PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN

advertisement
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT
(Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
FAUZI DWI RAHARJO
NIM : 109082000050
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
i
--T
PENGART}II CORPORATE GOWRNANCE DAT\I KARAKTERISTIK
PERUSAIIAAI\I TERHADAP PENGUNGKAPAI\T WSTAINABILITY
REPORT
(Studi Empiris Pada Perusaheen LQ45 yeng Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2Ol2 a0l 4)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakuttas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Fauzi llwi Rehario
NIM:
10!mt2fiXm50
Di Bawah Bimbingan
Yessi
w
Fiti,
SE.,M.Si.,Ak.,CA
2AA6A4 2 002
NIP. 1 9760924
JIIRUS$I AIONTANSI
r.AI('LTAS EKONOhII DAI\I BISMS
I.]NTVERSITAS ISLAM IYAGERI SYARIF
JAKARTA
l4sTHn0rcr0tr
HII}AYATI]LLAH
LEMBAR PENGESAHAN UJIAI\I KOMPREEENSIF
Hdti iui, 07 ,Ult Z01A tghh &lahrtan ujian ltompr&ensif atas mahasiswa:
l. Nama
2. NIM
3. Jurtrsan
4. Judul Skripsi
FauziDwi Raharjo
:109082000050
: Aluntansi
: Penganrh Corporate Governancedan Karakteristik
:
Perusabaan Terhadap Pengungkapan &xuinability
Report (Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2Ol2-2O14)
Setelah macermati dan memperlihatkan penampilan dan ke,mampuan yang
bersangfuutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ketahap Ujian Skipsi sebagai salah satu syarat untuk momperoletr
gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonoriri dan Bisnis Universitas Islm
Negeri Syarif Hidayatullatr Jakmta
Jakartq 07 Juli 2014
1. Zuhairan Yunmi Yunan^ SE.. M.Sc
NrP. 19800416 20n/9t2 t N2
2.
Yessi Fiti. SE.. Ak.. M.Si
NrP. 19760924 200,6042 A02
3.
Y-usar Sagaia SE..
Penguji
I
Pengsji
II
Penguji
III
Ak.. M.Si
NIDN.20090s8601
ilt
LEMBAR PENGESAIIAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini,21 Juni 2016 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa :
Fat:zi Dwi Raharjo
1. Nama
109082000050
2. NIM
3. Jurusan
Akuntansi
4. Judul Skripsi Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkap an Sustainability Report
(Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Period e 2012-201 4)
Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang
bersanglutan selama proses ujian komprehensif maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,
1.
2l lvri20l6
Hepi Prayudiawan. SE..MM..Ak..CA.
NIP. 19720516 200901 I 006
2. Yessi Fihi. SE.-M.Si..Ak..CA.
NIP. 1 9760924 200604 2 002
Sekretaris
3. Fiki Damayanti. SE..M.Si.
NrP. 1981073t 200604 2 003
4.
Yessi Fitri. SE..M.Si..Ak..CA.
NrP. 19760924 200604 2 002
Penrbimbing
lv
LEMBAR PER}I'YATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAII
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
Fauzi Dwi Raharjo
NIM
109082000050
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Akuntansi
Jurusan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya
:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
2.
3.
4.
5.
mempertanggungi awabkan.
Tidak melakukan plagiat atas naskah orang lain.
Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
Tidak melakrrkan pemanipulasian dan pemalsuan data.
Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungiawabkan, ternyata memang diternukan
bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakartab24 Jvnt2016
Fauzi Dwi Raharjo
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS DIRI
1. Nama
2. Tempat, Tanggal Lahir
3. Alamat
4. Telepon
5. Email
II.
III.
: Fauzi Dwi Raharjo
: Jakarta, 07 Februari 1991
: Komplek Puri Bintaro Hijau
Blok E3 No 31 Rt.002
Rw.012 Kelurahan Pondok
Aren Kecamatan Pondok
Aren Kabupaten Tangerang
Selatan
: 082299596100
:[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN 05 Petukangan Selatan Jakarta
2. SMPN 161 Jakarta
3. SMAN 90 Jakarta
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(1997-2003)
(2003-2006)
(2006-2009)
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Yanto (alm)
2. Ibu
: Suntit Juarsih
3. Alamat
: Komplek Puri Bintaro Hijau
Blok E3 No 31Rt.002
Rw.002 Kelurahan Pondok
Aren Kecamatan Pondok
Aren Kabupaten Tangerang
Selatan
4. No. Telp
: 021-73461427
vi
Influence of Corporate Governance and Company Characteristics
Against Disclosure Sustainability Report
(Empirical Study on LQ45 Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange
Period 2012-2014)
ABSTRACT
This study aims to find empirical evidence about the effect of profitability,
liquidity, leverage, company size, the number of audit committee meetings, the
number of meetings of the board of directors and governance committee on the
disclosure of the company's sustainability report LQ45 listed on the Stock
Exchange 2012-2014. The number of companies sampled in this study as many as
25 companies. This study is based on a purposive sampling method. Testing the
hypothesis in this study using logistic regression analysis using SPSS 20.0.
The results showed that the leverage, the number of audit committee
meetings, the number of board meetings and committee governance significantly
influence sustainability disclosure report. Meanwhile, profitability, liquidity, and
the size of the company does not significantly influence sustainability disclosure
report..
Keywords: Sustainability Report, Profitability, Liquidity, Leverage, The size of
the Company, the Audit Committee, the Board of Directors, Governance
Committee.
vii
Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Sustainability Report
(Studi Empiris pada perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2014)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai
pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, jumlah rapat
komite audit, jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee terhadap
pengungkapan sustainability report pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI
periode 2012-2014. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini
sebanyak 25 perusahaan. Penelitian ini bedasarkan metode purposive sampling.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
logistic dengan menggunakan program SPSS 20.0.
Hasil penelitian menunjukan bahwa leverage, jumlah rapat komite audit,
jumlah rapat dewan direksi dan governance committee berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan sustainability report. Sedangkan profitabilitas, likuiditas,
dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report.
Kata kunci : Sustainability Report, Profitabilitas, Likuditas, Leverage, Ukuran
Perusahaan, Komite Audit, Dewan Direksi, Governance Committee.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’aalamin.
Segala puji atas ke hadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa, Yang Maha
Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Corporate
Governance
dan
Karakteristik
Perusahaan
Terhadap
Pengungkapan Sustainability Report (pada perusahaan LQ45 yang terdaftar
di BEI periode 2012-2014)”. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada
junjungan nabi besar Muhammad Saw dan para sahabatnya yang telah
memberikan penerangan bagi seluruh umat.
Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Bagaimanapun penulis menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Kesuksesan dan keberhasilan
penulis dalam menyusun skripsi ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak.
Dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orangtua, ibu Suntit Juarsih dan bapak Yanto (Alm) yang selalu
mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini, memberikan semangat dan doa
yang tiada putus, cinta, kasih sayang, pengorbanan dan dukungan baik moril
ix
dan materil yang telah diberikan selama ini, sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
2. Kakak tersayang, Fauziah Utami dan Adik tercinta Ghina Yantri Lestari serta
keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada
penulis.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
sekaligus dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktunya untuk
berdiskusi, memberi arahan dan motivasi juga bimbingan terbaiknya selama
ini. Terima kasih atas saran dan dukungan yang Ibu berikan selama proses
penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekertaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya selama ini dan karyawan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
7. Septya Darma Yanti, sang pujaan hati yang selalu memberikan ide, motivasi,
doa dan tempat berbagi suka duka sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
x
8. Adriansyah dan Syarief Nugroho yang tidak henti-hentinya mengingatkan dan
tidak bosan-bosannya memberi semangat serta sebagai tempat bertanya dalam
mengerjakan skripsi ini.
9. Arfian Fauzi, Dea Refida, Desy Sarwilah, Hilman Fikri, Jody Bramantyo dan
Yudha Bagaskara selaku teman kantor yang selalu menghibur di akhir pekan
serta mengingatkan untuk jangan menyerah dalam mengerjakan skripsi ini.
10. Sahabat seperjuanganku Arief Mulyawan, Dhio Rizky Chandra, Suhendro,
Tsaurah Fitria, Rifki Sulviar dan Rizky Pra Ramadhan terima kasih atas
dukungan dan bantuannya kepada penulis.
11. Rekan-rekan akuntansi 2009, terima kasih atas dukungan dan semangatnya
yang telah diberikan kepada penulis.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas
bantuan, dukungan dan doanya dalam menyelesaikan skipsi ini.
Dengan adanya keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang dimiliki,
penulis menyadari betul skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai
pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 24 Juni 2016
Fauzi Dwi Raharjo
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI . ................................................................ . ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. …. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. …. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... ….. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... …. vi
ABSTRACT ....................................................................................................... .... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... …viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... …..ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... ... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ .. xvii
DAFTAR GAMBAR . ..................................................................................... . xviii
DAFTAR LAMPIRAN . .................................................................................. . xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
BAB II
Latar Belakang Penelitian...................................................... 1
Rumusan Masalah .............................................................. … 11
Tujuan Penelitian ............................................................... … 12
Manfaat Penelitian ............................................................ … 12
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Literatur .................................................................. … 15
1. Teori Stakeholder ......................................................... … 15
2. Teori Legitimasi ........................................................... … 16
3. Corporate Social Responsibility .................................. … 17
xiii
a) Konsep Triple Bottom Line…….………………………. 19
b) Sustainability Report……………………………………. 19
4. Corporate Governance……………………………….... 27
a) Komite Audit………………………………………...28
b) Dewan Direksi……………………………………….29
c) Governance Committee ……………………………..29
5. Karakteristik Perusahaan ……………………………..... 30
a) Profitabilitas………………………………………… 30
b) Likuiditas…………………………………………… 31
c) Leverage…………………………………………….. 32
d) Ukuran Perusahaan………………………………….. 32
B. Penelitian Terdahulu . ........................................................... . 33
C. Kerangka Pemikiran……………………………………… 36
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis….37
1. Profitabilitas dengan Pengungkapan Sustainability
Report………………………………………………...…. 37
2. Likuiditas dengan Pengungkapan Sustainability Report... 38
3. Leverage dengan Pengungkapan Sustainability Report… 39
4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Sustainability
Report………………………………….………………... 39
5. Komite Audit dengan Pengungkapan Sustainabilty
Report…………………………………………………… 40
6. Dewan Direksi dengan Pengungkapan Sustainability
Report…………………………………………………… 42
7. Governance Committee dengan Pengungkapan
Sustainability Report……………………………………. 43
BAB III
METODE PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian.................................................. … 45
Metode Penentuan Sampel ................................................. … 45
Metode Pengumpulan Data ................................................ … 46
Metode Analisis Data ......................................................... … 46
Metode Pengujian Hipotesis…….......................................... 47
1. Statistik Deskriptif ....................................................... … 47
2. Analisis Logistic Regression…………………………… 47
a. Menilai keseluruhan model (overall model fit)……... 48
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)………………… 49
2. Uji Kelayakan Model Regresi………………….. 49
b. Menguji Koefisien Regresi…………………………. 50
F. Operasional Variabel Penelitian……………………………. 51
A.
B.
C.
D.
E.
xiv
1. Variabel Independen .................................................... … 52
a. Profitabilitas ........................................................... … 52
b. Likuiditas…………………………………………… 52
c. Leverage………………………………………….… 53
d. Ukuran Perusahaan ................................................ … 53
e. Komite Audit ......................................................... … 54
f. Dewan Direksi……………………………………… 54
g. Governance Committee……………………………...55
2. Variabel Dependen ....................................................... … 55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian....................... … 57
1. Deskripsi Objek Penelitian........................................... … 57
2. Deskripsi Sampel Penelitian ........................................ … 57
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian………………………….. 59
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif………..……………… …. 60
C. Uji Logistic Regression……………………………………... 63
1. Menilai keseluruhan model (overall model fit)…………. 63
a) Uji Koefisien Determinasi (R2)…………………….. 64
b) Uji Kelayakan Model Regresi………………………. 65
2. Menguji Koefisien Regresi Logistik……………………. 66
a) Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan
Sustainability Report……………………………...… 67
b) Pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan
Sustainability Report……………………………...… 68
c) Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan
Sustainability Report……………………………….. 69
d) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report ……………………………….. 70
e) Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan
Sustainability Report……………...………………… 71
f) Pengaruh Dewan direksi terhadap Pengungkapan
Sustainability Report………………………………... 72
g) Pengaruh Governance Committee terhadap
Pengungkapan Sustainability Report……….………. 73
xv
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ ... 76
B. Implikasi ............................................................................ ... 77
C. Saran. ................................................................................. …79
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... …81
LAMPIRAN ..................................................................................................... …85
xvi
DAFTAR TABEL
No
Keterangan
Halaman
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ……………………………..
34
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian ………………………………
56
Tabel 4.1
Rinciaan Sampel Penelitian……………………………………
58
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif…………………………………………….
60
Tabel 4.3
Overall model fit test…………………………………………….…..
64
Tabel 4.4
Model Summary ………….……………………………………
65
Tabel 4.5
Hosmer and Lemeshow Test ……………………………………….
65
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)…………………………..
66
Tabel 4.7
Ringkasan Hasil Penelitian……………………………………...
75
xvii
DAFTAR GAMBAR
No
Gambar 2.1
Keterangan
Halaman
Skema Kerangka Konseptual ………………………………….
36
DAFTAR LAMPIRAN
No
Keterangan
Halaman
1.
Data Sampel……………………………………………………..
86
2.
Hasil Output SPSS……………………………………………...
94
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat.
Banyak perusahaan yang tidak bisa bertahan lama karena tidak mampu
bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Untuk menghadapi
persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk bekerja secara efektif dan
efisien. Agar perusahaan bisa bekerja secara efektif dan efisien, perusahaan
membutuhkan rencana kerja yang baik. Rencana kerja yang baik biasanya
dibuat oleh manajemen. Manajemen dituntut untuk dapat menghasilkan
keputusan-keputusan yang dapat menunjang perkembangan perusahaan
sehingga dapat tercapainya tujuan perusahaan.
Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu
menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang dihasilkan perusahaan
tersebut merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan agar
tetap bertahan dalam kondisi apapun. Oleh karena itu, pihak manajemen
perusahaan
harus
melakukan
upaya-upaya
atau
tindakan
untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika perusahaan memperoleh
keuntungan
yang
maksimal,
maka
perusahaan
akan
mengalami
perkembangan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Menurut Elkington
dalam Effendi
(2009),
selain mengejar
keuntungan, perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada
pemenuhan kesejahteraan masyarakat serta turut berkontribusi aktif dalam
1
menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini mengindikasikan perusahaan boleh
berlanjut sebagai entitas pencetak laba sepanjang tidak merusak lingkungan
dan sosial. Substansi keberadaan tanggung jawab sosial muncul dalam
rangka memperkuat
keberlanjutan perusahaan dengan membangun
kerjasama antara stakeholders yang terkait.
Keuntungan merupakan salah satu tujuan utama dari suatu
perusahaan. Beberapa tahun terakhir sebagian perusahaan di Indonesia
mulai menyeimbangkan antara orientasi keuntungan dan perbaikan
lingkungan. Perusahaan mulai melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat
untuk lingkungan dan sosialnya yang dikenal dengan Triple Bottom Line
(3P).Triple Bottom Line, atau 3P yaitu Profit, People, and Planet. Profit,
mengejar keuntungan untuk kepentingan shareholders, dan memperhatikan
kepentingan stakeholders. People, memenuhi kesejahteraan masyarakat.
Planet, berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (Global
Reporting Initiative, 2015).
Konsep 3P dianggap sebagai pilar utama dalam membangun bisnis
berkelanjutan, serta untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah untuk memenuhi kebutuhan
generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan
datang dalam memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai kekuatan penting
dalam masyarakat, organisasi dalam bentuk apapun memiliki sebuah peran
penting dalam pencapaian tujuan ini (Global Reporting Initiative, 2015).
