pemikiran modern muhammadiyah

advertisement
Penggunaan Teks Otentik
PENGGUNAAN TEKS OTENTIK UNTUK PENINGKATAN
PEMAHAMAN DAN KETRAMPILAN MENULIS TEKS
PROCEDURE KELAS IX MTsN REJOSO PETERONGAN 1
JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Asy’ariy
ABSTRACT
Abstract: This Classroom Action Research (CAR) is aimed
at improving reading comprehension skill and writing
skill of text Procedure by applying the use of authentic
material or text. With two cycles, this CAR brief
discussion describes the process of using authentic text in
teaching both skills at grade IX MTsN Rejoso Peterongan
1 Jombang. The result of this CAR shows that the use of
authentic text can improve the students’ reading
comprehension skill and writing skill. It is know by the
indicator that aspect of writing skill in cycles 2: (1) writing
skill of text procedure 82% and there is an improvement
10,4% 2 (or 11,4% compared with cycles 1 indicator), (2)
comprehension of text procedure improve 14,2% (cycles 2:
89,2%) compared with cycles 1. And (3) the most
important aspect is the learning result improve 12,7% or
89,3% compared with cycles 1: 76,6%. The score is a
percentage of post test of comprehension skill and
assignment of writing text procedure.
Keywords: Comprehension skill, writing skill, authentic text
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
87
Asy’ari
A. PENDAHULUAN
Standar isi mata pelajaran bahasa Inggris sebagaimana
termaktub dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 dinyatakan bahwa
pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs dimaksudkan agar peserta
didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara
lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Tujuan
pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs salah satunya adalah
supaya peserta didik memiliki kesadaran tentang hakekat dan
pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa
dalam masyarakat global. Disamping itu diharapkan peserta didik
mampu mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk
komunikasi lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi functional.
Bagi MTsN Rejoso Peterongan 1 Jombang, mata pelajaran
bahasa Inggris tidak hanya untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik sebagaimana tersebut dalam permendiknas no 22 tahun
2006 tapi juga sebagai bagian dari visi dan misi untuk mencetak
lulusan yang unggul dalam prestasi dan memiliki kecintaan terhadap
mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai bagian dari kehidupan seharihari, serta keunggulan pribadi.
Namun tujuan tersebut tidaklah mudah dicapai karena
banyaknya persoalan yang melingkupi pembelajaran bahasa Inggris.
Masalah-masalah tersebut lebih tepat disebut sebagai kendala teknis
karena dengan tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi dan sarana
minimal pembelajaran yang dipunyai, tidak serta merta pembelajaran
bahasa Inggris menjadi menyenangkan bagi peserta didik. Sehingga
tujuan untuk membuat peserta didik cinta sekaligus memiliki
kompetensi wacana sebagaimana diamanatkan kurikulum menjadi
sulit tercapai. Sedangkan penyebab dari masalah diatas adalah kurang
tepatnya metode pembelajaran yang diterapkan sehingga
kontraproduktif dengan tujuan materi yang diajarkan.
Dalam Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi,
materi pelajaran Bahasa Inggris ditekankan pada kompetensi wacana
(Discourse Competence) sehingga lebih banyak menekankan pada
wacana baik lisan maupun tulis. Dalam wacana tulis selain berkaitan
dengan teks fungsional sebagaimana berkaitan dengan tujuan
pembelajaran bahasa Inggris untuk tingkat SMP/MTs, juga teks esei
88
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
Penggunaan Teks Otentik
yang memuat 3 jenis teks, yaitu teks berbentuk narratif, deskriptif, dan
prosedur. Teks narratif berkaitan dengan kemampuan peserta didik
untuk memahami cerita baik fiksi maupun pengalaman, sedangkan
deskriptif berkaitan dengan kemampuan peserta didik memahami
deskripsi tentang orang, tempat, benda, dan fenomena alam termasuk
flora dan fauna. Sementara teks prosedur sangat terkait dengan
kehidupan sehari-hari menyangkut prosedur melakukan sesuatu,
misalnya mengoperasikan alat, memasak, dan lain sebagainya.
Dalam prakteknya, pembelajaran wacana terutama wacana
dengan teks berjenis prosedur, banyak menemui kendala. Persoalan
yang muncul adalah rendahnya pemahaman dan ketrampilan menulis
yang tidak optimal. Hal tersebut disebabkan pembelajaran yang
kurang menarik dan kurang mengeksplorasi peran serta serta secara
kontekstual tidak bersentuhan dalam kehidupan sehari-hari peserta
didik.
Teks prosedur sebagai bagian dari materi inti Ujian Nasional
memiliki ciri khas dan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga penggunaan media atau instrumen pembelajaran yang
kontekstual amat mudah dilakukan meskipun justru ini yang jarang
dilakukan oleh guru. Resep makanan, buku manual, petunjuk, dan
sejenisnya banyak melingkupi kehidupan peserta didik sehari-hari.
