1 2 PAKET HAPALAN SEJARAH (1) Zaman Kerajaan & Penjajahan Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien. Agama Budha disebarluaskan ke Indonesia oleh para bhiksu yakni Darmaduta, pada abad 5M, sedangkan mengenai pembawa agama Hindu ke Indonesia terdapat 4 teori sebagai berikut : Teori ksatria (masuknya agama Hindu disebarkan oleh para ksatria) Teori waisya (masuknya agama Hindu disebarkan oleh para pedagang yang berkasta waisya) Teori brahmana (masuknya agama Hindu disebarkan oleh para brahmana) Teori campuran (masuknya agama Hindu disebarkan oleh ksatria, brahmana, maupun waisya) Kerajaan Hindu - Buddha Kerajaan Kutai (Hindu, Abad ke-4 M) 1. 2. Pendiri : Kudungga Raja : a. Asmawarman b. Mulawarman 3. Sejarah: Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua. Berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Diperkirakan kerajaan kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini dibangun oleh Kudungga. Peninggalan terpenting kerajaan Kutai adalah 7 Prasasti Yupa, dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta, dari abad ke-4 Masehi. Salah satu Yupa mengatakan bahwa “Maharaja Kundunga mempunyai seorang putra bernama Aswawarman yang disamakan dengan Ansuman (Dewa Matahari). Aswawarman mempunyai tiga orang putra. Yang paling terkemuka adalah Mulawarman.” Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur. Kerajaan kutai berakhir saat raja kutai yang bernama maharaja dharma setia tewas dalam peperangan di tangan raja kutai kartanegara ke-13, aji pangeran anum panji mendapa. 3 Kerajaan Tarumanegara (HinduTahun 358 – 669 M) Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. 1. 2. Sumber : berita cina, i-tsing dan hui ning Sejarah : Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382 – 395). Maharaja Purnawarman adalah raja Tarumanegara yang ketiga (395 – 434 M). Menurut Prasasti Tugu pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). 3. Prasasti : i. Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea, Bogor ii. Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sekarang disimpan di museum di Jakarta. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati sepanjang 6112 tombak atau 12km oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya.Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau. iii. Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, ditemukan di aliran Sungai Cidanghiyang yang mengalir di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten, berisi pujian kepada Raja Purnawarman. iv. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor v. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor vi. Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor vii. Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor Kerajaan Sriwijaya (Budha, Tahun 683 – 700 M) 1. Sumber : Berita Arab (Zabag, Sabay, Sribusa), Berita India, Berita Cina (I-Tsin), Candi Muara Takus 2. Raja a. Dapunta Hyang / Sri Jayanasa b. Balaputeradewa, masa Puncak kejayaan Sriwijaya. Balaputeradewa merupakan anak dari Raja Kerajaan Mataram Lama, Samaratungga namun dikalahkan oleh Pramoewardhani yang dibantu oleh Raka I pikatan. c. Sanggrama Wijayatumangan 3. Prasasti, menggunakan bahasa Melayu Kuno i. Kedukan Bukit, tentang Dapunta Hyang yang menduduki Jambi ii. Telaga Batu, tentang kutukan Raja-Raja iii. Talang Tuwo, tentang pembuatan taman srikestra iv. Kota Kapur, tentang penaklukan Bumi Jawa v. Karang Berahi, tentang penguasaan terhadap Jambi 4 vi. Ligor vii. Nalanda 4. Sebab Keruntuhan i. Serangan kerajaan Cholamandala dari India. Sri Sanggrama Wijayatumangan ditahan ii. Pembangkangan Kerajaan Melayu iii. Berdirinya Kerajaan Majapahit dengan ekspedisi Srimelayu. Sehingga perdagangan di Sriwijaya menurun Kerajaan Mataram Lama (Tahun 730 M) 1. Dinasti Syailendra (Buddha) 1. Raja i. Raja Bhanu, Raja Wisnu ii. Raja Indra iii. Raja Samaratungga, Raja Samaratungga adalah Raja yang membangun Borobudur, Mendut, Sewu. Raja Samaratungga merajai Kerajaan Mataram Lama sehingga Kerajaan bercorak Buddha. iv. Raja Balaputeradewa (anak dari Raja Samaratungga). Balaputeradewa tidak setuju atas pernikahan Pramoerwadhani dengan Raka I Pikatan, sehingga mereka bertikai dan Balaputeradewa kalah kemudian pergi ke kerajaan Sriwijaya. v. Raja Pramoerwadhani (anak dari Raja Samaratungga) 2. Prasasti i. Prasasti Kalasan ii. Prasasti Kelurak iii. Prasasti Ratu Boko iv. Prasasti Nalanda 2. Dinasti Sanjaya (Hindu) 1. Raja i. Sanjaya, terdaapat dalam Prasasti Canggal ii. Rakai Panangkaran, terdapat dalam Prasasti Kalasan, Ia membangun Candi Kalasan yang bercorak Buddha, disini terlihat Kerajaan Mataram Lama berada dibawah pengaruh Dinasti Syeilendra iii. Raka I Pikatan, dalam kekuasaannya Hindu dan Buddha hidup berdampingan, dinasti syailendra berada dibawah dinasti sanjaya. Di jaman ini, dibangun Candi Prambanan yang bercorak Hindu iv. Dyah Balitung, puncak kerajaan mataram v. Mpu Sindok, Raja Terakhir Mataram lama. Ia memindahkan kerajaan ke Jawa Timur dan memulai Kerajaan baru. 2. Prasasti i. Prasasti Canggal ii. Prasasti Balining iii. Kitab Parahyangan 5 Kerajaan Medang Kamulan 1. 2. 3. Raja a. Mpu Sindok, Sebagai pengganti Mataram Lama, Mpu sindok memindahkan kerajaan ke Jawa Timur yang dikenal dengan Kerajaan Medang Kamulan dengan Dinasti Isana. b. Dharmawangsa Teguh, di masanya dikenal Pralaya Medang, yang menyerang kerajaan Sriwijaya. Namun Sriwijaya balas menyerang dan menghancurkan Medang Kamulan. c. Airlangga, merupakan menantu dari Dharmawangsa Teguh. Airlangga memulihkan kembali nama kerajaan dengan menaklukkan Kerajaan kecil. Hal ini terdapat pada Kitab Arjunawiwaha oleh Mpu Kanwa. Setelah ini Kerajaan dibagi dua karena adanya perebutan antara Putra Airlangga (Mapanji) dan Putra Dharmawangsa Teguh (Samarawijaya) Kerajaan Janggala a. Merupakan kerajaan hasil pembelahan dari Medang Kamulan. Dipimpin oleh Putra Airlangga, Mapanji Garasakan. b. Pada masa Raja Jayabaya (raja dari Kerajaan Panjalu / Kediri) Kerajaan Janggala ditaklukkan dan dikuasai oleh Kerajaan Panjalu/Kediri Kerajaan Kediri (Kerajaan Panjalu) a. Merupakan kerajaan hasil pembelahan dari Medang Kamulan. Dipimpin oleh Putra Dharmawangsa, Samarawijaya. b. Raja i. Samarawijaya ii. Sri Bameswara iii. Jayabaya, Kediri mencapai puncak kejayaan di Raja Jayabaya, karena pertentangan dengan Kerajaan Janggala berhasil diselesaikan. Hal ini terdapat dalam Kitab Bharatayudha oleh Mpu Sedan dan mpu Panuluh iv. Kertajaya, merupakan raja terakhir. Kertajaya dianggap melanggar agama oleh para Brahmana. Brahmana pun meminta bantuan kepada Ken Arok. Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok, dan runtuhlah kerajaan Kediri c. Prasasti i. Sirah Kering ii. Ngantang iii. Jarring iv. Kamulan Kerajaan Singhasari Kerajaan Singhasari berasal dari sebuah daerah bernama Tumapel, setelah Ken Arok membunuh Tunggul Ametung (pemimpin Tumapel), Ken Arok mendirikan kerajaan Singhasari. 1. Raja a. Ken Arok, Ken Arok berakhir karena dibunuh oleh Anusapati, yang merupakan anak dari Tunggul Ametung oleh Keris yang sama yang digunakan oleh Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung b. Anusapati, Anusapati mempunyai hobi menyabung ayam. Ia dibunuh oleh Tohjaya, anak dari Ken Arok dan Ken Umang juga dengan keris yang sama. Dengan sebuah keris. Menurut Kitab pararaton oleh Mpu Gandring. Peristiwa bunuh membunuh ini adalah sumpah dari Mpu Gandring yang juga dibunuh oleh Ken Arok. 6 2. c. Tohjaya, Tohjaya pun mengalami hal yang sama, yaitu dibunuh oleh Wisnuwardhana yang merupakan anak dari Anusapati. d. Wisnuwardhana / Ranggawuni, bersama Mahisa Cempaka ia memerintah Kerajaan e. Kertanegara, merupakan Raja terakhir Singhasari dan anak dari Wisnuwardhana. Ia mengirim ekspedisi Pamalayu untuk menyerang Kerajaan Melayu dan Sriwijaya. Keruntuhan Kerajaan Singhasari. Adanya pemberontakan Jayakatwang (dari Kediri). Namun salah seorang panglima, Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri. Disaat yang sama muncul Pasukan Mongol yang awalnya juga ingin menghancurkan Singhasari, namun dengan tipu daya Raden Wijaya, pasukan mongol berhasil membantunya mengalahkan Jayakatwang. Kerajaan Majapahit Setelah mengalahkan Jayakatwang dan juga mengusir pasukan mongol, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit 1. Raja a. Raden Wijaya / Kertarajasa Jayawardhana, Raden Wijaya mempunyai empat istri. Didalam tubuh kerajaan banyak pergolakan yang didalangi oleh mahapatinya karena ketidakpuasan jabatan. b. Jayanegara, merupakan kemenakan dari Raden Wijaya. Dalam pergolakan, Jayanegara sempat berseteru dengan Pasukan Kuti namun diselamatkan oleh Bhayangkara Gajah Mada. Namun setelah itu Jayanegara dibunuh oleh Tanca, tabib Istana. c. Tribhuanattunggadewi, juga merupakan anak dari Raden wijaya bersama istrinya, Gayatri. Pada saat pemerintahannya, Gajah Mada diangkat menjadi patih dan bersumpah bahwa ia tidak akan berhenti sampai nusantara bersatu dibawah panji majapahit, Sumpah ini dikenal dengan nama Sumpah Palapa. d. Hayam Wuruk (Gelar : Sri Rajasanegara) pelopor jaman keemasan Majapahit. Namun keruntuhan Majapahit juga disebabkan oleh Hayam Wuruk yang ingin memperistri Dyah Pitaloka (Kerajaan Sunda) yang dikenal dengan peristiwa Bubat. Setelah Hayam Wuruk wafat, tidak ada lagi pemimpin yang cakap dalam Majapahit, sehingga Majapahit runtuh. 2. Prasasti a. Prasasti Butak b. Kitab Harsawijya c. Kitab Pararaton d. Kitab Negarakertagama b. Kerajaan Islam Setelah keraajaan-kerajaan Hindu-Buddha surut, mulai berdiri kerajaan-kerajaan Islam di tanah air kita. Agama Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Agama dan kebudayaan Islam masuk Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India), dan Cina. Agama Islam berkembang dengan pesat di tanah air. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam Berikut ini beberapa contoh kerajaan Islam yang pernah berdiri di Indonesia. 7 Kerajaan Samudera Pasai Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Letaknya di daerah Lhokseumawe, pantai timur Aceh. Raja-rajanya adalah Sultan Malik as-Saleh, Sultan Muhammad yang bergelar Malik Al-Tahir (1297-1326), Sultan Akhmad yang bergelar Malik Az Zahir (1326-1348) dan Zainal Abidin. Pada pertengahan abad ke-15 Samudra Pasai mengalami kemunduran karena diserang oleh Kerajaan Aceh. Kerajaan Aceh Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim pada tahun 1514. Aceh bekembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis. Para pedagang Islam memindahkan kegiatan berdagang dari Malaka ke Aceh. Aceh mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1635). Karena menjadi pusat agama Islam, Aceh sering disebut Serambi Mekah. Kerajaan Demak Kerajaan Demak terletak di pantai utara Jawa Tengah, didirikan Raden Patah pada tahun 1478. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Demak menjadi pusat kegiatan Wali Songo. Raden Patah mempunyai putera bernama Adipati Unus yang mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor. Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, Demak menyerang Sunda Kelapa, Banten, dan Cirebon. Ketiga daerah dapat direbut tahun 1526. Ketika menyerang Panarukan, Sultan Trenggono tewas dalam pertempuran. Kerajaan Mataram Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung. Beliau banyak berjasa dalam bidang kebudayaan dan agama. Beliau mengarang Serat Sastra Gending yang berisi filsafat Jawa, menciptakan penanggalan tahun Jawa, dan memadukan unsur Jawa dan Islam, seperti penggunaan gamelan dalam perayaan Sekaten untuk memperingati Maulud Nabi. Kerajaan Banten Banten dikuasai Demak setelah direbut Falatehan. Kerajaan Banten dipimpin putra Falatehan yang bernama Hasanuddin. Dia berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada tahun 1527. Di bawah pemerintahannya, Banten menyebarkan agama Islam ke pedalaman Jawa Barat. Selain itu, Banten berhasil menguasai Lampung. Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682). Kerajaan Gowa-Tallo (Makasar) Kerajaan Gowa-Tallo terletak di Sulawesi Selatan. Pada tahun 1605, agama Islam masuk ke kerajaan Gowa-Tallo melalui seorang ulama dari Minangkabau bernama Dato ri Bandang. Karaeng Tunigallo adalah raja Gowa pertama yang memeluk agama Islam. Gelar Karaeng Tunigallo adalah Sultan Alauddin. Kerajaan Gowa Tallo mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hassanuddin (1653-1669). Kerajaan Ternate dan Tidore Kerajaan Ternate dan Tidore letaknya berdekatan. Keduanya menganut agama Islam sejak abad ke-16. Ajaran Islam dibawa oleh para pedagang dari Malaka dan Jawa. Raja-rajanya antara lain Zainal 8 Abidin (1486-1500), Sultan Baabullah, Sultan Hairun, dan Sultan Nuku. Kerajaan-kerajaan lain di sekitar Ternate seperti kerajaan Tidore, Bacan, dan Jailolo mengikuti Ternate memeluk agama Islam. Raja-rajanya memakai gelar sultan dan nama-nama Arab. Zaman Penjajahan Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme Kolonialisme adalah suatu usaha untuk melakukan sistem permukiman warga dari suatu Negara diluar wilayah Negara induknya atau Negara asalnya. Imperialisme adalah usaha memperluas wilayah kekuasaan