Warta Jemaat - FeG Immanuel Berlin

advertisement
c/o FeG Moabit, Stephanstr. 44
10559 Berlin
Warta Jemaat
Edisi
Jan 2015
janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab
Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;
Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa
kemenangan.
Yes. 41:10
Janji Penyertaan Tuhan (Yes. 41:10)
Amy Carmichael menuliskan, „Anakku yang berharga“:
Dia yang telah memimpin akan memimpin melewati padang belantara,
Dia yang telah mencukupi pasti akan mencukupi …
Dia yang telah mendengar seruanmu, tak akan pernah menutup telinga-Nya,
Dia yang telah melihat engkau mendesah, tak akan melupakan air matamu.
Dia selalu mengasihi, tak pernah berhenti.
Jadi berserahlah kepada-Nya sekarang dan selama-lamanya.
Ungkapan di atas merupakan keyakinan seorang anak Tuhan, terhadap janji
penyertaaan Tuhan atas dirinya. Nabi Yesaya memberikan janji penyertaan TUHAN
terhadap umat-Nya, Israel. Meskipun mereka ada di dalam hukuman pembuangan,
Ia berjanji akan membangkitkan seorang Pembebas bagi mereka. Umat Tuhan
hendaknya meresponi dengan penuh pengharapan dan tidak menjadi takut karena
TUHAN menyertai mereka. Umat Tuhan seharusnya tidak menjadi bimbang sebab
Allah akan memimpin dan menolong mereka.
Umat Tuhan ditengah-tengah kesusahan dan kesengsaraan dapat mempercayai
janji ini sebab Ia yang memberikan janji penyertaan ini adalah Allah yang kekal dan
Maha Kuasa: „TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung
...“ (40:28) dan „... Aku, TUHAN, yang terdahulu dan bagi mereka yang
terkemudian Aku tetap Dia juga.“ (41:6). Ia pun adalah Allah yang tidak akan
meninggalkan mereka: „dan sebagai Allah orang Israel Aku tidak akan
meninggalkan mereka.“ (41:17).
Penyertaan TUHAN bagi umat-Nya menjadi semakin nyata, ketika Tuhan Yesus
Kristus lahir ke dalam dunia ini, sebagai Imanuel: Allah menyertai kita. Ia datang
untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa, seperti Ia menyelamatkan sisa umat
Israel dari pembuangan Babel. Ia bukan hanya menyelamatkan dan menyertai
umat Israel di zaman PL, tetapi juga kepada setiap kita yang menjadikan Tuhan
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.
Kita bersyukur karena kita telah memasuki Tahun yang baru. Sebagai pengikut
Tuhan Yesus, kita tidak „dianak-emaskan“ oleh Tuhan, sehingga boleh lepas dari
pergumulan kehidupan kita masing-masing. Ada yang mungkin harus bergumul
dengan masalah kesehatan, yang lain bergumul dengan masalah rumah tangga
atau anak, sebagian lagi bergumul dengan masa depan studi dan pekerjaan. Kita
tidak tahu bagaimana akhir pergumulan itu. Tetapi satu hal yang pasti, apapun
yang menjadi pergumulan kita sepanjang perjalanan hidup kita, TUHAN Allah yang
kekal di dalam Kristus Yesus, yang kita percayai, tidak akan pernah meninggalkan
kita. Ia senantiasa menyertai kita. Kita harus berserah kepada-Nya dengan iman
kita yang teguh.
Selamat Tahun Baru!
JK
Pada tanggal 15 November 2014 gereja FeG Immanuel Berlin mengadakan sebuah
workshop „Membawakan Firman Tuhan“ yang dipimpin oleh ibu Ria Pasaribu dan
diikuti oleh 35 orang. Lokakarya ini tidak hanya saja berisi ‚kuliah singkat‘ tentang
bagaimana cara berkhotbah yang benar dan baik, melainkan sebagai peserta,
kami dituntut untuk berdiskusi, memikirkan, memberi kritikan dan
mempraktekkan. Di dalam lokakarya ini peserta dibagi menjadi beberapa
kelompok yang memiliki tema dan ayat Alkitab yang berbeda yang akan
didiskusikan bersama untuk ditelaah, diintepretasikan dan dianalisa.
Kegiatan ini begitu menarik buat kami yang memiliki beban untuk dapat
mewartakan apa yang Tuhan mau kepada orang lain; yang pertama kepada orang
yang berada dan hidup di sekitar kita, agar menjadi berkat buat mereka dan kami
sendiri sebagai pemiliki beban tersebut. Bahkan karena pada saat itu waktu tidak
memungkinkan untuk 35 peserta ini untuk mempraktekkannya, kamipun berharap
agar kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan lagi, supaya kami semakin
berkembang. Bayangkan jika di gereja kita terdapat banyak orang yang tidak
hanya memiliki beban untuk mewartakan Firman Tuhan tapi juga dapat melakukan
pewartaan Firman Tuhan itu secara nyata; maka akan banyak jiwa-jiwa yang bisa
mendengarkan Firman Tuhan dan bahkan menyatakan Firman itu dalam hidup
mereka.
