PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: FAUZI DWI RAHARJO NIM : 109082000050 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M i --T PENGART}II CORPORATE GOWRNANCE DAT\I KARAKTERISTIK PERUSAIIAAI\I TERHADAP PENGUNGKAPAI\T WSTAINABILITY REPORT (Studi Empiris Pada Perusaheen LQ45 yeng Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2Ol2 a0l 4) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakuttas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Fauzi llwi Rehario NIM: 10!mt2fiXm50 Di Bawah Bimbingan Yessi w Fiti, SE.,M.Si.,Ak.,CA 2AA6A4 2 002 NIP. 1 9760924 JIIRUS$I AIONTANSI r.AI('LTAS EKONOhII DAI\I BISMS I.]NTVERSITAS ISLAM IYAGERI SYARIF JAKARTA l4sTHn0rcr0tr HII}AYATI]LLAH LEMBAR PENGESAHAN UJIAI\I KOMPREEENSIF Hdti iui, 07 ,Ult Z01A tghh &lahrtan ujian ltompr&ensif atas mahasiswa: l. Nama 2. NIM 3. Jurtrsan 4. Judul Skripsi FauziDwi Raharjo :109082000050 : Aluntansi : Penganrh Corporate Governancedan Karakteristik : Perusabaan Terhadap Pengungkapan &xuinability Report (Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2Ol2-2O14) Setelah macermati dan memperlihatkan penampilan dan ke,mampuan yang bersangfuutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ketahap Ujian Skipsi sebagai salah satu syarat untuk momperoletr gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonoriri dan Bisnis Universitas Islm Negeri Syarif Hidayatullatr Jakmta Jakartq 07 Juli 2014 1. Zuhairan Yunmi Yunan^ SE.. M.Sc NrP. 19800416 20n/9t2 t N2 2. Yessi Fiti. SE.. Ak.. M.Si NrP. 19760924 200,6042 A02 3. Y-usar Sagaia SE.. Penguji I Pengsji II Penguji III Ak.. M.Si NIDN.20090s8601 ilt LEMBAR PENGESAIIAN UJIAN SKRIPSI Hari ini,21 Juni 2016 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa : Fat:zi Dwi Raharjo 1. Nama 109082000050 2. NIM 3. Jurusan Akuntansi 4. Judul Skripsi Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkap an Sustainability Report (Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period e 2012-201 4) Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang bersanglutan selama proses ujian komprehensif maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 1. 2l lvri20l6 Hepi Prayudiawan. SE..MM..Ak..CA. NIP. 19720516 200901 I 006 2. Yessi Fihi. SE.-M.Si..Ak..CA. NIP. 1 9760924 200604 2 002 Sekretaris 3. Fiki Damayanti. SE..M.Si. NrP. 1981073t 200604 2 003 4. Yessi Fitri. SE..M.Si..Ak..CA. NrP. 19760924 200604 2 002 Penrbimbing lv LEMBAR PER}I'YATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAII Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama Fauzi Dwi Raharjo NIM 109082000050 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Jurusan Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya : 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan 2. 3. 4. 5. mempertanggungi awabkan. Tidak melakukan plagiat atas naskah orang lain. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. Tidak melakrrkan pemanipulasian dan pemalsuan data. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungiawabkan, ternyata memang diternukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakartab24 Jvnt2016 Fauzi Dwi Raharjo DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS DIRI 1. Nama 2. Tempat, Tanggal Lahir 3. Alamat 4. Telepon 5. Email II. III. : Fauzi Dwi Raharjo : Jakarta, 07 Februari 1991 : Komplek Puri Bintaro Hijau Blok E3 No 31 Rt.002 Rw.012 Kelurahan Pondok Aren Kecamatan Pondok Aren Kabupaten Tangerang Selatan : 082299596100 :[email protected] PENDIDIKAN FORMAL 1. SDN 05 Petukangan Selatan Jakarta 2. SMPN 161 Jakarta 3. SMAN 90 Jakarta 4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1997-2003) (2003-2006) (2006-2009) LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Yanto (alm) 2. Ibu : Suntit Juarsih 3. Alamat : Komplek Puri Bintaro Hijau Blok E3 No 31Rt.002 Rw.002 Kelurahan Pondok Aren Kecamatan Pondok Aren Kabupaten Tangerang Selatan 4. No. Telp : 021-73461427 vi Influence of Corporate Governance and Company Characteristics Against Disclosure Sustainability Report (Empirical Study on LQ45 Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange Period 2012-2014) ABSTRACT This study aims to find empirical evidence about the effect of profitability, liquidity, leverage, company size, the number of audit committee meetings, the number of meetings of the board of directors and governance committee on the disclosure of the company's sustainability report LQ45 listed on the Stock Exchange 2012-2014. The number of companies sampled in this study as many as 25 companies. This study is based on a purposive sampling method. Testing the hypothesis in this study using logistic regression analysis using SPSS 20.0. The results showed that the leverage, the number of audit committee meetings, the number of board meetings and committee governance significantly influence sustainability disclosure report. Meanwhile, profitability, liquidity, and the size of the company does not significantly influence sustainability disclosure report.. Keywords: Sustainability Report, Profitability, Liquidity, Leverage, The size of the Company, the Audit Committee, the Board of Directors, Governance Committee. vii Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report (Studi Empiris pada perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, jumlah rapat komite audit, jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode 2012-2014. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 perusahaan. Penelitian ini bedasarkan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistic dengan menggunakan program SPSS 20.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa leverage, jumlah rapat komite audit, jumlah rapat dewan direksi dan governance committee berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Sedangkan profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Kata kunci : Sustainability Report, Profitabilitas, Likuditas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Dewan Direksi, Governance Committee. viii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum, Wr. Wb. Alhamdulillahirabbil’aalamin. Segala puji atas ke hadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report (pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode 2012-2014)”. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad Saw dan para sahabatnya yang telah memberikan penerangan bagi seluruh umat. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bagaimanapun penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Kesuksesan dan keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak. Dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua orangtua, ibu Suntit Juarsih dan bapak Yanto (Alm) yang selalu mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini, memberikan semangat dan doa yang tiada putus, cinta, kasih sayang, pengorbanan dan dukungan baik moril ix dan materil yang telah diberikan selama ini, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 2. Kakak tersayang, Fauziah Utami dan Adik tercinta Ghina Yantri Lestari serta keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis. 3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi arahan dan motivasi juga bimbingan terbaiknya selama ini. Terima kasih atas saran dan dukungan yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. 5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya selama ini dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 7. Septya Darma Yanti, sang pujaan hati yang selalu memberikan ide, motivasi, doa dan tempat berbagi suka duka sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. x 8. Adriansyah dan Syarief Nugroho yang tidak henti-hentinya mengingatkan dan tidak bosan-bosannya memberi semangat serta sebagai tempat bertanya dalam mengerjakan skripsi ini. 9. Arfian Fauzi, Dea Refida, Desy Sarwilah, Hilman Fikri, Jody Bramantyo dan Yudha Bagaskara selaku teman kantor yang selalu menghibur di akhir pekan serta mengingatkan untuk jangan menyerah dalam mengerjakan skripsi ini. 10. Sahabat seperjuanganku Arief Mulyawan, Dhio Rizky Chandra, Suhendro, Tsaurah Fitria, Rifki Sulviar dan Rizky Pra Ramadhan terima kasih atas dukungan dan bantuannya kepada penulis. 11. Rekan-rekan akuntansi 2009, terima kasih atas dukungan dan semangatnya yang telah diberikan kepada penulis. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan, dukungan dan doanya dalam menyelesaikan skipsi ini. Dengan adanya keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang dimiliki, penulis menyadari betul skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 24 Juni 2016 Fauzi Dwi Raharjo xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL . ............................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI . ................................................................ . ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. …. iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. …. iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... ….. v DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... …. vi ABSTRACT ....................................................................................................... .... vii ABSTRAK ....................................................................................................... …viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... …..ix DAFTAR ISI .................................................................................................... ... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ .. xvii DAFTAR GAMBAR . ..................................................................................... . xviii DAFTAR LAMPIRAN . .................................................................................. . xviii BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. BAB II Latar Belakang Penelitian...................................................... 1 Rumusan Masalah .............................................................. … 11 Tujuan Penelitian ............................................................... … 12 Manfaat Penelitian ............................................................ … 12 TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Literatur .................................................................. … 15 1. Teori Stakeholder ......................................................... … 15 2. Teori Legitimasi ........................................................... … 16 3. Corporate Social Responsibility .................................. … 17 xiii a) Konsep Triple Bottom Line…….………………………. 19 b) Sustainability Report……………………………………. 19 4. Corporate Governance……………………………….... 27 a) Komite Audit………………………………………...28 b) Dewan Direksi……………………………………….29 c) Governance Committee ……………………………..29 5. Karakteristik Perusahaan ……………………………..... 30 a) Profitabilitas………………………………………… 30 b) Likuiditas…………………………………………… 31 c) Leverage…………………………………………….. 32 d) Ukuran Perusahaan………………………………….. 32 B. Penelitian Terdahulu . ........................................................... . 33 C. Kerangka Pemikiran……………………………………… 36 D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis….37 1. Profitabilitas dengan Pengungkapan Sustainability Report………………………………………………...…. 37 2. Likuiditas dengan Pengungkapan Sustainability Report... 38 3. Leverage dengan Pengungkapan Sustainability Report… 39 4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Sustainability Report………………………………….………………... 39 5. Komite Audit dengan Pengungkapan Sustainabilty Report…………………………………………………… 40 6. Dewan Direksi dengan Pengungkapan Sustainability Report…………………………………………………… 42 7. Governance Committee dengan Pengungkapan Sustainability Report……………………………………. 43 BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian.................................................. … 45 Metode Penentuan Sampel ................................................. … 45 Metode Pengumpulan Data ................................................ … 46 Metode Analisis Data ......................................................... … 46 Metode Pengujian Hipotesis…….......................................... 47 1. Statistik Deskriptif ....................................................... … 47 2. Analisis Logistic Regression…………………………… 47 a. Menilai keseluruhan model (overall model fit)……... 48 1. Uji Koefisien Determinasi (R2)………………… 49 2. Uji Kelayakan Model Regresi………………….. 49 b. Menguji Koefisien Regresi…………………………. 50 F. Operasional Variabel Penelitian……………………………. 51 A. B. C. D. E. xiv 1. Variabel Independen .................................................... … 52 a. Profitabilitas ........................................................... … 52 b. Likuiditas…………………………………………… 52 c. Leverage………………………………………….… 53 d. Ukuran Perusahaan ................................................ … 53 e. Komite Audit ......................................................... … 54 f. Dewan Direksi……………………………………… 54 g. Governance Committee……………………………...55 2. Variabel Dependen ....................................................... … 55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian....................... … 57 1. Deskripsi Objek Penelitian........................................... … 57 2. Deskripsi Sampel Penelitian ........................................ … 57 B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian………………………….. 59 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif………..……………… …. 60 C. Uji Logistic Regression……………………………………... 63 1. Menilai keseluruhan model (overall model fit)…………. 63 a) Uji Koefisien Determinasi (R2)…………………….. 64 b) Uji Kelayakan Model Regresi………………………. 65 2. Menguji Koefisien Regresi Logistik……………………. 66 a) Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sustainability Report……………………………...… 67 b) Pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan Sustainability Report……………………………...… 68 c) Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sustainability Report……………………………….. 69 d) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report ……………………………….. 70 e) Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan Sustainability Report……………...………………… 71 f) Pengaruh Dewan direksi terhadap Pengungkapan Sustainability Report………………………………... 72 g) Pengaruh Governance Committee terhadap Pengungkapan Sustainability Report……….………. 73 xv BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ ... 76 B. Implikasi ............................................................................ ... 77 C. Saran. ................................................................................. …79 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... …81 LAMPIRAN ..................................................................................................... …85 xvi DAFTAR TABEL No Keterangan Halaman Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu …………………………….. 34 Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ……………………………… 56 Tabel 4.1 Rinciaan Sampel Penelitian…………………………………… 58 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif……………………………………………. 60 Tabel 4.3 Overall model fit test…………………………………………….….. 64 Tabel 4.4 Model Summary ………….…………………………………… 65 Tabel 4.5 Hosmer and Lemeshow Test ………………………………………. 65 Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)………………………….. 