Untuk meningkatkan pemahaman dan ketrampilan menulis teks
prosedur, guru bisa menggunakan media asli yang banyak ditemui
disekitar peserta didik. Untuk kepentingan peingkatan pemahaman
sekaligus ketrampilan menulis teks prosedur peneliti melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul ”PENGGUNAAN
TEKS OTENTIK UNTUK
PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN
KETRAMPILAN MENULIS TEKS PROCEDURE KELAS IX MTsN
REJOSO PETERONGAN 1 JOMBANG TAHUN PELAJARAN
2011/2012”
1. Rumusan Masalah
a. Bagaimana penggunaan teks otentik untuk
peningkatan
pemahaman dan ketrampilan menulis teks procedure kelas IX
MTsN Rejoso Peterongan 1 Jombang tahun pelajaran
2011/2012?
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
89
Asy’ari
b.
Apakah penggunaan teks otentik dapat meningkatkan
pemahaman dan ketrampilan menulis teks procedure kelas IX
MTsN Rejoso Peterongan 1 Jombang tahun pelajaran
2011/2012?
2. Tujuan Penelitian
Tujuan PTK ini dilaksanakan adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:
a. Penggunaan teks otentik untuk peningkatan pemahaman dan
ketrampilan menulis teks procedure kelas IX MTsN Rejoso
Peterongan 1 Jombang tahun pelajaran 2011/2012
b. Apakah penggunaan teks otentik dapat meningkatkan
pemahaman dan ketrampilan menulis teks procedure kelas IX
MTsN Rejoso Peterongan 1 Jombang tahun pelajaran
2011/2012
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dalam pengembangan
pembelajaran bahasa Inggris untuk pembelajar pemula
sekaligus sebagai referensi bagi penelitian sejenis pada masa
yang akan datang.
b. Manfaat Praktis
Sebagai acuan untuk melakukan pembelajaran praktis di kelas
materi teks prosedur sekaligus sebagai bahan pengembangan
pembelajaran di kelas bagi guru-guru bahasa Inggris
dimanapun berada.
B. METODE PENELITIAN
1.
Desain Penelitian
PTK memiliki ciri menekankan pada proses dan bukan hasil.
Penulis (guru/peneliti)an jenis ini lebih banyak mengamati perilaku
subyek Penulis (guru/peneliti)an dan melibatkan kata-kata, frasa,
maupun kalimat untuk mendapatkan informasi yang atas fenomena
yang sedang terjadi. Menurut Mills (2001:6) bahwa penelitian
tindakan (action research) adalah Penulis (guru/peneliti)an yang
dilakukan guru untuk dirinya sendiri dengan melakukan 4 (empat)
90
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
Penggunaan Teks Otentik
langkah dalam prosesnya, yaitu mengidentifikasi fokus,
mengumpulkan data, menganalisa dan menginterpretasi data dan
mengembangkan rencana tindakan dan sebagian besar Penulis
(guru/peneliti)an tindakan menggunakan metode naratif dan
deskriptif. Melihat ciri-ciri tersebut, PTK bisa dikategorikan penelitian
deskriptif kualitatif. Ary et.al (1979: 295)
Descriptive research studies are designed to obtain
information concerning the current status of
phenomena. They are directed toward determining the
nature of situation as it exists at the time of the study.
There is no administration or control of a treatment as
is found in experimental research. The aim is to
describe “what exists” with respect to variable or
condition in a situation
Akbar (2006:3) menyebutkan terdapat enam prinsip dasar yang
menjadi landasan penelitian tindakan kelas:
a. Penulis berkomitmen dalam mengupayakan perbaikan dan
peningkatan kualitas pembelajaran secara terus-menerus.
b. Meneliti merupakan bagian intergral dalam proses
pembelajaran, tahapan penelitian selaras dengan tahapan
pembelajaran.
c. Masalah merupakan masalah riil yang merisaukan
tanggungjawab professional dan komitmen peningkatan
mutu pendidikan dan pembelajaran.
d. Motivasi intrinsik (tumbuh dari dalam) yang melahirkan
sikap kepedulian pada perbaikan mutu pembelajaran.
e. Menyangkut
persoalan-persoalan
pendidikan
dan
pembelajaran yang tidak hanya dibatasi ruang kelas.
f. Prosedur agak longgar, mementingkan proses dan hasil.
2.
Subyek dan Waktu Penelitian
Subyek penelitian adalah peserta didik kelas IX MTsN Rejoso
Peterongan 1 Jombang dengan jumlah peserta didik 28 anak. Namanama peserta didik yang terlibat disajikan pada lampiran I.
