c/o FeG Moabit, Stephanstr. 44 10559 Berlin Warta Jemaat Edisi Jan 2015 janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. Yes. 41:10 Janji Penyertaan Tuhan (Yes. 41:10) Amy Carmichael menuliskan, „Anakku yang berharga“: Dia yang telah memimpin akan memimpin melewati padang belantara, Dia yang telah mencukupi pasti akan mencukupi … Dia yang telah mendengar seruanmu, tak akan pernah menutup telinga-Nya, Dia yang telah melihat engkau mendesah, tak akan melupakan air matamu. Dia selalu mengasihi, tak pernah berhenti. Jadi berserahlah kepada-Nya sekarang dan selama-lamanya. Ungkapan di atas merupakan keyakinan seorang anak Tuhan, terhadap janji penyertaaan Tuhan atas dirinya. Nabi Yesaya memberikan janji penyertaan TUHAN terhadap umat-Nya, Israel. Meskipun mereka ada di dalam hukuman pembuangan, Ia berjanji akan membangkitkan seorang Pembebas bagi mereka. Umat Tuhan hendaknya meresponi dengan penuh pengharapan dan tidak menjadi takut karena TUHAN menyertai mereka. Umat Tuhan seharusnya tidak menjadi bimbang sebab Allah akan memimpin dan menolong mereka. Umat Tuhan ditengah-tengah kesusahan dan kesengsaraan dapat mempercayai janji ini sebab Ia yang memberikan janji penyertaan ini adalah Allah yang kekal dan Maha Kuasa: „TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung ...“ (40:28) dan „... Aku, TUHAN, yang terdahulu dan bagi mereka yang terkemudian Aku tetap Dia juga.“ (41:6). Ia pun adalah Allah yang tidak akan meninggalkan mereka: „dan sebagai Allah orang Israel Aku tidak akan meninggalkan mereka.“ (41:17). Penyertaan TUHAN bagi umat-Nya menjadi semakin nyata, ketika Tuhan Yesus Kristus lahir ke dalam dunia ini, sebagai Imanuel: Allah menyertai kita. Ia datang untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa, seperti Ia menyelamatkan sisa umat Israel dari pembuangan Babel. Ia bukan hanya menyelamatkan dan menyertai umat Israel di zaman PL, tetapi juga kepada setiap kita yang menjadikan Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Kita bersyukur karena kita telah memasuki Tahun yang baru. Sebagai pengikut Tuhan Yesus, kita tidak „dianak-emaskan“ oleh Tuhan, sehingga boleh lepas dari pergumulan kehidupan kita masing-masing. Ada yang mungkin harus bergumul dengan masalah kesehatan, yang lain bergumul dengan masalah rumah tangga atau anak, sebagian lagi bergumul dengan masa depan studi dan pekerjaan. Kita tidak tahu bagaimana akhir pergumulan itu. Tetapi satu hal yang pasti, apapun yang menjadi pergumulan kita sepanjang perjalanan hidup kita, TUHAN Allah yang kekal di dalam Kristus Yesus, yang kita percayai, tidak akan pernah meninggalkan kita. Ia senantiasa menyertai kita. Kita harus berserah kepada-Nya dengan iman kita yang teguh. Selamat Tahun Baru! JK Pada tanggal 15 November 2014 gereja FeG Immanuel Berlin mengadakan sebuah workshop „Membawakan Firman Tuhan“ yang dipimpin oleh ibu Ria Pasaribu dan diikuti oleh 35 orang. Lokakarya ini tidak hanya saja berisi ‚kuliah singkat‘ tentang bagaimana cara berkhotbah yang benar dan baik, melainkan sebagai peserta, kami dituntut untuk berdiskusi, memikirkan, memberi kritikan dan mempraktekkan. Di dalam lokakarya ini peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang memiliki tema dan ayat Alkitab yang berbeda yang akan didiskusikan bersama untuk ditelaah, diintepretasikan dan dianalisa. Kegiatan ini begitu menarik buat kami yang memiliki beban untuk dapat mewartakan apa yang Tuhan mau kepada orang lain; yang pertama kepada orang yang berada dan hidup di sekitar kita, agar menjadi berkat buat mereka dan kami sendiri sebagai pemiliki beban tersebut. Bahkan karena pada saat itu waktu tidak memungkinkan untuk 35 peserta ini untuk mempraktekkannya, kamipun berharap agar kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan lagi, supaya kami semakin berkembang. Bayangkan