PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ALAT UKUR CAHAYA SEDERIIANA Albert Gunadhi JurusanTeknik Elektro,UniversitasWidyaMandalaSurabaya 60114,Indonesia Jl. Kalijudan37Surabaya +62-31-389-3933 107,103I +62-3L-389-1267 Psw. TeleponI Fax.: . E-mail:[email protected] Mrak AIat ular cahaya (lux meter) adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya wtsitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena @a dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang calary.Untuk mengetahui besarnya rcrsitcs cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cuhtp peka dan linier terhadap cahaya. Wingga cahaya yang diterima oleh sensor dapat diulatr dan ditampilkan pada sebuah tampilan egrtal. Pada makalah ini dibahas mengenai perancangan dan implementasi sebuah alat ulcur {Bac1u yang dapat menguhtr dengan range 200 - 2000 lux.. Harga dari besarnya cahaya dapat pada layar LCD (Liquid Crystal Display) dengan menggunakansebuah ADC (Analog bpllan w tXgiul Converter) Max ICL7106 dengan teganganmasukanantara 200 mV - 2 V dan tegangan il!firars, antara 100 mV - I V. Sensor cahaya yang digunakan adalah solar cell dengan tegangan /m@un sebesar 0.5 V dan arus 20 mA sampai 30 mA. Alat ukur ini dibuat portable dengan tegangansumber 9 V DC dari baterai. ryunakan Perencanaan dan pembuatan dari alat uhtr ini cukup sederhana hanya meliputi sensor trdq'finr, rangkaian pengubah arus ke tegangan, rangkaian ADC dan rangkaian LCD. Dari data alat dengan pembanding (Digital Light Meter RS ISO-TECH ILM 350) didapat bahwa rm- d.apat bekerja dengan cukup baik pada media pengukuran dengan jarak antara sensor 'ft rdryrc dan sumber cahaya antara 60 em - 70 cm dengan persentase ketidaltpresisian antara ililff'tb - 0.677%. tranci : cahaya, lux meter, sensor, digital, ADC Max ICL7l06, portable, baterai. Pendahuluan Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Untuk teknik pencahayaan buatan yang benar, tentu saja perlu diketahui seberapa besar ilns cahaya yang dibutuhkan pada suatu tempat. Maka, untuk mengetahui seberapa besar cahaya tersebut dibutuhkan suatu alat ukur cahaya yang dapat digunakan untuk harnya cahaya dalam satuanlux. F{curun pada umumnya peralatan elektronika seperti alat ukur ini masih merupakan yang menggunakan sistem analog. Akan tetapi dengan adanya pengetahuan tentang yang pada tahun akhir-akhir ini maju pesatsekali sehingga hampir semua peralatan dapat dibuat dalam bentuk digital, dalam ukuran yang kecil dan ringan. Hal ini karena alat-alat semikonduktor dapat digunakan untuk menggantikan tabung-tabung ysng sebelumnya merupakan komponen elektronika yang penting. Selain itu dalam teknik pulsajuga cukup berarti yang memungkinkanadanya alat digital dengan ketelitian atau akurasi yang tinggi sehingga besaran-besaran berubahsecaraterusmenerusdapatdiubahdandiperlihatkansebagaibesaran-besaran disktrit. n.gf" melihat penjelasandi atas,maka tepatuntuk membuatsuatu alat ukur cahaya ryter digital) dalam bentuk portable dengan ukuran sekecil mungkin sehingga dapat dalampengukuranbesarnyaintensitascahaya.Tentu saja