Perencanaan PTK dilakukan pada tanggal 8-14 Januari 2012 dan
penelitian dilaksanakan mulai 15 Januari – 15 Februari 2012.
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
91
Asy’ari
3.
Kehadiran Peneliti dan Peran Penelitian
Sesuai dengan jenis dan karateristiknya, dalam Penelitian
tindakan kelas, kehadiran dan keterlibatan Penulis (guru/peneliti)
sangatlah urgen karena berperan sebagai instrument kunci (key
instruments).
Kehadiran
Penulis
(guru/peneliti)
dilokasi
Penelitiansebagai instrument kunci yang dimaksud adalah Penulis
(guru/peneliti) bertindak sebagai perencana, observer, penganalisis
data, sekaligus pembuat laporan hasil Penulis (guru/peneliti)an. Selain
kehadiran Penulis (guru/peneliti), kehadiran peserta didik sebagai
subjek penelitian juga sangat penting sebab tanpa kehadiran mereka
penelitian ini tidak dapat berlangsung.
Secara ringkas kehadiran Penulis (guru/peneliti) dalam
penelitian ini memiliki tugas:
a. Melakukan pengamatan terhadap situasi pembelajaran dan
kemudian mengevaluasi situasi pembelajaran tersebut.
b. Merencanakan tindakan, meliputi: menyusun berkas
perlengkapan pembelajaran (skenario pembelajaran) dan
menyusun angket.
c. Bertindak sebagai pengajar yang membuat rancangan
pembelajaran sekaligus menyampaikan bahan ajar selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
d. Mengumpulkan data
e. Menganalisis data
f. Melaporkan hasil penelitian
4.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas
(Classroon Action Research) dengan objek tindakan adalah mengkaji
dan merefleksikan secara mendalam beberapa aspek dalam kegiatan
belajar mengajar yang meliputi efektifitas penggunaan teks otentik
dalam meningkatkan pemahaman dan ketrampilan menulis teks
procedure kelas IX semester 2 MTsN Rejoso Peterongan 1 Jombang
dalam 2 (dua) siklus. 2 siklus tersebut secara umum dapat
didiskripsikan sebagaimana langkah-langkah penelitian digambarkan
dibawah ini:
92
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
Penggunaan Teks Otentik
Siklus I
Perencanaa
n Tindakan
I
Pelaksanaa
n Tindakan
I
Observasi
Tindakan I
Refleksi
Tindakan I
Pelaksanaa
n Tindakan
II
Observasi
Tindakan II
Refleksi
Tindakan II
Siklus II
Perencanaa
n Tindakan
II
Membuat
Kesimpulan
Gambar 1.
Bagan Prosedur Penelilitan Tindakan Kelas,
Dari prosedur tersebut Penulis merancang langkah-langkah siklus
1 dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1: Rencana Tindakan Siklus 1
1. Siklus 1
1
2
3
4
Perencanaa
n
Penulis (guru/peneliti) merencanakan PTK berdasarkan tujuan
pembelajaran. Beberapa perangkat pembelajaran dalam tahap
ini adalah: bahan ajar, teks otentik, Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi, kuiz dan lain-lain
Pelaksanaa Melaksanakan kegiatan tatap muka pembelajaran denan
n
menggunakan teks otentik (benda nyata) untuk peningkatan
pemahaman dan ketrampilan menulis teks procedure,
sebagaimana tertera dalam rencana pembelajaran(RPP
terlampir)
Pengamatan Selama tahap pelaksanaan Penulis (guru/peneliti) melakukan
observasi terhadap pemahaman dan ketrampilan menulis teks
procedure dengan menggunakan lembar observasi
Refleksi
Analisis beberapa kekurangan/kelemahan siklus 1 mengacu
pada indikator keberhasilan sebagai berikut:
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
93
Asy’ari
Indikator
Pencapaian
Siklus 1
Aspek
Ketrampilan
menulis teks
procedure
70%
Pemahaman teks
procedure
75%
Ketuntasan hasil
belajar
70%
Cara Mengukur
Nilai produk menulis berupa
teks procedure dan dinilai
denan rubrik
menulis/mengarang
Nilai kuis teks procedure
terintegrasi dengan kegiatan
menulisteks procedure
Dihitung dari nilai rata-rata
test dan tugas menulis. Peserta
didik dinyatakan tuntas
apabila memperoleh nilai
sama atau lebih besar dari
Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) sebesar 70
2. Siklus 2
Pada siklus 2 tahapan-tahapan dilaksanakan sebagaimana
siklus pertama, namun didahului dengan perencanaan ulang
berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus 1, sehingga
kekurangan dan kelemahan yang muncul pada siklus 1 tidak
terulang pada siklus 2 ini. Indikator keberhasilan pada siklus 2
diharapkan lebih baik daripada siklus 1, sebagaimana pada tabel
dibawah ini:
Tabel 2: Indikator Keberhasilan Siklus 1 dan Siklus 2
Indikator
Pencapaian
Siklus 1
Indikator
Pencapaian
Siklus 2
Ketrampilan menulis teks
procedure
70%
75%
Pemahaman teks procedure
75%
80%
Ketuntasan hasil belajar
70%
85%
Aspek
94
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
Penggunaan Teks Otentik
5.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Lembar observasi kelas dan catatan anekdotal
Untuk merekam segala aktivitas selama kegiatan pembelajaran
dilaksanakan.
b. Tes hasil belajar (post test).