Di dalam lokakarya ini, kami mendengar tentang cerita mitologis Yunani tentang
Hermes. Hermes ialah salah satu dewa dalam cerita mitologis Yunani yang memilki
fungsi sebagai pengantar pesan dewa-dewa yang ada di gunung Olympus kepada
manusia yang ada di bumi. Jika pesan salah dimengerti oleh manusia maka akan
terjadi kesalahan fatal dan kekacauan di bumi. Disini peran Hermes sangat penting
untuk mengintepretasikan pesan tersebut agar manusia di bumi dapat mengerti.
Kita dapat mengatakan bahwa Hermes memiliki fungsi untuk mengubah situasi
manusia dalam ketidaktahuan agar mereka berada dalam suatu situasi ketahuan.
Jika begitu pentingnya tugas Hermes dalam hubungan manusia dengan dewa
dalam cerita mitologis Yunani, bagaimana dengan kita sebagai murid-murid Tuhan;
tugas kita pun amat sangat penting. Coba pikirkan masih berapa banyak orang di
luar gereja yang masih belum mengaplikasikan, mengerti bahkan mendengar
Firman Tuhan; jika kita merefleksikan ini kepada cerita Hermes di atas maka yang
terjadi ialah kekacauan di bumi sebab masih banyak manusia yang belum
mengaplikasikan, mengerti bahkan mendengar Firman Tuhan. Sebab Firman Tuhan
bukanlah buku ajaib yang menjawab setiap pertanyaan dan keputusan yang sulit,
tetapi setiap orang yang membaca Firman Tuhan bisa menolong mereka untuk
bersekutu dengan Tuhan, memperbaharui rohani dan memberikan petunjuk moral
sehari-hari (Hermeneutik: Alex Nanlohy).
Karena begitu ajaib Firman Tuhan ini dalam sejarah manusia di bumi, maka si
pewarta Firman tidak boleh sembarangan mengartikan Firman ini. Terdapat 3 hal
dasar yang harus dilakukan sebagai pewarta Firman Tuhan: observasi, interpretasi
dan aplikasi. Dalam observasi pewarta harus memberikan pertanyaan 5 W + 1 H
(who, where, when, what, why, how) dan juga bentuk genre Firman tersebut
(surat, sejarah, hukum, syair, nubuat, perumpamaan). Yang kedua dalam
intepretasi pertanyaan yang kita ajukan ialah ‘why’; disini kita mencari tahu arti
kata-kata yang tertulis atau apa yang dikatakan tulisan tersebut.
Yang ketiga ialah aplikasi dalam kehidupan si
pendengar sehari-hari. Dalam pengaplikasian si
pewarta harus mengerti isi dalam tulisan tersebut,
apakah prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya
berlaku secara umum, dalam arti berlaku dari dulu
hingga saat ini atau berlaku pada saat tertentu
dalam konteks sejarah saja. Jika hal ini tidak
diperhatikan maka akan terjadi kesalahan dalam
penafsiran dan akan juga berakibat tidak baik bagi si
pendengar.
Selain itu juga cara penyampaian Firman tergantung dari kepribadian,
pemahaman, kreatifitas serta bagaimana si pewarta menghidupi Firman tersebut.
Jika keempat hal ini juga tidak ada dalam diri si pewarta maka Firman yang
dibawakan akan terasa kaku dan hambar, mungkin bisa jadi si pendengar akan
bosan mendengar dan mengabaikannya; padahal sebenarnya yang mereka dengar
ialah Firman Tuhan. Hal itu berarti betapa pentingnya persiapan untuk
menyampaikan Firman Tuhan. Tapi sebagai pewarta tidak boleh juga mengatakan
“ Ah, gak usah persiapan. Biarkan nanti Roh Kudus bekerja…”, apakah kita mau
menguji Tuhan dengan mengatakan hal seperti ini? Apakah kita juga ingin merusak
pemahaman si pendengar yang benar tentang Firman tersebut? Betapa besar
tanggungjawab yang pewarta Firman pikul!! Bahkan Roh Kudus pun juga bisa
bekerja ketika si pewarta mempersiapkan Firman Tuhan ini untuk diberitakan.
Masih banyak hal yang harus dipelajari dan dimengerti. Tapi biarlah kita sebagai
murid-murid Tuhan dan sebagai duta Kristus di dunia, kita juga dapat mewartakan
Firman Tuhan itu melalui refleksi perbuatan, percakapan kita sehari-hari serta tidak
berhenti untuk belajar Firman-Nya. Dan jika kita ingin diberi hati yang mengasihi
jiwa-jiwa untuk juga mengasihi Tuhan Yesus Kristus, maka mulailah dengan
mendoakan sesama yang sekarang di sekitar kita untuk juga mengasihi Tuhan
Yesus. Mungkin kita tidak bisa mewartakan Firman secara terang-terangan di
sekitar kita karena beberapa hal yang menghalangi, tapi kita masih bisa berdoa
kepada Tuhan yang menciptakan jiwa-jiwa tersebut.
