bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Rais (1996) menyatakan bahwa pengembangan wilayah merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui proses pembangunan
dengan memperhatikan seluruh aspek yang terkait dengan suatu wilayah.
Pelaksanaan pembangunan dilakukan dengan optimalisasi pemanfaatan potensipotensi yang dimiliki, yang dapat dicapai melalui evaluasi terpadu dari berbagai
pertimbangan kemampuan potensi daerah yang memungkinkan. Pembangunan
daerah selalu merujuk pada pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia
seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Dalam hal ini berarti bahwa pembangunan
meliputi aspek lahir (makanan, pakaian, perumahan) dan batin (pendidikan,
keamanan, hiburan, status soaial, dan kesempatan kerja) yang menjangkau seluruh
masyarakat tanpa membedakan keberagaman yang ada. Kesemuanya memerlukan
perencanaan yang cermat dan terarah.
Pembangunan Indonesia saat ini dilakukan pada otonomi daerah, sesuai dengan
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004. Otonomi daerah adalah hak, kewenangan dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses perencanaan pembangunan
yang dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang
lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah dan lingkungannya dalam
wilayah / daerah tertentu dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai
sumberdaya yang ada dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh,
lengkap, tetapi tetap berpegang pada azas prioritas (Riyadi dan Bratakusumah, 2003).
Dalam perencanaan, pelaksanaan
pembangunan,
dan
pengelolaan kawasan
perkotaan, pemerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya
pemberdayaan masyarakat.
Pembangunan wilayah di Kabupaten Pati meliputi upaya penyebaran kegiatan
ekonomi, sosial budaya, penduduk dan pusat-pusat kegiatan. Upaya tersebut
1
memerlukan sarana kerja cepat dan tepat yang dapat digunakan untuk perencanaan,
pengawasan, dan pelaporan. Sarana tersebut dapat terpenuhi dengan sistem informasi
yang menyajikan potensi wilayah, yang memuat data spasial dan non spasial dalam
satu sistem yang terpadu. Sistem informasi ini merupakan pembangunan dari Sistem
Informasi Geografis (SIG) yang mampu menyajikan informasi secara terintegrasi,
baik data spasial maupun data non spasial. Dengan penggunaan SIG, data yang
mempunyai volume sangat besar dan banyak, serta dinamis, dapat teradministrasi
dengan baik. Lebih dari itu, dengan data yang dikelola dalam suatu basisdata yang
baik, tentunya informasi-informasi yang berkaitan dengan data spasial maupun data
atribut dapat diakses dengan cepat, mempunyai tingkat kekuatan yang tinggi, serta up
to date untuk setiap periode tertentu. Penggunaan SIG akan membantu dalam
inventarisasi potensi wilayah sehingga akan lebih tertata rapi dan mudah diakses.
Teknologi internet pada masa globalisasi seperti sekarang sudah sangat
berkembang pesat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Dengan adanya internet
maka informasi dapat digunakan oleh berbagai kalangan dengan mudah. Dalam
bahasan ini pengguna yaitu instansi terkait, warga masyarakat secara keseluruhan
dan mungkin untuk investor yang berminat untuk mengembangkan daerah Pati.
Untuk memudahkan pengguna dalam mengakses informasi potensi daerah, maka
diperlukan suatu sistem informasi potensi yang dapat diakses seluruh masyarakat.
Penggunaan peta digital berbasis web inilah yang akan digunakan untuk
menampilkan potensi wilayah Kabupaten Pati yang sekaligus digunakan sebagai
media promosi akan potensi wilayah. Dengan adanya peta digital berbasis web ini
diharapkan pengguna bisa lebih mengetahui Kabupaten Pati beserta potensinya.
I.2. Identifikasi Masalah
Kabupaten Pati memiliki banyak potensi alam yang perlu dikembangkan,
akan tetapi sarana yang digunakan untuk menyajikan potensi tersebut sangat kurang.
Maka perlu dibuat media informatif yang bisa menyajikan informasi tersebut. Sarana
ini salah satunya melalui media internet.
2
I.3. Tujuan Proyek
Tujuan proyek ini adalah membuat sistem informasi yang menyajikan peta
potensi wilayah Kabupaten Pati beserta hasil potensinya yang berbasis web sebagai
media informatif bagi masyarakat dan instansi terkait.
