Penggunaan Teks Otentik PENGGUNAAN TEKS OTENTIK UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KETRAMPILAN MENULIS TEKS PROCEDURE KELAS IX MTsN REJOSO PETERONGAN 1 JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Asy’ariy ABSTRACT Abstract: This Classroom Action Research (CAR) is aimed at improving reading comprehension skill and writing skill of text Procedure by applying the use of authentic material or text. With two cycles, this CAR brief discussion describes the process of using authentic text in teaching both skills at grade IX MTsN Rejoso Peterongan 1 Jombang. The result of this CAR shows that the use of authentic text can improve the students’ reading comprehension skill and writing skill. It is know by the indicator that aspect of writing skill in cycles 2: (1) writing skill of text procedure 82% and there is an improvement 10,4% 2 (or 11,4% compared with cycles 1 indicator), (2) comprehension of text procedure improve 14,2% (cycles 2: 89,2%) compared with cycles 1. And (3) the most important aspect is the learning result improve 12,7% or 89,3% compared with cycles 1: 76,6%. The score is a percentage of post test of comprehension skill and assignment of writing text procedure. Keywords: Comprehension skill, writing skill, authentic text Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 87 Asy’ari A. PENDAHULUAN Standar isi mata pelajaran bahasa Inggris sebagaimana termaktub dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs dimaksudkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs salah satunya adalah supaya peserta didik memiliki kesadaran tentang hakekat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global. Disamping itu diharapkan peserta didik mampu mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk komunikasi lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi functional. Bagi MTsN Rejoso Peterongan 1 Jombang, mata pelajaran bahasa Inggris tidak hanya untuk mengembangkan kemampuan peserta didik sebagaimana tersebut dalam permendiknas no 22 tahun 2006 tapi juga sebagai bagian dari visi dan misi untuk mencetak lulusan yang unggul dalam prestasi dan memiliki kecintaan terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai bagian dari kehidupan seharihari, serta keunggulan pribadi. Namun tujuan tersebut tidaklah mudah dicapai karena banyaknya persoalan yang melingkupi pembelajaran bahasa Inggris. Masalah-masalah tersebut lebih tepat disebut sebagai kendala teknis karena dengan tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi dan sarana minimal pembelajaran yang dipunyai, tidak serta merta pembelajaran bahasa Inggris menjadi menyenangkan bagi peserta didik. Sehingga tujuan untuk membuat peserta didik cinta sekaligus memiliki kompetensi wacana sebagaimana diamanatkan kurikulum menjadi sulit tercapai. Sedangkan penyebab dari masalah diatas adalah kurang tepatnya metode pembelajaran yang diterapkan sehingga kontraproduktif dengan tujuan materi yang diajarkan. Dalam Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, materi pelajaran Bahasa Inggris ditekankan pada kompetensi wacana (Discourse Competence) sehingga lebih banyak menekankan pada wacana baik lisan maupun tulis. Dalam wacana tulis selain berkaitan dengan teks fungsional sebagaimana berkaitan dengan tujuan pembelajaran bahasa Inggris untuk tingkat SMP/MTs, juga teks esei 88 Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 Penggunaan Teks Otentik yang memuat 3 jenis teks, yaitu teks berbentuk narratif, deskriptif, dan prosedur. Teks narratif berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk memahami cerita baik fiksi maupun pengalaman, sedangkan deskriptif berkaitan dengan kemampuan peserta didik memahami deskripsi tentang orang, tempat, benda, dan fenomena alam termasuk flora dan fauna. Sementara teks prosedur sangat terkait dengan kehidupan sehari-hari menyangkut prosedur melakukan sesuatu, misalnya mengoperasikan alat, memasak, dan lain sebagainya. Dalam prakteknya, pembelajaran wacana terutama wacana dengan teks berjenis prosedur, banyak menemui kendala. Persoalan yang muncul adalah rendahnya pemahaman dan ketrampilan menulis yang tidak optimal. Hal