atau jajahan untuk mendirikan imperium atau kekaisaran. Bangsa Portugis dan Spanyol Bangsa Spanyol mulai menjelajahi samudera kea rah Timur pada abad 15-16. a. Vasco da Gama (1497-1498) b. Bartholomeus Diaz (1486) c. Pedro Alvares Cabrel (1500) d. Alfonso d’Albuquerque (1505) e. Franciscus Xaverius (1550) f. Cristophorus Columbus(1492) g. Magellan – del Cano (1519) h. Ferdinand Cortez (1519) i. Francisco Pizarro (1522-1532) Bangsa Inggris Pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I, sekitar tahun 1607, telah terjadi perpindahan penduduk secara besar-besaran dari Inggris ke Amerika Utara. Pelaut Inggris yang terkenal adalah Sir Francis Drake (1577-1580) Bangsa Belanda Pelaut Belanda, yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman, mengikuti jejak pelaut Eropa lainnya dalam menelusuri daerah-daerah sepanjang pantai barat Afrika dan Asia Selatan, serta berhasil mendarat di pelabuhan Banten pada tahun 1596. VOC berdiri pada tahun 1602. Bangsa Perancis Beberapa alasan penjelajahan samudera yang dilakukan oleh bangsa adalah sebagai berikut. a. Mencari daerah penghasil rempah-rempah secara langsung. b. Mencari harta, serta mencari emas dan perak (gold). c. Menyebarkan agama Nasrani (gospel). d. Mencari keharuman nama, kejayaan, dan kekuasaan (glory). Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia Bentuk praktik Kolonialisme dan Imperialisme seperti menguasai perdagangan secara tunggal (monopoli) dan merampas atau menjelajah suatu negeri. 9 1. Bangsa Portugis Menjajah Indonesia Pada tahun 1512, bangsa Portugis yang dipimpin oleh Fransisco Serrao mulai berlayar menuju Kepulauan Maluku. Bahkan pada tahun 1521, Antonio de Brito diberi kesempatan untuk mendirikan kantor dagang dan beneng Santo Paolo di Ternate sebagai tempat berlindung dari serangan musuh. Orang-orang Portugis yang semula dianggap sebagai sahabat rakyat ternate berubah menjadi pemeras dan musuh. 2. Bangsa Spanyol Menjelajah Indonesia Pelaut Spanyol berhasil mencapai Kepulauan Maluku pada tahun 1521 setelah terlebih dahulu singgah di Filipina disambut baik oleh rakyat Tidore. Bangsa Spanyol dimanfaatkan oleh rakyat Tidore untuk bersekutu dalam melawan rakyat Ternate. Maka pada tahun 1534, diterbitkan perjanjian Saragosa (tahun 1534) yang isinya antara lain pernyataan bahwa bangsa Spanyol memperoleh wilayah perdagangan di Filipina sedangkan bangsa Portugis tetap berada di Kepulauan Maluku. Bangsa Belanda Menjajah Indonesia Proses penjajahan bangsa Belanda terhadap Indonesia memakan waktu yang sangat lama, yaitu mulai dari tahun 1602 sampai tahun 1942. Penjelajahan bangsa Belanda di Indonesia, diawali oleh berdirinya persekutuan dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Campagnie (VOC). Masa VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) Penjelajahan Belanda, Cornelisde Houtman, mendarat kali pertama di Indonesia pada tahun 1596. Pada tahun 1598, bangsa Belanda mendarat di Banten untuk kali kedua dan dipimpin oleh Jacob Van Neck. Upaya Inggris untuk mengatasi persaingan dagang yang semakin kuat diantara sesama pendatang dengan mendirikan dan menyaingi persekutuan dagang Inggris di India dengan nama East India Company (EIC). Pada tahun 1619, kedudukan VOC dipindahkan ke Batavia (sekarang Jakarta) dan diperintah oleh Gubernur Jenderal Jan Pieter Zoon Coen ditujukan untuk merebut daerah dan memperkuat diri dalam persaingan dengan persekutuan dagang milik Inggris (EIC) yang sedang konflik dengan Wijayakrama (penguasa Jayakarta) disebut sebagai “zaman kompeni”. VOC memperoleh piagam (charter), secara umum, menyatakan bahwa VOC diberikan hak monopoli dagang di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan. Pada abad ke-18, VOC mengalami kemunduran dan tidak dapat melaksanakan tugas dari pemerintah Belanda. Factor penyebab kemunduran VOC adalah sebagai berikut : Banyaknya jumlah pegawai VOC yang korupsi. Rendahnya kemampuan VOC dalam memantau monopoli perdagangan. Berlangsungnya perlawanan rakyat secara terus-menerus dari berbagai daerah di Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC resmi dibubarkan dan pemerintah Belanda (saat itu republik Bataaf) mencabut hak-hak VOC. Pada tahun 1806, terjadi perubahan politik di Eropa hingga republik Bataaf dibubarkan dan berdirilah Kerajaan Belanda yang diperintah oleh Raja Louis Napoleon. 10 Masa Deandels (1808-1811) Belanda pada saat itu, mengangkat Herman Willem Daendels (1808) sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda. Daendels dikenal sebagai penguasa yang disiplin dan keras sehingga mendapatkan sebutan “Marsekal Besi” atau “jenderal Guntur”. Langkah-langkah yang ditempuh Daendels Melakukan pembangunan fisik o Membangun pabrik senjata. o Membangun benteng pertahanan. o Menarik penduduk pribumi untuk menjadi tentara. o Membangun pangkalan armada laut di Anyer dan Ujung Kulon. o Membangun jalan raya dari Anyer (Banten) sampai Panarukan (Jawa Timur) sepanjang 1.000 km, yang kemudian terkenal dengan sebutan “Jalan Raya Daendels”. Melakukan pembangunan ekonomi o Memungut pajak hasil bumi dari rakyat (contingenten). o Menjual tanah negara kepada pihak swasta asing. o Mewajibkan rakyat Priangan untuk menanam kopi (Preanger Stelsel). o Mewajibkan rakyat pribumi untuk menjual hasil panennya kepada Belanda dengan harga murah (verplichte leverentie). Akhirnya, pada tahun 1811, Herman Willem Daendels digantikan oleh Gubernur Jenderal Janssens. Masa Janssens Tugas sebagai Gubernur Jenderal, Janssens ternyata tidak secakap Daendels (baik dalam memerintah maupun dalam mempertahankan wilayah Indonesia). Janssens ternyata tidak siap untuk mengimbangi kekuatan dan serangan Inggris, sehingga Janssens menyerah pada 18 September 1811 dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian di Tuntang (Salatiga). Bangsa Inggris Menjajah Indonesia (1811-1816) Pemerintah Inggris mulai menguasai Indonesia sejak tahun 1811 pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles (TSR) sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia. Ketika TSR berkuasa sejak 17 September 1811, ia telah menempuh beberapa langkah yang dipertimbangkan, baik di bidang ekonomi, social, dan budaya. Penyerahan kembali wilayah Indonesia yang dikuasai Inggris dilaksanakan pada tahun 1816 dalam suatu penandatanganan perjanjian. Pemerintah Inggris diwakili oleh John Fendall, sedangkan pihak dari Belanda diwakili oleh Van Der Cappelen. Sejak tahun 1816, berakhirlah kekuasaan Inggris di Indonesia. Masa Sistem Tanam Paksa Pemerintah Belanda untuk menutup kekosongan kas keuangan negara, satu di antaranya adlah dengan menerapkan aturan tanam Paksa (Cultuurstelsel). Tanam paksa berasal dari bahasa Belanda yaitu Cultuurstelsel (sistem penanaman atau aturan tanam paksa). Aturan tanam paksa di Indonesia adalah Johannes Van Den Bosch Isi Aturan Tanam Paksa Tuntutan kepada setiap rakyat Indonesia agar menyediakan tanah pertanian untuk cultuurstelsel tidak melebihi 20% atau seperlima bagian dari tanahnya untuk ditanami jenis tanaman perdagangan. 