jika di gereja kita terdapat banyak orang yang tidak hanya memiliki beban untuk mewartakan Firman Tuhan tapi juga dapat melakukan pewartaan Firman Tuhan itu secara nyata; maka akan banyak jiwa-jiwa yang bisa mendengarkan Firman Tuhan dan bahkan menyatakan Firman itu dalam hidup mereka. Di dalam lokakarya ini, kami mendengar tentang cerita mitologis Yunani tentang Hermes. Hermes ialah salah satu dewa dalam cerita mitologis Yunani yang memilki fungsi sebagai pengantar pesan dewa-dewa yang ada di gunung Olympus kepada manusia yang ada di bumi. Jika pesan salah dimengerti oleh manusia maka akan terjadi kesalahan fatal dan kekacauan di bumi. Disini peran Hermes sangat penting untuk mengintepretasikan pesan tersebut agar manusia di bumi dapat mengerti. Kita dapat mengatakan bahwa Hermes memiliki fungsi untuk mengubah situasi manusia dalam ketidaktahuan agar mereka berada dalam suatu situasi ketahuan. Jika begitu pentingnya tugas Hermes dalam hubungan manusia dengan dewa dalam cerita mitologis Yunani, bagaimana dengan kita sebagai murid-murid Tuhan; tugas kita pun amat sangat penting. Coba pikirkan masih berapa banyak orang di luar gereja yang masih belum mengaplikasikan, mengerti bahkan mendengar Firman Tuhan; jika kita merefleksikan ini kepada cerita Hermes di atas maka yang terjadi ialah kekacauan di bumi sebab masih banyak manusia yang belum mengaplikasikan, mengerti bahkan mendengar Firman Tuhan. Sebab Firman Tuhan bukanlah buku ajaib yang menjawab setiap pertanyaan dan keputusan yang sulit, tetapi setiap orang yang membaca Firman Tuhan bisa menolong mereka untuk bersekutu dengan Tuhan, memperbaharui rohani dan memberikan petunjuk moral sehari-hari (Hermeneutik: Alex Nanlohy). Karena begitu ajaib Firman Tuhan ini dalam sejarah manusia di bumi, maka si pewarta Firman tidak boleh sembarangan mengartikan Firman ini. Terdapat 3 hal dasar yang harus dilakukan sebagai pewarta Firman Tuhan: observasi, interpretasi dan aplikasi. Dalam observasi pewarta harus memberikan pertanyaan 5 W + 1 H (who, where, when, what, why, how) dan juga bentuk genre Firman tersebut (surat, sejarah, hukum, syair, nubuat, perumpamaan). Yang kedua dalam intepretasi pertanyaan yang kita ajukan ialah ‘why’; disini kita mencari tahu arti kata-kata yang tertulis atau apa yang dikatakan tulisan tersebut. Yang ketiga ialah aplikasi dalam kehidupan si pendengar sehari-hari. Dalam pengaplikasian si pewarta harus mengerti isi dalam tulisan tersebut, apakah prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya berlaku secara umum, dalam arti berlaku dari dulu hingga saat ini atau berlaku pada saat tertentu dalam konteks sejarah saja. Jika hal ini tidak diperhatikan maka akan terjadi kesalahan dalam penafsiran dan akan juga berakibat tidak baik bagi si pendengar. Selain itu juga cara penyampaian Firman tergantung dari kepribadian, pemahaman, kreatifitas serta bagaimana si pewarta menghidupi Firman tersebut. Jika keempat hal ini juga tidak ada dalam diri si pewarta maka Firman yang dibawakan akan terasa kaku dan hambar, mungkin bisa jadi si pendengar akan bosan mendengar dan mengabaikannya; padahal sebenarnya yang mereka dengar ialah Firman Tuhan. Hal itu berarti betapa pentingnya persiapan untuk menyampaikan Firman Tuhan. Tapi sebagai pewarta tidak boleh juga mengatakan “ Ah, gak usah persiapan. Biarkan nanti Roh Kudus bekerja…”, apakah kita mau menguji Tuhan dengan mengatakan hal seperti ini? Apakah kita juga ingin merusak pemahaman si pendengar yang benar tentang Firman tersebut? Betapa besar tanggungjawab yang pewarta Firman pikul!! Bahkan Roh Kudus pun juga bisa bekerja ketika si pewarta mempersiapkan Firman Tuhan ini untuk diberitakan. Masih banyak hal yang harus dipelajari dan dimengerti. Tapi biarlah kita sebagai murid-murid Tuhan dan sebagai duta Kristus di dunia, kita juga dapat