ISBN : 978-602-73060-1-1 FORMULASI PASTA GIGI MENGGUNAKAN SERBUK CANGKANG TELUR SEBAGAI SUMBER KALSIUM KARBONAT Yulianis1, Rahmadevi1, Ristiyani1 1 Program Studi Farmasi, STIKES Harapan Ibu, Jl. Tharmizi No. 71 Pakuan baru Jambi Email: [email protected] ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan cangkang telur yang digunakan sebagai bahan pengganti sumber kalsium karbonat pada pasta gigi. Berdasarkan pengujian kadar kandungan kalsium karbonat dalam serbuk cangkang telur sebesar 93,7%. Sediaan pasta gigi yang dibuat yaitu F0 (Pembanding kalsium karbonat 63%), F1 (Serbuk cangkang telur 63%), F2 (Serbuk cangkang telur 61%), F3 (Serbuk cangkang telur 65%). Pasta gigi yang di hasilkan dievaluasi secara organoleptis, sediaan yang dibuat menghasilkan warna merah muda, sediaan yang di hasilkan homogen, daya menyebar yang dihasilkan sediaan pasta gigi mampu pertahankan bentuknya seperti pasta gigi yang beredar dipasaran, uji stabilitas menghasilkan sediaan yang memberikan kesetabilan yang baik, pH yang dihasilkan masih berada pada range pH mulut, uji aseptabilitas dihasilkan respon yang positif dari konsumen, uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi, kriteria penilaian daya hambat yaitu dengan mengukur zona bening atau zona hambat disekitar lubang (sumur). Hasil penelitian menunjukan pasta gigi yang baik yaitu formula F2. Kata kunci : Kalsium karbonat, serbuk cangkang telur, pasta gigi ABSTRACT Has done research on the use of waste egg shells are used as a substitute source of calcium carbonate in the toothpaste. Based on the assay content of calcium carbonate in the egg shell powder at 93.7%. Preparations made toothpaste that F0 (Comparative calcium carbonate 63%), F1 (Powdered eggshell 63%), F2 (Powdered eggshell 61%), F3 (Powdered eggshell 65%). Toothpaste that produced organoleptic evaluated, preparations were made to produce a pink color, which is derived homogeneous preparations, The resulting power stocks spreads able to maintain its shape toothpaste like toothpaste on the market, generating stability test preparations which give stability the good, the pH of the resulting still be in the range pH of the mouth, acceptability test produced a positive response from customers, test the antibacterial activity using the diffusion method, assessment criteria, namely by measuring inhibition clear zone or zone of inhibition around the holes (wells). The results showed that a good toothpaste formulas F2. Keywords : Calcium carbonate, egg shell powder, toothpaste PENDAHULUAN Cangkang telur adalah sampah dibuang percuma, hanya sedikit yang memanfaatkannya sebagai limbah bernilai tinggi. Cangkang telur tersusun dari 94% CaCO3, 1% MgCO3, 1% Ca3(PO4)2, dan 4% sisanya adalah bahan organic (Chumlong, 2007). Kandungan kalsium kabonat yang tinggi dalam cangkang telur dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pasta gigi yang berfungsi untuk menghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi dan juga membantu menghilangkan diskolorisasi pada gigi. Pada umumnya, hampir separuh dari total berat pasta gigi adalah kalsium karbonat (Zulti, 2008). Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 289 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 Pasta gigi merupakan bahan yang berfungsi sebagai media bagi zat aktif penghilang bakteri dan plak (antiplak) yang di gunakan pada permukaan gigi. Penambahan zat aktif pada pasta gigi bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan sebagai program pencegahan kerusakan gigi. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dikembangkan bahan yang dapat ditambahkan ke dalam pasta gigi (Adrianto, 2012). Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan membuat pasta gigi menggunakan serbuk cangkang telur sebagai sumber kalsium karbonat sebagai abrasif, atau bahan untuk membersihkan kotoran pada gigi (Mutmainnah, 2013). METODE Tabel 1. Formulasi Pasta Gigi Jumlah Bahan dalam Formula (%) Bahan F3 F1 F2 F+ CaCO3 63 Serbuk cangkan 63 61 65 g telur Na. lauril 13.6 13.6 13.6 13.6 sulfat Sakarin 0.9 0.9 0.9 0.9 Gliserin 13.6 13.6 13.6 13.6 Ol. MP Aq. dest. ad 1.8 1.8 1.8 1.8 100 100 100 100 (C.M.N dan FI) Pembuatan serbuk cangkang telur. Sampel cangkang telur di kumpulkan, Cangkang telur dibersihkan dari membran yang tersisa, cangkang telur kemudiaan direbus selama 15 menit lalu di oven selama 2 jam pada suhu 60oC sampai berat konstan, cangkang telur didinginkan kemudian digiling dengan mortar dan diayak dengan ayakan 80 mesh. Evaluasi sediaan pasta gigi. o Evaluasi organoleptis (Pengamatan terhadap bentuk,warna, bau dan rasa). o Pengukuran pH. Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan cara sediaan pasta ditimbang sebanyak 1 gram dan diencerkan dengan aquades 10 ml. Elektroda pHmeter dicelupkan ke dalam sampel krim yang telah diencerkan hingga pada monitor jarum menunjukkan angka yang stabil. o Uji daya sebar. Evaluasi ini dilakukan dengan dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri rentang waktu 1 – 2 menit. kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar (dengan waktu tertentu secara teratur) evaluasi ini dilakukan sebanyak 3 kali percobaan. o Evaluasi Homogenitas. Pasta yang akan diuji di letakkan di atas kaca diantara 2 lapisan kaca untuk diamati homogenitasnya. Sediaan dikatakan homogen jika tidak ada butiran pada sediaan. Evaluasi aseptabilitas sediaan. Evaluasi ini dilakukan dengan berbagai orang yang di beri suatu questioner tentang beberapa kriteria pasta yang dicobakan. Uji aktivitas antibakteri o Pengambilan bakteri dari gigi yang positif menderita karies. Gigi yang diguga mengandung bakteri diambil dengan menggunakan cotton bud stril. Kemudian strike pada Nutrient Agar (NA) yang sudah membeku pada cawan petri. Kemudian inkubasi selama 18 – 24 jam pada incubator. Setelah diinkubator kemudian diambil satu koloni untuk dikembangkan dalam nutrient Broth (NB). Kemudian di incobatir selama 18 – 24 jam dalam incubator shake. o Uji aktivitas pasta gigi terhadap bakteri a. Pembuatan suspensi bakteri uji. Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu dibuat suspensi bakteri uji. Dari kultur murni, bakteri diambil dengan ose lalu disuspensikan dalam 20 ml Nutrient Broth (NB) yang sudah steril, lalu diikubator shake selama 18 – 24 jam pada suhu 37 0C. Kemudian dilakukan pengukuran kekeruhan dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS dengan panajng gelombang 580 nm, sehingga menghasilkan transmitan 25% sesuai standar 0,5 Mc Farland (setara 1,5 x 108 cfu/mL). Suspensi dan media Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 290 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 dituang kedalam cawan petri dan dihomogenkan dengan cara memutarmutar cawan petri dengan arah berlawanan. Kemudian diamkan beberapa saat sampai media memadat. b. Pengujian aktivitas antibakteri pada pasta gigi. Media yang telah memadat dibuat lima lubang (sumur) secara aseptis dengan diameter 7mm dan dimasukan sediaan uji sebanyak 0.1gr kedalam sumur, dinginkan di suhu 00C selama 30 menit, kemudian didiamkan disuhu ruangan 15 menit, lalu diinukbasi didalm inkubator (Memmert) suhu 37 0C selama 18 – 24 jam. Kriteria penilaian daya hambat yaitu dengan mengukur zona bening atau zona inhibisi disekitar lubang (sumur) dengan menggunakan caliper secara vertical, horizontal dan diagonal, kemudian dirata-ratakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penentuaan kadar kalsium karbonat dari serbuk cangkang telur dengan menggunakan difraksi sinar-X hasil menunjukan bahwa serbuk cangkang telur mengandung 93,7 % kalsium karbonat, (Suharyana. 