Tes hasil belajar diberikan untuk mengetahui penguasaan
peserta didik terhadap materi yang diberikan dengan batasan
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) atau
Standar
Ketuntasan Minimum (SKM) yang telah ditentukan.
6. Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, observasi,
dan tes. Dokumentasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik. Observasi digunakan untuk merekam proses kegiatan
pembelajaran, dan tes digunakan untuk mengetahui kualaitas hasil
belajar peserta didik.
Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan
metode/teknik analisis deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan
sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan objek Penelitianpada saat
sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampakatau sebagaimana
adanya. Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada penemuan
fakta-fakta (fact finding) sebagaimana keadaan sebenarnya. (Nawawi
dan Hartini, 1993: 79)
Teknik analisa deskriptif ini memiliki prosedur analisis data
dengan menggunakan Miles and Huberman’s procedure (1992).
Prosedur ini mempunyai tiga langkah utama:
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Dalam reduksi data, aktivitas analisis berbentuk penyelesian
(selecting), memfokuskan (focusing), menyederhanakan
(simplifying),
mengabstraksi
(abstracting),
dan
mentransformasian (transferring) data baku (data kasar)
yang dijaring dari catatan lapangan menjadi data bermakna.
Kegiatan dilakukan tanpa harus menunggu sampai
pengumpulan data, bahkan sejak saat mempersiapkan
kegiatan lapangan. Sepanjang proses pengumpulan data
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
95
Asy’ari
terdapat tahapan lebih lanjut tentang reduksi data, yaitu (1)
membuat ringkasan, (2) pengkodean dan penyiapan tema, (3)
pengelompokan atau pengklasifisian menjadi bagian-bagian,
dan (4) menulis memo. Reduksi data atau proses
transformasi tersu berlangsung sampai dengan kegiatan
penjaringan data lapangan selesai, bahkan sampai dengan
laporan akhir selesai.
b. Penayangan Data (Data Display)
Maksud data display adalah mencakup perakitan,
pengorganisasian (assembling) data dari informasi yang
berhasil dikumpulkan dengan berbagai cara untuk konsumsi
penarikan kesimpulan dan penetapan kegiatan selanjutnya.
Maka display disini adalah menjadikan data dapat dilihat
secara utuh dan secara akumulatif dalam suatu tampilan.
c. Gambaran Simpulan atau Verifikasi
Gambaran simpulan atau verifikasi merupakan salah satu
langkah kegiatan analisis. Berkenaan dengan arah pemikiran
induktif untuk mendapatkan simpulan akhir, semua simpulan
“sementara” harus diverifikasi agar mampu diperoleh
simpulan yang mantap. Proses lain yang dilakukan oleh
Penulis (guru/peneliti) dalam penguju keabsahan data adalah
dengan cara melakukan trianggulasi data, dimana Penulis
(guru/peneliti) membandingkan antara satu data dengan data
lain yang diperoleh.
C. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Selintas Tentang Setting
MTsN Rejoso Peterongan 1 terletak di kompleks Pondok
Pesantren Darul Ulum (PPDU) Rejoso Peterongan Jombang.
Sedangkan lokasi PPDU sendiri berada 100 m arah selatan pasar
kecamatan Peterongan yang berada di jalan Nasional / propinsi
Surabaya – Jogja. Akses menuju PPDU sangat mudah karena dekat
dengan terminal Kepuhsari (+ 1 km) dan stasiun Kereta Api (+ 100
m). MTsN Rejoso Peterongan 1 adalah salah satu MTsN tertua di
Kabupaten Jombang. Pada tahun pelajaran 2012/2012 MTsN Rejoso
96
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
Penggunaan Teks Otentik
Peterongan 1 memiliki 24 rombongan belajar dengan rincian kelas VII
sebanyak 9 kelas, kelas VIII sebanyak 7 kelas, dan kelas IX sebanyak
8 kelas. Jumlah peserta didik keseluruhan adalah 811 peserta didik.
Tenaga pendidik yang dimiliki adalah 52 orang dengan rincian, 7
orang dengan kualifikasi magister (S2), dan sisanya 40 orang
berkualifikasi sarjana (S-1), 5 orang berkualifikasi pesantren. Semua
tenaga pendidik tersebut berlatar belakang kependidikan.
