kepemimpinan transformasional menuju kesiapan

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL MENUJU
KESIAPAN IMPLEMENTASI BEYOND BUDGETING
Studi Kasus dengan Simulasi di PT Bank MNC Internasional, Tbk.
Kantor Cabang Yogyakarta
TESIS
.
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
.
..
.
.
Diajukan oleh
Prana Djati Ningrum
132222205
.
.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL MENUJU
KESIAPAN IMPLEMENTASI BEYOND BUDGETING
Studi Kasus dengan Simulasi di PT Bank MNC Internasional,Tbk.
Kantor Cabang Yogyakarta
TESIS
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2
.
.
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
.
.
.
.
.
.
.
Diajukan oleh
Prana Djati Ningrum
132222205
.
.
.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 8 Januari 2016
Prana Djati Ningum
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
: Prana Djati Ningrum
Nomor Mahasiswa
: 132222205
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Kepemimpinan Transformasional Menuju Kesiapan Implementasi Beyond
Budgeting. Studi Kasus dengan Simulasi di PT Bank MNC Internasional, Tbk.
Kantor Cabang Yogyakarta.
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 29 Maret 2016
Yang menyatakan
( Prana Djati Ningrum )
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
tesis ini. Penulisan tesis ini bertujuan untuk memperoleh gelar sarjana S-2 pada
Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Selama penyusunan tesis ini banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi,
namun demikian hambatan dan kesulitan itu dapat teratasi berkat adanya bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
a. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk
belajar dan mengembangkan kepribadian pada penulis.
b. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan
kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian pada
penulis.
c. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA., selaku Dosen Pembimbing I yang
bersedia membimbing dan meluangkan waktu dalam memberikan
pengarahan dan saran selama penulisan tesis.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing II
yang bersedia membimbing dan meluangkan waktu dalam memberikan
pengarahan dan saran selama penulisan tesis.
e. Bapak Susilo Apriyanto dan Bapak M. Agus Setiawan, selaku Sub
Branch & Branch Business Manager dan Branch Operasional & Service
Manager PT Bank MNC Internasional, Tbk. KC Yogyakarta atas
kerjasamanya dalam penyusunan tesis ini.
f. Dosen-dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis dan seluruh
staf sekretariat MM atas pelayanan yang baik sehingga dapat
memperlancar penulisan tesis ini.
g. Bapak Daru Jati Yuwono, Ibu Yekti Andayani, Mas Djati Kuswantoro,
Dek Kurnia Djati Kumala sebagai orang tua, kakak, adik yang selalu
memberikan dorongan, semangat, dan doa sehingga tesis ini dapat
selesai.
h. Keluarga besar penulis di Yogyakarta: Alm. Mbah Kakung, Bulek Eko,
Mbak Tanti, Mas Bowo, Aksa, Yuda, Anet yang selalu memotivasi aku.
i. Keluarga besar Maheka & Co. atas segala dukungannya.
j. Sahabat tercintaku: Riska Brigitta Hapsari Kojongian, Fransiska Pordika
Yulitasari, Fransiska Hera Gitasari, Maria Oktaviana Harum, Dian
Aristyorini atas persahabatan dan kekompakkan kita.
k. Teman-teman MM terutama angkatan I atas kebersamaan belajar selama
ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
l. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala
dukungannya.
Penulis berharap tesis ini bermanfaat bagi pembaca yang berminat dan dapat
juga sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa tesis
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis dengan rendah hati mengharapkan
kritik dan saran yang dapat memberikan manfaat bagi penulis. Semoga tesis ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, Januari 2016
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..............................… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS.......................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ v
HALAMAN KATA PENGANTAR................................................................. vi
HALAMAN DAFTAR ISI............................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL....................................................................... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR.................................................................. xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN............................................................... xiii
ABSTRAK........................................................................................................ xiv
ABSTRACT...................................................................................................... xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 8
C. Batasan Masalah...................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian..................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan.............................................................. 9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penganggaran........................................................................... 11
1. Definisi Anggaran ...........................................................… 11
2. Syarat Anggaran ................................................................. 11
3. Fungsi Anggaran ................................................................ 12
4. Proses Anggaran ................................................................ 13
5. Sistem Penganggaran ......................................................... 14
B. Beyond Budgeting ................................................................... 15
1. Definisi Beyond Budgeting ……......................................… 15
2. Prinsip-Prinsip Beyond Budgeting ...................................... 18
3. Implementasi Beyond Budgeting ........................................ 23
C. Kepemimpinan ........................................................................ 27
1. Definisi Kepemimpinan …………………………………. 27
2. Perilaku Kepemimpinan …………………………………. 28
D. Peran Kepemimpinan dalam Proses Penganggaran Tradisional 33
E. Peran Kepemimpinan dalam Implementasi Beynd Budgeting.. 34
F. Kerangka Penelitian …………………………………………. 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.......................................................................... 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 43
C. Subjek dan Objek Penelitian..................................................... 43
D. Data dan Teknik Pengumpulan Data........................................ 44
E. Triangulasi …………………………………………………... 45
F. Variabel Penelitian ................................................................... 46
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Pengukuran Variabel ................................................................
H. Teknik Analisis Data................................................................
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan .................................................................
B. Visi dan Misi Perusahaan ......................................................
C. Proses Penyusunan Anggaran .................................................
D. Struktur Organisasi .................................................................
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data..........................................................................
B. Analisis Data............................................................................
C. Pembahasan..............................................................................
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................
B. Keterbatasan Penelitian...........................................................
C. Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
LAMPIRAN......................................................................................................
x
46
51
57
58
58
60
61
63
71
93
94
94
95
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 12.
Tabel 13.
Tabel 14.
Tabel 15.
Tabel 16.
Tabel 17.
Tingkatan Kesiapan PT Bank MNC Internasional, Tbk.
Kantor Cabang Yogyakarta Mengimplementasikan
Beyond Budgeting………………………......................................... 24
Matrik Pengukuran Kesiapan Implementasi Beyond Budgeting ...... 47
Salah Satu Contoh Skor Penilaian Kuesioner Kesiapan
Implementasi Beyond Budgeting ………………………………….. 49
Matrik Pengukuran Kepemimpinan Transformasional .................... 49
Skor Penilaian Kuesioner Kepemimpinan Transformasional ........... 50
Tingkatan Kesiapan PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor
Cabang Yogyakarta Mengimplementasikan Beyond Budgeting........ 51
Tabel Rekapitulasi Data Kuesioner BBES ........................................ 52
Kategori Warna Kesiapan Implementasi Beyond Budgeting ............ 52
Wawancara Konsep Beyond Budgeting dikaitkan dengan
Kesiapan Implementasi Beyond Budgeting ………………………… 53
Tabel Rekapitulasi Data Kuesioner Kepemimpinan
Transformasional Versi MLQ-5X ..................................................... 54
Tabel Persentase Variabel Kepemimpinan Transformasional............ 55
Matrik Kepemimpinan Transformasional menuju
Kesiapan Implementasi Beyond Budgeting ….................................. 55
Tingkatan Kesiapan PT Bank MNC Internasional, Tbk.
Kantor Cabang Yogyakarta Mengimplementasikan
Beyond Budgeting………………………......................................... 63
Rekapitulasi Data Kuesioner BBES.................................................. 64
Kategori Warna Implementasi Beyond Budgeting ………………… 65
Rekapitulasi Data Kuesioner Kepemimpinan Transformasional
Versi MLQ-5X................................................................................... 69
Persentase Variabel Kepemimpinan Transformasional……............. 70
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Penelitian …………………………............................... 41
Gambar 2. Struktur Organisasi ……………………………………………… 60
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner .................................................................................. 100
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian ................................................................... 109
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui apakah PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta siap mengimplementasikan
beyond budgeting, (2) mengetahui apakah kepemimpinan transformasional
mendukung kesiapan implementasi beyond budgeting di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta. Kepemimpinan transformasional
dalam implementasi beyond budgeting merupakan hal penting yang perlu dimiliki
oleh manajemen perusahaan sebagai upaya perubahan perilaku yang lebih
mendukung kinerja perusahaan. Kepemimpinan transformasional diharapkan
dapat mendukung kesiapan implementasi beyond budgeting pada sebuah
organisasi karena di samping menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara
bawahan dengan atasan, pemimpin dapat pula menciptakan suatu bentuk
kepemimpinan yang timbal balik.
Penelitian yang dilakukan berupa studi kasus dengan simulasi di PT Bank
MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta . Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Juli 2015 sampai dengan Januari 2016. Data dikumpulkan dengan
teknik dokumentasi, wawancara, kuesioner dan observasi. Wawancara dan
kuesioner ditujukan untuk dua manajer di PT Bank MNC Internasional, Tbk
Kantor Cabang Yogyakarta. Teknik analisis data menggunakan analisis isi.
Teknik triangulasi menggunakan triangulasi sumber dan metode.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) PT Bank MNC Internasional,
Tbk Kantor Cabang Yogyakarta memiliki potensi kesiapan rendah dalam
mengimplementasikan beyond budgeting. Artinya, tidak ada kebutuhan maupun
kesiapan organisasi untuk perubahan proses penganggaran., (2) Potensi
keberhasilan implementasi beyond budgeting rendah di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta. Kepemimpinan transformasional
yang kuat tanpa diikuti oleh penerapan prinsip-prinsip beyond budgeting secara
penuh
tidak
akan
mendukung
keberhasilan
perusahaan
dalam
mengimplementasikan beyond budgeting.
Kata Kunci: Penganggaran, Penganggaran Tradisional,
Budgeting, Kepemimpinan, Kepemimpinan Transformasional
xiv
Beyond
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This study aimed to (1) determine of whether PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Branch Office Yogyakarta is ready to implement beyond
budgeting, (2) determine of whether transformational leadership supports
implementation readiness of beyond budgeting at PT Bank MNC Internasional,
Tbk. Branch Office Yogyakarta. Transformational leadership, in the
implementation of beyond budgeting, is an important aspect needed by the
company’s management as an effort to support the behavior change of the
company performance.
This research was carried out in form of case study with simulation at PT
Bank MNC Internasional, Tbk. Branch Office Yogyakarta. This study was
conducted in July 2015 until January 2016. Data collected by the technique of
documentation, interviews, questionnaires, and observations. Interviews and
questionnaires were undertaken and distributed to two manager at PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Branch Office Yogyakarta. Data was analyzed using content
analysis technique. Triangulation technique was implemented through
triangulation of sources and methods.
The results shows that (1) PT Bank MNC Internasional, Tbk. Branch
Office Yogyakarta has a low potential readiness to implement beyond budgeting,
because there is no need nor readiness of the organization to change the budgeting
process; (2) Potential success of implementation beyond budgeting is low at PT
Bank MNC Internasional, Tbk. Branch Office Yogyakarta. A strong
transformational leadership without being followed by the full implementation of
beyond budgeting principles will not support the company’s success in
implementing beyond budgeting.
Keywords: budgeting, traditional
leadership, transformational leadership.
xv
budgeting,
beyond
budgeting,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perencanaan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses
manajemen organisasi. Demikian juga anggaran mempunyai posisi sangat
penting. Anggaran menyediakan perencanaan, pengendalian, dan standar
pengukuran kinerja bagi manajemen. Saat ini masih banyak organisasi yang
menggunakan anggaran tradisional untuk mencapai tujuannya. Penganggaran
yang dilakukan ini merupakan sesuatu yang melelahkan dan membosankan
bagi sebagian besar manajemen organisasi. Anggaran seringkali dibuat terlalu
kaku dan tidak fleksibel. Akibatnya, pengambil keputusan tidak dapat
merespon permintaan pelanggan dengan cepat dan tepat. Mereka hanya dapat
melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (Yudianti,
2013; Firnanti, 2011).
Proses penganggaran tradisional biasanya dimulai dengan pernyataan
visi dan misi. Mereka diturunkan dalam rencana strategis perusahaan yang
memberikan
arahan
tujuan
perusahaan.
Rencana
strategis
disusun
berdasarkan anggaran tahunan yang berasal dari divisi atau departemen
seperti penjualan, operasional dan belanja modal atau investasi. Secara
keseluruhan anggaran akan menuju pada perencanaan pendapatan dan arus
kas untuk tahun depan. Proses penganggaran tersebut tidak dapat disetujui
langsung oleh pihak yang terlibat tetapi memerlukan negosiasi ulang antara
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
unit bisnis dan kantor pusat atau manajemen puncak perusahaan. Setelah
anggaran disetujui, proses selanjutnya adalah pelaporan rutin untuk
mengontrol kinerja yang telah disepakati (Hope dan Fraser, 2003).
Banyaknya komentar negatif terhadap sistem penganggaran tradisional
memunculkan sebuah konsep baru, yaitu beyond budgeting untuk merespon
secara cepat perkembangan pasar dalam lingkungan ekonomi yang serba
cepat (Daum, 2002).
Konsep beyond budgeting adalah salah satu model manajemen bisnis
yang mencoba untuk menangkap dan menghilangkan konflik yang bisa
menghambat pencapaian tujuan perusahaan seperti, kepuasan pemegang
saham, kepuasan pelanggan, manajemen operasi yang efisien, manajemen
perusahaan yang efektif dan pelaporan keuangan secara etis (Yudianti, 2013).
Selain itu, konsep beyond budgeting lebih menekankan pada keinginan dan
kesempatan untuk merespon permintaan pelanggan sebagai strategi untuk
pengambilan keputusan manajemen. Manajer tidak lagi bertanggung jawab
untuk pemenuhan anggaran yang telah disiapkan dan disetujui, tetapi lebih
bertanggung jawab dalam mengambil tindakan atau keputusan yang
memaksimalkan nilai bagi pelanggan dan pemegang saham. Ini berarti bahwa
manajemen memiliki fleksibilitas untuk mengelola anggaran yang diperlukan
(Yudianti, 2013). Beyond budgeting memberikan sebuah pendekatan yang
radikal, implementasinya membutuhkan komitmen dan dukungan seluruh
anggota manajemen (Daum, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Implementasi beyond budgeting terutama ditujukan untuk perusahaan
berskala besar dengan kompleksitas usaha yang begitu luas di mana kontrol
yang ketat dan hirarkis akan menghambat inovasi dan kreativitas manajer lini
dalam menangkap peluang pasar. Kondisi ini akan diperburuk ketika
lingkungan bisnis berubah sangat cepat. Penganggaran dan model kontrol
yang statis dan tetap menjadi penghalang untuk pertumbuhan (Pflaeging,
2006).
Kondisi persaingan lembaga keuangan bank yang semakin kompetitif
dan perubahan lingkungan yang sulit diprediksi berdampak pada pengelolaan
lembaga keuangan bank yang mau tidak mau harus menjadi lebih profesional
untuk memenuhi keinginan dan harapan pelanggan dengan lebih cepat dan
tepat. Beyond budgeting menjadi salah satu alternatif model manajemen yang
bisa menyelesaikan permasalahan tersebut karena tidak membutuhkan ritual
penyusunan anggaran tetapi cukup kejelasan target atau sasaran eksternal
bagi unit bisnis di level menengah.
Kesuksesan perusahaan sangat dipengaruhi oleh sensitivitas dan
kecepatan perusahaan untuk menangkap peluang yang tersedia sebelum
diambil oleh pihak lain (Yudianti, 2013). Salah satunya, yaitu PT Bank MNC
Internasional, Tbk. (MNC Bank) yang merupakan perusahaan berskala besar
dan lahir setelah MNC Group mengakuisisi PT Bank ICB Bumiputera, Tbk.
Kunci untuk menjadikan sebuah bank lebih profesional terletak pada
kepemimpinannya yang tidak hanya di puncak hirarki, tetapi di seluruh lini
organisasi. Dengan demikian, bank sebagai organisasi bisnis dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
memberikan pelayanan yang prima kepada nasabahnya dan menciptakan
kepuasan kerja karyawannya.
Yudianto (2009) menjelaskan bahwa implementasi beyond budgeting
dalam sebuah organisasi didasari oleh konsep yang berbicara mengenai
prinsip kinerja manajemen dan kepemimpinan. Konsep ini mempromosikan
model baru kepemimpinan yang mendorong persaingan sehat dalam
organisasi, yang pada akhirnya akan menciptakan peningkatan kinerja
anggota organisasi dan kepuasan bagi pelanggan. Konsep baru kepemimpinan
ini didasarkan pada prinsip pemberdayaan manajer dan karyawan, serta
proses manajemen yang mampu beradaptasi (Firnanti, 2011).
Salah satu prinsip penting menuju model beyond budgeting, yaitu
kepemimpinan visioner (Pflaeging dan Borck, 2008). Kepemimpinan ini
disebut juga sebagai kepemimpinan transformasional (Bass dan Riggio,
2006).
Melalui
proses
pengembangan,
pemimpin
transformasional
memberdayakan bawahan sehingga membantu bawahan menjadi individu
yang lebih mandiri dan kompeten mencapai aktualisasi diri dan memiliki
tingkat moralitas yang lebih tinggi dalam mengejar hasil yang bernilai
(Popper dan Mayseless, 2003). Pemimpin yang melihat peluang beyond
budgeting sebagai desentralisasi radikal percaya bahwa pada akhirnya hal ini
akan memberikan keunggulan kompetitif secara signifikan (Hope dan Fraser,
2003). Bank Handelsbanken di Swedia yang telah beralih menuju
implementasi beyond budgeting membuktikan bahwa beyond budgeting
mampu menciptakan dampak positif bagi perusahaan terutama terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
perbaikan proses pengambilan keputusan, pemberdayaan manajemen
menengah, dan memberikan respon yang cepat pada perubahan lingkungan
bisnis yang terus berubah dan berkembang (Hope dan Fraser, 2003). Hal ini
dicapai
dengan
menjadikan
karyawan
mampu,
berkomitmen,
dan
diberdayakan di garis depan.
Sayangnya, kepemimpinan transformasional menuju implementasi
beyond budgeting tampaknya belum banyak diungkapkan dan diteliti. Hal ini
dikarenakan masih banyak perusahaan yang menerapkan sistem tradisional
dalam penyusunan anggarannya. Horngren et al. (2012) menjelaskan bahwa
anggaran tradisional tersaji sebagai panduan perintah dan pengendalian
(command and control). Pemimpin terlalu berfokus pada anggaran yang
selalu memaksakan pada tercapainya target dan sering mengevaluasi
kesuksesan atau kegagalan berdasarkan pada pencapaian target anggaran serta
tidak berpikir pada konsekuensi jangka panjang. Selain itu, Zeller dan
Metzger (2013) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan pada pengganggaran
tradisional mengambil keputusan dalam batasan dari anggaran operasi yang
ada. Anggaran tradisional terkunci dalam ekspektasi kinerja. Dengan
demikian, kepemimpinan berdasarkan penganggaran tradisional meletakkan
kebijakan di tangan pembuat keputusan sehingga budaya bisnis mengarah
pada perintah dan pengendalian (command and control).
Implementasi beyond budgeting pada lembaga keuangan bank di
Indonesia seringkali dipandang sebagai suatu hal di luar kebiasaan sehingga
menyebabkan manajemen bank enggan untuk mengimplementasikannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pada kondisi seperti ini, kehadiran seorang pemimpin dibutuhkan dengan
membawa konsep dan paradigma yang jelas sehingga dapat memotivasi,
mengarahkan, dan memberikan pemahaman arti penting implementasi beyond
budgeting, yaitu mengenai prinsip kinerja manajemen dan kepemimpinan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perencanaan dan pengendalian
keuangan dalam bank.