66 Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Penelitian……………………………………... 75 xvii DAFTAR GAMBAR No Gambar 2.1 Keterangan Halaman Skema Kerangka Konseptual …………………………………. 36 DAFTAR LAMPIRAN No Keterangan Halaman 1. Data Sampel…………………………………………………….. 86 2. Hasil Output SPSS……………………………………………... 94 xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat. Banyak perusahaan yang tidak bisa bertahan lama karena tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Untuk menghadapi persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien. Agar perusahaan bisa bekerja secara efektif dan efisien, perusahaan membutuhkan rencana kerja yang baik. Rencana kerja yang baik biasanya dibuat oleh manajemen. Manajemen dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang dapat menunjang perkembangan perusahaan sehingga dapat tercapainya tujuan perusahaan. Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang dihasilkan perusahaan tersebut merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan agar tetap bertahan dalam kondisi apapun. Oleh karena itu, pihak manajemen perusahaan harus melakukan upaya-upaya atau tindakan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal, maka perusahaan akan mengalami perkembangan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Menurut Elkington dalam Effendi (2009), selain mengejar keuntungan, perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat serta turut berkontribusi aktif dalam 1 menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini mengindikasikan perusahaan boleh berlanjut sebagai entitas pencetak laba sepanjang tidak merusak lingkungan dan sosial. Substansi keberadaan tanggung jawab sosial muncul dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan dengan membangun kerjasama antara stakeholders yang terkait. Keuntungan merupakan salah satu tujuan utama dari suatu perusahaan. Beberapa tahun terakhir sebagian perusahaan di Indonesia mulai menyeimbangkan antara orientasi keuntungan dan perbaikan lingkungan. Perusahaan mulai melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat untuk lingkungan dan sosialnya yang dikenal dengan Triple Bottom Line (3P).Triple Bottom Line, atau 3P yaitu Profit, People, and Planet. Profit, mengejar keuntungan untuk kepentingan shareholders, dan memperhatikan kepentingan stakeholders. People, memenuhi kesejahteraan masyarakat. Planet, berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (Global Reporting Initiative, 2015). Konsep 3P dianggap sebagai pilar utama dalam membangun bisnis berkelanjutan, serta untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai kekuatan penting dalam masyarakat, organisasi dalam bentuk apapun memiliki sebuah peran penting dalam pencapaian tujuan ini (Global Reporting Initiative, 2015). Pengelolaan sumber daya memerlukan cara tepat agar dapat memenuhi 2 kebutuhan generasi yang akan datang. Salah satu cara perusahaan dalam pengelolaan sumber daya adalah dengan mengurangi dampak lingkungan dari 2 operasional bisnis perusahaan, meminimalkan sumber daya yang digunakan serta kemunculan limbah (Luthfia, 2012). Banyak hal harus dilakukan untuk dapat mewujudkan pembangunan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu tantangan utama dari pembangunan berkelanjutan adalah tuntutan adanya pilihan-pilihan dan cara berpikir inovatif. Perkembangan pengetahuan dan teknologi tidak hanya dituntut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat membantu dalam memecahkan permasalahan terkait risiko dan ancaman terhadap keberlanjutan dari hubungan sosial, lingkungan, dan perekonomian (Global Reporting Initiative, 2015). Isu lain yang cukup mencolok adalah soal kerusakan lingkungan dan upaya mengelola sumber energi alternatif ramah lingkungan (Rahman, 2008). Laporan keberlanjutan (sustainability report) merupakan bentuk laporan yang bersifat sukarela (voluntary) sebagai bentuk tanggungjawab sosial dan lingkungan. Sustainability report sangat diperlukan agar stakeholders termasuk masyarakat, mengetahui segala bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan (Sari dan Marsono, 2013). Hal ini termasuk laporan keuangan, laporan CSR ataupun sustainability report sebagai penilaian awal atas kredibilitas suatu 3 perusahaan. Standar pelaporan sustainability report yang diakui secara internasional mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI). Informasi mengenai dampak aktivitas ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan dapat diungkapkan melalui sustainability report sebagai laporan sukarela yang disajikan secara terpisah dari annual report (Idah, 2013). Laporan sukarela tersebut disebut sustainability report (laporan keberlanjutan) apabila kinerja yang dilaporkannya dalam kurun waktu tertentu sudah menunjukkan kecenderungan membaik menuju dampak positif. Masyarakat luas bisa melihat aktivitas CSR perusahaan melalui sustainability report perusahaan itu sendiri. Pengungkapan Sustainability Report merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mempublikasikan laporan keberlanjutan. Laporan ini memberikan informasi tentang pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan dan sosial. Laporan ini disusun berdasarkan Pedoman Sustainability Report Global Reporting Initiative (GRI). Sustainability report mempunyai standar pengungkapan yang mencerminkan keseluruhan aktivitas sosial perusahaan. Dalam hal ini, sustainability report berbeda dengan laporan keuangan. Perusahaan kemudian mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui sustainability report untuk memenuhi kepentingan stakeholder (Aniktia dan Muhammad, 2015). Sustainability report atau juga bisa disebut laporan non-finansial disusun secara paralel dengan laporan keuangan tahunan perusahaan. Sustainability report merupakan laporan kinerja aspek sosial, ekonomi, dan 4 lingkungan perusahaan. Setiap Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), laporan non-finansial dilaporkan oleh manajemen bersamaan dengan laporan keuangan perusahaan. Seluruh pemangku kepentingan perusahan hadir untuk membaca, menganalisa, dan mengomentari isi laporan tersebut. Meskipun sifatnya masih sukarela (voluntary), sustainability report berbeda dengan laporan keuangan yang telah memiliki sistem dan diamanatkan oleh undang-undang. Laporan ini melaporkan kinerja aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan adalah hal mutlak bagi perusahaan yang mengklaim memiliki kinerja CSR tinggi (Ramayana, 2009). Beberapa dekade ini sering terjadi bencana lingkungan hidup di berbagai belahan dunia, seperti Three Mile Island, Love Canal, Bhopal (India), Chernobyl (Rusia), Times Beach (Missouri) sampai peracunan merkuri di Minamata (Jepang) (Sobur, 2005). Tragedi lingkungan juga terjadi di Indonesia, seperti kasus PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo, Newmont Minahasa Raya di Buyat, PT. Freeport di Irian Jaya (Luthfia, 2012). Kasus Lumpur Lapindo Brantas terjadi karena faktor ketidakberuntungan perusahaan dalam melakukan eksplorasi penggalian pada saat pengeboran serta adanya kesalahan prosedural yang meyebabkan semburan gas. Semburan gas tersebut menyebabkan pencemaran lingkungan, serta berubahnya kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar karena lumpur telah meluas ke area pemukiman warga yang menyebabkan warga kehilangan tempat tinggal. 5 Masyarakat meminta perusahaan untuk memperhatikan kasus tersebut, namun selama beberapa tahun perusahaan belum ditetapkan sebagai tersangka. Kasus lain adalah pencemaran lingkungan yang terjadi di Teluk Buyat, Minahasa Raya. Lingkungan masyarakat tercemar oleh limbah dari PT. Newmont yang disebabkan oleh kesengajaan perusahaan mengeluarkan limbah ke tepi Teluk Buyat sebagai lahan bebas pembuangan limbah.Kasus PT. Newmont tengah diselesaikan melalui pengadilan namun PT. Newmont telah ditetapkan tidak bersalah atau bebas. Menurut UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, perusahaan harus melakukan tanggung jawab sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban atas aktivitas perusahaan. Aktivitas tersebut juga perlu dilaporkan melalui laporan tanggung jawab sosial yang disajikan dalam annual report, atau perusahaan dapat menyajikan laporan tanggung jawabnya melalui sustainability report sebagai laporan yang terpisah dari annual report. Sustainability report dapat dijadikan sebagai bentuk transparansi perusahaan dalam mengungkapkan informasi dampak aktivitasnya. Tragedi-tragedi tersebut terjadi karena adanya ketidakpedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial perusahaan. Kejadian tersebut memberikan kesadaran kepada perusahaan untuk melakukan kegiatan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan maupun sosial atau CSR (Corporate Social Responsibility). Kegiatan tersebut didukung pemerintah dengan menerbitkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) 6 yang mengungkap berbagai ketentuan tentang pendirian PT. Pasal 74 dalam Undang-Undang ini membahas tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan tujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi PT itu sendiri, komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya (Saputro dan Linda, 2013). Dilling (2010), menyatakan bahwa di Eropa semakin banyak negara mewajibkan laporan keberlanjutan, setidaknya untuk beberapa jenis dan ukuran perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya kepedulian negara-negara di Eropa untuk membuat peraturan mengenai kewajiban pengungkapan Sustainability Report. Pengungkapan Sustainability Report di Indonesia dan beberapa Negara lain masih bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang mewajibkan seperti halnya pada penerbitan financial reporting (Utama dalam Suryono, 2011). Meskipun demikian, minat dan prioritas perusahaan untuk mempublikasikan sustainability report tidak berkurang. Hal ini dikarenakan meningkatnya peraturan lingkungan di banyak negara yang diperkirakan akan semakin ketat. Selain itu, tuntutan masyarakat akan peran perusahaan semakin meningkat, sehingga mendorong perusahaan untuk memberikan informasi transparan, akuntabel, serta praktik tata kelola perusahaan yang baik (Luthfia, 2012). Penelitian mengenai sustainability report juga mulai berkembang, yang menandakan fenomena sustainability report mulai banyak dilakukan oleh perusahaan. Hal ini menjadi topik yang menarik untuk diteliti. 7 Beberapa penelitian terdahulu, telah meneliti mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam pengungkapan sustainability report. Dalam pengujian beberapa faktor yang mempengaruhi pengungkapan sustainability report, ditemukan hasil tidak konsisten antara peneiliti satu dengan peneliti lain. Suryono dan Prastiwi (2011) dalam penelitiannya menguji karakteristik perusahaan dan corporate governance dengan praktik pengungkapan Sustainability Report, menunjukkan bahwa variabel independen profitabilitas, ukuran perusahaan, komite audit, dan dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap praktik pengungkapan Sustainability Report. Variabel independen likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan dan governance committee tidak berpengaruh terhadap praktik pengungkapan sustainability report. Hasil berbeda juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Luthfia (2012), dimana variabel independen yang digunakan adalah kinerja keuangan, ukuran perusahaan, struktur modal, dan corporate governance. Variabel kinerja keuangan diproksikan melalui profitabilitas, likuiditas, leverage, dan aktivitas perusahann. corporate governance diproksikan melalui komite audit dan dewan direksi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel independen leverage, ukuran perusahaan dan dewan direksi berpengaruh positif terhadap publikasi sustainability report dan variabel independen profitabilitas, likuiditas, aktivitas perusahaan, komite audit dan struktur modal tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. 8 Penelitian yang dilakukan oleh Saputro dan Linda (2013), menguji profitabilitas, likuiditas, leverage, dengan kualitas pengukapan sustainability report. Variabel independen yang diuji, variabel likuiditas berhubungan positif dengan pengungkapan sustainability report sedangkan profitabilitas dan leverage berhubungan negatif dengan pengungkapan sustainability report. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013) yang menggunakan variabel independen profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, aktivitas perusahaan, komite audit, dewan direksi, dewan serta dewan komisaris independen dengan variabel dependen pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen komite audit dan dewan komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report, sedangkan variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan, ukuran perusahaan dan dewan direksi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. Aziz (2014) menguji Good corporate governance dengan luas pengungkapan Sustainability Report dimana ukuran dewan komisaris, komite audit, kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham terkonsentrasi, kepemilikan saham manajerial, ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel kepemilikan saham manajerial yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Sustainability Report. Variabel ukuran dewan komisaris, komite audit, kepemilikan saham institusional, kepemilikan 9 saham terkonsentrasi, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report. Melihat adanya hasil yang tidak konsisten diantara beberapa penelitian tersebut, menjadikan hal menarik untuk diteliti kembali. Penelitian ini dilakukan dengan merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi (2011) dengan melihat hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengungkapan Sustainability Report. Penelitian ini mencoba menguji kembali pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Namun, penelitian sebelumnya masih jarang menggunakan variabel governance committee, maka penulis menambahkan variabel governance committee dalam corporate governance dan menggunakan net profit margin untuk menghitung profitabilitas serta sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan LQ45 periode 2012-2014. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 20122014”. 10 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report? 2. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report? 3. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report? 4. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report? 5. Apakah Komite Audit berpengaruh terhadap Pengungkapan berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report? 6. Apakah Dewan Direksi Sustainability Report? 7. Apakah Governance Committee Perusahaan berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report? 11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai hal-hal sebagai berikut: a. Untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sustainability Report. b. Untuk menganalisis pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan Sustainability Report. c. Untuk menganalisis pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sustainability Report. d. Untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report. e. Untuk menganalisis pengaruh Komite Audit terhadap Direksi terhadap Pengungkapan Sustainability Report. f. Untuk menganalisis pengaruh Dewan Pengungkapan Sustainability Report. g. Untuk menganalisis pengaruh Governance Committee terhadap Pengungkapan Sustainability Report. 