BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Audit

advertisement
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
IV.1. Perencanaan Audit Operasional
Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan
perencanaan
pemeriksaan.
Perencanaan
pemeriksaan
merupakan
penyusunan
strategi
menyeluruh mengenai tindakan yang akan dilakukan dan ruang lingkup pemeriksaan. Luas
sempitnya ruang lingkup pemeriksaan operasional akan tergantung pada pengendalian intern
perusahaan auditan.
Suatu perencanaan diperlukan sebelum melakukan pemeriksaan dengan maksud agar
pemeriksaan dapat dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin sehingga langkah-langkah
yang diambil dalam pemeriksaan dapat lebih terarah. Namun waktu perencanaan lebih banyak
diperlukan seandainya pemeriksaan itu mencakup ruang lingkup masalah yang luas.
Dalam perencanaan pemeriksaan,maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan pekerjaan dilakukan beberapa waktu sebelum pemeriksaan dimulai,hal ini untuk
mendapatkan hasil yang efektif.
b. Pekerjaan pemeriksaan yang tidak perlu dan berlebihan harus dihindarkan dengan pengertian
bahwa waktu yang dipakai untuk mengkaji dan menilai sistem pengendalian intern tidak
boleh melebihi dari manfaat yang diharapkan.
c. Penelaahan dan penilaian atas struktur pengendalian intern. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap pemilihan prosedur pemeriksaan apa yang akan dijalankan, waktu dan luasnya
pemeriksaan.
d. Pengetahuan yang mendalam tentang kegiatan usaha perusahaan, bukan hanya masalah
keuangan atau laporan keuangan saja, tetapi juga operasional auditan.
Hal ini berkaitan erat dengan luasnya ruang lingkup pemeriksaan yang dilakukan.
Dalam hal ini perencanaan untuk pemeriksaan pada PT PMJ ialah meliputi
hal berikut :
1. Perencanaan waktu pelaksanaan, yang dimulai dari :
a. Tahap awal dimulai dari diterimanya proposal di PT PMJ dengan persetujuan Direktur
Utama sebagai objek penulisan skripsi.
b. Kemudian melakukan Survey Pendahuluan (preliminary survey) untuk memperoleh
informasi umum tentang perusahaan.
c. Lalu dilanjutkan dengan melakukan wawancara dengan bagian yang terkait yaitu bagian
akuntansi dan bagian penjualan serta membuat Internal Control Questionnare yang harus
diisi dengan bagian yang terkait. Agar dapat lebih memahami prosedur penjualan di PT
PMJ secara lebih baik lagi.
2. Membuat Program Kerja Audit
a. Survey Pendahuluan
Tujuannya untuk memperoleh informasi umum dari perusahaan auditan, mengenai
kegiatan operasionalnya khususnya bagian penjualan.
b. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern
Tujuannya ialah untuk mengetahui seberapa pentingnya Sistem Pengendalian Intern di
perusahaan tersebut, kemudian mengidentifikasi kelemahan – kelemahan Sistem
Pengendalian Intern dan juga dampaknya. Dilanjutkan proses pengembangan temuan
audit yang bersifat sementara Tentative Audit Objective (TAO) menjadi Firm Audit
Obejective (FAO) yang merupakan temuan yang sudah pasti.
c. Pengembangan hasil temuan audit rinci.
Pada tahap ini FAO yang ada dikembangkan menjadi temuan (finding) dan kemudian
menetapkan unsur – unsur temuan yaitu kondisi, kriteria, sebab, akibat dan rekomendasi.
IV.2. Pelaksanaan Audit Operasional
Pelaksanaan audit operasional atas fungsi penjualan pada PT PMJ dilakukan melalui tahap
– tahap sebagai berikut :
IV.2.1 Survei Pendahuluan ( Preliminary Survey)
Pemeriksaan pendahuluan dilakukan untuk memperoleh informasi yang bersifat
umum mengenai latar belakang objek yang diperiksa dan juga memperoleh informasi
khusus mengenai operasi auditan.
Pemeriksaan pendahuluan dilakukan dengan cara :
1)
Melakukan survei langsung ke PT PMJ
2)
Mengadakan pengamatan fisik yang mencakup fasilitas, kinerja karyawan,
kedisplinan dari personil atau karyawan yang terlibat didalam kegiatan penjualan.