Bank sebagai lembaga keuangan tampaknya perlu mengimplementasikan
konsep beyond budgeting karena diharapkan mampu membantu bank secara
penuh untuk mewujudkan tujuan bank dalam mempertahankan seluruh
komitmennya baik dengan pihak internal maupun eksternal. Dengan begitu,
jelas akan terbukti kekuatan yang dimiliki bank dalam menghadapi
persaingan yang begitu ketat dan membutuhkan strategi-strategi tertentu
dalam melawan berbagai perubahan.
Kepemimpinan transformasional dalam implementasi beyond budgeting
merupakan hal penting yang perlu diterapkan oleh manajemen perusahaan
sebagai upaya perubahan perilaku pemimpin yang lebih mendukung kinerja
perusahaan. Dalam hal ini, manajer dituntut untuk terus berkolaborasi dengan
bawahan dalam memberikan input atau informasi atas setiap tindakan yang
hendak dijalankan. Kepemimpinan transformasional diharapkan dapat
mendukung kesiapan implementasi beyond budgeting pada sebuah organisasi
karena di samping menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara
bawahan dengan atasan, pemimpin dapat pula menciptakan suatu bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kepemimpinan yang timbal balik, yaitu dengan garis organisasi yang tidak
hanya top down tetapi sekaligus berupa bottom up (Yudianto, 2009)
Penganggaran tradisional dipertimbangkan sebagai alat manajemen yang
paling penting untuk mengelola organisasi, mengevaluasi kinerja dan
memotivasi karyawannya. Oleh karena itu, banyak perusahaan di Indonesia
masih menggunakan penganggaran tradisional dan belum mengenal beyond
budgeting. Namun, banyaknya kritik dan komentar negatif terhadap
penganggaran tradisional harus menjadi
perhatian
bagi
manajemen
perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
penelitian akuntansi manajemen di mana peran manajemen lini atau
menengah belum tampak, yaitu dengan mengenalkan alternatif penganggaran
yang dikenal dengan beyond budgeting kepada manajemen kantor cabang.
Model ini diharapkan mampu menciptakan kepemimpinan transformasional
yang mendorong strategi pengambilan keputusan dan persaingan sehat dalam
usaha. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan simulasi dengan menganalisis
apakah PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta siap
mengimplementasikan
beyond
budgeting
dan
apakah
kepemimpinan
transformasional mendukung kesiapan implementasi beyond budgeting di PT
Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti
merumuskan masalah, sebagai berikut:
1. Apakah PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta
siap mengimplementasikan beyond budgeting?
2. Apakah
kepemimpinan
transformasional
mendukung
kesiapan
implementasi beyond budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk.
Kantor Cabang Yogyakarta?
C. Batasan Masalah
Dari rumusan masalah yang telah dijelaskan tersebut, maka penelitian ini
dibatasi pada dimensi perilaku kepemimpinan oleh Bass dan Avolio (2005)
yang meliputi pengaruh ideal: atribut (idealized influence: attributes),
pengaruh ideal: perilaku
(idealized influence: behaviors), motivasi
inspirasional (inspirational motivation), stimulasi intelektual (intellectual
stimulation), dan pertimbangan individual (individualized consideration).
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor
Cabang Yogyakarta siap mengimplementasikan beyond budgeting.
2. Untuk mengetahui apakah kepemimpinan transformasional mendukung
kesiapan implementasi beyond budgeting di PT Bank MNC Internasional,
Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan teori-teori yang didapat
dari perkuliahan dan sumber-sumber bacaan.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
perusahaan dalam menanggapi isu penganggaran tradisional menuju
implementasi beyond budgeting.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bahan bacaan dan acuan
pustaka, yang dapat memberi masukan bagi pihak-pihak yang berminat
akan topik ini.
F. Sistematika Penulisan
Bab I. Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II. Landasan Teori
Bab ini menguraikan penjelasan atas teori-teori pendukung berkaitan
dengan penelitian dan digunakan sebagai dasar dalam melakukan
pembahasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Bab III. Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan cara yang akan digunakan dalam melakukan
penelitian, meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
subjek dan objek penelitian, data dan teknik pengumpulan data,
variabel penelitian, pengukuran variabel, dan teknik analisa data.
Bab IV. Gambaran Umum
Bab ini menjelaskan gambaran secara umum tentang PT Bank MNC
Internasional, Tbk. KC Yogyakarta.
Bab V. Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan deskripsi data yang diperoleh, analisis data dan
hasil penelitian serta interprestasi. Analisis dan pembahasan
didasarkan pada teori yang telah dikemukakan.
Bab VI. Penutup
Bab ini merupakan bagian akhir penelitian yang mengemukakan
kesimpulan dari hasil analisis, keterbatasan penelitian serta saran
penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penganggaran
1. Definisi Anggaran
Salah satu tujuan dari akuntansi manajemen adalah perencanaan.
Komponen utama dari perencanaan adalah anggaran. Anggaran yaitu
rencana keuangan untuk masa depan; rencana tersebut mengidentifikasi
tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya (Hansen dan
Mowen, 2006).
2. Syarat Anggaran
Adisaputro dan Anggarini (2007) menyatakan bahwa keberhasilan
program perencanaan dan pengendalian laba mensyaratkan ketentuanketentuan sebagai berikut:
a. Fleksibel, yang berarti bahwa pada saat pelaksanaan rencana,
seharusnya ada kebijakan untuk melakukan sedikit perubahan
sehingga anggaran tidak dipaksakan sebagai “jaket yang ketat” dan
semua peluang menguntungkan dapat dimanfaatkan walaupun
peluang tersebut tidak terdapat dalam anggaran.
b. Realistis yakni bahwa dalam perencanaan dan pengendalian laba,
manajemen harus realistis dan menghindari optimisme yang
berlebihan atau tidak berdasar. Kecermatan dalam menentukan targettarget anggaran menentukan kegunaan anggaran. Untuk itu, tujuan11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tujuan perusahaan dan target spesifik dalam anggaran harus
menunjukkan harapan yang realistis.
c. Kontinyu, yang berarti bahwa perencanaan sebagai fungsi pertama
manajemen harus dilakukan secara kontinyu. Hal ini karena dengan
berlalunya waktu, perusahaan perlu melaksanakan perencanaan
kembali dan membuat rencana-rencana baru.
3. Fungsi Anggaran
Ada beberapa fungsi anggaran (Ikhsan dan Ishak, 2005: 160), yaitu:
a. Anggaran
merupakan
hasil
akhir
dari
proses
perencanaan
perusahaan/organisasi. Sebagai hasil negosiasi antaranggota organisasi
yang dominan, anggaran mencerminkan konsensus organisasional
mengenai tujuan operasi untuk masa depan.
b. Anggaran merupakan cetak biru perusahaan/ organisasi untuk
bertindak, yang mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi
sumber daya organisasi. Anggaran menunjukkan bagaimana beragam
subunit organisasi harus bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan
secara keseluruhan.
c. Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang
menghubungkan beragam departemen atau divisi organisasi antara
yang satu dengan yang lainnya dan dengan manajemen puncak. Arus
informasi
dari
departemen
ke
departemen
berfungsi
untuk
mengkoordinasikan dan memfasilitasi aktivitas organisasi secara
keseluruhan. Arus informasi dari manajemen puncak ke tingkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
organisasi yang lebih rendah mengandung penjelasan operasional
mengenai pencapaian atau deviasi anggaran.
d. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur,
anggaran berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil operasi aktual
dapat dibandingkan. Hal ini merupakan dasar untuk mengevaluasi
kinerja dari manajer pusat biaya dan laba.
e. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan
manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan
atau kelemahan perusahaan/organisasi. Hal ini memungkinkan
manajemen untuk menentukan tindakan korektif yang tepat.
f. Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik
manajer maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang
konsisten dengan operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan
tujuan organisasi.
4. Proses Anggaran
Proses anggaran meliputi (Mahsun, dkk 2006: 83):
a. Tahap Persiapan Anggaran
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas
dasar taksiran pendapatan yang tersedia.
b. Tahap Ratifikasi Anggaran
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang
cukup rumit dan cukup berat. Dalam tahap ini pimpinan eksekutif
dituntut tidak hanya memiliki managerial skill namun juga harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
memiliki political skill, salesmanship, dan coalition building yang
memadai.
c. Tahap Pelaksanaan Anggaran
Dalam tahap pelaksanaan anggaran, hal terpenting yang harus
diperhatikan oleh manajer keuangan publik adalah sistem akuntansi,
sistem informasi akuntansi, dan sistem pengendalian manajemen.
d. Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran
Tahap ini adalah tahap akhir dalam siklus penganggaran. Pada tahap
ini anggaran dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan dan
dievaluasi pelaksanaannya.
5. Sistem Penganggaran
Becker, dkk (2009) menjelaskan perkembangan sistem penganggaran
sebagai berikut:
a. Traditional-Based Budgeting System
Sistem penganggaran ini menggambarkan penyusunan anggaran yang
didasarkan dari mana dana ini berasal dan untuk apa dana tersebut
digunakan (Bastian, 2006).
b. Zero-Based Budgeting System
Sistem penyusunan anggaran yang benar-benar didasarkan pada
kebutuhan saat ini tanpa berpatokan pada anggaran tahun lalu (line
item dan incrementalism). Dengan sistem ini, penyusunan anggaran
diasumsikan mulai dari nol sehingga item-item anggaran tahun lalu
mungkin dikurangi, ditambah, atau bahkan diganti sama sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dengan item yang baru yang sesuai dengan kebutuhan saat ini
(Mahsun dkk, 2012).
c. Activity-Based Budgeting System
Sistem ini merupakan proses merencanakan dan mengendalikan
aktivitas yang diharapkan dapat mencapai efektivitas biaya dalam
anggaran, sehingga memenuhi beban kerja yang diramalkan dan
tujuan strategik yang telah disepakati (Adisaputro & Anggarini,
2007).
d. Beyond Budgeting
Sistem ini merupakan sebuah model yang membawa pengembangan
bagi responsibilitas managerial di mana kekuatan dan tanggung jawab
merupakan dua hal yang saling bergandengan (Johnson, 2005).
B. Beyond Budgeting
1. Definisi Beyond Budgeting
Hope dan Fraser (2003) menyatakan bahwa beyond budgeting
merupakan
satu
set
prinsip-prinsip,
yang
jika
diikuti,
akan
memungkinkan organisasi untuk mengelola kinerja dan mendesentralisasi
proses pengambilan keputusan tanpa kebutuhan untuk anggaran
tradisional. Tujuannya adalah memungkinkan organisasi untuk memenuhi
faktor-faktor keberhasilan dari informasi ekonomi, misalnya untuk
bersikap adaptif dalam kondisi tak terduga. Hal yang dilakukan beyond
budgeting adalah menghilangkan anggaran, tetapi fungsi anggaran yaitu,
planning, controlling, dan pengukuran kinerja tidak hilang (Mahrofi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2008). Beyond budgeting adalah sebuah model yang membawa
pengembangan bagi responsibilitas managerial di mana kekuatan dan
tanggung jawab merupakan dua hal yang saling bergandengan (Johnson,
2005).
Pflaeging (2006) mendefinisikan beyond budgeting sebagai filosofi
kepemimpinan berdasarkan serangkaian proses alternatif dipandu oleh
beberapa prinsip utama. Tujuan dari konsep beyond budgeting untuk
membantu perusahaan menyadari sepenuhnya tujuan perusahaan, yaitu
mempertahankan seluruh komitmen dengan pihak internal dan eksternal.
Perusahaan akan menunjukkan kekuatan dalam menghadapi persaingan
ketat yang memerlukan strategi tepat terhadap berbagai perubahan
lingkungan dan pelanggan. Tujuan dari penerapan konsep ini terutama
untuk meningkatkan secara keseluruhan efisiensi dan efektivitas yang
diharapkan oleh perusahaan.
Hope dan Fraser (2003) mengusulkan konsep beyond budgeting,
sebagai berikut:
Perencanaan
a. Perencanaan bukan merupakan aktivitas formal untuk tim garis depan
yang selalu mengambil sinyal pasar untuk memodifikasi arahan
b. Tim garis depan fokus pada memaksimalkan nilai-nilai pelanggan dan
pemegang saham
c. Menetapkan target keuangan berdasarkan indikator utama kinerja
(KPI)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
d. Membahas strategi dalam waktu yang lebih singkat
e. Tim garis depan bertanggung jawab atas kinerja dan strategi,
sementara eksekutif bertanggung jawab untuk mengembangkan
strategi dan menetapkan strategi jangka panjang dan target jangka
menengah
f. Kebijakan dalam strategi tergantung pada sistem atau metodologi
yang diterapkan di perusahaan seperti balanced scorecard, EVA
g. Kinerja manajer dalam melaksanakan anggaran diukur dengan
indikator relatif, tolok ukur internal dan eksternal
h. Pemegang anggaran optimis pada peningkatan laba
i. Menjadikan sumber daya tersedia dan dapat diakses oleh tim garis
depan ketika mereka dibutuhkan melalui persetujuan cepat dan akses
yang lebih mudah ke sumber daya operasional
Pengendalian
a. Pengendalian bertingkat
b. Lebih fokus pada trend dan rolling forecasts
c. Eksekutif memantau kinerja anggaran dan turut campur hanya ketika
indikator atau tren melewati batas
d. Pengendalian kinerja dilakukan ketika kinerja tidak sesuai anggaran
sebelumnya
e. Informasi terbuka dan transparan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Prinsip-Prinsip Beyond Budgeting
Hope dan Fraser (2003) mengembangkan sebuah model dengan dua
belas prinsip di mana satu sampai enam berkaitan dengan proses
manajemen kinerja dan tujuh sampai dua belas berkaitan dengan tindakan
kepemimpinan, sebagai berikut:
Proses Manajemen Kinerja
a. Menghadapi persaingan
b. Memberikan penghargaan berdasarkan kesuksesan kelompok
c. Membuat strategi menjadi sebuah proses yang berkelanjutan dan
inklusif
d. Mengambil sumber daya ketika dibutuhkan
e. Mengkoordinasi interaksi antar perusahaan melalui kekuatan pasar
f. Menyediakan informasi yang cepat dan terbuka bagi pengendalian
multilevel
Tindakan Kepemimpinan
g. Menciptakan iklim kinerja berdasarkan persaingan yang sukses
h. Membangun komitmen kelompok dalam sebuah tujuan bersama, nilai
bersama, dan pembagian penghargaan
i. Menyerahkan pembentukan strategi kepada kelompok yang berada di
lini depan dan memberikan kebebasan untuk bertindak
j. Mementingkan kecermatan dan menantang terbentuknya kontribusi
bernilai tambah bagi semua sumber daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
k. Mengorganisasi hubungan antar kelompok dan menggabungkan
kemampuan mereka untuk melayani pelanggan
l. Mendukung sistem informasi yang transparan dan terbuka
Prinsip-prinsip beyond budgeting menawarkan model manajemen
koheren. Prinsip-prinsip ini mengasumsikan bahwa manajer lini dapat
mengatur kinerja mereka sendiri. Senior eksekutif memberikan peran
pendukung. Mereka memberi tantangan dan pelatihan, tetapi keputusan
yang diambil dalam kerangka ketentuan desentralisasi berdasarkan
prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan batas-batas yang telah ditetapkan. Mereka
semua mendukung kebutuhan manajer lini dan manajer eksekutif yang
menempatkan diri sebagai badan pengawas. Hope dan Fraser (2003)
menunjukkan ada dampak yang luar biasa bagi perusahaan yang
menerapkan konsep beyond budgeting. Ini membuat perusahaan lebih
adaptif dan fleksibel untuk perubahan lingkungan bisnis. Contoh
perusahaan yang telah sukses menerapkan konsep ini seperti Svenska
Handelsbanken, Bank di Swedia; ALDI, retailer diskon di Jerman; UBS
Wealth Management dan Bisnis Perbankan di Swiss serta berbagai
perusahaan lain dari berbagai industri.
de Waal (2005) menyatakan bahwa Beyond Budgeting Round Table
(BBRT) telah bekerja sejak 1998 dalam pengembangan sebuah alternatif
terhadap proses anggaran. Setelah melakukan penelitian pada beberapa
organisasi yang secara penuh atau sebagian menghilangkan anggaran
mereka, BBRT mengembangkan sebuah model umum yang didasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pada 12 prinsip. Dalam organisasi beyond budgeting yang ideal, 12
prinsip diimplementasikan secara penuh.. Prinsip satu sampai enam
menciptakan struktur organisasi yang fleksibel di mana otoritas
dilimpahkan kepada karyawan. Prinsip tujuh sampai dua belas sepakat
dengan merancang proses manajemen adaptif untuk struktur organisasi
yang fleksibel. Kedua belas prinsip beyond budgeting dijelaskan sebagai
berikut (Hope dan Fraser, 2003; de Waal et al., 2005):
a. Kerangka tata kelola mandiri. Dalam organisasi beyond budgeting,
struktur organisasi hirarkis dibagi menjadi lebih kecil menjadi unit
pengelolaan
mandiri.
Manajer
memiliki
kewenangan
untuk
menjalankan unit mereka seperti yang mereka mau. Struktur hirarkis
digunakan hanya jika keputusan harus diambil yang mempengaruhi
semua unit. Karena unit pengelolaan mandiri kecil, struktur organisasi
tidak terlalu rumit dan lebih fleksibel, sehingga biaya eksploitasi
menurun.
b. Pemberdayaan manajer. Anggota organisasi memiliki kebebasan dan
kesempatan untuk bertindak pada kebijakan mereka sendiri. Manajer
unit pengelolaan mandiri bertindak dalam nilai-nilai dan batas
strategis
yang
ditetapkan
oleh
manajemen
senior.
Manajer
bertanggung jawab untuk tujuan jangka pendek dan menengah dan
dapat memutuskan sendiri bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut.
c. Akuntabilitas untuk hasil yang dinamis. Sumber daya manusia dalam
organisasi beyond budgeting bertanggung jawab untuk mencapai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
yang kompetitif, bukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan
untuk sebuah departemen atau fungsi. Hasil yang diinginkan
ditetapkan secara dinamis (dapat disesuaikan sepanjang tahun) dan
tidak ditetapkan terlebih dahulu karena akan menghambat kinerja
karyawan melebihi target yang telah ditetapkan.
d. Jaringan organisasi. Organisasi beyond budgeting disusun sedemikian
rupa sehingga unit pengelolaan mandiri bersifat independen menjadi
entitas yang berfokus pada pelanggan. Entitas ini berfokus
sepenuhnya pada pasar dan memberikan nilai kepada pelanggan.