LFK
Seperti yang teman-teman lain sering bilang, sayapun merasa, kalau tahun 2014 itu
cepat sekali berlalu. Tiba-tiba saja, sudah Desember. Kota Berlin tempat kita
tinggal pun sudah mempunyai lampu-lampu indah, pohon natal dan Weihnachtsmarkt di mana-mana. Setelah masuk bulan Desember, tidak lama lagi tiba satu hari
yang sangat penting bagi orang-orang Kristen, yaitu Natal.
Saya sering bertanya pada diri sendiri, kenapa tgl 25 Desember itu selalu
dilambangkan dengan pohon natal, sinterklas, lampu-lampu terang, hadiah-hadiah,
dan pertemuan keluarga. Saya tahu kalau ini semua merupakan tradisi sejak dulu,
cuman saya sering berpikir, bukankah ini semua bisa membuat kita melupakan
Tuhan Yesus? Terus terang, pada awal Desember, saya juga melupakan hubungan
Natal dengan kelahiran Tuhan Yesus.
Pada saat Hauskreis, tiap dari kami disuruh untuk membayangkan Natal, dan yang
saya bayangkan adalah lampu-lampu dan hiasan indah di jalan yang saya sering
lihat dan suka. Bayangan Tuhan Yesus lahir, sama sekali tidak ada di dalam pikiran
saya, yang membuat saya sangat kaget dan kecewa pada diri sendiri. Maka setelah
itu, sayapun mengambil komitmen untuk selalu membayangkan kabar sukacita
kelahiran Tuhan Yesus seiring semakin dengan mendekatnya hari Natal.
Kebaktian Natal di tahun ini diadakan pada tgl 21 Desember 2014 dengan tema „ Go
Tell It! “. Di minggu-minggu sebelumnya, orang-orang sudah mulai sibuk mempersiapkan Natal. Ada yang sibuk memikirkan mau masak apa, ada yang memikirkan
bagaimana cara membuat dekorasinya, dan ada yang seperti saya, yang sibuk dan
rajin berlatih koor, berlatih setiap Sabtu dan Minggu. Semua orang ingin
memberikan yang terbaik untuk kebaktian Natal tahun ini. Gladi resik diadakan 1
hari sebelumnya, pada hari Sabtu tgl 20 Desember.
Di hari kebaktian Natal, orang-orang yang bertugas sudah mulai hadir, ada yang
sejak pagi, ada yang sejak siang. Semua orang sibuk mempersiapkan hari ini
dengan hati yang ikhlas dan tertuju kepada Tuhan. Ada yang memasak, ada yang
membersihkan ruangan, ada yang mempersiapkan teknik, ada yang berlatih untuk
koor, dan lain-lain.
Sebelum jam 4, kursi-kursipun sudah banyak diisi oleh jemaat dan tamu-tamu, dan
tepat jam 4, kebaktian Natal yang ditunggu-tunggupun dimulai. Lagu-lagu natal
dinyanyikan dalam berbagai bahasa, anak-anak kecil dari sekolah minggu pun
menyumbang acara yang berbicara tentang kesaksian mereka tentang Tuhan
Yesus kepada teman-teman mereka, apa yang mereka pelajari dari sekolah
minggu yang mereka hadiri tiap minggu. Koor juga menyumbang acara dengan
menyanyikan lagu „Angels from the Realms of Glory“ dan „Go Tell It!“.
Tema dari khotbah yang dibawakan hari itu adalah „Go Tell It!“ Yang paling
penting yang harus kita kabarkan dan ceritakan kepada orang-orang adalah
„Bekehrung, Errettung, und Gottes Geschenk“. Bekehrung adalah, kita semua
mempunyai kesempatan untuk percaya kepada Tuhan Yesus, untuk menjadi
pengikut-Nya. Dan kalau kita ini manusia berdosa dan Tuhan Yesus adalah jalan
satu-satunya yang bisa menyelamatkan kita dari dosa (Errettung). Tuhan Yesus
menjanjikan kepada kita hadiah, yaitu hidup yang kekal (Gottes Geschenk). Selain
tema ini, dalam kotbah juga diceritakan bahwa dunia yang kita tinggali
sekarang sudah melupakan makna
Natal yang sesungguhnya. Maka kita
harus terus mengingatkan dan memfokuskan diri sendiri, bahwa Natal
ialah untuk memperingati kelahiran
Tuhan Yesus, bukan Sinterklas dll.
Kebaktian natal pun selesai.