hasil pengukuranyang *0!!n bentuk digital bukan analog lagi sehinggahasil pengukurannya dapat lebih akurat Proceedings,Komputer dan Sistem lntelijen (KOMMI'I' 2002) Auditorium Universitas Gunadarma,Jakarta,2l -22 Agustus 2002 B-50 l| y dan teliti. Selain itu lux rneteryangterdapatdi pasaranjuga cukup mahal sehinggadenganadanya biaya. alat ini tentusajadapatmenghemat a I I 2. I Teori Dasar Cahaya I Tingkat Kuat Penerangan(Lighting Level) I Tingkat kuat penerangan(iluminasi) sebagianbesarditentukanoleh kuat cabayayangjatuh pada suatuiuas bidang permukaandan dinyatakansebagaiiluminasi rata-rata.Iluminasi rata-rata dalar,nlux adalaharuscahayayang dipancarkan(O) dalam lumen (lm) dibagi denganluas bidang atauarea(A) dalamm2: ,Allumen) E(tux)=ffi (1) Iluminasi rata-rata adalah tingkat kuat peneranganrata-rata yang diukur secara horizontal dan vertikal untuk suatu ruangan atau unhrk suatu bidang kerja. Biasanya diukur secarahorizontal 75 cm di atas lantai. Arus cahaya adalah kuantitas cahaya total yang dipancarkan setiap detik oleh sumber cahayadalam satuan lumen. Tingkat kuat peneranganyang diperlukan sangat bergantung pada jenis kegiatan yang dilakukan. Kegiatan yang memerlukan banyak ketelitian memerlukan penerangandengan tingkat kuat peneranganyang lebih tinggi. Semakin tinggi derajat kesulitan penglihatan semakintinggi pula diperlukan tingkat kuat penerangannya. Distribusi Kepadatan Cahaya (Luminance Distribution\ Kepadatan cahaya atau luminasi (L) adalah ukuran kepadatan radiasi cahaya yang jatuh pada suatu bidang dan dipancarkan ke arah mata sehingga mata mendapatkan kesan terang (brightness). Dengan kata lain, kepadatan cahaya adalah kuat cahaya atau ukuran pancaran cahaya dari bidang tertentu dalam candila (cd) dibagi dengan bidang penglihatan dalam m2. Satuan kepadataniahaya (L) dinyatakandalam candela/m2atau cd/m2. I(cd) , t- = ----:A(*") (2) Semakin tinggi kepadatancahayasuatupermukaansemakin terang pula permukaan itu tampak oleh mata. Dapat saja distribusi kuat cahaya ini tidak harmonis/tidak merata. Distribusi kuat cahaya yang tidak merata menimbulkan kontras yang terlalu besar. Hal ini disebabkan karena mata tidak melihat cahaya yang sampai pada suatu objek langsung dari sumber cahaya,tetapi mata melihat cahaya yang dipantulkan/direfleksikan oleh objek tersebut ke mata. Atau dengan kata lain, mata tidak melihat tingkat kuat penerangan (iluminasi) melainkan melihat kepadatan cahaye (brightness)Fotometri Fotometri mempelajari mengenai ukuran banyaknya cahaya. Oleh karena pemancaran cahayatak lain adalah pemancaran gelombang elektromagnetik yang secara umum disebut radiasl" maka sudah barang tentu ada hubungan antara pemancaran cahaya dengan pemancaran tenagr radiasi. Banyaknya pancaran cahaya atau fluks cahaya dinyatakan dalam satuan 1umsn. F'lrrkr cahaya yang dipancarkan dari suatu titik sumber cahaya hendaknya digambarkan sebagai garir garis yang memancardari titik sumber tersebutsecararadial merata. Dengan demikian banyaknyr fluks cahayayang mengenaisuatupermukaanakan dinyatakan dengan banyaknya garis-garis flr'kc