2. Uraian Penelitian Secara Umum
PTK ini dilaksanakan dengan 2 siklus dengan waktu 2 x 40
menit/tatap muka sebanyak 2 tatap muka setiap siklus. Setiap siklus
ditutup dengan post test (berupa test hasil belajar dan
menulis/mengarang teks procedure). Sehingga waktu yang dibutuhkan
adalah 2 x 40 menit x 4 tatap muka. Total waktu yang diperlukan
adalah 4 tatap muka atau sama dengan 2 minggu.
Tabel 3: Jadwal Pelaksanaan PTK
No
Kegiatan
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
Refleksi materi
Penulisan Proposal
Penyiapan Instrumen
Pelaksanaan Siklus 1
Refleksi Siklus 1
Pelaksanaan Siklus 2
Penulisan
laporan
penelitian
6 - 8 Januari 2012
8 -10 Januari 2012
11-14 Januari 2012
15-21 Januari 2012
22-23 Januari 2012
24-31 Januari 2012
1-15 Januari 2012
3. Penjelasan Siklus
a. Siklus 1
1) Perencanaan
Setelah melakukan refleksi dan identifikasi masalah atas
rendahnya pemahaman dan ketrampilan
menulis teks
prosedur, penulis (guru/peneliti) mempertimbangkan perlu
diadakan tindakan dan mulai menulis proposal dan penyiapan
instrumen yang meliputi silabus, RPP, lembar observasi, media
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
97
Asy’ari
pembelajaran alami berupa benda nyata (teks otentik), quiz,
dan soal post test.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17
Januari 2012. Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, guru
menunjukkan gambar berisi urutan kegiatan ”how to make
coffee” dan kelas diajak mendiskusikan untuk mengurutkan
gambar sesuai dengan urutan yang benar cara membuat kopi.
Kurang lebih 15 menit dalam kegiatan eksplorasi tersebut
peserta didik dapat mengurutkannya dan guru menuliskannya
di papan tulis. Setelah ditampilkan di papan tulis guru
memberi pertanyaan terkait dengan teks prosedur yang
dibahas. Kelas bisa menjawab pertanyaan ”goal” (tujuan)
sebagai pertanyaan pertama, yaitu pertanyaan ”what is the text
about? atau ”what is the purpose of the text?”. Setelah itu guru
memberi pertanyaan ”What materials do we need to make
coffee?” pertanyaan tersebut berkaitan dengan ”material” atau
bagian dua dari generic structure teks procedure. Setelah
selesai guru membentuk kelas menjadi tujuh kelompok. Dan
guru memberi tugas mengidentifikasi teks procedure berikut
menjawab pertanyaannya. Dalam fase kelompok ini guru
memberi teks yang berbeda-beda kepada setiap peserta didik
dalam kelompok (ada 4 teks yang berbeda) dan bersumber dari
teks yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Anggota kelompok mengerjakan dan saling berdiskusi setelah
selesai menjawab. Fase mengerjakan ini diberi waktu 20
menit. Guru mencatat dari tiap kelompok jawaban yang benar.
Kemudian guru meminta setiap individu dalam kelompok
untuk menuliskan jawabannya di kertas dan menukarnya
dengan kawannya. Fase ini adalah pembejaran membaca
pemahaman teks prosedur. Guru mengajak mendiskusikan
jawaban teks prosedur tersebut dan menjelaskan generic
structure dan macam-macam pertanyaan yang biasa ditanyakan
untuk teks prosedur. Guru mendata jumlah jawaban yang
benar dari tiap individu. Pertemuan kedua siklus satu
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 Januari 2012, setelah
memberi apersepsi guru langsung meminta peserta didik
98
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
Penggunaan Teks Otentik
kembali kelompoknya seperti pertemuan pertama. Guru
membagi teks yang bersumber dari buku resep, makanan
instant/minuman instant, dan lain-lain dan meminta siswa
untuk menuliskannya dan mencocokkan dengan pertanyaan
yang pada pertemuan pertama. Peserta didik diminta
menuliskan teks berseumber dari teks otentik tersebut sesuai
generic structurenya kemudian memberi pertanyaan
dibawahnya untuk diberikan kepada kelompok lain untuk
dijawab. Kegiatan kerja kelompok ini berlangsung sampai 60
menit dan terdapat 28 teks dan pertanyaannya dari peserta
didik. Jawaban dari masing-masing teks kemudian dibahas dan
hasil teks dikumpulkan untuk dinilai guru. Dari dua pertemuan
tersebut guru mencoba mengajak peserta didik untuk
memahami teks sekaligus menyusun/merangkai teks otentik
menjadi teks prosedur yang sesuai dengan generic structurenya.