Setelah berfoto bersama, diadakan makan malam bersama. Makanan yang
tersedia sangat enak dan beranekaragam, ada makanan khas dari Sumatera, ada
makanan khas dari Bali, Jawa, dll. Setelah kenyang, tamu-tamupun mulai
meninggalkan gereja, menuju rumah. Sebelum pulang menuju rumah, banyak
tamu-tamu juga yang masih mengikuti permainan yang tersedia di dekat pintu
keluar. Permainan ini dimainkan dengan cara memilih kartu-kartu yang tersedia
berdasarkan pertanyaan dari pemimpin permainan. Dari permainan ini, tamu-tamu
juga disadarin akan hubungan kepada Tuhan Yesus, apakah sudah cukup, atau
masih harus ditambah dan diperkuat. Setelah tamu-tamu selesai, maka jemaat
yang bertugas pun mulai membersihkan ruangan-ruangan, membersihkan piringpiring yang kotor, dll. Setelah selesai semua, hari itu ditutup dengan doa bersama.
Kemudian pulang ke rumah dengan perasaan capek tetapi senang.
Y
Nicht nur bei den Erwachsenen wurde ein besonderer Weihnachtsgottesdienst
gefeiert, auch die Kinder hatten ein ganz spezielles Programm.
Auf der Regenbogenstraße darf man laut und lustig sein…
Mit diesem Lied begrüßte das Team der Regenbogenstraße unsere Kinder. Und
tatsächlich: Wir waren (manchmal) sehr laut und es war sehr lustig! Das Team
kam aber nicht alleine, sondern sie hatten die vier Freunde von der
Regenbogenstraße im Gepäck. Rudi, Rosa, Lotta und King Lui sind lebensgroße
Handpuppen, die Dinge wie im richtigen (Kinder-)Leben erleben und dabei
Geschichten von Gott und Jesus erzählen. An diesem Nachmittag erlebten wir
mit, wie der junge Rudi vom Spielen ausgeschlossen wurde und deshalb
abgehauen ist. Als sein Fehlen bemerkt wurde, suchten alle besorgt nach Rudi.
Dank der lautstarken Unterstützung der aufmerksamen Kinder wurde Rudi
letztendlich gefunden! So wie wir alle Rudi vermisst haben und nach ihm suchten,
sucht Gott auch uns. Denn Gott will unser Freund sein.
Die Kinder waren begeistert nicht nur vom Puppenspiel, sondern auch von den
vielen fröhlichen Liedern und Spielen zum Mitsingen, Mitmachen und Mitbewegen
zwischendurch.
Die Sache mit dem Überraschungsei…
Was haben Weihnachten und Überraschungseier gemeinsam? Dieser Frage gingen
die Teens bei ihrem Programm nach, das von Tim und Bianca Hopcraft (Mitarbeiter
von Campus für Christus) geleitet wurde. Weihnachten zu feiern, ohne seine wahre
Bedeutung zu kennen, ist so, als ob man ein Überraschungsei isst und das gelbe
Innere wegschmeißt. Wäre das nicht zu schade?
So wurde gemeinsam der
wertvolle
Kern
von
Weihnachten ergründet:
Jesus Christus kam als Retter!
Jesu Geburt wurde schon lange vorher durch viele Propheten vorausgesagt. Wie
sich das lange Warten auf die Erfüllung eines Versprechens anfühlt, durften die
Teens in einem Spiel erfahren. Mit der eigenen Ungeduld kämpfend, hofften sie
darauf, die letzte Schicht Geschenkpapier eines großen Geschenks zu öffnen, so
dass das kostbare Innere des Geschenks zum Vorschein kam. Gottes rettender Plan
für uns Sünder hat sich letztendlich in Jesus erfüllt.
Und nun die Frage an dich: Isst du nur oder weißt du es schon?
ML
Malam Kudus. Malam yang dirayakan sebagian besar umat Kristen. Umat
Kristen senang menyambut datangnya natal. Begitu banyak alasan
mengapa hal ini disenangi banyak orang, misalnya: hadiah, Santa Claus,
berkumpul bersama keluarga, liburan, dan masih banyak yang lain.
Beberapa tahun terakhir saya merayakan Malam Kudus ini di gereja
Immanuel. Ruang beribadah ditata begitu rapih dan pohon natal dihias
dengan ornamen-ornamen indah.
Cerita kelahiran Yesus dibawakan dengan baik oleh para narasi, koor, dan
band. Di Malam Kudus ini, saya bisa mengingat dan merenungkan lagi
makna kelahiran Yesus ke dunia ini. Yesus datang untuk menyelamatkan
saudara dan saya dari hukuman atas dosa yang kita perbuat. Ini adalah
kabar kesukaan yang sangat besar bagi saya dan saudara.
Jika suatu saat nanti ada orang yang bertanya: „Hal apa yang paling kamu
senangi saat Natal?“. Saya akan menjawab: „Kedatangan/kelahiran
Yesus“. Mengapa? Karena Dia datang ke dunia ini dengan misi
menyelamatkan semua umat manusia (termasuk saya). Bukankah itu hal
yang terindah?