3)
Mengumpulkan bukti-bukti tertulis mengenai prosedur-prosedur dan kebijakan yang
ditetapkan oleh perusahaan.
4)
Melakukan wawancara langsung dengan pejabat yang berwenang di bagian
penjualan.
5)
Mengajukan daftar pertanyaan (Questioner) kepada pihak – pihak yang terkait dengan
kegiatan perusahaan yang akan diperiksa.
Berdasarkan survei pendahuluan, wawancara dan daftar pertanyaan, informasi yang
diperoleh pada tahap ini ialah sebagai berikut :
a. Informasi khusus
• Perusahaan melakukan penjualan secara tunai dan kredit
• Jenis pelanggan, perorangan dan grosir.
• Perusahaan menerima cara pembayaran baik tunai maupun cek dan giro
• Kebijakan dalam memberikan kredit kepada pelanggan.
• Perusahaan menerima pembayaran dalam mata uang rupiah.
• Pejabat/pihak yang berwenang memberikan otorisasi untuk setiap transaksi yang
terjadi terutama yang berhubungan dengan penjualan.
b.Informasi Dokumen
Catatan pembukuan dan dokumen pendukung yang digunakan dalam fungsi penjualan di
PT PMJ yaitu :
1.Pesanan Pelanggan
Permintaan barang dagangan baik dari pelanggan dan juga masing – masing outlet
yang ada. Pesanan ini dapat berupa order pembelian yang telah dibuat
oleh
pelanggan, berdasarkan order pembelian tersebut dibuat order penjualan oleh pihak
perusahaan Pesanan biasanya dikirim melalui fax atau melalui telepon.
2. Dokumen Pengiriman
Dokumen ini berupa surat jalan, yang menunjukkan jenis dan jumlah barang yang
dikirim,sesuai dengan pesanan pelanggan, surat ini kemudian akan ditandatangani
oleh pelanggan atau masing-masing kepala outlet, ini sebagai bukti bahwa barang
sudah dirimkan oleh bagian pengiriman dan telah diterima baik oleh pemesan.
3. Faktur Penjualan
Faktur berisi informasi jumlah barang, nama barang, harga satuan, total penjualan
serta tanggal penjualannya. Faktur ini juga akan digunakan pada saat melakukan
penagihan terhadap pelanggan serta sebagai dasar untuk mencatat piutang dan
penjualan.
4. Jurnal Penjualan
Catatan dari setiap transaksi penjualan yang telah terjadi.
5. Bukti Kas Masuk
Formulir ini bisa juga disebut sebagai kwitansi, yang akan diberikan kepada
pelanggan, ketika melakukan pembayaran atau pada saat melunasi piutangnya. Pada
kwitansi dicantumkan nama pelanggan, nomor faktur, tanggal pembelian kode
barang yang dibeli dan jumlah yang harus dibayarkan.
6. Bukti setor kebank
Dokumen ini berupa slip penyetoran uang ke bank. Slip penyetoran ini digunakan
sebagai bukti bahwa bagian keuangan telah menyetorkan uang kas perusahaan.
Dalam slip ini berisi informasi: jumlah uang yang disetorkan, tanggal penyetoran
dan nama penyetor.
7. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal yang berisi daftar penerimaan kas, baik itu dari penjualan secara tunai dan
juga penagihan piutang usaha.
8. Buku pembantu piutang
Buku yang berisi daftar piutang yang dimiliki perusahaan, didalamnya terdapat
informasi nama pelanggan, penambahan piutang, pengurangan piutang dan nilai
saldo piutang.
c. Informasi Kepegawaian
• Struktur organisasi perusahaan dan uraian tugas serta tanggung jawab untuk
masing – masing bagian atau fungsi menurut struktur organisasi pada PT PMJ.
IV.2.2
Evaluasi Sistem Pengendalian Intern
Pada tahap evaluasi sistem pengendalian intern ini bertujuan untuk menguji dan
mengevaluasi efektifitas pengendalian yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.
Jika pelaksanaan pengendalian intern atas penjualan pada PT PMJ telah memadai
dan sesuai dengan kriteria pengendalian intern dalam standar pemeriksaan akuntansi,
maka dapat dikatakan bahwa pengendalian intern perusahaan tersebut sudah sangat kuat.