mewartakan Firman Tuhan itu melalui refleksi perbuatan, percakapan kita sehari-hari serta tidak berhenti untuk belajar Firman-Nya. Dan jika kita ingin diberi hati yang mengasihi jiwa-jiwa untuk juga mengasihi Tuhan Yesus Kristus, maka mulailah dengan mendoakan sesama yang sekarang di sekitar kita untuk juga mengasihi Tuhan Yesus. Mungkin kita tidak bisa mewartakan Firman secara terang-terangan di sekitar kita karena beberapa hal yang menghalangi, tapi kita masih bisa berdoa kepada Tuhan yang menciptakan jiwa-jiwa tersebut. LFK Seperti yang teman-teman lain sering bilang, sayapun merasa, kalau tahun 2014 itu cepat sekali berlalu. Tiba-tiba saja, sudah Desember. Kota Berlin tempat kita tinggal pun sudah mempunyai lampu-lampu indah, pohon natal dan Weihnachtsmarkt di mana-mana. Setelah masuk bulan Desember, tidak lama lagi tiba satu hari yang sangat penting bagi orang-orang Kristen, yaitu Natal. Saya sering bertanya pada diri sendiri, kenapa tgl 25 Desember itu selalu dilambangkan dengan pohon natal, sinterklas, lampu-lampu terang, hadiah-hadiah, dan pertemuan keluarga. Saya tahu kalau ini semua merupakan tradisi sejak dulu, cuman saya sering berpikir, bukankah ini semua bisa membuat kita melupakan Tuhan Yesus? Terus terang, pada awal Desember, saya juga melupakan hubungan Natal dengan kelahiran Tuhan Yesus. Pada saat Hauskreis, tiap dari kami disuruh untuk membayangkan Natal, dan yang saya bayangkan adalah lampu-lampu dan hiasan indah di jalan yang saya sering lihat dan suka. Bayangan Tuhan Yesus lahir, sama sekali tidak ada di dalam pikiran saya, yang membuat saya sangat kaget dan kecewa pada diri sendiri. Maka setelah itu, sayapun mengambil komitmen untuk selalu membayangkan kabar sukacita kelahiran Tuhan Yesus seiring semakin dengan mendekatnya hari Natal. Kebaktian Natal di tahun ini diadakan pada tgl 21 Desember 2014 dengan tema „ Go Tell It! “. Di minggu-minggu sebelumnya, orang-orang sudah mulai sibuk mempersiapkan Natal. Ada yang sibuk memikirkan mau masak apa, ada yang memikirkan bagaimana cara membuat dekorasinya, dan ada yang seperti saya, yang sibuk dan rajin berlatih koor, berlatih setiap Sabtu dan Minggu. Semua orang ingin memberikan yang terbaik untuk kebaktian Natal tahun ini. Gladi resik diadakan 1 hari sebelumnya, pada hari Sabtu tgl 20 Desember. Di hari kebaktian Natal, orang-orang yang bertugas sudah mulai hadir, ada yang sejak pagi, ada yang sejak siang. Semua orang sibuk mempersiapkan hari ini dengan hati yang ikhlas dan tertuju kepada Tuhan. Ada yang memasak, ada yang membersihkan ruangan, ada yang mempersiapkan teknik, ada yang berlatih untuk koor, dan lain-lain. Sebelum jam 4, kursi-kursipun sudah banyak diisi oleh jemaat dan tamu-tamu, dan tepat jam 4, kebaktian Natal yang ditunggu-tunggupun dimulai. Lagu-lagu natal dinyanyikan dalam berbagai bahasa, anak-anak kecil dari sekolah minggu pun menyumbang acara yang berbicara tentang kesaksian mereka tentang Tuhan Yesus kepada teman-teman mereka, apa yang mereka pelajari dari sekolah minggu yang mereka hadiri tiap minggu. Koor juga menyumbang acara dengan menyanyikan lagu „Angels from the Realms of Glory“ dan „Go Tell It!“. Tema dari khotbah yang dibawakan hari itu adalah „Go Tell It!“ Yang paling penting yang harus kita kabarkan dan ceritakan kepada orang-orang adalah „Bekehrung, Errettung, und Gottes Geschenk“. Bekehrung adalah, kita semua mempunyai kesempatan untuk percaya kepada Tuhan Yesus, untuk menjadi pengikut-Nya. Dan kalau kita ini manusia berdosa dan Tuhan Yesus adalah jalan satu-satunya yang bisa menyelamatkan kita dari dosa (Errettung). Tuhan Yesus menjanjikan kepada kita hadiah, yaitu hidup yang kekal (Gottes Geschenk). Selain tema ini, dalam kotbah juga diceritakan bahwa dunia yang kita tinggali sekarang sudah melupakan makna Natal yang sesungguhnya. Maka kita