Pengelolaan sumber daya memerlukan cara tepat agar dapat memenuhi
2
kebutuhan generasi yang akan datang. Salah satu cara perusahaan dalam
pengelolaan sumber daya adalah dengan mengurangi dampak lingkungan
dari 2 operasional bisnis perusahaan, meminimalkan sumber daya yang
digunakan serta kemunculan limbah (Luthfia, 2012).
Banyak hal harus dilakukan untuk dapat mewujudkan pembangunan
yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu
tantangan utama dari pembangunan berkelanjutan adalah tuntutan adanya
pilihan-pilihan dan cara berpikir inovatif. Perkembangan pengetahuan dan
teknologi
tidak
hanya
dituntut
memberikan
kontribusi
terhadap
pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat membantu dalam memecahkan
permasalahan terkait risiko dan ancaman terhadap keberlanjutan dari
hubungan sosial, lingkungan, dan perekonomian (Global Reporting
Initiative, 2015). Isu lain yang cukup mencolok adalah soal kerusakan
lingkungan dan upaya mengelola sumber energi alternatif ramah
lingkungan (Rahman, 2008).
Laporan keberlanjutan (sustainability report) merupakan bentuk
laporan yang bersifat sukarela (voluntary) sebagai bentuk tanggungjawab
sosial dan lingkungan. Sustainability report sangat diperlukan agar
stakeholders termasuk masyarakat, mengetahui segala bentuk tanggung
jawab perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan (Sari dan Marsono,
2013). Hal ini termasuk laporan keuangan, laporan CSR ataupun
sustainability report sebagai penilaian awal atas kredibilitas suatu
3
perusahaan. Standar pelaporan sustainability report yang diakui secara
internasional mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI).
Informasi
mengenai
dampak aktivitas
ekonomi, sosial dan
lingkungan perusahaan dapat diungkapkan melalui sustainability report
sebagai laporan sukarela yang disajikan secara terpisah dari annual report
(Idah, 2013). Laporan sukarela tersebut disebut sustainability report
(laporan keberlanjutan) apabila kinerja yang dilaporkannya dalam kurun
waktu tertentu sudah menunjukkan kecenderungan membaik menuju
dampak positif. Masyarakat luas bisa melihat aktivitas CSR perusahaan
melalui sustainability report perusahaan itu sendiri.
Pengungkapan Sustainability Report merupakan bentuk komitmen
perusahaan dalam mempublikasikan laporan keberlanjutan. Laporan ini
memberikan informasi tentang pertanggungjawaban perusahaan terhadap
lingkungan dan sosial. Laporan ini disusun berdasarkan Pedoman
Sustainability Report Global Reporting Initiative (GRI). Sustainability
report mempunyai standar pengungkapan yang mencerminkan keseluruhan
aktivitas sosial perusahaan. Dalam hal ini, sustainability report berbeda
dengan laporan keuangan. Perusahaan kemudian mengungkapkan aktivitas
tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui sustainability report untuk
memenuhi kepentingan stakeholder (Aniktia dan Muhammad, 2015).
Sustainability report atau juga bisa disebut laporan non-finansial
disusun secara paralel dengan laporan keuangan tahunan perusahaan.
Sustainability report merupakan laporan kinerja aspek sosial, ekonomi, dan
4
lingkungan perusahaan. Setiap Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
laporan non-finansial dilaporkan oleh manajemen bersamaan dengan
laporan keuangan perusahaan. Seluruh pemangku kepentingan perusahan
hadir untuk membaca, menganalisa, dan mengomentari isi laporan tersebut.
Meskipun sifatnya masih sukarela (voluntary), sustainability report berbeda
dengan laporan keuangan yang telah memiliki sistem dan diamanatkan oleh
undang-undang. Laporan ini melaporkan kinerja aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan adalah hal mutlak bagi perusahaan yang mengklaim memiliki
kinerja CSR tinggi (Ramayana, 2009).
Beberapa dekade ini sering terjadi bencana lingkungan hidup di
berbagai belahan dunia, seperti Three Mile Island, Love Canal, Bhopal
(India), Chernobyl (Rusia), Times Beach (Missouri) sampai peracunan
merkuri di Minamata (Jepang) (Sobur, 2005). Tragedi lingkungan juga
terjadi di Indonesia, seperti kasus PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo,
Newmont Minahasa Raya di Buyat, PT. Freeport di Irian Jaya (Luthfia,
2012).
Kasus
Lumpur
Lapindo
Brantas
terjadi
karena
faktor
ketidakberuntungan perusahaan dalam melakukan eksplorasi penggalian
pada saat pengeboran serta adanya kesalahan prosedural yang meyebabkan
semburan
gas.
Semburan
gas
tersebut
menyebabkan
pencemaran
lingkungan, serta berubahnya kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat
sekitar karena lumpur telah meluas ke area pemukiman warga yang
menyebabkan warga kehilangan tempat tinggal.
5
Masyarakat meminta perusahaan untuk memperhatikan kasus
tersebut, namun selama beberapa tahun perusahaan belum ditetapkan
sebagai tersangka. Kasus lain adalah pencemaran lingkungan yang terjadi di
Teluk Buyat, Minahasa Raya. Lingkungan masyarakat tercemar oleh
limbah dari PT. Newmont yang disebabkan oleh kesengajaan perusahaan
mengeluarkan limbah ke tepi Teluk Buyat sebagai lahan bebas pembuangan
limbah.Kasus PT. Newmont tengah diselesaikan melalui pengadilan namun
PT. Newmont telah ditetapkan tidak bersalah atau bebas.
Menurut UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
perusahaan harus melakukan tanggung jawab sosial sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas aktivitas perusahaan. Aktivitas tersebut juga perlu
dilaporkan melalui laporan tanggung jawab sosial yang disajikan dalam
annual report, atau
perusahaan dapat menyajikan laporan tanggung
jawabnya melalui sustainability report sebagai laporan yang terpisah dari
annual report. Sustainability report dapat dijadikan sebagai bentuk
transparansi
perusahaan
dalam
mengungkapkan
informasi
dampak
aktivitasnya. Tragedi-tragedi tersebut terjadi karena adanya ketidakpedulian
perusahaan terhadap lingkungan sosial perusahaan. Kejadian tersebut
memberikan kesadaran kepada perusahaan untuk melakukan kegiatan yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan maupun sosial atau CSR
(Corporate Social Responsibility).
Kegiatan tersebut didukung pemerintah dengan menerbitkan
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT)
6
yang mengungkap berbagai ketentuan tentang pendirian PT. Pasal 74 dalam
Undang-Undang ini membahas tentang tanggung jawab sosial dan
lingkungan
dengan
tujuan
mewujudkan
pembangunan
ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat bagi PT itu sendiri, komunitas setempat dan masyarakat pada
umumnya (Saputro dan Linda, 2013). Dilling (2010), menyatakan bahwa di
Eropa semakin banyak negara mewajibkan laporan keberlanjutan,
setidaknya untuk beberapa jenis dan ukuran perusahaan. Hal ini
menunjukkan adanya kepedulian negara-negara di Eropa untuk membuat
peraturan mengenai kewajiban pengungkapan Sustainability Report.
Pengungkapan
Sustainability Report di Indonesia dan beberapa
Negara lain masih bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang
mewajibkan seperti halnya pada penerbitan financial reporting (Utama
dalam Suryono, 2011). Meskipun demikian, minat dan prioritas perusahaan
untuk mempublikasikan sustainability report tidak berkurang. Hal ini
dikarenakan meningkatnya peraturan lingkungan di banyak negara yang
diperkirakan akan semakin ketat. Selain itu, tuntutan masyarakat akan peran
perusahaan semakin meningkat, sehingga mendorong perusahaan untuk
memberikan informasi transparan, akuntabel, serta praktik tata kelola
perusahaan yang baik (Luthfia, 2012).
Penelitian mengenai sustainability report juga mulai berkembang,
yang menandakan fenomena sustainability report mulai banyak dilakukan
oleh perusahaan. Hal ini menjadi topik yang menarik untuk diteliti.
7
Beberapa penelitian terdahulu, telah meneliti mengenai beberapa faktor
yang mempengaruhi perusahaan dalam pengungkapan sustainability report.
Dalam pengujian beberapa faktor yang mempengaruhi pengungkapan
sustainability report, ditemukan hasil tidak konsisten antara peneiliti satu
dengan peneliti lain.
Suryono dan Prastiwi (2011) dalam penelitiannya menguji
karakteristik perusahaan dan corporate governance dengan praktik
pengungkapan Sustainability Report, menunjukkan bahwa variabel
independen profitabilitas, ukuran perusahaan, komite audit, dan dewan
direksi
berpengaruh
signifikan
terhadap
praktik
pengungkapan
Sustainability Report. Variabel independen likuiditas, leverage, aktivitas
perusahaan dan governance committee tidak berpengaruh terhadap praktik
pengungkapan sustainability report.
Hasil berbeda juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Luthfia (2012),
dimana variabel independen yang digunakan adalah kinerja keuangan,
ukuran perusahaan, struktur modal, dan corporate governance. Variabel
kinerja keuangan diproksikan melalui profitabilitas, likuiditas, leverage,
dan aktivitas perusahann. corporate governance diproksikan melalui komite
audit dan dewan direksi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel
independen leverage, ukuran perusahaan dan dewan direksi berpengaruh
positif terhadap publikasi sustainability report dan variabel independen
profitabilitas, likuiditas, aktivitas perusahaan, komite audit dan struktur
modal tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.
8
Penelitian yang dilakukan oleh Saputro dan Linda (2013), menguji
profitabilitas,
likuiditas,
leverage,
dengan
kualitas
pengukapan
sustainability report. Variabel independen yang diuji, variabel likuiditas
berhubungan positif dengan pengungkapan sustainability report sedangkan
profitabilitas dan leverage berhubungan negatif dengan pengungkapan
sustainability report.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013) yang
menggunakan variabel independen profitabilitas, likuiditas, leverage,
ukuran perusahaan, aktivitas perusahaan, komite audit, dewan direksi,
dewan serta dewan komisaris independen dengan variabel dependen
pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel independen komite audit dan dewan komisaris independen
berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report, sedangkan
variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan, ukuran
perusahaan dan dewan direksi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
sustainability report.
Aziz (2014) menguji Good corporate governance dengan luas
pengungkapan Sustainability Report dimana ukuran dewan komisaris,
komite audit, kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham
terkonsentrasi, kepemilikan saham manajerial, ukuran perusahaan sebagai
variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel
kepemilikan saham manajerial yang berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pengungkapan Sustainability Report. Variabel ukuran dewan
komisaris, komite audit, kepemilikan saham institusional, kepemilikan
9
saham terkonsentrasi, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan Sustainability Report.
Melihat adanya hasil yang tidak konsisten diantara beberapa
penelitian tersebut, menjadikan hal menarik untuk diteliti kembali.
Penelitian ini dilakukan dengan merujuk pada penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi (2011) dengan melihat hasil
penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengungkapan Sustainability
Report. Penelitian ini mencoba menguji kembali pengaruh Corporate
Governance
dan
Karakteristik
Perusahaan
terhadap
Pengungkapan
Sustainability Report. Namun, penelitian sebelumnya masih jarang
menggunakan variabel governance committee, maka penulis menambahkan
variabel
governance
committee
dalam
corporate governance
dan
menggunakan net profit margin untuk menghitung profitabilitas serta
sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sampel
perusahaan LQ45 periode 2012-2014. Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Corporate Governance dan
Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability
Report Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 20122014”.
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah
Profitabilitas
berpengaruh
terhadap
Pengungkapan
Sustainability Report?
2. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability
Report?
3. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability
Report?
4. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Pengungkapan
Sustainability Report?
5. Apakah
Komite
Audit
berpengaruh
terhadap
Pengungkapan
berpengaruh
terhadap
Pengungkapan
Sustainability Report?
6. Apakah
Dewan
Direksi
Sustainability Report?
7. Apakah Governance Committee Perusahaan berpengaruh terhadap
Pengungkapan Sustainability Report?
11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.
b. Untuk menganalisis pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.
c. Untuk menganalisis pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.
d. Untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Pengungkapan Sustainability Report.
e. Untuk
menganalisis
pengaruh
Komite
Audit
terhadap
Direksi
terhadap
Pengungkapan Sustainability Report.
f. Untuk
menganalisis
pengaruh
Dewan
Pengungkapan Sustainability Report.
g. Untuk menganalisis pengaruh Governance Committee terhadap
Pengungkapan Sustainability Report.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang dilakukan,
penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada beberapa
pihak. Pihak tersebut antara lain:
12
a. Akademisi
Untuk
menambah
pemahaman
serta
wawasan
mengenai
sustainability, sustainability development, pengembangan teknologi
sustainability report dalam suatu perusahaan. Disamping itu,
menjelaskan
mengenai
peran
corporate
governance
dan
karakteristik perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability
Report perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Perusahaan
Sebagai
kontribusi
pengetahuan
mengenai
pengungkapan
sustainability report serta pentingnya tanggung jawab sosial dan
lingkungan melalui sustainability report yang dilaporkan secara
terpisah dari laporan keuangan sebagai bentuk keberlanjutan
perusahaan dalam mewujudkan sustainable development.
c. Investor
Pengungkapan sustainability report merupakan hal penting yang
memiliki kontribusi sebagai pertimbangan investor untuk menilai
aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan yang diungkapkan
melalui sustainability report sebagai bentuk sustainable suatu
perusahaan terhadap lingkungan sosialnya.
d. Pemerintah
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi atau wacana
bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan pasti mengenai
13
sustainability report yang lebih baik lagi bagi perusahaanperusahaan di Indonesia.
e. Masyarakat
Sebagai pengontrol perilaku-perilaku perusahaan dan memberikan
informasi akan hak-hak yang dapat diperoleh masyarakat atas
aktivitas perusahaan.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Literatur
1. Teori Stakeholders
Teori Stakeholder merupakan pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan yang meliputi karyawan, konsumen, pemasok,
masyarakat, pemerintah selaku regulator, pemegang saham, kreditur,
pesaing, dan lain-lain. Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri
namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder. Gray, et al. (1994,
dalam Purwanto,2011) menyatakan bahwa:
“Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan
stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas
perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful
stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi.
Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara
perusahaan dengan stakeholder-nya”.
Teori
stakeholder
berkaitan
dengan
cara
yang
dilakukan
perusahaan untuk mengatur stakeholder-nya. Cara tersebut tergantung
pada strategi yang diadopsi perusahaan, yaitu strategi aktif dan pasif
(Purwanto, 2011). Strategi aktif tidak hanya mengidentifikasi stakeholder,
tetapi juga menentukan stakeholder mana yang memiliki kemampuan
terbesar dalam mempengaruhi alokasi sumber ekonomi ke dalam
perusahaan.
Perhatian
yang
besar
terhadap
stakeholder
akan
mengakibatkan tingginya tingkat pengungkapan informasi sosial dan
15
tingginya kinerja sosial perusahaan. Sedangkan perusahaan yang
mengadopsi strategi pasif cenderung tidak terus menerus memonitor
aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi optimal
untuk menarik perhatian stakeholder. Akibatnya adalah rendahnya tingkat
pengungkapan informasi sosial dan rendahnya kinerja sosial perusahaan.
Pengungkapan informasi dapat dibagi menjadi dua yakni yang
sifatnya wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Salah satu bentuk
pengungkapan sukarela yang berkembang dengan pesat saat ini yaitu
pengungkapan sustainability report. Melalui pengungkapan sustainability
report
(pengungkapan
sosial
dan
lingkungan)
perusahaan
dapat
memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan
kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan
lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Suryono, 2011).
2. Teori Legitimasi
Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan
dalam rangka mengembangkan perusahaan ke depan. Hal itu, dapat
dijadikan sebagai wahana untuk mengonstruksi strategi perusahaan,
terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di tengah lingkungan
masyarakat yang semakin maju (Sari dan Marsono, 2013). Menurut
Dowling dan Pfeffer (1975 dalam Purwanto, 2011), teori legitimasi sangat
bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi. Kedua peneliti
tersebut menyatakan bahwa:
“Karena legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi,
batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial,
16
dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis
perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan”.