Tetapi jika sebaliknya, dapat dikatakan bahwa pengendalian intern di perusahaan tersebut
masih lemah.
Hal ini sangat penting,penulis perlu untuk mengetahui dahulu kondisi
pengendalian intern di perusahaan tersebut. Hal ini sebagai tolak ukur bagi untuk
menentukan luasnya pemeriksaan yang akan dilakukan oleh penulis.
Untuk memperoleh data atas pengendalian intern perusahaan dapat diperoleh
melalui beberapa cara yaitu :
a. Wawancara dengan pejabat yang terkait di bidang penjualan.
b. Observasi langsung atas kegiatan operasional yang akan diperiksa yaitu kegiatan
penjualan,mulai dari tahap awal hingga selesai.
c. Dan juga dapat mempergunakan daftar pertanyaan (internal control questionnaire)
untuk diisi oleh pejabat yang terkait guna mempermudah pemahaman atas data-data
yang diperlukan. Daftar pertanyaan yang diajukan berupa pertanyaan umum yang
sifatnya objektif, disertai dengan jawaban singkat dari masing-masing pertanyaan.
Dibawah ini merupakan hasil daftar pertanyaan yang telah diajukan pada PT PMJ
ialah sebagai berikut :
PT PMJ
Internal Control Questionnaires
Fungsi Penjualan Pada PT PMJ
No.
Pertanyaan
Y/T
Keterangan
PENJUALAN
1.
Apakah
setiap
penjualan
Tetapi surat pesanan tidak diisi
diminta surat pesanan dari
pelanggan ?
2.
Y
Apakah Penjualan dilakukan
secara tunai dan kredit?
3.
secara lengkap.
Y
Apakah
fungsi
penjualan
terpisah
dari
fungsi
Y
pengiriman?
4.
Apakah fungsi penjualan terpisah
dari fungsi akuntansi?
5.
Y
Apakah fungsi gudang terpisah
dari fungsi pengiriman?
6.
Apakah
daftar
perusahaan
harga
produk
T
memiliki
secara
tertulis?
7.
Terdapat didalam satu unit.
Apakah formulir berikut bernomor
urut tecetak (prenumberred) :
Y
8.
a. Faktur Penjualan
Y
b. Surat Jalan
Y
Apakah
ada
tertulis
kebijakan
dalam
secara
memberikan
potongan harga ?
9.
T
Apakah dokumentasi penjualan
disimpan secara rapi sesuai nomor
10
urutnya oleh bagian penjualan ?
Y
Apakah
Y
selalu
dibuat
laporan
penjualan setiap bulannya?
11.
Apakah ada pejabat berwenang
yang selalu mengevaluasi laporan
penjualan itu dengan seksama?
12.
Apakah
tembusan
penjualan
selalu
Y
dokumen
diberikan
ke
bagian akuntansi?
13.
Apakah
bagian
Y
Akuntansi
melakukan jurnal atas penjualan
secara periodik berdasarkan copy
faktur
penjualan
diotorisasi ?
yang
sudah
Y
14.
Apakah
dilakukan
pengecekan
terlebih dahulu terhadap kesediaan
persediaan
sebelum
barang
digudang
transaksi
penjualan
dilakukan ?
15.
Y
Apakah ada pengecekan status
kredit
pelanggan
melakukan
transaksi
sebelum
penjualan
Y
kredit ?
16.
Apakah perusahaan menetapkan
batas kredit tertentu bagi setiap
pelanggan ?
17.
Y
Apakah faktur yang batal diarsip
oleh bagian akuntansi ?
18.
T
Apakah pengiriman barang selalu
didukung oleh surat jalan
yang
telah diotorisasi ?
19.
Apakah
Y
pengiriman
barang
meminta tanda tanggan pelanggan
sebagai
tanda
barang
diterima oleh pelanggan ?
telah
Y
20.
Apakah bagian
Piutang secara
T
Dilakukan bila sudah lewat dari
tanggal jatuh tempo saja
rutin mengirimkan surat tagihan
kepada pelanggan ?
21.
Apakah bagian penagihan piutang
mengembalikan faktur yg tidak
dapat tertagih setiap bulannya?
22.
Apakah
Perusahaan
memiliki
dalam
syarat
kebijakan
pembayaran tertentu ?
23.