tersebut disebabkan pembelajaran yang kurang menarik dan kurang mengeksplorasi peran serta serta secara kontekstual tidak bersentuhan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Teks prosedur sebagai bagian dari materi inti Ujian Nasional memiliki ciri khas dan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga penggunaan media atau instrumen pembelajaran yang kontekstual amat mudah dilakukan meskipun justru ini yang jarang dilakukan oleh guru. Resep makanan, buku manual, petunjuk, dan sejenisnya banyak melingkupi kehidupan peserta didik sehari-hari. Untuk meningkatkan pemahaman dan ketrampilan menulis teks prosedur, guru bisa menggunakan media asli yang banyak ditemui disekitar peserta didik. Untuk kepentingan peingkatan pemahaman sekaligus ketrampilan menulis teks prosedur peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul ”PENGGUNAAN TEKS OTENTIK UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KETRAMPILAN MENULIS TEKS PROCEDURE KELAS IX MTsN REJOSO PETERONGAN 1 JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012” 1. Rumusan Masalah a. Bagaimana penggunaan teks otentik untuk peningkatan pemahaman dan ketrampilan menulis teks procedure kelas IX MTsN Rejoso Peterongan 1 Jombang tahun pelajaran 2011/2012? Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 89 Asy’ari b. Apakah penggunaan teks otentik dapat meningkatkan pemahaman dan ketrampilan menulis teks procedure kelas IX MTsN Rejoso Peterongan 1 Jombang tahun pelajaran 2011/2012? 2. Tujuan Penelitian Tujuan PTK ini dilaksanakan adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan: a. Penggunaan teks otentik untuk peningkatan pemahaman dan ketrampilan menulis teks procedure kelas IX MTsN Rejoso Peterongan 1 Jombang tahun pelajaran 2011/2012 b. Apakah penggunaan teks otentik dapat meningkatkan pemahaman dan ketrampilan menulis teks procedure kelas IX MTsN Rejoso Peterongan 1 Jombang tahun pelajaran 2011/2012 3. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dalam pengembangan pembelajaran bahasa Inggris untuk pembelajar pemula sekaligus sebagai referensi bagi penelitian sejenis pada masa yang akan datang. b. Manfaat Praktis Sebagai acuan untuk melakukan pembelajaran praktis di kelas materi teks prosedur sekaligus sebagai bahan pengembangan pembelajaran di kelas bagi guru-guru bahasa Inggris dimanapun berada. B. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian PTK memiliki ciri menekankan pada proses dan bukan hasil. Penulis (guru/peneliti)an jenis ini lebih banyak mengamati perilaku subyek Penulis (guru/peneliti)an dan melibatkan kata-kata, frasa, maupun kalimat untuk mendapatkan informasi yang atas fenomena yang sedang terjadi. Menurut Mills (2001:6) bahwa penelitian tindakan (action research) adalah Penulis (guru/peneliti)an yang dilakukan guru untuk dirinya sendiri dengan melakukan 4 (empat) 90 Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 Penggunaan Teks Otentik langkah dalam prosesnya, yaitu mengidentifikasi fokus, mengumpulkan data, menganalisa dan menginterpretasi data dan mengembangkan rencana tindakan dan sebagian besar Penulis (guru/peneliti)an tindakan menggunakan metode naratif dan deskriptif. Melihat ciri-ciri tersebut, PTK bisa dikategorikan penelitian deskriptif kualitatif. Ary et.al (1979: 295) Descriptive research studies are designed to obtain information concerning the current status of phenomena. They are directed toward determining the nature of situation as it exists at the time of the study. There is no administration or control of a treatment as is found in experimental research. The aim is to describe “what exists” with respect to variable or condition in a situation Akbar (2006:3) menyebutkan terdapat enam prinsip dasar yang menjadi landasan penelitian tindakan kelas: a. Penulis berkomitmen dalam mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran secara terus-menerus. b. Meneliti merupakan bagian intergral dalam proses pembelajaran, tahapan penelitian selaras dengan tahapan pembelajaran. c. Masalah merupakan masalah riil yang merisaukan tanggungjawab professional dan komitmen peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran. d. Motivasi intrinsik (tumbuh dari dalam) yang melahirkan sikap kepedulian pada perbaikan mutu pembelajaran. e. Menyangkut persoalan-persoalan pendidikan dan pembelajaran yang tidak hanya dibatasi ruang kelas. f. Prosedur agak longgar, mementingkan proses dan hasil. 