Pernahkah engkau merasakan kasih yang begitu besar, kasih yang mau
menyelamatkan engkau dari hukuman yang seharusnya engkau tanggung?
John 3:16 -17 „For God so loved the world that he gives his one and only Son,
that whoever believes in him shall not perish but have eternal life. For God
did not send his Son into the world to condemn the world, but to save the
world through him.“
SM
Tahun 2014 berlalu begitu cepat rasanya. Tak terasa tahun 2014 sudah berlalu.
Jemaat FeG Immanuel juga merayakan tutup tahun bersama di gereja. Acara
silvester dimulai pada jam 20 di Anbau Oben. Sekitar 80 orang dewasa menghadiri
acara tutup tahun bersama. Selain jemaat Immanuel, ada banyak juga tamu-tamu
yang hadir dari kota-kota
lain, seperti Aachen, atau
bahkan dari Belanda dan
Indonesia.
Selain acara
untuk orang dewasa, ada
juga acara khusus untuk
anak-anak yang diadakan di
Jugendraum.
Acara dibuka dengan nyanyian bersama dengan jemaat, lalu disambung dengan
pembagian kelompok. Hadirin dibagi menjadi 5 kelompok dan masing-masing
kelompok diberi tugas yang berbeda. Mereka diberi waktu untuk berpikir dan
berlatih di ruangan yang berlainan untuk mementaskan suatu aktivitas sesuai
dengan perintah yang sudah disiapkan panitia. Masing-masing kelompok hanya
mengetahui tugas mereka sendiri. Setelah persiapan selesai, semua kelompok
kembali ke Anbau Oben untuk mementaskan apa yang mereka sudah persiapkan.
Yang tidak diketahui oleh hadirin adalah bahwa sebenarnya aktivitas yang mereka
persiapkan berkesinambungan dari
satu kelompok dengan kelompok
yang lainnya.
Kelompok pertama mementaskan
musik video dengan tema indahnya
masa pacaran.
Kelompok
kedua
mementaskan
pantomim yang menunjukkan bahwa
tidak semua hubungan pacaran
berakhir indah dan akhirnya sang
pemeran utama, yang bernama Inem,
mengalami patah hati.
Kelompok ketiga mementaskan bagaimana
beberapa
laki-laki
mencoba menarik hati
si Inem yang saat itu
berstatus single dengan
menggunakan pantun.
Kelompok keempat dengan
suksesnya mementaskan drama
tentang indahnya keluarga Inem
yang saat itu telah menikah
dengan bang Bokir dan telah
dikaruniai tiga orang anak
dengan menggunakan berbagai
peralatan yang disediakan oleh
panitia, seperti pedang-pedangan
dan bahkan benda imaginer
baling-baling bambu.
Kelompok kelima menutup pementasan dengan menyanyikan lagu bertemakan
„Rencana Tuhan indah pada waktunya“ dengan melodi „Silent Night“ dan „Go,
tell it“ dengan kata-kata yang digubah sendiri.
Meskipun tampaknya masing-masing kelompok memainkan satu aktivitas yang
terpisah, tapi dengan adanya narasi yang menggabungkan setiap aktivitas yang
ada, tampak jelas ada benang merah yang menghubungkan semua aktivitas yang
ada. Hal ini juga menggambarkan apa yang kita seringkali hadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Kita sebagai manusia mungkin hanya dapat melihat sepotong dari
kehidupan kita dan tidak melihat makna dari apa yang kita sedang hadapi saat ini,
tapi Tuhan melihat keseluruhan cerita.
Kita seringkali tidak bisa melihat rencana Tuhan yang begitu
rapi dan sempurna untuk hidup kita, tapi hendaknya kita
belajar untuk percaya bahwa rencana Tuhan indah pada
waktunya, seperti yang disampaikan dalam renungan yang
dibawakan oleh Pdt. John Kusuma, berdasarkan Yes 55:8-9.
Kita ada kalanya mengalami masa-masa sulit di dalam
kehidupan kita dan merasa jalan kita sudah buntu tapi jalan
dan rancangan Tuhan jauh melebihi jalan dan rancangan kita.
Sebelum tahun 2014 berakhir, foto-foto yang menunjukkan kegiatan jemaat
Immanuel ditayangkan dalam bentuk slides untuk mengingat kebaikan Tuhan
yang sudah menyertai jemaat ini selama tahun 2014. Countdown untuk menutup
tahun 2014 dilakukan bersama-sama dan setiap orang berkesempatan untuk
mengucapkan Selamat Tahun Baru pada orang-orang yang ada di sekitar mereka.
Setelah acara makan-makan sambil menikmati kembang api, hadirin kembali
berkumpul untuk merayakan acara ulang tahun jemaat yang ke 24, disertai dengan
perayaaan saudara-saudara yang berulang tahun pada tgl 1 Januari. Acara silvester
ditutup dengan perenungan akan komitmen dari masing-masing orang untuk
membangun jemaat di tahun 2015. Setelah acara selesai, jemaat juga bersamasama membantu membersihkan ruangan hingga sekitar pk. 2.30 pagi. Akhirnya
semua orang pulang ke rumah masing-masing, bersiap untuk menyongsong tahun
yang baru bersama Tuhan.