Teori legitimasi berdasarkan pada gagasan perusahaan beroperasi
di dalam masyarakat melalui suatu kontrak sosial, kemudian perusahaan
tersebut akan membuat kesepakatan untuk melaksanakan berbagai macam
tindakan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai balasan atas
diterimanya tujuan perusahaan, kelangsungan hidup perusahaan, dan
penghargaan lainnya (Suryono, 2011). Kesesuaian nilai sosial yang ingin
diciptakan oleh perusahaan dapat diciptakan melalui peningkatan
komunikasi yang efektif bagi masyarakat.
Komunikasi ini dapat dilakukan melalui pengungkapan informasiinformasi tambahan yang lebih bersifat pendukung dan kebanyakan
bersifat sukarela. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yakni dengan
pembuatan sustainability report. Laporan ini dapat digunakan oleh
perusahaan untuk memperoleh legitimasi (Suryono, 2011). Dengan
demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi
perusahaan untuk mempertahankan hidup (going concern).
3. Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kewajiban
organisasi bisnis untuk turut serta dalam kegiatan yang bertujuan
melindungi
dan
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
secara
keseluruhan (Prasetyono, 2011). Menurut The World Business Council for
Sustainable
Development
(WBCSD)
dalam
Wahyuningtyas
dan
Nugrahanti (2012) CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan
17
kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama
dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka,
komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan
kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis sendiri
maupun untuk pembangunan.
Pengungkapan kegiatan tanggung jawab sosial yang telah
dilaksanakan perusahaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
citra perusahaan di masyarakat pada umumnya dan investor pada
khususnya (Sudana dan Putu Ayu, 2011). Selain itu, Syahrir dan Suhendra
(2010) dalam Kamil dan Herusetya (2012) mengatakan bahwa tujuan dari
penerapan CSR ini adalah agar menciptakan standar kehidupan yang lebih
tinggi, dengan mempertahankan kesinambungan laba usaha untuk pihak
pemangku kepentingan sebagaimana yang diungkapkan dalam laporan
keuangan entitas.
Di Indonesia, kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR
diatur dalam beberapa peraturan atau perundangan seperti Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dalam Pasal 74
(1) yang menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usaha
di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu, juga terdapat dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
(UUPM) yaitu pada Pasal 15 (b) yang menyatakan bahwa setiap penanam
modal wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dan pada
18
Pasal
16
yang
menyatakan
bahwa
setiap
penanam
modal
bertanggungjawab menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menciptakan
keselamatan,
kesehatan,
kenyamanan,
dan
kesejahteraan
pekerja
(Purwanto, 2011).
a. Konsep Triple Bottom Line
Effendi (2009) mengemukakan bahwa istilah triple bottom line
dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun 1997 melalui bukunya
Cannibals With Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth
Century Business. Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan
yang ingin berkelanjutan haruslah memerhatikan 3P, yaitu:
1) profit untuk meningkatkan pendapatan perusahaan,
2) people untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan
masyarakat, serta
3) planet untuk menjaga dan meningkatkan kualitas alam serta
lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi.
Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada
tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek
ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun
juga harus memerhatikan aspek sosial dan lingkungannya.
b. Sustainability Report
Kewajiban pengungkapan CSR di Indonesia telah diakomodasi
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi
2015) paragraf 14, yang berbunyi sebagai berikut:
19
“Beberapa entitas juga menyajikan, dari laporan keuangan,
laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah,
khususnya bagi industry dimana faktor lingkungan hidup adalah
signifikan dan ketika karyawan dianggap sebagai kelompok
pengguna laporan keuangan yang memegang peranan penting.
Laporan yang disajikan diluar laporan keuangan tersebut adalah
diluar dari ruang lingkup SAK”.
Berdasarkan hal tersebut, sudah selayaknya perusahaan
melaporkan semua aspek yang mempengaruhi kelangsungan operasi
perusahaan kepada masyarakat. Namun, PSAK No.1 (Revisi 2015)
tersebut meunjukkan bahwa perusahaan yang ada di Indonesia
diberikan suatu kebebasan dalam mengungkapkan informasi
tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan
perusahaan (Aniktia, 2015).
Penting dan besarnya desakan akan risiko dan ancaman
terhadap keberlanjutan kita bersama di samping peningkatan pilihan
dan kesempatan, akan membuat transparansi mengenai dampak
ekonomi, lingkungan dan sosial menjadi komponen utama bagi
efektifnya hubungan dengan pemangku kepentingan, kebijakan
investasi dan hubungan pasar lainnya (Global Reporting Initiative,
2015). Isu mengenai CSR terkait erat dengan sustainability
reporting. Global Reporting Initiative (GRI) merupakan salah satu
dari
lembaga
yang
serius
menangani
permasalahan
yang
berhubungan dengan sustainability (Yuliana et.al, 2008).
GRI berdiri karena semakin mendesaknya transparansi
pengaruh aktivitas bisnis perusahaan baik ekonomi, lingkungan dan
20
sosial sehingga dibutuhkan pedoman atau framework untuk
menyusun sustainability report bagi perusahaan dalam berbagai
ukuran dan sektor usaha di seluruh dunia (Maharani, 2012). Lebih
lanjut, Maharani mengatakan dengan menyusun sustainability
reporting maka pemakai informasi megetahui apakah perusahaan
transparan dalam menyusun kebijakan yang berorientasi pada
lingkungan, manajemen, karyawan, masyarakat dan alam, pengaruh
proses produksi atau aktivitas perusahaan terhadap lingkungan dan
sejauh mana perusahaan mengomunikasikan hal tersebut kepada
publik serta apakah perusahaan jujur terhadap diri mereka sendiri
dan terhadap lingkungan.
Laporan
keberlanjutan
adalah
praktik
pengukuran,
pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku
kepentingan baik internal maupun eksternal. Laporan Keberlanjutan
merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim dengan
istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak
ekonomi, lingkungan, dan social, misalnya triple bottom line,
laporan pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya.
Laporan
Keberlanjutan
yang disusun
berdasarkan
Kerangka
Pelaporan Global Reporting Initiative mengungkapkan keluaran dan
hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu dalam
konteks
komitmen
organisasi,
strategi,
dan
pendekatan
21
manajemennya (Global Reporting Initiative, 2015). Laporan dapat
digunakan untuk tujuan berikut, diantaranya:
1)
Patok banding dan pengukuran kinerja berkelanjutan yang
menghormati hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif
sukarela.
2)
Menunjukkan
dipengaruhi
bagaimana
oleh
organisasi
harapannya
mempengaruhi
mengenai
dan
pembangunan
berkelanjutan.
3)
Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan di antara
berbagai organisasi dalam waktu tertentu.
Sebagaimana dijelaskan oleh Rahman (2008) meskipun
jumlah perusahaan di Indonesia yang melaporkan sustainability
report terus meningkat, namun ada berbagai alasan untuk tidak
berpuas diri, dan masih pentingnya kerja keras hingga bertahuntahun ke depan. Pertama, karena jumlah perusahaan pembuat laporan
berkelanjutan masih terlampau sedikit. Apalagi jika dibandingkan
dengan jumlah seluruh perusahaan di Indonesia. Kedua, kalau kita
menyimak dengan seksama isi laporan keberlanjutan Antam yang
dianggap terbaik hingga sekarang tidak seluruh deskripsi di setiap
indikator dikatakan berimbang, untuk perusahaan lainnya. Ketiga,
pemanfaatan
laporan
keberlajutan
masih
sangat
tertinggal
dibandingkan negara lain. Keempat, dunia mengarah ke ide One
Report yaitu penyatuan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan.
22
Perusahaan yang menyusun sustainability reporting akan
memberi kemudahan bagi pemakai informasi untuk mengetahui
apakah perusahaan sudah transparan dalam menyusun kebijakan
yang
berorientasi
pada
lingkungan,
manajemen,
karyawan,
masyarakat dan alam. Global Reporting Initiative membuat
sustainability report guideline yang memberi petunjuk pembuatan
laporandengan
memperhatikan
aspek
ekonomi,
sosial
dan
lingkungan (Admin KeuLSM, 2015). Ruang lingkup informasi
sustainaility report menurut GRI meliputi:
1) Strategy and analysis, yang digambarkan dari statement CEO
dan Preskom atau ketua organisasi independen terhadap
organisasi pembuat laporan yang memaparkan risiko dan
peluang penting secara ringkas, serta informasi umum stategi
perusahaan.
2) Organization Profile, meliputi informasi menyeluruh mengenai
nama organisasi, produk-produknya, struktur operasional,
negara-negara
kepemilikan dan
dimana
perusahaan
beroperasi,
kondisi
badan hukumnya, pasar, skala organisasi,
serta keputusan-keputusan penting selama periode pelaporan.
3) Report parameter, memuat report profile, report scope and
boundary, dan GRI content index.
4) Governance (struktur organisasi dan tata kepemimpinan dalam
organisasi tersebut), Commitments to External Initiatives
23
(keterangan mengenai apakah dan bagaimana pendekatan
tertentu diambil oleh perusahaan dengan mengacu pada prinsipprinsip/ perjanjian/ kesepakatan dalam hal sosial dan lingkungan
yang dikembangkan secara eksternal dan diterapkan secara
sukarela)
dan
Engagement
(sebagai
gambaran
luasnya
pemangku kepentingan yang didefinisikan oleh organisasi dan
relasi dengan para pemangku kepentingan tersebut).
Kerangka kerja Global Reporting Initiative telah diperbaiki
secara berkala dan pada tahun 2015, The Fourth Generation (G4)
dari kerangka kerja keberlanjutan Global Reporting Initiative telah
diperkenalkan di Amsterdam, Belanda. Global Reporting Initiative
G4 Guideliness (Global Reporting Initiative, 2015) mencakup
indikator kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan yang terdiri dari
beberapa komponen.
Indikator kinerja untuk kategori ekonomi meliputi:
1) Kinerja ekonomi, yang menggambarkan kinerja keuangan yang
dihasilkan dan dibagikan, implikasi keuangan karena perubahan
iklim, cakupan benefit plan, dan bantuan pemerintah.
2) Kehadiran pasar (Market Presence), yang menggambarkan rasio
upah standar untuk entry level per jenis kelamin terhadap upah
minimum regional, proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal,
dan proporsi manajer senior yang berasal dari masyarakat lokal.
24
3) Dampak ekonomi tidak langsung, yang menggambarkan
investasi dan layanan infrastruktur bagi publik dan penjelasan
terkait dampak ekonomi tidak langsung.
Indikator kinerja untuk kategori lingkungan hidup meliputi:
1) Bahan baku, yang menggambarkan volume dan berat bahan
baku yang digunakan serta persentase penggunaan bahan baku
daur ulang.
2) Energi, yang menggambarkan konsumsi energi langsung (per
energi primer), konsumsi energi tak langsung, penghematan
energi dari konservasi dan efisiensi, inisiatif penggunaan produk
hemat energi dan energi terbarukan, dan inisiatif pengurangan
konsumsi energi tak langsung.
3) Air, yang menggambarkan pengambilan air dan pengaruhnya
kepada sumber air, persentase dan volume penggunaan air daur
ulang.
4) Biodiversity, yang menggambarkan kinerja terkait upaya
melindungi area dekat lokasi usaha yang memiliki biodiversity
yang tinggi.
5) Emisi, gas buang, dan limbah yang menggambarkan kinerja
perusahaan dalam menekan emisi, gas buang, dan limbah.
6) Ketaatan yang diukur dari besarnya denda yang dibayar
perusahaan karena pelanggaran aturan terkait lingkungan hidup.
25
7) Transportasi yang menggambarkan dampak lingkungan hidup
dari pengiriman bahan baku dan produk yang dihasilkan.
Indikator kinerja untuk kategori sosial meliputi:
1) Ketenagakerjaan, yang menggambarkan kinerja perekrutan,
hubungan dengan buruh/ pekerja, keselamatan dan kesehatan
pekerja, pendidikan dan pelatihan, peluang yang sejajar,
remunerasi wanita dan pria yang sejajar.
2) Hak asasi manusia, yang menggambarkan kinerja kontrak
pengadaan/ investasi yang memasukkan unsur HAM, upaya
perusahaan untuk abolisi pegawai anak-anak, persentase petugas
sekuriti yang dilatih aspek HAM, jumlah insiden dengan
penduduk asli, penanganan keluhan terkait HAM.
3) Masyarakat (society), yang menggambarkan upaya perusahaan
melibatkan masyarakat setempat dan upaya pencegahan yang
diterapkan pada kegiatan berdampak negatif pada masyarakat
sekitar, upaya penanganan dan pencegahan tindakan korupsi,
dan praktik-praktik anti monopoli/persaingan usaha yang sehat.
4) Tanggung jawab produk, yang mengukur kinerja perusahaan
terkait keamanan produk dari aspek kesehatan, pelabelan
produk, komunikasi pemasaran (termasuk sponsorship), dan
kerahasiaan data pelanggan.
26
4.
Corporate Governance
Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and
Development), corporate governance merupakan suatu sistem untuk
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Terdapat beberapa
prinsip dalam implementasi good corporate governance (GCG).
Menurut pedoman umum good corporate governance Indonesia,
terdapat lima prinsip utama yang terkandung dalam good corporate
governance
yaitu
transparency,
accountability,
responsibility,
independency serta fairness yang akan dijabarkan sebagai berikut :
a) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan
dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai
perusahaan, termasuk tentang kegiatan CSR.
b) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur,
sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
c) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian di dalam
pengelolaan perusahaan dengan prinsip korporasi yang sehat serta
peraturan perundangan yang berlaku.
d) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana
perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan
dan pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai
27
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
e) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan
setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul
berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
1. Komite Audit
Komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh
perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan
audit ekternal, internal auditor serta anggota independen, yang
memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor,
memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang
tepat terhadap hukum dan regulasi (Suryono dan Prastiwi,
2011).
Berdasarkan
keputusan
Bapepam
Nomor
Kep-
24/PM/2004 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat
dewan komisaris yang ditetapkan anggaran dasar perusahaan.
Rapat dilaksanakan untuk melakukan koordinasi agar efektif
dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan
corporate governance perusahaan agar menjadi semakin baik
(Suryono dan Prastiwi, 2011).
28
2. Dewan Direksi
Dewan direksi/ dewan direktur merupakan seseorang
yang ditunjuk untuk memimpin Peseroan Terbatas (PT), dapat
berasal dari seseorang yang memiliki perusahaan tersebut
ataupun orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha.
Dewan direksi bertindak sebagai aspek sistem pengendalian
dalam suatu perusahaan, memiliki peran ganda yaitu sebagai
monitoring dan pengambil keputusan (Dilling, 2010). Dalam
penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada
fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak
yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan
bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam
mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara
anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya
komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih
mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance
(Suryono dan Prastiwi, 2011).
3. Governance Committee
Suryono (2011) menjelaskan bahwa penciptaan good
corporate governance suatu perusahaan dapat diwujudkan
salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota
governance commitee
yang kompeten dan berkualitas.
29
Governance committee adalah komite yang terdiri dari
beberapa anggota dewan direksi.
Gagasan pembentukan komite ini pada awalnya,
merupakan keharusan bagi perusahaan berdasarkan UndangUndang Sarbanes-Oxley 2002 di Amerika Serikat. Tujuan dari
governance committee adalah melakukan pengawasan terhadap
efektivitas pengendalian internal perusahaan atas laporan
keuangan. Suryono (2011) menjelaskan bahwa Pemerintah
Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mendorong
penerapan GCG, antara lain membentuk Komite Nasional
Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang telah
mengeluarkan Pedoman GCG dan pada tahun 2004, KNKCG
diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG).
