9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1) Pengertian

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1) Pengertian Pembelajaran
Secara umum pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan sadar
dari guru untuk memberikan, memindahkan sejumlah pengetahuan dan
nilai-nilai budaya nenek moyang ke generasi berikutnya. (TIM MKDK
IKIP SEMARANG, 1996: 10).
Sedangkan pengertian pembelajaran secara khusus adalah antara lain
a. Menurut teori Behavioristik pembelajaran adalah suatu usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan, agar terjadi hubungan dengan subjek belajar serta perlu
diberikan reinforcement (penguatan) untuk meningkatkan motivasi
kegiatan belajar.
b. Menurut teori Kognitif pembelajaran adalah cara guru memberikan
kesempatan kepada si belajar untuk berpikir agar memahami apa
yang dipelajari.
c. Menurut teori Gestalt, pembelajaran adalah usaha guru memberikan
mata pelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah
mengaturnya menjadi suatu Gestalt (pola bermakna). Bantuan guru
diperlukan untuk mengaktualisasikan potensi yang terdapat pada diri
siswa.
9
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
10
d. Menurut teori Humanistik, pembelajaran adalah memberikan
kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara
mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya (Haryanto,
2003: 8).
a) Ciri-ciri Pembelajaran
Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, (TIM
MKDK IKIP SEMARANG, 1996: 11) menjelaskan ketiga ciri-ciri tersebut
yaitu :
a. Pembelajaran merupakan upaya sadar dan disengaja. Tersirat di sini
bahwa pembelajaran bukan kegiatan insidental tanpa persiapan.
b. Pembelajaran merupakan pemberian bantuan yang memungkinkan
siswa dapat belajar. Dalam hal ini, guru harus menganggap siswa
sebagai individu yang mempunyai unsur-unsur dinamis yang dapat
berkembang bila disediakan kondisi yang menunjang. Jadi status guru
tidak mutlak menentukan apa dan bagaimana siswa haru belajar (direct
teaching) melainkan ada suasana demokratis
c. Pembelajaran lebih menekankan pada pengefektifan siswa, karena yang
belajar adalah siswa bukan guru.
b) Tujuan Pembelajaran
Dalam upaya mencapai tujuan kurikuler program pendidikan di suatu
lembaga pendidikan, maka perlu dirumuskan tujuan pembelajaran baik tujuan
pembelajaran umum maupun tujuan pembelajaran khusus. Maka bila tujuan
pembelajaran suatu program atau bidang pelajaran itu ditinjau dari hasil
belajar akan muncul aspek psikologis atau “human ability”, fungsi pendidikan
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
11
pada hakikatnya adalah mengembangkan potensi manusia atau “human
ability” (Sugandi, 2006: 23).
Klausmire dalam Sugandi (2006: 23) menyatakan bahwa “human ability”
dapat dibedakan atas potensi cognitive domain, affective domain, dan
physchomotor domain.
a. Tujuan pembelajaran ranah kognitif.
Taksonomi ini mengelompokkan ranah kognitif ke dalam enam
kategori. Keenam kategori itu mencakup keterampilan intelektual
dari tingkat rendah sampai dengan tingkat tinggi. Keenam kategori
itu tersusun secara hirarkis yang berarti tujuan pada tingkat di
atasnya dapat dicapai apabila tujuan pada tingkat di bawahnya telah
dikuasai. Adapun keenam kategori tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan (C1)
Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan adalah kemampuan
untuk mengingat (recall) akan informasi yang telah diterima,
misalnya informasi mengenai fakta, konsep, rumus, dan
sebagainya.
2) Kemampuan kognitif tingkat pemahaman (C2)
Kemampuan kognitif tingkat pemahaman adalah kemampuan
mental untuk menjelaskan informasi yang telah diketahui
dengan bahasa atau ungkapannya sendiri.
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
12
3) Kemampuan kognitif tingkat penerapan (C3)
Kemampuan kognitif tingkat penerapan adalah kemampuan
untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah
diketahui ke dalam situasi atau konteks baru.
4) Kemampuan kognitif tingkat analisis (C4)
Kemampuan kognitif tingkat analisis adalah kemampuan
menguraikan suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi dan
semacamnya
atas
elemen-elemennya,
sehingga
dapat
menentukan hubungan masing-masing elemen.