AW
Das Team von SOuL (Serve Our Lord) hat für das neue Jahr etwas geplant in
Richtung Diakonie für Bedürftige. Diese Aktion wollte das Team umsetzen, um
die Liebe, die wir schon durch Jesus Christus erhalten haben an andere
weiterzugeben. So sollten auch unsere Taten zeigen, dass der Glaube mit den
Taten einher geht.
Hierbei wurde eingeladen kleine Tüten, sogenannte Blessing Bags,
zusammenzustellen, die an Obdachlose verteilt werden sollten. Das hörte sich bei
der ersten Ankündigung im Gottesdienst sehr spannend an, da wir so etwas
vorher noch nicht gemacht hatten. So wurde schon ein paar Wochen vorher
eingeladen, an dieser Aktion teilzunehmen und dafür zu spenden, damit viele
Blessing Bags zusammengestellt werden konnten, die Bedürftige gebrauchen
konnten. Geplant war das Treffen kurz nach Neujahr am Samstag, den 3. Januar.
Wir haben uns um 10 Uhr
getroffen und es war schön
zu sehen, wie viele von den
jungen Erwachsenen dabei
engagiert waren, um an der
Aktion teilzunehmen. Wir
wurden in fünf Gruppen mit je
6-7 Leuten eingeteilt. Gruppe
eins war für das Kochen
zuständig und wurde dann gleich losgeschickt, um frische Mandarinen und
Zutaten fürs Kochen einzukaufen. Die anderen Teams haben dann nach den
Einweisungen der Soul-Mitarbeiter in die Plastiktüten gleichmäßig verschiedene
Lebensmittel und andere Dinge verteilt.
Darunter
waren
Mandarinen,
Socken,
Getränkepäckchen, Feuchttücher, Müsliriegel
usw. Insgesamt haben wir durch die Spenden
ein Budget zusammenbekommen, was für 80
Blessing Bags gereicht hat.
Jede Gruppe hatte somit später 16 Tüten zu verteilen. Vorher wollten wir uns
noch stärken mit einem gemeinsamen Essen. Danke an Gruppe 1 für das leckere
Essen. :)
Darauf folgte dann ein
kurzes
Briefing,
um
mental vorbereitet zu
sein.
Hierbei
wurde
besprochen, wie man auf
die Leute zugeht. Dass
man für dieses Mal eher
versucht, vertrauter mit
Obdachlosen umzugehen
und versucht die eigene
Scheu vor ihnen zu
verlieren. Gleichzeitig wurde auch daran erinnert, dass die Möglichkeit besteht
auf Ablehnung zu stoßen, worauf wir dennoch versuchen sollten freundlich zu
bleiben.
Die Gruppen wurden in verschiedene Gebiete Berlins geschickt, um viele
Obdachlose zu erreichen. An dem Tag standen die Gebiete rund um den
Zoologischen Garten, Leopoldplatz, Nollendorfplatz, Rathaus Steglitz,
Frankfurter Tor u.a. im Fokus. Das Wetter war an diesem Tag nicht so kalt,
jedoch hat der Wind ganz schön stark geweht.
Also gingen wir nach dem gemeinsamen Gebet los, um unsere Blessing Bags an
die Bedürftigen zu verteilen. Wir waren ungefähr 2 Stunden unterwegs. Danach
sollten wir uns gegen 16 Uhr wieder in der Gemeinde finden, um uns dort
darüber auszutauschen, welche Erfahrungen wir beim Verteilen gemacht haben.
Bei der Feedbackrunde war es schön zu sehen, dass schöne Erfahrungen gemacht
wurden. Größtenteils wurden die Blessing Bags mit Freude und einem
Dankeschön angenommen. Nur wenige Blessing Bags sind am Ende übrig
geblieben, die später noch verteilt wurden.
Für einige war es
manchmal schwierig zu
entscheiden, ob eine
Person
notbedürftig
ist, da es manchmal
nicht
offensichtlich
war.
Viele konnten jedoch die Scheu ablegen und auf die Bedürftigen zugehen, um
ihnen die Blessing Bag zu überreichen. Hierbei haben viele auch bemerkt, dass der
erste Eindruck oft täuscht und die Bedürftigen ganz normale Menschen sind, die
es vielleicht nicht so einfach in ihrem Leben hatten. Vor allem sie brauchen die
Liebe von Jesus in ihrem Leben, welche wir ausstrahlen können.