5. Karakteristik Perusahaan
a) Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
entitas dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan
ekuitas (Kamil dan Herusetya, 2012). Pengukuran profitabilitas
merupakan aktivitas yang membuat manajemen menjadi lebih
bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban
sosial perusahaan kepada pemegang saham Hackston dan Milne
(1996). Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan
30
yang baik, akan memiliki kepercayaan yang tinggi untuk
menginformasikan kepada stakeholder-nya, karena perusahaan
mampu menunjukkan kepada mereka bahwa perusahaan dapat
memenuhi harapan mereka terutama investor dan kreditor.
Akibatnya, perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi
akan
cenderung
untuk
melakukan
pengungkapan
melalui
Sustainability Report, karena profitabilitas merupakan salah satu
indikator kinerja yang harus diungkapkan dalam Sustainability
Report.
b) Likuiditas
Aktiva
likuid
(liquid
asset)
adalah
aktiva
yang
diperdagangkan dalam suatu pasar yang aktif sehingga akibatnya
dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan
harga pasar yang berlaku (Brigham dan Houston, 2009).
Likuiditas menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar
lainnya dari sebuah perusahaan dengan liabilitas lancarnya.
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan
entitas untuk membayar semua liabilitas finansial jangka pendek
pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang
tersedia (Kamil dan Herusetya, 2012).
Menurut Almilia (2007), tingkat likuiditas yang tinggi akan
menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan
semacam ini cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi
31
yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukkan
bahwa perusahaan itu kredibel.
c) Leverage
Rasio leverage dapat diartikan sebagai besarnya aktiva
perusahaan yang didanai dengan pendanaan dari pihak luar. Rasio
leverage menggambarkan bagaimana suatu perusahaan dapat
membayar semua kewajibannya baik yang jangka pendek maupun
jangka panjang (Brigham dan Houston, 2009). Rasio leverage
merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas
pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan
gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan,
sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang
Almilia (2007). Tingkat rasio leverage yang semakin tinggi
menyebabkan peluang yang semakin besar bagi perusahaan untuk
melanggar kontrak utang sehingga memicu manajer dalam
melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi dibandingkan laba di
masa mendatang (Anggraini, 2006).
d) Ukuran Perusahaan
Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan
informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Terdapat
beberapa penjelasan mengenai hal tersebut. Teori keagenan
menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan
yang lebih besar daripada perusahaan kecil Marwati (2001).
32
Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang
lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan
tersebut.
Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar dapat lebih
bertahan daripada perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil,
karena semakin besar entitas, semakin besar pula sumber daya
yang dimiliki entitas tersebut. Dengan semakin besarnya sumber
daya yang dimiliki entitas, maka entitas tersebut akan lebih banyak
berhubungan dengan stakeholder, sehingga diperlukan tingkat
pengungkapan atas aktivitas entitas yang lebih besar, termasuk
pengungkapan dalam tanggung jawab sosial (Kamil dan Herusetya,
2012).
B. PenelitianTerdahulu
Sebagai tolak ukur penelitian ini, untuk lebih jelasnya penulis
menggunakan penelitian sebelumnya yang dirangkum dalam tabel berikut:
33
Tabel 2.1
Hasil-HasilPenelitianTerdahulu
Metode Penelitian
Peneliti
No
Judul Penelitian
(Tahun)
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
1
Dwi Anggoro
Saputro,
Fahrurrozie,
Linda Agustin
(2013)
Pengaruh Kinerja
Keuangan
Terhadap
Pengungkapan
Sustainability
Report Perusahaan
Bursa
Efek
Indonesia.
Variabel
independennya
Profitabilitas,
Likuiditas,
Leverage, sedangkan variabel
dependennya
Sustainability
Report
Tidak terdapat variabel Ukuran
Perusahaan, Komite Audit, Dewan
Direksi, Governance Committee.
Sampel pada penelitian adalah
Perusahaan yang terdaftar di BEI
Periode Tahun 2011-2012
Hasil penelitian Likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap
Sustainablity Report sedangkan
Profitabilitas dan Leverage
tidak berpengaruh signifikan
terhadap Sustainability Report.
2
Mega
Putri Pengaruh Kinerja
Yustia
Sari, Keuangan, Ukuran
Marsono(2013) Perusahaan Dan
Corporate
Governance
Terhadap
Pengungkapan
Sustainability
Report
.
Variabel
independennya
Profitabilitas,
Likuiditas,
Leverage, Aktivitas Perusahaan,
Ukuran Perusahaan, Komite
Audit, Dewan Direksi, Dewan
Komisaris, sedangkan variabel
dependennya
Sustainability
Report
Tidak
terdapat
variabel
Governance Committee. Sampel
pada penelitian adalah Perusahaanperusahaan
non
keuangan
Indonesia yang terdaftar di BEI
dan annual report perusahaanperusahaan tersebut berada di
Bloomberg pada tahun 2009-2011.
Hasil penelitian Profitabilitas
Likuiditas, Leverage, Aktivitas
Perusahaan,
Ukuran
Perusahaan dan Dewan Direksi
tidak berpengaruh signifikan
terhadap
pengungkapan
Sustainability Report. Komite
Audit dan Dewan Komisaris
Independen berpengaruh positif
signifikan
terhadap
pengungkapan Sustainability
Report
34
Tabel 2.1
Hasil-HasilPenelitianTerdahulu (Lanjutan)
Metode Penelitian
Peneliti
No
Judul Penelitian
(tahun)
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
3
Abdul Aziz
(2014)
Analisis
Pengaruh
Good
Corporate
Governance
(GCG)
Terhadap
Kualitas
Pengungkapan
Sustainability Report.
Variabel independennya Ukuran
Perusahaan, Komite Audit,
Ukuran
Dewan
Komisaris,
Kepemilikan
Saham
Institusional,
Kepemilikan
Saham
Terkonsentrasi,
Kepemilikan Saham Manajerial,
sedangkan variabel dependennya
Sustainability Report
Tidak
terdapat
variabel
Profitabilitas,
Likuiditas,
Leverage,
Dewan
Direksi,
Governance
Committee
dan
sampel penelitian adalah Pada
Perusahaan Di Indonesia Periode
Tahun 2011-2012
Hasil penelitian Ukuran Dewan
Komisaris,
Komite
Audit,
Kepemilikan
Saham
Institusional,
Kepemilikan
Saham Terkonsentrasi, Ukuran
Perusahaan tidak berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
Sustainability
Report.
Kepemilikan Saham Manajerial
berpengaruh positif signifikan
terhadap Sustainabilty Report.
4
Ria Aniktia
dan
Muhammad
Khafid,
(2015)
Pengaruh Mekaniseme
Good
Corporate
Governance
dan
Kinerja
Keuangan
Terhadap
Pengungkapan
Sustainability Report.
Variabel independennya Komite
audit, Governance Committee,
Profitabilitas, Leverage, Dewan
Komisaris,
Kepemilikan
manajerial, sedangkan variabel
dependennya
Sustainability
Report
Tidak
terdapat
variabel
Likuiditas, Leverage, Ukuran
Perusahaan, Dewan Direksi dan
sampel
penelitian
adalah
Perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun
2013
Hasil penelitian Komite Audit,
Governance Committee dan
Leverage berpengaruh positif
terhadap Sustainability Report.
Dewan Komisaris , Kepemilikan
Manajerial dan Profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap
Sustainability Report
35
C. KerangkaPemikiran
Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat
dalam model penelitian mengenai pengaruh corporate governance dan
karakteristik perusahaan terhadap publikasi sustainability report.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Konseptual
Terdapat perusahaan yang tidak melaporkan
tanggung jawab sosial dan lingkungan
Basis Teori
Variabel Independen
Variabel Dependen
Net Profit Margin
Current Ratio
Debt to Equity Ratio
Pengungkapan
Sustainability Report
Total Assets
Komite Audit
Dewan Direksi
Governance Committee
Metode Analisis: Regresi Logistik
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
36
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis
1. Profitabilitas dengan Pengungkapan Sustainability Report
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba sehingga mampu meningkatkan nilai pemegang
saham perusahaan. Anggraini (2006), Almilia (2007), serta Kamil dan
Herusetya
(2012)
menemukan
bahwa
semakin
tinggi
tingkat
profitabilitas, semakin tinggi pula tingkat pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Hal ini memberikan interpretasi bahwa perusahaan
dengan profitabilitas yang tinggi dapat mengatasi biaya-biaya atas
pengungkapan tanggung jawab sosial tersebut. Tingkat profitabilitas
yang
semakin
tinggi
mencerminkan
kemampuas
entitas
dalam
menghasilkan laba semakin tinggi, sehingga entitas mampu untuk
meningkatkan tanggung jawab sosial, serta melakukan pengungkapan
tanggung jawab sosialnya dalam laporan keuangan yang lebih luas.
Hackston & Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan yang
signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi
sosial. Sebaliknya, Anggraini (2006) menemukan pengaruh positif
profitabilitas (NPM) dengan pengungkapan informasi sosial. Penelitian
terbaru oleh Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukan hubungan positif
antara profitabilitas yang diproksikan melalui ROA. Oleh karena itu,
penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H1: NPM berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.
37
2. Likuiditas dengan Pengungkapan Sustainability Report
Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada
kreditur jangka pendek
(Almilia dan Retrinasari, 2007). Dalam
Fitriani (2001), Wallace et al (1994) menyatakan bahwa likuiditas
dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam
mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini, perusahaan dengan
likuiditas rendah cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi
kepada pihak eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya
kinerja manajemen.
Perusahaan
dengan
tingkat
likuiditas
yang
tinggi
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu untuk membayar
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Kuatnya
kondisi keuangan perusahaan akan memberikan image yang baik bagi
perusahaan tersebut. Salah satu cara untuk meyakinkan para
stakeholder adalah dengan mempublikasikan kegiatan yang berkaitan
dengan sosial dan lingkungan melalui sustainability report yang
terpisah dari laporan tahunan (Suryono dan Prastiwi, 2011). Oleh
karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H2: Tingkat
likuiditas
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
sustainability report.
38
3. Leverage dengan Pengungkapan Sustainability Report
Leverage mencerminkan tingkat ketergantungan perusahaan
terhadap para investor dan kreditor dalam membiayai asetnya. Rasio
leverage yang tinggi mengakibatkan perusahaan melanggar perjanjian
kredit. Hal ini dikarenakan semakin tinggi leverage artinya semakin
besar porsi pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh utang, sehingga
perusahaan cenderung untuk meninggikan laba sekarang. Tujuannya
adalah agar perusahaan dapat dengan mudah untuk memperoleh
pinjaman, sebab laba yang tinggi menggambarkan kondisi keuangan
perusahaan yang kuat dan baik.
Pelaporan
laba
yang
tinggi,
juga
diimbangi
dengan
pengurangan biaya, termasuk biaya untuk pelaporan sosial dan
lingkungan sehingga kinerja keuangannya terlihat bagus. Perusahaan
lebih memilih untuk mengurangi pengungkapan laporan terutama yang
bersifat sukarela, terlebih terpisah dari annual report seperti
sustainability report, yang tentunya akan memakan dana yang cukup
besar. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H3: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability
report.
4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Sustainability Report
Semakin besar suatu perusahaan akan semakin disorot oleh
para stakeholder. Dalam kondisi demikian perusahaan membutuhkan
39
upaya yang lebih besar untuk memperoleh legitimasi stakeholder
dalam rangka menciptakan keselarasan nilai-nilai
sosial
dari
kegiatannya dengan norma perilaku yang ada dalam masyarakat. Oleh
karena itu semakin besar perusahaan akan semakin berkepentingan
untuk mengungkap informasi yang lebih luas (Suryono dan Prastiwi,
2011).
Beberapa penelitian sebelumnya, seperti Hackston dan Milne
(1996), Sembiring (2005), serta Kamil dan Herusetya (2012)
menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR. Hal ini karena semakin besar ukuran perusahaan
maka semakin besar pula informasi yang terkandung di dalamnya,
sehingga
perusahaan
terdorong
untuk
melakukan
praktik
pengungkapan sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini
mengasumsikan bahwa:
H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
sustainability report.
5. Komite Audit dengan Pengungkapan Sustainabilty Report
Komite audit merupakan alat yang efektif untuk melakukan
mekanisme pengawasan, sehingga dapat mengurangi biaya agensi dan
meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan (Foker, 1992 dalam
Said et.al, 2009). Komunikasi yang terjalin antara komisaris, direksi,
auditor internal dan eksternal, merupakan aspek yang penting dalam
menilai keefektifan dari komite audit (Effendi, dalam Sari, 2013).
40
Dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit mempunyai fungsi
membantu dewan komisaris untuk (i) meningkatkan kualitas Laporan
Keuangan, (ii) menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang
dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam
pengelolaan perusahaan, (iii) meningkatkan efektifitas fungsi internal
audit (SPI) maupun eksternal audit, serta (iv) mengidentifikasi hal-hal
yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris/Dewan Pengawas.
Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-24/PM/2004
disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya
sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang
ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Rapat dilaksanakan untuk
melakukan koordinasi agar efektif dalam menjalankan pengawasan
laporan dan pelaksanaan corporate governance perusahaan agar
menjadi semakin baik. Dengan semakin sering mengadakan rapat,
maka koordinasi komite audit akan semakin baik sehingga dapat
melaksanakan pengawasan terhadap manajemen dengan lebih efektif
dan
diharapkan
dapat
mendukung
peningkatan
pengungkapan
informasi sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan. Ho
dan Wong (2001) dalam Said et.al. (2009) menyatakan bahwa
keberadaan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap luas
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yang dilakukan
perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
41
H5: Komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability
report.
6. Dewan Direksi dengan Pengungkapan Sustainability Report
Keefektivan pengawasan dalam aktivitas perusahaan dapat
dipengaruhi oleh bagaimana dewan direksi dibentuk dan diorganisir.
Kinerja dewan yang baik akan mampu mewujudkan good corporate
governance bagi perusahaan. Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG
sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang
dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai
organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh
dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara
anggota
dewan
komunikasi
dan
direksi,
mengindikasikan
koordinasi
antar
semakin
anggota
seringnya
sehingga
lebih
mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance
(Suryono dan Prastiwi, 2011).
Informasi yang diungkapkan perusahaan tidak hanya informasi
mengenai keuangan, tetapi juga mengenai kinerja sosial dan
lingkungan
dalam
suatu
laporan
keberlanjutan
(sustainability
reporting). Apabila corporate governance di perusahaan tersebut
sudah berjalan baik, yang tercermin dari seringnya komunikasi dalam
rapat dewan, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan
42
dalam mengungkapkan kinerjanya. Oleh karena itu, penelitian ini
mengasumsikan bahwa:
H6: Dewan direksi berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability
report.
7. Governance Committee dengan Pengungkapan Sustainability
Report
Setiap perusahaan memiliki visi dan misi mengenai tujuantujuan kegiatan usaha yang akan dilaksanakannya. Tentunya kegiatan
tersebut dapat tercapai dengan adanya sistem tata kelola perusahaan
yang baik. Sistem tata kelola perusahaan yang baik ini menuntut
dibangunnya dan dijalankannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
(GCG) dalam proses manajerial perusahaan. Boediono, dalam
Pedoman GCG 2006 menjelaskan bahwa good corporate governance
(GCG) berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan
yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara.
Penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat
diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan
anggota governance commitee yang kompeten dan berkualitas. Hal ini
dilakukan untuk menjamin bahwa manajemen bertindak yang terbaik
untuk kepentingan stakeholders. Pengungkapan informasi secara detil
akan memberi gambaran kinerja perusahaan sesungguhnya, sehingga
semakin banyak informasi yang diberikan perusahaan, khususnya
dalam sustainability report akan meningkatkan kepercayaan investor
43
dan stakeholders lainnya. Penelitian oleh Khomsiyah (2005) [dalam
Hidayah(2008)] menyimpulkan adanya hubungan antara indeks GCG
dengan kualitas pengungkapan. Oleh karena itu, penelitian ini
mengasumsikan bahwa:
H7: Governance Committee berpengaruh terhadap pengungkapan
sustainability report.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menjelaskan pengaruh
variabel independent, yaitu profitabilitas, likuiditas, leverage, serta ukuran
perusahaan, dan corporate governance yang meliputi komite audit, dewan
direksi, dan governance committee terhadap variabel dependen, yaitu
pengungkapan sustainability report. Penelitian ini menggunakan perusahaan
LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014.