Mereka beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan
pelanggan serta peluang yang tak terduga dan ancaman di pasar.
e. Koordinasi pasar. Layanan dari unit pendukung pusat (seperti HRM,
ICT) dapat dibeli oleh unit pengelolaan mandiri atas dasar perjanjian
tingkat layanan. Setiap unit dapat memutuskan sendiri apakah ingin
menggunakan jasa dari dukungan pusat atau apakah ingin
menggunakan dukungan eksternal. Unit dukungan pusat (seperti
HRM, ICT) dengan cara ini ditantang untuk memberikan kualitas
tinggi dan layanan hemat biaya.
f. Kepemimpinan yang mendukung. Para anggota organisasi didorong
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan dilatih oleh manajer
senior dalam memperolehnya. Para manajer senior bertindak sebagai
mentor (coach) yang mengkoordinasikan hubungan dengan dan
antara manajer unit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
g. Target yang relatif. Target ditetapkan dalam kaitannya dengan
pesaing utama organisasi atau organisasi yang sebanding (dalam hal
organisasi nirlaba). Manajer terlibat dalam proses penyusunan target,
yang memiliki efek memotivasi yang kuat. Target terus disesuaikan
berdasarkan kinerja pesaing dan perkembangan pasar.
h. Penetapan strategi berkesinambungan. Proses penetapan strategi
dalam
organisasi
beyond
budgeting
merupakan
proses
berkesinambungan dan dari bawah ke atas (bottom-up). Strategi ini
terus disesuaikan dengan keadaan, berdasarkan sinyal dan masukan
dari garis depan organisasi.
i. Sistem antisipasi. Rolling forecast tidak hanya dibuat pada akhir
tahun saja, tetapi setidaknya setiap kuartal sekali manajer
membuatnya untuk kedua faktor penentu keberhasilan perusahaan,
yaitu keuangan dan non-keuangan. Para manajer senior memberikan
dukungan kepada manajer unit pengelolaan mandiri mengenai
tindakan masa depan, berdasarkan pada ramalan tersebut.
j. Sumber daya sesuai permintaan. Manajer mengalokasikan sumber
daya untuk unit-unit mana yang paling membutuhkan, pada saat yang
paling dibutuhkan. Unit pengelolaan mandiri memutuskan sendiri
berapa banyak sumber daya yang mereka butuhkan untuk memenuhi
tuntutan pasar mereka dan membuat rencana investasi yang sesuai.
k. Kecepatan pendistribusian informasi. Informasi yang cepat tersedia
dan mudah untuk diakses bagi mereka yang membutuhkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
organisasi. Manajemen senior secara teratur memeriksa untuk melihat
apakah proses pengelolaan mandiri dapat berjalan dengan baik atau
apakah arahan perbaikan diperlukan.
l. Imbalan tim relatif. Imbalan didasarkan pada hasil unit pengelolaan
mandiri dan organisasi secara keseluruhan, dibandingkan dengan
kompetisi. Dalam hal ini, struktur imbalan didasarkan pada kombinasi
antara imbalan individu dan kelompok, yang akan mampu
memotivasi semangat tim organisasi.
3. Implementasi Beyond Budgeting
Yudianto (2009) menjelaskan bahwa implementasi beyond budgeting
dalam sebuah organisasi didasari oleh konsep yang berbicara mengenai
prinsip kinerja manajemen dan kepemimpinan. Konsep ini diturunkan
dari berbagai situasi manajemen yang mulai tertekan dengan perubahan
saat ini. Konsep yang akan diajukan lebih merupakan perbaikanperbaikan pada hal-hal yang tidak mampu dipecahkan oleh budget di
masa lalu, yaitu penganggaran tradisional. Beyond budgeting memberikan
sebuah pendekatan yang radikal, implementasinya membutuhkan
komitmen dan dukungan seluruh anggota manajemen (Daum, 2002).
de Waal (2005) menjelaskan model pertanyaan yang dikembangkan
dari Beyond Budgeting Entry Scan (BBES) untuk membantu organisasi
dalam menilai apakah mereka siap untuk memulai proses perubahan yang
kuat
meninggalkan
anggaran
tradisional.
Model
pertanyaan
ini
dihubungkan secara langsung dengan kedua belas prinsip beyond
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
budgeting dan terdiri dari tiga kategori, yaitu kebutuhan pada beyond
budgeting, status organisasi, dan prasyarat keberhasilan implementasi.
Secara umum cara menilai kesiapan implementasi beyond budgeting
dapat dirumuskan sebagai berikut (de Waal, 2005):
a. Menghitung tingkatan skor kesiapan implementasi beyond budgeting,
dengan mencari nilai interval data dan mengkategorikannya, yaitu
menggunakan rumus:
Interval 
Skor
tertinggi  Skor terendah
Banyaknya skor
Dalam penelitian ini skor tertinggi dari interval kuesioner (model
pertanyaan BBES) kesiapan implementasi beyond budgeting adalah 3
dan skor terendah adalah 1, serta banyaknya skor adalah 3.
Sehingga setelah dimasukkan dalam rumus, nilai intervalnya:
3 1
 0,67
3
Kesiapan implementasi beyond budgeting dikategorikan sebagai
berikut:
Tabel 1
Tingkatan kesiapan PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor
Cabang Yogyakarta mengimplementasikan beyond budgeting
Skor Kesiapan
Kategori
Kesiapan
Tinggi
2,35 - 3,00
Green
Sedang
1,68 - 2,34
Orange
Rendah
1,00 – 1,67
Red
Sumber: de Waal (2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Melakukan interpretasi warna
1) Green. Potensi kesiapan tinggi, artinya implementasi beyond
budgeting harus dipertimbangkan dengan serius karena adanya
otoritas atau wewenang untuk melakukannya. Hampir tidak ada
hambatan untuk implementasi prinsip beyond budgeting ini.
2) Orange. Potensi kesiapan sedang, artinya diperlukan perhatian
khusus pada beberapa elemen jika perusahaan berencana
mengimplementasikan beyond budgeting.
3) Red. Potensi kesiapan rendah, artinya tidak ada kebutuhan maupun
kesiapan organisasi untuk perubahan proses penganggaran.
Banyak hambatan dapat diperkirakan selama implementasi prinsip
beyond budgeting ini.
Menurut Daum (2002), berbagai pengembangan yang mendukung
pelaksanaan beyond budgeting antara lain:
a. Pengurangan tingkat detail perencanaan atau tingkat detail tergantung
pada area dan situasi perencanaan
b. Rolling forecast secara kontinyu bukan hanya perencanaan tahunan
c. Perubahan perencanaan strategis yang dapat menyebabkan juga pada
perubahan perencanaan strategis pertengahan tahun
d. Ukuran kinerja non-keuangan mengalir ke rencana atau anggaran
operasional, yang diarahkan untuk target relatif
e. Perubahan dalam operasional bisnis atau target strategis menyebabkan
penyesuaian rencana atau anggaran pertengahan tahun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
f. Semua area operasi dianggap penting, sebagai hasil dari trade off
dalam sistem bisnis perusahaan, seperti antara target laba jangka
pendek dan tujuan inovasi jangka panjang, menjadi transparan untuk
dikelola secara aktif
g. Mengandalkan sistem pertanggungjawaban atas desentralisasi
h. Menggunakan sistem perencanaan dan manajemen kinerja berbasis
software
Yudianto (2009) menyatakan bahwa penerapan konsep beyond budgeting
sebaiknya harus didukung oleh paling kurang delapan hal yang telah
diberikan di atas. Hal ini dimaksudkan agar konsep yang akan diterapkan
atas dasar prinsip-prinsip yang ingin dikembangkan mampu teraplikasi
dengan baik. Perombakan sistem manajemen secara keseluruhan harus
didukung oleh semua sektor. Dapat dilihat bahwa mulai dari tingkatan
level manajemen yang mempengaruhi penyusunan perencanaan sampai
kepada teknologi (software) yang dipakai harus menjadi pertimbangan.
Sandalgaard
dan
Bukh
(2014)
melakukan
penelitian
untuk
menginvestigasi alasan-alasan organisasi menuju beyond budgeting dan
masalah-masalah praktik yang dihadapi organisasi ketika mereka
mengubah sistem akuntansi manajemennya berdasarkan inspirasi dari
model beyond budgeting. Banyak organisasi yang mengubah sistem
akuntansi manajemen mereka atas dasar inspirasi dari beyond budgeting
tetap mempertahankan anggaran tradisional (Sandalgaard dan Bukh,
2014). Dengan demikian, beyond budgeting bukanlah solusi standar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
beyond budgeting belum tentu sesuai untuk semua jenis organisasi dan
dalam segala situasi.
C. Kepemimpinan
1. Definisi Kepemimpinan
Dalam sebuah organisasi, kepemimpinan merupakan salah satu faktor
utama yang mendukung kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan.
Kepemimpinan
pada
hakikatnya
adalah
ilmu
dan
seni
untuk
mempengaruhi dan mengarahkan orang lain dengan cara membangun
kepatuhan, kesetiaan, kepercayaan, hormat, dan bekerja sama dengan
penuh semangat dalam mencapai tujuan. Banyak ahli yang mencoba
untuk mendefinisikan kepemimpinan. Hughes (2006) menyatakan bahwa
kepemimpinan merupakan fenomena kompleks yang melibatkan tiga hal
utama, yakni pemimpin, pengikut, dan situasi. Fenomena mengenai
kepemimpinan ini diyakini memiliki pengaruh terhadap produktivitas dan
kohesivitas kelompok (Bass, 1985). Bass (1985) menyimpulkan berbagai
definisi kepemimpinan yang telah ada. Bass menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah suatu interaksi antara dua orang atau lebih di dalam
suatu kelompok yang mengatur atau mengatur ulang situasi, persepsi, dan
ekspektasi dari para anggota. Pemimpin adalah agen perubahan, di mana
perilakunya mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan dapat terbentuk
dalam suatu kelompok ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi
atau kompetisi antara satu sama lain dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Perilaku Kepemimpinan
Menurut Hendri dan Almahdy (2012) dari beberapa teori pendekatan
kepemimpinan diketahui bila hubungan relasi proses kepemimpinan
terjadi secara efektif, maka menghasilkan kinerja (performance) yang
baik, melalui rangkaian proses, mulai dari sifat (traits) dan skil (skills)
yang dimiliki oleh pemimpin, perilaku pemimpin, proses pengaruh
(influence processes) dan juga ditentukan oleh sikap atau perilaku
pengikut (follower attitudes dan behavior) dan situasi (situational) yang
terjadi saat itu. Perilaku kepemimpinan adalah perilaku pemimpin yang
memiliki perhatian utama dalam mengidentifikasi perilaku kepemimpinan
yang efektif (Yukl, 2010). Menurut Yukl (2010) pada tahun 1985 Bass
memformulasikan
perilaku
kepemimpinan
berbentuk
Multifactor
Leadership Questionnaire (MLQ) yang di dalam kuesioner ini
mengemukakan perilaku kepemimpinan yang terdiri dari perilaku
kepemimpinan
transformasional
dan
perilaku
kepemimpinan
transaksional. Pendekatan perilaku kepemimpinan transformasional dan
transaksional yang telah disempurnakan oleh Bernard M. Bass dan Bruce
J. Avolio merupakan salah satu pendekatan yang banyak dilakukan saat
ini. Menurut Bass dan Avolio (2005) perilaku kepemimpinan terdiri dari
tiga kategori, yakni: transformasional, transaksional dan pasif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
a. Kepemimpinan Transformasional
Bass dan Avolio (2005) menyatakan, kepemimpinan transformasional
adalah kepemimpinan yang membangun kepercayaan. Kepemimpinan
transformasional terdiri dari lima dimensi, yakni:
1) Pengaruh ideal: atribut (idealized influence: attributes)
Pemimpin
mendahulukan
kepentingan
Pemimpin
orang
lain
menimbulkan
kepentingan
dari
kesan
perusahaan
kepentingan
pada
dan
diri
sendiri.
karyawan
bahwa
pemimpin memiliki keahlian untuk melakukan tugas pekerjaan,
sehingga patut dihargai (Andira dan Subroto, 2003).
2) Pengaruh ideal: perilaku (idealized influence: behaviors)
Pemimpin
berusaha
mempengaruhi
karyawan
dengan
menekankan pentingnya nilai-nilai dan keyakinan, pentingnya
keikatan pada keyakinan tersebut, perlu dimilikinya tekad
mencapai tujuan. Pemimpin memperlihatkan kepercayaan pada
cita-cita, keyakinan, dan nilai
menunjukkan
pengembangan
hidup.
Pengaruh
idealis
rasa percaya dan hormat pada
bawahan. Pemimpin dengan pengaruh idealis berperan sebagai
model dengan tingkah laku dan sikap yang mengandung nilainilai yang baik bagi perusahaan. Perilaku kepemimpinan
transformasional ini mampu menularkan nilai-nilai tersebut
pada karyawan lini depan (Andira dan Subroto, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3) Motivasi inspirasional (inspirational motivation)
Pemimpin
mampu
antara lain
menimbulkan
dengan
inspirasi
menentukan
pada
pegawai,
standar-standar
tinggi,
memberikan keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai. Karyawan
merasa diberi inspirasi oleh sang pemimpin. Aspek kepemimpinan
transformasional ini berperan terutama untuk menciptakan dan
menjaga
semangat karyawan
lini
depan
agar
selalu
berorientasi pada kepuasan konsumen/ pelanggan (Andira dan
Subroto, 2003).
4) Stimulasi intelektual (intellectual stimulation)
Karyawan merasa bahwa manajer mendorong pegawai untuk
memikirkan kembali cara kerja karyawan, untuk mencari
cara-cara baru dalam melaksanakan tugas, karyawan merasa
mendapatkan cara baru
dalam
mempersepsikan
tugas-tugas
karyawan. Stimulasi intelektual memberikan kontribusi yang
besar pada sikap karyawan lini depan yang mampu mengambil
inisiatif untuk memberi pelayanan yang
memuaskan
pada
konsumen dalam situasi yang berbeda-beda. Karyawan lini
depan dituntut untuk selalu mampu melakukan inisiatif terhadap
asumsi dasar
untuk memilih berbagai cara untuk mengambil
tindakan dalam waktu yang singkat sesuai dengan apa yang
diperlukan dan apa yang diinginkan
(Andira dan Subroto, 2003).
konsumen/ pelanggan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
5) Pertimbangan individual (individualized consideration).
Karyawan
khusus oleh
merasa
diperhatikan
pemimpin.
dan
Pemimpin
diperlakukan
secara
memperlakukan
setiap
karyawan sebagai seorang pribadi dengan kecakapan, kebutuhan,
dan keinginan masing-masing. Pemimpin memberikan nasihat
yang bermakna, memberi pelatihan yang diperlukan dan bersedia
mendengarkan pandangan dan keluhan karyawan. Konsiderasi
individu merupakan kunci suksesnya suatu kualitas fungsional
karena hal ini menunjukkan adanya keterlibatan dari semua
karyawan lini depan untuk memberikan kontribusi yang tinggi
melalui kinerja yang diberikan pada saat terjadinya interaksi
dengan pelanggan (Andira dan Subroto, 2003).
b. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional menurut Bass dan Avolio (2005) fokus
kepada kerjasama antara pimpinan dan bawahan dalam pencapaian
tujuan
organisasi
yang
dihubungkan
dengan
memberikan
penghargaan atau hukuman (reward and punishment) terdiri dari dua
dimensi, yakni:
1) Faktor imbalan (contingent reward)
Jika bawahan melakukan pekerjaan untuk kepentingan yang
menguntungkan organisasi, maka kepada mereka dijanjikan
imbalan yang setimpal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2) Manajemen
pengecualian:
aktif
(management-by-exception:
active)
Pemimpin secara aktif dan ketat memantau pelaksanaan tugas
pekerjaan bawahannya agar tidak membuat kesalahan, atau
kegagalan sehingga kesalahan dan kegagalan tersebut dapat
secepatnya diketahui untuk diperbaiki.
c. Kepemimpinan Pasif
Kepemimpinan pasif terdiri dari dua dimensi yakni:
1) Manajemen
pengecualian:
pasif
(management-by-exception:
passive)
Pemimpin baru bertindak setelah terjadi kegagalan dalam
proses pencapaian tujuan, atau setelah benar-benar timbul
masalah
yang serius.
Seorang pemimpin transaksional akan
memberikan peringatan dan sanksi kepada bawahannya apabila
terjadi kesalahan dalam proses yang dilakukan oleh bawahan
yang
bersangkutan.
Namun
apabila proses
kerja
yang
dilaksanakan masih berjalan sesuai standar dan prosedur,
maka pemimpin transaksional tidak memberikan evaluasi
apapun kepada bawahan (Harahap, 2010).
2) Laissez-faire
Pemimpin
membiarkan
bawahannya
melakukan
tugas
pekerjaannya tanpa ada pengawasan dari dirinya. Mutu dan
hasil pekerjaan
seluruhnya
merupakan
tanggung
jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
bawahannya. Pandangan seorang pemimpin yang laissez faire
memperlakukan para bawahan
sebagai
orang-orang
yang
bertanggung jawab, orang-orang yang dewasa, orang-orang yang
setia dan lain sebagainya. Nilai yang tepat dalam hubungan
atasan-bawahan adalah nilai yang didasarkan kepada saling
mempercayai yang besar.
D. Peran Kepemimpinan dalam Proses Penganggaran Tradisional
Jika gaya kepemimpinan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan
organisasi, maka diharapkan motivasi dan partisipasi pimpinan dan bawahan
akan meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja dan
kepuasan kerja. Horngren et al. (2012) mendefinisikan anggaran tradisional
sebagai ekspresi kuantitatif dari usulan rencana tindakan oleh manajemen
untuk periode tertentu dan bantuan untuk mengkoordinasikan apa yang perlu
dilakukan untuk melengkapi rencana tersebut. Dalam hal ini, anggaran
tradisional tersaji sebagai rencana keuangan dalam mendukung target
tertentu. Anggaran tradisional juga tersaji sebagai penduan perintah dan
pengendalian (command and control). Kepemimpinan berfokus pada
anggaran yang selalu memaksakan pada tercapainya target. Selain itu,
kepemimpinan sering mengevaluasi kesuksesan atau kegagalan berdasarkan
pada pencapaian target anggaran dan tidak berpikir pada konsekuensi jangka
panjang.
Zeller dan Metzger (2013) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
pengganggaran tradisional mengambil keputusan dalam batasan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
anggaran operasi yang ada. Anggaran tradisional terkunci dalam ekspektasi
kinerja. Pemimpin menghabiskan waktu untuk memahami varians anggaran
sebagai metode pembelajaran dan umpan balik. Keputusan berfokus pada
gerakan perusahaan dalam mencapai nilai anggaran. Dengan demikian,
kepemimpinan berdasarkan penganggaran tradisional meletakkan kebijakan
di tangan pembuat keputusan sehingga budaya bisnis mengarah pada perintah
dan pengendalian (command and control).
E. Peran Kepemimpinan dalam Implementasi Beyond Budgeting
Hope dan Fraser (2003) menjelaskan bahwa melakukan transformasi
terhadap potensi kinerja organisasi dengan membebaskan dari perangkap
kinerja tahunan dan melepaskan kemampuan penuh dari orang garis depan
merupakan visi utama beyond budgeting. Pengimplementasian proses
manajemen yang lebih adaptif bukan berarti bahwa manajer proyek perlu
menyimpang sangat jauh dari zona nyaman mereka. Pelimpahan tanggung
jawab kinerja kepada orang garis depan menjadi lebih radikal dan
membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan ditentukan dari puncak
organisasi. Akan tetapi, manfaat yang diperoleh akan jauh lebih besar dan
bertahan lama.
Daum (2002) menyatakan bahwa dua elemen fundamental model
beyond budgeting adalah prinsip-prinsip kepemimpinan baru yang didasarkan
pada pemberdayaan manajer dan karyawan, dan proses manajemen baru yang
lebih adaptif. Prinsip-prinsip kepemimpinan baru harus membuka potensi
penuh manajer dan karyawan dalam rangka memungkinkan organisasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
bereaksi dalam cara yang tepat dan secepat mungkin terhadap kesempatan
dan risiko baru dalam lingkungan pasar. CAM-I BBRT juga menyebut ini
sebagai devolusi.
Sejak tahun 1998, BBRT telah melakukan berbagai studi kasus
organisasi yang telah berpindah atau mulai berpindah menuju devolved
leadership model.
Devolved leadership adalah pelimpahan kewenangan
pengambilan keputusan kepada tim-tim di level rendah organisasi. Tujuannya
adalah memungkinkan setiap orang untuk berpikir dan bertindak seperti
seorang pemimpin (Wheatley, 1997). Pflaeging dan Borck (2008)
menjelaskan bahwa salah satu prinsip penting menuju model beyond
budgeting, yaitu kepemimpinan visioner dengan koalisi panduan yang
merupakan kekuatan pendorong transformasi, bukan “command and
control”. Bass dan Riggio (2006) juga menyebut kepemimpinan visioner
sebagai kepemimpinan transformasional. Jika ditelusuri lebih jauh, ada
kemiripan ciri-ciri yang dimiliki antara devolved leadership dengan
kepemimpinan transformasional, yaitu terkait pemberdayaan manajer dan
karyawan dan adanya pelimpahan kewenangan kepemimpinan pada level
rendah organisasi.