Faktur dikembalikan bila faktur
T
Hanya waktu jatuh tempo 30
hari dari tanggal transaksi
T
Apakah Perusahaan melakukan
penyisihan untuk piutang yang
tidak tertagih ?
telah dapat ditagih
T
Setelah dilakukan pemeriksaan pendahuluan atas pengendalian intern pada
fungsi penjualan, dan juga berdasarkan hasil wawancara serta pengamatan langsung dilapangan,
didukung pula dengan jawaban – jawaban yang diperoleh dari internal control questionnaire
maka diperoleh beberapa hal yang positif pada PT PMJ :
1. Fungsi penjualan sudah terpisah dengan fungsi pengiriman dan fungsi akuntansi.
2. Dokumen-dokumen penjualan seperti surat jalan dan faktur penjualan sudah bernomor urut
cetak (prenumbered).
3. Selalu dilakukan pengecekan kesediaan barang di Gudang sebelum transaksi penjualan
dilaksanakan.
4. Perusahaan sudah memiliki kebijakan dan prosedur penjualan secara tertulis.
5. Perusahaan sudah memiliki daftar harga semua produk secar tertulis dan diterapkan secara
konsisten ke semua pelanggan.
6. Ada kebijakan tertulis untuk mengatur retur penjualan.
7. Proses pengiriman barang selalu disertai dengan dokumen-dokumen pendukung
8. Selalu melihat limit kredit setiap pelanggan sebelum melakukan penjualan kredit.
9. Ada bagian yang bertugas untuk mengotorisasi pemberian penjualan kredit.
10. Perusahaan melakukan pengarsipan pada bukti setor yang telah disahkan pihak bank.
11. Ada laporan penjualan yang selalu dilaporkan setiap bulan dan dievaluasi oleh pejabat yang
berwenang.
IV.2.3 Pemeriksaan Terinci pada Fungsi Penjualan PT PMJ
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan prosedur audit rinci meliputi
dua hal pokok, yaitu:
1. Tujuan pemeriksaan (Audit Objective)
2. Prosedur pemeriksaan (Audit Procedure)
IV.2.3.1 Pemeriksaan Prosedur Penerimaan Pesanan
Tujuan pemeriksaan prosedur pesanan adalah untuk memastikan bahwa
semua pesanan dari pelanggan sudah ditangani sesuai dengan prosedur yang
berlaku dari penerimaan pesanan sampai dengan pengiriman barang.
Prosedur pemeriksaan penerimaan pesanan :
1. Dapatkan informasi mengenai prosedur dan kebijakan dalam prosedur
penerimaan pesanan baik dari bagian penerimaan atau dari peraturan
perusahaan.
2. Untuk mengevaluasi apakah kebijakan tersebut sudah cukup baik, dalam arti
dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan keekonomisan dalam kegiatan
fungsi penjualan dan pemasaran.
3. Memeriksa data-data pelanggan dan kelengkapan otorisasi dokumen atas
pesanan pelanggan,yaitu :
a) Nama, alamat dan tujuan pengiriman barang sesuai dengan permintaan.
b) Kolom paraf salesman dan kepala bagian keuangan yang menyutujui
pesanan.
c) Jenis,barang, jumlah, unit satuan telah sesuai dengan pesanan.
d) Tanggal penerimaan pesanan dan tanggal pengiriman
barang yang
dikehendaki
e) Besarnya potongan harga yang diberikan serta syarat pembayaran yang
telah disetujui.
4. Memeriksa keseluruhan pengiriman barang apakah telah seluruh pemesanan
telah dipenuhi atau tidak.
5. Menentukan total kerugian yang dialami perusahaan jika terjadi penyimpangan
dalam proses penerimaan pesanan.
6. Pastikan pihak yang bertanggungjawab atas penyimpangan tersebut.
7. Buat saran berdasarkan temuan yang ada.
Dari pemeriksaan diatas ditemukan beberapa temuan antara lain :
1. Kolom paraf pada surat pesanan tidak diisi secara lengkap hanya ada tanda
tangan dan tanggal waktu dipesan, tetapi tidak dicantumkan nama jelas
pemesan dan juga petugas yang menerima pesanan.
IV.2.3.2 Pemeriksaan Prosedur Persetujuan Kredit
Tujuan pemeriksaan terhadap fungsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah terdapat prosedur permohonan kredit dalam
perusahaan.