11 Pembebasan tanah yang disediakan untuk cultuurstelsel dari pajak, karena hasil tanamannya dianggap sebagai pembayaran pajak. Rakyat yang tidak memiliki tanah pertanian dapat menggantinya dengan bekerja di perkebunan milik pemerintah Belanda atau dipabrik milik pemerintah Belanda selama 66 hari atau seperlima tahun. Waktu untuk mengerjakan tanaman pada tanah pertanian untuk Culturstelsel tidak boleh melebihi waktu tanam padi atau kurang lebih 3 (tiga) bulan Kelebihan hasil produksi pertanian dari ketentuan akan dikembalikan kepada rakyat Kerusakan atau kerugian sebagai akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan petani seperti bencana alam dan terserang hama, akan di tanggung pemerintah Belanda Penyerahan teknik pelaksanaan aturan tanam paksa kepada kepala desa Pelaksanaan Aturan Tanam Paksa Tanam paksa sudah dimulai pada tahun 1830 dan mencapai puncak perkembangannya hingga tahun 1850. Pada tahun 1860, penanaman lada dihapuskan. Pada tahun 1865 dihapuskan untuk menanam nila dan teh. Tahun 1870, hampir semua jenis tanaman yang ditanam untuk tanam paksa dihapuskan, kecuali tanaman kopi. Pada tahun 1917, tanaman kopi yang diwajibkan didaerah Priangan juga dihapuskan. Reaksi terhadap Pelaksanaan Aturan Tanam Paksa Antara tahun 1850-1860, terjadi perdebatan. Kelompok yang menyetujui terdiri dari pegawaipegawai pemerintah dan pemegang saham perusahaan Netherlandsche handel maatsschappij (NHM). Pihak yang menentang terdiri atas kelompok dari kalangan agama dan rohaniawan Pada tahun 1870, perekonomian Hindia Belanda (Indonesia) mulai memasuki zaman liberal hingga tahun 1900. Masa Liberalisme Politik Pintu Terbuka di Indonesia berlangsung antara tahun 1870 hingga tahun 1900, periode ini disebut sebagai zaman berpaham kebebasan (liberalisme). Pemerintah Hindia Belanda memberlakukan peraturan seperti Undang-undang Agraria (Agrarische Wet) dan Undang-undang Gula (Suiker Wet). Undang-undang Agraria (Agrarische Wet) Undang Agraria berisi pernyataan bahwa semua tanah yang terdapat di Indonesia adalah milik pemerintah Hindia Belanda. Undang-Undang Gula (Suiker wet) Undang-undang gula berisi pernyataan bahwa hasil tanaman tebu tidak boleh diangkut ke luar wilayah Indonesia dan hasil panen tanaman tebu harus di proses di pabrik-pabrik gula dalam negeri. Pada akhir abad ke-19, ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia semakin maju, termasuk kemajuan dibidang kesehatan. Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Berbagai Daerah di Indonesia. Kolonialisme dan Imperialisme mulai merebak di Indonesia sekitar abad ke-15, yaitu diawali dengan pendaratan bangsa Portugis di Malaka dan bangsa Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtmen pada tahun 1596, untuk mencari sumber rempah-rempah dan berdagang. 12 Perlawanan Rakyat terhadap Portugis Kedatangan bangsa Portugis ke Semenanjung Malaka dan ke Kepulauan Maluku merupakan perintah dari negaranya untuk berdagang. a. Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis Pada tahun 1511, armada Portugis yang dipimpin oleh Albuquerque menyerang Kerajaan Malaka. Untuk menyerang kolonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 mengalami kegagalan karena kekuatan dan persenjataan Portugis lebih kuat. Pada tahun 1527, armada Demak di bawah pimpinan Falatehan dapat menguasai Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh Falatehan dan ia kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (Jakarta) b. Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis Mulai tahun 1554 hingga tahun 1555, upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat perlawanan keras dari rakyat Aceh. Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1629. c. Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis Bangsa Portugis kali pertama mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis berikutnya pada tahun 1513. Akan tetapi, Tertnate merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya dalam memperoleh keuntungan melalui usaha monopoli perdagangan rempah-rempah. Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat diperdaya oleh Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin olehSultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang kemudian bermukim di Pulau Timor. Perlawanan Rakyat terhadap Belanda (VOC) Persekutuan dagang Hindia Timur milik pemerintah Belanda di Indonesia adalah Vereenigde oost Indische Compagnie (VOC) yang berdiri tahun 1602. a. Perlawanan Rakyat Mataram Perlawanan Rakyat Mataram Pertama dilakukan pada bulan Agustus 1628 yang dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso. Perlawanan Rakyat Mataram Ke dua dilaksanakan tahun 1629 dan dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Pasukan Mataram tetap menyerbu Batavia dan berhasil menghancurkan benteng Hollandia, dilanjutkan ke benteng Bommel tetapi belum berhasil. Perlawanan rakyat selanjutnya dipimpin oleh Trunojoyo, putra Bupati Madura. Namun setelah Trunojoyo tertangkap dan dijatuhi hukum mati (tahun 1679), Kerajaan Mataram selalu mendapat pengaruh dari pemerintah Hindia Belanda. Perlawanan Untung Suropati, Untung Suropati adalah putra Bali yang menjadi prajurit kompeni di Batavia antara tahun 1686 sampai 1706, pada 1706, wilayah pertahanan Untung Suropati diserbu oleh Kompeni Belanda. Untung Suropati gugur di Bangil dan Amangkurat III atau Sunan Mas tertangkap, diasingkan ke Sri Langka. Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said, Tahun 1749, Pangeran Mangkubumi (adik dari Pakubuwana II) bekerjasama dengan Mas Said (Pangeran Samber Nyawa) melakukan perlawanan terhadap pakubuwana II dan VOC. Pada tahun 1751, pasukan kompeni yang dipimpin 13 Mayor De Clerx, dapat dihancurkan. Perlawanan Mangkubumi dan Mas Said diakhiri dengan Perjanjian Giyanti (tahun 1755) dan Perjanjian Salatiga (tahun 1757). b. Perlawanan Rakyat Banten Perlawanan rakyat Banten dibangkitkan oleh Abdul Fatah (Sultan Ageng Tirtayasa) dan putranya Pangeran Purbaya. Tahun 1659, perlawanan rakyat Banten mengalami kegagalan. 