Perubahan transformasional dianggap sebagai proses mematahkan
bingkai yang menghasilkan perubahan radikal pada organisasi atau
masyarakat (Zhu et al., 2005). Pemimpin yang melihat peluang beyond
budgeting sebagai desentralisasi radikal percaya bahwa pada akhirnya hal ini
akan memberikan keunggulan kompetitif secara signifikan (Hope dan Fraser,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2003). Hal ini dicapai dengan menjadikan karyawan mampu, berkomitmen,
dan diberdayakan di garis depan. Dengan begitu, melalui proses
pengembangan, pemimpin transformasional memberdayakan bawahan
sehingga membantu bawahan menjadi individu yang lebih mandiri dan
kompeten mencapai aktualisasi diri dan memiliki tingkat moralitas yang lebih
tinggi dalam mengejar hasil yang bernilai (Popper dan Mayseless, 2003).
Scott dan Bruce (1994) dalam Cheung dan Wong (2011) menyatakan
bahwa kepemimpinan merupakan faktor situasional yang berpengaruh kuat
pada kreativitas. Gumusluoglu dan Ilsev (2009) dalam Cheung dan Wong
(2011) juga menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional, khususnya,
telah dikaitkan erat dengan kreativitas bawahan pada tingkat individu. Hal ini
karena ketika bawahan bekerja dalam pekerjaan jasa yang tidak secara
eksplisit mengharuskan mereka untuk datang dengan ide-ide dan layanan
yang sangat baru, pemimpin transformasional dapat menginspirasi bawahan
untuk melampaui kemampuan mereka untuk menyediakan layanan yang
lebih baik atau cara yang lebih baik menyelesaikan tugas-tugas mereka. Hasil
penelitian Cheung dan Wong (2011) menunjukkan hubungan positif antara
kepemimpinan transformasional dan kreativitas bawahan lebih kuat ketika
ada perhatian tinggi dari tugas dan hubungan dukungan pemimpin. Dalam hal
ini, kreativitas bawahan termasuk dalam prinsip akuntabilitas untuk hasil
yang dinamis sedangkan dukungan pemimpin termasuk dalam prinsip
kepemimpinan yang mendukung dari prinsip-prinsip beyond budgeting yang
diperlukan dalam implementasi beyond budgeting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Ozaralli (2003) menyatakan bahwa konsep kepemimpinan menarik
perhatian tinggi dari ilmuwan sosial untuk beberapa dekade. Saat ini, fokus
kepemimpinan bergeser dari model kepemimpinan tradisional atau
transaksional ke sebuah gaya baru teori kepemimpinan, dengan penekanan
pada kepemimpinan transformasional, yang sering diistilahkan sebagai
visioner,
karismatik,
atau
kepemimpinan
baru.
Studi
dalam
gaya
kepemimpinan ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional
mempunyai hubungan positif terhadap kepuasan karyawan dan pada perilaku
dalam peran yang merupakan prestasi kerja. Kepemimpinan transformasional
juga terkait pada hasil seperti efektivitas kepemimpinan, inovatif, perbaikan
kualitas, dan peringkat subjektif dan objektif kinerja. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berkontribusi terhadap
pemberdayaan diri yang dilaporkan karyawan dan sebagian besar karyawan
yang tergabung dalam tim kerja merasakan pemberdayaan tim, yang lebih
efektif dari tim yang ada sebelumnya. Hasil penelitian tersebut sejalan
dengan pemikiran Bass dan Riggio (2006) bahwa pemimpin transformasional
memotivasi orang lain untuk melakukan lebih dari yang awalnya ditujukan
mereka dan bahkan lebih daripada yang mereka mungkin pikirkan. Mereka
menetapkan ekspektasi yang lebih menantang dan biasanya mencapai kinerja
yang lebih tinggi. Pemimpin transformasional juga cenderung memiliki
bawahan yang lebih berkomitmen dan merasa puas. Selain itu, pemimpin
transformasional memberdayakan bawahan dan memperhatikan kebutuhan
masing-masing
dan
pengembangan
pribadi,
membantu
bawahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mengembangkan potensi kepemimpinan mereka sendiri. Hasil dari
kepemimpinan transformasional berkaitan dengan prinsip-prinsip yang ada
dalam beyond budgeting sehingga dapat dikatakan bahwa implementasi
beyond budgeting memerlukan pemimpin yang efektif, inovatif, berkualitas,
dan objektif. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kepemimpinan
transformasional memiliki peran dalam implementasi beyond budgeting.
Firnanti (2011) menyatakan bahwa beyond budgeting memberikan
suatu model yang adaptif dan terdesentralisasi. Model ini mempromosikan
model baru kepemimpinan yang mendorong persaingan sehat dalam
organisasi, yang pada akhirnya akan menciptakan peningkatan kinerja
anggota organisasi dan kepuasan bagi pelanggan. Model baru kepemimpinan
ini didasarkan pada prinsip pemberdayaan manajer dan karyawan, serta
proses manajemen yang mampu beradaptasi.
F.
Kerangka Penelitian
Aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku manusia
yang muncul dalam proses penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang
didorong ketika manusia mencoba untuk hidup dengan anggaran. Anggaran
merupakan hasil negosiasi antaranggota organisasi yang dominan, dan
mencerminkan konsensus organisasional mengenai tujuan operasi untuk
masa depan. Selain itu, anggaran juga dapat mempengaruhi dan memotivasi
manajer maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten
dengan operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi
(Ikhsan dan Ishak, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Suatu sistem akan bertransformasi ketika tipe sistem itu diperkirakan
menjadi berubah (Ackoff, 1999). Misalnya, dalam penelitian yang akan
dilakukan
terkait
kesiapan
perusahaan
untuk
mengubah
sistem
penganggarannya dari sistem penganggaran tradisional menjadi beyond
budgeting.
Dalam
mengimplementasikan
perusahaan
membutuhkan
para
beyond
pemimpin
yang
budgeting,
sebuah
memiliki
perilaku
kepemimpinan yang kuat dan konsisten (Hope dan Fraser, 2003). Dengan
begitu, seorang pemimpin transformasional adalah seseorang yang dapat
mendorong dan memfasilitasi pembuatan visi yang menggerakkan suatu
sistem yang bertransformasi.
Firnanti (2011) menjelaskan bahwa agar dapat berhasil, implementasi
beyond budgeting harus dilakukan dengan memberikan pemahaman yang
jelas dalam melakukan perubahan dengan menjelaskan semua keunggulan
yang akan diperoleh. Manajer harus dapat memutuskan dengan hati-hati
tingkat desentralisasi yang memungkinkan untuk dilakukan dalam organisasi
mereka, serta perlu ada sebuah kerangka kerja dengan prioritas dan batasan
yang jelas. Manajer juga perlu mengembangkan etos kerja yang didasarkan
pada persaingan sehat dalam mencapai kesuksesan dengan memberikan
kebebasan bagi anggota kelompok lini depan untuk mengambil keputusan.
Dengan demikian, kepercayaan dan keterbukaan dalam organisasi merupakan
hal yang sangat penting.
Implementasi beyond budgeting pada lembaga keuangan bank di
Indonesia seringkali dipandang sebagai suatu hal di luar kebiasaan sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
menyebabkan manajemen bank enggan untuk mengimplementasikannya.
Pada kondisi seperti ini, kehadiran seorang pemimpin dibutuhkan dengan
membawa konsep dan paradigma yang jelas sehingga dapat memotivasi,
mengarahkan, dan memberikan pemahaman arti penting implementasi
beyond budgeting, yaitu mengenai prinsip kinerja manajemen dan
kepemimpinan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perencanaan dan
pengendalian keuangan dalam bank. Bank sebagai lembaga keuangan
tampaknya perlu mengimplementasikan konsep beyond budgeting karena
diharapkan mampu membantu bank secara penuh untuk mewujudkan tujuan
bank dalam mempertahankan seluruh komitmennya baik dengan pihak
internal maupun eksternal. Dengan begitu, jelas akan terbukti kekuatan yang
dimiliki bank dalam menghadapi persaingan yang begitu ketat dan
membutuhkan strategi-strategi tertentu dalam melawan berbagai perubahan.
Kepemimpinan transformasional dalam implementasi beyond budgeting
merupakan hal penting yang perlu dimiliki oleh manajemen perusahaan
sebagai upaya perubahan perilaku yang lebih mendukung kinerja perusahaan.
Dalam hal ini, manajer dituntut untuk terus berkolaborasi dengan bawahan
dalam memberikan input atau informasi atas setiap tindakan yang hendak
dijalankan. Peneliti menganggap kepemimpinan transformasional dalam
implementasi beyond budgeting pada suatu organisasi sangat penting
mengingat aspek ini dipengaruhi oleh berbagai dimensi ilmu di luar akuntansi
seperti psikologi dan aspek perilaku. Berdasarkan hal tersebut, kerangka
penelitian dalam penelitian ini dibuat sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Prinsip Beyond Budgeting
Struktur Organisasi
Fleksibel
1. Kerangka tata kelola
mandiri
2. Pemberdayaan manajer
3. Akuntabilitas untuk hasil
yang dinamis
4. Jaringan organisasi
5. Koordinasi pasar
6. Kepemimpinan
yang
mendukung
Prinsip Beyond Budgeting
Proses Manajemen Adaptif
7. Target relatif
8. Penetapan
strategi
berkesinambungan
9. Sistem antisipasi
10. Sumber daya sesuai
permintaan
11. Kecepatan
pendistribusian informasi
12. Imbalan tim relatif
Kesiapan
Implementasi
Beyond Budgeting
Kepemimpinan
Transformasional
1.
2.
3.
4.
5.
Dimensi Kepemimpinan
Pengaruh ideal atribut
Pengaruh ideal perilaku
Motivasi inspirasional
Stimulasi intelektual
Pertimbangan individu
Gambar 1. Kerangka Penelitian
Berdasarkan
kerangka
penelitian
di
atas,
pemimpin
dengan
kepemimpinan transformasional diharapkan dapat mendukung kesiapan
implementasi beyond budgeting pada sebuah organisasi karena di samping
menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara bawahan dengan atasan,
pemimpin dapat pula menciptakan suatu bentuk kepemimpinan yang timbal
balik, yaitu dengan garis organisasi yang tidak hanya top down tetapi
sekaligus berupa bottom up. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pada penelitian akuntansi manajemen di mana peran manajemen
lini atau menengah belum tampak. Oleh karenanya, pertama, dengan
keduabelas prinsip beyond budgeting, peneliti ingin menganalisis apakah PT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Bank
MNC
Internasional,
Tbk.
Kantor
Cabang
Yogyakarta
siap
mengimplementasikan beyond budgeting. Selain itu, dengan Multifactor
Leadership Questionnaire (MLQ), peneliti ingin menganalisis apakah
kepemimpinan transformasional mendukung kesiapan implementasi beyond
budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan simulasi di PT
Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta. Penelitian ini
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mencari gambaran melalui
sebuah model di mana di dalam model tersebut dilakukan manipulasi atau
kontrol untuk melihat pengaruhnya.
B. Tempat dan Waktu Peneltian
Penelitian ini dilakukan di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor
Cabang Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2015 sampai
dengan Januari 2016.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian adalah manajer yang terlibat dalam proses penganggaran
di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta.
2. Objek penelitian adalah kesiapan PT Bank MNC Internasional, Tbk.
Kantor Cabang Yogyakarta mengimplementasikan beyond budgeting, dan
kepemimpinan transformasional dalam rangka menuju implementasi
beyond budgeting.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
D. Data dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara:
1. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati serta
menyalin dokumen atau catatan yang diperlukan dalam penelitian. Data
yang dibutuhkan adalah data tidak langsung berupa gambaran umum PT
Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta.
2. Wawancara dan Kuesioner
Wawancara pribadi secara mendalam dan terstruktur dilakukan dalam
penelitian ini, dengan tatap muka berdasarkan kuesioner tertutup, dan
ditambah satu set pertanyaan terbuka yang membantu untuk memperjelas
poin-poin tertentu (gambaran umum perusahaan atau menguji rumusan
masalah). Kuesioner dalam penelitian ini ditujukan untuk dua manajer di
PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta yang terdiri
dari tiga bagian yaitu:
1) Bagian pertama, berisi tentang identitas responden
2) Bagian kedua, berisi pertanyaan yang dikembangkan dari BBES (de
Waal, 2005) untuk membantu organisasi dalam menilai apakah
mereka
siap
meninggalkan
untuk
memulai
anggaran
proses
tradisional.
perubahan
Model
yang
pertanyaan
kuat
ini
dihubungkan secara langsung dengan kedua belas prinsip beyond
budgeting dan terdiri dari tiga kategori, yaitu kebutuhan pada beyond
budgeting, status organisasi, dan prasyarat keberhasilan implementasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3) Bagian ketiga, berisi dua puluh pernyataan mengenai kepemimpinan
transformasional versi MLQ-5X yang dikembangkan Bass dan Avolio
(2005).
3. Observasi
Dalam penelitian ini observasi yang akan dilakukan adalah observasi
terhadap hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data
tambahan terhadap hasil wawancara seperti mengamati dan menganalisis
kebijakan internal perusahaan dan perilaku pimpinan terhadap karyawan.
E. Triangulasi
Triangulasi adalah metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk
memeriksa dan menetapkan validitas dengan menganalisa dari berbagai
perspektif (Patton, 2001). Triangulasi merujuk pada konsistensi suatu
penelitian. Metode triangulasi diperlukan untuk memastikan bahwa penelitian
yang dilakukan sudah sesuai atau valid. Validitas penelitian menjadi penting
untuk menghindari hasil penelitian yang diragukan reliabilitasnya atau
subjektifitas peneliti yang berlebihan. Terdapat dua macam teknik triangulasi
yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan data dengan
fakta dari sumber lainnya. Triangulasi ini dilakukan dengan cara mencari
manajer yang terlibat dalam proses penganggaran. Selain itu, informasi itu
diperoleh dari kebijakan internal perusahaan dan karyawan di luar
informan dengan wawancara tidak terstruktur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode dilakukan dengan cara menggunakan beberapa metode
dalam teknik pengumpulan data. Selain menggunakan metode wawancara
mendalam dan kuesioner terhadap informan, juga dilakukan observasi
untuk memastikan kondisi yang sebenarnya.
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala objek penelitian yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini:
1. Variabel kesiapan implementasi beyond budgeting, yaitu kebutuhan pada
beyond
budgeting,
status
organisasi,
dan
prasyarat
keberhasilan
implementasi.
2. Variabel kepemimpinan transformasional.
G. Pengukuran Variabel
1. Kesiapan Implementasi Beyond Budgeting
Variabel kesiapan implementasi beyond budgeting yang ada pada
kuesioner
bagian
kedua
diukur
menggunakan
pertanyaan
yang
dikembangkan oleh BBES. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disajikan
dalam matrik pengukuran kesiapan implementasi beyond budgeting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 2
Matrik Pengukuran Kesiapan Implementasi Beyond Budgeting
No
Indikator Pengukuran
Item
Kebutuhan pada Beyond Budgeting
1
Apakah Anda merasa puas dengan proses penganggaran di perusahaan saat
ini?
2
Apakah perusahaan tempat Anda bekerja siap untuk mengubah proses
penganggaran?
Status Organisasi/ Perusahaan
1
Sampai sejauh mana perusahaan Anda terdesentralisasi saat ini?
2
Apakah mungkin untuk mengimplementasikan (lebih lanjut) desentralisasi?
3
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk melaksanakan
desentralisasi?
4
Sampai sejauh mana manajer level menengah memiliki tingkat kebebasan
untuk mengambil keputusan secara mandiri?
5
Apakah mungkin memperbesar wewenang manajer untuk bertindak?
6
Apakah manajemen senior di perusahaan siap untuk mendelegasikan
wewenang?
7
Sampai sejauh mana target dinamis di perusahaan tempat Anda bekerja
(misalnya, target dapat disesuaikan naik atau turun, tergantung pada
keadaan)?
8
Apakah mungkin untuk mengenalkan target yang dinamis?
9
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk mengenalkan target yang
dinamis?
10
Sampai sejauh mana perusahaan Anda saat ini berfokus pada nasabah?
11
Apakah mungkin untuk mengimplementasikan struktur berfokus pada
nasabah?
12
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk mengimplementasikan
struktur berfokus pada nasabah?
13
Sampai sejauh mana gaya manajemen yang berlaku di perusahaan Anda bisa
dideskripsikan sebagai pembinaan (coaching)?
14
Apakah mungkin mengembangkan gaya manajemen pembinaan (coaching)?
15
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk melakukan
pengembangan gaya manajemen pembinaan (coaching)?
16
Sampai sejauh mana target di perusahaan Anda ditentukan relatif terhadap
persaingan?
17
Apakah mungkin mengimplementasikan penetapan target relatif?
18
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk melakukan penetapan
target relatif?
19
Sampai sejauh mana proses penetapan strategi di perusahaan Anda terus
menerus dan dari bawah ke atas (bottom-up)?
20
Apakah mungkin membuat proses penetapan strategi terus menerus dan dari
bawah ke atas (bottom-up)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 2 (lanjutan)
Matrik Pengukuran Kesiapan Implementasi Beyond Budgeting
No
Indikator Pengukuran
Item
Status Organisasi/ Perusahaan
21
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk melakukan proses
penetapan strategi terus menerus dan dari bawah ke atas (bottom-up)?
22
Sampai sejauh mana perusahaan Anda menggunakan rolling forecasts yang
melihat enam kuartal ke depan?
23
Apakah mungkin mengimplementasikan rolling forecasts yang melihat
enam kuartal ke depan?
24
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk melakukan implementasi
rolling forecasts?
25
Bagaimana sumber daya dialokasikan di perusahaan Anda?
26
Apakah mungkin mengimplementasikan proses alokasi yang lebih fleksibel,
berdasarkan pada rencana bisnis berkualitas baik?
27
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk membuat proses alokasi
lebih fleksibel?
28
Sampai sejauh mana perusahaan Anda saat ini memiliki proses pasokan
informasi manajemen yang efisien dan efektif, termasuk seperangkat
indikator keuangan dan non-keuangan?
29
Apakah mungkin memperbaiki proses pasokan informasi manajemen?
30
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk melakukan perbaikan
proses pasokan informasi manajemen?
31
Sampai sejauh mana perusahaan Anda menggunakan struktur penghargaan
(reward) berdasarkan pada kombinasi penghargaan individu dan kelompok?
32
Apakah mungkin mengimplementasikan struktur berdasarkan pada hasil
individu dan kelompok?
33
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk mengimplementasikan
struktur berdasarkan pada hasil individu dan kelompok?
Prasyarat Keberhasilan Implementasi
1
Apakah perusahaan tempat Anda bekerja bagian dari perusahaan yang lebih
besar atau group perusahaan?
2
Apakah perusahaan tempat Anda bekerja berwenang untuk adaptasi dan
mengubah proses penganggaran?
Skala ordinal digunakan untuk mengukur respons subyek ke dalam tiga
poin skala dengan interval yang sama, disesuaikan dengan kemungkinan
jawaban pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3
Salah Satu Contoh Skor Penilaian Kuesioner Kesiapan Implementasi
Beyond Budgeting
Alternatif Jawaban
Skor Penilaian
Tidak Siap
1
Cukup Siap
2
Siap
3
2. Kepemimpinan Transformasional
Kuesioner yang dibuat pada bagian ketiga yang berisi tentang pernyataan
mengenai kepemimpinan transformasional akan dijabarkan pada matrik
pengukuran berdasarkan versi MLQ-5X. Versi ini dikenal juga sebagai
MLQ standar dan dipilih karena merupakan instrumen terbaik dan telah
teruji dalam mengukur kepemimpinan transformasional.