2. Mengetahui apakah terdapat kebijakan pengelolaan piutang dan penagihan.
3. Untuk mengetahui apakah ada hambatan dalam penagihan piutang.
4. Melihat apakah dalam persetujuan kredit telah diiotorisasi oleh bagian yang
berwenang.
Prosedur pemeriksaan persetujuan kredit ialah sebagai berikut :
1. Dapatkan informasi dan prosedur persetujuan kredit dalam perusahaan.
2. Mempelajari bagaimana penerapan prosedur persetujuan kredit dijalankan
dalam operasional.
3.
Periksa apakah setiap sales order telah melalui persetujuan kredit.
4.
Periksa apakah setiap persetujuan kredit telah dilakukan otorisasi oleh
pejabat yang berwenang.
5. Menentukan
total
kerugian
yang
dialami
perusahaan
jika
terjadi
penyimpangan dalam proses persetujuan kedit dan pihak yang bertanggung
jawab atas penyimpangan tersebut.
6. Buat saran berdasarkan temuan yang ada.
Dari pemeriksaan diatas didapatkan temuan sebagai berikut :
Dalam tahap prosedur persetujuan kredit, tidak ada temuan karena masing-masing
bagian sudah melakukan fungsinya dengan baik bagian keuangan selalu
mengotorisasi persetujuan pemberian kredit.
IV.2.3.3 Pemeriksaan Prosedur Pengiriman Barang
Tujuan pemeriksaan prosedur pengiriman barang adalah untuk
mengetahui apakah barang yang dikirim telah sesuai dengan pesanan dan telah
lengkap dokumen pengirimannya.
Prosedur pemeriksaan prosedur pengiriman barang sebagai berikut :
1. Pelajari prosedur pengiriman barang yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2. Periksa apakah sebelum pengiriman barang, dilakukan pengecekan antara
dokumen dan barang yang akan dikirm.
3. Periksa apakah pengiriman barang dilakukan dengan otorisasi dan dicek serta
ditandatangani oleh kepala gudang.
4. Periksa apakah dokumen pengiriman barang dicap “sudah dikirim/diterima”
oleh pihak penerima barang.
5. Menentukan
total
kerugian
yang
dialami
perusahaan
jika
terjadi
penyimpangan dalam proses pengiriman barang dan pihak yang bertanggung
jawab atas penyimpangan tersebut.
6. Buat saran berdasarkan temuan yang didapat.
Dari pemeriksaan diatas didapatkan temuan sebagai berikut :
1. Jumlah barang yang diterima dibeberapa outlet jumlahnya terkadang tidak
sesuai dengan surat jalan dan biasanya tetap dicatat sesuai dengan yang tertera
disurat jalan bukan berdasarkan jumlah fisik barang yang ada
IV.2.3.4 Pemeriksaan Prosedur Pembuatan Faktur
Tujuan pemeriksaan pembuatan faktur adalah :
1. Untuk mengetahui apakah terjadi penyelewengan dan ketepatan dalam
pembuatan faktur.
2. Untuk memastikan pembuatan faktur telah sesuai dengan dokumen
pendukung.
3. Untuk memastikan jangka waktu antara pembuatan faktur dan pengiriman
barang tidak terlalu jauh.
Prosedur pembuatan faktur adalah sebagai berikut :
1. Dapatkan prosedur dan kebijaksanaan perusahaan dalam proses pembuatan
faktur.
2. Periksa apakah faktur yang dibuat sesuai dengan surat order antara lain:
a. Nama Pelanggan
b. Harga Barang
c. Jumlah barang
d. Tanggal pembuatan faktur
e. Nomor faktur
3. Periksa apakah faktur telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang sebelum
dikirimkan ke pelanggan.
4. Periksa penomoran faktur (prenumbered)
5. Periksa pada laporan bulanan faktur yang diterbitkan dengan laporan
penjualan bulanan apakah jumlah totalnya telah sama.
6. Periksa apakah terjadi pengembalian barang yang telah dibuat nota kreditnya
untuk pengurangan nilai piutang pelanggan.
Dari hasil pemeriksaan ditemukan hal sebagai berikut :
Dalam prosedur ini tidak ada temuan, karena faktur selalu dibuat tepat waktu oleh
bagian akuntansi, setelah semua dokumen pendukung telah sesuai.