Peneliti menggunakan perusahaan LQ45 karena dianggap sebagai tempat yang
tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan
keuangan yang dijadikan sampel.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Sampel
Sampel penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, dipilih dengan menggunakan purposive sampling dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2014.
b. Perusahaan LQ45 yang tidak keluar selama periode pengamatan tahun
2012-2014.
c. Perusahaan LQ45 selain Bank dan lembaga keuangan lainnya yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
45
d. Perusahaan yang menerbitkan dan menyajikan laporan keuangan
lengkap sesuai data yang diperlukan dalam penelitian dan dalam mata
uang rupiah selama periode 2012-2014.
e. Perusahaan yang tidak melakukan akuisisi dan merger serta tidak
mengalami perubahan sektor industri maupun perubahan nama selama
periode 2012-2014.
C. Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka
metode
pengumpulan
data
dalam
penelitian
ini
adalah
dengan
menggunakan teknik dokumentasi yang berdasarkan laporan keuangan
periode 2012 sampai 2014 yang dipublikasikan oleh BEI melalui
download di internet (www.idx.co.id), mengambil dari artikel, jurnal,
penelitian terdahulu, mempelajari buku-buku pustaka yang mendukung
penelitian terdahulu dan proses penelitian serta pengungkapan dalam
berita bisnis, pengungkapan emiten dan sumber-sumber lain yang relevan.
Data yang diperlukan yaitu terkait dengan profitabilitas; likuiditas;
leverage; serta ukuran perusahaan, komite audit; dewan direksi;
governance committee dan pengungkapan sustainability report.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis kuantitatif dengan menggunakan bantuan perangkat lunak
Microsoft Excel 2010 dan SPSS (Statistical Package for Social Sciences)
versi 20.0 sebagai alat untuk menguji data. Tujuan dari analisis ini adalah
46
untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung dalam data
tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah.
Metode statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesa
penelitian ini adalah statistik deskriptif (seperti mean dan deviasi standart)
yang berguna untuk mengetahui karakteristik dari perusahaan yang
dijadikan sampel serta statistik inferensi yaitu berupa pengujian
multivariate dengan menggunakan binary logistic regression dengan
metode enter melalui program SPSS Statistics 20.0.
E. Metode Pengujian Hipotesis
Statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian
ini antara lain:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
maksimum dan minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik
yang menggambarkan atau mendeskripsikan data menjadi sebuah
informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami.
2. Analisis Logistic Regression
Penelitian ini menggunakan analisis logistic regression. Model
statistik ini sesuai digunakan dalam penelitian ini sebab variabel
dependennya adalah variabel dummy. Menurut Kuncoro (2001),
logistic regression tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel
47
bebas yang digunakan dalam model. Artinya, variabel penjelas tidak
harus terdistribusi normal.
Sejalan dengan hal tersebut, Ghozali (2012) mengatakan
pengujian multivariate dengan binary logistic regression tidak
memerlukan uji normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam
model, artinya variabel penjelas tidak harus memiliki distribusi
normal, linear, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap grup.
Hal ini disebabkan oleh teknik estimasi variabel dependen yang
melandasi logistic regression adalah maximum likelihood bukan
asumsi Ordinary Least Square (OLS).
Analisis regresi logit (disebut juga regresi logistik) untuk
melihat
faktor-faktor
yang
berkaitan
dengan
pengungkapan
sustainability report dianggap tepat karena terdapat variabel dummy
(nominal) dan variabel dependen dan independennya diukur secara
rasio dan internal serta tidak mempertimbangkan asumsi klasik
(Yurianto, 2000).
Dalam melakukan pengujian dengan regresi logistik, terdapat
tiga hal yang perlu dianalisis yaitu:
a. Menilai keseluruhan model (overall model fit)
Pengujian ini dilakukan untuk menilai model yang
dihipotesiskan fit dengan data atau tidak. Pengujian dilakukan
dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal
(blok number =0) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (blok
48
number =1). Pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL
function) dengan nilai -2LL pada langkah awal berikutnya
menunjukkan bahwa variabel yang dihipotesiskan fit dengan data.
Hal ini karena log likelihood pada regresi logistik mirip dengan
“sum of square error” pada model regresi sehingga penurunan log
likelihood menunjukkan model regresi semakin baik.
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model summary dalam regresi logistik sama dengan pengujian
R2 pada persamaan regresi linier. Tujuan dari model summary
adalah untuk mengetahui seberapa besar kombinasi variabel
independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen.
2) Uji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi ditentukan berdasarkan nilai dari
Hosmer & Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik
Hosmer & Lemeshow’s Fit Test lebih besar dari 0,05 maka
hipotesis nol tidak dapat ditolak yang berarti model mampu
memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model
dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya.
Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas > 0,05 H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05 H0 ditolak
49
b. Menguji Koefisien Regresi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masingmasing variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen
dengan
menggunakan
Wald
statistic
dan
nilai
probabilitas. Wald statistic memberikan tingkat signifikansi secara
statistik untuk masing-masing koefisien. Nilai Wald statistic
dibandingkan dengan tabel X2, sedangkan nilai probabilitas
dibandingkan dengan α (5%).
Penentuan penerimaan atau penolakan H0 didasarkan pada tingkat
signifikansi α (5%) dengan kriteria sebagai berikut :
1) H0 tidak dapat ditolak apabila statistik Wald hitung < Chi
Square tabel dan nilai probabilitas (sig) > tingkat signifikansi
(α) 5%. Hal ini berarti HA ditolak atau hipotesis yang
menyatakan
variabel
independen
berpengaruh
terhadap
variabel dependen ditolak.
2) H0 ditolak apabila statistik Wald hitung > Chi Square tabel,
dengan nilai probabilitas (sig) < tingkat signifikansi (α) 5%.
Hal ini berarti HA diterima atau hipotesis yang menyatakan
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen
diterima.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara odds
dan variabel bebas. Estimasi maksimum likelihood parameter dari model
dapat dilihat pada tampilan output variable in the equation. Model analisis
50
logit dalam metode maksimum likelihood, dapat dinyatakan dengan
persamaan:
𝐿𝑛
𝑃 (𝑠ustainability)
= 𝛼+𝛽𝑋1+𝛽𝑋2+𝛽𝑋3+𝛽X4+𝛽X5+𝛽X6+𝛽X7
1−𝑃(𝑠ustainability)
Di mana:
P = Probabilitas atau kemungkinan pengungkapan
sustainabality report
X1 = profitabilitas
X2 = likuiditas
X3 = leverage
X4 = ukuran perusahaan
X5 = komite audit
X6= dewan direksi
X7= governance committee
𝛼 = Konstanta
𝛽 = Koefisien regresi logit
Ln = Log of odds
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45. Data-data yang
digunakan meliputi laporan keuangan periode 2012-2014, gambaran
umum perusahaan dan data lain yang dibutuhkan dalam penelitian.
Variabel independen terdiri dari profitabiltas, likuiditas, leverage, ukuran
51
perusahaan, komite audit, dewan direksi dan governance comitte terhadap
variabel dependen, yaitu pengungkapan sustainability report. Definisi
operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen
a. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
para eksekutif perusahaan dalam menciptaan tingkat keuntungan
baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas
penjualan, aset bersih perusahaan, maupun modal sendiri
(shareholders equity) (Sari, 2013). Profitabilitas dalam penelitian
ini diukur dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM).
Net Profit Margin =
b. Likuiditas
Likuiditas
merupakan
suatu
indikator
mengenai
kemampuan entitas untuk membayar semua liabilitas finansial
jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset
lancar yang tersedia (Kamil dan Herusetya, 2012). Rasio likuiditas
diukur dengan menggunakan current ratio.
Current Ratio=
52
c. Leverage
Rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun
jangka panjang jika suatu perusahaan dilikuidasi (Suryono dan
Prastiwi, 2011). Rasio leverage diukur dengan menggunakan debt
to equity ratio.
d. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total
aset, penjualan, atau ekuitas (Almilia, 2007). Ukuran perusahaan
merupakan skala yang digunakan dalam menentukan besar
kecilnya suatu perusahaan (Sari, 2013). Dalam penelitian ini
varibel ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan nilai
log of total asset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan,
tujuannya agar mengurangi perbedaan yang signifikan antara
ukuran perusahaan besar dan ukuran perusahaan kecil sehingga
data total aset dapat terdistribusi normal. Rumus yang digunakan
adalah:
Size = Log natural (total aset)
53
e. Komite Audit
Komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung
antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta
anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan
pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan
korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi (Suryono dan
Prastiwi, 2011). Komite audit diproksikan melalui jumlah rapat
antara anggota komite audit pada suatu perusahaan selama periode
satu tahun untuk mengukur pelaksanaan corporate governance.
f. Dewan Direksi
Dewan
direksi
merupakan
bagian
perseroan
yang
bertanggung jawab penuh terhadap kepengurusan perseroan untuk
kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di
dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan pelaksanaan
corporate governance untuk dewan direksi diukur melalui jumlah
rapat antara anggota dewan direksi yang telah terjadi selama
periode satu tahun. Rapat antara anggota dewan direksi
merefleksikan keefektifan dalam komunikasi dan koordinasi antara
anggota dewan direksi untuk mewujudkan good corporate
governance (Suryono dan Prastiwi, 2011).
54
g. Governance Committee
Menurut Suryono (2011) governance committee merupakan
sebuah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi,
yang memiliki tugas untuk mengembangkan dan merekomendasi
kepada dewan, pedoman dalam pelaksanaan dan etika corporate
governance.
Dalam
penelitian
ini,
pelaksanaan
corporate
governance yang dilakukan perusahaan dilihat dengan keberadaan
dari
pembentukan
governance
committee.
Variabel
ini
menggunakan dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan
nilai 1 untuk perusahaan yang terdapat pembentukan governance
committee dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan
pembentukan governance committee.
2.
Variabel Dependen
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
praktik pengungkapan sustainability report (laporan keberlanjutan)
oleh suatu perusahaan. Sustainability report merupakan laporan yang
berisi praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas sosial
dan lingkungan perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada
stakeholder internal dan eksternal mengenai kinerja organisasi dalam
mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (GRI, 2006). Variabel
ini menggunakan dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan
nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan pengungkapan sustainability
report dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan.
55
Ringkasan variabel dan pengukuran masing-masing variabel
independen dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
No.
Variabel
1
Profitabilitas
2
Likuiditas
3
Leverage
4
Ukuran Perusahaan
5
Komite Audit
6
Dewan Direksi
7
8
Pengukuran Variabel
Skala
Pengukuran
Net Profit Margin =
Rasio
Current Ratio =
Rasio
Rasio
Nilai log natural of total asset yang
dimiliki oleh masing-masing
Perusahaan
Jumlah rapat antara anggota komite
audit
Jumlah rapat antara direksi selama
periode setahun
Rasio
Rasio
Rasio
Governance
Committee
Perusahaan yang sudah membentuk
governance committee = 1 Perusahaan
yang belum membentuk governance
committee = 0
Nominal
Pengungkapan
Sustainability Report
Perusahaan yang mengungkapkan
sustainability report = 1, perusahaan
yang tidak mengungkapkan
sustainability report = 0
Nominal
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Gambaran umum objek penelitian menyajikan pemilihan sampel
dan kelompok perusahaan yang menjadi populasi dari penelitian ini.
Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dari tahun 2012 hingga tahun 2014, kecuali perusahaanperusahaan yang termasuk dalam kategori banking, credits agencies other
than bank, securities, dan insurance. Perusahaan-perusahaan tersebut
tidak dimasukkan ke dalam sampel penelitian karena terdapat perbedaan
dalam analisis kinerja keuangan yang dilakukan yang memungkinkan
perusahaan-perusahaan tersebut melakukan aktivitas yang cenderung lebih
fokus pada keuangan, sehingga diindikasikan memiliki karakteristik
perusahaan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan sampel lain pada
umumnya.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Objek penelitian berupa perusahaan LQ45
yang dipilih dengan
menggunakan purposive sampling. Kemudian objek penelitian tersebut
57
dikelompokkan
menjadi
dua
kategori
berdasarkan
pengungkapan
sustainability report, yaitu:
a. Perusahaan yang mengungkapkan sustainability report.
b. Perusahaan yang tidak mengungkapkan sustainability report.
Sebagaimana tujuan dari penelitian ini, pengujian signifikansi
pengaruh dari variabel independen yang terdiri dari net profit margin,
current ratio, debt to equity ratio, total asset, jumlah rapat komite audit,
jumlah rapat dewan direksi serta governance committee terhadap
sustainability report. Hal ini dikarenakan penerapan sustainability report
dalam bentuk skala nominal.
No
1
2
3
4
5
Tabel 4.1
Rincian Sampel Penelitian
Kriteria
Pelanggaran
Perusahaan LQ45 yang terdaftar di
BEI selama periode 2012-2014
Perusahaan LQ45 yang tidak keluar
selama periode pengamatan tahun
2012-2014
Perusahaan LQ45 selain bank dan
lembaga keuangan lainnya yang
terdaftar di BEI periode 2012-2014
Perusahaan yang menerbitkan dan
menyajikan laporan keuangan lengkap
sesuai data yang diperlukan dalam
penelitian dan dalam mata uang rupiah
selama periode 2012-2014
Perusahaan yang tidak melakukan
akuisi dan merger serta tidak
mengalami perubahan sektor industry
maupun perubahan nama selama
Jumlah
135
(36)
99
(18)
81
(6)
75
(0)
75
58
periode 2012-2014
Total Sampel Selama Periode Penelitian
Sumber: Data Sekunder diolah,2016
75
Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode 2012-2014 berjumlah 135 perusahaan. Dari 135
perusahaan tersebut, ditemukan 36 perusahaan yang keluar masuk dari
LQ45 selama periode 2012-2014, terdapat 18 perusahaan yang masuk ke
dalam kategori banking, credits agencies other than bank, securities, dan
insurance,
serta
6
perusahaan
yang
laporan
tahunannya
tidak
menampilkan data yang tidak lengkap. Jadi, jumlah perusahaan yang bisa
dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 sampel
perusahaan selama periode 2012-2014.
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
penelitian regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk
memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen,
yaitu karakteristik perusahaan (profitabilitas, likuiditas, leverage dan ukuran
perusahaan ) dan corporate governance (jumlah rapat komite audit, jumlah
rapat dewan direksi, dan governance committee) terhadap variabel dependen,
yaitu pengungkapan sustainability report.
59
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata
(mean), standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian. Hasil
analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 20.0 dari variabel-variabel
penelitian ini adalah diperoleh sebanyak 75 data observasi. Sebagai
tinjauan terhadap data penelitian, berikut ini akan disajikan ringkasan
data-data dalam bentuk statistik deskriptif untuk masing-masing variabel
yang dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
NPM
75
-.082
.717
.17001
.126593
CR
75
.419
6.148
2.16862
1.255297
DER
75
.158
3.563
.79751
.547286
Size
75
15.837
19.279
17.17793
.793627
KA
DD
75
3.000
59.000
13.41333
13.437637
75
2.000
82.000
26.77333
19.745388
Valid N
(listwise)
75
Sumber: data output SPPS 20
Dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala rasio dan
skala nominal. Variabel yang menggunakan skala rasio dalam penelitian
ini terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER), Size. Komite Audit (KA) dan Dewan Direksi (DD).
60
Sedangkan yang menggunakan data nominal adalah vaiabel Governance
Commite (GC).