Tabel 4
Matrik Pengukuran Kepemimpinan Transformasional
No
Indikator Pengukuran
Item
Dimensi Pengaruh Ideal: Atribut
1
Bangga mengajak orang lain untuk bergabung dengannya
2
Meninggalkan kepentingan pribadi untuk kebaikan kelompok
3
Bertindak dalam cara-cara yang membuat orang lain menghargainya
4
Menunjukkan kekuasaan dan percaya diri
Dimensi Pengaruh Ideal: Perilaku
5
Membicarakan tentang nilai-nilai & keyakinan yang dianggap paling penting
6
Menetapkan pentingnya memiliki fokus pada tujuan
7
Mempertimbangkan moral dan konsekuensi etika dari keputusan
8
Menekankan pentingnya untuk memiliki rasa kebersamaan dalam misi
Dimensi Motivasi Inspirasional
9
Bicara optimis tentang masa depan
10
Bicara dengan antusias tentang apa yang perlu dicapai
11
Mengucapkan visi masa depan yang memotivasi
12
Mengekspresikan dengan percaya diri bahwa tujuan akan tercapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 4 (lanjutan)
Matrik Pengukuran Kepemimpinan Transformasional
No
Indikator Pengukuran
Item
Dimensi Stimulasi Intelektual
13
Menguji kembali asumsi-asumsi kritis apakah sudah sesuai terhadap
pertanyaan
14
Mencari perspektif yang berbeda ketika memecahkan masalah
15
Mengajak orang lain melihat permasalahan dari sudut yang berbeda
16
Menyarankan cara-cara baru dengan memperlihatkan bagaimana tugas-tugas
diselesaikan
Dimensi Pertimbangan Individual
17
Meluangkan waktu untuk mengajar dan membina
18
Memperlakukan orang lain sebagai individu, bukan hanya sebagai anggota
kelompok
19
Mempertimbangkan masing-masing individu yang memiliki perbedaan
kebutuhan, kemampuan, dan aspirasi dari yang lain
20
Membantu orang lain untuk mengembangkan kekuatan mereka
Skala Likert dalam MLQ-5X digunakan untuk mengukur respons subyek
ke dalam lima poin skala dengan interval yang sama. Semakin tinggi nilai
atau
skor
yang
diperoleh,
maka
semakin
kuat
transformasional yang ada di perusahaan.
Tabel 5
Skor Penilaian Kuesioner Kepemimpinan Transformasional
Alternatif Jawaban
Skor Penilaian
Sering Sekali
5
Cukup Sering
4
Kadang-Kadang
3
Hampir Tidak Pernah
2
Tidak Pernah
1
kepemimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
H. Teknik Analisis Data
1. Untuk menjawab permasalahan yang pertama dilakukan analisis isi
(content analysis) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memasukkan data karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin,
usia, dan jabatan karyawan di PT Bank MNC Internasional, Tbk.
Kantor Cabang Yogyakarta.
b. Menghitung tingkatan skor kesiapan implementasi beyond budgeting,
dengan mencari nilai interval data dan mengkategorikannya, yaitu
menggunakan rumus:
Interval 
Skor tertinggi  Skor terendah
Banyaknya tingkatskor
Dalam penelitian ini skor tertinggi dari interval kuesioner kesiapan
implementasi beyond budgeting adalah 3 dan skor terendah adalah 1,
serta banyaknya tingkat skor adalah 3.
Sehingga setelah dimasukkan dalam rumus, nilai intervalnya:
3 1
 0,67
3
Kesiapan implementasi beyond budgeting dikategorikan berdasarkan
nilai rata-rata sebagai berikut:
Tabel 6
Tingkatan kesiapan PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang
Yogyakarta mengimplementasikan beyond budgeting
Skor Kesiapan
Kategori
Kesiapan
Tinggi
2,35 - 3,00
Green
1,68 - 2,34
Sedang
Orange
Rendah
1,00 – 1,67
Red
Sumber: de Waal (2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
c. Memasukkan data kuesioner BBES ke dalam tabel rekapitulasi
Tabel 7
Tabel Rekapitulasi Data Kuesioner BBES
Skor Pertanyaan
Kebutuhan
Status
Responden
Prasyarat
beyond
Organisasi
budgeting
X1
Xdst
X1
Xdst
X1
Jumlah
V1
Mean
Jawaban
Responden
Xdst
1
2
Jumlah Keseluruhan Variabel Kesiapan
Implementasi Beyond Budgeting
Mean Dua Responden
Keterangan:
X1 = Pertanyaan Pertama
V1 = Variabel Kesiapan Implementasi Beyond Budgeting
d. Memasukkan data kuesioner BBES ke dalam tabel kategori warna
Tabel 8
Kategori Warna Kesiapan Implementasi Beyond Budgeting
Kategori
Responden
Red
Orange
Green
1,00 s.d 1,67
1,68 s.d 2,34
2,35 s.d 3,00
1
2
Perusahaan
Keterangan:
Perusahaan = Rata-Rata Skor Nilai Responden
e. Melakukan interpretasi warna berdasarkan hasil kuesioner, wawancara
mendalam dan observasi. Hasil kuantitatif dikonfirmasi melalui
wawancara mendalam dan dihubungkan dengan semua data yang
diperoleh dari kuesioner dan observasi untuk menjawab permasalahan
penelitian sehingga diperoleh kesimpulan yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 9
Wawancara Konsep Beyond Budgeting dikaitkan dengan Kesiapan
Implementasi Beyond Budgeting
Konsep Beyond Budgeting
Perencanaan (Planning)
Perencanaan bukan merupakan aktivitas formal untuk tim garis depan
yang selalu mengambil sinyal pasar untuk memodifikasi arahan
Tim garis depan fokus pada memaksimalkan nilai-nilai pelanggan dan
pemegang saham
Menetapkan target keuangan berdasarkan indikator utama kinerja (KPI)
Membahas strategi dalam waktu yang lebih singkat
Tim garis depan bertanggung jawab atas kinerja dan strategi, sementara
eksekutif bertanggung jawab untuk mengembangkan strategi dan
menetapkan strategi jangka panjang dan target jangka menengah.
Kebijakan dalam strategi tergantung pada sistem atau metodologi yang
diterapkan di perusahaan seperti balanced scorecard, EVA
Kinerja manajer dalam melaksanakan anggaran diukur dengan indikator
relatif, tolok ukur internal dan eksternal
Pemegang anggaran optimis pada peningkatan laba
Menjadikan sumber daya tersedia dan dapat diakses oleh tim garis depan
ketika mereka dibutuhkan melalui persetujuan cepat dan akses yang lebih
mudah ke sumber daya operasional
Pengendalian (Controlling)
Pengendalian bertingkat
Lebih fokus pada tren dan rolling forecasts
Eksekutif memantau kinerja anggaran dan turut campur hanya ketika
indikator atau tren melewati batas.
Pengendalian kinerja dilakukan ketika kinerja tidak sesuai anggaran
sebelumnya
Informasi terbuka dan transparan
Penyimpangan direview dalam kasus penyimpangan besar. Jika hanya
sebuah penyimpangan kecil, hal ini akan tergantung pada tingkat unit
yang lebih rendah
Revisi dilakukan jika benar-benar diperlukan
Sumber: Hope dan Fraser (2003); Yudianti (2013)
Interpretasi Warna:
1) Green. Potensi kesiapan tinggi, artinya implementasi beyond
budgeting harus dipertimbangkan dengan serius karena adanya
otoritas atau wewenang untuk melakukannya. Hampir tidak ada
hambatan untuk implementasi prinsip beyond budgeting ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2) Orange. Potensi kesiapan sedang, artinya diperlukan perhatian
khusus pada beberapa elemen jika perusahaan berencana
mengimplementasikan beyond budgeting.
3) Red. Potensi kesiapan rendah, artinya tidak ada kebutuhan maupun
kesiapan organisasi untuk perubahan proses penganggaran. Banyak
hambatan dapat diperkirakan selama implementasi prinsip beyond
budgeting ini.
2. Untuk menjawab permasalahan yang kedua dilakukan analisis isi (content
analysis) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memasukkan data kuesioner kepemimpinan transformasional versi
MLQ-5X ke dalam tabel.
Tabel 10
Tabel Rekapitulasi Data Kuesioner Kepemimpinan Transformasional
Versi MLQ-5X
Skor Pernyataan
Resp
Jumlah
X1
X2
Xn
1
2
Jumlah Keseluruhan
Mean Keseluruhan
Keterangan:
X1 = Pernyataan 1
X2 = Pernyataan 2
n = Jumlah Pernyataan
b. Membandingkan jumlah nilai yang diperoleh dari rata-rata (mean)
keseluruhan pada tabel 10 dengan jumlah nilai maksimum dengan
asumsi jika hasil lebih besar dari 50% maka kepemimpinan
transformasional kuat. Selanjutnya, menganalisis lima dimensi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
ada pada kepemimpinan transformasional berdasarkan pada hasil
kuesioner, wawancara yang mendalam dan observasi untuk dikaitkan
dengan kesiapan implementasi beyond budgeting.
Jumlah
nilai
maksimum
indikator
variabel
kepemimpinan
transformasional = 5 x 20 = 100
Tabel 11
Tabel Persentase Variabel Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan
Nilai rata-rata
Nilai
Persentase
Dua
Maksimum
Responden
yang bisa
dicapai
Responden
Transformasional
c. Menarik
kesimpulan
berdasarkan
hasil
kuesioner,
wawancara
mendalam dan observasi
Tabel 12
Matrik Kepemimpinan Transformasional
Implementasi Beyond Budgeting
menuju
Kesiapan
Kepemimpinan Transformasional
>50%
≤50%
Keberhasilan
Implementasi
Cukup
Tinggi
Keberhasilan
Implementasi
Rendah
Red
Keberhasilan
Implementasi
Cukup
Tinggi
Keberhasilan
Implementasi
Rendah
Orange
Keberhasilan
Implementasi
Tinggi
Keberhasilan
Implementasi
Rendah
Green
Kesiapan Implementasi
Beyond Budgeting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
1) Apabila kategori warna implementasi beyond budgeting Green dan
hasil nilai kepemimpinan transformasional >50%, maka potensi
keberhasilan implementasi beyond budgeting tinggi di PT Bank
MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta.
2) Apabila kategori warna implementasi beyond budgeting Orange
dan hasil nilai kepemimpinan transformasional >50%, maka
potensi keberhasilan implementasi beyond budgeting cukup tinggi
di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta.
3) Apabila kategori warna implementasi beyond budgeting Red dan
hasil nilai kepemimpinan transformasional >50%, maka potensi
keberhasilan implementasi beyond budgeting rendah di PT Bank
MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta.
4) Apabila kategori warna implementasi beyond budgeting Green,
Orange atau Red dan hasil nilai kepemimpinan transformasional
≤50%, maka potensi keberhasilan implementasi beyond budgeting
rendah di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT. Bank MNC Internasional, Tbk. (MNC Bank) lahir setelah MNC
Group mengakuisisi PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk. Dengan visi baru
"Menjadi Bank masa depan yang memberikan layanan bintang lima, yang
mengikuti gaya hidup nasabah berlandaskan teknologi terkini dan membuat
semua transaksi keuangan menjadi mudah". Produk dan layanan MNC Bank
siap dinikmati oleh seluruh segmen nasabah. Dengan dukungan dan
komitmen yang tinggi dari MNC Group serta manajemen baru yang
berpengalaman di bidang perbankan, MNC Bank akan terus berkembang
menjadi bank terkemuka di Indonesia.
Pada 27 Januari 2014 PT. MNC Kapital Indonesia Tbk. memiliki
saham
PT
Bank
ICB
Bumiputera
Tbk.
sebesar
Rp1,31
miliar
atau 24% melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada 22 Juli 2014 berdasarkan
surat Otoritas Jasa Keuangan No. SR-120/D.03/2014, PT. MNC Kapital
Indonesia Tbk. menjadi Pemegang Saham Pengendali Bank. Pada 15 Oktober
2014 melalui keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
No.18/KDK.03/2014 tanggal 15 Oktober 2014, nama Bank berubah
menjadi PT. Bank MNC Internasional Tbk.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
B. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Visi MNC Bank, yaitu Menjadi Bank masa depan yang memberikan
layanan bintang lima, yang mengikuti gaya hidup nasabah berlandaskan
teknologi terkini dan membuat semua transaksi keuangan menjadi mudah.
2. Misi
Misi MNC Bank, yaitu menawarkan layanan keuangan yang mengikuti
gaya hidup dengan membuat hidup nasabah menjadi lebih mudah, untuk
nasabah retail dengan segmen menengah ke atas, termasuk di dalamnya
para usaha kecil dan menengah, dengan memberikan pengalaman layanan
perbankan yang memuaskan melalui cabang dan electronic channels.
C. Proses Penyusunan Anggaran
Anggaran sebagai hasil negosiasi antaranggota organisasi yang
dominan, anggaran mencerminkan konsensus organisasional mengenai tujuan
operasi untuk masa
depan. Selain itu, anggaran mencoba untuk
mempengaruhi dan memotivasi manajer maupun karyawan untuk terus
bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang efektif dan efisien
serta selaras dengan tujuan organisasi (Ikhsan dan Ishak, 2005). Proses
penyusunan anggaran di PT Bank MNC Internasional, Tbk, khususnya
Kantor Cabang Yogyakarta secara umum hampir tidak jauh berbeda dengan
sebelum diakuisisi. Dalam hal penyusunan anggaran, secara umum kantor
cabang diberikan suatu kebebasan untuk mengisi form anggaran yang telah
tersedia daftar kebutuhan kantor cabang dari kantor pusat. Form anggaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tersebut disediakan dalam bentuk excel oleh kantor pusat. Setelah itu form
anggaran tersebut dikirim kembali ke kantor pusat. Kantor pusat melakukan
review dan diskusi atas form anggaran yang dikirim oleh kantor cabang dan
pada akhirnya kantor pusatlah yang berwenang menentukan anggaran
tahunan untuk kantor cabang mereka. Dengan kata lain, penganggaran PT
Bank MNC Internasional, Tbk. masih dalam bentuk top down, di mana
kantor cabang harus menggunakan anggaran tahunan yang telah disetujui
oleh kantor pusat. Selain itu, penggunaan rolling forecast dalam penyusunan
anggaran di PT Bank MNC Internasional, Tbk. masih terbatas dilakukan oleh
kantor pusat dengan menggunakan asumsi-asumsi, seperti salah satu
contohnya BI rate yang digunakan untuk menentukan rata-rata suku bunga
pinjaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D. Struktur Organisasi
Special Asset
Management
Group
Branch & e –
Channel
Ops Group
Region I Group
Head
Branch Manager
Credam Center
Manager Semarang
Branch Business
Manager
Credit
Review
BOSA
Branch Ops &
Service Manager
TL
Funding
TL
Lending
AO
Funding
AO
Lending
Cash &
Account Ops
FL
Manager
CS
Teller
Kliring/
Payment/
Cash Mgt
Desk
Ops
Dcc.
Maint
Acc.
Acct. &
Trade
Desk
GA/IT
&
Desk
Credam
Desk
Kantor Cabang
Branch Manager
Branch Ops. &
Service Manager
Sub Branch
Manager
Kantor Cabang
TL Funding
TL Lending
Branch Manager
FL Manager
Branch Ops. &
Service Manager
AO Funding
AO Lending
CS
Teller
Sub Branch
Manager
TL Funding
TL Lending
AO Funding
AO Lending
FL Manager
CS
Teller
Collection
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif
yang diangkakan (scoring) yang diperoleh dari hasil pengukuran berskala
ordinal dan data kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara yang
mendalam. Responden dalam penelitian ini adalah Sub Branch & Branch
Business Manager dan Branch Operasional & Service Manager di PT. Bank
MNC Internasional Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta. Mereka dipilih karena
mempunyai posisi dan peran yang penting dalam tim bisnis perusahaan,
terutama dalam proses penganggaran. Informasi dan pengalaman mereka
dalam proses penganggaran ini diharapkan mampu untuk menjawab
permasalahan yang diajukan Data diperoleh dengan membagikan kuesioner
kepada 2 responden yang diisi secara lengkap. Berdasarkan hasil kuesioner
tersebut kemudian peneliti melakukan wawancara yang mendalam kepada
kedua responden untuk memperoleh konfirmasi atas jawaban mereka.
Berdasarkan kuesioner yang telah diisi terdapat karakteristik responden yang
terdiri dari jabatan, jenis kelamin, umur, dan lama menjabat.
1. Jabatan
Kedua responden dalam penelitian ini mempunyai jabatan pada level
manajer di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kntor Cabang Yogyakarta.
Manajer yang terlibat sebagai responden yaitu Sub Branch & Branch
Business Manager dan Branch Operasional & Service Manager.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Umur
Kedua responden yang menjabat sebagai manajer di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta berumur di atas 40 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa kedua responden dengan rentang umur di atas
40 tahun berada pada usia matang dalam pengambilan keputusan.
3. Jenis Kelamin
Kedua responden yang menjabat sebagai manajer di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta berjenis kelamin laki-laki.
Meskipun manajer tidak harus laki-laki tetapi sebagian besar manajer yang
ada di MNC Bank berjenis kelamin laki-laki.
4. Lama Menjabat
Kedua responden yang menjabat sebagai manajer di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta menjabat di atas 5 tahun.
Hal ini dikarenakan mereka memiliki kinerja yang baik dan dipercaya
untuk membawa perusahaan menjadi lebih maju dan lebih baik lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
B. Analisis Data
1. Untuk menjawab permasalahan yang pertama dilakukan analisis isi
(content analysis) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung tingkatan skor kesiapan implementasi beyond budgeting,
dengan mencari nilai interval data dan mengkategorikannya.
Tabel 13
Tingkatan kesiapan PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang
Yogyakarta mengimplementasikan beyond budgeting
Skor Kesiapan
Kategori
Kesiapan
Tinggi
2,35 - 3,00
Green
Sedang
1,68 - 2,34
Orange
Rendah
1,00 – 1,67
Red
Sumber: de Waal (2005)
b. Memasukkan data kuesioner BBES ke dalam tabel rekapitulasi
Tabel rekapitulasi data kuesioner BBES dapat dilihat pada tabel 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
c. Memasukkan data kuesioner BBES ke dalam tabel kategori warna
Tabel 15
Kategori Warna Kesiapan Implementasi Beyond Budgeting
Kategori
Responden
Red
Orange
Green
1,00 s.d 1,67
1,68 s.d 2,34
2,35 s.d 3,00
1
2,70
2
2,57
Perusahaan
Sumber: Data diolah tahun 2016
2,64
d. Melakukan interpretasi warna berdasarkan hasil kuesioner, wawancara
mendalam dan observasi
Tabel
15
menunjukkan
bahwa
kategori
warna
kesiapan
implementasi beyond budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk.
Kantor Cabang Yogyakarta yaitu Green. Hasil tersebut kemudian
dikonfirmasi dan diverifikasi oleh peneliti melalui wawancara
mendalam dan observasi sehingga diperoleh kesimpulan bahwa
kategori warna implementasi beyond budgeting yang sesuai di PT
Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta yaitu Red.
