jurnal riset komunikasi 47 pelaksanaan special event

advertisement
PELAKSANAAN SPECIAL EVENT CULTURE FOR PEACE DALAM
MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN GENERASI MUDA TERHADAP
KEBUDAYAAN BANGSA
-----------------------------------------------------------------------------------------------------SPECIAL EVENT CULTURE FOR PEACE IN GROWING YOUTH BELIVE
ON NATION CULTURE
Rio Firman Ramadhan,
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Email: [email protected]
Hanny Hafiar,
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran
Kokom Komariah
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan riset, perencanaan, desain,
koordinasi, dan evaluasi yang dilakukan oleh panitia pelaksana CIOFF Indonesia dalam
mengadakan special event “Culture for Peace” dalam meningkatkan Awareness terhadap
CIOFF Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan jenis data kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara mendalam, observasi, studi pustaka, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa bentuk riset yang dilakukan oleh panitia pelaksana “Culture for Peace”
adalah wawancara dengan berbagai organsiasi budaya yang melakukan kegiatan
kebudayaan di daerahnya, hal ini dilakukan untuk menentukan jenis acara dan bagaimana
pengemasan konsep yang harus dilakukan oleh CIOFF Indonesia sesuai dengan tema
Culture for Peace yang diwujudkan dalam konten acara, pencahayaan, warna dan pengisi
acara yang mewakili keberagaman kebudayaan Indonesia. Untuk menjaga koordinasi dalam
tim maka dilakukan rapat besar dan rapat koordinasi secara rutin, selain itu juga koordinasi
dilakukan dengan pihak eksternal. Hasil evaluasi pada special event “Culture for Peace”
bisa dilihat dari jumlah peserta yang datang, media exposure yang cukup tinggi dan respons
penonton yang baik.
Kata kunci : Cioff, Cioff Indonesia, Manajemen Special Event, Awareness
JURNAL RISET KOMUNIKASI
47
ABSTRACT
The aim of this study is to describe the research, planning, design, coordination and
evaluation by committee CIOFF Indonesia in organizing “Culture for Peace” special event
in an effort to improve Awareness culture preserve. The method in this study is descriptive
with qualitative data. While the method in the data collection are in depth interviews,
literature studies, and documentations studies. The result of this study suggest that the type of
public research is rating to determine the right location and concept which fit with current
theme Culture for Peace which are manifested in content, lighting, color, and performers. To
mantain the coordination in team, they held a weekly meeting, as well as mantaining
coordination with external parties. Evaluation results can be seen from the acquisition of a
audiences attendance, , and media exposure, and good respons from many people.
Keywords: CIOFF Indonesia, Management Special Event, Awareness
JURNAL RISET KOMUNIKASI
48
dari bangsa yang berbeda. Hal ini
PENDAHULUAN
adalah
CIOFF merupakan organisasi
non-profesi dan organisasi budaya
internasional, sesuai pengertian yang
ditentukan oleh UNESCO. Saat ini
CIOFF sendiri sudah menjadi partner
resmi UNESCO. CIOFF Indonesia
berdiri pada tanggal 10 Agustus 1981
dan bekerjasama dengan sanggarsanggar tari, institusi pendidikan, dan
organisasi serupa, serta didukung
oleh pemerintah Indonesia, sebagai
dengan
Target sasaran dari event ini adalah
generasi
for
“Kita memfokuskan event
Culture for Peace ini kepada
anak muda SMA dan kuliah
dari rentang 17-24 tahun
yang
belum
pernah
melakukan
kegiatan
pelestarian
budaya
dan
tampil di luar negeri di
festival internasional.”1
Target sasaran dari event ini
adalah anak muda dari rentang 17-24
tahun yang belum pernah mengikuti
kegiatan pelestarian budaya, hal ini
didasari oleh bahwa semua program
misi budaya CIOFF Indonesia diikuti
Peace,
merupakan kegiatan yang diadakan
oleh anak muda untuk menjadi
pesertanya.
sesuai dengan tujuan kerja UNECSO
dan
CIOFF
dari
misi
adalah
khalayak Culture for Peace:
negara lainnya. Dalam hubungannya
Culture
berikut
CIOFF Indonesia mengenai target
di luar negeri bersama CIOFF dari
Special EventCulture for Peace.
muda,
pernyataan Raras Tatachi selaku PR
grup yang mengikuti festival budaya
UNESCO maka diselenggerakanlah
Kaya,
tanggal 14 November 2015.
melakukan kegiatan mengirim 5 – 15
hari jadi CIOFF Indonesia dan
Indonesia
hari jadinya. Acara ini diadakan pada
telah
tanah air sendiri, bertepatan dengan
Galeri
Grand Indonesia untuk merayakan
UNESCO.
dengan kegiatan CIOFF Indonesia di
untuk
oleh UNESCO untuk bekerjasama
121 negara dan menjadi partner dari
Indonesia
kehormatan
CIOFF Indonesia yang dipercaya
LSM internasional yang berada di
CIOFF
suatu
bahwa
Hasil
diharapkan
dari
bisa
kegiatan
ini
meningkatkan
kedamaian dunia bisa dicapai melalui
budaya.
Budaya
adalah
bahasa
efektif untuk menyatukan perspektif
1
Wawancara dengan Raras Tatachi PR
CIOFF Indonesia, November 2015
JURNAL RISET KOMUNIKASI
49
awareness
terhadap
Indonesia
di
festival
Internasional dan upaya kita
untuk menanggulangi hal
tersebut adalah mengajak
generasi muda untuk lebih
tertarik untuk melakukan
pelestarian budaya Indonesia
dengan
memperlihatkan
mereka tentang kegiatan kita
di event Culture for Peace
ini.3
CIOFF
Indonesia di kalangan generasi muda,
Said
Rachmat
pernyataannya
terkait
memberikan
hasil
dari
eventCulture for Peace ini:
“Respon publik sih terakhir
kita lihat positif semua ya
termasuk di liputan media
dan respon langsung dari
peserta yang datang, seperti
yang dikatakan raras banyak
orang tua peserta yang
tertarik kepada kegiatan kita
dan bertanya apa anak
mereka bisa ikut kegiatan ini,
dan untuk sekarang mulai
adanya
peningkatan
terhadap peserta program
misi budaya kita di insitutusi
pendidikan yang kita ajak”2
Nur Kusuma Ngarasati, pelatih
tari sekaligus perwakilan CIOFF
Indonesia, mengungkapkan:
“Kebudayaan
Indonesia
mengalami masalah yang
tidak jauh berbeda dengan
Negara berkembang lainnya,
dan beliau mengungkapkan
bahwa tujuan event yang
diadakan CIOFF agar anak
muda dan remaja bisa
melestarikan
kebudayaan
tradisional Indonesia melalui
kegiatan misi budaya kita.
Kita berharap juga ke
depannya yang ikut bisa
menyebarkan ke temantemannya jadi semakin bisa
tersebar luas”4
Pada bagian selanjutnya. Said
Rachmat yang merupakan Direktur
CIOFF Indonesia juga mengatakan
tentang alasan diadakan eventCulture
for Peace ini:
“Kita melihat dari sudut
pandang sebagai praktisi
seni
bahwa
mulai
berkurangnya ketertarikan
generasi muda dalam upaya
melestarikan budaya melalui
CIOFF itu sendiri, dari data
yang
ada
mulai
berkurangnya peserta yang
ikut dalam kegiatan-kegiatan
misi budaya CIOFF yang
menawarkan program misi
budaya
untuk
mewakili
2
Wawancara dengan Said Rachmat Director
Culture for Peace, November 2015
CIOFF Indonesia mulai melihat
fakta
dilapangan
kurangnya
bahwa
ketertarikan
mulai
generasi
muda dalam mengikuti kegiatan
CIOFF
dalam
program
misi
3
Wawancara dengan Said Rachmat Director
Culture for Peace, November 2015
4
Wawancara dengan Nur Kusuma Ngarasati
Pelatih tari CIOFF Indonesia, November
2015
JURNAL RISET KOMUNIKASI
50
budayanya hal ini menurut salah satu
member
CIOFF
Indonesia
bisa
Dalam
Manajemen
Special
disebabkan oleh kurangnya kegiatan
EventCulture for Peace ini, panitia
CIOFF
dalam
melakukan lima tahap manajemen
memperkenalkan organisasi mereka
event yang terdiri dari Riset, desain,
ke generasi muda di Indonesia.
perencanaan,
Berikut pernyataan Ghina Aulia yang
evaluasi.
merupakan
Berikut penjelasan mengenai tahap
Indonesia
member
CIOFF
Indonesia
riset
“ Kita itu pada tahun 2015
mengadakan dua acara di
Jakarta dan salah satunya
adalah Special EventCulture
for Peace ini, kegiatan ini
diadakan
sehubungan
dengan hari jadinya CIOFF
Indonesia dan UNESCO
dalam menjalin kerjasama
yang
telah
berlangsung
selama 20 tahun lebih dan
dengan tujuan juga untuk
mengajak masyarakat, anak
muda khsusnya untuk turut
melestarikan
budaya
Indonesia yang beraneka
ragam. Hal ini juga menjadi
perhatian kita karena kita
lebih
sering
melakukan
kegiatan mengirim grup ke
luar negeri untuk mengikuti
festival budaya di luar
negeri, sementara kita jarang
melakukan kegiatan yang di
Indonesia, jadi ini juga
semacam kegiatan yang
memberitahu
kepada
masyarakat bahwa CIOFF
Indonesia
juga
turut
mengajak anak muda untuk
ikut melestarikan budaya.”5
5
Wawancara dengan Ghina Aulia CIOFF
Indonesia member, November 2015
yang
koordinasi
dilakukan
dan
CIOFF
Indonesia dalam event ini menurut
Said Rachmat:
“Kita melakukan riset pada
kegiatan organisasi seni lain
di luar negeri yang bisa
menyelenggarakan banyak
kegiatan kepedulian budaya,
cara yang kita lakukan
adalah
mewawancarai
beberapa
penyelenggara
festival internasional saat
ada grup yang kita kirim
kesana untuk melakukan
wawancara kegiatan apa
yang mereka lakukan sebagai
organisasi budaya dalam
membuat
event
untuk
mengenalkan
organisasi
mereka ke masyarakat di
negaranya”6
Riset awal dalam event ini
adalah wawancara yang dilakukan
panitia kepada penyelenggara event
internasional saat mereka mengirim
perwakilan saat
melakukan misi
budaya di negara tersebut riset
6
Wawancara dengan Said Rachmat Director
Culture for Peace, November 2015
JURNAL RISET KOMUNIKASI
51
tersebut bertujuan untuk mengetahui
Grand Indonesia pada hari Sabtu 14
kegiatan apa yang cocok untuk
November 2015, hal ini didasari dari
dilakukan oleh organisasi budaya
tempat lokasi yang strategis bagi
dalam
CIOFF Indonesia dalam menargetkan
menyelenggarakan
sebuah
event.