Untuk variabel Net Profit Margin dengan menggunakan statistik
deskriptif hasil analisisnya adalah nilai minimum sebesar -0,082 dan nilai
maksimum sebesar 0,717 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,17001
dan standar deviasi 0,126593. Nilai minimum terjadi pada perusahaan
Aneka Tambang pada tahun 2014, hal ini menunjukan bahwa pada tahun
2014 perusahaan Aneka Tambang memiliki tingkat profitabilitas paling
sedikit dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. Dan nilai maksimum
terjadi pada perusahaan Bumi Serpong Damai pada tahun 2014
menunjukan bahwa pada tahun tersebut perusahaan memiliki tingkat
profitabilitas tertinggi.
Hasil analisis deskriptif variabel Current Ratio menunjukan nilai
minimum sebesar 0,419 dan nilai maksimum sebesar 6,148 dengan ratarata sebesar 2,16862 dan standar deviasi sebesar 1,255297. Nilai minimum
terjadi pada perusahaan Xl Axiata tahun 2012 dan nilai maksimum terjadi
pada perusahaan Indosemen Tunggal Prakarsa tahun 2013.
Hasil analisis deskriptif variabel Debt to Equity Ratio menunjukan
nilai minimum sebesar 0,158 dan nilai maksimum sebesar 3,563 dengan
nilai rata-rata sebesar 0.79751 dan standar deviasi sebesar 0,547286. Nilai
61
minimum terjadi pada perusahaan Indosemen Tunggal Prakarsa tahun
2013 sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Xl Axiata tahun
2014.
Hasil analisis deskriptif variabel Size menunjukan nilai minimum
sebesar 15,837 dan nilai maksimum sebesar 19,279 dengan nilai rata-rata
sebesar 17,17793 dan standar deviasi sebesar 0,793627. Nilai minimum
terjadi pada perusahaan PP London Sumatera tahun 2012 sedangkan nilai
maksimum terjadi pada perusahaan Astra Internasional tahun 2014.
Hasil analisis deskriptif variabel Komite Audit menunjukan nilai
minimum sebesar 3,000 dan nilai maksimum sebesar 59,000 dengan nilai
rata-rata sebesar 13,41333 dengan nilai standar deviasi sebesar 13,437637.
Nilai minimum terjadi pada perusahan Xl Axiata tahun 2013 sedangkan
nilai maksimum terjadi pada perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam
tahun 2014.
Hasil analisis deskriptif variabel Dewan Direksi menunjukan nilai
minimum sebesar 2,000 dan nilai maksimum sebesar 82,000 dengan nilai
rata-rata sebesar 26,77333 dan nilai standar deviasi sebesar 19,745388.
Nilai minimum terjadi pada perusahaan Global Media Com tahun 2014
sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Tambang Batubara
Bukit Asam tahun 2014.
62
Sedangkan
untuk
variabel
governance
committee
yang
menggunakan skala pengukuran nominal, nilai rata-rata dan standar
deviasi tidak tepat digunakan sebagai alat analisis kualitas data, karena
kode angka yang digunakan dalam skala pengukuran nominal hanya
berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsik dan tidak
memiliki arti apa-apa (Ghozali, 2012).
C. Uji Logistic Regression
Uji logistic regression dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang
berkaitan dengan pengungkapan laporan berkelanjutan dianggap tepat karena
terdapat variabel dummy (nominal) dan variabel independennya diukur secara
rasio dan internal serta tidak mempertimbangkan asumsi klasik (Yurianto,
2000). Dalam melakukan pengujian ini terdapat tiga hal yang perlu di analisis
yaitu :
1. Menilai keseluruhan model (overall model fit)
Pengujian
ini
dilakukan
untuk
menilai
model
yang
dihipotesiskan fit dengan data atau tidak. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal (block
number=0) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (block
number=1). Pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL
function) dengan nilai -2LL pada langkah awal berikutnya
menunjukkan bahwa variabel yang dihipotesiskan fit dengan data. Hal
63
ini karena Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan “sum of
square error” pada model regresi sehingga penurunan Log Likelihood
menunjukan model regresi semakin baik.
Tabel 4.3
Overall model fit test
-2 Log Likelihood (LL)
block Number = 0
102.889
-2 Log Likelihood (LL)
block Number = 1
58.982
Sumber: data Output SPSS 20
Dari tabel diatas dapat diketahui jika Nilai -2LL awal adalah
sebesar 102,889. Setelah dimasukkan ketujuh variabel independen,
maka nilai -2LL awal pada langkah berikutnya menjadi 58,982. Log
likelihood pada regresi logistik terjadi penurunan sebesar 43.907. Hal
ini mengindikasikan penurunan nilai log likehood menunjukkan model
yang semakin baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit
dengan data.
a) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai Cox dan Snell’s R dan Nagelkerke’s R square juga
digunakan untuk menilai model fit. Hasil SPSS pada tabel 4.4
menunjukan bahwa memberikan nilai Cox dan Snell’s R square
0,443 dan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,594 yang berarti
variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabilitas independen sebesar 59,4%. Sedangkan sisanya 40,6%
64
dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel penelitian ini, seperti
tipe industri, aktivitas perusahaan, ukuran dewan komisaris dan
sebagainya.
Tabel 4.4
Step
Model Summary
-2 Log likelihood Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
1
58.982
a
Square
.443
.594
Sumber: data output SPSS 20
b) Uji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi ditentukan berdasarkan nilai dari
Hosmer & lemeshow’s Goodness of Fit test. Hasil SPSS pada tabel
4.5 menunjukan nilai statistik Hosmer & lemeshow’s test sebesar
8.496 dengan probabilitas signifikan 0,291 dengan nilai signfikansi
yang lebih dari 0,05 maka tidak diperoleh adanya perbedaan data
estimasi regresi logistik dengan data observasinya. Sehingga
model regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini layak
dipakai untuk penelitian selanjutnya.
Tabel 4.5
Hosmer and Lemeshow Test
Step
1
Chi-square
8.496
Df
Sig.
7
.291
Sumber: data output SPSS 20
65
2. Menguji Koefisien Regresi Logistik
Tahap akhir adalah uji koefisien regresi, dimana hasilnya dapat
di lihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6
Variables in the Equation
B
NPM
Wald
df
Sig.
Exp(B)
.007
.031
.055
1
.814
1.007
-.317
.349
.823
1
.364
.729
DER
-1.713
.816
4.413
1
.036
.180
Size
.678
.586
1.340
1
.247
1.970
KA
.077
.037
4.432
1
.035
1.080
DD
.059
.029
4.268
1
.039
1.061
GC
2.150
.807
7.107
1
.008
8.588
-12.865
10.210
1.588
1
.208
.000
CR
Step 1
S.E.
a
Constant
Sumber: data output SPSS 20
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan
model berikut ini:
Ln
P (sustainability) = -12,865 + 0,007 NPM – 0,317 CR
1-P (sustainability)
– 1,713 DER + 0,678 Size + 0,077 KA
+ 0,059 DD + 2,150 GC
66
Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression)
sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi
hasil disajikan dalam tujuh bagian. Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut
a) Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sustainability
Report
Dari data table 4.6 diatas menunjukan bahwa variabel NPM
mempunyai
nilai
koefisien regresi
sebesar
0,007 dengan
probabilitas variabel sebesar 0,814 lebih besar dari signifikansi
0,05. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis 1 ditolak, dengan
demikian terbukti bahwa NPM tidak memiliki pengaruh terhadap
sustainability report.
Hasil hipotesis ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Almilia dan Retrinasari (2007). Hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Singhvi dan
Desai (1971) bahwa profit margin yang tinggi akan mendorong
para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci,
sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas
perusahaan dan kompensasi terhadap manajemen.
Tidak berpengaruhnya variabel profitabilitas yang diuji
terhadap pengungkapan sustainability report karena tingkat NPM
67
yang tinggi akan memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada
manajemen untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan
suatu informasi. Argumen lain terkait penolakan hipotesis ini
adalah kelemahan net profit margin sebagai alat pengukur kinerja.
b) Pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan Sustainability
Report
Variabel CR menunjukan nilai koefisien regeresi sebesar 0,317 dengan probabilitas variabel sebesar 0,364 lebih besar dari
signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis 2 ditolak,
dengan demikian terbukti bahwa CR tidak berpengaruh terhadap
sustainability report. Hasil hipotesis ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta
Idah (2013). Namun, hipotesis ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Saputro dan Linda (2013).
Luthfia (2012) menyatakan bahwa likuiditas adalah
gambaran perusahaan untuk melunasi keuangan perusahaan
sebelum memberikan kredit agar tidak terjadi kredit macet.
Menurut Suryono dan Prastiwi (2011) bahwa likuiditas tidak
berpengaruh terhadap praktik pengungkapan sustainability report
dikarenakan pemberi pinjaman lebih fokus memperhatikan
mengenai
kinerja
keuangan
daripada
informasi
tambahan
68
mengenai aktivitas sosial dan lingkungan melalui sustainability
report.
c) Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sustainability
Report
Variabel DER menunjukan nilai koefisien regresi sebesar
-1.713 dengan probabilitas sebesar 0,036 lebih kecil dari
signifikansi 0,05 menunjukan bahwa DER memiliki pengaruh
signifikan terhadap sustainability report. Hal ini berarti bahwa
hipotesis 3 diterima. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Nasir et.al (2014) serta Aniktia dan
Muhammad (2015). Namun, hasil penelitian ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013).
Berpengaruhnya
leverage
terhadap
pengungkapan
sustainability report karena perusahaan dengan leverage tinggi
berupaya untuk mendapatkan legitimasi dari stakeholder (termasuk
kreditor dan investor) melalui sustaianability report. Aniktia dan
Muhammad (2015) menyatakan bahwa semakin banyak investor
yang menjadikan laporan keberlanjutan sebagai pertimbangan
dalam proses pengambilan keputusan. Perhatian terhadap rasio
utang
perusahaan
yang
tinggi
dapat
dialihkan
melalui
sustainability report. Pengungkapan sustainability report dapat
69
menjaga dukungan dan kepercayaan dari para kreditor. Informasi
keberlanjutan
dapat
membantu
pemberi
pinjaman
untuk
menentukan faktor risiko yang terkait dengan praktek bisnis
perusahaan (Nasir et.al, 2014).
d) Pengaruh
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Pengungkapan
Sustainability Report
Variabel Size menunjukan nilai koefisien regresi 0,678
dengan nilai probabilitas sebesar 0,247 lebih besar dari signifikansi
0,05. Hal ini menunjukan hipotesis 4 ditolak, dengan demikian
berarti Size tidak berpengaruh signifikan terhadap sustainability
report. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian yang telah
dilakukan Nasir et.al (2014) serta Sari dan Marsono (2013).
Namun hipotesis ini tidak konsisten dengan penelitian Suryono
dan Prastiwi (2011) serta Idah (2013).
Tidak
berpengaruhnya
ukuran
perusahaan
terhadap
pengungkapan sustainability report karena perusahaan besar,
memiliki dorongan untuk menahan informasi yang mengandung
nilai relevan untuk menghindari tekanan biaya politik dalam
hukum dan kenaikan pajak, serta tekanan untuk melaksanakan
tanggung jawab social (Sari dan Marsono, 2013). Oleh karena
alasan-alasan tersebut, dimungkinkan manajemen lebih memilih
70
untuk mengungkapkan laporan yang seperlunya saja. Hal ini
membuktikan bahwa peningkatan total asset perusahaan tidak
menjamin
perusahaan
tersebut
untuk
mengungkapkan
terhadap
Pengungkapan
sustainability report.
e) Pengaruh
Komite
Audit
Sustainability Report
Variabel KA menunjukan nilai koefisien regresi 0,77
dengan nilai probabilitas sebesar 0,035 lebih kecil dari signifikansi
0,05 yang berarti variabel KA memiliki pengaruh signifikan
terhadap sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 5
diterima. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian yang telah
dilakukan Suryono dan Prastiwi (2011), Sari dan Marsono (2013)
serta Aniktia dan Muhammad (2015). Namun, hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2014).
Menurut penelitian Collier (1993) dalam Suryono dan
Prastiwi (2011) menyatakan bahwa keberadaan komite audit
membantu menjamin pengungkapan dan sistem pengendalian agar
berjalan dengan baik. Semakin sering komite audit melakukan
pertemuan dan saling berkomunikasi, maka beberapa temuan audit
akan dievaluasi dan dilaporkan kepada manajemen, sehingga dapat
mendorong manajemen untuk melakukan pengungkapan yang
71
lebih baik. Untuk menuju pengungkapan informasi yang lebih
baik, selain menerbitkan laporan keuangan yang berintegritas,
Pihak manajemen mengungkapkan informasi dalam laporan
tambahan, yaitu pengungkapan sustainability report.
f) Pengaruh
Dewan
direksi
terhadap
Pengungkapan
Sustainability Report
Variabel DD menunjukan nilai koefisien regresi 0,59
dengan nilai probabilitas sebesar 0,039 lebih kecil dari signifikansi
0,05 yang berarti variabel DD berpengaruh signifikan terhadap
sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 6 diterima.
Hasil hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah (2013).
Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013) serta Nasir et.al (2014).
Tugas tanggung jawab sosial yang dimiliki dewan direksi
menjelaskan bahwa dewan direksi harus mempunyai perencanaan
tertulis yang jelas dan fokus dalam melaksanakan tanggung jawab
sosial perusahaan (Luthfia, 2012). Realisasi perencanaan tertulis
yang
jelas
mengenai
tanggung
jawab
perusahaan
dapat
dipublikasikan melalui sustainability report. Oleh karena itu,
tanggung jawab sosial yang diungkapkan melalui sustainability
72
report
menegaskan
bahwa
perusahaan
memperhatikan
stakeholder-nya untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat.
Menurut Suryono dan Prastiwi (2011), kinerja dewan
direksi yang baik akan mampu mewujudkan good corporate
governance bagi perusahaan. Dalam penerapannya, pelaksanaan
good corporate governance sangat bergantung pada fungsi-fungsi
dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak pengurus
perusahaan. Kemampuan dewan direksi dalam proses pengambilan
keputusan mempunyai peranan yang besar bagi perusahaan. Oleh
karena itu, frekuensi rapat antar anggota dewan direksi
menyebabkan semakin seringnya komunikasi serta koordinasi
antara anggota sehingga mempermudah dalam mewujudkan good
corporate governance.
g) Pengaruh Governance Committee terhadap Pengungkapan
Sustainability Report
Variabel GC menunjukan nilai koefisien regresi 2.150
dengan nilai probabilitas sebesar 0.008 lebih kecil dari signifikansi
0,05 yang berarti variabel GC berpengaruh signifikan terhadap
sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 7 diterima.
Hasil hipotesis ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Luthfia (2012), Idah (2013), Nasir et.al (2014) serta Aniktia
73
dan Muhammad (2015). Namun hasil penelitian ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi
(2011).
Governance committee merupakan komite tambahan yang
dibentuk oleh dewan komisaris dalam mendukung pelaksanaan
good corporate governance. Salah satu prinsip GCG yaitu
responsibility mengharuskan perusahaan melakukan kegiatan
tanggung jawabsosial perusahaan sabagai bentuk perhatian
terhadap stakeholder-nya serta untuk mendapatkan pencitraan
yang baik di mata masyarakat (Luthfia, 2012). Governance
committee merekomendasikan pengungkapan tanggung jawab
sosial melalui sustainability report.
Menurut Idah (2013) keberadaan governance committee
memilki hubungan dengan pengungkapan sustainability report
suatu perusahaan. Governance committee dapat memberikan
rekomendasi berupa inisiatif untuk melakukan pengungkapan
sosial lingkungan yang lebih dalam mewujudkan salah satu prinsip
good corporate governance yaitu transparancy. Hal tersebut
diwujudkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial melalui
sustainability report sebagai respon perusahaan akan tekanan dari
publik maupun sebagai reaksi atas permintaan stakeholders.