3) Pengamatan dan Pengumpulan Data
Proses pembelajaran selama siklus 1 diamati dan digali
mengenai memahami dan menulis teks prosedur. Yang
pertama adalah data pemahaman peserta didik ditandai dengan
jawaban individual yang seluruhnya benar dan yang kedua
adalah merujuk hasil menulis teks bersumber dari real objek.
Dari data observasi terkumpul data yang diringkas dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 4: Hasil Pengamatan Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus 1
Kegiatan yang
di ukur
Ketrampilan
menulis teks
procedure
Pemahaman
teks procedure
Jumlah
Grou
p1
Group
2
Grou
p3
Grou
p4
Group
5
Group
6
Group
7
%
2
2
3
3
4
3
3
71,4
2
3
3
3
4
3
3
75
4
5
6
6
8
6
6
73,2
Ketera
ngan
Ratarata
Kemudian diadakan post test tertulis pemahaman teks prosedur
dengan mengerjakan soal uraian dan dilaksanakan dalam bentuk test
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
99
Asy’ari
tertulis secara individual. Dalam test tersebut peserta didik menjawab
pertanyaan teks uraian berbentuk procedure dan kemudian ditambah
nilai produk mengarang dan dirata-rata. Dari test didapati hasil
sebagai berikut:
Tabel 5: Rata-rata dan Prosentase Nilai Post test tulis dan
Tugas Membuat teks (siklus 1)
Rentang
Nilai
Nilai post
test
tertulis
Nilai
menulis
teks
Jumlah
Prosentase
90-100
80-89
70-79
60-69
50-59
8
9
5
4
2
10
7
4
3
4
18
16
9
7
6
32,1
28,6
16
12,5
10,7
Jumlah
28
28
56
100%
(n=56)
Hasil pengamatan dan hasil post test siklus 1 dapat
dirangkum dalam hasil pelaksanaan siklus 1 sebagai berikut:
Tabel 6: Hasil Pelaksanaan Siklus 1
Indikator
Pencapaian
Siklus 1
Aspek
Ketrampilan menulis teks procedure
Pemahaman teks procedure
Ketuntasan hasil belajar
70%
75%
70%
Hasil
Pencapaian
Siklus 1
71,4%
75%
76,6%
4) Refleksi Siklus I
Ada beberapa hal dalam siklus 1 yang menjadi hambatan,
antara lain fase menulis teks prosedur. Penulis yakin bahwa
jika peserta didik dapat merangkai teks prosedur dari teks yang
diusahakannya sendiri akan dapat memberi efek pada
pemahaman yang lebih baik pula (bukan diberi oleh guru
100
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
Penggunaan Teks Otentik
dalam bentuk ketikan ulang dari teks aslinya). Untuk itu pada
siklus 2 nantinya peserta didik harus menentukan sendiri teks
yang akan dijadikan produk sekaligus pemahaman isinya.
b. Siklus 2
1) Perencanaan
Dari hasil refleksi siklus 1 penulis melakukan perencanaan
ulang kegiatan belajar. Secara umum langkah-langkah
pembelajaran tidak berubah tapi khusus untuk teks bahan
menulis dibebankan peserta didik sendiri untuk menbawanya.
Perencanaan ulang pelaksanaan siklus 2 dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 7: Rencana Pelaksanaan Siklus 2
Kegiatan
Kegiatan Belajar
Managemen
Kelas
Pendahuluan
-
Inti
-
Setelah menunjukkan tujuan guru
langsung mengajak spesertadidik
apersepsi materi siklus 1
Guru memberi contoh teks
prosedur yang lebih sulit dan
variatif
Guru membentuk kelas menjadi 7
kelompok
Peserta didik diminta
mengeluarkan teks otentik yang
mereka bawa dan menuliskannya
dalam selembar kertas sesuai
dengan generic structure
Peserta didik menuliskan
pertanyaan dibawah teks
(jawaban disimpan oleh yang
bersangkutan)
Teks yang sudah jadi diberikan
kepada kelompok lain untuk
dijawab
Hasil jawaban dikembalikan
kepada pemilik teks untuk
dikoreksi
Siswa mendiskusikan hasil
jawaban dan penilaian dengan
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
Klasikal
Kelompok kecil
(4 orang per
kelompok)
101
Asy’ari
Penutup
anggota kelompok yang
mengerjakan
- Guru mengamati dan mengatur
alur diskusi kelompok dan diskusi
klasikal
- Guru member tugas individu
untuk menyusun teks prosedur
secara mandiri
Klasikal
2) Pelaksanaan
Siklus 2 diawali pada hari Sabtu tanggal 28 Januari 2012.
Sebagaimana siklus satu guru menunjukkan gambar berisi
urutan kegiatan ”how to make a hat” dan kelas diajak
menduskusikan untuk mengurutkan gambar sesuai dengan
urutan yang benar cara membuat kopi. Kurang lebih 15 menit
dalam kegiatan eksplorasi tersebut peserta didik dapat
mengurutkannya dan guru menuliskannya di papan tulis.
Setelah ditampilkan di papan tulis guru memberi pertanyaan
terkait dengan teks prosedur yang dibahas. Kelas bisa
menjawab pertanyaan ”goal” (tujuan) sebagai pertanyaan
pertama, yaitu pertanyaan ”what is the text about? atau ”what
is the purpose of the text?”. Setelah itu guru memberi
pertanyaan ”What materials do we need to make a hat?”
pertanyaan tersebut berkaitan dengan ”material” atau bagian
dua dari generic structure teks procedure. Kegiatan
selanjutnya sama dengan siklus 1 namun dalam kegiatan
pertemuan kedua guru tidak memberi teks tapi peserta didik
sendiri yang menyiapkan teks otentik yang mereka cari sendiri.
Dalam 2 pertemuan tatap muka siklus 2 didapati kenyataan
bahwa peserta didik memiliki motivasi yang tinggi karena
berkompetisi dengan yang lain dalam menuliskan teks
prosedur dari teks otentiknya dan manjadikannya pertanyaan
untuk kawannya dan mengkoreksi lalu mendiskusikan dengan
si penjawab. Setelah itu membuat nilai dan diserahkan kepada
guru. Keaktican peserta didik demikian tinggi dengan
penggunaan teks otentik yang bersumber dari mana saja di
lingkungan kehidupan peserta didik. Pertemuan kedua siklus 2
102
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
Penggunaan Teks Otentik
ditutup dengan tugas dari guru untuk penilaian yaitu menyusun
teks prosedur beserta pertanyaan dan jawabannya.
3) Pengamatan dan Pengumpulan Data
Sebagaimana siklus 1, pada siklus 2 ini pengamatan dan
pencatatan dilakukan untuk mengetahui pemahaman teks
prosedur dan ketrampilan menulis teks. Hasil pengamatan
siklus 2 dapat diringkas dalam tabel dibawah ini:
Tabel 8: Hasil Pengamatan Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan
yang di ukur
Ketrampilan
menulis teks
procedure
Pemahaman
teks
procedure
Jumlah
Group
1
Group
2
Group
3
Group
4
Group
5
Group
6
Group
7
%
3
4
4
3
3
3
3
82
3
4
4
3
4
4
3
89,2
4
5
6
6
8
6
6
85,5
Kemudian diadakan post test tertulis pemahaman teks prosedur
dengan mengerjakan soal uraian dan dilaksanakan dalam bentuk test
tertulis secara individual. Dalam test tersebut peserta didik menjawab
pertanyaan teks uraian berbentuk procedure dan kemudian ditambah
nilai produk mengarang dan dirata-rata. Dari test didapati hasil
sebagai berikut:
Tabel 9: Rata-rata dan Prosentase Nilai Post test tulis dan
Tugas Membuat teks Siklus 2
Rentang
Nilai
Nilai post
test
tertulis
Nilai
menulis
teks
Jumlah
90-100
80-89
70-79
60-69
11
9
6
2
10
8
6
2
21
17
12
4
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
Prosentase
(n=56)
37,5%
30,3%
21,4%
7,1%
103
Asy’ari
50-59
0
2
2
3,6%
Jumlah
28
28
56
100%
Hasil pengamatan dan hasil post test siklus 2 dapat
dirangkum dalam hasil pelaksanaan siklus 2 sebagai berikut:
Tabel 10: Hasil Pelaksanaan Siklus 2
Aspek
Ketrampilan menulis teks procedure
Pemahaman teks procedure
Ketuntasan hasil belajar
Indikator
Pencapaian
Siklus 2
75%
80%
85%
Hasil
Pencapaian
Siklus 2
82%
89,2%
89,3%
4) Refleksi
Pelaksanaan siklus 2 berhasil dengan baik ditandai dengan
meningkatnya setiap indikator keberhasilan yang ditetapkan.
Meskipun demikian masih ada hal-hal kecil (meskipun tidak
mempengaruhi hasil) yang harus menjadi perhatian guru, yaitu
adanya teks yang sama yang dibawa oleh peserta didik. Hal
tersebut tidak menjadi masalah manakala teks sama berasal
dari kelompok yang berbeda. Secara umum terjadi peningkatan
hasil capaian pada siklus 2 dibandingkan dengan siklus 1.
c. Pembahasan
Penggunaan teks otentik tentang prosedur dapat diandalkan
meningkatkan pemahaman teks dan ketrampilan menulis teks. Dua
ketrampilan dalam satu kegiatan pembelajaran. Pengenalan teks
prosedur, struktur generik, dan tujuan dari teks tersebut dipahami baru
kemudian ketrampilan menulis dikembangkan. Siklus 1 yang kurang
memuaskan hasilnya telah dapat ditebus di siklus 2 dengan
penggunaan teks otentik yang dipersiapakan oleh peserta didik sendiri.