sasaran sekolah untuk meningkatkan
Awareness
terhadap
wawancara dengan murid SMA dan
Indonesia
dan
Mahasiswa
di
Jakarta
pengunjung yang datang ke tempat
mengenai
ketertarikan
mereka
tersebut saat akhir pekan, perencaan
Tahap
tentang
selanjutnya
wilayah
pelestarian
adalah
budaya
dan
juga
CIOFF
banyaknya
membahas
mengenai
program misi budaya oleh CIOFF
penggunaan dana untuk publikasi
Indonesia
untuk mencetak poster dam selebaran
“Riset yang kita lakukan juga
melibatkan target sasaran
eventCulture for Peace ini
yaitu
anak
SMA
dan
mahasiswa yang berada di
wilayah
Jakarta,
kita
melakukan
wawancara
kepada mereka mengenai
pengetahuan mereka tentang
budaya
Indonesia,
pelestarian budaya Indonesia
menurut
mereka
dan
ketertarikan mereka terhadap
kegiatan pelestarian tersebut
dan juga kita menanyakan
apakah mereka tau CIOFF
Indonesia
dan
kegiatan
program misi budaya yang
sering kita lakukan “7
dan kemudian hal teknis mengenai
pembayaran venue dan kelengkapan
acara. Perencanaan media untuk
promosi acara ini dilakukan dengan
melakukan
konfirmasi
menjelang
hari H mengenai apakah mereka akan
datang untuk meliput event ini.
Bagian
terakhir
manajemen special
evaluasi,
CIOFF
event
dalam
adalah
Indonesia
juga
melakukan evaluasi acara terkait
dengan
keberhasilan
berikut
pernyataan
event
Raras
ini,
dalam
evaluasi Culture for Peace:
Tahap
didasari
dari
perencanaan
riset
yang
sebelumnya
berlanjut kepada perencanaan tempat
dan waktu acara yang ditentukan di
“Kalau dari melihat target
yang kita tentukan sudah
tercapai ya dari keinginan
kita, penonton yang datang
banyak, kita masuk liputan
media, respon positif dari
sosmed juga banyak kita
7
Wawancara dengan Raras Tatachi PR
CIOFF Indonesia, November 2015
JURNAL RISET KOMUNIKASI
52
terima dan performer juga
tampil dengan baik.”8
TINJAUAN PUSTAKA
CIOFF Indonesia melakukan
evaluasi
program
Landasan konseptual
berdasarkan
yang
tercapainya jumlah pengunjung yang
digunakan untuk meneliti event ini
datang dan banyaknya liputan media
adalah Manajemen Special Event.
terhadap event ini setelah acara
Menurut Goldblatt (2013: 12), event
dilaksanakan,
management
bagaimana
panitia
respon
melihat
berita
dalam
profesional
adalah
kegiatan
mengumpulkan
dan
pemberitaan acara apakah positif
mempertemukan sekelompok orang
atau negatif. Berdasarkan penguraian
untuk tujuan perayaan, pendidikan,
fakta
ingin
pemasaran
dan
mengetahui bagaimana manajemen
bertanjung
jawab
special event Culture for Peace oleh
penelitian, membuat desain kegiatan,
CIOFF Indonesia, apakah hal yang
dan melakukan perencanaan dan
mereka lakukan sudah sesuai dengan
melaksanakan
langkah-langkah manajemen event
pengawasan untuk
yang seharusnya. Peneliti merasa
kehadiran sebuah kegiatan.
diatas,
peneliti
bahwa
special
event
serta
mengadakan
koordinasi
serta
merealisasikan
Terdapat lima tahap yang
bahwa penelitian harus dilakukan
mengingat
reuni,
harus dilakukan untuk menghasilkan
merupakan salah satu tools dalam
special
public relations, dan penelitian ini
efisien,
dapat berguna bagi yayasan atau
perencanaan, desain, koordinasi, dan
organisasi lain yang tidak memiliki
evaluasi:
pengetahuan
tentang
manajemen
event agar dapat membuat acara
serupa
untuk
penyampaian
message yang mereka miliki.
key
event
yang
yaitu
efektif
dan
penelitian,
a) Research
Penelitian
yang
dilakukan dengan baik akan
mengurangi resiko kegagalan
dalam
pelaksanaan.
Penelitian dilakukan untuk
8
Wawancara dengan Raras Tatachi PR
CIOFF Indonesia, November 2015
menentukan
kebutuhan,
JURNAL RISET KOMUNIKASI
53
keinginan,
dan
khalayak
sasaran.