harus terus mengingatkan dan memfokuskan diri sendiri, bahwa Natal ialah untuk memperingati kelahiran Tuhan Yesus, bukan Sinterklas dll. Kebaktian natal pun selesai. Setelah berfoto bersama, diadakan makan malam bersama. Makanan yang tersedia sangat enak dan beranekaragam, ada makanan khas dari Sumatera, ada makanan khas dari Bali, Jawa, dll. Setelah kenyang, tamu-tamupun mulai meninggalkan gereja, menuju rumah. Sebelum pulang menuju rumah, banyak tamu-tamu juga yang masih mengikuti permainan yang tersedia di dekat pintu keluar. Permainan ini dimainkan dengan cara memilih kartu-kartu yang tersedia berdasarkan pertanyaan dari pemimpin permainan. Dari permainan ini, tamu-tamu juga disadarin akan hubungan kepada Tuhan Yesus, apakah sudah cukup, atau masih harus ditambah dan diperkuat. Setelah tamu-tamu selesai, maka jemaat yang bertugas pun mulai membersihkan ruangan-ruangan, membersihkan piringpiring yang kotor, dll. Setelah selesai semua, hari itu ditutup dengan doa bersama. Kemudian pulang ke rumah dengan perasaan capek tetapi senang. Y Nicht nur bei den Erwachsenen wurde ein besonderer Weihnachtsgottesdienst gefeiert, auch die Kinder hatten ein ganz spezielles Programm. Auf der Regenbogenstraße darf man laut und lustig sein… Mit diesem Lied begrüßte das Team der Regenbogenstraße unsere Kinder. Und tatsächlich: Wir waren (manchmal) sehr laut und es war sehr lustig! Das Team kam aber nicht alleine, sondern sie hatten die vier Freunde von der Regenbogenstraße im Gepäck. Rudi, Rosa, Lotta und King Lui sind lebensgroße Handpuppen, die Dinge wie im richtigen (Kinder-)Leben erleben und dabei Geschichten von Gott und Jesus erzählen. An diesem Nachmittag erlebten wir mit, wie der junge Rudi vom Spielen ausgeschlossen wurde und deshalb abgehauen ist. Als sein Fehlen bemerkt wurde, suchten alle besorgt nach Rudi. Dank der lautstarken Unterstützung der aufmerksamen Kinder wurde Rudi letztendlich gefunden! So wie wir alle Rudi vermisst haben und nach ihm suchten, sucht Gott auch uns. Denn Gott will unser Freund sein. Die Kinder waren begeistert nicht nur vom Puppenspiel, sondern auch von den vielen fröhlichen Liedern und Spielen zum Mitsingen, Mitmachen und Mitbewegen zwischendurch. Die Sache mit dem Überraschungsei… Was haben Weihnachten und Überraschungseier gemeinsam? Dieser Frage gingen die Teens bei ihrem Programm nach, das von Tim und Bianca Hopcraft (Mitarbeiter von Campus für Christus) geleitet wurde. Weihnachten zu feiern, ohne seine wahre Bedeutung zu kennen, ist so, als ob man ein Überraschungsei isst und das gelbe Innere wegschmeißt. Wäre das nicht zu schade? So wurde gemeinsam der wertvolle Kern von Weihnachten ergründet: Jesus Christus kam als Retter! Jesu Geburt wurde schon lange vorher durch viele Propheten vorausgesagt. Wie sich das lange Warten auf die Erfüllung eines Versprechens anfühlt, durften die Teens in einem Spiel erfahren. Mit der eigenen Ungeduld kämpfend, hofften sie darauf, die letzte Schicht Geschenkpapier eines großen Geschenks zu öffnen, so dass das kostbare Innere des Geschenks zum Vorschein kam. Gottes rettender Plan für uns Sünder hat sich letztendlich in Jesus erfüllt. Und nun die Frage an dich: Isst du nur oder weißt du es schon? ML Malam Kudus. Malam yang dirayakan sebagian besar umat Kristen. Umat Kristen senang menyambut datangnya natal. Begitu banyak alasan mengapa hal ini disenangi banyak orang, misalnya: hadiah, Santa Claus, berkumpul bersama keluarga, liburan, dan masih banyak yang lain. Beberapa tahun terakhir saya merayakan Malam Kudus ini di gereja Immanuel. Ruang beribadah ditata begitu rapih dan pohon natal dihias dengan ornamen-ornamen indah. Cerita kelahiran Yesus dibawakan dengan baik oleh para narasi, koor, dan band. Di Malam Kudus ini, saya bisa mengingat dan merenungkan lagi makna kelahiran Yesus ke dunia ini. Yesus datang untuk menyelamatkan saudara dan saya dari hukuman atas dosa yang kita perbuat. Ini adalah kabar kesukaan yang sangat besar bagi saya dan saudara. Jika suatu saat nanti ada orang yang bertanya: „Hal apa yang paling kamu senangi saat Natal?