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang dilakukan, penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada beberapa pihak. Pihak tersebut antara lain: 12 a. Akademisi Untuk menambah pemahaman serta wawasan mengenai sustainability, sustainability development, pengembangan teknologi sustainability report dalam suatu perusahaan. Disamping itu, menjelaskan mengenai peran corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Perusahaan Sebagai kontribusi pengetahuan mengenai pengungkapan sustainability report serta pentingnya tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui sustainability report yang dilaporkan secara terpisah dari laporan keuangan sebagai bentuk keberlanjutan perusahaan dalam mewujudkan sustainable development. c. Investor Pengungkapan sustainability report merupakan hal penting yang memiliki kontribusi sebagai pertimbangan investor untuk menilai aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan yang diungkapkan melalui sustainability report sebagai bentuk sustainable suatu perusahaan terhadap lingkungan sosialnya. d. Pemerintah Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi atau wacana bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan pasti mengenai 13 sustainability report yang lebih baik lagi bagi perusahaanperusahaan di Indonesia. e. Masyarakat Sebagai pengontrol perilaku-perilaku perusahaan dan memberikan informasi akan hak-hak yang dapat diperoleh masyarakat atas aktivitas perusahaan. 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Literatur 1. Teori Stakeholders Teori Stakeholder merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang meliputi karyawan, konsumen, pemasok, masyarakat, pemerintah selaku regulator, pemegang saham, kreditur, pesaing, dan lain-lain. Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder. Gray, et al. (1994, dalam Purwanto,2011) menyatakan bahwa: “Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholder-nya”. Teori stakeholder berkaitan dengan cara yang dilakukan perusahaan untuk mengatur stakeholder-nya. Cara tersebut tergantung pada strategi yang diadopsi perusahaan, yaitu strategi aktif dan pasif (Purwanto, 2011). Strategi aktif tidak hanya mengidentifikasi stakeholder, tetapi juga menentukan stakeholder mana yang memiliki kemampuan terbesar dalam mempengaruhi alokasi sumber ekonomi ke dalam perusahaan. Perhatian yang besar terhadap stakeholder akan mengakibatkan tingginya tingkat pengungkapan informasi sosial dan 15 tingginya kinerja sosial perusahaan. Sedangkan perusahaan yang mengadopsi strategi pasif cenderung tidak terus menerus memonitor aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi optimal untuk menarik perhatian stakeholder. Akibatnya adalah rendahnya tingkat pengungkapan informasi sosial dan rendahnya kinerja sosial perusahaan. Pengungkapan informasi dapat dibagi menjadi dua yakni yang sifatnya wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Salah satu bentuk pengungkapan sukarela yang berkembang dengan pesat saat ini yaitu pengungkapan sustainability report. Melalui pengungkapan sustainability report (pengungkapan sosial dan lingkungan) perusahaan dapat memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Suryono, 2011). 2. Teori Legitimasi Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan ke depan. Hal itu, dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat yang semakin maju (Sari dan Marsono, 2013). Menurut Dowling dan Pfeffer (1975 dalam Purwanto, 2011), teori legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi. Kedua peneliti tersebut menyatakan bahwa: “Karena legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi, batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, 16 dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan”. Teori legitimasi berdasarkan pada gagasan perusahaan beroperasi di dalam masyarakat melalui suatu kontrak sosial, kemudian perusahaan tersebut akan membuat kesepakatan untuk melaksanakan berbagai macam tindakan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai balasan atas diterimanya tujuan perusahaan, kelangsungan hidup perusahaan, dan penghargaan lainnya (Suryono, 2011). Kesesuaian nilai sosial yang ingin diciptakan oleh perusahaan dapat diciptakan melalui peningkatan komunikasi yang efektif bagi masyarakat. Komunikasi ini dapat dilakukan melalui pengungkapan informasiinformasi tambahan yang lebih bersifat pendukung dan kebanyakan bersifat sukarela. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yakni dengan pembuatan sustainability report. Laporan ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh legitimasi (Suryono, 2011). Dengan demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk mempertahankan hidup (going concern). 3. Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kewajiban organisasi bisnis untuk turut serta dalam kegiatan yang bertujuan melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan (Prasetyono, 2011). Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam Wahyuningtyas dan Nugrahanti (2012) CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan 17 kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Pengungkapan kegiatan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan perusahaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan citra perusahaan di masyarakat pada umumnya dan investor pada khususnya (Sudana dan Putu Ayu, 2011). Selain itu, Syahrir dan Suhendra (2010) dalam Kamil dan Herusetya (2012) mengatakan bahwa tujuan dari penerapan CSR ini adalah agar menciptakan standar kehidupan yang lebih tinggi, dengan mempertahankan kesinambungan laba usaha untuk pihak pemangku kepentingan sebagaimana yang diungkapkan dalam laporan keuangan entitas. Di Indonesia, kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR diatur dalam beberapa peraturan atau perundangan seperti Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dalam Pasal 74 (1) yang menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu, juga terdapat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UUPM) yaitu pada Pasal 15 (b) yang menyatakan bahwa setiap penanam modal wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dan pada 18 Pasal 16 yang menyatakan bahwa setiap penanam modal bertanggungjawab menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja (Purwanto, 2011). a. Konsep Triple Bottom Line Effendi (2009) mengemukakan bahwa istilah triple bottom line dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun 1997 melalui bukunya Cannibals With Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Business. Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memerhatikan 3P, yaitu: 1) profit untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, 2) people untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan masyarakat, serta 3) planet untuk menjaga dan meningkatkan kualitas alam serta lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi. Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun juga harus memerhatikan aspek sosial dan lingkungannya. b. Sustainability Report Kewajiban pengungkapan CSR di Indonesia telah diakomodasi dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 2015) paragraf 14, yang berbunyi sebagai berikut: 19 “Beberapa entitas juga menyajikan, dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah, khususnya bagi industry dimana faktor lingkungan hidup adalah signifikan dan ketika karyawan dianggap sebagai kelompok pengguna laporan keuangan yang memegang peranan penting. Laporan yang disajikan diluar laporan keuangan tersebut adalah diluar dari ruang lingkup SAK”. Berdasarkan hal tersebut, sudah selayaknya perusahaan melaporkan semua aspek yang mempengaruhi kelangsungan operasi perusahaan kepada masyarakat. Namun, PSAK No.1 (Revisi 2015) tersebut meunjukkan bahwa perusahaan yang ada di Indonesia diberikan suatu kebebasan dalam mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan (Aniktia, 2015). Penting dan besarnya desakan akan risiko dan ancaman terhadap keberlanjutan kita bersama di samping peningkatan pilihan dan kesempatan, akan membuat transparansi mengenai dampak ekonomi, lingkungan dan sosial menjadi komponen utama bagi efektifnya hubungan dengan pemangku kepentingan, kebijakan investasi dan hubungan pasar lainnya (Global Reporting Initiative, 2015). Isu mengenai CSR terkait erat dengan sustainability reporting. Global Reporting Initiative (GRI) merupakan salah satu dari lembaga yang serius menangani permasalahan yang berhubungan dengan sustainability (Yuliana et.al, 2008). GRI berdiri karena semakin mendesaknya transparansi pengaruh aktivitas bisnis perusahaan baik ekonomi, lingkungan dan 20 sosial sehingga dibutuhkan pedoman atau framework untuk menyusun sustainability report bagi perusahaan dalam berbagai ukuran dan sektor usaha di seluruh dunia (Maharani, 2012). Lebih lanjut, Maharani mengatakan dengan menyusun sustainability reporting maka pemakai informasi megetahui apakah perusahaan transparan dalam menyusun kebijakan yang berorientasi pada lingkungan, manajemen, karyawan, masyarakat dan alam, pengaruh proses produksi atau aktivitas perusahaan terhadap lingkungan dan sejauh mana perusahaan mengomunikasikan hal tersebut kepada publik serta apakah perusahaan jujur terhadap diri mereka sendiri dan terhadap lingkungan. Laporan keberlanjutan adalah praktik pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. Laporan Keberlanjutan merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan social, misalnya triple bottom line, laporan pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya. Laporan Keberlanjutan yang disusun berdasarkan Kerangka Pelaporan Global Reporting Initiative mengungkapkan keluaran dan hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu dalam konteks komitmen organisasi, strategi, dan pendekatan 21 manajemennya (Global Reporting Initiative, 2015). Laporan dapat digunakan untuk tujuan berikut, diantaranya: 1) Patok banding dan pengukuran kinerja berkelanjutan yang menghormati hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif sukarela. 2) Menunjukkan dipengaruhi bagaimana oleh organisasi harapannya mempengaruhi mengenai dan pembangunan berkelanjutan. 3) Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan di antara berbagai organisasi dalam waktu tertentu. Sebagaimana dijelaskan oleh Rahman (2008) meskipun jumlah perusahaan di Indonesia yang melaporkan sustainability report terus meningkat, namun ada berbagai alasan untuk tidak berpuas diri, dan masih pentingnya kerja keras hingga bertahuntahun ke depan. Pertama, karena jumlah perusahaan pembuat laporan berkelanjutan masih terlampau sedikit. Apalagi jika dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan di Indonesia. Kedua, kalau kita menyimak dengan seksama isi laporan keberlanjutan Antam yang dianggap terbaik hingga sekarang tidak seluruh deskripsi di setiap indikator dikatakan berimbang, untuk perusahaan lainnya. Ketiga, pemanfaatan laporan keberlajutan masih sangat tertinggal dibandingkan negara lain. Keempat, dunia mengarah ke ide One Report yaitu penyatuan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan. 22 Perusahaan yang menyusun sustainability reporting akan memberi kemudahan bagi pemakai informasi untuk mengetahui apakah perusahaan sudah transparan dalam menyusun kebijakan yang berorientasi pada lingkungan, manajemen, karyawan, masyarakat dan alam. Global Reporting Initiative membuat sustainability report guideline yang memberi petunjuk pembuatan laporandengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Admin KeuLSM, 2015). Ruang lingkup informasi sustainaility report menurut GRI meliputi: 1) Strategy and analysis, yang digambarkan dari statement CEO dan Preskom atau ketua organisasi independen terhadap organisasi pembuat laporan yang memaparkan risiko dan peluang penting secara ringkas, serta informasi umum stategi perusahaan. 2) Organization Profile, meliputi informasi menyeluruh mengenai nama organisasi, produk-produknya, struktur operasional, negara-negara kepemilikan dan dimana perusahaan beroperasi, kondisi badan hukumnya, pasar, skala organisasi, serta keputusan-keputusan penting selama periode pelaporan. 3) Report parameter, memuat report profile, report scope and boundary, dan GRI content index. 4) Governance (struktur organisasi dan tata kepemimpinan dalam organisasi tersebut), Commitments to External Initiatives 23 (keterangan mengenai apakah dan bagaimana pendekatan tertentu diambil oleh perusahaan dengan mengacu pada prinsipprinsip/ perjanjian/ kesepakatan dalam hal sosial dan lingkungan yang dikembangkan secara eksternal dan diterapkan secara sukarela) dan Engagement (sebagai gambaran luasnya pemangku kepentingan yang didefinisikan oleh organisasi dan relasi dengan para pemangku kepentingan tersebut). Kerangka kerja Global Reporting Initiative telah diperbaiki secara berkala dan pada tahun 2015, The Fourth Generation (G4) dari kerangka kerja keberlanjutan Global Reporting Initiative telah diperkenalkan di Amsterdam, Belanda. Global Reporting Initiative G4 Guideliness (Global Reporting Initiative, 2015) mencakup indikator kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan yang terdiri dari beberapa komponen. Indikator kinerja untuk kategori ekonomi meliputi: 1) Kinerja ekonomi, yang menggambarkan kinerja keuangan yang dihasilkan dan dibagikan, implikasi keuangan karena perubahan iklim, cakupan benefit plan, dan bantuan pemerintah. 2) Kehadiran pasar (Market Presence), yang menggambarkan rasio upah standar untuk entry level per jenis kelamin terhadap upah minimum regional, proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal, dan proporsi manajer senior yang berasal dari masyarakat lokal. 24 3) Dampak ekonomi tidak langsung, yang menggambarkan investasi dan layanan infrastruktur bagi publik dan penjelasan terkait dampak ekonomi tidak langsung. Indikator kinerja untuk kategori lingkungan hidup meliputi: 1) Bahan baku, yang menggambarkan volume dan berat bahan baku yang digunakan serta persentase penggunaan bahan baku daur ulang. 2) Energi, yang menggambarkan konsumsi energi langsung (per energi primer), konsumsi energi tak langsung, penghematan energi dari konservasi dan efisiensi, inisiatif penggunaan produk hemat energi dan energi terbarukan, dan inisiatif pengurangan konsumsi energi tak langsung. 3) Air, yang menggambarkan pengambilan air dan pengaruhnya kepada sumber air, persentase dan volume penggunaan air daur ulang. 4) Biodiversity, yang menggambarkan kinerja terkait upaya melindungi area dekat lokasi usaha yang memiliki biodiversity yang tinggi. 5) Emisi, gas buang, dan limbah yang menggambarkan kinerja perusahaan dalam menekan emisi, gas buang, dan limbah. 6) Ketaatan yang diukur dari besarnya denda yang dibayar perusahaan karena pelanggaran aturan terkait lingkungan hidup. 25 7) Transportasi yang menggambarkan dampak lingkungan hidup dari pengiriman bahan baku dan produk yang dihasilkan. Indikator kinerja untuk kategori sosial meliputi: 1) Ketenagakerjaan, yang menggambarkan kinerja perekrutan, hubungan dengan buruh/ pekerja, keselamatan dan kesehatan pekerja, pendidikan dan pelatihan, peluang yang sejajar, remunerasi wanita dan pria yang sejajar. 