74
Hasil output uji hipotesis dengan regresi logistik SPSS versi
20.0 diringkas dalam tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7
Ringkasan Hasil Penelitian
No
Hipotesis
1
H1
2
3
4
5
6
7
H2
H3
H4
H5
H6
H7
Keterangan
Hasil
Profitabilitas berpengaruh
terhadap pengungkapan
Sustainability Report
Likuiditas berpengaruh
terhadap pengungkapan
Sustainability Report
Leverage berpengaruh
terhadap pengungkapan
Sustainability Report
Ukuran Perusahaan
berpengaruh terhadap
pengungkapan
Sustainability Report
Komite Audit berpengaruh
terhadap pengungkapan
Sustainability Report
Dewan Direksi
berpengaruh terhadap
pengungkapan
Sustainability Report
Governance Committee
berpengaruh terhadap
pengungkapan
Sustainability Report
Ditolak dengan
sig.0.814>0.05
Ditolak dengan
sig.0.364>0.05
Diterima dengan
sig. 0.036<0.05
Ditolak dengan
sig.0.247>0.05
Diterima dengan
sig. 0.035<0.05
Diterima dengan
sig. 0.039<0.05
Diterima dengan
sig. 0.008<0.05
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan yang
meliputi profitabilitas, likuiditas, leverage, serta ukuran perusahaan; dan
corporate governance yang meliputi komite audit, dewan direksi, dan
governance committee terhadap pengungkapan sustainability repor pada
perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2012-2014. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan terhadap 75 sampel perusahaan diperoleh hasil
bahwa:
1. Variabel net profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian Almilia dan Retrinasari (2007).
2. Variabel
current
ratio
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah
(2013).
3. Variabel
debt
to
equity
ratio
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian Nasir et.al (2014) serta Aniktia dan Muhammad (2015).
76
4. Variabel size tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sari
dan Marsono (2013) dan Nasir et.al (2014).
5. Variabel komite audit berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
Suryono dan Prastiwi (2011), Sari dan Marsono (2013) serta Aniktia dan
Muhammad (2015).
6. Variabel dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah (2013).
7. Variabel
governance
committee
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Luthfia (2012), Idah (2013) ), Nasir et.al
(2014) serta Aniktia dan Muhammad (2015).
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas
mengenai pengungkapan sustainability report. Serta diharapkan dapat
memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi perusahaan dalam pembuatan sustainability report, dalam hal
77
ini faktor yang mempengaruhinya adalah DER, komite audit, dewan direksi
dan governance committee.
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis
mengemukakan beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan di bawah ini sebagai berikut:
1. Akademisi
Penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk menambah wawasan
mengenai sustainability, sustainability development, pengembangan
teknologi sustainability report dalam suatu perusahaan, serta menjelaskan
mengenai pengaruh corporate governance dan karakteristik perusahaan
terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam
mempertimbangkan pembuatan sustainability report, karena saat ini
sustainability report sudah menjadi kebutuhan yang akan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup perusahaan dan masyarakat di masa yang
akan datang.
3. Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
para investor untuk mempertimbangkan keputusan pengambilan investasi
78
sehingga tidak lagi hanya menjadikan laba sebagai satu-satunya indikator
untuk menilai prospek usaha, melainkan juga kepedulian perusahaan pada
masyarakat dan alam.
4. Pemerintah
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan kepada regulator atas
efektivitas penerapan UU PT No.40 Tahun 2007 oleh perusahaanperusahaan publik di Indonesia.
5. Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengontrol perilakuperilaku perusahaan dan memeberikan informasi akan hak-hak yang dapat
diperoleh masyarakat serta lingkungan sekitar akibat dari aktivitas
perusahaan.
C. Saran
Penelitian mengenai pengungkapan sustainability report di masa yang
akan datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih
berkualitas dengan mempertimbangkan saran di bawah ini:
1. Penelitian selanjutnya mungkin dapat memperluas sampel dengan
mempertimbangkan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai
populasi penelitian, tidak hanya sebatas pada perusahaan LQ45 yang
terdaftar di BEI. Seperti memfokuskan penelitiannya hanya pada
79
perusahaan yang termasuk industri pertambangan terkait UU No.40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lainnya untuk
menghasilkan penelitian yang lebih baik. Misal, menambah variabel
karakteristik perusahaan seperti tipe industri, aktivitas perusahaan.
Sedangkan variabel corporate governance bisa ditambahkan kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan dewan komisaris.
3. Diharapkan periode pada penelitian selanjutnya lebih dari tiga tahun,
sehingga dapat melihat kecenderungan pengungkapan sustainability
report dengan lebih panjang.
80
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana dan Ikka Retrinasari. Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan
Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Seminar Nasional
FE Universitas Trisakti Jakarta. 2007.
Anggraini. Pengungkapan Informasi Sosial Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Infromasi Sosial Dalam Laporan Keuangan
Tahunan (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar
Pada Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. 2006
Aniktia, Ria dan Muammad Kafid. Pengaruh Mekaniseme Good Corporate
Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan
Sustainability Report. Jurnal Universitas Negeri Semarang Vol. 4, No. 3.
2015.
Aziz, Abdul. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap
Kualitas Pengungkapan Sustainability Report (Studi Empiris Pada
Perusahaan Di Indonesia Periode Tahun 2011-2012). Jurnal Audit dan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 3, No. 2. 2014.
Bapepam. Surat Edaran Bapepam, No.SE-24/PM/2004. Tentang Komite Audit.
2004.
Brigham dan Houston. Fundamentals of Financial Management, Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. Buku 1 Edisi 10, Salemba Empat. Jakarta. 2009.
Dilling, Petra F.A. Sustainability Reporting In A Global Context : What Are The
Characteristics of Corporations That Provide High Quality Sustainability
Reports-An Empirical Analysis. Dalam International Business & Economics
Research Journal. Vol. 9, No. 1. New York Institute of Technology.
Canada. 2010.
Effendi, Muh.Arief. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi. Salemba 4, Jakarta. 2009.
Fitriani. Signifikasi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan
Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Jakarta. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional
Akuntansi IV. 2001.
81
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20.
Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
Global Report Initiative. Sustainability Reporting Guideliness. Version 4.0,
Netherland, 2015.
Hackston, David and Markus J. Milne. Some Determinants of Social and
Environmental Disclosure in New Zealand Companies. Accounting,
Auditing and Accountability Journal.Vol. 9, No. 1. 1996.
Hidayah, Erna. Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Hubungan
Antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan di
BEJ. Jurnal Akuntansi Vol.12, No 1. 2008.
Idah.
Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Sustainability Report. Jurnal Universitas Negeri Semarang.
2013.
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari
2015. Jakarta, 2015
Jensen, Michael C, dan W,H,Meckling. Theory of the Firm: Agency Costs and
Ownership Structure. Journal of Finance Economics, Vol. 3, No. 4, pp. 305360. 1976.
Kamil, Ahmad dan Herusetya, Antonius. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan CSR. Media Riset Akuntansi,Vol.2,
No.1. 2012.
Kodrat, David Sukardi dan Herdinata, Christian. Manajemen Keuangan Based on
Empirical Research. Graha Ilmu. 2009.
Komite Nasional Kebijakan Governance. Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia. 2006.
Kuncoro, Mudrajat. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan
Ekonomi. Yogyakarta : UPP-AMP YKPN. 2001.
Luthfia, Khaula. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, Struktur
Modal, Dan Corporate Governance Terhadap Publikasi Sustainability
Report. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
2012.
Maharani, Satia Nur. Corporate Sustainability Report sebagai Indikator
Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal Keuangan dan Perbankan.
Vol.15,No.2, 2011.
82
Marwati. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan
Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia.
Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IV, 2001.
Nasir, Azwir, Elfi Ilham dan Vadela Irna Utara. Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Dan Corporate governance Terhadap Pengungkapan
Sustainability Report Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar. Jurnal
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Riau Vol.22, No.1. 2014.
Prasetyono. Analisis Ukuran Perusahaan, Penerapan Etika Bisnis dan Praktik
Corporate Governance Terhadap Penerapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan. Prosiding Seminar Nasional dan Penelitian PKM: Sosial,
Ekonomi, dan Humaniora, 2011.
Purwanto, Agus. Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Terhadap Corporate Social Responsibility. Jurnal Akuntansi dan Auditing
Vol. 8, No.1. 2011.
Puspitaningrum, Ayu dan Arum Prastiwi. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Internet Financial and Sustainability Reporting(IFSR). Jurnal
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. 2013.
Rahman, Taufik dan Jalal. 2008. CSR di Tahun 2008: Tak Ada Kecenderungan
Menyurut. Lingkar Studi CSR. Jakarta. Online at www.csrindonesia.com.
Diakses tanggal 26 Desember 2015.
Ramayana, Reza. Ironi tentang Pelaporan Berkelanjutan. Lingkar Studi CSR.
2009.Bogor. Online at www.csrindonesia.com Diakses tanggal 25
Desember 2015.
Said, Roshima., Yuserrie Hj Zainuddin, dan Hasnah Haron. The Relationship
betweenCorporate Governance Characteristics in Malaysian Public Listed
Companies. Social Responsibility Journal.Vol.5, No.2. 2009.
Saputro, Dwi Anggoro dan Linda Agustina. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Pengungkapan Sustainability Report Perusahaan Bursa Efek Indonesia.
Accounting Analisis Journal, Vol 2, No. 4. 2013.
Sari, Mega Putri Yutia dan Marsono. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran
Perusahaan Dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan
Sustainability Report. Journal of Accounting Universitas Diponegoro Vol.
2, No. 3. 2013.
83
Sudana, I Made dan Ayu, Putu. Corporate Governance dan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan.Tahun 4, No. 1. 2011.
Suryono, Hari dan Andri Prastiwi. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan
Corporate Covernance (CG) terhadap Praktik Pengungkapan
Sustainability Report (SR) - Studi pada Perusahaan – Perusahaan yang
Listed (Go – Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2009.
Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh. 2011.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Wahyuningtyas dan Nughrahanti. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Pengungkapan CSR. 2012.
Yuliana, Purnomosidini, dan Sukoharsono, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Pengungkapan CSR dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor”,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Vol.5, No 2. 2008.
Yurianto, Priyo S. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan
Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Berbagai Pasar Modal Utama
Asean, Tesis, UGM. Yogyakarta. 2000.
84
LAMPIRAN-LAMPIRAN
85
1. Daftar perusahaan yang diteliti
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
KODE
AALI
ADRO
AKRA
ANTM
ASII
ASRI
BMTR
BSDE
CPIN
EXCL
GGRM
ICBP
INCO
INDF
INTP
ITMG
JSMR
KLBF
LPKR
LSIP
PGAS
PTBA
SMGR
TLKM
UNTR
NAMA PERUSAHAAN
Astra Agro Lestari Tbk
Adaro Energy Tbk
AKR Corporindo Tbk
Aneka Tambang (Persero) Tbk
Astra International Tbk
Alam Sutera Realty Tbk
Global Mediacom Tbk
Bumi Serpong Damai Tbk
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
XL Axiata Tbk
Gudang Garam Tbk
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Vale Indonesia Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
Indo Tambangraya Megah Tbk
Jasa Marga (Persero) Tbk
Kalbe Farma Tbk
Lippo Karawaci Tbk
PP London Sumatera Tbk
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
Semen Indonesia (Persero) Tbk
Telekomunikasi Indonesia(Persero) Tbk
United Tractors Tbk
86
2. Output Variabel Penelitian
NO Perusahaan
Tahun
NPM
CR
DER
Size
KA
DD
GC
SR
1
AALI
2012
0.212
0.685
0.326
16.335
4
37
0
1
2
ADRO
2012
0.265
1.777
1.234
17.985
23
7
1
1
3
AKRA
2012
0.037
1.228
1.800
16.283
12
51
0
1
4
ANTM
2012
0.086
2.514
0.536
16.797
17
48
1
1
5
ASII
2012
0.119
1.358
1.029
19.021
6
36
1
1
6
ASRI
2012
0.437
0.628
1.313
16.209
8
4
0
0
7
BMTR
2012
0.215
4.344
0.399
16.811
5
10
1
0
8
BSDE
2012
0.345
2.902
0.591
16.634
7
12
0
0
9
CPIN
2012
0.155
3.313
0.510
16.329
36
9
0
0
10
EXCL
2012
0.131
0.419
1.307
17.384
6
75
1
0
11
GGRM
2012
0.085
2.170
0.560
17.541
6
12
0
0
12
ICBP
2012
0.107
2.763
0.481
16.692
7
12
0
0
13
INCO
2012
0.070
3.410
0.355
16.932
4
17
1
1
14
INDF
2012
0.103
2.003
0.738
17.899
7
12
0
0
15
INTP
2012
0.272
6.028
0.172
16.940
4
3
1
1
16
ITMG
2012
0.175
2.217
0.488
16.484
12
18
1
1
17
JSMR
2012
0.225
0.682
1.529
17.024
13
50
1
1
18
KLBF
2012
0.131
3.405
0.278
16.058
4
30
1
0
19
LPKR
2012
0.484
1.211
1.168
17.029
5
10
0
0
20
LSIP
2012
0.283