“. Saya akan menjawab: „Kedatangan/kelahiran Yesus“. Mengapa? Karena Dia datang ke dunia ini dengan misi menyelamatkan semua umat manusia (termasuk saya). Bukankah itu hal yang terindah? Pernahkah engkau merasakan kasih yang begitu besar, kasih yang mau menyelamatkan engkau dari hukuman yang seharusnya engkau tanggung? John 3:16 -17 „For God so loved the world that he gives his one and only Son, that whoever believes in him shall not perish but have eternal life. For God did not send his Son into the world to condemn the world, but to save the world through him.“ SM Tahun 2014 berlalu begitu cepat rasanya. Tak terasa tahun 2014 sudah berlalu. Jemaat FeG Immanuel juga merayakan tutup tahun bersama di gereja. Acara silvester dimulai pada jam 20 di Anbau Oben. Sekitar 80 orang dewasa menghadiri acara tutup tahun bersama. Selain jemaat Immanuel, ada banyak juga tamu-tamu yang hadir dari kota-kota lain, seperti Aachen, atau bahkan dari Belanda dan Indonesia. Selain acara untuk orang dewasa, ada juga acara khusus untuk anak-anak yang diadakan di Jugendraum. Acara dibuka dengan nyanyian bersama dengan jemaat, lalu disambung dengan pembagian kelompok. Hadirin dibagi menjadi 5 kelompok dan masing-masing kelompok diberi tugas yang berbeda. Mereka diberi waktu untuk berpikir dan berlatih di ruangan yang berlainan untuk mementaskan suatu aktivitas sesuai dengan perintah yang sudah disiapkan panitia. Masing-masing kelompok hanya mengetahui tugas mereka sendiri. Setelah persiapan selesai, semua kelompok kembali ke Anbau Oben untuk mementaskan apa yang mereka sudah persiapkan. Yang tidak diketahui oleh hadirin adalah bahwa sebenarnya aktivitas yang mereka persiapkan berkesinambungan dari satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. Kelompok pertama mementaskan musik video dengan tema indahnya masa pacaran. Kelompok kedua mementaskan pantomim yang menunjukkan bahwa tidak semua hubungan pacaran berakhir indah dan akhirnya sang pemeran utama, yang bernama Inem, mengalami patah hati. Kelompok ketiga mementaskan bagaimana beberapa laki-laki mencoba menarik hati si Inem yang saat itu berstatus single dengan menggunakan pantun. Kelompok keempat dengan suksesnya mementaskan drama tentang indahnya keluarga Inem yang saat itu telah menikah dengan bang Bokir dan telah dikaruniai tiga orang anak dengan menggunakan berbagai peralatan yang disediakan oleh panitia, seperti pedang-pedangan dan bahkan benda imaginer baling-baling bambu. Kelompok kelima menutup pementasan dengan menyanyikan lagu bertemakan „Rencana Tuhan indah pada waktunya“ dengan melodi „Silent Night“ dan „Go, tell it“ dengan kata-kata yang digubah sendiri. Meskipun tampaknya masing-masing kelompok memainkan satu aktivitas yang terpisah, tapi dengan adanya narasi yang menggabungkan setiap aktivitas yang ada, tampak jelas ada benang merah yang menghubungkan semua aktivitas yang ada. Hal ini juga menggambarkan apa yang kita seringkali hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kita sebagai manusia mungkin hanya dapat melihat sepotong dari kehidupan kita dan tidak melihat makna dari apa yang kita sedang hadapi saat ini, tapi Tuhan melihat keseluruhan cerita. Kita seringkali tidak bisa melihat rencana Tuhan yang begitu rapi dan sempurna untuk hidup kita, tapi hendaknya kita belajar untuk percaya bahwa rencana Tuhan indah pada waktunya, seperti yang disampaikan dalam renungan yang dibawakan oleh Pdt. John Kusuma, berdasarkan Yes 55:8-9. Kita ada kalanya mengalami masa-masa sulit di dalam kehidupan kita dan merasa jalan kita sudah buntu tapi