a I I a tI L ,a t il t Perancangan dan Implementasi Alat Ukur Cahaya Sederlnna B-51 yang tiba di permukaan tersebut. Permukaan yang dikenai cahaya dikatakan mendapat penerangan' dan kuat penerangan dinyatakan dengan rapat fluks yaitu banyaknya garis-garis fluks cahaya yang p"r-rr[""n itu. Kerapatan garis-garis fluks cahaya yang memancar dari sumber cahaya -"rrg"r"i kuat cahaya sedangkankerapatan garis-garis fluks cahayaymrg mengenai permukaan 1n"ttlutatun menyatakan kuat penerangan. Kuat cahaya atau intensitas cahaya didefinisikan sebagai banyaknya fluks cahaya yang memancar per sudut ruang sedangkuat peneranganatau iluminasi didefinisikan sebagai banyaknya fluks cahaya yang mengenai satu satuanluas permukaan yang mendapat penerangan. Setaku satuan Intensius cahaya,sr.ul" dipilih satuan lilin sebagai intensitas cahaya yang diberikan oleh suatu lilin yang ukuran dan bahannya tertentu. Kemudian sejak tahun 1948 diambil kesepakatansatuan intensitasiahayayangberdasarkan ketentuanbahwa luminan benda gelap pada srhu 204,2. K adalah 60 lillin/cm2. Benda gelap ialah benda yang menyerap seluruh radiasi yang dikenakan padanya. Satu lilin didefinisikan berdasarkanketentuan demikian, dinamakan satu lilin intemasional kalau dibandingkan dengan ketentuan satu lilin semula ternyata kira-kira 0,9817 halinya. Iluminasi sebesarsatu lumer/m2 disebut juga satu lux, sedangkan iluminasi sebesarsatu disebut safit foot-eandle. Satu foot ialah 0,3048 meter. Pengukuran intensitas cahaya her/ft2 bi6 disebut fotometri, dilukuk"n dengan membandingkan intensitas sumber cahaya yang akan dengan intensitas cahaya dari sumber cahaya standart yang memang sudah tertentu fuUrkan fusitasnya. Dasur fotometri ialah bahwa iluminasi oleh suatu sumber cahaya berbanding terbalik .*'ngan kuadrat jarak permukaan yang memperoleh iluminasi dari sumber cahaya itu. A lk Perancangan Sistem Diagram Sistem Dalam perancangansistem, direncanakandari blok diagram sederhanayang ditunjukkan I di bawah ini. [&Gambar RangkaianPengubah Arus ke Tegangan Gambar I. Blok diagram alat ukur cahaya (lux meter). idcngan blok diagram di atas,maka sistem ini terdiri atas : sensor yang digunakan disini adalah sebuah solar cell dimana sensor ini fur-cahaya, -riki tegangansebesar 20 - 30 mA. 0,5volt danarussebesar ini berfungsi untuk mengubaharus yang rangkaian tegangan, pengubah arus ke kgkaian flcima dari sensormenjadisebuahteganganmasukanbagi ADC untuk dijadikan tegangan [mtmatng denganteganganreferensi. 5@C-orruerter,ADC yang digunakandisini adalahMAX ICL7106. Rangkaianini herfungsi -,1 mcngubahdata analogyang diterima menjadi data digital untuk ditampilkan di layar UEn, dcngan membandingkanteganganmasukanyang didapat dari sensor dan tegangan yangterdapatPadaADC. fui rqis"$, LCD 3% digit ini berfungsiuntuk menampilkanangka-angkayang diterima dari qtnlm ND converter. Proceedings,Komputer dan Sistern Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium Universitas Gunadarma,Jakarta, 2l -22 Agustus 2002 5. Catu daya, berfungsi untuk memberikantegangancatu yang digunakan unlt menjalankan ADC