2012), hal ini menunjukan bahwa serbuk cangkang telur dapat digunakan untuk menggantikan kalsium karbonat. pasta gigi yang baik setelah dievaluasi. Pemeriksaan organoleptis bertujuan untuk melihat perubahan warna, bau, rasa dan bentuk, pemeriksaan homogenitas bertujuan untuk melihat penyebaran zat aktif dalam sediaan, pemeriksaaan pH utuk melihat perubahan pH dan apakah sesuai untuk pemakaian pada mukosa mulut. Data pengamatan menunjukan hasil evaluasi organoleptis sediaan menunjukan bahwa sediaan F0 memiliki tekstur yang sangat lembut, sedangkan untuk F1, F2, F3 memiliki tekstur yang kurang lembut dibandingkan F0 Formula sediaan F0, F1, F2, F3 berwarna merah muda. Semua formula pasta gigi yang menunjukkan bau yang sama yaitu berbau mint. Homogenitas pada pasta gigi serbuk cangkang telur dilakukan dengan mengoleskan pada kaca objek dan memperhatikan adanya bagian-bagian yang terpisah. Hasil pengamatan homogenitas maka didapatkan tidak adanya perbedaan homogenitas terhadap pasta gigi. Selain itu juga tidak terjadi adanya pemisahanpemisahan antara bahan serbuk cangkang telur dengan bahan tambahan pasta pasta itu sendiri tidak terlihat. Dari hasil pengamatan stabilitas dipercepat yang dilakukan selama 21 hari pada suhu yang berbeda yaitu suhu 0oC, 25 oC, dan 40 o C, artinya selama produksi, distribusi dan penyimpanan oleh konsumen pasta gigi tidak mengalami adanya perubahan warna, bau, dan bentuk dari sediaan. Pemeriksaan daya menyebar sediaan pasta gigi dilakukan dengan metode ekstensiometer. Prinsip nya adalah dengan menghitung pertambahan luas yang diberikan oleh sediaan apabila diberikan berat tertentu (Hartono, 2013). Gambar 1. Grafik kandungan serbuk cangkang telur di lihat dari XRD Formula dibuat dengan berbagai formula yaitu F+ (serbuk standar CaCO3), sedangkan F1, F2 dan F3 merupakan formula dengan kandungan serbuk cangkang telur sebanyak berturut-turut 63, 61 dan 65 %. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan formula Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 291 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0.57 0.56 0.52 0.48 0.47 0.65 0.62 0.62 0.56 0.56K+ F0 0.36 0.34 0.31 0.3 0.24 F1 F2 F3 1 gram 2 gram 5 gram Gambar 5. Grafik nilai uji daya menyebar pasta gigi serbuk cangkang telur Dari hasil pemeriksaan terlihat bahwa peningkatan jumlah kalsium karbonat membuat penurunan daya menyebar sediaan. Hal ini dikarenakan semakin banyak jumlah kalsium karbonat dalam sediaan maka akan membuat sedian semakin padat. Uji ini dilakukan untuk mengetahui masa pasta gigi yang dibuat, dimana pasta gigi yang baik adalah yang mudah dikeluarkan dari wadah nya dan mampu mempertahankan bentuknya pada bulu sikat gigi sesaat sebelum digunakan. Berdasarkan pemeriksaan pH pasta gigi yang dihasilkan harus berada pada range pH mulut, agar tidak menimbulkan iritasi pada mukosa mulut, pH normal mulut yaitu berda dalam range 4,9 – 10,5 (Harmely, et al., 2011). Dari hasil penelitian diperoleh pH dari setiap masing – masing formula yaitu 9,24 – 9,46 sehingga jika digunakan tidak menimbulkan iritasi pada mukosa mulut. Tabel 2. Uji Stabilitas Sediaan Pasta Gigi Penyimpanan pada suhu 25oC Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 F1 9,38 9,32 9,41 9,29 9,37 9,40 9,37 9,42 pH F2 9,40 9,36 9,29 9,37 9,39 9,37 9,41 9,38 F3 9,41 9,40 9,32 9,36 9,40 9,38 9,34 9,28 F4 9,40 9,42 9,30 9,38 9,35 9,32 9,37 9,30 Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 9,38 9,35 9,35 9,37 9,30 9,40 9,38 9,40 9,38 9,32 9,31 9,28 9,30 9,40 9,28 9,30 9,36 9,40 9,37 9,34 9,40 9,38 9,31 9,32 9,31 9,29 9,36 9,40 9,38 9,30 9,35 9,40 9,36 9,40 9,34 9,40 9,34 9,30 9,27 9,34 9,31 9,36 9,29 9,35 9,38 9,32 9,40 9,29 9,28 9,30 9,26 9,30 Uji Aseptabilitas merupakan parameter yang penting untuk melihat kesukaan dan penerimaan konsumen terhadap produk. Pada penelitian ini dilakukan uji organoleptik dengan responden adalah mahasiswa yang berjumlah 10 orang. Uji ini meliputi uji warna, aroma, tekstur dan homogenitas dari pasta gigi serbuk cangkang telur. Dari hasil total skor uji kuesioner menunjukan bahwa sediaan pasta gigi dari cangkang telur ini memiliki respon yang positif dari konsumen sehingga dapat disimpulkan pasta gigi ini aman untuk digunakan. Tabel 3. Uji Aseptabilitas Sediaan Bahan Bentuk Warna Bau Tekstur sediaan Mudah dikeluarkan dari kemasan Mudah dioles pada sikat