I.4. Manfaat Proyek
Proyek ini diharapkan dapat digunakan untuk membantu instansi terkait dalam
pengelolaan potensi wilayah Kabupaten Pati dan pembangunan daerah. Sistem
informasi ini memberikan informasi berupa peta beserta data potensi wilayah kepada
seluruh masyarakat dengan informasi yang mudah diakses melalui internet.
I.5. Cakupan Proyek
Dalam proyek ini dilakukan pembatasan masalah agar proyek lebih terarah dan
sesuai dengan tujuan proyek. Batasan-batasan masalah dalam proyek ini antara lain :
1. Pembuatan sistem informasi geografis berbasis webGis menggunakan MS4W
(MapServer for Windows) dan MapLab sebagai framework.
2. Potensi yang akan ditampilkan antara lain potensi pertanian, peternakan,
perikanan, perkebunan, industri dan kesehatan.
3. Unit spasial untuk tampilan informasi potensi wilayah berbasis pada satuan
wilayah kecamatan
I.6. Landasan Teori
I.6.1. Konsep Wilayah dan Potensi Wilayah
Menurut UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa
wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan atau
aspek fungsional. Definisi wilayah secara umum adalah sebagian permukaan bumi
yang dapat dibedakan dalam hal-hal tertentu dan daerah di sekitarnya.
Secara garis besar, suatu wilayah terdiri dari dua unsur, yakni unsur ekosistem
(alam) dan sosiosistem (manusia). Kedua unsur ini berhubungan secara serasi,
seimbang, interaksi, dan interdependensi dalam rangka pengembangan wilayah.
3
Pengembangan wilayah merupakan upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui proses pembangunan dengan memperhatikan
seluruh aspek yang terkait dalam suatu wilayah (Soemadi, 1998).
Potensi wilayah adalah potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah yang meliputi
beberapa aspek, yaitu aspek fisik dan sumberdaya alam wilayah, aspek sarana
prasarana wilayah, dan aspek sosial ekonomi wilayah. Aspek fisik dan sumber daya
alam wilayah meliputi luas wilayah, batas administrasi wilayah, ketinggian tempat,
kemiringan lahan, jenis tanah dan struktur geologinya, curah hujan, kemampuan dan
penggunaan lahan, daerah rawan bencana, kawasan lahan kritis dan kawasan lindung.
Aspek sarana prasarana wilayah meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana
perumahan, obyek wisata, status dan kondisi jalan, sarana perhubungan, jaringan
listrik, jaringan telepon, jaringan distribusi air bersih, dan saluran irigasi. Aspek
sosial ekonomi wilayah meliputi jumlah dan komposisi penduduk, hasil pertanian,
hasil industri perdagangan.
Kabupaten Pati mempunyai wilayah yang terletak pada ketinggian antara 0 –
1000 m di atas permukaan laut, maka topografinya terbagi menjadi 3 bagian yaitu
daerah lereng Gunung Muria, dataran rendah dan pegunungan Kapur. Sebagian besar
daerah Pati merupakan daerah dataran rendah sehingga daerah ini cukup potensial
untuk menjadi daerah pertanian. Untuk hasil pertanian yang ada di Kabupaten pati
antara lain :
1. Padi sawah
2. Padi ladang
3. Jagung
4. Ketela pohon
5. Ketela rambat
6. Kacang tanah
7. Kedelai
8. Kacang hijau
Produksi hasil ternak di Kabupaten Pati dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok
utama, yaitu ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Hasil dari peternakan tersebut
antara lain :
1. Sapi potong
4
2. Sapi perah
3. Kerbau
4. Kambing
5. Domba
6. Babi
7. Ayam ras
8. Ayam buras
9. Telur ayam ras
10. Telur ayam buras
Kabupaten Pati memiliki potensi di bidang perikanan, jenis perikanan yang ada di
Kabupaten Pati antara lain ikan laut, produksi budidaya tambak, kolam, waduk,
sungai, dan kolam campuran. Hasil dari perikanan antara lain :
1. Lele
2. Ikan waduk
3. Ikan sungai
4. Bandeng
5. Udang windu
6. Udang vaname
7. Udang jenis lain
8. Ikan jenis lain
Untuk lahan bukan sawah yang ada di Kabupaten Pati dibedakan berdasarkan
penggunaannya antara lain :
1. Tegal
2. Perkebunan
3. Hutan rakyat
4. Tambak
5. Kolam
Hasil perkebunan untuk Kabupaten Pati antara lain :
1. Kelapa
2. Kopi
3. Kapuk
4. Kapas
5
5. Cengkeh
6. Tebu
7. Mete
8. Kakao
Pengairan untuk lahan sawah pada Kabupaten Pati berdasarkan jenisnya antara lain :
1. Teknis
2. Setengah teknis
3. Sederhana
4. Desa
5. Tadah hujan
6. Polder
Jenis industri yang ada di Kabupaten Pati antara lain :
1. Makanan dan minuman
2. Tembakau
3. Tekstil
4. Kayu
5. Kertas
6. Kimia
7. Karet
8. Galian non logam
9. Kuningan
Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Pati antara lain :
1. Puskesmas
2. Puskesmas pembantu
3. Posyandu pratama
4. Posyandu madya
5. Posyandu purnama
6. Posyandu mandiri
7. Puskesmas keliling
8. Polindes
9. Rumah sakit bersalin
10. Balai pengobatan
6
I.6.2. Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasiskan komputer yang
digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi data geografis. SIG dirancang untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana
geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan
demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam
menangani data yang bereferensi geografis, yang meliputi : (a) data masukan, (b)
manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi
data, (d) data keluaran (Aronoff, dalam Eddy Prahasta 2002). Empat komponen
tersebut dapat dilihat pada Gambar I.1.