jalan dan rancangan Tuhan jauh melebihi jalan dan rancangan kita. Sebelum tahun 2014 berakhir, foto-foto yang menunjukkan kegiatan jemaat Immanuel ditayangkan dalam bentuk slides untuk mengingat kebaikan Tuhan yang sudah menyertai jemaat ini selama tahun 2014. Countdown untuk menutup tahun 2014 dilakukan bersama-sama dan setiap orang berkesempatan untuk mengucapkan Selamat Tahun Baru pada orang-orang yang ada di sekitar mereka. Setelah acara makan-makan sambil menikmati kembang api, hadirin kembali berkumpul untuk merayakan acara ulang tahun jemaat yang ke 24, disertai dengan perayaaan saudara-saudara yang berulang tahun pada tgl 1 Januari. Acara silvester ditutup dengan perenungan akan komitmen dari masing-masing orang untuk membangun jemaat di tahun 2015. Setelah acara selesai, jemaat juga bersamasama membantu membersihkan ruangan hingga sekitar pk. 2.30 pagi. Akhirnya semua orang pulang ke rumah masing-masing, bersiap untuk menyongsong tahun yang baru bersama Tuhan. AW Das Team von SOuL (Serve Our Lord) hat für das neue Jahr etwas geplant in Richtung Diakonie für Bedürftige. Diese Aktion wollte das Team umsetzen, um die Liebe, die wir schon durch Jesus Christus erhalten haben an andere weiterzugeben. So sollten auch unsere Taten zeigen, dass der Glaube mit den Taten einher geht. Hierbei wurde eingeladen kleine Tüten, sogenannte Blessing Bags, zusammenzustellen, die an Obdachlose verteilt werden sollten. Das hörte sich bei der ersten Ankündigung im Gottesdienst sehr spannend an, da wir so etwas vorher noch nicht gemacht hatten. So wurde schon ein paar Wochen vorher eingeladen, an dieser Aktion teilzunehmen und dafür zu spenden, damit viele Blessing Bags zusammengestellt werden konnten, die Bedürftige gebrauchen konnten. Geplant war das Treffen kurz nach Neujahr am Samstag, den 3. Januar. Wir haben uns um 10 Uhr getroffen und es war schön zu sehen, wie viele von den jungen Erwachsenen dabei engagiert waren, um an der Aktion teilzunehmen. Wir wurden in fünf Gruppen mit je 6-7 Leuten eingeteilt. Gruppe eins war für das Kochen zuständig und wurde dann gleich losgeschickt, um frische Mandarinen und Zutaten fürs Kochen einzukaufen. Die anderen Teams haben dann nach den Einweisungen der Soul-Mitarbeiter in die Plastiktüten gleichmäßig verschiedene Lebensmittel und andere Dinge verteilt. Darunter waren Mandarinen, Socken, Getränkepäckchen, Feuchttücher, Müsliriegel usw. Insgesamt haben wir durch die Spenden ein Budget zusammenbekommen, was für 80 Blessing Bags gereicht hat. Jede Gruppe hatte somit später 16 Tüten zu verteilen. Vorher wollten wir uns noch stärken mit einem gemeinsamen Essen. Danke an Gruppe 1 für das leckere Essen. :) Darauf folgte dann ein kurzes Briefing, um mental vorbereitet zu sein. Hierbei wurde besprochen, wie man auf die Leute zugeht. Dass man für dieses Mal eher versucht, vertrauter mit Obdachlosen umzugehen und versucht die eigene Scheu vor ihnen zu verlieren. Gleichzeitig wurde auch daran erinnert, dass die Möglichkeit besteht auf Ablehnung zu stoßen, worauf wir dennoch versuchen sollten freundlich zu bleiben. Die Gruppen wurden in verschiedene Gebiete Berlins geschickt, um viele Obdachlose zu erreichen. An dem Tag standen die Gebiete rund um den Zoologischen Garten, Leopoldplatz, Nollendorfplatz, Rathaus Steglitz, Frankfurter Tor u.a. im Fokus. Das Wetter war an diesem Tag nicht so kalt, jedoch hat der Wind ganz schön stark geweht. Also gingen wir nach dem gemeinsamen Gebet los, um unsere Blessing Bags an die Bedürftigen zu verteilen. Wir waren ungefähr 2 Stunden unterwegs. Danach sollten wir uns gegen 16 Uhr wieder in der Gemeinde finden, um uns dort darüber auszutauschen, welche Erfahrungen wir beim Verteilen gemacht haben. Bei der Feedbackrunde war es schön zu sehen, dass schöne Erfahrungen gemacht wurden. Größtenteils