2. Subyek dan Waktu Penelitian Subyek penelitian adalah peserta didik kelas IX MTsN Rejoso Peterongan 1 Jombang dengan jumlah peserta didik 28 anak. Namanama peserta didik yang terlibat disajikan pada lampiran I. Perencanaan PTK dilakukan pada tanggal 8-14 Januari 2012 dan penelitian dilaksanakan mulai 15 Januari – 15 Februari 2012. Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 91 Asy’ari 3. Kehadiran Peneliti dan Peran Penelitian Sesuai dengan jenis dan karateristiknya, dalam Penelitian tindakan kelas, kehadiran dan keterlibatan Penulis (guru/peneliti) sangatlah urgen karena berperan sebagai instrument kunci (key instruments). Kehadiran Penulis (guru/peneliti) dilokasi Penelitiansebagai instrument kunci yang dimaksud adalah Penulis (guru/peneliti) bertindak sebagai perencana, observer, penganalisis data, sekaligus pembuat laporan hasil Penulis (guru/peneliti)an. Selain kehadiran Penulis (guru/peneliti), kehadiran peserta didik sebagai subjek penelitian juga sangat penting sebab tanpa kehadiran mereka penelitian ini tidak dapat berlangsung. Secara ringkas kehadiran Penulis (guru/peneliti) dalam penelitian ini memiliki tugas: a. Melakukan pengamatan terhadap situasi pembelajaran dan kemudian mengevaluasi situasi pembelajaran tersebut. b. Merencanakan tindakan, meliputi: menyusun berkas perlengkapan pembelajaran (skenario pembelajaran) dan menyusun angket. c. Bertindak sebagai pengajar yang membuat rancangan pembelajaran sekaligus menyampaikan bahan ajar selama kegiatan pembelajaran berlangsung. d. Mengumpulkan data e. Menganalisis data f. Melaporkan hasil penelitian 4. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroon Action Research) dengan objek tindakan adalah mengkaji dan merefleksikan secara mendalam beberapa aspek dalam kegiatan belajar mengajar yang meliputi efektifitas penggunaan teks otentik dalam meningkatkan pemahaman dan ketrampilan menulis teks procedure kelas IX semester 2 MTsN Rejoso Peterongan 1 Jombang dalam 2 (dua) siklus. 2 siklus tersebut secara umum dapat didiskripsikan sebagaimana langkah-langkah penelitian digambarkan dibawah ini: 92 Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 Penggunaan Teks Otentik Siklus I Perencanaa n Tindakan I Pelaksanaa n Tindakan I Observasi Tindakan I Refleksi Tindakan I Pelaksanaa n Tindakan II Observasi Tindakan II Refleksi Tindakan II Siklus II Perencanaa n Tindakan II Membuat Kesimpulan Gambar 1. Bagan Prosedur Penelilitan Tindakan Kelas, Dari prosedur tersebut Penulis merancang langkah-langkah siklus 1 dalam tabel dibawah ini: Tabel 1: Rencana Tindakan Siklus 1 1. Siklus 1 1 2 3 4 Perencanaa n Penulis (guru/peneliti) merencanakan PTK berdasarkan tujuan pembelajaran. Beberapa perangkat pembelajaran dalam tahap ini adalah: bahan ajar, teks otentik, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi, kuiz dan lain-lain Pelaksanaa Melaksanakan kegiatan tatap muka pembelajaran denan n menggunakan teks otentik (benda nyata) untuk peningkatan pemahaman dan ketrampilan menulis teks procedure, sebagaimana tertera dalam rencana pembelajaran(RPP terlampir) Pengamatan Selama tahap pelaksanaan Penulis (guru/peneliti) melakukan observasi terhadap pemahaman dan ketrampilan menulis teks procedure dengan menggunakan lembar observasi Refleksi Analisis beberapa kekurangan/kelemahan siklus 1 mengacu pada indikator keberhasilan sebagai berikut: Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 93 Asy’ari Indikator Pencapaian Siklus 1 Aspek Ketrampilan menulis teks procedure 70% Pemahaman teks procedure 75% Ketuntasan hasil belajar 70% Cara Mengukur Nilai produk menulis berupa teks procedure dan dinilai denan rubrik menulis/mengarang Nilai kuis teks procedure terintegrasi dengan kegiatan menulisteks procedure Dihitung dari nilai rata-rata test dan tugas menulis. Peserta didik dinyatakan tuntas apabila memperoleh nilai sama atau lebih besar dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 70 2. Siklus 2 Pada siklus 2 tahapan-tahapan dilaksanakan sebagaimana siklus pertama, namun didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus 1, sehingga kekurangan dan kelemahan yang muncul pada siklus 1 tidak terulang pada siklus 2 ini. Indikator keberhasilan pada siklus 2 diharapkan lebih baik daripada siklus 1, sebagaimana pada tabel dibawah ini: Tabel 2: Indikator Keberhasilan Siklus 1 dan Siklus 2 Indikator Pencapaian Siklus 1 Indikator Pencapaian Siklus 2 Ketrampilan menulis teks procedure 70% 75% Pemahaman teks procedure 75% 80% Ketuntasan hasil belajar 70% 85% Aspek 94 Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 Penggunaan Teks Otentik 5. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Lembar observasi kelas dan catatan anekdotal Untuk merekam segala aktivitas selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan. b. Tes hasil belajar (post test). Tes hasil belajar diberikan untuk mengetahui penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan dengan batasan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) atau Standar Ketuntasan Minimum (SKM) yang telah ditentukan. 6. Pengumpulan dan Analisis Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, observasi, dan tes. Dokumentasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Observasi digunakan untuk merekam proses kegiatan pembelajaran, dan tes digunakan untuk mengetahui kualaitas hasil belajar peserta didik. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode/teknik analisis deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek Penelitianpada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampakatau sebagaimana adanya. Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-fakta (fact finding) sebagaimana keadaan sebenarnya. (Nawawi dan Hartini, 1993: 79) Teknik analisa deskriptif ini memiliki prosedur analisis data dengan menggunakan Miles and Huberman’s procedure (1992). Prosedur ini mempunyai tiga langkah utama: a. Reduksi Data (Data Reduction) Dalam reduksi data, aktivitas analisis berbentuk penyelesian (selecting), memfokuskan (focusing), menyederhanakan (simplifying), mengabstraksi (abstracting), dan mentransformasian (transferring) data baku (data kasar) yang dijaring dari catatan lapangan menjadi data bermakna. Kegiatan dilakukan tanpa harus menunggu sampai pengumpulan data, bahkan sejak saat mempersiapkan kegiatan lapangan. Sepanjang proses pengumpulan data Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 95 Asy’ari terdapat tahapan lebih lanjut tentang reduksi data, yaitu (1) membuat ringkasan, (2) pengkodean dan penyiapan tema, (3) pengelompokan atau pengklasifisian menjadi bagian-bagian, dan (4) menulis memo. Reduksi data atau proses transformasi tersu berlangsung sampai dengan kegiatan penjaringan data lapangan selesai, bahkan sampai dengan laporan akhir selesai. b. Penayangan Data (Data Display) Maksud data display adalah mencakup perakitan, pengorganisasian (assembling) data dari informasi yang berhasil dikumpulkan dengan berbagai cara untuk konsumsi penarikan kesimpulan dan penetapan kegiatan selanjutnya. Maka display disini adalah menjadikan data dapat dilihat secara utuh dan secara akumulatif dalam suatu tampilan. c. Gambaran Simpulan atau Verifikasi Gambaran simpulan atau verifikasi merupakan salah satu langkah kegiatan analisis. Berkenaan dengan arah pemikiran induktif untuk mendapatkan simpulan akhir, semua simpulan “sementara” harus diverifikasi agar mampu diperoleh simpulan yang mantap. Proses lain yang dilakukan oleh Penulis (guru/peneliti) dalam penguju keabsahan data adalah dengan cara melakukan trianggulasi data, dimana Penulis (guru/peneliti) membandingkan antara satu data dengan data lain yang diperoleh. C. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Selintas Tentang Setting MTsN Rejoso Peterongan 1 terletak di kompleks Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) Rejoso Peterongan Jombang. Sedangkan lokasi PPDU sendiri berada 100 m arah selatan pasar kecamatan Peterongan yang berada di jalan Nasional / propinsi Surabaya – Jogja. Akses menuju PPDU sangat mudah karena dekat dengan terminal Kepuhsari (+ 1 km) dan stasiun Kereta Api (+ 100 m). MTsN Rejoso Peterongan 1 adalah salah satu MTsN tertua di Kabupaten Jombang. Pada tahun pelajaran 2012/2012 MTsN Rejoso 96 Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 Penggunaan Teks Otentik Peterongan 1 memiliki 24 rombongan belajar dengan rincian kelas VII sebanyak 9 kelas, kelas VIII sebanyak 7 kelas, dan kelas IX sebanyak 8 kelas. Jumlah peserta didik keseluruhan adalah 811 peserta didik. Tenaga pendidik yang dimiliki adalah 52 orang dengan rincian, 7 orang dengan kualifikasi magister (S2), dan sisanya 40 orang berkualifikasi sarjana (S-1), 5 orang berkualifikasi pesantren. Semua tenaga pendidik tersebut berlatar belakang kependidikan. 2. Uraian Penelitian Secara Umum PTK ini dilaksanakan dengan 2 siklus dengan waktu 2 x 40 menit/tatap muka sebanyak 2 tatap muka setiap siklus. Setiap siklus ditutup dengan post test (berupa test hasil belajar dan menulis/mengarang teks procedure). Sehingga waktu yang dibutuhkan adalah 2 x 40 menit x 4 tatap muka. Total waktu yang diperlukan adalah 4 tatap muka atau sama dengan 2 minggu. Tabel 3: Jadwal Pelaksanaan PTK No Kegiatan Waktu 1 2 3 4 5 6 7 Refleksi materi Penulisan Proposal Penyiapan Instrumen Pelaksanaan Siklus 1 Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan Siklus 2 Penulisan laporan penelitian 6 - 8 Januari 2012 8 -10 Januari 2012 11-14 Januari 2012 15-21 Januari 2012 22-23 Januari 2012 24-31 Januari 2012 1-15 Januari 2012 3. Penjelasan Siklus a. Siklus 1 1) Perencanaan Setelah melakukan refleksi dan identifikasi masalah atas rendahnya pemahaman dan ketrampilan menulis teks prosedur, penulis (guru/peneliti) mempertimbangkan perlu diadakan tindakan dan mulai menulis proposal dan penyiapan instrumen yang meliputi silabus, RPP, lembar observasi, media Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 97 Asy’ari pembelajaran alami berupa benda nyata (teks otentik), quiz, dan soal post test. 2) Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Januari 2012. Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, guru menunjukkan gambar berisi urutan kegiatan ”how to make coffee” dan kelas diajak mendiskusikan untuk mengurutkan gambar sesuai dengan urutan yang benar cara membuat kopi. Kurang lebih 15 menit dalam kegiatan eksplorasi tersebut peserta didik dapat mengurutkannya dan guru menuliskannya di papan tulis. Setelah ditampilkan di papan tulis guru memberi pertanyaan terkait dengan teks prosedur yang dibahas. Kelas bisa menjawab pertanyaan ”goal” (tujuan) sebagai pertanyaan pertama, yaitu pertanyaan ”what is the text about? atau ”what is the purpose of the text?”. Setelah itu guru memberi pertanyaan ”What materials do we need to make coffee?” pertanyaan tersebut berkaitan dengan ”material” atau bagian dua dari generic structure teks procedure. Setelah selesai guru membentuk kelas menjadi tujuh kelompok. Dan guru memberi tugas mengidentifikasi teks procedure berikut menjawab pertanyaannya. Dalam fase kelompok ini guru memberi teks yang berbeda-beda kepada setiap peserta didik dalam kelompok (ada 4 teks yang berbeda) dan bersumber dari teks yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Anggota kelompok mengerjakan dan saling berdiskusi setelah selesai menjawab. Fase mengerjakan ini diberi waktu 20 menit. Guru mencatat dari tiap kelompok jawaban yang benar. Kemudian guru meminta setiap individu dalam kelompok untuk menuliskan jawabannya di kertas dan menukarnya dengan kawannya. Fase ini adalah pembejaran membaca pemahaman teks prosedur. Guru mengajak mendiskusikan jawaban teks prosedur tersebut dan menjelaskan generic structure dan macam-macam pertanyaan yang biasa ditanyakan untuk teks prosedur. Guru mendata jumlah jawaban yang benar dari tiap individu. Pertemuan kedua siklus satu dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 Januari 2012, setelah memberi apersepsi guru langsung meminta peserta didik 98 Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 Penggunaan Teks Otentik kembali kelompoknya seperti pertemuan pertama. Guru membagi teks yang bersumber dari buku resep, makanan instant/minuman instant, dan lain-lain dan meminta