5) Kemampuan kognitif tingkat sintesis (C6)
Kemampuan kognitif tingkat sintesis adalah kemampuan
mengkombinasikan elemen-elemen ke dalam kesatuan atau
struktur.
6) Kemampuan kognitif tingkat evaluasi (C6)
Kemampuan kognitif tingkat evaluasi adalah kemampuan
menilai suatu pendapat, gagasan, produk, metode, dan
semacamnya dengan suatu kriteria tertentu.
b. Tujuan pembelajaran ranah Afektif
Tujuan pembelajaran ranah afektif berorientasi pada nilai dan
sikap. Tujuan pembelajaran tersebut menggambarkan proses
seseorang dalam mengenali dan mengadopsi suatu nilai dan sikap
tertentu menjadi pedoman dalam bertingkah laku. Karthwol dalam
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
13
Sugandi (2006: 26-27) membagi taksonomi tujuan pembelajaran
ranah afektif ke dalam lima kategori yaitu :
1) Pengenalan (Receiving)
Pengenalan (Receiving) adalah katergori jenis perilaku ranah
afektif yang menunjukan kesadaran, kemauan, perhatian
individu untuk menerima dan memperhatikan berbagai stimulus
dari lingkungannya.
2) Pemberian respon (Responding)
Pemberian respon atau partisipasi adalah kategori jenis perilaku
ranah afektif yang menunjukan adanya rasa kepatuhan individu
dalam hal mematuhi dan ikut serta terhadap sesuatu gagasan,
benda, atau sistem nilai.
3) Penghargaan terhadap nilai (Valuing)
Penghargaan terhadap nilai adalah kategori jenis perilaku ranah
afektif yang menunjukan menyukai, menghargai dari seseorang
individu terhadap sesuatu gagasan, pendapat atau sistem nilai.
4) Pengorganisasian (Organization)
Pengorganisasian adalah kategori jenis perilaku ranah afektif
yang menunjukan kemauan membentuk sistem nilai dari
berbagai nilai yang dipilih.
5) Pengamalan (Characterization)
Pengamalan adalah kategori jenis perilaku ranah afektif yang
menunjunkan kepercayaan diri untuk mengintegrasikan nilai-
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
14
nilai ke dalam suatu filsafat hidup yang lengkap dan
meyakinkan.
c. Tujuan pembelajaran ranah Psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik dikembangkan oleh
Sympson dan Harrow (1969). Taksonomi Sympson dalam Sugandi
(2006: 27-28) juga menyusun tujuan psikomotorik secara hierakis
dalam lima kategori yaitu :
1) Peniruan (Imitation)
Kemampuan melakukan perilaku meniru apa yang dilihat atau
di dengar. Pada tingkat meniru perilaku yang ditanamkan belum
bersifat otomatis, bahkan mungkin masih salah tidak sesuai
dengan yang ditiru.
2) Manipulasi (Manipulation)
Kemampuan melakukan perilaku tanpa contoh atau bantuan
visual, tetapi dengan petunjuk tulisan secara verbal.
3) Ketapatan gerakan (Precision)
Kemampuan melakukan perilaku tertentu dengan lancar, tepat
dan akurat tanpa contoh dan petunjuk tertulis.
4) Artikulasi (Articulation)
Keterampilan menunjukan perilaku serangkaian gerakan dengan
akurat, urutan benar, cepat dan tepat.
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
15
5) Naturalisasi (Naturalization)
Keterampilan menunjunkan perilaku gerakan tertentu secara
“automatically” artinya cara melakukan gerakan secara wajar
dan efisien.
c) Sumber Belajar
Sumber belajar menurut Dzamarah dan Zain (2010: 48) yaitu sesuatu
yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran
terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Jadi sumber belajar adalah
bahan materi yang diperuntukan untuk menambah ilmu pengetahuan yang
mengandung hal-hal baru bagi peserta didik.
Sumber-sumber belajar dapat dikategorikan menjadi lima macam
sumber belajar seperti yang dinyatakan dalam Dzamarah dan Zain (2010:
49-50) antara lain adalah :
a. Manusia
b. Buku / Perpustakaan
c. Media massa
d. Alam lingkungan
1) Alam lingkungan terbuka
2) Alam lingkungan sejarah atau peninggalan sejarah
3) Alam lingkungan manusia
4) Media pendidikan
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
16
d) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran menurut Dzamarah dan Zain (2010: 50)
merupakan substansi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.