3.273
0.203
15.837
13
9
0
0
21
PGAS
2012
0.350
4.196
0.660
17.448
5
58
1
1
22
PTBA
2012
0.253
4.924
0.497
16.359
55
62
0
1
23
SMGR
2012
0.251
1.706
0.463
17.096
8
36
1
1
24
TLKM
2012
0.246
1.160
0.663
18.528
30
48
1
1
25
UNTR
2012
0.105
1.946
0.557
17.734
4
36
1
1
Bersambung pada halaman berikutnya
87
Output Variabel Penelitian (Lanjutan)
1
AALI
2013
0.150
0.450
0.457
16.521
7
18
0
1
2
ADRO
2013
0.070
1.772
1.108
18.230
24
9
1
1
3
AKRA
2013
0.034
1.171
1.728
16.499
16
51
0
1
4
ANTM
2013
0.037
1.836
0.709
16.900
15
52
1
1
5
ASII
2013
0.115
1.242
1.015
19.181
5
30
1
1
6
ASRI
2013
0.241
0.753
1.706
16.485
8
4
0
0
7
BMTR
2013
0.103
2.648
0.578
16.863
4
9
1
0
8
BSDE
2013
0.506
2.667
0.683
16.932
9
12
0
0
9
CPIN
2013
0.099
3.792
0.580
16.571
36
10
0
0
10
EXCL
2013
0.049
0.737
1.632
17.511
3
57
1
0
11
GGRM
2013
0.079
1.722
0.726
17.743
6
12
0
0
12
ICBP
2013
0.089
2.411
0.603
16.873
7
11
0
0
13
INCO
2013
0.042
3.301
0.331
17.147
5
19
1
1
14
INDF
2013
0.059
1.667
1.035
18.173
9
11
0
0
15
INTP
2013
0.268
6.148
0.158
17.097
4
3
1
1
16
ITMG
2013
0.106
1.992
0.444
16.654
12
15
1
1
17
JSMR
2013
0.120
0.761
1.610
17.161
23
45
1
1
18
KLBF
2013
0.123
2.839
0.331
16.242
4
37
1
0
19
LPKR
2013
0.239
2.186
1.208
17.259
6
9
0
0
20
LSIP
2013
0.186
2.485
0.206
15.892
6
10
0
0
21
PGAS
2013
0.298
2.010
0.600
17.796
36
49
1
1
22
PTBA
2013
0.165
2.866
0.546
16.273
57
42
0
1
23
SMGR
2013
0.219
1.882
0.412
17.243
12
36
1
1
24
TLKM
2013
0.245
1.163
0.653
18.667
30
46
1
1
25
UNTR
2013
0.094
1.910
0.609
17.865
4
38
1
1
Bersambung pada halaman selanjutnya
88
Output Variabel Penelitian (Lanjutan)
1
AALI
2014
0.161
0.585
0.568
16.736
8
33
0
1
2
ADRO
2014
0.055
1.642
0.968
18.195
24
6
1
1
3
AKRA
2014
0.035
1.087
1.481
16.510
4
54
0
1
4
ANTM
2014
-0.082
1.642
0.871
16.909
23
38
1
1
5
ASII
2014
0.110
1.323
0.962
19.279
7
30
1
1
6
ASRI
2014
0.324
1.137
1.656
16.644
6
3
0
0
7
BMTR
2014
0.121
4.173
0.598
17.049
4
2
1
0
8
BSDE
2014
0.717
3.766
0.523
17.153
5
12
0
0
9
CPIN
2014
0.060
2.241
0.906
16.853
32
10
0
0
10
EXCL
2014
-0.038
0.864
3.563
17.969
7
45
1
0
11
GGRM
2014
0.083
1.620
0.752
17.880
6
12
0
0
12
ICBP
2014
0.084
2.183
0.656
17.031
6
11
0
0
13
INCO
2014
0.166
2.982
0.307
17.184
4
15
14
INDF
2014
0.081
1.807
1.084
18.269
9
11
1
0
1
0
15
INTP
2014
0.264
4.934
0.165
17.179
4
3
1
1
16
ITMG
2014
0.103
1.564
0.455
16.604
12
18
1
1
17
JSMR
2014
0.132
0.844
1.788
17.277
13
48
1
1
18
KLBF
2014
0.122
3.404
0.266
16.335
4
29
1
0
19
LPKR
2014
0.269
0.569
1.140
17.447
4
16
0
0
20
LSIP
2014
0.194
2.491
0.199
15.974
4
11
0
0
21
PGAS
2014
0.219
1.706
1.098
18.163
44
61
1
1
22
PTBA
2014
0.154
2.075
0.708
16.511
59
82
0
1
23
SMGR
2014
0.207
2.209
0.372
17.351
26
36
1
1
24
TLKM
2014
0.239
1.062
0.636
18.764
38
46
1
1
25
UNTR
2014
0.091
2.060
0.563
17.915
4
39
1
1
89
3. Output Variabel (Net Profit Margin) NPM
Net Income
2012
Total Rev
NPM
Net Income
2013
Total Rev
NPM
Net Income
2014
Total Rev
NPM
AALI
2453654
11564319
0.212
1903088
12674999
0.150
2622072
16305831
0.161
2
ADRO
7007965
26413348
0.265
2813057
40308692
0.070
2278822
41355222
0.055
3
AKRA
608186
16304554
0.037
767582
22337928
0.034
790563
22468328
0.035
4
ANTM
895864
10449886
0.086
421032
11298322
0.037
-775286
9420631
-0.082
143138000
0.119
22297000
193880000
0.115
22125000
201701000
0.110
1718740
0.437
889577
3684240
0.241
1176955
3630914
0.324
6280379
0.215
1029646
10019977
0.103
1290008
10657152
0.121
No
KODE
1
5
6
7
ASII
ASRI
BMTR
16992000
750575
1349996
8
BSDE
907152
2631082
0.345
2905649
5741264
0.506
3996464
5571872
0.717
9
CPIN
2466101
15911265
0.155
2528690
25662992
0.099
1746644
29150275
0.060
10
EXCL
2743915
20969806
0.131
1032817
21265060
0.049
-891063
23460015
-0.038
11
GGRM
3042704
35599132
0.085
4383932
55436954
0.079
5395293
65185850
0.083
12
ICBP
1737905
16227848
0.107
2235040
25094681
0.089
2531681
30022463
0.084
13
INCO
652667
9354052
0.070
474260
11308498
0.042
2142362
12909588
0.166
37254978
0.103
3416635
57731998
0.059
5146323
63594452
0.081
12370676
0.272
5012294
18691286
0.268
5274009
19996264
0.264
14
15
INDF
INTP
3845612
3367813
16
ITMG
4125029
23584559
0.175
2828039
26733422
0.106
2489911
24158858
0.103
17
JSMR
1261214
5593382
0.225
1237821
10294668
0.120
1215332
9175319
0.132
18
KLBF
1266662
9694015
0.131
1970452
16002131
0.123
2121091
17368533
0.122
19
LPKR
1848521
3818985
0.484
1592491
6666214
0.239
3135216
11655042
0.269
20
LSIP
955209
3372171
0.283
768625
4133679
0.186
916695
4726539
0.194
21
PGAS
6142377
17524953
0.350
10967963
36828609
0.298
9298043
42389226
0.219
8721348
0.253
1854281
11209219
0.165
2019214
13077962
0.154
19598248
0.251
5354299
24501241
0.219
5573577
26987035
0.207
20290000
82967000
0.245
21446000
89696000
0.239
4798778
51012385
0.094
4839970
53141768
0.091
22
23
PTBA
SMGR
2207480
4926640
24
TLKM
14130000
57413000
0.246
25
UNTR
5860188
55953915
0.105
90
4. Output Variabel Current Ratio (CR)
No
2012
KODE
2013
Current Lia
2600540
CR
0.685
Current Ast
Current Lia
1691694
2014
1
AALI
Current Ast
1780395
Current Ast
Current Lia
3759265
CR
0.450
2403615
4110955
CR
0.585
2
ADRO
13169233
7409376
1.777
16820685
9493041
1.772
15814016
9632863
1.642
3
AKRA
5771744
4701571
1.228
7723315
6593292
1.171
6719745
6183756
1.087
4
ANTM
7646851
3041406
2.514
7080437
3855512
1.836
6343110
3862917
1.642
88352000
71139000
1.242
97241000
73523000
1.323
5
ASII
77922000
57401000
1.358
6
ASRI
3905746
6214542
0.628
2800120
3718655
0.753
3188091
2803110
1.137
7
BMTR
10781083
2481608
4.344
9748947
3681058
2.648
10699101
2563631
4.173
8
BSDE
8440760
2908560
2.902
11831665
4436117
2.667
5735418
1523011
3.766
9
CPIN
7180890
2167652
3.313
8824900
2327048
3.792
10009670
4467240
2.241
10
EXCL
3658985
8739996
0.419
5844114
7931046
0.737
13309762
15398292
0.864
11
GGRM
29954021
13802317
2.170
34604461
20094580
1.722
38532600
23783134
1.620
12
ICBP
9888440
3579487
2.763
11321715
4696583
2.411
13603527
6230997
2.183
6840464
2072403
3.301
7728153
2591538
2.982
13
INCO
5462486
1601981
3.410
14
INDF
26202972
13080544
2.003
32464497
19471309
1.667
40995736
22681686
1.807
15
INTP
14579400
2418762
6.028
16846248
2740089
6.148
16086773
3260559
4.934
16
ITMG
9369534
4225993
2.217
9157445
4597250
1.992
7082961
4528818
1.564
17
JSMR
4531117
6648164
0.682
3746345
4919884
0.761
3641372
4312917
0.844
18
KLBF
6441711
1891618
3.405
7497319
2640590
2.839
8120805
2385920
3.404
19
LPKR
85784
70825
1.211
130431
59680
2.186
123284
216501
0.569
20
LSIP
2593816
792482
3.273
1999126
804428
2.485
1863506
748076
2.491
21847077
10868753
2.010
23141099
13562910
1.706
21
PGAS
19183520
4571487
4.196
22
PTBA
8718297
1770664
4.924
6479783
2260956
2.866
7416805
3574129
2.075
23
SMGR
8231297
4825205
1.706
9972110
5297631
1.882
11648545
5273269
2.209
24
TLKM
27973000
24107000
1.160
33075000
28437000
1.163
33762000
31786000
1.062
25
UNTR
22048115
11327164
1.946
27814126
14560664
1.910
33579799
16297816
2.060
91
5. Output Variabel Debt Equity Ratio (DER)
No
2012
KODE
2013
1
AALI
Total Lia
3054409
2
ADRO
35751943
3
AKRA
7577785
4209740
1.800
9269980
5363161
ANTM
6876225
12832316
0.536
9071630
12793488
ASII
92460000
89814000
1.029
107806000
106188000
1.015
115705000
6
ASRI
6214543
4731875
1.313
9096298
5331785
1.706
10553173
6371194
1.656
7
BMTR
5699770
14295756
0.399
7716434
13353037
0.578
9490686
15874525
0.598
8
BSDE
6225014
10531704
0.591
9156861
13415298
0.683
9661295
18473430
0.523
9
CPIN
4172163
8176464
0.510
5771297
9950900
0.580
9919150
10943289
0.906
10
EXCL
20085669
15370036
1.307
24977479
15300147
1.632
49745863
13960625
3.563
11
GGRM
14903612
26605713
0.560
21353980
29416271
0.726
24991880
33228720
0.752
ICBP
5766682
11986798
0.481
8001739
13265731
0.603
9870264
15039947
0.656
INCO
5914617
16646267
0.355
6955286
21034044
0.331
6825337
22202650
0.307
14
INDF
25181533
34142674
0.738
39719660
38373129
1.035
44710509
41228376
1.084
15
INTP
3336422
19418738
0.172
3629554
22977687
0.158
4100172
24784801
0.165
16
ITMG
4726764
9693372
0.488
5255057
11826501
0.444
5082892
11175288
0.455
17
JSMR
14965766
9787786
1.529
17499365
10866980
1.610
20432952
11424996
1.788
18
KLBF
2046314
7371644
0.278
2815103
8499958
0.331
2607557
9817476
0.266
19
LPKR
13399189
11470106
1.168
17122789
14177573
1.208
20114772
17646449
1.140
LSIP
1272083
6279713
0.203
1360889
6613987
0.206
1,436,312
7,218,834
0.199
PGAS
15021091
22770838
0.660
20073088
33463069
0.600
40447177
36848736
1.098
22
PTBA
4223812
8505169
0.497
4125586
7551569
0.546
6141181
8670842
0.708
23
SMGR
8414229
18164855
0.463
8988908
21803976
0.412
9312214
25002452
0.372
24
TLKM
44391000
66978000
0.663
50527000
77424000
0.653
54770000
86125000
0.636
25
UNTR
18000076
32300557
0.557
21713346
35648898
0.609
21715297
38576734
0.563
4
5
12
13
20
21
Total Equity
9365411
DER
0.326
Total Lia
4695331
Total Equity
10267859
28962172
1.234
43420880
2014
DER
0.457
Total Lia
6725576
Total Equity
11833778
DER
0.568
39202687
1.108
39228019
40534794
0.968
1.728
8830735
5961183
1.481
0.709
10573964
12137410
0.871
120324000
0.962
92
6. Output Variabel Company Size (CS)
NO
KODE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
AALI
ADRO
AKRA
ANTM
ASII
ASRI
BMTR
BSDE
CPIN
EXCL
GGRM
ICBP
INCO
INDF
INTP
ITMG
JSMR
KLBF
LPKR
LSIP
PGAS
PTBA
SMGR
TLKM
UNTR
2012
Total Aset
12419820
64714116
11787525
19708541
182274000
10946417
19995526
16756718
12348627
35455705
41509325
17753480
22560884
59324207
22755160
14420136
24753551
9417957
24869296
7551796
37791930
12728981
26579084
111369000
50300633
2013
CS
16.335
17.985
16.283
16.797
19.021
16.209
16.811
16.634
16.329
17.384
17.541
16.692
16.932
17.899
16.940
16.484
17.024
16.058
17.029
15.837
17.448
16.359
17.096
18.528
17.734
Total Aset
14964431
82623566
14633141
21865117
213994000
14428083
21069471
22572159
15722197
40277626
50770251
21267470
27989330
78092789
26607241
17081558
28366345
11315061
31300362
7974876
53536157
11677155
30792884
127951000
57362244
2014
CS
16.521
18.230
16.499
16.900
19.181
16.485
16.863
16.932
16.571
17.511
17.743
16.873
17.147
18.173
17.097
16.654
17.161
16.242
17.259
15.892
17.796
16.273
17.243
18.667
17.865
Total Aset
18559354
79762813
14791917
22044202
236029000
16924367
25365211
28134725
20862439
63630884
58220600
24910211
29027987
85938885
28884973
16258180
31857948
12425032
37761221
8655146
77295913
14812023
34314666
140895000
60292031
CS
16.736
18.195
16.510
16.909
19.279
16.644
17.049
17.153
16.853
17.969
17.880
17.031
17.184
18.269
17.179
16.604
17.277
16.335
17.447
15.974
18.163
16.511
17.351
18.764
17.915
93
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases
N
Percent
75
100.0
Selected Cases
0
.0
75
100.0
Unselected Cases
0
.0
Total
75
100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Included in Analysis
Missing Cases
Total
Dependent Variable Encoding
Original Value
Internal Value
0
0
1
1
Block 0: Beginning Block
a,b,c
Iteration History
-2 Log likelihood
Iteration
Coefficients
Constant
.240
.241
.241
1
102.889
2
102.889
3
102.889
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 102.889
c. Estimation terminated at iteration number 3
because parameter estimates changed by less than
.001.
Step 0
Classification Table
Observed
a,b
Predicted
SR
0
Step 0
SR
0
1
Percentage
Correct
1
0
0
33
42
.0
100.0
Overall Percentage
56.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
B
Step 0
Constant
Variables in the Equation
S.E.
Wald
.241
.233
1.075
df
1
Sig.
.300
Exp(B)
1.273
94
Variables not in the Equation
Score
df
NPM
1.441
CR
.320
DER
.635
Variables
Size
4.642
KA
7.170
DD
16.696
GC
19.737
Overall Statistics
34.616
Step 0
Sig.
.230
.572
.426
.031
.007
.000
.000
.000
1
1
1
1
1
1
1
7
Block 1: Method = Enter
a,b,c,d
Iteration History
Iteration
Step 1
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant
1
64.548
2
3
NPM
CR
DER
Size
KA
DD
GC
-3.055
-.003
-.232
-.869
.140
.033
.027
1.711
59.851
-7.912
.001
-.329
-1.361
.411
.056
.043
2.103
59.041
-11.548
.006
-.334
-1.625
.609
.071
.054
2.163
4
58.983
-12.756
.007
-.319
-1.705
.672
.077
.059
2.152
5
58.982
-12.865
.007
-.317
-1.713
.678
.077
.059
2.150
6
58.982
-12.865
.007
-.317
-1.713
.678
.077
.059
2.150
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 102.889
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square
Step 1
df
Sig.
Step
43.907
7
.000
Block
43.907
7
.000
Model
43.907
7
.000
Model Summary
Step
1
-2 Log likelihood
58.982
a
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
.443
.594
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
parameter estimates changed by less than .001.
95
Hosmer and Lemeshow Test
Step
Chi-square
1
df
8.496
Sig.
7
.291
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
SR = 0
Observed
Step 1
SR = 1
Expected
Observed
Total
Expected
1
8
7.429
0
.571
8
2
8
6.855
0
1.145
8
3
6
6.329
2
1.671
8
4
4
5.266
4
2.734
8
5
3
3.659
5
4.341
8
6
2
1.903
6
6.097
8
7
1
.916
7
7.084
8
8
0
.492
8
7.508
8
9
1
.152
10
10.848
11
Classification Table
Observed
a
Predicted
SR
0
SR
Step 1
Percentage
Correct
1
0
28
5
84.8
1
7
35
83.3
Overall Percentage
84.0
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B
NPM
a
Wald
df
Sig.
Exp(B)
.007
.031
.055
1
.814
1.007
-.317
.349
.823
1
.364
.729
DER
-1.713
.816
4.413
1
.036
.180
Size
.678
.586
1.340
1
.247
1.970
KA
.077
.037
4.432
1
.035
1.080
DD
.059
.029
4.268
1
.039
1.061
2.150
.807
7.107
1
.008
8.588
-12.865
10.210
1.588
1
.208
.000
CR
Step 1
S.E.
GC
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: NPM, CR, DER, Size, KA, DD, GC.
96
Correlation Matrix
Constant
Step 1
NPM
CR
DER
Size
KA
DD
GC
Constant
1.000
-.094
-.316
.320
-.990
-.154
-.477
NPM
-.094
1.000
-.196
.015
.044
.179
.100
.332
.172
CR
-.316
-.196
1.000
.257
.231
-.088
.421
-.478
DER
.320
.015
.257
1.000
-.383
-.208
-.384
.077
Size
-.990
.044
.231
-.383
1.000
.116
.420
-.342
KA
-.154
.179
-.088
-.208
.116
1.000
.125
.183
DD
-.477
.100
.421
-.384
.420
.125
1.000
-.334
GC
.332
.172
-.478
.077
-.342
.183
-.334
1.000
97
Download