Perubahan dari Green menjadi Red disebabkan oleh adanya perbedaan
dari hasil kuesioner dengan wawancara mendalam dan observasi. Oleh
karena adanya inkonsistensi ini, maka peneliti menggunakan teknik
triangulasi sumber dan metode dengan menghubungkan semua data
yang diperoleh untuk meningkatkan kepercayaan penelitian dan
mengungkap kesimpulan yang tepat. Peneliti melakukan wawancara
tambahan kepada dua karyawan bagian Desk Operasional yang juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
memahami proses penganggaran dan melihat kebijakan internal dari
kantor pusat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua karyawan bagian Desk
Operasional diketahui bahwa saat ini proses penganggaran di PT Bank
MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta tidak jauh
berbeda dengan sebelum diakuisisi karena masih dalam tahap
perbaikan dan pengembangan sistem. Mereka merasa puas dengan
proses
penganggaran
membutuhkan
saat
perubahan
ini
pada
sehingga
proses
menganggap
penganggaran.
tidak
Semua
permintaan penggantian biaya harus ditandatangani oleh karyawan dan
atasan dari karyawan yang mengajukan serta disetujui oleh pejabat
yang berwenang sesuai dengan batas wewenang yang ditentukan.
Setiap kantor cabang harus mendanai semua kegiatan mereka dengan
sumber daya yang sudah ada. Akan tetapi, karyawan tersebut
menyatakan bahwa proses penganggaran menjadi lebih baik dengan
adanya kebijakan internal dan kepemimpinan yang mendukung. Misal,
adanya kebijakan pengendalian biaya yang disusun untuk memastikan
adanya pengendalian atas biaya, mencegah fraud, dan meningkatkan
efektifitas aktivitas operasional dalam mendukung usaha. Selain itu,
kebijakan pengendalian biaya juga mengatur kewenangan pemberian
persetujuan atas biaya atau penggantian biaya yang ditentukan
berdasarkan jenis pengeluaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Dengan adanya konfirmasi dan verifikasi melalui wawancara
mendalam maka kedua manajer dapat lebih terbuka dalam menjelaskan
dan mengungkapkan proses penganggaran yang ada di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta. Hal ini diperkuat
melalui wawancara tambahan dengan kedua karyawan dan kebijakan
internal yang mendukung. Kesimpulan yang diperoleh peneliti ternyata
sesuai dengan kondisi perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip beyond
budgeting seperti yang disampaikan oleh kedua manajer, karyawan,
dan kebijakan pengendalian biaya. Kantor cabang tidak mempunyai
cukup kewenangan untuk membuat kebijakan. Mayoritas kebijakan
dibuat oleh kantor pusat. Dengan demikian, kategori warna kesiapan
implementasi beyond budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk.
Kantor Cabang Yogyakarta yaitu Red. PT Bank MNC Internasional,
Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta mempunyai potensi kesiapan rendah.
Artinya, tidak ada kebutuhan maupun kesiapan organisasi untuk
perubahan proses penganggaran. Banyak hambatan dapat diperkirakan
jika organisasi mengimplementasikan beyond budgeting. Pertama,
kantor cabang merasa puas dengan proses penganggaran saat ini
sehingga tidak membutuhkan perubahan proses penganggaran. Kedua,
prinsip-prinsip beyond budgeting belum sepenuhnya diterapkan di
kantor cabang sehingga kantor cabang tidak memiliki wewenang atau
tidak pada posisi memutuskan kebijakan. Ketiga, kantor cabang
merupakan bagian dari entitas yang lebih besar sehingga manajer tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
berwenang
untuk
melakukan
adaptasi
dan
mengubah
proses
penganggaran yang ada tanpa otorisasi dari kantor pusat.
2. Untuk menjawab permasalahan yang kedua dilakukan analisis isi (content
analysis) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memasukkan data kuesioner kepemimpinan transformasional versi
MLQ ke dalam tabel
Tabel rekapitulasi data kuesioner kepemimpinan transformasional
versi MLQ-5X dapat dilihat pada tabel 16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
b. Membandingkan jumlah nilai yang diperoleh dari rata-rata (mean)
keseluruhan pada tabel rekapitulasi data kuesioner kepemimpinan
transformasional versi MLQ-5X dengan jumlah nilai maksimum
dengan asumsi jika hasil lebih besar dari 50% maka kepemimpinan
transformasional kuat. Selanjutnya, menganalisis lima dimensi yang
ada pada kepemimpinan transformasional berdasarkan pada hasil
kuesioner dan wawancara yang mendalam untuk dikaitkan dengan
kesiapan implementasi beyond budgeting.
Jumlah
nilai
maksimum
indikator
variabel
kepemimpinan
transformasional = 5 x 20 = 100
Tabel 17
Persentase Variabel Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan
Nilai rata-rata
Nilai
Dua
Maksimum
Responden
yang bisa
dicapai
Responden
Transformasional
85,5
100
Sumber: Data diolah tahun 2016
c. Menarik
kesimpulan
berdasarkan
hasil
kuesioner,
Persentase
86%
wawancara
mendalam dan observasi
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikonfirmasi dan
diverifikasi melalui wawancara mendalam dan observasi serta
diperkuat menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode dengan
menghubungkan semua data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
kategori warna implementasi beyond budgeting yang sesuai di PT
Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta, yaitu Red
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dan hasil nilai kepemimpinan transformasional > 50% yaitu 86%,
maka potensi keberhasilan implementasi beyond budgeting rendah di
PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta.
Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu prinsip penting
menuju model beyond budgeting. Akan tetapi, kepemimpinan
transformasional yang kuat tanpa diikuti oleh penerapan prinsipprinsip beyond budgeting secara penuh tidak akan mendukung
keberhasilan
perusahaan
dalam
mengimplementasikan
beyond
budgeting.
C. Pembahasan
1. Kesiapan
Implementasi
Beyond
Budgeting
di
PT
Bank
MNC
Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta
Berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan peneliti terhadap
responden mengenai kepemimpinan transformasional menuju kesiapan
implementasi beyond budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk.
Kantor Cabang Yogyakarta diperoleh hasil jawaban yang menjadi
pendukung untuk menganalisis data dan menarik kesimpulan serta
memberikan penjelasan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.
Sebuah kemungkinan implementasi model beyond budgeting dimulai
dengan mengidentifikasi kebutuhan untuk beradaptasi dan mengubah
proses penganggaran. Setelah semua itu, jika organisasi tidak mengalami
masalah dengan proses penganggaran saat ini, implementasi model baru
akan sedikit atau tidak ada nilai. Oleh karena itu benar-benar diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
untuk memeriksa apakah ada ketidakpuasan dalam organisasi dengan
proses penganggaran yang ada. Setelah hal itu menjadi jelas bahwa ada
kebutuhan untuk perubahan, kesediaan organisasi untuk beradaptasi dan
mengubah struktur organisasi dan proses manajemen harus diidentifikasi
(de Waal, 2005).
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap kebutuhan
pada beyond budgeting, maka diperoleh hasil bahwa manajer pada PT
Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta merasa puas
dengan proses penganggaran saat ini. Mereka merasa bahwa proses
penganggaran yang dilakukan saat ini sudah berjalan dengan baik. Selain
itu, mereka juga mengungkapkan bahwa secara umum lembaga keuangan
bank di Indonesia masih menggunakan proses penganggaran tradisional,
salah satunya termasuk PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang
Yogyakarta. Berdasarkan hal tersebut, kedua manajer menyatakan bahwa
untuk saat ini dan beberapa tahun ke depan tampaknya perusahaan akan
masih menggunakan proses penganggaran tradisional seperti yang telah
berjalan sebelumnya. Hal ini didukung pula oleh hasil wawancara dengan
karyawan yang menyatakan bahwa mereka merasa puas dengan proses
penganggaran saat ini sehingga menganggap tidak membutuhkan
perubahan pada proses penganggaran.
Penentuan tingkat kesiapan organisasi dalam mengimplementasikan
beyond budgeting didasarkan pada 12 (dua belas) prinsip beyond
budgeting. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada status
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
organisasi, maka diperoleh hasil untuk prinsip-prinsip beyond budgeting,
sebagai berikut:
a. Prinsip pertama yaitu kerangka tata kelola mandiri.
Sebuah struktur organisasi yang terdesentralisasi dengan unit
pengelolaan mandiri merupakan dasar dari beyond budgeting.
Keputusan dalam beberapa struktur dibuat di lini depan yang paling
dekat dengan pelanggan. Hal ini memungkinkan untuk merespon
dengan cepat terhadap ancaman dan peluang yang muncul. Ancaman
yang dimaksud lebih pada adanya kondisi ketidakpastian dalam bisnis,
seperti perubahan lingkungan dan kebutuhan pelanggan. Unit
pengelolaan mandiri berisi beberapa disiplin ilmu seperti pemasaran,
penjualan, logistik dan keuangan. Remote management dipraktikkan
oleh manajemen senior dengan bertindak ketika sebuah unit berkinerja
buruk selama jangka waktu yang lama untuk menjaga otonomi unit (de
Waal, 2005).
Dari pertanyaan terkait prinsip pertama ini diperoleh jawaban
bahwa secara umum PT Bank MNC Internasional, Tbk. mempunyai
struktur desentralisasi sebagian dengan tim bisnis. Artinya, kantor
cabang hanya memiliki otonomi yang terbatas dan ketika berkinerja
buruk maka kantor pusat akan langsung bertindak. Dalam hal
kuantitatif
berupa
rupiah,
penganggaran
di
PT
Bank
MNC
Internasional, Tbk. dilakukan dalam bentuk top down. Namun, dalam
hal kualitatif berupa penetapan strategi, kantor cabang mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
wewenang dan kebebasan untuk menentukan sendiri sejauh mana
strategi-strategi yang akan mereka lakukan untuk bisa mencapai target
yang telah ditetapkan oleh kantor pusat.
Kantor pusat hanya sebatas menetapkan strategi secara umum,
misalnya dalam hal KPR, setiap kantor cabang harus melakukan
kerjasama dengan perusahaan properti atau developer yang kemudian
strategi tersebut secara khusus ditetapkan sendiri oleh masing-masing
kantor cabang sesuai kondisi yang ada di setiap kantor cabang,
misalnya syarat dan ketentuan pinjaman KPR oleh nasabah. Strategistrategi inilah yang akan digunakan oleh setiap kantor cabang sebagai
sarana dalam mencapai target tahunan yang telah ditetapkan. Dalam hal
ini kantor cabang tidak pada posisi memutuskan strategi secara mandiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kantor cabang mempunyai potensi
kesiapan rendah karena saat ini kantor cabang masih mengandalkan
strategi yang ditetapkan kantor pusat.
b. Prinsip kedua, yaitu pemberdayaan manajer.
Para manajer unit harus memiliki kebebasan untuk bertindak pada
kebijakan mereka sendiri, dalam batas-batas yang strategis sehingga
beyond budgeting menjadi efektif. Ini berarti bahwa manajer, jika
kondisi memungkinkan, dapat secara independen mengatur tindakan
tertentu tanpa persetujuan sebelumnya dari manajemen senior. Jika
kondisi pasar menguntungkan, tidak akan sulit untuk mematuhi prinsip
ini. Namun, jika kondisi kurang menguntungkan, pendelegasian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
tanggung jawab dapat menimbulkan masalah bagi manajemen senior.
Misalnya, akan ada kebutuhan yang meningkat untuk memantau unit
pengelolaan mandiri dan untuk memeriksa dan mengendalikan operasi
mereka (de Wall, 2005).
Dari pertanyaan terkait prinsip kedua ini diperoleh jawaban bahwa
secara umum manajer level menengah PT Bank MNC Internasional,
Tbk. memiliki tingkat kebebasan yang terbatas untuk mengambil
keputusan secara mandiri. Misal, anggaran yang telah disetujui kantor
pusat dan didelegasikan ke masing-masing kantor cabang tidak
langsung
sepenuhnya
dapat
dibelanjakan,
tetapi
dalam
setiap
realisasinya juga perlu persetujuan dari kantor pusat. Tanggung jawab
didelegasikan kepada tim bisnis hanya sebatas pada penetapan strategi
yang disesuaikan dengan kondisi kantor cabang masing-masing dengan
tujuan untuk mencapai target yang telah ditetapkan kantor pusat. Misal
untuk pencapaian target funding, maka kantor cabang menetapkan
strategi yang disesuaikan dengan kondisi kantor cabang, seperti
melakukan kanvasing. Kanvasing merupakan kegiatan mencari nasabah
secara door to door dengan mendatangi nasabah atau calon nasabah
potensial dan menawarkan program yang dimiliki bank. Hal ini
ditegaskan oleh Sub Branch & Branch Business Manager. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kantor cabang mempunyai potensi kesiapan rendah
karena manajer kantor cabang masih memerlukan persetujuan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kantor pusat dalam pengambilan keputusan sehingga mereka bertindak
secara tidak independen.
c. Prinsip ketiga, yaitu akuntabilitas untuk hasil yang dinamis.
Dalam model beyond budgeting, anggota organisasi bertanggung
jawab kepada manajemen senior untuk mencapai target yang
menantang dan dinamis, misalnya menggunakan acuan target industri
atau perusahaan pesaing. Mereka dievaluasi pada hasil yang
dibandingkan dengan realisasi. Penetapan target internal tidak
digunakan dalam organisasi beyond budgeting dan sebagai gantinya
target yang ditetapkan secara dinamis dibandingkan dengan pesaing
atau organisasi yang setara (de Wall, 2005).
Dari pertanyaan terkait prinsip ketiga ini diperoleh jawaban bahwa
secara umum beberapa target dinamis ditetapkan di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta. Manajer bertanggung
jawab pada pencapaian target tahunan yang telah ditetapkan. Target
tahunan yang telah ditetapkan oleh kantor pusat bisa sewaktu-waktu
disesuaikan dengan acuan target Bank Indonesia atau pesaing dan
kondisi pencapaian target pertengahan tahun yang ada di kantor cabang.
Misalnya, pada sekitar pertengahan tahun 2015 PT Bank MNC
Internasional, Tbk. melakukan sebuah evaluasi atas pencapaian target
bisnis yang telah dilakukan oleh setiap kantor cabang. Apabila dalam
proses evaluasi tersebut target bisnis dirasa sulit untuk dicapai di akhir
tahun 2015, maka kantor pusat akan melakukan penyesuaian atas target
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kantor cabang mempunyai potensi kesiapan rendah karena kantor
cabang tidak pada posisi memutuskan untuk melakukan penyesuaian
target secara mandiri.
d. Prinsip keempat, yaitu jaringan organisasi.
Organisasi beyond budgeting terdiri dari unit-unit mandiri yang
berfokus pada pelanggan. Unit-unit ini berfokus terutama dalam
memberikan nilai kepada pelanggan, merespon dengan cepat, dan
mengantisipasi perubahan keadaan lokal atau ancaman dan peluang
yang tak terduga (de Waal, 2005).
Dari pertanyaan terkait prinsip keempat ini diperoleh jawaban
bahwa secara umum PT Bank MNC Internasional, Tbk. sangat berfokus
pada nasabah. Kedua manajer mengungkapkan bahwa melalui kantorkantor cabangnya, perusahaan ingin berkembang menjadi bank lifestyle
dengan teknologi mutakhir dan setara dengan bank-bank yang lain,
seperti Bank Mandiri dan BCA. Hal-hal yang akan dilakukan dalam
waktu dekat, antara lain meluncurkan mobile banking dan internet
banking sehingga dalam bertransaksi nasabah tidak perlu datang ke
cabang tetapi cukup dengan menggunakan gadget yang mereka punya.
Kebijakan tersebut tercermin dalam visi dan misi PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Selain itu, perusahaan ingin mengakselerasi
pelayanan melalui teknologi dan memfokuskan diri pada sektor
konsumen dan korporasi setelah mengakuisisi PT Bank ICB Bumi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Putera, Tbk. Kebijakan ini dilakukan untuk memaksimalkan nilai-nilai
pelanggan dan pemegang saham. Jadi dapat disimpulkan bahwa kantor
cabang mempunyai potensi kesiapan rendah karena kantor cabang tidak
pada posisi membuat keputusan yang berkaitan dengan nasabah.
e. Prinsip kelima, yaitu koordinasi pasar.
Dalam
beyond
budgeting,
kegiatan-kegiatan
organisasi
dikoordinasikan atas dasar permintaan dan penawaran, bukannya
dikendalikan oleh perencanaan, anggaran dan kontrol pusat. Setiap unit
dapat memutuskan sendiri apakah ingin menggunakan jasa atau layanan
dari dukungan pusat atau dukungan eksternal, seperti manajemen
sumber daya manusia atau teknologi informatika dan komunikasi. Hal
ini akan mendorong unit dukungan pusat untuk memberikan layanan
berkualitas tinggi seefisien mungkin. Oleh karena pengorganisasian unit
dukungan pusat tidak mempengaruhi implementasi beyond budgeting,
maka tidak ada pertanyaan yang dirumuskan terkait prinsip kelima (de
Wall, 2005).
Dalam hal ini, PT Bank MNC Internasional, Tbk Kantor Cabang
Yogyakarta tidak dapat memutuskan sendiri mengenai kebijakan dalam
menggunakan jasa atau layanan dari dukungan pusat atau eksternal.
Kantor cabang masih bergantung pada kebijakan yang ditetapkan oleh
kantor pusat untuk dilaksanakan sesuai yang diharapkan kantor pusat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
f. Prinsip keenam, yaitu kepemimpinan yang mendukung.
Dalam organisasi beyond budgeting, anggota organisasi dikelola
atas dasar pembinaan, bukan menerima dan melaksanakan perintah.
Manajer senior bertindak sebagai pelatih yang segera menghubungi
manajer level lebih rendah untuk menjelaskan kesalahan mereka. Kabar
buruk secara langsung dibagikan oleh unit pengelolaan mandiri dan
manajemen senior, sehingga mereka dapat memberikan tawaran
dukungan yang diperlukan. Gaya pembinaan mendorong anggota
organisasi untuk lebih berjiwa wirausaha (de Waal, 2005).
Dari pertanyaan terkait prinsip keenam ini diperoleh jawaban
bahwa secara umum gaya manajemen yang berlaku di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. bisa dideskripsikan sebagai pembinaan (coaching).
Dengan memiliki visi misi yang begitu hebat, maka pemimpin
mengajak setiap karyawan yang bergabung di MNC Bank harus
berubah pola pikir dan cara bekerja. Misal, dari yang semula bekerja
dengan santai karena tidak akan dikenakan punishment jika target tidak
tercapai kemudian harus berubah bekerja keras bersama dengan yang
lainnya untuk membangun bank menjadi lebih maju dan masuk dalam
sepuluh besar bank secara nasional. Dalam hal ini, pemimpin juga
proaktif dan terjun ke setiap kantor cabang untuk memahami satu per
satu kondisi yang ada di cabang dan memberikan dukungan yang
diperlukan. Selain itu, bank juga menganggarkan 5% dari biaya
karyawan digunakan untuk pelatihan karyawan yang cukup besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Meskipun PT Bank MNC Internasional, Tbk. merupakan organisasi
hirarkis, tetapi tim manajemen mengelola perusahaan dengan cara
pembinaan kepada seluruh karyawan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kantor cabang mempunyai potensi kesiapan rendah pada prinsip ini
karena harus selalu menyesuaikan gaya manajamen yang diterapkan
oleh kantor pusat.
g. Prinsip ketujuh, yaitu target yang relatif.
Manajer-manajer dalam organisasi beyond budgeting menetapkan
tujuan dalam kaitannya dengan kompetisi. Mereka mengupayakan
rencana aksi mereka dalam mengalahkan pesaing, bukan anggaran.
Pengaruh spekulasi yang sering terjadi selama penetapan target tidak
ada karena semua target yang ditetapkan sama atau lebih baik dari
pesaing. Target relatif, yaitu target yang disesuaikan berdasarkan
kinerja pesaing dan perkembangan pasar (de Waal, 2005).