Guru memiliki tugas yang penting dalam mengembangkan dan
memperkaya materi pembelajaran, oleh karena itu media pembelajaran
menjadi penentu keberhasilan pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zein
(2002: 51) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan
materi pembelajaran yaitu :
a. Materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai
b. Materi pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa pada umumnya
c. Materi pembelajaran hendaknya terorganisir secara sistematik dan
berkesinambungan
d. Materi pembelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat
tekstuan dan non tekstual
e) Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran menurut Sudjana (1989: 76) yaitu cara yang di
pergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. Metode pembelajaran diharapkan mampu
untuk menciptakan interaksi edukatif antara guru dan siswa. Dalam hal ini,
guru berperan sebagai pembimbing dan siswa berperan penerima yang
dibimbing, proses interaksi edukatif dalam pembelajaran akan berjalan
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
17
dengan
baik
apabila
siswa
lebih
aktif
dibandingkan
dengan
gurunya.Namun penggunaan metode harus dilakukan secara bervariasi
agar tidak menimbulkan kejenuhan ataupun sesuai dengan kondisi dan
situasi. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan menurut Prof. Dr.
Winarno Surakhmad dalam Dzamarah dan Zain (2010: 46) yang
menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
metode pembelajaran antara lain yaitu:
a. Tujuan yang terbagi jenis-jenis dan fungsinya
b. Anak didik yang berbagai tingkat kematangannya
c. Situasi yang berbagai keadaannya
d. Fasilitas yang berbagi kualitas dan kuantitasnnya
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya berbeda-beda
f) Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi menurut Roestiyah dalam Dzamarah dan Zain (2010: 50) adalah
kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang
bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan
hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan
belajar.
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
18
2) Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a) Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjelaskan bahwa mata pelajaran IPS
merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran
sejarah, geografi, dan ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya
Sapriya (2009: 7). Sedangkan menurut Trianto (2011: 171) menjelaskan
bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial seperti, sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap
masyarakat atau lingkungannya melalui pemahaman terhadap nilai-nilai
sejarah dan kebudayaan masyarakat.
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan sosial yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah
yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang
menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila programprogam pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari uraian
diatas disimpulkan sebagai berikut :
1) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan
metode yang diambil dari ilmu-ilmu sosial kemudian dapt digunakan
untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
19
2) Memenuhi perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial,
serta mampu memvbuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu
mengambil tindakan yang tepat.
3) Mampu
mengembangkan
berbagai
potensi
sehingga
mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung
jawab menbangunan masyarakat.
c. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan sosial membahas hubungan antara manusia dengan
lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan
berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai
permasalahan yang ada dan akan terjadi di lingkungan sekitarnya.
Pendidikan
IPS
berusaha
membantu
siswa
dalam
memecahkan
permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikan siswa semakin
mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakat (Kosasih dalam
Solihatin dan Raharjo, 2007: 15).
Pada dasarnya pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi
bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk melanjutkan pendidikan
ketingkat yang lebih tinggi (Solihatin dan Raharjo, 2007: 5).
3) Mata Pelajaran IPS Sejarah
a) Pengertian Mata Pelajaran IPS Sejarah
Sejarah dalam pengertian bahasa memiliki empat pengertian, yakni :
a. Sesuatu yang telah terjadi.
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
20
b. Ilmu yang menelaah hal ikhwal manusia dalam urutan kronologis.
c. Pohon silsilah manusia.
d. Ilmu yang berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan
tentang masa lalu (Mustofa, 2006: 3)
Sejarah sebagai mata pelajaran adalah pelajaran yang menanamkan
pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan
masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga masa kini. Pada
sekolah menengah pertama, sejarah merupakan bagian dari mata pelajaran
IPS. Sebagai bagian dari mata pelajaran IPS, maka sejarah terkait dengan
struktur kurikulum IPS, meskipun dalam pembelajarannya bisa dilakukan
secara terpisah. Kurikulum sejarah sekolah menengah pertama merupakan
hal yang penting karena sekolah menengah merupakan tingkat pendidikan
yang harus diterima oleh semua anak bangsa.
b) Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran IPS Sejarah
Setiap
bangsa
memiliki
sejarahnya
masing-masing
di
mana
keberadaan suatu bangsa tidak lepas dari masa lalunya, termasuk bangsa
Indonesia. Namun arti penting sejarah suatu bangsa banyak yang kurang
menyadari. Kita melupakan bahwa sejarah adalah dasar bagi identitas
nasional yang merupakan salah satu modal utama dalam membangun
bangsa kita, baik dimasa kini maupun masa yang akan datang .Tujuan
mata pelajaran sejarah di sekolah adalah untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan sebagai berikut :
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
21
a. Edukatif
Yaitu memiliki kegunaan dalam memberikan pendidikan, seperti
pendidikan masa depan, pendidikan perubahan, pendidikan
penalaran dan pendidikan moral. Sejarah dapat menjadi panduan
atau pengalaman untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik.
b. Inspiratif
Yaitu dalam kisah-kisah Sejarah mampu memberikan inspirasi
bagi yang membaca ataupun yang mendengarnya.
c. Rekreatif
Yaitu dalam kisah-kisah sejarah dapat memberi suatu hiburan
yang segar. Melalui penulisan kisah sejarah yang menarik,
pembaca menjadi merasaa terhibur. Gaya penulisan yang hidup
dan komunikatif dari beberapa sejarawan mampu menghipnotis
pembaca. Pembaca merasa nyaman membaca buku tulisannya.
Maka hal tersebut termasuk dalam hal rekreatif. Mustofa (2006:
10-13)
Oleh karena itu, pembelajaran sejarah sangat penting artinya untuk
diajarkan di sekolah-sekolah.
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
22
c) Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS Sejarah
Ruang lingkup materi pelajaran IPS sejarah di sekolah menengah
pertama disusun berdasarkan urutan kronologis yang dijabarkan dalam
aspek-aspek tertentu sebagai materi standar. Menurut Mulyasa (2006: 126127) ruang lingkup mata pelajaran IPS Sejarah meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
a. Manusia, tempat dan lingkungan
b. Waktu, berkelanjutan dan perubahan
c. Sistem sosial dan budaya
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
4) Sikap Nasionalisme
a. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan
tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan atau nationstate. Perasaan yang sangat mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan
tanah tumpah darahnya, dengan tradisi-tradisi setempat, dan penguasapenguasa resmi daerahnya selalu ada di sepanjang sejarah dengan
kekuatan yang berbeda-beda (Hans Kohn dalam Mertodiputro, 1984: 11).
Sedangkan nasionalisme menurut Anthony D. Smith (2003: 10) adalah
suatu ideologi yang meletakkan bangsa di pusat masalahnya dan berupaya
mempertinggi keberadannya.
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
23
Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik pengertian bahwa yang
dimaksud nasionalisme adalah sikap seseorang antara paham seseorang
tentang kesetiaannya terhadap tumpah darah (negaranya) dengan melihat
kejayaan dan menolak adanya penjajahan untuk membentuk negara yang
bersatu, berdaulat dan demokratis.
b. Faktor-Faktor Pembentuk Nasionalisme
Menurut E.J. Hobsbawn (2001: 106) faktor-faktor yang membentuk
nasionalisme adalah faktor obyektif dan faktor subyektif. Yang termasuk
faktor obyektif adalah bahasa, warna kulit, kebudayaan, adat, agama,
wilayah, kewarganegaraan dan ras. Sedangkan faktor subyektif dari
nasionalisme adalah cita-cita, semangat, dan keinginan. Dalam arti
timbulnya rasa kesadaran nasional pada bangsa itu sesuai dengan tujuan
utamanya adalah terwujudnya negara nasional.
c. Prinsip-Prinsip Nasionalisme Indonesia
Dari perkembangan paham nasionalisme di Indonesia, dapat
disimpulkan bahwa nasionalisme Indonesia yang berdasarkan Pancasila
adalah
bersifat
“majemuk
Tunggal”.
Adapun
unsur-unsur
yang
membentuk nasionalisme (bangsa) Indonesia menurut Santoso (2007: 16)
adalah sebagai berikut:
1) Kesatuan sejarah
2) Kesatuan nasib
3) Kesatuan kebudayaan
4) Kesatuan wilayah
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
24
5) Kesatuan asas kerokhanian
d. Bentuk-Bentuk Nasionalisme
1) Nasionalisme Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah
sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik
dari penyertaan aktif rakyatnya, “kehendak rakyat”, “perwakilan
politik”.
2) Nasionalisme Etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah
masyarakat.
3) Nasionalisme Romantik (juga disebut nasionalisme organik,
nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis di
mana negara memperoleh kebenaran politik secara semula jadi
(“organik”) hasil dari bangsa atau ras, menurut semangat
romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada
perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah
tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik.
4) Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme di mana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya
“sifat keturunan” seperti warna kulit, ras dan sebagainya.
5) Nasionalisme
Kenegaraan
ialah
variasi
nasionalisme
kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis.
Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan
mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
25
selalu
kontras
dan berkonflik dengan
prinsip masyarakat
demokrasi. Penyelenggaraan sebuah ‘national state’ adalah suatu
argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih
baik dengan tersendiri.
6) Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme di mana negara
memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun
begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan
dengan nasionalisme keagamaan.
(Muhammads Yani ; 2011, “Patriotisme dan Nasionalisme”,
dikutip
dari/
http://muhamadsyani.wordpress.com/2011/04/18,
diakses tanggal 22 Desember 2011 jam 19.30.-22.35).
e. Nasionalisme di Seluruh Dunia
Nasionalisme sebagai ideologi gerakan politik di negara-negara Dunia
Ketiga berkembang setelah negara-negara yang tersebar di Asia, Afrika
dan Amerika Latin membebaskan diri dari kolonialisme dan imperialisme
pada era setelah Perang Dunia II. Pada era perang kemerdekaan di negaranegara terjajah itu, nasionalisme menjadi ideologi perlawanan terhadap
penjajahan.
Abad ke 20 adalah masa pertama dalam sejarah, di mana seluruh umat
manusia mempunyai sikap politik yang satu dan sama, yakni nasionalisme.
Munculnya nasionalisme di mana-mana berarti menambah kesibukan
rakyat dan timbulnya tuntutan supaya diadakan masyarakat baru. Akan
tetapi nasionalisme berbeda-beda sifatnya menurut keadaan-keadaan
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
26
sejarah yang khusus dan struktur yang khusus pula di setiap negeri. Akan
tetapi nasionalisme di seluruh dunia tidak menyederhanakan atau
melancarkan tugas untuk menciptakan suatu masyarakat manusia yang
bersatu padu dan bergotong royong. Kecuali di Turki tak ada satupun
bangsa di Timur Tengah dan Asia yang dalam tahun 1955 telah mencapai
keseimbangan politik dan ekonomi yang mengandung tanda-tanda
perkembangan
yang
lancar
menuju
kemerdekaan-kemerdekaan
kewarganegaraan dan perubahan sosial. Ambisi-ambisi nasional dan citacita untuk memperluas daerah antara rakyat-rakyat di Asia mengundang
kemungkinan terjadinya bentrokan-bentrokran di antara rakyat Asia seperti
yang terjadi di antara bangsa-bangsa di Eropa (Kohn, 1984: 115).
f.
Nasionalisme Indonesia
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 adalah Deklarasi Kebangsaan
Indonesia
yang
merupakan
nasionalisme Indonesia
ikrar tentang
eksistensi
nasion
dan
yang telah tumbuh puluhan tahun dalam
perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Perjuangan bangsa Indonesia
tersebut pada tanggal 17 Agustus 1945 mencapai titik kulminasi dengan
dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh SoekarnoHatta. Hal itu membuktikan bahwa nasionalisme Indonesia sudah
merupakan faktor penentu perkembangan sejarah Indonesia dan sejarah
berdirinya negara Republik Indonesia.
Substansi Nasionalisme Indonesia mempunyai dua unsur: Pertama,
kesadaran mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
27
atas banyak suku, etnik, dan agama. Kedua, kesadaran bersama bangsa
Indonesia dalam menghapuskan segala bentuk penjajahan dan penindasan
dari bumi Indonesia. Semangat dari dua substansi tersebutlah yang
kemudian tercermin dalam Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945 dan dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam pembacaan teks
Proklamasi Kemerdekaan dengan jelas dinyatakan
“atas nama bangsa
Indonesia”, sedang dalam Pembukaan UUD 1945 secara tegas dikatakan,
"Segala bentuk penjajahan dan penindasan di dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."