gigi Ada busa saat digunakan Ada rasa segar saat digunakan Hilangkan Kotoran dimulut Rasa nyaman setelah digunakan F1 72.5 70 77.5 70 85 % Kesukaan Konsumen F3 F2 F+ 70 70 70 70 85 85 80 77.5 60 60 60 80 80 80 80 75 75 75 75 77.5 77.5 77.5 77.5 75 75 75 75 75 75 75 75 70 70 70 70 292 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 UCAPAN TERIMAKASIH Pada pengujian antibakteri digunakan metode difusi agar karena metode ini cukup sederhana dimana untuk penegamatannya tidak memerlukan peralatan khusus, cukup dengan mengamati dan mengukur diameter zona bening sebagai indikator adanya hambatan pertumbuhan bakteri. Bakteri dari penderita karies digunakan karena mudah didapatkan dan tidak membutuhkan penanganan yang sulit. Uji aktivitas antibakteri menunjukan bahwa sediaan pasta gigi yang berasal dari cangkang telur ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Diameter hambat terbesar ada pada F2 yaitu 1,41cm. Berdasarkan hasil evaluasi sediaan pasta gigi diketahui formula yang sangat baik yaitu pada F2 dimana stabil pada suhu penyimpanan, memiliki pH antara 9,23 – 9,45. Berdasarkan uji aktivitas antibakteri formula F2 memilik daya hambat bakteri yang besar yaitu 1,41 cm. 2.5 1.38 1.5 1.28 1.41 DAFTAR PUSTAKA Adrianto, Angerwaspodo, D. 2012 : Uji Daya Antibakteri Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyanthaWight) Dalam Pasta Gigi Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans. (Skripsi). Universitas Jember. Jawa Timur Ansel, H.C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press. Jakarta. Chumlong, Arunlertaree. 2007 : Penjerapan Logam Pb dari Limbah Baterai Dengan Cangkang Telur.(Songklanakarin Journal Sains Teknologi) 2.23 2 Terimakasih diucapkan kepada : 1. Bapak Aguspairi, S.Kp, M.Kep. sebagai Ketua STIKES Harapan Ibu. 2. Ibu Rahmadevi,M.Farm,Apt atas kerjasama dan petunjuknya dalam penyelesaian penelitian ini. 3. Ristiyani atas semangat dan kerjanya dalam penelitian ini. 1.28 Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. 1 0.5 Departemen Kesehatan RI. Indonesia. 1996. 0 Gambar 2. Grafik hubungan daya hambat sediaan pasta gigi terhadap bakteri. KESIMPULAN Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa serbuk cangkang telur dapat digunakan sebagai pengganti sumber kalsium karbonat, yang dapat digunakan untuk membuat sediaan pasta gigi. Sediaan pasta gigi yang baik yaitu formula F2 dengan konsentrasi serbuk cangkang telur 61%. Dari hasil evaluasi sediaan pasta gigi sediaan ini memenuhi persyaratan sediaan pasta yang disukai konsumen. Formularium Jakarta Hartono, R., 2013. Studi Komposisi Pasta Gigi detergen dan Pasta Gigi Non detergen terhadap Pertumbuhan Plak dan Sekresi Saliva. (Skripsi).Fakultas Kedokteran gigi. Universitas Hassanudin. Makasar.,15,20. Harmely, F., Lucida, H danMukhtar M.H. 2011. Efektifitas bromelain kasar dari batang nenas (Ananas Comosus L. Merr) sebagai antiplak dalam pasta gigi. (Skripsi) 14-20. Mutmainnah, M. 2013. Yang Mengandung Dalam Mengurangi Pada Gingivitis Pengaruh Pasta Gigi Ekstrak Daun Sirih Plak Dan Gingivitis Marginalis Kronis. Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 293 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 (Skripsi). Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Hassanuddin. Makasar. Rahmawati, Wenny. 2014 : Fortifikasi Kalsium Karbonat Cangkang Telur Pada Pembuatan Cookies (Kajian onsentrasi Tepung Cangkang Telur Dan Baking Powder). Jurnal. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP. Universitas Brawijaya. Malang. Suharyana. 2012 . Dasar-Dasar Dan Pemanfaatan Metode Difraksi Sinar-X. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Zulti, Fifia. 2008. Spektroskopi Inflamerah, Serapan Atomik, Serapan Sinar Tampak dan Ultraviolet Hidroksiapatik dari Limbah Cangkang Telur. (Skripsi). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Insitut Pertanian Bogor. Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 294 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia