PELAKSANAAN SPECIAL EVENT CULTURE FOR PEACE DALAM MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN GENERASI MUDA TERHADAP KEBUDAYAAN BANGSA -----------------------------------------------------------------------------------------------------SPECIAL EVENT CULTURE FOR PEACE IN GROWING YOUTH BELIVE ON NATION CULTURE Rio Firman Ramadhan, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Email: [email protected] Hanny Hafiar, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran Kokom Komariah Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan riset, perencanaan, desain, koordinasi, dan evaluasi yang dilakukan oleh panitia pelaksana CIOFF Indonesia dalam mengadakan special event “Culture for Peace” dalam meningkatkan Awareness terhadap CIOFF Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis data kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, studi pustaka, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk riset yang dilakukan oleh panitia pelaksana “Culture for Peace” adalah wawancara dengan berbagai organsiasi budaya yang melakukan kegiatan kebudayaan di daerahnya, hal ini dilakukan untuk menentukan jenis acara dan bagaimana pengemasan konsep yang harus dilakukan oleh CIOFF Indonesia sesuai dengan tema Culture for Peace yang diwujudkan dalam konten acara, pencahayaan, warna dan pengisi acara yang mewakili keberagaman kebudayaan Indonesia. Untuk menjaga koordinasi dalam tim maka dilakukan rapat besar dan rapat koordinasi secara rutin, selain itu juga koordinasi dilakukan dengan pihak eksternal. Hasil evaluasi pada special event “Culture for Peace” bisa dilihat dari jumlah peserta yang datang, media exposure yang cukup tinggi dan respons penonton yang baik. Kata kunci : Cioff, Cioff Indonesia, Manajemen Special Event, Awareness JURNAL RISET KOMUNIKASI 47 ABSTRACT The aim of this study is to describe the research, planning, design, coordination and evaluation by committee CIOFF Indonesia in organizing “Culture for Peace” special event in an effort to improve Awareness culture preserve. The method in this study is descriptive with qualitative data. While the method in the data collection are in depth interviews, literature studies, and documentations studies. The result of this study suggest that the type of public research is rating to determine the right location and concept which fit with current theme Culture for Peace which are manifested in content, lighting, color, and performers. To mantain the coordination in team, they held a weekly meeting, as well as mantaining coordination with external parties. Evaluation results can be seen from the acquisition of a audiences attendance, , and media exposure, and good respons from many people. Keywords: CIOFF Indonesia, Management Special Event, Awareness JURNAL RISET KOMUNIKASI 48 dari bangsa yang berbeda. Hal ini PENDAHULUAN adalah CIOFF merupakan organisasi non-profesi dan organisasi budaya internasional, sesuai pengertian yang ditentukan oleh UNESCO. Saat ini CIOFF sendiri sudah menjadi partner resmi UNESCO. CIOFF Indonesia berdiri pada tanggal 10 Agustus 1981 dan bekerjasama dengan sanggarsanggar tari, institusi pendidikan, dan organisasi serupa, serta didukung oleh pemerintah Indonesia, sebagai dengan Target sasaran dari event ini adalah generasi for “Kita memfokuskan event Culture for Peace ini kepada anak muda SMA dan kuliah dari rentang 17-24 tahun yang belum pernah melakukan kegiatan pelestarian budaya dan tampil di luar negeri di festival internasional.”1 Target sasaran dari event ini adalah anak muda dari rentang 17-24 tahun yang belum pernah mengikuti kegiatan pelestarian budaya, hal ini didasari oleh bahwa semua program misi budaya CIOFF Indonesia diikuti Peace, merupakan kegiatan yang diadakan oleh anak muda untuk menjadi pesertanya. sesuai dengan tujuan kerja UNECSO dan CIOFF dari misi adalah khalayak Culture for Peace: negara lainnya. Dalam hubungannya Culture berikut CIOFF Indonesia mengenai target di luar negeri bersama CIOFF dari Special EventCulture for Peace. muda, pernyataan Raras Tatachi selaku PR grup yang mengikuti festival budaya UNESCO maka diselenggerakanlah Kaya, tanggal 14 November 2015. melakukan kegiatan mengirim 5 – 15 hari jadi CIOFF Indonesia dan Indonesia hari jadinya. Acara ini diadakan pada telah tanah air sendiri, bertepatan dengan Galeri Grand Indonesia untuk merayakan UNESCO. dengan kegiatan CIOFF Indonesia di untuk oleh UNESCO untuk bekerjasama 121 negara dan menjadi partner dari Indonesia kehormatan CIOFF Indonesia yang dipercaya LSM internasional yang berada di CIOFF suatu bahwa Hasil diharapkan dari bisa kegiatan ini meningkatkan kedamaian dunia bisa dicapai melalui budaya. Budaya adalah bahasa efektif untuk menyatukan perspektif 1 Wawancara dengan Raras Tatachi PR CIOFF Indonesia, November 2015 JURNAL RISET KOMUNIKASI 49 awareness terhadap Indonesia di festival Internasional dan upaya kita untuk menanggulangi hal tersebut adalah mengajak generasi muda untuk lebih tertarik untuk melakukan pelestarian budaya Indonesia dengan memperlihatkan mereka tentang kegiatan kita di event Culture for Peace ini.3 CIOFF Indonesia di kalangan generasi muda, Said Rachmat pernyataannya terkait memberikan hasil dari eventCulture for Peace ini: “Respon publik sih terakhir kita lihat positif semua ya termasuk di liputan media dan respon langsung dari peserta yang datang, seperti yang dikatakan raras banyak orang tua peserta yang tertarik kepada kegiatan kita dan bertanya apa anak mereka bisa ikut kegiatan ini, dan untuk sekarang mulai adanya peningkatan terhadap peserta program misi budaya kita di insitutusi pendidikan yang kita ajak”2 Nur Kusuma Ngarasati, pelatih tari sekaligus perwakilan CIOFF Indonesia, mengungkapkan: “Kebudayaan Indonesia mengalami masalah yang tidak jauh berbeda dengan Negara berkembang lainnya, dan beliau mengungkapkan bahwa tujuan event yang diadakan CIOFF agar anak muda dan remaja bisa melestarikan kebudayaan tradisional Indonesia melalui kegiatan misi budaya kita. Kita berharap juga ke depannya yang ikut bisa menyebarkan ke temantemannya jadi semakin bisa tersebar luas”4 Pada bagian selanjutnya. Said Rachmat yang merupakan Direktur CIOFF Indonesia juga mengatakan tentang alasan diadakan eventCulture for Peace ini: “Kita melihat dari sudut pandang sebagai praktisi seni bahwa mulai berkurangnya ketertarikan generasi muda dalam upaya melestarikan budaya melalui CIOFF itu sendiri, dari data yang ada mulai berkurangnya peserta yang ikut dalam kegiatan-kegiatan misi budaya CIOFF yang menawarkan program misi budaya untuk mewakili 2 Wawancara dengan Said Rachmat Director Culture for Peace, November 2015 CIOFF Indonesia mulai melihat fakta dilapangan kurangnya bahwa ketertarikan mulai generasi muda dalam mengikuti kegiatan CIOFF dalam program misi 3 Wawancara dengan Said Rachmat Director Culture for Peace, November 2015 4 Wawancara dengan Nur Kusuma Ngarasati Pelatih tari CIOFF Indonesia, November 2015 JURNAL RISET KOMUNIKASI 50 budayanya hal ini menurut salah satu member CIOFF Indonesia bisa Dalam Manajemen Special disebabkan oleh kurangnya kegiatan EventCulture for Peace ini, panitia CIOFF dalam melakukan lima tahap manajemen memperkenalkan organisasi mereka event yang terdiri dari Riset, desain, ke generasi muda di Indonesia. perencanaan, Berikut pernyataan Ghina Aulia yang evaluasi. merupakan Berikut penjelasan mengenai tahap Indonesia member CIOFF Indonesia riset “ Kita itu pada tahun 2015 mengadakan dua acara di Jakarta dan salah satunya adalah Special EventCulture for Peace ini, kegiatan ini diadakan sehubungan dengan hari jadinya CIOFF Indonesia dan UNESCO dalam menjalin kerjasama yang telah berlangsung selama 20 tahun lebih dan dengan tujuan juga untuk mengajak masyarakat, anak muda khsusnya untuk turut melestarikan budaya Indonesia yang beraneka ragam. Hal ini juga menjadi perhatian kita karena kita lebih sering melakukan kegiatan mengirim grup ke luar negeri untuk mengikuti festival budaya di luar negeri, sementara kita jarang melakukan kegiatan yang di Indonesia, jadi ini juga semacam kegiatan yang memberitahu kepada masyarakat bahwa CIOFF Indonesia juga turut mengajak anak muda untuk ikut melestarikan budaya.”5 5 Wawancara dengan Ghina Aulia CIOFF Indonesia member, November 2015 yang koordinasi dilakukan dan CIOFF Indonesia dalam event ini menurut Said Rachmat: “Kita melakukan riset pada kegiatan organisasi seni lain di luar negeri yang bisa menyelenggarakan banyak kegiatan kepedulian budaya, cara yang kita lakukan adalah mewawancarai beberapa penyelenggara festival internasional saat ada grup yang kita kirim kesana untuk melakukan wawancara kegiatan apa yang mereka lakukan sebagai organisasi budaya dalam membuat event untuk mengenalkan organisasi mereka ke masyarakat di negaranya”6 Riset awal dalam event ini adalah wawancara yang dilakukan panitia kepada penyelenggara event internasional saat mereka mengirim perwakilan saat melakukan misi budaya di negara tersebut riset 6 Wawancara dengan Said Rachmat Director Culture for Peace, November 2015 JURNAL RISET KOMUNIKASI 51 tersebut bertujuan untuk mengetahui Grand Indonesia pada hari Sabtu 14 kegiatan apa yang cocok untuk November 2015, hal ini didasari dari dilakukan oleh organisasi budaya tempat lokasi yang strategis bagi dalam CIOFF Indonesia dalam menargetkan menyelenggarakan sebuah event. sasaran sekolah untuk meningkatkan Awareness terhadap wawancara dengan murid SMA dan Indonesia dan Mahasiswa di Jakarta pengunjung yang datang ke tempat mengenai ketertarikan mereka tersebut saat akhir pekan, perencaan Tahap tentang selanjutnya wilayah pelestarian adalah budaya dan juga CIOFF banyaknya membahas mengenai program misi budaya oleh CIOFF penggunaan dana untuk publikasi Indonesia untuk mencetak poster dam selebaran “Riset yang kita lakukan juga melibatkan target sasaran eventCulture for Peace ini yaitu anak SMA dan mahasiswa yang berada di wilayah Jakarta, kita melakukan wawancara kepada mereka mengenai pengetahuan mereka tentang budaya Indonesia, pelestarian budaya Indonesia menurut mereka dan ketertarikan mereka terhadap kegiatan pelestarian tersebut dan juga kita menanyakan apakah mereka tau CIOFF Indonesia dan kegiatan program misi budaya yang sering kita lakukan “7 dan kemudian hal teknis mengenai pembayaran venue dan kelengkapan acara. Perencanaan media untuk promosi acara ini dilakukan dengan melakukan konfirmasi menjelang hari H mengenai apakah mereka akan datang untuk meliput event ini. Bagian terakhir manajemen special evaluasi, CIOFF event dalam adalah Indonesia juga melakukan evaluasi acara terkait dengan keberhasilan berikut pernyataan event Raras ini, dalam evaluasi Culture for Peace: Tahap didasari dari perencanaan riset yang sebelumnya berlanjut kepada perencanaan tempat dan waktu acara yang ditentukan di “Kalau dari melihat target yang kita tentukan sudah tercapai ya dari keinginan kita, penonton yang datang banyak, kita masuk liputan media, respon positif dari sosmed juga banyak kita 7 Wawancara dengan Raras Tatachi PR CIOFF Indonesia, November 2015 JURNAL RISET KOMUNIKASI 52 terima dan performer juga tampil dengan baik.”8 TINJAUAN PUSTAKA CIOFF Indonesia melakukan evaluasi program Landasan konseptual berdasarkan yang tercapainya jumlah pengunjung yang digunakan untuk meneliti event ini datang dan banyaknya liputan media adalah Manajemen Special Event. terhadap event ini setelah acara Menurut Goldblatt (2013: 12), event dilaksanakan, management bagaimana panitia respon melihat berita dalam profesional adalah kegiatan mengumpulkan dan pemberitaan acara apakah positif mempertemukan sekelompok orang atau negatif. Berdasarkan penguraian untuk tujuan perayaan, pendidikan, fakta ingin pemasaran dan mengetahui bagaimana manajemen bertanjung jawab special event Culture for Peace oleh penelitian, membuat desain kegiatan, CIOFF Indonesia, apakah hal yang dan melakukan perencanaan dan mereka lakukan sudah sesuai dengan melaksanakan langkah-langkah manajemen event pengawasan untuk yang seharusnya. Peneliti merasa kehadiran sebuah kegiatan. diatas, peneliti bahwa special event serta mengadakan koordinasi serta merealisasikan Terdapat lima tahap yang bahwa penelitian harus dilakukan mengingat reuni, harus dilakukan untuk menghasilkan merupakan salah satu tools dalam special public relations, dan penelitian ini efisien, dapat berguna bagi yayasan atau perencanaan, desain, koordinasi, dan organisasi lain yang tidak memiliki evaluasi: pengetahuan tentang manajemen event agar dapat membuat acara serupa untuk penyampaian message yang mereka miliki. key event yang yaitu efektif dan penelitian, a) Research Penelitian yang dilakukan dengan baik akan mengurangi resiko kegagalan dalam pelaksanaan. Penelitian dilakukan untuk 8 Wawancara dengan Raras Tatachi PR CIOFF Indonesia, November 2015 menentukan kebutuhan, JURNAL RISET KOMUNIKASI 53 keinginan, dan khalayak sasaran. Jadi, diharapkan untuk namun penting untuk diingat hadir dalam ajang khusus. bahwa desainer acara terbaik Penelitian terus mereka ekspektasi yang dilakukan Ada banyak cara untuk memulai proses desain, mengunjungi harus dilakukan dengan teliti perpustakaan, dan komprehensif. penanyangan film perdana Terdapat tiga jenis riset dan opera, mengunjungi yang digunakan dalam riset galeri pre-event, diantaranya riset majalah untuk mendapatkan kuantitatif, kualitatif, inspirasi. Hal ini dilakukan dan kombinasi atau hibrid untuk menemukan ide baru dari untuk memperkuat konsep riset keduanya. Pemilihan seni, menghadiri dan review cocok acara yang diusulkan. Tahap untuk setiap acara ditentukan desain dapat diaplikasikan oleh tujuan riset, waktu yang melalui brainstorming dan diberikan, dan dana yang mind mapping. metode riset yang tersedia. c) Planning b) Design Tahap planning dilakukan Special event spektakuler yang memerlukan setelah riset dan dilakukan. tingkat kreativitas yang luar perencanaan biasa desain Kegiatan memerlukan dari pelaksananya. waktu paling panjang dalam Kemampuan showmanship seluruh tahap. Banyak hal mereka dalam menciptakan yang harus dipertimbangkan gerakan, pada suara, permainan saat perencanaan warna, cahaya, dekorasi dan sehingga susunan sebagainya diperlukan secara perencanaan komprehensif untuk mengalami menciptakan kesan penambahan, atau sering kali perubahan, mendalam bagi pengunjung pengurangan sesuai kondisi. dan tamu undangan. Peraturan pemerintah, JURNAL RISET KOMUNIKASI 54 kondisi politik, cuaca dan perusahaan sebagai sponsor, sebagainya dapat mengubah pemasaran, penulis, bagian perencanaan hiburan, musik, bagian grafik yang sebelumnya dilakukan. hingga dekorasi. Organisasi perencanaan harus mampu mengoordinasi biasanya memerlukan waktu pihak ini agar dapat bekerja paling Proses lama dalam secara penyelenggaraan acara. tujuan Perencanaan ialah yang perencanaan terbaik simultan yang dengan sama, yaitu kesuksesan acara. yang Penyelenggara acara dihasilkan melalui substitusi, harus mengelola sumber daya penambahan, bahkan secara efisien. Sumber daya penghapusan konten acara. tersebut meliputi kemampuan Tahap perencanaan meliputi administrasi, penggunaan marketing, atau hukum time/space/tempo menentukan untuk cara terbaik koordinasi, dan management. risk Hubungkan empat kompetensi bersama dalam menggunakan sumber dengan hati-hati selama daya yang tersedia. Ketiga proses acara untuk hukum mengoptimalkan hasil acara. dasar memengaruhi ini setiap e) Evaluation keputusan yang dipilih, dan akan mengatur Setiap outcome dievaluasi acara. tingkat d) Coordinating kegiatan untuk melihat keberhasilan acara yang dilakukan. Sayangnya, Special event memerlukan tahap ini sering diabaikan berbagai keahlian yang harus oleh dikombinasikan dianggap menghasilkan demi untuk kesuksesan mengangkat pelaksana. telah Kegiatan berakhir begitu acara selesai. Evaluasi citra yang baik akan menghasilkan perusahaan. Pihak-pihak yang data dan fakta yang berharga akan terlibat ialah katering, untuk mendukung kegiatan JURNAL RISET KOMUNIKASI 55 yang akan dilakukan di masa membuat kategori perilaku, depan mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi (instrumennya adalah METODE PENELITIAN pedoman berusaha Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jenis meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskriptif memaparkan suatu situasi atau Penelitian ini tidak hubungan, tisdak peristiwa. mencari suatu hanya menguji hipotesis atau membuat prediksi (Ardianto: 2011: 49). Metode teori-teori tentatif. Penelitian ini mencari atau memanipulasi Jenis Studi Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau tidak dapat diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensinya. Penelitian menekankan sifat kualitatif realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dengan subjek yang diteliti, dan tekanan situasi deskriptif-kualitatif sangat berguna untuk melahirkan tidak tidak Ia variable (Rakhmat: 2005: 25). studi deskriptif adalah suatu metode yang observasi). menjelaskan yang membentuk penelitian. Penelitian kualitatif mementingkan sifat penelitian yang mengutamakan nilai. hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Metode HASIL DAN PEMBAHASAN deskriptif kualitatif mencari teori, bukan menguji teori: hypothesis- Peneliti akan memaparkan dan generating bukan hypothesis testing: membahas dan heuristic, bukan verifikasi. Ciri seluruh lain adalah dilakukan oleh peneliti mulai dari menitikberatkan pada observasi dan hasil wawancara, observasi, dan suasana alamiah (natural setting). dokumentasi dengan narasumber Peneliti terjun langsung kelapangan, sesuai dengan kriteria yang telah bertindak peneliti metode sebagai ini pengamat. Ia serta hasil menganalisis penelitian tentukan yang sebelumnya. JURNAL RISET KOMUNIKASI 56 Penelitian ini didukung oleh lima untuk orang menggali narasumber yang secara membantu peneliti informasi dalam secara lebih langsung terlibat dalam persiapan mendalam.terkait EventCulture for Event Culture for Peace oleh Peace. CIOFF Indonesia. Penelitian ini menggunakan purposive teknik sampling dengan kriteria CIOFF Indonesia melakukan riset awal dengan melakukan wawancara kepada anak-anak SMA narasumber yang sudah ditentukan dan oleh peneliti yakni orang-orang pendidikannya yang terlibat secara langsung dalam kerjasama oleh CIOFF Indonesia persiapan untuk mengirim perwakilan untuk event dan Kuliah yang lembaga pernah diajak pelaksanaannya. Para narasumber mengikuti tersebut Tatachi CIOFF Indonesia ke luar negeri, sebagai Public Relations Officer, panitia CIOFF Indonesia melakukan Said Rachmat sebagai Director wawancara Culture for Peace, Adelina Fairun kepada mereka apakah mereka sadar sebagai akan adalah Raras Koordinator Head of program misi dengan adanya budaya menanyakan CIOFF Indonesia Fundraising, Adli Attamimi sebagai sebagai lembaga seni non profit yang Event memiliki tujuan untuk melestarikan Director Penelitian ini berlokasi di GOR Bulungan Jakarta budaya Selatan dan Universitas Padjadjaran mengirimkan perwakilan Indonesia Jatinangor. untuk lokal mengikuti Indonesia event dan kesenian Internasional di luar negeri Peneliti berupaya Desain dalam special event memaparkan hasil penelitian dan harus memperhatikan unsur gerak, pembahasan mengenai manajemen suara, cahaya, dan warna. Dalam Special Event dalam EventCulture Culture for Peace, unsur warna for Peace oleh CIOFF Indonesia merupakan faktor yang memiliki yang didalamnya terdapat proses peran penting dalam Event ini karena research, planning, dalam unsur warna tersebut mewakili coordination dan evaluation. Peneliti keberagaman budaya Indonesia yang menggunakan pedoman wawancara beragam. Biru Cerah dan Hijau design, JURNAL RISET KOMUNIKASI 57 merupakan “warna” yang dipilih oleh tersebut dibantu oleh member yang CIOFF Indonesia, mengingat tema berasal dari CIOFF Indonesia seperti perdamaian yang diangkat maka peserta grup yang pernah berangakat warna-warna cerah diharapkan bisa ataupun memberikan bagi mengikuti pelatihan untuk menjadi penonton yang. Dari warna yang pelatih atau assistant di CIOFF beragam ini diharapkan kesadaran Indonesia. Latar yang merupakan khalayak tergerak akan keberagaman kegiatan CIOFF di Indonesia harus kebudayaan Indonesia. dilakukan secara niat rasa nyaman member yang pengerjaannya. dilakukan dalam perencanaan adalah CIOFF Salah menetapkan satu proses tujuan dicapai. yang CIOFF mengadakan masih dan baik Indonesia melihat ingin respon publik adalah positif terhadap Indonesia event ini adanya liputan media yang Peace diundang dan respon langsung dari dengan tujuan untuk meningkatkan peserta yang datang menunjukan kesadaran masyarakat tentang CIOFF ketertarikan Indonesia oleh anak muda dan CIOFF dan ketertarikan pelestarian dilakukan budaya budaya Indonesia, dan Raras pun untuk mengatakan bahwa banyak orang tua mendapatkan dukungan pemerintah penonton yang tertarik dan bertanya dan swasta dalam kegiatan yang apakah anak mereka bisa mengikuti berhubungan kegiatan Indonesia Culture yang for pelestarian serta bertujuan dengan kebudayaan terhadap semacam tentang kegiatan ini local agar peserta yang ikut dalam mengajarkan kegiatan seperti ini mendapatkan Indonesia ke anak-anaknya. yang kebudayaan dukungan juga dari masyarakat luas karena mereka adalah wakil yang dipaparkan sebelumnya, CIOFF Indonesia di luar negeri. CIOFF Indonesia memiliki 4 orang yang memegang jabatan dalam event ini yaitu Event Director, Head of Fundraising, Relations Staff, Berdasarkan hasil penelitian Director, Public setiap bagian Indonesia melakukan analisis situasi untuk mengetahui kondisi lapangan sebelum menyelenggarakan event Culture for Peace. Menurut (Scott M. Cutlip, 2005:205), analisis situasi merupakan tahap pengumpulan data JURNAL RISET KOMUNIKASI 58 yang ditempuh peneliti sebelum penyelenggara event internasional merancang tentang dan merencanakan bagaimana program. Analisis situasi bertujuan menjalankan untuk lembaga mengumpulkan informasi mereka kegiatan sebagai kebudayaan. Menurut mencakup jenis dan bentuk kegiatan, Singarimbun pihak atau publik yang terlibat, survey adalah memaparkan data dari tindakan dan strategi yang akan objek diambil, taktik, serta anggaran biaya menginterpretasikan yang menganalisisnya secara sistematis. diperlukan dalam melaksanakan program. (1988) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). CIOFF Indonesia melakukan tahap riset dengan wawancara terhadap anak SMA dan Kuliah, CIOFF Indonesia berusaha mengumpulkan informasi tentang pengetahuan mereka akan CIOFF Indonesia sebagai lembaga budaya non profit yang berupaya untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. metode oleh Indonesia adalah dan dan panitia CIOFF survei kepada yang digunakan dalam survei. Kegunaan dari survei antara lain: (1) Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada; (2) Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb; (3) Melakukan evaluasi serta perbandinagn terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa; (4) Dilakukan terhadap sejumlah individu /unit baik secara sensus maupun secara sampel; dan (5) Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan. Desain dalam sebuah special event harus dirancang secara matang dengan mempertimbangkan berbagai unsur agar dapat menarik perhatian Tahap riset lainnya yang dilakukan dari penelitian, kepada pewawancara tujuan Kebenaran informasi itu tergantung Wawancara menurut Nazir atau (1991) pengunjung. Terdapat unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam desain special event yaitu JURNAL RISET KOMUNIKASI 59 unsur gerak, unsur suara, unsur mencari kedamaian dan persamaan warna dan unsur cahaya. (Pudjiastuti, diatas segala sesuatu, merefleksikan 2010: 31): relaksasi fisik dan mental. digunakan Dalam pengamatan penulis dalam acara ini didominasi oleh mengenai kelengkapan desain acara warna biru cerah. Warna biru secara untuk spesifik menggambarkan: “Blue is pengunjung agar mengikuti program the color of the sky and sea. It is CIOFF Indonesia kedepannya tidak often associated with depth and terlihat stability. It symbolizes trust, loyalty, pendukung wisdom, intelligence, disediakan ataupun brosur maupun faith, truth, and heaven..” 9 Warna flyer yang menjelaskan kegiatan apa biru cerah adalah warna dari langit saja yang sudah dilakukan CIOFF dan Indonesia Warna yang confidence, laut. Warna ini sering mendukung sama ketertarikan sekali seperti fasilitas booth sebelumnya, yang namun dihubungkan dengan kedamaian dan terdapat video yang ditampilkan oleh stabilitas. Warna ini menyimbolkan proyektor kepercayaa, loyalitas, bijak, percaya menampilkan sejumlah dokumentasi diri, mengenai program misi budaya yang intelegensia, kebenaran dan keyakinan, surge. Dalam ditengah acara yang dilakukan psikologi warna, biru adalah: “From Hal hal yang dilakukan oleh a color psychology perspective, blue Panitia Culture for Peace dalam is reliable and responsible, This is a melakukan color mengangkat tema sesuai dengan that seeks peace and perencanaan tranquility above everything else, nama promoting both physical and mental meningkatkan relaxation..” masyarakatakan 10 Warna biru acara yaitu adalah untuk kesadaran budaya dengan melambangkan sesuatu yang bisa tujuan untuk mencapai perdamaian. diandalkan dan bertanggung jawab. Special Warna memiliki tujuan untuk memengaruhi 9 ini adalah warna yang http://www.color-wheel-pro.com/colormeaning.htmldiaksespada 5-19-2016 10 http://www.empower-yourself-withcolor-psychology.com/colorblue.htmldiaksespada 5-19-2016 event pada hakikatnya pengunjung pada aspek kognitif, afektif, dan konatif, dalam konteks Culture for Peace, tujuan yang JURNAL RISET KOMUNIKASI 60 diambil ialah untuk meningkatkan lainnya. Dalam hal ini, special event awareness terkait Culture for Peace dilakukan di CIOFF Indonesia. Aspek kognitif Galeri Indonesia Kaya yang berada sangat di pengunjung diprioritaskan oleh Grand Indonesia, Jakarta. penyelenggara untuk dicapai, hal ini Pemesanan tempat dilakukan setelah dilakukan untuk mempengruhi pola panitia Culture for Peace melakukan piker khalayak luas terkait mengenai riset dan desain acara. hal apa yang dilakukan oleh CIOFF Kepengurusan Culture for Indonesia dan betapa mungkinnya Peace memiliki dynamic structure bagi seseorang untuk mempelajari dalam kepengurusannya, dynamic budaya Indonesia yang beragam dan structure menurut Goldblatt (2013: meyebarkannya. 136) yaitu: “Begins with a small Menurut perencanaan team and then escalates to a large yang dikemukakanoleh Lesly dan group and then returns to its small Haywood (1987), pemilihan tanggal size following the delivery of the dan waktu masuk ke dalam elemen event”.Struktur kepengurusan yang when, dimana dijelaskan bahwa dimiliki tim penyelenggara bersifat elemen when berkaitan dengan dinamis, yaitu kepengurusan yang tanggal berasal pemilihan proses waktu dan dari grup kecil yang penyelenggaraan beserta alasannya, kemudian meluas menjadi tim besar dalam bagian ini CIOFF Indonesia dan pada akhirnya kembali pada tim memilih tanggal 14 Novermber 2015 inti seiring berjalannya acara. Tim dengan mengangkat momentum hari besar yang dimaksud dalam konteks jadi UNESCO dan CIOFF. tersebut ialah CIOFF Indonesia Pemesanan tempat dan fasilitas pendukung sangat perlu diperhatikan. Dalam buku Special member-member yang bersedia membantu CIOFF Indonesia dalam penyelenggaraan Culture for Peace. Event, karya Pudjiastuti, 2010:15 dijelaskan bahwa pemilihan lokasi dan fasilitas pendukung termasuk kedalam elemen where yang tidak dapat dipisahkan dari elemen Putra (1999), dalam Pudjiastuti (2010:69) menyatakan bahwa evaluasi penting dilakukan untuk menunjukkann pentingnya program dan sebagai pertanggung JURNAL RISET KOMUNIKASI 61 jawaban terkait sumber dana informasi dan kesadaran perusahaan. Dalam bagian evaluasi tentang pelestarian budaya. CIOFF melakukan Langkah-langkah riset yang evaluasi mengenai proses jalannya digunakan pada Culture for persiapan acara, tercapainya jumlah Peace dibagi menjadi tiga peserta yang datang dan liputan yaitu: (a) Analisis situasi media mengenai pemberitaan event terkait ini kebudayaan di Indonesia (b) Indonesia Putra mengatakan (dalam Pudjiastuti, 2010: 69), evaluasi pelestarian Bentuk riset selanjutnya yang dilakukan adalah wawancara lain dengan panitia penyelenggara yaitu: event organisasi budaya di terkait luar negeri (c) Tahap riset pengeluaran sumber daya perusahaan terakhir adalah menggunakan & Penunjukan pentingnya program hasil evaluasi dari langkah (Ajang khusus/Special Event) bagi komparasi kegiatan budaya di perusahaan. Dalam bagian ini CIOFF luar negeri dan event penting dilakukan menyangkut dua antara hal, Pertanggungjawaban Indonesia perlu melakukan evaluasi poin kedua yaitu untuk menunjukan betapa pentingya program ini bagi CIOFF Indonesia sendiri untuk lokal. 2. Desain special event Culture for Peacedapat dikategorikan meningkatkan awareness masyarakat menjadi tentang dan pertama unsur desain warna kegiatan pelestarian budaya oleh ditunjukkan dengan konsep anak muda di Indonesia. acara CIOFF Indonesia beberapa untuk bentuk, mewakili keberagaman budaya yang dimiliki. SIMPULAN DAN SARAN Kedua, konsep edukasi yang dilakukan oleh 1. CIOFF Indonesia melakukan CIOFF Indonesia saat para riset terlebih dahulu untuk peserta mengikuti program mengetahui misi budaya, mereka akan situasi dan kondisi masyarakat terkait diajari budaya-budaya JURNAL RISET KOMUNIKASI 62 Indonesia untuk mereka SDM, dan pengajuan tampilkan disana, hal yang anggaran. Untuk publikasi berbeda acara, dalam adalah Culture for Peace pelatihan yang dimulai dari memfokuskan nol mengenai aransemen lagu media sosial dan mitra media dan dengan gerakan tari yang membuat para peserta bisa menjadi performer yang baik penggunaan media cetak dan media online. 