1. Data masukan
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial
dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggungjawab
dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data
aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
2. Data keluaran
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau
sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy
seperti : table, grafik, peta dan lain-lain.
3. Manajemen data
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam
sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diupdate, dan
diedit.
4. Manipulasi dan analisis data
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh
SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data
untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
7
Data Masukan
Manajemen Data
Manipulasi Data
Data Keluaran
Gambar I.1. Komponen Sistem Informasi Geografis
Dari Gambar I.1 diatas dijelaskan mengenai proses SIG. Dimana pada data
masukan berisi terjadi proses pengumpulan dan mempersiapkan data spasial seperti
tabel, laporan, pengukuran lapangan, data digital, peta (tematik, topografi), citra
satelit, foto udara dan data lainnya. Kemudian pada manajemen data dan manipulasi
data, setelah pemasukan data dilakukan proses manajemen yaitu mengorganisasikan
data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sehingga mudah dipanggil
ataupun diedit. Kemudian dilakukan manipulasi dan pemodelan data untuk
menghasilkan informasi yang diharapkan. Tahap akhir yaitu data keluaran dimana
pada tahap ini dihasilkan output seperti peta, tabel, laporan dan informasi digital
lainnya. Apabila hasil keluaran tidak sesuai maka proses kembali ke tahap data
manajemen, begitu seterusnya sehingga didapat hasil yang sesuai.
SIG merupakan sistem kompleks yang terintegrasi dengan lingkungan sistem
komputer lain di tingkat fungsional dan jaringan. SIG terdiri dari beberapa
komponen (Aronoff, 1989), sebagai berikut :
1. Perangkat Keras (hardware) : perangkat keras SIG adalah perangkatperangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang
mendukung kerja dalam hal analisis dan pemetaan. Dalam hal ini tersedia
untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari PC desktop,
workstations, hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh banyak
pengguna komputer secara luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang
penyimpanan (harddisk) yang besar dan mempunyai kapasitas memori
(RAM) yang besar. Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat
8
dengan ketat terhadap karakteristik fisik perangkat keras ini, karena
keterbatasan memori pada PC pun dapat diatasi. Perangkat keras SIG terdiri
dari beberapa bagian untuk input data, pemrosesan data, penyajian hasil dan
untuk penyimpanan. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk
SIG adalah komputer (PC), mouse, scanner, digitizer, printer, dan plotter.
2. Perangkat lunak (software) : perangkat lunak SIG merupakan kumpulan
program-program untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemasukan data,
manipulasi data, penyimpanan data, analisa data dan penayangan informasi
geografis. Setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan
perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul, sehingga tidak
mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul
program (*exe) yang masing-masing dapat dieksekusi sendiri.
3. Data : komponen yang tidak kalah penting dalam SIG adalah data. SIG
harus dapat melaksanakan manajemen data dari mengumpulkan (collecting),
menyimpan (storage), dan mengolah data (manipulating) serta menyajikan
data (presentation). Data yang digunakan yaitu data spasial dan data atribut.