Dari pertanyaan terkait prinsip ketujuh ini diperoleh jawaban
bahwa secara umum target di PT Bank MNC Internasional, Tbk.
ditentukan relatif terhadap pesaing. Target tahunan yang telah
ditetapkan oleh kantor pusat bisa sewaktu-waktu disesuaikan dengan
kondisi persaingan dan perkembangan pasar yang ada, terutama pada
masing-masing kantor cabang. Misal, penentuan target dan anggaran
dilakukan di akhir tahun berjalan. Pimpinan cabang dipanggil semua ke
kantor pusat dan memaparkan pencapaian di tahun berjalan. Direksi
memberikan target dan anggaran tahun berikutnya kepada setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
pimpinan cabang dan mereka harus mempunyai komitmen untuk
mencapainya. Kadang di pertengahan tahun target bisnis bisa
disesuaikan berdasarkan perkembangan tingkat inflasi pasar. Dengan
kondisi seperti ini target bisnis yg ditetapkan awal bisa tidak tercapai
dan oleh karenanya, dilakukan koreksi atas target bisnis tersebut. Jika
pencapaian melebihi target maka evaluasi tetap dilakukan dan menjadi
pertimbangan dalam penentuan struktur penghargaan (reward) bagi
individu dan kelompok. Hal ini sering terjadi seperti yang dikatakan
oleh kedua manajer. Jadi dapat disimpulkan bahwa kantor cabang
mempunyai potensi kesiapan rendah pada prinsip ini. Kantor cabang
tidak pada posisi untuk melakukan penyesuaian atas target tahunan
berdasarkan kompetisi karena dalam hal ini kantor pusat yang
berwenang melakukannya.
h. Prinsip kedelapan, yaitu penetapan strategi berkesinambungan.
Perubahan keadaan dapat membuat strategi ketinggalan jaman.
Proses penetapan strategi dalam organisasi beyond budgeting
merupakan proses yang berkesinambungan. Hal ini dilakukan dalam
bentuk bottom-up karena strategi didasarkan pada masukan dari unit
pengelolaan mandiri di lini depan (de Waal, 2005).
Dari pertanyaan terkait prinsip kedelapan ini diperoleh jawaban
bahwa secara umum proses penetapan strategi di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. berkesinambungan dan dari bawah ke atas (bottomup). Proses penetapan strategi dilakukan dari bawah ke atas (bottom-up)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
atas dasar masukan dari tim bisnis yang ada di setiap kantor cabang
dengan menyesuaikan kondisi yang ada karena strategi yang dimiliki
kantor cabang yang satu dengan yang lain berbeda. Jika diperlukan, tim
bisnis dapat melakukan review dan penyesuaian strategi dalam rangka
pencapaian tujuan perusahaan. Misal dalam hal KPR, Branch
Operasional & Service Manager mengungkapkan bahwa syarat dan
ketentuan KPR antara kantor cabang daerah Bali dan Jogja berbeda
apalagi harga perumahan yang dijual juga berbeda. Jika di Bali minimal
harga perumahan bisa mencapai 1 milyar, sedangkan di Jogja hanya
mencapai 300 juta. Hal ini tentunya akan berdampak pada syarat dan
ketentuan KPR di kantor cabang Bali akan lebih sulit jika dibanding
dengan kantor cabang Jogja. Dengan adanya perbedaan tersebut
pastinya strategi yang dilakukan oleh masing-masing kantor cabang
juga berbeda dan perlu untuk selalu direview dalam rangka pencapaian
tujuan perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kantor cabang
mempunyai potensi kesiapan rendah pada prinsip ini. Kantor cabang
masih bergantung pada proses penetapan strategi yang dipilih dan
diterapkan
oleh
kantor
pusat
dan
sebisa
mungkin
untuk
menyesuaikannya.
i. Prinsip kesembilan, yaitu sistem antisipasi.
Rolling forecasts adalah proses di mana penggerak bisnis utama
diprediksi dan ditinjau secara terus menerus. Rolling forecasts disebut
juga sebagai perencanaan berkelanjutan yang akan membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
organisasi menemukan peluang di tengah persaingan yang ketat
(Garlapati dan Durga, 2011). Organisasi beyond budgeting membuat
rolling forecasts dari berbagai indikator keuangan dan non-keuangan
dengan melihat enam kuartal ke depan. Para manajer senior
memberikan dukungan kepada manajer unit mengenai tindakan masa
depan berdasarkan pada forecasts tersebut (de Waal, 2005).
Dari pertanyaan terkait prinsip kesembilan ini diperoleh jawaban
bahwa secara umum PT Bank MNC Internasional, Tbk. menggunakan
rolling forecasts secara terbatas dengan melihat enam kuartal ke depan.
Kantor cabang dalam hal ini PT Bank MNC Internasional, Tbk. KC
Yogyakarta tidak mempunyai wewenang menggunakan rolling
forecasts karena hanya kantor pusat yang berwenang dalam
penggunaan rolling forecasts. Branch Operasional & Service Manager
mengungkapkan bahwa rolling forecasts biasanya dilakukan oleh tim
pusat dengan menggunakan asumsi-asumsi, seperti salah satu
contohnya tingkat inflasi pasar. Jadi dapat disimpulkan bahwa kantor
cabang mempunyai potensi kesiapan rendah karena rolling forecasts
hanya digunakan secara terbatas di kantor pusat saja.
j. Prinsip kesepuluh, yaitu sumber daya sesuai permintaan.
Unit-unit pengelolaan mandiri dalam organisasi beyond budgeting
tidak secara otomatis mendapatkan anggaran sumber daya di awal
tahun, yang dibangun pada anggaran tahun sebelumnya. Mereka harus
mendapatkan sumber daya berdasarkan rencana bisnis yang berkualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
baik. Adaptasi dalam alokasi ini dapat dilakukan selama tahun berjalan,
berdasarkan perubahan keadaan internal dan eksternal. Manajemen
senior harus dengan cepat mengevaluasi rencana sehingga unit-unit
dapat menangkap peluang (de Waal, 2005).
Dari pertanyaan terkait prinsip kesepuluh ini diperoleh jawaban
bahwa secara umum sumber daya yang dialokasikan di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. atas dasar rencana investasi yang sebelumnya
dibuat. Kantor cabang bekerja seperti yang direncanakan kantor pusat.
Konkritnya, setiap kantor cabang harus mendanai semua kegiatan
mereka dengan sumber daya yang sudah ada dan tidak bisa
memanfaatkan peluang yang terjadi pada tahun berjalan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kantor cabang mempunyai potensi kesiapan rendah
karena kantor cabang bekerja seperti yang direncanakan kantor pusat.
k. Prinsip kesebelas, yaitu kecepatan pendistribusian informasi.
Dalam organisasi beyond budgeting, informasi manajemen
berkualitas baik tersedia secara bebas dan mudah diakses oleh setiap
orang dalam organisasi. Informasi ini, yang mencakup seperangkat
indikator
yang
tertinggal
dan
terkemuka,
digunakan
untuk
membandingkan hasil dari unit pengelolaan mandiri dengan target, hasil
dari
unit
lain
dan
pesaing
atau
organisasi
yang
sebanding
(benchmarking) (de Waal, 2005).
Dari pertanyaan terkait prinsip kesebelas ini diperoleh jawaban
bahwa saat ini PT Bank MNC Internasional, Tbk. memiliki proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
pasokan informasi manajemen yang terbatas, termasuk dalam hal
indikator keuangan dan non-keuangan. Dalam hal ini, MNC Bank baru
melakukan pembenahan atas informasi manajemen. Sub Branch &
Branch Business Manager mengungkapkan bahwa ada divisi sendiri di
kantor pusat yang bernama Corporate Secretary yang bertugas
memberikan informasi secara detail dan cepat kepada setiap kantor
cabang, seperti kegiatan-kegiatan yang telah dicapai, kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan dan juga termasuk target bisnis dan paparan
kondisi keuangan perusahaan. Setiap berkala kantor cabang akan
memperoleh informasi terkini dari divisi yang hanya ada di kantor pusat
ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa kantor cabang mempunyai potensi
kesiapan rendah karena memiliki proses pasokan informasi manajemen
yang terbatas, termasuk dalam hal indikator keuangan dan nonkeuangan.
l. Prinsip keduabelas, yaitu imbalan tim relatif.
Struktur imbalan dalam organisasi beyond budgeting didasarkan
pada kombinasi hasil dari unit pengelolaan mandiri dan hasil dari
organisasi secara keseluruhan. Pada akhir tahun, hasilnya dievaluasi
dan dibandingkan dengan hasil yang mungkin untuk dicapai dalam
situasi pasar tertentu, dibandingkan dengan pesaing dan organisasi yang
sebanding (de Waal, 2005).
Dari pertanyaan terkait prinsip keduabelas ini diperoleh jawaban
bahwa PT Bank MNC Internasional, Tbk. menggunakan struktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
penghargaan (reward) berdasarkan pada kombinasi penghargaan
individu dan kelompok untuk keseluruhan perusahaan. Kedua manajer
mengungkapkan bahwa belum ada pernyataan resmi dari manajemen
berupa surat edaran mengenai model struktur penghargaan tersebut.
Akan tetapi, ada rencana bahwa ke depannya MNC Bank akan
melakukan sistem reward dan punishment.
Struktur penghargaan (reward) yang diberikan perusahaan bagi
individu dan kelompok di PT Bank MNC Internasional, Tbk.
didasarkan pada macam-macam penilaian dari kedisiplinan, kepatuhan,
dan kinerja karyawan, baik individu maupun kelompok. Penilaian bagi
individu terekam dalam sebuah sistem data pribadi setiap karyawan
yang dapat dilihat dari e-measure. Secara nasional, struktur
penghargaan (reward) yang ada di bank didasarkan pada laba tahunan
bank. Artinya, jika pada akhir tahun laporan keuangan sebuah bank
menunjukkan laba, maka struktur penghargaan (reward) akan
diterapkan. Akan tetapi, jika pada akhir tahun laporan keuangan sebuah
bank menunjukkan rugi, maka tidak ada struktur penghargaan (reward)
yang diterapkan. Hal tersebut terjadi pada PT Bank MNC Internasional,
Tbk.
Perubahan dari PT Bank ICB Bumi Putera Tbk. menjadi PT Bank
MNC Internasional, Tbk. akan membawa perubahan dari yang semula
hanya ada penerapan struktur penghargaan (reward), tetapi saat ini akan
diterapkan struktur penghargaan (reward) dan punishment. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
dasarnya tujuan dari penerapan struktur penghargaan (reward) dan
punishment di PT Bank MNC Internasional, Tbk. untuk memotivasi
karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa kantor cabang mempunyai potensi kesiapan rendah pada prinsip
ini karena sistem reward dan punishment masih dalam sebuah rencana
belum menjadi realisasi.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap prasyarat
keberhasilan implementasi, maka diperoleh hasil bahwa PT Bank MNC
Internasional, Tbk. KC Yogyakarta merupakan bagian dari entitas yang
lebih besar. Akan tetapi, manajer tidak berwenang untuk melakukan
adaptasi dan mengubah proses penganggaran yang ada tanpa otorisasi dari
PT Bank MNC Internasional, Tbk.
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa kategori warna implementasi
beyond budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk. KC Yogyakarta
yaitu Green. Hasil tersebut kemudian dikonfirmasi dan diverifikasi oleh
peneliti melalui wawancara mendalam dan observasi sehingga diperoleh
kesimpulan bahwa kategori warna implementasi beyond budgeting yang
sesuai di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta
yaitu Red. Perubahan dari Green menjadi Red disebabkan oleh adanya
perbedaan dari hasil kuesioner dengan wawancara mendalam dan
observasi. Oleh karena adanya inkonsistensi ini, maka peneliti
menggunakan
teknik
triangulasi
sumber
dan
metode
dengan
menghubungkan semua data yang diperoleh untuk meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
kepercayaan penelitian dan mengungkap kesimpulan yang tepat. Peneliti
melakukan wawancara tambahan kepada dua karyawan bagian Desk
Operasional yang juga memahami proses penganggaran dan melihat
kebijakan internal dari kantor pusat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua karyawan bagian Desk
Operasional diketahui bahwa saat ini mereka merasa puas dengan proses
penganggaran saat ini sehingga menganggap tidak membutuhkan
perubahan pada proses penganggaran. Proses penganggaran saat ini sudah
berjalan dengan baik. Mereka juga menjelaskan bahwa semua permintaan
penggantian biaya harus ditandatangani oleh karyawan dan atasan dari
karyawan yang mengajukan serta disetujui oleh pejabat yang berwenang
sesuai dengan batas wewenang yang ditentukan. Setiap kantor cabang
harus mendanai semua kegiatan mereka dengan sumber daya yang sudah
ada. Akan tetapi, karyawan tersebut menyatakan bahwa proses
penganggaran menjadi lebih baik dengan adanya kebijakan internal dan
kepemimpinan yang mendukung. Misal, adanya kebijakan pengendalian
biaya yang disusun untuk memastikan adanya pengendalian atas biaya,
mencegah fraud, dan meningkatkan efektifitas aktivitas operasional dalam
mendukung usaha. Selain itu, kebijakan pengendalian biaya juga mengatur
kewenangan pemberian persetujuan atas biaya atau penggantian biaya
yang ditentukan berdasarkan jenis pengeluaran.
Dengan adanya konfirmasi dan verifikasi melalui wawancara
mendalam maka kedua manajer dapat lebih terbuka dalam menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dan mengungkapkan proses penganggaran yang ada di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta. Dari wawancara
mendalam yang dilakukan diperoleh jawaban bahwa untuk saat ini dan
beberapa tahun ke depan implementasi beyond budgeting belum bisa
diterapkan di PT Bank MNC Internasional, Tbk. khususnya Kantor
Cabang Yogyakarta karena perusahaan dalam hal ini PT Bank MNC
Internasional, Tbk. (MNC Bank) masih dalam proses perbaikan dan
pengembangan sistem setelah mengakuisisi PT Bank ICB Bumi Putera,
Tbk. Hal ini diperkuat melalui wawancara tambahan dengan karyawan dan
kebijakan internal yang mendukung. Kesimpulan yang diperoleh peneliti
ternyata sesuai dengan kondisi perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip
beyond budgeting seperti yang disampaikan oleh kedua manajer,
karyawan, dan kebijakan pengendalian biaya. Kantor cabang tidak
mempunyai cukup kewenangan untuk membuat kebijakan. Mayoritas
kebijakan dibuat oleh kantor pusat. Dengan demikian, kategori warna
kesiapan implementasi beyond budgeting di PT Bank MNC Internasional,
Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta yaitu Red. PT Bank MNC Internasional,
Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta mempunyai potensi kesiapan rendah.
Artinya, tidak ada kebutuhan maupun kesiapan organisasi untuk
perubahan proses penganggaran. Banyak hambatan dapat diperkirakan jika
organisasi mengimplementasikan beyond budgeting, terutama pada kedua
belas
prinsip
beyond
budgeting.
Organisasi
tidak
dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
mengimplementasikan beyond budgeting karena organisasi tidak memiliki
wewenang untuk melakukannya.
2. Kepemimpinan Transformasional Menuju Kesiapan Implementasi Beyond
Budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang
Yogyakarta
Suatu sistem bertransformasi ketika tipe sistem itu diperkirakan
berubah (Ackoff, 1999). Dalam mengimplementasikan beyond budgeting,
sebuah perusahaan membutuhkan para pemimpin yang memiliki gaya
kepemimpinan yang kuat dan konsisten (Hope dan Fraser, 2003). Dengan
begitu, seorang pemimpin transformasional adalah seseorang yang dapat
mendorong dan memfasilitasi pembuatan visi yang menggerakkan suatu
sistem yang bertransformasi.
Berdasarkan analisis data kepemimpinan transformasional dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta kuat. Hal ini tercermin dari
besarnya persentase indikator variabel kepemimpinan transformasional
yang ada di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang
Yogyakarta, yaitu sebesar 86% dan didukung oleh hasil wawancara
mendalam dengan kedua manajer. Selain itu, juga diperkuat oleh hasil
wawancara dengan kedua karyawan bagian Desk Operasional. Karyawan
tersebut menyatakan bahwa pemimpin di PT Bank MNC Internasional,
Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta merupakan pemimpin yang mampu
menciptakan dan menjaga semangat bawahannya untuk mencapai tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
dan menjadi pemimpin yang menempatkan diri sebagai pembina sehingga
mau mendampingi dan membina bawahan menjadi lebih baik dalam
bekerja. Oleh karenanya, karyawan tersebut merasa puas dengan
kepemimpinan yang ada saat ini.
Kepemimpinan transformasional yang ada di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta terdiri dari lima dimensi,
yaitu pengaruh ideal: atribut (idealized influence: attributes); pengaruh
ideal: perilaku
(idealized influence: behaviors); motivasi inspirasional
(inspirational motivation); stimulasi intelektual (intellectual stimulation);
dan pertimbangan individual (individualized consideration). Berdasarkan
analisis data yang telah dilakukan, secara umum kelima dimensi ini
tercermin kuat dalam diri seorang pemimpin di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Hasil ini diperkuat dengan hasil wawancara yang
mendalam dan observasi.
Kedua manajer mengungkapkan bahwa tidak ada sekat antara
manajemen puncak dan manajemen menengah. Pemimpin tidak hanya
meminta bawahan untuk mengejar target saja, tetapi juga memotivasi
bawahan dengan datang langsung ke lapangan. Pemimpin tidak hanya
memerintah saja tetapi juga mengarahkan bawahan agar berubah untuk
maju.
Pemimpin
yang
sekarang
benar-benar
mendampingi
dan
membimbing setiap karyawan agar bisa ditempatkan pada posisi sesuai
kemampuannya. Dengan sikap terbuka yang dimiliki pemimpin, maka
bawahan dapat mengemukakan pendapat secara terbuka untuk kemajuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
perusahaan. Pemimpin memberikan nasihat yang bermakna, memberi
pelatihan yang diperlukan dan bersedia mendengarkan pandangan dan
keluhan bawahan.
Kepemimpinan transformasional yang ada di PT Bank MNC
Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta kuat, tetapi hal ini hanya
merupakan salah satu faktor dari sekian banyak faktor yang mendukung
keberhasilan
implementasi
beyond
budgeting.
Kepemimpinan
transformasional yang kuat akan mendukung kesiapan implementasi
beyond budgeting jika diikuti dengan prinsip-prinsip beyond budgeting
yang diimplementasikan secara penuh.
Berdasarkan hasil analisis mengenai kesiapan implementasi beyond
budgeting dan kepemimpinan transformasional, maka dapat disimpulkan
bahwa potensi keberhasilan implementasi beyond budgeting rendah di PT
Bank
MNC
Internasional,
Tbk.
Kantor
Cabang
Yogyakarta.
Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu prinsip penting
menuju
model
beyond
budgeting.
Akan
tetapi,
kepemimpinan
transformasional yang kuat tanpa diikuti oleh penerapan prinsip-prinsip
beyond budgeting secara penuh tidak akan mendukung keberhasilan
perusahaan dalam mengimplementasikan beyond budgeting. Hal ini
didukung oleh de Waal (2005) yang menyatakan bahwa dalam organisasi
beyond budgeting yang ideal dan sukses, prinsip-prinsip beyond budgeting
harus diimplementasikan secara penuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta memiliki
potensi kesiapan rendah dalam mengimplementasikan beyond budgeting.
Artinya, tidak ada kebutuhan maupun kesiapan organisasi untuk
perubahan proses penganggaran. Banyak hambatan dapat diperkirakan
jika organisasi mengimplementasikan beyond budgeting, terutama pada
kedua belas prinsip beyond budgeting. Organisasi tidak dapat
mengimplementasikan
beyond
budgeting
karena
organisasi
tidak
memiliki wewenang untuk melakukannya.