2) Hak asasi manusia, yang menggambarkan kinerja kontrak pengadaan/ investasi yang memasukkan unsur HAM, upaya perusahaan untuk abolisi pegawai anak-anak, persentase petugas sekuriti yang dilatih aspek HAM, jumlah insiden dengan penduduk asli, penanganan keluhan terkait HAM. 3) Masyarakat (society), yang menggambarkan upaya perusahaan melibatkan masyarakat setempat dan upaya pencegahan yang diterapkan pada kegiatan berdampak negatif pada masyarakat sekitar, upaya penanganan dan pencegahan tindakan korupsi, dan praktik-praktik anti monopoli/persaingan usaha yang sehat. 4) Tanggung jawab produk, yang mengukur kinerja perusahaan terkait keamanan produk dari aspek kesehatan, pelabelan produk, komunikasi pemasaran (termasuk sponsorship), dan kerahasiaan data pelanggan. 26 4. Corporate Governance Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and Development), corporate governance merupakan suatu sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Terdapat beberapa prinsip dalam implementasi good corporate governance (GCG). Menurut pedoman umum good corporate governance Indonesia, terdapat lima prinsip utama yang terkandung dalam good corporate governance yaitu transparency, accountability, responsibility, independency serta fairness yang akan dijabarkan sebagai berikut : a) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan, termasuk tentang kegiatan CSR. b) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. c) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan dengan prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. d) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai 27 dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. e) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. 1. Komite Audit Komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi (Suryono dan Prastiwi, 2011). Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep- 24/PM/2004 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Rapat dilaksanakan untuk melakukan koordinasi agar efektif dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan corporate governance perusahaan agar menjadi semakin baik (Suryono dan Prastiwi, 2011). 28 2. Dewan Direksi Dewan direksi/ dewan direktur merupakan seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Peseroan Terbatas (PT), dapat berasal dari seseorang yang memiliki perusahaan tersebut ataupun orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha. Dewan direksi bertindak sebagai aspek sistem pengendalian dalam suatu perusahaan, memiliki peran ganda yaitu sebagai monitoring dan pengambil keputusan (Dilling, 2010). Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011). 3. Governance Committee Suryono (2011) menjelaskan bahwa penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota governance commitee yang kompeten dan berkualitas. 29 Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi. Gagasan pembentukan komite ini pada awalnya, merupakan keharusan bagi perusahaan berdasarkan UndangUndang Sarbanes-Oxley 2002 di Amerika Serikat. Tujuan dari governance committee adalah melakukan pengawasan terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan atas laporan keuangan. Suryono (2011) menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mendorong penerapan GCG, antara lain membentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang telah mengeluarkan Pedoman GCG dan pada tahun 2004, KNKCG diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 5. Karakteristik Perusahaan a) Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan entitas dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan ekuitas (Kamil dan Herusetya, 2012). Pengukuran profitabilitas merupakan aktivitas yang membuat manajemen menjadi lebih bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada pemegang saham Hackston dan Milne (1996). Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan 30 yang baik, akan memiliki kepercayaan yang tinggi untuk menginformasikan kepada stakeholder-nya, karena perusahaan mampu menunjukkan kepada mereka bahwa perusahaan dapat memenuhi harapan mereka terutama investor dan kreditor. Akibatnya, perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan cenderung untuk melakukan pengungkapan melalui Sustainability Report, karena profitabilitas merupakan salah satu indikator kinerja yang harus diungkapkan dalam Sustainability Report. b) Likuiditas Aktiva likuid (liquid asset) adalah aktiva yang diperdagangkan dalam suatu pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan harga pasar yang berlaku (Brigham dan Houston, 2009). Likuiditas menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan liabilitas lancarnya. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan entitas untuk membayar semua liabilitas finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia (Kamil dan Herusetya, 2012). Menurut Almilia (2007), tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi 31 yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa perusahaan itu kredibel. c) Leverage Rasio leverage dapat diartikan sebagai besarnya aktiva perusahaan yang didanai dengan pendanaan dari pihak luar. Rasio leverage menggambarkan bagaimana suatu perusahaan dapat membayar semua kewajibannya baik yang jangka pendek maupun jangka panjang (Brigham dan Houston, 2009). Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang Almilia (2007). Tingkat rasio leverage yang semakin tinggi menyebabkan peluang yang semakin besar bagi perusahaan untuk melanggar kontrak utang sehingga memicu manajer dalam melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi dibandingkan laba di masa mendatang (Anggraini, 2006). d) Ukuran Perusahaan Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Terdapat beberapa penjelasan mengenai hal tersebut. Teori keagenan menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil Marwati (2001). 32 Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar dapat lebih bertahan daripada perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil, karena semakin besar entitas, semakin besar pula sumber daya yang dimiliki entitas tersebut. Dengan semakin besarnya sumber daya yang dimiliki entitas, maka entitas tersebut akan lebih banyak berhubungan dengan stakeholder, sehingga diperlukan tingkat pengungkapan atas aktivitas entitas yang lebih besar, termasuk pengungkapan dalam tanggung jawab sosial (Kamil dan Herusetya, 2012). B. PenelitianTerdahulu Sebagai tolak ukur penelitian ini, untuk lebih jelasnya penulis menggunakan penelitian sebelumnya yang dirangkum dalam tabel berikut: 33 Tabel 2.1 Hasil-HasilPenelitianTerdahulu Metode Penelitian Peneliti No Judul Penelitian (Tahun) Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Dwi Anggoro Saputro, Fahrurrozie, Linda Agustin (2013) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Perusahaan Bursa Efek Indonesia. Variabel independennya Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, sedangkan variabel dependennya Sustainability Report Tidak terdapat variabel Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Dewan Direksi, Governance Committee. Sampel pada penelitian adalah Perusahaan yang terdaftar di BEI Periode Tahun 2011-2012 Hasil penelitian Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Sustainablity Report sedangkan Profitabilitas dan Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Sustainability Report. 2 Mega Putri Pengaruh Kinerja Yustia Sari, Keuangan, Ukuran Marsono(2013) Perusahaan Dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report . Variabel independennya Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Dewan Direksi, Dewan Komisaris, sedangkan variabel dependennya Sustainability Report Tidak terdapat variabel Governance Committee. Sampel pada penelitian adalah Perusahaanperusahaan non keuangan Indonesia yang terdaftar di BEI dan annual report perusahaanperusahaan tersebut berada di Bloomberg pada tahun 2009-2011. Hasil penelitian Profitabilitas Likuiditas, Leverage, Aktivitas Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Dewan Direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Sustainability Report. Komite Audit dan Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Sustainability Report 34 Tabel 2.1 Hasil-HasilPenelitianTerdahulu (Lanjutan) Metode Penelitian Peneliti No Judul Penelitian (tahun) Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 3 Abdul Aziz (2014) Analisis Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kualitas Pengungkapan Sustainability Report. Variabel independennya Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Saham Institusional, Kepemilikan Saham Terkonsentrasi, Kepemilikan Saham Manajerial, sedangkan variabel dependennya Sustainability Report Tidak terdapat variabel Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Dewan Direksi, Governance Committee dan sampel penelitian adalah Pada Perusahaan Di Indonesia Periode Tahun 2011-2012 Hasil penelitian Ukuran Dewan Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan Saham Institusional, Kepemilikan Saham Terkonsentrasi, Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Sustainability Report. Kepemilikan Saham Manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap Sustainabilty Report. 4 Ria Aniktia dan Muhammad Khafid, (2015) Pengaruh Mekaniseme Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Variabel independennya Komite audit, Governance Committee, Profitabilitas, Leverage, Dewan Komisaris, Kepemilikan manajerial, sedangkan variabel dependennya Sustainability Report Tidak terdapat variabel Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi dan sampel penelitian adalah Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 Hasil penelitian Komite Audit, Governance Committee dan Leverage berpengaruh positif terhadap Sustainability Report. Dewan Komisaris , Kepemilikan Manajerial dan Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Sustainability Report 35 C. KerangkaPemikiran Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat dalam model penelitian mengenai pengaruh corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap publikasi sustainability report. Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual Terdapat perusahaan yang tidak melaporkan tanggung jawab sosial dan lingkungan Basis Teori Variabel Independen Variabel Dependen Net Profit Margin Current Ratio Debt to Equity Ratio Pengungkapan Sustainability Report Total Assets Komite Audit Dewan Direksi Governance Committee Metode Analisis: Regresi Logistik Hasil Pengujian dan Pembahasan Kesimpulan, Implikasi, dan Saran 36 D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis 1. Profitabilitas dengan Pengungkapan Sustainability Report Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga mampu meningkatkan nilai pemegang saham perusahaan. Anggraini (2006), Almilia (2007), serta Kamil dan Herusetya (2012) menemukan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas, semakin tinggi pula tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini memberikan interpretasi bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi dapat mengatasi biaya-biaya atas pengungkapan tanggung jawab sosial tersebut. Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi mencerminkan kemampuas entitas dalam menghasilkan laba semakin tinggi, sehingga entitas mampu untuk meningkatkan tanggung jawab sosial, serta melakukan pengungkapan tanggung jawab sosialnya dalam laporan keuangan yang lebih luas. Hackston & Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Sebaliknya, Anggraini (2006) menemukan pengaruh positif profitabilitas (NPM) dengan pengungkapan informasi sosial. Penelitian terbaru oleh Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukan hubungan positif antara profitabilitas yang diproksikan melalui ROA. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H1: NPM berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. 37 2. Likuiditas dengan Pengungkapan Sustainability Report Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek (Almilia dan Retrinasari, 2007). Dalam Fitriani (2001), Wallace et al (1994) menyatakan bahwa likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini, perusahaan dengan likuiditas rendah cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi kepada pihak eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya kinerja manajemen. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Kuatnya kondisi keuangan perusahaan akan memberikan image yang baik bagi perusahaan tersebut. Salah satu cara untuk meyakinkan para stakeholder adalah dengan mempublikasikan kegiatan yang berkaitan dengan sosial dan lingkungan melalui sustainability report yang terpisah dari laporan tahunan (Suryono dan Prastiwi, 2011). Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H2: Tingkat likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. 38 3. Leverage dengan Pengungkapan Sustainability Report Leverage mencerminkan tingkat ketergantungan perusahaan terhadap para investor dan kreditor dalam membiayai asetnya. Rasio leverage yang tinggi mengakibatkan perusahaan melanggar perjanjian kredit. Hal ini dikarenakan semakin tinggi leverage artinya semakin besar porsi pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh utang, sehingga perusahaan cenderung untuk meninggikan laba sekarang. Tujuannya adalah agar perusahaan dapat dengan mudah untuk memperoleh pinjaman, sebab laba yang tinggi menggambarkan kondisi keuangan perusahaan yang kuat dan baik. Pelaporan laba yang tinggi, juga diimbangi dengan pengurangan biaya, termasuk biaya untuk pelaporan sosial dan lingkungan sehingga kinerja keuangannya terlihat bagus. Perusahaan lebih memilih untuk mengurangi pengungkapan laporan terutama yang bersifat sukarela, terlebih terpisah dari annual report seperti sustainability report, yang tentunya akan memakan dana yang cukup besar. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H3: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. 4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Sustainability Report Semakin besar suatu perusahaan akan semakin disorot oleh para stakeholder. Dalam kondisi demikian perusahaan membutuhkan 39 upaya yang lebih besar untuk memperoleh legitimasi stakeholder dalam rangka menciptakan keselarasan nilai-nilai sosial dari kegiatannya dengan norma perilaku yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu semakin besar perusahaan akan semakin berkepentingan untuk mengungkap informasi yang lebih luas (Suryono dan Prastiwi, 2011). Beberapa penelitian sebelumnya, seperti Hackston dan Milne (1996), Sembiring (2005), serta Kamil dan Herusetya (2012) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Hal ini karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula informasi yang terkandung di dalamnya, sehingga perusahaan terdorong untuk melakukan praktik pengungkapan sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. 5. Komite Audit dengan Pengungkapan Sustainabilty Report Komite audit merupakan alat yang efektif untuk melakukan mekanisme pengawasan, sehingga dapat mengurangi biaya agensi dan meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan (Foker, 1992 dalam Said et.al, 2009). Komunikasi yang terjalin antara komisaris, direksi, auditor internal dan eksternal, merupakan aspek yang penting dalam menilai keefektifan dari komite audit (Effendi, dalam Sari, 2013). 