IV.2.3.5 Pemeriksaan Prosedur Pencatatan dan Penagihan Piutang
Tujuan pemeriksaan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memastikan pencatatan piutang dengan jumlah pesanan pelanggan
telah sama secara total.
2. Untuk mengetahui apakah sudah terdapat kebijakan tertulis mengenai
pengelolaan piutang dan penagihannya.
3. Untuk memeriksa apakah kebijakan tersebut sudah dijalankan dengan baik
oleh fungsi penagihan.
4. Untuk memastikan apakah laporan penjualan yang diberikan oleh manajer
divisi penjualan dan pemasaran sama dengan pembukuan perusahaan.
Prosedur pemeriksaan pencatatan dan penagihan piutang :
1. Dapatkan prosedur dan kebijaksanaan perusahaan dalam proses pencatatan
piutang dan kebijaksanaan perusahaan tentang piutang.
2. Periksa apakah pengiriman faktur kepada pelanggan tepat waktu.
3. Periksa apakah informasi dalam faktur yang akan dikrim telah benar.
4. . Memeriksa apakah jumlah piutang yang terjadi sesuai dengan order
penjualan.
Dari hasil pemeriksaan diatas ditemukan beberapa hal sebagai berikut :
1. Perusahaan tidak memiliki kebijakan syarat pembayaran piutang. Dalam arti
perusahaan hanya memberikan waktu jatuh tempo 30 hari dari tanggal
transaksi, namun bila terjadi keterlambatan pembayaran tidak ada peraturan
khusus dari perusahaan.
2. Perusahaan tidak pernah mengirimkan surat konfirmasi piutang secara
periodik kepada pelanggan.
IV.3. Laporan Hasil Pemeriksaan Operasional atas Fungsi Penjualan pada PT PMJ
Berdasarkan Tujuan awal penelitian ini adalah untuk mengevaluasi prosedur penjualan
yang sudah berjalan dan menemukan hambatan – hambatan yang dihadapi oleh PT PMJ,
khusunya di bidang penjualan.
Melalui tahapan pelaksanaan audit yang sudah dilaksanakan , yaitu mulai dari survey
pendahuluan, kemudian mengevaluasi sistem pengendalian intern di PT PMJ, hingga
penyusunan prosedur untuk audit rinci maka penulis menemukan beberapa hal positif atas
prosedur penjualan di PT PMJ, namun juga ditemukan beberapa kelemahan didalam prosedur
penjualan yang masih memerlukan perbaikan agar menjadi lebih baik dimasa mendatang.
Temuan yang ada berdasarkan fakta, data, dan bukti – bukti yang kuat. Sebagai hasil
akhir dari pemeriksaan terhadap penjualan pada PT PMJ, penulis mengemukakan hasil dari
pemeriksaan secara terinci atas temuan yang diperoleh,dimulai dari kondisi yang sebenarnya
terjadi di perusahaan, dibandingkan dengan kriteria yang seharusnya dilakukan, sebab yang akan
terjadi darti temuan tersebut dan akibat dari temuan tersebut, serta rekomendasi atas temuan.
Laporan Hasil Pemeriksaan Operasional atas Fungsi Penjualan pada PT PMJ ialah
sebagai berikut :
1. Otorisasi Pesanan Kurang Lengkap
Kondisi : Pada surat pesanan tidak diisi dengan lengkap, ada sebagian yang hanya diisi tangggal
saja tanpa ada tada tangan dan nama jelas yang melakukan pemesanan, dan ada juga sebagian
yang hanya membubuhkan tanda tangan dikolom pemesan tanpa ada tanggal pesanan dan nama
jelas.
Kriteria : Pengendalian Intern yang benar, mengharuskan setiap surat pesanan dan setiap
dokumen harus diisi secara lengkap dan jelas siapa yang membuat order, menerima order dan
mengotorisasi order penjualan terhadap pelanggan.
Sebab : Perusahaan menggangap sudah mengenal baik para pelanggannya sehingga surat
pesanan tidak perlu diisi dengan lengkap, dan bila terjadi hal yang kurang jelas dalam surat
pesanan perusahaan akan menanyakan kembali kepada pelanggan lewat telepon.
Akibat : Sulit untuk menulusuri siapa pihak yang menerima pesanan dan mengotorisasi
penjualan jika suatu saat terjadi masalah dengan pelanggan misalnya pengiriman barang
dilakukan sangat lambat atau tidak sesuai dengan keinginan pelanggan.
Rekomendasi : Perusahaan sebaiknya mewajibkan karyawan yang bertugas untuk menerima
pesanan memeriksa kembali surat order pesanan dan karyawan tersebut harus mengisi dengan
lengkap setiap surat order pesanan dan juga setiap surat pesanan seharusnya ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang.
2. Bagian Gudang merangkap sebagai bagian pengiriman barang
Kondisi : Bagian gudang terkadang juga merangkap untuk melakuan pengiriman barang,
sehingga tidak pemisahan tugas yang jelas.
Kriteria : Pengendalian intern yang baik mengharuskan adanya pemisahan tugas dan tanggung
jawab yang jelas sehingga masing – masing karyawan dapat mempertanggung jawabkan
tugasnya.
Sebab : Perusahaan melakukan penggabungan fungsi ini dengan asumsi untuk menghemat biaya
dan perusahaan beranggapan dengan tidak ada pemisahan tanggung jawab maka penyimpanan
barang di gudang menjadi tanggung jawab bersama antara bagian gudang dan juga bagian
pengiriman.
Akibat : Adanya perangkapan fungsi akan membuat karyawan kurang terfokus pada tugasnya,
dan juga akan menyebabkan kurangnya kontrol terhadap stok persediaan barang di gudang.
Rekomendasi : Perusahaan sebaiknya memisahkan karyawan yang bekerja dan bagian
pengiriman secara tertulis,sehingga karyawan tidak menjadi rancu lagi akan tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing. Dan untuk memasuki bagian gudang hanya diperbolehkan untuk
orang-orang yang memiliki otoritas tertentu saja.
3. Perusahaan tidak memiliki kebijakan dalam pemberian potongan harga kepada
pelanggan
Kondisi : Pemberian potongan harga berdasarkan kebijakan manager penjualan
tidak ada
kebijakan yang tertulis sehingga berbeda – beda untuk setiap pelanggan.
Kriteria : Pemberian potongan
harus ada peraturan tertulis untuk mencegah terjadinya
kecurangan
Sebab : Perusahaan menyerahkan wewenang pemberian potongan harga kepada manager
penjualan karena dianggap lebih mengetahui kondisi yang ada.
Akibat : Bisa terjadi kecurangan dengan menentukan potongan harga yang berbeda-beda.
Misalnya potongan harga yang diberikan kepada pelanggan hanya 10% tetapi yang dilaporkan ke
perusahaan potongan harga yang diberikan ialah 20%, sehingga akan merugikan perusahaan.
Rekomendasi : Seharusnya perusahaan menetapkan kebijakan dalam pemberian diskon kepada
pelanggan, misalnya dari pembelian 1 juta – 5 juta jumlah diskon yang diberikan sebesar 5%.
Dan harus ditetapkan secara konsisten kepada semua pelanggan.
4. Perbedaan jumlah barang yang tertera di surat jalan dengan jumlah fisik yang diterima.
Kondisi : Pada beberapa pengiriman ke toko ditemukan jumlah barang yang ada tidak sesuai
dengan jumlah barang yang ada di surat jalan. Dan biasanya akan tetap disesuaikan dengan
jumlah yang ada di surat jalan sehingga akan ada perbedan stok ditoko yang akan merugikan
karyawan di toko (outlet).
Kriteria : Seharusnya pencatatan penerimaan barang disesuaikan dengan barang yang
sesungguhnya diterima, jika ada perbedaan dengan surat jalan, sebaiknya surat jalan direvisi.
Sebab : Bagian pengiriman tidak mau merubah surat jalan karena dianggap barang yang
dikurang bisa ditambahkan pada pengiriman selanjutnya, sehingga surat jalan tidak perlu diubah.
Akibat : Sering terjadi perbedaan stok barang di masing – masing outlet, karena terkadang
bagian pengiriman lupa untuk menambahkan barang yang kurang pada pengiriman sebelumnya.
Rekomendasi : Jika terjadi selisih antara barang yang diterima dengan jumlah barang di surat
jalan, maka sebaiknya surat jalan diganti dan dikoreksi dengan jumlah yang sebenarnya ada.