Jadi,
diharapkan
untuk
namun penting untuk diingat
hadir dalam ajang khusus.
bahwa desainer acara terbaik
Penelitian
terus
mereka
ekspektasi
yang
dilakukan
Ada banyak cara untuk
memulai
proses
desain,
mengunjungi
harus dilakukan dengan teliti
perpustakaan,
dan komprehensif.
penanyangan film perdana
Terdapat tiga jenis riset
dan
opera,
mengunjungi
yang digunakan dalam riset
galeri
pre-event, diantaranya riset
majalah untuk mendapatkan
kuantitatif,
kualitatif,
inspirasi. Hal ini dilakukan
dan kombinasi atau hibrid
untuk menemukan ide baru
dari
untuk memperkuat konsep
riset
keduanya.
Pemilihan
seni,
menghadiri
dan
review
cocok
acara yang diusulkan. Tahap
untuk setiap acara ditentukan
desain dapat diaplikasikan
oleh tujuan riset, waktu yang
melalui brainstorming dan
diberikan, dan dana yang
mind mapping.
metode
riset
yang
tersedia.
c) Planning
b) Design
Tahap planning dilakukan
Special
event
spektakuler
yang
memerlukan
setelah
riset
dan
dilakukan.
tingkat kreativitas yang luar
perencanaan
biasa
desain
Kegiatan
memerlukan
dari
pelaksananya.
waktu paling panjang dalam
Kemampuan
showmanship
seluruh tahap. Banyak hal
mereka dalam menciptakan
yang harus dipertimbangkan
gerakan,
pada
suara,
permainan
saat
perencanaan
warna, cahaya, dekorasi dan
sehingga
susunan
sebagainya diperlukan secara
perencanaan
komprehensif
untuk
mengalami
menciptakan
kesan
penambahan, atau
sering
kali
perubahan,
mendalam bagi pengunjung
pengurangan sesuai kondisi.
dan tamu undangan.
Peraturan
pemerintah,
JURNAL RISET KOMUNIKASI
54
kondisi politik, cuaca dan
perusahaan sebagai sponsor,
sebagainya dapat mengubah
pemasaran, penulis, bagian
perencanaan
hiburan, musik, bagian grafik
yang
sebelumnya dilakukan.
hingga dekorasi. Organisasi
perencanaan
harus mampu mengoordinasi
biasanya memerlukan waktu
pihak ini agar dapat bekerja
paling
Proses
lama
dalam
secara
penyelenggaraan
acara.
tujuan
Perencanaan
ialah
yang
perencanaan
terbaik
simultan
yang
dengan
sama,
yaitu
kesuksesan acara.
yang
Penyelenggara
acara
dihasilkan melalui substitusi,
harus mengelola sumber daya
penambahan,
bahkan
secara efisien. Sumber daya
penghapusan konten acara.
tersebut meliputi kemampuan
Tahap perencanaan meliputi
administrasi,
penggunaan
marketing,
atau
hukum
time/space/tempo
menentukan
untuk
cara
terbaik
koordinasi,
dan
management.
risk
Hubungkan
empat kompetensi bersama
dalam menggunakan sumber
dengan
hati-hati
selama
daya yang tersedia. Ketiga
proses
acara
untuk
hukum
mengoptimalkan hasil acara.
dasar
memengaruhi
ini
setiap
e) Evaluation
keputusan yang dipilih, dan
akan
mengatur
Setiap
outcome
dievaluasi
acara.
tingkat
d) Coordinating
kegiatan
untuk
melihat
keberhasilan
acara
yang dilakukan. Sayangnya,
Special event memerlukan
tahap ini sering diabaikan
berbagai keahlian yang harus
oleh
dikombinasikan
dianggap
menghasilkan
demi
untuk
kesuksesan
mengangkat
pelaksana.
telah
Kegiatan
berakhir
begitu acara selesai. Evaluasi
citra
yang baik akan menghasilkan
perusahaan. Pihak-pihak yang
data dan fakta yang berharga
akan terlibat ialah katering,
untuk mendukung kegiatan
JURNAL RISET KOMUNIKASI
55
yang akan dilakukan di masa
membuat
kategori
perilaku,
depan
mengamati gejala, dan mencatatnya
dalam buku observasi (instrumennya
adalah
METODE PENELITIAN
pedoman
berusaha
Penelitian ini menggunakan
metode
deskriptif.
Jenis
meneliti status sekelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang.
Penelitian
deskriptif
memaparkan
suatu
situasi
atau
Penelitian
ini
tidak
hubungan,
tisdak
peristiwa.
mencari
suatu
hanya
menguji hipotesis atau membuat
prediksi (Ardianto: 2011: 49).
Metode
teori-teori tentatif. Penelitian ini
mencari
atau
memanipulasi
Jenis Studi Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif.
Penelitian
kualitatif
menyiratkan penekanan pada proses
dan makna yang tidak dikaji secara
ketat atau tidak dapat diukur dari sisi
kuantitas, jumlah, intensitas, atau
frekuensinya.
Penelitian
menekankan
sifat
kualitatif
realitas
yang
terbangun secara sosial, hubungan
erat antara peneliti dengan subjek
yang diteliti, dan tekanan situasi
deskriptif-kualitatif
sangat berguna untuk melahirkan
tidak
tidak
Ia
variable (Rakhmat: 2005: 25).
studi
deskriptif adalah suatu metode yang
observasi).
menjelaskan
yang
membentuk
penelitian.
Penelitian kualitatif mementingkan
sifat penelitian yang mengutamakan
nilai.
hubungan, tidak menguji hipotesis
atau
membuat
prediksi.