1683, VOC menerapkan politik domba (devide et impera) antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya yang bernama Sulatan Haji. Sultan Haji yang dibantu oleh VOC dapat mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa menghasilkan kompensasi. 1750, terjadi perlawanan rakyat banten terhadap Sultan Haji. c. Perlawanan Rakyat Makassar Perlawanan terhadap kolonialisme Belanda dilakukan oleh Kerajaan Gowa dan Tallo, yang kemudian bergabung menjadi Kerajaan Makassar. Kerajaan Makassar, mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintah Sultan Hasanuddin tahun 1654-1669. Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633. Pada tahun 1654 diawali dengan perilaku VOC yang berusaha menghalanghalangi pedagang yang akan masuk maupun keluar Pelabuhan Makassar mengalami kegagalan. Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666-1667, pasukan kompeni dibantu olehpasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan pasukan Kapten Yonker dari Ambon. Angakatan laut VOC, yang dipimpin oleh Spleeman. Pasukan Aru Palaka mendarat di Bonthain dan berhasil mendorong suku Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin. Penyerbuan ke Makassar dipertahankan oleh Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin terdesak dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun 1667. Faktor penyebab kegagalan rakyat Makassar adalah keberhasilan politik adu domba Belanda terhadap Sultan Hasanudin dengan Aru Palaka membantu Trunojoyo dan rakyat Banten setiap melakukan perlawanan terhadap VOC. d. Perlawanan rakyat Maluku Perlawanan di Ternate Pertama pada tahun 1635 yang dipimpin oleh Kakiali. 1 646 kembali terjadi perlawanan rakyat Ternate terhadap VOC, yang dipimpin oleh Telukabesi. Pada tahun 1650, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Saidi mengalami kegagalan. Perlawanan di Tidore Tidore dipimpin oleh Kaicil Nuku atau Sultan Nuku. Perlawanan fisik dan perundingan berhasil mengusir Belanda, mengusir Kolonial Inggris dari Tidore. Perlawanan oleh Patimura Bulan Mei 1817, meletus perlawanan rakyat Maluku di Saparua yang dipimpin olehThomas Mattulessy atau Kapitan Pattimura. Benteng kompeni Duurstede di Saparua diserbu dan direbut rakyat Maluku. Meluas hingga ke Ambon dan ke pulau–pulau sekitarnya, dikuasai oleh Kapitan Pattimura, Anthony Rybok, Paulus-paulus Tiahahu, Martha Christina Tiahahu, Latumahina, Said Perintah dan Thomas Pattiwael, kewalahan perlawanan rakyat Pattimura pada tahun 1817 mendantangkan pasukan Kompeni dari Ambon yang dipimpin oleh kapten Lisnet. Oktober 1817, menyerang rakyat Maluku secara besar-besaran, menangkap Kapitan Pattimura (tahun 1817) dihukum mati pada tanggal 16 Desember 1817. 14 Reaksi-reaksi Rakyat Indonesia Terhadap Kolonialisme Belanda dalam Bentuk Perang Besar a. Perang Padri (1821-1837) Terjadi di Sumatera Barat atau di tanah Minangkabau. Perselisihan antara kaum Padri dengan kaum Adat yang kemudian mengundang campur tangan pihak Belanda. Perang Padri pertama (tahun 1821-1825) dan perang Padri kedua (tahun 1830-1837) 1) Perang Padri Pertama Kaum Padri dipimpi oleh Datok Bandaro bertempur melawan kaum Adat yang dipimpin oleh Datuk Jati. Setelah Datuk Bandaro meninggal dunia, pucuk pimpinan dipegang oleh Malim Basa (Tuanku Imam Bonjol) dan dibantu oleh Tuanku Pasaman, Tuanku Nan Renceh, Tuanku Nan Cerdik, dan Tuanku Nan Gapuk. Tahun 1821, kaum Padri menyerbu pos Belanda di semawang dan mengacaukan kedudukan Belanda di daerah Lintau. Belanda membangun benteng nama Firt van der Capllen. Pada 1825, kedudukan Belanda mulai sulit karena harus berhadapan dengan kaum Padri dan juga harus menghadapi pasukan Diponegoro. November 1825, Belanda dan Kaum Padri menandatangani perjanjian damai yang berisi tentang pengakuan Belanda atas beberapa daerah sebagai wilayah kaum Padri dan untuk sementara peperangan gelombang pertama berakhir. 2) Perang Padri Gelombang ke Dua 1829, di daerah pariaman. 1830, kaum Adat mulai banyak membantu kaum Padri dan kedua kaum tersebut menyadari bahwa perlunya kerja sama. Perang antara rakyat Minangkabau melawan penjajah Belanda. 1831, penyerangan terhadap belanda di daerah Muarapalam. 1832, dipimpin oleh Tuanku Nan Cerdik dan Tuanku Imam Bonjol melakukan penyerangan pos Belanda di Mangopo. 1833, terjadi pertempuran besar di daerah Agam. 1834 hingga tahun 1835, pemerintah Belanda mulai mengepung benteng Bonjol. Pada tanggal 25 Oktkober 1837, benteng pertahanan Kota Bonjol jatuh ke tangan Belanda. Imam Bonjol diasingkan ke Cianjur, kemudian dipindahkan ke Minahasa hingga wafat dan dimakamkan di Pineleng. b. Perang Diponegoro Di lingkungan istana terdapat golongan yang memihak Belanda, banyak juga yang menentang Kolonial Belanda, seperti Pangeran Diponegoro (putra Sultan Hamengku Buwono III). Kecurigaan yang berlebihan ini pada akhirnya menimbulkan permusuhan dan peperangan yang disebut perang Diponegoro. 1) Penyebab Umum Perang Diponegoro Semakin menderitanya rakyat akibat kerja rodi dan berbagai macam pajak Semakin sempitnya wilayah Kerajaan Mataram akibat dikuasai Belanda. Selalu ikut campurnya Belanda dalam urusan pemerintahan Kerajaan Mataram. Masuknya budaya barat ke dalam keraton yang bertentangan dengan ajaran agama. Kecewanya kaum bangsawan akan aturan Van der Capellen yang melarang usaha perkebunan swasta di wilayah Kerajaan Mataram. Munculnya pejabat Kerajaan Mataram yang membantu pihak Belanda demi keuntungan pribadi. 2) Penyebab Khusus Perang Diponegoro 15 Dipengaruhi oleh persoalan pribadi. Terjadi pada tahun 1825, tindakan sewenang-wenang Belanda yang telah memasang tonggak untuk membangun jalan raya yang melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro tanpa izin. Perang antara Pangeran Diponegoro dengan Belanda dibantu oleh Kasunanan Surakarta, Mangkunegaran, dan Kesultanan Yogyakarta. Menggunakan strategi atau siasat perang gerilya, pusat pertahanan yang selalu berpindahpindah seperti di Gua Selarong, Dekso, lereng Gunung Merapi, dan Bagelan(Purworejo). Terbukti bahwa pada tahun 1825 sampai 1826, pasukan diponegoro memperoleh kemenangan hingga dapat merebut daerah Pacitan, Purwodadi, dan Klaten. Penggunaan sistem Benteng Stelsel oleh Belanda mempersulit pergerakan pasukan Diponegoro dan hubungan komunikasi antar pasukan. Pada tahun 1828, Kiai Mojo bersedia untuk diajak berunding oleh pihak Belanda namun gagal dan justru ia ditangkap dan diasingkan ke Minahasa sampai wafat pada tahun 1849. Jendral De Kock mengajak berunding Sentot Alibasa Prawirodirjo, Tetapi selalu mengalami kegagalan. Pada tahun 1829, Sentot Alibasa