5. Faktur Penjualan yang batal tidak diarsip
Kondisi : Pada PT PMJ tidak ada pengarsipan untuk faktur penjualan yang batal. Faktur
penjualan yang batal langsung dibuang dan tidak diarsip bersama dengan faktur baru
penggantinya.
Kriteria : Faktur yang batal seharusnya tetap diarsip dan dicap “batal” dan diarsip bersamaan
dengan faktur pengganti untuk arsip terjadinya pembatalan faktur penjualan
Sebab : Perusahaan beranggapan faktur yang batal tidak perlu diarsip karena faktur penjualan
yang batal langsung dibuang dan dikoreksi dengan faktur yang baru,sehingga tidak perlu
disimpan.
Akibat : Akan ada nomor faktur yang hilang, sehingga nomor urut faktur jadi tidak berurutan
lagi. Dan juga tanggung jawab bila terjadi penyelewengan atau kesalahan penagihan akan
menjadi susah ditelusuri karena kurangnya bukti atas kejadian sebelumnya.
Rekomendasi : Sebaiknya faktur penjualan yang batal tetap diarsip dan diberi cap “batal” dan
kemudian diarsip bersamaan dengan faktur penggantinya. Hal ini untuk menghindari faktur yang
batal disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan juga untuk menghindari
kesulitan pembuktian jika terjadi perbedaan dengan arsip pelanggan.
6. Konfirmasi Piutang tidak dilakukan secara periodik
Kondisi : Perusahaan tidak pernah mengirimkan pernyataan piutang kepada pelanggan sehingga
terkadang terjadi keterlambatan pembayaran dari pelanggan
Kriteria : Perusahaan harus mengirimkan pernyataan piutang secara periodik guna menguji
ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut. Praktek yang sehat dapat
dilihat dengan cara melakukan pengecekan secara periodik ketelitian catatan akuntansi yang
diselenggarakan oleh pihak luar yang bebas. Sehingga perlu ada pernyataan piutang kepada
pelanggan secara periodik.
Sebab : Perusahaan menganggap hal tersebut kurang begitu penting, karena selama ini belum
pernah ada kesalahan penagihan piutang kepada pelanggan.
Akibat : Kemungkinan terjadinya kesalahan pencatatan yang berlarut-larut dan catatan menjadi
tidak akurat. Dan juga bila terjadi kecurangan oleh karyawan seperti penagihan piutang yang
tidak disetorkan kepada perusahaan, akan tidak dapat dideteksi.
Rekomendasi : Sebaiknya perusahaan membuat surat pernyataan piutang yang dikirimkan secara
periodik kepada pelanggan hal ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya kecurangan oleh
karyawan.
7. Tidak memiliki Kebijakan syarat pembayaran tertenu
Kondisi : Untuk Penjualan secara kredit, perusahaan tidak memiliki kebijakan khusus mengenai
syarat pembayaran tertentu. Perusahaan hanya memberikan tenggang waktu pembayaran 30 hari
setelah barang diterima oleh pelanggan. Dan bila pelanggan terlambat melakukan pembayaran,
tidak ada kebijakan khusus yang dibuat oleh perusahaan.
Kriteria :Perusahaan seharusnya memiliki syarat pembayaran pembayaran dalam penjualan
kredit sehingga pelanggan dapat mempunyai acuan untuk melakukan pembayaran utang.
Sehingga syarat tersebut dapat membuat pelanggan membayar utang tepat waktu dan tidak
melewati dari tanggal jatuh tempo.
Sebab :Perusahaan berpendapat tidak perlu ada kebijakan khusus untuk pembayaran. Meskipun
sering terjadi keterlambatan pembayaran dari tanggal jatuh tempo,asalkan pelanggan tetap
melakukan pelunasan atas hutangnya, hal tersebut masih dapat diterima.
Akibat : Banyak pelanggan yang melakukan pembayaran melebihi dari tanggal jatuh tempo,
yang akhirnya akan mempengaruhi cash flow perusahaan.
Rekomendasi : Perusahaan seharusnya membuat kebijakan baru untuk pembayaran piutang
sehingga keterlambatan pembayaran piutang dapat dihindari. Misalnya dengan syarat
pembayaran 2/10, n/30 bila pelanggan membayar dalam jangka waktu kurang atau 10 hari maka
akan mendapatkan discount 10% dan jangka waktu pembayaran 30 hari.
Download