25 % dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan
pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TB berada di Negara-negara
berkembang, dengan munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia jumlah penderita
TB akan meningkat. Kematian wanita karena TB lebih banyak dari pada kematian
1
karena kehamilan, persalinan serta nifas (WHO). WHO merancangkan keadaan
darurat global untuk penyakit TB pada tahun 1993 karena diperkirakan sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB (Suroso, 2007).
Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif,
penderita TB kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Dari 1995-1998,
cakupan penderita TB paru dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment
ShortcourseChemotherapy) atau pengawasan langsung menelan obat jangka
pendek/setiap hari baru mencapai 36% dengan angka kesembuhan 87%. Sebelum
strategi DOTS (1969-1994) cakupannya sebesar 56% dengan angka kesembuhan
yang dapat dicapai hanya 40-60%. Karena pengobatan yang tidak teratur dan
kombinasi obat yang tidak cukup dimasa lalu kemungkinan telah timbul
kekebalan kuman TB terhadap OAT (obat anti tuberkulosis) secara meluas atau
multi drug resistance (MDR) (Suroso, 2007).
Di Indonesia tiap tahunnya terjadi 175.000 kematian akibat TB dan
terdapat 450.000 kasus TB paru (WHO). Di Kelurahan Harjosari penyakit TB
paru menduduki urutan ke 7 dari 10 urutan penyakit-penyakit lain, dimana data
ini didapatkan dari hasil survei di Puskesmas Kelurahan Harjosari dan ketika
dilakukan pengkajian tentang penyakit yang dialami masyarakat di lingkungan
tersebut, banyak sekali masyarakat yang menderita TB paru. Berkaitan dengan hal
tersebut, penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang TB paru dan membuat
Karya Tulis Ilmiah berjudul “Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigenasi pada Kasus TB Paru Melalui Program
DOTS di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas” (Depkes, 2013).
2
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan klien dengan masalah pemenuhan
kebutuhan dasar Oksigenasi pada kasus TB ParudiKelurahan Harjosari II
Medan Amplas.
2. Tujuan Khusus
a) Melakukan pengkajian pada klien dengan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi dengan diagnosa medis Tuberkulosis Paru di Kelurahan
Harjosari II Medan Amplas.
b) Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien pemenuhan kebutuhan
oksigenasi dengan diagnosa medis Tuberkulosis Paru di Kelurahan
Harjosari II Medan Amplas.
c) Menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi dengan diagnosa medis Tuberkulosis Paru di
Kelurahan Harjosari II Medan Amplas.
d) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi dengan diagnosa medis Tuberkulosis Paru di
Kelurahan Harjosari II Medan Amplas.
e) Melakukan evaluasi Asuhan Keperawatan pada pasien dengan pemenuhan
kebutuhanoksigenasi dengan diagnosa medis Tuberkulosis Paru di
Kelurahan Harjosari II Medan Amplas.
f) Melakukan pendokumentasian Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan diagnosa medis Tuberkulosis
Paru di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas.
1.3 Manfaat Penulisan
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu klien dengan masalah pemenuhan
kebutuhan dasar oksigenasi pada kasus TB paru dengan memberikan
pendidikan kesehatan mengenai pengetahuan yang terkait tentang masalah
3
pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi pada kasus TB paru di Kelurahan
Harjosari II Medan Amplas.
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat memperkarya konsep atau teori dalam
perkembangan ilmu pengetahuan yang terkait dengan asuhan keperawatan
pada klien dengan masalah pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi pada
kasus TB paru di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas.
3. Bagi Penelitian Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data awal dan dapat
dikembangkan dalam ruang lingkup yang sama.
4
Download