Metode
HASIL DAN PEMBAHASAN
deskriptif kualitatif mencari teori,
bukan menguji teori: hypothesis-
Peneliti akan memaparkan dan
generating bukan hypothesis testing:
membahas
dan heuristic, bukan verifikasi. Ciri
seluruh
lain
adalah
dilakukan oleh peneliti mulai dari
menitikberatkan pada observasi dan
hasil wawancara, observasi, dan
suasana alamiah (natural setting).
dokumentasi dengan narasumber
Peneliti terjun langsung kelapangan,
sesuai dengan kriteria yang telah
bertindak
peneliti
metode
sebagai
ini
pengamat.
Ia
serta
hasil
menganalisis
penelitian
tentukan
yang
sebelumnya.
JURNAL RISET KOMUNIKASI
56
Penelitian ini didukung oleh lima
untuk
orang
menggali
narasumber
yang
secara
membantu
peneliti
informasi
dalam
secara
lebih
langsung terlibat dalam persiapan
mendalam.terkait EventCulture for
Event Culture for Peace oleh
Peace.
CIOFF Indonesia. Penelitian ini
menggunakan
purposive
teknik
sampling
dengan
kriteria
CIOFF Indonesia melakukan
riset
awal
dengan
melakukan
wawancara kepada anak-anak SMA
narasumber yang sudah ditentukan
dan
oleh peneliti yakni orang-orang
pendidikannya
yang terlibat secara langsung dalam
kerjasama oleh CIOFF Indonesia
persiapan
untuk mengirim perwakilan untuk
event
dan
Kuliah
yang
lembaga
pernah
diajak
pelaksanaannya. Para narasumber
mengikuti
tersebut
Tatachi
CIOFF Indonesia ke luar negeri,
sebagai Public Relations Officer,
panitia CIOFF Indonesia melakukan
Said Rachmat sebagai Director
wawancara
Culture for Peace, Adelina Fairun
kepada mereka apakah mereka sadar
sebagai
akan
adalah
Raras
Koordinator
Head
of
program
misi
dengan
adanya
budaya
menanyakan
CIOFF
Indonesia
Fundraising, Adli Attamimi sebagai
sebagai lembaga seni non profit yang
Event
memiliki tujuan untuk melestarikan
Director
Penelitian
ini
berlokasi di GOR Bulungan Jakarta
budaya
Selatan dan Universitas Padjadjaran
mengirimkan perwakilan Indonesia
Jatinangor.
untuk
lokal
mengikuti
Indonesia
event
dan
kesenian
Internasional di luar negeri
Peneliti
berupaya
Desain dalam special event
memaparkan hasil penelitian dan
harus memperhatikan unsur gerak,
pembahasan mengenai manajemen
suara, cahaya, dan warna. Dalam
Special Event dalam EventCulture
Culture for Peace, unsur warna
for Peace oleh CIOFF Indonesia
merupakan faktor yang memiliki
yang didalamnya terdapat proses
peran penting dalam Event ini karena
research,
planning,
dalam unsur warna tersebut mewakili
coordination dan evaluation. Peneliti
keberagaman budaya Indonesia yang
menggunakan pedoman wawancara
beragam. Biru Cerah dan Hijau
design,
JURNAL RISET KOMUNIKASI
57
merupakan “warna” yang dipilih oleh
tersebut dibantu oleh member yang
CIOFF Indonesia, mengingat tema
berasal dari CIOFF Indonesia seperti
perdamaian yang diangkat maka
peserta grup yang pernah berangakat
warna-warna cerah diharapkan bisa
ataupun
memberikan
bagi
mengikuti pelatihan untuk menjadi
penonton yang. Dari warna yang
pelatih atau assistant di CIOFF
beragam ini diharapkan kesadaran
Indonesia. Latar yang merupakan
khalayak tergerak akan keberagaman
kegiatan CIOFF di Indonesia harus
kebudayaan Indonesia.
dilakukan secara niat
rasa
nyaman
member
yang
pengerjaannya.
dilakukan dalam perencanaan adalah
CIOFF
Salah
menetapkan
satu
proses
tujuan
dicapai.
yang
CIOFF
mengadakan
masih
dan baik
Indonesia
melihat
ingin
respon publik adalah positif terhadap
Indonesia
event ini adanya liputan media yang
Peace
diundang dan respon langsung dari
dengan tujuan untuk meningkatkan
peserta yang datang menunjukan
kesadaran masyarakat tentang CIOFF
ketertarikan
Indonesia oleh anak muda dan
CIOFF dan ketertarikan pelestarian
dilakukan
budaya
budaya Indonesia, dan Raras pun
untuk
mengatakan bahwa banyak orang tua
mendapatkan dukungan pemerintah
penonton yang tertarik dan bertanya
dan swasta dalam kegiatan yang
apakah anak mereka bisa mengikuti
berhubungan
kegiatan
Indonesia
Culture
yang
for
pelestarian
serta
bertujuan
dengan
kebudayaan
terhadap
semacam
tentang
kegiatan
ini
local agar peserta yang ikut dalam
mengajarkan
kegiatan seperti ini mendapatkan
Indonesia ke anak-anaknya.
yang
kebudayaan
dukungan juga dari masyarakat luas
karena
mereka
adalah
wakil
yang dipaparkan sebelumnya, CIOFF
Indonesia di luar negeri.