Dieser Tag war in meinen Augen eine gelungene Aktion, bei der viele positive
Erfahrungen mitnehmen konnten. Ich denke jedoch, dass das nur der erste Schritt
sein sollte, um unseren Glauben und die Liebe Jesu noch mehr in die Tat
umzusetzen. Darum sollten weitere ähnliche Aktionen folgen. Denn es ist wichtig,
dass wir als Christen:
Lernen, das Licht und Salz dieser Welt zu sein und
Lernen, im Glauben und in der Tat als Zeugnis für Jesus zu dienen und damit auch
Lernen, unseren Nächsten zu lieben wie uns selbst.
BT
Kilas Balik FeG Immanuel Berlin di tahun 2014
-
Selama satu tahun ada sebanyak tujuh orang yang bergabung dalam
keanggotaan Freie Evangelische Gemeinde Immanuel Berlin
-
Dari Kamis - Senin, tgl 17 April – 21 April telah diadakan Bible Camp
Pemuridan (BCP) di Bad Kissingen dengan tema „The Power of His
Ressurection“
-
Sabtu, tgl 21 Juni 2014 ada acara kebersamaan dalam bentuk Grillen
-
Sabtu, tgl 28 Juni 2014 telah diselenggarakan Seminar Ibadah dan
Musik yang dibawakan oleh Pdt. Rahmiati dan sdri. Caroline dari
Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang (SAAT Malang)
-
Sabtu, tgl 2 Agustus 2014 JKIB telah mengadakan Gemeindeausflug ke
Sächsische Schweiz
-
Minggu, tgl 24 Agustus 2014 JKIB melakukan Kebaktian Baptisan dan
enam orang telah memberi diri dibaptis
-
Sabtu, tgl 6 September 2014 telah diadakan Seminar Penghakiman
bersama Pdt. John Kusuma
-
Sabtu, tgl 20 Sept 2014 Jemaat Kristen Imanuel Berlin (JKIB) resmi
diterima sebagai anggota penuh sinode FeG dan nama jemaat berubah
menjadi Freie Evangelische Gemeinde Immanuel Berlin
-
Sabtu, tgl 11 Oktober 2014 rapat anggota telah memilih lima orang
anggota badan majelis yang baru untuk periode 2014-2016
-
Sabtu, tgl 15 November 2014 FeG Immanuel Berlin telah mengadakan
lokakarya „Membawakan Renungan“ bersama ibu Ria Pasaribu
-
Minggu, tgl 21 Desember 2014 telah diadakan Kebaktian Natal baik
untuk orang dewasa maupun untuk anak sekolah minggu dan remaja
-
Rabu, tgl 24 Desember 2014 diadakan Kebaktian Heiligabend dan Rabu,
tgl 31 Desember 2014 acara kebersamaan Silvester
Pokok Doa:
1.
Bersyukur untuk pimpinan Tuhan terhadap jemaat FeG Immanuel
Berlin selama tahun 2014 dalam melakukan pelayanan di dalam
jemaat maupun di kota-kota di luar Berlin, bersyukur juga untuk
pemeliharaan Tuhan dalam hal dana yang dibutuhkan bagi
pelayanan sepanjang tahun
2. Untuk para majelis, agar Tuhan mengaruniakan sukacita dan hikmat
dalam pelayanan mereka sehingga melalui keseimbangan dalam
pelayanan, keluarga dan pekerjaan nama Tuhan dimuliakan
3. Berdoa untuk rapat anggota yang akan diadakan pada tgl 31 Januari
dan rapat komisi pada tgl 7 Februari
4. Berdoa untuk para ketua komisi dan Arbeitskreis yang baru, agar
Tuhan menolong mereka dalam menjalankan tugas masing-masing
5. Berdoa untuk segenap jemaat FeG Immanuel Berlin dalam
menjalani kehidupan di tahun 2015, agar bisa terus bertumbuh
dalam pengenalan akan Tuhan melalui setiap aspek kehidupan
Januari
Wiryadi
Endri
Yulianti
Ari
Oscar
Carla
Michaela
Budianto
Lois
Linda KD
Alycia
Max
Emma
Marcel
Februari
1 Jan
5 Jan
6 Jan
7 Jan
8 Jan
9 Jan
12 Jan
13 Jan
13 Jan
15 Jan
18 Jan
28 Jan
28 Jan
29 Jan
Maret
Anisa
7 Feb
David R.
3 Mar
Rafelia
10 Feb
Windy
4 Mar
Christoph
24 Feb
Willyanto
7 Mar
Stefanie M.
9 Mar
Sunny
10 Mar
Timothy
10 Mar
Wati GM
13 Mar
Sanny
18 Mar
Cherie
19 Mar
Lim Goan San 30 Mar
Segenap jemaat JKIB mengucapkan “Selamat Ulang Tahun” kepada
Saudara/Saudari yang berulang tahun, Tuhan memberkati dan menyertai di umur
yang baru.
Harap maklum, apabila ada Saudara/Saudari yang namanya tidak tercantum,
meskipun berulang tahun pada jangka waktu di atas. Kami juga memohon maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan nama. Harap memberitahu tim redaksi untuk
kedua hal tersebut.