4. Sumber daya manusia (livewear) : suatu aplikasi SIG akan berhasil jika
dikelola dengan manajemen yang baik dan dikerjakan oleh orang-orang
memiliki keahlian yang tepat pada setiap tingkatannya. Mulai dari tingkat
spesialis yang mendesain dan memelihara sistem hingga pengguna SIG.
5. Prosedur : merupakan kumpulan kegiatan pengumpulan data, penyusunan
data, manipulasi data dan penyajian informasi dalam SIG dilakukan dengan
memperhatikan langkah-langkah atau metode-metode yang lazim digunakan
sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima. Dengan demikian
terjadi komunikasi yang baik antara perancang sistem dan pengguna sistem.
Sistem informasi geografis dapat berfungsi dengan baik jika di dukung oleh
data yang memadai. Jenis data yang dalam SIG terdiri dari (Aronoff,1989) :
1.
Data spasial, yaitu data grafis yang berkaitan dengan lokasi, posisi dan
area pada sistem koordinat tertentu. Antara data spasial mempunyai
hubungan geografis, meliputi :
9
a. Geometri, bagaimana masing-masing elemen data dijelaskan pada
hubungan titik, garis, area dan lain-lain beserta sistem koordinat yang
digunakan.
b. Topologi, hubungan satu elemen data dengan tetangganya.
c. Kartografi, bagaimana elemen peta ditampilkan pada monitor atau
plotter, yaitu bagaimana isi SIG disajikan secara kartografi.
2.
Data non spasial , yaitu data yang memberikan informasi tambahan
mengenai obyek-obyek geografis (data spasial), tidak berkaitan dengan
posisi dan lokasi.
3.
Hubungan antara data spasial, non spasial dan waktu.
Dalam Sistem Informasi Geografis dikenal dua jenis model data spasial yaitu
model data raster dan model data vektor (Prahasta, 2002) :
1.
Model data raster
Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data
spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang
membentuk grid. Setiap piksel atau sel ini memiliki atribut tersendiri,
termasuk koordinatnya yang unik (sudut grid, di pusat grid, atau ditempat
lainnya). Akurasi model data ini sangat bergantung pada resolusi atau
ukuran pikselnya (sel grid) di permukaan bumi. Model data raster
memberikan informasi spasial apa yang terjadi dimana saja dalam bentuk
gambaran yang digeneralisir. Dengan model ini, dunia nyata disajikan
sebagai elemen matriks atau sel-sel grid yang homogen. Struktur model
data raster dapat dilihat pada Gambar I.2.
10
Gambar I.2. Struktur model data raster
Model data raster untuk titik, garis dan area dapat dilihat pada Gambar I.3.
Area
Garis
Kolom
Baris
Baris
Baris
Titik
Kolom
Kolom
Gambar I.3. Model data raster
2.
Model data vektor
Model data vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data
spasial data dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva atau,
poligon beserta atribut-atributnya. Bentuk-bentuk dasar representasi data
spasial ini, di dalam sistem model dalam vektor, didefinisikan oleh sistem
koordinat kartesian dua dimensi (x,y). Data titik (point) merupakan
sepasang koordinat (x,y) tanpa dimensi atau tidak mempunyai panjang dan
luas. Data garis (line) merupakan pasangan-pasangan koordinat yang
mempunyai titik awal dan titik akhir (x1,y1;x2,y2) disebut dimensi 1. Data
luasan atau area (polygon) merupakan kumpulan pasangan-pasangan
koordinat dimana titik awal sama dengan titik akhir (x1,y1 = xn,yn) atau
11
loop. Disebut berdimensi 2 karena mempunyai ukuran dimensi panjang
dan luas. Data permukaan (surface) merupakan suatu area dengan besaran
(x,y,z) disebut berdimensi 3 yang mempunyai ukuran panjang, luas dan
ketinggian.
Gambar I.4. Model data vektor
I.6.3. Basis data
Data adalah fakta yang mewakili suatu objek seperti manusia, hewan,
peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya yang dapat dicatat dan mempunyai arti
yang implisit. Data dinyatakan dengan nilai (angka, huruf, simbol, gambar, bunyi,
atau kombinasinya).
Basis data (database) dapat diartikan sebagai kumpulan data tentang suatu
benda atau kejadian yang saling berhubungan satu sama lain. Sedangkan data
merupakan fakta yang mewakili suatu objek seperti manusia, hewan, peristiwa,
keadaan dan lain sebagainya yang dapat dicatat dan mempunyai arti yang implisit.
Data dicatat atau direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, gambar, bunyi atau
kombinasi (Waljiyanto, 2003). Sistem Manajemen Basis Data (SMBD) adalah sistem
yang berbentuk suatu rangkaian dari metode yang memungkinkan pemberian
definisi, penciptaan, perubahan, penendalian, pemeliharaan, dan perlindungan
terhadap basis data.
Gabungan antara basis data dan perangkat lunak SMBD termasuk di dalamnya
program aplikasi yang dibuat dan bekerja dalam satu Sistem Basis Data (Waljiyanto,
2003). Konsep sistem basis data dapat dilihat pada Gambar I.5 :
12
Pemakai / pemrogram
Sistem Basis Data
SMBD
Program Aplikasi
Perangkat Lunak
Pemroses
Perangkat Lunak
Definisi Data
Basis Data
(Meta Data)
Gambar I.5. Konsep sistem basis data (Waljiyanto, 2003)
Model Data Dalam Basis Data. Model data adalah konsep yang digunakan
untuk membuat deskripsi struktur basis data. Pengelompokkan model data dibedakan
menjadi tiga bagian berdasarkan konsep pembuatannya yaitu model data konseptual
(tingkat tinggi), model data fiskal (tingkat rendah) dan model data imlpementasi.
Model konseptual menerangkan bagaimana pengguna basis data melihat data dan
pembangunan basis data menggunakan konsep entiti, atribut dan hubungan. Entiti
merupakan penyajian objek, kejadian atau konsep dunia nyata yang keberadaannya
secara eksplisit didefinisikan dan disimpan dalam basis data. Atribut merupakan
keterangan-keterangan yang dimiliki oleh suatu entiti. Hubungan merupakan
interaksi antar entiti satu dengan entit lainnya (Waljiyanto, 2003).
Model fiskal menjelaskan bagaimana data disimpan di dalam komputer dan
model
implementasi
menjelaskan
bagaimana
data
disimpan
dengan
menyembunyikan sebagian deskripsi data sehingga para pemakai data mendapat
gambaran global bagaimana data disimpan dalam komputer.
Model data implementasi yang sangat sering dan banyak digunakan di dalam
SIG adalah model relasional. Model data relasional tidak memiliki herarkhi atau
jenjang dalam medan rekaman data, dan setiap medan data dapat dijadikan kunci
13
data. Data rekaman disusun dari nilai yang berhubungan yang disebut baris. Barisbaris ini akan disusun membentuk satu tabel, yang biasanya tersimpan dalam satu
berkas. Tabel-tabel ini secara keseluruhan merupakan penyajian dari data atribut
yang saling berhubungan antara tabel yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh
suatu identitas atau atribut tertentu. Contoh model data relational disajikan pada
Gambar I.6.
Peta Bidang Tanah
B11
Data Bidang
No.
Bidang
B12
B11
B12
B13
B14
B13
B14
Data Pemilik
Luas
Tanah
(Ha)
435
210
628
252
Jenis
Lahan
No.
pemilik
Kebun
Kebun
Sawah
Sawah
J-127
J-420
J-760
J-227
No.
pemilik
J-227
J-128
J-129
J-130
Nama
Alamat
Budi
Wati
Roni
Adam
J-131
Ani
Jl.Palagan 49
Jl.A Yani 20
Jl.Setia Budi 15
Jl. Yos Sudarso
45
Jl. Waringin 30
Gambar I.6. Model Data Relational Atribut (Setiawan, 2010)
Dari Gambar I.6 diatas dapat diterangkan bahwa dalam sebuah peta bidang
terdapat 4 persil tanah yang mempunyai kode B11, B12, B13 dan B14. Pada tabel
Data Bidang terdapat atribut yang menghubungkan dengan Peta Bidang tanah yaitu
Nomor bidang. Persil B14 mempunyai data atribut yaitu luas tanah, jenis lahan dan
nomor pemilik. Pada tabel Data Pemilik terdapat atribut yang menghubungkan
dengan tabel Data Bidang yaitu Nomor Pemilik. Pada no pemilik mempunyai data
nama dan alamat pemilik.
Keuntungan menggunakan model data relational dibandingkan dengan model
data hierarkhi dan jaringan adalah sebagai berikut (Waljiyanto, 2003) :
1. Model data relational lebih luwes dibandingkan yang lain. Nilai data
dalam tabel tidak ada pembatasan dalam berbagai proses pencarian
data.