Prawirodirjo menyerah, ia dituduh memihak kaum Padri sehingga akhirnya ia diasingkan ke Cianjur dan kemudian dipindahkan ke Bengkulu hingga wafat pada tahun 1855. Pangeran Mangkubumi menyerah pada tahun 1829 dan putranya sendiri yang bernama Dipokusumo beserta patihnya menyerah pula pada tahun 1830. Jendral de kock ditanggapi positif oleh Pangeran Diponegoro dan disepakati bersama bahwa perundingan akan dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 1830 di kota Magelang. Pangeran Diponegoro dibawa ke Semarang dan Batavia kemudian diasingkan lagi ke Manado. Ia kembali dipindahkan ke Makassar hingga wafat pada tanggal 8 januari 1855 c. Perlawanan rakyat Aceh (1873-1904) Aceh merupakan salah satu kerajaan di Indonesia yang kuat dan masih tetap bertahan hinga abad ke-19. Berdasarkan Traktat London tahun 1824 bangsa Inggris dan Belanda yang sudah pernah berkuasa di Indonesia harus saling sepakat untuk menghormati keberadaan kerajaan Aceh. Pada bulan Maret 1873, perangnya ke Kutaraja atau Banda Aceh di bawah pimpinan Jendral Kohler, berusaha merebut dan menduduki ibu kota dan Istana Kerajaan Aceh. Kerajaan Aceh berhasil, tetapi dalam pertempuran tersebut Jendral Kohler tewas tertembak. Mengawali terjadinya perang Aceh yang berkepanjangan mulai tahun 1873 sampai 1904. pasukan Belanda melaksanakan operasi Konsentrasi Stelsel sambil menggertak para pemimpin Aceh agar menyerah. Beberapa pimpinan utama Aceh seperti Teuku Cik Di Tiro, Cut Nya’ Din, Panglima Polim, dan Cut Meutia (bersama-sama dengan rakyat Aceh) untuk melancarkan serangan umum. Setelah Teuku Cik Di Tiro sebagai pemimpin utama Aceh Wafat. Pucuk pimpinan dilanjutkan oleh Teuku Umar dan Panglima Polim. Pada tahun 1893, Teuku Umar beserta pasukannya memanfatkan kelengahan Belanda dengan tujuan mendapatkan senjata. Disambut baik dan mendapat gelar Teuku Johan pahlawan. Pada tahun 1896, Teuku Umar bergabung kembali dengan rakyat Aceh dengan membangun markas pertahanan Meulaboh. Peristiwa Teuku Umar yang berhasil menyiasati Belanda dipandang sebagai kesalahan besarDeykerhoff sebagai gubernur militer. Digantikan oleh Jendral Van Heutsz. Belanda memeberi tugas kepada Dr. Snock Hurgronje untuk menyelidiki perilaku masyarakat Aceh. Dr. Snock Hurgronje dalam menjalankan tugasnya menggunakan nama smaran, yaitu Abdul gafar. Untuk mengalahkan Aceh, lebih cepat dan tepat, Belanda menggunakan Strategi sebagai berikut : menghancurkan dan menangkap seluruh pemimpin dan ulama dari pusat membentuk pasukan gerak cepat (marschose marechausse) 16 semua pemimpin dan ulama yang tertangkap harus menandatangani perjanjian setelah melakukan operasi militer, Belanda mengikuti kegiatan perdamaian rehabilitasi (pasifikasi) bersikap lunak terhadap para bangsawan. Atas usulan Dr. Snock Hurgronje, pemerintah Belanda memberi tugas kepada Jendral militer Van Heutsz. Pada tahun 1899, pasukan gerak cepat pimpinan Van Heutsz melakukan penyerangan. Belanda menyandera keluarga raja dan keluarga Panglima Polim. Perlawanan Aceh berikutnya dilanjutkan oleh Cut Meutia, tetapi perlawanan ini dapat dipadamkan dan pada tahun 1904 perang Aceh dinyatakan berakhir. d. Perlawanan rakyat Bali Keinginan Belanda untuk menguasai Bali dimulai sejak tahun 1841 dan seluruh raja di Bali dipaksa menandatangani perjanjian yang isinya agar raja di Bali mengakui dan tunduk kepada pemerintah Belanda. Keinginan Belanda untuk menguasai Bali selalu tidak berhasil karena Bali masih bersifat konservatif (masih berlaku adat/ tradisi). Pada tahun 1844, kapal Belanda terdampar di pantai Buleleng dan dikenakan hukum tawan karang, yaitu setiap kapal yang terdampar di pantai kekuasaan kerajaan akan menjadi hak milik kerajaan tersebut. Belanda turut campur urusan kerajaan di Bali dengan mengajukan tuntutan dengan isi sebagai berikut. Membebaskan Belanda dari hukum Tawan Karang. Kerajaan Bali mengakui pemerintahan Hindia Belanda. Kerajaan Bali melindungi perdagangan milik pemerintah Belanda. Semua raja di Bali harus tunduk terhadap semua perintah colonial Belanda. Sehingga pada tahun 1846 Belanda menyerang wilayah Bali Utara dan memaksa Raja Buleleng untuk menandatangani perjanjian perdamaian Benteng Kerajaan Buleleng agar dibongkar. Pasukan Belanda ditempatkan di Buleleng. Biaya perang harus ditanggung oleh Raja Buleleng. Pada tahun 1848, raja-raja di Bali tidak lagi mematuhi kehendak Belanda. Pos-pos pertahanan Belanda di Bali diserbu dan semua senjata dirampas oleh gusti Jelantik. Pada tahun 1849, pasukan belanda datang dari Batavia untuk menyerbu dan menguasai seluruh pantai Buleleng dan menyerbu benteng Jagaraga. Sejak runtuhnya Kerajaan Buleleng, perjuangan rakyat Bali mulai lemah. Meskipun demikian, Kerajaan Karangasem dan Klungkung masih berusaha melakukan perlawanan terhadap Belanda. e. Perlawanan Rakyat Palembang (1819-1825) Sultan Badaruddin dahulu pernah menjadi Sultan Palembang dan kemudian diturunkan secara paksa oleh pemerintah Inggris ketika masih berkuasa di Indonesia yaitu digantikan oleh Sultan Najamuddin. Tahun 1819 Sultan Badaruddin selalu menghalangi setiap kapal Belanda yang memasuki sungai Musi. Pada tahun 1821, Belanda dapat menguasai ibukota Palembang dan menangkap Sultan Badaruddin. Sultan Badaruddin diasingkan ke Ternate. Perlawanan rakyat Palembang sering terjadi pada tahun 1825. f. Perlawanan Rakyat Banjar (1859-1863) Yang menjadi daya tarik Belanda untuk menguasai Kalimantan Selatan yang saat itu diperintah oleh Sultan Hidayat. Untuk menguasai Banjarmasin adalah dengan melakukan operasi militer pada tahun 1859. Dalam pertempuran itu, Sultan Hidayat tertangkap oleh Belanda dan diasingkan ke 17 Cianjur, Jawa Barat. Upaya Belanda untuk menguasai Banjamasin mengalami kesulitan rakyat berupa untuk mempertahankan wilayahnya dan setiap kapal Belanda yang memasuki pedalaman Banjarmasin (melalui Sungai Barito) akan dibakar oleh rakyat setempat. Pada tahun 1863, pasukan Belanda melancarkan serangan bertubi-tubi ke seluruh wilayah Banjarmasin, sehingga Pangeran Antasari gugur. g. Perlawanan Rakyat Tapanuli (1878-1907) Sekitar tahun 1873, bangsa Belanda mulai memasuki daerah Tapanuli Utara dengan alasan memadamkan aktivitas pejuang-pejuang Padri dan para pemimpin dari Aceh. Pada tahun 1878, Belanda mulai melancarkan gerakan militernya untuk menyerang daerah Tapanuli, sampai pada akhirnya meletuslah Perang Tapanuli. Perang Tapanuli yang diawali dengan operasi militer yang dilakukan oleh Jenderal Van Daalen di pedalaman Aceh tahun 1903-1904. Serdadu Belanda yang mulai berdatangan di daerah di Sumatera