Susunan Ketua Komisi dan Arbeitskreis (AK) 2015
1.
Komisi Anak-anak
: Linda Kusuma Dewi
2. Komisi Dokumentasi
: Hendry Lim
3. Komisi Inventaris
: Joseph Pratama
4. Komisi Kebaktian
: Melinda Wibawa
5. Komisi Konsumsi
: Incipit Vita Nova Mathadiwangsa
6. Komisi Musik
: Mira Anindita
7. Komisi Paduan Suara
: Mira Anindita
8. Komisi Pekabaran Injil
: Willyanto Kurniawan
9. Komisi Pemeliharaan Gedung
: Vincent Kurnia
10. Komisi Penelahaan Alkitab
: Max Widjaja
11. Komisi Penterjemah
: Wiryadi
12. Komisi Perpustakaan
: Yus Tanni
13. Komisi Teknik
: Randy Kelly Wibawa
1.
: Andre Wibawa
AK Gebetskreis
2. AK Hauskreis
: Budianto Liong
3. AK Pasutri
: Trägerkreis
4. AK Pemerhati
: Melani Kumaladewi
5. AK SOuL
: Incipit Vita Nova Marthadiwangsa
6. AK Warta Jemaat
: Enricko Santoso
7. AK Diakonia
: Rafelia Tjandra
“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah
kemuliaan sampai selama-lamanya!”
Roma 11:36
Acara Khusus FeG Immanuel Berlin
Waktu
Acara
Tempat
31 Jan 2015, pkl 10.00
31 Jan 2015, pkl 16.00
3 Feb 2015, pkl 18.00
7 Feb 2015, pkl 10.00
Rapat Anggota
PA Bersama
Persekutuan Pasutri
Rapat Komisi
Gereja
Jadwal Kegiatan FeG Immanuel Berlin
Waktu
Acara
Kebaktian
(dalam bahasa Indonesia)
Minggu, pkl. 16.00
Sekolah Minggu
Kelompok Doa Jemaat
Minggu, pkl. 15.00
Penghubung: Andre Wibawa
Sabtu, pkl 14.00 (Gel I)
Penelaahan Alkitab
pkl. 17.00 (Gel II)
Penghubung: Max Widjaja
Latihan Paduan Suara
Sabtu, pkl. 15.30
Penghubung: Mira Anindita
Hauskreis
Jumat, pkl. 19.00
Penghubung: Budianto Liong
Persekutuan Pasangan Suami Istri
Rabu IV bulan ganjil
(Pasutri)
pkl. 18.00
Penghubung: Enricko Santoso
SOuL (Serve Our Lord/Persekutuan
Selasa III bulan genap,
Muda Mudi)
pkl. 18.00
Penghubung: Incipit
Tempat
Gereja
Gereja
Gereja
Rumah
Jemaat
Gereja
Gereja
Pelayanan Pastoral
Bagi yang membutuhkan pelayanan pastoral/konsultasi, dapat menghubungi
bapak Pdt. John Kusuma melalui:
 [email protected]
Majelis FeG Immanuel Berlin
-
Wilson Kurniawan
John Kusuma
Budianto Liong
Rafelia Tjandra
Melinda Wibawa
Freie Evangelische Gemeinde Immanuel Berlin
(FeG Immanuel Berlin)
SIAPAKAH DIA?
FeG Immanuel Berlin bukanlah suatu kelompok yang terdiri dari orangorang Kristen dan orang-orang yang bersimpati terhadap ajaran Kristen,
yang mempunyai tujuan dan minat yang sama dalam bidang-bidang
organisasi, olahraga, rekreasi, dll., tetapi ia adalah suatu Jemaat Kristen
yang mendasarkan iman kepercayaan, ajaran dan kehidupan-nya atas
seluruh isi Alkitab (Perjanjian Lama dan Baru), yang diakuinya sebagai
Firman yang diilhamkan oleh Tuhan Allah.
APAKAH KEGIATANNYA?
Segala kegiatan FeG Immanuel Berlin berusaha untuk mendukung
REALISASI AMANAT AGUNG TUHAN YESUS KRISTUS.
BAGI SIAPA?
Segala acara FeG Immanuel Berlin terbuka bagi semua orang, juga bagi
Saudara. Karenanya kami menantikan kedatangan Saudara dengan
sukacita!
DIMANA?
Kecuali apabila ada perubahan yang diumumkan sebelumnya, maka
semua acara diadakan di:
Penghubung
Hamba Tuhan
Bank
Redaksi
Website
: Rafelia Tjandra  [email protected]
: Pdt. John Kusuma  [email protected]
: Spar- und Kreditbank Freier ev. Gemeinden eG (SKB Witten)
FeG Immanuel Berlin
IBAN : DE 15 4526 0475 0011 5203 00
BIC
: GENODEM1BFG
: Enricko Santoso  [email protected]
: www.feg-immanuel-berlin.de
Download