2. Model data relational mempunyai latar belakang teori matematik. Hal
ini akan memudahkan dalam pembentukan hubungan matematis
sebagai
dasar
dalam
prosedur
pemrosesan
data
disamping
pemrograman komputer.
14
3. Pengorganisasian model relational sangat sederhana, sehingga mudah
dipahami.
4. Basis data yang sama, terjadi duplikasi lebih sedikit dengan
menggunakan model data hirarkhi dan jaringan
Model data relational juga memiliki beberapa kelemahan yaitu :
1. Lebih sulit dalam implementasinya terutama untuk data dalam jumlah
besar dan tingkat kompleksitasnya tinggi.
2. Proses pencarian informasi lebih lambat, hal ini disebabkan karena
beberapa tabel tidak dihubungkan secara fisik (seperti pada model
herarkhi atau jaringan). Manipulasi data yang menggunakan beberapa
tabel akan memerlukan waktu yang lama, karena tabel-tabel harus
dihubungkan terlebih dahulu.
I.6.4. Pemrograman Web
1.6.4.1 World Wide Web. World Wide Web (WWW) atau singkatannya web
adalah fasilitas internet yang menghubungkan dokumen dalam lingkup lokal maupun
jarak jauh. Dokumen web disebut web page dan link dalam web menyebabkan
pengguna bisa pindah dari satu page ke page lain (hypertext), baik antara page yang
disimpan dalam server yang sama maupun server diseluruh dunia. Page diakses dan
dibaca melalui web browser seperti netscape navigator atau internet explorer.
Menurut Nugroho (2004), komponen – komponen pembentuk World Wide Web
(WWW) adalah :
a. Protocol adalah sebuah media yang distandarkan untuk dapat mengakses
komputer di dalam jaringan, halaman yang diakses adalah halaman website,
WWW memiliki standar protocol yang bernama HTTP (Hypertext Transfer
Protocol). HTTP merupakan protocol yang digunakan untuk mentransfer data
atau dokumen antara web server ke web browser.
b. Addres merupakan alamat yang berkaitan dengan penamaan sebuah komputer
di dalam jaringan. Alamat ini sebenarnya merupakan sebuah nomor yang
dimiliki sebuah komputer yang sering disebut dengan nomor IP, akan tetapi
dengan adanya perkembangan jalan, maka dibentuklah metode baru yang
15
bernama domain name, sehingga no IP tersebut digantikan dengan sebuah
alamat yang dinamakan URL ( Uniform Resourse Locator) yang berkaitan
dengan nama suatu instansi pemilik komputer tersebut.
c. HTML , selain kedua media tersebut masih membutuhkan sebuah media lagi
yaitu HTML ( Hyper Text Markup Languange) yaitu senuah bahasa script
yang dapat menghasilkan halaman website sehingga halaman tersebut dapat
diakses pada setiap komputer pengakses (client).
1.6.4.2 Sistem Informasi Geografis Berbasis Web. Sistem informasi geografis
merupakan sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara
spasial atau koordinat-koordinat geografis. SIG memiliki kemampuan untuk
melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu
dengan
menampilkan dan menganalisa data. Aplikasi SIG saat ini tumbuh tidak hanya secara
jumlah aplikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman aplikasinya.
Pengembangan aplikasi SIG kedepannya mengarah pada aplikasi berbasis web yang
dikenal dengan WebGIS. Hal ini disebabkan karena pengembangan aplikasi di
lngkungan jaringan telah menunjukkan potensi yang besar dalam kaitannya dengan
geo informasi. Sebagai contoh adalah adanya peta online sebuah kota dimana
pengguna dapat dengan mudah mencari lokasi yang diinginkan secara online melalui
jaringan internet tanpa mengenal batasan geografi penggunanya. Secara umum SIG
dikembangkan berdasarkan pada prinsip input/masukan data, managemen, analisis
dan representasi data (Charter, 2007). Di lingkungan web prinsip-prinsip tersebut
digambarkan dan diimplementasikan seperti pada Tabel I.1
Tabel I.1. Prinsip SIG dalam Web
Prinsip SIG
Pengembangan Web
Data Input
Client
Manajemen Data
DBMS dengan komponen spasial
Analisis Data
GIS Library di Server
Representasi Data
Client/server
16
Dari Tabel I.1 diatas untuk prinsip SIG juga diterapkan dalam pengembangan
webGis. Client (komputer pengguna) melakukan input data yang kemudian dikelola
menggunakan sistem manajemen data dari komponen spasial. Manajemen ini
dikelola oleh komputer server sekaligus dilakukan analisis data. Pada tahap akhir
akan keluar output yang mempresentasikan hasil dari proses analisis yang bisa
diakses oleh user dan server.