wurden die Blessing Bags mit Freude und einem Dankeschön angenommen. Nur wenige Blessing Bags sind am Ende übrig geblieben, die später noch verteilt wurden. Für einige war es manchmal schwierig zu entscheiden, ob eine Person notbedürftig ist, da es manchmal nicht offensichtlich war. Viele konnten jedoch die Scheu ablegen und auf die Bedürftigen zugehen, um ihnen die Blessing Bag zu überreichen. Hierbei haben viele auch bemerkt, dass der erste Eindruck oft täuscht und die Bedürftigen ganz normale Menschen sind, die es vielleicht nicht so einfach in ihrem Leben hatten. Vor allem sie brauchen die Liebe von Jesus in ihrem Leben, welche wir ausstrahlen können. Dieser Tag war in meinen Augen eine gelungene Aktion, bei der viele positive Erfahrungen mitnehmen konnten. Ich denke jedoch, dass das nur der erste Schritt sein sollte, um unseren Glauben und die Liebe Jesu noch mehr in die Tat umzusetzen. Darum sollten weitere ähnliche Aktionen folgen. Denn es ist wichtig, dass wir als Christen: Lernen, das Licht und Salz dieser Welt zu sein und Lernen, im Glauben und in der Tat als Zeugnis für Jesus zu dienen und damit auch Lernen, unseren Nächsten zu lieben wie uns selbst. BT Kilas Balik FeG Immanuel Berlin di tahun 2014 - Selama satu tahun ada sebanyak tujuh orang yang bergabung dalam keanggotaan Freie Evangelische Gemeinde Immanuel Berlin - Dari Kamis - Senin, tgl 17 April – 21 April telah diadakan Bible Camp Pemuridan (BCP) di Bad Kissingen dengan tema „The Power of His Ressurection“ - Sabtu, tgl 21 Juni 2014 ada acara kebersamaan dalam bentuk Grillen - Sabtu, tgl 28 Juni 2014 telah diselenggarakan Seminar Ibadah dan Musik yang dibawakan oleh Pdt. Rahmiati dan sdri. Caroline dari Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang (SAAT Malang) - Sabtu, tgl 2 Agustus 2014 JKIB telah mengadakan Gemeindeausflug ke Sächsische Schweiz - Minggu, tgl 24 Agustus 2014 JKIB melakukan Kebaktian Baptisan dan enam orang telah memberi diri dibaptis - Sabtu, tgl 6 September 2014 telah diadakan Seminar Penghakiman bersama Pdt. John Kusuma - Sabtu, tgl 20 Sept 2014 Jemaat Kristen Imanuel Berlin (JKIB) resmi diterima sebagai anggota penuh sinode FeG dan nama jemaat berubah menjadi Freie Evangelische Gemeinde Immanuel Berlin - Sabtu, tgl 11 Oktober 2014 rapat anggota telah memilih lima orang anggota badan majelis yang baru untuk periode 2014-2016 - Sabtu, tgl 15 November 2014 FeG Immanuel Berlin telah mengadakan lokakarya „Membawakan Renungan“ bersama ibu Ria Pasaribu - Minggu, tgl 21 Desember 2014 telah diadakan Kebaktian Natal baik untuk orang dewasa maupun untuk anak sekolah minggu dan remaja - Rabu, tgl 24 Desember 2014 diadakan Kebaktian Heiligabend dan Rabu, tgl 31 Desember 2014 acara kebersamaan Silvester Pokok Doa: 1. Bersyukur untuk pimpinan Tuhan terhadap jemaat FeG Immanuel Berlin selama tahun 2014 dalam melakukan pelayanan di dalam jemaat maupun di kota-kota di luar Berlin, bersyukur juga untuk pemeliharaan Tuhan dalam hal dana yang dibutuhkan bagi pelayanan sepanjang tahun 2. Untuk para majelis, agar Tuhan mengaruniakan sukacita dan hikmat dalam pelayanan mereka sehingga melalui keseimbangan dalam pelayanan, keluarga dan pekerjaan nama Tuhan dimuliakan 3. Berdoa untuk rapat anggota yang akan diadakan pada tgl 31 Januari dan rapat komisi pada tgl 7 Februari 4. Berdoa untuk para ketua komisi dan Arbeitskreis yang baru, agar Tuhan menolong mereka dalam menjalankan tugas masing-masing 5. Berdoa untuk segenap jemaat FeG Immanuel Berlin dalam menjalani kehidupan di tahun 2015, agar bisa terus bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan melalui setiap aspek kehidupan Januari Wiryadi Endri Yulianti Ari Oscar Carla Michaela Budianto Lois Linda KD Alycia Max Emma Marcel Februari 1 Jan 5 Jan 6 Jan 7 Jan 8 Jan 9 Jan 12 Jan 13 Jan 13 Jan 15 Jan 18 Jan 28 Jan 