Utara dibendung oleh rakyat Tapanuli yang dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja XII. Politik Etis Pencetus politik etis (politik balas budi) ini adalah Van Deventer. Van Deventer memperjuangkan nasib bangsa Indonesia dengan menulis karangan dalam majalah De Gids yang berjudul Eeu Eereschuld (Hutang Budi). Menurut Van Deventer, ada tiga cara untuk memperbaiki nasib rakyat tersebut yaitu memajukan ; Edukasi (pendidikan) Irigasi (pengairan) Emigrasi (perpindahan penduduk) Usulan Van Deventer tersebut mendapat perhatian besar dari pemerintah Belanda. Dalam bidang irigasi (pengairan) diadakan pembangunan dan perbaikan. Emigrasi juga dilaksanakan oleh Pemerintah Belanda bukan untuk memberikan penghidupan yang layak serta pemerataan penduduk. Jelaslah bahwa pemerintah Belanda telah menyelewangkan politik etis. Usaha-usaha yang dilaksanakan baik edukasi, irigasi dan emigrasi dan kemiskinan rakyat Indonesia dapat memperbaiki jika bangsa Indonesia bebas merdeka dan berdaulat. Organisasi Pergerakan Nasional Organisasi/Gera kan Budi Utomo Dibent Tempat uk 20 Mei 1908 Sarekat Dagang Tahun Surakarta Islam 1911 (Jawa Tengah) Sarekat Islam Tahun Surabaya 1912 (Jawa Timur) Tokoh Keterangan Dr. Wahidin Sudirohusodo, Akhirnya melebur dengan dr. Sutomo PBI menjadi Gerindra Haji Samanhudi H. Oemar Said Cokroaminoto 18 (H.O.S) SI akhirnya terbagi menjadi 2, SI Merah (basis PKI, pencetus : Semaun) dan SI Putih (Cokroaminoto) Muhammadiyah 18Nov12 25-Des 1912 Yogyakarta K.H. Ahmad dahlan Bergerak di bidang Pendidikan, Sosial Budaya Bandung (Jawa Barat) Suwardi Suryadiningrat sempat membuat tulisan yang menggemparkan dengan judul "Alks Ik Een Nederlander Was / Jika aku seorang Belanda" Indische Vereeniging Perhimpunan Indonesia (PI) Okt1908 Tahun 1925 Belanda Tiga serangkai (E.F.E. Douwes dekker/Dr. Danudirja Setiabudi, Raden Mas Suwardi Suryaningrat/Ki Hajar Dewantara, Dr. Cipto Mangunkusumo) Noto Suroto Pemuda Indonesia 20-Feb 1927 Indische Partij Bandung (Jawa Barat) Partai Nasional 4 Juli Bandung Indonesia (PNI) 1927 (Jawa Barat) Partai Indonesia (Partindo) Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru) Taman Siswa 30Apr-31 Tahun 1931 3 Juli Yogyakarta 1922 Partai Indonesia Tahun Raya (Parindra) 1935 Surabaya (Jawa Timur) Gerakan Rakyat 24 Mei Jakarta Indonesia 1937 (Gerindo) Merupakan cikal bakal dari Perhimpunan Indonesia Drs. Mohammad Hatta, Mr. Majalah : Hindia Putra, lalu Ahmad Subardjo, Sukiman, menjadi Indonesia Ali Sastroamijoyo, Sunaryo, merdeka Sartono, Iwa Kusumasumantri Sartono, Sunaryo, Sutan Syahrir, Suwiryo Ir. Sukarno Berasal dari Aglemen Studies Club. Karena dianggap berbahaya para pemimpinnya sempat ditangkap, disaat itu Ir.Soekarno menyuarakan pidatonya yang berjudul "Indonesia Menggugat" Mr. Sartono, Ir. Sukarno Sebagai pengganti dari PNI yang telah bubar Drs. Mohammad Hatta, Pemimpin yang tidak Sutan Syahrir setuju PNI bubar, kemudian mendirikan PNI Baru R.M. Suwardi Suryaningrat/Ki Hajar Dewantara Sutomo Dr. Adnan Kapau Gani, Mr. Sartono, Mr. Wilopo, Mr. Mohammad Husni Thamri, Amir Syarifuddin 19 Gabungan Tahun Politik Indonesia 1939 (GAPI) Trikoro Dharmo Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) Kongres Pemuda I Jakarta Sutarjo Kartohadikusumo Gabungan antara Parindra, Gerindo, PSII dan Pasundan. Membentuk Kongres Rakyat Indonesia yang menuntut adanya Indonesia Berparlemen 7 Maret 1915 Tahun 1926 30 Jakarta April – 2 Mei 1926 Kongres Pemuda II 27, 28 Jakarta Okt 1928 Kongres Perempuan Indonesia I Partai Perempuan Indonesia (PPI) Partai Perhimpunan Istri Indonesia (PPII) 22-25 Des 1928 Tahun 1928 Muhammad Tabrani, Sumarto, Muhammad Yamin, bahder Djohan, Pinintoan Hasil : Menanamkan semangat persatuan, namun antara organisasi pemuda belum bisa dibentuk persatuan karena masih kedaerahan. Menyetujui diadakannya Koongres Pemuda II Sugondo Joyopuspito, Joko Hasil : Sumpah Pemuda. Marsaid, Muhammad Pertama kalinya lagu Yamin, Amir Syarifuddin Indonesia Raya dikumandangkan didepan publik Yogyakarta Tahun 1929 20 PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA Perang Pasifik meletus setelah Jepang mengebom pangkalan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour. Terjadilah Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya. Serangan ini terjadi pada 8 Desember 1941. Kemudian, negara-negara dalam Blok Sekutu menyatakan perang terhadap Jepang. Perang ini disebut dengan perang Asia Timur Raya. Dengan cepat Jepang menyerbu dan menduduki Daerah yang dikuasai Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat. Yakni Indochina, Myanmar, Filipina, dan Malaysia. Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun. Pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang (Jawa Barat). Penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang dilakukan oleh Letnan Jenderal N. Terpoorten kepada Letnan Jenderal Hitoshi Imamura. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Belanda di Indonesia. Setelah menguasai Indonesia, Jepang membagi wilayah Indonesia menjadi tiga wilayah pertahanan. Wilayah I (Jawa dan Madura), wilayah II (Sumatra dan kepulauan di sekitarnya), dan wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, dan Nusa Tenggara). Sebab dan akibat pengerahan tenaga romusha oleh jepang terhadap penduduk indonesia a. Sebab-sebab Pengerahan Tenaga Romusha Pada Perang Dunia II, Jepang berada di bawah pemerintahan militer. Semua kebijakan politik, ekonomi, dan sosial, ditujukan untuk kepentingan perang melawan sekutu. Untuk kepentingan itu Jepang memerlukan banyak sumber daya alam dan tenaga manusia. Untuk memenuhi tenaga manusia, Jepang menerapkan sistem kerja paksa di negara jajahannya. Orang-orang dipaksa bekerja untuk kepentingan Jepang yang dinamakan romusha. b. Akibat Pengerahan Tenaga Romusha Pengerahan tenaga romusha menyebabkan penduduk Indonesia berkurang akibat meninggal dunia. Penderitaan itu meninggalkan rasa ketakutan bagi mereka yang pernah mengalaminya. Pendudukan Jepang di Indonesia membawa malapetaka bagi rakyat Indonesia. Propaganda dan janji-janji Jepang hanya tipuan belaka. Selama dijajah Jepang, rakyat Indonesia semakin miskin, bodoh, dan menderita. ORGANISASI BENTUKAN JEPANG a. Gerakan Tiga A Gerakan Tiga A merupakan organisasi pertama yang didirikan Jepang. Organisasi ini didirikan pada 29 April 1942 sebagai tempat untuk menghimpun rakyat Indonesia dalam menghadapi kekuatan Barat. Gerakan Tiga A dipimpin oleh Mr. Samsudin. Arti Gerakan Tiga A adalah Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia, dan Jepang Cahaya Asia. b. Majelis A’la Indonesia (MIAI) dan Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) Majelis A’la Indonesia (MIAI) dan Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) adalah organisasi-organisasi Islam yang didirikan oleh Jepang. 