2. Potensi keberhasilan implementasi beyond budgeting rendah di PT Bank
MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta. Kepemimpinan
transformasional yang kuat tanpa diikuti oleh penerapan prinsip-prinsip
beyond budgeting secara penuh tidak akan mendukung keberhasilan
perusahaan dalam mengimplementasikan beyond budgeting.
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
B. Keterbatasan Penelitian
1.
Pada penelitian ini hanya melibatkan manajer kantor cabang sebagai
responden sehingga data yang diperoleh hanya terbatas pada kantor
cabang.
2.
Penelitian dilakukan secara studi kasus dengan simulasi sehingga
kesimpulan yang didapat hanya berlaku pada objek dan subjek yang
diteliti.
C. Saran
1.
Bagi para peneliti selanjutnya, sebaiknya melibatkan pimpinan kantor
pusat dan kantor cabang sebagai responden agar penelitian selanjutnya
lebih berkembang dari penelitian sebelumnya.
2.
Bagi para peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian secara empiris
pada kantor pusat bank-bank di Indonesia sehingga dapat diketahui
kepemimpinan transformasional menuju kesiapan implementasi beyond
budgeting pada bank-bank di Indonesia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ackoff, R.L. (1999). Transformational Leadership. Strategy & Leadership,
Jan/Feb, pp. 20-25.
Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggarini. (2007). Anggaran Bisnis (Cetakan
Pertama). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Andira
dan Subroto B. (2003). Pengaruh Perilaku Kepemimpinan
Transformasional dan Transaksional terhadap Kinerja Karyawan Lini
Depan Perusahaan Jasa. Jurnal Universitas Sriwijaya.
Bass, B.M. (1985). Leadership and performance peyond expectation. New York:
Free Press.
Bass, B. dan Avolio, B. (2005). Multifactor Leadership Questionnaire Feedback
Report. Published by Mind Garden, Inc.
Bass, Bernard M., & Riggio, Ronald E. (2006). Transformational Leadership.
New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates ,Inc.
Bastian, Indra. (2006). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta:
Erlangga.
Becker, B. E., Mark, A. H., dan Ulrich, D. (2009). The HR Scorecard:
Mengaitkan Manusia, Strategi, dan Kinerja. (Translated Copy).
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Cheung, Millissa F.Y., & Wong, Chi-Sum. (2011). Transformational leadership,
leader support, and employee creativity. Leadership & Organization
Development Journal, Vol. 32 – Iss 7, pp. 656 – 672.
Christensen, Peter. McElravy, Jeff. Miranda, Rowan. (2003). What’s Wrong With
Budgeting?. Government Finance Review, pp. 12-13.
Daum, Jurgen H. (2002). Beyond Budgeting: A Model for Performance
Management and Controlling in the 21st Century?. Newsletter
Controlling and Finance, July Issue.
de Waal, André A. (2005). Is your organisation ready for beyond budgeting?.
Measuring Business Excellence, Vol. 9 – Iss 2 pp. 56 – 67.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Firnanti, Frisak. (2011). Beyond Budgeting-Model Manajemen Alternatif pada
Era Informasi. Jurnal STIE Trisakti.
Garlapati, Narsimba Rao dan Durga, Ramya. (2011). Replacing the Annual
Budget with Rolling Forecasts. Teaneck, NJ: Cognizant
George, Jennifer M. and Jones, Gareth. (2005). Understanding and Managing
Organizational Behavior (4th ed). Upper Saddle River, NJ: Prentice
Hall.
Hansen, Don. R dan Mowen, Maryanne M. (2006). Akuntansi Manajemen
(Penerjemah: Dewi Fitriasari, M.Si dan Deny Arnos Kwary, M. Hum).
Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.
Harahap. (2010). Pengaruh Stres Kerja, Motivasi dan Komunikasi terhadap
Kinerja Karyawan pada Bank Syariah Cabang Padangsidempuan.
Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara.
Hendri, dan Almahdy, Indra. (2012). Analisis Leadership Behaviours pada
Industri Manufaktur. Jurnal Universitas Mercu Buana Jakarta
Hope, J., & Fraser, R. (2003). Beyond Budgeting: How Managers Can Break Free
from the Annual Performance Trap. Boston: Harvard Business School
Press.
Horngren, C., Datar, S., & Rajan, M. (2012). Cost Accounting: A Managerial
Emphasis. Upper Saddle River: Prentice Hall.
Hughes, Richard L. (2006). Leadership: Enhancing The Lesson of Experience.
New York: McGraw-Hill.
Ikhsan, Arfan dan Ishak, Muhammad. (2005). Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:
Salemba Empat.
Jogiyanto. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis (Edisi 2004/2005). Yogyakarta:
BPFE.
Johnson, Shane. (2005). Beyond Budgeting. University of Glamorgan, Paper 3.3.
Mahrofi, Zubi. (2008). Masa Depan di Pundak Beyond Budgeting. Retrieved from
https://rambu.wordpress.com/2008/08/29/masa-depan-di-pundakbeyond-budgeting/
Mahsun, Firma Sulistyowati, Andre Purwanugraha. (2012). Akuntansi Sektor
Publik (Edisi Kedua). Yogyakarta: BPFE.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Muslimatun. (2009). Kepemimpinan Transformasional Bidang Pendidikan dalam
Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada SD Negeri Sudirman
Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Eprints: Walisongo.
Nurhadi, Habsul dkk. (2013). Kepemimpinan dan Perubahan. Retrieved from
http://www.kompasiana.com/habsulnurhadi/kepemimpinan-dan
perubahan_552cc6de6ea834041b8b457a
Özaralli,
Nurdan. (2003).Effects of Transformational Leadership on
Empowerment and Team Effectiveness. Leadership & Organization
Development Journal, Vol. 24 - Iss 6, pp. 335-344.
Patton, M.Q. (2001). Qualitative Research and Evaluation Methods. Thousand
Oaks, CA: Sage Publications.
Pflaeging, Niels, & Borck, Gebhard. (2008). The Case for Transformation. White
Paper: Beta Codex Network.
Pflaeging, Niels (2006). What is Beyond Budgeting. Beyond budgeting Round
Table. Hampshire: UK.
Popper dan Mayseless. (2003). Back to Basics: Applying A Parenting Perspective
to Transformational Leadership. The Leadership Quarterly 14, pp. 4165.
Priyatno, Duwi. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data
Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
Sandalgaard, Niels, & Bukh, Per Nikolaj. (2014). Beyond Budgeting and Change:
A Case Study. Journal of Accounting & Organizational Change, Vol.
10 - Iss 3, pp. 409 – 423.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Method). Bandung: Alfabeta.
Wheatley, M. J. (1997). Goodbye, Command and Control. Leader to Leader, No 5
The Peter F. Drucker Foundation for Non Profit Management.
Yudianti, Fr. Ninik. (2013). Transforming Financial Planning and Control by
Using Beyond Budgeting Concept Case Study in Garment and Mining
Companies in Indonesia. IBEA, International Conference on Business,
Economics, and Accounting. Thailand: Bangkok.
Yudianto, Ivan. (2009). Beyond Budgeting. Working Paper Universitas
Padjajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Yukl, G. (1998). Leadership in Organizations (4th ed). Upper Saddle River, NJ:
Prentice-Hall, Inc.
Yukl, G. (2010). Leadership in Organizations (7th ed). Upper Saddle River, NJ:
Prentice-Hall, Inc.
Zeller, Th.L. dan Metzger, L.M. (2013) Good by Traditional Budgeting, Hello
Rolling Forecast: Has The Time Come?, American Journal of Business
Education, vol. 6, no. 3, May/June, pp. 299 – 310.
Zhu, W., Chew, I., and Spangler, W. (2005). CEO Transformational Leadership
and Organizational Outcomes: The Mediating Role of Human Capital
Enhancing Human Resource Management. The Leadership Quarterly,
vol. 16, pp.39-52.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Prana Djati Ningrum
Nim
: 132222205
Pendidikan
: Mahasiwi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
Memohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk meluangkan waktu mengisi dan menjawab
dengan jujur pernyataan dalam kuesioner yang berkaitan dengan penelitian saya yang berjudul
”Kepemimpinan Transformasional Menuju Kesiapan Implementasi Beyond Budgeting di PT
Bank MNC Internasional, Tbk KC Yogyakarta”.
Peneliti akan menjaga kerahasiaan informasi yang Bapak/ Ibu berikan hanya untuk
kepentingan ilmiah, atas kesediaan dan partisipasi Bapak/ Ibu, penulis mengucapkan terima
kasih.
Yogyakarta, Juli 2015
Peneliti
(Prana Djati Ningrum)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
:
Umur
:
Jabatan
:
Jenis Kelamin
: P/L (coret yang tidak perlu)
Lama Bekerja
:
Setelah saya mendapat penjelasan mengenai penelitian yang dilakukan saudari Prana
Djati Ningrum, mahasiswi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dengan judul ” Kepemimpinan Transformasional Menuju Kesiapan
Implementasi Beyond Budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk KC Yogyakarta”, maka
dengan ini saya tidak keberatan memberikan informasi yang benar sesuai dengan pengetahuan
saya.
Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan agar
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, Juli 2015
Responden
(___________________)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
KUESIONER
BAGIAN I
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Silakan mengisi dan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya
1. Nama
:...............................................................(boleh tidak disebutkan)
2. Jabatan
:□ Kepala Cabang
□ Manajer Personalia
□ Manajer Pemasaran
□ Manajer Keuangan
□ Kepala Divisi
□ Staf
3. Jenis Kelamin
:□ Laki-laki
□ Perempuan
4. Umur
:□ 20-30 tahun
□ 31-40 tahun
□ di atas 40 tahun
5. Lama Menjabat
:□ 0-5 tahun
□ 6-10 tahun
□ di atas 10 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
BAGIAN II
Pada bagian ini Bapak/ Ibu/ Saudara diminta memberi jawaban yang berhubungan dengan
kebutuhan atau kesiapan implementasi beyond budgeting. Dimohon Bapak/ Ibu/ Saudara
untuk memilih salah satu dari tiga jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang (x)
pada kolom jawaban yang telah disediakan yang sesuai dengan persepsi dan kondisi Bapak/
Ibu/ Saudara pada saat ini.
A. Kebutuhan pada Beyond Budgeting
No
Pertanyaan
Jawaban
1
Apakah Anda merasa puas dengan proses
penganggaran di perusahaan saat ini?
2
Apakah perusahaan tempat Anda bekerja siap Tidak Siap
untuk mengubah proses penganggaran?
Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Siap
Siap
B. Status Organisasi/ Perusahaan
No
Pertanyaan
1
Sampai sejauh mana
terdesentralisasi saat ini?
2
Apakah mungkin untuk mengimplementasikan
(lebih lanjut) desentralisasi?
3
Jawaban perusahaan
Anda
Tidak
Sama
Sekali
Sebagian
(Hampir)
Sepenuhnya
Tidak
Mungkin
Cukup
Mungkin
Mungkin
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk Tidak Siap
melaksanakan desentralisasi?
Cukup Siap
Siap
4
Sampai sejauh mana manajer level menengah Tidak Ada
memiliki tingkat kebebasan untuk mengambil
keputusan secara mandiri?
Terbatas
Besar
5
Apakah mungkin memperbesar
manajer untuk bertindak?
Cukup
Mungkin
Mungkin
6
Apakah manajemen senior di perusahaan siap Tidak Siap
untuk mendelegasikan wewenang?
Cukup Siap
Siap
wewenang
Tidak
Mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
No
Pertanyaan
Jawaban
7
Sampai sejauh mana target dinamis di perusahaan
Semua
tempat Anda bekerja (misalnya, target dapat
target
disesuaikan naik atau turun, tergantung pada ditentukan
keadaan)?
dan tetap
Beberapa
target
dinamis
Semua
target
dinamis
8
Apakah mungkin untuk mengenalkan target yang
dinamis?
Cukup
Mungkin
Mungkin
9
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk Tidak Siap
mengenalkan target yang dinamis?
Cukup Siap
Siap
10
Sampai sejauh mana perusahaan Anda saat ini
berfokus pada nasabah?
Hampir
Tidak
Fokus
Sebagian
Sangat
Fokus
11
Apakah mungkin untuk mengimplementasikan
struktur berfokus pada nasabah?
Tidak
Mungkin
Cukup
Mungkin
Mungkin
12
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk Tidak Siap
mengimplementasikan struktur berfokus pada
nasabah?
Cukup Siap
Siap
13
Sampai sejauh mana gaya manajemen yang
Hampir
berlaku di perusahaan Anda bisa dideskripsikan Tidak Bisa
sebagai pembinaan (coaching)?
Sebagian
Sangat Bisa
14
Apakah
mungkin
mengembangkan
manajemen pembinaan (coaching)?
Cukup
Mungkin
Mungkin
15
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk Tidak Siap
melakukan pengembangan gaya manajemen
pembinaan (coaching)?
Cukup Siap
Siap
16
Sampai sejauh mana target di perusahaan Anda
ditentukan relatif terhadap persaingan?
Tidak ada
target
yang
relatif
Beberapa
Semua
target relatif target relatif
17
Apakah
mungkin
penetapan target relatif?
Tidak
Mungkin
18
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk Tidak Siap
melakukan penetapan target relatif?
gaya
mengimplementasikan
Tidak
Mungkin
Tidak
Mungkin
Cukup
Mungkin
Mungkin
Cukup Siap
Siap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No
Pertanyaan
Jawaban
19
Sampai sejauh mana proses penetapan strategi di
perusahaan Anda terus menerus dan dari bawah ke
atas (bottom-up)?
Tahunan,
dari atas
ke bawah
(topdown)
Tahunan,
dari bawah
ke atas
(bottom-up)
atau
fleksibel,
dari atas ke
bawah (topdown)
Fleksibel,
dari bawah
ke atas
(bottom-up)
20
Apakah mungkin membuat proses penetapan
strategi terus menerus dan dari bawah ke atas
(bottom-up)?
Tidak
Mungkin
Cukup
Mungkin
Mungkin
21
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk Tidak Siap
melakukan proses penetapan strategi terus
menerus dan dari bawah ke atas (bottom-up)?
Cukup Siap
Siap
22
Sampai sejauh mana perusahaan Anda
menggunakan rolling forecasts yang melihat enam
kuartal ke depan?
Tidak
sama
sekali
Terbatas
Secara
Penuh
23
Apakah mungkin mengimplementasikan rolling
forecasts yang melihat enam kuartal ke depan?
Tidak
Mungkin
Cukup
Mungkin
Mungkin
24
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk Tidak Siap
melakukan implementasi rolling forecasts?
Cukup Siap
Siap
25
Bagaimana sumber
perusahaan Anda?
di
Atas dasar
anggaran
Atas dasar
rencana
investasi
yang
sebelumnya
dibuat
Pada waktu
dan tempat
di mana
dibutuhkan
26
Apakah mungkin mengimplementasikan proses
alokasi yang lebih fleksibel, berdasarkan pada
rencana bisnis berkualitas baik?
Tidak
Mungkin
Cukup
Mungkin
Mungkin
27
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk Tidak Siap
membuat proses alokasi lebih fleksibel?
Cukup Siap
Siap
28
Sampai sejauh mana perusahaan Anda saat ini
memiliki proses pasokan informasi manajemen
yang efisien dan efektif, termasuk seperangkat
indikator keuangan dan non-keuangan?
Terbatas
Secara
Penuh
daya
dialokasikan
Tidak
sama
sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No
Pertanyaan
Jawaban
29
Apakah mungkin memperbaiki proses pasokan
informasi manajemen?
30
Tidak
Mungkin
Cukup
Mungkin
Mungkin
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk Tidak Siap
melakukan perbaikan proses pasokan informasi
manajemen?
Cukup Siap
Siap
31
Sampai sejauh mana perusahaan Anda
menggunakan struktur penghargaan (reward)
berdasarkan pada kombinasi penghargaan
individu dan kelompok?
Tidak
sama
sekali
Untuk
beberapa
level
manajemen
Untuk
keseluruhan
perusahaan
32
Apakah mungkin mengimplementasikan struktur
berdasarkan pada hasil individu dan kelompok?
Tidak
Mungkin
Cukup
Mungkin
Mungkin
33
Apakah orang-orang dalam perusahaan siap untuk Tidak Siap
mengimplementasikan struktur berdasarkan pada
hasil individu dan kelompok?
Cukup Siap
Siap
C. Prasyarat Keberhasilan Implementasi
No
Pertanyaan
Jawaban
1
Apakah perusahaan tempat Anda bekerja
bagian dari perusahaan yang lebih besar
atau group perusahaan?
2
Apakah perusahaan tempat Anda bekerja
Tidak
berwenang untuk adaptasi dan mengubah
berwenang
proses penganggaran?
untuk adaptasi
penganggaran
Bukan bagian
dari entitas
yang lebih
besar
Bagian dari
entitas yang
lebih besar
Bukan bagian
dari entitas
yang lebih
besar atau
bagian dari
entitas yang
lebih besar
Wewenang
terbatas untuk
adaptasi
penganggaran
Berwenang
untuk adaptasi
penganggaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
BAGIAN III
Pada bagian ini Bapak/ Ibu/ Saudara diminta memberi jawaban yang berhubungan dengan
kepemimpinan transformasional. Dimohon Bapak/ Ibu/ Saudara untuk memilih salah satu dari
lima jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang (x) pada kolom jawaban yang
telah disediakan yang sesuai dengan persepsi dan kondisi Bapak/ Ibu/ Saudara pada saat ini.
Tiap pernyataan mempunyai lima alternatif jawaban yaitu:
Sering Sekali
(SS)
Cukup Sering
(CS)
Kadang-Kadang
(K)
Hampir Tidak Pernah
(HTP)
Tidak Pernah
(TP)
A. Pengaruh Ideal: Atribut
No
Pernyataan
1
Bangga mengajak orang lain untuk bergabung dengannya
2
Meninggalkan kepentingan pribadi untuk kebaikan
kelompok
3
Bertindak dalam cara-cara yang membuat orang lain
menghargainya
4
Menunjukkan kekuasaan dan percaya diri
SS
CS
K HTP
TP
SS
CS
K HTP
TP
B. Pengaruh Ideal: Perilaku
No
Pernyataan
5
Membicarakan tentang nilai-nilai dan keyakinan yang
dianggap paling penting
6
Menetapkan pentingnya memiliki fokus pada tujuan
7
Mempertimbangkan moral dan konsekuensi etika dari
keputusan
8
Menekankan
pentingnya
kebersamaan dalam misi
untuk
memiliki
rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
C. Motivasi Inspirasional
No
Pernyataan
9
Bicara optimis tentang masa depan
10
Bicara dengan antusias tentang apa yang perlu dicapai
11
Mengucapkan visi masa depan yang memotivasi
12
Mengekspresikan dengan percaya diri bahwa tujuan akan
tercapai
SS
CS
K HTP
TP
SS
CS
K HTP
TP
SS
CS
K HTP
TP
D. Stimulasi Intelektual
No
Pernyataan
13
Menguji kembali asumsi-asumsi kritis apakah sudah
sesuai terhadap pertanyaan
14
Mencari perspektif yang berbeda ketika memecahkan
masalah
15
Mengajak orang lain melihat permasalahan dari sudut
yang berbeda
16
Menyarankan cara-cara baru dengan memperlihatkan
bagaimana tugas-tugas diselesaikan
E. Pertimbangan Individu
No
Pernyataan
17
Meluangkan waktu untuk mengajar dan membina
18
Memperlakukan orang lain sebagai individu, bukan
hanya sebagai anggota kelompok
19
Mempertimbangkan masing-masing individu yang
memiliki perbedaan kebutuhan, kemampuan, dan aspirasi
dari yang lain
20
Membantu orang lain untuk mengembangkan kekuatan
mereka
“terima kasih atas partisipasinya”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Download