siswa untuk menuliskannya dan mencocokkan dengan pertanyaan yang pada pertemuan pertama. Peserta didik diminta menuliskan teks berseumber dari teks otentik tersebut sesuai generic structurenya kemudian memberi pertanyaan dibawahnya untuk diberikan kepada kelompok lain untuk dijawab. Kegiatan kerja kelompok ini berlangsung sampai 60 menit dan terdapat 28 teks dan pertanyaannya dari peserta didik. Jawaban dari masing-masing teks kemudian dibahas dan hasil teks dikumpulkan untuk dinilai guru. Dari dua pertemuan tersebut guru mencoba mengajak peserta didik untuk memahami teks sekaligus menyusun/merangkai teks otentik menjadi teks prosedur yang sesuai dengan generic structurenya. 3) Pengamatan dan Pengumpulan Data Proses pembelajaran selama siklus 1 diamati dan digali mengenai memahami dan menulis teks prosedur. Yang pertama adalah data pemahaman peserta didik ditandai dengan jawaban individual yang seluruhnya benar dan yang kedua adalah merujuk hasil menulis teks bersumber dari real objek. Dari data observasi terkumpul data yang diringkas dalam tabel dibawah ini: Tabel 4: Hasil Pengamatan Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Kegiatan yang di ukur Ketrampilan menulis teks procedure Pemahaman teks procedure Jumlah Grou p1 Group 2 Grou p3 Grou p4 Group 5 Group 6 Group 7 % 2 2 3 3 4 3 3 71,4 2 3 3 3 4 3 3 75 4 5 6 6 8 6 6 73,2 Ketera ngan Ratarata Kemudian diadakan post test tertulis pemahaman teks prosedur dengan mengerjakan soal uraian dan dilaksanakan dalam bentuk test Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 99 Asy’ari tertulis secara individual. Dalam test tersebut peserta didik menjawab pertanyaan teks uraian berbentuk procedure dan kemudian ditambah nilai produk mengarang dan dirata-rata. Dari test didapati hasil sebagai berikut: Tabel 5: Rata-rata dan Prosentase Nilai Post test tulis dan Tugas Membuat teks (siklus 1) Rentang Nilai Nilai post test tertulis Nilai menulis teks Jumlah Prosentase 90-100 80-89 70-79 60-69 50-59 8 9 5 4 2 10 7 4 3 4 18 16 9 7 6 32,1 28,6 16 12,5 10,7 Jumlah 28 28 56 100% (n=56) Hasil pengamatan dan hasil post test siklus 1 dapat dirangkum dalam hasil pelaksanaan siklus 1 sebagai berikut: Tabel 6: Hasil Pelaksanaan Siklus 1 Indikator Pencapaian Siklus 1 Aspek Ketrampilan menulis teks procedure Pemahaman teks procedure Ketuntasan hasil belajar 70% 75% 70% Hasil Pencapaian Siklus 1 71,4% 75% 76,6% 4) Refleksi Siklus I Ada beberapa hal dalam siklus 1 yang menjadi hambatan, antara lain fase menulis teks prosedur. Penulis yakin bahwa jika peserta didik dapat merangkai teks prosedur dari teks yang diusahakannya sendiri akan dapat memberi efek pada pemahaman yang lebih baik pula (bukan diberi oleh guru 100 Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 Penggunaan Teks Otentik dalam bentuk ketikan ulang dari teks aslinya). Untuk itu pada siklus 2 nantinya peserta didik harus menentukan sendiri teks yang akan dijadikan produk sekaligus pemahaman isinya. b. Siklus 2 1) Perencanaan Dari hasil refleksi siklus 1 penulis melakukan perencanaan ulang kegiatan belajar. Secara umum langkah-langkah pembelajaran tidak berubah tapi khusus untuk teks bahan menulis dibebankan peserta didik sendiri untuk menbawanya. Perencanaan ulang pelaksanaan siklus 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 7: Rencana Pelaksanaan Siklus 2 Kegiatan Kegiatan Belajar Managemen Kelas Pendahuluan - Inti - Setelah menunjukkan tujuan guru langsung mengajak spesertadidik apersepsi materi siklus 1 Guru memberi contoh teks prosedur yang lebih sulit dan variatif Guru membentuk kelas menjadi 7 kelompok Peserta didik diminta mengeluarkan teks otentik yang mereka bawa dan menuliskannya dalam selembar kertas sesuai dengan generic structure Peserta didik menuliskan pertanyaan dibawah teks (jawaban disimpan oleh yang bersangkutan) Teks yang sudah jadi diberikan kepada kelompok lain untuk dijawab Hasil jawaban dikembalikan kepada pemilik teks untuk dikoreksi Siswa mendiskusikan hasil jawaban dan penilaian dengan Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 Klasikal Kelompok kecil (4 orang per kelompok) 101 Asy’ari Penutup anggota kelompok yang mengerjakan - Guru mengamati dan mengatur alur diskusi kelompok dan diskusi klasikal - Guru member tugas individu untuk menyusun teks prosedur secara mandiri Klasikal 2) Pelaksanaan Siklus 2 diawali pada hari Sabtu tanggal 28 Januari 2012. Sebagaimana siklus satu guru menunjukkan gambar berisi urutan kegiatan ”how to make a hat” dan kelas diajak menduskusikan untuk mengurutkan gambar sesuai dengan urutan yang benar cara membuat kopi. Kurang lebih 15 menit dalam kegiatan eksplorasi tersebut peserta didik dapat mengurutkannya dan guru menuliskannya di papan tulis. Setelah ditampilkan di papan tulis guru memberi pertanyaan terkait dengan teks prosedur yang dibahas. Kelas bisa menjawab pertanyaan ”goal” (tujuan) sebagai pertanyaan pertama, yaitu pertanyaan ”what is the text about? atau ”what is the purpose of the text?”. Setelah itu guru memberi pertanyaan ”What materials do we need to make a hat?” pertanyaan tersebut berkaitan dengan ”material” atau bagian dua dari generic structure teks procedure. Kegiatan selanjutnya sama dengan siklus 1 namun dalam kegiatan pertemuan kedua guru tidak memberi teks tapi peserta didik sendiri yang menyiapkan teks otentik yang mereka cari sendiri. Dalam 2 pertemuan tatap muka siklus 2 didapati kenyataan bahwa peserta didik memiliki motivasi yang tinggi karena berkompetisi dengan yang lain dalam menuliskan teks prosedur dari teks otentiknya dan manjadikannya pertanyaan untuk kawannya dan mengkoreksi lalu mendiskusikan dengan si penjawab. Setelah itu membuat nilai dan diserahkan kepada guru. Keaktican peserta didik demikian tinggi dengan penggunaan teks otentik yang bersumber dari mana saja di lingkungan kehidupan peserta didik. Pertemuan kedua siklus 2 102 Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 Penggunaan Teks Otentik ditutup dengan tugas dari guru untuk penilaian yaitu menyusun teks prosedur beserta pertanyaan dan jawabannya. 3) Pengamatan dan Pengumpulan Data Sebagaimana siklus 1, pada siklus 2 ini pengamatan dan pencatatan dilakukan untuk mengetahui pemahaman teks prosedur dan ketrampilan menulis teks. Hasil pengamatan siklus 2 dapat diringkas dalam tabel dibawah ini: Tabel 8: Hasil Pengamatan Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan yang di ukur Ketrampilan menulis teks procedure Pemahaman teks procedure Jumlah Group 1 Group 2 Group 3 Group 4 Group 5 Group 6 Group 7 % 3 4 4 3 3 3 3 82 3 4 4 3 4 4 3 89,2 4 5 6 6 8 6 6 85,5 Kemudian diadakan post test tertulis pemahaman teks prosedur dengan mengerjakan soal uraian dan dilaksanakan dalam bentuk test tertulis secara individual. Dalam test tersebut peserta didik menjawab pertanyaan teks uraian berbentuk procedure dan kemudian ditambah nilai produk mengarang dan dirata-rata. Dari test didapati hasil sebagai berikut: Tabel 9: Rata-rata dan Prosentase Nilai Post test tulis dan Tugas Membuat teks Siklus 2 Rentang Nilai Nilai post test tertulis Nilai menulis teks Jumlah 90-100 80-89 70-79 60-69 11 9 6 2 10 8 6 2 21 17 12 4 Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 Prosentase (n=56) 37,5% 30,3% 21,4% 7,1% 103 Asy’ari 50-59 0 2 2 3,6% Jumlah 28 28 56 100% Hasil pengamatan dan hasil post test siklus 2 dapat dirangkum dalam hasil pelaksanaan siklus 2 sebagai berikut: Tabel 10: Hasil Pelaksanaan Siklus 2 Aspek Ketrampilan menulis teks procedure Pemahaman teks procedure Ketuntasan hasil belajar Indikator Pencapaian Siklus 2 75% 80% 85% Hasil Pencapaian Siklus 2 82% 89,2% 89,3% 4) Refleksi Pelaksanaan siklus 2 berhasil dengan baik ditandai dengan meningkatnya setiap indikator keberhasilan yang ditetapkan. Meskipun demikian masih ada hal-hal kecil (meskipun tidak mempengaruhi hasil) yang harus menjadi perhatian guru, yaitu adanya teks yang sama yang dibawa oleh peserta didik. Hal tersebut tidak menjadi masalah manakala teks sama berasal dari kelompok yang berbeda. Secara umum terjadi peningkatan hasil capaian pada siklus 2 dibandingkan dengan siklus 1. c. Pembahasan Penggunaan teks otentik tentang prosedur dapat diandalkan meningkatkan pemahaman teks dan ketrampilan menulis teks. Dua ketrampilan dalam satu kegiatan pembelajaran. Pengenalan teks prosedur, struktur generik, dan tujuan