21 c. Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Pusat Tenaga Rakyat (Putera) didirikan pada 16 April 1943. Organisasi ini dipimpin oleh empat serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur. Tujuan pembentukan organisasi ini adalah untuk mengajak tokoh-tokoh Indonesia membantu Jepang dalam berperang dengan sekutu. Bantuan tersebut dapat berupa tenaga atau pemikiran. d. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) didirikan pada 8 Januari 1944. Organisasi ini dipimpin langsung oleh pejabat-pejabat Jepang. Jawa Hokokai terdiri atas berbagai macam hokokai profesi, antara lain Izi Hokokai (Himpunan Kebaktian Dokter), KJawa Hokokaiyoiku Hokokai (Himpunan Kebaktian para Pendidik), Fujinkai (Organisasi Wanita), Keimin Bunka Syidosyo (Pusat Budaya), dan Hokokai Perusahaan. ORGANISASI MILITER BENTUKAN JEPANG a. Seinendan (Barisan Pemuda), Seinendan dibentuk pada tanggal 29April 1943. Anggotanya terdiri dari para pemuda yang berusia antara 14-22 tahun. Mereka dididik militer agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri. Akan tetapi tujuan yang sebenarnya ialah mempersiapkan pemuda untuk dapat membantu Jepang dalam menghadapi tentara Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya. b. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), Keibodan dibentuk pada tanggal 29 April 1943. Anggotanya terdiri atas para pemuda yang berusia antara 26-35 tahun, dengan tugas seperti penjagaan lalu lintas, pengamanan desa dan lainlain. Barisan ini di Sumatra disebut Bogodan, sedangkan di Kalimantan dikenal dengan nama Borneo Konan Hokokudan. c. Heiho (Pembantu Prajurit Jepang), Anggota Heiho ditempatkan dalam kesatuan tentara Jepang sehingga banyak dikerahkan ke medan perang. d. Fujinkai ( Barisan Wanita). Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943. Anggotanya terdiri atas para wanita berusia 15 tahun ke atas. Mereka juga diberikan latihan-latihan dasar militer, dengan tugas untuk membantu Jepang dalam perang. e. Jibakutai ( Barisan Berani Mati). Jibakutai dibentuk pada tanggal 8 Desember 1944. Barisan ini rupanya mendapatkan inspirasi dari pilot Kamikaze yang sanggup mengorbankan nyawanya dengan jalan menumbukkan pesawatnya kepada kapal perang musuh. f. Pembela Tanah Air (PETA), PETA dibentuk pada 3 Oktober 1943. Calon perwira PETA mendapatkan pelatihan di Bogor. Tujuan didirikannya PETA adalah untuk mempertahankan wilayah masing-masing. Tokoh-Tokoh Pergerakan Nasional. 22 Organisasi dan Gerakan di Masa Pendudukan Jepang Organisasi/Gerakan Dibentuk Tokoh Gerakan Tiga A 29-Apr-42 Tujuan Mr. Syamsudin Menggerakkan rakyat Indonesia untuk mendukung Jepang melawan sekutu. Semboyan Gerakan Tiga A: - Nippon Cahaya Asia - Nippon Pemimpin Asia - Nippon Pelindung Asia PUTERA (Pusat 9 Maret Empat serangkai Mengerahkan tenaga rakyat Indonesia Tenaga Rakyat) 1943 (drs. Mohammad guna membantu Jepang berperang Hatta, Ki Hajar melawan Sekutu. Dewantara, Ir. Sukarno, K.H. Mas Mansyur Jawa Hokokai/Himpunan Kebaktian Jawa 8 Januari Orang-orang Menarik simpati rakyat dengan 1944 Jepang, Ir. Sukarno, memanfaatkan para tokoh Indonesia. Hasyim Ashari Anggota : - Fujinkai/ Barisan Wanita - Keimin Bunka Syidoso/ Pusat Kebudayaan - Izi Hokokai/ Himpunan Kebaktian Para Dokter - Kyoiku Hokokai/ Himpunan Kebaktian Para Pendidik - Himpunan Kebaktian Perpustakaan Cuo Sangi In/Badan 05-Sep-43 Ir. Sukarno - Mengajukan usul kepada Pertimbangan Pusat pemerintah Jepang - Menjawab pertanyaan pemerintah Jepang mengenai masalah politik - Memberi saran pemerintah Jepang mengenai tindakan yang perlu dilakukan Masyumi K.H. Mas Mansyur, Untuk memikat golongan Islam K.H. Hasyim Asyari Heiho/Pembantu Prajurit PETA/Pembela Tanah Air 3 Oktober 1943 Gatot mangkupraja 23 Memanfaatkan pemuda Indonesia menjadi prajurit jepang Memberi latihan militer pemuda Indonesia untuk membantu tentara Jepang menghadapi serangan Sekutu PERLAWANAN DAERAH-DAERAH TERHADAP JEPANG a. Perjuangan Melawan Jepang di Aceh Perlawanan rakyat Aceh terjadi di Cot Plieng. Perlawanan ini dipimpin oleh Teuku Abdul Jalil. Ia adalah seorang guru mengaji. Peristiwa ini berawal dari sikap tentara Jepang yang bertindak sewenang-wenang. Rakyat diperas dan ditindas. Jepang berusaha membujuk Teuku Abdul Jalil untuk berdamai. Namun, Teuku Abdul Jalil menolaknya. Akhirnya, pada 10 November 1942 Jepang menyerang Cot Plieng. b. Perjuangan Melawan Jepang di Sukamanah (Singaparna) Perlawanan ini bermula dari paksaan Jepang melakukan Seikeirei. Yakni penghormatan kepada kaisar Jepang. Penghormatan ini dilakukan dengan cara menghadap ke arah timur laut (Tokyo) dan membungkukkan badan. Cara ini dianggap oleh K.H. Zaenal Mustofa sebagai tindakan musyrik (menyekutukan Tuhan). Tindakan ini melanggar ajaran agama Islam. Akibat penentangan itu, Jepang mengirim pasukan untuk menggempur Sukamanah. Akhirnya meletuslah pertempuran pada 25 Februari 1944 setelah salat Jumat. K.H. Zaenal Mustofa berhasil ditangkap. Ia ditahan di Tasikmalaya, kemudian dibawa ke Jakarta untuk diadili. Ia dihukum mati dan dimakamkan di Ancol. Pada 10 November 1974 makamnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Tasikmalaya. c. Perlawanan Tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Blitar Pada mulanya, pasukan Peta bertugas mengawasi romusha yang membuat pertahanan di daerah Pantai Blitar Selatan. Mereka melihat sendiri betapa berat pekerjaan romusha dan sengsara hidupnya. Ditambah lagi keadaan masyarakat yang sangat menderita. Pada 14 Februari 1945, berkobarlah perlawanan Peta di Blitar. Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Muradi, Suparyono, dan Bundanco (komandan regu) Sunanto, Sudarmo, Halir Mangkudidjaya. Adapula dr. Ismail sebagai sesepuhnya. Setelah membunuh orang-orang Jepang di Blitar, mereka meninggalkan Blitar. Sebagian menuju lereng Gunung Kelud. Sebagian lagi ke Blitar Selatan. Sayang, perlawanan mereka mengalami kegagalan. Bulan Februari 1945 pasukan Sekutu berhasil merebut Pulau Iwo Lima di Jepang. Sejak saat itu kekuatan tentara Jepang semakin lemah. Untuk menarik simpati rakyat Indonesia, Jepang mengizinkan Indonesia untuk mengibarkan bendera Merah Putih di samping bendera Jepang. Lagu kebangsaan Indonesia Raya boleh dikumandangkan setelah lagu Kebangsaan Jepang Kimigayo . 24 25 26