CIOFF Indonesia memiliki 4
orang yang memegang jabatan dalam
event ini yaitu Event Director, Head
of
Fundraising,
Relations
Staff,
Berdasarkan hasil penelitian
Director,
Public
setiap
bagian
Indonesia melakukan analisis situasi
untuk mengetahui kondisi lapangan
sebelum
menyelenggarakan
event
Culture for Peace. Menurut (Scott
M. Cutlip, 2005:205), analisis situasi
merupakan tahap pengumpulan data
JURNAL RISET KOMUNIKASI
58
yang ditempuh peneliti sebelum
penyelenggara event internasional
merancang
tentang
dan
merencanakan
bagaimana
program. Analisis situasi bertujuan
menjalankan
untuk
lembaga
mengumpulkan
informasi
mereka
kegiatan
sebagai
kebudayaan.
Menurut
mencakup jenis dan bentuk kegiatan,
Singarimbun
pihak atau publik yang terlibat,
survey adalah memaparkan data dari
tindakan dan strategi yang akan
objek
diambil, taktik, serta anggaran biaya
menginterpretasikan
yang
menganalisisnya secara sistematis.
diperlukan
dalam
melaksanakan program.
(1988) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara si penanya
dengan
si
penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan
interview
guide
(panduan
wawancara).
CIOFF
Indonesia
melakukan
tahap
riset
dengan
wawancara terhadap anak SMA
dan
Kuliah,
CIOFF
Indonesia
berusaha mengumpulkan informasi
tentang pengetahuan mereka akan
CIOFF Indonesia sebagai lembaga
budaya non profit yang berupaya
untuk
melestarikan
kebudayaan
Indonesia.
metode
oleh
Indonesia
adalah
dan
dan
panitia
CIOFF
survei
kepada
yang
digunakan
dalam survei. Kegunaan dari survei
antara lain: (1) Untuk memperoleh
fakta dari gejala yang ada; (2)
Mencari keterangan secara faktual
dari suatu kelompok, daerah dsb; (3)
Melakukan
evaluasi
serta
perbandinagn terhadap hal yang telah
dilakukan
orang
lain
dalam
menangani hal yang serupa; (4)
Dilakukan
terhadap
sejumlah
individu /unit baik secara sensus
maupun secara sampel; dan (5)
Hasilnya untuk pembuatan rencana
dan pengambilan keputusan.
Desain
dalam
sebuah
special event harus dirancang secara
matang dengan mempertimbangkan
berbagai unsur agar dapat menarik
perhatian
Tahap riset lainnya yang
dilakukan
dari
penelitian,
kepada
pewawancara
tujuan
Kebenaran informasi itu tergantung
Wawancara menurut Nazir
atau
(1991)
pengunjung.
Terdapat
unsur-unsur yang harus diperhatikan
dalam desain special event yaitu
JURNAL RISET KOMUNIKASI
59
unsur gerak, unsur suara, unsur
mencari kedamaian dan persamaan
warna dan unsur cahaya. (Pudjiastuti,
diatas segala sesuatu, merefleksikan
2010: 31):
relaksasi fisik dan mental.
digunakan
Dalam pengamatan penulis
dalam acara ini didominasi oleh
mengenai kelengkapan desain acara
warna biru cerah. Warna biru secara
untuk
spesifik menggambarkan: “Blue is
pengunjung agar mengikuti program
the color of the sky and sea. It is
CIOFF Indonesia kedepannya tidak
often associated with depth and
terlihat
stability. It symbolizes trust, loyalty,
pendukung
wisdom,
intelligence,
disediakan ataupun brosur maupun
faith, truth, and heaven..” 9 Warna
flyer yang menjelaskan kegiatan apa
biru cerah adalah warna dari langit
saja yang sudah dilakukan CIOFF
dan
Indonesia
Warna
yang
confidence,
laut.
Warna
ini
sering
mendukung
sama
ketertarikan
sekali
seperti
fasilitas
booth
sebelumnya,
yang
namun
dihubungkan dengan kedamaian dan
terdapat video yang ditampilkan oleh
stabilitas. Warna ini menyimbolkan
proyektor
kepercayaa, loyalitas, bijak, percaya
menampilkan sejumlah dokumentasi
diri,
mengenai program misi budaya yang
intelegensia,
kebenaran
dan
keyakinan,
surge.
Dalam
ditengah
acara
yang
dilakukan
psikologi warna, biru adalah: “From
Hal hal yang dilakukan oleh
a color psychology perspective, blue
Panitia Culture for Peace dalam
is reliable and responsible, This is a
melakukan
color
mengangkat tema sesuai dengan
that
seeks
peace
and
perencanaan
tranquility above everything else,
nama
promoting both physical and mental
meningkatkan
relaxation..”
masyarakatakan
10
Warna
biru
acara
yaitu
adalah
untuk
kesadaran
budaya
dengan
melambangkan sesuatu yang bisa
tujuan untuk mencapai perdamaian.
diandalkan dan bertanggung jawab.