Untuk dapat melakukan komunikasi dengan komponen yang berbeda-beda di
lingkungan web maka dibutuhkan sebuah web server. Karena standar dari geo data
berbeda-beda dan sangat spesifik maka pengembangan arsitektur sistem mengikuti
arsitektur ‘Client Server”.
Pengguna
Browser
(plug-in)
atau Standaralone
SERVER
HTTP
Web
Basisdata
spasial
Komponen
GIS
Gambar I.7. Arsitektur web GIS (Charter, 2007)
Gambar I.7. menunjukkan arsitektur minimum sebuah sistem web GIS.
Aplikasi ini terdapat di antara pengguna yang berkomunikasi dengan server sebagai
penyedia data melalui web Protocol seperti HTTP ( Hyper Text Transfer Protocol).
Aplikasi seperti ini bisa dikembangkan dengan web browser (Mozilla Firefox, Opera,
Internet Explorer, Chrome,dll). Untuk menampilkan dan berinteraksi dengan data
SIG, sebuah browser membutuhkan plug-in atau java applet atau bahkan keduanya.
Web server bertanggungjawab terhadap proses permintaan dari pengguna dan
mengirim tanggapan terhadap respon tersebut. Dalam arsitektur web, sebuah web
server juga mengatur komunikasi dengan server dari komponen SIG. Server dari
komponen SIG bertanggung jawab terhadap koneksi kepada basis data spasial seperti
menerjemahkan query kedalam SQL dan membuat representasi yang diteruskan ke
server. Dalam kenyataannya server komponen GIS berupa perangkat lunak yang
menawarkan layanan khusus untuk analisa spasial pada data.
17
1.6.4.3. MapServer. Mapserver merupakan salah satu perangkat lunak open source
yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi berbasis internet
yang melibatkan tampilan data spasial. MapServer tidak dilengkapi dengan semua
feature sistem SIG. Namun demikian, MapServer memiliki cukup fungsional inti
SIG yang dapat mendukung berbagai aplikasi web yang terkait spasial. Selain itu,
juga sangat unggul dalam merender data spasial (citra, data vektor, dan peta digital
lainnya) untuk aplikasi web. MS4W (MapServer for Window) adalah suatu paket
perangkat lunak yang sangat memudahkan para pengguna di dalam melakukan
install (atau melakukan set-up) MapServer pada platform sistem operasi Microsoft
Windows. Tujuan utama pembuatan paket ini adalah untuk memudahkan semua
pengguna, secepatnya di dalam mempersiapkan lingkungan kerja yang diperlukan
oleh MapServer di lingkungan Microsoft Windows. Paket dasar MS4W berisi
komponen-komponen sebagai berikut :
1. Server HTTP Apache versi 2.0.55
2. PHP versi 4.4.0
3. MapServer CGI versi 4.6.1 & 4.4.2
4. PHP/Mapscript versi 4.6.1 & 4.4.2
5. Program Utiliti GDAL & OGR
6. Program utiliti MapServer (contoh : shp2img, legend, scalebar, sortshp,
sym2img, shptree, dan tile4ms)
7. Ekstensi OGR/PHP 1.0.0
8. PWT Chart 1.2.0
Komponen-komponen diatas masih akan bergantung pada versi MS4W itu
sendiri. Aplikasi yang dibangun dengan menggunakan Mapserver memiliki arsitektur
yang dapat dilihat pada Gambar I.8 sebagai berikut :
18
HTTP/CGI
posisi x,y ,
status layer
on/off.
MapServer
MapServ CGI
internet
HTTP
Or Mapscript + PHP
Server
File
HTML
(Apache ,
IIS…)
Mapfile
HTML Template
(app, script)
Browser
Data Peta
Data eksternal
Gambar 1.8. Tampilan arsitektur aplikasi web-GIS dengan Mapserver
Pada Gambar 1.8. menjelaskan pada sistem tersebut, browser (pengguna)
mengirim permintaan (data) melalui jaringan internet/intranet ke web server dalam
bentuk permintaan terkait spasial (lokasi x,y klik kursor, status (on/off) layer yang
akan dimunculkan). Kemudian, oleh web server, permintaan terkait spasial ini
dikirimkan ke server aplikasi (yang dibangun dengan menggunakan pemrograman
script yang telah tersedia) dan MapServer (program CGI). Setelah itu, MapServer
akan membaca mapfile, data peta, dan data eksternal untuk membentuk sebuah
gambar yang sesuai dengan permintaan. Setelah gambar dirender, file gambar yang
bersangkutan akan dikirimkan ke web server sesuai dengan format tampilan
template. Arsitektur MapServer tersebut cenderung bercirikan thin client yang hanya
fokus pada server hingga prosedur-prosedur yang terkait pengelolaan data dan
analisis diproses di server, sementara browser hanya menerima hasil permintaan
dalam bentuk file HTML standard dengan beberapa file gambar terkait.