dari teks tersebut dipahami baru kemudian ketrampilan menulis dikembangkan. Siklus 1 yang kurang memuaskan hasilnya telah dapat ditebus di siklus 2 dengan penggunaan teks otentik yang dipersiapakan oleh peserta didik sendiri. Unsur kompetitif muncul pada siklus 2 sehingga dapat mempengaruhi hasil secara signifikan. Artinya terjadi peningkatan yang cukup besar di siklus 2. Adapun hasil dapat diringkas pada tabel 11 dibawah ini: 104 Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 Penggunaan Teks Otentik Tabel 11: Hasil Pelaksanaan Siklus 1 dan 2 Aspek Ketrampilan menulis teks procedure Pencapaian siklus 1 Pencapaian siklus 2 71,4% 82% Pemahaman teks procedure 75% 89,2% Ketuntasan hasil belajar 76,6% 89,3% Keterangan Terdapat peningkatan 10,4% pada siklus 2 (atau 11,4% indicator siklus 1) Terdapat peningkatan 14,2% pada siklus 2 Terdapat peningkatan12,7% pada siklus 2 (atau 19,3% indicator siklus 1) Dari tabel tersebut dapat dilihat peningkatan capaian setelah pemanfaatan otentik teks secara penuh di siklus 2 (siklus 1 teks otentik yang disiapkan guru kurang banyak). Sehingga hipotesis tindakan yang berbunyi ”Jika Teks otentik digunakan dalam pembelajaran teks prosedur, maka pemahaman dan ketrampilan menulis teks procedure dapat meneingkat, menjadi kenyataan. D. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis pada bab IV PTK mengenai penggunaan teks otentik untuk peningkatan pemahaman dan ketrampilan menulis teks prosedur dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan teks otentik dalam pembelajaran materi teks prosedur dapat digabungkan antara ketrampilan membaca dan menulis. Dalam kegiatan pembelajaran, sumber belajar utama adalah teks otentik yang ditemui di sekeliling peserta didik. Dua tatap muka dalam dua siklus telah menunjukkan bahwa penggunaan teks otentik untuk pembelajaran teks prosedur efektif sebagai media, sumber, bahkan bahan ajar. Sehingga dalam kegiatan eksplorasi, teks otentik ini sudah dapat dipahami struktur generiknya, lalu pada tahap elaborasi peserta didik dituntut untuk menuliskan teks otentiknya dan memberi Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 105 Asy’ari pertanyaan sesuai struktur generiknya dan mendiskusikannya dengan sejawatnya. Disini ada kebanggaan karena peserta didik diberi kesempatan menilai kawannya dari teks dan pertanyaan buatannya sendiri. 2. Dari hasil pengamatan, post test, dan tugas menulis teks prosedur dapat disimpulkan bahwa penggunaan teks otentik dapat meningkatkan pemahaman sekaligus ketrampilan menulis. Ini dibuktikan dengan peningkatan prosentase siklus 2 dibanding siklus 1 yang cukup tinggi. aspek Ketrampilan menulis teks procedure pada siklus 2 mencapai 82% Terdapat peningkatan 10,4% pada siklus 2 (atau 11,4% indikator siklus 1), pemahaman teks procedure meningkat 14,2% (hasil siklus 2: 89,2%) dibanding siklus 1. Dan Yang lebih penting ketuntasan hasilbelajar meningkat 12,7% sebesar 89,3% dibandingkan siklus 1 sebesar 76,6%. Prosentase tersebut adalah prosentase hasil nilai post test pemahaman dan nilai produk berupa menulis teks prosedur. BIBLIOGRAPHY Ary, Donald. et al. 1979. Introduction to Research in Education. USA: Holt, Rinehart, and Winston, Inc. Azies, Furqonul. Chaedar dan Alwasilah. 1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya McAllister, Lawrence. W. 1994. An Activities based-Approach to the Teaching of Speaking. Semarang: IKIP Semarang Miles, B. Matthew and A, Michael Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif (Terjemahan oleh Thetjep Rohendi). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Mills, Geofrey E.2000. Action Research: A guide for the Teacher Researcher. Merril: an imprint Prentice Hall. 106 Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 Penggunaan Teks Otentik Parera, Jos Daniel. 1993. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Titone, Renso., Danesi, Marcel. 1985. Applied Psycholinguistics: An Introduction to the Psychology of Language Learning and Teaching. Toronto: University of Toronto Press. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-mediapembelajaran/) Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014 107