Proklamasi
Kebangsaan
Indonesia
tersebut
dalam
sejarah
perkembangannya telah memberi makna yang sangat signifikan bagi
nation building dan pemantapan kesadaran nasionalisme Indonesia. Proses
pengembangan kesadaran nasionalisme Indonesia dipelopori oleh Bung
Karno (terutama) sejak masa mudanya, yang berkeyakinan bahwa hanya
dengan ide dan jiwa nasionalismelah sekat-sekat etnik, suku, agama,
budaya dan tanah kelahiran bisa ditembus untuk menggalang persatuan
perjuangan melawan kolonialisme. Dalam artikel-artikelnya, banyak
pidato dan diskusinya masalah nasionalisme dengan gencar diperjuangkan
oleh Bung Karno. Bahkan sekat-sekat ideologipun oleh Bung Karno
ditebas tanpa ampun demi perjuangan tersebut (Kartaprawira ; 2002,
“Menegakan Kembali Ideal Nasionalisme Indonesia” , dikutip dari/
http://www.korwilpdip.org/ 6EDITORIAL071002.htm, diakses tanggal 25
Desember 2011 jam 09.15-11.35).
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
28
Berdirinya Republik Indonesia tersebut telah memberi bukti bahwa
nation Indonesia beserta kesadaran nasionalismenya tidak hanya eksis, tapi
hidup-aktif
dalam pengembangan dirinya dan dalam kehidupan
masyarakat antar bangsa. Eksistensi nasion dan nasionalisme Indonesia
adalah fakta obyektif yang tidak dapat dinegasikan oleh teori-teori atau
analisis-analisis apapun. Analisis atau pandangan yang menyimpulkan
bahwa “Indonesië bestaat niet” (Indonesia itu tidak ada) dengan alasan
kata “Indonesia” berasal dari asing telah mengalami kegagalan, tidak laku
dijajakan sebagai wacana untuk memanipulasi nasionalisme Indonesia dan
untuk memecah belah bangsa serta integritas NKRI. Suka atau tidak suka,
harus diakui keberadaan
bangsa Indonesia
dengan kesadaran
nasionalismenya, dan keberadaan negara Indonesia dengan segala
atributnya sebagai suatu fakta yang tidak dapat disangkal oleh siapapun.
Bicara tentang nasionalisme Indonesia, perlu dicatat bahwa kita tidak
bisa menerapkan padanan dengan nasionalisme Barat. Sebab nasionalisme
Indonesia adalah nasionalisme yang berpondasi Pancasila. Artinya
nasionalisme tersebut bersenyawa dengan keadilan sosial, yang oleh Bung
Karno disebut Sosio-Nasionalisme. Nasionalisme yang demikian ini
menghendaki penghargaan, penghormatan, toleransi kepada bangsa/suku
bangsa lain. Maka nasionalisme Indonesia berbeda dengan nasionalisme
Barat yang bisa menjurus ke chavaunisme (nasionalisme sempit) yang
membenci bangsa/sukubangsa lain, menganggap bangsa/suku bangsa
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
29
sendirilah yang paling bagus, paling unggul dan lain sebagainya sesuai
dengan individualisme Barat.
Bangsa kita adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari berbagai macam
corak aneka ragam, baik suku, agama, etnis, golongan, bahasa daerah,
maupun adat istiadat. Oleh karena itu sangat diperlukan persatuan dan
kesatuan bangsa agar mudah mewujudkan keinginan atau cita-cita bersama
melalui pembangunan bangsa.
Selanjutnya, perilaku yang ikhlas dan atas kehendak sendiri untuk
mendahulukan kepentingan umum/ bangsa di atas kepentingan sendiri,
yaitu kemerdekaan negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan
makmur adalah cerminan sikap yang bertujuan menciptakan dan menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa.
Sikap rela berkorban yang diliputi oleh rasa memiliki, keterikatan
kesetiaan, kekukuhan hati serta mengutamakan kepentingan umum bangsa
atau negaralah yang dapat mempertahankan bentuk negara kesatuan. Sikap
ini merupakan cerminan sikap nasionalisme yang diharapkan tumbuh
dalam jiwa-jiwa generasi penerus bangsa.
Peranan Pembelajaran IPS..., Zulfikar Awaludin, FKIP UMP, 2012
Download