40 Dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit mempunyai fungsi membantu dewan komisaris untuk (i) meningkatkan kualitas Laporan Keuangan, (ii) menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan, (iii) meningkatkan efektifitas fungsi internal audit (SPI) maupun eksternal audit, serta (iv) mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-24/PM/2004 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Rapat dilaksanakan untuk melakukan koordinasi agar efektif dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan corporate governance perusahaan agar menjadi semakin baik. Dengan semakin sering mengadakan rapat, maka koordinasi komite audit akan semakin baik sehingga dapat melaksanakan pengawasan terhadap manajemen dengan lebih efektif dan diharapkan dapat mendukung peningkatan pengungkapan informasi sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan. Ho dan Wong (2001) dalam Said et.al. (2009) menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yang dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: 41 H5: Komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. 6. Dewan Direksi dengan Pengungkapan Sustainability Report Keefektivan pengawasan dalam aktivitas perusahaan dapat dipengaruhi oleh bagaimana dewan direksi dibentuk dan diorganisir. Kinerja dewan yang baik akan mampu mewujudkan good corporate governance bagi perusahaan. Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota dewan komunikasi dan direksi, mengindikasikan koordinasi antar semakin anggota seringnya sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011). Informasi yang diungkapkan perusahaan tidak hanya informasi mengenai keuangan, tetapi juga mengenai kinerja sosial dan lingkungan dalam suatu laporan keberlanjutan (sustainability reporting). Apabila corporate governance di perusahaan tersebut sudah berjalan baik, yang tercermin dari seringnya komunikasi dalam rapat dewan, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan 42 dalam mengungkapkan kinerjanya. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H6: Dewan direksi berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. 7. Governance Committee dengan Pengungkapan Sustainability Report Setiap perusahaan memiliki visi dan misi mengenai tujuantujuan kegiatan usaha yang akan dilaksanakannya. Tentunya kegiatan tersebut dapat tercapai dengan adanya sistem tata kelola perusahaan yang baik. Sistem tata kelola perusahaan yang baik ini menuntut dibangunnya dan dijalankannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (GCG) dalam proses manajerial perusahaan. Boediono, dalam Pedoman GCG 2006 menjelaskan bahwa good corporate governance (GCG) berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota governance commitee yang kompeten dan berkualitas. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan stakeholders. Pengungkapan informasi secara detil akan memberi gambaran kinerja perusahaan sesungguhnya, sehingga semakin banyak informasi yang diberikan perusahaan, khususnya dalam sustainability report akan meningkatkan kepercayaan investor 43 dan stakeholders lainnya. Penelitian oleh Khomsiyah (2005) [dalam Hidayah(2008)] menyimpulkan adanya hubungan antara indeks GCG dengan kualitas pengungkapan. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H7: Governance Committee berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menjelaskan pengaruh variabel independent, yaitu profitabilitas, likuiditas, leverage, serta ukuran perusahaan, dan corporate governance yang meliputi komite audit, dewan direksi, dan governance committee terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan sustainability report. Penelitian ini menggunakan perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014. Peneliti menggunakan perusahaan LQ45 karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan keuangan yang dijadikan sampel. B. Metode Penentuan Sampel 1. Sampel Sampel penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dipilih dengan menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: a. Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2014. b. Perusahaan LQ45 yang tidak keluar selama periode pengamatan tahun 2012-2014. c. Perusahaan LQ45 selain Bank dan lembaga keuangan lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. 45 d. Perusahaan yang menerbitkan dan menyajikan laporan keuangan lengkap sesuai data yang diperlukan dalam penelitian dan dalam mata uang rupiah selama periode 2012-2014. e. Perusahaan yang tidak melakukan akuisisi dan merger serta tidak mengalami perubahan sektor industri maupun perubahan nama selama periode 2012-2014. C. Metode Pengumpulan Data Sesuai dengan data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi yang berdasarkan laporan keuangan periode 2012 sampai 2014 yang dipublikasikan oleh BEI melalui download di internet (www.idx.co.id), mengambil dari artikel, jurnal, penelitian terdahulu, mempelajari buku-buku pustaka yang mendukung penelitian terdahulu dan proses penelitian serta pengungkapan dalam berita bisnis, pengungkapan emiten dan sumber-sumber lain yang relevan. Data yang diperlukan yaitu terkait dengan profitabilitas; likuiditas; leverage; serta ukuran perusahaan, komite audit; dewan direksi; governance committee dan pengungkapan sustainability report. D. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2010 dan SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 20.0 sebagai alat untuk menguji data. Tujuan dari analisis ini adalah 46 untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah. Metode statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesa penelitian ini adalah statistik deskriptif (seperti mean dan deviasi standart) yang berguna untuk mengetahui karakteristik dari perusahaan yang dijadikan sampel serta statistik inferensi yaitu berupa pengujian multivariate dengan menggunakan binary logistic regression dengan metode enter melalui program SPSS Statistics 20.0. E. Metode Pengujian Hipotesis Statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian ini antara lain: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami. 2. Analisis Logistic Regression Penelitian ini menggunakan analisis logistic regression. Model statistik ini sesuai digunakan dalam penelitian ini sebab variabel dependennya adalah variabel dummy. Menurut Kuncoro (2001), logistic regression tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel 47 bebas yang digunakan dalam model. Artinya, variabel penjelas tidak harus terdistribusi normal. Sejalan dengan hal tersebut, Ghozali (2012) mengatakan pengujian multivariate dengan binary logistic regression tidak memerlukan uji normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model, artinya variabel penjelas tidak harus memiliki distribusi normal, linear, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap grup. Hal ini disebabkan oleh teknik estimasi variabel dependen yang melandasi logistic regression adalah maximum likelihood bukan asumsi Ordinary Least Square (OLS). Analisis regresi logit (disebut juga regresi logistik) untuk melihat faktor-faktor yang berkaitan dengan pengungkapan sustainability report dianggap tepat karena terdapat variabel dummy (nominal) dan variabel dependen dan independennya diukur secara rasio dan internal serta tidak mempertimbangkan asumsi klasik (Yurianto, 2000). Dalam melakukan pengujian dengan regresi logistik, terdapat tiga hal yang perlu dianalisis yaitu: a. Menilai keseluruhan model (overall model fit) Pengujian ini dilakukan untuk menilai model yang dihipotesiskan fit dengan data atau tidak. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal (blok number =0) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (blok 48 number =1). Pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL function) dengan nilai -2LL pada langkah awal berikutnya menunjukkan bahwa variabel yang dihipotesiskan fit dengan data. Hal ini karena log likelihood pada regresi logistik mirip dengan “sum of square error” pada model regresi sehingga penurunan log likelihood menunjukkan model regresi semakin baik. 1) Uji Koefisien Determinasi (R2) Model summary dalam regresi logistik sama dengan pengujian R2 pada persamaan regresi linier. Tujuan dari model summary adalah untuk mengetahui seberapa besar kombinasi variabel independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen. 2) Uji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi ditentukan berdasarkan nilai dari Hosmer & Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik Hosmer & Lemeshow’s Fit Test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak yang berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya. Dasar pengambilan keputusan: Jika probabilitas > 0,05 H0 diterima Jika probabilitas < 0,05 H0 ditolak 49 b. Menguji Koefisien Regresi Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masingmasing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan Wald statistic dan nilai probabilitas. Wald statistic memberikan tingkat signifikansi secara statistik untuk masing-masing koefisien. Nilai Wald statistic dibandingkan dengan tabel X2, sedangkan nilai probabilitas dibandingkan dengan α (5%). Penentuan penerimaan atau penolakan H0 didasarkan pada tingkat signifikansi α (5%) dengan kriteria sebagai berikut : 1) H0 tidak dapat ditolak apabila statistik Wald hitung < Chi Square tabel dan nilai probabilitas (sig) > tingkat signifikansi (α) 5%. Hal ini berarti HA ditolak atau hipotesis yang menyatakan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen ditolak. 2) H0 ditolak apabila statistik Wald hitung > Chi Square tabel, dengan nilai probabilitas (sig) < tingkat signifikansi (α) 5%. Hal ini berarti HA diterima atau hipotesis yang menyatakan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen diterima. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara odds dan variabel bebas. Estimasi maksimum likelihood parameter dari model dapat dilihat pada tampilan output variable in the equation. Model analisis 50 logit dalam metode maksimum likelihood, dapat dinyatakan dengan persamaan: 𝐿𝑛 𝑃 (𝑠ustainability) = 𝛼+𝛽𝑋1+𝛽𝑋2+𝛽𝑋3+𝛽X4+𝛽X5+𝛽X6+𝛽X7 1−𝑃(𝑠ustainability) Di mana: P = Probabilitas atau kemungkinan pengungkapan sustainabality report X1 = profitabilitas X2 = likuiditas X3 = leverage X4 = ukuran perusahaan X5 = komite audit X6= dewan direksi X7= governance committee 𝛼 = Konstanta 𝛽 = Koefisien regresi logit Ln = Log of odds F. Operasionalisasi Variabel Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45. Data-data yang digunakan meliputi laporan keuangan periode 2012-2014, gambaran umum perusahaan dan data lain yang dibutuhkan dalam penelitian. Variabel independen terdiri dari profitabiltas, likuiditas, leverage, ukuran 51 perusahaan, komite audit, dewan direksi dan governance comitte terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan sustainability report. Definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen a. Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam menciptaan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan, maupun modal sendiri (shareholders equity) (Sari, 2013). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM). Net Profit Margin = b. Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan entitas untuk membayar semua liabilitas finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia (Kamil dan Herusetya, 2012). Rasio likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio. Current Ratio= 52 c. Leverage Rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang jika suatu perusahaan dilikuidasi (Suryono dan Prastiwi, 2011). Rasio leverage diukur dengan menggunakan debt to equity ratio. d. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, atau ekuitas (Almilia, 2007). Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan dalam menentukan besar kecilnya suatu perusahaan (Sari, 2013). Dalam penelitian ini varibel ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan nilai log of total asset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan, tujuannya agar mengurangi perbedaan yang signifikan antara ukuran perusahaan besar dan ukuran perusahaan kecil sehingga data total aset dapat terdistribusi normal. Rumus yang digunakan adalah: Size = Log natural (total aset) 53 e. Komite Audit Komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi (Suryono dan Prastiwi, 2011). Komite audit diproksikan melalui jumlah rapat antara anggota komite audit pada suatu perusahaan selama periode satu tahun untuk mengukur pelaksanaan corporate governance. f. Dewan Direksi Dewan direksi merupakan bagian perseroan yang bertanggung jawab penuh terhadap kepengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan pelaksanaan corporate governance untuk dewan direksi diukur melalui jumlah rapat antara anggota dewan direksi yang telah terjadi selama periode satu tahun. Rapat antara anggota dewan direksi merefleksikan keefektifan dalam komunikasi dan koordinasi antara anggota dewan direksi untuk mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011). 54 g. Governance Committee Menurut Suryono (2011) governance committee merupakan sebuah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi, yang memiliki tugas untuk mengembangkan dan merekomendasi kepada dewan, pedoman dalam pelaksanaan dan etika corporate governance. Dalam penelitian ini, pelaksanaan corporate governance yang dilakukan perusahaan dilihat dengan keberadaan dari pembentukan governance committee. Variabel ini menggunakan dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk perusahaan yang terdapat pembentukan governance committee dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pembentukan governance committee. 2. Variabel Dependen Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah praktik pengungkapan sustainability report (laporan keberlanjutan) oleh suatu perusahaan. Sustainability report merupakan laporan yang berisi praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal dan eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (GRI, 2006). Variabel ini menggunakan dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan pengungkapan sustainability report dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan. 55 Ringkasan variabel dan pengukuran masing-masing variabel independen dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian No. Variabel 1 Profitabilitas 2 Likuiditas 3 Leverage 4 Ukuran Perusahaan 5 Komite Audit 6 Dewan Direksi 7 8 Pengukuran Variabel Skala Pengukuran Net Profit Margin = Rasio Current Ratio = Rasio Rasio Nilai log natural of total asset yang dimiliki oleh masing-masing Perusahaan Jumlah rapat antara anggota komite audit Jumlah rapat antara direksi selama periode setahun Rasio Rasio Rasio Governance Committee Perusahaan yang sudah membentuk governance committee = 1 Perusahaan yang belum membentuk governance committee = 0 Nominal Pengungkapan Sustainability Report Perusahaan yang mengungkapkan sustainability report = 1, perusahaan yang tidak mengungkapkan sustainability report = 0 Nominal 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Gambaran umum objek penelitian menyajikan pemilihan sampel dan kelompok perusahaan yang menjadi populasi dari penelitian ini. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012 hingga tahun 2014, kecuali perusahaanperusahaan yang termasuk dalam kategori banking, credits agencies other than bank, securities, dan insurance. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak dimasukkan ke dalam sampel penelitian karena terdapat perbedaan dalam analisis kinerja keuangan yang dilakukan yang memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut melakukan aktivitas yang cenderung lebih fokus pada keuangan, sehingga diindikasikan memiliki karakteristik perusahaan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan sampel lain pada umumnya. 2. Deskripsi Sampel Penelitian Objek penelitian berupa perusahaan LQ45 yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Kemudian objek penelitian tersebut 57 dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan pengungkapan sustainability report, yaitu: a. Perusahaan yang mengungkapkan sustainability report. b. Perusahaan yang tidak mengungkapkan sustainability report. Sebagaimana tujuan dari penelitian ini, pengujian signifikansi pengaruh dari variabel independen yang terdiri dari net profit margin, current ratio, debt to equity ratio, total asset, jumlah rapat komite audit, jumlah rapat dewan direksi serta governance committee terhadap sustainability report. Hal ini dikarenakan penerapan sustainability report dalam bentuk skala nominal. No 1 2 3 4 5 Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian Kriteria Pelanggaran Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2014 Perusahaan LQ45 yang tidak keluar selama periode pengamatan tahun 2012-2014 Perusahaan LQ45 selain bank dan lembaga keuangan lainnya yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 Perusahaan yang menerbitkan dan menyajikan laporan keuangan lengkap sesuai data yang diperlukan dalam penelitian dan dalam mata uang rupiah selama periode 2012-2014 Perusahaan yang tidak melakukan akuisi dan merger serta tidak mengalami perubahan sektor industry maupun perubahan nama selama Jumlah 135 (36) 99 (18) 81 (6) 75 (0) 75 58 periode 2012-2014 Total Sampel Selama Periode Penelitian Sumber: Data Sekunder diolah,2016 75 Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014 berjumlah 135 perusahaan. Dari 135 perusahaan tersebut, ditemukan 36 perusahaan yang keluar masuk dari LQ45 selama periode 2012-2014, terdapat 18 perusahaan yang masuk ke dalam kategori banking, credits agencies other than bank, securities, dan insurance, serta 6 perusahaan yang laporan tahunannya tidak menampilkan data yang tidak lengkap. Jadi, jumlah perusahaan yang bisa dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 sampel perusahaan selama periode 2012-2014. B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model penelitian regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen, yaitu karakteristik perusahaan (profitabilitas, likuiditas, leverage dan ukuran perusahaan ) dan corporate governance (jumlah rapat komite audit, jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee) terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan sustainability report. 59 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 20.0 dari variabel-variabel penelitian ini adalah diperoleh sebanyak 75 data observasi. Sebagai tinjauan terhadap data penelitian, berikut ini akan disajikan ringkasan data-data dalam bentuk statistik deskriptif untuk masing-masing variabel yang dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation NPM 75 -.082 .717 .17001 .126593 CR 75 .419 6.148 2.16862 1.255297 DER 75 .158 3.563 .79751 .547286 Size 75 15.837 19.279 17.17793 .793627 KA DD 75 3.000 59.000 13.41333 13.437637 75 2.000 82.000 26.77333 19.745388 Valid N (listwise) 75 Sumber: data output SPPS 20 Dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala rasio dan skala nominal. Variabel yang menggunakan skala rasio dalam penelitian ini terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Size. Komite Audit (KA) dan Dewan Direksi (DD). 60 Sedangkan yang menggunakan data nominal adalah vaiabel Governance Commite (GC). Untuk variabel Net Profit Margin dengan menggunakan statistik deskriptif hasil analisisnya adalah nilai minimum sebesar -0,082 dan nilai maksimum sebesar 0,717 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,17001 dan standar deviasi 0,126593. Nilai minimum terjadi pada perusahaan Aneka Tambang pada tahun 2014, hal ini menunjukan bahwa pada tahun 2014 perusahaan Aneka Tambang memiliki tingkat profitabilitas paling sedikit dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. Dan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Bumi Serpong Damai pada tahun 2014 menunjukan bahwa pada tahun tersebut perusahaan memiliki tingkat profitabilitas tertinggi. Hasil analisis deskriptif variabel Current Ratio menunjukan nilai minimum sebesar 0,419 dan nilai maksimum sebesar 6,148 dengan ratarata sebesar 2,16862 dan standar deviasi sebesar 1,255297. Nilai minimum terjadi pada perusahaan Xl Axiata tahun 2012 dan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Indosemen Tunggal Prakarsa tahun 2013. Hasil analisis deskriptif variabel Debt to Equity Ratio menunjukan nilai minimum sebesar 0,158 dan nilai maksimum sebesar 3,563 dengan nilai rata-rata sebesar 0.79751 dan standar deviasi sebesar 0,547286. Nilai 61 minimum terjadi pada perusahaan Indosemen Tunggal Prakarsa tahun 2013 sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Xl Axiata tahun 2014. Hasil analisis deskriptif variabel Size menunjukan nilai minimum sebesar 15,837 dan nilai maksimum sebesar 19,279 dengan nilai rata-rata sebesar 17,17793 dan standar deviasi sebesar 0,793627. Nilai minimum terjadi pada perusahaan PP London Sumatera tahun 2012 sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Astra Internasional tahun 2014. Hasil analisis deskriptif variabel Komite Audit menunjukan nilai minimum sebesar 3,000 dan nilai maksimum sebesar 59,000 dengan nilai rata-rata sebesar 13,41333 dengan nilai standar deviasi sebesar 13,437637. Nilai minimum terjadi pada perusahan Xl Axiata tahun 2013 sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam tahun 2014. Hasil analisis deskriptif variabel Dewan Direksi menunjukan nilai minimum sebesar 2,000 dan nilai maksimum sebesar 82,000 dengan nilai rata-rata sebesar 26,77333 dan nilai standar deviasi sebesar 19,745388. Nilai minimum terjadi pada perusahaan Global Media Com tahun 2014 sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam tahun 2014. 62 Sedangkan untuk variabel governance committee yang menggunakan skala pengukuran nominal, nilai rata-rata dan standar deviasi tidak tepat digunakan sebagai alat analisis kualitas data, karena kode angka yang digunakan dalam skala pengukuran nominal hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsik dan tidak memiliki arti apa-apa (Ghozali, 2012). C. Uji Logistic Regression Uji logistic regression dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang berkaitan dengan pengungkapan laporan berkelanjutan dianggap tepat karena terdapat variabel dummy (nominal) dan variabel independennya diukur secara rasio dan internal serta tidak mempertimbangkan asumsi klasik (Yurianto, 2000). Dalam melakukan pengujian ini terdapat tiga hal yang perlu di analisis yaitu : 1. Menilai keseluruhan model (overall model fit) Pengujian ini dilakukan untuk menilai model yang dihipotesiskan fit dengan data atau tidak. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal (block number=0) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (block number=1). Pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL function) dengan nilai -2LL pada langkah awal berikutnya menunjukkan bahwa variabel yang dihipotesiskan fit dengan data. Hal 63 ini karena Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan “sum of square error” pada model regresi sehingga penurunan Log Likelihood menunjukan model regresi semakin baik. Tabel 4.3 Overall model fit test -2 Log Likelihood (LL) block Number = 0 102.889 -2 Log Likelihood (LL) block Number = 1 58.982 Sumber: data Output SPSS 20 Dari tabel diatas dapat diketahui jika Nilai -2LL awal adalah sebesar 102,889. Setelah dimasukkan ketujuh variabel independen, maka nilai -2LL awal pada langkah berikutnya menjadi 58,982. Log likelihood pada regresi logistik terjadi penurunan sebesar 43.907. Hal ini mengindikasikan penurunan nilai log likehood menunjukkan model yang semakin baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. a) Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai Cox dan Snell’s R dan Nagelkerke’s R square juga digunakan untuk menilai model fit. Hasil SPSS pada tabel 4.4 menunjukan bahwa memberikan nilai Cox dan Snell’s R square 0,443 dan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,594 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas independen sebesar 59,4%. Sedangkan sisanya 40,6% 64 dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel penelitian ini, seperti tipe industri, aktivitas perusahaan, ukuran dewan komisaris dan sebagainya. Tabel 4.4 Step Model Summary -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R Square 1 58.982 a Square .443 .594 Sumber: data output SPSS 20 b) Uji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi ditentukan berdasarkan nilai dari Hosmer & lemeshow’s Goodness of Fit test. Hasil SPSS pada tabel 4.5 menunjukan nilai statistik Hosmer & lemeshow’s test sebesar 8.496 dengan probabilitas signifikan 0,291 dengan nilai signfikansi yang lebih dari 0,05 maka tidak diperoleh adanya perbedaan data estimasi regresi logistik dengan data observasinya. Sehingga model regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini layak dipakai untuk penelitian selanjutnya. Tabel 4.5 Hosmer and Lemeshow Test Step 1 Chi-square 8.496 Df Sig. 7 .291 Sumber: data output SPSS 20 65 2. Menguji Koefisien Regresi Logistik Tahap akhir adalah uji koefisien regresi, dimana hasilnya dapat di lihat pada tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6 Variables in the Equation B NPM Wald df Sig. Exp(B) .007 .031 .055 1 .814 1.007 -.317 .349 .823 1 .364 .729 DER -1.713 .816 4.413 1 .036 .180 Size .678 .586 1.340 1 .247 1.970 KA .077 .037 4.432 1 .035 1.080 DD .059 .029 4.268 1 .039 1.061 GC 2.150 .807 7.107 1 .008 8.588 -12.865 10.210 1.588 1 .208 .000 CR Step 1 S.E. a Constant Sumber: data output SPSS 20 Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut ini: Ln P (sustainability) = -12,865 + 0,007 NPM – 0,317 CR 1-P (sustainability) – 1,713 DER + 0,678 Size + 0,077 KA + 0,059 DD + 2,150 GC 66 Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression) sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam tujuh bagian. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut a) Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sustainability Report Dari data table 4.6 diatas menunjukan bahwa variabel NPM mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,007 dengan probabilitas variabel sebesar 0,814 lebih besar dari signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis 1 ditolak, dengan demikian terbukti bahwa NPM tidak memiliki pengaruh terhadap sustainability report. Hasil hipotesis ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Almilia dan Retrinasari (2007). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Singhvi dan Desai (1971) bahwa profit margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan kompensasi terhadap manajemen. Tidak berpengaruhnya variabel profitabilitas yang diuji terhadap pengungkapan sustainability report karena tingkat NPM 67 yang tinggi akan memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan suatu informasi. Argumen lain terkait penolakan hipotesis ini adalah kelemahan net profit margin sebagai alat pengukur kinerja. b) Pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan Sustainability Report Variabel CR menunjukan nilai koefisien regeresi sebesar 0,317 dengan probabilitas variabel sebesar 0,364 lebih besar dari signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis 2 ditolak, dengan demikian terbukti bahwa CR tidak berpengaruh terhadap sustainability report. Hasil hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah (2013). Namun, hipotesis ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputro dan Linda (2013). Luthfia (2012) menyatakan bahwa likuiditas adalah gambaran perusahaan untuk melunasi keuangan perusahaan sebelum memberikan kredit agar tidak terjadi kredit macet. Menurut Suryono dan Prastiwi (2011) bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap praktik pengungkapan sustainability report dikarenakan pemberi pinjaman lebih fokus memperhatikan mengenai kinerja keuangan daripada informasi tambahan 68 mengenai aktivitas sosial dan lingkungan melalui sustainability report. c) Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sustainability Report Variabel DER menunjukan nilai koefisien regresi sebesar -1.713 dengan probabilitas sebesar 0,036 lebih kecil dari signifikansi 0,05 menunjukan bahwa DER memiliki pengaruh signifikan terhadap sustainability report. Hal ini berarti bahwa hipotesis 3 diterima. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nasir et.al (2014) serta Aniktia dan Muhammad (2015). Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013). Berpengaruhnya leverage terhadap pengungkapan sustainability report karena perusahaan dengan leverage tinggi berupaya untuk mendapatkan legitimasi dari stakeholder (termasuk kreditor dan investor) melalui sustaianability report. Aniktia dan Muhammad (2015) menyatakan bahwa semakin banyak investor yang menjadikan laporan keberlanjutan sebagai pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Perhatian terhadap rasio utang perusahaan yang tinggi dapat dialihkan melalui sustainability report. Pengungkapan sustainability report dapat 69 menjaga dukungan dan kepercayaan dari para kreditor. Informasi keberlanjutan dapat membantu pemberi pinjaman untuk menentukan faktor risiko yang terkait dengan praktek bisnis perusahaan (Nasir et.al, 2014). d) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report Variabel Size menunjukan nilai koefisien regresi 0,678 dengan nilai probabilitas sebesar 0,247 lebih besar dari signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan hipotesis 4 ditolak, dengan demikian berarti Size tidak berpengaruh signifikan terhadap sustainability report. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian yang telah dilakukan Nasir et.al (2014) serta Sari dan Marsono (2013). Namun hipotesis ini tidak konsisten dengan penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) serta Idah (2013). Tidak berpengaruhnya ukuran perusahaan terhadap pengungkapan sustainability report karena perusahaan besar, memiliki dorongan untuk menahan informasi yang mengandung nilai relevan untuk menghindari tekanan biaya politik dalam hukum dan kenaikan pajak, serta tekanan untuk melaksanakan tanggung jawab social (Sari dan Marsono, 2013). Oleh karena alasan-alasan tersebut, dimungkinkan manajemen lebih memilih 70 untuk mengungkapkan laporan yang seperlunya saja. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan total asset perusahaan tidak menjamin perusahaan tersebut untuk mengungkapkan terhadap Pengungkapan sustainability report. e) Pengaruh Komite Audit Sustainability Report Variabel KA menunjukan nilai koefisien regresi 0,77 dengan nilai probabilitas sebesar 0,035 lebih kecil dari signifikansi 0,05 yang berarti variabel KA memiliki pengaruh signifikan terhadap sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 5 diterima. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian yang telah dilakukan Suryono dan Prastiwi (2011), Sari dan Marsono (2013) serta Aniktia dan Muhammad (2015). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2014). Menurut penelitian Collier (1993) dalam Suryono dan Prastiwi (2011) menyatakan bahwa keberadaan komite audit membantu menjamin pengungkapan dan sistem pengendalian agar berjalan dengan baik. Semakin sering komite audit melakukan pertemuan dan saling berkomunikasi, maka beberapa temuan audit akan dievaluasi dan dilaporkan kepada manajemen, sehingga dapat mendorong manajemen untuk melakukan pengungkapan yang 71 lebih baik. Untuk menuju pengungkapan informasi yang lebih baik, selain menerbitkan laporan keuangan yang berintegritas, Pihak manajemen mengungkapkan informasi dalam laporan tambahan, yaitu pengungkapan sustainability report. f) Pengaruh Dewan direksi terhadap Pengungkapan Sustainability Report Variabel DD menunjukan nilai koefisien regresi 0,59 dengan nilai probabilitas sebesar 0,039 lebih kecil dari signifikansi 0,05 yang berarti variabel DD berpengaruh signifikan terhadap sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 6 diterima. Hasil hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah (2013). Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013) serta Nasir et.al (2014). Tugas tanggung jawab sosial yang dimiliki dewan direksi menjelaskan bahwa dewan direksi harus mempunyai perencanaan tertulis yang jelas dan fokus dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Luthfia, 2012). Realisasi perencanaan tertulis yang jelas mengenai tanggung jawab perusahaan dapat dipublikasikan melalui sustainability report. Oleh karena itu, tanggung jawab sosial yang diungkapkan melalui sustainability 72 report menegaskan bahwa perusahaan memperhatikan stakeholder-nya untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Menurut Suryono dan Prastiwi (2011), kinerja dewan direksi yang baik akan mampu mewujudkan good corporate governance bagi perusahaan. Dalam penerapannya, pelaksanaan good corporate governance sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak pengurus perusahaan. Kemampuan dewan direksi dalam proses pengambilan keputusan mempunyai peranan yang besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, frekuensi rapat antar anggota dewan direksi menyebabkan semakin seringnya komunikasi serta koordinasi antara anggota sehingga mempermudah dalam mewujudkan good corporate governance. g) Pengaruh Governance Committee terhadap Pengungkapan Sustainability Report Variabel GC menunjukan nilai koefisien regresi 2.150 dengan nilai probabilitas sebesar 0.008 lebih kecil dari signifikansi 0,05 yang berarti variabel GC berpengaruh signifikan terhadap sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 7 diterima. Hasil hipotesis ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Luthfia (2012), Idah (2013), Nasir et.al (2014) serta Aniktia 73 dan Muhammad (2015). Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi (2011). Governance committee merupakan komite tambahan yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam mendukung pelaksanaan good corporate governance. Salah satu prinsip GCG yaitu responsibility mengharuskan perusahaan melakukan kegiatan tanggung jawabsosial perusahaan sabagai bentuk perhatian terhadap stakeholder-nya serta untuk mendapatkan pencitraan yang baik di mata masyarakat (Luthfia, 2012). Governance committee merekomendasikan pengungkapan tanggung jawab sosial melalui sustainability report. Menurut Idah (2013) keberadaan governance committee memilki hubungan dengan pengungkapan sustainability report suatu perusahaan. Governance committee dapat memberikan rekomendasi berupa inisiatif untuk melakukan pengungkapan sosial lingkungan yang lebih dalam mewujudkan salah satu prinsip good corporate governance yaitu transparancy. Hal tersebut diwujudkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial melalui sustainability report sebagai respon perusahaan akan tekanan dari publik maupun sebagai reaksi atas permintaan stakeholders. 74 Hasil output uji hipotesis dengan regresi logistik SPSS versi 20.0 diringkas dalam tabel 4.7 dibawah ini: Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Penelitian No Hipotesis 1 H1 2 3 4 5 6 7 H2 H3 H4 H5 H6 H7 Keterangan Hasil Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report Likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report Komite Audit berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report Dewan Direksi berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report Governance Committee berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report Ditolak dengan sig.0.814>0.05 Ditolak dengan sig.0.364>0.05 Diterima dengan sig. 0.036<0.05 Ditolak dengan sig.0.247>0.05 Diterima dengan sig. 0.035<0.05 Diterima dengan sig. 0.039<0.05 Diterima dengan sig. 0.008<0.05 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan yang meliputi profitabilitas, likuiditas, leverage, serta ukuran perusahaan; dan corporate governance yang meliputi komite audit, dewan direksi, dan governance committee terhadap pengungkapan sustainability repor pada perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2012-2014. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 75 sampel perusahaan diperoleh hasil bahwa: 1. Variabel net profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Almilia dan Retrinasari (2007). 2. Variabel current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah (2013). 3. Variabel debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Nasir et.al (2014) serta Aniktia dan Muhammad (2015). 76 4. Variabel size tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sari dan Marsono (2013) dan Nasir et.al (2014). 5. Variabel komite audit berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011), Sari dan Marsono (2013) serta Aniktia dan Muhammad (2015). 6. Variabel dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah (2013). 7. Variabel governance committee berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Luthfia (2012), Idah (2013) ), Nasir et.al (2014) serta Aniktia dan Muhammad (2015). B. Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas mengenai pengungkapan sustainability report. Serta diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam pembuatan sustainability report, dalam hal 77 ini faktor yang mempengaruhinya adalah DER, komite audit, dewan direksi dan governance committee. Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan di bawah ini sebagai berikut: 1. Akademisi Penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk menambah wawasan mengenai sustainability, sustainability development, pengembangan teknologi sustainability report dalam suatu perusahaan, serta menjelaskan mengenai pengaruh corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Perusahaan Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam mempertimbangkan pembuatan sustainability report, karena saat ini sustainability report sudah menjadi kebutuhan yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan dan masyarakat di masa yang akan datang. 3. Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para investor untuk mempertimbangkan keputusan pengambilan investasi 78 sehingga tidak lagi hanya menjadikan laba sebagai satu-satunya indikator untuk menilai prospek usaha, melainkan juga kepedulian perusahaan pada masyarakat dan alam. 4. Pemerintah Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan kepada regulator atas efektivitas penerapan UU PT No.40 Tahun 2007 oleh perusahaanperusahaan publik di Indonesia. 5. Masyarakat Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengontrol perilakuperilaku perusahaan dan memeberikan informasi akan hak-hak yang dapat diperoleh masyarakat serta lingkungan sekitar akibat dari aktivitas perusahaan. C. Saran Penelitian mengenai pengungkapan sustainability report di masa yang akan datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas dengan mempertimbangkan saran di bawah ini: 1. Penelitian selanjutnya mungkin dapat memperluas sampel dengan mempertimbangkan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai populasi penelitian, tidak hanya sebatas pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI. Seperti memfokuskan penelitiannya hanya pada 79 perusahaan yang termasuk industri pertambangan terkait UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lainnya untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik. Misal, menambah variabel karakteristik perusahaan seperti tipe industri, aktivitas perusahaan. Sedangkan variabel corporate governance bisa ditambahkan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan dewan komisaris. 3. Diharapkan periode pada penelitian selanjutnya lebih dari tiga tahun, sehingga dapat melihat kecenderungan pengungkapan sustainability report dengan lebih panjang. 80 DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana dan Ikka Retrinasari. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Seminar Nasional FE Universitas Trisakti Jakarta. 2007. Anggraini. Pengungkapan Informasi Sosial Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Infromasi Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. 2006 Aniktia, Ria dan Muammad Kafid. Pengaruh Mekaniseme Good Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Jurnal Universitas Negeri Semarang Vol. 4, No. 3. 2015. Aziz, Abdul. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kualitas Pengungkapan Sustainability Report (Studi Empiris Pada Perusahaan Di Indonesia Periode Tahun 2011-2012). Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 3, No. 2. 2014. Bapepam. Surat Edaran Bapepam, No.SE-24/PM/2004. Tentang Komite Audit. 2004. Brigham dan Houston. Fundamentals of Financial Management, Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 1 Edisi 10, Salemba Empat. Jakarta. 2009. Dilling, Petra F.A. Sustainability Reporting In A Global Context : What Are The Characteristics of Corporations That Provide High Quality Sustainability Reports-An Empirical Analysis. Dalam International Business & Economics Research Journal. Vol. 9, No. 1. New York Institute of Technology. Canada. 2010. Effendi, Muh.Arief. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Salemba 4, Jakarta. 2009. Fitriani. Signifikasi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IV. 2001. 81 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20. Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012. Global Report Initiative. Sustainability Reporting Guideliness. Version 4.0, Netherland, 2015. Hackston, David and Markus J. Milne. Some Determinants of Social and Environmental Disclosure in New Zealand Companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal.Vol. 9, No. 1. 1996. Hidayah, Erna. Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Hubungan Antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan di BEJ. Jurnal Akuntansi Vol.12, No 1. 2008. Idah. Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Jurnal Universitas Negeri Semarang. 2013. Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015. Jakarta, 2015 Jensen, Michael C, dan W,H,Meckling. Theory of the Firm: Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Finance Economics, Vol. 3, No. 4, pp. 305360. 1976. Kamil, Ahmad dan Herusetya, Antonius. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan CSR. Media Riset Akuntansi,Vol.2, No.1. 2012. Kodrat, David Sukardi dan Herdinata, Christian. Manajemen Keuangan Based on Empirical Research. Graha Ilmu. 2009. Komite Nasional Kebijakan Governance. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. 2006. Kuncoro, Mudrajat. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : UPP-AMP YKPN. 2001. Luthfia, Khaula. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Dan Corporate Governance Terhadap Publikasi Sustainability Report. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2012. Maharani, Satia Nur. Corporate Sustainability Report sebagai Indikator Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.15,No.2, 2011. 82 Marwati. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IV, 2001. Nasir, Azwir, Elfi Ilham dan Vadela Irna Utara. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Corporate governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar. Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Riau Vol.22, No.1. 2014. Prasetyono. Analisis Ukuran Perusahaan, Penerapan Etika Bisnis dan Praktik Corporate Governance Terhadap Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Prosiding Seminar Nasional dan Penelitian PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora, 2011. Purwanto, Agus. Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Terhadap Corporate Social Responsibility. Jurnal Akuntansi dan Auditing Vol. 8, No.1. 2011. Puspitaningrum, Ayu dan Arum Prastiwi. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Internet Financial and Sustainability Reporting(IFSR). Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. 2013. Rahman, Taufik dan Jalal. 2008. CSR di Tahun 2008: Tak Ada Kecenderungan Menyurut. Lingkar Studi CSR. Jakarta. Online at www.csrindonesia.com. Diakses tanggal 26 Desember 2015. Ramayana, Reza. Ironi tentang Pelaporan Berkelanjutan. Lingkar Studi CSR. 2009.Bogor. Online at www.csrindonesia.com Diakses tanggal 25 Desember 2015. Said, Roshima., Yuserrie Hj Zainuddin, dan Hasnah Haron. The Relationship betweenCorporate Governance Characteristics in Malaysian Public Listed Companies. Social Responsibility Journal.Vol.5, No.2. 2009. Saputro, Dwi Anggoro dan Linda Agustina. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Perusahaan Bursa Efek Indonesia. Accounting Analisis Journal, Vol 2, No. 4. 2013. Sari, Mega Putri Yutia dan Marsono. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan Dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Journal of Accounting Universitas Diponegoro Vol. 2, No. 3. 2013. 83 Sudana, I Made dan Ayu, Putu. Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan.Tahun 4, No. 1. 2011. Suryono, Hari dan Andri Prastiwi. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Covernance (CG) terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability Report (SR) - Studi pada Perusahaan – Perusahaan yang Listed (Go – Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2009. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh. 2011. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Wahyuningtyas dan Nughrahanti. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pengungkapan CSR. 2012. Yuliana, Purnomosidini, dan Sukoharsono, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan CSR dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Vol.5, No 2. 2008. Yurianto, Priyo S. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Berbagai Pasar Modal Utama Asean, Tesis, UGM. Yogyakarta. 2000. 