4. Koordinasi yang dilakukan saaat tampil di luar negeri. dalam pelaksanaan Culture 3. Perencanaan acara Culture for Peace berupa komunikasi for Peace sebagai upaya dalam kerjasama dalam peningkatan awareness anak kepengurusan muda kepada pihak eksternal acara. terhadap CIOFF pelestarian Indonesia maupun diawali Koordinasi dilakukan dengan dengan visi dan misi CIOFF tujuan untuk meng-update Indonesia informasi semua pengurus diturunkan yang kemudian menjadi acara mendapatkan informasi dengan konsep special event tentang fair Peace Pastikan pesan telah selaras nyata tersebar oleh semua anggota Culture sebagai for upaya peningkatan kalangan awareness generasi di muda. progress panitia. 5. Penyelenggara Selanjutnya dibuat tujuan dari beberapa Culture for Peace untuk lebih pelaksanaan memfokuskan arah kegiatan Peace. yaitu acara; pelestarian Indonesia budaya yang beragam.Tahap selanjutnya yang mengenai bersifat teknis, yaitu hambatan kepengurusan, menyediakan dalam Culture Pertama, for evaluasi evaluasi oleh acara masing- masing divisi melalui laporan perencanaan struktur melakukan evaluasi dilakukan adalah merancang acara. yang kekurangan dan diambil dan keputusan dalam pelaksanaan. JURNAL RISET KOMUNIKASI 63 menentukan objective yang terarah dan indikator yang SARAN dapat diukur seperti indicator 1. Riset yang dilakukan dalam penyelenggaraan Culture for Peace saat ini hanya menggunakan metode informal. Peneliti menyarankan sebaiknya penyelenggara melakukan riset secara yang komprehensif melibatkan para professional dalam bidang pembuatan event dan data dari CIOFF UNESCO dengan cara menggunakan instrumen survei hibrid kuantitatif dan kualitatif. dalam dekorasi Culture for Peace dinilai kurang optimal. Sebaiknya penyelenggara memberikan target spesifik 4. Koordinasi dilakukan agar seluruh pengurus mendapatkan informasi yang sama mengenai perkembangan, koordinasi sebaiknya dipastikan pesan yang diterima secara sama dipahami oleh semua pihak yang terlibat, hal ini sebaiknya tidak hanya dilakukan dengan internal organisasi, namun juga dengan pihak eksternal. 2. Berdasarkan hasil penelitian, desain keberhasilan acara yang bisa dapat menggunakan seluruh elemen desain, tidak hanya warna dan suara tetapi juga aroma 5. CIOFF Indonesia sebaiknya melakukan evaluasi dengan metode lebih pengukuran yang komperhensif tidak hanya melihat dari jumlah peserta yang datang tapi efek lanjutan yang diharapkan dari penyelenggaraan event ini. yang memberikan kesan etnik tertentu dalam penampilan DAFTAR PUSTAKA performer. 3. Perencanaan baik, sudah namun cukup sebaiknya perencanaan dilakukan secara spesifik terutama dalam Ardianto, E. (2011). Metodologi Penelitian Relations. untuk Public Bandung: Simbiosa Rekatama Media. JURNAL RISET KOMUNIKASI 64 Goldblatt, J. (2013). Special Events: creating and sustaining a new world for celebration . Canada : John Wiley&Sons. Lesly, P. (1987). Public Relations Handbook . New York: Prentice Hall Inc. Jakarta: Ghalia Indonesia. Jitu Membidik Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Rakhmat, J. diaksespada 5-19-2016 http://www.empower-yourself-withcolor-psychology.com/color- (2005). diakses pada 5-19-2016 http://www.cioff-indonesia.org/ Pudjiastuti, W. (2010). Special Event Pasar. pro.com/color-meaning.html blue.html diakses pada 5-19-2016 Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Alternatif http://www.color-wheel- diakses pada 1-8-2016 http://www cioffindonesia.blogspot.comdiakses pada 1-8-2016 Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Robert Bogdan, S. J. (1975). Introduction to Qualitative Research Methode. New York: John Willey and Sons. Scott M. Cutlip, A. H. (2005). Effective Public Relations. Pearson Education Inc. Singarimbun, M. (1991). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta. SUMBER INTERNET: JURNAL RISET KOMUNIKASI 65