28 Jan 29 Jan Maret Anisa 7 Feb David R. 3 Mar Rafelia 10 Feb Windy 4 Mar Christoph 24 Feb Willyanto 7 Mar Stefanie M. 9 Mar Sunny 10 Mar Timothy 10 Mar Wati GM 13 Mar Sanny 18 Mar Cherie 19 Mar Lim Goan San 30 Mar Segenap jemaat JKIB mengucapkan “Selamat Ulang Tahun” kepada Saudara/Saudari yang berulang tahun, Tuhan memberkati dan menyertai di umur yang baru. Harap maklum, apabila ada Saudara/Saudari yang namanya tidak tercantum, meskipun berulang tahun pada jangka waktu di atas. Kami juga memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan nama. Harap memberitahu tim redaksi untuk kedua hal tersebut. Susunan Ketua Komisi dan Arbeitskreis (AK) 2015 1. Komisi Anak-anak : Linda Kusuma Dewi 2. Komisi Dokumentasi : Hendry Lim 3. Komisi Inventaris : Joseph Pratama 4. Komisi Kebaktian : Melinda Wibawa 5. Komisi Konsumsi : Incipit Vita Nova Mathadiwangsa 6. Komisi Musik : Mira Anindita 7. Komisi Paduan Suara : Mira Anindita 8. Komisi Pekabaran Injil : Willyanto Kurniawan 9. Komisi Pemeliharaan Gedung : Vincent Kurnia 10. Komisi Penelahaan Alkitab : Max Widjaja 11. Komisi Penterjemah : Wiryadi 12. Komisi Perpustakaan : Yus Tanni 13. Komisi Teknik : Randy Kelly Wibawa 1. : Andre Wibawa AK Gebetskreis 2. AK Hauskreis : Budianto Liong 3. AK Pasutri : Trägerkreis 4. AK Pemerhati : Melani Kumaladewi 5. AK SOuL : Incipit Vita Nova Marthadiwangsa 6. AK Warta Jemaat : Enricko Santoso 7. AK Diakonia : Rafelia Tjandra “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” Roma 11:36 Acara Khusus FeG Immanuel Berlin Waktu Acara Tempat 31 Jan 2015, pkl 10.00 31 Jan 2015, pkl 16.00 3 Feb 2015, pkl 18.00 7 Feb 2015, pkl 10.00 Rapat Anggota PA Bersama Persekutuan Pasutri Rapat Komisi Gereja Jadwal Kegiatan FeG Immanuel Berlin Waktu Acara Kebaktian (dalam bahasa Indonesia) Minggu, pkl. 16.00 Sekolah Minggu Kelompok Doa Jemaat Minggu, pkl. 15.00 Penghubung: Andre Wibawa Sabtu, pkl 14.00 (Gel I) Penelaahan Alkitab pkl. 17.00 (Gel II) Penghubung: Max Widjaja Latihan Paduan Suara Sabtu, pkl. 15.30 Penghubung: Mira Anindita Hauskreis Jumat, pkl. 19.00 Penghubung: Budianto Liong Persekutuan Pasangan Suami Istri Rabu IV bulan ganjil (Pasutri) pkl. 18.00 Penghubung: Enricko Santoso SOuL (Serve Our Lord/Persekutuan Selasa III bulan genap, Muda Mudi) pkl. 18.00 Penghubung: Incipit Tempat Gereja Gereja Gereja Rumah Jemaat Gereja Gereja Pelayanan Pastoral Bagi yang membutuhkan pelayanan pastoral/konsultasi, dapat menghubungi bapak Pdt. John Kusuma melalui: [email protected] Majelis FeG Immanuel Berlin - Wilson Kurniawan John Kusuma Budianto Liong Rafelia Tjandra Melinda Wibawa Freie Evangelische Gemeinde Immanuel Berlin (FeG Immanuel Berlin) SIAPAKAH DIA? FeG Immanuel Berlin bukanlah suatu kelompok yang terdiri dari orangorang Kristen dan orang-orang yang bersimpati terhadap ajaran Kristen, yang mempunyai tujuan dan minat yang sama dalam bidang-bidang organisasi, olahraga, rekreasi, dll., tetapi ia adalah suatu Jemaat Kristen yang mendasarkan iman kepercayaan, ajaran dan kehidupan-nya atas seluruh isi Alkitab (Perjanjian Lama dan Baru), yang diakuinya sebagai Firman yang diilhamkan oleh Tuhan Allah. APAKAH KEGIATANNYA? Segala kegiatan FeG Immanuel Berlin berusaha untuk mendukung REALISASI AMANAT AGUNG TUHAN YESUS KRISTUS. BAGI SIAPA? Segala acara FeG Immanuel Berlin terbuka bagi semua orang, juga bagi Saudara. Karenanya kami menantikan kedatangan Saudara dengan sukacita! DIMANA? Kecuali apabila ada perubahan yang diumumkan sebelumnya, maka semua acara diadakan di: Penghubung Hamba Tuhan Bank Redaksi Website : Rafelia Tjandra [email protected] : Pdt. John Kusuma [email protected] : Spar- und Kreditbank Freier ev. Gemeinden eG (SKB Witten) FeG Immanuel Berlin IBAN : DE 15 4526 0475 0011 5203 00 BIC : GENODEM1BFG : Enricko Santoso [email protected] : www.feg-immanuel-berlin.de