84 LAMPIRAN-LAMPIRAN 85 1. Daftar perusahaan yang diteliti NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 KODE AALI ADRO AKRA ANTM ASII ASRI BMTR BSDE CPIN EXCL GGRM ICBP INCO INDF INTP ITMG JSMR KLBF LPKR LSIP PGAS PTBA SMGR TLKM UNTR NAMA PERUSAHAAN Astra Agro Lestari Tbk Adaro Energy Tbk AKR Corporindo Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Astra International Tbk Alam Sutera Realty Tbk Global Mediacom Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Charoen Pokphand Indonesia Tbk XL Axiata Tbk Gudang Garam Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Vale Indonesia Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Indo Tambangraya Megah Tbk Jasa Marga (Persero) Tbk Kalbe Farma Tbk Lippo Karawaci Tbk PP London Sumatera Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Semen Indonesia (Persero) Tbk Telekomunikasi Indonesia(Persero) Tbk United Tractors Tbk 86 2. Output Variabel Penelitian NO Perusahaan Tahun NPM CR DER Size KA DD GC SR 1 AALI 2012 0.212 0.685 0.326 16.335 4 37 0 1 2 ADRO 2012 0.265 1.777 1.234 17.985 23 7 1 1 3 AKRA 2012 0.037 1.228 1.800 16.283 12 51 0 1 4 ANTM 2012 0.086 2.514 0.536 16.797 17 48 1 1 5 ASII 2012 0.119 1.358 1.029 19.021 6 36 1 1 6 ASRI 2012 0.437 0.628 1.313 16.209 8 4 0 0 7 BMTR 2012 0.215 4.344 0.399 16.811 5 10 1 0 8 BSDE 2012 0.345 2.902 0.591 16.634 7 12 0 0 9 CPIN 2012 0.155 3.313 0.510 16.329 36 9 0 0 10 EXCL 2012 0.131 0.419 1.307 17.384 6 75 1 0 11 GGRM 2012 0.085 2.170 0.560 17.541 6 12 0 0 12 ICBP 2012 0.107 2.763 0.481 16.692 7 12 0 0 13 INCO 2012 0.070 3.410 0.355 16.932 4 17 1 1 14 INDF 2012 0.103 2.003 0.738 17.899 7 12 0 0 15 INTP 2012 0.272 6.028 0.172 16.940 4 3 1 1 16 ITMG 2012 0.175 2.217 0.488 16.484 12 18 1 1 17 JSMR 2012 0.225 0.682 1.529 17.024 13 50 1 1 18 KLBF 2012 0.131 3.405 0.278 16.058 4 30 1 0 19 LPKR 2012 0.484 1.211 1.168 17.029 5 10 0 0 20 LSIP 2012 0.283 3.273 0.203 15.837 13 9 0 0 21 PGAS 2012 0.350 4.196 0.660 17.448 5 58 1 1 22 PTBA 2012 0.253 4.924 0.497 16.359 55 62 0 1 23 SMGR 2012 0.251 1.706 0.463 17.096 8 36 1 1 24 TLKM 2012 0.246 1.160 0.663 18.528 30 48 1 1 25 UNTR 2012 0.105 1.946 0.557 17.734 4 36 1 1 Bersambung pada halaman berikutnya 87 Output Variabel Penelitian (Lanjutan) 1 AALI 2013 0.150 0.450 0.457 16.521 7 18 0 1 2 ADRO 2013 0.070 1.772 1.108 18.230 24 9 1 1 3 AKRA 2013 0.034 1.171 1.728 16.499 16 51 0 1 4 ANTM 2013 0.037 1.836 0.709 16.900 15 52 1 1 5 ASII 2013 0.115 1.242 1.015 19.181 5 30 1 1 6 ASRI 2013 0.241 0.753 1.706 16.485 8 4 0 0 7 BMTR 2013 0.103 2.648 0.578 16.863 4 9 1 0 8 BSDE 2013 0.506 2.667 0.683 16.932 9 12 0 0 9 CPIN 2013 0.099 3.792 0.580 16.571 36 10 0 0 10 EXCL 2013 0.049 0.737 1.632 17.511 3 57 1 0 11 GGRM 2013 0.079 1.722 0.726 17.743 6 12 0 0 12 ICBP 2013 0.089 2.411 0.603 16.873 7 11 0 0 13 INCO 2013 0.042 3.301 0.331 17.147 5 19 1 1 14 INDF 2013 0.059 1.667 1.035 18.173 9 11 0 0 15 INTP 2013 0.268 6.148 0.158 17.097 4 3 1 1 16 ITMG 2013 0.106 1.992 0.444 16.654 12 15 1 1 17 JSMR 2013 0.120 0.761 1.610 17.161 23 45 1 1 18 KLBF 2013 0.123 2.839 0.331 16.242 4 37 1 0 19 LPKR 2013 0.239 2.186 1.208 17.259 6 9 0 0 20 LSIP 2013 0.186 2.485 0.206 15.892 6 10 0 0 21 PGAS 2013 0.298 2.010 0.600 17.796 36 49 1 1 22 PTBA 2013 0.165 2.866 0.546 16.273 57 42 0 1 23 SMGR 2013 0.219 1.882 0.412 17.243 12 36 1 1 24 TLKM 2013 0.245 1.163 0.653 18.667 30 46 1 1 25 UNTR 2013 0.094 1.910 0.609 17.865 4 38 1 1 Bersambung pada halaman selanjutnya 88 Output Variabel Penelitian (Lanjutan) 1 AALI 2014 0.161 0.585 0.568 16.736 8 33 0 1 2 ADRO 2014 0.055 1.642 0.968 18.195 24 6 1 1 3 AKRA 2014 0.035 1.087 1.481 16.510 4 54 0 1 4 ANTM 2014 -0.082 1.642 0.871 16.909 23 38 1 1 5 ASII 2014 0.110 1.323 0.962 19.279 7 30 1 1 6 ASRI 2014 0.324 1.137 1.656 16.644 6 3 0 0 7 BMTR 2014 0.121 4.173 0.598 17.049 4 2 1 0 8 BSDE 2014 0.717 3.766 0.523 17.153 5 12 0 0 9 CPIN 2014 0.060 2.241 0.906 16.853 32 10 0 0 10 EXCL 2014 -0.038 0.864 3.563 17.969 7 45 1 0 11 GGRM 2014 0.083 1.620 0.752 17.880 6 12 0 0 12 ICBP 2014 0.084 2.183 0.656 17.031 6 11 0 0 13 INCO 2014 0.166 2.982 0.307 17.184 4 15 14 INDF 2014 0.081 1.807 1.084 18.269 9 11 1 0 1 0 15 INTP 2014 0.264 4.934 0.165 17.179 4 3 1 1 16 ITMG 2014 0.103 1.564 0.455 16.604 12 18 1 1 17 JSMR 2014 0.132 0.844 1.788 17.277 13 48 1 1 18 KLBF 2014 0.122 3.404 0.266 16.335 4 29 1 0 19 LPKR 2014 0.269 0.569 1.140 17.447 4 16 0 0 20 LSIP 2014 0.194 2.491 0.199 15.974 4 11 0 0 21 PGAS 2014 0.219 1.706 1.098 18.163 44 61 1 1 22 PTBA 2014 0.154 2.075 0.708 16.511 59 82 0 1 23 SMGR 2014 0.207 2.209 0.372 17.351 26 36 1 1 24 TLKM 2014 0.239 1.062 0.636 18.764 38 46 1 1 25 UNTR 2014 0.091 2.060 0.563 17.915 4 39 1 1 89 3. Output Variabel (Net Profit Margin) NPM Net Income 2012 Total Rev NPM Net Income 2013 Total Rev NPM Net Income 2014 Total Rev NPM AALI 2453654 11564319 0.212 1903088 12674999 0.150 2622072 16305831 0.161 2 ADRO 7007965 26413348 0.265 2813057 40308692 0.070 2278822 41355222 0.055 3 AKRA 608186 16304554 0.037 767582 22337928 0.034 790563 22468328 0.035 4 ANTM 895864 10449886 0.086 421032 11298322 0.037 -775286 9420631 -0.082 143138000 0.119 22297000 193880000 0.115 22125000 201701000 0.110 1718740 0.437 889577 3684240 0.241 1176955 3630914 0.324 6280379 0.215 1029646 10019977 0.103 1290008 10657152 0.121 No KODE 1 5 6 7 ASII ASRI BMTR 16992000 750575 1349996 8 BSDE 907152 2631082 0.345 2905649 5741264 0.506 3996464 5571872 0.717 9 CPIN 2466101 15911265 0.155 2528690 25662992 0.099 1746644 29150275 0.060 10 EXCL 2743915 20969806 0.131 1032817 21265060 0.049 -891063 23460015 -0.038 11 GGRM 3042704 35599132 0.085 4383932 55436954 0.079 5395293 65185850 0.083 12 ICBP 1737905 16227848 0.107 2235040 25094681 0.089 2531681 30022463 0.084 13 INCO 652667 9354052 0.070 474260 11308498 0.042 2142362 12909588 0.166 37254978 0.103 3416635 57731998 0.059 5146323 63594452 0.081 12370676 0.272 5012294 18691286 0.268 5274009 19996264 0.264 14 15 INDF INTP 3845612 3367813 16 ITMG 4125029 23584559 0.175 2828039 26733422 0.106 2489911 24158858 0.103 17 JSMR 1261214 5593382 0.225 1237821 10294668 0.120 1215332 9175319 0.132 18 KLBF 1266662 9694015 0.131 1970452 16002131 0.123 2121091 17368533 0.122 19 LPKR 1848521 3818985 0.484 1592491 6666214 0.239 3135216 11655042 0.269 20 LSIP 955209 3372171 0.283 768625 4133679 0.186 916695 4726539 0.194 21 PGAS 6142377 17524953 0.350 10967963 36828609 0.298 9298043 42389226 0.219 8721348 0.253 1854281 11209219 0.165 2019214 13077962 0.154 19598248 0.251 5354299 24501241 0.219 5573577 26987035 0.207 20290000 82967000 0.245 21446000 89696000 0.239 4798778 51012385 0.094 4839970 53141768 0.091 22 23 PTBA SMGR 2207480 4926640 24 TLKM 14130000 57413000 0.246 25 UNTR 5860188 55953915 0.105 90 4. Output Variabel Current Ratio (CR) No 2012 KODE 2013 Current Lia 2600540 CR 0.685 Current Ast Current Lia 1691694 2014 1 AALI Current Ast 1780395 Current Ast Current Lia 3759265 CR 0.450 2403615 4110955 CR 0.585 2 ADRO 13169233 7409376 1.777 16820685 9493041 1.772 15814016 9632863 1.642 3 AKRA 5771744 4701571 1.228 7723315 6593292 1.171 6719745 6183756 1.087 4 ANTM 7646851 3041406 2.514 7080437 3855512 1.836 6343110 3862917 1.642 88352000 71139000 1.242 97241000 73523000 1.323 5 ASII 77922000 57401000 1.358 6 ASRI 3905746 6214542 0.628 2800120 3718655 0.753 3188091 2803110 1.137 7 BMTR 10781083 2481608 4.344 9748947 3681058 2.648 10699101 2563631 4.173 8 BSDE 8440760 2908560 2.902 11831665 4436117 2.667 5735418 1523011 3.766 9 CPIN 7180890 2167652 3.313 8824900 2327048 3.792 10009670 4467240 2.241 10 EXCL 3658985 8739996 0.419 5844114 7931046 0.737 13309762 15398292 0.864 11 GGRM 29954021 13802317 2.170 34604461 20094580 1.722 38532600 23783134 1.620 12 ICBP 9888440 3579487 2.763 11321715 4696583 2.411 13603527 6230997 2.183 6840464 2072403 3.301 7728153 2591538 2.982 13 INCO 5462486 1601981 3.410 14 INDF 26202972 13080544 2.003 32464497 19471309 1.667 40995736 22681686 1.807 15 INTP 14579400 2418762 6.028 16846248 2740089 6.148 16086773 3260559 4.934 16 ITMG 9369534 4225993 2.217 9157445 4597250 1.992 7082961 4528818 1.564 17 JSMR 4531117 6648164 0.682 3746345 4919884 0.761 3641372 4312917 0.844 18 KLBF 6441711 1891618 3.405 7497319 2640590 2.839 8120805 2385920 3.404 19 LPKR 85784 70825 1.211 130431 59680 2.186 123284 216501 0.569 20 LSIP 2593816 792482 3.273 1999126 804428 2.485 1863506 748076 2.491 21847077 10868753 2.010 23141099 13562910 1.706 21 PGAS 19183520 4571487 4.196 22 PTBA 8718297 1770664 4.924 6479783 2260956 2.866 7416805 3574129 2.075 23 SMGR 8231297 4825205 1.706 9972110 5297631 1.882 11648545 5273269 2.209 24 TLKM 27973000 24107000 1.160 33075000 28437000 1.163 33762000 31786000 1.062 25 UNTR 22048115 11327164 1.946 27814126 14560664 1.910 33579799 16297816 2.060 91 5. Output Variabel Debt Equity Ratio (DER) No 2012 KODE 2013 1 AALI Total Lia 3054409 2 ADRO 35751943 3 AKRA 7577785 4209740 1.800 9269980 5363161 ANTM 6876225 12832316 0.536 9071630 12793488 ASII 92460000 89814000 1.029 107806000 106188000 1.015 115705000 6 ASRI 6214543 4731875 1.313 9096298 5331785 1.706 10553173 6371194 1.656 7 BMTR 5699770 14295756 0.399 7716434 13353037 0.578 9490686 15874525 0.598 8 BSDE 6225014 10531704 0.591 9156861 13415298 0.683 9661295 18473430 0.523 9 CPIN 4172163 8176464 0.510 5771297 9950900 0.580 9919150 10943289 0.906 10 EXCL 20085669 15370036 1.307 24977479 15300147 1.632 49745863 13960625 3.563 11 GGRM 14903612 26605713 0.560 21353980 29416271 0.726 24991880 33228720 0.752 ICBP 5766682 11986798 0.481 8001739 13265731 0.603 9870264 15039947 0.656 INCO 5914617 16646267 0.355 6955286 21034044 0.331 6825337 22202650 0.307 14 INDF 25181533 34142674 0.738 39719660 38373129 1.035 44710509 41228376 1.084 15 INTP 3336422 19418738 0.172 3629554 22977687 0.158 4100172 24784801 0.165 16 ITMG 4726764 9693372 0.488 5255057 11826501 0.444 5082892 11175288 0.455 17 JSMR 14965766 9787786 1.529 17499365 10866980 1.610 20432952 11424996 1.788 18 KLBF 2046314 7371644 0.278 2815103 8499958 0.331 2607557 9817476 0.266 19 LPKR 13399189 11470106 1.168 17122789 14177573 1.208 20114772 17646449 1.140 LSIP 1272083 6279713 0.203 1360889 6613987 0.206 1,436,312 7,218,834 0.199 PGAS 15021091 22770838 0.660 20073088 33463069 0.600 40447177 36848736 1.098 22 PTBA 4223812 8505169 0.497 4125586 7551569 0.546 6141181 8670842 0.708 23 SMGR 8414229 18164855 0.463 8988908 21803976 0.412 9312214 25002452 0.372 24 TLKM 44391000 66978000 0.663 50527000 77424000 0.653 54770000 86125000 0.636 25 UNTR 18000076 32300557 0.557 21713346 35648898 0.609 21715297 38576734 0.563 4 5 12 13 20 21 Total Equity 9365411 DER 0.326 Total Lia 4695331 Total Equity 10267859 28962172 1.234 43420880 2014 DER 0.457 Total Lia 6725576 Total Equity 11833778 DER 0.568 39202687 1.108 39228019 40534794 0.968 1.728 8830735 5961183 1.481 0.709 10573964 12137410 0.871 120324000 0.962 92 6. Output Variabel Company Size (CS) NO KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 AALI ADRO AKRA ANTM ASII ASRI BMTR BSDE CPIN EXCL GGRM ICBP INCO INDF INTP ITMG JSMR KLBF LPKR LSIP PGAS PTBA SMGR TLKM UNTR 2012 Total Aset 12419820 64714116 11787525 19708541 182274000 10946417 19995526 16756718 12348627 35455705 41509325 17753480 22560884 59324207 22755160 14420136 24753551 9417957 24869296 7551796 37791930 12728981 26579084 111369000 50300633 2013 CS 16.335 17.985 16.283 16.797 19.021 16.209 16.811 16.634 16.329 17.384 17.541 16.692 16.932 17.899 16.940 16.484 17.024 16.058 17.029 15.837 17.448 16.359 17.096 18.528 17.734 Total Aset 14964431 82623566 14633141 21865117 213994000 14428083 21069471 22572159 15722197 40277626 50770251 21267470 27989330 78092789 26607241 17081558 28366345 11315061 31300362 7974876 53536157 11677155 30792884 127951000 57362244 2014 CS 16.521 18.230 16.499 16.900 19.181 16.485 16.863 16.932 16.571 17.511 17.743 16.873 17.147 18.173 17.097 16.654 17.161 16.242 17.259 15.892 17.796 16.273 17.243 18.667 17.865 Total Aset 18559354 79762813 14791917 22044202 236029000 16924367 25365211 28134725 20862439 63630884 58220600 24910211 29027987 85938885 28884973 16258180 31857948 12425032 37761221 8655146 77295913 14812023 34314666 140895000 60292031 CS 16.736 18.195 16.510 16.909 19.279 16.644 17.049 17.153 16.853 17.969 17.880 17.031 17.184 18.269 17.179 16.604 17.277 16.335 17.447 15.974 18.163 16.511 17.351 18.764 17.915 93 Logistic Regression Case Processing Summary a Unweighted Cases N Percent 75 100.0 Selected Cases 0 .0 75 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 75 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Included in Analysis Missing Cases Total Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value 0 0 1 1 Block 0: Beginning Block a,b,c Iteration History -2 Log likelihood Iteration Coefficients Constant .240 .241 .241 1 102.889 2 102.889 3 102.889 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 102.889 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001. Step 0 Classification Table Observed a,b Predicted SR 0 Step 0 SR 0 1 Percentage Correct 1 0 0 33 42 .0 100.0 Overall Percentage 56.0 a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500 B Step 0 Constant Variables in the Equation S.E. Wald .241 .233 1.075 df 1 Sig. .300 Exp(B) 1.273 94 Variables not in the Equation Score df NPM 1.441 CR .320 DER .635 Variables Size 4.642 KA 7.170 DD 16.696 GC 19.737 Overall Statistics 34.616 Step 0 Sig. .230 .572 .426 .031 .007 .000 .000 .000 1 1 1 1 1 1 1 7 Block 1: Method = Enter a,b,c,d Iteration History Iteration Step 1 -2 Log likelihood Coefficients Constant 1 64.548 2 3 NPM CR DER Size KA DD GC -3.055 -.003 -.232 -.869 .140 .033 .027 1.711 59.851 -7.912 .001 -.329 -1.361 .411 .056 .043 2.103 59.041 -11.548 .006 -.334 -1.625 .609 .071 .054 2.163 4 58.983 -12.756 .007 -.319 -1.705 .672 .077 .059 2.152 5 58.982 -12.865 .007 -.317 -1.713 .678 .077 .059 2.150 6 58.982 -12.865 .007 -.317 -1.713 .678 .077 .059 2.150 a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 102.889 d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001. Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1 df Sig. Step 43.907 7 .000 Block 43.907 7 .000 Model 43.907 7 .000 Model Summary Step 1 -2 Log likelihood 58.982 a Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square .443 .594 a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001. 95 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square 1 df 8.496 Sig. 7 .291 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test SR = 0 Observed Step 1 SR = 1 Expected Observed Total Expected 1 8 7.429 0 .571 8 2 8 6.855 0 1.145 8 3 6 6.329 2 1.671 8 4 4 5.266 4 2.734 8 5 3 3.659 5 4.341 8 6 2 1.903 6 6.097 8 7 1 .916 7 7.084 8 8 0 .492 8 7.508 8 9 1 .152 10 10.848 11 Classification Table Observed a Predicted SR 0 SR Step 1 Percentage Correct 1 0 28 5 84.8 1 7 35 83.3 Overall Percentage 84.0 a. The cut value is .500 Variables in the Equation B NPM a Wald df Sig. Exp(B) .007 .031 .055 1 .814 1.007 -.317 .349 .823 1 .364 .729 DER -1.713 .816 4.413 1 .036 .180 Size .678 .586 1.340 1 .247 1.970 KA .077 .037 4.432 1 .035 1.080 DD .059 .029 4.268 1 .039 1.061 2.150 .807 7.107 1 .008 8.588 -12.865 10.210 1.588 1 .208 .000 CR Step 1 S.E. GC Constant a. Variable(s) entered on step 1: NPM, CR, DER, Size, KA, DD, GC. 96 Correlation Matrix Constant Step 1 NPM CR DER Size KA DD GC Constant 1.000 -.094 -.316 .320 -.990 -.154 -.477 NPM -.094 1.000 -.196 .015 .044 .179 .100 .332 .172 CR -.316 -.196 1.000 .257 .231 -.088 .421 -.478 DER .320 .015 .257 1.000 -.383 -.208 -.384 .077 Size -.990 .044 .231 -.383 1.000 .116 .420 -.342 KA -.154 .179 -.088 -.208 .116 1.000 .125 .183 DD -.477 .100 .421 -.384 .420 .125 1.000 -.334 GC .332 .172 -.478 .077 -.342 .183 -.334 1.000 97