I.6.5. Perangkat lunak ArcGIS 10.0
ArcGIS merupakan aplikasi yang mampu dalam penyesuaian skala peta sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Selain itu ArcGis juga bisa diimplementasikan bagi
single user maupun multi user dalam aplikasi desktop, server dan internet. Dalam
perkembangan dan perancangan ArcGIS terdiri dari beberapa framework yang siap
19
berkembang terus dalam rangka mempermudah pembuatan aplikasi SIG yang benarbenar sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Framework ArcGIS diantaranya adalah :
a. ArcGIS Desktop
Kumpulan beberapa aplikasi perangkat lunak SIG profesional yang
terintegrasi dengan baik.
b. ArcGIS Engine
Kumpulan beberapa komponen perangkat lunak yang bisa diintegrasikan
secara solid dengan aplikasi buatan pengguna untuk membangun aplikasi
SIG sesuai kebutuhan pengguna.
c. ArcGIS Server atau Server GIS
Kumpulan dari beberapa aplikasi perangkat lunak yang berfungsi sebagai
server SIG di lingkungan sistem ArcGIS.
d. Mobile GIS
Beberapa aplikasi perangkat lunak ArcGIS yang bekerja pada platform
tablet PC computing.
Pengolahan dan proses manipulasi data menggunakan ArcGIS dekstop. ArcGIS
desktop merupakan salah satu bagian dari ArcGIS yang digunakan untuk pemetaan,
analisis, editing, manajemen data, visualisasi dan geoprocessing.
ArcGIS desktop memiliki 3 macam aplikasi yang sering digunakan, yaitu.
a. ArcCatalog : berfungsi untuk mengakses dan mengatur manajemen data spasial
dan non spasial. Pengguna bisa mencari data yang diinginkan, menampilkan,
melihat, dan membuat metadatanya.
b. ArcMap : didesain untuk menampilkan data, editing, pencetakan peta kualitas
tinggi, dan melakukan analisis spasial.
c. ArcToolbox : ArcToolbox merupakan kumpulan aplikasi yang digunakan dalam
ArcGIS, meliputi aplikasi analisis, manajemen data, konversi, geocoding,
statistik, dan aplikasi lainnya.
I.6.6. Desain kartografi
Pengertian kartografi secara umum adalah seni, ilmu dan teknik pembuatan
peta, mengkaji berbagai aspek untuk menampilkan informasi permukaan bumi ke
20
dalam gambar dua dimensi (Aryono Prihandito, 1989). Agar informasi yang ada pada
peta dapat ditangkap secara langsung oleh pengguna peta, maka diperlukan suatu
komunikasi kartografi yang baik, seperti tampak pada Gambar I.9.
Dunia
nyata
Konsep
kartografi
PETA
Konsep
pemahaman
Gambar I.9. Proses Komunikasi Kartografi
Komunikasi kartografi hanya dapat berhasil jika kartografer (pengirim)
membuat tanda/isyarat (peta) yang dapat dimengerti oleh si pemakai peta. Untuk itu
kartografer harus merancang simbol (variable tampak) secara benar berdasarkan
aturan-aturan dalam kartografi (Gondang Riyadi, 1994).
Intisari dari proses merancang simbol adalah bahwa sifat pemahaman dari
variable tampak haruslah berkaitan dengan sifat dasar dari informasi yang
ditampilkan di peta. Ada 3 macam sifat dasar dari informasi, yaitu :
1. Informasi kualitatif, yaitu informasi tentang perbedaan sifat/ciri-ciri dari
sesuatu.
2. Informasi order, yaitu informasi tentang tingkatan (tahapan) yang jelas,
yang tidak ditentukan oleh jumlah.
3. Informasi kuantitatif, yaitu informasi tentang jumlah yang pasti.
21
Download