Unsur kompetitif muncul pada siklus 2 sehingga dapat mempengaruhi
hasil secara signifikan. Artinya terjadi peningkatan yang cukup besar
di siklus 2. Adapun hasil dapat diringkas pada tabel 11 dibawah ini:
104
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
Penggunaan Teks Otentik
Tabel 11: Hasil Pelaksanaan Siklus 1 dan 2
Aspek
Ketrampilan
menulis teks
procedure
Pencapaian
siklus 1
Pencapaian
siklus 2
71,4%
82%
Pemahaman teks
procedure
75%
89,2%
Ketuntasan hasil
belajar
76,6%
89,3%
Keterangan
Terdapat peningkatan
10,4% pada siklus 2
(atau 11,4% indicator
siklus 1)
Terdapat peningkatan
14,2% pada siklus 2
Terdapat
peningkatan12,7%
pada siklus 2 (atau
19,3% indicator
siklus 1)
Dari tabel tersebut dapat dilihat peningkatan capaian setelah
pemanfaatan otentik teks secara penuh di siklus 2 (siklus 1 teks
otentik yang disiapkan guru kurang banyak). Sehingga hipotesis
tindakan yang berbunyi ”Jika Teks otentik digunakan dalam
pembelajaran teks prosedur, maka pemahaman dan ketrampilan
menulis teks procedure dapat meneingkat, menjadi kenyataan.
D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis pada bab IV PTK mengenai
penggunaan teks otentik untuk peningkatan pemahaman dan
ketrampilan menulis teks prosedur dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan teks otentik dalam pembelajaran materi teks
prosedur dapat digabungkan antara ketrampilan membaca dan
menulis. Dalam kegiatan pembelajaran, sumber belajar utama
adalah teks otentik yang ditemui di sekeliling peserta didik.
Dua tatap muka dalam dua siklus telah menunjukkan bahwa
penggunaan teks otentik untuk pembelajaran teks prosedur
efektif sebagai media, sumber, bahkan bahan ajar. Sehingga
dalam kegiatan eksplorasi, teks otentik ini sudah dapat
dipahami struktur generiknya, lalu pada tahap elaborasi peserta
didik dituntut untuk menuliskan teks otentiknya dan memberi
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
105
Asy’ari
pertanyaan sesuai struktur generiknya dan mendiskusikannya
dengan sejawatnya. Disini ada kebanggaan karena peserta
didik diberi kesempatan menilai kawannya dari teks dan
pertanyaan buatannya sendiri.
2. Dari hasil pengamatan, post test, dan tugas menulis teks
prosedur dapat disimpulkan bahwa penggunaan teks otentik
dapat meningkatkan pemahaman sekaligus ketrampilan
menulis. Ini dibuktikan dengan peningkatan prosentase siklus
2 dibanding siklus 1 yang cukup tinggi. aspek Ketrampilan
menulis teks procedure pada siklus 2 mencapai 82% Terdapat
peningkatan 10,4% pada siklus 2 (atau 11,4% indikator siklus
1), pemahaman teks procedure meningkat 14,2% (hasil siklus
2: 89,2%) dibanding siklus 1. Dan Yang lebih penting
ketuntasan hasilbelajar meningkat 12,7% sebesar 89,3%
dibandingkan siklus 1 sebesar 76,6%. Prosentase tersebut
adalah prosentase hasil nilai post test pemahaman dan nilai
produk berupa menulis teks prosedur.
BIBLIOGRAPHY
Ary, Donald. et al. 1979. Introduction to Research in Education.
USA: Holt, Rinehart, and Winston, Inc.
Azies, Furqonul. Chaedar dan Alwasilah. 1996. Pengajaran Bahasa
Komunikatif: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya
McAllister, Lawrence. W. 1994. An Activities based-Approach to the
Teaching of Speaking. Semarang: IKIP Semarang
Miles, B. Matthew and A, Michael Hubberman. 1992. Analisis Data
Kualitatif (Terjemahan oleh Thetjep Rohendi). Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Mills, Geofrey E.2000. Action Research: A guide for the Teacher
Researcher. Merril: an imprint Prentice Hall.
106
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
Penggunaan Teks Otentik
Parera, Jos Daniel. 1993. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
Titone, Renso., Danesi, Marcel. 1985. Applied Psycholinguistics: An
Introduction to the Psychology of Language Learning and
Teaching. Toronto: University of Toronto Press.
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-mediapembelajaran/)
Al Ta’dib, Volume 3 Nomor 2 Januari 2014
107
Download