maupunLCD. Dimanategangancatuyangdibutuhkanadalahsebesar9 V DC baterai. Rangkaian Pengubah Arus ke Tegangan Padadasarnyarangkaianpengubaharuske teganganini cukup sederhana.Dalam rangkaian ini hanyamembutghkansibuah tahananyang digunakanuntuk mengubaharus yang didapat dari sensormenjadi sebuahteganganyang dijadikansebagaiteganganmasukanpada ADC. Rangkaian sederhanauntlt< pengubahamske teganganini dapatdilihat padaGambar2 di bawahini- Gambar 2. Rangkaian pengubah arus ke tegangan. Dari gambar rangkaian di atas terdapat dua buah tahanan (Rl dan R2) dan sebuah saklar yang digunikan sebagairange dari alat ukur. Dimana alat ukur ini dibuat pada dua range saja yaitu pada range 200 lux dan 2000 lux. Untuk menentukan besarnya tahanan Rl dan R2 yang diinginkan, sebelumnya terlebih dahulu harus mendapatkan besarnya arus (Isc) yang konstan dari sensor ketika menerima cahayt Caranya dengan mengadakan pengukuran besarnya arus dari sensor pada skala penuh yaitu 2000 yutrg digunakan untuk mendapatkan besarnya lux yang diukur (2000 lux) yaitu lux. Adapun "t"t Digital itgttt tt"i", ns iSO-feCH ILM 350. Dan pengukuran diperoleh, besar arus (Isc) dari ,"iro, paJa skala penuh (2000 lux) yaitu kurang lebih 20 mA. Dengan demikian maka Rl dan R2 dapat dihitung sebagaiberikut : . Rangedari alatukur :200 -2000 lux Isc:20 mA ' : Persamaanoutput dari ADC ; ' !\"1ooo = output (3) Yref . . Vin, teganganmasukanbagi ADC yang dijadikan sebagaipembandingdengantegangan keluaranyangdiinginkan.Vin ini didapatdari tegangankeluaran referensiuntuk mendapatkan tahanan(Rl-dan R2) yang mengubaharus dari sensormenjadi menggunakan sensordengan teganganmasukanpadaADC. Vref, teganganreferensiyangterdapatpadaADC (Vref = %Yin)' Untuk mendapatkanRl dan R2 ini makateganganVref disetpadaharga yang tetap, yaitu seb-e-sar^ : 0,25 volt. HargateganganVref ini diperolehdari tegangansensor(0,512 0.25).TeganganVref sebuahtrimpot I KCf dan sebuahtahanan24Kf). padaADC ini dapatdiatur denganmenggunakan padaADC: persamaan FerhitunganRl untukrange2000lux berdasarkan Per-ancangandan Implementasi Alat Ukur Cahaya Sedertana !=" ^r1ooo= output Vref t=f = ^^t.looo skalapenuh Vref B-53 (4) 20.10-3.R1 x 1000= 2000 0,25 500 Rl = + R l =2 5 tt 20 Sedangkanperhitungan R2 untuk range 200 lux : Isc'R2 x looo= 2oo Vref 20J0-3.Rzx1000 =200 0,22 R2=9> 20 (5) R z =2.5c 1 Analog To Digital Converter (ADC) ADC yang digunakanpada pembuatansistem ini adalahADC MAX ICL7I06.ICL7106 adalahIC buatan Maxim. ICL7I06 ini dirancang oleh Maxim untuk dihubungkan langsung dengan peragaLCD 3% digit. Spesifikasidari ADC ICL7106 ini yaitu : 9 V. ' Tegangansupply (V* - v): : 200 mV -2V. (Vin) input maksimum Tegangan ' . Teganganreferensi(Vref) : 100 mV - I V. . Vref : %Yin. Clock frekuensi : 48 KHz. ' Adapun komponen-komponenyang digunakandalam rangkaianADC ICL7l06 ini, yaitu : Padapin 1 dan 26 merupakantegangancatu pada ADC sebesar9 volt DC. Unruk mendapatkan ' tegangan9 volt ini digunakan sebuahbaterai. . Pada pin 27 dan pin 28 yang merupakan rangkaian integrator pada ADC, digunakan sebuah kapasitor dan tahanan yang