Special
Warna
memiliki tujuan untuk memengaruhi
9
ini
adalah
warna
yang
http://www.color-wheel-pro.com/colormeaning.htmldiaksespada 5-19-2016
10
http://www.empower-yourself-withcolor-psychology.com/colorblue.htmldiaksespada 5-19-2016
event
pada
hakikatnya
pengunjung pada aspek kognitif,
afektif, dan konatif, dalam konteks
Culture for Peace, tujuan yang
JURNAL RISET KOMUNIKASI
60
diambil ialah untuk meningkatkan
lainnya. Dalam hal ini, special event
awareness
terkait
Culture for Peace dilakukan di
CIOFF Indonesia. Aspek kognitif
Galeri Indonesia Kaya yang berada
sangat
di
pengunjung
diprioritaskan
oleh
Grand
Indonesia,
Jakarta.
penyelenggara untuk dicapai, hal ini
Pemesanan tempat dilakukan setelah
dilakukan untuk mempengruhi pola
panitia Culture for Peace melakukan
piker khalayak luas terkait mengenai
riset dan desain acara.
hal apa yang dilakukan oleh CIOFF
Kepengurusan Culture for
Indonesia dan betapa mungkinnya
Peace memiliki dynamic structure
bagi seseorang untuk mempelajari
dalam kepengurusannya, dynamic
budaya Indonesia yang beragam dan
structure menurut Goldblatt (2013:
meyebarkannya.
136) yaitu: “Begins with a small
Menurut
perencanaan
team and then escalates to a large
yang dikemukakanoleh Lesly dan
group and then returns to its small
Haywood (1987), pemilihan tanggal
size following the delivery of the
dan waktu masuk ke dalam elemen
event”.Struktur kepengurusan yang
when,
dimana
dijelaskan
bahwa
dimiliki tim penyelenggara bersifat
elemen
when
berkaitan
dengan
dinamis, yaitu kepengurusan yang
tanggal
berasal
pemilihan
proses
waktu
dan
dari
grup
kecil
yang
penyelenggaraan beserta alasannya,
kemudian meluas menjadi tim besar
dalam bagian ini CIOFF Indonesia
dan pada akhirnya kembali pada tim
memilih tanggal 14 Novermber 2015
inti seiring berjalannya acara. Tim
dengan mengangkat momentum hari
besar yang dimaksud dalam konteks
jadi UNESCO dan CIOFF.
tersebut
ialah
CIOFF
Indonesia
Pemesanan tempat dan fasilitas
pendukung
sangat
perlu
diperhatikan. Dalam buku Special
member-member
yang
bersedia
membantu CIOFF Indonesia dalam
penyelenggaraan Culture for Peace.
Event, karya Pudjiastuti, 2010:15
dijelaskan bahwa pemilihan lokasi
dan fasilitas pendukung termasuk
kedalam elemen where yang tidak
dapat
dipisahkan
dari
elemen
Putra
(1999),
dalam
Pudjiastuti (2010:69) menyatakan
bahwa evaluasi penting dilakukan
untuk menunjukkann pentingnya
program dan sebagai pertanggung
JURNAL RISET KOMUNIKASI
61
jawaban
terkait
sumber
dana
informasi
dan
kesadaran
perusahaan. Dalam bagian evaluasi
tentang pelestarian budaya.
CIOFF
melakukan
Langkah-langkah riset yang
evaluasi mengenai proses jalannya
digunakan pada Culture for
persiapan acara, tercapainya jumlah
Peace dibagi menjadi tiga
peserta yang datang dan liputan
yaitu: (a) Analisis situasi
media mengenai pemberitaan event
terkait
ini
kebudayaan di Indonesia (b)
Indonesia
Putra mengatakan (dalam
Pudjiastuti,
2010:
69),
evaluasi
pelestarian
Bentuk riset selanjutnya yang
dilakukan adalah wawancara
lain
dengan panitia penyelenggara
yaitu:
event organisasi budaya di
terkait
luar negeri (c) Tahap riset
pengeluaran sumber daya perusahaan
terakhir adalah menggunakan
& Penunjukan pentingnya program
hasil evaluasi dari langkah
(Ajang khusus/Special Event) bagi
komparasi kegiatan budaya di
perusahaan. Dalam bagian ini CIOFF
luar negeri dan event
penting
dilakukan
menyangkut
dua
antara
hal,
Pertanggungjawaban
Indonesia perlu melakukan evaluasi
poin kedua yaitu untuk menunjukan
betapa pentingya program ini bagi
CIOFF
Indonesia
sendiri
untuk
lokal.
2. Desain special event Culture
for Peacedapat dikategorikan
meningkatkan awareness masyarakat
menjadi
tentang
dan
pertama unsur desain warna
kegiatan pelestarian budaya oleh
ditunjukkan dengan konsep
anak muda di Indonesia.
acara
CIOFF
Indonesia
beberapa
untuk
bentuk,
mewakili
keberagaman budaya yang
dimiliki.
SIMPULAN DAN SARAN
Kedua,
konsep
edukasi yang dilakukan oleh
1. CIOFF Indonesia melakukan
CIOFF Indonesia saat para
riset terlebih dahulu untuk
peserta mengikuti program
mengetahui
misi budaya, mereka akan
situasi
dan
kondisi masyarakat terkait
diajari
budaya-budaya
JURNAL RISET KOMUNIKASI
62
Indonesia
untuk
mereka
SDM,
dan
pengajuan
tampilkan disana, hal yang
anggaran. Untuk publikasi
berbeda
acara,
dalam
adalah
Culture
for
Peace
pelatihan yang dimulai dari
memfokuskan
nol mengenai aransemen lagu
media sosial dan mitra media
dan
dengan
gerakan
tari
yang
membuat para peserta bisa
menjadi performer yang baik
penggunaan
media
cetak
dan
media online.
4. Koordinasi yang dilakukan
saaat tampil di luar negeri.
dalam pelaksanaan Culture
3. Perencanaan acara Culture
for Peace berupa komunikasi
for
Peace
sebagai
upaya
dalam
kerjasama
dalam
peningkatan awareness anak
kepengurusan
muda
kepada pihak eksternal acara.
terhadap
CIOFF
pelestarian
Indonesia
maupun
diawali
Koordinasi dilakukan dengan
dengan visi dan misi CIOFF
tujuan untuk meng-update
Indonesia
informasi semua pengurus
diturunkan
yang
kemudian
menjadi
acara
mendapatkan
informasi
dengan konsep special event
tentang
fair
Peace
Pastikan pesan telah selaras
nyata
tersebar oleh semua anggota
Culture
sebagai
for
upaya
peningkatan
kalangan
awareness
generasi
di
muda.
progress
panitia.
5. Penyelenggara
Selanjutnya dibuat tujuan dari
beberapa
Culture for Peace untuk lebih
pelaksanaan
memfokuskan arah kegiatan
Peace.
yaitu
acara;
pelestarian
Indonesia
budaya
yang
beragam.Tahap
selanjutnya
yang
mengenai
bersifat
teknis,
yaitu
hambatan
kepengurusan, menyediakan
dalam
Culture
Pertama,
for
evaluasi
evaluasi
oleh
acara
masing-
masing divisi melalui laporan
perencanaan
struktur
melakukan
evaluasi
dilakukan
adalah
merancang
acara.
yang
kekurangan
dan
diambil
dan
keputusan
dalam
pelaksanaan.
JURNAL RISET KOMUNIKASI
63
menentukan objective yang
terarah dan indikator yang
SARAN
dapat diukur seperti indicator
1. Riset yang dilakukan dalam
penyelenggaraan Culture for
Peace
saat
ini
hanya
menggunakan
metode
informal.
Peneliti
menyarankan
sebaiknya
penyelenggara
melakukan
riset
secara
yang
komprehensif
melibatkan
para
professional dalam bidang
pembuatan event dan data
dari
CIOFF
UNESCO
dengan cara menggunakan
instrumen
survei
hibrid
kuantitatif dan kualitatif.
dalam
dekorasi
Culture for Peace dinilai
kurang optimal. Sebaiknya
penyelenggara
memberikan target spesifik
4. Koordinasi dilakukan agar
seluruh
pengurus
mendapatkan informasi yang
sama
mengenai
perkembangan,
koordinasi
sebaiknya dipastikan pesan
yang
diterima
secara
sama
dipahami
oleh
semua
pihak yang terlibat, hal ini
sebaiknya
tidak
hanya
dilakukan
dengan
internal
organisasi,
namun
juga
dengan pihak eksternal.
2. Berdasarkan hasil penelitian,
desain
keberhasilan acara yang bisa
dapat
menggunakan seluruh elemen
desain, tidak hanya warna
dan suara tetapi juga aroma
5. CIOFF Indonesia sebaiknya
melakukan evaluasi dengan
metode
lebih
pengukuran
yang
komperhensif
tidak
hanya melihat dari jumlah
peserta yang datang tapi efek
lanjutan yang diharapkan dari
penyelenggaraan event ini.
yang memberikan kesan etnik
tertentu dalam penampilan
DAFTAR PUSTAKA
performer.
3. Perencanaan
baik,
sudah
namun
cukup
sebaiknya
perencanaan dilakukan secara
spesifik
terutama
dalam
Ardianto, E. (2011). Metodologi
Penelitian
Relations.
untuk
Public
Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
JURNAL RISET KOMUNIKASI
64
Goldblatt, J. (2013). Special Events:
creating and sustaining a
new world for celebration .
Canada : John Wiley&Sons.
Lesly, P. (1987). Public Relations
Handbook
.
New
York:
Prentice Hall Inc.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Jitu
Membidik
Jakarta:
PT
Elex
Media Komputindo.
Rakhmat,
J.
diaksespada 5-19-2016
http://www.empower-yourself-withcolor-psychology.com/color-
(2005).
diakses pada 5-19-2016
http://www.cioff-indonesia.org/
Pudjiastuti, W. (2010). Special Event
Pasar.
pro.com/color-meaning.html
blue.html diakses pada 5-19-2016
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian.
Alternatif
http://www.color-wheel-
diakses pada 1-8-2016
http://www
cioffindonesia.blogspot.comdiakses
pada 1-8-2016
Metode
Penelitian
Komunikasi.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Robert
Bogdan,
S.
J.
(1975).
Introduction to Qualitative
Research
Methode.
New
York: John Willey and Sons.
Scott M. Cutlip, A. H. (2005).
Effective Public Relations.
Pearson Education Inc.
Singarimbun, M. (1991). Metode
Penelitian
Survei.
Jakarta:
Pustaka LP3ES.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung : Alfabeta.
SUMBER INTERNET:
JURNAL RISET KOMUNIKASI
65
Download