masing-masing sebesar0,22 1tF dan 47 KO untuk mencegahagar integrator tidak mengalami saturasi. . Pada pin 29 yang merupakan tahap auto-zero dari ADC, digunakan sebuah kapasitor sebesar 0,47 1tFyang berfungsi sebagaikapasitor auto-zero. . Pada pin 33 dan pin 34 digunakan sebuah kapasitor sebesar0,1 pF. Kapasitor ini digunakan sebagaikapasitor acuan/referensi. . Padapin 30, 3l dan 32 yang merupakan masukan analog pada ADC yang didapat dan output sensor, digunakan sebuah tahanan dan kapasitor yang masing-masing sebesar 1 MQ dan 0,0lpF. . Pada pin 35 dan 36 yang merupakan tegangan referensi bagi ADC digunakan sebuah potensiometersebesarI KO dan tahanansebesar24K{l untuk mendapatkanteganganreferensi yang sesuaiuntuk dijadikan teganganpembanding bagi tegangan masukan ADC yang didapat dari keluaran sensor. Tegangan referensi yang dibutuhkan adalah sebesar 0,25 V. Harga tegangan ini didapat dari Vref : YzYin, dimana Vin didapat dari tegangan keluaran sensor sebesar0,5 volt. . Pada pin 38, 39 dan 40 merupakan rangkaian osilator dari ADC. Untuk menghasilkan frekuensi (clock) yang diinginkan yaitu sebesar48 KHz maka digunakan rangkaian RC. Proceedingg Komputer dan Sistem lntelijen (KOMMIT 2002) Auditorium Univcrsitas Gunadarma, Jakart4 2L -22 Agustus 2002 B-54 Rangkaianini hanya terdiri dari sebuahresistor dan kapasitor untuk mengatur frekuensi' Dimana dipilih harga resistor sebesar 100 KO untuk semua rtmge frekuensi. Dengan persamaan f :0,451RC, makanilai darikapasitordapatditenhrkan: menggUnakan {- J_ 0,45 R .C 4 8.103 = 0,45 (6) 100K.c 0.45 C = "t::-8 = 9,375.10-t'F+ C x lA}pF 4 9 .1 0 pembacaan digital untukmenampilkan SkematikrangkaianADC ICL 7106yangdigunakan pada LCD dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini. 9l / II ,__j lK Atuloaco@n oti E OSCr * o osc2 r*l HCr -Dl E fl osc3 G1 A2 82 c2 D2 E2 F2 G2 a'3 B3 c3 Cef+ Cnf- EUFF I}IT TEST 8P= _ =D 3 =E3 =E- r F :l n I =8 c3 ANAl.OG INPUT Gambar3. RangkaianADC MAXICL7I0. Bagian analoguntuk setiaptahap pengukurandalam ICL7106 ini dibagi dalam empat tab4 yaitu: tr Tahapauto-nol(A-Z). Terdapattiga peristiwa selamatahapauto-nol ini. pertama,IN-HI dan IN-LO diputusb hubunganA"ri t"ti-t"tinya dan secarainternatdihubungkanke commonanalog. Kefua kapasiloracuandiisi sampaidenganteganganacuan(referensi).Ketiga, loop umpanbaliL yang ada pada sistem ditutup *tuk *"ngisi kapasitorauto-zero (Cez), berguna 'n* teganganoffsetyang terdapatpadacompa.rator,bufer amplifierib -""gto.p"nsasikan integrator. dan Implementasi Alat Ukur Cahaya Sederhana ftmcangan o o Tahapintegrasisinyal(INT). Selamasinyal diintegrasi, loop auto-zeroterbuka,IN-HI dan IN-LO dihubungkandengan pin eksternaldan sambunganinternal diputuskan.Konverter kemudian mengintegrasikan bedateganganantaraIN-HI dan IN-LO untukjangka waktu tertentu. TahapDe-Integrast(DD. Tahap ini adalah tatrap pengintegrasiantegangan acuan. IN-LO secara langsung dihubungkan dengan common analog dan IN-HI dihubungkan dengan kapasitor acrurn yang telah terisi. Rangkaianini menjagakapasitor yang dihubungkandengan polaritas yang benar agar ouput integrator kembali nol sebandingdenganbesarnyasinyal input Pembacaandigital yang diperagakanoleh LCD ditentukanberdasarkanrumus : = Disptay =l--'"=*tooo Vref o . B-55 (7) TahapZero Integrator(Zl). diisi ke teganganacuan. IN-LO dihubungsingkatke commonanalogdankapasitor.acuan yang menyebabkanoutput unhrk [N-HI sistem Suatu loop umpanbalik ditutup disekitar pada 11 dan 140 clock dari integratorkembalimenjadinol. Tahapini normalbekerjanya pulsa,tetapidiperbesarmenjadi740clock pulsa. Tampilan pada LCD, rangkaiantCL7106 ini akan menunjukkanpada skala penuh (disptay LCD memperagakan1999)apabiladiberi teganganinput sebesar2 volt DC. Ketetapandi atas diperolehLur"nuteganganreierensi(Vref) dari rangkaiankonverterini dibuatberharga1 volt digital, yaitu : DC (Vref : %Yin). HargaVref ini juga sesuaidenganrumuspembacaan 1000= Dtsptay {+x Vref (8) maka : Kalau pembacaandigital menunjukkan skala penuh yaitu 1999 / 2OOO aLr " *1 0 0 0 = l g g g l 2 0 0 0 Vref 2000=lvolt Vref = 2000 (e) Gambar4. ContohtarnpilanLCD pada skalapenuh RangkaianDisplay (LCD) Untuk menghubungkanADC ICL7L06 ini ke display (LCD), maka dibutuhkan sebuah tahanan sebesar1 MO dan sebuahmosfettipe 85170. Berikut ini dapatdilihat pada Gambar5 yangmerupakangambarrangkaianLCD yangmendukungADC ICL7106. Procdingq Komputerdan SistemIntelijen (KOMMIT 2002) AuditoriumunivcrsitasGunadarmaJakart4 2l -22 Agush$ 2002 B-56 tl at cl DI wr2 loTr ll LCD n ct r:l &l cl a2 D n a {l 3:t c3 D3 g! tr! G3 Gambar 5. Ranglmiandisplay (LCD)- 4. Verifikasi Sistem Pada bagian ini akan dibahas mengenai verifikasi sistem yang dibuat. Verifikasi sistem diperlukan untul mendapatkan hasil yang tepat dan sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai pembanding dari alat ukur ini digunakan alat ukur yang telah ada" yaitu Digital Light Meter RS ISO-TECH ILM 350. Selain itu juga digunakan sebuahbola lampu pijar dan light dimmer untuk membantu dalam verifikasi sistem ini. Pengkalibrasian Alat Ukur dengan Pembanding Pengkalibrasian alat ukur ini dilakukan dengan jarak antara sumber cahaya ke sensor sebesar1001m (1 m) dan dalam posisi tegak lurus. Untuk mendapatkansumber cahaya digunakan sebuahbola lampu pijar dan p"ngtutiUr*ian ini dilakukan dalam sebuah ruangan dengan kondisi ruangangelap. Agar lebih jelas dapat dilihat pada Gambar6. /v a sensorcahala Gambar 6. Cara pengkalibrasian alat ukur- B-57 krancangan dan Implementasi Alat Ukur Cahaya Sederhana ?cngukuran Besar Lux Alat Ukur dan Pembanding Pengukuranini juga dilakukan sesuaidenganGambar6, hanyasaja disini pengukuran trilrrt-ukandenganmengaturjarak antarasumbercahayadengansensorpadakondisi yang berbedah'd-, yaitu dari jarak 90 cm - 30 cm. Hal ini dilakukandenganmaksuduntuk melihatpengaruh i perbahan jarak antarasumbercahayake sensordenganbesarnyalux yang ditampilkanoleh dr ukur yang dibuat denganpembanding(Digital Light Meter RS ISO-TECHILM 350). Adapun h dari hasilpengukurantersebutdapatdilihat padaGambar7, Gambar8, Gambar9 danGambar Iflfi. 90 ?80 370 ioo iso ( g40 ; 30 E ro r o10 0 't 2 3 4 5 6 7 I I 10 11 12 Pengukuranke. Lux Pembanding I L- onrlar 7. Hasil pengukuran denganjarak antara sumber cahaya dan sensor sebesar90 cm. 160 ? 'r40 Jlzo g 100 I8 0 o60 s40 fi 2 0 n 12 3 4 5 6 7 I 9 10 11 12 P engukuran ke. r +L u x P e m b a n d i n g- {- L u x A l a t U k u ri Hasil pengukuran denganjarak antara sumber cahaya dan sensorsebesar 70 cm. ^x 250 J 200 (E e 150 I roo L 3 so o ,n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 I 101112 Pengukuranke-+- BesarLuxPembanding-{- BesarLuxAat Ukur 9 Hasil pengukuran denganjarak antara sumber cahaya dan sensorsebesar50 cm. proceedings, Komputerdan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) euditorium Univemita: Gunadarma" Jakarta, 21 - 22 Agustus 2002 B-5s 800 E 700 J 600 9 soo € 400 ! :oo S zm E roo 0 1 2 3 4 5 6 7 I I 1011121314 Pengukuranke<- BesarLrl<Pembardirg{- Besar|.rtxAat lJkur cahaya dan sensor sebesar30 Gambar IA.Hasil pengalaran denganiaraka:ntara swnber 5. cm' KesimPulan dapat disimpulkan beberapa Berdasarkanhasil yang diperoleh dari verifikasi sistem, maka hal sebagaiberikut : pijar' . Untuk mendapatkan sumber cahaya dalam verifikasi sebaiknya digunakan bola lampu terhadap presisi lebih bisa karena dengan cahaya dari lampu pijar ini hasil pengukuran pembanding dengan . persentaseketidakpresisian alat ukur dari pengukuran-besarnyalux yang diperoleh /SORS (Digital Light Meter perbandingan antaia alat ukur yang dibuat a"ng* pembanding adalah cahaya ke sensor berbeda-beda TECH ILM 35q;, d"ng"n asumsi j-arak antara L-b"t sebagaiberikut : = %o o Persentaseketidakpresisianalat ukur padajarak 90 cm 5'786 o/o :0'4lI tr Persentaseketidakpresisianalat ukur padajarak 70 cm = 4'52I oh o Persentaseketidakpresisianalat ukur padajarak 50 cm : l'550 o/o o Persentaseketidakpresisianalat ukur padajarak 30 cm dekat maka . Jika jarak antara ,u-b", cahaya yung ukun diukur- delgan sensor cahaya cukup juga' Hal ini akan cukup besar ketidakpresisian alat ukur terlebut terhadap pem-banding media yang digunakan untuk mungkin dipengaruhi dari efek pemantrtan cahaya dari juga berbeda, dimana sensor cahaya pengukuran dan ielain itu sensor cohayu yang diguna.kan menyaring cahaya' untuk iari-pembandingluga dilengkapi sebuahntt"iyuttg berfungsi 6. tl] Lzl Daftar Pustaka and Linear Integrated Coughlin, F. Robert, Driscoll, F. Frederick, Operational Amplifier Ciriuit,Prentince Hall, 1987. Gramedia Grup' Jakarta" D. c. Green, Pedoman Elehronika II,PT Elex Media Komputindo 1987' t3] t4] t5] t6l I7l t8] i --a^i E^r-:t- Pencahayaan D--^^L^'-nn ;lan dan Tata Lethk Lampu, PT Gramedia Telozik D. christiawan, P. Lestari, Indonesia,Jakarta,1991' Widiasarana Processes'Second Duffie, A. John, Beckman,A. William,-Solar!1tfjneering of Thermal Edition,JohnWiley & SonsInc, UnitedStates,1991' 1998' Maxim,FulI Line bata Catalog,MaximIntegratedP1oduct,Inc.,USA, University Presq Mada Ga4ah Soedojo, Peter,Azas-azasllmu Fisika Z (ihtrt*-Uagtet), Yogyakarta,1985. llmu Fisika3 (optika),GajahMadaUniversityPress,Yogyakanr Soedojo,Peter,Azas-azas 1992. PustakaUtame' Zuhal,Dasar TelcnikTenagaListrik dan Elefuronika Daya, PT Gramedia 1988. Jakarta,